15
MENENTUKAN ARAH KE SEBUAH KOTA DAN MENGHITUNG JARAK MENENTUKAN ARAH KE SEBUAH KOTA DAN MENGHITUNG JARAK DUA DUA BUAH KOTA MELALUI BAYANG-BAYANG BUAH KOTA MELALUI BAYANG-BAYANG TONGKAT TONGKAT OLEH MATAHARI OLEH MATAHARI (Fenomena Matahari di Atas Ka’bah) Pandapotan Harahap, S.Pd., M.Pd., M.P.Fis. (Guru MAN 2 Model Medan) Abstrak Arah Kiblat (Mekah) dapat ditentukan dengan metode sederhana, yakni menggunakan bayangan tongkat dan posisi kota Mekah (39 o 49’ BT dan 21 o 26 LU). Pada tanggal-tanggal 28 Mei dan 16 Juli matahari tepat berada di atas Ka’bah atau kota Mekkah, dengan memperhatikan arah bayangan yang dibentuk oleh tongkat yang tegak lurus dengan permukaan tanah, maka arah kiblat dapat dengan mudah ditentukan. Perbandingan panjang tongkat pada tempat-tempat yang berbeda dapat pula digunakan sebagai penentu jarak antara dua kota. Kata Kunci: Ka’bah, Mekah, tongkat, bayang-bayang, arah kiblat, jarak kota Abstract Direction of a city can be determined with a simple method, i.e, using a rod and it’s shadow and position of Mecca. On date May 28 th and July 16 th the sun is right above the city of Mecca or the Ka'bah, the correct direction of shadows formed by the vertical rod with the land surface, the direction of Qibla can be easily determined. Comparison of long rods in a different place can also be used as determine the distance of two cities. Keywords: Ka'bah, Mecca, rod, shadow, Qibla direction, the distance of two cities 1. Pendahuluan Bagi umat Islam mengetahui letak/posisi kota Mekah adalah sangat penting, hal ini dikarenakan di kota inilah Ka’bah yang menjadi pusat kiblat umat Islam berada. Secara geografis, letak kota Mekah berada pada posisi 39 o 49’ BT dan 21 o 26 LU. Pentingnya menentukan letak Ka’bah sama dengan pentingnya menentukan arah Kiblat dalam Sholat. Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke Masjidil Haram; Sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang Pandapotan Harahap Hal. ke-1 dari 10 hal

MENENTUKAN ARAH KE SEBUAH KOTA DAN MENGHITUNG Web viewmetode/cara dalam menentukan arah ... Posisi matahari tepat berada di atas Ka'bah akan terjadi ketika lintang Ka'bah sama

Embed Size (px)

Citation preview

MENENTUKAN ARAH KE SEBUAH KOTA DAN MENGHITUNG JARAKMENENTUKAN ARAH KE SEBUAH KOTA DAN MENGHITUNG JARAK DUA BUAH KOTA MELALUI BAYANG-BAYANG DUA BUAH KOTA MELALUI BAYANG-BAYANG

TONGKATTONGKAT OLEH MATAHARI OLEH MATAHARI(Fenomena Matahari di Atas Ka’bah)

Pandapotan Harahap, S.Pd., M.Pd., M.P.Fis.(Guru MAN 2 Model Medan)

Abstrak

Arah Kiblat (Mekah) dapat ditentukan dengan metode sederhana, yakni menggunakan bayangan tongkat dan posisi kota Mekah (39o49’ BT dan 21o26’ LU). Pada tanggal-tanggal 28 Mei dan 16 Juli matahari tepat berada di atas Ka’bah atau kota Mekkah, dengan memperhatikan arah bayangan yang dibentuk oleh tongkat yang tegak lurus dengan permukaan tanah, maka arah kiblat dapat dengan mudah ditentukan. Perbandingan panjang tongkat pada tempat-tempat yang berbeda dapat pula digunakan sebagai penentu jarak antara dua kota.

Kata Kunci: Ka’bah, Mekah, tongkat, bayang-bayang, arah kiblat, jarak kota

AbstractDirection of a city can be determined with a simple method, i.e, using a rod and it’s shadow and position of Mecca. On date May 28th and July 16th the sun is right above the city of Mecca or the Ka'bah, the correct direction of shadows formed by the vertical rod with the land surface, the direction of Qibla can be easily determined. Comparison of long rods in a different place can also be used as determine the distance of two cities.

Keywords: Ka'bah, Mecca, rod, shadow, Qibla direction, the distance of two cities

1. Pendahuluan

Bagi umat Islam mengetahui letak/posisi kota Mekah adalah sangat penting, hal ini dikarenakan di kota inilah Ka’bah yang menjadi pusat kiblat umat Islam berada. Secara geografis, letak kota Mekah berada pada posisi 39o49’ BT dan 21o26’ LU. Pentingnya menentukan letak Ka’bah sama dengan pentingnya menentukan arah Kiblat dalam Sholat.

Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke Masjidil Haram; Sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang haq dari Tuhan-mu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah atas apa yang kamu kerjakan (QS Al Baqarah: 149).

Sejalan dengan arah kiblat ini, Rasulullah dalam sebuah Hadits menyatakan:

Baitullah (Ka’bah) adalah kiblat bagi orang-orang dalam Masjidil Haram dan Masjidil Haram adalah kiblat orang-orang yang tinggal di Tanah Haram (Makkah) dan Tanah Haram adalah kiblat bagi seluruh penduduk bumi, timur dan baratnya dari umatku.

Bagi penduduk/masyarakat sekitar Masjidil Haram, penentuan arah kiblat tidak ada masalah. `Namun bagi orang yang berada jauh dari Masjidil Haram akan terasa sulit menentukan arah kiblatnya. Untuk itu diperlukan suatu metode/cara dalam menentukan arah kiblat

Pandapotan Harahap Hal. ke-1 dari 10 hal

tersebut secara sederhana dan mudah dilakukan. Dalam tulisan ini akan dipaparkan penentuan arah kiblat dengan metode bayangan tongkat. Selain itu akan diuraikan penggunaan metode bayangan tongkat untuk menentukan jarak dua kota.

2. Menentukan Arah Kiblat Menggunakan Bayangan Tongkat

Saat ini cara yang paling mudah dalam menentukan arah kiblat adalah dengan menggunakan kompas arah kiblat yang telah banyak ditemukan di pasaran. Selain itu dengan menggunakan bantuan internet yang difokuskan pada letak geografis suatu kota dan daerah, akan langsung tertera arah kiblatnya (seperti situs Qiblalocator.Com). Untuk waktu-waktu tertentu, dapat digunakan tongkat sebagai alat penunjuk arah kiblat berdasarkan bayangan. Selain itu, arah kiblat dapat ditentukan dengan menggunakan trigonometi bola, asalkan diketahui posisi geografis suatu tempat dengan mengacu pada posisi geografis Ka’bah. Dua metode yang disebutkan terakhir akan diuraikan secara singkat dalam tulisan ini.

2.1. Saat-saat Matahari Tepat Berada di Atas Kota Mekah

Gambar 1. Posisi kota Mekah dilalui Matahari 2 kali dalam setahun

Dua kali dalam setahun matahari tepat berada di atas kota Mekah (Ka’bah), yaitu pada tanggal 28 Mei pukul 16:18 WIB dan 16 Juli pukul 16:27 WIB. Hal ini terjadi karena adanya rotasi bumi yang tidak tepat pada sumbunya,

namun membentuk sudut 23,5o. Akibatnya lintasan garis edar matahari tidak tepat lagi sejajar khatulistiwa, namun membentuk sudut 23,5o. Kemiringan ini juga membuat lintasan edar matahari (gerak semu matahari) berubah-ubah sepanjang tahun dari utara ke selatan kemudian ke utara begitu seterusnya dengan batas 23,5o LU dan 23,5o LS.

Posisi kota Mekah berada pada koordinat 21º26′ LU dan 39o49’ BT. Saat Gerak semu matahari dari Khatulistiwa (0O) ke Garis Balik Utara (GBU = 23,5O LU) dan kembali ke Khatulistiwa (0O) berada dalam rentang 21 Maret sampai 23 September, pada rentang inilah matahari melintas tepat di atas kota Mekah sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal 28 Mei saat matahari menuju GBU dan pada tanggal 16 Juli saat matahari menuju Garis Balik Selatan (GBS = 23,5O LS).

2.1.1. Posisi Matahari Saat Menentukan Arah Kiblat

Indonesia bagian barat lebih cepat 4 jam (GMT = +07:00) dari waktu Saudi Arabia (GMT = +03:00). Jika waktu di Mekah menunjukkan pukul 12.00 siang, maka kota di Indonesia Barat seperti Medan, Jakarta, Bandung dan Surabaya (WIB) telah memasuki pukul 16.00 WIB.

Posisi matahari tepat berada di atas Ka'bah akan terjadi ketika lintang Ka'bah sama dengan deklinasi matahari, pada saat itu matahari berkulminasi tepat di atas Ka'bah. Kesempatan tersebut datang pada setiap tanggal 27 Mei (tahun pendek) atau 28 Mei (tahun kabisat) pukul 11.57 LMT dan tanggal 15 Juli (tahun pendek) atau 16 Juli (tahun kabisat) pukul 12.06 LMT.

Pada tanggal 28 Mei pukul 16:18 WIB (untuk tahun pendek 27 Mei) dan tanggal 16 Juli pukul 16:27 WIB (untuk tahun pendek 15 Juli) matahari tepat di atas kota Mekah (Ka’bah). Jika seorang pengamat melihat ke arah barat, maka matahari berada pada ketinggian lebih kecil dari 45o dari ufuk barat. Pada saat-saat tersebut matahari tegak lurus terhadap garis horizon/ufuk, artinya jika ditarik

Pandapotan Harahap Hal. ke-2 dari 10 hal

M

MH

L

TP

garis lurus dari matahari ke ufuk barat, garis tersebut tepat jatuh di kota Mekah.

Bila waktu Mekah (LMT) dikonversi menjadi waktu Indonesia bagian barat (WIB) maka harus ditambah dengan 4 jam 21 menit sama dengan pukul 16.18 WIB dan 16.27 WIB. Oleh karena itu, setiap tanggal atau 28 Mei (untuk tahun kabisat) pukul 16.18 WIB dapat mengecek arah kiblat dengan mengandalkan bayangan matahari yang tengah berada di atas Ka'bah. Begitu pula setiap tanggal atau 16 Juli

(untuk tahun kabisat) juga dapat dilakukan pengecekan arah kiblat dengan metode tersebut.

Jika matahari diandaikan sebagai balon terbang yang diikat ke tanah (di Mekah) secara tegak lurus, maka pengamat dari kejauhan akan melihat perpanjangan benangnya ke tanah merupakan petunjuk arah posisi kota Mekah. Dengan kata lain Arah datangnya bayangan yang terjadi oleh tongkat merupakan arah kiblat.

Gambar 2. Bayangan tongkat (L) saat matahari (MH) di atas ka’bah

2.1.2. Kiblat di Sebelah Barat, Utara dan Selatan Mekah

Untuk daerah di bagian barat kota Mekah, metode yang dipakai adalah sama dengan untuk bagian timurnya. Perbedaannya, jika di timur Mekah penentuan dilakukan di waktu Ashar, maka di barat kota Mekah dilakukan di waktu pagi menjelang siang. Sebagai contoh untuk daerah Kairo dan Istambul (GMT= +02.00), penentuan arah kiblat sebaiknya satu jam sebelum matahari berada di atas Mekah, begitu seterusnya.

Untuk tempat-tempat di Utara dan Selatan kota Mekah, metode di atas hanya efektif dan presisi untuk waktu yang sempit, yakni matahari tepat berada di atas Mekah (tengah hari), jika matahari telah bergeser ke barat Mekah atau sebelum berada di Mekah, keakuratan menjadi tidak presisi.

Gambar 3. Bayangan tongkat yang terbentuk untuk lokasi di daerah sekitar Ka’bah

Pandapotan Harahap Hal. ke-3 dari 10 hal

Waktu lain untuk pengamatan adalah tanggal 16 Juli jam 16:27 WIB, selain untuk mencoba kesempatan yang kedua, pada tanggal 16 Juli ini dapat dijadikan pembuktian kebenaran hasil kerja pada kesempatan sebelumnya. Pada tanggal 16 Juli ini matahari melintasi Mekah saat kembali dari titik balik utara menuju khatulistiwa (22 September) dan titik balik selatan (22 Desember).

2.1.3. Kekurangan Metode Bayangan Tongkat

Selain karena waktunya yang sempit, yaitu 2 kali dalam setahun, penentuan arah kiblat dengan metode ini tidak dapat digunakan pada daerah koordinat yang memiliki beda bujur lebih dari 90o terhadap Mekah baik dari Timur maupun Barat, atau memiliki beda waktu 6 jam (1 jam = 15o), karena posisi kota Mekah berada pada 39o49’ BT, maka pengamat yang bisa melakukan pengukuran tersebut adalah yang berada di bujur yang lebih kecil dari 129o BT. Begitu juga untuk daerah di barat kota Mekah, metode ini hanya berlaku bagi koordinat yang lebih kecil dari 51o BB.

Untuk daerah yang tidak dapat melakukan penentuan arah kiblat saat Matahari tepat berada di atas Ka’bah, dapat melakukannya setengah tahun kemudian. Dalam setahun terdapat 2 hari dimana posisi matahari tepat berada di bawah (Nadir) Mekah, saat ini matahari berada di belahan barat bumi. Seandainya ditarik garis lurus menembus pusat bumi, posisi gerak semu matahari tepat menembus kota Mekah.

Pada tiap tanggal 28 November 21:09 UT (29 November 04:09 WIB/05:09 WITA/06:09 WIT) dan pada tanggal 16 Januari 21:29 UT (17 Januari 04:29 WIB/05:29 WITA/06:29 WIT), matahari tepat berada di bawah Ka’bah. Jika saat tersebut pengamat sedang menghadap ke Matahari terbit, berarti pengamat tersebut tepat membelakangi arah kiblat. Dengan memancangkan tiang/tongkat secara tegak lurus di lantai/tanah maka arah jatuhnya bayangan tiang/tongkat tersebut merupakan arah kiblat.

Kesempatan kedua dalam penentuan arah kiblat ini dapat dilakukan pada tanggal 17

Januari jam 06:29 WIT sekaligus menambah keakuratan pengukuran sebelumnya.

3. Metode Bayangan Tongkat Selain tanggal 28 Mei dan 16 Juli

Setelah 2 tanggal tertentu di atas, matahari akan bergeser ke utara Ka’bah setelah tangal 28 Mei sampai 21 Juni kemudian kembali lagi mendekati Zenith Ka’bah dari arah Utara menuju selatan sampai 16 Juli, setelah tanggal 16 Juli Zenith matahari berada di selatan Ka’bah. Jika pengamat di Indonesia menggunakan metode bayangan tongkat setelah 2 tanggal tersebut, maka diperlukan koreksi sudut arah bayangan terhadap arah semula setiap harinya.

Mekkah/Ka’bah berada tepat ditengah lingkaran yang ditunjukkan oleh perpotongan garis biru vertikal dan horizontal. Dengan posisi seperti ini maka garis koordinat bumi bergeser ke bawah dan melengkung. Garis biru yang vertikal adalah Meridian, untuk menandakan tengah hari pada saat Matahari melintasi garis ini. Sudut Matahari terhadap bumi (deklinasi) tiap hari berubah, ditunjukkan oleh garis Ekliptika warna merah yang disertai panduan tanggalnya. Perubahan 1 derajat perhari.

Konsep awal penentuan jam 12 adalah ketika Matahari tepat berada di meridian Greenwich. Mencapai Mekkah kira-kira jam 09:21 GMT atau 12:21 waktu Mekkah. Namun pada kenyataannya bumi dalam orbitnya mengelilingi matahari kecepatannya tidak tetap, sehingga jam/ arloji tidak selalu menunjukkan jam 12:21 saat tengah hari. Namun dalam rentang jam 12:10 sampai 12:35. Ini karena arloji disetel berdasarkan kecepatan rata-rata bumi mengelilingi matahari dalam setahun. Selisih antara waktu rata-rata ini dengan waktu yang sebenarnya di namakan Equation of Time.

Pandapotan Harahap Hal. ke-4 dari 10 hal

Gambar 4. Skema Universal perkiraan arah kiblat tiap hari

Berikut perubahan waktu matahari saat di Zenith Lintang Mekah.

Gambar 5. Equation time di lintang Mekah

Dalam bentuk table (untuk tanggal tertentu) perubahan jam untuk posisi matahari di Zenith Mekah ditampilkan pada table berikut:

Table of the Declination of the SunMean Value for the Four Years of a Leap-Year Cycle

Day APR MAY JUN JUL AUG23 +12°20' +20°28' +23°26' +20°12' +11°39'24 +12°40' +20°39' +23°25' +20°00' +11°19'25 +13°00' +20°50' +23°24' +19°47' +10°58'26 +13°19' +21°01' +23°23' +19°34' +10°38'27 +13°38' +21°12' +23°21' +19°21' +10°17'28 +13°58' +21°22' +23°19' +19°08' +9°56'29 +14°16' +21°31' +23°16' +18°54' +9°35'30 +14°35' +21°41' +23°13' +18°40' +9°13'31 +21°50' +18°25' +8°52'

Secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut (gambar 6):

Gambar 6. Equation Time sepanjang tahun [9]

Berdasarkan data sepanjang tahun ini, jika digunakan metode bayangan tongkat, seseorang yang akan menentukan arah kiblat harus menggeser arah bayangan tongkatnya baik ke ke selatan maupun ke utara sesuai dengan posisi zenith matahari kota Mekah. Untuk itu pengamat di Indonesia harus mengetahui pula kapan posisi Zenit matahari tersebut setiap harinya.

Gambar 7. Perubahan arah bayangan tongkat setiap hari yang melalui garis lintang Mekah

Pandapotan Harahap Hal. ke-5 dari 10 hal

Sinar dari MH

L

A B

R

R

x L’

Berdasarkan gambar 7, perubahan posisi matahari (i) dari Zenith Mekah tidaklah linear, hal ini karena segitiga yang terbentuk adalah segitiga bola. Secara sederhana, jika tanggal 28 Mei matahari tepat berada di Zenith Mekah, maka tanggal 29, 30 dan 31 bayangan tongkat tidak lagi tepat menuju Mekah, namun terdapat selisih beberapa detik busur, sebagaimana gambar 7.

Dengan kata lain, persiapan menentukan arah kiblat harus memenuhi jam (waktu yang bersamaan) pada saat posisi Zenith matahari, kutub Utara dan Mekah tepat segaris setiap harinya. Jika persyaratan ini dipenuhi, maka setiap hari dapat dilakukan penentuan arah kiblat dengan menggunakan metode bayangan tongkat.

4. Jarak Kota dari Mekah Menggunakan Bayangan Tongkat

Pada saat matahari tepat berada di atas kota Mekah, kota-kota yang berbeda jaraknya dari kota Mekah akan memiliki panjang bayangan yang berbeda-berbeda pula. Semakin jauh jarak suatu kota dari kota Mekah, maka bayangan tongkat akan semakin panjang. Berikut ilustrasi bayangan matahari dari 2 tongkat yang terpisah jauh dan penentuan jaraknya.

Gambar 8. Kelengkungan bumi terlihat dari bayangan tongkat di 2 tempat berbeda

Jika jarak antara 2 kota AB terpisah sejauh x dan perbandingan panjang bayangan tongkat (L’) terhadap tongkat (L) dinyatakan dengan m, maka jarak kota A dan B dapat ditentukan. Dari besar tangen panjang busur:

Gambar 9. Jarak 2 tempat ditentukan dari sudut dan panjang bayangan tongkat[1]

Berdasarkan gambar 9,

tanθ=m= L'L dan

x= θ3600

×2 πR.......... (1)

Jika perbandingan L’/L diperoleh, didapat nilai , sehingga diperoleh jarak kota AB = x. Misalkan tanggal 28 Mei tengah hari, matahari tepat di atas kota Mekah (A), dan dari kota lain (B) diamati bayangan tongkat L’ sepanjang 3 kali panjang tongkat L, maka dapat ditentukan jarak kota Mekah-Kota lain (AB = x),

tanθ=m= L'L=3

Pandapotan Harahap Hal. ke-6 dari 10 hal

M

MH

L1’

L1

AL2’

L2

B

diperoleh: θ=arctan (3)=71 , 5650

Sehingga:

x= θ3600

×2 πR=71 , 5653600

×2πR=1, 25 R

Jika nilai R diambil rata-rata jejari bumi = 6400 km, diperoleh jarak x = AB = 8000 km.

5. Jarak 2 Kota Berdasarkan Perbedaan Panjang Bayangan Tongkat

Jika pada saat matahari tepat berada di atas kota Mekah (M), dan saat yang besamaan di 2 kota A dan B dilakukan pengukuran bayangan tongkat identik, maka jarak kedua kota dapat ditentukan segaris dengan arah Mekah.

Gambar 10. Penentuan jarak kota dari perbandingan bayangan 2 tongkat identik segaris dengan Mekah

Dimisalkan jarak MA = X1 dan MB = X2, besar busur MA = 1 dan busur MB = 2. Jika perbandingan bayangan terhadap tongkat masing-masing di A dan di B adalah m1 dan m2, maka jarak kota A dan B ditentukan sebagai berikut:

tanθ1=m1=L1 'L1 dan

tanθ2=m2=L2 'L2

X1=θ1

3600 ×2πRdan

X2=θ2

3600 ×2 πR

Sehingga:

X1

X2=

θ1

3600 ×2 πR

θ2

3600 ×2 πR=

arctan θ1

arctan θ2=(L1 '

L1)

(L2 'L2

)=

arctan (m1 )arctan (m2)

Jika perbandingan panjang bayangan tongkat di A dan di B adalah m1 = 3 dan m2 = 2, maka diperoleh perbandingan sudut busur 1 : 2 = 1,128 atau 1 = 1,128 2.

Selanjutnya, dengan mengacu pada kota Mekah, jarak MA = X1 dan MB = X2:

X1=θ1

3600 ×2πR=

1, 128 θ2

3600 ×2 πR dan

X2=θ2

3600 ×2 πR=

θ2

3600 ×2 πR

X1−X 2=(1 , 128−1 )×θ2

3600 ×2 πR

=0 , 128×θ2

3600×2 πR

Dengan memasukkan besar sudut 2 dari nilai perbandingan L2’/L2, maka:

tanθ2=L2 'L2

=m2........................................ (2)

θ2=arctan (L2 'L2

)=arctan (2 )=63o 26'06 {} } } {

¿

¿

Jarak kota AB =X 1−X2

=0 ,128×θ2

3600 ×2 πR

=907,341289 km

Pandapotan Harahap Hal. ke-7 dari 10 hal

6. Arah Kiblat dengan Menggunakan Trigonometri Bola

Arah kiblat dapat pula ditentukan dengan menggunakan kaidah Trigonometeri Bola. Dalam hal ini harus diketahui koordinat (lintang dan bujur) suatu tempat yang akan ditentukan arah kiblatnya. Informasi lainnya bisa juga dalam bentuk beda/selisih jam antara terhadap GMT. Dengan perhitungan sederhana dapat ditentukan besar arah kiblat dari posisi pengamat.

Gambar 11. Arah kiblat berdasarkan segitigabola, contoh kota Yogyakarta[7]

Berikut salah satu persamaan yang bisa digunakan untuk menentukan arah kiblat, jika diketahui bujur dan lintang Mekah dan Kota tertentu:

tan K =sin (λ t−λK )cosϕt tan ϕ K−sin ϕt cos ( λt−λK ) ....... (3)

dengan:

K= sudut Arah Kiblat dari Utara ke BaratK = lintang Ka’bah (21o25’ LU)K = bujur Ka’bah (39o50’ BT)t = lintang tempat/kotat = bujur tempat/kota[7]

.

Jika suatu tempat tidak diketahui koordinatnya, maka metode ini tidak bisa dipakai. Solusi

terbaiknya dapat menggunakan metode arah bayangan matahari pada bagian 2.1.1. ataupun menggunakan situs online Qibla Locator.Berikut ini akan diuji perhitungan arah Kiblat Kota Bandung (-6o49’ LS dan 107o 30’ BT), berdasarkan Trigonometri Bola.

Dari persamaan (3):

tan K =sin (λ t−λK )cosϕt tan ϕ K−sin ϕt cos ( λt−λK )

Dengan memasukkan nilai-nilai lintang dan bujur kota Mekah dan Bandung, diperoleh arah kiblat K = 64,88o diukur dari arah Utara. Dengan demikian, konsistensi metode bayangan dan segitiga bola ini dapat dipertahankan. Untuk membandingkan konsistensi ini, dapat pula diuji dengan menggunakan software Accurate Times 5.1.13, hasil yang diperoleh juga menunjukkan besar arah yang sama (K = 64,80o).

7. Arah Kiblat Menggunakan Rasi Bintang

Cara lain untuk menentukan arah kiblat adalah dengan menggunakan rasi bintang (konstelasi). Kumpulan bintang yang berada di suatu kawasan langit serta mempunyai bentuk yang hampir sama dan kelihatan berdekatan antara satu sama lain.

Gambar 12. Bentuk Rasi Orion dan Penentuan Arah Kiblat[7]

Bintang-bintang yang berada disuatu kawasan yang sama adalah dalam satu rasi.

Pandapotan Harahap Hal. ke-8 dari 10 hal

Masyarakat dahulu telah menetapkan sesuatu rasi bintang mengikuti bentuk yang mudah mereka kenal pasti seperti bentuk-bentuk binatang dan benda-benda. Dengan mengetahui bentuk rasi tertentu, arah mata angin dan  arah Kiblat dari suatu tempat dapat ditentukan.

Pada rasi ini terdapat tiga bintang yang berderet yaitu Mintaka, Alnilam dan Alnitak. Arah Kiblat dapat diketahui dengan menghubungkan ketiga bintang berderet tersebut ke arah Barat. Rasi Orion akan berada di langit Indonesia ketika waktu subuh pada Juli dan kemudian akan kelihatan lebih awal pada bulan Desember. Pada bulan Maret Rasi Orion akan berada ditengah-tengah langit pada waktu Maghrib.

Kekauratan metode ini dibatasi oleh waktu pengamatan bintang Orion di malam hari (maghrib sampai subuh) dan bulan-bulan tertentu saja. Variabel lain yang perlu diperhatikan antara lain keakuratan pengamat jika langsung melihat ke langit, penggunaan cermin mungkin akan lebih menambah keakuratan.

8. Arah Suatu Kota Dengan Metode Bayangan Tongkat

Jika pada saat tengah hari matahari tepat berada tepat di atas kepala (Zenith) suatu tempat (kota), maka daerah-daerah lain dapat langsung menentukan arah kota tersebut dengan cara perpanjangan bayangan suatu tongkat. Kesempatan kedua dapat dilakukan pada saat matahari berada/melalui titik Nadir kota tersebut, namun arahnya haruslah berlawanan, dengan kata lain jika pengamat mengarahkan pandangannya ke arah Nadir suatu kota yang dimaksud, berarti arah kota yang dimaksud berada dibelakangnya.

Penentuan arah ke suatu kota lain dapat dilakukan dengan metode yang sama dengan metode penentuan arah kiblat. Cara yang paling

mudah adalah dengan mengetahui kapan matahari melalui kota tersebut. Biasanya dalam setahun terjadi dua kali, hal ini karena adanya titik balik utara dan selatan bumi. Untuk kota yang berada di luar rentang lintasan tahunan matahari tersebut (23,5o LU sampai 23,5o LS), kemudahan penentuan arah ini tidak dapat dimanfaatkan.

9. Simpulan

Dari uraian dan pembahasan dalam tulisan ini dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Arah kiblat dapat ditentukan 2 kali dalam setahun (28 Mei dan 16 Juli) dengan menggunakan tongkat sebagai alat bantu, yakni dengan melihat arah bayangan saat matahari berada di Zenith Ka’bah. Untuk wilayah timur Ka’bah, arah kiblat dapat dilihat saat ashar sebaliknya untuk wilayah barat Mekah dapat dilihat saat di pagi hari. Dengan cara yang sama, dapat dilakukan untuk wilayah utara dan selatan Ka’bah.

Dua waktu lainnya adalah saat matahari berada di Azimuth Ka’bah, yaitu tanggal 29 November 04:09 WIB dan pada tanggal 17 Januari 04:29 WIB. Terdapat kelemahan dalam menggunakan metode ini, yakni bagi wilayah yang jauh dari Mekah dan kutub Utara dan Selatan.

Penggunaan bayangan tongkat dapat juga digunakan untuk menentukan jarak 2 kota yang segaris dengan Mekah. Dengan membandingkan panjang bayangan tongkat yang identik di 2 kota tersebut, diperoleh jarak kedua kota tersebut.

Metode bayangan tongkat dalam penentuan arah kiblat, dapat pula digunakan untuk menentukan arah terhadap suatu kota/tempat, jika saat (tanggal dan waktu) matahari berada di zenit kota tersebut diketahui. Begitu pula, cara yang sama dapat dilakukan jika tanggal dan waktu matahari melintasi titik Nadir kota tersebut diketahui.

Pandapotan Harahap Hal. ke-9 dari 10 hal

Referensi:

[1] Seaborn, J. B. (1998).Understanding the Universe an Introduction to Physics and Astrophysics. New York: Springer.

[2] Smart, W. M. (1986). Textbook on Spherical Astronomy. New York: Cambridge University Press.

[3] http://www.khabarislam.com/pemetaan-menentukan-kiblat-di-era-kejayaan-islam.html (akses tanggal 10 Mei 2013)

[4] http://vandha.wordpress.com/2008/05/15/saat-tepat-menentukan-arah-kiblat/ (akses 11 Mei 2013)

[5] http://candraboyseroza.blogspot.com/2009/02/pedoman-penentuan-arah-kiblat.html (akses 12 Mei 2013)

[6] http://www.ilmufalak.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=132&Itemid=132 (akses 14 Mei 2013)

[7] Jember Astroclub., Penentuan Arah Kiblat, http://bengkelfalak.org/arahkiblat/arahkiblat.html (akses 9 Juni 2013)

[8] Nafakhun. Arah Kiblat Dengan Skema. http://genghiskhun.com/perkiraan-arah-kiblat-tiap-hari-dengan-skema (akses 9 Juni 2013).

[9] Equation Time. http://en.wikipedia.org/wiki/Equation_of_time#column-one (akses 9 Juni 2013).

Pandapotan Harahap Hal. ke-10 dari 10 hal

Pandapotan Harahap Hal. ke-11 dari 10 hal