26
MANFAAT METFORMIN PADA PENDERITA NON DIABETIK Rapiuddin, Makbul Aman I. PENDAHULUAN Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua- duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. World Health Organization (WHO) sebelumnya telah merumuskan bahwa DM merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. 1 Secara epidemiologik diabetes seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya diabetes adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi ini. Penelitian lain menyatakan bahwa dengan adanya urbanisasi, populasi diabetes tipe 2 akan meningkat 5-10 kali lipat karena terjadi perubahan perilaku rural-tradisional menjadi urban. Faktor resiko yang berubah secara epidemiologik adalah

Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

  • Upload
    falra

  • View
    209

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

MANFAAT METFORMIN PADA PENDERITA NON DIABETIK

Rapiuddin, Makbul Aman

I. PENDAHULUANDiabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka

panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf,

jantung dan pembuluh darah. World Health Organization (WHO) sebelumnya telah

merumuskan bahwa DM merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu

jawaban yang jelas dan singkat tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu

kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor di mana didapat

defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. 1

Secara epidemiologik diabetes seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau

mulai terjadinya diabetes adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga

morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi ini. Penelitian lain

menyatakan bahwa dengan adanya urbanisasi, populasi diabetes tipe 2 akan meningkat 5-

10 kali lipat karena terjadi perubahan perilaku rural-tradisional menjadi urban. Faktor

resiko yang berubah secara epidemiologik adalah bertambahnya usia, obesitas, distribusi

lemak tubuh, kurangnya aktifitas jasmani dan hiperinsulinemia. Semua faktor ini

berinteraksi dengan beberapa faktor genetik berhubungan dengan terjadinya DM tipe 2. 1

Salah satu pengobatan DM adalah metformin sebagai agen sensitif insulin dengan

anti hiperglikemia poten. Metformin menurunkan hiperglikemia pada DM tipe 2 sama

dengan sulfonilurea, thiazolindione dan insulin. Metformin sebagai terapi kombinasi dasar

sering lebih superior dibanding terapi tunggal. Cara kerja metformin sebagai anti

hiperglikemia adalah menekan produksi glukosa hati khususnya glukoneogenesis dan

meningkatkan sensitifitas insulin perifer. 2

Page 2: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

Metformin juga digunakan untuk pengobatan penderita non diabetik seperti pre-

diabetik, sindrom metabolik, non alcoholic steatohepatitis (NASH), sindrom ovarium

polikistik dan kanker.

Dalam referat ini kami akan membahas tentang manfaat metformin pada penderita

non diabetik.

II. METFORMIN

Metformin atau metformin XR adalah obat anti hiperglikemik yang digunakan untuk

pengobatan DM tipe 2. Metformin secara kimia atau farmakologi tidak berhubungan

dengan obat anti hiperglikemik lain.3

A. MEKANISME KERJA

Metformin adalah obat anti hiperglikemik yang memperbaiki toleransi

glukosa pada pasien DM tipe 2, menurunkan glukosa basal dan post prandial.

Secara farmakologi mekanisme kerjanya berbeda dengan obat anti hipergikemik

yang lain. Metformin menurunkan produksi glukosa hati, menurunkan absorbsi

glukosa usus, dan memperbaiki sensitivitas insulin dengan peningkatan ambilan

dan penggunaan glukosa perifer. Tidak seperti sulfonilurea metformin tidak

menyebabkan hipoglikemia pada pasien DM tipe 2 atau orang normal.3,4

B. FARMAKOKINETIK

1. Absorbsi dan Bioavaibilitas

Bioavaibilitas dari metformin 500 mg pada saat puasa kira-kira 50-60 %.

Makanan menurunkan absorbsi dari metformin kira-kira 40 % lebih rendah

dari konsentrasi plasma puncak, dan terjadi pemanjangan konsentrasi

plasma puncak pada pemberian 850 mg metformin dengan makanan

dibanding pada saat puasa. Mekanisme klinik penurunan ini tidak diketahui.

Pemberian dosis tunggal metformin XR konsentrasi plasma puncak dicapai

dalam 7 jam. Konsentrasi plasma puncak kira-kira 20 % lebih rendah

dibanding dosis yang sama dengan metformin. Perpanjangan absorbsi sama

dengan metformin. Pemanjangan absorbsi dari metformin XR pada dosis

Page 3: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

2000 mg satu kali sehari sama dengan metformin 1000 mg dua kali sehari.

Meskipun pemanjangan absorbsi metformin XR meningkat kira-kira 50 %

ketika diberi bersama makanan, tetapi makanan tidak mempengaruhi

konsentrasi dan waktu puncak plasma. Diet rendah dan tinggi lemak

mempunyai pengaruh yag sama pada metformin XR.3

2. Distribusi

Distribusi metformin secara nyata dengan dosis tunggal 850 mg rata-rata 654

-+ 358 L. Meformin 90 % terikat dengan protein berbeda dengan sulfonilurea.

Metformin menembus eritrosit. Dosis umum dan jadwal metformin pada

konsentrasi plasma stabil dicapai dalam 24-28 jam dan secara umum kurang

1 ug/ml. Dalam percobaan klinik konsentrasi plasma maksimum metformin

tidak lebih 5 ug/ml, sekalipun diberi dosis maksimum. 3

3. Metabolisme dan Eliminasi

Percobaan dosis tunnggal intravena pada orang normal memperlihatkan

bahwa metformin diekskresi tanpa perubahan di urine dan tidak mengalami

metabolisme di hepar atau eksresi di empedu/biliar. Pada pemberian oral

kira-kira 90 % absorbsi obat dieliminasi lewat ginjal dalam 24 jam pertama

dengan waktu paruh kira-kira 6,2 jam. Dalam darah waktu paruh eliminasi

kira-kira 17,6 jam yang menunjukkan bahwa massa eitrosit adalah

kompartemen distribusi.3

C. POPULASI KHUSUS

1. Pasien DM tipe 2

Pada fungsi ginjal normal, tidak ada perbedaan farmakokinetik antara dosis

tunggal dan dosis terbagi pada pasien DM tipe 2 dan orang normal.3

2. Gangguan ginjal

Pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal waktu paruh plasma dan darah

diperpanjang dan eliminasi di ginjal menurun.3

Page 4: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

3. Gangguan hati

Tidak ada penelitian metformin yang dilakukan pada pasien dengan

gangguan fungsi hati.3

4. Usia lanjut

Data penelitian metformin masih terbatas pada orang tua yang sehat dan

menunjukkan bahwa clearance total plasma menurun, waktu paruh

memanjang dan konsentrasi plasma puncak meningkat dibanding orang

muda normal.3

5. Anak-anak

Pada pemberian dosis tunggal oral metformin 500 mg dengan makanan.

Konsentrasi puncak plasma dan absorbsi berbeda kurang 5 % antara anak-

anak dengan DM tipe 2 (umur 12-16 tahun) dibanding dewasa sehat (20-45

tahun) dengan fungsi ginjal normal.3

6. Jenis kelamin

Parameter farmakokinetik metformin tidak berbeda secara signifikan antara

orang normal dan pasien DM tipe 2 menurut jenis kelamin (laki-laki= 19,

perempuan 16).3

7. Ras

Tidak ada penelitian secara farmakokinetik manfaat metformin menurut ras

yang dipublikasikan. Pada penelitian metformin pada pasien DM tipe 2

perbandingan efek metformin pada kulit putih (n=249), hitam (n=51) dan

hispanik (n=24).3

D. INDIKASI DAN PENGGUNAAN

Metformin diindikasikan sebagai terapi tambahan pada diet dan olahraga

untuk memperbaiki kontrol gula pada pasien dewasa dan anak dengan DM tipe

2. Metformin XR diindikasikan sebagai tambahan pada diet dan olahraga untuk

memperbaiki kontrol gula pada pasien dewasa dan anak dengan DM tipe 2.3

Page 5: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

E. KONTRA INDIKASI

1. Penyakit ginjal atau gangguan ginjal

Kreatinin serum lebih atau sama 1,5 mg/dl pada laki-laki, lebih atau sama

1,4 mg/dl pada perempuan atau klirens kreatinin abnormal atau kondisi-

kondisi seperti kolaps kardiovaskuler, infark miokard akut dan sepsis.3

2. Hipersesitif terhadap metformin

3. Asidosis metabolik meliputi ketoasidosis diabetik dengan atau tanpa koma.3

F. OVER DOSIS

Over dosis metformin terjadi jika dikonsumsi dalam jumlah lebih dari 50

gram. Hipoglikemia dilaporkan kira-kira 10 % kasus. Asidosis laktat dilaporkan

kira-kira 32 % pada over dosis. Hemodialisis dilakukan pada pasien-pasien yang

dicurigai over dosis karena metformin.3

G. DOSIS DAN PEMBERIAN

Tidak ada dosis yang ditentukan untuk penanganan hiperglikemia pada

pasien DM tipe 2 untuk pemberian metformin atau metformin XR sebagai obat

anti hiperglikemia. Dosis bersifat individual dan toleransi. Dosis maksimum

harian yang ditetapkan untuk metformin adalah 2250 mg pada dewasa dan 2000

mg pada anak-anak (10-16 tahun). Dosis maksimum harian metformin XR adalah

2000 pada dewasa. 3

Metformin sebaiknya diberikan dalam dosis terbagi dengan makanan

sementara metformin XR sebaiknya diberikan satu kali sehari dengan makanan

siang. Metformin atau metformin XR sebaiknya dimulai dengan dosis rendah

dengan peningkatan dosis untuk menurunkan efek samping gastrointestinal dan

untuk mengetahui dosis minimum yang adekuat untuk kontrol gula pada pasien.3

Sewaktu memulai pengobatan dan titrasi glukosa plasma puasa digunakan

sebagai kontrol pengobatan metformin atau metformin XR dan untuk

mengidentifikasi dosis efektif minimum pada pasien. Setelah itu A1C diukur

dengan interval kira-kira 3 bulan. Tujuan pengobatan adalah menurunkan

glukosa plasma puasa dan A1C normal atau mendekati normal dengan dosis

Page 6: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

efektif terendah dari metformin atau metformn XR, dengan menggunakan

monoterapi atau kombinasi dengan sulfonilurea atau insulin.3

Secara umum respon klinik secara signifikan tidak terlihat jika dosis

kurang 1500 mg/hari. Bagaimanapun dosis rendah dan peningkatan dosis

bertujuan untuk meminimalkan gejala gastrointestinal. Dosis metformin

biasanya dimulai 500 mg dua kali sehari atau 850 mg sekali sehari diberi bersama

makanan. Dosis ditingkatkan 500 mg/minggu atau 850 mg/dua minggu sampai

total 2000 mg/hari dalam dosis terbagi. Dosis juga dapat dititrasi dari 500 mg

dua kali sehari sampai 850 mg dua kali sehari setelah 2 minggu. Untuk pasien

yang harus kontrol gula metformin dapat diberi dosis maksimal sehari 2550 mg.

Dosis lebh 2000 mg dapat ditoleransi jika diberikan tiga kali sehari dengan

makanan.3

Dosis metformn XR dimulai 500 mg sekali sehari dengan makanan

malam. Dosis ditingkatkan 500 mg/ minggu sampai maksimum 2000 mg sekali

sehari dengan makanan malam. Jika kontrol gula tidak tercapai dengan

metformin XR 2000 mg sekali sehari, maka dosis 1000 mg dua kali sehari dapat

dipertimbangkan.3

III. BUKTI KLINIS PENGGUNAAN METFORMIN

A. PRE-DIABETIK

Pre-diabetik adalah kondisi dimana kadar gula lebih tinggi dari normal

tetapi tidak cukup untuk mendiagnosis diabetes melitus. Kondisi ini kadang-

kadang disebut gangguan glukosa puasa atau gangguan toleransi glukosa

tergantung tes yang digunakan untuk diagnosis. 5,6

Pre-diabetik biasanya tidak bergejala dan hanya diketahui dengan

pemeriksaan darah. Faktor-faktor resiko untuk mengidentifikasi pre-diabetik

biasanya overlap dengan DM tipe 2 meliputi obesitas, riwayat DM, HDL

kolesterol rendah, TG yang tinggi, tekanan darah yang tinggi, riwayat DM dalam

kehamilan dan etnis. 5,6

Page 7: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

Pre diabetik dapat dideteksi dari salah satu tes di bawah ini: 4

1. Tes glukosa puasa. Tes ini mengukur glukosa puasa dengan berpuasa

paling kurang 8 jam. Tes ini lebih dipercaya pada pagi hari. Kadar

glukosa puasa 100-125 mg/dl adalah di atas normal, tetapi tidak

cukup disebut DM. Kondisi ini disebut pre-diabetik atau glukosa

puasa terganggu. Kondisi glukosa puasa terganggu biasanya akan

terjadi resistensi insulin dan lebih mungkin menjadi diabetes

dibanding dengan kondisi glukosa nomal.

2. Tes toleransi glukosa. Tes ini mengukur glukosa darah setelah puasa

paling kurang 8 jam dan 2 jam setelah minum cairan manis yang

telah ditetapkan. Kadar glukosa darah antara 140-199 mg/dl adalah

tidak normal tetapi tidak cukup untuk mendiagnosis DM. Kondisi ini

disebut pre-diabetik atau toleransi glukosa terganggu dan terjadi

resistensi insulin dan resiko terjadi DM.

Terapi pre-diabetik adalah perubahan gaya hidup meliputi penurunan

berat badan dan diet untuk mencegah terjadinya DM tipe 2 dan lebih efektif

dibanding penggunaan obat untuk menurunkan resiko diabetes. 5,6

The Diabetes Prevention Program (PPP) dan penelitian besar lain

menunjukkan bahwa pre-diabetik dapat dicegah dengan penurunan berat

badan, penurunan intake dan peningkatan aktivitas fisik dengan berjalan 30

menit sehari selama 5 hari dalam seminggu. Kehilangan 5-7 % berat badan akan

mencegah atau menunda DM kira-kira 60 %. The Diabetes Prevention Program

(PPP) juga menunjukkan bahwa metformin menurunkan resiko DM sebesar 31

%. 5,6

The American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan

metformin sebagai obat yang digunakan untuk mencegah DM. Metformin

direkomendasikan pada individu-individu resiko tinggi seperti pre-diabetik,

mempunyai IMT lebih 35 dan usia lebih dari 60 tahun. 5,7

Page 8: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

B. SINDROM METABOLIK

Sindrom metabolik adalah kelompok faktor-faktor resiko yang

berhubungan dengan dengan obesitas yang meningkatkan resiko penyakit

jantung sama dengan masalah kesehatan lain seperti DM dan stroke. 8

Secara umum sindrom metabolik tidak bergejala, beberapa orang

mempunyai gejala peningkatan gula darah atau biasanya tekanan darah tinggi.

Sindrom metabolik mempunyai beberapa penyebab, beberapa dapat dikontrol

seperti obesitas, aktifitas fisik dan resistensi insulin. Beberapa penyebab tidak

dapat dikontrol seperti usia tua dan genetik. Sindrom metabolik meningkat

seiring dengan umur dan faktor gen akan menyebabkan resistensi insulin. 8

Diagnosis sindrom metabolik berdasarkan hasil pemeriksaan fisis dan

tes darah. Untuk membuat diagnosis sindrom metabolik yaitu ditemukannya

paling kurang tiga dari lima faktor resiko: 8

1. Lingkar pinggang yang besar. Indikasi kelebihan berat badan adalah

lingkar pinggang (obesitas abdomen). Ukuran lingkar pinggang 35

inchi atau lebih pada wanita dan 40 inchi atau lebih pada pria

sebagai komponen sindrom metabolik dan indikasi peningkaan

penyakit jantung dan masalah kesehatan lain.

2. Trigliserida yang tinggi atau mendapat obat-obatan khusus untauk

mengobati trigliserida yang tinggi. Kadar trigliserida 150 mg/dl atau

lebih adalah tanda sindrom metabolik.

3. Kolesterol HDL yang rendah atau mendapat obat untuk

meningkatkan kolesterol HDL. Kadar kolesterol HDL kurang 50 mg/dl

untuk perempuan dan kurang dari 40 mg/dl untuk laki-laki adalah

tanda sindrom metabolik.

4. Tekanan darah yang tinggi atau mendapat obat untuk menurunkan

tekanan darah tinggi. Tekanan darah 130/85 mm Hg atau lebih

adalah tanda sindrom meabolik.

Page 9: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

5. Gula darah puasa tinggi atau mendapat obat untuk menurunkan gula

darah. Gula darah puasa normal adalah kurang dari 100 mg/dl. Gula

darah puasa 100 mg/dl atau lebih adalah tanda sindrom metabolik.

Pengobatan sindrom metabolik untuk lini pertama adalah perubahan

gaya hidup meliputi penurunan berat badan, peningkatan aktivitas fisik, diet dan

berhenti merokok. Pengobatan selanjutnya adalah dengan obat-obatan pada

sindrom metabolik berat atau gagal dengan perubahan gaya hidup. Obat-obatan

yang digunakan adalah statin, fibrat atau asam nikotinik untuk pengobatan kadar

kolesterol. Tekanan darah tinggi diobati dengan diuretik, beta bloker atau ACE-

Inhibitor. Kadar gula darah yang tinggi diobati dengan metformin, insulin atau

keduanya. Dosis rendah asprin menurunkan resiko pembekuan darah terutama

yang mempunyai resiko tinggi penyakit jantung. 8

Vitale C dkk 9 menunjukkan bahwa metformin memperbaiki resistensi

insulin dan fungsi endotel pada pasien sindrom metabolik. Penelitian ini

mendukung peranan resistensi insulin yang menyebabkan disfungsi endotel dan

peranan metformin pada pengobatan sindrom metabolik.

DeBusk B 10 menunjukkan bahwa metformin dapat digunakan sebagai

terapi kombinasi dalam menurunkan berat badan yang akan memperbaiki gejala

sindrom metabolik.

C. NON ALCOHOLIC FATTY LIVER DISEASE (NAFLD)

Non alcoholic fatty liver disease adalah kondisi yang mencakup steatosis

tanpa inflamasi sampai steatohepatitis dengan inflamasi, fibrosis dan sirosis dari

tingkat menengah sampai penyakit hati akhir yang berhubungan dengan

karsinoma hati dan kematian. 11,12,13,14

Meskipun banyak kondisi yang berhubungan dengan steatosis dan atau

steatohepatitis pada umumnya berhubungan dengan sindrom X (seperti DM,

obesitas dan hiperlipidemia) yang akan menyebabkan resisensi insulin sebagai

mekanisme patogenesis NAFLD. Steatosis terjadi karena hati memetabolisme

Page 10: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

asam lemak bebas yang dimediasi oleh lipase. Lipase dihambat oleh insulin dan

resistensi insulin akan meningkatkan kadar insulin. Ketika asam lemak bebas

terakumulasi di hati maka akan dioksidasi oleh mitokondria dan digunakan untuk

pembentukan trigliserida dan kolesterol. Jika distribusi asam lemak bebas

melebihi kapasitas oksidasi mitokondria maka trigliserida dan lemak akan

terakumulasi di hati. 11, 12, 13

Stres oksidatif dan peroksidase lipid juga memegang peranan penting

terjadinya inflamasi pada NAFLD. Peningkatan hepatic cytochrome P-450

menyebabkan peningkatan peroksidase lipid, peningkatan stres oksidatif dan

inflamasi. 12

NAFLD tidak bergejala dan didiagnosis setelah pemeriksaan darah

dimana terjadi peningkatan kadar aminotransferase. Pada yang bergejala paling

umum adalah nyeri hipokondrium kanan, fatik dan pada pemeriksaan fisis

ditemukan hepatomegali. Pada pemeriksaan laboratorium rasio alanine

aminotransferase (ALT) dengan aspartate aminotransferase (AST) lebih dari 1.

Prototrombin time (PT) dan kadar bilirubin bisa dalam batas normal, terjadi

peningkatan gamma glutamyltransferase. Pemeriksaan lain yang digunakan

adalah USG abdomen, CT Scan dan biopsi hati. 12, 13

Terapi NAFLD adalah non farmakologi seperti diet dan olahraga. Terapi

farmakologik meliputi betaine, penurunan kolesterol, metformin,

thiazolidinediones, ursodeoxycholic acid dan vitamin E.12, 14 Terapi farmakologi

didasarkan atas patogenesis NAFD seperti resistensi insulin, metabolisme lipid

stres oksidatif, inflamasi dan fibrosis. 15

Perbaikan sensitivitas insulin melalui peningkatan (up regulation) AMP-

activated protein kinase (AMPK) yang merupakan komponen metabolisme

glukosa dan lemak yang menyebabkan penurunan produksi gula hati dan

peningkatan pemakaian glukosa perifer di otot. Pada penelitian metformin

mempunyai efek memperbaiki fungsi dan histologi hati pada pasien non diabetik,

resistensi insulin pada pasien NAFLD dibanding plasebo. 11

Page 11: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

Uygun dkk 14 menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang signifikan

tingkatan steatosis pada USG abdomen yang mendapat terapi metformin.

D. SINDROM OVARIUM POLIKISTIK

Sindrom ovarium polikistik adalah hiperandrogenisme (hirsutisme, acne,

alopesia) dan menstruasi tidak teratur yang berhubungan dengan infertilitas.

Sindrom ovarium polikistik adalah kelainan endokrin pada perempuan dan

sebanyak 5 – 10 % pada usia produktif. 4,16,17

Perempuan dengan sindrom ovarium polikistik mempunyai kelainan

metabolisme androgen dan estrogen dan kontrol produksi androgen.

Konsentrasi tinggi dari hormon androgen seperti testosterone, androstenedion

dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA-S) dapat ditemukan pada pasien. 18

Sindrom ovarium polikistik juga berhubungan dengan resistensi insulin

perifer, hiperinsulinemia dan obesitas memperberat kedua kelainan di atas.

Hiperinsulinemia secara langsung menyebabkan produksi testosteron meningkat

dan menurunkan sintesa hormon seks yang terikat globulin di hati yang akan

meningkatkan kadar total testosteron bebas. Resistensi insulin pada sindrom

ovarium polikistik adalah kelainan sekunder ikatan reseptor insulin dan

peningkatan kadar insulin yang menyebabkan peningkatan efek gonadotropin

pada ovarium.18

Hiperinsulinemia juga bertanggung-jawab terhadap dislipidemia dan

meningkatkan kadar plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1) pada pasien

sindrom ovarium polikistik. Peningkatan PAI-1 adalah faktor resiko thrombus

intravaskuler. 18

Metformin memperbaiki resistensi insulin dan menurunkan

hiperinsulinemia pada pasien sindrom ovarium polikistik. Perbaikan

hiperinsulinemia berhubungan dengan penurunan kadar total dan testosteron

bebas dan meningkatkan kadar estradiol. Pemberian metformin secara klinik

Page 12: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

memperbaiki hirsutisme, siklus menstruasi yang normal dan merangsang ovulasi

yang merupakan kelainan pada sindrom ovarium polikistik. 18

Gambar 1: Manfaat metformin pada sindrom ovarium polikistik

Dikutip dari Warren K, James MT. The Polycystic Ovar Syndrome-a starting point, not a

diagnosis. The Polycystic Ovarian Syndrome Association of Australia (www. posaa. asn. au)

Page 13: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

E. K A N K E R

DM tipe 2 berhubungan dengan peningkatan resiko kanker. Banyak

penelitian yang menunjukkan bahwa diabetes berhubungan dengan

peningkatan resiko kanker payudara setelah setelah menopause. 19,20

Pada DM tipe 2 terjadi resistensi insulin dan hiperinsulinemia. Selain

efek metabolik, insulin juga mempunyai efek mitogenik yang dimediasi oleh

reseptor IGF-1 dan reseptor insulin. Penelitian epidemiologik menunjukkan

bahwa resistensi insulin dan hiperinsulinemia berhubungan dengan peningkatan

resiko keganasan sel epitel seperti pada kanker payudara, prostat, kolon dan

ginjal. 19,21

Penggunaan metformin berhubungan dengan penurunan resiko kanker

pada pasien DM tipe 2. Metformin mempunyai efek protektif terhadap

pertumbuhan kanker. Target metformin adalah AMP-activated protein kinase

yang menyebabkan pengambilan glukosa otot. Aktivasi dari AMP-activated

protein kinase melepaskan LKB 1 yang dikenal sebagai penekan tumor.

Hubungan antara metformin dengan LKB 1 yang menjelaskan manfaat

metformin pada pertumbuhan kanker. 20

Pada kanker metformin tidak beraksi sebagai obat “insulin sensitizing”,

tetapi berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan kanker. Penghambat

pertumbuhan dimediasi dengan peningkatan aktivitas AMP-activated protein

kinase (AMPK) dan menekan sinyal target yaitu rapamysin. Metformin

mempunyai aktivitas anti tumor langsung dengan aktivasi AMPK dan

menghalangi metabolisme sel kanker. 19

Page 14: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

Gambar 2: Manfaat metformin pada terapi kanker Dikutip dari Ryan JO Dowling, Pamela JG, Vuk Stambolik.Understanding the benefit of metformin use in cancer treatment. BMC Medicine. 2011; 9: 1-6

Page 15: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

Currie dkk mengatakan bahwa perempuan DM yang mendapat

kemoterapi neoadjuvant untuk kanker payudara dilaporkan mempunyai respon

patologi yang lebih baik jika menggunakan metformin dibanding yang tidak

mendapat metformin. 19

Landman dkk melaporkan mortalitas lebih rendah pada pasien kanker

yang mendapat metformin dibanding yang tidak mendapat metformin. 19

Carolyn A dkk mengatakan bahwa metformin menurunkan resiko kanker

dan memperbaiki prognosis kanker pada pasien yang berhubungan dengan

hiperinsulinemia dan menunjukkan peranan metformin pada pengobatan kanker

kolorektal. 23

IV. RINGKASAN

Metformin adalah agen sensitif insulin dengan anti hiperglikemia poten.

Metformin menurunkan hiperglikemia pada DM tipe 2 sama dengan sulfonilurea,

thiazolindione dan insulin. Cara kerja metformin sebagai anti hiperglikemia adalah

menekan produksi glukosa hati khususnya glukoneogenesis dan meningkatan

sensitifitas insulin perifer.

Metformin juga digunakan untuk pengobatan penderita non diabetik

seperti pre-diabetik, sindrom metabolik, non alcoholic steatohepatitis (NASH),

sindrom ovarium polikistik dan kanker.

Metformin diindikasikan sebagai terapi tambahan pada diet dan

olahraga untuk memperbaiki kontrol gula pada pasien dewasa dan anak dengan DM

tipe 2. Metformin dikontraindikasikan pada penyakit ginjal atau gangguan ginjal,

asidosis metabolik dan hipersensitif terhadap metformin.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

1. Gustaviani R. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Aiwi I, et al, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Vol III, 4 ed. Jakarta; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006; 1857-1859.

2. Dmitri K, Samy I , James RS. Metformin: An Update. Ann Intern Med. 2002; 137: 25-

33.

3. Metformin hydrochloride tablets, Metformin hydrochloride extended-release tablets, Bristol-Myers Squibb Company: 3-31.

4. Clifford JB, Ian WC, et al. Metformin The Gold Standard A Scientific Handbook. Wiley 2007; 1-257.

5. Insulin Resistance and Pre-diabetes, National Diabetes Information Clearinghouse. US Department of Health an Human Service. National Institute of Health. 2008; 1-8.

6. Chimaroke E, Samuel DJ. Understanding and Identifying Pre-diabetes-Can We Halt the Diabetes Epidemic?. Division of Endocrinology, Diabetes and Metabolism, University of Tennessee Health Science Center. 2008; 16-18.

7. Mary KR, Kirsten H, et al. Many Americans Have Prediabetes and Should Be Considered for Metformin Therapy. American Diabetes Association. 2009; 1-13.

8. Metabolic Syndrom. Metabolic Syndrome Medpedia. Metabolic Syndrome. htm;1-8.9. C. Vitale, G Mercuro, et al. Metformin improves endothelial function in patients with

metabolic syndrome. Journal of Internal Medicine. 2005; 258: 250-256.10. Bryan D. Metformin Plus Weight Loss Intervention Reduces Symptoms of Metabolic

Syndrome in Obese Children. The Endocrine Society 90 th Annual Meeting. ENDO 2008; 1-2.

11. William WS, K.E. Thomson, et al. The Effect of Metformin and Standard Therapy versus Standard Terapy Alone in Nondiabetic Patients with Insulin Resistance and Nonalcoholic Steatohepatitis (NASH): a Pilot Trial. Ther Adv Gastroenterol. 2009; 2(3): 157-163.

12. Mark WR, Ira MJ. Nonalcoholic Fatty Liver Disease. Hospital Physician. 2002; 36-42.13. Michael C. Nonalcoholic Fatty Liver Disease: A Review of Current Understanding and

Future Impact. Clinical Gastroenterology and Hepatology. 2004; 2: 1048-1058.14. L Eslami, S Merat, S.N. Moghaddam. Treatment of Non-Alcoholic Fatty Liver Disease

(NAFLD): A Systemic Review. Middle East Journal of Digestive Disease. 2009; 1: 89-99.

15. Vincent WSW. Recent Advances in the Management of Nonalcoholic Fatty Liver Disease. The HongKong Medical Diary. 2008; 3: 19-22.

16. Metformin Therapy for The Management of Infertility in Women with Polycystic Ovary Syndrome, Royal College of Obstetricans and Gynaecologists. 2008; 13: 1-4.

Page 17: Manfaat Metformin Pada Penderita Non Diabetik

17. Warren K, James MT. The Polycystic Ovary Syndrome-a Starting Point, not a diagnosis. The Polycystic Ovarian Syndrome Association of Australia (www. posaa. asn. au)

18. Polycystic Ovarian Syndrome Fertility Treatment with Metformin. www. advancedfertility. com/metformin-pcos-pregnancy. htm.

19. Michael B, Christian M, et al. Long-Term Metformin Use Is Associated With Decreased Risk of Breast Cancer. Diabetes Care. 2010; 33: 1304-1308.

20. Gijs WDL, Nanne K, et al. Metformin Associated with Lower Cancer Mortaliy in Type 2 Diabetes. 2010; 33: 322-326.

21. Vladimir NA. Metformin for aging a cancer prevention. Aging 2010; 2: 760-774.22. Ryan JOD, Pamela JG, Vuk S.Understandin the benefitof Metformin us in cancer

treatment. BMC Medicine. 2011; 9: 1-6.23. Carolyn A, Lilian A, et al. Metformin blocks the stimulative effect of a high energy

diet on colon carcinoma growth in vivo and associated with reduced expression of fatty acid synthase. Endocrine-Related Cancer. 2010; 17: 351-360.