15
MATERI IV EVALUASI SISTEM IRIGASI TERTUTUP 1.TUJUAN Tujuan dari praktikum efisiensi sistem irigasi tertutup adalah untuk mengetahui efisiensi dari sistem irigasi tertutup dan untuk menentukan efisiensi dari sistem irigasi tertutup. 2. DASAR TEORI a. Prinsip Dasar Irigasi Tetes (2 Sumber) Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup Mekanisasi Pertanian 2014/2015

Materi IV

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem irigasi tertutup praktikum mekanisasi pertanian

Citation preview

Page 1: Materi IV

MATERI IV

EVALUASI SISTEM IRIGASI TERTUTUP

1. TUJUANTujuan dari praktikum efisiensi sistem irigasi tertutup adalah untuk mengetahui efisiensi dari sistem

irigasi tertutup dan untuk menentukan efisiensi dari sistem irigasi tertutup.

2. DASAR TEORIa. Prinsip Dasar Irigasi Tetes (2 Sumber)

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2014/2015

Page 2: Materi IV

Prinsip dasar irigasi tetes adalah memompa air dan mengalirkannya ke tanaman dengan perantaraan pipa-pipa yang dibocorkan tiap 15 cm (tergantung jarak antartanaman) (Sudjarwadi, 1990).

Prinsip dari irigasi tetes adalah pemberian air pada tanaman yang dilakukan dengan menggunakan jaringan pipa bertekanan rendah, yang dipasangi dengan penetes (emitter), dan ditempatkan sepanjang baris-baris tanaman.Dasar operasi sistem irigasi tetes adalah memberikan air ke tanaman dengan menggunakan jaringan pipa yang ekstensif pada tekanan rendah (1 – 2 atm) yang diletakan di dekat tanaman yang akan diairi (Baars, 1976).

b. Sebutkan dan Beri Penjelasan Singkat Beberapa Metode Irigasi Tetes (2 Sumber)

Menurut Hansen (1986) metoda irigasi tetes, yaitu sebagai berikut:1. Drip Irigation

Air yang diplikasikan ke tanah pada satu titik dalam bentuk tetesan-tetesan melaui emitter poin

2. Subsurface IrigationAir yang diaplikasikan dibawah permukaan tanah menggunakan emitter point maupun line souce

3. Bubbler IrrigationAir diaplikasikan kepermukaan tanah dengan aliran permukaan

4. Spray irrigationAir diaplikasikan melalui microsprinkler untuk membuat semprotan kecil didekat permukaan tanah

Menurut Kartasapoetra (2002) metoda irigasi tetes, yaitu sebagai berikut:1. Irigasi tetes (drip irrigation)

Pada metoda ini, air irigasi diberikan dalam bentuk tetesan yang hampir terus menerus di permukaan tanah sekitar daerah perakaran dengan menggunakan emitter. Debit pemberian sangat rendah, biasanya kurang dari 12l/jam untuk point source emitter atau kurang dari 12l/jam per m

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2014/2015

Page 3: Materi IV

untuk line source emitter.2. Irigasi bawah permukaan (sub-surface irrigation)

Pada metoda ini air irigasi diberikan menggunakan emitter di bawah permukaan tanah. Debit pemberian pada metoda irigasi ini sama dengan yang dilakukan pada irigasi tetes.

3. Bubbler irrigationPada metoda ini air irigasi diberikan ke permukaan tanah seperti aliran kecil menggunakan pipa kecil (small tube) dengan debit sampai dengan 225 l/jam. Untuk mengontrol aliran permukaan (run off) dan erosi, seringkali dikombinasikan dengan cara penggenangan (basin) dan alur (furrow).

4. Irigasi percik (spray irrigation)Pada metoda ini, air irigasi diberikan dengan menggunakan penyemprot kecil (micro sprinkler) ke permukaan tanah. Debit pemberian irigasi percik sampai dengan 115 l/jam. Pada metoda ini, kehilangan air karena evaporasi lebih besar dibandingkan dengan metoda irigasi tetes lainnya.

c. Sebutkan dan Beri Penjelasan Singkat Komponen Irigasi Tetes (2 Sumber)

Menurut Prastowo (2002) komponen pada irigasi tetes, yaitu sebagai berikut :1. Unit utama (head unit)

Unit utama terdiri dari pompa, tangki injeksi, filter (saringan) utama dan komponen pengendali (pengukur tekanan, pengukur debit dan katup).

2. Pipa utama (main line)Pipa utama umumnya terbuat dari pipa polyvinylchlorida (PVC), galvanized steel atau besi cor dan berdiameter antara 7.5–25 cm. Pipa utama dapat dipasang di atas atau di bawah permukaan tanah.

3. Pipa pembagi (sub-main, manifold)Pipa pembagi dilengkapi dengan filter kedua yang lebih halus (80-100 μm), katup selenoid, regulator tekanan, pengukur tekanan dan katup pembuang. Pipa sub-utama terbuat dari pipa PVC atau pipa HDPE (high density polyethylene) dan berdiameter antara 50 – 75 mm.

4. Pipa LateralPipa lateral merupakan pipa tempat dipasangnya alat aplikasi, umumnya daripipa polyethylene (PE) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7, berdiameter 8 –20 mm dan dilengkapi dengan katup pembuang.

5. Alat aplikasi (applicator, emission device)Alat aplikasi terdiri dari penetes (emitter), pipa kecil (small tube, bubbler) dan penyemprot kecil (micro sprinkler) yang dipasang pada pipa lateral. Alat aplikasi terbuat dari berbagai bahan seperti PVC, PE, keramik, kuningan dan sebagainya.

Menurut Hansen (1986) komponen pada irigasi tetes, yaitu sebagai berikut :1. Jaringan pipa pada irigasi tetes.

Pipa yang digunakan pada irigasi tetes terdiri dari pipa lateral, pipa sekunder dan pipa utama komponen penting dari irigasi tetes.

2. EmiterEmiter merupakan alat pengeluaran air yang disebut pemancar. Emiter mengeluarkan air dengan cara meneteskan air langsung ke tanah ke dekat tanaman.

3. Tabung marihotTabung Marihot merupakan tabung untuk mengalirkan air dengan headsesuai dengan rancangan (20 cm – 250 cm).

4. TekananSemakin besar tinggi air tangki penampungan akan semakin tinggi pula tekanan.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2014/2015

Page 4: Materi IV

5. DebitDebit adalah banyaknya volume air yang mengalir per satuan waktu. Pada irigasi tetes debit yang diberikan hanya beberapa liter per jam. Umumnya debit rata-rata dari emiter tersedia dari suplier peralatan.

6. Keseragaman IrigasiKeseragaman aplikasi air merupakan salah satu faktor penentu efisiensi irigasi yang dihitung dengan persamaan koefisiensi

7. Tingkat PembasahanParameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat pembasahan tanah adalah persentase terbasahkan (Pw, wetted percentage), yaitu merupakan nisbah antara luas areal yang terbasahkan (pada kedalaman 15-30 cm dari permukaan tanah).

8. Efisiensi Penyebaran Irigasi TetesDalam pemberian air irigasi adalah distribusi air irigasi normal yag merata pada daerah perakaran. Pada hampir seluruh keadaan, makin merata air yang didistribusikan makin baik reaksi tanaman.

d. Sebutkan dan Jelasan Secara Singkat Macam- Macam Irigasi Menurut Sumber Airnya, Cara Pengambilan Airnya, Cara Pengalirannya, dan Cara Distribusi Lahan (Minimal 2 Sumber)

Menurut cara pengambilan airnya:1. Pengambilan gravitasi

Jika elevasi permukaan air atau head pada sumber air cukup maka digunakan metode gravitasi. Cara pengambilan gravitasi yang paling banyak digunakan adalah dengan penyadapan dari sumber air pemukaan ke saluran terbuka maupun pipa.

2. PemompaanApabila head sumber air tidak cukup maka digunakan pompa untuk menaikkan permukaan air dan atau memberikan tekanan yang diperlukan untuk membawa dan/atau mendistribusikan air irigasi.

Menurut cara pengaliran airnya:1. Saluran terbuka (open channel)

Saluran terbuka biasanya mempunyai slope searah aliran. Jenis saluran terbuka adalah saluran tanah dan saluran dengan pasangan (lining) berupa pasangan batu, semen atau yang lain.

2. Jaringan pipa (pipe networks)Jaringan pipa dapat dibedakan menjadi pipa terbuka (low head) dan pipa tertutup (pressurized) bergantung apakah sistem terbuka terhadap atmosfer.

Menurut sumber airnya:

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2014/2015

Page 5: Materi IV

1. Air permukaan (surface source)Sumber air permukaan terutama berasal dari sungai dan danau.

2. Air tanah (groundwater)Airtanah merupakan air yang mengisi pori antar partikel tanah dalam suatu akuifer (aquifer). Akuifer adalah suatu formasi yang berupa bahan permeable yang mengandung air serta dapat menghantarkan dan menghasilkan air.

Menurut cara distribusi airnya ke lahan:1. Irigasi permukaan

Merupakan suatu sistem untuk memasok air dan pupuk tersaring ke dalam tanah melalui suatu pemancar.

2. Irigasi curahmerupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian.

3. Irigasi tetesbiasa disebut Irigasi semprot, hal ini dikatakan karena teknik yang bekerja adalah teknik penyemprotan. Air yang disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar.

(Guntoro, 2011)

e. Jelaskan Kelebihan dan Kekurangan Sistem Irigasi Tetes (2 Sumber)

Irigasi tetes mempunyai kelebihan dibandingkan dengan metoda irigasi lainnya, yaitu: 1. Meningkatkan nilai guna air

Secara umum, air yang digunakan pada irigasi tetes lebih sedikit dibandingkan dengan metode lainnya.

2. Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasilFluktuasi kelembaban tanah yang tinggi dapat dihindari dengan irigasi tetes ini dan kelembaban tanah dipertahankan pada tingkat yang optimal bagi pertumbuhantanaman.

3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemberianPemberian pupuk atau bahan kimia pada metode ini dicampur dengan air irigasi, sehingga pupuk atau bahan kimia yang digunakan menjadi lebih sedikit, frekuensi pemberian lebih tinggi dan distribusinya hanya di sekitar daerah perakaran.

4. Menekan resiko penumpukan garamPemberian air yang terus menerus akan melarutkan dan menjauhkan garam dari daerah perakaran.

5. Menekan pertumbuhan gulmaPemerian air pada irigasi tetes hanya terbatas di daerah sekitar tanaman, sehinggapertumbuhan gulma dapat ditekan.

6. Menghemat tenaga kerjaSistem irigasi tetes dapat dengan mudah dioperasikan secara otomatis, sehingga tenaga kerja yang diperlukan menjadi lebih sedikit. Sedangkan Kelemahan atau kekurangan dari metode irigasi tetes adalah sebagai berikut:

1. Memerlukan perawatan yang intensifPenyumbatan pada penetes merupakan masalah yang sering terjadi pada irigasi tetes, karena akan mempengaruhi debit dan keseragaman pemberian air.

2. Penumpukan garamBila air yang digunakan mengandung garam yang tinggi dan pada derah yang kering, resiko

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2014/2015

Page 6: Materi IV

penumpukan garam menjadi tinggi.3. Membatasi pertumbuhan tanaman

Pemberian air yang terbatas pada irigasi tetes menimbulkan resiko kekurangan air bila perhitungan kebutuhan air kurang cermat.

4. Keterbatasan biaya dan teknikSistem irigasi tetes memerlukan investasi yang tinggi dalam pembangunannya.

(Prastowo, 2002)Beberapa keuntungan dari irigasi tetes yang dikemukakan oleh Keller dan Karmeli (1975) serta Jensen (1980) antara lain adalah :1) Meningkatkan nilai guna air; secara umum air yang digunakan pada irigasi tetes relatif sedikit, penghemat air ini dapat terjadi karena pemberian air yang bersifat lokal dengan debit yang kecil, sehingga dapat menekan evaporasi, aliran permukaan dan perlokasi2) Meningkatkan keseragaman pertumbuhan dan hasil tanaman; aerasi dan fluktuasi kadar air tanah relatif konstan karena pemberian air dilakukan secara sedikit demi sedikit, hal ini sangat menunjang untuk pertumbuhan dan produksi tanaman.3) Dapat mencegah erosi dan memperbaiki drainase tanah; penyimpanan air di dalam tanah sangat efektif karena pemberian air disesuaikan dengan kedalaman yang dibutuhkan.4) Dapat menekan pertumbuhan gulma; pada permukaan tanah yang kering gulma tidak dapat tumbuh, sehingga dapat menekan kerja penyiangan.5) Pemupukan dapat dilakukan melalui irigasi (fertigasi).6) Dapat menghemat tenaga kerja.Adapun kerugian-kerugian yang mungkin terjadi pada sistem irigasi tetes ini antara lain adalah :1) Pipa saluran musah tersumbat terutama pada penetes2) Mengakibatkan pengumpulan garam-garam di permukaan tanah3) Distribusi tanah dapat merupakan pembatas bagi perkembangan akar4) Jaringan pipa dapat dirusak oleh binatang5) Tidak semua jenis tanaman yang diberi air dengan irigasi tetes dapat menguntungkan secara ekonomis

3. ALAT BAHAN DAN FUNGSI

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2014/2015

Page 7: Materi IV

4. CARA KERJA (Flow Chart)

5. GAMBAR ALAT (Gambar tangan dan literatur)

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2014/2015

- Gambar Alat

Page 8: Materi IV

6. PEMBAHASAN

a. Analisa Data Hasil Praktikum

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2014/2015

- Gambar Alat

Page 9: Materi IV

b. Analisa Data Hasil Praktikum

c. Bandingkan Hasil Koefesien Keseragaman dari Hasil Perhitungan Dengan Literatur

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2014/2015

Page 10: Materi IV

d. Bagaimana Cara Pemberian Air pada Sistem Irigasi Tetes

e. Manfaat Pemberian Air dengan Menggunakan Sistem Irigasi Tetes

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2014/2015

Page 11: Materi IV

7. PENUTUP

a. Kesimpulan

b. Saran

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2014/2015

Page 12: Materi IV

8. DAFTAR PUSTAKA

9. Sudjarwadi. 1990. Teori dan Praktek Irigasi. PAU Ilmu Teknik UGM. Yogyakarta

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2014/2015

Baars, C. 1976. Design of Trickle Irrigation System. Dept of Irrigation and Civil Engeneering. Agriculture University. Wageningen. The Netherlands

Guntoro, Suprio. 2011. Saatnya Menerapkan Pertanian Tekno-ekologis. Agromedia Pustaka. Jakart

Hansen et al. 1986. Dasar-dasar dan Praktek Irigasi. Erlangga. Jakarta

Kartasapoetra, A. G., M. M. Sutedjo., E. Pollein. 2002. Teknologi Pengairan Pertanian (Irigasi). Bumi Aksara. Jakarta

Keller, J. and Karmelli, D. 1975. Trickle irrigation design. Rain Bird Sprinkler Manufacturing Corporation. USA.

Prastowo. 2002. Prosedur Rancangan Irigasi Tetes. Laboratorium Teknik Tanah dan Air. Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Sudjarwadi. 1990. Teori dan Praktek Irigasi. PAU Ilmu Teknik UGM. Yogyakarta