22
Abstract I. PENDAHULUAN Ada beberapa jenis penyakit yang kadang-kadang dijumpai pada jaringan lunak mulut, seperti pada bibir, palatum dan lidah. Lesi dermal diklasifikasikan berdasarkan penampakan klinis seperti ulkus, vesikel maupun bulla. Penyakit ulseratif atau vesikulobulosa di dalam rongga mulut memiliki penampakan klinis yang hampir sama. Mukosa oral yang tipis menyebabkan vesikel dan bula mudah pecah sehingga terbentuk ulser. Keparahan ulser dipicu dengan adanya trauma (gigi dan makanan) dan infeksi sekunder oleh flora mulut. Faktor ini dapat menyebabkan lesi memiliki penampakan spesifik pada mukosa oral. Vesikel adalah suatu benjolan berisi cairan, berbatas jelas dalam epidermis yang kurang dari 1 cm diameternya. Cairan vesikel umumnya terdiri atas limfe atau serum, tetapi juga dapat berisi darah. Dinding epitel dari vesikel adalah tipis dan akhirnya akan pecah, karenanya trerjadi suatu ulkus atau scar. Vesikel adalah umum dalam infeksi-infeksi virus, seperti herpes simpleks, herpes zoster, cacar air dan cacar ( Bricker et all, 1994). Bulla adalah suatu vesikel yang diameternya lebih dari 1 cm. kondisi ini terjadi dari pengumpulan cairan dalam pertemuan epidermis-dermis atau celah pada epidermis. Bulla umumnya dijumpai pada pemfigus, pemfigoid, luka bakar dan epidermolisis bullosa.

makalah.vesikobulosa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vesikobulosa

Citation preview

Page 1: makalah.vesikobulosa

Abstract

I. PENDAHULUAN

Ada beberapa jenis penyakit yang kadang-kadang dijumpai pada jaringan lunak mulut,

seperti pada bibir, palatum dan lidah. Lesi dermal diklasifikasikan berdasarkan penampakan

klinis seperti ulkus, vesikel maupun bulla. Penyakit ulseratif atau vesikulobulosa di dalam

rongga mulut memiliki penampakan klinis yang hampir sama. Mukosa oral yang tipis

menyebabkan vesikel dan bula mudah pecah sehingga terbentuk ulser. Keparahan ulser

dipicu dengan adanya trauma (gigi dan makanan) dan infeksi sekunder oleh flora mulut.

Faktor ini dapat menyebabkan lesi memiliki penampakan spesifik pada mukosa oral.

Vesikel adalah suatu benjolan berisi cairan, berbatas jelas dalam epidermis yang kurang

dari 1 cm diameternya. Cairan vesikel umumnya terdiri atas limfe atau serum, tetapi juga

dapat berisi darah. Dinding epitel dari vesikel adalah tipis dan akhirnya akan pecah,

karenanya trerjadi suatu ulkus atau scar. Vesikel adalah umum dalam infeksi-infeksi virus,

seperti herpes simpleks, herpes zoster, cacar air dan cacar ( Bricker et all, 1994).

Bulla adalah suatu vesikel yang diameternya lebih dari 1 cm. kondisi ini terjadi dari

pengumpulan cairan dalam pertemuan epidermis-dermis atau celah pada epidermis. Bulla

umumnya dijumpai pada pemfigus, pemfigoid, luka bakar dan epidermolisis bullosa.

Ulkus adalah suatu luka terbuka dari kulit atau jaringan mukosa yang menperlihatkan

disintegritas dan nekrosis jaringan yang sedikit demi sedikit. Ulkus meluas melalui lapisan

basal dari epitel dan kedalam dermisnya, karena jaringan parut dapat mempengaruhi

penyembuhannya. Ulkus-ulkus dapat diakibatkan dari stomatitis apthosa atau infeksi oleh

virus seperti herpes simpleks, varicola (cacar) dan varicella zoster (cacar air dan shingles).

Ulkus-ulkus biasanaya sakit dan sering kali memerlukan terapi obat topical agar terapi

efektif.

Kelainan mukosa dapat didiagnosis dari brief history dan pemeriksaan klinis, namun

pendekatan ini tidak cukup sehingga menyebabkan kesalahan diagnosis dan pengobatan yang

tidak tepat. Brief history yang terperinci dapat memberikan banyak informasi sebagai

petunjuk dokter dalam pemeriksaan klinis. Untuk mempermudah diagnosis dilakukan

pemeriksaan berdasarkan pada panjang waktu lesi itu ada (lesi akut atau kronis), sejarah

masa lalu lesi yang serupa (primer atau reccurent) dan jumlah lesi (tunggal atau ganda).

Page 2: makalah.vesikobulosa

Sehingga diagnosis lesi oral membutuhkan pengetahuan dermatologi dasar karena banyak

kelainan yang terjadi pada mukosa oral dan juga mempengaruhi kulit.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Lesi vesikobulosa merupakan lesi yang berisi cairan jernih dan terdapat pada lapisan

epitel yang muda, ruptur dan menimbulkan ulcer. Lesi vesikobulosa pada rongga mulut

kebanyakan menunjukkan gambaran yang hampir sama, sehingga sulit dibedakan.

Etiologi dan Patofisiologi Lesi Vesikobulosa pada Rongga Mulut yang Disebabkan Virus

1. Herpes Zoster

Etiologi dari penyakit ini adalah virus varicella zoster. Gambaran Klinis dari herpes

zoster terdapat lesi vaskuler yang ulcerative vaskuler dan sangat nyeri. Umumnya mengenai

bibir, lidah, dan mukosa pipi. Tampak adanya lesi melepuh vesikuler dan pustuler (vesikel

kecil dan berisi nanah) unilateral yg timbul setelah 1-3 hari.

(Greenberg dan Glick, 2003)

Gejala-gejala dari herpes jenis ini adalah pada 3-4 hari sebelum timbulnya herpes zoster,

penderita merasa tidak enak badan, menggigil, demam, mual, diare atau sulit berkemih.

Terkadang penderita merasakan nyeri, kesemutan atau gatal di kulit yang terkena.Gejala lain,

muncul sekumpulan lepuhan kecil berisi cairan dikelilingi oleh daerah kemerahan. Lepuhan

ini hanya terbatas pada daerah kulit yang dipersarafi oleh saraf yang terkena. Lepuhan paling

sering muncul di batang tubuh dan biasanya hanya mengenai satu sisi (kanan saja atau kiri

saja).Daerah yang terkena biasanya peka terhadap berbagai rangsangan (termasuk sentuhan

yang sangat ringan) dan bisa terasa sangat nyeri.

(Greenberg dan Glick, 2003)

Infeksi awal virus varicella-zoster (yang bisa berupa cacar air) berakhir dengan masuknya

virus kedalam ganglia (badan saraf) pada saraf spinalis maupun saraf kranialis dan virus

menetap disana dalam keadaan tidak aktif. Herpes zoster tejadi jika virus kembali aktif.

Kadang pengaktivan kembali virus ini terjadi jika terdapat gangguan pada system kekebalan

akibat suatu penyakit (misalnya karena AIDS atau penyakit Hodgkin) atau obat-obatan yang

mempengaruhi sistem kekebalan.

(Greenberg dan Glick, 2003)

Page 3: makalah.vesikobulosa

2. GHP (Gingivostomatitis Herpetika Primer)

Etiologi Gingivostomatitis herpetika primer merupakan infeksi HSV tipe 1 pada rongga

mulut. Gingivostomatitis Herpetika Primer lebih banyak terjadi pada anak dan remaja.

Gingivostomatitis herpetika primer adalah suatu penyakit yang ditandai dengan lesi ulserasi

pada lidah, bibir, mukosa gingiva, palatum durum dan molle.

(Greenberg dan Glick, 2003)

Gambaran klinis pada intraoral terdapat gingivitis, lesi vesikula ( kemudian pecah dan

terjadi ulserasi) pada mukosa oral, lidah dan bibir. Tepi gusi yang berwarna merah padam

dan edema mudah terjadi pendarahan disertai rasa demam, anoreksia, limfadenopati dan

sakit kepala.

(Greenberg dan Glick, 2003)

GHP memiliki periode inkubasi hingga 2 minggu. Fase prodromal ditandai malaise dan

kelelahan, sakit otot dan kadang sakit tenggorokan. Pada tahap awal nodus limfe

submandibular sering membesar dan sakit. Fase prodromal ini berlangsung 1-2 hari dan

diikuti dengan timbulnya lesi oral dan kadang sirkumoral. Vesikula kecil berdinding tipis

dikelilingi dasar eritematous yang cenderung berkelompok timbul pada mukosa oral.Vesikula

kemudian pecah dengan cepat dan menimbulkan ulser bulat dangkal.Ulser dapat terjadi pada

semua bagian mukosa mulut.

(Greenberg dan Glick, 2003)

3. Herpangina

Herpangina adalah penyakit yang etiologinya adalah virus coxsackie virus( the A-16

coxsackie virus). Gambaran klinis dari herpangina adalah adanya vesikel berpapil abu-abu

muda yang pecah membentuk ulkus-ulkus yang dangkal, besar, dan multipel. Lesi ini

mempunyai tepi erithematous dan berbatas pada pilar-pilar anterior, palatum lunak, uvula,

dan tonsil.

(Greenberg dan Glick, 2003)

Herpangina ditandai dengan serangan tiba-tiba, berupa demam, sakit tenggorokan disertai

lesi ada faring berukuran 1 – 2 mm berbentuk papulovesikuler berwarna abu-abu dengan

dasar eritematus dan berkembang secara perlahan menjadi lesi yang sedikit lebih besar. Lesi

Page 4: makalah.vesikobulosa

ini yang biasanya muncul pada dinding anterior faucium dari tonsil, palatum molle, uvula

dan tonsilnya sendiri, muncul sekitar 4 – 6 hari sesudah mulai sakit.

(Greenberg dan Glick, 2008)

4. Hand Foot and Mouth Disease

Menyerang anak umur di bawah 10 tahun, mengalami demam ringan dan mulut terasa

sakit.75-100% pasien mengalami ruam pada kulitnya, terutama pada tangan dan kaki. Ruam

ini muncul dan berwarna merah berbentuk makula kemudian menjadi vesikula. Pasien

mengalami rasa sakit pada mulut and tenggorokannya. Lesi bermula dari macula

erithematous kemudian menjadi vesikel dan pecah menjadi ulser. Lesi berlokasi di lidah,

palatum keras dan lunak, mukosa bukal, dan di permukaan mukosa yang lain.

5. Infeksi Mononucleosis Like Diseases

Etiologi dari penyakit ini adalah adanya infeksi dari virus cytomegalovirus (CMV) yang

merupakan β-herpesvirus. Infeksi primer biasanya bersifat asimtomatis. Infeksi akan

bermanifestasi pada pasien yang mempunyai gejala imunocompromise yang mendapatkan

donor organ dari orang yang terkena HIV.

Infeksi CMV ditandai dengan adanya ulcer nekrosis tunggal dan kadang – kadang

bersifat multipel. Lesi biasanya terasa sangat sakit dan dapat bertahan mulai dari hitungan

minggu sampai hitungan bulan.Virus ini juga diduga merupakan etiopatogenesis dari

vasculopathi dan thrombosis.

6. Necrotizing Ulcerative Gingivitis and Periodontitis

Penyakit ini tidak terlalu sering dihubungkan dengan demam dan malaise,

limphadenopati submandibular jarang terlihat. Demam yang terjadi bersifat fluktuatif,

disertai anemia, kadar leukosit yang tinggi, kekurangan tenaga, dan penyakit sistemik seperti

campak.

PASIEN DENGAN ULCER ORAL YANG BERKELANJUTAN

1. Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS)

Terdapat lesi di mukosa oral dan diawali dengan rasa seperti terbakar 2-48 jam sebelum

ulcer itu muncul. Pada periode awal ini berkembang erithema, papula berbentuk bulat kecil

Page 5: makalah.vesikobulosa

putih, dan akan bertambah besar. Lesi bulat, simetris, dan dangkal. Banyak terdapat di

mukosa bukal dan labial. Jarang terdapat lesi di palatum dan gingival. Pada RAS yang jinak

lesi berukuran 0,3-1 cm, dan sembuh dalam waktu 1 minggu. Tetapi pada pasien yang

menderita RAS parah , diameter lesinya lebih dr 1cm. Lesinya disebut dengan lesinya mayor

apthous ulser. Ulser ini menimbulkan rasa sakit yang amat sangat pada waktu makan dan

bicara.

2. Behcet Disease

Munculnya ulser yang berulang terjadi pada 90% pasien, lesi nya sulit dibedakan dari lesi

RAS. Lesi ini mungkin muncul di manapun di mukosa oral dan mukosa pharyngeal.

3. Pemfigus

Terdapat lesi tipis yang menyebar di kulit normal atau mukosa. Jika kita memerikan

tekanan, akan menghasilkan bentukan lesi yang baru, yang sering disebut nikolsi sign. Selain

itu, beberapa pasien sering mengeluhkan acute fulminating disesase. Biasanya beberapa

mukosa dan permukaaan kulit. Pasien dengan lesi pemfigus pada oral bisanya juga

mengalami lesi pada esophagus.

Pada rongga mulut, lesi dimulai dengan bulla yang tidak terinflamasi, klinisi sering

menemukan bentuk ulser yang dangkal dan tidak teratur karena bulla yang sering pecah.

Biasanya lesi dimulai dalam mukosa bukal, selain itu palatum dan gingival merupakan lokasi

lain tempat terjadinya lesi ini.

4. Paraneoplastik Pemfigus (PNPP)

Jenis pemifigus ini berhubungan dengan lesi neoplasma, seperti non-Hodgkin’s

lymphoma, chronic lymphocytic leukemia, atau thymoma. Pasien dengan lesi ini biasanya

mengeluhkan gejala erosi permukaan mukosa dan kulit. Lesi oral merupakan manifestasi

yang sering ditemukan, biasanya lesi ini meluas dan bersifat nyeri tekan, mengalami gejala

inflamasi, nekrosis, dengan permukaan erosi menutupi bibir,lidah, dan palatum lunak.

5. Pemfigus Vegetans

Page 6: makalah.vesikobulosa

Pemfigus vegetans merupakan variasi benigna dari pemfigus vulgaris. Terdapat dua jenis,

yakni jenis Neumann dan hallopeau. Neumann memiliki cirri-ciri seperti pemfigus vulgaris ,

dengan area yang relative besar dan denided. Area ini jika mengalami penyembuhan, akan

memebentuk jaringan granulasi hiperplastik. Jenis Hallopeau lebih sedikit agresive, pustule,

jenis pustule ini biasanya diikuti vegetasi hiperkeratosis verukosa.

Lesi oral merupakan salah satu bentuk pemfigus vegetans dan merupakan tanda awal

penyakit. Lesi gingival berulserasi dengan dasar yang merah, dan permukaan purulent.

6. Mucus Membrane Pemphigoid (MMP)

MMP merupakan penyakit kronis autoimun subepithelial yang menyerang pasien di atas

50 tahun, yang sering tampak ulserasi, dan subsequent scaring. Lesi subepithelial sering

melibatkan permukaan mukosa, terutama mukosa oral. Lesi oral terjadi pada 90% dengan

MMP. Deskuamasi gingivitis merupakan manifestasi yang sering tampak warna merah muda.

Lesi biasanya tampak vesikel dari gingival atau permukaan mukosa yang lain, tapi lesi ini

tampak permukaan erosi yang non-spesifik. Erosi tampak lebih kecil dibanding lesi pemfigus

yang biasanya serta bersifat self-limiting.

7. Chronis Bullous Disease

CDBC merupakan blistering subepitelial yang menyerang anak-anak di bawah usia 5

tahun. Lesi ini ditandai dengan deposisi IgA pada membran dasar, yang terdeteksi dengan

DIF pada permukaan epidermal mukosa.

L esi

Zona jaringan yang fungsinya terganggu akibat penyakit dan trauma

Keadaan jaringan yang abnormal pada tubuh. Hal ini dapat terjadi karena proses

beberapa penyakit seperti trauma fisik, kimiawi, dan elektris, infeksi, masalah

metabolisme, dan autoimun.

Reaksi peradangan daerah sub.epitel yang akhirnya menimbulkan luka pad sub

mukosa

Page 7: makalah.vesikobulosa

Keadaan jaringan yang abnormal pada tubuh karena proses trauma atau infeksi,

masalah metabolisme dan autoimun ( berkaitan erat dengan alergi, faktor tertentu di

dalam jaringan tubuh mengembangkan sifat2 autogenik)

Ulkus

Ulkus merupakan lesi yang terbentuk oleh kerusakan lokal dari seluruh epidermis dan

sebagian atau seluruh korium di bawahnya.

Coated Tongue

Lidah memiliki lapisan alami dikarenakan pengelupasan sel permukaan epitel. Namun

kegagalan sel untuk mengelupas dapat menyebabkan lapisan permukaan yang dapat

menghasilkan tampilan putih atau berwarna di lidah. Coated tongue biasanya sering

ditemukan pada pasien dengan penyakit demam atau pasien dengan diet lunak. Lapisan pada

lidah dapat bervariasi dalam warna. Mulai dari oranye, putih sampai coklat, tergantung pada

faktor-faktor eksternal seperti merokok atau kebiasaan minum teh / minum kopi. Xerostomia

juga dapat berdisposisi pada lapisan lidah.

Halitosis

Merupakan bau tak sedap yang berasal dari mulut. Sebagian besar bakteri di rongga mulut

menghasilkan senyawa volatile sulfur, seperti methyl mercaptan, hydrogen sulfide, rantai

asam lemak seperti butyric, propionic, valeric acid, dll yang terbukti dapat menghasilkan

bau tak sedap tersebut.

III. PERMASALAHAN

Seorang wanita pekerja salon (20), datang ke klinik Oral Medicine dengan keluhan rasa

sakit di mulut yang meluas ke depan sampai ke pipi dan sudut mulut kanan sehingga

mengganggu penampilan dan pengunyahan. Satu bulan yang lalu pasien menderita demam

dan batuk karena sakit tenggorokan. Tiga hari yang lalu ia merasa capek, lemah, tidak enak

badan, demam dan sakit kepala serta otot-ototnya terasa sakit, kemudian muncul rasa sakit

mulut yang dikeluhkan sekarang.

Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini, tetapi sering sariawan. Pemeriksaan

Page 8: makalah.vesikobulosa

vital signs :

Tensi120/80 mmHg

Pernapasan 20x/menit

Nadi 100x/menit

Suhu 38,50C

Pada pemeriksaan ekstra oral; muka simetris, pada sudut bibir kanan terdapat lesi

vesikuler dan ulkus. Limfonodi submandibular kanan teraba lunak dan nyeri tekan. Intra oral

terdapat area ulseratif yang eritematous dan sakit pada mukosa buccal, sedangkan pada

gingiva regio 16-17 tampak edematous dan eritematous serta muda berdarah. Lidah coated

dengan indeks CT (Coated Tongue) 60%, hipersalivasi dan halitosis positif. Tidak ada lesi di

palatum molle dan tenggorokan maupun di bagian tubuh yang lain.

IV. DISKUSI

Pemeriksaan Subyektif

Keluhan Utama (CC) : keluhan rasa sakit di mulut yang meluas ke depan sampai ke pipi

dan sudut mulut kanan sehingga mengganggu penampilan dan pengunyahan.Keadaan

sakit sekarang (PI): rasa sakit mulut yang meluas ke depan sampai ke pipi.

Riwayat kesehatan gigi (PDH) : sering sariawan

Riwayat kesehatan umum (PMH) : demam, batuk (sakit tenggorokan), capek, lemah,

tidak enak badan, sakit kepala, otot-otot terasa sakit.

Riwayat kesehatan keluarga (FH) : tidak ada

Pemeriksaan Obyektif

a. Vital Sign

- Tensi120/80 mmHg

- Pernapasan 20 kali /menit

- Nadi 100 kali/menit

- Suhu 38,50C

b. Pemeriksaan Ekstraoral :

- Muka simetris

- Sudut bibir kanan terdapat lesi vesikuler dan ulkus

Page 9: makalah.vesikobulosa

- Limfonodi submandibular kanan teraba lunak dan nyeri tekan.

c. Pemeriksaan Intraoral:

- Area ulseratif yang eritematous dan sakit pada mukosa buccal

- Ginggiva regio 16-17 tampak edematous dan eritematous serta muda berdarah.

- Hipersalivasi

- Halitosis positif

- Tidak ada lesi di palatum mole dan tenggorokan serta bagian tubuh yang lain.

Berdasarkan hasil pemeriksaan subyektif dan obyektif, didapatkan tanda spesifik pada

pasien yang dapat mengarahkan pada diagnosis banding yaitu adanya lesi vasikuler dan ulkus

pada sudut bibir. Tanda ini mengarahkan pada beberapa penyakit vesikobulosa. Penyakit

vesikobulosa dapat disebabkan karena agen infeksius berupa bakteri atau virus, serta dapat

disebabkan oleh reaksi alergi (autoimun). Setiap penyakit memiliki gejala prodormal yang

hampir sama satu sama lain. Untuk dapat mendiagnosis secara tepat, seorang dokter harus

paham mengenai tanda gejala dan ciri-ciri lesi vesikobulosa yang spesifik dari masing-

masing penyakit.

Berikut ini adalah beberapa diagnosis banding yang dapat disimpulkan dari hasil

pemeriksaan subyektif dan obyektif kasus di atas :

Gingivostomatitis Primer (Primary Herpes Ginggivostomatitis)

Sebagian besar kasus infeksi HSV 1 primer terjadi pada anak-anak dan remaja. Dokter

gigi seringkali merupakan dokter pertama yang menerima keluhan karena gejala klinisnya,

sehingga penting bagi dokter gigi dapat mengenali kondisi ini.

Etiologi dan Patogenesis

Gingivostomatitis primer merupakan manifestasi awal dari infeksi virus HSV. Virus ini

menyebar melalui kontak langsung dengan lendir yang terinfeksi atau air liur, biasanya

melalui berciuman atau berbagi peralatan makan.

Diawali dengan gejala prodormal berupa demam 1-3 hari, kehilangan nafsu makan,

malaise, myalgia, dan disertai pula oleh rasa sakit kepala dan pusing, Serta rasa nyeri pada

rongga mulut. Pasien sebaiknya di opname untuk menjalani proses hidrasi. Waktu

Page 10: makalah.vesikobulosa

penyembuhan biasanya 10-14 hari( tipe untuk penyakit yang disebabkan virus). Periode

inkubasi hingga 2 minggu.

Fase prodromal ditandai malaise dan kelelahan, sakit otot dan kadang sakit tenggorokan.

Pada tahap awal nodus limfe submandibular sering membesar dan sakit. Fase prodromal ini

berlangsung 1-2 hari dan diikuti dengan timbulnya lesi oral dan kadang sirkumoral. Vesikula

kecil berdinding tipis dikelilingi dasar yang eritematous dan cenderung berkelompok timbul

pada mukosa oral (mukosa berkeratinisasi seoerti pada palatum keras, gingival cekat, dan

dorsum lidah, juga terdapat pada mukosa yang tidak berkeratin pada mukosa bukal dan

labial, ventral lidah, dan pada palatum lunak). Vesikula kemudian pecah dengan cepat dan

menimbulkan ulser bulat dangkal yang berukuran 1-5 mm. Ulser dapat terjadi pada semua

bagian mukosa mulut.

Dengan berkembangnya penyakit, beberapa lesi bersatu membentuk lesi ireguler yang

lebih besar. Lesi ini disertai simptom demam, anoreksia, limfadenopati dan sakit kepala.

Gingiva akan berwarna merah menyala (redness), swelling, redness dan mudah berdarah

berefek pada tepi dan papila gingiva sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman serta rongga

mulut akan terasa sangat nyeri, dan sulit untuk makan. Biasanya disertai pula adanya white

coated tongue. Tanda dan gejala ini akan meningkat selama 1-2 minggu pertama, kemudian

akan menghilang di minggu ketiga seiring terbentuknya antibodi terhadap virus ini.

Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan leukositosis atau neutropenia yang berhubungan

dengan infeksi virus.

Kultur HSV dan scraping dapat membantu menegakkan diagnosis virus. Scraping dapat

diproses secara immunofluorescent, atau pengecatan sitologis untuk melihat pathognomonic

pseudogiant cells. Antibody terhadap HSV dalam darah menunjukkan peningkatan tinggi

sekitar 4x atau lebih.

Managemen dan perawatan

Tidak ada obat yang dapat mencegah virus bermigrasi pada ganglion setelah infeksi

primer. Namun ancyclovir merupakan obat yang paling poten untuk mencegah keparahan

yang berakibat ensepalitis, terutama pada orang yang immunocompromise. Dan akan

mempercepat penyembuhan pada fase awal penyakit. Istirahat dan memperbanyak intake

cairan serta mengkonsumsi antipiretik dapat menurunkan demam akibat infeksi. Ketika

Page 11: makalah.vesikobulosa

vesikel sudah muncul, pasien diharapkan tidak menyentuh vesikel untuk mencegah

penyebaran virus pada bagian lain.

Varicella Zoster Virus Infection

Herpes zoster adalah penyakit lokal yang terjadi terutama pada orang dewasa yang khas

ditandai oleh adanya nyeri radikuler yang unilateral serta adanya erupsi vesikuler yang

terbatas pada dermatom yang diinervasi oleh serabut saraf spinal maupun ganglion serabut

saraf sensoris dari nervus cranialis. Insidensi dari Herpes Zoster Infection akan meningkat sesuai

dengan umur dan derajat immunosupresi (Greenberg dan Glick, 2003).

Etiologi & Patogenesis

Infeksi virus ini menyebabkan varicella (chicken pox). Sama dengan virus herpes yang

lain, virus ini bersifat laten seringkali ditemui di akar dorsal ganglia di saraf cranial. Tidak

jarang herpes zoster ditemui pada pasien yang menjalani kemoterapi kanker, dan pasien

dengan terapi obat imunosupresan yang kronik dan pasien penderita HIV. Virus ini bersifat

sitopatik pada sel epitel di kulit dan mukosa menyebabkan adanya lesi dan luka.

Transmisinya melalui rute respiratori. Dengan masa inkubasi 2-3 minggu.

Herpes zoster muncul pada salah satu cabang nervus trigeminal pada 18-20% kasus,

tetapi paling sering terjadi pada cabang nervus opthalmikus. Herpes zoster yang muncul pada

nervus cabang kedua dan ketiga trigeminal mempunyai karakteristik terjadi lesi pada fasial

dan intraoral .

(Greenberg dan Glick, 2003)

Lesi yang mengenai cabang maksilaris menyebabkan timbulnya lesi pada palatum keras,

dan lunak serta vestibulum rahang atas. Lesi pada cabang mandibula menyebabkan

terbentuknya lesi dagu sampai verteks. Pada mulut, lesi mengenai pipi, vestibulum rahang

bawah dan lidah. Pada mulut, vesikel pecah dengan cepat membentuk ulser. Perubahan

sitologi pada vesikel atau ulser mirip dengan infeksi virus herpes simpleks .

(Gayford dan Haskell,1990)

Herpes zoster biasanya berupa vesikel unilateral dan terasa sakit. Herpes ini juga

mempengaruhi saraf-saraf motorik. Komplikasi yang sering terjadi ketika menderita herpes

zoster adalah postherpetic neuralgia, yang ditandai dengan rasa sakit yang kambuh lebih dari

Page 12: makalah.vesikobulosa

1 bulan setelah lesi mukokutaneus sembuh. Insidensi terjadinya post herpetic neuralgia

adalah 12-14%, tetapi resiko meningkat secara signifikan setelah umur 60 tahun, seiring

dengan menurunnya imunitas seseorang. Imunosupresi tidak meninkatkan resiko post

herpetic neuralgia.

(Greenberg dan Glick, 2003)

Manifestasi Klinis

VZV primer ini terjadi dalam 2 dekade pertama kehidupan. Diawali dengan munculnya

demam, malaise, pruritik, ruam yang berbentuk makulopapular, diikuti dengan adanya

vesikel yang berbentuk seperti titik embun. Bentuk vesikel berawan, pustula , scab dan

seperti terbakar. Lesi dimulai dari leher pada wajah dan kemudian menyebar. Lesi kulit

secara klinis dan patologis mirip dengan cacar air.

(Gayford dan Haskell,1990)

Komplikasinya antara lain, pneumonia, myokarditis, dan hepatitis. HZI pada kulit

menyerang orang dewasa dan rasa sakitnya seperti terbakar dan tajam. Jarang dijumpai

demam pada limphadenopathy. 2-4 hari kemudian diikuti dengan munculnya vesikel pola

zoster yang berbentuk unilateral, linear. Lesi sembuh dalam 2-4 minggu dengan

meninggalkan jaringan parut dan hiperpigmentasi.

Faktor predisposisinya antara lain, usia tua, rasa sakit prodromal, dan beberapa penyakit

klinis yang terjadi selama fase ruam akut. Penurunan imun pasien semakin bertambah parah

dengan ditandai munculnya atipik, bilateral, dan multiple dermatomes. Retinitis,

pneumonitis, enchepalitis adalah beberapa bentuk komplikasinya.

Pemeriksaan Oral

VZV primer muncul dengan ditandai adanya ulser akut minor. Keterlibatan nervus V

menyebabkan adanya rasa sakit prodormonal, seperti terbakar, melunak, dan biasa terjadi

pada palatum di satu sisi.. Beberapa hari kemudian diikuti oleh rasa sakit ulcer yang

berbentuk kluster ukuran 1-5 mm berupa vesikel yang muda pecah, pada palatum durum,

mukosa bukal, dan daerah distribusi di satu sisi. Ulcer akan sembuh dalam waktu10-14 hari.

Setiap lesi oral dari herpes zoster menyerupai lesi yang terjadi pada penderita infeksi

herpes simpleks. Diagnosisnya biasanya dapat diambil dari pengelaman rasa sakitnya, sifat

unilateralnya, dan distribusi dari lesi tersebut. Herpes Zoster dapat dibedakan dengan lesi

Page 13: makalah.vesikobulosa

multipel akut pada mulut, yang dimana biasanya terjadi bilateral dan tidak disertai dengan

rasa sakit.

(Greenberg dan Glick, 2003).

Herpangina

Herpangina berasal dari kata herpes yang berarti “vesicular eruption” dan angina yang

berarti inflamasi pada tenggorokan. Herpangina merupakan penyakit infeksi yang disebabkan

oleh Coxsackie Virus.

Manifestasi Klinis

Diderita anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun. Penderita mengalami demam, sakit

kepala, sakit otot, kira-kira selama 1-3 hari.

Manifestasi Oral

Gejala yang dirasakan penderita adalah sakit tenggorokan dan nyeri pada waktu menelan.

Terdapat erithema di oropharing, palatum lunak, dan tonsil. Muncul vesikel kecil yang pecah

menjadi ulcer 2-4 mm yang persisten selama 5-10 hari. Faringitis Limfonodular merupakan

salah satu variasinya. Ulkus pada rongga mulut bagian posterior merupakan tanda yang khas

pada herpangina. Ginggiva yang berwarna kemerahan dn nyeri merupakan karakteristik dari

infeksi HSV primer dan tidak biasa ditemukan pada infeksi Coxsackie Virus.

Berdasarkan hasil pemeriksaan subyektif dan obyektif pasien serta pendekatan teori di

atas, dapat disimpulkan bahwa diagnosis kerja kasus yang dialami pasien adalah Primary

Herpes Ginggivostomatitis. Gingivostomatitis primer merupakan manifestasi awal dari

infeksi virus HSV. Virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan lendir yang terinfeksi

atau air liur, biasanya melalui berciuman atau berbagi peralatan makan. Mengingat pasien

adalah seorang wanita berusia 20 tahun yang berprofesi sebagai pegawai salon, dimana

kemungkinan untuk terinfeksi virus HSV sangat besar.

V. MAPPING CONCEPT

VI. KESIMPULAN

Page 14: makalah.vesikobulosa

Lesi vesikobulosa merupakan lesi yang berisi cairan jernih dan terdapat pada lapisan

epitel yang muda, ruptur dan menimbulkan ulcer. Gingivostomatitis primer merupakan

manifestasi awal dari infeksi virus HSV. Virus ini menyebar melalui kontak langsung

dengan lendir yang terinfeksi atau air liur.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Ajar AH, Chavin PJ. Acute Herpetic Gingivostomatitis in Adults: A Review of 13

Cases,including Diagnosis and Management. J Can Dent Assoc 2005; 68(4): 247-51.

Bricker S.L., Langlais R.P.,Miller, C.S., 1994, Oral Diagnosis, Oral Medicine, and

Treatment Planning, 2nd edition, Lea & Febiger a Waverly Company, USA.

Field A., Longman T., 2004, Tyldesley’s oral medicine, 5th ed, New York, Oxford.

Greenberg, Martin S., ett all., 2008, Burket’s Oral Medicine, Eleventh Edition, BC Decker

Inc, Hamilton.

Greenberg,M.S. dan M. Glick. 2003. Burket’s Oral Medicine, Diagnosis and Treatment,10th

Edition. BC Decker Inc. Ontario.

Gayford,J.J. dan R.Haskell. 1990. Clinical Oral Medicine, 2nd Edition. EGC, Jakarta.

Langlais, Robert P and Craig S. Miller., 1998, Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut Yang

Lazim, Hipokrates, Jakarta .

Raborn GW, Grace M. Herpes Simplex Type 1 Orofacial Infections. Herpes. 2009 18:6(1): 1-

8.