31
Tenaga Kerja TENAGA KERJA, Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. PEKERJA, Setiap orang yang menghasilkan barang atau jasa yang mempunyai nilai ekonomis baik yang menerima gaji atau bekerja sendiri yang terlibat dalam kegiatan menual. SUMBER DAYA MANUSIA, Jumlah penduduk yang mampu bekerja, dan aspek kualitas dalam arti jasa kerja yang tersedia dan diberikan untuk produksi Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Tenaga Kerja TENAGA KERJA, Setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

PEKERJA, Setiap orang yang menghasilkan barang atau jasa yang mempunyai nilai ekonomis baik yang menerima gaji atau bekerja sendiri yang terlibat dalam kegiatan menual.

SUMBER DAYA MANUSIA, Jumlah penduduk yang mampu bekerja, dan aspek kualitas dalam arti jasa kerja yang tersedia dan diberikan untuk produksi

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 2: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi
Page 3: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Tenaga Kerja

Tenaga kerja atau manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan

angkatan kerja.Angkatan kerja atau labor force terdiri dari

(1) golongan yang bekerja, dan

(2) golongan yang mengganggur dan mencari pekerjaan.

Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari (1) golongan yang bersekolah, (2) golongan yang mengurus rumah tangga,dan (3) golongan lain-lain atau penerima pendapatan.

Ketiga golongan dalam kelompok angkatan kerja sewaktu- waktu dapat

menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu, kelompok ini sering

juga dinamakan sebagai potensial labor force.

Tenaga Kerja = Angkatan Kerja + Bukan Angkatan Kerja

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 4: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Angkatan Kerja & Pasar Kerja Angkatan Kerja dan Pasar Kerja Besarnya penyediaan atau supply tenaga kerja dalam masyarakat

adalah jumlah orang yang manawarkan jasanya untuk proses produksi. Di antara mereka sebagian sudah aktif dalam kegiatannya yang

menghasilkan barang atau jasa. Mereka dinamakan golongan yang bekerja atau employed persons.

Sebagian lain tergolong yang siap bekerja dan sedang berusaha mencari pekerjaan.

Mereka dinamakan pencari kerja atau penganggur. Jumlah yang bekerja dan pencari pekerja dinamakan angkatan kerja atau labor force.

Penyediaan TK = Angkatan Kerja = Supply TK

Angkatan Kerja = Yang Bekerja + Penganggur

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 5: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Angkatan Kerja Angkatan kerja, kelompok masyarakat yang termasuk tenaga kerja

(usia 15 tahun sampai 64 tahun) yang akan dan ingin bekerja. Mereka juga biasa disebut orang yang menawarkan kerja. Pre Employment, During Employment, dan Post Employment

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, antara lain menyebutkan bahwa : Tiap-tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan, oleh karena itu tidak boleh ada diskriminasi antara pekerja wanita dan pria. Adapun ruang lingkup tenaga kerja menurut UU No. 13 Tahun 2003 adalah pre – employment, during employment, dan post employment. Selain itu tenaga kerja berhak atas pembinaan dan perlindungan dari pemerintah.

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 6: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Angkatan Kerja

Bukan angkatan kerja, mereka yang termasuk kelompok tenaga kerja

(usia 15 tahun sampai 64 tahun), tetapi mereka tidak bersedia untuk

bekerja, meskipun ada permintaan kerja. Pada kelompok ini termasuk

ibu rumah tangga, anak dan orang lanjut usia. Sebagaimana

Di kemukakan di atas, kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari tiga

golongan, yakni:

golongan yang masih sekolah, golongan yang mengurus rumah tangga, yaitu mereka yang

mengurus rumah tangga tanpa upah; dan golongan lain-lain. Yang tergolong dalam lain-lain ini ada dua

macam, yaitu:

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 7: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Angkatan Kerja

penerima pendapatan, yakni mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan ekonomi tetapi memperoleh pendapatan seperti tunjangan pensiun, bungan atau simpanan atau sewa atas milik; dan

mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain misalnya karena lanjut usia, cacat, dalam penjara atau sakit kronis. Pada dasarnya mereka yang termasuk pada kelompok bukan angkatan kerja ini (kecuali yang terakhir yaitu mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain) sewaktu-waktu dapat terjun untuk ikut bekerja. Oleh sebab itu kelompok ini dapat juga disebutkan sebagai angkatan kerja potensial (potential labor force).

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 8: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Angkatan Kerja Potensial

Termasuk dalam kelompok angkatan kerja potensial ini mereka yang menarik diri dari pasar kerja.

Misalnya setelah cukup lama tidak berhasil memperoleh pekerjaan yang diharapkan, seseorang dapat mengurungkan niatnya mencari pekerjaan dimaksud. Mereka sebenarnya masih ingin bekerja, akan tetapi tidak aktif mencari pekerjaan. Mereka disebut discouraged workers, yang sementara keluar dari pasar kerja, karena tidak berhasil memperoleh pekerjaan yang diharapkan.

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 9: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Angkatan Kerja Potensial

Bila kondisi pekerjaan cukup menarik atau bila keluarga tidak mampu membiayai sekolah, maka tenaga kerja yang tergolong sekolah akan meninggalkan sekolahnya untuk sementara dan mencari pekerjaan. Sebaliknya orang tersebut akan kembali lagi ke bangku sekolah bila kondisi pekerjaan berubah menjadi kurang menarik dan/atau keluarga sudah mampu membiayainya.

Demikian juga tenaga kerja yang mengurus rumah tangga akan masuk pasar kerja bila tingkat upah tinggi dan/atau bila penghasilan keluarga rendah relatif terhadap kebutuhannya. Mereka akan kembali mengurus rumah tangga bila keaadan sebaliknya terjadi. Golongan penduduk yang seperti itu dinamakan juga angkatan kerja sekunder, dibedakan terhadap angkatan kerja primer yaitu mereka yang secara terus-menerus berada dalam pasar kerja (bekerja atau mencari kerja).

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 10: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

PENGANGGURANPengangguran adalah orang yang masuk dalam

angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah SD, SMP, SMA, Mahasiswa Perguruan Tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

Tingkat Pengangguran: Jumlah orang yang menganggur dalam persentase dari tenaga kerja

Tingkat Pengangguran = Jumlah pengangguran/ Jumlah Angkatan Kerja x 100%

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 11: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Pekerja & Penganggur

Bilamanakah seseorang digolongkan sebagai bekerja dan bilamana sebagai penganggur?

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 12: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Pekerja & Penganggur

Sebagaimana halnya penentuan batas umur untuk tenaga kerja, maka definisi

yang diberikan untuk membedakan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja,

demikian juga bekerja danmenganggur, tidak dapat dengan sepenuhnya

menggambarkan atau mencakup keadaan yang sebenarnya. Misalnya:

Seorang pembantu rumah tangga yang mendapat upah digolongkan sebagai

bekerja dan oleh sebab itu disebut angkatan kerja.

Sebaliknya seorang ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan sama atau

lebih banyak dari pekerjaan yang dilakukan oleh pembantu rumah tangga tidak

tergolong angkatan kerja. Seorang pesuruh di suatu kantor dengan gaji Rp.

5.000,- dalam 40 jam seminggu dinyatakan sebagai pekerja penuh. Tetapi

berdasarkan Sensus tahun 1971, seorang konsultan yang hanya bekerja satu

hari dalam seminggu tergolong penganggur walaupun penghasilannya jauh

lebih besar dari Rp. 5.000 dalam satu hari kerja tersebut.

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 13: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Pekerja & Penganggur

Tiap negara dapat memberikan pengertian yang berbeda

mengenai definisi bekerja dan menganggur, dan definisi itu dapat

berubah menurut waktu. Dalam sensus penduduk tahun 1971,

orang yang bekerja dengan maksud memperoleh penghasilan

paling sedikit dua hari dalam seminggu sebelum hari pencacahan

dinyatakan sebagai bekerja. Juga tergolong sebagai bekerja,

mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak bekerja

atau bekerja kurang dari dua hari tetapi mereka adalah:

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 14: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Pekerja & Penganggur

pekerja tetap pada kantor pemerintah atau swasta yang sedang

tidak masuk kerja karena cuti, sakit, mogok atau mangkir;

petani-petani yang mengusahakan tanah pertanian yang sedang

tidak bekerja karena menunggu panen atau menunggu hujan

untuk menggarap sawahnya; dan

orang yang bekerja dalam bidangkeahlian seperti dokter,

konsultan, tukang cukur, dan lain-lain.

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 15: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Pekerja & Penganggur

Sebaliknya penganggur adalah orang yang tidak bekerja sama

sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu

sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan

(Sensus Penduduk 1971 tidak memberikan penjelasan mengenai

jumlah jam kerja per hari atau perminggu. Orang yang bekerja 8

jam dalam satu hari satu kali dalam seminggu digolongkan

sebagai penganggur, sedangkan orang yang bekerja dua hari

masing-masing satu jam dianggap bekerja. Untuk mengatasi

keraguan seperti itu, batas waktu sepatutnya dinyatakan dalam

jumlah jam per minggu). Secara singkat:

 

Angkatan Kerja = Pekerja + Penganggur

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 16: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

PENGANGGURAN DAN PENYEBABNYA

• Pengangguran Friksional : Pengangguran yang disebabkan fungsi normal dari pasar tenaga kerja, biasanya menunjukkan masalah kecocokan kerja/keahlian dalam jangka pendek.

• Pengangguran Struktural : Pengangguran yang disebabkan perubahan struktur perekonomian yang mengakibatkan banyak kehilangan pekerjaan dalam industri tertentu.

• Pengangguran Siklis: Peningkatan pengangguran selama resesi dan depresi.

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 17: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

PASAR TENAGA KERJA KLASIK

• Kurva Penawaran Tenaga Kerja menunjukkan jumlah yang akan ditawarkan oleh rumah tangga,

• Kurva Permintaan Tenaga Kerja menunjukkan jumlah yang akan diminta /dipekerjakan oleh perusahaan, pada tingkat upah tertentu

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 18: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Kurva Pasar Tenaga Kerja Klasik

Page 19: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Tingkat pengangguran bukan ukuran yang baik tentang apakah pasar tenaga kerja bekerja baik. Kita mengetahui bahwa perekonomian bersifat dinamis dan pada setiap waktu beberapa industri berekspansi dan beberapa berkontraksi.

Fakta bahwa ada orang yang baru bersedia bekerja pada upah lebih tinggi daripada upah saat ini tidak berarti bahwa pasar tenaga kerja tidak berfungsi.

TINGKAT PENGANGGURAN DAN PANDANGAN KLASIK

Page 20: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Upah Lengket : Tetap kakunya upah disebelah bawah sebagai penjelasan eksistensi Pengangguran.

STICKY WAGES/UPAH LENGKET

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 21: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

• Penjelasan upah-relatif atas pengangguran: Penjelasan Upah Lengket (dan juga Pengangguran); di mana pekerja akan menolak pemotongan upah jika pekerja di perusahaan lain tidak dianggap mengalami pemotongan yang serupa.

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 22: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

PERJANJIAN MENGENAI UPAH

Kontrak sosial/implisit: Perjanjian tak tertulis antara pekerja dan perusahaan bahwa perusahaan tidak akan memotong upah.

Kontrak eksplisit: Perjanjian kerja yang menetapkan upah pekerja, biasanya untuk periode 1 sampai 3 tahun.

COLA (cost-of-living-adjustment): Pasal kontrak yang mengaitkan antara upah dan biaya hidup, semakin tinggi inflasi maka semakin tinggi kenaikan upah.

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 23: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

TEORI UPAH EFISIENSITEORI UPAH EFISIENSI

Teori Upah Efisiensi: Penjelasan mengenai pengangguran di mana produktivitas pekerja meningkat sesuai tingkat upah, sehingga perusahaan melihat insentif untuk memberi upah di atas tingkat upah pasar.

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 24: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

HUKUM UPAH MINIMUM

Hukum upah minimum: Hukum yang menetapkan tingkat upah terendah, yaitu tingkat minimum per jam dalam pekerjaan apapun.

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 25: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

TINGKAT PENGANGGURAN DAN INFLASI

• Naiknya output (pemasukan) agregat menurunkan tingkat pengangguran, dan demikian sebaliknya

• Keterhubungan negatif antara tingkat pengangguran dan tingkat harga: Turunnya tingkat pengangguran, seiring pencapaian output kapasitas, menaikkan tingkat harga menyeluruh.

• Tingkat inflasi: Perubahan persentase tingkat harga

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 26: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Kurva Penawaran Agregat

Kurva AS memperlihatkan hubungan positif antara tingkat harga (P) dan output (Pendapatan) agregat (Y).

Pertemuan 9 Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi

Page 27: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

Hubungan antara Tingkat Harga dan Tingkat Pengangguran

Kurva ini memperlihatkan hubungan negatif antara tingkat harga (P) dan tingkat Pengangguran (U). Sewaktu tingkat pengangguran turun sebagai tanggapan atas perekonomian yang bergerak makin dekat dengan output kapasitas, tingkat harga terus menerus naik.

Pertemuan 9 Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi

Page 28: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

KURVA PHILLIPS Kurva Phillips:

Menunjukkan keterhubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran.

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 29: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

TRADE OFF ANTARA PENGANGGURAN DAN INFLASI

• Ada trade-off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran, namun ada faktor selain pengangguran yang juga mempengaruhi inflasi

• Membuat kebijakan jauh lebih rumit dari sekedar memilih satu titik di sepanjang kurva yang jelas dan mulus

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 30: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

TINGKAT ALAMI PENGANGGURAN DAN NAIRU

• Tingkat alami dari pengangguran: Pengangguran yang terjadi sebagai bagian normal dari fungsi perekonomian. Kadang dianggap sebagai penjumlahan pengangguran friksional dan pengangguran struktural.

• NAIRU (nonaccelerating inflation rate of unemployment): tingkat inflasi, yang tidak bertambah cepat, dari pengangguran.

Pertemuan 1 Tenaga Keja dan Angkatan Kerja

Page 31: Materi Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Revisi

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak satu juta pengangguran di Indonesia adalah lulusan perguruan tinggi. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Marzan A. Iskandar mengatakan, per September 2011, jumlah pengangguran intelektual di Indonesia mencapai 1,1 juta orang. “Naik 15,71 persen dibandingkan 2010,” kata Marzan saat kuliah umum pelatihan wirausaha industri inovatif di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jumat, 13 April 2012.

Meningkatnya jumlah pengangguran intelektual disebabkan orientasi para sarjana adalah mencari pekerjaan dan bukannya menciptakan pekerjaan. Oleh karena itu, dia meminta para sarjana mengembangkan jiwa kewirausahaan ketimbang sekadar menjadi pegawai.

Untuk mendukung tumbuhnya wirausaha baru, pihaknya bekerja sama dengan lembaga rumah ekonomi rakyat mengadakan pelatihan wirausaha berbasis teknologi atau technopreneurship. Program ini adalah kelanjutan program pusat inovasi usaha mikro-kecil dan menengah yang sudah berjalan sejak 2009. “Selain technopreneurship, program lainnya yang sudah berjalan adalah inkubator bisnis berbasis teknologi di kampus-kampus,” ujarnya.

Satu Juta Intelektual di Indonesia Menganggur