Upload
frahmady
View
182
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
makalh tanggapan mahasiswa terhadap kurikulum 2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim, pertama-tama Puji Serta Syukur penulis panjatkan kapada Allah
SWT., karena atas Rahmat dan Ridlo-Nya juga nikmat iman, nikmat sehat, nikmat umur, dan
nikmat ukhuwah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang tanggapan mahasiswa terhadap
kurikulum 2013. Penulisan makalah ini dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi dalam upaya memnuhi salah satu tugas pada mata kuliah yang diampu oleh bapak Asep
Erna Gunawan, SPd I.
Adapun isi makalah ini berisi tentang pernyataan pernyataan publik terhadap rencana pemerintah
yang akan segera meluncurkan kurikulum 2013. Banyak yang setuju dengan penyelenggaraan
kurikulum 2013. Namun tidak sedikit juga yang merasa tidak siap dengan kurikulum 2013.
Dikarenakan masa sosialisai yang singkat juga dengan tidak meratanya tenaga profesioanal guru
di setiap wilayah.
Menilai hal tersebut maka saya selaku penyusun mengutip beberapa kutipan yang saya tuangkan
dalam makalah ini, untuk memeperkuat isi dari pada makalah ini. Diantara kutipan kutipan
tersebut secara garis besar banyak yang tidak setuju dengan adanya kurikulum 2013, yang
dianggap terlalu idealis. Terlalu banyak rumpun pelajaran yang berbeda dijadikan menjadi satu
rumpun. Seperti sains dan sosial di masukan kedalam bahasa indonesia.
Maka dari itu penulis sengaja memilih judul pro kontra kurikulum 2013 ini agar menjadi
pertimbangan, bagi para pembaca juga bagi penulis. Haruskah kurikulum 2013 dilanjutkan atau
tidak.
Demikian yang penulis dapat sampaikan, penulis sadar masih terlalu banyak kesalahan dan
kekurangan penulis dalam menyusun makalah ini. Maka dari penulis meminta maaf yang sebesar
besarnya.
Majalaya, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTA
R……………………………………………………………………………
……
i
DAFTAR
IS
I………………………………………………………………………………
…………..
ii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………
………………………
1
1.1 Latar Belakang Masalah
………………………………………………………
1
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………..
1
1.3 Tujuan
Penulisan…………………………………………………………………
2
1.4 Metode
Penulisan………………………………………………………………
2
1.5 Sistematika
Penulisan………………………………………………………….
2
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………
……………………….
3
1. Pengertian
Kurikulum………………………………………………………………
3
1.1. Secara Etimologi….
………………………………………………………………
3
1.2. Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli………………………….. 3
2. Dari Ktsp Menjadi Kurikulum
2013…………………………………………
4
3. Hubungan Kurikulum 2013 Dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(2004)
………………………………………………………………………………
……………
5
4. Plus Minus Kurikulum
2013……………………………………………………….
5
5. Pro Kontra Terhadap Kurikulum
2013………………………………………
8
6. Rancangan Kurikulum 2013 Menuai Protes……………………………. 1
0
7. Tanggapan
Mahasiswa…………………………………………………………….
1
2
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………
…………………………..
1
3
1.
KESIMPULAN………………………………………………………………
……………….
1
3
2.
SARAN………………………………………………………………………
………………..
1
3
3. DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………
……
1
5
BAB 1
PENDAULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2013, yang rencananya diterapkan mulai tahun ajaran
2013/2014, masih menimbulkan Pro Dan Kontra di kalangan praktisi
pendidikan. Pihak yang mendukung kurikulum baru menyatakan,
Kurikulum 2013 memadatkan pelajaran sehingga tidak membebani
siswa, lebih fokus pada tantangan masa depan bangsa, dan tidak
memberatkan guru dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan.
Pihak yang kontra menyatakan, Kurikulum 2013 justru kurang fokus
karena menggabungkan mata pelajaran IPA dengan Bahasa
Indonesia di sekolah dasar. Ini terlalu ideal karena tidak
mempertimbangkan kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba
dulu di sejumlah sekolah sebelum diterapkan.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari
melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana
amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati. Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan
pada upaya meningkatkan capaian pendidikan melalui pembelajaran
siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas pembelajaran melalui
kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru;
serta lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Sudahkah kurikulum 2013 diuji cobakan?
1.2.2 Bagaimana tingkat efektivitas kurikulum 2013?
1.2.3 Bagaimana opini public terhadap kurikulum 2013?
1.2.4 Apakah kurikulum 2013 lebih baik dari kurikulum sebelumnya?
1.2.5 Apakah perubahan kurikulum membawa dampak positive bagi
siswa?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan
beberapa uraian dari tujuan penulisan makalah ini, diantaranya:
1.3.1 Untuk mengetahui kebenaran uji coba kurikulum 2013
1.3.2 Untuk mengetahui tingkat efektivitas kurikulum 2013
1.3.3 Untuk mengtahui opini public terhadap kurikulum 2013
1.3.4 Untuk mengtahui kebaikan dan kelebihan kurikulum 2013 dari
kurikulum sebelumnya
1.3.5 Untuk mengetahui dampak positive dari perubahan kurikum bagi
siswa
1.4 Metode Penulisan
1.4.1 metode penulisan yang digunakan penulis dalam penyusunan
makalah ini adalah literature/ kepustakaan
1.4.2 makalah ini menggunakan studi kepustakaan yang bersumber dari
berbagai media buku maupun media cetak/elektronik yang sesuai
dengan materi yang akan dibahas.
1.5 Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika penulisan yang meliputi :
Bab 1 pendahuluan menyajikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan Bab II pembahasan menyajikan pengertian kurikulum,
sekilas tentang kurikulum 2013, pro kontra kurikulum 2013,
tanggapan public dan mahasiswa terhadap kurikulum 2013. Bab III
Penutup berisi kesimpulan, saran,daftar pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KURIKULUM
1.1. Secara Etimologi
Secara Etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu
carier yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu.
Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman
Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan
manhaj yang berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai
bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-
dirasah) dalam qamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan
dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam
mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.1[1][1]
1.2. Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli
Setelah kami memaparkan pengertian kurikulum secara etimologi.
Maka kami menerangkan secara terminologi atau biasa disebut
dengan pengertian secara istilah. Pengertian Kurikulum menurut
para ahli inilah pengertian kurikulum secara Terminologi.
Sebenarnya sangat banyak sekali para ahli pendidikan yang
mendifinisikan tetntang kurikulum. Namun kami hanya memaparkan
beberapa saja, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata
pelajaran yang disusun secara sistematis untuk
menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.
1
(Crow and Crow)2[2][2]
b. Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau
urutan subjek yang dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi
dalam pelajaran mayor, misalnya
c. kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter
V. Good dalam Oliva, 191:6)
d. Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah
bimbingan guru ( Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell
dalam Oliva, 1991:6)
e. Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk
memperbaiki seperangkat pembelajaran untuk seseorang
agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M. Alexander,
and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6)
2. DARI KTSP MENJADI KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013 adalah sistem kurikulum terbaru yang dicanangkan
oleh pemerintah, yang akan diberlakukan mulai tahun ajaran baru
tahun 2013-2014. Rencana perubahan tersebut masih
membingungkan banyak kalangan dan masih menjadi perdebatan
bagi para ahli penyusun kurikulum baru tersebut. Dikarenakan
Kurikulum 2013 megabungkan setiap mata pelajaran ke dalam
rumpun-rumpun artinya jumlah mata pelajaran kini dipadatkan.
Sehingga siswa hanya belajar empat rumpun pelajaran namun jam
pelajaran bertambah dari 26 jam menjadi 30 jam per minggu.
Misalnya pelajaran IPA dan IPS yang seolah "hilang" sebagai mata
pelajaran.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh,
kedua mata pelajaran itu tidak dihilangkan, tetapi menjadi obyek
pembelajaran dalam tematik integratif. Artinya, kedua bidang itu
tidak menjadi mata pelajaran tersendiri, tetapi bergabung ke dalam
2
mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Penggabungan IPA dan IPS ke balam Bahasa Indonesia. Bagi
banyak pihak, langkah penggabungan ini justru membingungkan.
Mengapa bukan sebaliknya, materi Bahasa Indonesia masuk ke
mata pelajaran IPA dan IPS atau semua mata pelajaran. Bahasa
Indonesia justru akan lebih fleksibel untuk diintegrasikan ke dalam
tema apa pun. Bisa jadi karena alasan nasionalisme dan tidak
mungkin Bahasa Indonesia digabungkan ke mata pelajaran lain
karena akan bertentangan dengan Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional. Dalam aturan perundang-undangan itu
disebutkan bahwa Bahasa Indonesia harus berdiri sebagai mata
pelajaran tersendiri dalam kurikulum. Lain halnya dengan mata
pelajaran bahasa daerah seperti pelajaran Bahasa Sunda, bahasa
Bali, atau Bahasa Jawa justru dihilangkan. Pada kurikulum 2013
bahasa daerah "dihilangkan" dan bergabung dengan pelajaran lain,
berarti tidak berdiri sendiri seperti bahasa Indonesia.
3. HUBUNGAN ANTARA KURIKULUM 2013 DENGAN KURIKULUM
BERBASIS KOMPETENSI (2004)
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari
melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana
amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum
2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari
masyarakat.
4. PLUS MINUS KURIKULUM 2013
Perubahan kurikulum yang akan diberlakukan pada 2013
mendatang memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu
siswa dan mendorong siswa untuk aktif. Pada kurikulum baru, siswa
tidak hanya menjadi obyek namun bisa menjadi subyek dengan ikut
mengembangkan wawasan pembelajaran yang ada, standar
penilaian pada kurikulum baru tentu berbeda dengan kurikulum
sebelumnya. Mengingat tujuannya untuk mendorong siswa aktif
dalam tiap materi pembelajaran, maka salah satu komponen nilai
siswa adalah jika si anak banyak bertanya. Selain keaktifan
bertanya, komponen lain yang akan masuk dalam standar penilaian
adalah proses dan hasil observasi siswa terhadap suatu masalah
yang diajukan guru. Kemudian, kemampuan siswa menalar suatu
masalah juga menjadi komponen penilaian sehingga anak terus
diajak untuk berpikir logis. Yang terakhir adalah kemampuan anak
berkomunikasi melalui presentasi mengenai pelajaran yang dibahas.
Namun kurikulum baru yang nantinya akan menggantikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini dinilai pro-kontra. Kurikulum
ini menurut pakar pendidikan hanya sesuai untuk anak-anak yang
berasal dari golongan menengah ke atas. Padahal, maksud dari
penerapan kurikulum baru ini antara lain agar metode yang muncul
di sekolah internasional juga dapat dirasakan seluruh sekolah di
Indonesia. Mengapa demikian? Karena kurikulum baru nanti akan
sulit dikembangkan pada sekolah di seluruh Indonesia. Untuk
sekolah yang didominasi oleh siswa dari golongan menengah ke
atas, kurikulum ini masih dapat berjalan, tapi tidak sebaliknya.
Metode pembelajaran pada kurikulum yang mengandalkan
observasi ini sebenarnya sudah diterapkan di sekolah internasional
yang ada di Indonesia. Tidak hanya sekolah internasional, sekolah-
sekolah yang dikelola oleh perorangan atau yayasan juga sudah
menggunakan metode ini dan memang hasilnya lebih baik. Tapi
kenyataannya di Indonesia kebanyakan adalah sekolah biasa bukan
seperti sekolah internasional yang memiliki fasilitas yang lengkap.
Selain itu guru-gurunya, kesejahteraannya masih bermasalah,
kualitasnya juga beragam. Didaerah ibukota seperti Jakarta mungkin
masih bisa untuk menerapkan kurikulum ini, namun bagaimana
dengan sekolah yang berada di daerah pelosok? Anak-anak
berangkat sekolah saja susah, fasilitasnya seadanya, dan jumlah
gurunya yang kurang memadai. Ternyata hal dampak dari
penggantian kurikulum ini tidak hanya dirasakan oleh pakar
pendidikan namun guru-guru dipelosok daerah di Indonesia juga
merasakan dampaknya ini. Menurut para guru untuk kurikulum 2013
justru mengurangi konsentrasi pembelajaran karena
menggabungkan mata pelajaran IPA dengan Bahasa Indonesia di
sekolah dasar. Ini terlalu ideal karena tidak mempertimbangkan
kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba dulu di sejumlah
sekolah sebelum diterapkan. Selain itu guru-guru juga membutuhkan
adaptasi yang lama untuk beradaptasi dengan perubahan kurikulum
yang mendadak ini.
Sebenarnya KTSP untuk kurikulum 2013 sudah sesuai dan dapat
diterima karena masing-masing sekolah mengetahui kondisi
lapangan sehingga metode pembelajarannya dapat dicari yang
sesuai. Jika memang tidak mencapai target yang diharapkan selama
enam tahun ini, maka seharusnya pemerintah tidak harus mengganti
kurikulumnya namun dibenahi dan dievaluasi dari tahun-tahun yang
lalu.
Hal lain dari kurikulum 2013 nantinya adalah pada kurikulum baru
nanti, guru tak lagi dibebani dengan kewajiban untuk membuat
silabus untuk pengajaran terhadap anak didiknya seperti yang terjadi
pada saat KTSP. Kemudian masalah yang cukup signifikan dan
berdampak pada anak didik pada tahun sebelumnya adalah banyak
bermunculannya Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan konten tak
sesuai. Hal ini disebabkan kemampuan guru dalam membuat soal
latihan untuk murid kadang terbatas sehingga penggunaan LKS
dijadikan pilihan.
Untuk jam pelajaran dan pembelajaran dalam kurikulum 2013 nanti,
untuk SD yang semula 10 mata pelajaran akan menjadi enam mata
pelajarann yakni Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama,
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, serta Kesenian. Di lain pihak, materi IPA dan IPS
menjadi tematik di pelajaran-pelajaran lainnya. Untuk Siswa SMP
dari 32 jam menjadi 38 jam pelajaran per minggu. Mengacu
kurikulum baru, jumlah mata pelajaran SMP yang semula 12 nanti
menjadi 10 mata pelajaran. Mata ajar muatan lokal dan
pengembangan diri akan melebur ke dalam mata pelajaran seni
budaya dan prakarya.
Sedangkan mata pelajaran yang lain tetap, yakni Pendidikan
Agama, Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni Budaya (muatan lokal),
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
5. PRO KONTRA PUBLIC TERHADAP KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013, yang rencananya diterapkan mulai tahun ajaran
2013/2014, masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan praktisi
pendidikan. Pihak yang mendukung kurikulum baru menyatakan,
Kurikulum 2013 memadatkan pelajaran sehingga tidak membebani
siswa, lebih fokus pada tantangan masa depan bangsa, dan tidak
memberatkan guru dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan.
Pihak yang kontra menyatakan, Kurikulum 2013 justru kurang fokus
karena menggabungkan mata pelajaran IPA dengan Bahasa
Indonesia di sekolah dasar. Ini terlalu ideal karena tidak
mempertimbangkan kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba
dulu di sejumlah sekolah sebelum diterapkan. ”Masa sosialisasinya
juga terlalu pendek,” kata David Bambang, guru SD Negeri 03
Santas, Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Kamis
(20/12).
Menurut David, bagi sekolah di perkotaan, perubahan kurikulum
kemungkinan tidak menjadi masalah. ”Namun, bagi kami, guru yang
bertugas di perbatasan, perubahan kurikulum membutuhkan waktu
adaptasi yang cukup lama,” katanya.
Di Kendari, Sulawesi Tenggara, Umar (40), guru SMP 1 Kendari,
dan Wartini, guru SMKN 3 Kendari, meminta agar rancangan
Kurikulum 2013 segera disosialisasikan kepada para guru. ”Supaya
persiapan kami menjadi lebih matang. Sebab, sampai saat ini kami
belum tahu sama sekali soal arah Kurikulum 2013,” kata Wartini.
Di Makassar, Kepala SD Islam Terpadu Rama, Hasnah Makkasau,
dan guru SD Frater Makassar, Agustina Indrawati, juga meminta
agar Kurikulum 2013 segera disosialisasikan saat uji publik sekarang
ini. ”Guru-guru baru saja mempersiapkan kurikulum lama yang harus
diperkaya dengan pendidikan karakter. Tiba-tiba kurikulumnya
berubah. Kami belum tahu, kurikulum baru seperti apa? Padahal,
tahun ajaran baru sudah di depan mata,” kata Hasnah.
Di Jember, Jawa Timur, Ketua Forum Komunikasi Guru Gunadi E
Utomo juga meminta agar sosialisasi segera dilakukan. ”Terutama
soal penggabungan IPA ke dalam Bahasa Indonesia.
Penggabungan ini masih sulit dimengerti guru,” kata Gunadi.
Di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, meski sosialisasi belum
dilakukan, sekolah mulai bersiap mengantisipasi Kurikulum 2013.
”Kami akan menerapkan pola pengajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi yang diintegrasikan ke semua mata
pelajaran,” kata Kepala SMP Muhammadiyah Gresik Kota Baru
Ichwan Arif.
Di Denpasar, Bali, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga
Provinsi Bali AA Ngurah Gde Sujaya mempertanyakan anggaran
untuk sosialisasi Kurikulum 2013. ”Jika daerah yang harus
menanggung biaya sosialisasi dan pelatihan guru, kami belum
memasukkannya ke dalam APBD 2013,” ujarnya.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia Provinsi Bali Gede
Wenten Aryasuda mengusulkan agar bahasa daerah dipertahankan
sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, bukan sekadar muatan
lokal. ”Bahasa daerah merupakan benteng keberagaman dan
kekayaan budaya Indonesia,” ujarnya. Di Bali, bahasa daerah
selama ini menjadi muatan lokal di SD, SMP, dan SMA berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.
Di Kabupaten Purbalingga dan Kebumen, Jawa Tengah, kehadiran
kurikulum baru justru meresahkan guru pengajar bahasa daerah.
Mereka khawatir penghapusan atau pengurangan bahasa daerah
akan menyebabkan mereka tak bisa memenuhi kewajiban 28 jam
mengajar per minggu sehingga tunjangan sertifikasi yang mereka
terima akan dihapuskan. ”Padahal, dari 90 guru bahasa daerah di
Purbalingga, sekitar 50 persen sudah lolos sertifikasi,” kata Prasetyo
(42), guru Bahasa Jawa SMP Negeri 1 Bukateja, Kabupaten
Purbalingga.
Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa SMP Se-
Kabupaten Kebumen Eko Wahyudi mengatakan, penghapusan
pelajaran Bahasa Jawa bisa menyebabkan siswa merasa asing
dengan kultur dan karakter masyarakatnya.
(AHA/EKI/WIE/DMU/ACI/KOR/ SIR/IRE/ENG/COK/RIZ/
CHE/ADH/GRE)
6. RANCANGAN KURIKULUM 2013 YANG TENGAH
DIUJIPUBLIKKAN MENUAI PROTES DARI BERBAGAI
KALANGAN DI BALI
Rancangan Kurikulum 2013 disebutkan bahwa bahasa Daerah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya, Prakarya,
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Pengintegrasian
tersebut mendorong guru bahasa daerah melakukan aksi
demonstrasi di kantor DPRD Bali beberapa waktu lalu. Komisi IV
DPRD Bali bahkan telah menyuarakan aspirasi ke Jakarta, bahwa
Bali menolak pengintegrasian mata pelajaran Bahasa Bali dalam
kurikulum 2013 tersebut.
Selasa (15/1) lalu, anggota Komisi IV DPRD Bali bersama
perwakilan Disdikpora, kembali menyuarakan aspirasi ke Jakarta
dengan membawa rekomendasi sesuai hasil Seminar Evaluasi
Rencana Perubahan Kurikulum 2013. Rekomendasi tersebut berisi
mengenai Penggabungan Bahasa Daerah ke dalam Seni Budaya
pada Kurikulum 2013 yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa
Jurusan Sastra Bali, Fakultas Sastra Universitas Udayana, pada
Rabu (9/1) lalu.
Ketua Jurusan Sastra Bali, Fakultas Sastra Universitas Udayana, I
Gede Nala Antara mengungkapkan, pihaknya menolak bahasa
daerah yang diintegrasikan ke mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya. Terlebih lagi, alasan penolakan itu dilandasi oleh adanya
kontradiksi antara tujuan dan realita kurikulum 2013. ”Dasar dari
kurikulum 2013 adalah menjunjung dan meningkatkan nilai-nilai
luhur bangsa. Sementara bahasa daerah adalah sumber dari nilai-
nilai luhur bangsa. Bagaimana bisa menjunjung nilai luhur bangsa
apabila bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran seni
budaya dan prakarya?” ungkap Nala Antara saat ditemui Selasa
(8/1) lalu di ruangan jurusan Sastra Bali.
Bertolak belakang dengan pernyataan Nala Antara, Wirawan,
seniman Gases Bali sekaligus Dosen Seni di IKIP PGRI Denpasar
menyatakan bahwa secara pribadi dirinya setuju dengan wacana
pengintegrasian Bahasa Daerah dalam kurikulum 2013. ”Menurut
saya, itu sami mawon (sama saja). Bahasa Bali merupakan
pelestarian budaya yang berbasis tradisi/lokal genius. Kalau bahasa
Bali dialihkan ke dalam Seni Budaya dan Prakarya, seni budaya juga
berbasis lokal genius. Ada bahasa Bali dan kesenian di dalamnya.
Toh juga diajarkan tatanan dan susunan tradisi budaya kita yang
ada di Bali. Jadinya sama saja, hanya bahasa pengungkapannya
yang berbeda,” jelas Wirawan ketika ditemui di Sanggar Gases Bali,
Sesetan, Selasa (8/1) lalu.
I Wayan Sudarsana mahasiswa semester 5 Jurusan Sastra Bali
Universitas Udayana ikut angkat bicara. “Tentunya akan
mempengaruhi banyak hal seperti guru, fakultas pendidikan di
perguruan tinggi, dan tentunya dampak yang paling parah adalah
Bahasa Bali itu sendiri. Kalaupun Bahasa Bali diintegrasikan ke seni
budaya dan prakarya, diharapkan agar mendapat porsi yang lebih
besar karena selain belajar bahasa, tradisi juga dipelajari,” jelas
Sudarsana. Dea & Sasmita
7. TANGGAPAN MAHASISWA
Tanggapan kami selaku mahasiswa, kurikulum 2013 masih perlu
ditinjau ulang dikarenakan sosialisasinya masih dapat dibilang
sangat nihil dilakukan oleh pemerintah. Juga banyak sekali opini
public yang kontra terhadap kurikulum 2013 ini.
Negeri kita yang tercinta ini sangat luas dan dengan jumlah
penduduk yang sangat banyak. Oleh karena itu rasanya tidak adil
kalau hanya melakukan sosialisasi di daerah perkotaan semata.
Bagaimana dengan daerah pesisir pantai, pedalaman kampung, dan
masih banyak lagi daerah terpencil yang tidak terjangkau yang
secara harpiah belum tentu siap dengan perubahan kurikulum yang
demikian itu.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dengan banyaknya opini yang merasa keberatan dengan perubahan
kurikulum KTSP menjadi KURIKULUM 2013 yang dinilai sangat
cepat. Lebih baik pemerintah menunda kurikulum ini untuk tahun
depan. Agar sosialisasi dan uji coba dapat dilakukan dengan penuh
kematangan dan dengan penuh pertimbangan.
Indonesia bukanlah sebuah Negara yang sebesar taplak meja.
Dengan keadaan geografis Indonesia dan letak antar pulau yang
lumayan jauh, jika menunda kurikulum 2013 untuk tahun depan
sepeertinya akan lebih bijak. Banyak daerah di pesisir pantai dan di
pelosok pelosok yang tenaga pengajarnya masih kurang. Rasanya
pemerintah lebih bijak untuk memikirkan bagaimana agar daerah
pesisir dan pedalaman tersebut dapat mencicipi pendidikan yang
layak. Baik dari segi sarana dan prasarana, tenaga pengajar, dan
yang lainnya. Masih banyak saudarakita yang berada di daerah
daerah tersebut harus berjalan kaki puluhan kilometer hanya untuk
menuju ke sekolahnya. Mengapa pemerintah tidak memikirkan hal
tersebut? Mengapa hanya mempermasalahkan kurikulum yang
selalu berubah secara berkala? Bagaimana dengan nasib saudara
kita?
2. SARAN
kurikulum 2013 masih perlu ditinjau ulang dikarenakan
sosialisasinya masih dapat dibilang sangat nihil dilakukan oleh
pemerintah. Juga banyak sekali opini public yang kontra terhadap
kurikulum 2013 ini.
Negeri kita yang tercinta ini sangat luas dan dengan jumlah
penduduk yang sangat banyak. Oleh karena itu rasanya tidak adil
kalau hanya melakukan sosialisasi di daerah perkotaan semata.
Bagaimana dengan daerah pesisir pantai, pedalaman kampung, dan
masih banyak lagi daerah terpencil yang tidak terjangkau yang
secara harpiah belum tentu siap dengan perubahan kurikulum yang
demikian itu.
DAFTAR PUSTAKA
Pro kontra kurikulum 2013
From :http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/berita/pro-dan-kontra-
pada-kurikulum-2013.html
Bukan Masanya Lagi Wawancara
From :http://www.srie.org/2013/02/mendikbud-bukan-masanya-lagi-
wacana-pro.html
Kurikulum Sd-Smp-Smu-Smk
From :http://blog-wandi.blogspot.com/2012/11/kurikulum-sd-smp-smu-
smk-2013.html
Pro Kontra Kurikulum 2013
From :http://panduanmu.blogspot.com/2012/12/pro-kontra-
kurikulum-2013.html
Topik Pilihan List/ Kurikulum 2013
From
:http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/2236/Kurikulum.2013