Manajement keputusan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Manajement keputusan

    1/5

    1. TEORI SISTEM Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan memiliki fungsi atau tujuan.

    Conto ! Sebua kursi dapat dianggap sebagai sistem" dimana kursi ini terdiri dari elemen-elemen yaitu berupa kaki" bagian penyangga

    #tempat duduk" paku-paku dll.$ yang saling berubungan dan memiliki fungsi untuk duduk. Sebua pabrik juga dapat diperlakukan sebagai

    sebua sistem. %alam al ini elemen-elemennya terdiri dari baan menta sebagai masukan #input$" proses transformasi beserta

    perlengkapannya" barang jadi sebagai keluaran #output$ dan lain-lain. Semua elemen tersebut saling terkait satu sama lain dan diarakan

    untuk satu tujuan yang sama yaitu memenui permintaan para konsumen. %alam kenyataan seari-ari" sebua sistem yang kita amati

    memiliki karakteristik ketergantungan yang tinggi teradap sistem lain #lingkungan$. %isamping itu sifatnya sangat dinamik" artinya sangat

    muda beruba akibat pengaru dari luar maupun dari dalam. &uga" dalam kenyataannya sistem yang kita amati 'ukup rumit untuk dapat

    dianalisa. Sistem yang demikian kita namakan (SISTEM )OM*+E)S(. ,ntuk memudakan analisa" sering dilakukan penyederanaan sistem

    kompleks. *enyederanaan ini merupakan suatu interpretasi suatu sistem menjadi sebua model. &adi model adala bentuk penyederanaan

    dari sistem. %alam keidupan dijaman modern ini" masala yang mun'ul dalam suatu sistem sangat besar tingkat ketergantungannya

    teradap sistem yang lain. Misalnya" solusipeme'aan masala dari suatu kasus belum tentu akan baik efeknya bagi sistem yang lain.

    Sebagai 'onto" masala polusi baan kimia dalam suatu pabrik dapat diatasi leat pen'u'ian limba dengan mempergunakan sejumla

    besar air. /kan tetapi" dilain piak penggunaan air yang berlebian ini menuntut pemasangan sumur bor yang tidak sedikit. *enggunaan

    sumur bor yang berkapasitas tinggi ini dapat mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat sekitar karena mereka tidak mendapatkan air

    dari dalam tana akibat penyedotan air se'ara besar-besaran ole industri tadi. &adi dalam sistem kompleks solusi dari suatu masala sangat

    bergantung kepada masala yang lain. %engan kata lain penanganan suatu masala yang mun'ul dalam suatu sistem" sangat memerlukan

    keterpaduan antar berbagai faktor dengan mempertimbangkan akibat dan dampak yang mungkin terjadi dan merugikan sistem yang diamati

    maupun sistem yang lain. 1.1 SISTEM )OM*+E)S %/0 TE)0O+OI Sementara itu" peranan teknologi dirasakan 'ukup penting dalam

    rangka meme'akan masala dalam suatu sistem. Sebagai 'onto2 peranan komputer 'ukup besar dalam proses pengambilan keputusan.

    *engambilan keputusan ini menjadi proses yang arus dileati dalam rangka men'ari solusi peme'aan suatu masala. /kan tetapi"

    bagaimanapun juga pemanfaatan teknologi ini memerlukan kemampuan kita untuk mengorganisasikan semua aspek yang terkait dalam

    sistem sedemikian rupa seingga teknologi tersebut benar-benar dimanfaatkan sesuai dengan kebutuan yang ada. ,ntuk itu diperlukan

    kemampuan untuk dapat meramalkan dampak penggunaan teknologi teradap perubaan sosial" budaya ekonomi dan aspek-aspek lainnya.

    3. )E4,T,5/0 /)/0 M/0/&EME0 %alam konotasi yang sederana" kata manajer sering dikaitkan dengan ubungan antara baaan dan

    atasannya dengan mempergunakan prinsip-prinsip komandoinstruksi. Sedangkan dalam abad modern ini" fokus dari manajemen lebiditekankan kepada organisasi dan sistem kompleks yang sangat erat kaitannya dengan masala-masala kompleks beserta solusinya.

    *eranan manajemen dalam suatu organisasi yang kompleks adala tidak sama dengan peranan manajemen dalam konotasi sederana seperti

    tersebut di atas. %alam al ini manajemen ditekankan kepada banyak aspek yang dianggap sangat berpengaru teradap jalannya sistem

    organisasi. Seorang manajer arus memiliki kapasitas dan aasan dalam sistem pengendalian" peren'anaan strategis" sistem

    personaliamanajemen sumber daya manusia dan sebagainya. %i sini peranan informasi sangat menentukan. /rus informasi yang 'epat dan

    sangat muda beruba memerlukan 'ara penanganan tersendiri ole piak manajer. Maka pengelolaan suatu sistem organisasi

    membutukan manajemen yang mampu mengantisipasi perkembangan sistem pada masa yang akan datang dan mengola informasi sesuai

    dengan kebutuan yang diadapi. 6. M/0/&EME0 SISTEM )OM*+E)S *enanganan sistem kompleks memerlukan proses tersendiri. ,ntuk

    dapat mengelola suatu sistem yang kompleks" seorang manajer paling tidak arus memiliki ! 1. 7aasan teknologi dari sistem usaa yang

    diadapi. 3. 7aasan konsep dasar manajemen. 6. 7aasan ubungan personalia. 8. )emampuan membuat konsep dan

    merealisasikannya dengan pendekatan sistem. 4anyak manajer yang mengetaui dan menguasai ilmu manajemen dan mengatur organisasi

    dengan gaya (manajemen murni(" tetapi anya sedikit sekali pengetauannya tentang konteks teknologi dalam berorganisasi. Itula

    sebabnya" seorang manajer" disamping arus memiliki aasan sistem" arus pula memiliki aasan teknologi. %isamping itu" didalam

    mengola sebua sistem organisasi orang sering melupakan konsep dasar dari manajemen. %alam al ini kita dituntut untuk memiliki

    kemampuan peren'anaan" pengorganisasian dan pengendalian suatu ren'ana kerja. %alam pandangan tradisional" manajemen meliputi

    proses yang berkaitan dengan pen'apaian tujuan. Sementara itu" kitapun dapat mendefinisikan baa ! - Manajemen adala suatu proses

    yang mengelola kegiatan kelompok. %isini masala pen'apaian tujuan suda ter'akup didalamnya. - Seorang manajer merealisasikanpen'apaian tujuan organisasi leat proses kerja sama dengan orang banyak. ,ntuk dapat melakukan al ini" ia arus membangun pola

    ubungan antar sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. - *engambilan keputusan memiliki peranan penting dalam proses

    manajemen. - )epemimpinan menjadi bagian integral dari proses manajemen. Tgl 11-13-3919 *E0/M4I+/0 )E*,T,S/0 11.1. )O0SE*

    %/S/R *E0/M4I+/0 )E*,T,S/0 Manusia merupakan bagian dari alam" yang idupnya tidak lepas dari alam. 4ila pada proses

    keidupan manusia sejak ia di'iptakan baa ia merupakan unsur yang semakin lama semakin mendominasi atas unsur-unsur lainnya dari

    alam ini" maka al itu tidak lain adala karena ia dibekali dengan kemampuan-kemampuan untuk bisa berkembang demikian. Segala proses

    yang terjadi di sekelilingnya dan di dalam dirinya dirasakannya dan diamatinya dengan menggunakan semua indera yang dimilikinya

    dipikirkannya" lalu ia berbuat dan bertindak. %alam mengadapi segala proses yang terjadi di sekelilingnya dan di dalam dirinya"

    ampir setiap saat manusia membuat atau mengambil keputusan dan melaksanakannya" ini tentu dilandasi asumsi baa segala tindakannya

    se'ara sadar merupakan pen'erminan asil proses pengambilan keputusan dalam pikirannya2 seingga sebenarnya manusia suda sangat

    terbiasa dalam membuat keputusan. &ika keputusan yang diambil tersebut perlu dipertanggung jaabkan kepada orang lain atau

    prosesnya memerlukan pengertian piak lain" maka perlu untuk diungkapkan sasaran yang akan di'apai berikut kronologi proses

    pengambilan keputusannya #Mangkusubroto dan Tresnadi" 1:;

  • 7/25/2019 Manajement keputusan

    2/5

    dilakukan berdasarkan pertimbangan situasional" baa keputusan tersebut adala keputusan terbaik. 7alaupun keputusan biasa dikatakan

    sama dengan pilian" ada perbedaan penting di antara keduanya. Sementara para pakar meliat baa keputusan adala >pilian nyata?

    karena pilian diartikan sebagai pilian tentang tujuan termasuk pilian tentang 'ara untuk men'apai tujuan itu" baik pada tingkat

    perorangan atau pada tingkat kolektif. Selain itu" keputusan dapat diliat pada kaitannya dengan proses" yaitu baa suatu keputusan iala

    keadaan akir dari suatu proses yang lebi dinamis yang diberi label >pengambilan keputusan?. Ia dipandang sebagai proses karena terdiri

    atas satu seri akti=itas yang berkaitan dan tidak anya dianggap sebagai tindakan bijaksana. %engan kata lain" keputusan merupakan sebua

    kesimpulan yang di'apai sesuda dilakukan pertimbangan" yang terjadi setela satu kemungkinan dipili" sementara yang lain

    dikesampingkan. %alam al ini" yang dimaksud dengan pertimbangan iala menganalisis beberapa kemungkinan atau alternatif" sesuda itu

    dipili satu di antaranya #Salusu" 1::@$. %i balik suatu keputusan terdapat unsur prosedur" yaitu pertama-tama pembuat

    keputusan mengidentifikasi masala" mengklasifikasi tujuan-tujuan kusus yang diinginkan" memeriksa bebagai kemungkinan untuk

    men'apai tujuan yang tela ditetapkan" dan mengakiri proses itu dengan menetapkan pilian bertindak. /taupun dengan kata lain" suatu

    keputusan sebenarnya didasarkan atas fakta dan nilai #fa'ts and =alues$. )eduanya sangat penting" tetapi tampaknya fakta lebi

    mendominasi nilai-nilai dalam pengambilan keputusan. *ada akirnya dapat dikatakan baa setiap keputusan itu bertolak dari beberapa

    kemungkinan atau alternatif untuk dipili. Setiap alternatif membaa konsekuensi-konsekuensi. Ini berarti" sejumla alternatif itu berbeda

    satu dengan yang lain mengingat perbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yang akan ditimbulkannya #Simon" 1:@9$. *ilian yang dijatukan

    pada alternatif itu arus dapat memberikan kepuasan" karena inila yang merupakan sala satu aspek paling penting dalam keputusan.

    /pabila memperatikan konsekuensi-konsekuensi yang mun'ul sebagai akibat dari suatu keputusan" ampir dapat dikatakan

    baa tidak akan ada satu pun keputusan yang akan menyenangkan setiap orang. Satu keputusan anya bisa memuaskan sekelompok atau

    sebagian besar orang. Selalu ada saja kelompok atau piak yang merasa dirugikan dengan keputusan itu. %an apabila kerugian yang

    dirasakan itu kurang objektif" tidak tertutup kemungkinan bagi meraka untuk melakukan reaksi negatif teradap keputusan itu. *ada sisi lain"

    suatu keputusan yang dibuat untuk suatu kelompok tertentu dapat pula mempunyai dampak bagi sebagian besar anggota organisasi. Itula

    sebabnya para ali teori pengambilan keputusan mengingatkan agar sebelum keputusan itu ditetapkan. %iperlukan pertimbangan yang

    menyeluru tentang kemungkinan konsekuensi yang bisa timbul. Simon #1:@9$ mengajukan model yang menggambarkan proses

    pengambilan keputusan. *roses ini terdiri dari tiga fase" yaitu ! 1. *enelusuran #intelligen'e$. Taap ini merupakan proses penelusuran dan

    pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masala. %ata masukan diperole" diproses" dan diuji dalam rangka

    mengidentifikasikan masala. 3. *eran'angan #design$. Taap ini merupakan proses menemukan" mengembangkan dan menganalisisalternatif tindakan yang bisa dilakukan. Taap ini meliputi proses untuk mengerti masala" menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.

    6. *emilian #'oi'e$. *ada taap ini dilakukan proses pemilian diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. 5asil

    pemilian tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan. Meskipun pelaksanaan termasuk

    taap tiga" namun ada beberapa piak berpendapat baa taap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisa guna menggambarkan

    ubungan antar fase se'ara lebi kompreensif. %alam al ini" Model Simon juga menggambarkan konstribusi Sistem Informasi Manajemen

    #SIM$ dan I lmu Manajemen*enelitian Operasional #Operations Resear'$ #IMOR$ teradap proses pengambilan keputusan" seperti terliat

    pada ambar 11.1. %ari deskripsi ketiga taap di baa" jelas baa *engolaan %ata Elektrik #*%E$ dan SIM mempunyai konstribusi dalam

    taap penelusuran " sedangkan IMOR berperan penting dalam taap pemilian. Tidak nampak pendukung yang berarti pada taap

    peran'angan" alaupun pada kenyataannya fase ini merupakan sala satu kontibusi dasar dari suatu Sistem *endukung )eputusan.

    11.6. *E0/M4I+/0 )E*,T,S/0 I0%IAI%, %/0 )E+OM*O) *ada dasarnya pengambilan keputusan kelompok berdasar pada

    pengambilan keputusan se'ara indi=idu anggota kelompok. 4erikut ini disajikan model-model pengambilan keputusan indi=idual yang

    dikemukakan ole Robbins #1::1$" dengan pendekatan 'ontingen'y #model pengambilan keputusan yang dipili dan digunakan sesuai dengan

    situasi tertentu$" antara lain sebagai berikut ! 11.6.1. *engambilan )eputusan Indi=idu 11.6.1.1. Model yang disederanakan #te satisfi'ing

    model$ Esensi dari model ini" pada saat diadapkan pada masala komplek" pengambil keputusan berusaa menyederanakan

    masala-masala pelik sampai pada tingkat di mana dia siap untuk memaaminya. 5al ini dikarenakan se'ara manusiai dia tidak mungkin

    memaami dan men'erna semua informasi penting se'ara optimal. %i dalam model ini pembatasan proses pemikiran diarakan pada

    pengambilan keputusan dengan rasionalitas terbatas #bounded rationality$" yaitu proses penyederanaan model dengan mengambil intimasala yang paling esensial tanpa melibatkan seluru permasalaan yang konkrit. Rasionalitas terbatas adala batas-batas

    pemikiran yang memaksa orang membatasi pandangan mereka atas masala dan situasi. *emikiran itu terbatas karena pikiran manusia tidak

    memiliki kemampuan untuk memisakan dan mengola informasi yang bertumpuk. 4agi para pengambil keputusan daripada

    mempertimbangkan enam atau delapan alternatif" lebi baik 'ukup bekerja dengan dua atau tiga alternatif untuk men'ega keka'auan. *ada

    dasarnya" manusia suda berpikir logis dan rasional" tetapi dalam batas-batas yang sempit. Baktor-faktor

    yang menyebabkan timbulnya resionalitas terbatas" antara lain informasi yang datang dari luar sering sangat kompetitif atau informasi itu

    tidak sempurna" kendala aktu dan biaya" serta keterbatasan seorang pengambil keputusan yang rasional untuk mengerti dan memaami

    masala dan informasi. )onsep ini memberi tekanan pada batas-batas dan rasionalitas pengambilan keputusan" di samping dapat

    menjelaskan mengapa dua orang yang menggunakan informasi sama" bisa mengasilkan keputusan yang berbeda. +angka-langka model

    pengambilan keputusan ini adala sebagai berikut ! 1. *enetapan tujuan #kebutuan$ pengambilan keputusan berkaitan dengan adanya

    masala tertentu. 3. Menyederanakan masala. 6. *enetapan standar minimum dari serangkaian kriteria keputusan. 8. Mengidentifikasi

    serangkaian alternatif yang dibatasi. . Menganalisis dan membandingkan setiap alternatif" apaka memenui lebi besar atau sama #D$

    dengan standar minimum dari serangkaian keptusan . @. /paka alternatif yang memenui syarat keputusan itu ada

  • 7/25/2019 Manajement keputusan

    3/5

    ole indi=idu pembuat keputusan. 4edanya dengan adala baa model fa=orit implisit tidak memasuki taap pengambilan keputusan melalui

    penge=aluasian alternatif yang 'ukup sulit karena perlu rasional dan obyektif. *ada aal proses keputusan" si

    pengambil keputusan suda 'enderung memili alternatif yang dirasakan paling baikdisukai. +angka-langkanya adala sebagai berikut !

    1. *enentuan kebutuan untuk pengambilan keputusan karena ada masala. 3. Mengidentifikasi alternatif dan langsung menetapkan pilian

    satu alternatif menurut preferensinya. 6. Mengidentifikasi alternatif lain" kemudian dipili lagi satu alternatif lain sebagai pembanding untuk

    mengukukan alternatif faforit. 8. *emilian alternatif yang menjadi idaman si pengambilan keputusan. 11.6.1.8. Model intuisi #te intuiti=e

    model$ *embuatan keputusan intuisi didefinisikan sebagai suatu proses baa sadartidak sadar yang timbul atau ter'ipta

    akibat pengalaman yang terseleksi. Tetapi model ini tidak berarti sama sekali dilaksanakan tanpa analisis rasional. Irrasional dan rasional

    saling melengkapi dalam proses keputusan menurut model ini. Terdapat dua pendekatan dalam menggunakan model intuisi" yaitu sebagai

    berikut ! - *endekatan depan-ujung. *engambil keputusan men'oba untuk mengindari menganalisis masala se'ara sistematis. %i sini

    intuisi diberi kekuasaan penu untuk mengembangkan suatu gagasan yang men'oba untuk memun'ulkan kemungkinan-kemungkinan yang

    luar biasa. &adi keputusan tidak dibangun dari data-data yang lalu. - *endekatan belakang-ujung. *engambilan keputusan menggunakan

    instuisi dengan bersandar memper'ayakan pada analisis rasional untuk mengidentifikasi dan mengalokasi bobot nilai kriteria" seperti alnya

    untuk mengembangkan dan menge=aluasi berbagai alternatif. *ada saat taap ini suda dilaksanakan" si pengambil keputusan beristiraat

    satu atau dua ari dari kegiatan keputusan ini" sebelum menentukan pilian keputusan akir. 11.6.3. *engambilan )eputusan )elompok

    Model pengambilan keputusan kelompok menurut 4odily #1:;$" diuraikan berikut ini. ,raian ini dimulai dari bentuk metode yang

    sederana berlanjut ke bentuk lebi 'anggi" yang paling baik dilaksanakan dengan bantuan komputer. %ari semua ini 4odily ingin

    menggambarkan baa apapun metodenya pada dasarnya arus dapat memasukkan preferensi indi=idu dan selanjutnya dapat

    mengakomodasikan berbagai kepentingan kelompok. %ikatakan pula baa begitu banyak jenis model dan metode keputusan kelompok yang

    disampaikan dalam kaitannya dengan masala umum" akan tetapi apabila akan dibangun suatu model tertentu seyogyanya memili

    pendekatan yang rele=an dengan masala dan tujuan tertentu. 4eberapa metode pengambilan keputusan kelompok yang

    dikemukakannya" antara lain adala sebagai berikut ! 11.6.3.1. Optimalitas pareto *erangkat optimal pareto memili satu

    alternatif yang tidak didominasi ole alternatif lainnya. )ekurangan dari pareto adala adanya peringkat alternatif-alternatif yang lengkap

    yang belum diidentifikasi seingga setiap indi=idu memperole keuntungan dengan berali dari alternatif non-pareto ke alternatif optimal

    pareto" karena pilian kelompok dimulai jika perangkat pareto tela diidentifikasi. *endekatan yang lebi baik adala terlebi daulu

    mengidentifikasi alternatif optimal pareto. &ika ada beberapa alternatif pareto" dibutukan metode lain untuk memili satu alternatif. %alamal ini pareto dapat digunakan untuk menguji mutu dari pilian tersebut. 11.6.3.3. Solusi taar-menaar #Te 0as bargaining solution$

    Sala satu 'ara memandang masala keputusan kelompok adala taar menaar. 0as merumuskan masala taar

    menaar ini sampai kepada solusinya. 5asilnya adala para pelaku arus meningkatkan produk yang bermanfaat bagi mereka masing-masing

    #produ't indi=idual utilities$. *eranan solusi 0as tersebut adala mengitung sejau mana keuntungan relatif dari suatu taar menaar

    dengan nilai dasar yang akan berlaku" bila tidak ada kesepakatan. *endekatan 0as didasarkan pada pengertian bersaing dari pembuat

    keputusan kelompok dan solusi kesetimbangan teradap masala taar menaar. %ampak an'aman dari masing-masing pelaku ikut

    dipertimbangkan. Masing-masing indi=idu men'ari kebaikan untuk kepentingan diri sendiri dan atau kelompoknya. 11.6.3.6. ,tilitas

    tambaan *engambilan keputusan ini didasarkan pada langka lebi baik men'apai kebaikan bersama #kolektif$ daripada

    untuk kebaikan indi=idual yang tidak adil yang tidak men'apai tujuan bersama yang diarapkan. Bungsi utilitas kelompok merupakan jumla

    yang ditimbang dari utilitas indi=idual adala ,#F$ G a1 u1 #H1$ a3 u3 #H3$ . . . an un #Hn$ dimana H G #F1" F3" . . . " Fn$ adala

    =ektor atau urutan tersusun dari imbalan yang diterima kepadateradap anggota kelompok dan ai adala bobot yang diberikan kepada

    utilitas i indi=idu. /sumsi tentang peraturan keputusan kelompok adala ! 1. *referensi sosial #kelompok$ memenui ketetapan untuk

    memaksimalkan utilitas yang diarapkan. 3. *referensi indi=idual memenui ketetapan untuk memaksimalkan utilitas yang diarapkan. 6.

    4ila dua ara prospek * dan J sama baiknya dari sudut pandang setiap indi=idu" al ini juga sama baiknya dari sudut pandang sosial

    #kelompok$. 11.8. *E0%E)/T/0 *E0/M4I+/0 )E*,T,S/0 *engambil keputusan dapat membuat keputusan dengan menggunakan satu atau

    beberapa pertimbangan berikut ! 1. Bakta. Seorang pengambil keputusan yang selalu bekerja se'ara sistematis akan mengumpulkan semua

    fakta mengenai satu masala dan asilnya iala kemungkinan keputusan akan lair dengan sendirinya. /rtinya" fakta inila yang akanmemberi petunjuk keputusan apa yang akan diambil. 0amum sebenarnya tidak semuda itu. Masalanya" fakta yang ada tidak selamanya

    jelas dan lengkap. 4isa saja dua fakta melairkan keputusan yang bertentangan pada saat pengambil keputusan arus men'ari jalan keluar

    yang lain. 3. *engalaman. *engalaman adala guru yang baik. Seorang pengambil keputusan arus dapat memutuskan pertimbangan

    pengambilan keputusan berdasarkan pengalamannya. Seorang pengambil keputusan yang suda menimba banyak pengalaman tentu lebi

    matang dalam membuat keputusan daripada pengambil keputusan yang sama sekali belum mempunyai pengalaman apa-apa. 0amun" perlu

    diperatikan baa peristia-peristia yang lampau tidak akan perna sama dengan peristia-peristia pada saat ini. Ole sebab itu

    penyesuaian teradap pengalaman seorang pengambil keputusan senantiasa diperlukan. 4erikut ini disajikan beberapa pendekatan dalam

    pengambil keputusan dengan uraian sebagai berikut ! 11.8.1. Rasional /nalitis *engambilan keputusan rasional analitis mempertimbangkan

    semua alternatif dengan segala akibat dari pilian yang diambilnya" menyusun segala akibat dan mempertimbangkan skala pilian #s'ale of

    preferen'es$ yang pasti" dan memili alternatif yang memberi asil maksimum. *endekatan ini merupakan model klasik dalam

    pengambilan keputusan bidang ekonomi dan bisnis. Model ini banyak memperole kritik karena dianggap kurang realistik karena anya

    mempertimbangkan informasi-informasi yang diterima dengan mengabaikan beberapa pertimbangan lainnya. *endekatan proses

    pengambilan keputusan rasional memberi peratian utama pada ubungan antara keputusan dengan tujuan dan sasaran dari pengambil

    keputusan. Suatu keputusan dapat dikatakan rasional jika ia dapat dijelaskan dan dibenarkan dengan berusaa mengaitkannya dengan

    sasaran dari pengambil keputusan. %engan kata lain" keputusan ini dibuat untuk memenui maksud dari pengambil keputusan. Indi=idu

    sebagai pengambil keputusan akan menyusun urutan-urutan tujuan dan sasaran yang dikeendaki sebelum ia mengidentifikasi alternatif yang

    akan dipili. *rinsip ini juga akan berlaku pada satu kelompok yang bertugas mengambil keputusan" seperti sering diliat dalam kalanganpemerintaan. )elompok merupakan satu kesatuan koesif yang bertugas meran'ang keputusan untuk memaksimalkan kebaagian bagi

    masyarakat teradap tujuan keputusan. 11.8.3. Instuitif Emosional *engambil keputusan intuitif emosional menyukai kebiasaan dan

    pengalaman perasaan yang mendalam" pemikiran yang reflektif dan naluri dengan menggunakan proses alam baa sadar. *roses ini dapat

    didorong ole naluri" orientasi kreatif" dan konfrontasi kreatif. %ia mempertimbangkan sejumla alternatif dan peluang se'ara serempak

    melon'at dari satu langka dalam analisis atau men'ari yang lain dan kembali lagi. Mereka yang menentang pendekatan ini mengemukakan

    baa 'ara ini tidak se'ara efektif menggunakan semua sarana yang ada bagi pengambil keputusan modern. Model pengambil keputusan

    yang menggunakan instuisinya seringkali dikritik sebagai immoral. )ritik yang sering dilontarkan teradap pengambil keputusan serupa itu

    adala karena kurang mengadakan analisis yang terkendali maka peratian anya ditujukan pada beberapa fakta dan melupakan banyak

    elemen penting. %alam pengambilan keputusan dengan menggunakan intuisi tidak banyak tergantung pada fakta yang lengkap. %alam

    pendekatan ini" seseorang dapat mengambil keputusan dengan informasi yang sedikit. 11.8.6. *erilaku *olitis 4erbeda dengan model-model

    pendekatan yang tela diuraikan sebelumnya" baa 'ara pengambilan keputusan perilaku politis merupakan pengambilan keputusan

  • 7/25/2019 Manajement keputusan

    4/5

    indi=idual dengan melakukan pendekatan kolektif. &uga dianggap teori deskriptif yang menyarankan agar organisasi tempat pengambil

    keputusan bekerja membatasi pilian yang ada. )eputusan diambil kalau beberapa orang yang terlibat dalam proses itu menyetujui baa

    mereka tela menemukan peme'aan. Mereka melakukan al ini dengan saling menyesuaikan diri dan saling berunding mengikuti peraturan

    permainan 'ara mengambil keputusan dalam organisasi pada masa lalu. *engambil keputusan arus mempertimbangkan apaka asil

    keputusan itu dapat dilaksanakan se'ara politis. *ada tingkat operasional" biasanya pendekatan pengambilan keputusan perilaku politik ini

    dilakukan melalui metoda-metoda berikut ini ! - Metoda taar-menaar inkremental #in'remental-bargaining$. Metoda ini merupakan

    model paling mendasar dalam akti=itas organisasi" yaitu penyelesaian pengambil keputusan melalui negosiasi. )arakteristik dari

    inkrementalisme iala baa keputusan tentang suatu kebijaksanaan terjadi dalam bentuk langka-langka ke'il dan karenanya tidak terlalu

    jau dari status Kuo. 5asil keputusannya diperole melalui proses taar-menaar yang melelakan dan persuasif melalui perdebatan dan

    negosiasi. %alam persidangan badan perakilan rakyat" metoda ini paling banyak digunakan" bakan juga dikalangan birokrasi apabila

    mereka membaas anggaran. - Metoda peninjauan gabungan #miLed s'anning$. Metoda ini menaarkan suatu kompromi antara

    keputusan resional dan inkrementalisme. Maksud kompromi di sini iala baa para pengambil keputusan dimungkinkan membuat

    keputusan-keputusan besar yang mempunyai dampak jangka panjang" dan juga keputusan-keputusan dengan ruang lingkup terbatas.

    Mereka dapat menggabungkan kedua perspektif tersebut" yaitu yang berjangka panjang dan luas dengan yang sempit bertaap dengan

    maksud men'ega mereka membuat keputusan inkremental yang kurang meliat jau ke depan. - Metode agregatif #aggregate

    metods$. Metoda ini men'akup antara lain teknik delpi dan teknik-teknik pengambilan keputusan yang berkaitan. Sering kali metoda ini

    memanfaatkan konsultan dan tim-tim staf yang bekerja keras dalam merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan politik. )onsensus dan peran

    serta merupakan karakteristik utama dari metode agregatif. - Metoda keranjang sampa #te gerbage-'an$ atau model pembuatan non-

    keputusan #nonde'ision-making model$. Model ini dikembangkan ole Mar' dan Olsen. %alam model keranjang-sampa menolak model

    rasional" bakan rasional-inkremental yang sederana sekalipun. Ia lebi tertarik pada karakter yang ditampilkan dalam pengambilan

    keputusan" pada isu yang berma'am-ma'am dari peserta pengambil keputusan" dan pada masala-masala yang timbul pada saat itu. Sering

    kali keputusan yang diambil tidak diren'anakan sebagai akibat dari perdebatan dalam kelompok. %alam membaas alternatif-alternatif" justru

    yang paling banyak diungkapkan iala tujuan dan sasaran" tetapi tidak menge=aluasi 'ara terbaik untuk men'apai tujuan dan sasaran itu.

    *embaasan tentang pengambilan keputusan diarnai ole kepetingan pribadi" klik" persekutuan" mitos" konflik" pujian dan tuduan"

    menggalang persaabatan baru" melepas ikatan lama" men'ari kebenaran dan menampilkan kekuasaan. *EMEC/5/0 M/S/+/5 %/0

    )O0TRO+ ),/+IT/S ;.1. *E0/0T/R */%/ *E0E+O+//0 SISTEM M/0/&EME0" TERM/S,) %I %/+/M0/ M/0/&EME0 T/M4/0" )IT/%I5/%/*)/0 )E*/%/ /%/0/ T,0T,T/0 *ER4/I)/0 SEC/R/ TER,S ME0ER,S" /0 S/+/5 S/T, %I /0T/R/0/ 4ER)/IT/0 %E0/0

    *ER,M,S/0 M/S/+/5 %/0 *ROSES ME0/T/SI0/. %/+/M ,R/I/0 I0I /)/0 %I4/5/S S,/T, *E0%E)/T/0 /0 %I)EM4/0)/0

    %/+/M TOT/+ J,/+IT M/0/EME0T" /IT, ; #%E+/*/0$ +/0)/5 *EMEC/5/0 M/S/+/5 %/0 < #T,&,5$ /+/T )O0TRO+ ),/+IT/S. ;.3.

    ; #%E+/*/0$ +/0)/5 *EMEC/5/0 M/S/+/5 %/+/M M/0/&EME0 T/M4/0" SE*ERTI 5/+0/ */%/ M/0/&EME0 ,M,M0/" *ER,M,S/0

    /)/R M/S/+/5 ME0&/%I TITI) /7/+ %/RI *E0C/RI/0 SO+,SI. M/)/ %/+/M TE)0I) ; #%E+/*/0$ +/0)/5 *EMEC/5/0 M/S/+/5

    %I)EM4/0)/0 TI/ 4E0T,) T/5/*/0 4ES/R %/RI *ROSES *E0/M4I+/0 )E*,T,S/0 /0 ME+I*,TI! 1. I%E0TIBI)/SI M/S/+/5"

    ME0E+ITI /*/ %/0 4//IM/0/ M/S/+/5 /0 TIM4,+. 3. *E0EM4/0/0 /+TER0/TIB-/+TER0/TIB *ER4/I)/0*EMEC/5/0 M/S/+/5"

    /0 M,0)I0 %/*/T %I+/),)/0 ,0T,) MEMEC/5)/0 M/S/+/5. 6. *EMI+I5/0 /+TER0/TIB /0 TER4/I)" /0 %I+/),)/0

    4ER%/S/R)/0 )RITERI/ /0 %I*ER,0/)/0. )EM,%I/0 %IT/M4/5 %E0/0 +/0)/5 EA/+,/SI /T/S )E*,T,S/0" /IT, SE&/,5

    M/0/ 5/SI+ *ER4/I)/0 %/*/T MEMEC/5)/0 M/S/+/5" SETE+/5 %IIM*+EME0T/SI)/0. &I)/ %I5,4,0)/0 %E0/0 B,0SI

    OR/0IS/SI %/0 T/5/*/0 *ROSES *E0/M4I+/0 )E*,T,S/0 M/)/ ; #%E+/*/0$ +/0)/5 *EMEC/5/0 M/S/+/5 IT, %/*/T %I,R/I)/0

    SE*ERTI %/+/M T/4E+ ;.1. T/4E+ ;.1. 5,4,0/0 /0T/R/ B,0SI OR/0IS/SI" *ROSES *E0/M4I+/0 )E*,T,S/0 %/0 %E+/*/0

    +/0)/5 *EMEC/5/0 M/S/+/5. B,0SI OR/0IS/SI *ROSES *E0/M4I+/0 )E*,T,S/0 ; +/0)/5 *EMEC/5/0 M/S/+/5

    *ERE0C/0//0 #*+/0$ 1. I%E0TIBI)/SI M/S/+/5 3. *E0EM4/0/0 /+TER0/TIB 1. ME0E0T,)/0 *RIORIT/S M/S/+/5. 3. ME0C/RI

    SE4/4-SE4/4 /0. ME0/)I4/T)/0 M/S/+/5. 6. ME0E+ITI SE4/4-SE4/4 /0 */+I0 4ER*E0/R,5. 8. ME0,S,0

    +/0)/5-+/0)/5 *ER4/I)/0. ME+/),)/0 #%O$ 6. *EMI+I5/0 /+TER0/TIB 8. IM*+EME0T/SI . ME+/)S/0/)/0 +/0)/5-+/0)/5

    *ER4/I)/0. MEMERI)S/ #C5EC)$ . EA/+,/SI @. *ERI)S/ 5/SI+ *ER4/I)/0. /)SI #/CTIO0$

  • 7/25/2019 Manajement keputusan

    5/5

    ME0I%E0TIBI)/SI M/S/+/5 TI%/) TERC/*/I0/ T/RET 7/)T, E%/R #CIRC+E TIME$ %/RI TR,) *E0/0),T 4/T,4/R/ */%/

    SE4,/5 T/M4/0. %/RI 5/SI+ *E0,M*,+/0 %/T/ %I*ERO+E5 5/SI+ SE*ERTI */%/ T/4E+ ;.3. T/4E+ ;.3. 5/SI+ *E0,M*,+/0 %/T/

    *E0E4/4 TI%/) TERC/*/I0/ T/RET 7/)T, E%/R %/RI 3@ ,0IT TR,) *E0/0),T 4/T,4/R/ 0O. *E0E4/4 &,M+/5 /. 4/0

    *EC/5 @ 4,+/0 36"1 4. TERE+I0CIR )/RE0/ 5,&/0 134,+/0 8@"3 C. O*ER/TOR TI%/) M/5IR 4,+/0 1:"3 %. )O0%ISI TR,)

    TI%/) ME0IHI0)/0 ,0T,) ME0C/*/I )ECE*/T/0 O*TIM,M 64,+/0 11" %I/R/M I0I SERI0 &,/ %ISE4,T %E0/0 %I/R/M

    T,+/0 I)/0 )/RE0/ ME0ER,*/I 4E0T,) S,S,0/0 T,+/0 I)/0. 4/I/0 )/0/0 %/RI %I/R/M 4I/S/0/ ME0/M4/R)/0 /)I4/T

    /T/, *ERM/S/+/5/0" SE%/0)/0 C/4/0-C/4/0 T,+/0 I)/00/ ME0/M4/R)/0 *E0E4/4-*E0E4/40/. */%/ ,M,M0/

    4/I/0 /)I4/T */%/ %I/R/M I0I 4ER)/IT/0 %E0/0 M/S/+/5 ),/+IT/S. SE%/0)/0 ,0S,R-,0S,R *E0E4/4 4I/S/0/ TER%IRI

    %/RI B/)TOR-B/)TOR M/0,SI/" M/TERI/+" MESI0" METO%E %/0 +I0),0/0. /M4/R ;.6. ME0,0&,)/0 CO0TO5 %I/R/M SE4/4-

    /)I4/T ,0T,) M/S/+/5 TER&/%I0/ /0TRI/0 TR,) ME0,0, /+/T M,/T %I *ERM,)/ )ER&/ #BRO0T$. ;.6.. *E0E+OM*O)/0

    #STR/TIBI)/SI$ MER,*/)/0 S,/T, ,S/5/ ,0T,) ME0E+OM*O))/0 ),M*,+/0 %/T/ #%/T/ )ER,S/)/0" BE0OME0/" SE4/4-SE4/4"

    %/0 +/I0 SE4//I0/$ )E %/+/M )E+OM*O)-)E+OM*O) /0 MEM*,0/I )/R/)TERISTI) S/M/. %/S/R *E0E+OM*O))/0 S/0/T

    TER/0T,0 */%/ T,&,/0 *E0E+OM*O))/0" SE5I0/ %/S/R *E0E+OM*O))/0 %/*/T 4ER4E%/-4E%/ TER/0T,0 */%/

    *ERM/S/+/5/0. %,/ /S*E) *O)O) *EM4,/T/0 *E0E+OM*O)/0 /%/+/5 4ER%/S/R)/0 2 1. S,M4ER. 3. 5/SI+. %I %/+/M

    *E0E0%/+I/0 ),/+IT/S" *E0E+OM*O)/0 TER,T/M/ %IT,&,)/0 ,0T,) /. ME0C/RI B/)TOR *E0E4/4 ,T/M/ ),/+IT/S SEC/R/

    M,%/5. 4. MEM4E0T,) *EM4,/T/0 %I/R/M TE4/R. C. MEM*ERM,%/5 *E0/M4I+/0 )ESIM*,+/0 %I %/+/M *E0,0//0 *ET/

    )O0TRO+. %. MEM*E+/&/RI SEC/R/ ME0E+,R,5 M/S/+/5 /0 %I5/%/*I. S,/T, %I/R/M /0 ME0/M4/R)/0 5,4,0/0

    /0T/R/ %,/ B/)OR %E0/0 MEM*+OT %/T/ %/RI )E%,/ B/)TOR TERSE4,T */%/ S,/T, R/BI). %E0/0 %I/R/M I0I )IT/ %/*/T

    ME0E0T,)/0 )ORE+/SI /0T/R/ S,/T, SE4/4 %E0/0 /)I4/T0/. *ER5IT,0/0 )ORE+/SI %/*/T %I+/),)/0 %E0/0 ME0,0/)/0

    RERESI /T/, %E0/0 METO%E 0I+/I TE0/5. /%/ 4E4ER/*/ &E0IS )ORE+/SI /0 %/*/T TER+I5/T %/RI %IR/M TE4/R I0I" /IT,!

    1. )ORE+/SI *OSITIB #*OSITIAE CORRE+/TIO0$" &I)/ 0I+/I B/)TOR *E0E4/4 4ERT/M4/5 4ES/R" 0I+/I B/)TOR /)I4/T &,/

    4ERT/M4/5 4ES/R #0I+/I )OEBISIE0 )ORE+/SI ME0%E)/TI *OSITIB 1$. 3. M,0)I0 )ORE+/SI *OSITIB #*OSITIAE CORRE+/TIO0 M/ 4E

    *RESE0T$" &I)/ TER%/*/T )ECE0%ER,0/0 )ORE+/SI *OSITIB TET/*I MEMI+I)I SE4/R/0 %/T/ /0 4ES/R #0I+/I )OEBISIE0

    )ORE+/SI )ECI+ TET/*I M/SI5 *OSITIB$. 6. )ORE+/SI 0E/TIB #0E/TIAE CORRE+/TIO0$" &I)/ TER%/*/T )ECE0%ER,0/0 )ORE+/SI

    0E/TIB TET/*I MEMI+I)I SE4/R/0 %/T/ /0 4ES/R #0I+/I )OEBISIE0 )ORE+/SI )ECI+ %/0 0E/TIB$. 8. T/) 4ER)ORE+/SI #0O

    CORRE+/TIO0$" &I)/ SE4/R/0 %/T/ S/0/T 4ES/R #0I+/I )OEBISIE0 )ORE+/SI ME0%E)/TI 9$. 4ERI),T I0I %I4ERI)/0 CO0TO5%I/R/M TE4/R /0T/R/ 7/)T, E%/R TR,) %/0 *ER,4/5/0 &/R/) /0),T. %/RI 5/SI+ *+OT %/T/ TER+I5/T )ECE0%ER,0/0

    /%/0/ )ORE+/SI *OSITIB /0T/R/ 7/)T, E%/R %E0/0 4ER,4/50/ &/R/) /0),T. R/BI) /%/+/5 S,/T, 4E0T,) /0 TER%IRI

    %/RI /RIS-/RIS /0 ME05,4,0)/0 %,/ 4ES/R/0 TERTE0T,. R/BI) TER%IRI %/RI TI/ &E0IS" /IT, ! 1. /RIS #+I0E

    R/*5$. 3. 4/T/0 #4/R R/*5$. 6. +I0)/R/0 #CIRC+E R/*5$. *ET/ )E0%/+I /%/+/5 S,/T, 4E0T,) R/BI) %E0/0 4/T/S/0-

    4/T/S/0 /0 4ER,0/ %/+/M ME0ET/*)/0 *E0/M4I+/0 )E*,T,S/0 %/+/M *E0E0%/+I/0 M,T, SEC/R/ ST/TISTI). %/+/M *ET/

    )E0%/+I 4/T/S/0-4/T/S/0 %I*ERO+E5 %/RI *ER5IT,0/0 ST/TISTI) %E0/0 *ER5IT,0/0 SIM*/0/0 %/0 R/T/-R/T/ %/RI %/T/

    /0 %I),M*,+)/0.

    Make Money Online !ttp!o.ly)0ICH

    http://ow.ly/KNICZhttp://ow.ly/KNICZhttp://ow.ly/KNICZ