10
PERCOBAAN 3 SISTEM LOKOMOTORIUS I. Tujuan 1. Menyebutkan komponen matriks tulang beserta karakteristik dan fungsinya. 2. Menyebutkan karakteristik otot skelet. 3. Menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerja otot skelet. 4. Menjelaskan mekanisme kontraksi otot skelet. II. Prinsip 1. Berdasarkan sistem otot dan sistem skelet dalam tubuh. III. Teori Sistem lokomotorius adalah sistem yang dapat menggerakan tubuh. Sistem ini terdidir dari sistem skelet dan sistem otot. Sistem skelet meliputi semua tulang termasuk tulang rawan. Sistem otot merupakan sistem penggerak yang teridiri dari otot skelet, otot polos dan otot jantung. Pertumbuhan tulang dan otot mengakibatkan badan menjadi lebih tinggi dan lebih besar. Gerakan tubuh disebabkan oleh peristiwa kontraksi dan relaksasi otot. Kontraksi dan relaksasi otot terjadi karena adanya peristiwa biokimia pada sel otot. Jadi, lokomotor adalah gerak yang dilakukan oleh penggerak sedangkan sistem lokomosi adalah cara kerja gerak yang dilakukan oleh penggerak. Berikut ini adalah berbagai organ-organ yang terlibat dalam lokomotor : A. Tulang

Modul Anfisman 3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modul Anfisman 3

PERCOBAAN 3

SISTEM LOKOMOTORIUS

I. Tujuan

1. Menyebutkan komponen matriks tulang beserta karakteristik dan fungsinya.2. Menyebutkan karakteristik otot skelet.3. Menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerja otot skelet.4. Menjelaskan mekanisme kontraksi otot skelet.

II. Prinsip

1. Berdasarkan sistem otot dan sistem skelet dalam tubuh.

III. Teori

Sistem lokomotorius adalah sistem yang dapat menggerakan tubuh. Sistem ini terdidir dari sistem skelet dan sistem otot. Sistem skelet meliputi semua tulang termasuk tulang rawan. Sistem otot merupakan sistem penggerak yang teridiri dari otot skelet, otot polos dan otot jantung. Pertumbuhan tulang dan otot mengakibatkan badan menjadi lebih tinggi dan lebih besar. Gerakan tubuh disebabkan oleh peristiwa kontraksi dan relaksasi otot. Kontraksi dan relaksasi otot terjadi karena adanya peristiwa biokimia pada sel otot.

Jadi, lokomotor adalah gerak yang dilakukan oleh penggerak sedangkan sistem lokomosi adalah cara kerja gerak yang dilakukan oleh penggerak. Berikut ini adalah berbagai organ-organ yang terlibat dalam lokomotor :

A. Tulang

Pada manusia jumlah tulang terdapat sekitar 206 yang semakin dewasa akan semakin banyak, terdiri dari tulang kepala, tulang muka, tulang telinga dalam, tulang lidah, tulang pembentuk kerangka dada, pembentuk tulang belakang dan gelang pinggul, tulang lengan, dan tulang kaki. Tulang tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Sel-sel pembangun tulang ada tiga, yaitu :

Page 2: Modul Anfisman 3

Osteoblast (sel pembentuk tulang). Osteosit (berfungsi memelihara konten mineral dan elemen organik tulang.) Osteoklas (sel pemangsa)

B. Otot

Merupakan suatu organ yang memungkinkan tubuh dapat bergerak, gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Sitoplasma adalah benang-benang halus yang panjang disebut miofibril.

Bagian-bagian otot yaitu, kepala otot (muskulus kaput), empal otot (muskulus venter), dan ekor otot (muskulus kaudal).

Kepala dan ekor otot merupakan jaringan ikat kuat (tendon), yaitu tempat melekatnya otot pada tulang.

Sel otot dibagi tiga golongan, yaitu :

Otot motoritas (otot serat lintang/otit kerangka), terdapat protoplasma yang memiliki garis-garis melintang. Otot ini dapat bergerak sesuai kemauan kita, pergerakannya cepat tetapi lekas lelah, dan rangsangan dialirkan melalui saraf motoris.

Otot otonom (otot polos), memiliki protoplasma licin dan tidak memiliki garis-garis melintang. Otot-otot ini terdapat pada ventrikulus, usus, kandung kemih, pembuluh darah, dll. Dapat bekerja sesuai kemauan kita (otot tak sadar) karena rangsangannya melalui saraf otonom.

Otot jantung, bentuknya menyerupai otot motoritas karena sel protoplasmanya terdapat serabut-serabut melintang yang bercabang. Fungsinya sama seperti otot polos dapat bergerak sendiri secara otomatis karena mendapat rangsangan dari susunan otonom.

C. Saraf

Merupakan penghantar informasi, koordinasi dan pengaturan untuk mengontrol dan mengintegrasikan aktivitas tubuh. Fungsinya adalah menerima stimulus dari lingkungan, mengubah stimulus menjadi impuls, dan sebagai tempat berlangsungnya semua proses keiwaan dan psikis. Ada tiga bagian utama saraf, yaitu :

Badan sel, mengandung inti sel, sitoplasma, organel-organel, badan Nissl, dan neurofibril. Merupakan pusat untuk mengatur kegiatan sel.

Dendrit, merupakan cabang-cabang perpanjangan dari sitoplasma ke badan sel. Di dalamnya terdapat badan Nissl dan mitokondria. Fungsi dendrite adalah menghantarkan impuls menuju badan sel.

Page 3: Modul Anfisman 3

Akson, menghantarkan impuls dari badan sel ke neuron/jaringan lain.

D. Darah atau Pembuluh

Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang berwarna merah beredar di dalam tubuh karena adanya kerja jantung. Fungsi darah sebagai alat pengangkut, pertahanan tubuh, dan menyebarkan panas ke seluruh tubuh. Darah teriri dari 2 bagian, yaitu sel-sel darah (sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keeping darah (trombosit)), dan plasma darah. Ada dua macam pembuluh darah, yaitu :

Pembuluh arteriAdalah pembuluh darah yang keluar dari jantung membawa darah ke seluruh bagian dan alat tubuh. Arteri yang paling besar yaitu yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta dan arteri pulmonalis, arteri memiliki dinding yang kuat dan tebal bersifat elastis.

Pembuluh venaAdalah pembuluh darah yang membawa darah dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Bentuk dan susunan vena sama dengan arteri, vena yang ukurannya besar yaitu vena kava dan vena pulmonalis. Cabang vena yang lebih kecil disebut venolus yang selanjutnya menjadi kapiler.

IV. Alat dan Bahan

Bahan : Tulang paha ayam, asam asetat, larutan Ringer

Catatan : Larutan Ringer mengandung :

NaCl 6.50g KCl 0.14g CaCl2 0.12g NaH2PO4 0.01g NaHCO3 0.20g Aquadest ad 1 liter

Alat

Alat bedah Gelas Piala 100ml Cawan Petri Pipet Tetes Seperangkat alat pencatat yang terdidri dari kimograf, statif dan stimulator. Beban 10-100g Benang Kabel Lampu kerosin

Page 4: Modul Anfisman 3

Alat Pemanas dan Pendingin

Hewan Percobaan

Katak

V. Prosedur Percobaan

V.I. Sistem Skelet

A. Anatomi Tulang

Carilah dari literatur

amati

gambarkan dalam laporan saudara mengenai bagian-bagian tulang yang meliputi epifisis, rongga medula, tulang batu karang, tulang pejal (kompak).

B. Fisiologi tulang

Tulang paha ayam dibersihkan

Siapkan 4 buah gelas kimia yang masing masing berisi : larutan Nacl 0,9%, asam asetat 5%, 10%, dan 25%

Masukan tulang paha ayam kedalam larutan larutan dalam gelas piala tersebut satu jenis larutan untuk satu tulang paha ayam

Gelas kimia ditutup dengan plastik dan disimpan dilemari asam

Perendamam tulang paha ayam dalam larutan dilakukan selama 6 hari

Page 5: Modul Anfisman 3

Lakukan pengamatan apakah terjadi perubahan pada tulang tulang tersebut

Bahaslah fenomena tersebut dengan teori yang telah anda ketahui

V.2. Sistem Otot

A. Anatomi Sistem Otot

Gambarkan potongan melintang suatu alat miofibril

Tuliskan bagian-bagian dari serabut otot seklet & miofibril

Amati, pelajari dan gambarkan secara ringkas mengenai struktur anatomi dan sifat-sifat dari sel otot polos dan jantung.

B. Fisiologi Otot Skelet

1. Kontraksi isometrik dan isotonik

Letakan tangan di atas meja, telapak menghadap ke atas

Tempatkan sebuah buku diatas telapak tangan. Kemudian buat ancang-ancang untuk mengangkat buku.

Amati anterior lengan selama melakukan demikian

Jelaskan tipe kontraksi

Ulangi dengan memberikan beberapa buku diatas lengan atau benda berat lain

Amati, apakah ada pemendekan dari biceps branch

Page 6: Modul Anfisman 3

2. Kontraksi otot gastrocnemius katak

Cara mengisolasi katak :

Korbankan katak

Gunting kulit dari bagian posterior pinggul

Kuliti seluruh kakinya dengan cara menariknya dengan pinset atau jari tangan dengan cepat.

Pengaruh beban terhadap kerja otot

Tempatkan suatu wadah beban menggantung pada tangkai pengumpil. Kimograf dalam keadaan diam

Berikan stimulus tunggal maksimum pada otot. Lihat gambaran yang terjadi.

Tempatkan beban 10g pad awadah. Putar kimograf dengan tangan. Berikan stimulus maksimal lagi.

Tambahkan beban setiap kali 10g sampai 100g atau tak terjadi respon.

Amati gambaran yang terjadi. Ukur tinggi kontraksi yang terjadi pada setiap penambahan beban, kemudian lengkapi tabel berikut.

Beban (g) Tinggi Kontraksi (cm) Usaha (dyne)102030

Dst.Keterangan : Usaha = Tinggi kontraksi x Beban

Page 7: Modul Anfisman 3

Pengaruh suhu terhadap kontraksi otot

Suatu preparat otot gastrocnemius terisolasi lain direndam dalam larutan Ringer yang didinginkan

Angkat preparat sesudah beberapa lama, kemudian pasangkan pada klem dan pengumpil

Pertahankan kelembapan dan suhu rendah dengan membasahinya dengan larutan Ringer dingin

Berikan stimulus tunggal, yang dicatat pada kimograf berkecepatan tinggi

Basahi otot dengan larutan Ringer hangat (Kurang lebih 30 derajat celcius)

Setelah 3 sampai 5 menit penghangatan, berikan lagi stimulus dan catat kontaksinya pada kimograf.

Pengaruh peningkatan frekuensi stimulus terhadap kontraksi otot:

Pasang kimograf dengan kecepatan rendah

Pasang stimulator pada stimulus maksimal

Berikan 6-8 kali stimulus pada otot dengan kecepatan stimulasi 2-3 stimulus/detik

Amati gambaran yang terjadi

Pindahkan jarum penulis pada bagian lain kimograf (dengan menukar dengan tangan). Kemudian pasangkan kimograf pada kecepatan sedang dan stimulator pada stimulasi

maksimal.

Page 8: Modul Anfisman 3

Berikan stimulus dengan kecepatan meningkat mulai dari 1 stimulus/detik, meningkat menjadi 2,3,4,5,6,7,10 dan stimulus/detik.

Berikan stimulus terus menerus sampai terjadi keletihan otot

Amati gambaran yang terjadi