Upload
ainnurdinkukuh
View
124
Download
35
Embed Size (px)
DESCRIPTION
matkul
Citation preview
Pemodelan Struktur (structural modeling) banyak dilakukan karena hasil-hasilnya sangat membantu dalam bidang riset, perancangan, dan pengembangan ilmu.
Kondisi struktur yang (sangat) kompleks baik geometriinya maupun kondisi batasnya, dimana metode analitik ataupun numerik tidak/belum tersedia ataupun tidak/belum bisa diselesaikan, maka penyelesaian dengan “model test” merupakan satu-satunya jawaban.
PentingnyaStructure Modeling
bidang riset, dengan “model test” kita bisa mengembangkan suatu teori (baru), kita bisa mengembangkan suatu model matematik untuk metode analitik, kita bisa mengembagkan suatu formulasi yang sederhana untuk keperluan perancangan, dan sebagainya.
Bidang perancangan kita bisa melakukan :cheking” pada hasil analisis yang diperoleh dari metode analitik maupun numerik, dan kita bisa pula membuat perancangan suatu struktur yang geometri maupun konsdisi batasnya sangat kompleks.
Bidang pengajaran ilmu, kita bisa mendemontrasikan berbagai model mulai dari yang sederhana sampai ke yang kompleks untuk mempermudah/meingkatkan pemahaman suatu teori dalam bidang teknik-teknik.
Pentngmya Structure Modeling
1. Teori Model Struktur2. Teknik Ekperimental
Dalam Structural modeling”, distribusi tegangan pada model/struktur dapat diketahui dengan pengukuran regangannya, sehingga peranan alat ukur regangan menjadi sangat penting pula
Experimental work
1. Elastic model, Dipakai untuk memperoleh/mrempelajari
respon elastik dari struktur Geometri dari model harus mirip (“similar”)
dengan geometri dari struktur asli (“prototype”)
Bahan yang dipakai untuk membuat model tidak harus sama dengan prototype
Bahan model tersebut harus homogen dan elatik (contoh : fiberglass, plexiglass, baja, alumunium, dst)
KLASIFIKASI MODEL
2. Indirect model,◦ Merupakan bentuk khusus dari “elastic model” yang dipakai
untuk memeperoleh diagram pengaruh (influence diagram”) reaksi dan gaya-gaya dalam (momen, gaya lintang, gaya aksial)
◦ Pembenanan pada model tidak ada hubungan dengan pembenanan pada “prototype
◦ Sering kali tidak punya kemiripan langsung dengan “prototype”nya
3. Direct model, ◦ Bentuk geometri dan pembebanan pada model adalah mirip
dengan “prototype”nya◦ Regangan, deformasi, serta tegangan pada model juga mirip
dengan “prototype”nya.◦ Model ini juga merupakan keadaan khusus dari “elastic model”
KLASIFIKASI MODEL
4. Strength model,◦ Selain geometri dan pembebanan pada model mirip dengan
“prototype”nya, bahan untuk membuat model tersebut juga harus mirip
◦ Model ini dapat dipakai untuk memeperoleh respon struktur sampai dengan keruntuhan struktur (“inelastic range”).
5. Wind effects model.Model tipe ini dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu: (a)“shape model” dimana hanya bentuk strukturnya yang dipentingkan, dan (b). “aeroelastic model” dimana disamping bentuk strukturnya, kekuatan strukturnya juga dipentingkan
KLASIFIKASI MODEL
1. Penentuan ruang lingkup persoalan,2. Penentuan tingkat ketelitian dari hasil yang
akan diperoleh,3. Persyaratan-persyaratan “similitude” untuk
geometri, bahan, pembebanan dan interpretasi hasil eksperimen,
4. Pemilihan bahan model mengingat butir 1,2 dan 3,
5. Perancangan proses fabrikasi (yang sering kali menyita banyak waktu dan tenaga)
MODELING PROCESS
6. Merancang dan memepersiapkan (kalibrasi) “loading equipment”,
7. Memilih instrumentsai dan “recording equipement”, untuk regangan, lendutan, gaya dan besaran yang lain,
8. Pengamatan respon dari struktur selama pembebanan berlangsung, membuat catatan yang komplit dan bila perlu membuat foto-foto /rekaman,
9. analisis data dan penulisan laporan sesegera mungkin, selagi seluruh proses dalam ekperimen tersebutmasih tersimpan baik di ingatan kita
MODELING PROCESS
Fundamental measures” atau dimensi ada 5 yaitu:
“Force” (gaya) atau massa “Length” (panjang) “Time” (waktu) “Temperatur” (suhu) “Electric charge”
Dimensi yang sering terpakai adalah F dan L saja untuk problem statik, dan F, L, dan T untuk problem dinamika.
A. DIMENSI
Persamaan harus Benar/berlaku untuk setiap satuan standar apapun yang dipakai, dan
Dimensi yang dimiliki oleh ruas kiri dari persamaan tersebut harus sama dengan dimensi yang dimiliki oleh ruas kanan.
B. HOMOGINITAS DIMENSI
Sebagai contoh tegangan lentur pada balok σ = Mc/I. Persamaan ini selalu benar meskipun satuan standar yang dipakai berbeda (kg/cm2,ataupsi). Selain itu dimensi dari ruas kiri persamaan juga sama dengan dimensi pada ruas kanan persamaan. Dengan demikian, persamaan tegangan lentur pada balok tersebut berdimensi homogen.
modulus elastisitas beton dari ACI adalah E = 57600√fc. Rumus tersebut hanya berlaku untuk satuan standar berupa kips dan inchi. Selain itu dimensi dari ruas kiri persamaan tidak sama dengan dimensi di ruas kanan persamaan. Oleh karena itu persamaan ini tidak berdimensi homogin.
B. HOMOGINITAS DIMENSI
Dengan analisis dimensi, kita bisa mengkombinasikan variabel-variabel sehingga menjadi kelompok-kelompok yang “convinen atau saling berhubungan”, yang disebut “Pi terms”, berakibat tereduksinya jumlah bilangan tak diketahui yang terlibat dalam persoalan tersebut
C. ANALISIS DIMENSI
Tegangan (σ) akan merupakan fungsi dari beban q, dan panjang ℓ.F(σ, q, ℓ) = 0σ = K qa ℓb
a = 1 F -a + b = -2 LDari sini diperoleh : a = 1, dan b = -1
Solusi secara matematik :
dimana a1, a2 dan a3 adalah konstanta yang besarnya tergantung dari geometi dari strukturnya
Contoh Analisis Dimensi
Setiap persamaan yang dimensinya homogen yang melibatkan besaran-besaran fisik tertentu dapat direduksi menjasi suatu persamaan ekvivalen yang melibatkan satu set lengkap produk-produk tak berdimensi
Secara umum, teori tersebut menyatakan bahwa persamaan F(X1,X2,........,Xn)=0
Dapat diekpresikan secara ekivalen dalam bentukG(π1,π2,.............,πn)=0
πi (ℓ = 1, ....m) = produk-produk tak berdimensi dari variabel fisik : X1, X2,......Xn. Banyaknya produk tak berdimensi (m) adalah sama dengan banyaknya variabel fisik (n) dikurangi dengan banyaknya dimensi yang terlibat (r). Kalau kita kaitkan dengan contoh di atas, maka n = 3 (yaitu σ,q,ℓ), r = 2 ( yaitu F,L), sehingga m = n – r = 3-2 = 1 Yaitu:
D. BUCKINGHAM’S PI THEORM
Dinginkan mencari lendutan maksimum (respon elastik) pada balok baja yang dibebani secara dinamik dengan beban terbagi rata.
Contoh permasalahan
Penyelesaian :Variabel – variabel fisik yang terlibat meliputi :
= lendutan L
q = beban terbagi rata FL-1
E = modulus elastik FL-2
t = waktu T
= berat satuan FL-3
g = grafitasi LT-2
I = momen inersia L4
ℓ = panjang batang L
Penyelesaian :Persamaan (6) dapat ditulis menjadi :
F ( , E, , t, ℓ q, , g, I ) = 0 Atau
= F ( E, , t, ℓ q, , g, I)
Untuk memperoleh π term, persamaan di atas ditulis :
= C.Ea.ℓb.tc.qd. e.gf.Ih (8)
Secara dimensional:
Fo.L1.To = (F.L-2)a.(L)b.(T)c.(F.L-1 )d .(F.L-3)e.(L.T-2)f. (L4)h
Fo. L1. T0 = F(a+d+e). L (-2a+b-d-3e+f+4h). T(c-2f)
Penyelesaian :
Sehingga:
F : a + d + e = 0
L : -2a + b – d – 3e + f + 4h = 1
T : c – 2f = 0
Secara maretrix
0
1
0
0 0 1 1 0 0 1
4 1 3 1 0 1 2
0 2 0 0 1 0 0
f
e
d
c
b
a
Penyelesaian :dalam contoh ini, n = 8, r = 3, sehingga m = 8-3 = 5 dipilih 3
variabel yang “independent”, dimana Det A =< 0
Coba memilih b, d dan e
0
1 1 0
3- 1- 1
0 0 0
tidak memenuhi!
Coba memeilih b, e, dan f.
0
0 1 0
1 3- 1
0 0 0
bisa memnuhi !
Variabel-variabel b,e dan f dapat dinyatakan dalam variabel lain.
42
21
2/
cdab
dae
cf
(9)
Dari persamaan (8) dan (9) diperoleh :
= c.Ea ℓ1-a-2d-c/ 2-4h . tc. qd . -a-d. gc/ 2 .Ih
= C. . ℓh
4
d
2
caI
.ρ
q.
gt.
. ρ
E
h4
d2
c2
a )I
.()l
q( .)
g.(t)
. ρ
EC.(
υ
П1 = C. hdca5432 ...
Beban Tunggal◦ Pengujian Lentur (flexure)◦ Pengujian geser (shear)◦ Pengujian torsi (torsion)◦Pengujian aksial (tarik dan tekan /actial)
Beban ganda ◦ aksial + lentur◦ aksial + geser◦aksial + torsi
MODEL PENGUJIAN STRUKTUR
Tujuan : mengamati perilaku lentur (balok = beam)
Tahapan yang diamati : - first crack (mcr)
- pola retak - momen Maks (Mu) Prinsip model : memperbesar momen max
pada model
PENGUJIAN LENTUR
Bentuk model a a
P P/2 P/2
L/2 L/2 L
Bid.M
¼ P.L P/2.a
Syarat a/d > 6 untuk beton a/h >10 untuk kayu jati (Sugeng, Suratno,2001)
◦Beban ======= load cell◦Lendutan ==== dael gage◦Regangan ==== strain gage T. sendi
◦Lebar retak ==== micro crack
Respon yang diamati
Tujuan : mengamati perilaku geser pada struktur
Tahapan pengamatan : - fist crack (Mcr)
- rambatan retak - retak miring pertama (Vn) - beban max (Vu) Prinsip pembebanan : memperkecil momen
max pada model
PENGUJIAN GESER
Bentuk model
a a
P/2 P/2 P
Bid. M a = L/2
P
2
.aP Bid.M
Syarat 2,5 < a/ d < 6 untuk beton
3 < a/ h < 10 untuk kayu jati
(Sugeng & Suratno, 2001)
Respon yang diamati
- beban Hidroulik jack + lond cell
- lendutan deal gage
- regangan strain gage + strain indicator
- pembesar york ekstinso meter atau strain
gage
- beban retak Micro crack
PENGUJIAN TORSI
Tujuan : mengamati perilaku torsi pada suatu struktur
Tahapan pengamatan - retak awak
- rambatan retak
- spolling
- beban max (Tu)
Prinsip pembebanan : memaksimalkan beban torsi pada
struktur model
◦ beban Hidrolick jack + load cell◦ regangan strain gage◦ deformasi torsi york ekstenso meter◦ rambatan retak◦ lebar retak micro crack
Respon yang diamati
Tujuan : mengamati perilaku struktur terhadap beban aksial (tarik & tekan)
Tahapan pengamatan : - retak pertama - rambatan retak - spolling - beban runtuh Prinsip beban : memaksimalkan beban
aksial (tarik & tekan)
PENGUJIAN AKSIAL
◦ perpendekan/perpanjangan (Δ) deal gage◦ pembesaran penampang strain gage/york eks◦ regangan strain gage◦ beban Load cell+ hidrolik jack◦lebar retak Micro crack
Respon yang diamati