15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan hal yang tidak pernah diduga dan diharapkan sebelumnya, bencana tersebut akan mengakibatkan banyak kerugian baik dari sarana maupun prasarana, serta korban jiwa. Hal ini akan mengakibatkan ketidakstabilan bagi wilayah tersebut jika tidak ditangani dengan cepat. Inilah yang mengakibatkan perlunya koordinasi dan kolaborasi dari segala pihak dan badan untuk membantu proses pemulihan sarana prasarana, fisik, dan jiwa masyarakat di daerah yang terkena bencana tersebut. Dari segi kesehatan masyarakat juga perlu diperhatikan, karena hal ini adalah salah satu hal paling riskan yang jika salah untuk ditangani dapat menyebabkan terjadinya korban jiwa ataupun penyebaran penyakit menular yang akan memperparah hal tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai tenaga kesehatan harus mengetahui pengorganisasian dan kolaborasi baik dari lintas program maupun lintas sektoral, agar kita tidak salah dalam mengambil peran. Sehingga akan tercipta pemulihan yang lebih cepat di daerah tersebut. Karena sadarnya penulis akan 1

manajemen bencana

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semoga berguna

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bencana merupakan hal yang tidak pernah diduga dan diharapkan sebelumnya, bencana tersebut akan mengakibatkan banyak kerugian baik dari sarana maupun prasarana, serta korban jiwa. Hal ini akan mengakibatkan ketidakstabilan bagi wilayah tersebut jika tidak ditangani dengan cepat. Inilah yang mengakibatkan perlunya koordinasi dan kolaborasi dari segala pihak dan badan untuk membantu proses pemulihan sarana prasarana, fisik, dan jiwa masyarakat di daerah yang terkena bencana tersebut. Dari segi kesehatan masyarakat juga perlu diperhatikan, karena hal ini adalah salah satu hal paling riskan yang jika salah untuk ditangani dapat menyebabkan terjadinya korban jiwa ataupun penyebaran penyakit menular yang akan memperparah hal tersebut.

Oleh karena itu, kita sebagai tenaga kesehatan harus mengetahui pengorganisasian dan kolaborasi baik dari lintas program maupun lintas sektoral, agar kita tidak salah dalam mengambil peran. Sehingga akan tercipta pemulihan yang lebih cepat di daerah tersebut. Karena sadarnya penulis akan pentingnya materi ini, sehingga penulis mengangkat topik ini menjadi bahan penulisan.

2.1 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah terkait dengan latar belakang di atas adalah sebagai berikut.

1. Apakah pengertian koordinasi dan kolaborasi?

2. Apa saja tujuan koordinasi dan kolaborasi?

3. Bagaimana mekanisme koordinasi dan kolaborasi?

4. Apa saja hal yang perlu di koordinasikan dan di kolaborasikan?

5. Apa saja faktor yang berperan dalam koordinasi dan kolaborasi?

6. Bagaimana hubungan lintas program dalam penanggulangan bencana?

7. Bagaimana koordinasi lintas sektoral dalam penanggulangan bencana?

3.1 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini dapat dibagi menjadi dua yaitu,

1. Tujuan Umum

Penulisan ini ditujukan untuk memenuhi tuntutan akademik sebagai tugas penulisan makalah untuk mata kuliah Manajemen Bencana.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui dan memahami :

a. Pengertian koordinasi dan kolaborasi

b. Tujuan koordinasi dan kolaborasi

c. Mekanisme koordinasi dan kolaborasi

d. Hal yang perlu di koordinasikan dan di kolaborasikan

e. Faktor yang berperan dalam koordinasi dan kolaborasi

f. Hubungan lintas program dalam penanggulangan bencana

g. Koordinasi lintas sektoral dalam penanggulangan bencana

4.1 Manfaat Penulisan

Tulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak di antaranya penting juga bagi seorang perawat agar mengerti akan konsep dasar mengenai koordinasi dan kolaborasi lintas program dan lintas sektoral sistem penanggulangan bencana sehingga dapat memberikan pelayanan yang tepat bagi klien dan sangat penting untuk menunjang profesi sebagai seorang perawat yang profesional.

5.1 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah small group discussion dan studi pustaka. Pengkajian studi mengenai materi tersebut di-telaah melalui studi pustaka dengan menggunakan beberapa literatur dan pencarian data dari internet. Penulis mencari literatur-literatur baik dari buku literatur maupun dari internet yang berkaitan dengan topik dan sumbernya bisa dipercaya. Literatur tersebut kemudian dianalisis dengan cara berdiskusi dalam small group discussion dan diinterpretasikan dengan topik tentang koordinasi dan kolaborasi lintas program dan lintas sektoral sistem penanggulangan bencana.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Menurut G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85).

Kolaborasi merupakan proses partisipasi beberapa orang, kelompok, dan organisasi yang bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kolaborasi menyelesaikan visi bersama, mencapai hasil positif bagi khalayak yang mereka layani, dan membangun sistem yang saling terkait untuk mengatasi masalah dan peluang. Kolaborasi juga melibatkan berbagi sumber daya dan tanggung jawab untuk secara bersama merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program untuk mencapai tujuan bersama.

2.2 Tujuan koordinasi dan kolaborasi

Tujuan dan manfaat koordinasi antara lain sebagai berikut :

1. Untuk mewujudkan KISS (koordinasi,integrasi,sinkronisasi, dan simplifikasi) agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.

2. Memecahkan konflik kepentingan berbagai pihak yang terkait.

3. Agar menejer pendidikan mampu mengintegrasikan dan mensinkronkan pelaksanaan tugas-tugasnya dengan stakeholders pendidikan yang saling bergantungan, semakin besar ketergantungan dari unit-unit, semakin besar pula kebutuhan akan pengoordinasian.

4. Agar manajer pendidikan mampu mengoordinasikan pembangunan sektor pendidikan dengan pengembangan sektor-sektor lainnya.

5. Agar menejer pendidikan mampu mengintregrasikan kegiatan fungsional dinas pendidikan dan tujuan-tujuan dari unit organisasi yang terpisah-pisah untuk mencapai tujuan bersama dengan sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien.

6. Adanya pembagian kerja dimana semakin besar pembagian kerja,semakin diperlukan pengoordinasian/penyerasian sehingga tidak terjadi duplikasi atau tumpang-tindih pekerjaan yang menyebabkan pemborosan.

7. Untuk mengembangkan dan memelihara hubungan yang baik dan harmonis di antara kegiatan-kegiatan, baik fisik maupun nonfisik dengan stakeholders.

8. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dengan sumber daya pendidikan yang terbatas.

9. Mencegah terjadinya konflik interal dan eksternal sekolah yang kontra produktif.

10. Mencegah terjadinya kekosongan ruang dan waktu.

11. Mencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat.

Sedangkan Tujuan dari kolaborasi adalah untuk membawa individu, lembaga, organisasi, dan masyarakat itu sendiri bersama-sama dalam suasana mendukung secara sistematis memecahkan masalah yang ada dan muncul yang tidak bisa dengan mudah diselesaikan oleh satu kelompok saja. Kolaborasi harus fokus pada peningkatan, komunikasi kapasitas dan efisiensi sekaligus meningkatkan hasil.

2.3 Mekanisme Koordinasi dan Kolaborasi

2.4 Hal yang Perlu di Koordinasikan dan Kolaborasikan

1. Korban

2. Pemerintah setempat

3. Lembaga internasional

4. Lembaga local

5. Media

6. Logistic

7. Program

8. Pusling/ Mobil klinik

9. RS/ Pos kes.

10. Kesehatan

2.5 Faktor yang Berperan dalam Koordinasi dan Kolaborasi Penanggulangan akibat Bencana

1. Struktur organisasi yang sudah ada

2. Sistem yang sudah ada

3. Metode penanganan yang sudah ada

4. Jenis bencana dan dampaknya

5. Situasi teakhir

6. Sumber daya yang ada

7. Aspek politis

2.6 Hubungan Lintas Program

Hubungan lintas program hanya ditugaskan kepada salah satu instansi /departemen yang bersangkutan saja secara khusus melaksanakan kegiatan tersebut untuk mencapai suatau tujuan tertentu.

Di dalam kebencanaan, terdapat hubungan lintas program yang perlu dilakukan untuk menjaga kestabilan kesehatan, sarana dan prasarana dari masyarakat dan wilayah yang terkena bencana, misalnya :

1. Kerjasama perawat dengan ahli gizi yang di tugaskan oleh dinas kesehatan untuk menjaga kesehatan dan nutrisi pengungsi di tempat bencana.

2. Kerjasama perawat dan dokter yang di tugaskan oleh dinas kesehatan untuk menyelamatkan nyawa dari pengungsi yang sedang terancam

2.7 Koordinasi Lintas Sektoral

LINTAS SEKTORAL

Kerjasama yang terintegrasi dan terkoordinasi antara sector kesehatan dengan sector-sektor lain terkait (formal/non formal), contohnya :

1. PPKK dengan PNPB

a. Pelatihan-pelatihan

b. Penyusunan pedoman

c. Satuan reaksi cepat penanggulangan bencana

d. Mobilisasi tenaga dan logistic kesehatan

e. Evaluasi penanggulangan bencana

f. Rekonstruksi

2. PPKK dengan PUSDOKKES POLRI

a. Penyusunan pedoman

b. Mobilisasi tenaga DVI

3. PPKK dengan PUSKES TNI

a. Mobilisasi tenaga dan logistic kesehatan

b. Penyusunan pedoman

4. PPKK dengan BMKG

a. Sistem peringatan/ alarm peringatan gempa bumi dan tsunami

b. Informasi cuaca dan tinggi gelombang laut

5. PPKK dengan KEMENTERIAN PU

a. Pemulihn darurat sarana dan prasarana pendukung

b. Penyediaan air bersih

c. Rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana

6. PPKK dengan KEMENTERIAN SOSIAL

a. Dapur umum

b. Informasi data pengungsi

c. Mobilisasi Taruna Siaga Bencana

7. PPKK dengan PMI

a. tim RS lapangan

b. Mobilisasi tenaga dan logistic

8. PPKK dengan WHO

a. Pengurangan risiko bencana

b. Evaluasi penanggulangan bencana

9. PPKK dengan organisasi profesi

a. Mobilisasi tenaga kesehatan ke daerah bencana

BAB IV

PENUTUP

3.1 Simpulan

Adapun simpulan yang dapat diberikan sehubungan dengan paparan materi di atas adalah , koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri, dan Kolaborasi merupakan proses partisipasi beberapa orang, kelompok, dan organisasi yang bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kolaborasi menyelesaikan visi bersama, mencapai hasil positif bagi khalayak yang mereka layani, dan membangun sistem yang saling terkait untuk mengatasi masalah dan peluang, koordinasi dan kolaborasi lintas program dan sektoral merupakan komponen penting yang dilakukan dalam managemen keperawatan untuk membantu proses pemulihan suatu wilayah terhadap bencana yang dihadapinya.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan paparan materi di atas adalah sebagai berikut.

1. Mahasiswa diharapkan untuk tidak melupakan paparan mengenai koordinasi dan kolaborasi lintas program dan lintas sektoral sistem penanggulangan bencana mengingat materi ini sangat berperan nantinya bagi mahasiswa dalam menjalankan profesinya nanti.

2. Kepada pihak perawat diharapkan untuk mengetahui dan memahami tentang koordinasi dan kolaborasi lintas program dan lintas sektoral sistem penanggulangan bencana sehingga dapat mengaplikasikannya dalam pekerjaannya nanti.

PUSDOKKES POLRI

BNPB

KEMENKO INFO

LSM/NGO

SEKTOR SWASTA

PMI

ORGANISASI PROFESI

BMKG

PPKK

PUSKES TNI

WHO

KEMENTERIAN PU

KEMENTERIAN SOSIAL

BPBD PROV

DINKES PROV

DINKES KAB/KOTA

BPBD KAB/KOTA

KEMENTERIAN LAIN

PPKK

(PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN)

BNPB

KEMENKES

MENKO KESRA

PRESIDEN RI

8