31
LAPORAN KASUS SMF INTERNA Seorang penderita dengan melena Disusun Oleh : Erland Benedicty / 15710083 Pembimbing : Dr. Johannes V. Lucida Sp.PD KEPANITERAAN KLINIK

melena

  • Upload
    erland

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB hitam

Citation preview

Page 1: melena

LAPORAN KASUS

SMF INTERNA

Seorang penderita dengan melena

Disusun Oleh :

Erland Benedicty / 15710083

Pembimbing :

Dr. Johannes V. Lucida Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK

FK UWKS DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO

Page 2: melena

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya

sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Seorang

penderita dengan Melena.”

Penyusunan laporan kasus ini merupakan kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit

Dalam RSUD Sidoarjo, sekaligus sebagai salah satu persyaratan dan merupakan tugas akhir

dalam menyelesaikan Pendidikan Dokter Muda di bidang Ilmu Penyakit Dalam di Fakultas

Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya/RSUD Sidoarjo. Ucapan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah memberikan arahan dan saran dalam penyusunan referat ini

khususnya kepada :

1. dr. Johannes V. Lucida, Sp.PD. FINASIM, selaku kepala SMF Ilmu Penyakit

Dalam RSUD Sidoarjo.

2. dr. Johannes V. Lucida, selaku Pembimbing Laporan Kasus dan Kepaniteraan

Klinik Ilmu Penyakit Dalam di RSUD Sidoarjo.

3. Para Perawat dan staf RSUD Sidoarjo yang telah membantu untuk menyelesaikan

Laporan Kasus ini.

4. Seluruh teman sejawat Dokter Muda Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya / RSUD Sidoarjo.

Saya menyadari bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik

dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan. Akhirnya, saya berharap

semoga Laporan Kasus ini bermanfaat.

Sidoarjo, Agustus 2015

Penyusun

Page 3: melena

BAB I

LAPORAN KASUS

1.1 Identitas Penderita

Nama Penderita : Tn. Djiadi

Umur : 55 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Agama : islam

Suku : jawa

Pekerjaan : Satpam

Pendidikan : SMA

Status : Menikah

Alamat : Sidokepung 17/4 buduran sidoarjo

Tanggal MRS : 25 – 8 - 2015

Tanggal Pemeriksaan : 25 – 8 - 2015

Tanggal KRS : -

No.Rekam Medik : 1696895

1.2 Anamnesis

Anamnesis dilakukan terhadap pasien dan keluarga pasien

A. Keluhan Utama :

Lemas dan BAB hitam

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Lemas

Pasien MRS di IGD tanggal 25 agustus 2015 pukul 14.00 dengan terasa lemas. lemas

dirasakan kurang lebih 2 hari yang lalu .

BAB hitam

BAB hitam dikeluhkan sejak 2 hari yang lalu, BAB berwarna hitam , lembek dan ada

ampasnya,

Page 4: melena

Pusing

Pasien mengeluh pusing berputar dirasakan sejak 2 hari yang lalu

Mual muntah

Pasien tidak mengeluhkan adanya mual dan muntah

Anoreksia

Pasien juga mengeluh nafsu makan menurun.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah menderita BAB hitam seperti ini,

Riwayat diabetes mellitus dan darah hipertensi disangkal oleh pasien.

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang BAB hitam seperti ini.

E. Riwayat Pengobatan

Pasien belum pernah berobat

F. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien sering minum kopi dan makan makanan pedas

1.3 Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pada tanggal 25 agustus 2015 di Ruang Mawar Putih

a. Keadaan Umum : Baik

b.Kesadaran : Compos Mentis

c. Tanda Vital : TD : 120/70 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36 °C

d. Kepala

Bentuk : Bulat, simetris

Rambut : Warna hitam

Page 5: melena

Mata :Konjungtiva anemis, sklera anikterik, lensa keruh, pupil

isokor, reflek cahaya (+/+), tidak ada edema pada daerah

palpebra pada kedua mata

Hidung :Tidak ada sekret, tidak ada bau, tidak ada perdarahan

Telinga :Tidak ada sekret, tidak ada bau, tidak ada perdarahan

Mulut : Tidak sianosis , tidak ada gusi berdarah

e. Leher

Inspeksi : Simetris, tidak tampak pembesaran KGB leher

Palpasi : Tidak teraba pembesaran KGB leher

Tidak ditemukan pembesaran JVP

f. Jantung dan Sistem Kardiovaskuler

Inspeksi :

Iktus cordis : tak tampak

Pulsasi jantung : tak tampak

Palpasi :

Iktus cordis : tak teraba

Pulsasi jantung : tak teraba

Suara yang teraba : tidak ada

Getaran (thrill) : tidak ada

Perkusi :

Tidak dilakukan

Auskultasi :

Suara 1 : tunggal regular

Suara 2 : tunggal regular

Murmur (-)

Gallop (-)

g. Paru

Page 6: melena

Inspeksi : simetris kanan kiri , tidak ada pelebaran antar ICS

Palpasi : fremitus raba normal , fremitus vokal normal

Perkusi : normal Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi : Rh: Wh:

h. Abdomen

Inspeksi : Flat (+)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Perkusi : Tympani (+) metorismus (-) ascites (-)

Palpasi : Nyeri tekan (-) pembesaran organ (-)

i. Ektremitas

Superior : Akral hangat + / +

Edema - / -

Inferior : Akral hangat + / +

Edema - / -

Sonor Sonor

Sonor Sonor

Sonor Sonor

- -

- -

- -

- -

- -

- -

Vesikuler +

Vesikuler +

Vesikuler +

Page 7: melena

Pemeriksaan Penunjang

a. Hasil Laboratorium

Hasil laboratorium pada tanggal 26 – 27 Juli 2015

Jenis Pemeriksaan Hasil Normal

Pemeriksaan tanggal

25 agustus 2015

Darah Lengkap

WBC (Leukosit)

RBC (Eritroit)

HGB (Hemoglobin)

HCT (Hematokrit)

PLT (Trombosit)

MCV

MCH

MCHC

RDW-SD

RDW-CV

PDW

MPV

P-LCR

PCT

EO%

BASO%

NEUT %

LYMPH%

10,1

1,40

4,0

11,5

324

74,5

26,5

35,3

15.2

10,5

9,5

21,3

0,24

0,03

0.1

0,98

56,9

30,1

4.8 - 10.8 10ˆ3/uL

4.2 - 6.1 10ˆ6/uL

12 - 18 g/dl

37 - 52 %

150 - 450 10ˆ3/uL

79 - 99 fl

27 - 31 pg

33 - 37 g/dL

35 - 47 fl

11.5 - 14.5 %

9 - 17 fl

9 - 13 fl

13 - 43 %

0.150 – 0.400 %

0 – 1 %

0 – 1 %

50 - 70%

25 - 40%

Page 8: melena

Jenis Pemeriksaan Hasil Normal

Pemeriksaan tanggal

25 Juli 2015

Pemeriksaan

Pemeriksaan gula darah

sewaktu

BUN

Creatinin

ELEKTROLIT

Natrium

Kalium

Chlorida

Hasil

114

8,9

0,9

141

3,6

108

Normal

<140 mg/dl

6-23 mg/dl

0,7 – 1,2 mg/dl

137 – 145 mmol/L

3,6 – 5 mmol/L

98 – 107 mmol/L

Problem list

Lemas

BAB hitam

pusing

Badan lemas dan nafsu makan menurun

Diagnosis

Melena & anemia gravis

Page 9: melena

Planning

Planning Terapi

- Inf. RL 14 tpm

- Inj. Ranitidin 2x1

- Inj. Ozid 2x1

- Inj. Ondancentron 8 mg 3x1

- Inj. Vit K 3x1

- Inj, Kalnex 3x1

- Syr. Sucralfat 3 x cII

- Transfusi PRC 2 bag sampai Hb > 8 g/dl

Planning monitoring

Evaluasi vital sign ( Tekanan darah, RR, nadi, dan suhu) dan keadaan pasien.

Evaluasi efek samping obat

Planning edukasi

Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakitnya.

Menjelaskan mengenai lama dan tahapan pengobatan.

Menjelaskan mengenai efek samping obat.

Menjelaskan komplikasi dari penyakit ini.

Page 11: melena

21. Sekum

22. Appendiks/Umbai cacing

23. Rektum/Poros usus

24. Anus

- Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada manusia. Mulut

biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap

yang berakhir di anus. Mulut terdiri dari gigi dan lidah.

Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut:

Gigi (dens),

Gigi fungsinya untuk menggigit, mengunyah, mencabik. Gigi terdiri dari gigi seri, taring,

susu dan geraham.

Lidah (lingua) adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu

pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Berfungsi untuk:

1. sebagai indera pengecap/perasa

2. mengaduk makanan di dalam rongga mulut

3. membantu proses penelanan

4. membantu membersihkan mulut

5. membantu bersuara/berbicara

Ludah (saliva) dihasilkan oleh kelenjar ludah

Di dalam lidah terdapat enzim amilase yaitu enzim yang mengubah zat tepung menjadi zat

gula

Page 12: melena

- Esofagus atau kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada yang dilalui sewaktu

makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus

dengan menggunakan proses peristaltik.

Esofagus bertemu dengan faring – yang menghubungkan esofagus dengan rongga mulut –

pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian:

bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka

dan otot polos), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot polos).

Pada beberapa penyakit kronis seperti pada Sirosis Hati, pembuluh darah esofagus bisa

mengalami pelebaran yang di sebut varises esofagus.

- Lambung / stomach berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga badan.

Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan dicerna dan sejumlah kecil

sari-sari makanan diserap. Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah

1. Kardia.

2. Fundus.

3. Pilorus.

1. Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan itu sendiri .

2. Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat.

3. Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari atau sering

disebut duodenum.

Page 13: melena

Dinding lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni :

1. Mucosa.

2. Submucosa.

3. Muscularis.

4. Serosa.

1. Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim,

asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar

perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume getah lambung yang

dapat dikeluarkan.

2. Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk

menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang

diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut.

3. Muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan

ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan menyerong.

Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan

4. gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di

dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan

pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gaya

gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.

Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu :

1. Sel goblet (goblet cell).

2. Sel parietal (parietal cell).

Page 14: melena

3. Sel chief (chief cell).

1. Sel goblet berfungsi untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan terluar

sel agar tidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung.

2. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung [Hydrochloric acid] yang

berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel parietal memproduksi 1.5

mol dm-3 asam lambung yang membuat tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH 2.

3. Sel chief berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzim pepsin dalam bentuk

tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak

mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada sel

tersebut.

Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan

getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan

menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI),

pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan

mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin.

Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil.

Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan.

Renin merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai

kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca2+ dari susu sehingga dapat dicerna

oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam

lambuing dan usus tanpa sempat dicerna.

HCl(Asam Klorida) merupakan enzim yang berguna untuk membunuh kuman dan bakteri

pada makanan.

Page 15: melena

Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti

bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur

pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah

ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam.

Sebaliknya, otot pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika

tersentuh kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan

membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang,

pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun.

Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka.

Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya.

Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan

tersebut dapat tercerna efektif. Setelah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.

- Usus dua belas jari / duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah

lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum) dengan panjang antara 25-38cm.

Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo

duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh

selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.

Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.

Page 16: melena

Usus dua belas jari bertanggung jawab untuk menyalurkan makanan ke usus halus. Secara histologis,

terdapat kelenjar Brunner yang menghasilkan lendir. Dinding usus dua belas jari tersusun atas

lapisan-lapisan sel yang sangat tipis yang membentuk mukosa otot.

Bagian-bagian :

Usus dua belas jari dibagi menjadi empat bagian untuk mempermudah pemaparan.

Pars superior

Bagian pertama, yaitu pars suoerior dimulai dari akhir pilorus. Kemudian saluran akan

membelok ke lateral kanan. Bagian ini memiliki panjang 5 cm.

Pars ascendens

Bagian terakhir, pars ascendens berbentuk saluran menaik dan berakhir pada awal usus

kosong (jejunum).

Page 17: melena

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.

Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses, kolon terdiri dari kolon menanjak

(ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan

rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering disebut

dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon kiri".

Fungsi usus besar yaitu

1. menyimpan dan eliminasi sisa makanan,

2. menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, dengan cara menyerap air

3. mendegradasi bakteri.

Anus adalah sebuah bukaan dari rektum ke lingkungan luar tubuh. Pembukaan dan

penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi

(buang air besar) yang merupakan fungsi utama anus.

Page 18: melena

Definisi Melena:

Melena merupakan kondisi tinja berwarna kehitaman (seperti aspal) yang umumnya

berhubungan dengan perdarahan saluran pencernaan bagian atas (esofagus, lambung, serta

usus duabelas jari). Warna kehitaman disebabkan oleh kandungan hemoglobin dalam tinja

yang terurai oleh enzim – enzim percernaan serta bakteri usus. Adanya melena menunjukkan

bahwa darah telah berada di saluran cerna dalam waktu setidaknya 14 jam dan biasanya

terjadi pada saluran cerna bagian atas, walaupun terkadang melena dapat pula timbul akibat

perdarahan dari colon (hematochezia).

Penyebab

Penyebab paling umum dari melena adalah perlukaan lapisan dinding lambung atau usus

duabeas jari (ulkus peptikum). Pertanyaan langsung, "Apakah tinja Anda hitam atau berdarah?"

harus digunakan bila perdarahan aktif dapat terjadi. penggunaan obat-obatan golongan NSAID

jangka panjang atau konsumsi alkohol juga potensial menyebabkan kerusakan pada mukosa

saluran cerna Melena dapat pula disebabkan oleh pemakaian obat antikoagulan (contohnya

warfarin) yang berlebihan. Selain itu, melena juga dapat disebabkan oleh tumor, terutama

tumor ganas yang berasal dari perdarahan pada permukaan tumor tersebut. Melena juga dapat

disebabkan oleh beberapa kelainan darah, seperti idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP)

ataupun haemophilia. Penyebab lain dari melena berupa pendarahan ulkus, gastritis, varises

esofagus, divertikulum Meckel, serta sindrom Mallory-Weiss.

Perdarahan saluran gastrointestinal merupakan keadaan emergensi yang membutuhkan

penanganan segera. Insiden perdarahan gastrointestinal mencapai lebih kurang 100 kasus

dalam 100.000 populasi per tahun, umumnya berasal dari saluran cerna bagian atas.

Perdarahan saluran cerna bagian atas muncul 4 kali lebih sering dibandingkan perdarahan

Page 19: melena

pada bagian bawah, serta merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas untuk kasus

gangguan pada saluran cerna. Mortalitas akibat perdarahan saluran cerna bagian atas

ditemukan sebanyak 6-10% dari seluruh kasus.

Perdarahan saluran gastrointestinal dapat muncul dalam lima macam manifestasi, yaitu

hematemesis, melena, hematochezia, occult GI bleeding yang bahkan dapat terdeteksi

walaupun tidak ditemukan perdarahan pada pemeriksaan feses, serta tanda-tanda anemia

seperti syncope dan dyspnea.

Perdarahan yang banyak selain memberikan gejala hematemesis juga memberikan gejala

melena,sedangkan melena tidak selalu disertai oleh hematemesis. Jika darah banyak yang

keluar, maka penderitanya akan mengalami anemia. Jika berat, harus segera ditransfusi. Dan

Jika buang air besar bercampur darah merah segar, bukan disebut melena, tapi hematochezia.

Diagnosis

Pasien biasanya hadir dengan anemia atau tekanan darah rendah. Sangat sering,

bagaimanapun, selain dari melena sendiri, tidak ada gejala lain. Pemeriksaan colok dubur

harus dilakukan untuk menilai baik kehadiran dan kemungkinan sumber darah. Pengujian

darah dalam tinja dengan tes seperti guaiac feses sering dilakukan, meskipun hanya telah

divalidasi untuk skrining kanker kolorektal. Jika ini adalah untuk dilakukan, hal itu harus

dilakukan sebelum ujian rektal digital untuk menghindari trauma pada saluran dubur, dan

kemampuannya untuk mengubah manajemen masih bisa diperdebatkan. Jika sumber di

saluran pencernaan bagian atas diduga, sebuah endoskopi atas dapat dilakukan untuk

mendiagnosis penyebabnya. Hematemesis menegaskan lokasi pencernaan bagian atas

perdarahan dan menunjukkan bahwa perdarahan yang besar, melena menegaskan BAB hitam

terjadi pada saluran pencernaan atas Warna melena tergantung dari lamanya hubungan antara

Page 20: melena

darah dengan asam lambung, besar kecilnya perdarahan, kecepatan perdarahan, lokasi

perdarahan dan pergerakan usus. Pada melena, dalam perjalannya melalui usus, darah

menjadi berwarna merah gelap bahkan hitam. Perubahan warna ini disebabkan oleh HCL

lambung, pepsin, dan warna hitam ini diduga karena adanya pigmen porfirin. Kadang-kadang

pada perdarahan saluran cerna bagian bawah dari usus halus atau kolon asenden, feses dapat

berwarna merah terang/gelap.(3)

Diperkirakan darah yang muncul dari duodenum dan jejunum akan tertahan pada saluran

cerna sekitar 6-8 jam untuk merubah warna feses menjadi hitam. Paling sedikit perdarahan

sebanyak 50-100 cc baru dijumpai keadaan melena. Feses tetap berwarna hitam seperti ter

selama 48-72 jam setelah perdarahan berhenti. Ini bukan berarti keluarnya feses yang

berwarna hitam tersebut menandakan perdarahan masih berlangsung. Darah yang

tersembunyi terdapat pada feses selama 7-10 hari setelah episode perdarahan tunggal. Dan

bila BAB terdapat darah segar berarti mengindikasikan bahwa pendarahan terjadi di saluran

cerna bagian bawah dan disebut hematochezia.

Page 21: melena

Tindakan Umum

1. Infus dan transfusi darah

Tindakan pertama yang dilakukan adalali resusitasi, untuk memulihkan keadaan

penderita akibat kehilangan cairan atau syok. Yaitu cairan infus dekstrose 5% atau Ringer

laktat atau NACL O,9% dan transfusi Whole Blood atau Packed Red Cell

2. Istirahat mutlak

Istirahat mutlak sangat dianjurkan, sekurang kurangnya selama 3 hari setelah

perdarahan berhenti.

3. Diet

Dianjurkan puasa jika perdarahan belum berhenti. Dan penderita mendapat nutrisi secara

parenteral total sampai perdarahan berhenti. Jika perdarahan berhenti, diet biasa dimulai

dengan diet cair HI/LI. Selanjutnya secara bertahap diet beralih ke makanan padat

4. Medikamentosa

Antasida cair, untuk menetralkan asam lambung. Injeksi Cimetidin atau injeksi

Ranitidine, yaitu antagonis reseptor H2 untuk mengurangi sekresi asam lambung. Obat-

obatan penghambat pompa proton (PPP), seperti esomeprazole, lansoprazole, dan

omeprazole. PPP mampu menghambat sel-sel penghasil asam yang terdapat pada lapisan

Page 22: melena

lambung. Dengan begitu, kadar asam di dalam lambung bisa turun. , Injeksi Traneksamic

acid (Kalnex), jika ada peningkatan aktifitas fibrinolisin. Kalnex termasuk golongan obat

tranexamic acid. Tranexamic acid digunakan untuk membantu menghentikan kondisi

perdarahan. Tranexamic acid merupakan agen antifibrinolytic. Golongan obat ini bekerja

dengan menghalangi pemecahan bekuan darah, sehingga mencegah pendarahan Injeksi

Vitamin K, membantu proses pembekuan darah untuk menghentikan pendarahan. Dan

transfusi darah jika pasien mengalami anemia atau penurun hemoglobin dan eritrosit.

Endoskopi

Endoskopi pada perdarahan saluran cerna bagian atas. Pemeriksaan Endoskopi yang

dikerjakan secara dini banyak membantu untuk mengetahui secara tepat sumber perdarahan,

baik yang berasal dari esophagus, lambung, maupun duodenum. Demikian pula dengan

pemeriksaan endoskopi, kita dapat menentukan factor-faktor prognostic yang dapat

mempengaruhi perjalanan penyakit, baik pada perdarahan akibat tukak ini dengan cara

endoskopik (endoscopic hemostasis).

Page 23: melena

DAFTAR PUSTAKA

- Buku ajar ilmu penyakit dalam , Interna publishing Jilid II edisi VI, jakarta pusat. 2014.

- MedlinePlus Encyclopedia bloody or tarry stools tanggal, juli 2010

- Pedoman diagnosis dan terapi ; rumah sakit umum DR Soetomo, surabaya edisi III, 2008.

- Jhoxer (2010). Asuhan Keperawatan Hematomesis Melena. Jakarta 2010

- Portal Kedokteran ; Hematemesis Melena, jakarta, 2008.

- Marieb, Elaine N. and Hoehn, Katja (2007). Human Anatomy and Physiology 7th Edition. Benjamin

Cummings.