27
TUGAS TEORI AKUNTANSI ADHIKARA SETO K.A. 120212071 DIMAS REKSA PANGESTU 1202120184 MUHAMMAD IKHSAN ERIANSYAH 1202120194 Akuntansi A

Mecatat Kewajiban (Hendrikson)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Tentang Mencatat kewajiban dari Hendrikson

Citation preview

TUGAS TEORI AKUNTANSI

ADHIKARA SETO K.A. 120212071

DIMAS REKSA PANGESTU 1202120184

MUHAMMAD IKHSAN ERIANSYAH 1202120194

Akuntansi A

Prodi S-1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Telkom

MENCATAT KEWAJIBANMencatat kewajiban dibagi dalam 4 sub-bab :1. Sifat Dasar Kewajiban;2. Mengukur Kewajiban;3. Mengakhiri Kewajiban; dan4. Sekuritas Hibrid.1. Sifat Dasar Kewajban

Karakteristik-karakteristik spesifik dari kewajiban mencakup:

a) Kewajiban itu harus ada pada saat ini, yaitu yang dilihat muncul dari beberapa transaksi atau kejadian masa lalu, ini mungkin berasal dari akuisisi barang atau jasa, kerugian yang diderita, atau dari perkiraan kerugian.

b) Kewajiban atau tugas yang setara atau konstruktif harus dimasukkan jika hal itu didasarkan pada keperluan untuk membuat pembayaran masa depan guna mempertahankan hubungan bisnis yang baik.

c) Harus tidak ada atau sedikit kebebasan untuk menghindari pengorbanan masa depan.

d) Harus ada nilai jatuh tempo yang dapat ditentukan atau diperkirakan untuk pembayaran suatu jumlah yang ditentukan oleh estimasi layak akan diwajibkan pada suatu waktu tertentu di masa depan, sekalipun ketentuan itu belum diketahui saat ini. Kewajiban dapat diakhiri dengan mengkonversinya menjadi ekuitas pemegang saham.

Biasanya, pihak yang dibayar harus diketahui atau dapat diidentifikasikan baik secara spesifik atau sebagai kelompok.

Kontrak Mengofset Tanpa Kondisi

Semua Kontrak yang mengofset tanpa kondisi harus diakui. Terlepas dari offset suatu aktiva, kontrak ini biasanya memenuhi semua kondisi untuk pengakuan kewajiban, hal itu timbul dari kejadian masa lalu dan dalam banyak kasus ada sedikit ketidakpastian mengenai keberadaaan kewajiban itu, karena kontrak yang mengofset tetep mempengaruhi arus kas masa depan, pengungkapannya relevan bagi investor atau kreditor. Hal ini timbul dari beberapa aktivitas manajemen yang lebih kontroversial seperti penandatangan kontrak manajemen eksekutif. Kami berpendapat bahwa baik kewajiban atau aktiva harus diakui secara penuh, contohnya sewa guna usaha, lessor sepakat memberi jasa suatu aktiva pada periode waktu tertentu dan lessee sepakat untuk mentransfer ke lessor jumlah uang tertentu.

Pendanaan diluar neraca

Penyimpangan lain dari perlakuan kewajiban untuk kepentingan analis keuangan dilakukan dalam upaya untuk mengurangi kewajiban jangka pendek di neraca. Tampaknya perusahaan menganggap kewajiban lancar kurang diinginkan dibanding kewajiban jangka panjang, salah satu praktiknya adalah memutuskan untuk mendanai kembali kewajiban lancar dengan utang jangka panjang sesudah akhir tahun tetapi sebelum penerbitan neraca.

SFAS 6 menutup celah ini dengan menuntut agar perusahaan mempunyai maksud untuk mendanakan ulang kewajiban itu atas dasar jangka panjang dan menyatakan maksud itu dengan menerbitkan kewajiban baru sebelum penerbitan neraca

Pengukuran dan PengakuanEmpat kriteria umumnya adalah;

1. Memenuhi definisi suatu kewajibaan

2. Dapat diukur

3. Relevan

4. Dapat diandalkan

Mengakui Kewajiban

Pengakuan Kewajiban yang masih harus dibayar tidak berbeda dengan kewajiban lain, kewajiban yang masih harus dibayar timbul dari penggunaan jasa oleh perusahaan dan kewajiban untuk membayar kepada mereka dengan syarat kontrak formal dan informal.

Akan tetapi, jika suatu harga kontrak atau pasar tidak tersedia, suatu akrual adalah hasil dari alokasi dan bersifat arbitrer, dengan ini pengakuan kewajiban lancar tergantung pada pengakuan serentak atas aktiva atau beban.

Mengukur Kewajiban Moneter

Kewajiban Moneter adalah kewajiban yang dinyatakan dalam satuan nominal. Dengan kata lain, hal ini biasanya melibatkan pembayaran sejumlah uang kas. Dalam kebanyakan kasus, jumlah yang terhutang ditentukan oleh kontrak. Penilaian saat ini dari utang adalah nilai sekarang yang didiskontokan dari jumlah terutang di masa depan.

Karena kewajiban lancar umumnya dibayar dalam jangka pendek, jumlah diskonto biasanya tidak material, dan jumlah kewajiban disajikan dalam bentuk nominal.

Mengukur Kewajiban Lancar Non Moneter

Kewajiban lancar non moneter adalah kewajiban untuk memberikan barang atau jasa dalam julah dan kualitas tertentu, hal ini biasanya berasal dari pembayaran dimuka untuk jasa oleh pelanggan, contohnya langganan majalah.

Kewajiban lain berasal dari uang muka pelanggan untuk barang khusus, namun tidak semua uang muka bersifat non moneter, jadi nilai moneter dari barang dan jasa dapata berubah tetapi kuantitas dan kualitasnya tidak.

Pendapatan atau Kredit

Pendapatan yang ditangguhkan merupakan pos pendapatan yang diterima perusahaan tetapi belum dilaporkan sebagai pendapatan. Akan tetapi itu juga digunakan untuk mengacu pada pendapatan yang normalnya akan dimasukan pada pendapatan tetapi bila pengakuannya ditangguhkan sampai beban beban yang menyusul dapat ditandingkan dengannya lebih tepat disebut pendapatan ditangguhkan.

Istilah kredit ditangguhkan seringkali digunakan secara sinonim dengan laba yang ditangguhkan dan pendapatan yang ditangguhkan, tetapi juga digunakan dalam pengertian yang lebih luas.Uang Muka Moneter

Pemisahan pembayaran dimuka menjad unsur biaya dan suatu unsur yang mencerminkan pendapatan prospektif berasal dari dua kebiasaan, pertama adalah pengandalan tradisional atas konsep biaya, dan yang kedua pelaporan pendapatan hanya sesudah semua jasa telah dilaksanakan dan bila semua beban dapat diukur dengan pendapatan yang berkaitan.

Perlakuan uang muka sebagai kewajiban lancer benar karena dua alasan: 1. Uang muka itu adalah transaksi pendanaan masa berjalan dan bukan transaksi penghasil pendapatan

2. Kewajiban untuk memberikan barang atau jasa umumnya merupakan bagian dari operasi berjalan.

Realisasi Tidak Pasti

Dalam banyak kasus, adanya ketidakpastian digunakan sebagai alasan untuk penangguhan pelaporan pendapatan dengan sasaran rata-rata laba secara semi

Pengakhiran Kewajiban

Suatu in-substance defeasance terjadi apabila debitor menempatkan kas atau aktiva secara tak dapat dibatalkan pada suatu perwalian untuk memenuhi pembayaran yang dijadwalkan baik bentuk bunga atau pokok kewajiban tertentu.

Pelunasan Utang

Perbedaan timbul pada saat penarikan hanya karena dalam periode ini atau sebelumnya perubahan nilai pasar obligasi tidak diakui, jika suku bunga disesuaikan setiap periode ke hasil masa berjalan, keuntungan atau kerugian yang ditahan akan dilaporkan setiap periode dan tidak akan da perbedaan pada saat obligasi itu ditarik.

Mekanisme dana pelunasan adalah sejumlah uang disishkan sesuai kontrak yang ditetapkan lebih dahulu untuk secara berkala menarik sebagian dari utang dan akhirnya menarik seluruh utang.

Menarik Obligasi

Biasanya mengandung suatu ketentuan yang memungkinkan perusahaan untuk menarik utan itu pada persentase yang ditetapkan lebih dahulu atas nilai nominal.

Perusahaan biasanya menggunakan ketentuan ini bila nilai pasar obligasi lebih besar dari nilai penarikannya, perbedaan antar nilai tercatat obligasi lama termasuk setiap biaya penerbitan obligasi yang belum diamortisasi dengan harga penarikan deperlakukan sebagai keuntungan atau kerugian luar biasa dalam periode tersebut.

Restrukturisasi utang

Dapat terjadi dengan beberapa cara, debitur dapat menawarkan kas atau aktiva lain sebagai pembayaran sebagian dari utangnya, debitur dapat menawarkan ekuitas sebagai pertukaran untuk utang. Alternatif lain kreditur dapat mengubah syarat pinjaman dengan menurunkan suku bunga, memperpanjang jadwal pembayaran, atau menurunkan jumlah yang akan dilunasi

Restrukturisasi utang terdiri dari kombinasi, transfer kas, aktiva, atau ekuitas diperlakukan pertama kali, dan sisa dari utang itu tergantung pada pengubahan syarat-syarat.

Sekuritas Hibrid

Kesulitan yang timbul dari sekuritas ini adalah banyak dari instrument terkait mempunya karakteristik baik utang maupun ekuitas, contohnya adalah saham preferen yang dapat ditebus wajib dimana perusahaan harus melunasi modal pemegang saham pada waktu tertentu.

Utang Konvertibel

Umumnya memungkinkan penerbitnya untuk menjual obligasi semula pada harga yang cukup jauh di atas dari apa yang dapat diperoleh dari obligasi konvertibel dengan suku bunga kontraktual yang sama, alternative dengan obligasi konvertibel yaitu:1. Suku bunga kontraktual cukup jauh dibawah suku bunga pasar untuk obligasi non konvertibel;2. Harga konversi semula lebih besar dari harga pasar saham biasa; dan3. Harga konversi tidak menurun sepanjang waktu kecuali sejauh diperlukan untuk melindungi pemegang obligasi dari dilusi hak saham biasa seperti dividen saham.

Akuntansi untuk Sekuritas Hibrid

Ada 6 instrumen yaitu :

1. Kontrak piutang-utang tanpa kondisi;2. Kontrak piutang-utamg terkondisi;3. Kontrak opsi keuangan;4. Jaminan keuangan;5. Kontrak forward keuangan; dan6. Instrument ekuitas.PAJAK YANG DITANGGUHKANTinjauan UmumTinjauan umum terdiri dari 4 bagian:

1. Penghasilan kena pajak lawan yang dilaporkan;2. Kasus yang mendukung dan menentang alokasi;3. Pajak yang ditangguhkan dan konseptual; dan4. Penyajian hasil.Penghasilan kena pajak lawan laba yang dilaporkan

Perbedaan pertama antara laba kena pajak dan laba yang dilaporkan pada pemegang saham dapat digolongkan dalam dua judul utama:

1. Perbedaan permanen yang timbul dari kelonggaran atau pembatsan khusus legislative yang diizinkan atau disyaratkan untuk alasan ekonomi, politik atau administrasi yang tidak ada hubungannya dengan perhitungan laba bersih akuntansi.2. Perbedaan sementara yang dihasilkan dari :a. Perbedaan dalam waktu pembebanan dan kredit ke laba, juga disebut perbedaan antar periode.

b. Perbedaan yang timbul dari dasar-dasar pengukuran alternative dalam keuangan dan akuntansi pajak yang disebut juga perbedaan penilaian.

Kasus yang mendukung dan menentang obligasi

Kasus untuk alokasi menyeluruh

Sejumlah argument telah diajukan yang mendukung alokasi pajak antar periode pada waktu-waktu yang berbeda. 3 argumen disajikan disini:

1. Berdasarkan konsep penandingan;2. Berdasarkan konsep perusahaan bersinambung; dan3. Berdasarkan praktik manajerial.Penandingan

Penandingan adalah proses pelaporan beban berdasarkan hubungan sebab dan akibat dengan pendapatan yang dilaporkan. Penandingan langsung mewajibkan pelaporan beban dalam periode yang sama dengan pendapatan yang berhubungan. Penerapan konsep penandingan untuk akuntansi pajak penghasilan diulas dalam APB 11 dimana dewan merekomendasikan bahwa beban pajak penghasilan yang dilaporkan dalam untuk suatu periode harus mencakup pengaruh pajak dari semua transaksi pendapatan dan beban yang tercakup dalam pengukuran laba sebelum pajak

Bersinambung

Kasus FASBI berasarkan pada konsep perusahaan bersinambung. Ini dimulai dengan ketegasan bahwa konsekuensi dari suatu kejadian melekat dalam kejadiaan itu. Pembayaran pajak itu sendiri hanyalah masalah kas dan yang menjadi sasaran pertanyaan adalah bilamana itu akan dibayar bukan apakah dibayar atau tidak.

Manajerial

Argument lain yang menentang pelaporan pajak penghasilan yang dibayarkan semata sebagai beban dari periode bersangkutan adalah bahwa merupakan praktik umum untuk mendefinisikan pajak sebagai beban dari menjalankan bisnis. Demikian pula manajemen umumnya membuat keputusan berdasarkan laba bersih yang diharapkan setelah pajak.

Kasus yang menentang Alokasi

Semakin banyak argument yang menentang alokasi seperti juga yang mendukungnya . beberapa dibahas disini, pertama kurangnya pengertian, selanjutnya suatu distribusi bukan beban kurangnya relevansi ketidakpastian.

Pajak yang ditangguhkan dan kerangka kerja Konseptual

Setelah membandingkan berbagai metode untuk menghitung kewajiban pajak yang ditangguhkan, FASBI memilih apa yang disebut metode aktiva atau kewajibsn dari alokasi pajak antar periode berdasarkan bahwa hal itu paling sesuai dengan rerangka kerja konseptual.

Metode aktiva atau kewajiban berbeda dengan metode ditangguhkan dalam hal bahwa:

1. Ia menjauhkan analisis itu dari penandingan dan menggantikannya dengan definisi aktiva dan kewajiban dari SFAC 6 untuk membenarkan alokasi pajak antar periode.2. Ia mewajibkan perusahaan untuk memperkirakan pengaruh perbedaan sementara dimasa mendatang daripada menggunaka hasil masa lalu yang diketahui.Penyajian Hasil

Mencakup 3 bidang:

1. Alokasi pajak intra periode

2. Metode alokasi pajak antar periode bersih sesudah pajak yang benar-benara bersangkutan dengan masalah penyajian

3. Persyaratan penyajian saat ini menurut SFAS 96

Alokasi pajak intra periode

Beberapa penyesuaian periode sebelumnya harus dilaporkan sebagai penyesuaian atas laba ditahan. Dalam kasus ini, alokasi intra periode dalam laporan laba rugi atau antara laporan laba rugi dan laporan laba ditahan dapat membuat laba bersih yang dilaporkan sebelum pos liar biasa menjadi lebih berarti. Metode bersih sesudah pajak

Metode bersih sesudah pajak adalah memperlakukan pelaporan aktiva dan kewajiban pajak yang ditangguhkan dalam hubungan yang erat denga pos-pos yang menyebabkan keberadaannya. Jadi pajak dibayar dimuka dapat dianggap akun penilaian pada kewajiban yang bersangkutan dan utang pajak dimasa mendatang dapat dianggap akun aktiva kontra atau aktiva dan kewajiban dapat dikurangi secara langsung

DANA PENSIUNPengertian Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun luran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya, sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban bagi pemberi kerja.

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun luran Pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun Pekerja Mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun Pemberi Kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Peraturan Dana Pensiun adalah peraturan yang berisi ketentuan yang menjadi dasar penyelenggaraan program pensiun.

Tujuan penyelenggaraan Program Pensiun

Yang utama adalah menjaga kesinambungan penghasilan peserta pada masa pensiun sedangkan tujuan tambahannya, karena ketentuan Undang-undang, yaitu menjaga kesinambungan penghasilan peserta atau ahli warisnya apabila peserta menjadi cacat atau meninggal dunia sebelum pensiun.

Ruang Lingkup

Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi dan pelaporan Dana Pensiun. Pernyataan ini mengatur tentang akuntansi dan pelaporan oleh Dana Pensiun kepada pihak yang berkepentingan. Pernyataan ini tidak mengatur pelaporan kepada masing- masing peserta program pensiun tentang hak manfaat pensiun mereka masing- masing.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 tentang Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun, mengatur tentang penentuan biaya pensiun dan aktiva/kewajiban sehubungan program pensiun yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan Pemberi Kerja. Dengan demikian pernyataan ini perlu dikaji dalam kaitannya dengan Standar Akuntansi Keuangan tersebut. Standar Akuntansi Keuangan lainnya juga berlaku dalam penyusunan laporan keuangan Dana Pensiun sepanjang tidak diatur dalam Pernyataan ini. Pernyataan ini berlaku untuk Program Pensiun luran Pasti (PPIP) dan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), sebagaimana dimaksud di dalam peraturan perundangan yang berlaku di bidang Dana Pensiun. Pernyataan ini tidak mengatur tentang kesejahteraan karyawan dalam bentuk lainnya, misalnya kewajiban pemberian pesangon, pengaturan kompensasi yang ditangguhkan (deferred compensation management), tunjangan kesehatan dan kesejahteraan program bonus dan lain-lain. Program jaminan kesejahteraan sosial yang diwajibkan pemerintah (jamsostek) juga di luar lingkup Pernyataan ini.

Penjelasan Program Pensiun

Pensiun adalah setiap program yang mengupayakan manfaat pensiun bagi Peserta. Manfaat Pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) Program Pensiun luran Pasti (PPIP) adalah Program Pensiun yang iurannya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masing- masing peserta sebagai manfaat pensiun. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) adalah Program Pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun atau Program Pensiun lain yang bukan merupakan Program Pensiun luran Pasti.

Akuntansi dan Pelaporan Dana Pensiun

Program Pensiun dapat dibedakan menjadi dua yaitu Program Pensiun luran Pasti (PPIP) dan Program Pensiun Manfaat Pasti ( PPMP) . Dana Pensiun dapat berupa Dana Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Dana Pensiun Pemberi Kerja dapat menyelenggarakan PPIP atau PPMP, sedangkan Dana Pensiun Lembaga Keuangan hanya dapat menyelenggarakan PPIP. Pembentukan dan pengelolaan Dana Pensiun harus didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku.

Tujuan pelaporan

Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP adalah menyediakan informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi keuangan serta kinerja investasinya yang berguna untuk menentukan besarnya kekayaan Dana Pensiun dihubungkan dengan besarnya kewajibannya membayar manfaat pensiun kepada peserta pada saat tertentu. Tujuan ini lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang antara lain terdiri dari:

1. Penjelasan mengenai kegiatan penting selama suatu periode pelaporan dan dampak dari setiap perubahan peraturan Dana Pensiun;

2. Iaporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan;

3. Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi; dan

4. Perhitungan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris yang terakhir.

Program Pensiun Iuran Pasti Dalam PPIP, jumlah yang diterima oleh peserta pada saat pensiun tergantung pada jumlah iuran dari pemberi kerja, atau iuran peserta dan pemberi kerja atau iuran peserta, dan hasil usaha. Kewajiban dari pemberi kerja adalah membayar iuran sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Bantuan aktuaris biasanya tidak diperlukan, meskipun nasehat aktuaris kadang-kadang digunakan untuk memperkirakan manfaat pensiun yang akan diterima peserta pada saat pensiun, berdasarkan jumlah iuran saat ini dan dimasa datang serta estimasi hasil investasi Dana Pensiun. Peserta berkepentingan untuk mengetahui kegiatan investasi Dana Pensiun karena sangat menentukan manfaat pensiun yang diterima.

Baik peserta maupun pemberi kerja berkepentingan untuk mengetahui apakah iuran telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun, pengawasan atas kekayaan Dana Pensiun telah dilakukan secara tepat kegiatan operasional Dana Pensiun telah dilaksanakan secaraefisien dan wajar. Tujuan dari pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPIP adalah untuk menyediakan informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi keuangan serta kinerja investasinya. Tujuan tersebut lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang antara lain terdiri dari:

1. Penjelasan atas kegiatan penting Dana Pensiun selama suatu periode pelaporan dan dampak setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun;

2. Iaporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan; dan

3. Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi.

Program Pensiun Manfaat Pasti Dalam PPMP, besarnya pembayaran manfaat pensiun yang diJanJikan kepada peserta ditentukan dengan rumus manfaat pensiun yang telah ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Rumus tersebut dipengaruhi oleh masa kerja, faktor penghargaan per tahun masa kerja dan penghasilan dasar pensiun. PPMP membutuhkan bantuan aktuaris secara periodik untuk menentukan besarnya nilai kewajiban aktuaria, mengkaji kembali asumsi aktuarial yang digunakan dan merekomendasikan tingkat iuran yang seharusnya.

Tujuan pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP adalah menyediakan informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi keuangan serta kinerja investasinya yang berguna untuk menentukan besarnya kekayaan Dana Pensiun dihubungkan dengan besarnya kewajibannya membayar manfaat pensiun kepada peserta pada saat tertentu. Tujuan ini lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang antara lain terdiri dari:

1. Penjelasan mengenai kegiatan penting selama suatu periode pelaporan dan dampak dari setiap perubahan peraturan Dana Pensiun;

2. Iaporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan;

3. Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi; dan

4. Perhitungan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris yang terakhir. Kewajiban Aktuaria Dalam laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, perlu diungkapkan penjelasan yang memadai mengenai sumber perhitungan kewajiban aktuaria seperti metode penilaian dan asumsi aktuarial yang digunakan aktuaris, nama aktuaris dan tanggal laporan aktuaris yang terakhir. Frekuensi Penilaian Aktuarial Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP wajib memiliki laporan aktuaris sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam laporan keuangan Dana Pensiun harus disebutkan tanggal laporan aktuaris terakhir yang digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan yang bersangkutan. Laporan Keuangan Dana Pensiun

Laporan keuangan Dana Pensiun terdiri dari laporan aktiva bersih, laporan perubahan aktiva bersih, neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan . Khusus untuk Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, laporan mengenai kewajiban aktuaria dan perubahannya perlu disusun sebagai lampiran laporan keuangan. Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan antara lain portofolio investasi, rincian biaya yang merupakan beban Dana Pensiun selama satu periode sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja) atau rincian biaya yang dapat dipungut dari Peserta atau dibebankan pada rekening Peserta selama satu periode sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Penilaian Aktiva Dana PensiunAktiva Dana Pensiun dinilai sesuai dengan SAK yang berlaku, namun mengingat tujuan Dana Pensiun dan kekhususan informasi yang diperlukan maka dalam neraca, untuk aktiva tertentu disamping nilai historis perlu ditentukan pula nilai wajarnya. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi. Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih, investasi Dana Pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar (fair value). Surat-surat berharga dinilai berdasarkan harga pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk mengukur nilai surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama periode tersebut. Surat-surat berharga yang nilai jatuh temponya sudah ditetapkan dan memang dimaksudkan untuk membayar manfaat pension dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya dengan asumsi tingkat pengembalian yang tetap. Jika suatu investasi tidak mempunyai nilai wajar maka perlu diungkapkan alasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan. Aktiva operasional dinilai berdasarkan nilai buku.

Laporan Keuangan Dana Pensiun Laporan keuangan Dana Pensiun, baik yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) maupun Program Pensiun luran Pasti (PPIP) mencakup:

(a) Laporan Aktiva Bersih;

(b) Laporan Perubahan Aktiva Bersih;

(c) Neraca;(d) Perhitungan Hasil Usaha;(e) Laporan Arus Kas; dan(f) Catatan Atas Laporan Keuangan Laporan Aktiva Bersih.Laporan Aktiva BersihLaporan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang jumlah aktiva bersih yang tersedia untuk membayar kewajiban manfaat pensiun kepada peserta pada tanggal laporan. Total seluruh aktiva Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa lalu (past service) yang belum jatuh tempo, dikurangi seluruh kewajiban kecuali kewajiban aktuaria, menunjukkan jumlah aktiva bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun pada tanggal laporan. Laporan Perubahan Aktiva Bersih Laporan ini berisi informasi tentang perubahan atas jumlah aktiva bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun, serta menguraikan penyebab perubahan tersebut yang diperinci atas pertambahan dan atau pengurangan yang terjadi selama suatu periode tertentu. Neraca, Perhitungan Hasil Usaha dan Laporan Arus Kas

Neraca, laporan hasil usaha dan laporan arus kas disusun berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Pelaporan Laporan Keuangan yang berazas utama biaya historis. Khusus untuk investasi, ditentukan juga nilai wajarnya. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi. Selisih Penilaian Investasi bukan merupakan unsur hasil usaha, tetapi akan mengoreksi nilai historis menjadi nilai wajar. Untuk penyusunan laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, penentuan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris terakhir. Di dalam Neraca, selisih antara nilai kewajiban aktuaria dan aktiva bersih disajikan sebagai Selisih Kewajiban Aktuaria. Dalam Neraca Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, piutang kepada pemberi kerja sehubungan dengan jasa masa lalu karyawan diakui sebesar jumlah yang telah jatuh tempo pada tanggal laporan. Penilaian Aktiva Dana Pensiun

Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih, aktiva dinilai sebagai berikut:

1. Uang tunai, rekening giro dan deposito di bank dinilai menurut nilai nominal; 2. Sertifikat deposito, surat berharga bank indonesia, surat berharga pasar uang dan surat pengakuan hutang lebih dari setahun dinilai berdasarkan nilai tunai; 3. Surat berharga berupa saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek, dinilai menurut nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan;

4. Penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek, dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen;

5. Investasi pada tanah dan bangunan dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen; 6. Piutang dilaporkan berdasarkan jumlah yang dapat ditagih, setelah memperhitungkan penyisihan piutang tak tertagih; dan 7. Aktiva operasional antara lain komputer, peralatan kantor dan peralatan lainnya dilaporkan berdasarkan nilai buku. Bila suatu aktiva, misalnya gedung digunakan sebagian untuk investasi dan sebagian untuk kegiatan operasional, maka penggolongan aktiva sebagai investasi atau aktiva operasional ditentukan berdasarkan yang mana yang lebih signifikan.

Pengungkapan Informasi tentang hal tersebut di bawah ini perlu diungkapkan secukupnya dalam catatan atas laporan keuangan, antara lain:

1. Penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama periode laporan, nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jika ada) : Kelompok karyawan yang menjadi peserta program pensiun;

Jumlah peserta program pensiun dan jumlah pensiunan;

Jenis program pensiun;

Iuran yang berasal dari peserta, jika ada;

Untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang dijanjikan; dan Penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan, pemindahan kelompok peserta dan pembubaran Dana Pensiun (jika besar kemungkinannya terjadi).2. Penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting,

3. Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan,

4. Rincian portofolio investasi,

5. Perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial, nama dan tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam hal PPMP).

Ketentuan Transisi Jika penerapan Pernyataan ini mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi, perubahan tersebut dilaporkan secara prospektif.

Tanggal Efektif berlakunya PSAK No.18 Pernyataan ini mulai berlaku untuk laporan keuangan Dana Pensiun yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih dini sangat dianjurkan.