Mekanisme kerja obat.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mkn

Citation preview

Mekanisme kerja obatGolongan obat AINS menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu. Enzim sikloogsigenase terdapat dalam 2 isoform (COX-1 dan COX-2). COX-1 berfungsi dalam kondisi normal di berbagai jaringan khususnya ginjal, saluran cerna dan trombosit. COX-2 juga mempunyai fungsi fisiologis yaitu di ginjal, jaringan vaskular dan pada proses perbaikan jaringan. Tromboksan A2 yang disintesis trombosit oleh COX-1 menyebabkan agregasi trombosit, vasokonstriksi dan proliferasi otot polos. Sebaliknya prostasiklin (PGI2) yang disintesis oleh COX-2 di endotel makrovaskular melawan efek tersebut dan menyebabkan penghambatan agregasi trombosit, vasodilatasi dan efek anti-proliferatif.Aspirin 166 kali lebih kuat menghambat COX-1 daripada COX-2. Pada parasetamol, hambatan biosintesis PG hanya terjadi bila lingkungannya rendah kadar peroksid yaitu di hipotalamus. Lokasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksid yang dihasilkan oleh leukosit. Ini menjelaskan bahwa efek anti-inflamasi parasetamol tidak ada. Parasetamol diduga menghambat isoenzim COX-3, suatu varian dari COX-1.Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan hilangnya panas. Alat pengatur suhu tubuh berada di hipotalamus. Pada keadaan demam, keseimbangan ini terganggu tetapi dapat dikembalikan ke normal oleh obat mirip aspirin. Peningkatan suhu tubuh pada keadaan patologik diawali penglepasan suatu zat pirogen endogen atau sitokin misalnya IL-1 yang memacu penglepasan PG yang berlebihan di daerah preoptik hipotalamus. Obat mirip aspirin menekan efek zat pirogen endogen dengan menghambat sintesis PG.

Asam SalisilatIndikasi- Antipiretik : Dosis salisilat untuk dewasa ialah 325-650 mg, diberikan secara oral tiap 3-4 jam. Untuk anak ialah 15-20 mg/kgBB, diberikan tiap 4-6 jam. Berdasarkan asosiasi penggunaan aspirin dengan Sindroma Reye, aspirin dikontraindikasikan sebagai antipiretik pada anak di bawah 12 tahun. Di Inggris aspirin dilarang digunakan pada anak di bawah 16 tahun.- Analgesik : Salisilat bermanfaat untuk mengobati nyeri tidak spesifik misalnya sakit kepala, nyeri sendi, nyeri haid, neuralgia, dan mialgia.- Demam reumatik akut : Dalam waktu 24-48 jam setelah pemberian obat yang cukup terjadi pengurangan rasa nyeri, kekakuan, pembengkakan, rasa panas dan memerahnya jaringan setempat. Suhu badan dan frekuensi nadi menurun.- Artritis reumatoid : Sebagian pasien artritis reumatoid dapat dikontrol dengan salisilat saja; bila hasilnya tidak memadai dapat digunakan obat lain. Selain menghilangkan nyeri, salisilat juga menghambat inflamasinya.- Penggunaan lain : Aspirin digunakan untuk mencegah trombus koroner dan trombus vena dalam berdasarkan efek penghambatan agregasi trombosit. Dosis kecil aspirin yang diminum tiap hari dapat mengurangi insiden infark miokard akut, stroke dan kematian pada pasien angina tidak stabil.SediaanAspirin dan natrium salisilat merupakan sediaan yang paling banyak digunakan. Aspirin tersedia dalam bentuk tablet 100 mg untuk anak dan tablet 500 mg untuk dewasa.

AsetaminofenIndikasiDi Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik lainnya, parasetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Karena hampir tidak mengiritasi lambung, parasetamol sering dikombinasi dengan AINS untuk efek analgesik.SediaanParasetamol tersedia sebagai obat tunggal, berbentuk tablet 500 mg atau sirup yang mengandung 120 mg / 5 ml. Selain itu parasetamol terdapat sebagai sediaan kombinasi tetap, dalam bentuk tablet maupun cairan. Dosis parasetamol untuk dewasa 300 mg - 1 gr per kali minum dengan maksimum 4 gr per hari; untuk anak 6-12 tahun : 150-350 mg/kali, dengan maksimum 1,2 gr/hari. Untuk anak 1-6 tahun : 60- 120 mg/kali dan bayi di bawah 1 tahun : 60 mg/kali; pada keduanya diberikan maksimum 6 kali sehari.

IbuprofenIndikasiDapat meringankan gejala artritis reumatoid, osteoartritis, nyari sedang sampai berat, nyeri haid, dan menurunkan demam.DosisAnak : 30-40 mg/kgBB/hari. Dewasa : 4-6 kali 200-400 mg/hari

Asam MefenamatIndikasiDapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang dalam kondisi akut dan kronik, termasuk karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, sakit sehabis operasi dan melahirkan, nyari haid, sakit kepala dan sakit gigi dan juga sebagai antipiretik pada keadaan demam.DosisDosis asam mefenamat adalah 2-3 kali sehari 250-500 mg sehari. Karena efek toksiknya, maka di Amerika Serikat obat ini tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak di bawah 14 tahun dan wanita hamil, dan pemberian tidak melebihi 7 hari.

Penggunaan antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh tidak selalu diperlukan. Demam sebaiknya dianggap sebagai gejala penyakit dasar. Evaluasi primer sebaiknya berfokus pada temuan penting adanya penyakit infeksi yang mengancam jiwa. Anak yang tetap bermain dan terlihat nyaman walaupun menderita demam tidak memerlukan obat-obat antibiotik.Terapi Antipiretik untuk Anak dengan Demam yang Berusia Lebih dari 3 Bulan

Suhu rektalTindakan

38,0-39,0CTidak diperlukan pengobatanBuka baju/selimut yang berlebihan

39,1-41,2CAnak sebaiknya tidak berpakaian terlalu banyakPertahankan agar lingkungan tetap sejuk

Terapi lini pertama Asetaminofen 15 mg/kg/dosis tiap 4 jam

Terapi lini kedua Ibuprofen 10 mg/kg/dosis tiap 6 jam

dafpus:Schwartz, M. William. 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: EGC.Tanu, Ian. 2009. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.