42
Laporan Kasus KATARAK Pembimbing : dr. Agah Gadjali, Sp. M dr. Gartati Ismail, Sp. M dr. Henry A. Wibowo, Sp. M dr. Hermansyah, Sp. M dr. Mustafa K. Shahab, Sp. M Disusun Oleh : Devina – 07120110064 (Periode 26 Januari – 28 Februari)

Mata Katarak Presentasi kasus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mata Katarak Presentasi kasus

Citation preview

Page 1: Mata Katarak Presentasi kasus

Laporan Kasus

KATARAK

Pembimbing :

dr. Agah Gadjali, Sp. M

dr. Gartati Ismail, Sp. M

dr. Henry A. Wibowo, Sp. M

dr. Hermansyah, Sp. M

dr. Mustafa K. Shahab, Sp. M

Disusun Oleh :

Devina – 07120110064

(Periode 26 Januari – 28 Februari)

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto

2015

Page 2: Mata Katarak Presentasi kasus

Bab I

Identitas Pasien

• Nama : Bpk. H

• Jenis Kelamin : Laki-laki

• Umur : 77 tahun

• Alamat : KP Harmendal RT 08/05 Pinang Rati

• Warga Negara : Indonesia

• Suku : Jawa

• Agama : Islam

• Status : Sudah menikah

• Pekerjaan : Tidak bekerja

• Tgl masuk : 29 Januari 2015

• Tgl pemeriksaan : 29 Januari 2015

• No. RM : 743057

• Riwayat Perawatan : Poli Mata, Rumah Sakit POLRI

Anamnesa dilakukan dengan autoanamnesa dan alloanamnesa, pada tanggal 29

Januari 2015 dengan keluhan utama penglihatan mata kiri buram hampir tidak bisa

melihat sejak 1 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poliklinik mata RS Polri dengan keluhan utama penglihatan

mata kiri yang buram. Pasien sudah lama mengalami buram penglihatan dikedua mata.

Sejak 1 bulan lalu dirasakan penglihatan mata kirinya semakin menurun dan sekarang

hampir tidak bisa melihat. Mata kanan juga dirasakan kabur namun yang menjadi

keluhan pasien adalah mata kirinya. Tidak ada mata merah, berair, nyeri, sekret, silau,

sakit kepala, namun pasien mengaku terlihat adanya halo (lingkaran warna di sekitar

cahaya putih). Pasien mempunyai riwayat memakai kacamata biasa. Namun sejak

beberapa bulan lalu penggunaan kacamata tersebut dirasakan pasien tidak banyak

membantu.

Page 3: Mata Katarak Presentasi kasus

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat darah tinggi namun tidak terkontrol karena tidak pernah

meminum obat penurun tekanan darah apapun. Pasien memiliki riwayat memakai

kacamata yang tidak diketahui kekuatan dioptri lensanya. Pasien menyangkal adanya

riwayat kencing manis, trauma, operasi, dan alergi obat maupun makanan. Pasien tidak

pernah memakai obat mata apapun.

Riwayat Penyakit Keluarga

Istri pasien meninggal karena penyakit tifoid. Tidak ada anggota keluarga yang

memiliki gejala penyakit yang serupa dengan pasien.

Pemeriksaan Fisik Umum

STATUS GENERALIS

• Keadaan Umum : Baik

• Kesadaran : Compos mentis

• Tekanan Darah : 190/110mmHg

• Nadi : 71x /menit (teratur, kuat, penuh)

• Suhu : Afebris

• Frekuensi Nafas : 18x /menit (simetris kanan dan kiri)

• Bentuk Badan : Normal

Pemeriksaan Status Oftalmologikus

Pemeriksaan OD OS

Visus 5/30

S-2.00;C-1.00X180 =>

5/12.5 PH(-)

1/300

Koreksi S+3.00 S+3.00

TIO 10/7.5 (10.9 mmHg) 10/7.5 (10.9 mmHg)

Kedudukan Bola Mata Ortoforia

Page 4: Mata Katarak Presentasi kasus

Gerakan Bola Mata

Palpebra Superior Edema (-), benjolan (-),

Hiperemis (-),nyeri tekan (-)

Edema (-), benjolan (-),

Hiperemis (-), nyeri tekan (-)

Palpebra Inferior Edema (-), benjolan (-),

Hiperemis (-),nyeri tekan (-)

Edema (-), benjolan (-),

Hiperemis (-), nyeri tekan (-)

Konjungtiva Tarsal

Superior

Hiperemis (-), papil (-),

edema (-)

Hiperemis (-), papil (-),

edema (-)

Konjungtiva Tarsal

Inferior

Hiperemis (-), papil (-),

edema (-)

Hiperemis (-), papil (-),

edema (-)

Konjungtiva Bulbi Injeksi siliar (-) Injeksi siliar (-)

Kornea Jernih, ulkus (-), infiltrat (-),

sikatriks (-)

Jernih, ulkus (-), infiltrat (-),

sikatriks (-)

Bilik Mata Depan Dalam, jernih Dalam, jernih

Iris Bulat, batas tegas,

sinekia anterior (-),

sinekia posterior (-)

Bulat, batas tegas,

sinekia anterior (-),

sinekia posterior (-)

Pupil Bulat, berada di sentral Bulat, berada di sentral

Lensa Shadow Test (+) Shadow Test (-)

Proyeksi Sinar + +

Persepsi Cahaya + +

Page 5: Mata Katarak Presentasi kasus

Dokumentasi

OS

OD

Page 6: Mata Katarak Presentasi kasus

Resume

Pasien laki-laki berusia 77 tahun datang dengan keluhan mata kiri yang buram.

Sejak 1 bulan lalu dirasakan penglihatannya menurun secara progresif dan dirasakan

sekarang hampir tidak dapat melihat. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah

yang tinggi, yakni 190/110.

Pada pemeriksaan refraksi :

Visus OD : 5/30 S-2.00;C-1.00X180 => 5/12.5 PH (-)

Visus OS : 1/300

Koreksi ODS : Add (S+3.00)

Pada pemeriksaan status oftalmologikus :

TIO ODS : 10/7.5 (10.9 mmHg)

Lensa OD : Shadow test (+)

Lensa OS : Shadow test (-)

Diagnosis Kerja

OD : Katarak Senil Imatur

OS : Katarak Senil Matur

Penatalaksanaan

Operasi Fekoemulsifikasi + IOL OS

Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Quo ad cosmeticam : ad bonam

Page 7: Mata Katarak Presentasi kasus

Bab II

ANATOMI MATA

Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan

perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu

yang dengan segera dihantarkan ke otak.

Mata memiliki struktur sebagai berikut:

Sklera

Sklera adalah lapisan terluar dari bola mata. Sklera adalah bagian putih (dan buram) dari

bola mata. Otot bertanggung jawab untuk memindahkan bola mata yang melekat pada

bola mata pada sklera.

Kornea

Pada bagian depan bola mata, sklera berlanjut ke kornea. Kornea adalah bagian

transparan berbentuk kubah pada bola mata. Sinar cahaya dari dunia luar pertama

melewati kornea sebelum mencapai lensa. Bersama dengan lensa, kornea bertanggung

jawab menfokuskan cahaya pada retina.

Page 8: Mata Katarak Presentasi kasus

Koroid

Koroid adalah lapisan tengah bola mata yang terletak antara sklera dan retina. Ini

memberikan nutrisi dan oksigen ke permukaan luar retina.

Ruang anterior

Ruang antara kornea dan lensa dikenal sebagai ruang anterior. Itu diisi dengan cairan

yang disebut akueous humor. Ruang anterior juga dikenal sebagai rongga anterior.

Akueous humor

Akueous humor adalah suatu cairan transparan yang beredar di ruang anterior. Ini

menyediakan oksigen dan nutrisi ke bagian dalam mata dan memberi tekanan cairan yang

membantu mempertahankan bentuk mata. Pada aqueous humor diproduksi oleh badan

siliaris.

Ruang posterior

Ruang posterior adalah area yang lebih besar daripada ruang anterior. Hal ini terletak

berlawanan dengan ruang anterior di belakang lensa. Ruang posterior diisi dengan cairan

yang disebut vitreous humor. Ruang posterior juga disebut sebagai badan Vitreous seperti

yang ditunjukkan dalam diagram di atas – anatomi mata.

Vitreous humor

Vitreous Humor adalah cairan seperti jeli transparan yang mengisi ruang posterior.

Tekanan cairannya yang membuat lapisan retina ditekan bersama-sama untuk

mempertahankan bentuk mata dan untuk menjaga fokus yang tajam pada gambar retina.

Iris

Koroid berlanjut di depan bola mata untuk membentuk Iris. Iris adalah struktur datar,

tipis,  berbentuk cincin menempel ke ruang anterior. Ini adalah bagian yang

mengidentifikasi warna mata seseorang. Iris berisi otot melingkar yang mengelilingi

pupil dan otot radial yang memancar ke arah pupil. Ketika kontraksi otot melingkar

mereka membuat pupil lebih kecil, ketika kontraksi otot radial, mereka yang membuat

pupil lebih luas.

Page 9: Mata Katarak Presentasi kasus

Otot siliaris

Otot-otot siliaris terletak di dalam korpus siliaris. Ini adalah otot-otot yang terus-menerus

mengubah bentuk lensa untuk penglihatan dekat dan jauh. Lihat diagram anatomi mata

atas.

Korpus siliaris

Koroid berlanjut di depan bola mata untuk membentuk badan siliaris. Ini menghasilkan

aqueous humor. Korpus siliaris juga berisi otot-otot siliaris berkontraksi atau rileks untuk

mengubah bentuk lensa.

Zonules

Ini zonule juga dikenal sebagai ligamen suspensorium adalah sebuah cincin dari serat

yang kecil yang memegang lensa tersuspensi di tempat. Ini menghubungkan lensa ke

badan siliaris dan memungkinkan lensa untuk berubah bentuk.

Lensa

Lensa adalah piringan transparan cembung ganda yang terbuat dari protein yang disebut

crystalline. Hal ini terletak tepat di belakang iris dan memfokuskan cahaya ke retina.

Pada manusia, lensa berubah bentuk untuk penglihatan dekat dan jauh.

Pupil

Pupil adalah lubang di tengah iris yang terletak di depan lensa. Setiap kali perlu

memasukkan lebih banyak cahaya ke bola mata, otot-otot akan kontraksi iris seperti

diafragma kamera untuk menambah atau mengurangi ukuran pupil.

Retina

Retina adalah lapisan terdalam lapisan bagian belakang bola mata. Ini adalah bagian peka

cahaya mata. Retina berisi fotoreseptor agar mendeteksi cahaya. Fotoreseptor ini dikenal

sebagai cone (sel berbentuk kerucut) dan rod (sel berbentuk batang). Cone

memungkinkan kita untuk mendeteksi warna sementara rod memungkinkan kita untuk

melihat dalam cahaya yang kurang. Retina terdiri dari sel-sel saraf agar mengirimkan

sinyal dari retina ke otak.

Page 10: Mata Katarak Presentasi kasus

Fovea

Fovea adalah depresi kecil pada retina dekat disk optik. Fovea memiliki konsentrasi

tinggi cone. Ini adalah bagian dari retina di mana ketajaman visual yang terbesar.

Saraf optik

Ini saraf optik terletak di bagian belakang sampai bola mata. Ini berisi akson dari retina

sel ganglion (sel-sel saraf retina) dan mengirimkan impuls dari retina ke otak.

Disk optik

Impuls ditransmisikan ke otak dari bagian belakang ke bola mata pada disk optik juga

disebut bintik buta. Hal ini disebut titik buta karena tidak mengandung fotoreseptor, maka

setiap cahaya yang jatuh di atasnya tidak akan terdeteksi.

Otot mata

Otot-otot mata yang sangat kuat dan efisien, mereka bekerja sama untuk memindahkan

bola mata dalam berbagai arah. Otot-otot utama mata adalah rektus lateral, rektus medial,

rektus superior dan rektus inferior.

ANATOMI LENSA

Lensa Kristalina Normal

Lensa Kristalina adalah sebuah struktur yang transparan dan bikonveks yang

memiliki fungsi untuk mempertahankan kejernihan, refraksi cahaya, dan memberikan

akomodasi. Lensa tidak memiliki suplai darah atau inervasi setelah perkembangan janin

dan hal ini bergantung pada aqueus humor untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya

serta membuang sisa metabolismenya. Lensa terletak posterior dari iris dan anterior dari

korpus vitreous. Posisinya dipertahankan oleh zonula Zinnii yang terdiri dari serat-serat

yang kuat yang menyokong dan melekatkannya pada korpus siliar. Lensa terdiri dari

kapsula, epitelium lensa, korteks dan nukleus.

Kutub anterior dan posterior dihubungkan dengan sebuah garis imajiner yang

disebut aksis yang melewati mereka. Garis pada permukaan yang dari satu kutub ke

kutub lainnya disebut meridian. Ekuator lensa adalah garis lingkar terbesar. Lensa dapat

merefraksikan cahaya karena indeks refraksinya, secara normal sekitar 1,4 pada bagian

Page 11: Mata Katarak Presentasi kasus

tengah dan 1,36 pada bagian perifer yang berbeda dari aqueous humor dan vitreous yang

mengelilinginya. Pada keadaan tidak berakomodasi, lensa memberikan kontribusi 15-20

dioptri (D) dari sekitar 60 D seluruh kekuatan refraksi bola mata manusia. Sisanya,

sekitar 40 D kekuatan refraksinya diberikan oleh udara dan kornea.

Lensa terus bertumbuh seiring dengan bertambahnya usia. Saat lahir, ukurannya

sekitar 6,4 mm pada bidang ekuator, dan 3,5 mm anteroposterior serta memiliki berat 90

mg. Pada lensa dewasa berukuran 9 mm ekuator dan 5 mm anteroposterior serta memiliki

berat sekitar 255 mg. Ketebalan relatif dari korteks meningkat seiring usia. Pada saat

yang sama, kelengkungan lensa juga ikut bertambah, sehingga semakin tua usia lensa

memiliki kekuatan refraksi yang semakin bertambah. Namun, indeks refraksi semakin

menurun juga seiring usia, hal ini mungkin dikarenakan adanya partikel-partikel protein

yang tidak larut. Maka, lensa yang menua dapat menjadi lebih hiperopik atau miopik

tergantung pada keseimbangan faktor-faktor yang berperan.

Kapsula

            Kapsula lensa memiliki sifat yang elastis, membran basalisnya yang transparan

terbentuk dari kolagen tipe IV yang ditaruh di bawah oleh sel-sel epitelial. Kapsula terdiri

dari substansi lensa yang dapat mengkerut selama perubahan akomodatif. Lapis terluar

dari kapsula lensa adalah lamela zonularis yang berperan dalam melekatnya serat-serat

zonula. Kapsul lensa tertebal pada bagian anterior dan posterior preekuatorial, sedangkan

Page 12: Mata Katarak Presentasi kasus

tertipis pada daerah kutub posterior sentral di mana memiliki ketipisan sekitar 2-4 m.

Kapsul lensa anterior lebih tebal dari kapsul posterior dan terus meningkat ketebalannya

selama kehidupan.

Serat zonular

Lensa disokong oleh serat-serat zonular yang berasal dari lamina basalis dari

epitelium non-pigmentosa pars plana dan pars plikata korpus siliar. Serat-serat zonula ini

memasuki kapsula lensa pada regio ekuatorial secara kontinu. Seiring usia, serat-serat

zonula ekuatorial ini beregresi, meninggalkan lapis anterior dan posterior yang tampak

sebagai bentuk segitiga pada potongan melintang dari cincin zonula.

Epitel Lensa

Terletak tepat di belakang kapsula anterior lensa, lapisan ini merupakan lapisan

tunggal dari sel-sel epitelial. Sel-sel ini secara metabolik aktif dan melakukan semua

aktivitas sel normal termasuk biosintesis DNA, RNA, protein dan lipid. Sel-sel ini juga

menghasilkan ATP untuk memenuhi kebutuhan energi dari lensa. Sel-sel epitelial aktif

melakukan mitosis dengan aktifitas terbesar pada sintesis DNA pramitosis yang terjadi

pada cincin di sekitar anterior lensa yang disebut zona germinativum. Sel-sel yang baru

terbentuk ini bermigrasi menuju ekuator di mana sel-sel ini melakukan diferensiasi

menjadi serat-serat. Dengan sel-sel epitelial bermigrasi menuju bow region dari lensa,

maka proses differensiasi menjadi serat lensa dimulai.

Mungkin, bagian dari perubahan morfologis yang paling dramatis terjadi ketika

sel-sel epitelial memanjang membentuk sel serat lensa. Perubahan ini terkait dengan

peningkatan massa protein selular pada membran untuk setiap individu sel-sel serat. Pada

waktu yang sama, sel-sel kehilangan organel-organelnya, termasuk inti sel, mitokondria,

dan ribosom. Hilangnya organel-organel ini sangat menguntungkan, karena cahaya dapat

melalui lensa tanpa tersebar atau terserap oleh organel-organel ini. Bagaimana pun,

karena serat-serat sel lensa yang baru ini kehilangan fungsi metaboliknya yang

sebelumnya dilakukan oleh organel-organel ini, kini serat lensa tergantung dari energi

yang dihasilkan oleh proses glikolisis.

Page 13: Mata Katarak Presentasi kasus

Korteks dan Nukleus

Tidak ada sel yang hilang dari lensa sebagaimana serat-serat baru diletakkan, sel-

sel ini akan memadat dan merapat kepada serat yang baru saja dibentuk dengan lapisan

tertua menjadi bagian yang paling tengah. Bagian tertua dari ini adalah nukleus fetal dan

embrional yang dihasilkan selama kehidupan embrional dan terdapat pada bagian tengah

lensa. Bagian terluar dari serat adalah yang pertama kali terbentuk dan membentuk

korteks dari lensa.

FISIOLOGI DAN FUNGSI LENSA

Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :

- Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk

menjadi cembung.

- Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan.

- Terletak di tempatnya.

Sebaliknya, keadaan patologik lensa ini dapat berupa :

- Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan prebiopia.

- Keruh atau yang disebut katarak.

- Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.

Keseimbangan Air dan Kation Lensa

Aspek fisiologi terpenting dari lensa adalah mekanisme yang mengatur

keseimbangan air dan elektrolit lensa yang sangat penting untuk menjaga kejernihan

lensa. Karena kejernihan lensa sangat tergantung pada komponen struktural dan

makromolekular, gangguan dari hidrasi lensa dapat menyebabkan kekeruhan lensa. Telah

ditentukan bahwa gangguan keseimbangan air dan elektrolit bukanlah gambaran dari

katarak nuklear. Pada katarak kortikal, kadar air meningkat secara bermakna.

Lensa manusia normal mengandung sekitar 66% air dan 33% protein dan

perubahan ini terjadi sedikit demi sedikit dengan bertambahnya usia. Korteks lensa

menjadi lebih terhidrasi daripada nukleus lensa. Sekitar 5% volume lensa adalah air yang

ditemukan diantara serat-serat lensa di ruang ekstraselular. Konsentrasi natrium dalam

lensa dipertahankan pada 20mM dan konsentrasi kalium sekitar 120 mM. Kadar natrium

Page 14: Mata Katarak Presentasi kasus

dan kalium disekeliling aqueous humor dan vitrous humor cukup berbeda; natrium lebih

tinggi sekitar 150 mM di mana kalium sekitar 5 mM.

Epitelium Lensa; Tempat Transport Aktif

Lensa bersifat dehidrasi dan memiliki kadar ion kalium (K+) dan asam amino

yang lebih tinggi dari aqueous dan vitreus di sekelilingnya. Sebaliknya, lensa

mengandung kadar ion natrium (Na+) ion klorida (Cl-) dan air yang lebih sedikit dari

lingkungan sekitarnya. Keseimbangan kation antara di dalam dan di luar lensa adalah

hasil dari kemampuan permeabilitas membran sel-sel lensa dan aktifitas dari pompa

(Na+, K+-ATPase) yang terdapat pada membran sel dari epitelium lensa dan setiap serat

lensa. Fungsi pompa natrium bekerja dengan cara memompa ion natrium keluar dari dan

menarik ion kalium ke dalam. Mekanisme ini tergantung dari pemecahan ATP dan diatur

oleh enzim Na+, K+-ATPase.

Keseimbangan ini mudah sekali terganggu oleh inhibitor spesifik ATPase

ouabain. Inhibisi dari Na+, K+-ATPase akan menyebabkan hilangnya keseimbangan

kation dan meningkatnya kadar air dalam lensa. Walaupun Na+, K+-ATPase terhambat

pada perkembangan katarak kortikal masih belum jelas, beberapa studi telah

menunjukkan penurunan aktifitas Na+, K+-ATPase, sedangkan yang lainnya tidak

menunjukkan perubahan apa pun. Dan studi-studi lain telah memperkirakan bahwa

permeabilitas membran meningkat seiring dengan perkembangan katarak.

Teori Kebocoran Pompa

Kombinasi dari transport aktif dan permeabilitas membran seringkali

dihubungkan dengan sistem kebocoran pompa pada lensa. Menurut teori ini, kalium dan

molekul-molekul lainnya seperti asam-asam amino secara aktif ditransport ke anterior

lensa melalui epitelium. Kemudian berdifusi keluar dengan gradien konsentrasi melalui

belakang lensa dimana tidak ada sistem transport aktif. Kebalikannya, natrium mengalir

melalui belakang lensa dengan sebuah gradien konsentrasi yang kemudian secara aktif

diganti dengan kalium melalui epitelium. Sebagai pendukung teori ini, gradien

anteroposterior ditemukan untuk kedua ion: kalium terkonsentrasi pada anterior lensa,

dan natrium pada bagian posterior lensa. Kondisi seperti pendinginan yang

Page 15: Mata Katarak Presentasi kasus

menginaktifasi pompa enzim tergantung energi juga mengganggu gradien ini.

Kebanyakan aktifitas dari Na+, K+-ATPase ditemukan dalam epitelium lensa.

Mekanisme transport aktif akan hilang jika kapsul dan epitel yang menempel dilepaskan

dari lensa, tetapi tidak terjadi jika hanya kapsul saja yang dilepaskan melalui degradasi

enzimatik dengan kolagenase. Temuan-temuan ini mendukung hipotesis yang

menyatakan bahwa epitel adalah tempat primer untuk transport aktif pada lensa. Natrium

dipompakan keluar menuju aqueous humor dari dalam lensa, dan kalium masuk dari

aqueous humor ke dalam lensa. Pada permukaan posterior lensa (lensa-vitreus),

perpindahan solut terjadi secara difusi pasif. Rancangan asimetris ini bermanifestasi

dalam gradien natrium dan kalium sepanjang lensa dengan konsentrasi kalium lebih

tinggi pada depan lensa dan lebih rendah di belakang lensa. Dan kebalikannya

konsentrasi natrium lebih tinggi di belakang lensa daripada di depan. Banyak dari difusi-

difusi ini terjadi pada lensa melalui sel ke sel dengan taut antar sel resistensi rendah.

Keseimbangan kalsium juga penting untuk lensa. Kadar normal intrasel dari

kalsium dalam lensa adalah sekitar 30 mM di mana kadar kalsium di luar mendekati 2 M

Besarnya gradien transmembran kalsium dipertahankan secara primer oleh pompa

kalsium (Ca2+-ATPase). Membran sel lensa juga secara relatif tidak permeabel terhadap

kalsium. Hilangnya homeostasis kalsium akan sangat mengganggu metabolisme lensa.

Peningkatan kadar kalsium dapat berakibat pada beberapa perubahan meliputi

tertekannya metabolisme glukosa, pembentukan agregat protein dengan berat molekul

tinggi dan aktivasi protease yang destruktif.

Transport membran dan permeabilitas juga termasuk perhitungan yang penting

pada nutrisi lensa. Transport aktif asam-asam amino mengambil tempat pada epitel lensa

dengan mekanisme tergantung pada gradien natrium yang dibawa oleh pompa natrium.

Glukosa memasuki lensa melalui sebuah proses difusi terfasilitasi yang tidak secara

langsung terhubung oleh sistem transport aktif. Hasil buangan metabolisme

meninggalkan lensa melalui difusi sederhana. Berbagai macam substansi seperti asam

askorbat, myo-inositol dan kolin memiliki mekanisme transport yang khusus pada lensa.

Page 16: Mata Katarak Presentasi kasus

AKOMODASI

Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. untuk

memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan

serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang

terkecil; dalam posisi ini, daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya parallel

akan terfokus ke retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris

berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang elastic kemudian

mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya biasnya.

Kerjasama fisiologik antara korpus siliaris, zonula dan lensa untuk memfokuskan benda

dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan pertambahan usia,

kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang.

Gangguan pada lensa adalah kekeruhan (katarak perkembangan/pertumbuhan

misalnya congenital atau juvenile, degenerative misalnya katarak senile, komplikata,

trauma), distorsi, dislokasi, dan anomaly geometric. Pasien yang mengalami gangguan-

gangguan tersebut mengalami kekaburan penglihatan tanpa nyeri. Pemeriksaan yang

dilakukan adalah pemeriksaan ketajaman penglihatan dan dengan melihat lensa melalui

slitlamp, oftalmologi, senter tangan atau kaca pembesar, sebaiknya dengan pupil dilatasi.

Page 17: Mata Katarak Presentasi kasus

KATARAK

Definisi

Katarak merupakan kelainan mata tenang dengan gejala penurunan visus

penglihatan perlahan dan terdapat kekeruhan pada lensa mata yang dapat dilihat di pupil.

Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies yang berarti air terjun. Pandangan

pasien dengan katarak tampak seperti terhalang air terjun. Kesan tersebut terjadi akibat

keruhnya lensa akibat hidrasi lensa, denaturasi protein lensa atau keduanya.

Penuaan/aging merupakan penyebab utama katarak, namun dapat pula disebabkan faktor

lain seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok, dan faktor

keturunan. Tanpa faktor pajanan, katarak dapat muncul pada usia 70 tahun.

Epidemiologi

Di Indonesia prevalensi katarak adalah 1,5% dari jumlah penduduk keseluruhan

dan setiap 3,5 menit ada satu orang menjadi buta. WHO juga mengungkapkan bahwa kini

penderita buta katarak bertambah 0,1 persen dari jumlah penduduk.

Manifestasi Klinis

Anamnesis

Anamnesis yang cermat penting dalam menentukan progresi dan gangguan

fungsional pengelihatan akibat katarak dan juga dalam mengidentifikasi penyebab lain

kekeruhan pada lensa.

- Penurunan tajam pengelihatan

Penurunan tajam pengelihatan merupakan keluhan paling umum pada pasien dengan

katarak. Keluhan berupa pengelihatan berasap dan tajam pengelihatan yang menurun

secara progresif. Visus mundur yang derajatnya tergantung pada lokalisasi dan tebal

tipisnya kekeruhan. Bila kekeruhan lensa tipis, kemunduran visus sedikit atau

sebaliknya. Jika kekeruhan terletak di equator, penderita tidak akan mengalami

keluhan pengelihatan.

- Glare

Page 18: Mata Katarak Presentasi kasus

Keluhan ini berupa menurunnya sensitivitas kontras pada cahaya terang atau silau

pada siang hari atau pada arah datangnya sinar pada malam hari. Gangguan seperti ini

muncul utamanya pada pasien dengan katarak subkapsular posterior dan pada pasien

dengan katarak kortikal.

- Myopic shift

Progresi katarak seringkali meningkatkan kekuatan dioptik lensa menyebabkan

terjadinya miopia derajat ringan hingga sedang. Akibatnya, ada pasien presbiopik

melaporkan peningkatan pengelihatan jarak dekat dan tidak membutuhkan kaca mata

baca saat mereka mengalami hal yang disebut second sight. Namun, munculnya

sementara dan saat kualitas optis lensa mengalami gangguan maka second sight

tersebut akan hilang. Myopic shift dan second sight tidak terjadi pada katarak kortikal

dan subkapsular posterior.

- Monocular diplopia

Penderita melihat dua bayangan yang disebabkan refraksi dari lensa sehingga benda-

benda yang dilihat penderita akan menyebabkan silau.

Klasifikasi

Berdasarkan cara didapat, katarak dibagi menjadi :

Kongenital, acquired

Berdasarkan umur, katarak dibagi menjadi :

Kongenital, developmental (juvenil, presenil, senilis)

Berdasarkan morfologi, katarak diklasifikasikan menjadi :

Subkapsular, nuklear, kortikal, polar

Berdasarkan kematangan, katarak dibagi menjadi :

Insipien, intumesen, imatur, matur, hipermatur, morgagni

Berdasarkan bentuk, katarak dibagi menjadi :

Lamelar atau zonular, sutura dan aksial

Berdasarkan grading, katarak dibagi menjadi :

1,2,3,4,5

Katarak berdasarkan cara didapat :

Katarak Kongenital

Page 19: Mata Katarak Presentasi kasus

Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir

dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. 

Katarak Acquired

Berbeda dengan katarak kongenital dimana kekeruhan lensa terjadi karena terganggunya

pembentukan lensa, kekeruhan lensa pada acquired cataract terjadi akibat degenerasi

lensa yang sudah terbentuk sebelumnya. Mekanisme pasti mengapa terjadi degenerasi

tersebut masih belum jelas. Namun, faktor-faktor seperti fisikia, kimia, dan biologis yang

mengganggu keseimbangan air dan elektrolit diduga berujung kepada kekeruhan lensa.

1. Katarak Senilis

Katarak senilis merupakan jenis katarak yang paling sering dijumpai. Katarak ini

biasanya bilateral, namun onset nya berbeda antara mata satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan letaknya, katarak senilis dapat terjadi di kortikal,nukleus, dan subkapsular.

Faktor-faktor yang berperan dalam katarak senilis antara lain faktor keturunan, radiasi

UV, diet, riwayat dehidrasi, dan merokok. Sedangkan faktor-faktor yang dapat membuat

onset menjadi lebih cepat adalah faktor keturunan, DM, dan dermatitis atopik.

Mekanisme kekeruhan :

1. Katarak senilis kortikal. Peningkatan usia/aging dapat menyebabkan penurunan

protein, asam amino, kalium yang diikuti peningkatan konsentrasi natrium dan hidrasi

lensa, menyebabkan koagulasi protein yang ada di korteks.

2. Katarak senilis nuklear. Proses degeneratif yang terjadi adalah sklerosis nuklear yang

berkaitan dengan dehidrasi dan penebalan nukleus. Dapat terjadi peningkatan protein

tidak terlarut air.

2. Katarak Metabolik

Katarak bilateral dapat terjadi karena berbagai gangguan sistemik diabetes mellitus,

hipokalsemia, dan ada juga katarak lain yang berhubungan dengan kelainan metabolik.

Page 20: Mata Katarak Presentasi kasus

3. Katarak Komplikata

Katarak komplikata terbentuk akibat penyakit mata lainnya. Penyebab paling sering

adalah uveitis anterior kronik. Penyakit ini akan menyebabkan inflamasi di intraokuler,

sehingga terjadi katabolisme pada batas darah-aqueous atau darah-vitreous. Penyakit lain

yang dapat memicu katarak adalah miopia tinggi. Pada kekeruhan miopia patologis, dapat

terjadi kekeruhan lensa subkapsular anterior dan sklerosis nukleus.

4. Katarak Trauma

Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh trauma benda asing pada lensa atau

trauma tumpul pada bola mata. Peluru senapan angin dan petasan merupakan penyebab

yang sering. Penyebab lain yang lebih jarang adalah anak panah, batu, kontusio pajanan

panas berlebih dan radiasi pengion.

5. Katarak Terinduksi-Obat

Kortikosteroid yang diberikan dalam waktu yang lama, baik secara sitemik ataupun

dalam bentuk obat tetes, dapat menyebabkan kekeruhan lensa. Obat-obat lain yang

diduga menyebabkan katarak, antara lain : phenothiazine, amiodarone, dan obat tetes

miotik kuat, seperti phospoline iodide.

Katarak berdasarkan umur :

Kongenital = < 2 tahun

Developmental :

- juvenile = 2 – 40 tahun

- presenile = 40 – 50 tahun

- senile = > 50 tahun

Katarak menurut morfologi :

Page 21: Mata Katarak Presentasi kasus

Nuclear

a.    Katarak pulverulenta sentralis (katarak nuklear embriogenik). Katarak jenis ini

bersifat genetik dan terjadi akibat hambatan perkembangan lensa pada stadium awal, oleh

karena itu melibatkan nukleus embriogenik. Kondisi ini terjadi bilateral dan ditandai

dengan kekeruhan berebentuk lingkaran kecil di tengah lensa. Gambaran kekeruhan

tersebut seperti bedak, sehingga disebut pulverulenta dan biasanya tidak berefek pada

penglihatan.

b.   Katarak nuklear total; kekeruhan biasanya terjadi di nukleus embriogenik dan fetal,

kadang-kadang di nukleus infantil. Katarak jenis ini mempunyai ciri kekeruhan dengan

densitas seperti kapur (chalky) di bagian sentral yang sangat mengganggu penglihatan.

Kekeruhan biasanya bilateral dan non-progresif.  

Cortical

Katarak ini dimulai dengan terbentuknya noda pada lapisan luar mata. Proses ini berjalan

dengan lambat. Kemudian noda ini dapat menjalar ke bagian tengah lensa dan

mengganggu aliran cahaya ke pusat lensa. Orang dengan katarak jenis ini akan

mengalami silau ketika melihat cahaya.

Subkapsular

Katarak jenis ini dimulai dengan terbentuknya area buram dibawah lensa. Katarak ini

biasanya terbentuk di belakang lensa yang merupakan jalan cahaya ke retina mata.

Page 22: Mata Katarak Presentasi kasus

Katarak ini sering mempengaruhi kemampuan baca, mengurangi kemampuan melihat

dalam cahaya terang dan menyebabkan silau atau lingkaran cahaya ketika melihat sinar di

malam hari.

Polara. Katarak polar anterior; melibatkan bagian sentral dari kapsul anterior dan diantara

korteks superfisial. Hal ini dapat terjadi melalui:

- Terlambatnya perkembangan bilik mata depan. Pada kasus ini, kekeruhan biasanya

bilateral, statis, dan secara visual tidak signifikan. 

- Perforasi kornea. Katarak juga dapat didapat pada usia infantil dengan adanya kontak

antara kapsul lensa dengan bagian belakang kornea, biasanya setelah perforasi kornea

yang disebabkan oleh oftalmia neonatorum atau sebab lain.

b. Katarak polar posterior; dikaitkan dengan: sisa arteri hialoidea persisten (Mittendorf

dot), lentikonus posterior, Persisten Hyperplastic Primary Vitreus (PHPV).

Katarak berdasarkan stadium maturasi :

1. Katarak insipien

Kekeruhan dimulai dari tepi ekuator berbentuk jaruji menuju korteks anterior dan

posterior (katarak kortikal).

2. Katarak intumesen

Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa karena lensa degeneratif menyerap

air. Lensa yang membengkak dan membesar akan mendorong iris sehingga bilik

mata menjadi dangkal, hal ini dapat menimbulkan penyulit berupa glaukoma.

3. Katarak imatur

Lensa sebagian keruh, belum mengenai seluruh lapisan lensa. Volume lensa

bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif.

4. Katarak matur

Kekeruhan telah mengenai seluruh lapisan lensa. Bila katarak imatur atau

intumesen tidak dikeluarkan maka cairan akan keluar sehingga ukuran lensa

Page 23: Mata Katarak Presentasi kasus

kembali normal dan terjadi kalsifikasi lensa. Bilik mata depan kembali normal,

tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh sehingga shadow test menjadi

negatif.

5. Katarak hipermatur

Massa lensa yang berdegenerasi mencair dan keluar dari kapsul lensa sehingga

ukuran lensa mengecil.

6. Katarak Morgagni

Jika katarak hipermatur tidak dikeluarkan , akan terjadi pengerutan dan korteks

telah mencair sehingga nukleus lensa akan turun dari tempatnya dalam kapsul

lensa.

Katarak berdasarkan bentuknya :

Lamelar atau Zonular

Katarak lamelar atau zonular merupakan katarak kongenital paling banyak yang

menyebabkan gangguan visus, dan sekitar 49% dari semua kasus.

Katarak lamelar dapat disebabkan oleh kelainan genetik ataupun lingkungan. Kondisi

lingkungan yang dihubungkan dengan katarak lamelar adalah defisiensi vitamin D.

Kadang-kadang infeksi maternal rubella yang diidap antara minggu ke-7 dan ke-8

kehamilan juga dapat menyebabkan katarak lamelar.

Kekeruhan pada katarak lamelar terjadi pada nukleus fetal di sekeliling nukleus

embriogenik. Kadang-kadang terlihat dua gambaran kekeruhan seperti cincin. Massa

lensa yang tidak mengalami kekeruhan jelas di internal dan eksteranal zona katarak,

kecuali kekeruhan kecil yang berbentuk liniar seperti jari-jari roda, yang dapat terlihat

hampir di ekuator. Katarak lamelar biasanya bilateral dan sering menyebabkan defek

penglihatan yang berat.    

Sutural dan Aksial

Kekeruhan berupa punctate opacities yang tersebar di sekitar anterior dan posterior

sutura-Y. katarak ini biasanya statis, bilateral, dan tidak banyak berefek pada penglihatan.

Page 24: Mata Katarak Presentasi kasus

Kekeruhan tiap individu bervariasi dalam ukuran dan bentuk serta mempunyai pola yang

berbeda, oleh karena itu dibagi menjadi:

a. Katarak floriform; kekeruhan lensa tersusun seperti daun bunga.

b. Katarak kolariform; kekeruhan lensa berbentuk seperti batu karang.

c. Katarak bentuk tombak (spear-shaped); kekeruhan lentikular dalam bentuk tumpukan

jarum kristalin yang tersebar.

d. Katarak embriogenik aksial anterior; kekeruhan berupa titik didekat sutura-Y anterior.

Katarak berdasarkan grading :

- Grade 1:

Nukleus lunak, biasanya visus masih baik > 6/12, dengan lensa yang tampak sedikit

keruh dengan warna agak keputihan. Refleks fundus juga masih dengan mudah

diperoleh dan usia penderita juga biasanya kurang dari 50 tahun.

- Grade 2:

Nukleus dengan kekeruhan ringan, visus 6/12 – 6/30, dengan nukleus yang

kekuningan. Refleks fundus juga masih mudah diperoleh dan katarak jenis ini paling

sering memberikan gambaran seperti katarak subkapsularis posterior

- Grade 3:

Nukleus dengan kekeruhan medium, visus 3/60 – 6/30, korteks telah mengalami

kekeruhan.

- Grade 4:

Nukleus telah mengeras, visus antara 1/60 – 3/60, nukleus berwarna kuning

kecoklatan. Refleks fundus maupun keadaan fundus sudah sulit dinilai.

- Grade 5:

Nukleus sangat keras dengan visus 1/60 atau lebih jelek dengan nukleus berwarna

coklat atau hitam. Katarak ini sangat keras dan disebut juga brunescent cataract atau

black cataract.

Pemeriksaan Katarak

1. Pemeriksaan tajam penglihatan (visual acuity).

Visus pasien bergantung dari 6/9 sampai PL (perception of light) +. Visus ini merupakan

salah satu penanda fase perkembangan katarak.

Page 25: Mata Katarak Presentasi kasus

2. Pemeriksaan iluminasi oblik/oblique illumination examination.

Menunjukkan warna lensa pada area pupil.

3. Pemeriksaan bayangan iris/test for iris shadow.

Pemeriksaan ini mengindikasikan adanya katarak imatur. Saat cahaya menyinari pupil

secara oblik, terbentuk bayangan bulan sabit pada batas pupil di iris. Saat lensa

sepenuhnya buram atau transparan, maka tidak ada bayangan bulan sabit yang terbentuk.

4. Pemeriksaan oftalmoskopi.

Pada mata normal terlihat cahaya fundus kuning. Pada lensa katarak parsial akan terlihat

bayangan hitam pada area merah pada daerah katarak. Pada lensa katarak yang komplit

tidak terlihat apa-apa. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk menilai status ada tidaknya

kelainan di makula, papil nervus optikus dan retina, yang bertujuan untuk menilai

prognosis katarak.

Apabila funduskopi tidak dapat dilakukan, dapat dilakukan proyeksi penglihatan dan

refleks cahaya tidak langsung untuk menilai apakah ada kelainan pada bagian mata selain

lensa. Dapat pula dilakukan penilaian pupil (inspeksi, refleks cahaya langsung, refleks

cahaya tidak langsung).

5. Slit-lamp examination.

Dilakukan pada pupil yang sepenuhnya berdilatasi. Pemeriksaan ini menunjukkan

morfologi bagian lensa yang keruh (lokasi, ukuran, ketebalan, dan kekerasan nukleus).

6. Lens Opacity Classification System II

Page 26: Mata Katarak Presentasi kasus

Penatalaksanaan

Satu-satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan. Pembedahan

dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kacamata untuk

melakukan kegiatan sehari-hari. Beberapa penderita mungkin merasa pengelihatannya

lebih baik hanya dengan mengganti kacamatanya, menggunakan kacamata bifokus yang

lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar. Jika katarak tidak mengganggu biasanya

tidak perlu dilakukan pembedahan. Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa

dan menggantinya dengan lensa buatan.

Pengangkatan lensa

Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa

Intracapsular Cataract Extraction (ICCE) atau Ekstraksi Intrakapsular

Jenis pebedahan yang sudah jarang dilakukan ini adalah mengangkat lensa

bersama kapsulnya, melalui insisi limbus superior 140 sampai 160 derajat. Pembedahan

ini dapat dilakukan pada zonula Zinn yang telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah

putus. Pada ekstraksi ini tidak akan terjadi katarak sekunder.

Page 27: Mata Katarak Presentasi kasus

Extracapsular Cataract Extraction (ECCE) atau Ekstraksi Ekstrakapsular

Ekstraksi ini adalah tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan

pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa

lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Jenis pembedahan ini sejak

beberapa tahun silam telah menjadi operasi pembedahan katarak yang paling sering

dilakukan karena apabila kapsul posterior utuh, maka lensa intraocular dapat dimasukkan

ke dalam kamera posterior. Insidensi komplikasi pasca-operatif lebih kecil terjadi jika

posteriornya utuh.

Phacoemulsification atau Fekoemulsifikasi

Fakoemulsifikasi dengan irigasi atau aspirasi (atau keduanya) adalah teknik

ekstrakapsular yang menggunakan getaran-getaran ultrasonic untuk mengangkat nucleus

dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (2-5 mm), sehingga mempermudah

penyembuhan luka pasca operasi.

Penanaman lensa baru

Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak biasa akan mendapatkan

lensa buatan sebagai pengganti lensa yang telah diangkat. Lensa buatan ini merupakan

lempengan plastic yang disebut lensa intraocular (IOL), biasanya lensa intraocular

dimasukan kedalam kapsul lensa di dalam mata.

Indikasi Pembedahan Pada Mata Katarak

1. Indikasi optik

Pasien mengeluh gangguan penglihatan yang mengganggu kehidupan sehari-hari ,

dapat dilakukan operasi katarak. Biasanya visus sudah kurang dari 3/60 (buta).

2. Indikasi medis

Kondisi katarak harus dioperasi diantaranya katarak hipermatur, lensa yang

menginduksi glaukoma, lensa yang menginduksi uveitis, dislokasi/subluksasi

lensa, benda asing intraretikuler, retinopati diabetik, ablasio retina atau patologi

segmen posterior lainnya, atau yang mengancam terjadinya komplikasi

Page 28: Mata Katarak Presentasi kasus

3. Indikasi sosial

Kondisi katarak yang sudah mengganggu aktifitas sosial atau pekerjaan

tergantung kebutuhan, pasien disarankan untuk dilakukan operasi katarak.

4. Indikasi kosmetik

Jika kehilangan penglihatan bersifat permanen karena kelainan retina atau saraf

optik, tetapi leukokoria yang diakibatkan katarak tidak dapat diterima pasien,

operasi dapat dilakukan meskipun tidak dapat mengembalikan penglihatan.

Pembahasan

Pasien laki-laki berusia 77 tahun datang dengan keluhan kedua mata buram. Sejak

1 bulan lalu dirasakan penglihatan pada mata kirinya menurun secara progresif dan

dirasakan sekarang hampir tidak dapat melihat.

Pada pemeriksaan oftalmologi ditemukan visus OS 1/300. Sedangkan pada OD

5/12.5 ph (-). Pada pemeriksaan shadow test OS (-), sedangkan pada OD (+). Pada

penampakan visual secara langsung terlihat warna pupil yang sudah sangat putih pada

OS, sehingga dapat didiagnosa OS sebagai katarak matur. Sedangkan pada OD

terdiagnosa sebagai katarak imatur.

Katarak hipermatur dapat disingkirkan dan menjadi diagnosa banding karena

masih terlihat bayang lensa pada pupil dan tidak terlihat tanda-tanda katarak morgagni

yang dapat terjadi akibat katarak hipermatur.

Tatalaksana yang direncanakan pada pasien H adalah ECCE-fakoemulsifikasi

pada OS kiri yang sudah sangat matur dengan indikasi optik untuk menyelamatkan visus

dan cito agar tidak terlanjur menjadi katarak hipermatur.

Page 29: Mata Katarak Presentasi kasus

Daftar Pustaka

1. Riordan- Eva P, Cunningham Jr. ET. Vaughan & asbury’s general opthalmology.

Ed ke-18. New York: McGraw-Hill.2011.

2. Sidarta I. Ilmu penyakit mata. Ed ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2007.

3. Sidarta I. Dasar- teknik pemeriksaan dalam ilmu penyakit mata. Ed ke-4. Jakarta:

Balai Penerbit FK UI.2012.

4. Wirawan IS, Hastuti NF, Anindita I. IPD’s compendium of Indonesian Medicine.

Ed ke-1. Jakarta: Medinfocomm Indonesia. 2009.

5. Lusby FW. Eye and Orbit Ultrasound. 2014. [terhubung berkala].

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003797.htm. [1 Februari 2015].

6. Husney A, Karp CL. Cataract Surgery. 2011. [terhubung

berkala].http://www.m.webmd.com/eye-health/extracapsular-surgery-for

cataracts. [1 Februari 2015].