214
1 MATA KULIAH MATA KULIAH FILSAFAT ILMU FILSAFAT ILMU

Mata kuliah-filsafat-ilmu1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

filsafat ilmu

Citation preview

Page 1: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

11

MATA KULIAH MATA KULIAH FILSAFAT ILMUFILSAFAT ILMU

Page 2: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

2

MENGAPA HARUS BELAJAR MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT?FILSAFAT?

Untuk mengetahui sejak kapan Untuk mengetahui sejak kapan munculnya ilmu pengetahuanmunculnya ilmu pengetahuan

Agar mampu berpikir sistematis, kritis Agar mampu berpikir sistematis, kritis untuk memperoleh kebenaran.untuk memperoleh kebenaran.

Page 3: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

3

PENGERTIAN FILSAFATPENGERTIAN FILSAFAT

1.1. Dari sisi kebahasaanDari sisi kebahasaan Kata filsafat berasal dari bahasa Kata filsafat berasal dari bahasa

Yunani, yaitu philosophia. Philo=Yunani, yaitu philosophia. Philo=cintacinta Sophia= Sophia= kebijaksanaan/kebenaran. kebijaksanaan/kebenaran. Jadi philosophia adalah orang yang Jadi philosophia adalah orang yang mencintai kebenaran, sehingga mencintai kebenaran, sehingga berupaya memperoleh dan berupaya memperoleh dan memilikinya.memilikinya.

Page 4: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

4

lanjutanlanjutan

Kata philosophia ditransformasikan ke Kata philosophia ditransformasikan ke berbagai bahasa. Dalam bahsa arab berbagai bahasa. Dalam bahsa arab disebut disebut falsafahfalsafah. Dalam bahsa . Dalam bahsa Indonesia disebut Indonesia disebut falsafat/filsafatfalsafat/filsafat. . Dalam bahsa Belanda dan Jerman Dalam bahsa Belanda dan Jerman disebut disebut Philosophie.Philosophie.

Page 5: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

5

lanjutanlanjutan

Dari sisi filsafat sebagai ilmuDari sisi filsafat sebagai ilmu Plato, fisuf besar Yunani mengatakan, Plato, fisuf besar Yunani mengatakan,

filsafat adalah ilmu pengetahuan yang filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mencapai kebenaran yang asli, berusaha mencapai kebenaran yang asli, karena kebenaran mutlak di tangan karena kebenaran mutlak di tangan TuhanTuhan. Atau dengan singkat dikatakan . Atau dengan singkat dikatakan pengetahuan tentang segala yang ada.pengetahuan tentang segala yang ada.

Page 6: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

6

lanjutanlanjutan

Aristoteles, murid Plato mengatakan, Aristoteles, murid Plato mengatakan, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu matafisika, logika, dalamnya ilmu matafisika, logika, retorika, politik, sosial budaya dan retorika, politik, sosial budaya dan estetika.estetika.

Page 7: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

7

Alfarabi, Filsuf besar muslim dengan Alfarabi, Filsuf besar muslim dengan gelar Aristoteles ke 2, mengatakangelar Aristoteles ke 2, mengatakan Filsafat adalah pengetahuann tentang Filsafat adalah pengetahuann tentang yang ada menurut hakikatnya yang yang ada menurut hakikatnya yang sebenarnyasebenarnya..

Page 8: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

8

lanjutanlanjutan

Immanuel Kant, Filsuf barat dengan Immanuel Kant, Filsuf barat dengan gelar raksasa pemikir Eropa, gelar raksasa pemikir Eropa, mengatakan filsafat adalah ilmu mengatakan filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan:dalamnya empat persoalan:

Page 9: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

9

lanjutanlanjutan

1. apa dapat kita ketahui, dijawab oleh 1. apa dapat kita ketahui, dijawab oleh metafisika metafisika

2. apa yang boleh kita kerjakan, 2. apa yang boleh kita kerjakan, dijawab oleh etikadijawab oleh etika

3. apa yang dinamakan manusia, 3. apa yang dinamakan manusia, dijawab oleh antropologi.dijawab oleh antropologi.

4. sampai dimana harapan kita, 4. sampai dimana harapan kita, dijawab oleh agama.dijawab oleh agama.

Page 10: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

10

lanjutanlanjutan

Hasbullah Bakry, Hasbullah Bakry, filsafat adalah ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ketuhanan, alam mendalam mengenai Ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat semesta, dan manusia sehingga dapat melahirkan pengetahuan tentang melahirkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang bagaimana hakikatnya sejauh yang dicapai manusia.dicapai manusia.

Page 11: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

11

lanjutanlanjutan

3. Filsafat dari sisi benda3. Filsafat dari sisi benda Titus dkk, mengajukan dua pengertian Titus dkk, mengajukan dua pengertian

filsafat.filsafat.

- filsafat adalah sekumpulan problem- - filsafat adalah sekumpulan problem- problem yang langsung dan mendapat problem yang langsung dan mendapat perhatian dari manusia yang dicarikan perhatian dari manusia yang dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat.jawabannya oleh ahli filsafat.

Page 12: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

12

lanjutanlanjutan

Filsafat adalah sekumpulan Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan sikap dan kepercayaan terhapadap kehidupan dan alam terhapadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara yang biasanya diterima secara tidaktidak kritis. kritis.

Page 13: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

13

lanjutanlanjutan

4. Filsafat sebagai suatu aktifitas4. Filsafat sebagai suatu aktifitas Filsafat adalah sebagai suatu proses berpikir Filsafat adalah sebagai suatu proses berpikir

untuk memperoleh jawaban-jawaban dari untuk memperoleh jawaban-jawaban dari berbagai problem.berbagai problem.

Titus dkk, memberikan 3 pengertian filsafat sbg Titus dkk, memberikan 3 pengertian filsafat sbg aktifitas:aktifitas:

- Filsafat adlah suatu proses kritik atau pemikiran - Filsafat adlah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan diri dari sikap yang terhadap kepercayaan diri dari sikap yang sangat kita junjung tinggi.sangat kita junjung tinggi.

Page 14: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

14

lanjutanlanjutan

- Filsafat adalah sebagai analisi logis dari Filsafat adalah sebagai analisi logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep.dan konsep.

- Filsafat adalah suatu usaha untuk Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh gambaran keseluruhanmemperoleh gambaran keseluruhan

Page 15: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

15

BERDASARKAN KONSEP DAN TEORI BERDASARKAN KONSEP DAN TEORI TERSEBUT PROSES BERFILSAFAT TERSEBUT PROSES BERFILSAFAT TERSEBUT MELALUI EMPAT TAHAPTERSEBUT MELALUI EMPAT TAHAP

1.1. LOGIS, yaitu berpikir dengan menggunakan LOGIS, yaitu berpikir dengan menggunakan logika (undang-undang berpikir) yaitu melalui logika (undang-undang berpikir) yaitu melalui tiga tahap; tiga tahap; pemahaman, keputusan dan pemahaman, keputusan dan argumentasiargumentasi

contoh;:contoh;:- Alam berubah-ubah (premis minor)Alam berubah-ubah (premis minor)- Setiap berubah-ubah baru (premis mayor)Setiap berubah-ubah baru (premis mayor)- Alam baru (simpulan)Alam baru (simpulan)

Page 16: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

16

lanjutanlanjutan

2. SISTEMATIS, yaitu berpikir melalui alur yang 2. SISTEMATIS, yaitu berpikir melalui alur yang sistemik sehingga ditemukan adanya koheren sistemik sehingga ditemukan adanya koheren (saling runtut), diantara satu pertanyaan (saling runtut), diantara satu pertanyaan dengan pertanyaan lainnya.dengan pertanyaan lainnya.

3. RADIKAL, berpikir sampai kepada akar 3. RADIKAL, berpikir sampai kepada akar masalah.masalah.

4. UNIVERSAL, berpikir secara umum bukan 4. UNIVERSAL, berpikir secara umum bukan khusus. Disini perbedaannya khusus. Disini perbedaannya ilmu berpikir ilmu berpikir secara khusus, filsafat berpikir secara umum.secara khusus, filsafat berpikir secara umum.

Page 17: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

17

SEJARAH TIMBULNYA SEJARAH TIMBULNYA FILSAFATFILSAFAT

KAPAN MUNCULNYA FILSAFAT?KAPAN MUNCULNYA FILSAFAT?

Filsafat muncul sejak manusia ada dan sejak Filsafat muncul sejak manusia ada dan sejak adanya pembicaraan manusia. Maka sejarah adanya pembicaraan manusia. Maka sejarah lahirnya filsafat dimana-mana Yunani, India, lahirnya filsafat dimana-mana Yunani, India, Persia. Karena filsafat memiliki kualifikasi Persia. Karena filsafat memiliki kualifikasi tertentu, maka lahirnya filsafat diidentikan tertentu, maka lahirnya filsafat diidentikan dengan Yunani. Hal ini sesuai dengan karakter dengan Yunani. Hal ini sesuai dengan karakter orang yunani ialah orang yunani ialah Rasional Rasional

Page 18: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

18

APA YANG APA YANG MENYEBABKAN MENYEBABKAN LAHIRNYA FILSAFAT?LAHIRNYA FILSAFAT?

1.1. PERTENTANGAN ANTARA MITOS DAN PERTENTANGAN ANTARA MITOS DAN LOGOSLOGOS

Dikalangan masyarakat Yunani dikenal Dikalangan masyarakat Yunani dikenal adanya mitos, sebagai suatu keyakinan lama adanya mitos, sebagai suatu keyakinan lama yang berkembang dengan pesat misalnya yang berkembang dengan pesat misalnya mite kosmologi yang melukiskan kejadian mite kosmologi yang melukiskan kejadian alam.alam. Lama-lama mitos hilang dikalahkan Lama-lama mitos hilang dikalahkan oleh logos, maka oleh logos, maka logos penyebab pertama logos penyebab pertama lahirnya filsafat.lahirnya filsafat.

Page 19: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

19

lanjutanlanjutan

2. RASA INGIN TAHU2. RASA INGIN TAHU

Karena mite hanya bersifat dongeng Karena mite hanya bersifat dongeng belaka, maka orang mulai berpikir belaka, maka orang mulai berpikir rasional, untuk mencari jawaban-rasional, untuk mencari jawaban-jawaban yang logis. Keingintahuan jawaban yang logis. Keingintahuan terhadap alam semesta, keingintahuan terhadap alam semesta, keingintahuan terhadap penciptanya dsb.terhadap penciptanya dsb.

Page 20: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

20

lanjutanlanjutan

3. RASA KAGUM3. RASA KAGUM Menurut Plato, filsafat lahir adanya Menurut Plato, filsafat lahir adanya

kekaguman manusia tentang dunia dan kekaguman manusia tentang dunia dan lingkungannya. Para filsuf atas lingkungannya. Para filsuf atas kekagumannya mencoba merumuskan kekagumannya mencoba merumuskan asal mula alam semesta.asal mula alam semesta.

Thales Thales bapak filsafat Yunani, mengatakan bapak filsafat Yunani, mengatakan alam semesta alam semesta berasal dari air.berasal dari air.

Page 21: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

21

lanjutanlanjutan

AnaximandrosAnaximandros, alam berasal dari , alam berasal dari apairon (api)apairon (api)

Democrios, Democrios, alam berasalalam berasal dari atom dari atom Empedokles, Empedokles, alam berasalalam berasal dari empat dari empat

unsur; air, api, angin, tanah.unsur; air, api, angin, tanah.4. PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN4. PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN Faktor lain yang menyebakan lahirnya Faktor lain yang menyebakan lahirnya

filsafat adalah kesusastraan. filsafat adalah kesusastraan.

Page 22: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

22

KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK FILSAFATFILSAFAT

1.1. SKEPTISIS SKEPTISIS Skeptisis adalah keraguan terhadap Skeptisis adalah keraguan terhadap

suatu kebenaran sebelum mendapat suatu kebenaran sebelum mendapat argumen yang kuat terhadap argumen yang kuat terhadap kebenaran tersebut. Dikelompokan;kebenaran tersebut. Dikelompokan;

-bersifat Gradasi , dari ragu ke yakin-bersifat Gradasi , dari ragu ke yakin -bersifat degradasi, dari yakin ke ragu-bersifat degradasi, dari yakin ke ragu -bertahan sophisme, terus menurus -bertahan sophisme, terus menurus

ragu.ragu.

Page 23: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

23

Lanjutan Lanjutan

Sifat gradasi diungkapkan oleh RENE Sifat gradasi diungkapkan oleh RENE DECARTES Filsuf Prancis DECARTES Filsuf Prancis cagito ergo sumcagito ergo sum

(saya berpikir maka saya ada)(saya berpikir maka saya ada)2.KOMUNALISME2.KOMUNALISME Hasil pemikiran filsafat dimiliki masyarakat Hasil pemikiran filsafat dimiliki masyarakat

umum tidak memandang ras, kelas, ekonomi, umum tidak memandang ras, kelas, ekonomi, dan keyakinan. Misalnya hasil pemikiran dan keyakinan. Misalnya hasil pemikiran Yunani bermanfaat untuk orang Eropa, Asia Yunani bermanfaat untuk orang Eropa, Asia Afrika dsb.Afrika dsb.

Page 24: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

24

lanjutanlanjutan

3. DISENTERESTEDNESS3. DISENTERESTEDNESS YANG BERASAL DARI KATA YANG BERASAL DARI KATA INTEREST, INTEREST,

yaitu suatu kegiatan filsafat yang tidak yaitu suatu kegiatan filsafat yang tidak dimotivasi untuk suatu kepentingan tertentu.dimotivasi untuk suatu kepentingan tertentu.

4. UNIVERSALISME4. UNIVERSALISME Filsafat bersifat umum, berati filsafat adalah Filsafat bersifat umum, berati filsafat adalah

hak seluruh umat manusia secara umum atau hak seluruh umat manusia secara umum atau sifatnya internasional. Semua umat manusia sifatnya internasional. Semua umat manusia berhak mengadakan kajian filsafat.berhak mengadakan kajian filsafat.

Page 25: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

25

APA GUNANYA FILSAFAT APA GUNANYA FILSAFAT BAGI MANUSIA?BAGI MANUSIA?

Filsafat mampu memberikan Filsafat mampu memberikan pemahaman yang menyeluruh pemahaman yang menyeluruh (general) terhadap suatu wujud (general) terhadap suatu wujud (ontologi) sekaligus memberikan (ontologi) sekaligus memberikan konsep kebenaran konsep kebenaran

( justifikasi) terhadap wujud tersebut. ( justifikasi) terhadap wujud tersebut. Dengan kebenaran manusia akan Dengan kebenaran manusia akan bertindak bijaksana (wesdom)bertindak bijaksana (wesdom)

Page 26: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

26

lanjutanlanjutan

Filsafat dapat memberikan kepuasan Filsafat dapat memberikan kepuasan bagi filsuf/seseorang karena bagi filsuf/seseorang karena kemampuannya dalam kemampuannya dalam menggambarkan problem kehidupan menggambarkan problem kehidupan yang sedang dan akan dihadapi sesuai yang sedang dan akan dihadapi sesuai dengan leluasan pemahamannya.dengan leluasan pemahamannya.

Plato mengatakan, berpikir dan memikirkan itu suatu Plato mengatakan, berpikir dan memikirkan itu suatu kenikmatan yang luar biasa dan kebahagian yang paling kenikmatan yang luar biasa dan kebahagian yang paling berharga.berharga.

Page 27: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

27

lanjutanlanjutan

Filsafat dapat dijadikan sebagai bahan Filsafat dapat dijadikan sebagai bahan pijakan untuk merubah dunia.pijakan untuk merubah dunia.

Karl Marx mengatakan, Karl Marx mengatakan, filsafat tidak filsafat tidak hanya hanya menjelaskan pada hanya hanya menjelaskan pada dunia(interferd the world) melainkan juga dunia(interferd the world) melainkan juga merubahnya.merubahnya.

Page 28: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

28

PROBLEMATIKA PROBLEMATIKA FILSAFATFILSAFAT

Secara Umum terbagi menjadi tiga;Secara Umum terbagi menjadi tiga;1.1. ONTOLOGI, yaitu mengkaji hakikat ONTOLOGI, yaitu mengkaji hakikat

segala sesuatu, terbagi 2:segala sesuatu, terbagi 2: 1. Kualitas;1. Kualitas; - Monisme, asal lam terdiri dari satu - Monisme, asal lam terdiri dari satu

unsur (mono=satu). unsur (mono=satu). ThalesThales dari air, dari air, AnaximandrosAnaximandros dari apairon, dari apairon, Anaximenes dari udara, Anaximenes dari udara, DemocritosDemocritos dari tanah.dari tanah.

Page 29: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

29

lanjutanlanjutan

- Dualisme, yang mengatakan alam Dualisme, yang mengatakan alam semesta terdiri dari dua unsur yaitu semesta terdiri dari dua unsur yaitu materi dan rohmateri dan roh. Tokohnya . Tokohnya AnaxagorasAnaxagoras dan dan Aristolteles.Aristolteles.

- Pluralisme, alam semesta terdiri dari Pluralisme, alam semesta terdiri dari empat unsur; air, angin, api, tanah.empat unsur; air, angin, api, tanah. Tokohnya Tokohnya Empedokles, Leukippos.Empedokles, Leukippos.

Page 30: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

30

lanjutanlanjutan

2. Kualitas2. Kualitas Pandangan ini membicarakan bagaimana Pandangan ini membicarakan bagaimana

alam berproses, dalam kaitannya muncul 4 alam berproses, dalam kaitannya muncul 4 teori:teori:

-Mekanisme, yang mengatakan bahwa segala -Mekanisme, yang mengatakan bahwa segala sesuatu berproses secara mekanik.sesuatu berproses secara mekanik.

-Teleologi, mengatakan bahwa segala sesuatu yang -Teleologi, mengatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam raya berproses menuju suatu terjadi di alam raya berproses menuju suatu tujuan, yaitu Tuhan.tujuan, yaitu Tuhan.

Page 31: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

31

-Determinisme, kejadian di alam iniberproses -Determinisme, kejadian di alam iniberproses melalui suatu ketentuan yang telah melalui suatu ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya, baik oleh hukum ditetapkan sebelumnya, baik oleh hukum alam maupun oleh Tuhanalam maupun oleh Tuhan

-Indeterminisme, segala kejadian di alam ini -Indeterminisme, segala kejadian di alam ini berlangsung secara bebas, tanpa kendali berlangsung secara bebas, tanpa kendali tertentu dari Tuhan atau kekuatannya.tertentu dari Tuhan atau kekuatannya.

Page 32: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

32

PROBLEM FILSAFATPROBLEM FILSAFAT

2. EPISTEMOLOGI, membicarakan 2 hal;2. EPISTEMOLOGI, membicarakan 2 hal; a. Hakikat pengetahuan, muncul 2 a. Hakikat pengetahuan, muncul 2

pandangan;pandangan; - - realismerealisme, yaitu pengetahuan manusia riil , yaitu pengetahuan manusia riil

adanya dalam kehidupan. adanya dalam kehidupan. - - idealisme,idealisme, yaitu hakikat ilmu yaitu hakikat ilmu

pengetahuan tidak terdapat dalam dunia pengetahuan tidak terdapat dalam dunia riil, melainkan konsep ideal atau dunia riil, melainkan konsep ideal atau dunia ide-ide.ide-ide.

Page 33: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

33

lanjutanlanjutan

b. Sumber Pengetahuan, muncul 3 pandangan;b. Sumber Pengetahuan, muncul 3 pandangan;- rasionalisme,rasionalisme, mengatakan bahwa sumber mengatakan bahwa sumber

pengetahuan muncul dari rasio (akal) manusia.pengetahuan muncul dari rasio (akal) manusia.- Empirisme,Empirisme, sumber pengetahuan adalah sumber pengetahuan adalah

indera manusia. indera manusia. - Kritisme,Kritisme, pengetahuan manusia bersumber pengetahuan manusia bersumber

dari luar diri manusia, yaitu Tuhan.dari luar diri manusia, yaitu Tuhan.

Page 34: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

34

PROBLEM FILSAFATPROBLEM FILSAFAT

3. 3. AXIOLOGI, TERBAGI MENJADI 6 AXIOLOGI, TERBAGI MENJADI 6 PANDANGAN;PANDANGAN;

a.a. naturalisme, yang menyatakan ukuran naturalisme, yang menyatakan ukuran baik buruk ialah sesuai tidaknya baik buruk ialah sesuai tidaknya perbuatan tersebut sesuai dengan perbuatan tersebut sesuai dengan fitrah (natura) manusia.fitrah (natura) manusia.

b.b. Hedonisme, yang menyatakan bahwa Hedonisme, yang menyatakan bahwa ukuran baik buruk ialah sejauh mana ukuran baik buruk ialah sejauh mana suatu perbuatan mendatangkan suatu perbuatan mendatangkan kenikmatan (hedone) bagi manusia.kenikmatan (hedone) bagi manusia.

Page 35: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

35

lanjutanlanjutan

a.a. Vitalisme, ukuran baik buruk Vitalisme, ukuran baik buruk ditentukan oleh sejauh mana suatu ditentukan oleh sejauh mana suatu perbuatan tersebut dapat mendorong perbuatan tersebut dapat mendorong manusia untuk hidup lebih maju.manusia untuk hidup lebih maju.

b.b. Ultitarianisme, Ukuran baik buruk Ultitarianisme, Ukuran baik buruk ditentukan oleh ada tidaknya suatu ditentukan oleh ada tidaknya suatu perbuatan mendatangkan manfaat perbuatan mendatangkan manfaat bagi manusia.bagi manusia.

Page 36: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

36

lanjutanlanjutan

e. Idealisme, ukuran baik buruk ditentukan oleh e. Idealisme, ukuran baik buruk ditentukan oleh sesuai tidaknya sesuatu perbuatan dengan sesuai tidaknya sesuatu perbuatan dengan konsep ideal (rancang bangun) pikiran konsep ideal (rancang bangun) pikiran manusia.manusia.

f. Teologis, baik buruknya suatu perbuatan f. Teologis, baik buruknya suatu perbuatan ditentukan oleh sesuai tidaknya suatu ditentukan oleh sesuai tidaknya suatu perbuatan dengan ketentuan agama perbuatan dengan ketentuan agama (teos=Tuhan, agama)(teos=Tuhan, agama)

Page 37: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

37

lanjutanlanjutan

Berdasarkan uraian problematika di Berdasarkan uraian problematika di atas kebenaran itu bersifat relatif atas kebenaran itu bersifat relatif tergantung pada latar belakang tergantung pada latar belakang pendidikan, sosial, budaya, agama pendidikan, sosial, budaya, agama dan sebagainya.dan sebagainya.

Page 38: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

38

BAGAIMANA HUBUNGAN BAGAIMANA HUBUNGAN ILMU, FILSAFAT, DAN ILMU, FILSAFAT, DAN AGAMAAGAMA

Ilmu adalah sistem dari berbagai Ilmu adalah sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu pengalaman tertentu mengenai suatu pengalaman tertentu yang disusun melalui sistem tertentu, yang disusun melalui sistem tertentu, sehingga menjadi suatu kesatuan.sehingga menjadi suatu kesatuan.

Menuurut Harsojo, ilmu terdiri dari tiga Menuurut Harsojo, ilmu terdiri dari tiga kesimpulan, yaitu;kesimpulan, yaitu;

Page 39: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

39

lanjutanlanjutan

1.1. Merupakan akumulasi pengetahuan Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematikan yang disistematikan

2.2. Suatu pendekatan/metode pendekatan Suatu pendekatan/metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indra dapat diamati oleh panca indra manusia, danmanusia, dan

Page 40: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

40

lanjutanlanjutan

1.1. Suatu cara yang mengijinkan Suatu cara yang mengijinkan kepada ahli-ahli lainnya untuk kepada ahli-ahli lainnya untuk menyatakan suatu proporsi. menyatakan suatu proporsi.

Page 41: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

41

lanjutanlanjutan

Filsafat menurut Plato dan Al Faraby; Filsafat menurut Plato dan Al Faraby; filsafat adalah pengetahuan tentang filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.segala yang ada.

AGAMAAGAMA

Terdapat perbedaan pengertian agama Terdapat perbedaan pengertian agama dikalangan tokoh agama. Hal ini dikalangan tokoh agama. Hal ini disebabkan oleh perbedaan bidik disebabkan oleh perbedaan bidik terhadap agama.terhadap agama.

Page 42: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

42

lanjutanlanjutan

Agama diartikan secara praktis, adalah Agama diartikan secara praktis, adalah suatu keyakinan akan adanya suatu keyakinan akan adanya aturan/jalan hidup aturan/jalan hidup (way of life)(way of life) yang yang bersumber dari suatu kekuatan yang bersumber dari suatu kekuatan yang absolut (Tuhan).absolut (Tuhan).

Agama memiliki empat perangkat Agama memiliki empat perangkat sbb:sbb:

1.1. Adanya pengatur (Tuhan) sebagai Adanya pengatur (Tuhan) sebagai kebenaran yang pertama dan kebenaran yang pertama dan terakhir.terakhir.

Page 43: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

43

lanjutanlanjutan

2. adanya aturan (code hukum) yang harus 2. adanya aturan (code hukum) yang harus dipahami yang termaktub dalam kitab dipahami yang termaktub dalam kitab suci dan kebenarannya bersifat ansolut.suci dan kebenarannya bersifat ansolut.

3. Adanya seorang nabi sebagai pembawa 3. Adanya seorang nabi sebagai pembawa aturan hukum.aturan hukum.

4. Adanya komunitas (manusia) sebagai 4. Adanya komunitas (manusia) sebagai pelaksana aturan yang bersumber dari pelaksana aturan yang bersumber dari Tuhan.Tuhan.

Page 44: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

44

HUBUNGAN ILMU, HUBUNGAN ILMU, FILSAFAT DAN AGAMAFILSAFAT DAN AGAMA

ILMU, mencari kebenaran dengan cara ILMU, mencari kebenaran dengan cara penyelidikan (riset) sesuai dengan penyelidikan (riset) sesuai dengan eksistensinya yang berhubungan eksistensinya yang berhubungan dengan alam empiris.Dalam penyelidikan dengan alam empiris.Dalam penyelidikan ilmu selalu mencari hukum ilmu selalu mencari hukum sebab akibat. sebab akibat. Sebagai hukum sebab akibat maka Sebagai hukum sebab akibat maka kebenaranya pasti ada.kebenaranya pasti ada.

Page 45: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

45

lanjutanlanjutan

ILSAFAT, karena selalu berhadapan ILSAFAT, karena selalu berhadapan denga alam empiris, (metafisika, ghaib) denga alam empiris, (metafisika, ghaib) maka ia komit dengan organon (alatnya) maka ia komit dengan organon (alatnya) yaitu logika. Cara kerjanya selalu diawali yaitu logika. Cara kerjanya selalu diawali dengan pertanyaan apa…. Berpikir logis, dengan pertanyaan apa…. Berpikir logis, sistematis, radikal, dan universal.sistematis, radikal, dan universal.

Page 46: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

46

lanjutanlanjutan

AGAMA, menemukan konsep AGAMA, menemukan konsep kebenaran bersumber pada wahyu, kebenaran bersumber pada wahyu, kebenarannya bersifat mutlak, kebenarannya bersifat mutlak, absolut sebagiai kebenaran absolut sebagiai kebenaran tertinggi.tertinggi.

Page 47: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

47

Ilmu kebenarannya bersifat empiris, Ilmu kebenarannya bersifat empiris, filsafat kebenarannya bersifat spekulatif filsafat kebenarannya bersifat spekulatif (berdasrkan nalar dan logika), keduanya (berdasrkan nalar dan logika), keduanya bersifat nisbi. Agama kebenarannya bersifat nisbi. Agama kebenarannya bersifat absolut mutlak, dalam bersifat absolut mutlak, dalam penentuannya semua perlu perumusanpenentuannya semua perlu perumusan

Page 48: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

48

lanjutanlanjutan

Hubungan ilmu filsafat dan agama, Albert Hubungan ilmu filsafat dan agama, Albert Einstein menagatakan dengan singkat’Einstein menagatakan dengan singkat’

““science with out is blind, religion with out science with out is blind, religion with out science is blame” Ilmu tanpa agama science is blame” Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh.buta, agama tanpa ilmu lumpuh.

Page 49: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

49

BAGAIMANAKAH BAGAIMANAKAH KATEGORI MANUSIA KATEGORI MANUSIA ITU?ITU?

1.1. MANUSIA ADA YANG TIDAK TAHU DALAM MANUSIA ADA YANG TIDAK TAHU DALAM KETIDAKAHUANNYAKETIDAKAHUANNYA

2.2. MANUSIA TIDAK TAHU DALAM MANUSIA TIDAK TAHU DALAM KETAHUANNYAKETAHUANNYA

3.3. MANUSIA TAHU AKAN MANUSIA TAHU AKAN KETIDAKTAHUANNYAKETIDAKTAHUANNYA

4.4. MANUSIA TAHU AKAN KETAHUANNYAMANUSIA TAHU AKAN KETAHUANNYAKategori manakah yang paling baik?Kategori manakah yang paling baik?

Page 50: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

50

Manusia adalah akhluk ciptaan Tuhan Manusia adalah akhluk ciptaan Tuhan yang tercanggih. Memiliki banyak yang tercanggih. Memiliki banyak kelebihan dibanding dengan makhluk lain kelebihan dibanding dengan makhluk lain terutama akalnya.terutama akalnya.

Memiliki rasa ingin tahu, maka Memiliki rasa ingin tahu, maka diaktuakisasikan dalam bentuk bertanya.diaktuakisasikan dalam bentuk bertanya.

Melalui rasio maka manusia memberikan Melalui rasio maka manusia memberikan jawaban terhadap aneka pertanyaanjawaban terhadap aneka pertanyaan

Manusia bertanya, manusia pula menjawabManusia bertanya, manusia pula menjawab Manusialah yang benar-benar bereksistensi Manusialah yang benar-benar bereksistensi

karena memiliki kesadaran dan otonomi karena memiliki kesadaran dan otonomi dirinya.dirinya.

Page 51: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

51

LanjutanLanjutan

DENGAN KATA LAINDENGAN KATA LAIN Malalui akalnya manusia mampu menyamai Malalui akalnya manusia mampu menyamai

makhluk lain.makhluk lain. Burung terbang tinggi, manusia tefrbang Burung terbang tinggi, manusia tefrbang

dengan pesawat ciptaannya.dengan pesawat ciptaannya. Angsa bisa berenang ke ujung pulau, manusia Angsa bisa berenang ke ujung pulau, manusia

berenang dengan kapal Feri ciptaannya.berenang dengan kapal Feri ciptaannya. Ikan mampu menembus dasar lautan, manusia Ikan mampu menembus dasar lautan, manusia

menembus lautan dengan kapal selam menembus lautan dengan kapal selam ciptaannya.ciptaannya.

Page 52: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

52

APAKAH SETIAP MANUSIA MAMPU APAKAH SETIAP MANUSIA MAMPU BERFILSAFAT? Tidak juga. BERFILSAFAT? Tidak juga. Rule of Rule of the game ( ada aturan mainnya)the game ( ada aturan mainnya)

Berpikir logis, sistematis, radikal, dan Berpikir logis, sistematis, radikal, dan universal.universal.

Dengan mengindahkan ke empat aturan Dengan mengindahkan ke empat aturan main tersebut, maka Anda bisa menjadi main tersebut, maka Anda bisa menjadi seorang filsufseorang filsuf

Page 53: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

53

LAHIRNYA ILMU PENGETAHUANLAHIRNYA ILMU PENGETAHUAN SEJAK KAPAN LAHIRNYA ILMU SEJAK KAPAN LAHIRNYA ILMU PENGETAHUAN?PENGETAHUAN?

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang tercanggih.yang tercanggih.

Dengan akalnya manusia mampu. Dengan akalnya manusia mampu. berpikir, dengan pikirannya memperoleh berpikir, dengan pikirannya memperoleh pengetahuan, dengan pengetahuannya pengetahuan, dengan pengetahuannya manusia memiliki ilmu, dengan ilmunya manusia memiliki ilmu, dengan ilmunya manusia mampu berpikir rasional, logis manusia mampu berpikir rasional, logis dan sistematis. dan sistematis.

Page 54: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

54

JADI PENGETAHUAN LAHIR JADI PENGETAHUAN LAHIR SEJAK MANUSIA ITU ADA SEJAK MANUSIA ITU ADA SEJAK MANUSIA BERPIKIRSEJAK MANUSIA BERPIKIRSEJAK MANUSIA SEJAK MANUSIA BERINTERAKSI DENGAN BERINTERAKSI DENGAN ALAMALAM

Page 55: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

55

BAGAIMANA HUBUNGAN (ILMU BAGAIMANA HUBUNGAN (ILMU PENGETAHUAN DENGAN PENGETAHUAN DENGAN FILSAFAT?FILSAFAT?

Pengetahuan bagian dari kajian filsafat ilmu, Pengetahuan bagian dari kajian filsafat ilmu, pengetahuan lahir sejak adanya peradaban pengetahuan lahir sejak adanya peradaban manusia dan berkembang pesat sesuai manusia dan berkembang pesat sesuai dengan budayanya.dengan budayanya.

Pengetahuan lahir dari aktivitasPengetahuan lahir dari aktivitas Aktivitas memerlukan metodeAktivitas memerlukan metode Pengetahuan melahirkan ilmu-ilmu.Pengetahuan melahirkan ilmu-ilmu. Ilmu dan pengetahuan tidak bisa dipisahkan. Ilmu dan pengetahuan tidak bisa dipisahkan.

Page 56: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

56

lanjutanlanjutan

Aktivitas memerlukan metodeAktivitas memerlukan metode Pengetahuan melahirkan ilmu-ilmu.Pengetahuan melahirkan ilmu-ilmu. Ilmu dan pengetahuan tidak bisa Ilmu dan pengetahuan tidak bisa

dipisahkan. dipisahkan.

Page 57: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

57

AKTIVITAS

PENGETAHUANMETODE

ILMU

SIKLUS ILMUSIKLUS ILMU

Page 58: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

58

PENGERTIAN ILMU PENGERTIAN ILMU SEBAGAI SEBAGAI PENGETAHUANPENGETAHUAN

Dari segi maknanya pengertian ilmu Dari segi maknanya pengertian ilmu sekurang-kurangnya merujuk tiga hal:sekurang-kurangnya merujuk tiga hal:

Pengetahuan Pengetahuan AktivitasAktivitasmetodemetode

Page 59: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

59

Pengertian UmumPengertian Umum

Ilmu adalah sesuatu kumpulan Ilmu adalah sesuatu kumpulan yang sistematis dari pengetahuan.yang sistematis dari pengetahuan.

Ilmu berarti semua pengetahuan Ilmu berarti semua pengetahuan yang dihimpun dengan perantara yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (John G. Kemeny).metode ilmiah (John G. Kemeny).

Page 60: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

60

lanjutanlanjutan

Menurut Norman Campbell :Menurut Norman Campbell : Ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan Ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan

yang berguna dan praktis dan suatu yang berguna dan praktis dan suatu metode untuk memperoleh pengetahuanmetode untuk memperoleh pengetahuan

Ilmu tidak bersangkutan dengan Ilmu tidak bersangkutan dengan kehidupan praktis dan tidak dapat kehidupan praktis dan tidak dapat mempengaruhinya kecuali dalam cara mempengaruhinya kecuali dalam cara yang paling tak langsung, baik kebaikan yang paling tak langsung, baik kebaikan atau keburukan.atau keburukan.

Page 61: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

61

SIMPULANSIMPULAN

Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau gejala kealaman, kemasyarakatan atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.penjelasan, ataupun melakukan penerapan.

Page 62: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

62

LANJUTANLANJUTANILMU SEBAGAI RANGKAIAN ILMU SEBAGAI RANGKAIAN AKTIVITAS MANUSIA:AKTIVITAS MANUSIA:

1.1. Rasional: proses pemikiran yang Rasional: proses pemikiran yang berpegang pada kaidah-kaidah logikaberpegang pada kaidah-kaidah logika

2.2. Kognitif : proses mengetahui dan Kognitif : proses mengetahui dan memperoleh pengetahuanmemperoleh pengetahuan

Page 63: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

63

lanjutanlanjutan

1.1. Teologis: Teologis: mencapai kebenaran memperoleh mencapai kebenaran memperoleh

pemahamanpemahaman Memberi penjelasanMemberi penjelasan Meakukan penerapan dengan peramalan Meakukan penerapan dengan peramalan

atau pengendalianatau pengendalian

Page 64: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

64

ILMU SEBAGAI ILMU SEBAGAI METODE ILMIAHMETODE ILMIAH

ANALISIS ANALISIS (analysis)(analysis) PEMERIAN PEMERIAN (description)(description) PENGUKURAN PENGUKURAN (measurement)(measurement) PERBANDINGAN PERBANDINGAN (comparison)(comparison) SURVAI SURVAI (survey)(survey)

Page 65: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

65

Pengelompokan Pengelompokan PengetahuanPengetahuan

Menurut Bertrand Russell, pengetahuan Menurut Bertrand Russell, pengetahuan dibedakan menjadi 2:dibedakan menjadi 2:

1. Pengetahuan mengenai fakta-fakta 1. Pengetahuan mengenai fakta-fakta (knowledge of facts)(knowledge of facts)

2. Pengetahuan mengenai hubungan 2. Pengetahuan mengenai hubungan umum antara fakta umum antara fakta (knowledge of (knowledge of general connection berween facts)general connection berween facts)

Page 66: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

66

Ledger Wood membagi Ledger Wood membagi pengetahuan menjadi:pengetahuan menjadi:

1.Non inferential Apprehension1.Non inferential Apprehension; ; pengetahuan nonpenyimpulan yang pengetahuan nonpenyimpulan yang merupakan pengenalan terhadap merupakan pengenalan terhadap benda, orang, atau sifat tertentu.benda, orang, atau sifat tertentu.

Page 67: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

67

Bentuknya: Bentuknya: Perception ;pengenalan objek diluar diri Perception ;pengenalan objek diluar diri

seseorangseseorang Introspection; pengenalan terhadap Introspection; pengenalan terhadap

dirinya sendiri dengan segenap dirinya sendiri dengan segenap kemampuan, kemampuan, pikiran kehendak, dan pikiran kehendak, dan perasaanperasaan

Page 68: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

68

LanjutanLanjutan

2. Inferential Knowledge, meliputi;2. Inferential Knowledge, meliputi; Knowledge of other selves;Knowledge of other selves; pengetahuan pengetahuan

mengenai diri orang lain.mengenai diri orang lain. Historical knowledge;Historical knowledge; pengetahuan pengetahuan

menyangkut masa lampau.menyangkut masa lampau. Scientific knowledge;Scientific knowledge; pengetahuan pengetahuan

ilmiah.ilmiah.

Page 69: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

69

George KlubertanzGeorge Klubertanz

Pengetahuan langsung berdasarkan Pengetahuan langsung berdasarkan pengenalannya terhadap objek-objek pengenalannya terhadap objek-objek pengalaman.pengalaman.

Pengetahuan kemanusian Pengetahuan kemanusian (humanistic (humanistic knowledge)knowledge) yang diperoleh karena yang diperoleh karena mempelajarimempelajari

Pengetahuan Ilmiah Pengetahuan Ilmiah (scientific knowledge)(scientific knowledge) berdasarkan azas-azas yang cocok dan dapat berdasarkan azas-azas yang cocok dan dapat membuktikan kesimpulannya kebenaran.membuktikan kesimpulannya kebenaran.

Page 70: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

70

lanjutanlanjutan

Pengetahuan Ilmiah Pengetahuan Ilmiah (scientific (scientific knowledge)knowledge) berdasarkan azas-azas berdasarkan azas-azas yang cocok dan dapat yang cocok dan dapat membuktikan kesimpulannya membuktikan kesimpulannya kebenaran.kebenaran.

Page 71: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

71

HAKIKAT HAKIKAT PENGETAHUANPENGETAHUAN

Darimanakah hakikat pengetahuan itu?Darimanakah hakikat pengetahuan itu?

1.1. Realisme;Realisme; pengetahuan manusia riil pengetahuan manusia riil adanya dari kehidupan.adanya dari kehidupan.

2.2. Idealisme;Idealisme; pengetahuan tidak terdapat pengetahuan tidak terdapat dalam dunia riil melainkan hanya dalam dalam dunia riil melainkan hanya dalam dunia konsep ideal atau dunia ide-ide.dunia konsep ideal atau dunia ide-ide.

Page 72: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

72

Dari manakah sumber Dari manakah sumber pengetahuan manusia?pengetahuan manusia?

1.1. Rasionalisme;Rasionalisme; sumber pengetahuan sumber pengetahuan berasal dari rasio (akal) manusia.berasal dari rasio (akal) manusia.

2.2. Empirisme;Empirisme; sumber pengetahuan sumber pengetahuan adalah indra manusia (empiri)adalah indra manusia (empiri)

3.3. Kritisisme/transidentalisme;Kritisisme/transidentalisme; pengetahuan manusia bersumber dari pengetahuan manusia bersumber dari luar diri manusia, yaitu Tuhan.luar diri manusia, yaitu Tuhan.

Page 73: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

73

PENGETAHUAN SEBAGAI PENGETAHUAN SEBAGAI DASAR TEORITIS DASAR TEORITIS YANG YANG MELAHIRKAN PENGETAHUAN ILMIAHMELAHIRKAN PENGETAHUAN ILMIAH

CAKUPAN PENGETAHUAN ILMIAH:CAKUPAN PENGETAHUAN ILMIAH: 1. Jenis sasaran1. Jenis sasaran 2. Bentuk-bentuk pernyataan2. Bentuk-bentuk pernyataan 3. Ragam-ragam proposisi3. Ragam-ragam proposisi 4. Ciri-ciri pokok4. Ciri-ciri pokok 5. Pembagian sistematis5. Pembagian sistematis

Page 74: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

74

LanjutanLanjutan

Jenis sasaran Pengetahuan Ilmiah:Jenis sasaran Pengetahuan Ilmiah: Objek material; fenomena di dunia Objek material; fenomena di dunia

ini yang ditelaah oleh ilmuini yang ditelaah oleh ilmu Objek formal; pusat perhatian Objek formal; pusat perhatian

penelaahan ilmuwan terhadap penelaahan ilmuwan terhadap fenomena itu.fenomena itu.

Page 75: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

75

lanjutanlanjutan

OBJEK MATERIAL PENGETAHUAN ILMIAH OBJEK MATERIAL PENGETAHUAN ILMIAH

DIKELOMPOKAN MENJADI 6:DIKELOMPOKAN MENJADI 6:

IDE ABSTRAKIDE ABSTRAK BENDA FISIKBENDA FISIK JASAD HIDUP JASAD HIDUP GEJALA ROHANIGEJALA ROHANI PERISTIWA SOSIALPERISTIWA SOSIAL PROSES TANDAPROSES TANDA

Page 76: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

76

OBJEK MATERIALOBJEK MATERIAL

KONSEP GUNUNG MERAPI, BURUNG, KONSEP GUNUNG MERAPI, BURUNG, INGATAN DSTINGATAN DST

DITELAAH BERDASARKAN OBJEK DITELAAH BERDASARKAN OBJEK FORMALFORMAL

Page 77: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

77

TELAAH OBJEK FORMALTELAAH OBJEK FORMAL

MANUSIAMANUSIA BIOLOGIBIOLOGI PSIKOLOGIPSIKOLOGI

FILSAFAT KODRATIFILSAFAT KODRATI

OBJEK TELAAH OBJEK TELAAH FORMALFORMAL

Page 78: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

78

SEPERTI APA BENTUK SEPERTI APA BENTUK PENGETAHUAN ILMIAH PENGETAHUAN ILMIAH ITU?ITU?

1.1. DESKRIPTIFDESKRIPTIF

2.2. PRESKRIPSIPRESKRIPSI

•ANATOMIANATOMI•GEOGRAFGEOGRAFII

•UKURANUKURAN•AZAS-AZASAZAS-AZAS•PETUNJUKPETUNJUK•PROSEDURPROSEDUR

Page 79: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

79

LANJUTANLANJUTAN

3. EKSPOSISI POLA3. EKSPOSISI POLA

SOSIOLOGISOSIOLOGI POLA-POLA POLA-POLA

BUDAYABUDAYA ANTROPOLOGIANTROPOLOGI PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN

BUDAYABUDAYA

Page 80: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

80

LANJUTANLANJUTAN

4. 4.

REKONTRUKREKONTRUKSI HISTORISSI HISTORIS

HISTORIOGRAFIHISTORIOGRAFI PURBAKALAPURBAKALA PALEONTOLOGIPALEONTOLOGI

Page 81: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

81

PROPOSISI ILMU PROPOSISI ILMU PENGETAHUANPENGETAHUAN

1. AZAS ILMIAH1. AZAS ILMIAH

MENGANDUNG MENGANDUNG KEBENARAN UMUMKEBENARAN UMUM

BERDASARKAN BERDASARKAN FAKTA YANG FAKTA YANG TELAH DIAMATITELAH DIAMATI

ILMU SOSIALILMU SOSIAL

Page 82: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

82

LANJUTANLANJUTAN

2. KAIDAH ILMIAH2. KAIDAH ILMIAH

Mengungkapkan Mengungkapkan keajegan atau hubungan keajegan atau hubungan tertib yang dapat tertib yang dapat diperiksa kebenarannya diperiksa kebenarannya diantara fenomena diantara fenomena secara umum berlaku secara umum berlaku pula untuk berbagai pula untuk berbagai fenomena yang sejenis.fenomena yang sejenis.

Boyle, Newton, PascalBoyle, Newton, Pascal

Page 83: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

83

LANJUTANLANJUTAN

3. TEORI ILMIAH3. TEORI ILMIAH Kemampuan Kemampuan

proposisi yang proposisi yang saling berkaitan saling berkaitan secara logis untuk secara logis untuk memberi penjelasan memberi penjelasan mengenai mengenai sejumlah fenomena.sejumlah fenomena.

Teori DarwinTeori Darwin

Kau lahir darikuKau lahir darikubodohbodoh

Page 84: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

84

lanjutanlanjutan

Teori; sekumpulam proposisi yang Teori; sekumpulam proposisi yang mencakup konsep-konsep tertentu mencakup konsep-konsep tertentu yang saling berhubunganyang saling berhubungan

Page 85: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

85

APA MANFAAT DAN APA MANFAAT DAN PERANAN TEORI?PERANAN TEORI?

Mensistematiskan dan menyususn data Mensistematiskan dan menyususn data maupun pemikiran tentang data maupun pemikiran tentang data sehingga tercapai pertalian yang logis sehingga tercapai pertalian yang logis diantara aneka data yang semula kacau diantara aneka data yang semula kacau balau. Jadi teori berfungsi sebagai balau. Jadi teori berfungsi sebagai kerangka, pedoman, bagan sistematisasi kerangka, pedoman, bagan sistematisasi atau sistem acuan.atau sistem acuan.

Page 86: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

86

lanjutanlanjutan

Memberikan skema atau rencana Memberikan skema atau rencana sementara mengenai medan yang sementara mengenai medan yang semula belum dipetakan sehingga semula belum dipetakan sehingga terdapat suatu orientasiterdapat suatu orientasi

Menunjukkan atau menyarankan arah-Menunjukkan atau menyarankan arah-arah untuk penyelidikan lebih lanjut. arah untuk penyelidikan lebih lanjut.

Page 87: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

87

PEMBAGIAN ILMU PEMBAGIAN ILMU PENGETAHUAN PENGETAHUAN

Ilmu Pengetahuan dibedakan atas:Ilmu Pengetahuan dibedakan atas:1.1. Ilmu Pengetahuan Sosial (social science); Ilmu Pengetahuan Sosial (social science);

membahas hubungan manusia sebagai membahas hubungan manusia sebagai makhluk sosial.makhluk sosial.

a. Psikologi; ilmu pengetahuan yang a. Psikologi; ilmu pengetahuan yang mempelajari proses mental dan tingkah laku.mempelajari proses mental dan tingkah laku.

b. Pendidikan; suatu perlakuan atau nproses b. Pendidikan; suatu perlakuan atau nproses latihan yang terarah dan sistematis meneju latihan yang terarah dan sistematis meneju ke suatu tujuan.ke suatu tujuan.

Page 88: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

88

LanjutanLanjutan

c. c. Antropologi; suatu ilmu pengetahuan yang Antropologi; suatu ilmu pengetahuan yang pempelajari asal-usul dan perkembangan pempelajari asal-usul dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan serta tingkah jasmani, sosial, kebudayaan serta tingkah laku manusia.laku manusia.

d. Etnologi; studi antropologi dari aspek d. Etnologi; studi antropologi dari aspek sistem sosio ekonomi dan pewarisan sistem sosio ekonomi dan pewarisan kebudayaan terutama keaslian, kebudayaan terutama keaslian, perkembangan dan perubuhan dalam perkembangan dan perubuhan dalam masyarakat primitif.masyarakat primitif.

Page 89: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

89

LanjutanLanjutan

e. Sejarah; suatu pencataan peristiwa – e. Sejarah; suatu pencataan peristiwa – peristiwa yang telah terjadi pada suatu peristiwa yang telah terjadi pada suatu bangsa, negara atau individu.bangsa, negara atau individu.

f. Ekonomi; ilmu penghetahuan yang f. Ekonomi; ilmu penghetahuan yang berhubungan dengan produksi, tukar berhubungan dengan produksi, tukar menukar barang produksi, pengelolaan menukar barang produksi, pengelolaan dalam lingkup rumah tangga, dalam lingkup rumah tangga, perusahaan atau negara.perusahaan atau negara.

Page 90: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

90

LanjutanLanjutan

g. Sosiologi; suatu studi tingkah laku sosial, g. Sosiologi; suatu studi tingkah laku sosial, terutama asal-usul organisasi, institusi dan terutama asal-usul organisasi, institusi dan perkembangan masyarakat manusia.perkembangan masyarakat manusia.

2. Ilmu Pengetahuan Alam; yang membahas 2. Ilmu Pengetahuan Alam; yang membahas alam semesta dengan segala isinya, ilmu ini alam semesta dengan segala isinya, ilmu ini terbagi atas:terbagi atas:

a. Fisika (physics); suatu kajian tentang benda a. Fisika (physics); suatu kajian tentang benda mati dari aspek wujud dengan perubahan yang mati dari aspek wujud dengan perubahan yang bersifat sementara.bersifat sementara.

Page 91: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

91

lanjutanlanjutan

b. b. Kimia (chemistry); mempelajari benda Kimia (chemistry); mempelajari benda hidup dan tidak hidup dari aspek susunan hidup dan tidak hidup dari aspek susunan materi dan perubahan-perubahan yang materi dan perubahan-perubahan yang bersifat tetap; bersifat tetap;

Kimia secara garis besar dibagi menjadi:Kimia secara garis besar dibagi menjadi: Kimia anorganikKimia anorganik Kimia organikKimia organikc. Biologi (biological science); ilmu c. Biologi (biological science); ilmu

pengetahuan yang mempelajari makhluk pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya.hidup dan gejala-gejalanya.

Page 92: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

92

lanjutanlanjutan

Cabang-cabang biologi:Cabang-cabang biologi:1.1. Botani; mempelajari seluk beluk Botani; mempelajari seluk beluk

tumbuhantumbuhan2.2. Zoologi; mempelajari hewanZoologi; mempelajari hewan3.3. Anatomi; mempelajari strukur dalam Anatomi; mempelajari strukur dalam

makhluk hidupmakhluk hidup4.4. Fisiologi; studi tentang fungsi tubuhFisiologi; studi tentang fungsi tubuh

Page 93: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

93

5. Sitologi; studi tentang sel secara 5. Sitologi; studi tentang sel secara mendalammendalam

6. Sitologi; studi tentang jaringan tubuh 6. Sitologi; studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidupatau organ makhluk hidup

7. Palaentologi:studi tentang makhluk 7. Palaentologi:studi tentang makhluk masa lampau yang kebanyakan masa lampau yang kebanyakan hanya berupa fosilhanya berupa fosil

Page 94: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

94

lanjutanlanjutan

3. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa 3. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (earth science and space)(earth science and space)

a.a. Geologi; studi tentang struktur bumiGeologi; studi tentang struktur bumi Petrologi membahas batu-batuanPetrologi membahas batu-batuan Vulkanologi, membahas gempa bumiVulkanologi, membahas gempa bumi Mineralogi, membahas bahan Mineralogi, membahas bahan

mineral/bahan galianmineral/bahan galian Kristalografi, membahas bentuk-bentuk Kristalografi, membahas bentuk-bentuk

kristal dari mineral.kristal dari mineral.

Page 95: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

95

lanjutanlanjutan

b. Astronomi; suatu ilmu pengetahuan b. Astronomi; suatu ilmu pengetahuan yang membahas benda-benda ruang yang membahas benda-benda ruang angkasa dan alam semesta.angkasa dan alam semesta.

b. Geografi; ilmu pengetahuan tentang b. Geografi; ilmu pengetahuan tentang muka bumi dan produk ekonomi muka bumi dan produk ekonomi sehubungan dengan makhluk hidup sehubungan dengan makhluk hidup terutama manusia. terutama manusia.

Page 96: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

96

ILMU PENGETAHUAN ILMU PENGETAHUAN BERDASARKAN KURUN BERDASARKAN KURUN WAKTUNYAWAKTUNYA

ILMU PENGETAHUAN ILMU PENGETAHUAN KONVENSIONALKONVENSIONAL

ILMU PENGETAHUAN MODERNILMU PENGETAHUAN MODERN

Page 97: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

97

LanjutanLanjutan

Ilmu penetahuan konvensional Ilmu penetahuan konvensional mengedepankan mengedepankan mitosmitos, daripada , daripada logos.logos.

Ilmu pengetahuan modern Ilmu pengetahuan modern mengutamakan rasio, akal sehingga mengutamakan rasio, akal sehingga segala sesuatu harus bersifat rasional. segala sesuatu harus bersifat rasional. Mengedepankan Mengedepankan logos logos daripada daripada mitos.mitos.

Page 98: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

98

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PENGETAHUAN PENGETAHUAN MODERNMODERN

Konsep atau teori Pengetahuan modern Konsep atau teori Pengetahuan modern berkembang berabad-abad, sejak manusia berkembang berabad-abad, sejak manusia mempelajari alam semesta. mempelajari alam semesta. ThalesThales sebagai sebagai Bapak ilmu pengetahuan, Bapak ilmu pengetahuan, AristotelesAristoteles, , Scorattes Scorattes sampai ke generasi sampai ke generasi Newton.Newton.

Berdasarkan pemikiran manusia pengetahuan Berdasarkan pemikiran manusia pengetahuan terus berkembang hingga melahirkan teori-terus berkembang hingga melahirkan teori-

teori dan wujud untuk kepentingan umat teori dan wujud untuk kepentingan umat manusia. manusia.

Page 99: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

99

lanjutanlanjutan

Berdasarkan pemikiran manusia Berdasarkan pemikiran manusia pengetahuan terus berkembang hingga pengetahuan terus berkembang hingga melahirkan teori-teori dan wujud untuk melahirkan teori-teori dan wujud untuk

kepentingan umat manusia. kepentingan umat manusia.

Page 100: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

100

lanjutanlanjutan

Aristoteles berpendapat, berdasarkan Aristoteles berpendapat, berdasarkan pengamatan bebnda-benda hidup itu pengamatan bebnda-benda hidup itu mungkin dapat timbul dari benda tak mungkin dapat timbul dari benda tak hidup. Contoh cacing berasal dari hidup. Contoh cacing berasal dari lumpur, ulat berasal dari daging yang lumpur, ulat berasal dari daging yang membusuk dan lain lain.membusuk dan lain lain.

Page 101: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

101

ILMU PENGETAHUAN ILMU PENGETAHUAN ABAD KE-13ABAD KE-13

TOKOH; NIKOLAS KOPERNIKUSTOKOH; NIKOLAS KOPERNIKUS

Berkebangsaan Polandia yang Berkebangsaan Polandia yang mencetuskan revolusi dunia ilmu.mencetuskan revolusi dunia ilmu.

Teorinya menyatakan bahwa matahari Teorinya menyatakan bahwa matahari merupakan pusat tata surya yang diedari merupakan pusat tata surya yang diedari oleh bumi serta planet lainnya. oleh bumi serta planet lainnya.

Page 102: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

102

ILMU PENGETAHUAN ILMU PENGETAHUAN ABAD KE-16ABAD KE-16

TOKOH; SIR ISAAC NEWTONTOKOH; SIR ISAAC NEWTON

Berkebangsaan Inggris yang Berkebangsaan Inggris yang mencetuskan hukum gravitasi mencetuskan hukum gravitasi bumi,pencipta teleskop cermin.bumi,pencipta teleskop cermin.

Teorinya sangat mempengaruhi alam Teorinya sangat mempengaruhi alam pikiran abad-18pikiran abad-18

Page 103: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

103

lanjutanlanjutan

Perkembangan ilmu pengetahuan abad Perkembangan ilmu pengetahuan abad 18, 19 melahirkan ilmu ilmu yang sangat 18, 19 melahirkan ilmu ilmu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan umat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.manusia.

Thomas Alpha Edison, dengan lampu Thomas Alpha Edison, dengan lampu listriknyalistriknya

Albert Enstain dengan teori atomnyaAlbert Enstain dengan teori atomnya

Page 104: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

104

PUNCAK PUNCAK PENGETAHUANPENGETAHUAN DI ABAD 20 DI ABAD 20

Para ilmuwan memanfatkan materi dan Para ilmuwan memanfatkan materi dan energi. Materi merupakan benda energi. Materi merupakan benda sedangkan energi yang memiliki sedangkan energi yang memiliki kekuatan. kekuatan.

Materi merupakan benda-benda hasil Materi merupakan benda-benda hasil olahan olahan

Page 105: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

105

lanjutanlanjutan

Dalam kehidupan modrn penggunaan Dalam kehidupan modrn penggunaan energi semakin meluas.energi semakin meluas.

Energi berwujud dalam berbagai bentuk; Energi berwujud dalam berbagai bentuk; cahaya, kimia, panas, gerak, nuklir dan cahaya, kimia, panas, gerak, nuklir dan sebagainya.sebagainya.

Page 106: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

106

TERIMA KASIHTERIMA KASIHSELAMAT BELAJARSELAMAT BELAJAR

Page 107: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

107

REFERENSIREFERENSI

Nasution, HB. 2001. Nasution, HB. 2001. Filsafat Umum.Filsafat Umum. Jakarta :Gaya Media PratamaJakarta :Gaya Media Pratama

Haryono Imam. 1994. Haryono Imam. 1994. Filsafat Ilmu Filsafat Ilmu Pengetahuan.Pengetahuan. Jakarta : Gramedia Jakarta : Gramedia

The Lian Gie. 1991. The Lian Gie. 1991. Pengantar Filsafat Pengantar Filsafat Ilmu.Ilmu. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta : Liberty

Page 108: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

108

Page 109: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

109109

Bab 3Bab 3

Filsafat dan Ilmu dalam SejarahFilsafat dan Ilmu dalam Sejarah

Page 110: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

110

Orientasi SejarahOrientasi Sejarah

Hubungan SejarahHubungan Sejarah• Filsafat dan ilmu di dalam filsafat ilmu berhubungan dengan Filsafat dan ilmu di dalam filsafat ilmu berhubungan dengan

sejarah baratsejarah barat• Berpusat di Eropa, terutama Eropa BaratBerpusat di Eropa, terutama Eropa Barat

Pembabakan SejarahPembabakan Sejarah• Sejarah dibagi ke dalam sejumlah babak, dari zaman dahulu Sejarah dibagi ke dalam sejumlah babak, dari zaman dahulu

sampai sekarangsampai sekarang• Pembabakan sejarah mengikuti pembabakan yang lazim di Pembabakan sejarah mengikuti pembabakan yang lazim di

sejarah Eropasejarah Eropa

Filsafat dan IlmuFilsafat dan Ilmu• Di dalam sejarah ini, filsafat dan ilmu tidak diuraikan secara Di dalam sejarah ini, filsafat dan ilmu tidak diuraikan secara

terpisahterpisah

Page 111: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

111

Pembabakan ZamanPembabakan Zaman

Zaman KunoZaman Kunosebelum abad ke-5 sMsebelum abad ke-5 sM

Zaman Yunani KunoZaman Yunani Kunoabad ke-5 sM sampai abad ke-1 sMabad ke-5 sM sampai abad ke-1 sM

Zaman RomawiZaman Romawiabad ke-1 sM sampai abad ke-5abad ke-1 sM sampai abad ke-5

Zaman Gelap (Dark Ages)Zaman Gelap (Dark Ages)abad ke-5 sampai abad ke-10abad ke-5 sampai abad ke-10

Zaman Pertengahan (Medieval)Zaman Pertengahan (Medieval)abad ke-10 sampai abad ke-15abad ke-10 sampai abad ke-15

Zaman Kebangkitan (Rennaissance)Zaman Kebangkitan (Rennaissance)abad ke-15 sampai abad ke-18abad ke-15 sampai abad ke-18

Zaman ModernZaman Modernabad ke-18 sampai sekarangabad ke-18 sampai sekarang

Page 112: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

112

Zaman KunoZaman KunoSebelum Abad ke-5 sMSebelum Abad ke-5 sM

Keteraturan Alam (Louis de Broglie)Keteraturan Alam (Louis de Broglie)• Gembala Chaldea di Mesopotamia memperhatikan gejala di Gembala Chaldea di Mesopotamia memperhatikan gejala di

langit terutama di malam harilangit terutama di malam hari• Gerak benda langit teratur sehingga mereka yakin akan Gerak benda langit teratur sehingga mereka yakin akan

keteraturan alamketeraturan alam• Muncul pengetahuan astronomi termasuk kalender bulan Muncul pengetahuan astronomi termasuk kalender bulan

dan muncul ilmudan muncul ilmu• Mereka juga mengenal musim, sehingga satu tahun terdiri Mereka juga mengenal musim, sehingga satu tahun terdiri

atas 12 bulan (tidak tepat)atas 12 bulan (tidak tepat)

Keteraturan Alam (Dennis Gabor)Keteraturan Alam (Dennis Gabor)• Manusia percaya bahwa ada keteraturan pada dasar gelaja Manusia percaya bahwa ada keteraturan pada dasar gelaja

alamalam

• Keteraturan ini layak dinyatakan melalui logikaKeteraturan ini layak dinyatakan melalui logika

• Kepercayaan ini melahirkan ilmuKepercayaan ini melahirkan ilmu

Page 113: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

113

THE HISTORY OF SCIENCETHE HISTORY OF SCIENCE On the simplest level, science is knowledge of the world of On the simplest level, science is knowledge of the world of nature. There are many regularities in nature that mankind has had nature. There are many regularities in nature that mankind has had to recognize for survival since the emergence of Homo Sapiens as to recognize for survival since the emergence of Homo Sapiens as a species. The Sun and the Moon periodically repeat their a species. The Sun and the Moon periodically repeat their movements. Some motions, like the daily “motions” of the Sun, are movements. Some motions, like the daily “motions” of the Sun, are simple to observe; others, like the annual “motion” of the Sun, are simple to observe; others, like the annual “motion” of the Sun, are far more difficult. Both motions correlate with important terrestial far more difficult. Both motions correlate with important terrestial events. Day and night provide the basic rhythm of human events. Day and night provide the basic rhythm of human existence; the seasons determine the migration of animals upon existence; the seasons determine the migration of animals upon which human depended for millennia for survival. With the which human depended for millennia for survival. With the invention of agriculture, the seasons became even more crucial, for invention of agriculture, the seasons became even more crucial, for failure to recognize the proper time for planting could lead to failure to recognize the proper time for planting could lead to starvation. Science defined simply as knowledge of natural starvation. Science defined simply as knowledge of natural processes is universal among mankind, and it has existed since processes is universal among mankind, and it has existed since the dawn of human existence.the dawn of human existence. The mere recognition of regularities does not exhaust the full The mere recognition of regularities does not exhaust the full meaning, however. In the first place, regularities may be simply meaning, however. In the first place, regularities may be simply constructs of the human mind. Humans leap to conclusions; the constructs of the human mind. Humans leap to conclusions; the mind cannot tolerate chaos, so it constructs regularities even when mind cannot tolerate chaos, so it constructs regularities even when none objectively exists. Thus, for example, one of the none objectively exists. Thus, for example, one of the

Page 114: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

114

astronomical “laws” of the Middle Ages was that the appearance of astronomical “laws” of the Middle Ages was that the appearance of comets presaged a great upheaval, as the Norman Conquest of comets presaged a great upheaval, as the Norman Conquest of Britain followed the comet of 1066. True regularities must be Britain followed the comet of 1066. True regularities must be established by detached examinations of data. Science, therefore, established by detached examinations of data. Science, therefore, must employ a certain degree of skepticism to prevent premature must employ a certain degree of skepticism to prevent premature generalization.generalization. Regularities, even when expressed mathematically as laws of Regularities, even when expressed mathematically as laws of nature, are not fully satisfactory to everyone. Some insist that nature, are not fully satisfactory to everyone. Some insist that genuine understanding demand explanations of the causes of the genuine understanding demand explanations of the causes of the laws, but it is in the realm of causation that there is the greatest laws, but it is in the realm of causation that there is the greatest disagreement. Modern quantum mechanics, for example, has disagreement. Modern quantum mechanics, for example, has given up the quest for causation and today rests only on given up the quest for causation and today rests only on mathematical expression . Modern biology, on the other hand, mathematical expression . Modern biology, on the other hand, thrives on causal chains that permit the understanding of thrives on causal chains that permit the understanding of physiological and evolutionary processes in terms of the physical physiological and evolutionary processes in terms of the physical activities of entities such as molecules, cells, and organism. But activities of entities such as molecules, cells, and organism. But even if causation and explanation are admitted as necessary, there even if causation and explanation are admitted as necessary, there is little argument on the kinds of causes that are permissible, or is little argument on the kinds of causes that are permissible, or possible in science. If the history of science is to make any sense possible in science. If the history of science is to make any sense whatsoever it is necessary to deal with the past on its own terms, whatsoever it is necessary to deal with the past on its own terms, and the fact in that for most of the history of science natural and the fact in that for most of the history of science natural philosophers appealed to causes thatphilosophers appealed to causes that

Page 115: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

115

would be summarily rejected by modern scientists. Spiritual and would be summarily rejected by modern scientists. Spiritual and divine forces were accepted as both real and necessary until the divine forces were accepted as both real and necessary until the end of 18end of 18 thth century and, in areas such as biology, deep into the 19 century and, in areas such as biology, deep into the 19 thth century as well.century as well. Certain conventions governed the appeal to God or the gods or Certain conventions governed the appeal to God or the gods or the spirits, it was held, could not be completely arbitrary in their the spirits, it was held, could not be completely arbitrary in their actions; otherwise the proper response would be propitiation, not actions; otherwise the proper response would be propitiation, not rational investigation. But since the deity or deities were rational investigation. But since the deity or deities were themselves rational, or bound by rational principles, it was possible themselves rational, or bound by rational principles, it was possible for humans to uncover the rational order of the world. Faith in the for humans to uncover the rational order of the world. Faith in the world could actually stimulate original scientific work. Kepler’s laws, world could actually stimulate original scientific work. Kepler’s laws, Newton’s absolute space, and Einstein’s rejection of the Newton’s absolute space, and Einstein’s rejection of the probabilistic nature of quantum mechanics were all based on probabilistic nature of quantum mechanics were all based on theological, not scientific, assumptions. For sensitive interpreters of theological, not scientific, assumptions. For sensitive interpreters of phenomena, the ultimate intelligibility of nature has seemed to phenomena, the ultimate intelligibility of nature has seemed to demand some rational guiding spirit. A notable expression on this demand some rational guiding spirit. A notable expression on this idea is Einstein’s statement that the wonder is not that mankind idea is Einstein’s statement that the wonder is not that mankind comprehends the world, but that the world is comprehensible.comprehends the world, but that the world is comprehensible. Science, then is to be considered in this article as knowledge of Science, then is to be considered in this article as knowledge of natural regularities that is subjected to some degree of skeptical natural regularities that is subjected to some degree of skeptical vigour and explained by rati-vigour and explained by rati-

Page 116: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

116

onal causes. One final caution is necessary. Nature is known only onal causes. One final caution is necessary. Nature is known only through the senses, of which sight, touch, and hearing are the through the senses, of which sight, touch, and hearing are the dominant ones, and the human notion of reality is skewed toward dominant ones, and the human notion of reality is skewed toward objects of these senses. The invention of such instruments as the objects of these senses. The invention of such instruments as the telescope, the microscope, and the Geiger counter has brought an telescope, the microscope, and the Geiger counter has brought an ever-increasing range of phenomena with the scope of the senses. ever-increasing range of phenomena with the scope of the senses. Thus, scientific knowledge of the world is only partial, and progress Thus, scientific knowledge of the world is only partial, and progress of science follows the ability of humans to make phenomena of science follows the ability of humans to make phenomena perceivable.perceivable.

Page 117: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

117

Zaman KunoZaman KunoSebelum Abad ke-5 sMSebelum Abad ke-5 sM

Keteraturan Alam (di Mesir Kuno)Keteraturan Alam (di Mesir Kuno)• Sungai Nil banjir setiap tahun secara teratur menghapus batas Sungai Nil banjir setiap tahun secara teratur menghapus batas

tanah sehingga lahir ilmu ukur untuk menemukan kembali tanah sehingga lahir ilmu ukur untuk menemukan kembali batas itubatas itu

• Ilmu ukur digunakan juga untuk membuat piramidaIlmu ukur digunakan juga untuk membuat piramida• Secara teratur, gerak naik bintang sothis (sirius) sinkron Secara teratur, gerak naik bintang sothis (sirius) sinkron

dengan siklus banjir sungai Nil, dan berlangsung setahun dengan siklus banjir sungai Nil, dan berlangsung setahun sekalisekali

• Muncul pengetahuan astronomi dan kalender matahari di Muncul pengetahuan astronomi dan kalender matahari di samping kalender bulansamping kalender bulan

Keteraturan Alam (di Yunani Kuno)Keteraturan Alam (di Yunani Kuno)• Pengetahuan dari Mesopotamia dan Mesir Kuno masuk ke Pengetahuan dari Mesopotamia dan Mesir Kuno masuk ke

Yunani KunoYunani Kuno

Page 118: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

118

Zaman KunoZaman KunoSebelum Abad ke-5 sMSebelum Abad ke-5 sM

Keteraturan Alam (di Romawi Kuno)Keteraturan Alam (di Romawi Kuno)• Sebelum Romawi menjadi negara adikuasa (abad ke-1 sM), Sebelum Romawi menjadi negara adikuasa (abad ke-1 sM),

mereka juga menerima kalender dari Yunani Kunomereka juga menerima kalender dari Yunani Kuno• Romawi menyusun kalender matahari yang berubah-ubah yang Romawi menyusun kalender matahari yang berubah-ubah yang

kemudian distandardisasi oleh Julius Ceaserkemudian distandardisasi oleh Julius Ceaser• Kalender inilah yang kemudian menjadi kalender internasional Kalender inilah yang kemudian menjadi kalender internasional

yang kita pergunakan sekarang (disempurnakan oleh Paus yang kita pergunakan sekarang (disempurnakan oleh Paus Gregorius)Gregorius)

Keteraturan Alam (Kalender)Keteraturan Alam (Kalender)• Salah satu pengetahuan astronomi (mungkin tertua) yang Salah satu pengetahuan astronomi (mungkin tertua) yang

dilahirkan oleh keteraturan alam adalah kalenderdilahirkan oleh keteraturan alam adalah kalender• Di samping astronomi, muncul pula pengetahuan lain yang Di samping astronomi, muncul pula pengetahuan lain yang

dikenal sebagai astrologidikenal sebagai astrologi

Page 119: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

119

LUNAR CALENDARLUNAR CALENDAR

Any dating system based on a year consisting of synodic Any dating system based on a year consisting of synodic months—months—i.e.i.e. complete cycles of phases of the Moon. In every solar complete cycles of phases of the Moon. In every solar year (or year of the seasons), there are about 12.37 synodic year (or year of the seasons), there are about 12.37 synodic months. Therefore, if a lunar-year calendar is to be kept in step months. Therefore, if a lunar-year calendar is to be kept in step with the seasonal year, a periodic intercalation (addition) of days is with the seasonal year, a periodic intercalation (addition) of days is necessary.necessary.

The Sumerians were probably the first to develop a The Sumerians were probably the first to develop a calendar based entirely on the recurrence of lunar phases. Each calendar based entirely on the recurrence of lunar phases. Each Sumero-Babylonian month began on the first day of visibility of the Sumero-Babylonian month began on the first day of visibility of the new Moon. Although an intercalary month was used periodically, new Moon. Although an intercalary month was used periodically, intercalations were haphazard, inserted when the royal astrologers intercalations were haphazard, inserted when the royal astrologers realized that the calendar had fallen severely out of step with the realized that the calendar had fallen severely out of step with the seasons. Starting about 380 BC, however, fixed rules regarding seasons. Starting about 380 BC, however, fixed rules regarding intercalations were established, providing for the distribution of intercalations were established, providing for the distribution of seven intercalary months at designated intervals over 19-year seven intercalary months at designated intervals over 19-year periods. Greek astronomers also devised rules for intercalations to periods. Greek astronomers also devised rules for intercalations to coordinate the lunar and solar years. It is likely that the Roman coordinate the lunar and solar years. It is likely that the Roman republican calendar was based on the lunar calendar of the republican calendar was based on the lunar calendar of the Greeks.Greeks.

Page 120: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

120

Lunar calendars remain in use among certain religious Lunar calendars remain in use among certain religious groups today. The Jewish calendar, which supposedly dates from groups today. The Jewish calendar, which supposedly dates from 3,760 and three months before the Christian Era (BCE) is one 3,760 and three months before the Christian Era (BCE) is one example. The Jewish religious year begins in autumn and consists example. The Jewish religious year begins in autumn and consists of 12 months alternating between 30 and 29 days. It allows for a of 12 months alternating between 30 and 29 days. It allows for a periodic leap year and an intercalary month. Another lunar periodic leap year and an intercalary month. Another lunar calendar, the Muslim, dates from the Hegira—July 15, AD 622, the calendar, the Muslim, dates from the Hegira—July 15, AD 622, the day on which sthe prophet Muhammad began his migration from day on which sthe prophet Muhammad began his migration from Mecca to Medina. It makes no effort to keep calendric and Mecca to Medina. It makes no effort to keep calendric and seasonal years together.seasonal years together.

SOLAR CALENDARSOLAR CALENDAR

Any dating system based on the seasonal year of Any dating system based on the seasonal year of approximately 365approximately 365¼ days, the time it takes the earth to revolve ¼ days, the time it takes the earth to revolve once around the Sun. The Egyptians appear to have been the first once around the Sun. The Egyptians appear to have been the first to develop a solar calendar, using as a fixed point the annual to develop a solar calendar, using as a fixed point the annual sunrise reappearance of the Dog Star—Sirius, or Sothis--in the sunrise reappearance of the Dog Star—Sirius, or Sothis--in the eastern sky, which coincided with the annual flooding of the Nile. eastern sky, which coincided with the annual flooding of the Nile. They constructed a calendar of 365 days, consisting of 12 They constructed a calendar of 365 days, consisting of 12

Page 121: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

121

months of 30 days each, with a 5 days added at the year’s end. months of 30 days each, with a 5 days added at the year’s end. The Egyptian’s failure to account for the extra fraction of a day, The Egyptian’s failure to account for the extra fraction of a day, however, caused their calendar to drift gradually into error.however, caused their calendar to drift gradually into error.

Ptolemy III Euergetes of Egypt, in the Decree of Canopus Ptolemy III Euergetes of Egypt, in the Decree of Canopus (237 BC), introduced an extra day every four years to the basic (237 BC), introduced an extra day every four years to the basic 365-day calendar (this practice also having been introduced in the 365-day calendar (this practice also having been introduced in the Seleucid calendar adopted in 312 BC). In the Roman Republic, Seleucid calendar adopted in 312 BC). In the Roman Republic, Julius Ceaser in 45 BC replaced the confused Roman Republican Julius Ceaser in 45 BC replaced the confused Roman Republican calendar. Which probably was based on the lunar calendar of the calendar. Which probably was based on the lunar calendar of the Greeks, with the Julian calendar. The Julian calendar assigned 30 Greeks, with the Julian calendar. The Julian calendar assigned 30 or 31 days to 11 months but fewer to February; it allowed for a leap or 31 days to 11 months but fewer to February; it allowed for a leap year every four years. The Julian calendar, however, made the year every four years. The Julian calendar, however, made the solar year slightly too long by adding a full quarter of day annuallysolar year slightly too long by adding a full quarter of day annually—the solar year actually runs 365.2422 days. By mid-16—the solar year actually runs 365.2422 days. By mid-16 thth century century the extra time had resulted in an accumulated error of about 10 the extra time had resulted in an accumulated error of about 10 days. To correct this error, Pope Gregory XIII instituted the days. To correct this error, Pope Gregory XIII instituted the Gregorian calendar in 1582, dropping October 5-14 that year and Gregorian calendar in 1582, dropping October 5-14 that year and omitting leap years when they fell on centurial years not divisible by omitting leap years when they fell on centurial years not divisible by 400—400—e.g., e.g., 1700, 1800, 1900. 1700, 1800, 1900.

Page 122: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

122

Penanggalan Romawi mula-mula hanya 10 bulan, dari Martius sampai Penanggalan Romawi mula-mula hanya 10 bulan, dari Martius sampai December. Oleh kaisar Romawi ke-2, ditambah 2 bulan pada musim December. Oleh kaisar Romawi ke-2, ditambah 2 bulan pada musim dingin sehingga menjadidingin sehingga menjadi

MartiusMartius

AprilisAprilis

MaiusMaius

JuniusJunius

Quintilis (Julius)Quintilis (Julius)

Sextilis (Augustus)Sextilis (Augustus)

SeptemberSeptember

OctoberOctober

NovemberNovember

DecemberDecember

JanuariusJanuarius

FebruariusFebruarius

Karena ada upacara pada bulan Januarius, maka kemudian awal tahun Karena ada upacara pada bulan Januarius, maka kemudian awal tahun digeser ke Januariusdigeser ke Januarius

Page 123: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

123

Pada tahun ke-45 sebelum Masehi, penanggalan Romawai cukup Pada tahun ke-45 sebelum Masehi, penanggalan Romawai cukup kacau. Julius Ceaser minta Sosigenes membenahi kalender.kacau. Julius Ceaser minta Sosigenes membenahi kalender.

Dasar pembenahan adalah 365 ¼ hari setahun sehingga setahun Dasar pembenahan adalah 365 ¼ hari setahun sehingga setahun 365 hari dan interkalasi 4 tahun sekali dengan 366 hari. Dimulai 365 hari dan interkalasi 4 tahun sekali dengan 366 hari. Dimulai tahun 44 sebelum Masehi sehingga tahun 45 sM menjadi 400 hari tahun 44 sebelum Masehi sehingga tahun 45 sM menjadi 400 hari lebih.lebih.

Senat menghormati Julius Ceaser dan mengganti Quintilis menjadi Senat menghormati Julius Ceaser dan mengganti Quintilis menjadi Julius. Pada tahun 4 sM, Senat menghormati Augustus Ceaser dan Julius. Pada tahun 4 sM, Senat menghormati Augustus Ceaser dan mengganti Sextilis menjadi Augustus. Bulan Julius dan Augustus mengganti Sextilis menjadi Augustus. Bulan Julius dan Augustus dibuat sama 31 hari.dibuat sama 31 hari.

Ternyata setahun mengandung 365 ¼ hari kurang sedikit sehingga Ternyata setahun mengandung 365 ¼ hari kurang sedikit sehingga kelebihan. Pada abad ke-16 kelebihan sampai 10 hari. Agar cocok kelebihan. Pada abad ke-16 kelebihan sampai 10 hari. Agar cocok pada tahun 1527, 10 hari itu dihilangkan pada bulan Oktober pada tahun 1527, 10 hari itu dihilangkan pada bulan Oktober (tanggal 5 lompat ke 15) dan selanjutnya setiap 400 tahun (tanggal 5 lompat ke 15) dan selanjutnya setiap 400 tahun dikurangi 3 hari pada tahun ratusan.dikurangi 3 hari pada tahun ratusan.

Page 124: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

124

PenanggalanPenanggalan

MasehiMasehi : 1 – 1 – 2000: 1 – 1 – 2000 HijrahHijrah : 24 Ramadhan 1420: 24 Ramadhan 1420 JawaJawa : 24 Pasa 1932: 24 Pasa 1932 YahudiYahudi : 5761: 5761 KoptikKoptik : 1717: 1717 EthiopiaEthiopia : 1993: 1993 PersiaPersia : 1379: 1379 HinduHindu : 5101: 5101 KonghucuKonghucu : 25 – 11 – 2550: 25 – 11 – 2550 JepangJepang : 1 – 1 – 2660: 1 – 1 – 2660 RomawiRomawi : 2753: 2753 ThailandThailand : 1 – 1 - 2543: 1 – 1 - 2543

Page 125: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

125

TANGGAL JULIAN DI DALAM KOMPUTERTANGGAL JULIAN DI DALAM KOMPUTER Oleh Dali S. NagaOleh Dali S. Naga Abstract. Database management systems uses Julian date in calculating calendar days. To understand Julian date, we have to trace it into the Abstract. Database management systems uses Julian date in calculating calendar days. To understand Julian date, we have to trace it into the

history of our calendar. Our calendar is based on the movement of the moon and the sun. Intercalations and cycles are needed to come back to the previous history of our calendar. Our calendar is based on the movement of the moon and the sun. Intercalations and cycles are needed to come back to the previous positions of the moon and the sun. One of the intercalation and system of cycle is Julian date. Julian date begins from 1 January 4713, B.C. positions of the moon and the sun. One of the intercalation and system of cycle is Julian date. Julian date begins from 1 January 4713, B.C.

Di dalam komputer, seperti pada program manajemen basis data, tanggal yang digunakan adalah tanggal Julian. Apa sebenarnya tanggal Julian Di dalam komputer, seperti pada program manajemen basis data, tanggal yang digunakan adalah tanggal Julian. Apa sebenarnya tanggal Julian itu? Untuk itu, kita perlu menelaah sejarah kalender yang sekarang kita gunakan. Namun, sebelumnya, kita perlu membedakan dua hal yakni kalender dan era. itu? Untuk itu, kita perlu menelaah sejarah kalender yang sekarang kita gunakan. Namun, sebelumnya, kita perlu membedakan dua hal yakni kalender dan era. Tanggal kita 2 April, hari Rabu, jam 12.00 adalah kalender, tetapi tahun kita 2003 adalah era. Gabungan mereka, kalender dan era Masehi menghasilkan Tanggal kita 2 April, hari Rabu, jam 12.00 adalah kalender, tetapi tahun kita 2003 adalah era. Gabungan mereka, kalender dan era Masehi menghasilkan tanggal 2 April 2003.tanggal 2 April 2003.

Era MasehiEra Masehi Era yang digunakan pada penanggalan kita adalah era Masehi, di samping era lain seperti era Hijrah, era Saka, dan era Konghucu. Era Masehi Era yang digunakan pada penanggalan kita adalah era Masehi, di samping era lain seperti era Hijrah, era Saka, dan era Konghucu. Era Masehi

dihitung sejak kelahiran Yesus. Sekalipun demikian, pada waktu kelahiran Yesus, belum ada era Masehi. Era Masehi baru kemudian disusun dan diusulkan dihitung sejak kelahiran Yesus. Sekalipun demikian, pada waktu kelahiran Yesus, belum ada era Masehi. Era Masehi baru kemudian disusun dan diusulkan oleh seorang rahib bernama Denys le Petit pada tahun 532 Masehi. Pada waktu itu, Denys mencoba menghitung mundur untuk menemukan tanggal lahir oleh seorang rahib bernama Denys le Petit pada tahun 532 Masehi. Pada waktu itu, Denys mencoba menghitung mundur untuk menemukan tanggal lahir Yesus. Menurut hasil hitung Denys, Yesus lahir pada tanggal 25 Desember, 532 tahun lalu. Dengan demikian, Denys menetapkan bahwa era Masehi dimulai Yesus. Menurut hasil hitung Denys, Yesus lahir pada tanggal 25 Desember, 532 tahun lalu. Dengan demikian, Denys menetapkan bahwa era Masehi dimulai pada hari Sabtu, tanggal 1 Januari 532 tahun sebelumnya.pada hari Sabtu, tanggal 1 Januari 532 tahun sebelumnya.

Walaupun Denys le Petit telah menciptakan era Masehi pada tahun 532, namun era Masehi baru dipakai di Barat setelah tiga atau empat abad Walaupun Denys le Petit telah menciptakan era Masehi pada tahun 532, namun era Masehi baru dipakai di Barat setelah tiga atau empat abad kemudian. Dengan demikian, era Masehi baru ada di dalam pemakaian pada abad ke-9 atau ke-10. Sebelum abad ke-9 atau ke-10, belum ada penggunaan era kemudian. Dengan demikian, era Masehi baru ada di dalam pemakaian pada abad ke-9 atau ke-10. Sebelum abad ke-9 atau ke-10, belum ada penggunaan era Masehi. Selanjutnya, era Masehi tidak mengenal tahun 0. Di dalam perhitungan mundur, hanya ada tahun 1 Masehi dan tahun 1 sebelum Masehi.Masehi. Selanjutnya, era Masehi tidak mengenal tahun 0. Di dalam perhitungan mundur, hanya ada tahun 1 Masehi dan tahun 1 sebelum Masehi.

KalenderKalender Kini kita beralih ke kalender. Di dalam kalender, kita mengenal hari. Kapan suatu hari dimulai? Ternyata banyak caranya. Ada orang yang Kini kita beralih ke kalender. Di dalam kalender, kita mengenal hari. Kapan suatu hari dimulai? Ternyata banyak caranya. Ada orang yang

menghitungnya sejak subuh ke subuh, ada orang yang menghitungnya sejak senja ke senja, ada orang yang menghitungnya sejak tengah hari ke tengah hari. menghitungnya sejak subuh ke subuh, ada orang yang menghitungnya sejak senja ke senja, ada orang yang menghitungnya sejak tengah hari ke tengah hari. Orang Romawi kuno menghitungnya dari tengah malam ke tengah malam. Tradisi Romawi inilah yang kita gunakan sekarang pada kalender kita yakni hari kita Orang Romawi kuno menghitungnya dari tengah malam ke tengah malam. Tradisi Romawi inilah yang kita gunakan sekarang pada kalender kita yakni hari kita dimulai sejak tengah malam ke tengah malam berikutnya.dimulai sejak tengah malam ke tengah malam berikutnya.

Sehari dibagi menjadi 24 jam berasal dari zaman kuno yakni dari zaman Babylonia. Mereka menggunakan bilangan Sumeria yakni bilangan yang Sehari dibagi menjadi 24 jam berasal dari zaman kuno yakni dari zaman Babylonia. Mereka menggunakan bilangan Sumeria yakni bilangan yang berbasis 60. Dari basis 60 inilah ditemukan bilangan 12 yang masing-masing digunakan untuk siang dan untuk malam sehingga sehari menjadi 2 x 12 jam = 24 berbasis 60. Dari basis 60 inilah ditemukan bilangan 12 yang masing-masing digunakan untuk siang dan untuk malam sehingga sehari menjadi 2 x 12 jam = 24 jam. Hal ini pun diterima di mana-mana. Hari kita pada saat ini juga terdiri atas 2 x 12 jam = 24 jam. Satu jam sebanyak 60 menit dan satu menit sebanyak 60 jam. Hal ini pun diterima di mana-mana. Hari kita pada saat ini juga terdiri atas 2 x 12 jam = 24 jam. Satu jam sebanyak 60 menit dan satu menit sebanyak 60 detik juga berasal dari bilangan berbasis enam puluh (sexagesimal) yang digunakan oleh orang Sumeria.detik juga berasal dari bilangan berbasis enam puluh (sexagesimal) yang digunakan oleh orang Sumeria.

Siklus Minggu kita yang 7 hari panjangnya berasal dari Babylonia dan Yahudi. Di Afrika Barat, siklus itu adalah 4 hari; di Asia Tengah dan juga di Siklus Minggu kita yang 7 hari panjangnya berasal dari Babylonia dan Yahudi. Di Afrika Barat, siklus itu adalah 4 hari; di Asia Tengah dan juga di Jawa dikenal siklus 5 hari; Mesir kuno mengenal siklus 10 hari; dan Romawi kuno mengenal siklus 8 hari. Diduga bahwa siklus 7 hari berasal dari penanggalan Jawa dikenal siklus 5 hari; Mesir kuno mengenal siklus 10 hari; dan Romawi kuno mengenal siklus 8 hari. Diduga bahwa siklus 7 hari berasal dari penanggalan bulan yakni waktu selama seperempat bulan. Pengguaan siklus 7 hari di dalam kalender kita didasarkan atas dekrit Kaisar Constantine I dan dimulai pada bulan yakni waktu selama seperempat bulan. Pengguaan siklus 7 hari di dalam kalender kita didasarkan atas dekrit Kaisar Constantine I dan dimulai pada tahun 321 dengan hari Minggu sebagai hari pertama. Di dalam dekrit Kaisar Constantine I itu, hari Minggu dinyatakan sebagai hari libur. Dan libur Minggu itu tahun 321 dengan hari Minggu sebagai hari pertama. Di dalam dekrit Kaisar Constantine I itu, hari Minggu dinyatakan sebagai hari libur. Dan libur Minggu itu masih terus kita gunakan sampai sekarang.masih terus kita gunakan sampai sekarang.

Bulan merupakan satu bagian dari kalender. Perhitungan bulan dilakukan melalui fasa bulan. Perhitungan bulan menimbulkan masalah karena satu Bulan merupakan satu bagian dari kalender. Perhitungan bulan dilakukan melalui fasa bulan. Perhitungan bulan menimbulkan masalah karena satu bulan terdiri atas 29 hari lebih sekian jam, pada hal jumlah hari di dalam bulan adalah bulat. Demikian pula dengan tahun. Satu tahun matahari terdiri atas 365 bulan terdiri atas 29 hari lebih sekian jam, pada hal jumlah hari di dalam bulan adalah bulat. Demikian pula dengan tahun. Satu tahun matahari terdiri atas 365 hari lebih sekian jam, pada hal jumlah hari di dalam setahun adalah bulat. Akibatnya, pada ulang bulan, kedudukan bulan tidak tepat sama seperti hari lebih sekian jam, pada hal jumlah hari di dalam setahun adalah bulat. Akibatnya, pada ulang bulan, kedudukan bulan tidak tepat sama seperti kedudukannya pada bulan lalu. Pada ulang tahun, kedudukan matahari tidak tepat sama seperti kedudukannya pada tahun lalu.kedudukannya pada bulan lalu. Pada ulang tahun, kedudukan matahari tidak tepat sama seperti kedudukannya pada tahun lalu.

Untuk menyelesaikan masalah sekian jam yang lebih pada setiap bulan dan pada setiap tahun, maka pada bulan dan tahun tertentu diberikan tambahan hari. Untuk menyelesaikan masalah sekian jam yang lebih pada setiap bulan dan pada setiap tahun, maka pada bulan dan tahun tertentu diberikan tambahan hari. Hal ini dikenal sebagai interkalasi. Interkalasi merupakan hal yang cukup rumit di dalam kalender. Tidak mudah untuk menemukan interikalasi yang Hal ini dikenal sebagai interkalasi. Interkalasi merupakan hal yang cukup rumit di dalam kalender. Tidak mudah untuk menemukan interikalasi yang menyebabkan kedudukan bulan atau matahari tepat kembali sama seperti pada waktu sebelumnya.menyebabkan kedudukan bulan atau matahari tepat kembali sama seperti pada waktu sebelumnya.

Kalender RomawiKalender Romawi Kita tinggalkan dulu interkalasi ini dan menengok ke sejarah kalender kita. Kalender kita berasal dari kalender Romawi kuno. Konon kabarnya, Kita tinggalkan dulu interkalasi ini dan menengok ke sejarah kalender kita. Kalender kita berasal dari kalender Romawi kuno. Konon kabarnya,

kalender Romawi kuno ditetapkan oleh raja pertamanya pada abad ke-7 atau ke-8 sebelum Masehi. Pada ketentuan raja Romulus ini, awal tahun dimulai pada kalender Romawi kuno ditetapkan oleh raja pertamanya pada abad ke-7 atau ke-8 sebelum Masehi. Pada ketentuan raja Romulus ini, awal tahun dimulai pada bulan Martius dan diakhiri pada bulan December (desi = 10). Panjang tahun adalah 10 bulan. Setiap bulan terdiri atas 30 atau 31 hari sehingga di dalam bulan Martius dan diakhiri pada bulan December (desi = 10). Panjang tahun adalah 10 bulan. Setiap bulan terdiri atas 30 atau 31 hari sehingga di dalam setahun terdapat 304 hari. Setelah itu terdapat celah musim dingin yang tidak ada kalendernya.setahun terdapat 304 hari. Setelah itu terdapat celah musim dingin yang tidak ada kalendernya.

Raja kedua Numa Pompilius membagi celah musim dingin itu menjadi dua bulan yakni bulan Januarius dan Februarius. Dua bulan tambahan Raja kedua Numa Pompilius membagi celah musim dingin itu menjadi dua bulan yakni bulan Januarius dan Februarius. Dua bulan tambahan sebanyak 50 hari ini diletakkan di akhir tahun sehingga di dalam setahun terdapat 354 hari. Kemudian pada bulan Januarius ditambahkan satu hari lagi sebanyak 50 hari ini diletakkan di akhir tahun sehingga di dalam setahun terdapat 354 hari. Kemudian pada bulan Januarius ditambahkan satu hari lagi sehingga di dalam setahun terdapat 355 hari. sehingga di dalam setahun terdapat 355 hari.

Raja kelima Tarquinius Priscus (616 – 579 sM) adalah orang Etruscan. Kalender diubah menjadi kalender republik. Pada kalender republik ini, Februarius 28 Raja kelima Tarquinius Priscus (616 – 579 sM) adalah orang Etruscan. Kalender diubah menjadi kalender republik. Pada kalender republik ini, Februarius 28 hari; Martius, Maius, Julius (waktu itu masih bernama Quintilis), dan October, masing-masing 31 hari; serta Januarius, Aprilis, Junius, Augustus (waktu itu hari; Martius, Maius, Julius (waktu itu masih bernama Quintilis), dan October, masing-masing 31 hari; serta Januarius, Aprilis, Junius, Augustus (waktu itu masih bernama Sextilis), dan December, masing-masing 29 hari. Di dalam setahun terdapat 355 hari. Raja ini juga memindahkan awal tahun ke bulan masih bernama Sextilis), dan December, masing-masing 29 hari. Di dalam setahun terdapat 355 hari. Raja ini juga memindahkan awal tahun ke bulan Januarius namun pada tahun 510 sM, melalui pengusiran orang Estrucan, awal tahun dikembalikan ke bulan Maret.Januarius namun pada tahun 510 sM, melalui pengusiran orang Estrucan, awal tahun dikembalikan ke bulan Maret.

Pada setiap akhir tahun, orang Romawi melakukan pembayaran upah. Sering upah berkenaan dengan pekerjaan di dalam musim yang dipengaruhi oleh Pada setiap akhir tahun, orang Romawi melakukan pembayaran upah. Sering upah berkenaan dengan pekerjaan di dalam musim yang dipengaruhi oleh kedudukan matahari. Namun dengan 355 hari setahun, kedudukan matahari bergeser dari akhir tahun ke akhir tahun. Karena itu orang Romawi menambahkan kedudukan matahari. Namun dengan 355 hari setahun, kedudukan matahari bergeser dari akhir tahun ke akhir tahun. Karena itu orang Romawi menambahkan 22 dan 23 hari selang-seling pada setiap dua tahun, dan tambahan diselipkan di antara tanggal 23 dan 24 Februarius. Dengan demikian, setiap empat tahun 22 dan 23 hari selang-seling pada setiap dua tahun, dan tambahan diselipkan di antara tanggal 23 dan 24 Februarius. Dengan demikian, setiap empat tahun terdapat 1465 hari atau rerata di dalam setahun terdapat 366,25 hari. terdapat 1465 hari atau rerata di dalam setahun terdapat 366,25 hari.

Julius Ceaser memanggil Sosigenes untuk membenahi kalender. Sosigenes menggunakan tahun dengan 365,25 hari. Pada tahun 46 sM, Sosigenes Julius Ceaser memanggil Sosigenes untuk membenahi kalender. Sosigenes menggunakan tahun dengan 365,25 hari. Pada tahun 46 sM, Sosigenes menambah 67 hari ke dalam kalender sehingga pada tahun itu terdapat 445 hari. Mulai tahun 45 sM, Romawi menggunakan kalender baru yakni tahun dimulai menambah 67 hari ke dalam kalender sehingga pada tahun itu terdapat 445 hari. Mulai tahun 45 sM, Romawi menggunakan kalender baru yakni tahun dimulai pada tanggal 1 Januarius. Bulan Januarius, Martius, Maius, Quintilis (Juli), September, November terdiri atas 31 hari. Bulan Aprilis, Junius, Sextilis (Agustus), pada tanggal 1 Januarius. Bulan Januarius, Martius, Maius, Quintilis (Juli), September, November terdiri atas 31 hari. Bulan Aprilis, Junius, Sextilis (Agustus), October, dan December terdiri atas 30 hari. Bulan Februarius terdiri atas 29 hari. Di dalam setahun terdapat 365 hari. Dan setiap empat tahun, di antara tanggal October, dan December terdiri atas 30 hari. Bulan Februarius terdiri atas 29 hari. Di dalam setahun terdapat 365 hari. Dan setiap empat tahun, di antara tanggal 23 dan 24 Februari ditambah satu hari.23 dan 24 Februari ditambah satu hari.

Pada tahun 44 sM, Senat Romawi mengusulkan bulan Quintilis diubah menjadi Julius untuk menghormati Julius Caesar serta pada tahun 8 sM, Senat Pada tahun 44 sM, Senat Romawi mengusulkan bulan Quintilis diubah menjadi Julius untuk menghormati Julius Caesar serta pada tahun 8 sM, Senat mengusulkan bulan Sextilis diubah menjadi Augustus untuk menghormati Augustus Caesar. Kedua kaisar ini harus sama besarnya sehingga bulan Julius dan mengusulkan bulan Sextilis diubah menjadi Augustus untuk menghormati Augustus Caesar. Kedua kaisar ini harus sama besarnya sehingga bulan Julius dan Augustus masing-masing harus terdiri atas 31 hari. Satu hari tambahan pada bulan Agustus diambil dari bulan Februarius sehingga bulan Februarius berkurang Augustus masing-masing harus terdiri atas 31 hari. Satu hari tambahan pada bulan Agustus diambil dari bulan Februarius sehingga bulan Februarius berkurang menjadi 28 hari. Karena terdapat berturut-turut Julius, Augustus, September sebesar 31 hari, maka diadakan perubahan. Dengan perubahan itu, September menjadi 28 hari. Karena terdapat berturut-turut Julius, Augustus, September sebesar 31 hari, maka diadakan perubahan. Dengan perubahan itu, September dan November terdiri atas 30 hari serta October dan December menjadi 31 hari. Di dalam setahun terdapat 365 hari. Dan setiap empat tahun, bulan Februarius dan November terdiri atas 30 hari serta October dan December menjadi 31 hari. Di dalam setahun terdapat 365 hari. Dan setiap empat tahun, bulan Februarius terdiri atas 29 hari.terdiri atas 29 hari.

Ternyata penambahan satu hari di dalam empat tahun adalah terlalu banyak. Satu tahun tropis terdiri atas 365,242199 hari sehingga setelah lebih dari 15 abad, Ternyata penambahan satu hari di dalam empat tahun adalah terlalu banyak. Satu tahun tropis terdiri atas 365,242199 hari sehingga setelah lebih dari 15 abad, kelebihan itu menjadi sepuluh hari. Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII memangkas kalender sebanyak 10 hari sehingga setelah tanggal 4 October, kelebihan itu menjadi sepuluh hari. Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII memangkas kalender sebanyak 10 hari sehingga setelah tanggal 4 October, besoknya menjadi tanggal 15 October. Selain itu, setiap empat abad, dikurangi 3 hari. Pengurangan ini ditempuh dengan menghilangkan tahun kabisat pada besoknya menjadi tanggal 15 October. Selain itu, setiap empat abad, dikurangi 3 hari. Pengurangan ini ditempuh dengan menghilangkan tahun kabisat pada tahun ratusan yang tidak habis dibagi empat ratus. Ini berarti tahun 1700, 1800, dan 1900 bukan tahun kabisat tetapi tahun 1600 dan 2000 adalah tahun tahun ratusan yang tidak habis dibagi empat ratus. Ini berarti tahun 1700, 1800, dan 1900 bukan tahun kabisat tetapi tahun 1600 dan 2000 adalah tahun kabisat.kabisat.

Interkalasi dan Tanggal JulianInterkalasi dan Tanggal Julian Kini kita kembali ke interkalasi. Interkalasi berusaha menambah hari agar keadaan fasa bulan atau kedudukan matahari kembali ke keadaan sebelumnya. Kini kita kembali ke interkalasi. Interkalasi berusaha menambah hari agar keadaan fasa bulan atau kedudukan matahari kembali ke keadaan sebelumnya.

Bersama itu muncul bermacam aturan interkalasi, yang satu lebih tepat dari yang lainnya. Waktu di antara interkalasi dikenal sebagai siklus. Dengan demikian, Bersama itu muncul bermacam aturan interkalasi, yang satu lebih tepat dari yang lainnya. Waktu di antara interkalasi dikenal sebagai siklus. Dengan demikian, kita mengenal sejumlah siklus. Selain siklus dua bulanan yang menghasilkan bulan dengan 29 dan 30 hari, kita mengenal juga siklus Sothic setiap empat kita mengenal sejumlah siklus. Selain siklus dua bulanan yang menghasilkan bulan dengan 29 dan 30 hari, kita mengenal juga siklus Sothic setiap empat tahun, yakni tahun kabisat dengan menambah satu hari pada bulan Februari. tahun, yakni tahun kabisat dengan menambah satu hari pada bulan Februari.

Di Yunani kuno ada siklus octaëteris sepanjang 8 tahun. Ada siklus Metonik (dari Meton, 432 sM) sepanjang 19 tahun. Ada siklus Callippus sepanjang 76 tahun, Di Yunani kuno ada siklus octaëteris sepanjang 8 tahun. Ada siklus Metonik (dari Meton, 432 sM) sepanjang 19 tahun. Ada siklus Callippus sepanjang 76 tahun, dan ada siklus Hipparchus sepanjang 304 tahun. Ada juga siklus indiction sepanjang 15 tahun, serta ada siklus dominik sepanjang 28 tahun. Siklus yang dan ada siklus Hipparchus sepanjang 304 tahun. Ada juga siklus indiction sepanjang 15 tahun, serta ada siklus dominik sepanjang 28 tahun. Siklus yang dijadikan judul tulisan ini adalah siklus Julian dan dikenal sebagai tanggal Julian yang digunakan di dalam komputer kita.dijadikan judul tulisan ini adalah siklus Julian dan dikenal sebagai tanggal Julian yang digunakan di dalam komputer kita.

Pada tahun 1583, Joseph Justus Scaliger (1540-1609) mencari siklus yang akurat. Untuk itu, ia menggabungkan siklus Metonik, siklus indiction, dan siklus Pada tahun 1583, Joseph Justus Scaliger (1540-1609) mencari siklus yang akurat. Untuk itu, ia menggabungkan siklus Metonik, siklus indiction, dan siklus dominik menjadi satu. Kemudian ia menamakan siklus ini menurut nama ayahnya Julius Caesar Scaliger (1484-1558) sehingga siklus ini dikenal sebagai siklus dominik menjadi satu. Kemudian ia menamakan siklus ini menurut nama ayahnya Julius Caesar Scaliger (1484-1558) sehingga siklus ini dikenal sebagai siklus Julian. Panjang siklus Julian adalah 19 x 15 x 28 = 7980 tahun. Kemudian ia mencari saat pada masa lampau ketika ketiga siklus ini bertemu. Titik temu itu Julian. Panjang siklus Julian adalah 19 x 15 x 28 = 7980 tahun. Kemudian ia mencari saat pada masa lampau ketika ketiga siklus ini bertemu. Titik temu itu jatuh pada tahun 4713 sebelum Masehi. Karena itu, tanggal Julian dihitung mulai pada tengah hari, hari Senin, tanggal 1 Januari 4713 sM. jatuh pada tahun 4713 sebelum Masehi. Karena itu, tanggal Julian dihitung mulai pada tengah hari, hari Senin, tanggal 1 Januari 4713 sM.

Tanggal setelah itu dihitung sebagai tanggal Julian. Dengan cara ini, tengah hari tanggal 21 November 1967 adalah tanggal Julian 2.439.816. Dan tengah hari Tanggal setelah itu dihitung sebagai tanggal Julian. Dengan cara ini, tengah hari tanggal 21 November 1967 adalah tanggal Julian 2.439.816. Dan tengah hari tanggal 2 April 2003 adalah tanggal Julian 2.452.732. Tanggal inilah yang dicatat di dalam program komputer seperti terdapat di dalam program manajemen tanggal 2 April 2003 adalah tanggal Julian 2.452.732. Tanggal inilah yang dicatat di dalam program komputer seperti terdapat di dalam program manajemen basis data. Setelah 7980 tahun, siklus pertama dari siklus Julian akan berakhir. Siklus Julian pertama itu akan berakhir pada tengah hari, hari Senin, tanggal 1 basis data. Setelah 7980 tahun, siklus pertama dari siklus Julian akan berakhir. Siklus Julian pertama itu akan berakhir pada tengah hari, hari Senin, tanggal 1 Januari 3268. Sekiranya kita ingin menghitung tahun dengan tahun 4713 sebelum Masehi sebagai tahun 1 maka tahun 2003 ini menjadi tahun 6716.Januari 3268. Sekiranya kita ingin menghitung tahun dengan tahun 4713 sebelum Masehi sebagai tahun 1 maka tahun 2003 ini menjadi tahun 6716.

Itulah penjelasan tentang tanggal Julian yang digunakan di dalam program komputer ketika komputer menghitung kalender. Ada sejumlah kemudahan yang Itulah penjelasan tentang tanggal Julian yang digunakan di dalam program komputer ketika komputer menghitung kalender. Ada sejumlah kemudahan yang dihasilkan oleh tanggal Julian ini. Karena tanggal Julian berurutan tanpa terputus, maka perhitungan waktu di antara dua tanggal dapat dihitung dengan mudah. dihasilkan oleh tanggal Julian ini. Karena tanggal Julian berurutan tanpa terputus, maka perhitungan waktu di antara dua tanggal dapat dihitung dengan mudah. Dua tanggal berbeda, masing-masing diubah ke dalam tanggal Julian dan selisih di antara kedua tanggal Julian itu merupakan selisih waktu di antara kedua Dua tanggal berbeda, masing-masing diubah ke dalam tanggal Julian dan selisih di antara kedua tanggal Julian itu merupakan selisih waktu di antara kedua tanggal yang berbeda itu.tanggal yang berbeda itu.

Rumus Konversi Tanggal JulianRumus Konversi Tanggal Julian Banyak orang berusaha menyusun rumus untuk mengubah tanggal kita ke dalam tanggal Julian dan sebagainya. Dari rumus itu, dapat dibuat Banyak orang berusaha menyusun rumus untuk mengubah tanggal kita ke dalam tanggal Julian dan sebagainya. Dari rumus itu, dapat dibuat

program komputer sehingga konversi tanggal dapat dilakukan melalui program komputer di komputer. Karena tanggal kita menggunakan kalender Paus program komputer sehingga konversi tanggal dapat dilakukan melalui program komputer di komputer. Karena tanggal kita menggunakan kalender Paus Gregorius, maka konversi itu terjadi di antara tanggal Gregorius ke tanggal Julian dan sebaliknya. Di sini, tanggal Gregorius disingkat menjadi TG serta tanggal Gregorius, maka konversi itu terjadi di antara tanggal Gregorius ke tanggal Julian dan sebaliknya. Di sini, tanggal Gregorius disingkat menjadi TG serta tanggal Julian disingkat menjadi TJ. Julian disingkat menjadi TJ.

TG mengenal hari (H), bulan (B), dan tahun (TG) sedangkan TJ hanya mengenal hari yang dapat dinyatakan dengan TJ saja. Kalau jam TG mengenal hari (H), bulan (B), dan tahun (TG) sedangkan TJ hanya mengenal hari yang dapat dinyatakan dengan TJ saja. Kalau jam diperhitungkan maka jam dapat dinyatakan dengan J. Dari Scienceworld.Wolfram.com di internet, kita menemukan beberapa rumus konversi. Satu di antaranya diperhitungkan maka jam dapat dinyatakan dengan J. Dari Scienceworld.Wolfram.com di internet, kita menemukan beberapa rumus konversi. Satu di antaranya adalah konversi dari TG ke TJ untuk masa tahun 1901 sampai 2099. Untuk jangka waktu di antara tahun-tahun itu, rumus konversi dapat diringkas menjadi adalah konversi dari TG ke TJ untuk masa tahun 1901 sampai 2099. Untuk jangka waktu di antara tahun-tahun itu, rumus konversi dapat diringkas menjadi sebagai berikut.sebagai berikut.

TJ = 367T – INT(7(TG + INT((M + 9)/12))/4) + INT (275B/9) + 17210132,5 + J/24TJ = 367T – INT(7(TG + INT((M + 9)/12))/4) + INT (275B/9) + 17210132,5 + J/24 Angka setengah pada 17210132,5 muncul karena TG menghitung hari dari tengah malam sedangkan TJ menghitungnya dari tengah hari.Angka setengah pada 17210132,5 muncul karena TG menghitung hari dari tengah malam sedangkan TJ menghitungnya dari tengah hari. Dalam bentuk program komputer, konversi itu dapat diturunkan dari bentuk berikut ini.Dalam bentuk program komputer, konversi itu dapat diturunkan dari bentuk berikut ini. Dari TG ke TJDari TG ke TJ Z = 0,99999Z = 0,99999 W = INT((B – 14)/12 + Z)W = INT((B – 14)/12 + Z) TJ = INT(1461 x (TG + 4800 + W)/4)TJ = INT(1461 x (TG + 4800 + W)/4) M = 367 x (B – 2 – W/12)/12M = 367 x (B – 2 – W/12)/12 Jika M < 0 maka B = B + ZJika M < 0 maka B = B + Z M = INT(M)M = INT(M) TJ = TJ + MTJ = TJ + M M = INT(INT(3 x (TG + 4900 + W)/100/4)M = INT(INT(3 x (TG + 4900 + W)/100/4) TJ = TJ + H – 32075 – MTJ = TJ + H – 32075 – M Dari TJ ke TGDari TJ ke TG W = TJ + 68569W = TJ + 68569 R = INT(4 x W/146097)R = INT(4 x W/146097) W = W – INT((146097 x R + 3)/4)W = W – INT((146097 x R + 3)/4) TG = INT(4000 x (W + 1)/1461001TG = INT(4000 x (W + 1)/1461001 W = W – INT(1461 x TG/4) + 31W = W – INT(1461 x TG/4) + 31 B = INT(80 x W/2447)B = INT(80 x W/2447) H = W – INT(2447 x B)/80)H = W – INT(2447 x B)/80) W = INT(B/11)W = INT(B/11) B = B + 2 – 12 x WB = B + 2 – 12 x W TG = 100 x (R – 49) + TG + WTG = 100 x (R – 49) + TG + W TG adalah hari (H), bulan (B), tahun (TG)TG adalah hari (H), bulan (B), tahun (TG) Dengan rumus dan program ini, kita dapat melakukan konversi dua arah, dari tanggal Gregorius ke tanggal Julian serta dari tanggal Julian ke Dengan rumus dan program ini, kita dapat melakukan konversi dua arah, dari tanggal Gregorius ke tanggal Julian serta dari tanggal Julian ke

tanggal Gregorius. Satu hal yang perlu kita perhatikan yakni jam dimulainya suatu tanggal. Pada tanggal Gregorius, awal hari dimulai pada tengah malam tanggal Gregorius. Satu hal yang perlu kita perhatikan yakni jam dimulainya suatu tanggal. Pada tanggal Gregorius, awal hari dimulai pada tengah malam sedangkan pada tanggal Julian, awal hari dimulai pada tengah hari.sedangkan pada tanggal Julian, awal hari dimulai pada tengah hari.

Daftar BacaanDaftar Bacaan Encyclopedia AmericanaEncyclopedia Americana The Encyclopedia BritannicaThe Encyclopedia Britannica Rugg, Tom and Phil Feldman. Rugg, Tom and Phil Feldman. 32 Basic Programs for the Apple Computer.32 Basic Programs for the Apple Computer. Beaverton, Oregon: Dilithium Press, 1981 Beaverton, Oregon: Dilithium Press, 1981 Wolfram. Wolfram. http://http://scienceworld.wolfram.com/astronomy/JulianDate.htmlscienceworld.wolfram.com/astronomy/JulianDate.html

Page 126: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

126

Page 127: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

127

Page 128: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

128

Tanggal Julian (tahun 1583 oleh Joseph Justus Scaliger)Tanggal Julian (tahun 1583 oleh Joseph Justus Scaliger)

Menggabungkan tiga siklus interkalasiMenggabungkan tiga siklus interkalasi

19 x 15 x 28 = 7980 tahun19 x 15 x 28 = 7980 tahun

Titik temu terakhir pada tahun 4713 sMTitik temu terakhir pada tahun 4713 sM

Patokan tanggaln Julian 1 Januari 4713 sM sebagai tanggal 1 Patokan tanggaln Julian 1 Januari 4713 sM sebagai tanggal 1 (dimulai tengah hari)(dimulai tengah hari)

2 Oktober 2004 = 2 454 1782 Oktober 2004 = 2 454 178

Page 129: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

129

Zaman KunoZaman KunoSebelum Abad ke-5 sMSebelum Abad ke-5 sM

Keteraturan Alam (Ramuan Bahan)Keteraturan Alam (Ramuan Bahan)• Keteraturan alam lainnya terdapat pada ramuan bahan Keteraturan alam lainnya terdapat pada ramuan bahan

(material, logam, obat)(material, logam, obat)• Mereka menjadi ilmu bahan dan farmasiMereka menjadi ilmu bahan dan farmasi• Di samping ilmu bahan dan farmasi, terdapat pula ramuan Di samping ilmu bahan dan farmasi, terdapat pula ramuan

bercampur kepercayaan dan mistik yang dikenal sebagai bercampur kepercayaan dan mistik yang dikenal sebagai alkemialkemi

Keteraturan Alam (Pengobatan)Keteraturan Alam (Pengobatan)• Keteraturan alam juga terdapat pada pengobatan orang sakitKeteraturan alam juga terdapat pada pengobatan orang sakit• Mereka menjadi tabib dan dukunMereka menjadi tabib dan dukun• Di samping itu, terdapat pula kepercayaan dan mistik yang Di samping itu, terdapat pula kepercayaan dan mistik yang

dikenal sebagai tenung dikenal sebagai tenung

Page 130: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

130

Zaman KunoZaman KunoSebelum Abad ke-5 sMSebelum Abad ke-5 sM

Keteraturan Alam (Pertukangan)Keteraturan Alam (Pertukangan)• Keteraturan alam lainnya adalah pembuatan alatKeteraturan alam lainnya adalah pembuatan alat• Mereka dikenal sebagai pertukanganMereka dikenal sebagai pertukangan• Salah satu kegiatan arkeologi adalah mencari karya Salah satu kegiatan arkeologi adalah mencari karya

pertukangan pada zaman purbakalapertukangan pada zaman purbakala

TenungTenung• Merupakan kekuatan gaib yang dapat menyembuhkan atau Merupakan kekuatan gaib yang dapat menyembuhkan atau

menyakitkan orangmenyakitkan orang• Sekalipun tidak ada dasar ilmiahnya, sampai sekarang pun, Sekalipun tidak ada dasar ilmiahnya, sampai sekarang pun,

kalangan tertentu masih percaya akan kekuatan tenung (guna-kalangan tertentu masih percaya akan kekuatan tenung (guna-guna)guna)

Page 131: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

131

Zaman KunoZaman KunoSebelum Abad ke-5 sMSebelum Abad ke-5 sM

AstrologiAstrologi• Di samping astronomi, muncul juga pengetahuan lain yang Di samping astronomi, muncul juga pengetahuan lain yang

dikenal sebagai astrologidikenal sebagai astrologi• Menurut astrologi, dunia bintang-bintang adalah Menurut astrologi, dunia bintang-bintang adalah

makrokosmos dan dunia manusia adalah mikrokosmosmakrokosmos dan dunia manusia adalah mikrokosmos• Mikrokosmos adalah refleksi dari makrokosmos sehingga Mikrokosmos adalah refleksi dari makrokosmos sehingga

nasib manusia dapat diramal dari gejala bintang-bintang di nasib manusia dapat diramal dari gejala bintang-bintang di langitlangit

• Jam dan tanggal lahir menjadi patokan untuk ramalan Jam dan tanggal lahir menjadi patokan untuk ramalan nasib manusianasib manusia

Peranan AstrologiPeranan Astrologi• Peranan astrologi melampau batas zaman kunoPeranan astrologi melampau batas zaman kuno

• Sampai sekarang pun masih muncul ramalan astrologi di Sampai sekarang pun masih muncul ramalan astrologi di dalam majalahdalam majalah

Page 132: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

132

ASTROLOGYASTROLOGY

Astrology is the type of divination that consists in Astrology is the type of divination that consists in interpreting the influence of planets and the stars on earthly interpreting the influence of planets and the stars on earthly affairs in order ot predict the destinies of individuals, groups, or affairs in order ot predict the destinies of individuals, groups, or nations. At times regarded as science, astrology has exerted an nations. At times regarded as science, astrology has exerted an extensive or a peripheral influence in many civilizations, both extensive or a peripheral influence in many civilizations, both ancient and modern. Astrology has also been defined as a ancient and modern. Astrology has also been defined as a pseudoscience and considered to diametrically opposed to the pseudoscience and considered to diametrically opposed to the theories and findings of modern science.theories and findings of modern science.

Astrology originated in Mesopotamia, perhaps in the 3rd Astrology originated in Mesopotamia, perhaps in the 3rd millenium BC, but attained its full development in the Western millenium BC, but attained its full development in the Western world much later, within the orbit of Greek civilization of the world much later, within the orbit of Greek civilization of the Hellenistic period. It spread to India in its older Mesopotamian Hellenistic period. It spread to India in its older Mesopotamian form. Islamic culture absorbed it as part of the Greek heritage; form. Islamic culture absorbed it as part of the Greek heritage; and in the Middle Ages, when Western Europe was strongly and in the Middle Ages, when Western Europe was strongly affected by Islamic science, European astrology also felt the affected by Islamic science, European astrology also felt the influence of the Orient.influence of the Orient.

The Egyptian also contributed though less The Egyptian also contributed though less

Page 133: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

133

directly, to the rise of astrology. They constructed a calendar, directly, to the rise of astrology. They constructed a calendar, containing 12 months of 30 days each with five days added at the containing 12 months of 30 days each with five days added at the end of the year, that was subsequently taken over by the Greeks end of the year, that was subsequently taken over by the Greeks as a standard of reference for astronomical observations. In order as a standard of reference for astronomical observations. In order that the starry sky might serve them as a clock, the Egyptians that the starry sky might serve them as a clock, the Egyptians selected a successian of 36 bright stars whose risings were selected a successian of 36 bright stars whose risings were separated from each other by intervals of 10 days. Each of these separated from each other by intervals of 10 days. Each of these stars, called stars, called decansdecans by Latin writers, was conceived of as a spirit by Latin writers, was conceived of as a spirit with power over the period of time for which it served; they later with power over the period of time for which it served; they later centered the zodiac as subdivisions of its 12 signs.centered the zodiac as subdivisions of its 12 signs.

In pre-Imperial China, the belief in an intelligible cosmic In pre-Imperial China, the belief in an intelligible cosmic order, comprehended aspects of which would permit influences on order, comprehended aspects of which would permit influences on correlated incomprehended aspects, found expression in correlated incomprehended aspects, found expression in correlation charts that juxtaposed natural phenomena with the correlation charts that juxtaposed natural phenomena with the activities and the fate of man. The transition from the belief to a activities and the fate of man. The transition from the belief to a truly astrological belief in the direct influence of the stars on human truly astrological belief in the direct influence of the stars on human affairs was slow, and numerous systems of observation and strains affairs was slow, and numerous systems of observation and strains of lore developed. When Western astronomy and astrology of lore developed. When Western astronomy and astrology became known in China through Arabic influence inbecame known in China through Arabic influence in

Page 134: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

134

Mongol times, their data were also integrated into the Chinese Mongol times, their data were also integrated into the Chinese astrological corpus. In the later centuries of Imperial China it was astrological corpus. In the later centuries of Imperial China it was universal practice to have a horoscope case for each newborn universal practice to have a horoscope case for each newborn child and at all decisive junctures in life.child and at all decisive junctures in life.

Once established in the classical world, the astrological Once established in the classical world, the astrological conception of causation invaded the sciences; particularly medicine conception of causation invaded the sciences; particularly medicine and allied disciplines. The Stoics, espousing the doctrine of a and allied disciplines. The Stoics, espousing the doctrine of a universal “sympathy’ linking microcosm of man with the universal “sympathy’ linking microcosm of man with the macrocosm of nature, found in astrology a virtual map of such a macrocosm of nature, found in astrology a virtual map of such a universe.universe.

Greek astrology was slow to be absorbed by the Romans, Greek astrology was slow to be absorbed by the Romans, who had their own native methods of divination, but by the times of who had their own native methods of divination, but by the times of Augustus, the art had resumed its original role as a royal Augustus, the art had resumed its original role as a royal prerogative. Attempts to stress its influence on the populace met prerogative. Attempts to stress its influence on the populace met repeatedly with failure.repeatedly with failure.

Throughout pagan antiquity the words astronomy and Throughout pagan antiquity the words astronomy and astrology had been synonymous; in the first Christian centuries the astrology had been synonymous; in the first Christian centuries the modern distinction between astronomy, the science of stars, began modern distinction between astronomy, the science of stars, began to appear. As against the omnipotence of the stars, Christianity to appear. As against the omnipotence of the stars, Christianity

Page 135: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

135

taught the omnipotence of their Creator. To the determinism of taught the omnipotence of their Creator. To the determinism of astrology Christianity opposed the freedom of the will. But within astrology Christianity opposed the freedom of the will. But within these limits the astrological worldview was accepted. To reject it these limits the astrological worldview was accepted. To reject it would have been to reject the whole heritage of classical culture, would have been to reject the whole heritage of classical culture, which had assumed an astrological complexion. Even at the centre which had assumed an astrological complexion. Even at the centre of Christian history, Persian magi were reported to have followed a of Christian history, Persian magi were reported to have followed a celestial omen to the scene of the Nativity.celestial omen to the scene of the Nativity.

Although various Christian councils condemned astrology Although various Christian councils condemned astrology the belief in the worldview it implies was not seriously shaken. In the belief in the worldview it implies was not seriously shaken. In the late European Middle Ages, a number of universities, among the late European Middle Ages, a number of universities, among them Paris, Padua, Bologna, and Florence, had chairs of astrology. them Paris, Padua, Bologna, and Florence, had chairs of astrology. The revival of ancient studies by the humanists only encouraged The revival of ancient studies by the humanists only encouraged this interest, which persisted into the Renaissance and even into this interest, which persisted into the Renaissance and even into the Reformation.the Reformation.

It was Copernican revolution of the 16th century that dealt It was Copernican revolution of the 16th century that dealt with the geocentric worldview of astrology its shattering blow. As a with the geocentric worldview of astrology its shattering blow. As a popular pastime or superstition, however, astrology continued into popular pastime or superstition, however, astrology continued into modern times to engage the attention of millions of people.modern times to engage the attention of millions of people.

Page 136: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

136

Zaman KunoZaman KunoSebelum Abad ke-5 sMSebelum Abad ke-5 sM

AlkemiAlkemi• Di samping ramuan bahan secara alamiah, muncul Di samping ramuan bahan secara alamiah, muncul

kepercayaan dan mistik berkenaan dengan ramuan bahan itukepercayaan dan mistik berkenaan dengan ramuan bahan itu• Ramuan dengan kepercayaan seperti ini dikenal sebagai Ramuan dengan kepercayaan seperti ini dikenal sebagai

alkemialkemi• Alkemi bertujuan untuk membuat emas dari bahan murah Alkemi bertujuan untuk membuat emas dari bahan murah

serta membuat obat panjang umur yang membuat orang tidak serta membuat obat panjang umur yang membuat orang tidak matimati

• Ada alkemi yang hanya rajin menulis melalui sandi rahasia Ada alkemi yang hanya rajin menulis melalui sandi rahasia serta ada alkemi yang rajin meramu bahanserta ada alkemi yang rajin meramu bahan

Peranan AlkemiPeranan Alkemi• Peranan alkemi melampaui batas zaman kunoPeranan alkemi melampaui batas zaman kuno

• Mereka baru hilang pada zaman modern (abad ke-18 dan ke-Mereka baru hilang pada zaman modern (abad ke-18 dan ke-19)19)

Page 137: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

137

Zaman KunoZaman KunoSebelum Abad ke-5 sMSebelum Abad ke-5 sM

Asas Determinisme UniversalAsas Determinisme Universal• Ada keteraturan alam yang ditemukan oleh manusiaAda keteraturan alam yang ditemukan oleh manusia• Ada kepastian tentang keteraturan alam ituAda kepastian tentang keteraturan alam itu• Mereka menjadi suatu asas yakni asas determinisme Mereka menjadi suatu asas yakni asas determinisme

universaluniversal• Asas ini dikenal sejak Zaman Kuno dan terus berlangsung Asas ini dikenal sejak Zaman Kuno dan terus berlangsung

sampai sekarrangsampai sekarrang• Asas determinisme universal menjadi dasar untuk Asas determinisme universal menjadi dasar untuk

menemukan dan mengembangkan ilmumenemukan dan mengembangkan ilmu

Asas IndeterminismeAsas Indeterminisme• Dikenal sebagai uncertainty principle, ditemukan oleh Dikenal sebagai uncertainty principle, ditemukan oleh

Heisenberg pada tahun 1928Heisenberg pada tahun 1928• Bertentangan dengan asas determinisme universal, tetapi Bertentangan dengan asas determinisme universal, tetapi

hanya berlaku di fisika partikel subatomik dan dalam ukuran hanya berlaku di fisika partikel subatomik dan dalam ukuran yang sangat kecilyang sangat kecil

Page 138: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

138

Zaman Yunani KunoZaman Yunani Kuno5 sM sampai 1 sM5 sM sampai 1 sM

Kebudayaan YunaniKebudayaan Yunani• Zaman ini merupakan zaman emas Yunani KunoZaman ini merupakan zaman emas Yunani Kuno• Budaya berkembang ke arah kecendekiaanBudaya berkembang ke arah kecendekiaan• Sekalipun Yunani Kuno mengenal dewa dan dewi, pemikiran Sekalipun Yunani Kuno mengenal dewa dan dewi, pemikiran

mereka tidak melibatkan dewa dewi itumereka tidak melibatkan dewa dewi itu• Di zaman itu lahir filsafat dan demokrasi dan sangat Di zaman itu lahir filsafat dan demokrasi dan sangat

berpengaruh terhadap kebudayaan barat sampai sekarangberpengaruh terhadap kebudayaan barat sampai sekarang

BabakanBabakan• Zaman pra-SokratesZaman pra-Sokrates• Zaman SokratesZaman Sokrates• Zaman pasca-SokratesZaman pasca-Sokrates

Page 139: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

139

Zaman Yunani KunoZaman Yunani Kuno5 sM sampai 1 sM5 sM sampai 1 sM

Zaman Pra-SokratesZaman Pra-Sokrates• Ada tiga pemikiran besar pada zaman itu yang dibicarakan Ada tiga pemikiran besar pada zaman itu yang dibicarakan

di sini:di sini:• Unsur dasar pembentuk alam dan bentuk alamUnsur dasar pembentuk alam dan bentuk alam• Alam tunggal dan alam jamakAlam tunggal dan alam jamak• Realitas bilanganRealitas bilangan

Zaman Sokrates (Sokrates, Plato, Aristoteles)Zaman Sokrates (Sokrates, Plato, Aristoteles)• DialogDialog• Metafisika dan epistemologiMetafisika dan epistemologi• LogikaLogika• Etika dan estetikaEtika dan estetika

Zaman Pasca-SokratesZaman Pasca-Sokrates• Stoik, Epikurus, Cynics, dan SkeptikStoik, Epikurus, Cynics, dan Skeptik

Page 140: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

140

GreeceGreece

Greece, officially called Hellenic Republic (Greek: Greece, officially called Hellenic Republic (Greek: ΕλληνικήΕλληνική ΔημοκρατίαΔημοκρατία Eliniki Dhimokratia), is a country in the southeast of Europe Eliniki Dhimokratia), is a country in the southeast of Europe on the southern tip of the Balkan peninsula.on the southern tip of the Balkan peninsula.

The historical name of Greece in Greek is The historical name of Greece in Greek is ΈλλάςΈλλάς Ellas. This Ellas. This name is also written Hellas in English, following the ancient Greek name is also written Hellas in English, following the ancient Greek pronunciation. More commonly, it is called pronunciation. More commonly, it is called ΕλλάδαΕλλάδα Elladha in modern Elladha in modern Greek. The mythical ancestor of the Greek is the eponymous Hellen.Greek. The mythical ancestor of the Greek is the eponymous Hellen.

The name of Greece in European languages (English:The name of Greece in European languages (English: Greece Greece, , French: French: GrèceGrèce, Portuguese: , Portuguese: GréciGrécia, Spanish and Italian: a, Spanish and Italian: GreciaGrecia, , German: German: GriechenlandGriechenland, Russian: , Russian: ГрецияГреция, etc) comes from a different , etc) comes from a different root: root: ΓραικόςΓραικός GraikGraikόόss (via Latin (via Latin GraecusGraecus) which according to Aristotle ) which according to Aristotle was an ancient name of the Greeks. On the other hand, the name of was an ancient name of the Greeks. On the other hand, the name of Greece in some Middle Eastern and Eastern languages (Turkish: Greece in some Middle Eastern and Eastern languages (Turkish: YunanistanYunanistan, Arabic (tulisan Arab Yunan), Hebrew (tulisan Hebrew), , Arabic (tulisan Arab Yunan), Hebrew (tulisan Hebrew), ancient Persian: ancient Persian: YaunáYauná, Indian Pali: , Indian Pali: YonaYona, Malay and Indonesian: , Malay and Indonesian: YunaniYunani) derives from the Greek toponym ) derives from the Greek toponym ΊωνίαΊωνία Iōnia Iōnia. Norwegian is one . Norwegian is one of the few languages apart from Greek in which the name of the few languages apart from Greek in which the name HellasHellas predominates.predominates.

Page 141: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

141

THE HELLENISTIC WORLDTHE HELLENISTIC WORLD The history of the Greek-speaking world in antiquity may be The history of the Greek-speaking world in antiquity may be divided into three periods: that of the free City States, which was divided into three periods: that of the free City States, which was brought to an end by Philip and Alexander; that of the Macedonian brought to an end by Philip and Alexander; that of the Macedonian domination, of which the last remnant was extinguished by the domination, of which the last remnant was extinguished by the Roman annexation of Egypt after the death of Cleopatra; and finally Roman annexation of Egypt after the death of Cleopatra; and finally that of the Roman Empire. Of these three periods, the first is that of the Roman Empire. Of these three periods, the first is characterized by freedom and disorder, and the second by characterized by freedom and disorder, and the second by subjection and disorder, the third by subjection and order.subjection and disorder, the third by subjection and order. The second of these periods is known as the Hellenistic age. In The second of these periods is known as the Hellenistic age. In science and mathematics, the work done during this period is the science and mathematics, the work done during this period is the best ever achieved by the Greeks. In philosophy, it includes the best ever achieved by the Greeks. In philosophy, it includes the foundation of the Epicurean and Stoic schools, and also of foundation of the Epicurean and Stoic schools, and also of scepticism as a definitely formulated doctrine; it is therefore still scepticism as a definitely formulated doctrine; it is therefore still important philosophically, though less so than the period of Plato important philosophically, though less so than the period of Plato and Aristotle. After the third century BC, there is nothing really new and Aristotle. After the third century BC, there is nothing really new in Greek philosophy until the Neoplatonists in the third century AD. in Greek philosophy until the Neoplatonists in the third century AD. But meanwhile the Roman world was being prepared for the victory But meanwhile the Roman world was being prepared for the victory of Christianity. ...of Christianity. ... After Alexander’s death, there was an attempt to preserve the After Alexander’s death, there was an attempt to preserve the unity of his empire. But of his two sons,unity of his empire. But of his two sons,

Page 142: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

142

one was an infant and the other was not yet born. Each had one was an infant and the other was not yet born. Each had supporters, but in the resultant civil war both were thrust aside. In supporters, but in the resultant civil war both were thrust aside. In the end, his empire was divided between the families of three the end, his empire was divided between the families of three generals, of whom, roughly speaking one obtained the European, generals, of whom, roughly speaking one obtained the European, one the African, and one the Asiatic parts of Alexander’s one the African, and one the Asiatic parts of Alexander’s possessions. The European part fell ultimately to Antigonus’s possessions. The European part fell ultimately to Antigonus’s descendants; Ptolemy, who obtained Egypt, made Alexandria his descendants; Ptolemy, who obtained Egypt, made Alexandria his capital; Seleucus, who obtained Asia after many wars, was too capital; Seleucus, who obtained Asia after many wars, was too busy with campaigns to have a fixed capital, but at later times busy with campaigns to have a fixed capital, but at later times Antioch was the chief city of his dynasty. …Antioch was the chief city of his dynasty. …

From the point of view of Hellenistic culture, the most brilliant From the point of view of Hellenistic culture, the most brilliant success of the third century BC was the city of Alexandria. Egypt success of the third century BC was the city of Alexandria. Egypt was less exposed to war than the European and Asiatic parts of the was less exposed to war than the European and Asiatic parts of the Macedonian domain, and Alexandria was in extraordinarily Macedonian domain, and Alexandria was in extraordinarily favoured position for commerce. The Ptolemies were patrons of favoured position for commerce. The Ptolemies were patrons of learning, and attracted to their capital many of the best men of the learning, and attracted to their capital many of the best men of the age. Mathematics became, and remained until the fall of Rome, age. Mathematics became, and remained until the fall of Rome, mainly Alexandrian … [from Bertrand Russell, mainly Alexandrian … [from Bertrand Russell, History of Western History of Western PhilosophyPhilosophy]]

Page 143: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

143

Unsur Dasar AlamUnsur Dasar Alam• Menurut Thales dari Miletus (± 624 sM - ± 546 sM) adalah airMenurut Thales dari Miletus (± 624 sM - ± 546 sM) adalah air• Menurut Anaximenes (± 570 sM - ± 500 sM) adalah udaraMenurut Anaximenes (± 570 sM - ± 500 sM) adalah udara• Menurut Xenophanes (± 570 sM - ± 480 sM) adalah tanahMenurut Xenophanes (± 570 sM - ± 480 sM) adalah tanah• Menurut Heraklitus (± 540 sM - ± 475 sM) adalah apiMenurut Heraklitus (± 540 sM - ± 475 sM) adalah api• Menurut Empedokles (± 490 sM - ± 430 sM) adalah kombinasi Menurut Empedokles (± 490 sM - ± 430 sM) adalah kombinasi

dari air, udara, tanah, dan apidari air, udara, tanah, dan api

Sifat Dasar UnsurSifat Dasar Unsur• panas dan dinginpanas dan dingin• kering dan basahkering dan basah

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: Unsur AlamPra-Sokrates: Unsur Alam

Page 144: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

144

THALES OF MILETUSTHALES OF MILETUS

Thales of Miletus (fl. 6Thales of Miletus (fl. 6 thth century BC), philosopher century BC), philosopher remembered for his cosmology based on water as the essence remembered for his cosmology based on water as the essence of all matter. According to the Greek thinker Apollodorus, he of all matter. According to the Greek thinker Apollodorus, he was born in 624; the Greek historian Diogenes Laeritus placed was born in 624; the Greek historian Diogenes Laeritus placed his death in the 58his death in the 58 thth Olympiad (548-545) at the age of 78. Olympiad (548-545) at the age of 78.

No writings by Thales survive, and no contemporary No writings by Thales survive, and no contemporary sources exist; thus, his achievement are difficult to assess. sources exist; thus, his achievement are difficult to assess. Inclusion of his name in the canon of legendary Seven Wise Inclusion of his name in the canon of legendary Seven Wise Men led to his idealization, and numerous acts and sayings, Men led to his idealization, and numerous acts and sayings, many of them no doubt spurious, were attributed to him. many of them no doubt spurious, were attributed to him. According to Herodotus, Thales was a practical statesman who According to Herodotus, Thales was a practical statesman who advocated the federation of Ionian cities of the Aegian region. advocated the federation of Ionian cities of the Aegian region. The Greek scholar Callimachus recorded a traditional belief that The Greek scholar Callimachus recorded a traditional belief that Thales advised navigators to steer by the Little Bear (Ursa Thales advised navigators to steer by the Little Bear (Ursa Minor) rather than by the Great Bear (Ursa Major), both Minor) rather than by the Great Bear (Ursa Major), both prominent constellation in the north.prominent constellation in the north.

Page 145: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

145

He is also said to have used his knowledge of geometry to He is also said to have used his knowledge of geometry to measure the Egyptian pyramids and to calculate the distance from measure the Egyptian pyramids and to calculate the distance from the shore of ships at sea. Although such stories are probably the shore of ships at sea. Although such stories are probably apocryphal, they illustrate Thales’ reputation. The Greek writer apocryphal, they illustrate Thales’ reputation. The Greek writer Xenophanes claimed that Thales predicted the solar eclipse that Xenophanes claimed that Thales predicted the solar eclipse that stopped the battle between the Lydian Alyattes and the Median stopped the battle between the Lydian Alyattes and the Median Cyaxares, evidently on May 48, 585. Modern scholars believe, Cyaxares, evidently on May 48, 585. Modern scholars believe, however, that he could not possibly have had the knowledge to however, that he could not possibly have had the knowledge to predict accurately either the locality or the character of an eclipse. predict accurately either the locality or the character of an eclipse. Thus, his feat was apparently isolated and only approximate; Thus, his feat was apparently isolated and only approximate; Herodotus spoke of his foretelling the year only. That the eclipse Herodotus spoke of his foretelling the year only. That the eclipse was nearly total and occurred during a crucial battle probably was nearly total and occurred during a crucial battle probably contributed considerably to his exaggerated reputation as an contributed considerably to his exaggerated reputation as an astronomer.astronomer.

In geometry Thales has been credited with the discovery of In geometry Thales has been credited with the discovery of five theorems: (1) that a circle is bisected by its diameter, (2) that five theorems: (1) that a circle is bisected by its diameter, (2) that angles at the base of a triangle having two sides of equal length angles at the base of a triangle having two sides of equal length are equal, (3) the opposite angles of intersecting straight lines are are equal, (3) the opposite angles of intersecting straight lines are equal, (4) that the angle inscribed in a semicircle is a right angle, equal, (4) that the angle inscribed in a semicircle is a right angle, and (5) that a triangle is determined if its base and the angles and (5) that a triangle is determined if its base and the angles relative to the base are given. His mathematical achievements are relative to the base are given. His mathematical achievements are difficult o assess, however, because of the ancient practice of difficult o assess, however, because of the ancient practice of crediting particular discoveries to men with a general reputation for crediting particular discoveries to men with a general reputation for wisdom.wisdom.

Page 146: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

146

The claim that Thales was the founder of a European The claim that Thales was the founder of a European philosophy rests primarily on Aristotle, who wrote that Thales was philosophy rests primarily on Aristotle, who wrote that Thales was the first to suggest a single material substratum for the universe—the first to suggest a single material substratum for the universe—namely, water, or moisture. Even though Thales as philosopher namely, water, or moisture. Even though Thales as philosopher renounced mythology, his choice of water as the fundamental renounced mythology, his choice of water as the fundamental building block of matter had its precedent in tradition. A likely building block of matter had its precedent in tradition. A likely consideration in this choice was the seeming motion that water consideration in this choice was the seeming motion that water exhibits, as seen in its ability to become vapour; for what changes exhibits, as seen in its ability to become vapour; for what changes or moves itself was thought by the Greeks to be close to life itself. or moves itself was thought by the Greeks to be close to life itself. To Thales the entire universe is a living organism, nourished by To Thales the entire universe is a living organism, nourished by exhalations from water.exhalations from water.

Thales’ significance lies in his choice of water as the Thales’ significance lies in his choice of water as the essential substance than in his attempt to explain nature by the essential substance than in his attempt to explain nature by the simplification of phenomena and in his search for causes within simplification of phenomena and in his search for causes within nature itself rather than in the caprices of anthropomorphic gods. nature itself rather than in the caprices of anthropomorphic gods. Like his successors Anaximander and Anaximenes, Thales is Like his successors Anaximander and Anaximenes, Thales is important in bridging the worlds of myth and reason.important in bridging the worlds of myth and reason.

Page 147: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

147

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: Unsur AlamPra-Sokrates: Unsur Alam

Letak UnsurLetak Unsur• TanahTanah

di tengah alam, benda jatuh karena kembali ke letak asaldi tengah alam, benda jatuh karena kembali ke letak asal

• AirAirdi tepi tanah, air keluar dari tanah melalui mata air karena di tepi tanah, air keluar dari tanah melalui mata air karena kembali ke letak asalkembali ke letak asal

• udaraudaradi tepi air, udara di dalam air bergelembung naik karena kembali di tepi air, udara di dalam air bergelembung naik karena kembali ke letak asalke letak asal

• apiapidi tepi udara, dalam bentuk kilat di langitdi tepi udara, dalam bentuk kilat di langit

• Unsur kelima (quintessential)Unsur kelima (quintessential)unsur pembentuk benda langit, unsur sempurna unsur pembentuk benda langit, unsur sempurna

Page 148: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

148

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: Unsur AlamPra-Sokrates: Unsur Alam

Sifat UnsurSifat Unsurtanahtanah kering dinginkering dingin

airair basah dinginbasah dingin

udaraudara basah panasbasah panas

apiapi kering panaskering panas

BendaBendaBenda merupakan kombinasi dari keempat unsur beserta sifat Benda merupakan kombinasi dari keempat unsur beserta sifat merekamereka

AsumsiAsumsiUnsur alam beserta sifatnya ini dijadikan asumsi di dalam Unsur alam beserta sifatnya ini dijadikan asumsi di dalam pengetahuan kemudianpengetahuan kemudian

Page 149: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

149

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: Unsur AlamPra-Sokrates: Unsur Alam

U n s u r d a s a r p e m b e n t u k a l a m d a n s i f a t m e r e k a

t a n a h ( k e r i n g d a n d i n g i n )

a i r ( b a s a h d a n d i n g i n )

u d a r a ( b a s a h d a n p a n a s )

a p i ( k e r i n g d a n p a n a s )

q u i n t e s s e n t i a l ( u n s u r k e l i m a )

Page 150: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

150

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: Unsur AlamPra-Sokrates: Unsur Alam

Bentuk AlamBentuk Alam• Menurut Anaximander (± 610 sM - ± 546 sM) dari Miletus Menurut Anaximander (± 610 sM - ± 546 sM) dari Miletus

langit berentuk bola serta permukaan bumi melengkung dan langit berentuk bola serta permukaan bumi melengkung dan berbentuk silinder dengan sumbu timur-baratberbentuk silinder dengan sumbu timur-barat

• Menurut Anaximenes dari Miletus, bumi berbentuk meja Menurut Anaximenes dari Miletus, bumi berbentuk meja bundar (cakram)bundar (cakram)

• Menurut Pythagoras, bumi berbentuk bolaMenurut Pythagoras, bumi berbentuk bola

AlamAlam• alam terdiri atas substansi dan bentukalam terdiri atas substansi dan bentuk

Peta Zaman KunoPeta Zaman Kuno• Timur (orient) terletak di atasTimur (orient) terletak di atas

• Membaca peta, perlu mencari letak timur duluMembaca peta, perlu mencari letak timur dulu

• Pencarian letak timur (orient) adalah orientasiPencarian letak timur (orient) adalah orientasi

Page 151: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

151

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: Wujud AlamPra-Sokrates: Wujud Alam

Paham Alam Tunggal (Monisme)Paham Alam Tunggal (Monisme)• Realitas alam adalah tunggal walaupun tampak jamakRealitas alam adalah tunggal walaupun tampak jamak• Tidak ada celahTidak ada celah• Tidak terbagiTidak terbagi• Tiada gerakan (statis)Tiada gerakan (statis)• Penganut: perguruan Elea yang dipimpin oleh ParmenidesPenganut: perguruan Elea yang dipimpin oleh Parmenides

Page 152: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

152

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: Wujud AlamPra-Sokrates: Wujud Alam

Paham Alam Jamak (Pluralisme)Paham Alam Jamak (Pluralisme)• Realitas alam adalah jamah (banyak)Realitas alam adalah jamah (banyak)• Ada celahAda celah• TerbagiTerbagi• Ada gerakan (dinamis)Ada gerakan (dinamis)• Penganut: Heraklitus dan EmpedoklesPenganut: Heraklitus dan Empedokles

Page 153: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

153

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: Wujud AlamPra-Sokrates: Wujud Alam

Perguruan EleaPerguruan Elea• Dipimpin oleh ParmenidesDipimpin oleh Parmenides• Pengikut terkenal adalah Zeno dari EleaPengikut terkenal adalah Zeno dari Elea• Menganut alam tunggal (monisme)Menganut alam tunggal (monisme)

HeraklitusHeraklitus• Mengagumi api yang bergerak dan air yang mengalirMengagumi api yang bergerak dan air yang mengalir• Ucapan terkenal “panta rhei = semua mengalir”Ucapan terkenal “panta rhei = semua mengalir”• Menganut alam jamakMenganut alam jamak

EmpedoklesEmpedokles• Substansi alam terus bergerak, berpadu melalui kasih, dan Substansi alam terus bergerak, berpadu melalui kasih, dan

bercerai melalui benci, berulang-ulang terjadi secara bercerai melalui benci, berulang-ulang terjadi secara periodikperiodik

• Menganut alam jamakMenganut alam jamak

Page 154: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

154

PARMENIDESPARMENIDES

Parmenides (b. c. 515 BC), Greek philosopher of Elea in Parmenides (b. c. 515 BC), Greek philosopher of Elea in southern Italy who founded Eleaticism, one of the leading per-southern Italy who founded Eleaticism, one of the leading per-Socratic schools of Greek thought. His general teaching has been Socratic schools of Greek thought. His general teaching has been diligently reconstructed from the few surviving fragments of his diligently reconstructed from the few surviving fragments of his principal work, a lengthy three-part verse composition titled principal work, a lengthy three-part verse composition titled On On Nature.Nature.

Parmenides held that the multiplicity of existing things, their Parmenides held that the multiplicity of existing things, their changing forms and motion, are but an appearance of a single changing forms and motion, are but an appearance of a single eternal reality (“Being”), thus giving rise to the Parmenidian eternal reality (“Being”), thus giving rise to the Parmenidian principle that “all is one.” From this concept of Being, he went on to principle that “all is one.” From this concept of Being, he went on to say that all claims of change or or bob-Being are illogical. Because say that all claims of change or or bob-Being are illogical. Because he introduced the method of basing claims about appearances on he introduced the method of basing claims about appearances on a logical concept of Being, he is considered one of the founders of a logical concept of Being, he is considered one of the founders of metaphysics.metaphysics.

Plato’s dialogue the Plato’s dialogue the ParmenidesParmenides deals with his thought. An deals with his thought. An English translation of his work was edited by L. Taran (1965). English translation of his work was edited by L. Taran (1965).

Page 155: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

155

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: Wujud AlamPra-Sokrates: Wujud Alam

Paradoks ZenoParadoks Zeno• Zeno dari Elea (penganut paham alam tunggal) membantah Zeno dari Elea (penganut paham alam tunggal) membantah

paham alam jamak melalui empat paradokspaham alam jamak melalui empat paradoks• Paradoks dikotomiParadoks dikotomi• Paradoks AchillesParadoks Achilles• Paradoks panahParadoks panah• Paradoks stadionParadoks stadion

CaraCara• Menggunakan paham alam jamak (terbagi) dan menunjukkan Menggunakan paham alam jamak (terbagi) dan menunjukkan

ketidaklogisanketidaklogisan

Page 156: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

156

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: Wujud AlamPra-Sokrates: Wujud Alam

Paradoks DikotomiParadoks Dikotomi• Dari titik A bergerak menuju ke titik BDari titik A bergerak menuju ke titik B• Kalau jarak ini terbagi (paham jamak) maka jalan itu dibagi Kalau jarak ini terbagi (paham jamak) maka jalan itu dibagi

duadua• Setelah tiba di tengah jalan, sisa jalan dibagi dua lagiSetelah tiba di tengah jalan, sisa jalan dibagi dua lagi• Setelah mencapai titik tengahnya, sisa jalan dibagi dua lagiSetelah mencapai titik tengahnya, sisa jalan dibagi dua lagi• Demikian seterusnya, sehingga kita tidak mungkin tiba di B Demikian seterusnya, sehingga kita tidak mungkin tiba di B

A B

Page 157: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

157

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: Wujud AlamPra-Sokrates: Wujud Alam

Paradoks AchillesParadoks Achilles• Achilles adalah dewa Yunani yang larinya tercepat; kura-kura Achilles adalah dewa Yunani yang larinya tercepat; kura-kura

adalah hewan yang jalannya paling lambatadalah hewan yang jalannya paling lambat• Achilles ingin menyusul kura-kura yang sudah lebih dahulu Achilles ingin menyusul kura-kura yang sudah lebih dahulu

berjalanberjalan• Setiap kali Achilles tiba ke tempat kura-kura, sang kura-kura Setiap kali Achilles tiba ke tempat kura-kura, sang kura-kura

sudah maju sedikitsudah maju sedikit• Demikian seterusnya, sehingga Achilles tidak mungkin Demikian seterusnya, sehingga Achilles tidak mungkin

melewati kura-kuramelewati kura-kura• Bahkan menurut paradoks dikotomi, Achilles tidak mungkin Bahkan menurut paradoks dikotomi, Achilles tidak mungkin

mencapai tempat kura-kuramencapai tempat kura-kuraAchilles Kura-kura

Page 158: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

158

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: Wujud AlamPra-Sokrates: Wujud Alam

Teori AtomTeori Atom• Leucippus dan Democritos muncul dengan teori atom ( a Leucippus dan Democritos muncul dengan teori atom ( a

tomos = tidak terpenggal)tomos = tidak terpenggal)• Menurut mereka segala sesuatu memiliki bagian terkecil Menurut mereka segala sesuatu memiliki bagian terkecil

berupa atomberupa atom• Segala sesuatu itu meliputi benda dan bukan benda (berbeda Segala sesuatu itu meliputi benda dan bukan benda (berbeda

dengan atom unsur di kimia) dengan atom unsur di kimia) • Benda: kayu, batu, air; bukan benda: api, jiwa, perasaan, Benda: kayu, batu, air; bukan benda: api, jiwa, perasaan,

pikiranpikiran• Ada atom kasar seperti atom api; ada atom halus (eidola) Ada atom kasar seperti atom api; ada atom halus (eidola)

seperti atom jiwa (psyche)seperti atom jiwa (psyche)• Pemenggalan sesuatu akan terhenti pada atomPemenggalan sesuatu akan terhenti pada atom• Tampaknya teori atom ini dapat menjawab paradoks ZenoTampaknya teori atom ini dapat menjawab paradoks Zeno

Page 159: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

159

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: BilanganPra-Sokrates: Bilangan

Perguruan PythagorasPerguruan Pythagoras• Kita mengenal dalil Pythagoras di geometri (sebelum Kita mengenal dalil Pythagoras di geometri (sebelum

Pythagoras, dalil ini sudah dikenal)Pythagoras, dalil ini sudah dikenal)• Sebenarnya, banyak hal yang dikemukakan oleh Perguruan Sebenarnya, banyak hal yang dikemukakan oleh Perguruan

Pythagoras, dan kesemuanya berkenaan dengan bilanganPythagoras, dan kesemuanya berkenaan dengan bilangan

Paham PythagorasPaham Pythagoras• Segala sesuatu duduk di atas bilangan dan dapat dinyatakan Segala sesuatu duduk di atas bilangan dan dapat dinyatakan

dalam bilangandalam bilangan• Perguruan Pythagoras menemukan berbagai sifat bilanganPerguruan Pythagoras menemukan berbagai sifat bilangan• Tugas ahli filsafat, menurut perguruan Pythagoras, adalah Tugas ahli filsafat, menurut perguruan Pythagoras, adalah

mencari bilangan itumencari bilangan itu

Page 160: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

160

PYTHAGOREAN PHILOSOPHYPYTHAGOREAN PHILOSOPHY

Although much of the tradition about Pythagorean Although much of the tradition about Pythagorean philosophy is confused because of dissensions within the school philosophy is confused because of dissensions within the school and on account of intermixture of later speculation with earlier and on account of intermixture of later speculation with earlier doctrine, yet some of the chief principles are quite clear. doctrine, yet some of the chief principles are quite clear. Pythagoras’s discoveries in musical theory, such as that the basic Pythagoras’s discoveries in musical theory, such as that the basic musical harmonies depend on very simple numerical ratios musical harmonies depend on very simple numerical ratios between the dimensions of the instruments (such as strings, pipes, between the dimensions of the instruments (such as strings, pipes, disks) producing them, let him interpret the world as a whole disks) producing them, let him interpret the world as a whole through numbers. The discovery was the basis for the Pythagorean through numbers. The discovery was the basis for the Pythagorean theory of numbers, of which the systematic study induced the theory of numbers, of which the systematic study induced the intense Pythagorean devotion to mathematics and the subsequent intense Pythagorean devotion to mathematics and the subsequent development of this science by Greek scientists. Pythagoras taught development of this science by Greek scientists. Pythagoras taught that number is the fundamental part of the world’s framework. that number is the fundamental part of the world’s framework. According to his theory that the dominant note of the universe are According to his theory that the dominant note of the universe are proportion, order, and harmony. All three are expressible by proportion, order, and harmony. All three are expressible by numerical relations. Pythagoreans thus considered that the numerical relations. Pythagoreans thus considered that the universe’s essential character is number, but they went beyond this universe’s essential character is number, but they went beyond this by asserting that the world is made of numbers—a doctrine that is by asserting that the world is made of numbers—a doctrine that is the core of Pythagorean the core of Pythagorean

Page 161: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

161

philosophy. In preaching this principle the Pythagoreans both philosophy. In preaching this principle the Pythagoreans both propounded several semi mystical speculations and discovered propounded several semi mystical speculations and discovered more scientific truths.more scientific truths.

On the speculative side occurs the celebrated Pythagorean On the speculative side occurs the celebrated Pythagorean table of opposites, derived from their proposition that the universe table of opposites, derived from their proposition that the universe is composed of pairs of contradictories. The pairs are 10 in is composed of pairs of contradictories. The pairs are 10 in number: (1) limited and unlimited; (2) odd and even; (3) one and number: (1) limited and unlimited; (2) odd and even; (3) one and many; (4) right and left; (5) masculine and feminine; (6) rest and many; (4) right and left; (5) masculine and feminine; (6) rest and motion; (7) straight and crooked; (8) light and darkness; (9) good motion; (7) straight and crooked; (8) light and darkness; (9) good and evil; (10) square and oblong. Though this theory may not be so and evil; (10) square and oblong. Though this theory may not be so fantastic as it appears, the Pythagorean development of numbers fantastic as it appears, the Pythagorean development of numbers was quite arbitrary in the following proposition. The number 1 is the was quite arbitrary in the following proposition. The number 1 is the point, 2 is the line, 3 is the plane, 4 is the solid, 5 is physical point, 2 is the line, 3 is the plane, 4 is the solid, 5 is physical qualities, 6 is animation, 7 is intelligence and health, 8 is love, qualities, 6 is animation, 7 is intelligence and health, 8 is love, friendship, wisdom. Identification of different numbers with different friendship, wisdom. Identification of different numbers with different things exemplifies no principle. The Pythagoreans themselves things exemplifies no principle. The Pythagoreans themselves disagreed on what number should be assigned to what things. disagreed on what number should be assigned to what things. Thus, since justice is that which returns equal for equal, the only Thus, since justice is that which returns equal for equal, the only numbers which do this are square numbers; thus 4 equals 2 into 2 numbers which do this are square numbers; thus 4 equals 2 into 2 and so returns equal for and so returns equal for

Page 162: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

162

for equal; thus 4 must be justice. But since 9 is equally square of 3, for equal; thus 4 must be justice. But since 9 is equally square of 3, 9 also can represent justice. Such speculation seems sterile, save 9 also can represent justice. Such speculation seems sterile, save to numerologists.to numerologists.

Among the Pythagorean achievements in science were:Among the Pythagorean achievements in science were:

(1) The Pythagorean theorem, reliably reported to have (1) The Pythagorean theorem, reliably reported to have been discovered by Pythagoras, to whose speculation was owed been discovered by Pythagoras, to whose speculation was owed also, quite probably, most of the first book of Euclid’s also, quite probably, most of the first book of Euclid’s Stoicheaia Stoicheaia (Elements) (Elements) on geometry.on geometry.

(2) By 500 BC the earth sphericity was proclaimed by (2) By 500 BC the earth sphericity was proclaimed by Pythagoreans, who were among the first, if not the first, to teach it.Pythagoreans, who were among the first, if not the first, to teach it.

(3) Hippasus (fl. 450 BC) discovered incommensurability (3) Hippasus (fl. 450 BC) discovered incommensurability and elaborated a theory of proportions applicable to and elaborated a theory of proportions applicable to incommensurables. incommensurables.

(4) By 400 BC the Pythagoreans taught the theory that the (4) By 400 BC the Pythagoreans taught the theory that the earth, sun, and moon, planets, and fixed stars revolve around a earth, sun, and moon, planets, and fixed stars revolve around a central fire—a denial of the earlier and later geocentric view of the central fire—a denial of the earlier and later geocentric view of the universe and an anticipation of Nicolaus Copernicus’ heliocentric universe and an anticipation of Nicolaus Copernicus’ heliocentric hypothesis announced in 1543. From this theory theyhypothesis announced in 1543. From this theory they

Page 163: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

163

developed the doctrine of the music of the spheres, which lasted developed the doctrine of the music of the spheres, which lasted into modern times.into modern times.

(5) Archytas of Tarentum (fl. 360 BC) developed a very (5) Archytas of Tarentum (fl. 360 BC) developed a very advanced theory of acoustics and founded mechanics.advanced theory of acoustics and founded mechanics.

(6) At an undetermined date Pythagoreans developed the theory (6) At an undetermined date Pythagoreans developed the theory of mathematical “means” and they also invented the theory of of mathematical “means” and they also invented the theory of polygonal numbers.polygonal numbers.

Pythagorean ethics consisted in ascetics practice. Happiness Pythagorean ethics consisted in ascetics practice. Happiness was the perfection of the soul’s virtue, which was a kind of was the perfection of the soul’s virtue, which was a kind of harmony. The process of purification of the soul was accomplished harmony. The process of purification of the soul was accomplished by metemorsychosis, the transmigration of the soul, a theory by metemorsychosis, the transmigration of the soul, a theory imported by Pythagoreans from the Orient and one of their most imported by Pythagoreans from the Orient and one of their most characteristic dogmas.characteristic dogmas.

Page 164: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

164

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: BilanganPra-Sokrates: Bilangan

HarmoniHarmoni• Pythagoras menemukan bahwa nada dapat dinyatakan Pythagoras menemukan bahwa nada dapat dinyatakan

dengan rasio panjang kawat yang menghasilkan nada (1 : dengan rasio panjang kawat yang menghasilkan nada (1 : ¾ : 2/3 : ½ ) atau (12 : 9 : 8: 6) ¾ : 2/3 : ½ ) atau (12 : 9 : 8: 6)

• oktaf (diaspason) 12 : 6; fourth (diatessaron) 8 : 6; fifth oktaf (diaspason) 12 : 6; fourth (diatessaron) 8 : 6; fifth (diapente) 12 : 8 (diapente) 12 : 8

• Rasio ini dinamakan harmoniRasio ini dinamakan harmoni• Menurut mereka, jarak benda langit ke bumi juga memiliki Menurut mereka, jarak benda langit ke bumi juga memiliki

rasio harmonis (music of the sphere)rasio harmonis (music of the sphere)• Menurut mereka, tubuh manusia sehat memiliki tone yang Menurut mereka, tubuh manusia sehat memiliki tone yang

harmonis; sakit berarti tone tidak harmonis lagi, diobati dengan harmonis; sakit berarti tone tidak harmonis lagi, diobati dengan tonikumtonikum

Page 165: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

165

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: BilanganPra-Sokrates: Bilangan

Arti BilanganArti Bilangan1 = titik; penalaran1 = titik; penalaran

2 = garis; pendapat2 = garis; pendapat

3 = bidang3 = bidang

4 = bentuk ruang; keadilan4 = bentuk ruang; keadilan

5 = kualitas fisik; perkawinan5 = kualitas fisik; perkawinan

6 = animasi; semangat6 = animasi; semangat

7 = inteligensi; kesehatan7 = inteligensi; kesehatan

8 = cinta; persahabatan; kearifan8 = cinta; persahabatan; kearifan

9 = keadilan9 = keadilan

Genap GanjilGenap Ganjil• Bilangan genap (artios) tidak disukai karena mudah Bilangan genap (artios) tidak disukai karena mudah

terbagi/pecahterbagi/pecah• Bilangan ganjil (perissos) disukai karena tidak mudah Bilangan ganjil (perissos) disukai karena tidak mudah

terbagi/pecahterbagi/pecah

Page 166: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

166

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: BilanganPra-Sokrates: Bilangan

Bilangan 10Bilangan 10Bilangan 10 adalah ideal karena 1 + 2 + 3 +4 = 10Bilangan 10 adalah ideal karena 1 + 2 + 3 +4 = 10

Ada 10 pasang lawananAda 10 pasang lawanan terbatas lawan tak terbatasterbatas lawan tak terbatas ganjil lawan genapganjil lawan genap satu lawan banyaksatu lawan banyak kanan lawan kirikanan lawan kiri lelaki lawan perempuanlelaki lawan perempuan diam lawan gerakdiam lawan gerak lurus lawan bengkoklurus lawan bengkok terang lawan gelapterang lawan gelap baik lawan jahatbaik lawan jahat bujur sangkar lawan lonjongbujur sangkar lawan lonjong

Page 167: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

167

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: BilanganPra-Sokrates: Bilangan

Bilangan dan GambarBilangan dan Gambar• Bilangan bulat = bilangan segi tigaBilangan bulat = bilangan segi tiga• Bilangan ganjil = bilangan bujur sangkarBilangan ganjil = bilangan bujur sangkar• Bilangan genap = bilangan persegi panjangBilangan genap = bilangan persegi panjang• Bilangan segi limaBilangan segi lima• Bilangan kubikBilangan kubik

Number and FigureNumber and Figure• Di dalam bahasa Inggris figure dapat diartikan number atau Di dalam bahasa Inggris figure dapat diartikan number atau

bilangan; rupanya dari sinibilangan; rupanya dari sini

Bilangan IrasionalBilangan Irasional• Bilangan Bilangan √√2, 2, √√3 membingungkan perguruan ini karena tidak 3 membingungkan perguruan ini karena tidak

dapat dinyatakan sebagai rasio dua bilangan bulatdapat dinyatakan sebagai rasio dua bilangan bulat

Page 168: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

168

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: BilanganPra-Sokrates: Bilangan

Page 169: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

169

THE SQUARE ROOT OF TWOTHE SQUARE ROOT OF TWO

The square root of 2, which was the first irrational to be The square root of 2, which was the first irrational to be discovered, was known to the early Pythagoreans, and ingenious discovered, was known to the early Pythagoreans, and ingenious methods of approximating to its value was discovered. The best methods of approximating to its value was discovered. The best was as follows: Form two columns of numbers, which we will call was as follows: Form two columns of numbers, which we will call the the aa’s and the ’s and the bb’s; each starts with 1. The next ’s; each starts with 1. The next aa, at each stage, is , at each stage, is formed by adding the last formed by adding the last aa and and bb already obtained; the next already obtained; the next b b is is formed by adding twice the previous formed by adding twice the previous a a to the previous to the previous bb. The first 6 . The first 6 pairs so obtained are (1,1), (2,3), (5,7), (12,17), (29,41), (70,99). In pairs so obtained are (1,1), (2,3), (5,7), (12,17), (29,41), (70,99). In each pair, 2a2each pair, 2a2−−bb22 is 1 or is 1 or −−1. Thus 1. Thus b/ab/a is nearly the square root of is nearly the square root of two, and at each fresh step it gets nearer. For instance, the reader two, and at each fresh step it gets nearer. For instance, the reader may satisfy himself that the square of 99/70 is very nearly equal to may satisfy himself that the square of 99/70 is very nearly equal to 2. [from Bertrand Russell, 2. [from Bertrand Russell, History of Western PhilosophyHistory of Western Philosophy]]

(a, b), (a’, b’), …(a, b), (a’, b’), …

a’ = a + ba’ = a + b

b’ = 2a +bb’ = 2a +b ππ = b/a = b/a

Page 170: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

170

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: BilanganPra-Sokrates: Bilangan

Sifat BilanganSifat BilanganBilangan sempurnaBilangan sempurna jumlah faktor = bilanganjumlah faktor = bilangan mis. 1 + 2 + 3 = 6mis. 1 + 2 + 3 = 6 1 + 2 + 4 + 7 + 14 = 281 + 2 + 4 + 7 + 14 = 28

Bilangan berkekurangan Bilangan berkekurangan jumlah faktor < bilanganjumlah faktor < bilangan mis. 1 + 2 + 4 < 8mis. 1 + 2 + 4 < 8

Bilangan berlimpahanBilangan berlimpahan jumlah faktor > bilanganjumlah faktor > bilangan mis. 1 + 2 + 3 + 4 + 6 > 12mis. 1 + 2 + 3 + 4 + 6 > 12

Bilangan bersahabatBilangan bersahabat jumlah faktor bilangan = bilangan sahabatnyajumlah faktor bilangan = bilangan sahabatnya mis. 1+2+4+5+10+11+20+22+44+55+110=284mis. 1+2+4+5+10+11+20+22+44+55+110=284 1+2+4+71+142=2201+2+4+71+142=220

Page 171: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

171

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPra-Sokrates: ProtagorasPra-Sokrates: Protagoras

Protagoras (c. 500 sM)Protagoras (c. 500 sM)• Menyatakan dirinya sebagai sophistMenyatakan dirinya sebagai sophist• Tidak mendirikan perguruan, menerima bayaran dari jasa Tidak mendirikan perguruan, menerima bayaran dari jasa

mengajarmengajar

UkuranUkuran• Menurut Protagoras, manusia adalah ukuran dari semua Menurut Protagoras, manusia adalah ukuran dari semua

benda, tentang benda yang ada dan tentang benda yang tidak benda, tentang benda yang ada dan tentang benda yang tidak adaada

• Akibatnya, menurut orang yang satu, benda adalah seperti ini, Akibatnya, menurut orang yang satu, benda adalah seperti ini, tetapi menurut orang yang lain, bisa lain lagitetapi menurut orang yang lain, bisa lain lagi

Baik dan benarBaik dan benar• Sesuatu bisa lebih baik tetapi belum tentu lebih benarSesuatu bisa lebih baik tetapi belum tentu lebih benar

Page 172: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

172

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoSokrates Sokrates

PerguruanPerguruan• Sokrates adalah guru dari PlatoSokrates adalah guru dari Plato• Plato adalah guru dari AristotelesPlato adalah guru dari Aristoteles• Sokrates, Plato, Aristoteles adalah tiga ahli filsafat yang Sokrates, Plato, Aristoteles adalah tiga ahli filsafat yang

terkenal dari zaman Yunani Kunoterkenal dari zaman Yunani Kuno• Setelah Aristoteles, Yunani ditaklukkan oleh Alexander, dan Setelah Aristoteles, Yunani ditaklukkan oleh Alexander, dan

mengalami kemunduranmengalami kemunduran

Kegiatan Sokrates (± 470 sM - 399 sM)Kegiatan Sokrates (± 470 sM - 399 sM)• Memiliki perguruanMemiliki perguruan• Tidak menulis buku; karyanya terdapat di dalam tulisan PlatoTidak menulis buku; karyanya terdapat di dalam tulisan Plato• Ikut dalam politik sehingga dihukum mati pada tahun 399 sMIkut dalam politik sehingga dihukum mati pada tahun 399 sM• Merintis metoda dialogMerintis metoda dialog• Filsafat moral dan hipotesisFilsafat moral dan hipotesis

Page 173: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

173

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPlatoPlato

PerguruanPerguruan• Memberi pelajaran di taman Akademon di pinggir kota Memberi pelajaran di taman Akademon di pinggir kota

AthenaAthena• Dikenal sebagai Perguruan Akademia (asal usul dari kata Dikenal sebagai Perguruan Akademia (asal usul dari kata

akademik) dari 387 sM sampai 529akademik) dari 387 sM sampai 529

Perguruan AkademiaPerguruan Akademia• Akademia tua oleh Plato (387 sM), diteruskan oleh Akademia tua oleh Plato (387 sM), diteruskan oleh

pengikutnya (dan kemanakan) Speusippus, Xenokrates dari pengikutnya (dan kemanakan) Speusippus, Xenokrates dari Khalkedon, Polemon dari Athena, KratesKhalkedon, Polemon dari Athena, Krates

• Akademia pertengahan diteruskan oleh Arkesilaus (316 - Akademia pertengahan diteruskan oleh Arkesilaus (316 - 241 sM)241 sM)

• Akademia baru oleh Kameades (214?sM - 129 sM)Akademia baru oleh Kameades (214?sM - 129 sM)

• Dibubarkan oleh Kaisar Justinian pada tahun 529Dibubarkan oleh Kaisar Justinian pada tahun 529

Page 174: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

174

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPlatoPlato

Kegiatan Plato (± 427 sM - ± 347 sM)Kegiatan Plato (± 427 sM - ± 347 sM)• Meninggalkan banyak karya; paling terkenal adalah Meninggalkan banyak karya; paling terkenal adalah

“Dialogue”“Dialogue”• Merintis teori bentuk (form, ide) yakni bentuk umum Merintis teori bentuk (form, ide) yakni bentuk umum

(universal) dari sesuatu seperti kursi, biru, buku, pohon(universal) dari sesuatu seperti kursi, biru, buku, pohon• Diduga bahwa bentuk umum ini ada di dalam ide, maka Diduga bahwa bentuk umum ini ada di dalam ide, maka

dikenal juga sebagai idedikenal juga sebagai ide• Berkarya juga di bidang epistemologi, logika, etika, hukum, Berkarya juga di bidang epistemologi, logika, etika, hukum,

metoda dialektika (dialog)metoda dialektika (dialog)

Paham tentang PengetahuanPaham tentang Pengetahuan• Menganut paham tunggal dari Parmenides, terutama Menganut paham tunggal dari Parmenides, terutama

tentang ketidakubahan pengetahuantentang ketidakubahan pengetahuan

• Benda berubah tetapi bentuk tidak berubah; pengetahuan Benda berubah tetapi bentuk tidak berubah; pengetahuan harus melalui bentuk atau ide yang tidak berubahharus melalui bentuk atau ide yang tidak berubah

Page 175: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

175

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoAristotelesAristoteles

PerguruanPerguruan• Memberi pelajaran sambil berjalan-jalan (peripatetik) di Memberi pelajaran sambil berjalan-jalan (peripatetik) di

taman Lyceumtaman Lyceum• Dikenal sebagai Perguruan LyceumDikenal sebagai Perguruan Lyceum• Karena mengajar sambil berjalan-jalan, anggota perguruan Karena mengajar sambil berjalan-jalan, anggota perguruan

ini dikenal sebagai Peripatetikini dikenal sebagai Peripatetik• Pernah memberi pelajaran kepada anak Raja yang Pernah memberi pelajaran kepada anak Raja yang

kemudian menjadi Alexander Agungkemudian menjadi Alexander Agung

Kegiatan Aristoteles (384 sM - 322 sM)Kegiatan Aristoteles (384 sM - 322 sM)• Meninggalkan banyak sekali karyaMeninggalkan banyak sekali karya

• Merintis logika, terutama silogismeMerintis logika, terutama silogisme

• Merintis kategori: substansi, kuantitas, kualitas, relasi, Merintis kategori: substansi, kuantitas, kualitas, relasi, tempat, waktu, posisi, status, aksi, kepasifan (terkena aksi)tempat, waktu, posisi, status, aksi, kepasifan (terkena aksi)

• Terkenal dengan metoda induksi dan deduksi, serta Terkenal dengan metoda induksi dan deduksi, serta teleologiteleologi

Page 176: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

176

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoAristotelesAristoteles

Kegiatan IlmiahKegiatan Ilmiah• Sebagai anak dokter, ia banyak menelaah alam terutama Sebagai anak dokter, ia banyak menelaah alam terutama

biologi dan psikologibiologi dan psikologi• Tidak sepaham dengan Plato tentang bentuk (ide); Plato Tidak sepaham dengan Plato tentang bentuk (ide); Plato

bentuk sebelum materi, Aristotles bentuk di dalam materibentuk sebelum materi, Aristotles bentuk di dalam materi

Bidang Karya AristotelesBidang Karya Aristoteles• Dari karya yang masih dapat ditemukan, karya Aristoteles Dari karya yang masih dapat ditemukan, karya Aristoteles

dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bidangdapat dikelompokkan ke dalam beberapa bidang• Filsafat teoretik atau spekulatif (teologi, fisik, metafisika, Filsafat teoretik atau spekulatif (teologi, fisik, metafisika,

biopsikologi)biopsikologi)• Filsafat Praktis (etika dan ilmu politik)Filsafat Praktis (etika dan ilmu politik)• Filsafat Produktif (retorika, estetika, kritik sastra)Filsafat Produktif (retorika, estetika, kritik sastra)

Page 177: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

177

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoAristotelesAristoteles

Karya AristotelesKarya AristotelesLogika di dalam OrganonLogika di dalam Organon kategori, tentang interpretasi, prior analyticskategori, tentang interpretasi, prior analytics posterior analytics, topik, sophistical refutationsposterior analytics, topik, sophistical refutations

Filsafat AlamFilsafat Alam tentang langit (meteorologi)tentang langit (meteorologi) fisika (materi dan bentuk atau form)fisika (materi dan bentuk atau form) tentang unsur (tanah, air, udara, api)tentang unsur (tanah, air, udara, api) astronomi, geografi, kimia, biologiastronomi, geografi, kimia, biologi

PsikologiPsikologi raga dan jiwa (materi dan bentuk)raga dan jiwa (materi dan bentuk) pikiranpikiran

MetafisikaMetafisika

Etika dan PolitikEtika dan Politik

Seni dan RetorikaSeni dan Retorika

Page 178: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

178

CATEGORYCATEGORY Category, in logic, a term used to denote the several most Category, in logic, a term used to denote the several most general or highest types of thought forms of entities, or to denote general or highest types of thought forms of entities, or to denote any distinction such that, if a form or entity belonging to one any distinction such that, if a form or entity belonging to one category is substituted into a statement in place of one belonging category is substituted into a statement in place of one belonging to another a nonsensical assertion must result.to another a nonsensical assertion must result. The term was used by Aristotle to denote a predicate type; The term was used by Aristotle to denote a predicate type; i.e., i.e., the many things that may be said (or predicated) of a given subject the many things that may be said (or predicated) of a given subject fall into classes—such as quantities, substances, relations, and fall into classes—such as quantities, substances, relations, and states—which Aristotle called categories. To the Greeks, the states—which Aristotle called categories. To the Greeks, the clarification of predicate categories helped resolve questions that clarification of predicate categories helped resolve questions that seemed to be paradoxes. In the course of a year or so, for seemed to be paradoxes. In the course of a year or so, for example, Socrates could cease to be taller and come to be shorter example, Socrates could cease to be taller and come to be shorter than Alcibiades; so he is not now what he was at an earlier date. than Alcibiades; so he is not now what he was at an earlier date. Yet he does not cease to be human being. One may wonder how Yet he does not cease to be human being. One may wonder how he can not be what he used to be (taller) and still be what he used he can not be what he used to be (taller) and still be what he used to be (a human being). The answer is that the categories are to be (a human being). The answer is that the categories are different: a change of relation is not a change of substance.different: a change of relation is not a change of substance. Though the Stoics, philosophers of ancient Greece, had Though the Stoics, philosophers of ancient Greece, had recognized only 4 “most generic” notions, Aristotle’s 10 categories recognized only 4 “most generic” notions, Aristotle’s 10 categories were treated throughout thewere treated throughout the

Page 179: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

179

Middle Ages as though they were definitive. In a commentary on Aristotle’s Middle Ages as though they were definitive. In a commentary on Aristotle’s Categoriae Categoriae ((CategoriesCategories), the Neoplatonist Prophyry set the stage for the ), the Neoplatonist Prophyry set the stage for the entire medieval controversy over universals, or general abstract terms (entire medieval controversy over universals, or general abstract terms (seesee Nominalism), and he thus posed the issues that any theory of categories Nominalism), and he thus posed the issues that any theory of categories must resolve.must resolve. In the 18In the 18thth century Immanuel Kant revived the term category to century Immanuel Kant revived the term category to designate the different types of judgments or ways in which logical designate the different types of judgments or ways in which logical propositions function. It should thus be clear that, whereas Kant retained propositions function. It should thus be clear that, whereas Kant retained the Aristotelian term “category” and even some of the subterms, such as the Aristotelian term “category” and even some of the subterms, such as “quality,” “quantity,” and “relation,” his distinctions were different from those “quality,” “quantity,” and “relation,” his distinctions were different from those of Aristotle. For Aristotle, for example, “quality” referred to such predicates of Aristotle. For Aristotle, for example, “quality” referred to such predicates as “white” or “sweet,” whereas for Kant it designated the distinction as “white” or “sweet,” whereas for Kant it designated the distinction between affirmative and negative.between affirmative and negative. After Kant, G.W.F Hegel arranged many categories in a dialectical After Kant, G.W.F Hegel arranged many categories in a dialectical structure of ascending triads and thus initiated the modern tendency to structure of ascending triads and thus initiated the modern tendency to regard them as many and as comprising the basic principles of a logical regard them as many and as comprising the basic principles of a logical and/or metaphysical system; thus, for Hegel the categories encompassed and/or metaphysical system; thus, for Hegel the categories encompassed both form and content. Early in the 20both form and content. Early in the 20 thth century, Bertrand Russell, faced century, Bertrand Russell, faced with a “contradiction” in the foundations of mathematics, developed the with a “contradiction” in the foundations of mathematics, developed the theory of types, which distinguished different levels of language and held theory of types, which distinguished different levels of language and held that the levels should not be intermixed .that the levels should not be intermixed . Meanwhile, Charles Sanders Peirce, an American logician and Meanwhile, Charles Sanders Peirce, an American logician and Pragmatist, arguing from Kant’s categories, proposed aPragmatist, arguing from Kant’s categories, proposed a

Page 180: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

180

reduced list of categories. He defended the view that there can be reduced list of categories. He defended the view that there can be three and only three types of predicates: “firstness,” that of “pure three and only three types of predicates: “firstness,” that of “pure possibility”; “secondness,” that of “actual existence”; and possibility”; “secondness,” that of “actual existence”; and “thirdness,” that of “real generality.” Clearly, if universals belong to “thirdness,” that of “real generality.” Clearly, if universals belong to the category of thirdness, then the Nominalist, who urges that the category of thirdness, then the Nominalist, who urges that universals have no existence (the secondness category) is universals have no existence (the secondness category) is confusing categories and, by the definition of “category,” is making confusing categories and, by the definition of “category,” is making a nonsensical statement. Such misjudgments, made famous as a nonsensical statement. Such misjudgments, made famous as “category-mistakes” by Gilbert Ryle, a mind 20“category-mistakes” by Gilbert Ryle, a mind 20 thth-century Oxford -century Oxford Analytical philosopher, have played an important role in recent Analytical philosopher, have played an important role in recent linguistic philosophy, which, with the proliferation of categories, has linguistic philosophy, which, with the proliferation of categories, has applied this critique, with powerful therapeutic effect, to applied this critique, with powerful therapeutic effect, to philosophical discourse.philosophical discourse. Stanislaw Lesniewski (1886-1939), a Polish logician, and Rudolf Stanislaw Lesniewski (1886-1939), a Polish logician, and Rudolf Carnap (1891-1970), a German-American semanticist, Carnap (1891-1970), a German-American semanticist, distinguished between syntactical categories (dealing with the distinguished between syntactical categories (dealing with the interrelations of concepts) and semantical categories (dealing with interrelations of concepts) and semantical categories (dealing with concepts and referents). Distinctions akin to those of Aristotle are concepts and referents). Distinctions akin to those of Aristotle are thus apt to be described today as semantical, as distinctions thus apt to be described today as semantical, as distinctions between kinds and modes of significance rather than kinds of between kinds and modes of significance rather than kinds of linguistic expressions or of things or happenings. P.F. Strawson, linguistic expressions or of things or happenings. P.F. Strawson, another Oxford philosopher, discussed the implications of category another Oxford philosopher, discussed the implications of category theory for a descriptive metaphysics.theory for a descriptive metaphysics.

Page 181: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

181

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoAristotelesAristoteles

Metoda Induksi dan DeduksiMetoda Induksi dan Deduksi• Dari AristotelesDari Aristoteles• Induksi: dari observasi ke penjelasan (teori)Induksi: dari observasi ke penjelasan (teori)• Deduksi: dari teori ke konklusi sesuatuDeduksi: dari teori ke konklusi sesuatu

SebabSebab• Ada material cause (bahan pembuat)Ada material cause (bahan pembuat)• Ada formal cause (bentuk buatan)Ada formal cause (bentuk buatan)• Ada efficient cause (pengerjaan pembuatan)Ada efficient cause (pengerjaan pembuatan)• Ada final cause (niatan pembuatan)Ada final cause (niatan pembuatan)

Page 182: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

182

CAUSECAUSE Cause, in the philosophy of Aristotle, is a special generic term Cause, in the philosophy of Aristotle, is a special generic term referring to the four principles through which one arrives at referring to the four principles through which one arrives at knowledge of any entity. In distinguishing between the material, knowledge of any entity. In distinguishing between the material, formal, efficient, and final causes of a substance, Aristotle formal, efficient, and final causes of a substance, Aristotle attempted to take into account everything necessary to produce it.attempted to take into account everything necessary to produce it. Background. The theories of the pre-Socratic philosophers Background. The theories of the pre-Socratic philosophers postulated the elements from which all things were formed: earth, postulated the elements from which all things were formed: earth, air, fire, and water. This view corresponds somewhat to Aristotle’s air, fire, and water. This view corresponds somewhat to Aristotle’s concept of a material cause; however, it was too limited to account concept of a material cause; however, it was too limited to account for an ordered cosmos and its intelligibility.for an ordered cosmos and its intelligibility. Plato’s concept of the causes of things in part resembles Plato’s concept of the causes of things in part resembles Aristotle’s formal cause. Plato made the mistake of treating the Aristotle’s formal cause. Plato made the mistake of treating the essences of entities (the Platonic Forms or Ideas) as though they essences of entities (the Platonic Forms or Ideas) as though they were substances in their own right.were substances in their own right. The Four Causes. Aristotle found unacceptable Plato’s view that The Four Causes. Aristotle found unacceptable Plato’s view that the essence of entities reside in a separate realm of Forms. He the essence of entities reside in a separate realm of Forms. He attempted to describe the existence of all things in terms of the attempted to describe the existence of all things in terms of the things themselves, without postulating a special metaphysical things themselves, without postulating a special metaphysical realm. According to Aristotelian analysis, all material things realm. According to Aristotelian analysis, all material things (sensible substances) are composed of matter and form. Matter, or (sensible substances) are composed of matter and form. Matter, or the the material cause, material cause, is the “stuff” is the “stuff”

Page 183: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

183

of which a thing is made—brick is the material cause of a house. It of which a thing is made—brick is the material cause of a house. It is important to note here that “matter” is a relative term for Aristotle; is important to note here that “matter” is a relative term for Aristotle; by it he means the materials of a thing relative to the structure that by it he means the materials of a thing relative to the structure that holds them together. Thus, the elements are the material cause of holds them together. Thus, the elements are the material cause of organs; tissues are the material cause of the living body.organs; tissues are the material cause of the living body.

The form of an entity, either its “shape” or its structural plan, is The form of an entity, either its “shape” or its structural plan, is its its formal causeformal cause. The blueprint, or the actual structure of a house, . The blueprint, or the actual structure of a house, are the formal causes of the house. The formal and material are the formal causes of the house. The formal and material causes are generally inseparable for Aristotle—each requires the causes are generally inseparable for Aristotle—each requires the other.other.

Although each individual entity is a composite of matter and Although each individual entity is a composite of matter and form, these two categories do not sufficiently account for why form, these two categories do not sufficiently account for why things are what they are. There must be an agent or force that things are what they are. There must be an agent or force that imposes the form on the matter. That something is Aristotle’s imposes the form on the matter. That something is Aristotle’s sufficient causesufficient cause, the , the vis a tergovis a tergo, or “push from behind.” The builder , or “push from behind.” The builder of a house (or the builder in the act of building) is the efficient of a house (or the builder in the act of building) is the efficient cause of the house. This cause most closely corresponds to the cause of the house. This cause most closely corresponds to the ordinary meaning of “cause” today.ordinary meaning of “cause” today.

Just as the “push from behind” pushes the substance Just as the “push from behind” pushes the substance

Page 184: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

184

to change in a specific direction, that direction is predetermined by to change in a specific direction, that direction is predetermined by the the vis a frontevis a fronte, or “pull from the front”: the entelechy, or , or “pull from the front”: the entelechy, or final final cause.cause. This cause is the end, purpose, or goal at which the This cause is the end, purpose, or goal at which the process of change aims and terminates. The final cause of a house process of change aims and terminates. The final cause of a house might be “being comfortable to live in.”might be “being comfortable to live in.”

Present-Day Implications. The Aristotelian account of causation Present-Day Implications. The Aristotelian account of causation is not generally used in modern analysis of cause, which is is not generally used in modern analysis of cause, which is interested in clarifying statements concerning cause in ordinary interested in clarifying statements concerning cause in ordinary and scientific discourse. However, the subject of final causes and scientific discourse. However, the subject of final causes (teleological explanation) is still vigorously discussed, particularly in (teleological explanation) is still vigorously discussed, particularly in the life and social sciences.the life and social sciences.

Page 185: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

185

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoAristotelesAristoteles

Aristoteles tentang AlamAristoteles tentang Alam• Alam di bawah bulan (sublunar) terdiri atas tanah (berat), air, Alam di bawah bulan (sublunar) terdiri atas tanah (berat), air,

udara, dan api (ringan). Alam di atas bulan terbuat dari unsur udara, dan api (ringan). Alam di atas bulan terbuat dari unsur kelima (quintessential) yang sempurnakelima (quintessential) yang sempurna

• Gerakan di bawah bulan adalah lurus; gerakan di atas bulan Gerakan di bawah bulan adalah lurus; gerakan di atas bulan adalah melingkaradalah melingkar

• Penggerak di alam adalah benda langit dan angin serta hewan Penggerak di alam adalah benda langit dan angin serta hewan dan manusiadan manusia

• Pertumbuhan terjadi karena adalah prinsip internal yang Pertumbuhan terjadi karena adalah prinsip internal yang merupakan potensimerupakan potensi

• Tidak mungkin ada hampaTidak mungkin ada hampa• Pandangan Aristoteles diadopsi oleh katedral sehingga sukar Pandangan Aristoteles diadopsi oleh katedral sehingga sukar

dibantah. Ketika dibantah oleh ilmuwan zaman kebangkitan, dibantah. Ketika dibantah oleh ilmuwan zaman kebangkitan, terjadi kontradiksi terjadi kontradiksi

Page 186: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

186

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPasca-AristotelesPasca-Aristoteles

Zaman Pasca-ArsitotelesZaman Pasca-Arsitoteles• Yunani Kuno dikuasai oleh Alexander Agung dan mengalami Yunani Kuno dikuasai oleh Alexander Agung dan mengalami

kemunduran, serta terus mundur pada masa pasca-kemunduran, serta terus mundur pada masa pasca-Alexander AgungAlexander Agung

• Ada empat paham dogmatis pada zaman itu, Stoik, Ada empat paham dogmatis pada zaman itu, Stoik, Epikurus, Skeptik, CynicsEpikurus, Skeptik, Cynics

Paham StoikPaham Stoik• Dasar kebahagiaan adalah hidup dalam kecocokan dengan Dasar kebahagiaan adalah hidup dalam kecocokan dengan

diri sendiri (kemudian dengan alam)diri sendiri (kemudian dengan alam)

• Kebaikan sejati adalah kebajikan dan bukan harta; dasar Kebaikan sejati adalah kebajikan dan bukan harta; dasar kebajikan adalah kontrol dirikebajikan adalah kontrol diri

Paham EpikurusPaham Epikurus• Hal terpenting di dalam kehidupan adalah kesenangan Hal terpenting di dalam kehidupan adalah kesenangan

(pleasurre)(pleasurre)

Page 187: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

187

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPengetahuan Matematika dan AlamPengetahuan Matematika dan Alam

MatematikaMatematika• Matematika cukup maju melalui tokoh seperti Euclides, Matematika cukup maju melalui tokoh seperti Euclides,

Eratosthenes, Pythagoras, ApolloniusEratosthenes, Pythagoras, Apollonius

PengobatanPengobatan• Tokoh terkenal di bidang pengobatan mencakup Hippocrates, Tokoh terkenal di bidang pengobatan mencakup Hippocrates,

Galen (zaman Romawi)Galen (zaman Romawi)

FisikaFisika• Tokoh terkenal di bidang fisika mencakup Archimedes (gaya Tokoh terkenal di bidang fisika mencakup Archimedes (gaya

timbul, pengungkit, katrol)timbul, pengungkit, katrol)

AtronomiAtronomi• Tokoh di bidang ini Aristarchus, Hipparchus, Sosigenes, Tokoh di bidang ini Aristarchus, Hipparchus, Sosigenes,

Ptolemaeus (zaman Romawi)Ptolemaeus (zaman Romawi)

Page 188: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

188

Zaman Yunani KunoZaman Yunani KunoPendidikanPendidikan

Pendidikan SophistPendidikan Sophist• Pendidikan tinggi (belum ada universsitas) berlangsung tanpa Pendidikan tinggi (belum ada universsitas) berlangsung tanpa

perguruan dengan para sophist sebagai guruperguruan dengan para sophist sebagai guru

Perguruan PhilosopherPerguruan Philosopher• Para philosopher seperti Sokrates, Plato, dan Aristoteles Para philosopher seperti Sokrates, Plato, dan Aristoteles

sebagai guru; mereka membentuk perguruan sebagai guru; mereka membentuk perguruan

Pendidikan AnakPendidikan Anak• Anak belajar pada waktu senggangAnak belajar pada waktu senggang• Dalam bahasa Yunani, waktu senggang adalah “skhole,” dan Dalam bahasa Yunani, waktu senggang adalah “skhole,” dan

daripadanya lahir kata sekolahdaripadanya lahir kata sekolah• Guru adalah paidagogos yakni budak tua yang sudah Guru adalah paidagogos yakni budak tua yang sudah

berpengalaman dan dipercayaberpengalaman dan dipercaya

Page 189: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

189

Zaman RomawiZaman RomawiAbad ke-1 sM - Abad ke-5Abad ke-1 sM - Abad ke-5

Karateristik ZamanKarateristik Zaman• Romawi menjadi besar pada abad ke-1 sM dengan Romawi menjadi besar pada abad ke-1 sM dengan

menaklukkan Yunani, Eropa, Asia Barat, dan Afrika Utara menaklukkan Yunani, Eropa, Asia Barat, dan Afrika Utara • Tokoh terkenal: Julius Ceaser, Augustus CeaserTokoh terkenal: Julius Ceaser, Augustus Ceaser• Lebih tertarik kepada peperangan, memerintah, hukum, Lebih tertarik kepada peperangan, memerintah, hukum,

daripada kepada filsafatdaripada kepada filsafat• Membiarkan filsafat diteruskan oleh orang Yunani, sehingga Membiarkan filsafat diteruskan oleh orang Yunani, sehingga

perguruan Akademia dapat terus hidupperguruan Akademia dapat terus hidup• Mula-mula bukan nasrani, tetapi kemudian menjadi nasrani Mula-mula bukan nasrani, tetapi kemudian menjadi nasrani

(di mulai dari Romawi Timur)(di mulai dari Romawi Timur)• Dengan alasan bukan nasrani, Perguruan Akademia ditutup Dengan alasan bukan nasrani, Perguruan Akademia ditutup

oleh Kaisar Justinian pada tahun 529oleh Kaisar Justinian pada tahun 529

Page 190: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

190

Zaman RomawiZaman RomawiAbad ke-1 sM - Abad ke-5Abad ke-1 sM - Abad ke-5

Runtuhnya RomawiRuntuhnya Romawi• Romawi diserang oleh Goth dari Utara serta oleh VandalsRomawi diserang oleh Goth dari Utara serta oleh Vandals• Pada akhir abad ke-4, Romawi pecah menjadi Romawi Barat Pada akhir abad ke-4, Romawi pecah menjadi Romawi Barat

(di Roma) dan Romawi Timur (di Konstantinopel)(di Roma) dan Romawi Timur (di Konstantinopel)• Romawi Barat runtuh pada abad ke-5Romawi Barat runtuh pada abad ke-5• Romawi Timur dapat bertahan sampai tahun 1475 namun Romawi Timur dapat bertahan sampai tahun 1475 namun

mereka lebih dikenal sebagai Byzantium daripada sebagai mereka lebih dikenal sebagai Byzantium daripada sebagai RomawiRomawi

• Di sini, Zaman Romawi diakhiri dengan runtuhnya Romawi Di sini, Zaman Romawi diakhiri dengan runtuhnya Romawi BaratBarat

• Dengan demikian, Zaman Romawi adalah dari abad ke-1 sM Dengan demikian, Zaman Romawi adalah dari abad ke-1 sM sampai abad ke-5sampai abad ke-5

Page 191: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

191

Zaman RomawiZaman RomawiFilsafat dan IlmuFilsafat dan Ilmu

FilsafatFilsafat• Diteruskan oleh orang YunaniDiteruskan oleh orang Yunani• Mereka meneruskan filsafat dari zaman Yunani KunoMereka meneruskan filsafat dari zaman Yunani Kuno• Mereka dikenal sebagai Neo-Pythagoras, Neo-Plato, Neo-Mereka dikenal sebagai Neo-Pythagoras, Neo-Plato, Neo-

AristotelesAristoteles

AstronomiAstronomi• Pada waktu itu, Claudius Ptolemaeus mengemukakan paham Pada waktu itu, Claudius Ptolemaeus mengemukakan paham

geosentris (benda langit beredar mengelilingi bumi)geosentris (benda langit beredar mengelilingi bumi)• Asumsi ini cocok dengan anggapan bahwa manusia adalah Asumsi ini cocok dengan anggapan bahwa manusia adalah

pusat alam dan dianut oleh katedral (gereja)pusat alam dan dianut oleh katedral (gereja)• Asumsi ini bertahan sampai Zaman KebangkitanAsumsi ini bertahan sampai Zaman Kebangkitan

Page 192: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

192

Zaman RomawiZaman RomawiFilsafat dan IlmuFilsafat dan Ilmu

KalenderKalender• Julius Ceaser menugaskan Sosigenes menstandarkan Julius Ceaser menugaskan Sosigenes menstandarkan

kalenderkalender• Sebelum menggunakan kalender baru, tahun terakhir Sebelum menggunakan kalender baru, tahun terakhir

berlangsung selama 445 hariberlangsung selama 445 hari• Kalender ini yang kita gunakan sekarang (pada abad ke-15 Kalender ini yang kita gunakan sekarang (pada abad ke-15

dikoreksi oleh Paus Gregorius) dengan mengurangi tiga hari dikoreksi oleh Paus Gregorius) dengan mengurangi tiga hari pada setiap empat abad; ketika diterapkan, terjadi lompatan pada setiap empat abad; ketika diterapkan, terjadi lompatan 10 hari10 hari

IlmuIlmu• Sebagian ilmu diteruskan oleh orang Yunani dan sebagian Sebagian ilmu diteruskan oleh orang Yunani dan sebagian

lagi oleh orang Romawilagi oleh orang Romawi• Tokoh terkenal pada waktu itu: Ptolemaeus (astronomi), Tokoh terkenal pada waktu itu: Ptolemaeus (astronomi),

Sosigenes (astronomi), Galen, Celsus (medik), Vitruvius Sosigenes (astronomi), Galen, Celsus (medik), Vitruvius (arsitek), Diophantus, Pappus, Hypatia (matematika)(arsitek), Diophantus, Pappus, Hypatia (matematika)

Page 193: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

193

Zaman RomawiZaman RomawiKarya Karya

Karya Zaman RomawiKarya Zaman Romawi• Banyak karya peninggalan zaman iniBanyak karya peninggalan zaman ini• Karya arsitektur melalui bangunan besar yang reruntuhannya Karya arsitektur melalui bangunan besar yang reruntuhannya

masih tampak sampai sekarangmasih tampak sampai sekarang• Karya di bidang jalan untuk transportasi yang menghubungkan Karya di bidang jalan untuk transportasi yang menghubungkan

banyak daerahbanyak daerah• Karya akuadak di bidang penyaluran air ke kota RomaKarya akuadak di bidang penyaluran air ke kota Roma• Karya di bidang bahan (logam dan nonlogam)Karya di bidang bahan (logam dan nonlogam)

Kegiatan di Luar IlmuKegiatan di Luar Ilmu• AstrologiAstrologi• AlkemiAlkemi• Tenung dan witchcraftTenung dan witchcraft

Page 194: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

194

Zaman RomawiZaman RomawiAlkemiAlkemi

KemunculanKemunculan• Berkembang sekitar tahun 100 di Alexandria, MesirBerkembang sekitar tahun 100 di Alexandria, Mesir• Gabungan dari beberapa sumberGabungan dari beberapa sumber

Filsafat Yunani KunoFilsafat Yunani Kuno Tukang MesirTukang Mesir Astrologi MesopotamiaAstrologi Mesopotamia

Filsafat Yunani KunoFilsafat Yunani Kuno• Semua bahan terbuat dari kombinasi panas, dingin, kering, Semua bahan terbuat dari kombinasi panas, dingin, kering,

dan basahdan basah• Kombinasi ini membentuk tanah (kering dingin), air (basah Kombinasi ini membentuk tanah (kering dingin), air (basah

dingin), udara (basah panas) dan api (kering panas)dingin), udara (basah panas) dan api (kering panas)• Benda lain terdiri atas kombinasi merekaBenda lain terdiri atas kombinasi mereka

Page 195: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

195

Zaman RomawiZaman RomawiAlkemiAlkemi

Pertukangan MesirPertukangan Mesir• Mereka mahir di dalam pembuatan logam dan bahan warnaMereka mahir di dalam pembuatan logam dan bahan warna• Mengetahui bahwa bahan dapat berubahMengetahui bahwa bahan dapat berubah• Bahan yang sempurna dan langka adalah emasBahan yang sempurna dan langka adalah emas

Astrologi MesopotamiaAstrologi Mesopotamia• Logam berkaitan dengan planet (makrokosmos)Logam berkaitan dengan planet (makrokosmos)• Planet berkaitan dengan kehidupan manusia (mikrokosmos), Planet berkaitan dengan kehidupan manusia (mikrokosmos),

hewan, dan tumbuhan yang bisa lahir, tumbuh, sakit, dan hewan, dan tumbuhan yang bisa lahir, tumbuh, sakit, dan matimati

• Logam dapat lahir, tumbuh, sakit, dan matiLogam dapat lahir, tumbuh, sakit, dan mati• Karena itu, logam dapat disempurnakanKarena itu, logam dapat disempurnakan• Emas adalah logam sempurnaEmas adalah logam sempurna

Page 196: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

196

Zaman RomawiZaman RomawiAlkemiAlkemi

Kegiatan AlkemiKegiatan Alkemi• Meramu berbagai bahan dengan harapan menghasilkan Meramu berbagai bahan dengan harapan menghasilkan

emas dari bahan murahemas dari bahan murah• Membuat catatan yang dirahasiakan (emas tidak akan Membuat catatan yang dirahasiakan (emas tidak akan

berharga lagi kalau rahasia membuatnya dari bahan murah berharga lagi kalau rahasia membuatnya dari bahan murah diketahui orang lain)diketahui orang lain)

Eksoterik dan EsoterikEksoterik dan Esoterik• Pada abad keempat, alkemi pecah menjadi kelompok Pada abad keempat, alkemi pecah menjadi kelompok

eksoterik dan esoterikeksoterik dan esoterik• Eksoterik terus meramu bahan di laboratorium merekaEksoterik terus meramu bahan di laboratorium mereka• Esoterik hanya menuliskannya dengan sandi rahasiaEsoterik hanya menuliskannya dengan sandi rahasia• Eksoterik melemah dan esoterik menguat sehingga alkemi Eksoterik melemah dan esoterik menguat sehingga alkemi

penuh dengan mistikpenuh dengan mistik

Page 197: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

197

Zaman GelapZaman GelapAbad ke-5 sampai Abad ke-10Abad ke-5 sampai Abad ke-10

Karakteristik ZamanKarakteristik Zaman• Berlangsung setelah keruntuhan Romawi (Barat) pada abad Berlangsung setelah keruntuhan Romawi (Barat) pada abad

ke-5 karena serangan Goth dan Vandalke-5 karena serangan Goth dan Vandal• Penyerangan Goth dan Vandal berlangsung secara Penyerangan Goth dan Vandal berlangsung secara

barbarismebarbarisme• Terjadi kemunduran di bidang ekonomi dan demofrafiTerjadi kemunduran di bidang ekonomi dan demofrafi• Terlalu sedikit dokumen yang ditemukan (survive) untuk Terlalu sedikit dokumen yang ditemukan (survive) untuk

menceriterakan keadaan pada waktu itu, sehingga muncul menceriterakan keadaan pada waktu itu, sehingga muncul istilah Zaman Gelap (Dark Ages)istilah Zaman Gelap (Dark Ages)

• Pada zaman itu, Arab bangkit dan memiliki pusat Pada zaman itu, Arab bangkit dan memiliki pusat kecendekiaan di Baghdad (Sultan Harun Al-Rasyid) dan di kecendekiaan di Baghdad (Sultan Harun Al-Rasyid) dan di Cordoba (Spanyol)Cordoba (Spanyol)

Page 198: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

198

Zaman GelapZaman GelapCendekiawan ArabCendekiawan Arab

Sultan Harun Al-RasyidSultan Harun Al-Rasyid• Mula-mula penguasa adalah kalifat Umayyad dan kemudian Mula-mula penguasa adalah kalifat Umayyad dan kemudian

diganti oleh Kalifat Abbasiddiganti oleh Kalifat Abbasid• Kalifat Abbasid memindahkan pusat pemerintahan dari Kalifat Abbasid memindahkan pusat pemerintahan dari

Damaskus ke BaghdadDamaskus ke Baghdad• Kalifat Abbasid mencapai puncaknya pada Sultan Harun Al-Kalifat Abbasid mencapai puncaknya pada Sultan Harun Al-

Rasyid yang mengumpulkan para cendekiawanRasyid yang mengumpulkan para cendekiawan• Para cendekiawan ini mempelajari ajaran Plato dan Aristitoles Para cendekiawan ini mempelajari ajaran Plato dan Aristitoles

serta ajaran dari India dan Cinaserta ajaran dari India dan Cina

Setelah Sultan Harun Al-RasyidSetelah Sultan Harun Al-Rasyid• Kekuasaan kalifat terpecah-pecahKekuasaan kalifat terpecah-pecah• Setelah abad ke-12, tidak lagi muncul cendekiawan penerusSetelah abad ke-12, tidak lagi muncul cendekiawan penerus

Page 199: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

199

Zaman GelapZaman GelapCendekiawan ArabCendekiawan Arab

Cendekiawan ArabCendekiawan Arab• Arab bangkit setelah bangkitnya Islam pada abad ke-7Arab bangkit setelah bangkitnya Islam pada abad ke-7• Cendekiawan ini berpusat di Baghdad dan di CordobaCendekiawan ini berpusat di Baghdad dan di Cordoba• Mereka menerjemahkan karya Yunani Kuno ke dalam bahasa Mereka menerjemahkan karya Yunani Kuno ke dalam bahasa

ArabArab• Mereka juga menyerap kebudayaan dari India dan dari CinaMereka juga menyerap kebudayaan dari India dan dari Cina• Terjemahan ini menyebabkan banyak karya Yunani Kuno Terjemahan ini menyebabkan banyak karya Yunani Kuno

tidak sampai hilangtidak sampai hilang• Setelah Zaman Gelap, terjemahan bahasa Arab ini Setelah Zaman Gelap, terjemahan bahasa Arab ini

diterjemahkan lagi ke dalam bahasa Latin oleh cendekiawan diterjemahkan lagi ke dalam bahasa Latin oleh cendekiawan EropaEropa

Page 200: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

200

Zaman GelapZaman GelapCendekiawan ArabCendekiawan Arab

Cendekiawan di Bidang FilsafatCendekiawan di Bidang FilsafatAl-Kindi ( - 867)Al-Kindi ( - 867)

Ar-Razi (± 865 - 925)Ar-Razi (± 865 - 925)

Al-Farabi (± 870 - 950)Al-Farabi (± 870 - 950)

Ibn-Sina (980 - 1037)Ibn-Sina (980 - 1037)

Al-Ghazali (1058 - 1111) TeologiAl-Ghazali (1058 - 1111) Teologi

Ibn-Rushdi (1126 - 1198) TeologiIbn-Rushdi (1126 - 1198) Teologi

Cendekiawan di Bidang IlmuCendekiawan di Bidang IlmuIbn-Hayyam Ibn-Hayyam : alkemi, kimia: alkemi, kimia

Al-KhwarizmiAl-Khwarizmi : aljabar: aljabar

Al-RaziAl-Razi : pengobatan: pengobatan

Al-BattaniAl-Battani : astronomi: astronomi

Ibn-SaniIbn-Sani : fisika, pengobatan: fisika, pengobatan

Al-ZarkaliAl-Zarkali : astronomi, geografi: astronomi, geografi

Al-HaythamAl-Haytham : optika, matematika: optika, matematika

Page 201: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

201

Zaman GelapZaman GelapAbad ke-5 sampai Abad ke-10Abad ke-5 sampai Abad ke-10

Akhir Cendekiawan ArabAkhir Cendekiawan Arab• Setelah tahun 1100, cendekiawan Arab terus berkurang Setelah tahun 1100, cendekiawan Arab terus berkurang

(tidak ada penerus)(tidak ada penerus)

AlkemiAlkemi• Arab juga meneruskan kegiatan alkemiArab juga meneruskan kegiatan alkemi• Mereka memadukan alkemi dari Yunani dengan alkemi dari Mereka memadukan alkemi dari Yunani dengan alkemi dari

Cina (dari Taoisme)Cina (dari Taoisme)• Kelompok eksoterik menguat lagi sehingga kedua-duanya Kelompok eksoterik menguat lagi sehingga kedua-duanya

esoterik dan eksoterik sama kuatnyaesoterik dan eksoterik sama kuatnya• Dari kegiatan mereka ditemukan bahan alkali caustik (soda Dari kegiatan mereka ditemukan bahan alkali caustik (soda

alkali)alkali)

Zaman PertengahanZaman Pertengahan• Zaman Gelap disusul oleh Zaman Pertengahan (Medieval) Zaman Gelap disusul oleh Zaman Pertengahan (Medieval)

pada abad ke-10 pada abad ke-10

Page 202: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

202

Zaman GelapZaman GelapAbad ke-5 sampai Abad ke-10Abad ke-5 sampai Abad ke-10

Akhir Cendekiawan ArabAkhir Cendekiawan Arab• Setelah tahun 1100, cendekiawan Arab terus berkurang (tidak ada Setelah tahun 1100, cendekiawan Arab terus berkurang (tidak ada

penerus)penerus)

AlkemiAlkemi• Arab juga meneruskan kegiatan alkemiArab juga meneruskan kegiatan alkemi• Mereka memadukan alkemi dari Yunani dengan alkemi dari Cina Mereka memadukan alkemi dari Yunani dengan alkemi dari Cina

(dari Taoisme)(dari Taoisme)• Kelompok eksoterik menguat lagi sehingga kedua-duanya esoterik Kelompok eksoterik menguat lagi sehingga kedua-duanya esoterik

dan eksoterik sama kuatnyadan eksoterik sama kuatnya• Dari kegiatan mereka ditemukan bahan alkali caustik (soda alkali)Dari kegiatan mereka ditemukan bahan alkali caustik (soda alkali)

Zaman PertengahanZaman Pertengahan• Zaman Gelap disusul oleh Zaman Pertengahan (Medieval) pada Zaman Gelap disusul oleh Zaman Pertengahan (Medieval) pada

abad ke-10 abad ke-10

Page 203: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

203

Zaman PertengahanZaman PertengahanAbad ke-10 sampai Abad ke-15Abad ke-10 sampai Abad ke-15

Karakteristik ZamanKarakteristik Zaman• Kehidupan di Eropa relatif lebih tenangKehidupan di Eropa relatif lebih tenang• Kegairahan belajar mulai bangkit lagi. Mulai ada pendidikan di luar Kegairahan belajar mulai bangkit lagi. Mulai ada pendidikan di luar

katedralkatedral• Karya Yunani dan Arab diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Karya Yunani dan Arab diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa

Latin terutama oleh orang YahudiLatin terutama oleh orang Yahudi• Perhatian kepada filsafat tararah ke metafisika dan bahkan Perhatian kepada filsafat tararah ke metafisika dan bahkan

diperdebatkandiperdebatkan• Filsafat digunakan untuk menjustifikasi agamaFilsafat digunakan untuk menjustifikasi agama• Universitas dengan istilah universitas mulai muncul pada zaman iniUniversitas dengan istilah universitas mulai muncul pada zaman ini• Metoda induktif mulai digunakan di dalam pencarian pengetahuanMetoda induktif mulai digunakan di dalam pencarian pengetahuan

Page 204: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

204

Zaman PertengahanZaman PertengahanFilsafat MetafisikaFilsafat Metafisika

Aliran FilsafatAliran Filsafat• Sejak zaman Yunani Kuno sudah ada perbedaan aliran di bidang Sejak zaman Yunani Kuno sudah ada perbedaan aliran di bidang

metafisikametafisika

• Pada zaman pertengahan, setiap aliran mengemukakan argumentasi Pada zaman pertengahan, setiap aliran mengemukakan argumentasi masing-masingmasing-masing

• Ada yang berpegang kepada Plato serta ada yang berpegang kepada Ada yang berpegang kepada Plato serta ada yang berpegang kepada Aristoteles Aristoteles

PerdebatanPerdebatan• Ada kalanya, aliran berbeda saling berdebat Ada kalanya, aliran berbeda saling berdebat

• Argumentasi cukup marak pada abad ke-12 sampai ke-14; Universitas Argumentasi cukup marak pada abad ke-12 sampai ke-14; Universitas juga mempelajari esensi universal pada filsafatjuga mempelajari esensi universal pada filsafat

• Dari zaman ke zaman terjadi pergeseran anutan dari satu aliran ke aliran Dari zaman ke zaman terjadi pergeseran anutan dari satu aliran ke aliran lainnya lainnya

Page 205: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

205

Zaman PertengahanZaman PertengahanStudium dan UniversitasStudium dan Universitas

StudiumStudium• Bermunculan studium yakni tempat orang mempelajari bidang Bermunculan studium yakni tempat orang mempelajari bidang

pengetahuan tertentu di bawah pengajarpengetahuan tertentu di bawah pengajar• Ada tiga studium yang sangat terkenal yakni studium di Salerno Ada tiga studium yang sangat terkenal yakni studium di Salerno

(medik), Bologna (hukum dan teologi), dan Paris (seni dan (medik), Bologna (hukum dan teologi), dan Paris (seni dan teologi); semacam program studi sekarangteologi); semacam program studi sekarang

Studium GeneraleStudium Generale• Studium generale adalah studium yang terbuka untuk semua Studium generale adalah studium yang terbuka untuk semua

pelajar (dari berbagai negeri)pelajar (dari berbagai negeri)• Jadi generale di sini berarti terbuka untuk semua jenis pelajarJadi generale di sini berarti terbuka untuk semua jenis pelajar• Biasanya studium yang terkenal berbentuk studium generaleBiasanya studium yang terkenal berbentuk studium generale

Page 206: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

206

Zaman PertengahanZaman PertengahanStudium dan UunivesitasStudium dan Uunivesitas

Docendi, Doctor, MagisterDocendi, Doctor, Magister• Pengajaran di studium dilakukan melalui docendi (menggurui)Pengajaran di studium dilakukan melalui docendi (menggurui)• Kemudian pengajar dibekali lisensi mengajar oleh katedral atau Kemudian pengajar dibekali lisensi mengajar oleh katedral atau

kaisar berupa kaisar berupa licentiae docendilicentiae docendi dan dan ius ubique docendiius ubique docendi (berhak (berhak mengajar di mana-mana)mengajar di mana-mana)

• Pelaksana docendi adalah doctor sehingga arti doctor adalah Pelaksana docendi adalah doctor sehingga arti doctor adalah pemberi docendi atau gurupemberi docendi atau guru

• Pengajar juga dikenal sebagai magister yang artinya juga guruPengajar juga dikenal sebagai magister yang artinya juga guru• Doctor dan magister adalah sejajar. Ada jenis studium yang Doctor dan magister adalah sejajar. Ada jenis studium yang

menggunakan istilah doctor dan ada yang menggunakan istilah menggunakan istilah doctor dan ada yang menggunakan istilah magistermagister

Page 207: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

207

Zaman PertengahanZaman PertengahanStudium dan UniversitasStudium dan Universitas

LegereLegere• Jarang ada buku sehingga buku hanya dimiliki oleh para pengajarJarang ada buku sehingga buku hanya dimiliki oleh para pengajar

• Pengajaran berlangsung melalui pembacaan (legere, lectus) oleh pengajar dan Pengajaran berlangsung melalui pembacaan (legere, lectus) oleh pengajar dan pelajar mencatatnyapelajar mencatatnya

• Pengajar yang membaca dikenal sebagai lektor yakni mereka yang membaca Pengajar yang membaca dikenal sebagai lektor yakni mereka yang membaca (sekarang dikenal sebagai lektor)(sekarang dikenal sebagai lektor)

• Ada juga commentatio (komentar) dan summa (ringkasan)Ada juga commentatio (komentar) dan summa (ringkasan)

Disputatio dan TesisDisputatio dan Tesis• Sewaktu-waktu ada disputatio yakni perdebatanSewaktu-waktu ada disputatio yakni perdebatan

• Di dalam disputatio, ada yang mendudukkan atau menempatkan (thesis) Di dalam disputatio, ada yang mendudukkan atau menempatkan (thesis) pemikiran yang perlu dipertahankannya terhadap sanggahanpemikiran yang perlu dipertahankannya terhadap sanggahan

• Secara harfiah, thesis berarti mendudukkan atau menempatkan Secara harfiah, thesis berarti mendudukkan atau menempatkan

Page 208: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

208

Zaman PertengahanZaman PertengahanStudium dan UniversitasStudium dan Universitas

Tujuan BelajarTujuan Belajar• Tujuan belajar di studium adalah untuk menjadi doctor atau Tujuan belajar di studium adalah untuk menjadi doctor atau

magister dengan hak mengajar (dengan semua hak yang magister dengan hak mengajar (dengan semua hak yang berkenaan dengan jabatannya)berkenaan dengan jabatannya)

Gelar Gelar • Kecuali hukum, medik, dan teologi, semua lainnya adalah Kecuali hukum, medik, dan teologi, semua lainnya adalah

filsasat, sehingga gelar lulusan menjadi PhDfilsasat, sehingga gelar lulusan menjadi PhD• Lulusan medik adalah MD dan luluan hukum LLD (bukan PhD)Lulusan medik adalah MD dan luluan hukum LLD (bukan PhD)

PakaianPakaian• Di Oxford dan Cambridge, toga adalah pakaian sehari-hari (kini Di Oxford dan Cambridge, toga adalah pakaian sehari-hari (kini

dipakai pada upacara saja)dipakai pada upacara saja)

Page 209: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

209

Zaman PertengahanZaman PertengahanStudium dan UniversitasStudium dan Universitas

Universitas ScholariumUniversitas Scholarium• Dalam bahasa Latin, universitas berarti organisasi atau Dalam bahasa Latin, universitas berarti organisasi atau

korporasikorporasi• Karena mahasiswa luar kota di Bologna mengalami sejumlah Karena mahasiswa luar kota di Bologna mengalami sejumlah

kesulitan (pemondokan, makan), pada tahun ± 1158, kesulitan (pemondokan, makan), pada tahun ± 1158, mereka membentuk universitas scholarium (korporasi pelajar)mereka membentuk universitas scholarium (korporasi pelajar)

• Mahasiswa berasal dari setiap negeri membentuk consiliarii Mahasiswa berasal dari setiap negeri membentuk consiliarii masing-masingmasing-masing

• Mereka mengangkat rector scholarium (rektor pelajar) untuk Mereka mengangkat rector scholarium (rektor pelajar) untuk menentukan kurikulum dan upah pengajarmenentukan kurikulum dan upah pengajar

• Dari Bologna, model universitas scholarium menyebar ke Dari Bologna, model universitas scholarium menyebar ke Padua, Roma, Montpellier, Salamanca, Perancis bagian Padua, Roma, Montpellier, Salamanca, Perancis bagian selatan (umumnya di Eropa selatan) selatan (umumnya di Eropa selatan)

Page 210: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

210

Zaman PertengahanZaman PertengahanStudium dan UniversitasStudium dan Universitas

Universitas MagistrorumUniversitas Magistrorum• Di Paris, universitas dibentuk oleh para magister menjadi universitas Di Paris, universitas dibentuk oleh para magister menjadi universitas

magistrorum (korporasi pengajar)magistrorum (korporasi pengajar)

• Pimpinan dan organisasi universitas dipegang oleh para magisterPimpinan dan organisasi universitas dipegang oleh para magister• Model universitas magistrorum menyebar ke Oxford, Cambridge, dan Model universitas magistrorum menyebar ke Oxford, Cambridge, dan

Eropa utara (dan ke jajahan mereka)Eropa utara (dan ke jajahan mereka)

CessatioCessatio• Cessastio adalah berhenti (mogok). Cessatio terjadi kalau timbul Cessastio adalah berhenti (mogok). Cessatio terjadi kalau timbul

masalah seriusmasalah serius• Pada tahun 1229, terjadi cessatio di Universitas Paris selama hampir dua Pada tahun 1229, terjadi cessatio di Universitas Paris selama hampir dua

tahun. Banyak magister dan pelajar pergi ke Oxfordtahun. Banyak magister dan pelajar pergi ke Oxford

Page 211: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

211

Zaman PertengahanZaman PertengahanStudium dan UniversitasStudium dan Universitas

Tradisi di Universitas ParisTradisi di Universitas Paris• Metoda ajar belajar: collatio (kuliah) dan lectio (penjelasan)Metoda ajar belajar: collatio (kuliah) dan lectio (penjelasan)• Masa kuliah: Masa kuliah:

1. St Remi (Okt) - Lent, dan 1. St Remi (Okt) - Lent, dan 2. Easter - St. Pierre (29 Juni)2. Easter - St. Pierre (29 Juni)

• Lulusan: di bawah magister adalah determinatio (baccaulaureate) Lulusan: di bawah magister adalah determinatio (baccaulaureate) dengan hak mengajar di bawah supervisi magisterdengan hak mengajar di bawah supervisi magister

Upacara di Universitas ParisUpacara di Universitas Paris• Di Paris terdapat upacara wisuda berupa pidato pengukuhan Di Paris terdapat upacara wisuda berupa pidato pengukuhan

(sekarang: untuk guru besar), duduk di kursi magister dan memakai (sekarang: untuk guru besar), duduk di kursi magister dan memakai topi magister topi magister

Page 212: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

212

Zaman PertengahanZaman PertengahanStudium dan UniversitasStudium dan Universitas

Pembentukan Universitas BaruPembentukan Universitas Baru• Mula-mula reputasi universitas bergantung kepada namanya yang Mula-mula reputasi universitas bergantung kepada namanya yang

terkenalterkenal• Pengajar dari universitas kurang terkenal yang pindah ke universitas Pengajar dari universitas kurang terkenal yang pindah ke universitas

lebih terkenal sering harus menempuh ujian dululebih terkenal sering harus menempuh ujian dulu• Kaisar atau raja ingin mendirikan universitas. Agar memiliki reputasi, Kaisar atau raja ingin mendirikan universitas. Agar memiliki reputasi,

pendiriannya dilakukan melalui keputusan kaisar atau rajapendiriannya dilakukan melalui keputusan kaisar atau raja• Sering terjadi bahwa kaisar atau raja sendiri yang menjadi kepala dari Sering terjadi bahwa kaisar atau raja sendiri yang menjadi kepala dari

universitas itu dan menjabat sebagai chancelloruniversitas itu dan menjabat sebagai chancellor• Dengan demikian, orang yang sehari-hari mengepalai universitas Dengan demikian, orang yang sehari-hari mengepalai universitas

menjadi vice chancellor. Di sejumlah universitas, tradisi ini masih menjadi vice chancellor. Di sejumlah universitas, tradisi ini masih berlaku sampai sekarangberlaku sampai sekarang

Page 213: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

213

Zaman PertengahanZaman PertengahanMetoda Deduktif dan InduktifMetoda Deduktif dan Induktif

Metoda DeduktifMetoda Deduktif• Dimulai dari yang telah diketahui (premis), melalui penalaran, Dimulai dari yang telah diketahui (premis), melalui penalaran,

mencapai konklusimencapai konklusi• Metoda ini digemari karena argumentasinya sangat kuat dan lagi Metoda ini digemari karena argumentasinya sangat kuat dan lagi

pula mereka tidak usah melakukan kegiatan manual (kegiatan pula mereka tidak usah melakukan kegiatan manual (kegiatan manual dilakukan oleh para budak)manual dilakukan oleh para budak)

AsumsiAsumsi• Kelemahan metoda deduktif terletak pada kasus ketika yang Kelemahan metoda deduktif terletak pada kasus ketika yang

diketahui itu (premis) tidak adadiketahui itu (premis) tidak ada• Diciptakan asumsi untuk dijadikan yang diketahui itu yakni dijadikan Diciptakan asumsi untuk dijadikan yang diketahui itu yakni dijadikan

premis premis• Asumsi tidak diuji, terserah mau diterima atau tidakAsumsi tidak diuji, terserah mau diterima atau tidak

Page 214: Mata kuliah-filsafat-ilmu1

214

Zaman PertengahanZaman PertengahanMetoda Deduktif dan InduktifMetoda Deduktif dan Induktif

Belantara AsumsiBelantara Asumsi• Karena banyak hal tidak memiliki atau menemukan premis, maka Karena banyak hal tidak memiliki atau menemukan premis, maka

asumsi bermunculan tanpa kendaliasumsi bermunculan tanpa kendali• Hal yang sama dapat diterangkan melalui asumsi yang berbeda-bedaHal yang sama dapat diterangkan melalui asumsi yang berbeda-beda

Parsimoni (Pisau Cukur Ockham)Parsimoni (Pisau Cukur Ockham)• William Ockham mempopulerkan kegiatan untuk hanya memilih William Ockham mempopulerkan kegiatan untuk hanya memilih

argumentasi yang paling sederhana untuk diterima dan yang lainnya argumentasi yang paling sederhana untuk diterima dan yang lainnya ditolak (seperti dicukur)ditolak (seperti dicukur)

• Prinsip untuk hanya menerima argumentasi yang paling sederhana Prinsip untuk hanya menerima argumentasi yang paling sederhana dikenal sebagai parsimoni atau pisau cukur Ockhamdikenal sebagai parsimoni atau pisau cukur Ockham

• Parsimoni berlaku sampai sekarangParsimoni berlaku sampai sekarang