30
Manajemen Jasa - Jasa Bank A. Pengertian Jasa Bank Jasa Bank adalah semua kegiatan bank, baik yang langsung maupun tidak langsung, yang berkaitan dengan fungsi bank sebagai lembaga yang memperlancar pembayaran transaksi perdagangan, peredaran uang, dan memberikan jaminan kepada nasabah-nasabahnya, baik yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan keuntungan pada bank, dalam bentuk keuntungan finansial maupun nonfinansial . Dari pengertian di atas , maka jasa bank dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut: Jasa bank yang langsung berkaitan dengan fungsi bank , misalnya kliring, transfer, inkaso, dsb. Jasa bank yang tidak berkaitan langsung dengan fungsi bank , misalnya asistensi/pelatihan kepada nasabah Jasa bank yang memberikan keuntungan langsung kepada bank , misalnya pengenaan biaya transfer, biaya kliring/LLG, dsb. Jasa bank yang tidak memberikan keuntungan langsung pada bank , misalnya penyetoran spp, denda tilang, dsb. Jasa bank yang memberikan keuntungan finansial , misalnya, provisi ekspor, bank garansi, wali amanat, dan sebagainya.

Manajemen Jasa Bank

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengertian jasa bank, jasa bank dalam pembayaran transaksi perdagangan, jasa bank dalam memperlancar peredaran uang

Citation preview

Page 1: Manajemen Jasa Bank

Manajemen Jasa - Jasa Bank

A. Pengertian Jasa BankJasa Bank adalah semua kegiatan bank, baik yang langsung maupun tidak langsung,

yang berkaitan dengan fungsi bank sebagai lembaga yang memperlancar pembayaran

transaksi perdagangan, peredaran uang, dan memberikan jaminan kepada nasabah-

nasabahnya, baik yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan

keuntungan pada bank, dalam bentuk keuntungan finansial maupun nonfinansial.

Dari pengertian di atas , maka jasa bank dapat dikelompokkan antara lain sebagai

berikut:

Jasa bank yang langsung berkaitan dengan fungsi bank, misalnya kliring,

transfer, inkaso, dsb.

Jasa bank yang tidak berkaitan langsung dengan fungsi bank, misalnya

asistensi/pelatihan kepada nasabah

Jasa bank yang memberikan keuntungan langsung kepada bank,

misalnya pengenaan biaya transfer, biaya kliring/LLG, dsb.

Jasa bank yang tidak memberikan keuntungan langsung pada bank,

misalnya penyetoran spp, denda tilang, dsb.

Jasa bank yang memberikan keuntungan finansial, misalnya, provisi

ekspor, bank garansi, wali amanat, dan sebagainya.

Jasa bank yang memberikan keuntungan nonfinansial, misalnya transfer

gratis untuk nasabah-nasabah tertentu pada  periode tertentu, antara lain pada

saat ulang tahun bank, dsb.

Fungsi bank ada 2 yaitu:

1. Jasa bank dalam rangka melancarkan transaksi pembayaran

2. Jasa bank dalam rangka memperlancar peredaran uang.

B. Jasa Bank Dalam Pembayaran Transaksi Perdagangan

Page 2: Manajemen Jasa Bank

1. Perdagangan Dalam Negeri

Pembayaran transaksi perdagangan dalam negeri selalu diikuti dengan penyerahan

barang dari penjual kepada pembeli. Permasalahan yang dihadapi bahwa setiap

transaksi tidak selalu dibayar tunai. Hal ini disebabkan karena hal-hal seperti

berikut :

Membawa uang tunai dalam jumlah besar tidak efisien, tidak aman dan

tidak fleksibel.

Transaksi perdagangan dapat dilakukan setiap saat, namun tidak setiap saat

membawa uang tunai dalam jumlah besar.

Transaksi perdagangan dapat dilakukan tanpa kehadiran penjual dan

pembeli bertemu di suatu tempat, namun dapat dilakukan dengan sarana

komunikasi.

Oleh sebab itu, diperlukan bank yang dapat menjembatani penyelesaian

pembayaran transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli, dengan cara antara

lain sebagai berikut:

a. Menerbitkan cek / bilyet giro

Apabila pembeli melakukan transaksi pembayaran menerbitkan cek/bilyet

giro, maka penyelesaian perdagangan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Rekening penjual dan pembeli di bank yang sama dalam satu kota

Contoh rekening penjual dan pembeli di Kantor Cabang Bank A Denpasar

Apabila pembeli menyerahkan cek/bilyet giro kepada penjual, selanjutnya

penjual membuat tanda setoran ke rekeningnya di Kantor cabang Bank A

dilampiri dengan cek/bilyet gironya dan diserahkan kepada teller, maka

Bank A akan menyelesaikan transaksi perdagangan tersebut dengan cara

memindahkan sejumlah uang yang tercatat pada cek/bilyet giro tersebut

atas beban rekening pembeli untuk keuntungan rekening penjual. Bank A

melakukan pembukuan.

2) Rekening penjual dan pembeli di bank yang berbeda dalam satu kota

Contoh: rekening penjual di Kantor Cabang Bank B Denpasar dan

rekening pembeli di Kantor Cabang Bank A Denpasar

Pembeli menyerahkan cek/bilyet giro kepada penjual, selanjutnya penjual

membuat tanda setoran ke rekeningnya di Kantor Cabang Bank B

dilampiri dengan cek/bilyet gironya dan diserahkan ke teller, maka Bank B

akan menyelesaikan pembayaran transaksi perdagangan tersebut dengan

Page 3: Manajemen Jasa Bank

cara menagihkan cek/bilyet giro ke Kantor Cabang Bank A melalui

lembaga kliring (clearing house). Dari hasil kliring tersebut kemudian oleh

Kantor Cabang Bank B akan dibuku ke rekening giro a.n. Penjual.

3) Rekening penjual dan pembei di bank yang sama, akan tetapi berbeda

kotanya

Contoh: rekening penjual di Kantor Cabang Bank A Denpasar, rekening

pembeli di Kantor Cabang Bank A Mataram

Apabila Pembeli menyerahkan cek/bilyet giro kepada penjual,

selanjutnya penjual membuat tanda setoran ke rekeningnya di

Kantor Cabang Bank A Mataram yang disertai dengan cek/bilyet

gironya. Cara demikian dalam perbankan lazim disebut dengan

inkaso (collection). Oleh Kantor Cabang Bank A Mataram,

cek/bilyet giro tersebut akan dibuku atas beban rekening giro

pembeli, namun jika ternyata saldo gironya tidak mencukupi, maka

cek/bilyet giro tersebut akan ditolak dan dikembalikan ke Kantor

Cabang Bank A Denpasar. Sebaliknya bila saldo gironya

mencukupi, maka cek/bilyet giro tersebut akan

dikirimkan/ditransfer ke Kantor Cabang Bank A Denpasar.

Seterimanya transfer tersebut, Kantor Cabang Bank A Denpasar

akan membukukan untuk keuntungan rekening giro atas nama

penjual.

Apabila Bank tersebut menerapkan teknologi on line antarcabang,

maka penyelesaian pembayaran transaksi perdagangan dilakukan

dengan cara pemindahbukuan atas beban rekening pembeli untuk

keuntungan rekening penjual. Dalam teknologi on line ini semua,

data nsabah kantor cabang lain dapat diakses darin kantor cabang

yang bersangkutan, dengan demikian tidak diperlukan lagi sarana

inkaso dan transfer, seperti penyelesaian di atas. Jadi dengan

demikian cara penyelesaian dengan sistem ini seperti layaknya

rekening nasabah dalam satu cabang.

4) Rekening penjual dan pembeli di bank yang berbeda dan kota yang

berbeda (misalnya rekening penjual Kantor Cabang Bank A Denpasar dan

rekening pembeli di Kantor Cabang Bank B Mataram).

Page 4: Manajemen Jasa Bank

Pembeli menyerahkan cek/bilyet giro kepada penjual, selanjutnya penjual

membuat tanda setoran ke rekeningnya di Kantor Cabang Bank A

dilampiri dengan cek/bilyet gironya dan diserahkan kepada teller, maka

Bank A akan menyelesaikan pembayaran transaksi perdagangan tersebut

dengan cara:

Apabila kantor bank belum menerapkan teknologi on line antar

cabangmaka penyelesaiannya dilakukan dengan melakukan inkaso

tersebut ke Kantor Cabang Bank A di Mataram. Selanjutnya Bank

A Mataram akan melakukan penagihan ke Bank B Mataram

melalui kliring. Selanjutnya hasilnya akan ditransfer oleh Kantor

Cabang Bank A Mataram ke Kantor Cabang Bank A Denpasar.

Seterimanya dari transfer tersebut Kantor Cabang Bank A

Denpasar akan membuku untuk keuntungan rekening giro atas

nama penjual. Dalam hal ini ada tiga bank terlibat.

Sedangkan apabila kantor cabang telah menerapkan teknologi on

line antar cabang, maka penyelesaian transaksi perdagangan

tersebut dapat dilakukan dengan penagihan oleh Kantor Cabang

Bank A Denpasar ke Kantor Cabang Bank B Denpasar melalui

kliring. Selanjutnya Kantor Cabang Bank B Denpasar akan

membuku atas rekening beban giro pembeli di cabang Bank B

Mataram yang dapat dilakukan/diakses dari Bank B Mataram.

b. Setor dana ke rekening penjual

Selanjutnya apabila pembeli dalam transaksi tersebut melakukan pembayaran

dengan cara setor tunai ke bank, maka bank dapat melakukkan penyelesaian

dengan cara sebagai berikut:

1) Setoran dilakukan di kantor cabang bank yang sama dengan kantor cabang

bank pihak penjual (misalnya setoran dilakukan di Bank A Denpasar dan

rekening penjual juga di Kantor Cabang Bank A Denpasar).

Penyelesaian pembayaran yang dilakukan oleh Bank A Denpasar adalah

membuku setoran tersebut untuk keuntungan rekening giro atas nama

Pihak Penjual.

Page 5: Manajemen Jasa Bank

2) Setoran dilakukan dengan bank yang berbeda, namun masih dalam satu

kota (misalnya rekening di Kantor Cabang Bank A Denpasar dan setoran

melalui Bank B Denpasar).

Penyelesaian pembayaran transaksi perdagangan yang dilakukan oleh

Bank B adalah meneriman setoran tersebut dan kemudian melimpahkan

dengan nota kredit ke Bank A melalui kliring. Kemudian Bank A setelah

menerima nota kredit tersebut akan membuku atas keuntungan rekening

giro a.n. Pihak Penjual.

3) Setoran dilakukan dengan bank yang sama namun berbeda kotanya

(misalnya setoran dilakukan di Bank A Mataram dan rekening penjual di

Kantor Cabang Bank A Denpasar).

Penyelesaian pembayaran dilakukan oeh Bank A Mataram dengan cara

menerima setoran tersebut dengan cara permohonan transfer untuk

keuntungan rekening pihak penjual. Selanjutnya Bank A Mataram akan

melakukan transfer dana ke Bank A Denpasar. Setelah diterimanya

transfer tersebut Bank A Denpasar akan membuku untuk keuntungan

rekening giro pihak penjual.

4) Setoran dilakukan di bank yang berbeda dan kota yang berbeda dengan

bank pihak penjual (misalnya rekening penjual di Kantor Cabang Bank A

Denpasar dan setoran dilakukan melalui Bank B Mataram).

Penyelesaian pembayaran transaksi yang dilakukan oleh Bank B Mataram

adalah menerima transaksi pembayaran tersebut, kemudian melakukan

transfer dana ke Bank B Denpasar. Selanjutnya Bank B Denpasar

melimpahkan nota kredit ke Bank A Denpasar melalui kliring. Kemudian

Bank A Denpasar setelah menerima nota kredit tersebut akan membuku

untuk keuntungan rekening giro a.n. Pihak Penjual.

c. Transfer dana ke rekening penjual

2. Perdagangan Luar Negeri

Cara-cara pembayaran yang lazim digunakan pada dasarnya dibagi jadi dua jenis

yaitu pembayaran tanpa Letter of Credit dan dengan Letter of Credit.

a. Pengertian Kredit Dokumenter (Letter Of Credit)

Berdasarkan pasal 2 uniform custom and practice for documentary credit

(UCPDC) dari internasional chamber of commerce, publikasi no. 500,

Page 6: Manajemen Jasa Bank

pengertian L/C adalah ungkapan documentary credit(s) dan stand by letter of

credit yang selanjutnya disebut sebagai kredit diartikan suatu perjanjian tanpa

memandang apapun namanya dalam uraiannya dimana suatu bank (the issuing

bank) bertindak atas permintaan dan instruksi seorang nasabahnya (applicant)

untuk:

1) Berjanji/menjamin akan melaksanakan pembayaran kepada pihak ketiga

(beneficiary) atau orang yang ditunjuk atau akan membayar aau

mengakseptasi wesel yang ditarik oleh penerima (beneficiary) tersebut,

atau

2) Memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran yang

dimaksud atau untuk membayar akseptasi atau mengambil alih (membeli)

wesel dimaksud, berdasarkan penyerahan seperangkap dokumen yang

ditentukan sepanjang semua persyaratan kredit telah terpenuhi.

Di dalam letter of Credit terdapat dua hal pokok yang harus dipahami yaitu:

Bank hanya berurusan dengan dokumen-dokumen dan bukan dengan

barang. Bank tidak bertanggung jawab mengenai uraian, jumlah,

kualitas, nilai, kondisi, dan keberadaan barang secara fisik yang

berhubungan dengan dokumen-dokumen tersebut.

Letter of credit merupakan kontrak/perikatan dan independen dari sale

contract. Sales contract merupakan perikatan antara buyer dan seller,

yang menggambarkan kewajiban masing-masing pihak.

Unsur-unsur pokok dalam L/C:

1) Credit substitution

2) Jaminan bank untuk membayar

3) Syarat-syarat tertentu (term and condition)

4) Parties (pihak-pihak yang terlibat) dalam L/C

5) Waktu (time) dalam L/C pada umumnya terdapat 3 faktor waktu yaitu:

Expiry Date (tanggal jatuh tempo)

Latest shipment date (tanggal pengapalan terakhir)

Latest presentation date (tanggal terakhir penyerahan dokumen

b. Pembayaran tanpa Letter of Credit

Page 7: Manajemen Jasa Bank

Terdiri dari:

1) Advance payment

Adalah cara pembayaran yang dilakukan oleh buyer/pembeli/importer

sebelum barang dikirimkan atau dikapalkan, baik untuk seluruh nilai

barang (full Payment) maupun untuk sebagian (partial payment), hal ini

berarti pembeli memberikan kredit kepada penjual.

2) Open account

Adalah satu cara pembayaran yang dilakukan oleh buyer kepada seller

suatu waktu tertentu setelah barang dikapalkan/diterima.

3) Collection (inkaso)

Adalah cara pembayaran yang dilakukan oleh buyer setelah buyer

menerima tagihan dari seller. Penagihan dilakukan dengan cara

mengirimkan dokumen-dokumen kepada buyer. Collection ini dibagi

menjadi 3 jenis:

Documentary collection, yaitu penagihan dilakukan dengan

mengirimkan seluruh dokumen baik commercial document maupun

financial document.

Clean/Bill collection, yaitu penagihan dilakukan dengan

mengirimkan financial document (wesel)

Cash Against Document, yaitu penagihan dilakukan dengan hanya

mengirimkan commercial document.

4) Consignment (konsinyasi)

Adalah mengekspor barang yang belum terjual. Jadi hanya merupakan

titipan barang yang belum terjual.

c. Pembayaran dengan Letter of Credit

Terdiri dari:

1) Payment

Pembayaran kepada penjual (eksportir) dilakukan oleh bank pembayar

(paying bank) di luar negeri yang ditunjukkan oleh bank pembuka Letter

of Credit di dalam negeri (opening bank) pada saat exporter menyerahkan

dokumen-dokumen yang diminta dalam letter of credit tersebut.

Page 8: Manajemen Jasa Bank

2) Negotiation

Yaitu pembayaran kepada penjual (exporter) dilakukan oleh bank

(negotiating bank) di luar negeri yang bersedia mengambil alih

pembayaran telebih dahulu atas penyerahan dokumen-dokumen dari

exporter.

3) Acceptance

Yaitu pembayaran kepada penjual (exporter) dilakukan dengan

mengeaksep wesel berjangka oleh bank luar negeri.

d. Mekanisme Perdagangan Luar Negeri

Berikut ini garis besar mekanisme perdagangan luar negeri:

Penjelasan:

1) Penjual /exporter dan pembeli/importer telah terjadi kontrak jual beli

(sales contract) untuk membeli suatu barang.

2) Untuk merealisir kontrak jual beli tersebut, importer menghubungi

bank untuk membuka letter of credit (L/C) dan perubahan-

perubahannya. Importer membuat permohonan secara tertulis untuk

membuka L/C.

3) Bank pembuka L/C(issuing bank) di Indonesia menerbitkan Letter of

Credit dan mengirimkannya ke bank di luar negeri yang menjadi

korespondennya.

Page 9: Manajemen Jasa Bank

4) Bank penerima L/C (advising bank) melakukan penelitian atas aspek-

aspek kebenaran atas L/C yang diterima tersebut. Apabila sudah sesuai

dengan ketentuan, kemudian diteruskan kepada exporter (beneficiary).

5) Setelah menerima L/C tersebut, exporter mengirimkan barang kepada

importer, sesuai dengan kontrak jual-beli dan L/C tersebut. Setelah

mengirimkan barangnya, exporter melengkapi dokumen-dokumen

ekspornya, baik jumlah,isi, dan jenisnya, sesuai dengan permintaan

dalam L/C tersebut.

6) Apabila dokumen telah lengkap sesuai dengan permintaan dalam L/C,

exporter menyerahkan dokumen tersebut kepada bank yang akan mau

mengambil alih dokumen (negotiating bank). Bank yang menerima

L/C (advising bank) dapat sama atau berbeda dengan bank yang

mengambil alih dokumen L/C(negotiating bank). Negotiating bank

meneliti kebenaran dokumen tersebut dengan L/C nya apabila telah

cocok negotiating bank mengambil alih pembayaran tersebut kepada

exporter.

7) Negotiating bank kemudian membayar kepada exporter yang disertai

dengan catatan bahwa apabila tagihan tersebut tidak terbayar, bank

dapat menagih kembali kepada exporter (hak regres).

8) Negotiating bank melengkapi dokumen tersebut dengan warkat tagihan

(banker’s draft) dan kemudian mengirimkannya ke Issuing bank.

Berdasarkan kesepakatan internasional issuing bank berkewajiban

untuk membayar kepada negotiating bank.

9) Setelah dokumen itu diterima, issuing bank akan melakukan penelitian

atas dokumen, apakah dokumen telah lengkap seperti yang diminta

dalam L/C. bila masih ada kekurangan akan diberitahukan kepada

negotiating bank, sedangkan bila telah lengkap issuing bank akan

membayar tagihan tersebut.

10) Issuing bank meneruskan dokumen tersebut kepada importer/applicant

dan meminta segera menyelesaikan pembayarannya.

11) Importer setelah menerima dokumen dan ternyata sudah lengkap,

kemudian membayar ke bank (issuing bank) sebesar jumlah nilai

importer dan biaya-biaya yang timbul dari proses impor tersebut.

Pembayaran dapat dilakukan dengan cara menyetorkan uang tunai atau

Page 10: Manajemen Jasa Bank

membebani rekening importer. Dengan demikian proses pembayaran

transaksi perdagangan internasional telah selesai.

3. Jasa Bank dalam Mendukung Pembayaran Perdagangan

a. Kliring

Kliring adalah kegiatan penyelesaian warkat-warkat tagihan antar bank yang

dilakukan melalui lembaga kliring (tempat dimana bank peserta kliring

bertemu untuk menukarkan warkat kliring).

Lembaga kliring adalah tempat dimana anggota kliring saling bertemu untuk

menukarkan warkat-warkat kliring. Warkat-warkat yang dapat dikliringkan

yaitu cek, bilyet giro, nota-nota transfer, wesel, dll. Sedangkan bank-bank

peserta kliring umumnya adalah kantor cabang bank dalam suatu kota,

ditambah dengan daerah sekitar kota tersebut.

Tujuan lembaga kliring adalah untuk meningkatkan efisiensi dalam

pelaksanaan tukar-menukar warkat-warkat kliring serta mengontrol

pelaksanaan kliring.

Kliring dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Kliring Keluar

Kliring keluar merupakan kegiatan penerimaan warkat-warkat kliring

dari nasabah untuk diserahkan ke bank lain melalui lembaga kliring

untuk ditukarkan dengan dana.

Mekanisme kerja kliring dari penerimaan warkat-warkat di masing-

masing bank sampai dengan diperoleh hasil kliring dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a) Teller Kliring Bank

Teller kliring bank setiap hari menerima setoran dari nasabah.

Setoran tersebut antara lain dilakukan nasabah dengan warkat

bank lain. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebenaran atas

tanda setoran dan warkat kliring tersebut. Apabila sudah

dibuku, selanjutnya diserahkan ke Petugas Kliring untuk

dikliringkan.

b) Petugas Kliring Bank

Petugas kliring bank mencatat warkat-warkat kliring tersebut

pada daftar kliring menurut bank dan menjumlahkan angkanya.

Page 11: Manajemen Jasa Bank

Masing-masing bank peserta kliring dibuatkan satu daftar

kliring yang terdiri dari tiga lembar. Apabila bank peserta

kliring lebih dari satu, mak apetugas kliring harus membuat

Rekapitulasi Daftar Kliring untuk memudahkan BI dalam

membuat perhitungan hasil kliring. Rekapitulasi Daftar Kliring

mencatat jumlah angka-angka pada daftar kliring sesuai dengan

kelompok masing-masing bank (menurut nomor kliring bank).

c) Pejabat Bank

Sebelum Petugas Kliring berangkat ke Lembaga Kliring semua

hasil kerjanya diperiksa dahulu oleh Pejabat Bank. Hal ini

merupakan sistem kontrol melekat yang diterapkan oleh bank

(built in control). Apabila sudah ada persetujuan dari pejabat

bank, maka daftar kliring dan Rekapitilasi Daftar Kliring

beserta warkat-warkat yang akan dikliringkan dibawa oleh

petugas kliring ke Lembaga Kliring.

d) Lembaga Kliring

Petugas kliring masing-masing bank membagikan daftar kliring

beserta warkat-warkat kliringnnya ke masing-masing bank

peserta kliring. Oleh BI atau Bank Koordinator (Bank yang

ditujuk sebagai penyelenggara kliring), atas daftar kliring dan

rekapitulasi daftar kliring yang diterima dari masing-masing

peserta kliring, kemudian dilakukan perhitungan. Hasil

perhitingan dari BI masih bersifat semmentara. Hasil kliring

pastinya akan diketahui setelah dilakukan kliring kedua. Bukti

pembukuannya diberikan ke masing-masing bank peserta

kliring.

2) Kliring Masuk

Kliring masuk merupakan kegiatan penerimaan warkat-warkat yang

diterima dari bank lain atas beban rekening nasabah yang

ditatausahakan di bank yang bersangkutan.

Kliring masuk merupakan kelanjutan dari mekanisme kerja kliring

keluar, yaitu sebagai berikut:

a) Petugas Kliring Bank

Page 12: Manajemen Jasa Bank

Petugas Kliring Bank membawa pulang daftar kliring dan

warkat yang akan ditagihkan kemudian diserahkan kepada

pejabat bank untuk diperiksa kebenarannya. Selanjutnya pejabat

kliring memerintahkan teller kliring untuk mengecek kebenaran

pengisian dan tanda tangan masing-masing warkat serta melihat

saldonya direkening masing-masing, apabila cukup langsung

dibuku bila kurang akan dibuatkan Surat Penolakan (SP).

b) Teller Kliring Bank

Teller Kliring Bank memeriksa keaslian warkat dan kebenaran

penulisan dan tanda tangan, selanjutmya memeriksa saldo

masing-masing rekening nasabah yang menerbitkan warkat

tersebut. Apabila cukup kemudian dilakukan pembukuan,

sedangkan bila saldonya kurang, dibuatkan SP yang berisi

alasan penolakan tersebut. Warkat yang ditolak diserahkan

kepada petugas kkliring untuk dikembalikan kepada petugas

kliring bank lawan di Lembaga Kliring.

c) Petugas Kliring Bank

Petugas kliring bank menerima warkat-warkat yang ditolak dan

membuat daftar kliring warkat yang ditolak serta membuat

rekapitulasi daftar kliring dan selanjutnya diserahkan kepada

pejabat bank. Setelah mendapat persetujuan, petugas kliring

membawa ke Lembaga Kliring hal-hal sebagai berikut: warkat

kliring yang ditolak, daftar kliring, rekapitulasi daftar kliring

dan SP bagi warkat kliring yang ditolak (bila ada).

d) Lembaga Kliring

Warkat dan surat-surat diserahkan ke bank lawan dan

tindasannya disampaikan kepada BI/Bank Koordinator.

Berdasarkan surat-surat tersebut dilakukan perhitungan dan

penggabungan dengan perhitungan kliring sebelumnya (kliring

pertama). Hasil gabungan perhitungan tersebut akn

menghasilkan menang dan kalah kliring masing-masing bank,

selanjutnya BI membuku menang/kredit dan kalah/debit

tersebut ke masing-masing bank peserta kliring. Bukti

pembukuan diberikan kepada masing-masing bank peserta

Page 13: Manajemen Jasa Bank

kliring. Hasil perhitungan/pembukuan dibawa pulang oleh

petugas kliring bank dan selanjutnya diserahkan ke pejabat

bank untuk dicocokan dengan daftar kliring dan warkat yang

ditolak.

b. Inkaso

Inkaso adalah kegiatan penyelesaian warkat-warkat (cek dan bilyet giro)

tagihan antarbank di luar wilayah kliring. Inkaso juga dibedakan menjadi dua,

yaitu:

1) Inkaso Keluar

merupakan kegiatan penerimaan warkat-warkat dari nasabah yang akan

ditagihkan/diinkasokan ke cabang lain atau bank lain di luar wilayah

kliring untuk ditukarkan dengan dana.

Mekanisme kerja dari penerimaan warkat inkaso dari nasabah sampai

dengan diperoleh hasil inkaso dijelaskan sebagai berikut:

a) Teller Bank

Teller bank setiap hari menerima setoran dari nasabah. Setoran

tersebut antara lain dilakukan nasabah dengan warkat bank lain,

baik yang sekota maupun yang di luar kota. Warkat dari bank

yang sekota diselesaikan dengan kliring, sedangkan warkat dari

bank di luar kota diselesaikan dengan inkaso. Kemudian

dilakukan pemeriksaan kebenaran atas tanda setoran dan warkat

tersebut. Apabila sudah benar terus dibuku, selanjutnya warkat

diserahkan ke petugas inkaso untuk diinkasokan.

b) Petugas Inkaso Bank

Petugas inkaso bank mencatat warkat-warkat inkaso tersebut

pada daftar/formulir inkaso, menjumlahkan angkanya serta

mengisikan kantor cabang bank tujuan, tanggal pengiriman dan

nomor surat. Untuk setiap kantor cabang bank yang akan

ditagih dibuatkan satu daftar inkaso yang terdiri dari dua

lembar. Sebelum dikirim ke kantor cabang bank tujuan, terlebih

dahulu disampaikan ke Pejabat Bank untuk dicek kebenarannya

dan apabila sudah benar langsung dimintakan persetujuannya.

c) Pejabat Bank

Page 14: Manajemen Jasa Bank

Pejabat bank melakukan pemeriksaan atas jumlah warkat dan

nilai uangnya serta kantor cabang bank yang dituju. Apabila

telah cocok kemudian menandatangani daftar inkaso tersebut

sebagai tanda persetujuan. Selanjutnya diserahkan kepada

petugas ekspedisi untuk diagenda dan dikirim ke kantor cabang

bank tujuan.

2) Inkaso Masuk

merupakan kegiatan penerimaan warkat-warkat dari kantor cabang

bank yang sama di luar wilayah kliring atas beban rekening nasabah

yang ditatausahakan di bank yang bersangkutan atau bank lain.

Inkaso masuk merupakan kelanjutan dari mekanisme kerja inkaso

keluar tersebut di atas. Bila mana di kantor cabang bank tersebut

sebagai inkaso keluar, maka bagi kantor cabang bank tujuan adalah

merupakan inkaso masuk. Mekanisme kerja inkaso masuk adalah

sebagai berikut:

a) Petugas Inkaso Bank

Petugas Inkaso Bank menerima amplop dari petugas ekspedisi

yang berisi daftar inkaso dan warkat-warkat yang diinkasokan,

kemudian diadministrasikan. Apabila telah cocok antara isi

yang tertera dalam daftar inkaso dengan warkat-warkat yang

dilampirkan, kemudian meneruskan ke Teller Bank untuk

dibuku.

b) Teller Bank

Teller bank akan memeriksa kebenaran pengisian warkat (cek

atau bilyet giro), tanda tangan dan saldo dari rekening nasabah

yang menerbitkan warkat. Apabila telah cocok, saldonya cukup

langsung dibuku, sedangkan bila tidak cocok tanda tangannya,

atau saldo tidak cukup, warkat harus dikembalikan ke kantor

cabang pengiriman yang disertai dengan penjelasan sebab-

sebab penolakan.

Page 15: Manajemen Jasa Bank

c) Petugas Inkaso

Petugas Inkaso menerima hasil pembukuan dan warkat yang

ditolak dari Teller Bank. Kemudian menyiapkan aplikasi

transfer untuk mengirimkan hasil inkaso dan Daftar Inkaso

warkat yang ditolak ke Kantor Cabang Bank pengirim. Apabila

semua telah selesai dilakukan kemudian diserahkan ke pejabat

Bank untuk dilakukan pengecekan kembali dan sekaligus tanda

tangan sebagai persetujuan. Begitu persetujuan telah diberikan,

pada saat yang sama Pejabat Bank juga memberikan

persetujuan pengiriman transfer ke Kantor Cabang Bank

pengirim Inkaso melalui sarana komputernya. Sedangkan

apabila warkat tersebut harus dikliringkan, maka warkat

diserahkan ke Petugas Kliring dan tata cara pelaksanaannya

seperti mekanisme kliring di atas. Kemudian untuk warkat

Inkaso yang ditolak dikembalikan ke Kantor Cabang Bank

pengirim, tata cara pengiriman seperti halnya pengiriman

Inkaso keluar dan sekaligus membereskan administrasinya.

Perbedaan kliring dengan inkaso adalah sebagai berikut :

Pada kliring prosesnya terjadi pada suatu lembaga yang ditunjuk oleh

bank Indonesia untuk memperhitungkan utang piutang dalam bentuk

surat-surat berharga antara bank-bank peserta kliring.

Sedangkan inkaso, lebih cenderung pada proses penagihan oleh

nasabah atas warkat-warkat kliring yang dikeluarkan oleh bank peserta

kliring di luar wilayah kliring yang dikeluarkan oleh bank-bank peserta

kliring di luar wilayah kliring bank yang bersangkutan.

c. Transfer

Transfer atau pengiriman uang merupakan kegiatan penyelesaian permohonan

pemindahhan uang/dana dari satu KCB ke KCB lainnya atau bank

korespondennya di luar negeri yang dilakukan melalui sarana komunikasi

yang telah dilengkapi dengan berbagai alat pengaman, diawali dengan

permohonan transfer dari nasabah, diteruskan bank dengan instruksi untuk

Page 16: Manajemen Jasa Bank

membayar sejumlah tertentu kepada orang yang disebutkan namanya dalam

transfer tersebut serta pembayaran kepada nasabah.

Transfer dibedakan menjadi dua yaitu transfer keluar dan transfer masuk.

1) Transfer Keluar

merupakan kegiatan penerimaan permohonan transfer dari nasabah

untuk dikirimkan kepada orang lain (penerima) yang berada di luar

kota (luar wilayah kliring) atau luar negeri.

Mekanisme kerja transfer dari penerimaan permohonan transfer sampai

dengan pembayaran transfer dijelaskan sebagai berikut:

a) Teller Bank

Teller bank setiap hari menerima setoran dari nasabah. Aplikasi

tanfer beserta dengan uang yang akan dikirim dan biaya transfer

(bila dikenakan) diserahkan kepada Teller Bank. Kemudian

dilakukan pemeriksaan kebenaran atas pengisian aplikasi dan

jumlah uang. Apabila sudah cocok kemudian dilakukan

pembukuan dan selanjutnya diserahkan ke Petugas Transfer

untuk diverifikasi/diperiksa.

b) Petugas Transfer Bank

Petugas transfer bank menambahkan kode-kode dalam transfer

tersebut, kemudian menyerahkan kepada Pejabat Bank untuk

mendapatkan persetujuan.

c) Pejabat Bank

Pejabat Bank memeriksa aplikasi permohonan transfer dan

apabila telah cocok dibberikan tanda tangan sebagai persetujuan

dan pada saat yang sama memberikan persetujuan transfer

kepada komputer. Dengan sistem komunikasi yang canggih

yang dimiliki oleh setiap bank, maka pada saat yang bersamaan

bank yang dituju telah menerima pesan/instruksi transfer. Isi

dari pesan tersebut antara lain memuat : Kode transfer, cabang

pengirim, tanggal pengriman, besarnya uang yang dikirim,

nama dan alamat pengirim, nama dan alamat penerima, pesan

dari pengirim. Apabila pengiriman uang tersebut ke luar negeri

ditambahkan dalam pesan tersebut, bahwa atas pembayaran

Page 17: Manajemen Jasa Bank

tersebut agar membebankan ke rekening Bank Pengirim

(nostro) yang ditatausahakan di bank koresponden yang

bersangkutan.

2) Transfer Masuk

merupakan kegiatan penerimaan pesan/instruksi transfer (incoming

message) dari Kantor Cabang lain atau bank Koresponden di luar

negeri untuk diteruskan kepada penerima, baik secara pemindahbukuan

(kredit ke rekening nasabah), maupun secara tunai.

Transfer masuk merupakan kelanjutan dari mekanisme kerja transfer

keluar di bank lawan, yaitu sebagai berikut:

a) Petugas Transfer Bank

Petugas transfer menerima pesan/instruksi dari bank lain

kemudian melakukan pengkodean. Apabila kode cocok maka

dilakukan administrasi.

b) Pejabat Bank

Pejabat Bank melakukan pemeriksaan atas instruksi dalam

transfer masuk tersebut, meliputi nama penerima, alamat

penerima atau nomor rekening yang dituju, jumlah uang, nama

cabang pengirim, kode transfer, dsb. Apabila semua alat kontrol

telah cocok, maka pejabat bank akan memberikan persetujuan

untuk dibayarkan. Selanjutnya pejabat bank menandatangani

surat pemberitahuan pengiriman uang/transfer kepada penerima

dan menyerahkan kembali ke petugas transfer.

c) Petugas Trasfer

Petugas Transfer menyerahkan pemberitahuan kepada petugas

ekspedisi untuk disampaikan kepada penerima. Apabila dalam

instruksi transfer tersebut telah ditetepkan rekening yang dituju,

maka petugas melakukan pembukuan.

d) Teller Bank

Penerima transfer yang mengambil tunai (tidak menyebutkan

nomor rekenig pada instruksi transfer) harus menghubungi

teller dengan membawa surat pemberitahuan tentang

pengiriman uang. Oleh teller, surat pemberitahuan tersebut

Page 18: Manajemen Jasa Bank

dicocokan dengan arsip bank, apabila telah cocok, teller

membayar kepada penerima sejumlah uang seperti tercantum

dalam instruksi transfer tersebut, dan pada saat yang sama teller

membuku.

C. Jasa Bank Dalam Memperlancar Peredaran UangProduk bank yang terkait dengan fungsi memperlancar peredaran uang adalah

rekening koran, baik simpanan (giro) maupun pinjaman. Mekanisme peredaran uang

dapat dijelaskan daari dua sisi, yaitu sisi simpanan dan sisi pinjaman. Jasa bank yang

terkait dengan fungsi bank sebagai lembaga yang memperlancar peredaran uang:

1. Jasa Penerimaan Setoran

Penerimaan setoran dilakukan bank setiap hari, baik untuk kepentingan rekening

yang dipelihara di KCB yang bersangkutan maupun yang dipelihara di kantor

cabang lain. Sistem yang ditawarkan bank dalam pelimpahan dana setoran

tersebut ke rekening di kantor cabang lain, dapat dilakukan antara lain dengan

periode setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan. Alternatif maupun yang

dipilih nasabah, akan diselesaikan oleh bank dengan sistem yang dipunyai. Jasa

demikian banyak dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang

mempunyai jaringan unit kerja banyak. Sehingga untuk melihat saldo yang ada di

bank, dilakukan dengan cara sentralisasi sistem keuangannya. Dengan mengetahui

jumlah dana yang dimiliki, nasabah dengan cepat dapat menggunakan untuk

pembayaran transaksi-transaksinya.

2. Jasa Pencairan Dana

Pencairan dana dapat dilakukan setiap saat, baik menggunakan cek maupun bilyet

giro, baik atas beban rekening giro maupun rekening pinjamannya. Setiap cek

atau bilyet giro yang beredar merupakan bagian dari jumlah uang beredar, sebab

cek atau bilyet giro didukung oleh dana yang cukup di rekeningnya masing-

masing. Dengan demikian setiap pembayaran transaksi perdagangan di dalam

negeri dengan mudah akan dilakukan pembayaran oleh pihak pembeli. Cek atau

bilyet giro yang diterima oleh penjual dapat secara langsung dipergunakan untuk

Page 19: Manajemen Jasa Bank

membayar lagi kepada supplier atau menyetorkannya ke bank. Kemudahan

demikian telah memperlancar arus peredaran uang.