7
Membuat Sloof Beton Bertulang (Definisi, Fungsi, Rencana Kerja dan Syarat) Sloof Setelah dalam beberapa posting kita membahas tentang fondasi rumah, maka komponen bangunan selanjuatnya yang akan kita bahas adalah sloof. Sloof dalam bangunan sederhana sebagaimana komponen bangunan yang lainya, lazimnya terbuat dari beton bertulang dan letaknya di atas fondasi, baik fondasi itu berupa pasangan batu kali atau fondasi telapak (footplate). Ilustrasi sloof dalam sebuah rumah dapat dilihat pada posting sebelumnya dengan judul Komponen Struktur Bangunan. Gambar posisi sloof bangunan Fungsi Sloof Fungsi sloof dalam bangunan atau rumah adalah sebagai komponen yang meratakan beban dimana dengan sloof tadi pelimpahan beban dari dinding diatasnya sloof merata ke fondasi dan kemudian dilimpahkan ke tanah. Dengan keadaan tanah yang heterogen (berbeda-beda jenis dan kekerasan tanah) berarti reaksi tanah

Membuat Sloof Beton Bertulang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sipil

Citation preview

Page 1: Membuat Sloof Beton Bertulang

Membuat Sloof Beton Bertulang (Definisi, Fungsi, Rencana Kerja dan Syarat)

Sloof Setelah dalam beberapa posting kita membahas tentang fondasi rumah, maka komponen bangunan selanjuatnya yang akan kita bahas adalah sloof. Sloof dalam bangunan sederhana sebagaimana komponen bangunan yang lainya, lazimnya terbuat dari beton bertulang dan letaknya di atas fondasi, baik fondasi itu berupa pasangan batu kali atau fondasi telapak (footplate). Ilustrasi sloof dalam sebuah rumah dapat dilihat pada posting sebelumnya dengan judul Komponen Struktur Bangunan.Gambar posisi sloof bangunan

Fungsi SloofFungsi sloof dalam bangunan atau rumah adalah sebagai komponen yang meratakan beban dimana dengan sloof tadi pelimpahan beban dari dinding diatasnya sloof merata  ke fondasi dan kemudian dilimpahkan  ke tanah. Dengan keadaan tanah yang heterogen (berbeda-beda jenis dan kekerasan tanah) berarti reaksi tanah akibat beban fondasi tentu saja berbeda-beda, jika pada tanah tadi terdapat bagian tanah yang lembek (tidak keras), maka dapat mengakibatkan penurunan fondasi yang mana tentu saja dapat menyebabkan penurunanan bangunan (konsekwensi yang terjadi akibat penurunan bangunan yang tidak  merata atau sebagian, dapat dilihat pada posting sebelumnya tentang fondasi). Maka sloof ini sebagai perantara atau jembatan yang menghubungkan tanah keras (tanah bagus untuk fondasi) dengan tanah yang lembek (tanah yang jelek untuk fondasi). Dengan sloof ini maka diharapkan tidak terjadi penurunan sebagian bangunan, karena tanah yang lembek tadi dapat dikatakan sudah

Page 2: Membuat Sloof Beton Bertulang

tidak ada. Ibarat ada sebuah cekungan  atau sungai di  jalan kemudian diatasnya cekungan atau sungai dihubungkan dengan jembatan, maka dua jalan yang terputus cekungan atau sungai dapat dihubungkan. Sehingga jika diatas jembatan tadi ditaruh beban, maka beban tadi akan ditopang jembatan kemudian akan dilimpahkan pada pilar-pilar jembatan.Selain fungsi itu tadi, sloof juga menahan gaya lateral atau gaya horizontal (misalnya gaya yang arahnya mendatar akibat gempa). Sehingga komponen struktur yang diikat sloof tadi tetap diposisinya, dan bangunan tadi tidak berubah bentuk atau bahkan rusak.

Beberapa Sloof Yang Sering Dibuat Akan Tetapi Belum Benar Dalam Pembuatannya

1.Banyak  sekali ditemukan pada bangunan atau rumah kuno, kebanyakannya tidak menggunakan sloof. Sehingga didapati setelah fondasi langsung didirikan dinding pasangan bata.2.Tak jarang hanya mengunakan rolag (pasangan bata miring). Menurut buku Pedoman Teknis Bangunan Tahan Gempa bahwa rolag bata ini tidak bisa menahan gaya lateral dan meratakan beban kefondasi. Dengan kata lain rolag bata ini tidak bisa berfungsi sebagai sloof atau jika berfungsi sebagai sloof, maka kinerjanya tidak akan sebaik sloof dengan beton bertulang.Dalam posting kali ini hanya disajikan definisi dan fungsi sloof, maka pada posting selanjutnya akan kami sajikan detail konstruksi sloof, rencana kerja dan syarat disertai gambar kesalahan dalam membuat sloof .Simak pada edisi berikutnya ya...............

Page 3: Membuat Sloof Beton Bertulang

Pekerjaan Kolom dan Beton Bertulang

Sebelum kita mulai membahas, perlu diketahui fungsi dan tugas masing-masing dari Kolom dan Balok Beton didalam sebuah bangunan rumah.

Kolom beton (tiang beton) adalah beton bertulang yang diletakkan diatas pondasi dengan posisi tegak/vertikal. Kolom berfungsi disamping sebagai pengikat pasangan dindng bata juga berfungsi sebagai penerus beban dari atas menuju sloof yang kemudian diterima oleh pondasi.

Ring balok beton bertulang yang terletak di atas pasangan bata.Berfungsi sebagai tumpuan konstruksi atap dan pengikat pasangan bata bagian atas agar pasangan bata tidak runtuh.

Balok beton bertulang merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan yang akan menerima beban-beban diatasnya.

Didalam melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam pelaksanaannya, karena bagian ini adalah bagian penumpu utama bangunan rumah diatas permukaan tanah.

Apabila ada yang terlewatkan maka bisa terjadi dinding rumah akan retak atau atap penutup rumah akan turun sampai bisa terjadi rumah akan rubuh.

Pada saat pekerjaan dilaksanakan perlu diperhatikan adalah :

Dimensi/ diameter besi beton yang digunakan sudah sesuai gambar.

Cek dan lakukan pemeriksaan dimensi/ukuran sudah sesuai denga gambar lapangan.

Pada titik pertemuan atau sambungan sudah dilakukan dengan benar (syarat menyambung struktur)

Perhatikan ikatan kawat antara besi beton dan ring besi beton sudah terikat dengan kuat.

Pemasangan begisting (cetakan beton) tidak ada celah atau lobang, sehingga pada saat pengecoran beton tidak terjadi kebocoran.

Bersihkan cetakan beton dari segala bentuk kotoran dan bersihkan apabila ada tumpahan minyak pada besi beton, agar antara adukan beton dan besi beton dapat melekat dengan baik.

Pada saat pengecoran beton dilakukan, perhatikan cetakan beton (begisting) sudah terisi dengan padat (tidak ada rongga), karena kalau tidak padat akan mengurangi kekuatan beton.

Page 4: Membuat Sloof Beton Bertulang

Tiang begisting balok sudah terpasang dengan kuat, sehingga pada saat pengecoran begisting tidak melengkung/turun.

INSTRUKSI KERJA BEKISTING PILE CAP DAN TIE BEAM

1.0 REFERENSI

4.1. Gambar kerja denah Pile cap dan Tie beam4.2. Rencana Mutu Proyek

2.0 ALAT2.1. Meteran 2.2. Theodolite2.3. Autolevel/ bak ukur2.4. Benang2.5. Alat gali manual/ excavator kecil2.6. Molen beton2.7. Sendok semen

3.0 LANGKAH KERJAA. Pekerjaan Persiapan a. Sebelum dilakukan pekerjaan galian tanah, sudah dipastikan terlebih dahulu bahwa posisi, dimensi dan elevasi pile cap telah final. Artinya telah diketahui (telah ada gambar terbaru yang meliputi):- Pembesaran pile cap akibat eksentrisitas as tiang pondasi.- Penurunan elevasi pile cap, akibat ketidaksempurnaan kepala tiang.b. Gali tanah pada lokasi pile cap dan tie beam sesuai dengan gambar kerja sampai dengan elevasi dasar pile cap/ tie beam ditambah dengan lantai kerja dan urugan pasir, lebar galian tersebut harus cukup untuk ruang kerja pemasangan bekisting. Lebar galian ditentukan oleh keputusan jenis bekisting yang akan dipakai. Pemakaian bekisting kayu memerlukan lebar galian yang lebih besar. Perlu diperhatikan sudut kemiringan galian tergantung dari kestabilan lereng tanahtanah agar tidak longsor khususnya untuk galian dengan kedalaman lebih dari 1 meter.c. Setelah tiang pondasi dipotong dan diangkat dilanjutkan dengan pembuatan patok dari potongan besi atau kayu pada sudut-sudut pile cap dan pertemuan pile cap dan tie beam.

B. Pekerjaan Pelaksanaan a. Rapikan/ ratakan dasar galian bila perlu lakukanlah pemadatan dengan stamper untuk pile cap yang besar.b. Setelah tanah rata, urug dasar galian dengan pasir dengan ketebalan urugan sesuai persyaratan sampai dengan sisi luar rencana bekisting pile cap/ tie beam.c. Buatlah lantai kerja di atas urugan pasir dengan tebal minimal 5 cm hingga elevasi dasar pile cap/ tie beam.d. Marking posisi pile cap dan tie beam dengan sipatan pada lantai kerja dan tarik benang pada patok yang telah tersedia sesuai dengan rencana elevasi atas pile cap/ tie beam.e. Pemasangan BekistingPemasangan bekisting dapat menggunakan material pasangan bata kapur, batako atau bekisting

Page 5: Membuat Sloof Beton Bertulang

kayu. Dalam menentukan jenis material bekisting yang digunakan perlu dilakukan analisa biaya dan kecepatan pemasangan. Keuntungan pemakaian bekisting kayu adalah pemakaian berulang (5 – 6 kali), relatif cepat, tetapi sesudahnya ada pekerjaan bongkar bekisting. Di pihak lain bekisting bata/ batako mempunyai keunggulan dalam hal hemat galian dan keterbatasan ruang kerja serta tidak adanya pekerjaan bongkar bekisting.1. Bekisting kayu. Buatlah panel bekisting sesuai dengan tinggi dimensi tie beam atau pile cap dengan menggunakan multiplek 9 mm dan diperkuat dengan kayu kaso 5/7 dijepit pada sisi atas dan bawahnya (bila diperlukan ditengah juga 70dipasang, khususnya untuk dimensi pile cap/ tie beam dengan tinggi jarakcm) dan diperkuat tiap jarak tertentu pada arah vertikal penjepit kayu kaso pada arah vertikal disesuaikan terhadap dimensi tie beam atau pile cap sehingga mampu menahan gaya lateral pada saat pengecoran beton. Pasanglah panel bekisting pada posisi sesuai marking yang telah disediakan. Pasanglah sekur-sekur untuk perkuatan samping menggunakan kayu balok 7/10 pada sisi atas dan bawah panel hingga panel tidak bergeser posisinya kemudian periksalah terhadap arah vertikal / lot vertikal. Pasanglah form tie bila dimensi tie beam cukup besar untuk perkuatan posisi panel bekisting.2. Bekisting bata/batako/ bata kapur Pasanglah bata / batako / bata kapur sesuai marking dengan adukan semen dan pasir untuk penyambungannya. Uruglah tanah pada sisi samping pile cap/ tie beam hingga padat sebagai perkuatan terhadap bekisting itu sendiri.f. Pekerjaan bekisting selesai dan dapat dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan tulangan pile cap/ tie beam dan pengecoran beton.

4.0 PEMERIKSAAN / PENGETESAN4.1. Posisi4.2. Dimensi

5.0 REKAMAN5.1. Pemeriksaan Pekerjaan Sebelum Pengecoran (Lihat lamp. 6.1 dari IK/ODR/ST-12/R1 hal 1)5.2. Pemeriksaan Pekerjaan Setelah Pengecoran (Lihat lampiran 6.2 dari IK/ODR/ST-12/R1)

6.0 LAMPIRA