Microsoft Word - Pasak Dan Kopling

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    PASAK Pasak adalah sepotong baja yang dimasukkan di antara poros dan puli atau kopling agar kedua bagian tersebut terikat menjadi satu dan tidak ada gerakan relatif di antara keduanya. Jenis-2 pasak :

    1. Pasak benam 2. Pasak pelana 3. pasak bulat 4. spline

  • 2

    Gambar : Pasak benam yang tirus

    Pasak benam

    Gambar : Pasak benam

  • 3

    Gambar : Pasak pada transmisi

    Gambar : Splines

  • 4

    Perhitungan kekuatan sambungan dengan pasak :

    Distribusi tekanan pasak pada poros

  • 5

    Kopling : Kopling adalah alat menyambung dua poros. Terdiri dari :

    1. Kopling tetap 2. Kopling tidak tetap/clutch

    Kopling tetap :

    1. Kopling jepit 2. Kopling flens 3. Kopling fleksibel 4. Kopling universal

    Kopling jepit

  • 6

    Kopling flens : 1. Kopling flens tidak terlindung 2. Kopling flens tempa 3. Kopling flens terlindung

    Kopling flens tidak terlindung

  • 7

    Kopling flens terlindung : 1. Kopling flens terlindung 2. Kopling flens fleksibel & terlindung

  • 8

    Kopling universal

  • 9

  • 10

  • 11

  • 12

    Kopling tidak tetap/clutch & Rem Kopling tidak tetap/clutch

    1. Kopling positif 2. Kopling gesek

    Kopling positif

  • 13

    Kopling gesek : 1. Kopling gesek datar 2. Kopling gesek kerucut 3. Kopling sentrifugal

  • 14

  • 15

  • 16

    Penampang memanjang

  • 17

    Rem

  • 18

    Figure 17.1 Fives types of brake and clutch. (a) Internal, expanding rim type; (b) external, contracting rim type; (c) band brake; (d) thrust disk; (e) cone disk.

  • 19

    Ukuran pasak :

    - lebar w = d/4

    - tinggi t = 2/3w

    Kekuatan pasak dihitung dari gaya gunting dan tekanan bidang pada pasak

    tersebut.

    Contoh :

    Sebuah motor dengan daya 20 hp pada 960 rpm mempunyai poros dengan

    diameter 4 cm dengan panjang yang keluar dari motor 7,5 cm. tegangan gunting

    dan permukaan dari pasak adalah 560 dan 1120 kg/cm2. Rancanglah alur pasak

    dari poros dan kopling. Periksalah tegangan gunting dari pasak terhadap

    tegangan normal dari poros.

  • 20

    Penyelesaian : P x 4500 Momen torsi yang dibangkitkan oleh motor = T = -------------- 2 N T = 20 x 4500/(2 960) = 14,92 kg-m= 1492 kg-cm

    Memperhitungkan torsi pada pasak :

    T = l x w x fs x d/2

    1492 = 7,5 x w 560 x 4/2 w = 1492 x 2/(7,5 x 560 x 4)

    = 0,17 cm = 1,7mm

    Lebar pasak terlalu kecil, karena ukuran pasak paling kecil d/4 w = 4/4 = 1 cm

    Pemeriksaan gaya gunting pada pasak terhadap gaya normal pada poros.

    Gaya gunting pada pasak l.w. fs. d/2 8 l w 8 x 7,5 x 1 -------------------------------- = -------------- = ---------- = --------------- = 1,2

    Gaya normal pada poros /16 fsd3 d2 x 42

  • 21

    Kopling flens Perhitungan kopling dilakukan terhadap kopling, baut pengikat dan pasak. Rancangan hub : Hub dianggap poros yang berlubang. T = /16 fs (D4 d4)/D Rancangan flens : Flens pada bagian luar setelah hub menerima gaya gunting pada saat meneruskan torsi T = lingkaran dari hub x tebal flens x gaya gunting pada flens x jari-jari dari hub = .D.tf.fs1.D/2 = D2/2.fs1.tf Rancangan pasak : Sesuai dengan rancangan pasak

  • 22

    Rancangan baut pengikat : Beban pada setiap baut = /4 d12 x fs Beban total pada semua baut = /4 d12 x fs x n ( n = jumlah baut) Momen torsi yang diteruskan oleh baut : T = /4 d12 x fs x n x D1/2 Berdasarkan momen torsi ini diameter baut dirancang. Bidang yang menahan kerusakan pada baut = n d1 tf Tegangan crushing pada baut = n d1 tf fc T = n d1 tf fc D1/2 Diameter luar dari flens = D1 + (D1 D) = 2D1 D Tebal dari pelindung dari flens = 0,25 d

  • 23

    Contoh

    Sebuah kopling flens jenis terlindung menghubungkan dua buah poros dengan

    diameter 8 cm. Poros tersebut berputar pada 250 rpm dan meneruskan momen

    sebesar 430 kg-m. Rancang kopling tersebut, di mana tegangan yang diijinkan

    untuk poros, baut dan pasak adalah 500 kg/cm2, tegangan kerusakan untuk baut

    dan pasak adalah 1500 kg/cm2. tegangan gunting yang diijinkan untuk besi

    tuang dari kopling adalah 80 kg/cm2.

    Penyelesaian : D = 2d = 2 x 8 = 16 cm Momen torsi yang diteruskan oleh poros = T = /16 fs (D4 d4)/D 43000 = /16 fs (164 84)/16 fs1 = 57 kg/cm2 Oleh karena tegangan gunting yang terjadi < 80 kg/cm2 (tegangan yang diijinkan) aman

  • 24

    Rancangan pasak :

    Dari tabel 13.1 (mengenai ukuran pasak) w = lebar pasak = 22 mm = 2,2 cm T = tinggi pasak = 14 mm = 1,4 cm

    Panjang pasak dihitung dari : T = l x w x fs x d/2 43000 = l x 2,2 x 500 x 8/2 l =9,8 cm

    Panjang pasak juga dihitung dari tegangan tekannya : T = l x t/2 x fc x d/2 43000 = l x 1,4/2 x 1500 x 8/2 l = 10,24 cm

    Diambil panjang pasak yang lebih besar l = 10,24 cm 11 cm

    Rancangan flens : Tebal flens diambil setengah dari diameter poros : tf = 0,5 x 8 = 4 cm Perhitungan junction dari flens : T = D2/2.fs1.tf 43000 = = 162/2.fs1.4 fs1 = 26,7 kg/cm2 Oleh kerena tegangan guntingnya < dari tegangan gunting yang diijinkan dari bahan flens aman

  • 25

    Rancangan baut : jumlah baut 4 buah

    Diameter posisi baut = 3 d = 3 x 8 = 24 cm

    Momen torsi pada baut : T = /4 d12 x fs x n x D1/2

    43000 = = /4 d12 x 500 x 4 x 24/2 d1 = 1,506 cm 16 mm

    Pemeriksaan tegangan tekan pada baut : T = n d1 tf fc D1/2

    43000 = 4 1,6 4 fc 24/2 fc = 140 kg/cm2

    Karena tegangan tekan < dari yang diijinkan pada bahan baut aman Diameter luar dari flens = 2D1 D = 2 x 24 16 = 32 cm Ketebalan bagian pelindung flens = 0,25 d = 0,25 x 8 = 2 cm

  • 26

    Kopling flens tempa (gambar 13.14 pada hal. 6 dan gambar a.3 hal. 9)

    Jumlah baut :

    Diamter poros (mm) = d 35-55 56-150 151-230 231-390 Di atas 390 Jumlah baut 4 6 8 10 12

    Tebal flens = d/3

    Ketirusan baut = 1 : 20 s/d 1 : 40

    Diameter ptitch dari baut = 1,6 d

    Contoh

    Sebuah kopling seperti pada gambar 13.14 hal 6, digunakan untuk meneruskan

    daya sebesar 3,75 MW pada 150 rpm. Tegangan gunting yang diijinkan pada

    poros dan baut adalah sebesar 50 N/mm2. tentukan ukuran poros dan baut

    pengikat.

  • 27

    Penyelesaian :

    Poros :

    P = 3,75 MW = 3,75 x 106 W N = 150 rpm fs = 50 N/mm2 diameter poros = d

    Momen torsi = P x 60/(2N) = 3,75 x 106 x 60 /(2x 150) = 0,24 106 N-m =

    0,24 109 N-mm

    Momen torsi yang dibangkitka = T = /16 fs d3

    = 0,24 109 = /16 fs d3 d = 3 61044,24 x = 290,2 300 mm

    Baut :

    Dari tabel untuk poros dengan diameter di atas 300 mm, jumlah baut adalah 10

    buah

    Diameter pitch dari baut = D1 = 1,6 d = 1,6 x 300 = 480 mm

  • 28

    Momen torsi = T = /4 d2 x fs x n x D1/2

    0,24 109 = = /4 x d2 x 50 x 150 x 480/2 d = 2346 = 50,46 mm

    Sesuai dengan standar di ambil baut dengan diameter 56 mm