33
MODEL PROBABILITAS LINIER

MODEL PROBABILITAS LINIER

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MODEL PROBABILITAS LINIER. VARIABEL KATEGORIK. Variabel Kategorik sebagai variabel bebas Contoh: Jenjang Pendidikan: SD, SLTP, SLTA, D3, S1, S2, S3 Laki-perempuan; Kota-Desa; Ya-Tidak; Domestik-Asing Variabel Kategorik sebagai variabel terikat Contoh: - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: MODEL PROBABILITAS LINIER

MODEL PROBABILITAS LINIER

Page 2: MODEL PROBABILITAS LINIER

VARIABEL KATEGORIK

Variabel Kategorik sebagai variabel bebasContoh: Jenjang Pendidikan: SD, SLTP, SLTA, D3, S1, S2, S3 Laki-perempuan; Kota-Desa; Ya-Tidak; Domestik-

Asing

Variabel Kategorik sebagai variabel terikatContoh: Pilihan Investasi: Saham, Valas, Obligasi, Deposito,

Emas Pilihan Moda Transportasi ke tempat kerja:

Kereta, Bus, Motor, Mobil Pribadi, Jalan kaki

Page 3: MODEL PROBABILITAS LINIER

REGRESI DG VARIABEL TERIKAT KATEGORIK/ DUMMY

PEMBAHASAN: Fokus Kasus yang muncul Model Masalah Bagaimana kalau diestimasi dengan

OLS

Page 4: MODEL PROBABILITAS LINIER

Kasus

1. Apa yang mempengaruhi pilihan investasi pada stock market? Variabel terikat: Pilihan Investasi (kategorik): stock market atau

lainnya Variabel bebas:

Pendapatan (rupiah) Return (persentasi) Kondisi Ekonomi (kategorik): kontraksi, stagnan, ekspansi

2. Apa yang mempengaruhi pilihan transportasi kerja? Variabel terikat: Pilihan moda transportasi (kategorik):

Kereta, bus, motor, mobil pribadi Variabel bebas:

Jarak ke tempat kerja, Pendapatan (rupiah), Harga BBM, Kondisi Jalan, Kenyamanan

3. Apakah punya rumah atau tidak Variabel terikat: Kepemilikan rumah Variabel bebas: Pendapatan Keluarga, Banyaknya Anggota

Keluarga, Jenis rumah, Usia Kepala Keluarga.

Page 5: MODEL PROBABILITAS LINIER

Pemodelan Matematis dan masalahnyaYi = 1 + 2 Xi + ui

X = pendapatan keluargaY = 1 ; bila suatu keluarga mempunyai rumah

0 ; bila suatu keluarga tidak mempunyai rumahSecara matematis, dengan mengasumsikan bahwa E(ui) = 0,

E(Yi Xi) = 1 + 2Xi

Secara statistik, ekspektasi kondisional dari Yi jika diberikan Xi E (Yi Xi) = (Yi = 1) P( Yi = 1Xi ) + (Yi = 0) P(Yi = 0Xi) = P(Yi = 1 Xi)

Bila pi : probabilita bahwa keluarga i memiliki rumah, yaitu bila Yi = 1; (1 – pi ): probabilita bahwa keluarga i tidak memiliki rumah, yaitu bila Yi = 0,

E(Yi X) = (Yi = 0) P(Yi = 0 Xi) + (Yi = 1) P(Yi = 1 Xi) = P(Yi = 1 Xi) = pi

Akibatnya: E(Yi Xi) = 1 + 2 Xi = pi

Karena 0 pi 1, akibatnya: 0 1 + 2 Xi 1

Page 6: MODEL PROBABILITAS LINIER

Contoh

Akan dilihat hubungan antara pernah-tidaknya melakukan perjalanan ke luar negeri, dan penghasilan per bulan.

Model: Yi = 1 + 2 Xi + ui

Yi = 1; Pernah melakukan perjalanan ke luar negeri

= 0; Tidak pernah melakukan perjalanan ke luar

negeri

Xi = Pendapatan

Apakah estimator hasil OLS dapat menjamin bahwa besaran 1 + 2 Xi terletak antara 0 dan 1?

Page 7: MODEL PROBABILITAS LINIER

DATA

KeluargaPernah ke Luar

NegeriPendapatan (Juta Rp.)

KeluargaPernah ke Luar

NegeriPendapatan (Juta Rp.)

01 0 2,8 21 1 4,3

02 1 3,4 22 1 5,6

03 1 5,3 23 0 1,4

04 0 2,1 24 0 0,9

05 0 1,9 25 1 7,3

06 1 3,6 26 0 1,3

07 1 3,7 27 1 6,3

08 0 1,7 28 1 3,7

09 0 1,2 29 0 1,9

10 0 1,5 30 0 2,0

11 1 1,9 31 1 4,2

12 1 2,0 32 0 3,2

13 0 2,1 33 1 4,0

14 1 2,9 34 1 3,0

15 0 1,1 35 0 1,0

16 1 1,8 36 0 0,9

17 1 7,0 37 1 2,4

18 0 2,2 38 1 2,3

19 0 2,0 39 0 1,7

20 1 6,0 40 1 5,0

Page 8: MODEL PROBABILITAS LINIER

ANALISISTaksiran model yang ditaksir dengan OLS sebagai berikut:

Yi = -0,0637 + 0,1986 Xi R2 = 0,4665

Interpretasi Model

Intercept = -0,0637; Bila pendapatan Rp. 0, maka probabilitas bahwa orang tersebut

pernah melakukan perjalanan ke luar negeri adalah negatif. Bila pendapatan lebih kecil dari Rp 321.000, probabilitas orang

tersebut pernah melakukan perjalanan ke luar negeri masih nol. Bila pendapatan lebih besar Rp. 321.000 probabilitas orang tersebut

pernah melakukan perjalanan ke luar negeri positif. Tetapi, bila pendapatan lebih besar dari Rp. 5,4 juta, probabilitas

pernah melakukan perjalanan ke luar negeri lebih dari satu.

Slope = 0,1986, artinya bila pendapatan naik 1 unit (Rp.1 juta) probabilitas seseorang untuk melakukan perjalanan keluar negeri naik 20%.

Page 9: MODEL PROBABILITAS LINIER

Persyaratan 0 E(Yi Xi) 1 sulit untuk dipenuhi, bagaimana mengatasinya?

Ada dua cara untuk mengatasi hal tersebut : Kita estimate modelnya dengan OLS.

Bila E(Yi Xi) terletak antara 0 dan 1 berarti tidak ada masalah Bila E(Yi Xi) > 1, kita anggap E(Yi Xi) = 1 Bila E(Yi Xi) < 0, kita anggap E(Yi Xi) = 0E(Yi Xi) akhirnya akan terletak antara 0 dan 1. Metode ini tidak populer karena kurang realistis.

Kita estimate model Yi = 1 + 2 Xi + ui dengan suatu metode yang

akan menjamin bahwa E(Yi Xi) terletak antara 0 dan 1.

Ada dua macam teknik yang dapat digunakan, yaitu :(i). Logit, dan (ii). ProbitDalam kuliah ini yang akan dibicarakan hanya Model Logit.

Page 10: MODEL PROBABILITAS LINIER

Logit (fungsi distribusi logistik) Didefinisikan:

)X(iiii21e1

1)X1Y(Ep

atau

iZie11p

; dimana : Zi = 1 + 2 Xi

Pengamatan :• pi terletak antara 0 dan 1, karena Zi terletak antara - dan .

Bila Z , maka pi 1Bila Z - , maka pi 0

• pi mempunyai hubungan non linier dengan Zi, artinya pi tidak konstan seperti asumsi pada MPL (Model Probabilitas Linier).• Secara keseluruhan, Model Logit adalah Model Non-Linier, baik dalam parameter maupun dalam variabel. Oleh karena itu, metode OLS tidak dapat digunakan untuk mengestimasi model logit.

Page 11: MODEL PROBABILITAS LINIER

Definisi Logit: izi

e11p

izi e11p1

i

i

z

z

e1e

=

Sekarang, perhatikan rasio antara pi dan 1 – pi :

i21i

i

i

i

ixz

z

z

z

z

i

i eee1

e1e

e11

p1p

Page 12: MODEL PROBABILITAS LINIER

Perbandingan itu disebut Odd Ratio atau sering juga disebut resiko.

Untuk contoh perjalanan ke luar negeri, maka odd ratio merupakan perbandingan antara probabilitas seseorang pernah pergi ke luar negeri dengan probabilitas seseorang tidak pernah pergi ke luar negeri .

Misalkan saja bahwa probabilitas seseorang pernah ke luar negeri adalah 80%. Dengan demikian, probabilitas bahwa seseorang tidak pernah pergi ke luar negeri adalah 20%. Sehingga odd ratio adalah 4 banding 1.

Makin besar odd ini, makin besar kecenderungan seseorang pernah pergi ke luar negeri. Ekstrimnya, bila p kecil sekali, maka 1 – p dekat dengan 1. Akibatnya odd ratio mendekati nol. Sebaliknya, bila p dekat dengan 1, maka 1 – p mendekati nol. Sehingga odd ratio sangat besar.

Dengan perkataan lain, odd adalah suatu indikator kecenderungan seseorang pernah pergi ke luar negeri Ringkasnya, bila odd mendekati nol berarti kecenderungan seseorang pernah pergi ke luar negeri sangat kecil sekali.

Page 13: MODEL PROBABILITAS LINIER

Bila odd ini kita log-kan, akan kita dapatkan log odd sebagai berikut:

i21ii

i xzp1

p

Li = ln

Sehingga model yang akan kita perhatikan atau kita analisis menjadi :

i21i

i xp1

p

L disebut log odd.Li = ln

Pengamatan :

• L linier dalam X• L juga linier dalam 1 dan 2

• L disebut model Logit• Karena p terletak antara 0 dan 1, L terletak antara - dan • Meskipun L linier dalam X, tetapi p tidak linier dalam X

Page 14: MODEL PROBABILITAS LINIER

• 2 menyatakan perubahan dalam L bila x berubah 1 unit• 1 menyatakan log odd pada saat pendapatan sama dengan nol. Bila kita mengetahui tingkat pendapatan keluarga, katakanlah x i, kita dapat menghitung probabilitas bahwa seseorang pernah ke luar negeri dengan cara menghitung :

)x(ii21e1

1p

Masalahnya sekarang bagaimana menaksir 1 dan 2 ?

Penaksiran dengan Teknik Maksimum Likelihood (ML)

Bagi yang berminat mengetahuinya, silahkan baca buku halaman 258 - 260

Page 15: MODEL PROBABILITAS LINIER

Pengujian Signifikansi Model & ParameterUji seluruh model (Uji G)

Ho : 1 = 2 = ….. = P = 0

H1 : sekurang-kurangnya terdapat satu 0

Statistik uji yang digunakan :

A) (Model likelihoodB) (Model likelihood

P2 ,

G = -2 ln

Model B: model yang hanya terdiri dari konstanta sajaModel A: model yang terdiri dari seluruh variabelG berdistribusi Khi Kuadrat dengan derajat bebas p atau G ~ p

2.

; : tingkat signifikansi. Ho ditolak jika G >

Bila Ho ditolak, artinya model A signifikan pada tingkat signifikansi .

Page 16: MODEL PROBABILITAS LINIER

Uji Wald : uji signifikansi tiap-tiap parameter

j

j

2

j

j

)ˆ ( SE

ˆ

Ho : = 0 untuk suatu j tertentu ; j = 0, 1, … , p.

0

; j = 0, 1, 2, …., P

H1 :

Statistik uji yang digunakan adalah

Wj =

21

1

2,

Statistik ini berdistribusi Khi Kuadrat dengan derajat bebas 1 atau secara simbolis ditulis

Ho ditolak jika Wj >

Bila Ho ditolak, artinya parameter tersebut signifikan secara statistik

pada tingkat signifikansi .

Wj ~

; dengan tingkat signifikansi yang dipilih.

Page 17: MODEL PROBABILITAS LINIER

Interpretasi model / parameterInterpretasi koefisien-koefisien dalam model regresi logistik dilakukan dalam bentuk odds ratio (perbandingan resiko) atau dalam adjusted probability (probabilitas terjadi).

Odd didefinisikan sebagai: p1

p

Dimana p menyatakan probabilitas sukses (terjadinya peristiwa y = 1) dan 1-p menyatakan probabilitas gagal (terjadinya peristiwa y = 0).

(resiko)

Odds Ratio (perbandingan resiko), adalah perbandingan nilai Odds (resiko) pada dua individu ; misalkan individu A dan individu B.

Odds Ratio dituliskan sebagai.

;

)X(p1)X(p

)X(p1)X(p

B

B

A

A

XA : karakteristik individu A

XB : karakteristik individu B

Page 18: MODEL PROBABILITAS LINIER

Adjusted probabilitas merupakan probabilitas terjadinya suatu peristiwa y = 1 dengan karakteristik yang telah diketahui.

P (y = 1x) = (z) exp 1

(z) .exp

; z = 0 + 1 x1 + …. + P xp.

Dituliskan ;

Interpretasi Parameter

Variabel bebas: kategorik

Membandingkan nilai odd dari salah satu nilai pada variabel tersebut dengan nilai odd dari nilai lainnya (Referensi).Misalkan kedua kategori tersebut adalah 1 dan 0 dengan 0 yang digunakan sebagai kategori referensi, maka interprestasi koefisien pada variabel ini

adalahrasio dari nilai odds untuk kategori 1 terhadap nilai odds untuk kategori 0; dituliskan sebagai:

)0x(p1

0) x(p

)1p(x - 1

1) p(x

j

j

j

j = exp. ( j ).

Page 19: MODEL PROBABILITAS LINIER

Artinyaresiko terjadinya peristiwa y=1 pada kategori xj = 1 sebesar exp. ( j ) kali resiko terjadinya peristiwa y=1 pada kategori xj = 0.

Variabel Bebas: Kontinyu (tidak kategorik).Setiap kenaikan C unit satuan pada variabel bebas akan mengakibatkan resiko terjadinya y = 1 sebesar exp ( C.j ) kali lebih besar.

Ilustrasi

Siapa Pilih ParPol ANU?

Analisis hubungan antara karakteristik pemilih dengan pilihan parpol

Dugaan: pendidikan dan lapangan pekerjaan berpengaruh pada pilihan. Pendidikan dapat mencerminkan tingkat pengetahuan dan kecocokannya dengan program partai. Pekerjaan sebagai proksi tingkat strata ekonomipemilih

Page 20: MODEL PROBABILITAS LINIER

Variabel terikat:Apakah memilih partai ANU pada PEMILU lalu?

Ya = 1Tidak = 0

Variabel bebas:Pendidikan tertinggi yang ditamatkan:

Tidak/belum bersekolah, Tidak tamat SD & Tamat SD = 1SLTP dan SLTA = 2Diploma I/II/III/Akademi, S-1, dan S-2/S-3 = 3

Definisi operasional:Pendidik1 = 1; Tdk/blm bersekolah, Tidak tamat SD, dan Tamat SD = 0; LainnyaPendidik2 = 1; SLTP dan SLTA = 0; Lainnya Pembanding: kelompok yang lulus pendidikan tinggi

Page 21: MODEL PROBABILITAS LINIER

Lapangan Pekerjaan Utama:Pertanian = 1Industri = 2Perdagangan = 3

Definisi operasional:Pekerja1 = 1; Pertanian = 0; Lainnya

Pekerja2 = 1; Industri = 0; LainnyaPembanding: lapangan usaha

Perdagangan.

Tawaran Model: Ln (p/1-p) = + 1 Pendidik1 + 2 Pendidik2 + 1 Pekerja1 + 2 Pekerja2 +

Model terestimasi:Ln (p/1-p) = 2,383 – 2,280 Pendidik1 – 1,831 Pendidik2 – 1,130 Pekerja1

– 0,299 Pekerja2

Page 22: MODEL PROBABILITAS LINIER

Uji G: Nilai –2 log likelihood = 189,331. Semua variabel signifikan secara bersama-sama.

Uji Wald: semua koefisien signifikan secara statistik pada = 5%, kecuali koefisien pada variabel pekerja(2). Perlukah variabel tersebut dikeluarkan dari model?.

InterpretasiBila pendidikan = 0, dan lapangan usaha = 0, atau disaat pendidikanseseorang tinggi, dan bekerja di sektor perdagangan, maka probabilitas mereka mendukung Partai ANU adalah sebesar:

Ln (p/1-p) = 2,383(p/1-p) = e2,383

p = e2,383/ (1 + e2,383) = 91,55%.

Page 23: MODEL PROBABILITAS LINIER

Slop untuk variabel Pendidik1 adalah –2,280. Artinya, peluang penduduk berpendidikan rendah untuk mendukungPartai Anu lebih rendah. Terbukti dari nilai Exp (B= -2,280) = 0,102, berarti bahwa peluang penduduk berpendidikan rendah hanya 0,102 kali peluang penduduk berpendidikan tinggi.

Slop Pendidikan2 adalah –1,831. Artinya, peluang penduduk berpendidikan rendah untuk mendukung Partai Anu lebih rendah. Terbukti dari nilai Exp (B= -1,831) = 0,16, yang dapat diartikan bahwapeluang penduduk berpendidikan menengah hanya 0,16 kali peluang penduduk berpendidikan tinggi.

Secara analog, peluang penduduk yang bekerja di sektor pertanian atau industri

untuk mendukung partai lebih rendah dibanding penduduk yang bekerja di sektor perdagangan.

Peluang penduduk yang bekerja di sektor pertanian mendukung partai hanya 0,323 kali penduduk yang bekerja di sektor perdagangan. Penduduk yang bekerja di sektor industri hanya 0,742 kali penduduk yangbekerja di sektor perdagangan.

Page 24: MODEL PROBABILITAS LINIER

MODEL MULTINOMIAL LOGITKasus: Pilihan Investasi

(i). Deposito(ii). Saham(iii). Obligasi(iv). SBI

Kasus: pilihan alat transportasi(i) kereta api, (ii) bus, atau kendaraan umum bukan KA (iii) mobil pribadi. (iv) motor

Model logistik dengan 4 kategori mempunyai tiga fungsi logit: Fungsi logit untuk Y = 1 relatif terhadap fungsi logit untuk Y = 0 Fungsi logit untuk Y = 2 relatif terhadap fungsi logit untuk Y = 0 Fungsi logit untuk Y = 3 relatif terhadap fungsi logit untuk Y = 0 Kategori Y = 0 kita sebut sebagi kategori rujukan (reference

group).

Page 25: MODEL PROBABILITAS LINIER

lnPr( )

Pr( )

Y x

Y x

1

0

0

3

pp

ln

lnPr( )

Pr( )

Y x

Y x

2

0lnp

p2

0

)x0YPr(

)x3YPr(ln ln

p

p1

0

z1 (x) = =

= 10 + 11 x1 + 12 x2 + … + 1p xp

=

= 20 + 21 x1 + 22 x2 + … + 2p xp

=

= 30 + 31 x1 + 32 x2 + … + 3p xp

z2 (x) =

z3 (x) =

Page 26: MODEL PROBABILITAS LINIER

lnPr( )

Pr( )

Y x

Y x

1

0ln

p

p1

e

e

z

z1

ze11

Ingat: model logit dikotomi, fungsi logitnya:

=

= 0 + 1 x1 + 2 x2 + … + p xp

p1 = Pr ( Y = 0x ) =

p0 + p1 = 1

z (x) =

p0 = Pr ( Y = 1x ) =

Page 27: MODEL PROBABILITAS LINIER

1

1 1 2 3 e e ez z z

e

e e e

z

z z z

1

1 2 31

e

e e e

z

z z z

2

1 2 31

e

e e e

z

z z z

3

1 2 31

Untuk Multinomial Logit dengan 4 kategori:

p1 = Pr ( Y = 1x ) =

p2 = Pr ( Y = 2x ) =

p3 = Pr ( Y = 3x ) =

p0 + p1 + p2 + p3 = 1

p0 = Pr ( Y = 0x ) =

Model ditaksir dengan Metode Maximum Likelihood

Page 28: MODEL PROBABILITAS LINIER

Ilustrasi Kasus: Pilihan Investasi

Pilihan yang ada:1. Saham 2. Emas 3. Deposito / Tabungan

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya: pendidikan lapangan pekerjaan

Definisi operasional: Variabel terikat: (Referensi: Deposito/Tabungan)

1 = Saham0 = Lainnya

1 = Emas0 = Lainnya

Page 29: MODEL PROBABILITAS LINIER

Variabel bebas: Pendidikan: DIDIK (Referensi: pendidikan tinggi)

1 = rendah0 = Lainnya

1 = menengah0 = Lainnya

Lapangan Pekerjaan: PEKERJA (Referensi: jasa)1 = industri0 = Lainnya

1 = Perdagangan 0 = Lainnya

Model:Ln(p1/p0) = 10 + 11 DIDIK1+12 DIDIK2+ 13 PEKERJA1 + 14 PEKERJA2

Ln(p2/p0) = 20 + 21 DIDIK1+22 DIDIK2 + 23 PEKERJA1 + 24 PEKERJA2

Page 30: MODEL PROBABILITAS LINIER

Model multinomial yang didapat:

(1) Ln (p1/ p0) = 0,812 – 2,029 DIDIK1 – 1,537 PENDIDIK2 + 413 PEKERJA1 + 0,481 PEKERJA2

(2) Ln (p2/ p0) = -1,516 + 0,241DIDIK1+ 0,396 DIDIK2 + 1,487 PEKERJA1 + 0,537PEKERJA2

Bila pada dua persamaan diatas dimasukkan nilai 0, yang berarti kelompok berpendidikan tinggi dan bekerja di sektor jasa-jasa, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut:

Ln (p1/ p0) = 0,812(p1/ p0) = Exp(0,812)(p1/ p0) = 2,2524p1 = 2,2524 p0

Berarti, peluang kelompok berpendidikan tinggi, dan bekerja di sektor jasa-jasa untuk berinvestasi dalam bentuk saham 2,2524

kali peluang untuk berinvestasi dengan menyimpan uang di Bank.

Page 31: MODEL PROBABILITAS LINIER

Dengan memasukan nilai 0 pada persamaan (2) maka persamaan menjadi:

Ln (p2/ p0) = -1,516(p2/ p0) = Exp(-1,516)(p2/ p0) = 0,2196p2 = 0,2196 p0

Berbeda dengan persamaan pertama, intersep pada model ini mempunyai

tanda negatif. Berarti, peluang kelompok berpendidikan tinggi, dan bekerja

di sektor jasa-jasa untuk berinvestasi dengan membeli emas lebih rendah

dibanding peluang untuk berinvestasi dengan menyimpan uang di Bank,

yaitu sebesar 0,2196 kali.

Persamaan (1) menunjukan bahwa baik variabel Didik1 maupun Didik2 mempunyai koefisien negatif. Artinya, bahwa mereka yang

berpendidikan rendah dan menengah lebih kecil peluangnya untuk menanamkan

uangnya dalam bentuk saham dibanding mereka yang berpendidikan tinggi. Hal ini dapat dimengerti mengingat menginvestasikan uang dalam

bentuk saham hanya populer pada sekelompok masyarakat, dan kelompok umumnya mempunyai pendidikan tinggi.

Page 32: MODEL PROBABILITAS LINIER

Sedang untuk variabel pekerjaan, kedua koefisiennya bertanda positif, yang berarti mereka yang bekerja di sektor industri, dan perdagangan lebih berpeluang menanamkan uangnya dalam bentuk saham dibanding mereka yang bekerja di sektor jasa. Akan tetapi, perlu diingat bahwa perbedaan antar kategori dalam variabel lapangan pekerjaan ini tidak signifikan secara statistik. Berarti, peluang pekerja di sektor industri atau perdagangan relatif sangat kecil perbedaannya dengan mereka yang bekerja di sektor jasa.

Sedang persamaan (2) menunjukan bahwa peluang mereka yang mempunyai pendidikan rendah, dan menengah untuk menanamkan uangnya dalam bentuk emas, ternyata lebih tinggi dibanding mereka yang berpendidikan tinggi. Akan tetapi, uji Wald menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut tidak signifikan secara statistik.

Untuk variabel Pekerja, ternyata mereka yang bekerja di sektor industri mempunyai peluang lebih besar untuk menanamkan uangnya dalam bentuk emas dibanding mereka yang bekerja di sektor jasa. Sedangkan mereka yang bekerja di sektor perdagangan juga menunjukan hal yang sama dengan yang bekerja di sektor industri, namun tidak signifikan secara statistik.

Page 33: MODEL PROBABILITAS LINIER

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mereka yang berpendidikan rendah atau menengah mempunyai peluang lebih tinggi untuk menginvestasikan uangnya dalam bentuk tabungan dan atau emas. Sedang mereka yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang besar untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk saham, dan atau tabungan.

Sedang menurut pekerjaan, mereka yang bekerja di sektor industri dan perdagangan mempunyai peluang besar untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk saham, dan atau emas. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa mereka yang bekerja di sektor jasa lebih banyak yang menginvestasikan dananya dengan menabung.