Upload
bimamulia
View
212
Download
16
Embed Size (px)
DESCRIPTION
modul lsp pai untirta
Citation preview
MUQODIMAH
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Tidak ada kata yang lebih indah untuk diucapkan selain rasa syukur kita
kepada Allah SWT Tuhan seluruh alam yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang yang menjadikan kita manusia yang berakal budi sehingga kita
melalui izin Allah SWT mampu menjadi Pembina untuk manusia yang
membangun perbaikan peradaban zaman ini menjadi peradaban Islam.
Sholawat besert salam senantiasa tercurah limpahkan pada pembina
umat manusia, pemberi peringatan dan kabar gembira yakni nabiyullah
Muhammad SAW, beserta keluarga beliau, sahabat, serta pengikut beliau yang
selalu istiqomah dijalannya sampai yaumil akhir.
Buku ini disusun atas semangat yang telah dibangun oleh kepengurusan
LSP PAI masa kepemimpinan Nasrullah dengan terbitnya buku panduan
mentoring (handbook). Sebagai wujud semangat estafeta mentoring PAI di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, LSP PAI dibawah kepemimpinan Irfan
Alifahmi dan Rahmawati kini membuat Modul Materi LSP PAI UNTIRTA yang
disadur dari buku Pedoman Mentoring Berbasis Masjid Kampus yang
dikeluarkan oleh Belmawa Dikti 2013.
Modul materi ini sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu,
dibutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk
menyempurnakan modul materi ini.
Wassalamualaikum Wr Wb.
Serang,
Penyusun
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
1
DAFTAR ISI
Kata PengantarKata PengantarKata PengantarKata Pengantar Daftar IsiDaftar IsiDaftar IsiDaftar Isi 1 Cakupan Materi Mentoring (LSP)Cakupan Materi Mentoring (LSP)Cakupan Materi Mentoring (LSP)Cakupan Materi Mentoring (LSP) 2 Penyebaran Materi Mentoring (LSP)Penyebaran Materi Mentoring (LSP)Penyebaran Materi Mentoring (LSP)Penyebaran Materi Mentoring (LSP) 3 Perangkat MentoringPerangkat MentoringPerangkat MentoringPerangkat Mentoring 9 Selayang PandangSelayang PandangSelayang PandangSelayang Pandang 10 Profil TutorProfil TutorProfil TutorProfil Tutor 17 SistemSistemSistemSistem Perizinan Tutor/menteePerizinan Tutor/menteePerizinan Tutor/menteePerizinan Tutor/mentee 19 Kiat Jitu Mentoring Produktif dan DinamisKiat Jitu Mentoring Produktif dan DinamisKiat Jitu Mentoring Produktif dan DinamisKiat Jitu Mentoring Produktif dan Dinamis 20 Urgensi MentoringUrgensi MentoringUrgensi MentoringUrgensi Mentoring 22 Karakteristik Intelektual Muslim (Ulul Albab)Karakteristik Intelektual Muslim (Ulul Albab)Karakteristik Intelektual Muslim (Ulul Albab)Karakteristik Intelektual Muslim (Ulul Albab) 28 Makna SyahadatainMakna SyahadatainMakna SyahadatainMakna Syahadatain 35 Allah sang Kreator AgungAllah sang Kreator AgungAllah sang Kreator AgungAllah sang Kreator Agung 49 Al Al Al Al –––– Ghazwul Al FikriGhazwul Al FikriGhazwul Al FikriGhazwul Al Fikri 56 Pedoman HidupPedoman HidupPedoman HidupPedoman Hidup 61 Islam Sebagai Islam Sebagai Islam Sebagai Islam Sebagai AkhlakAkhlakAkhlakAkhlak 68 Menjadi Mentor Itu MudahMenjadi Mentor Itu MudahMenjadi Mentor Itu MudahMenjadi Mentor Itu Mudah 74
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
2
Cakupan materi mentoring (LSP PAI) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa T.A.
2013/2014
Dalam satu tahun peserta LSP akan melewati dua semester yaitu semester
genap dan semester ganjil.
Materi Semester Ganjil Materi Semester Genap
1. Orientasi Mentoring Mahasiswa
2. Karakteristik Intelektual Muslim
3. Makna Syahadatain
4. Ma’rifatullah
5. UTS
6. UAS
7. Mabit 1x (ikhwan)
8. Kuliah dhuha 2x
1. Tri darma perguruan tinggi
(pengabdian pada masyarakat).
2. Pengabdian pada masyarakat (3
bulan)
3. Evaluasi
4. UAS
5. Mabit 1 x (ikhwan)
6. Kuliah dhuha 2 x
7. Wisuda Qur’an (PPPA Darul
Qur’an)
Hafalan : Qs.Mulk Qs. Yaassin
Materi mentoring (LSP PAI) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa T.A. 2013/2014.
(tanpa pengabdian).
Materi Semester Ganjil Materi Semester Genap
1. Orientasi Mentoring Mahasiswa
2. Karakteristik Intelektual Muslim
3. Makna Syahadatain
4. UTS
5. UAS
6. Mabit 2 x
7. Kuliah dhuha 2 x
8. Perangkat lain.
1. Ma’rifatullah
2. Al-Qur’an Sebagai pedoman
3. Siroh Nabawiyah
4. UTS
5. UAS
6. Mabit 2 x
7. Kuliah dhuha 2 x
8. Perangkat lain.
Hafidz : Qs. Al-Mulk Qs. Yaassin
Prediksi minggu efektif : disesuaikan dengan kalender akademik yang baru.
Instrumen evaluasi LSP PAI tahun akademik 2013.
1. Buku Saku LSP; berisi tentang materi, tugas, evaluasi, dan mutabaah yaumi.
2. Kartu control LSP yang berisi : daftar hadir, evaluasi harian, daftar hadir
kajian.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
3
Berikut tema materi mentoring pada semester 1 & 2 Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
TABEL PENYEBARAN MATERI MENTORING (Semester Ganjil)
No Tema Pekan
pertemuan
ke -
Tujuan
Instruksional
Materi
1 Orientasi
Mentoring
Mahasiswa
1 - 3 1) Peserta
mentoring
mampu
menyebutkan
tentang
hakikat
manusia,
tujuan, dan
makna
kehidupan
manusia.
2) Peserta
mentoring
mampu
menyebutkan
urgensi
mentoring.
3) Peserta
mentoring
mampu
mendefinisika
n arti serta
makna
mentoring
secara
mandiri.
1) Mukaddimah (jati
diri manusia).
2) Waspada terhadap
ekstrimisme
(Gazhwul Fikr).
3) Manusia Indonesia
seutuhnya.
2. Karakter
Intelektual
4 - 5 1) Peserta
mentoring
mampu
menyebutkan
dan
mengaplikasik
an
11karakteristik
ilmuan
muslim sesuai
dengan dalil
1) Karakter intelek.
2) Tiga elemen Ulul
Albab.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
4
yang shahih.
2) Peserta
mentoring
mampu
mendeskripsik
an
penyelesaikan
problem
dengan
pendekatan
karakter
intelektual
muslim secara
mandiri dan
lugas.
3) Peserta
mentoring
mampu
menyebutkan
3 elemen ulul
albab serta
dapat
mengaplikasik
an dalam
kehidupan
sehari-hari.
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) Semester Ganjil
3 Makna
Syahadatain
6 - 10 1) Peserta
mentoring
mampu
memahami
pentingnya
syahadat
dalam
kehidupan
muslim.
2) Peserta
mentoring
mampu
memahami
bahwa
syahadat
merupakan
gerbang
1) Syahadatain
sebagai Asas
Aqidah dan
Syar’iyah.
2) Syarat-syarat
diterimanya
syahadah seorang
muslim.
3) Ahammiyatusy
Syahadatain
(pentingnya dua
kalimat
Syahadat).
4) Madlulusy –
Syahadatain
(Kandungan
Kalimat
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
5
pertama
seseorang
untuk masuk
Islam.
3) Peserta
mentoring
dapat
memahami
kandungan
makna dari
kata
“Syahadah”
berikut
konsekuensiny
a.
4) Peserta
mentoring
dapat
memahami
pengertian
iman dan
hubungannya
dengan
syahadat.
5) Peserta
mentoring
mampu
menyebutkan
sumber kata
“ilah” dan
pengertiannya.
Syahadat).
5) Ma’na Al-Ilah
(Makna kata
Tuhan).
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) SEMESTER Ganjil
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
6
TABEL PENYEBARAN MATERI LSP PAI SEMESTER GENAP (T.A. 2013/2014)
No Tema Pekan
Pertemuan
Ke -
Tujuan
Instruksional
Materi
1 Mengenal
Allah
Sebagai Sang
Kreator
Agung.
1 - 3 1) Peserta
mentoring
mampu
memahami
pentingnya
ma’rifatullah
dalam
kehidupan
manusia.
2) Peserta
mentoring
mampu
memahami
bahwa
ma’rifatullah
dapat
menjadikannya
mencapai hasil
penambahan
iman dan taqwa.
3) Peserta
mentoring
mampu
memahami dan
mendeskripsikan
dengan bahasa
sendiri tentang
sunnatullah,
takdir, dan
keadilan Ilahi..
1) Ahammiyatu
Ma’rifatullah
(Pentingnya
Mengenal Allah.
2) Mengenal
Sunnatullah, Takdir
dan keadilan ilahi.
3) Mengembalikan
ilmu dalam
pangkuan iman.
2 Al- Ghazwu
Al-Fikri
4 - 5 1) Peserta
mentoring
mampu
memahami
pengertian
Ghazwul Fikri
dan ancaman
bahanya
terhadap kaum
1) Pengertian perang
pemikiran.
2) Tahapan perang
pemikiran.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
7
muslimin.
2) Peserta
mentoring
mampu
memahami dan
menyebutkan
tahapan-tahapan
ghazwul Fikr
sepanjang
sejarah umat
Islam.
UTS (semester genap)
3 Pedoman
Hidup
6 – 7 1) Peserta
mentoring
mampu
memahami
dengan benar
bahwa Islam
adalah solusi
kehidupan.
2) Peserta
mentoring
termotivasi
untuk
mengembalikan
semua
permasalahan
yang
dihadapinya
kepada Islam
Minhajul Hayah
4 Islam sebagai
Akhlaq
8- 9
1) Peserta
mentoring
mampu
memahami
Islam sebagai
sistem akhlak
dan mampu
membedakannya
dengan sistem
moral yang lain.
2) Mampu
meninggalkan
akhlak yang
tercela dari
Al- Islamu Akhlaqan
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
8
kehidupannya.
3) Berusaha
menerapkan
akhlak karimah
sebagai
pancaran dari
keimanannya
kepada Allah
dan Rasul-Nya.
5 Menjadi
Mentor itu
Mudah
10 1) Peserta
mentoring
termotivasi
untuk
mengamalkan
ilmu sebagai
mentor untuk
program
mentoring pada
tahun depan.
1) Untungnya menjadi
mentor.
2) Status Mentor.
3) Menghalau
Keraguan
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
9
Perangkat mentoring :
1. Mabit
Mabit (malam bina iman taqwa) adalah salah satu program LSP PAI Untirta
yang dikhususkan untuk peserta putra guna meningkatkan kualitas diri pada
malam hari. Agenda mabit ini dilaksanakan minimal 1 kali dalam satu
semester.
2. Hafalan Qur’an.
Hafalan Qur’an ini merupakan program pembinaan secara intensif kepada
seluruh peserta mentoring dengan surat-surat tertentu yang sudah disepakati,
serta pada setiap pekannya di murojaah oleh pementor atau lainnya.
3. Kajian Islam
Kajian Islam merupakan program suplemen bagi peserta mentoring seperti
kuliah dhuha dan sebagainya untuk menambah wawasan serta pengetahuan
yang luas bagi peserta.
4. Bengkel mengaji/Dauroh Tahsinul Qur’an.
Bengkel mengaji ini merupakan program suplemen yang diberikan kepada
peserta mentoring untuk memperbaiki bacaan Qur’an.
5. Sertifikasi
Sertifikasi adalah program khusus yang diberikan kepada peserta yang sudah
lolos standar kualitas minimal serta bermotivasi tinggi untuk bergabung pada
keluarga besar asistensi dosen PAI untira.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
10
SELAYANG PANDANG MENTORING
Petujuk teknis pembinaan mentoring
1 Setiap peserta program tutorial adalah peserta pembinaan tutoring pada
program lembaga tutorial
2 Tutor adalah pementor yang diangkat oleh prngurus program tutorial yaitu
LSP PAI UNTIRTA dan yang sebelumnya telah mengikuti seleksi, dan
bertugas selama satu semester/tahun. Jika ada yang menyebabkan tutor
berhalangan hadir maka wajib memberikan berita yang jelas kepada
penanggung jawab program.
3 Setiap Tutor wajib mengikuti pembinaan tutor 2-3 pekan sekali dan wajib
mengisi pemnbinaan/mentoring dalam waktu sepekan sekali.
Alas an-alasan yang diperbolehkan untuk tidak mengikuti pembinaan tutor
dan atau tidak mengisi mentoring:
a. Sakit dengan memberikan keterangan
b. Ujian kuliah dengan memberikan keterangan
c. Kegiatan perkuliahan yang tidak bisa ditinggalkan dengan
melampirkan surat keterangan.
d. Ada saudar dekat yang meninggal/menikah.
e. Pelatihan/kursus penting yang bukan merupakan kursus rutin.
4 Susunan acara mentoring
a. Persiapan /pembukaan
b. Memaca alquran min 3 ayat secara bergantian dan max 1 halaman.
c. Evaluasi Mutabaah yaumi & Infaq kelompok
d. Ice breaking (game ringan pencair suasana)
e. Penyampaian materi
f. Evaluasi materi
g. Sharing dan curhat permasalahan adik-adik tutor
h. Peutup
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
11
5 Seluruh berkas (absensi, berita acara mentoring dan hasil evaluasi)
diserahkan kepada penanggaung jawab atau pengurus LSP PAI tingkat
JURUSAN-FAUKULTAS-UNIVERSITAS
6 Setiap semester peserta pembinaan wajib mengikuti evaluasi setiap
semester dan berhak menerima laporan pembinaanya setelah evaluasi
selesai dilaksanakan.
Persiapan tutor dalam pembinaan mentoring
Seorang tutor yang amanah hendaknya mempersiapkan diri sebelum menyampaikan
suatu materi, walaupun ia telah menyampaikan materi berulang-ulang. Ada beberap
hal yang hendak disiapkan ole mentor sebelum memberikan materi adalah :
1. Mengkondisikan ruhiyah agar selalu dalam bingkai keikhlasan & siap
menunaikan amanah dari Allah swt.
2. Membaca dan Memahami tujuan penyampaian materi, pokok bahasan,
metode dan media.
3. Membaca buku referensi. minimal sekali membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang
terkait, untuk materi Dasar Keislaman.
4. Mempelajari metode penyampaian materi dan menyiapkan media yang
dibutuhkan.
5. Peka terhadap setiap kondisi adik tutor dan memberikan solusi dari
permasalahannya.
6. Mempelajari konisi peserta tutorial dan melakuakan penyesuaian-penyesuain
yang diperluakan.
7. Menguasai proses penyampaian materi sehingga penyampaian materi dapat
berjalan dengan lancer
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
12
Untuk Para Tutor /Mentor
MEMAHAMI SOSOK, TUGAS DAN BEKAL SEORANG DA’I=TUTOR
Sosok da’i bukanlah orang sembarangan yang bisa diorbit sebagaimana bisa
mengorbitkan sarjana akademis. Da’i adalah sosok manusia yang memiliki
seperangkat hiasan pribadi yang spesifik, memiliki shibghoh Islami dalam segala
aspeknya. Berikut ini kita akan paparkan seputar perangkatperangkat da’i sebagai
sosok manusia yang spesifik.
1. KRITERIA RUHIYAH
Kekuatan ruh merupakan prinsip dalam kepribadian seorang da’i yang tanpa
kekuatan ini seorang da’i ibarat jasad tanpa ruh, begitu pula pada umumnya manusia.
Kekuatan ruh lahir dari aktivitas ruhiyah yang dilakukan oleh seseorang. Sentral
aktivitas ruhiyah adalah ibadah ilallah. Dengan ibadah ruh menjadi kuat, hati
terkendali, hati tertundukkan dan praktis tergiring untuk menyerah dalam pangkuan
Islam secara kaffah. Adapun aktivitas ruhiyah pemacu ruh da’i adalah :
1. Beribadah dengan benar, faham apa yang dibaca, dan merasakan bahwa
dirinya sedang bermunajat dan bermuwajahah dengan Rabbnya.
2. Memelihara sholat-sholat wajib dan sunnat.
3. Memelihara keaktifan sholat jama’ah terutama sholat fajr, (QS 17:78)
4. Mendawamkan sholat malam beberapa rakaat semaksimal mungkin.
5. Menjaga amal-amal ibadah yang sunnat.
6. Tilawatil Qur’an dengan tadabbur, tafahum, secara kontinu.
7. Menjaga wirid-wirid dan dzikir-dzikir ma’surat.
8. Senantiasa merendahkan diri (tawadhu’, khudhu’) kepada Allah dengan
berdo’a. Karena do’a intinya ibadah.
Inilah keharusan bekal yang harus dimiliki sosok seorang da’i. Keberhasilan
dalam mengarungi samudra da’wah akan ditentukan oleh bekal ruhiyah ini. Bekal ini
ibaratkan bahan bakar bagi mesin. Laksana pondasi bagi suatu bangunan , bak akar
bagi tegaknya pohon.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
13
2. KRITERIA AKHLAQ
Pada prinsipnya apa yang Allah syari’atkan bertujuan untuk melahirkan
prilaku (akhlaq) pribadi dan sosial. Hal ini sesuai dengan misi utama kerasulan
Muhammad saw. Sebagai penyempurna akhlaq dan menadi rahmat untuk semesta
alam. Oleh sebab itu suluk, amalan dan pola hidup seorang da’i harus sesuai dengan
syareat dan perintah Allah.
Adapun keharusan yang mesti diwujudkan dan harus menjadi kepribadian
seorang da’i adalah sebagai berikut ,
1. Beradab dan berakhlaq Islami, meliputi:
a. Rendah hati (iffah ) dan mendahulukan kepentingan orang lain .
Seorang da’i harus bisa bersikap rendah hati dalam segala hal agar dapat
dihargai oleh orang lain, mampu menyampaikan yang harus disampaikan. da’i
juga harus bisa mendahulukan kepentingan umum daripada dirinya sendiri.
b. Bersikap toleransi dan berwawasan luas.
Da’i dituntut untuk memiliki sifat ini, suka memaafkan dan mengutamakan
cinta kasih diantara manusia, tidak egois dan mau menang sendiri. Da’i juga
harus memiliki jangkauan kedepan, tajam analisa tentang sasaran dan tujuan
hingga mampu menyingkirkan kendala penghalang, (QS 33:48)
c. Seorang da’i harus memiliki sikap benar, berani, rela berkorban, satria, zuhud,
penyayang dan muamalah yang baik. Akhlaq ini semua akan mampu
membuka hati manusia apabila dilaksanakan oleh para da’i.
2. Menjauhi hal-hal yang haram.
Dengan menjauhi hal-hal yang haram akan memancarkan nur Rabbani di dalam
hatinya serta akan terlepas dari hawa nafsu, (QS 83:14 ) Orang yang tidak bisa
mewujudkan hal tersebut tidak berhak berdiri di shof da’i.
3. Qudwah (contoh amaliyah nyata ).
Semaksimal mungkin da’i harus mampu menjadikan dirinya sebagai gambar
hidup dari apa yang di da’wahkan (Al-Qur’an) sebab da’wah bil hal lebih kuat
pengaruhnya dibanding da’wah dengan konsep.
4. Siap berkorban.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
14
Seorang da’i berfungsi sebagai sopir manusia. Ia harus tampil pertama dalam
segala hal sebagi tauladan, dalam berkorban, berkorban waktu, harta untuk
tegaknya kebenaran. Begitu pula berkorban untuk mencegah segala kemungkinan
yang akan menyebabkan kemungkinankemungkinan negatif dalam Islam.
5. Bertanggung jawab.
Seorang da’i harus berfikir tentang kewajiban dan ruang lingkup tanggung
jawabnya sehingga mampu membimbing ummat kepada amaliah Islamiyah.
3. KRITERIA PEMIKIRAN
Pemikiran seorang da’i adalah hal yang daruri, mutlak dituntut. Bagaimana
tidak, seorang da’i sebagai transformer Islam kepada mad’unya. seorang da’i yang
tidak memiliki pemikiran atau hujjah yang kuat serta penalaran yang memadai tidak
mungkin dapat diterima oleh mad’unya. Lebih dari itu Islam sebagai bahan yang
dida’wahkan sedangkan Islam sendiri itu adalah aqo’id, dan pemikiran, prinsip-
prinsip serta hukum yang semuanya itu menuntut kemampuan seorang da’i di dalam
mengemukakan nalar dan hujjahnya secara tepat dan mantap. Mampu menjelaskan
bahwa Islam itu adalah dien yang benar dan sempurna pembawa rahmat dan
kedamaian dunia akhirat. Maka untuk itu da’i harus memperhatikan hal-hal berikut
ini:
� Kejelasan konsep/fikroh da’wah yang diserukan.
Da’i dituntut agar fikroh dan da’wahnya benar-benar mantap dan jelas baik
yang bersangkutan dengan ruhiyah, akhlaq, sosial, ekonomi, politik. Terlebih-lebih
hal-hal ynag bersifat mendasar seperti masalah aqo’id dan hal semacamnya. Da’i
harus berusaha untuk menguasainya. Jika tidak maka maka da’i tidak mampu
membawa ummat kepada saasaran yang dikehendaki da’wah itu sendiri.
� Faham dan menguasai misi dan fikroh yang dibawanya.
Tidak boleh tidak bahwa seorang da’i harus memiliki pemahaman plus dari
mad’unya, oleh karena itu ia dituntut bisa menguasai pemahaman ‘ulumuddin yang
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
15
cukup dalam berbagai seginya. Perkaranya bagaimana mungkin orang yang tidak
mempunyai sesuatu, bisa memberikan sesuatu. Orang jahil bisa mengajarkan ilmu,
orang yang tidak faham memahamkan orang lain, suatu hal yang mustahil secara
logika.
� Mempunyai wawasan Islam yang luas.
Lebih jauh dari yang dijelaskan di atas seorang da’i tidak cukup hanya dengan
faham atau menguasai saja. Ia dituntut memiliki wawasan ilmiyah Islamiyah yang
luas (tsaqofah Islamiyah). Mengetahui berbagai perisrtiwa dan kejadian penting,
pasang surutnya pergolakan sosial, politik dalam dan luar negeri, berbagai
ketimpangan atau macam macam aliran yang berkembang. Hal itu semuanya bisa
diketahui tentang latar belakang atau sebab musababnya.
Berangkat dari sini maka untuk da’i masa kini sangat perlu sekali mempelajari
hal-hal sebagai berikut :
1. Kenyataan yang terjadi dalm dunia Islam.
Untuk mengetahui tentang krisis geografi, ekonomi, politik, penyebaran
penduduk, sebabseebab keterbelakangan dan perpecahannya serta berbagai
macam problemanya.
2. Kekuatan musuh yang menentang, khususnya adalah kekuatan Yahudi
internasional, komunis, dan Salib internasional.
3. Adanya agama-agama yang sezaman dengan Yahudi, Masehi dan Budha.
4. Adanya berbagai jenis anutan politik seperti komunis, materialis, kapitalis,
demokrasi dan diktator yang berbeda konsep dan pelaksanaannya
5. Munculnya gerakan gerakan yang bersifat lokal maupun internasional yang
berbau politik, baik yang secara parsial maupun integral, hal ini dipelajari di
dunia Islam.
6. Krisis pemikiran yang fundamental. Yakni bercokolnya sekulerisme di dunia
Islam semacam liberalisme dan nasionalisme.
7. Fikroh-fikroh yang saling bertikai dan berpecah belah. Seperti yang paling
santer adalah Al Bahaiyah dan Al Qodiyaniyah.
8. Kenyataan lingkungan sekitar (sosiologi).
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
16
Da’i dituntut untuk mengenal dan mempelajari alam dan lingkungan
sekitarnya dimana ia tinggal atau berda’wah. Mengenal adat istiadat, sosila
ekonomi, mata pencaharian, budaya dan lain sebagainya. Hal in dimaksudkan
untuk bisa menyampaikan da’wah sesuai dengan kondisi masyarakatnya.
4. KONTINUITAS DALAM BELAJAR
Kriteria in sangat penting sekali bagi seorang da’i. Tanpa belajar yang
kontinyu ia akan terlindas zaman yang ia tapaki, akan ketinggalan kereta dalam
informasi dan pengetahuan. Maka idealnya seorang da’i mempunyai perpustakaan
pribadi di rumahnya, tekun membaca dan menelaah kitab yang baru atau lama. Tekun
mencari berbagai informasi dan pengetahuan baru. Dengan usaha seperti ini maka
da’I akan mampu berda’wah dengan materi yang aktual dan up to date. Mampu
membawa misi risalah dengan tepat dan dapat diterima, logis dan luwes.
Referensi : Abu I’dad, Agenda Da’wah: Langkah-langkah Da’wah Manhaji
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
17
PROFILE TUTOR
Pementor/Tutor LSP
Pementor/Tutor adalah mahsiswa yang sudah diakui oleh Pengurus LSP.
Dalam aktivitas mentoring, peran seorang tutor jauh lebih luas dari pada
seorang guru, seorang tuto tidak hanya dituntut dapat menyampaikan materi dengan
baiktetapi juga dituntut untuk dapat mewariskan nilai-nilai Rabbani kepada tutte.
Inilah beberapa hal yang selayaknya dimiliki oleh seorang tutor Ketika
melakukan proes tutorial dan dakwah islam:
1. Seorang Pementor/Tutor ibarat orang tua bagi putra putrinya,
2. Seorang Pementor/Tutor ibarat syeikh bagi murid-muridnya,
3. Seorang Pementor/Tutor r ibarat ustadz bagi para santri-santrinya,
4. Seorang Pementor/Tutor ibarat pemimpin bagi kelompoknya,
5. Seorang Pementor/Tutor ibrat kakak bagi adik-adiknya
6. Seorang Pementor/Tutor ibarat sahabat dan teman baik bagi teman-
temannya/mente-mentenya.
Tata tertib tutor
Kewijiban :
a. Niat karena Allah Swt / Siap berkorban (harta, jiwa, raga dan waktu)
b. Melakukan mentoring dg mentee seminggu sekali
c. Menghadiri pertemuan pementor 2-3 pekan sekali.
d. Siap dilibatkan dalam agenda2 LSP
e. Wajib mengisi absensi Kehadiran setiap akan mentoring dan pertemuan
pementor
f. Membangun pandangan bahwa kita (pengurus, pementor dan mente) serta
dosen PAI adalah Keluarga Besar LSP dan memotivasi mentee agar
aktif menghidupkan dan membangun LSP dengan aktiv mentoring dan
menghidupkan usaha LSP.
g. Menjaga kekeluargaan dan ukhuwah sesame pementor, mente, pengurus
dan dosen PAI/ meneberkan kebaikan kepada seluruh mahsiswa.
h. Siap meneruskan generasi LSP PAI selanjutnya.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
18
Hak :
a. Mendapatkan fasilitas penunjang mentoring
b. Mendapatkan sertifikat
c. Memperoleh pelatihan2 pengembangan mentor
Sanksi :
a. Bagi yang melanggar akan Terkena point pelanggaran dan mendapatkan
surat peringatan (1 = menegur, 2 = memanggil/tabayun, 3 = ambil
keputusan mau jadi mentor atau tidak)
b. Mengurangi biaya pengabdian
Tutor baik adalah tutor yang :
a. Meluruskan niat, memaksimalkan ikhtiar, ikhlas, istuqomah dan bersikap
cerdas serta memiliki semangat jihad yang tinggi.
b. Memulai setiap kegiatan dengan membaca basmalah.
c. Menjauhi perbuatan yang sia-sia seperti merokok,
d. Berpakaian sesuai syariat,
e. Hadir dalam setiap pertemuan mentoring dan pembinaan tutor,
f. Mengisi daftar hadir
g. Memahami dan menguasu materi
h. Menjadi uswah yang baik bagi mentee
i. Mangarahkan kebaikan kapada mentee
j. Menjadik kakak sekaligus pembimbing kepada mentee
k. Memberikan nasehat yang membangun kapada sesama tutor dan pengurus,
l. Memberikan penilaian yang obyekrif,
m. Menyerahkan form penilaian etpat waktu,
n. Tutor brthak mendapatkan pembimaan,
o. Tutor yang baik beriman dan bertaqwa menjalani tugasnya dengan penuh
tanggung jawab kepada allah swt,
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
19
Sistem perizinan tutor
1. Mengisi format izin tutor yang telah tersedia di sekretariat paling lama dua
hari sebelum mentoring dan mencarikan pengganti,
2. Jika tidak memungkinkan, periziznan dapat melalui sms, telepon, ataupun
pesan lainnya,
3. Kehadiran tanpa alasan/keterangan; satu kali mendapatkan teguran, dua kali
mendapatkan surat panggilan, ketiga kali akan diberhentikan.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
20
Kiat jitu Mentoring Produktif dan
Dinamis
Yang perlu dilakukan:
1. Siapkan diri kita, mulailah dengan niat yang ikhlas, usahakan untuk
mengembalikan semua urusan karena allah swt,
2. Doa. Ketika kita yakin dengan kekuatan doa, mak apapun akan menjadi
sesuati yang dahstat,
3. Siapkan ruhiyah kita, isi hari-hari kita dengan salat malam, tilawah dan ibadah
lainnya,
4. Siapkan amunisi dengan banyak membaca reference,
5. Perhatikan penampilan kita,
6. Berikan perhatian yang positif kepada setiap mentee,
7. cobalah membuat program sms dengan mentee, sms tidak perlu formal tapu
ringan misalkan bertanya tentang kabar dan memberikan semangat dll.
8. jangan segan-segan silaturahm kepada mentee, adakan pertemuan diluar
mentoring secara personal atau kelompok.
9. Sering2lah mengevaluasi apa yang kita lakukan.
Seni membina hubungan
1. Mengendalikan tindakan orang lain :
2. Menciptakan kesan yang baik : jgn berbuat hal yang negatif
3. Mengkritik orang tanpa menyakiti hatinya:
4. Menarik orang lain dengan “triple PPA:
1. Penerimaan (dengan menerima apa adanya, kita memberikan kekuatan
untuk mengubah diri mereka sendiri
2. Persetujuan, (buat aturan dan sanksi yang disepakati sebagai bentuk
komitmen bersama)
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
21
3. Apresiasi, (memberikan penghargaan, karena betapa berharganya orang
lain)
5. Belajar komunikasi secara efektife :
6. Seni mendengarkan orang lain :
7. Pentingnya membuat orang lain merasa penting :
8. Mebuat orang sependapat ;
9. Memberi pujian
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
22
Urgensi Mentoring
� Pertemuan ke 1 - 3
Tujuan :
1. Memahami tentang hakikat manusia, tujuan, dan makna kehidupan.
2. Memahami tentang urgensi mentoring sebagai usaha mengembangkan potensi
diri, minat, bakat, keilmuan, wawasan & kualitas hidupnya.
Jati Diri Manusia
Kewajiban setiap manusia adalah mengenal Allah dan mengenal siapa dirinya.
Mahasiswa didorong untuk melakukan instropeksi diri dengan menjawab pertanyaan
: siapakah Aku? Dari mana dan mau ke mana seluruh hidup ini didedikasikan?
Ketika diajukan pertanyaan siapakah Aku? Sebagian mahasiswa menyebut
namanya. Misalnya, Aku Irfan Alifahmi! Beberapa mahasiswa lain dengan percaya
diri menjawab: “Aku adalah manusia!” jawaban ini dapat menjadi alat untuk
menggali pengetahuan mahasiswa lebih mendalam dengan mengajukan pertanyaan:
Apa itu manusia? Apa yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya?
Mahasiswa menjawab dari banyak perspektif. Manusia bukan tanaman dan
pepohonan yang tumbuh berkembang tanpa gerak dinamis. Manusia juga bukan
binatang yang bergerak tanpa nalar. Dari berbagai sudt pandang yang digunakan kita
dapat simpulkan bahwa manusia adalah ruh yang berjalinkelindan dengan jasad. Dan,
ia meruakan entitas berpikir. Tanpa ruh, manusia mati! Mati dipahami secara umum
sebagai keluarnya ruh dan jasad. Sebaliknya, kehidupan terjadi ketika ruh “dititipkan”
Allah ke dalam jasad ketika manusia berada pada fase janin dalam kandungan.
Selanjutnya manusia tumbuh berkembang menjadi manusia dewasa dipengaruhi oleh
proses biologis (jasad), proses kognitif (akal pikiran) dan proses sosial emosional.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
23
Mai bersama untuk membaca dan merenungkan makna al-Qur’an surat As-
Sajadah ayat 7 (tujuh) samapai 9 (Sembilan) tentang asal-usul manusia. Allah
memulai penciptaan menuasia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan ketrununanya
dari sari pati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit bersyukur.
Ayat di atas, menguraikan dengan jelas bahawa manusia terdiri dari unsure
jiwa, hati pikiran, apnca indera dan tubuh. Kemudian ditutp dengan kalimat yang
menyentak hati dan pikiran kita: “kamu sedikit sekali bersyukur”. Mahasiswa diajak
melakukan refleksi, dengan mengajukan pertanyaan: “apa maksud kalimat tersebut?”
Menjawab pertanyaan ini, kita mengajak manusia mengaitkannya dengan
hikmah yang diajarkan Allah kepada Lukman Al-Hakim, dalam surat Lukman ayat
12 :”sesunggunya telah kami berikan hikmat kepada lukman, yaitu: Bersyukurlah
kepada Allah. Barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. Intinya bahwa syukur adalah
kunci kesuksesan seseorang. Syukur berarti menjaga, memelihara, dan memanfaatkan
segala nikmat yang Allah berikan untuk peningkatan kualitas hidup diri, keluarga,
dan masyarakatnya dalam rangka beribadah kepada Allah.
Dalam tataran praktis, sikap syukur tercermin dalam perilaku manusia untuk
memenuhi kebutuhan dirinya secara adil. Memenuhi kebutuhan jiwa, hati, pikiran,
dan tubuhnya secara seimbang, tanpa mengurangi atau melebihkan. Dan, menjauhkan
diri dari hal-hal yang berpotensi merusak dan menghancurkan jiwa, hati pikiran, dan
tubuh itu. Kebanyakan manusia tidak bersukur, sehingga menjadi sakit, ragu, cemas,
dan merugi.
Selanjutnya, kita menggali pengetahuan peserta mentoring lebih dalam lagi,
tentang Apa kebutuhan kita? Dan, apakah kita sudah menyediakannya secara cukup
dan seimbang?
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
24
Kita mulai dari kebutuhan tubuh kita. Tubuh membutuhkan oksigen, nutrisi
berupa makanan yang halal dan toyyib, olahraga, dan istirahat. Sedangkan jiwa kita,
ruhani kita, membutuhkan arah, tujuan dan makna dalam hidup. Kebutuhan roh dan
tubuh atau jiwa dan raga itu haru dipenuhi setiap hari secara adil. Apa yang terjadi,
jika tubuh tidak memperoleh asupan gizi? Sakit! Demikian juga roh yang tidak
memperoleh nutrisi zikrullah, apa jadinya? Gelisah, cemas, dan kehilangan arah.
Bukankah Allah sudah menegaskan dalam al-Qur’an surat Ar-Rod ayat 28: Ingatlah
hanya dengan berzikir kepada Allah hati menjadi tenang!.
Dalam ilustrasi ideal di bulan ramadhan. Setiap muslim pada seeparoh atau
sepertiga malam, berwudhu lalu melaksanakan sholat malam. Kemudian membaca
al-Qur’an secara tartil. Membaca vberarti merenungkan dan menghayati makna
bacaan, sehingga nilai-nilai terinternalisasi dalam jiwa, menjai bagian dari perilaku,
dan menjadi panduan yang memberi arah dalam menjalani hidup. Melaksanakan
sholat tahajud dan tadarus al-Qur’an dengan harapan memperolah puncak kehormatan
(moma mahmuda). Inilah cita-cita setiap penggiat dan oencari ketenangan spiritual.
Allah menciptakan malam untuk taqorrub kepada Allah SWT
dalamkeheningan dengan khusuy’. Di malam hari, ketika kebanyakan orang tertidur
nyenyak, insane pilihan – yang dikenal dengan insane rabbani – terjaga seraya
bermunajat dan berdoa penuh harap untuk memperolah pertolongan dan perlindungan
Allah, sehingga bebas dari cengkraman tipu daya setan dan rayuan dunia. Mereka
berdoa dengan linangan air mata karena takut dan khawatir doa, harapan, dan
tobatnya tidak diterima oleh Allah Ta’ala. Sebaliknya, di siang hari – sesudah sholat
subuh tidak tidur lagi – mereka terkenal sebagai pribadi yang disiplin, bekerja keras,
tangguh dan pantang menyerah dalam melakukan usaha: mencari harta yang halal dan
memberi manfaat bagi sesame.
Allah mengajarkan ilmu melalui alam yang terbentang luas. Manusia belajar
dengan mengamati seluruh ciptaan Allah. Kemduian, namusia melalkukan
serangkaian percobaan dan menjadi peniru kreatif. Temuan ini dibahas melalui dialog
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
25
dan diskusi yang produktif dengan berbagai pihak, sehingga terjadi pertukaran
informasi, ide, dan gagasan. Melalui kegiatan curah gagasan ini, belajar berarti
berpikir sintesis. Belajar berarti melakukan kombinasi dan menciptakan ide, gagasa,
atau produk baru. Selanjutnya, belajar adalah peniruan terhadap karya tuhan yang
diajarkan oleh guru atau orang yang ahli. Demikian seterusnya, sehingga peradaban
manusia diterangi oleh cahaya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. dan,
peradaban manusia kembali membatu, ketika perpustakaan diberhangus, buku
diberedel, dan tradisi baca mati.
Apakah orang-orang cerdas yang intelek dijamin sukses? Tidak ! tubuh harus
sehat dan cakap: mahir dan tangkas. Namun itu saja tidak cukup. Allah engajarkan
bahwa jika kita mengalami kesulitann dan tantangan yang berat, maka minta
tolonglah dengan sabar dan sholat (Qs. Al-Baqoroh : 45). Karakter orang sukses
adalah tekun – orang yang tahu diri, pandai mengendalikan diri, dan sanggup
menjaga motivasi dan komitmen sehingga pantang menyerah. Di sisi lain, Allah juga
mengajarkan bahwa kemakmuran adalah milik orang-orang yang bersyukur – orang
yang memilik empati terhadap orang lai (rajin sodakoh) dan membangun persahabatn
(rajin silaturahim) inilah inti dari kecerdasan emosi dan kecerdasan adversitas.
Ilustrasi tentang empati dan kecerdasan sosial apat digambarkan dengan jelas
pada saat menjelang berbuka puasa ramadhan. Orang-orang berkumpul di Masjid dan
mereka berbondong-bondong menyajikan makanan untuk berbuka puasa (ifthor).
Orang-orang kaya memberi kasih saying dan berbagi makanan untuk orang miskin
dan anak yatim. Magrib itu suasana persaudaraan seiman sangat erasa. Ukhuwah
bukan lagi wacana! Puasa melahirkan rasa empati dengan bersodakoh dan
membangun jaringan silaturahim. Hal ini diteruskan dengan kewajiban membayar
zzakat fitrah di akhir bulan Ramadhan, awal buan syawwal.
Menjadi cerdas, cakap, mandiri dan berakhlak mulia membutuhkan proses.
Karena itulah maka kita harus menjaga sholat dan tadarus al-Qur’an kita setiap hari.
Membiasakan puasa diluar Ramadhan, antara lain: puasa senindan kamis, puasa
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
26
ayyamul bydh(setiap pertengahan bulan Hijriah: tanggal 13, 14, 15). Dan, melatih
otot dan ketangngkasan kita dengan berolahraga setiap hari. Proses itu kita lakukan
dengan meminta pertolongan Allah. Menyadari itu semua, kita ajarkan memanjatkan
doa berikt.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan
kesedihandan akuberlindung kepadaMu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku
berlindung kepadaMu dari sifat pengecut dan bakhil, dan aku berlindung kepada-Mu
dari beban hutang dan kesewenang-wenangan orang lain”
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
27
KARAKTERISTIK INTELEKTUAL
MUSLIM (ULUL ALBAB)
� Pertemuan ke 4 – 5
Tujuan Intruksional :
1. Peserta mentoring mampu menyebutkan dan mengaplikasikan 11 karakter
ilmuan muslim sesuai dengan dalil yang shahih.
2. Peserta mentoring mampu mendeskripsikan penyelesaian problem dengan
pendekatan karakter intelektual muslim secara mandiri dan lugas.
3. Peserta mentoring mampu menyebutkan
Ulul Albab ?
Ulul Albab adalah istilah khusus yang dipakai al-Qur’an untuk menyebut
sekelompok manusia pilihan semacam intelektual. Ulul-albab disebut enambelas kali
dalam Al-Qur’an. Menurut Al-Qur’an, ulul albab adalah sekelompok manusia
tertentu yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT. Di antara keistimewaannya ialah
mereka diberi hikmah, kebijaksanaan, dan pengetahuan, disamping pengetahuan yang
diperoleh mereka secara empiris.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “ Ya
Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau,
Maka peliharalah Kami dari siksa neraka{QS. Ali Imran : 190-191}.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
28
“Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa
yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang
dapat mengambil pelajaran kecuali ulul-albab “ (QS. Al Baqoroh : 269 )
Disebutkan pula dalam Al-Qur’an bahwa : “Mereka adalah orang yang bisa
mengambil pelajaran dari sejarah umat manusia.” (QS. Yusuf : 111). Dipelajarinya
sejarah berbagai bangsa, kemudian disimpulkannya satu pelarajan yang bermanfaat,
yang dapat dijadikan penunjuk dalam mengambil keputusan didalam kehidupan ini.
Ulul-Albab dalam istilah lain dalam bahasa Indonesia , yaitu sarjana,
ilmuwan, intelektual. Masing-masing dari istilah tersebut mempunyai definisi
tersendiri berikut dengan peran dan fungsinya dalam masyarakat. Sarjana lebih
dikenal sebagai orang yang lulus dari perguruan tinggi dengan menggandeng gelar
sesuai dengan jurusan yang ia tekuni. Ilmuwan ialah orang yang mendalami ilmunya,
kemudian mengembangkan ilmunya, baik dengan pengamatan maupun analisisnya
sendiri. Sedangkan kaum intelektual bukanlah sarjana yang hanya menunjukkan
kelompok orang yang sudah melewati pendidikan tinggi dan memperoleh gelar
sarjana. Mereka juga bukan sekedar ilmuwan yang mendalami dan mengembangkan
ilmu dengan penalaran dan penelitian. Mereka adalah kelompok yang terpanggil
untuk memperbaiki masyarakatnya, menangkap aspirasi mereka, merumuskannya
dalam bahasa yang dapat dipahami setiap orang, menawarkan strategi dan alternative
pemecahan masalah. Dr. Ali Syari’ati menyebut golongan intelektual sebagai
manusia-manusia yang tercerahkan. Mereka adalah individu-individu yang
merasakan tanggung jawab social dan mempunyai misi social.
Didalam masyarakat Islam, seorang intelektual bukan saja seorang yang
memahami sejarah bangsanya, dan sanggup melahirkan gagasan-gagasan analitis dan
normative yang cemerlang, melainkan juga menguasai sejarah Islam – seorang
Islamologis. Sampai disini, tampaknya seorang ulul-albab tak jauh berbeda dengan
seorang intelektual; ini jika dilihat dari karakter ulul albab sebagai individu-individu
yang bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya ilmu, mau mempertahankan
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
29
keyakinannya, dan merasa terpanggil untuk memperbaiki masyarakatnya. Di dalam
sifat ulul-albab berpadu sifat-sifat ilmuwan, sifat-sifat intelektual, dan sifat orang
yang dekat dengan Allah SWT. Untuk itu islam mengharapkan dari generasi ke
generasi, lahir individu-individu berkarakter ulul albab yang mampu menciptakan
lompatan-lompatan besar, yang pada gilirannya, menjadi batu loncatan bagi
timbulnya peradaban, kebudayaan dan manusia-manusia yang dinamis dan kreatif.
Seorang ilmuwan yang muslim (cendekiawan muslim/intelektual Islam)
haruslah memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Bersungguh-sungguh belajar (QS 3/7). Seseorang muslim sangat menyadari akan
hakikat semua aktifitas hidupnya adalah dalam rangka pengabdiannya kepada
Allah SWT, sehingga dirinya haruslah mengoptimalkan semua potensi yang
dimilikinya untuk sebesar-besarnya digunakan meningkatkan taraf hidup kaum
muslimin. Selain itu bersungguh-sungguh dalam menggali ilmu pengetahuan.
Menyelidiki dan mengamati semua rahasia wahyu (al-Qur’an maupun gejala-
gejala alam), menangkap hukum-hukum yang tersirat di dalamnya, kemudian
menerapkannya dalam masyarakat demi kebaikan bersama. “Sesungguhnya,
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi ulul albab” (QS, Ali Imran, 190)
2. Berpihak pada kebenaran : “Tidak sama yang buruk (jahat) dengan baik (benar),
meskipun kuantitas yang jahat mengagumkan dirimu. Bertaqwalah hai ulul albab,
agar kamu beruntung” (QS, Al-Maidah, 100). Seorang muslim sangat menyadari
bahwa ilmu yang bermanfaat yang didapatnya itu kesemuanya dari sisi Allah
SWT. Allah-lah yang telah mengajarinya dan membuatnya bisa mengenal alam
semesta ini. Sehingga sebagai konsekuensinya, maka ia haruslah berpihak kepada
kebenaran yang telah diturunkan Allah SWT, tidak peduli ia harus berhadapan
dengan para oportunis, dan tidak peduli walaupun yang berpihak kepada
kebenaran itu sangat sedikit. Karena ia tahu bahwa saat menghadap Allah SWT
kelak, masing2 akan mempertanggung jawabkan perbuatannya sendiri2 dan Allah
SWT tidak akan menyia2-kan setiap perbuatan walaupun kecil (QS 99/7-8).
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
30
3. Kritis dalam belajar. “yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang
paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk
dan mereka itulah ulul-albab.” (QS 39/18). Setiap muslim mengetahui bahwa
kebenaran yang terkandung dalam ilmu pengetahuan yang dipelajarinya bersifat
relative dan tidak tetap. Sehingga ia selalu berusaha bersifat kritis dan tidak
menelan bulat-bulal apa yang dipelajarinya dari berbagai ilmu pengetahuan
modern tanpa melakukan suatu pengujian dan eksperimen. Bisa saja suatu saat
nanti teori yang saat ini dianggap benar akan ditinggalkan, karena kebenaran teori
bersifat akumulatif,sehingga dengan semakin berlalunya waktu maka akam
semakin mengalami penyempurnaan. Hal ini berbeda dengan kebenaran al-Qur’an
yang bersifat absolute karena ia diturunkan oleh Yang Maha Mengetahui akan
kebenaran.
4. Menyampaikan ilmu (QS 14/52). Sifat kaum muslimin yang keempat adalah
berusaha mengamalkan ilmu yang sudah didapatnya dengan berusaha
menyampaikannya sedapat mungkin kepada orang lain. Karena pahala ilmu yang
telah dipelajari akan menjadi suatu amal yang tidak pernah putus walaupun ia
telah tiada, jika telah menjadi suatu ilmu yang bermanfaat. Dia tidak duduk
berpangku tangan di laboratorium; dia tidak senang hanya terbenam dalam buku-
buku di perpustakaan; dia tampil dihadapan masyarakat, terpanggil hatinya untuk
memperbaiki ketidakberesan di tengah-tengah masyarakat…:”(Al-Qur’an) ini
adalah penjelasan yang cukup bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan
dengan dia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan dia, dan supaya mereka
mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar ulul-albab
mengambil pelajaran.” (QS.14:52)
5. Sangat takut pada Allah SWT (QS 65/10). Sifat yang kelima dari seorang
ilmuwan muslim adalah bahwa dengan semakin bertambah ilmu pengetahuan
yang didapatnya maka ia merasa semakin takut kepada Allah SWT. Hal ini
disebabkan karena dengan semakin banyaknya ilmunya, maka semakin banyak
rahasia alam semesta ini yang diketahuinya dan semakin yakinlah ia akan
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
31
kebenaran firman Allah SWT dalam kitab-Nya. Bukan sebaliknya, semakin
pandai maka semakin jauh ia kepada Allah SWT.
6. Bangun di waktu malam (QS 39/9). Ciri seorang ilmuwan muslim yang keenam
sebagai konsekuensi dari ciri kelima diatas adalah bahwa dengan semakin
yakinnya ia kepada penciptanya maka akan semakin banyak ia beribadah kepada-
Nya dan sebaik2 ibadah adalah ibadah yang dilakukan diwaktu malam (QS
32/16).
7. Sanggup mengambil pelajaran dari sejarah umat terdahulu. Sejarah adalah
penafsiran nyata dari suatu bentuk kehidupan. Hanyalah ulul-albab yang dapat
mengambil pelajaran, (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak
merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah
perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut
kepada hisab yang buruk. Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan
Tuhannya, mendirikan salat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan
kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan
dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang
baik).” (QS. 13:19-22).
8. Mampu mengambil hikmah/pelajaran dari firman-firman Allah. “Allah
menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As
Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al
hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya
orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
(QS. 2:269)
9. Selalu mencermati fenomena. “ Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa
sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-
sumber air dibuki. Kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman
yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya
kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-
orang yang mempunyai akal” (QS. 39 : 21).
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
32
10. Sangat yakin akan adanya kehidupan akhirat, karena itu selalu mohon
perlindungan pada Nya (QS. 3 : 192-194):
192. Ya Tuhan kami, Sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke
dalam neraka. Maka sesungguhnya Telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada
bagi orang-orang yang zalim serang penolongpun.
193. Ya Tuhan kami, Sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru
kepada iman, (yaitu): “ Berimanlah kamu kepada Tuhanmu” , Maka
kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami
dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah
kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.
194. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang Telah Engkau janjikan kepada kami
dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan
kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.”
11. Menjadikan Al Qur’an sebagai kitab suci pencerahan. (Al Qur’an) ini adalah
penjelasan yang Sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan
dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya dia adalah Tuhan yang
Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS. 14: 52)
Tiga Elemen Ulul Albab
Ada tiga elemen ulul albab, yakni dzikir, fikr dan amal shaleh bukanlah
kualitas yang satu sama lain saling berdiri sendiri. Disini terdapat dialetika yan
menyatakan bahwa aspek dzikir juga mencakup fikr. Artinya bahwa kegiatan
berdzikir juga melibatkan fikir, namun memiliki tingkatan lebih tinggi, karena
pemikiran tersebut mengarah kepada upaya maksimal mencapai kebenaran hakiki
yang bersifat transcendental. Dengan kata lain, dzikir sesungguhnya juga aktifitas
berpikir namun disertai dengan upaya sungguh-sungguh untuk mencapai hakikat
sesuatu, yang mengarah kepada pengakuan atas keagungan Maha Karya Tuhan
sebagaimana disebutkan dalam Qs Ali Imran: 190. Realita empiris yang harus diamati
dan dipelajari, yakni pergantian siang dan malam dalam ayat tersebut, merupakan
kesimpulan bahwa semua itu terjadi atas kemahakuasaan Tuhan. Dengan demikian,
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
33
aktivitas dzikir yang mengikutkan fikir merupakan kekuatan yang mengantarkan
seseorang memperoleh derajat ulul albab.
Berdasarkan pemahaman terhadap ayat di atas, dapat dinyatakan bahwa
kesombongan dan keangkuhan karena prestasi yang didapatkan seseorang dalam
mengembangkan keilmuan, jauh dari kualitas ulul albab. Pengakuan akan kekuasaan
Tuhan merupakan pernyataan yang selalu dikumandangkan oleh seseorang yang
berkualitas ulul albab.
Keragaman definisi diatas, dapat dirangkum pengertian dan cakupan makna
ulul albab dalam tiga pilar, yakni dzikir, fikir dan amal shaleh. Secara lebih detail,
ulul albab adalah kemampuan seseorang dalam merenungkan secara mendalam
fenomena alam dan social, yang hal itu mendorongnya mengembangkan ilmu
pengetahuan, dengan berbasis pada kepasrahan secara total terhadap kebesaran Allah,
untuk dijadikan sebagai penopang dalam berkarya positif.
Dengan demikian, dapat dinyakatan bahwa karakteristik dan ciri-ciri ulul
albab adalah memiliki kualitas berupa kekuatan dzikir, fikir dan amal shaleh. Atau
dalam bahasa lain, masyarakat yang mempunyai status ulul albab adalah mereka yang
memenuhi indicator berikut; (1) memiliki ketajaman analisis; (2) Memiliki kepekaan
spiritual; (3) Optimisme dalam menghadapi hidup; (4) Memiliki keseimbangan
jasmani-ruhani; individual-sosial dan keseimbangan dunia-akhirat; (5) memiliki
kemanfaatan bagi kemanusiaan; (6) Pioneer dan pelopor dalam transformasi social;
(7) memiliki kemandirian dan tanggung jawab; dan (8) Berkepribadian kokoh.
Kalau dapat disimpulkan dalam satu rumus, maka ulul albab adalah sama
dengan intelektual plus ketakwaan, intelektual plus keshalehan. Di dalam diri ulul-
albab berpadu sifat-sifat ilmuwan, sifat-sifat intelektual, dan sifat orang yang dekat
dengan Allah swt. Sebetulnya Islam mengharapkan bahwa dari setiap jenjang
pendidikan lahir ulul-albab, bukan sekedar sarjana yang tidak begitu banyak gunanya,
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
34
kecuali untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rutin. Islam mengharapkan dari
jenjang-jenjang pendidikan lahir ilmuwan yang intelektual dan yang sekaligus ulul-
albab.
QS. Ali Imran ayat 190-191 menunjukkan bahwa Allah menegaskan kepada
umat manusia dengan memberikan perumpamaan agar dapat dipetik hikmah atau
pelajaran dengan menjelaskan sebagian dari ciri-ciri orang yang dinamai-Nya ulul
albab, yakni (1) orang yang memiliki akal yang murni baik laki-laki maupun
perempuan yang merenungkan tentang fenomena alam raya akan dapat sampai
kepada bukti yang sangat nyata tentang keesaan dan kekuatan Allah swt. (2) Orang-
orang yang terus mengingat Allah dengan ucapan atau hati, dan dalam seluruh situasi
dan kondisi, saat bekerja sambil berdiri atau duduk atau keadaan berbaring atau
bagaimanapun, dan mereka memikirkan tentang penciptaan yakni kejadian dan
system kerja langit dan bumi, dan (3) Orang-orang setelah melihat dan memikirkan
itu semua, mereka berkata sebagai kesimpulan terhadap ciptaan-Nya, yakni “Tuhan
kami tiadalah engkau menciptakan alam raya dan segala isinya ini dengan sia-sia
tanpa tujuan yang baik”.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
35
MAKNA SYAHADATAIN
� Pertemuan ke 6 – 10
Tujuan Instruksional :
1. Peserta mentoring mampu memahami pentingnya syahadat dalam kehidupan
muslim.
2. Peserta mentoring mampu memahami bahwa syahadat merupakan gerbang
pertama seseorang masuk Islam.
3. Peserta mentoring dapat memahami kandungan makna dari kata “Syahadah”
beserta konsekuensinya.
4. Peserta mentoring dapat memahami pengertian iman dan hubungannya
dengan syahadat.
5. Peserta mentoring mampu menyebutkan sumber kata “ilah” dan
pengertiannya.
Syahadatain sebagai asas aqidah dan syar’iyah.
øŒ Î) uρ x‹s{ r& y7 •/ u‘ . ÏΒ û Í_t/ tΠ yŠ#u ÏΒ óΟ Ïδ Í‘θßγàß öΝ åκ tJ−ƒÍh‘ èŒ öΝèδ y‰ pκô− r&uρ #’ n?tã öΝ ÍκŦ à�Ρr& àM ó¡ s9 r& öΝ ä3 În/ t�Î/ ( (#θä9$s% 4’ n?t/ ¡
!$tΡ ô‰ Îγx© ¡ χ r& (#θä9θà) s? tΠ öθtƒ Ïπyϑ≈ uŠ É)ø9 $# $̄Ρ Î) $̈Ζ à2 ôtã # x‹≈yδ t, Î# Ï�≈xî ∩⊇∠⊄∪
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami),
kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
36
tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)" (Al-A’raaf: 172)
I. Thoghut dan Bahayanya
Thoghut yaitu segala sesuatu yang menyebabkan seseorang menjauh
dari ketaatan kepada Allah SWT. Ketaatan kepada thoghut merupakan
kemusyrikan yang merusak ibadah dan keimanan, mengeluarkan diri dari
keimanan menuju kekafiran (Q.S. al-Baqarah: 256-257). Thoghut juga sama
dengan al-Jibti, yaitu syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t.
(Q.S. al-Nisa’: 51), seprti syaitan, pasangan jenis, benda-benda keramat,
patung, benda-benda yang dikeramatkan, harta, jabatan, dan lain-lain, bahkan
sampai pada belajarpun dapat pula di jadikan sebagai thoghut.. Thoghut,
adalah jalan sesat yang berada dalam kutukan Allah (Q.S. Al-Maidah:60)
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang
yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan
syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah”.
(Q.S. Al-Nisa’: 76)
II. Tauhid dan Macam-macamnya
Tauhid yaitu pengesaan terhadap Allah, baik dzat, sifat dan af’alNya
(Q.S. al-Ikhlash: 1-4). Pengesaan terhadap Allah sebagai Pencipta, Pemberi
sarana hidup, dan sebagai Pemilik Mutlak ( Tauhid Rububiyyah; Allah
sebagai yang Maha Bijak, Maha Mengatur dan yang Berkuasa (Tauhid
mulkiyyah) dan Allah sebagai tujuan dalam pengabdian (Tauhid
‘ububudiyah) dalam niat, pemikiran, ucapan maupun perbuatan (Q.S. al-
Fatihah: 2, 4 dan 5).
Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya (Q.S. Al-
Dzariyaat:56), maka ketahuilah bahwa tidak disebut ibadah kecuali bila
disertai dengan tauhid yang benar (Q.S. Yunus:31)
III. Syahadatain sebagai Asas Aqidah dan Syari’ah
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
37
Dua kalimat syahadat, yang pertama disebut syahadat tauhid (kalimat
tauhid) yang menafikan semua tuhan dan menetapkan satu Tuhan yaitu Allah
SWT; yang ke dua disebut syahadat risalah, bahwa Muhammad SAW
sebagai utusan Allah yang menyampaikan agama Allah dan ajarannya.
Kalimat tauhid Laa ilaha illallah merupakan pintu gerbang seorang
masuk ke dalam Islam, bahkan kunci untuk masuk ke dalam surgaNya.
Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:”Barangsiapa yang
mati sedang ia “mengetahui” bahwa tiada ilah selain Allah, maka ia masuk
syurga”. (HR.Muslim) Tetapi kalimat ini tidak akan memberikan kebaikan
kepada manusia hanya dengan mengulang-ulang pengucapannya. Maknanya
yang mencakup Allah sebagai Rabb, sebagai Malik, dan sebagai Ilah, inlah
yang menjadi asas dan line dalam mengimplementasikan syari’ah di atas
aqidah yang bersih.
IV. Syarat-syarat diterimanya syahadah seorang muslim
Wahab bin Munabih pernah ditanya:” Bukankah laa ilaha ilallah
merupakan pintu syurga?”Kemudian Wahab menjawab,”Benar, tetapi tidak
ada kunci kecuali ia mempunyai gigi-gigi.Apabila engkau datang sambil
membawa gigi-giginya, maka syurga akan dibukaakan untukmu.Kalau tidak,
maka syurga tidak akan dibukakan untukmu.” Yang dimaksud gigi-gigi di
sini adalah syarat-syarat diterimanya laa ilaha illallah. Syarat-syarat
diterimanya Laa ilaha illallah. Ada tujuh buah persyaratan yang harus
dimiliki, yaitu: ‘imu, al-yaqin, al-qabuul, al-inqiyaad, ash-shidqu, al-ikhlas,
dan mahabbah.
1. Ilmu
2. Al-Yaqin
3. Al-Qabuul
4. Al-Inqiyaad
5. Ash-Shidqu
6. Al-Ikhlas
7. Al-Mahabbah
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
38
Pentingnya Syahadatain
Kalimat syahadah sangat penting dipahami karena beberapa hal:
1. Pintu gerbang masuk ke dalam Islam (madkholu ilal Islam)
Qs 2:108
Islam ibarat rumah atau bangunan atau sistem hidup yang menyeluruh, dan
Allah memerintahkan setiap muslim untuk masuk secara kaaffah. Untuk
memasukinya akan melalui sebuah pintu gerbang, yaitu syahadatain. Hal ini berlaku
baik bagi kaum muslimin atau non muslim. Artinya, pemahaman Islam yang benar
dimulai dari pemahaman kalimat itu. Pemahaman yang benar atas kedua kalimat ini
mengantarkan manusia ke pemahaman akan hakikat ketuhanan (rububiyyah) yang
benar juga. Mengimani bahwa Allah-lah Robb semesta alam.
2. Intisari doktrin Islam (Khulasoh ta’aliimil Islam)
Intisari ajaran Islam terdapat terdapat dalam dua kalimat syahadah. Asyhadu
anlaa ilaaha illallah (Aku bersaksi: sesungguhnya tidak ada Ilaah selain Allah) dan
asyhadu anna muhammadan rasulullah (Aku bersaksi: sesungguhnya Muhammad
Rasul Allah). Pertama, kalimat syahadatain merupakan pernyataan proklamasi
kemerdekaan seorang hamba bahwa ibadah itu hanya milik dan untuk Allah semata
(Laa ma’buda illallah), baik secara pribadi maupun kolektif (berjamaah).
Kemerdekaan yang bermakna membebaskan dari segala bentuk kemusyrikan,
kekafiran dan api neraka. Kita tidak mengabdi kepada bangsa, negara, wanita, harta,
perut, melainkan Allah-lah yang disembah (al-ma’bud). Para ulama menyimpulkan
kalimat ini dengan istilah Laa ilaaha illallah ‘alaiha nahnu; “di atas prinsip kalimat
laa ilaaha illallah itulah kita hidup, kita mati dan akan dibangkitkan”. Rasulullah
juga bersabda “Sebaik-baik perkataan, aku dan Nabi-nabi sebelumku adalah Laa
ilaaha illallah” (al-Hadist). Maka sering mengulang kalimat ini sebagai dzikir yang
diresapi dengan pemahaman yang benar bukan hanya melisankan adalah
sebuah keutamaan yang dapat meningkatkan keimanan. Keimanan yang kuat,
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
39
membuat hamba menyikapi semua perintah Allah dengan mudah. Sebaliknya,
perintah Allah akan selalu terasa berat di saat iman kita melemah. Kalimat
syahadatain juga akan membuat keimanan menjadi bersih dan murni, ibarat air yang
suci. Allah akan memberikan dua keuntungan bagi mereka yang beriman dengan
bersih, yaitu hidup aman atau tentram dan mendapat petunjuk dari Allah.
Sebagaimana Dia berfirman dalam al-Qur’an: “Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-
orang yang mendapatkan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang
mendapatkan petunjuk” (QS 6:82).
Kedua, kita bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, berarti kita
seharusnya meneladani Rasulullah dalam beribadah kepada Allah. Karena beliau
adalah orang yang paling mengerti cara (kaifiyat) beribadah kepada-Nya.
Sebagaimana disabdakan Nabi SAW: “Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat
aku shalat…”. Selanjutnya hal ini berlaku untuk semua aspek ibadah di dalam Islam.
3. Dasar-dasar Perubahan (Asasul inqilaab)
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan mendasar dalam kehidupan
manusia, yaitu perubahan dari kegelapan (jahiliyah) menuju cahaya (Islam);
minazzuluumati ilannuur. Perubahan yang dimaksud mencakup aspek keyakinan,
pemikiran, dan hidupnya secara keseluruhan, baik secara individu maupun
masyarakat. Secara individu, berubah dari ahli maksiat menjadi ahli ibadah yang
taqwa; dari bodoh menjadi pandai; dari kufur menjadi beriman, dst. Secara
masyarakat, di bidang ibadah, merubah penyembahan komunal berbagai berhala
menjadi menyembah kepada Allah saja. Dalam bidang ekonomi, merubah
perekonomian riba menjadi sistem Islam tanpa riba, dan begitu seterusnya di semua
bidang. Syahadatain mampu merubah manusia, sebagaimana ia telah merubah
masyarakat di masa Rasulullah dan para shahabat terdahulu. Diawali dengan
memahami syahadatain dengan benar dan mengajak manusia meninggalkan
kejahiliyahan dalam semua aspeknya kepada nilai-nilai Islam yang utuh.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
40
4. Hakikat Da’wah para Rasul (Haqiqotud Da’watir Rasul)
Para nabi, sejak Adam AS sampai Muhammad SAW, berda’wah dengan misi
yang sama, mengajak manusia pada doktrin dan ajaran yang sama yaitu untuk
beribadah kepada Allah saja dan meninggalkan Thogut. Itu merupakan inti yang
sama dengan kalimat syahadatain, bahwa tiada Ilaah selain Allah semata. Seperti
difirmankan Allah SWT: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-
tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja) dan jauhi thogut itu” (QS
16:36)
5. Keutamaan yang Besar (Fadhooilul ‘Azhim)
Kalimat syahadatain, jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
menjanjikan keutamaan yang besar. Keutamaan itu dapat berupa moral maupun
material; kebahagiaan di dunia juga di akhirat; mendapatkan jaminan syurga serta
dihindarkan dari panasnya neraka.
Makna Asyhadu
Kata asyahdu yang terdapat dalam syahadatain memiliki beberapa arti, antara lain:
1. Pernyataan / Ikrar (al-I’laan atau al-Iqroor)
Seorang yang bersyahadah berarti dia berikrar atau menyatakan bukan
hanya mengucapkan kesaksian yang tumbuh dari dalam hati bahwa Tidak Ada
Ilaah Selain Allah.
2. Sumpah (al-Qossam)
Seseorang yang bersyahadah berarti juga bersumpah suatu kesediaan yang
siap menerima akibat dan resiko apapun bahwa tiada Ilaah selain Allah saja dan
Muhammad adalah utusan Allah.
3. Janji (al-Wa’du atau al-‘Ahdu)
Yaitu janji setia akan keesaan Allah sebagai Zat yang dipertuhan. Janji
tersebut kelak akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah (QS ?).
Syahadah muslim yang dinyatakan dengan kesungguhan, yang merupakan
janji suci,sekaligus sumpah kepada Allah SWT; merupakan ruh keimanan. Iman
Asistensi Mata Kuliah
adalah keyakinan tanpa ker
semua keputusan Allah (QS
Ma’na Kata Tuhan
Kalimat Laa ilaah
memahami terlebih dahulu
macam pengertian. Deng
manusia meng-ilah-kan ses
MODUL LSP PAI
ta Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PE
nan tanpa keraguan, penerimaan tanpa keberatan, kepercayaa
san Allah (QS 49:15).
t Laa ilaaha illaLlah tidak mungkin difahami kecua
dahulu ma'na ilah yang berasal dari 'aliha' yang memili
ertian. Dengan memahaminya kita mesti mengetahui m
kan sesuatu.
ODUL LSP PAI 2013
TUDI PEKANAN (LSP)
41
n, kepercayaan terhadap
ahami kecuali dengan
yang memiliki berbagai
engetahui motif-motif
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
42
Ada empat makna utama dari aliha yaitu sakana ilahi, istijaaro bihi, asy
syauqu ilaihi dan wull'a bihi. Aliha bermakna abaduhu (mengabdi/menyembahnya),
karena empat perasaan itu demikian mendalam dalam hatinya, maka dia rela dengan
penuh kesadaran untuk menghambakan diri kepada ilah (sembahan) tersebut. Dalam
hal ini ada tiga sikap yang mereka berikan terhadap ilahnya yaitu kamalul mahabah,
kamalut tadzalul, dan kamalut khudu'. Al-ilah dengan makrifat yaitu sembahan yang
sejati hanyalah Allah saja, sedangkan selain Allah adalah bathil. Maka pengertian-
pengertian ma'na ilah di atas hanyalah hak Allah saja, tidak boleh diberikan kepada
selainNya. Dalam menjadikan Allah sebagai Al-Ilah terkandung empat pengertian
iaitu al-Marghub, al-Mahbub, al-Matbu', dan al-Marhub.
Al-Ma'bud merupakan sesuatu yang disembah secara mutlak. Kerana Allah
adalah satu-satunya Al-Ilah, tiada sekutu bagiNya, maka Dia adalah satu-satunya
yang disembah dan diabdi oleh seluruh kekuatan yang ada pada manusia. Pengakuan
Allah sebagai Al-Ma'bud dibuktikan dengan penerimaan Allah sebagai pemilik segala
loyalti, pemilik ketaatan, dan pemilik hukum.
Penjelasan
1. Aliha (yang menenteramkan)
Syarah
• Mereka tenteram kepadanya (sakana ilaihi) yaitu ketika ilah tersebut diingat-ingat
olehnya, ia merasa senang dan manakala mendengar namanya disebut atau dipuji
orang ia merasa tenteram. Bani Israel menghendaki adanya ilah yang dapat
menenteramkan hati mereka, dan mereka akhirnya tidak memperoleh
ketenteraman yang abadi.
• Merasa dilindungi olehnya (istijaaro bihi), karena ilah tersebut dianggap memiliki
kekuatan ghaib yang mampu menolong dirinya dari kesulitan hidup.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
43
• Merasa selalu rindu kepadanya (isytaaqo ilaihi), ada keinginan selalu bertemu
dengannya, baik selamanya atau tidak. Ada kegembiraan apabila bertemu
dengannya.
• Merasa cinta dan cenderung kepadanya (wulli'a bihi). Rasa rindu yang menguasai
diri menjadikannya mencintai ilah tersebut, walau bagaimanapun keadaannya. Ia
selalu beranggapan bahwa pujaannya memiliki kelayakan untuk dicintai sepenuh
hati.
Dalil
• Perkataan orang Arab: 'saya merasa tenteram kepadanya', 'si fulan meminta
perlindungan kepadanya', 'si fulan merasa rindu kepadanya', 'anak itu cenderung
kepada ibunya'.
• Hadits, dari Ibnu Abbas RA dari Rasulullah SAW meriwayatkan sabda dari Allah
SWT, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan-kebaikan dan kejahatan-
kejahatan, kemudian menjelaskannya. Maka, barang siapa berniat melakukan
kebaikan lalu tidak jadi, Allah mencatat satu kebaikan sempurna. Dan jika ia
berniat melakukan kebaikan lalu ia mengerjakannya, Allah catat nilai kebaikan itu
10X lipat sampai 700X lipat, sampai berlipat ganda banyaknya. Dan jika ia
bermaksud melakukan kejahatan, tapi tidak jadi ia lakukan, Allah catat padanya
satu kebaikan yang sempurna. Dan jika ia bermaksud melakukan kejahatan, lalu
dikerjakannya, Allah catat padanya satu kejahatan.” (HR. Bukhori-Muslim)
• 10:7-8, manusia yang mengilahkan kehidupan dunia merasa tenteram dengan
hidup dunia. 7:138, bani Israel yang bodoh menghendaki adanya ilah yang dapat
menenteramkan hati mereka.
• 72:6, manusia memper-ilah jin dengan meminta perlindungan kepadanya. 36:74-
75, orang-orang musyrik mengambil pertolongan dari selain Allah padahal
semuanya tidak dapat menolong kita, lihat 7:197.
• 2:93, 20:91, bani Israel larut dalam kerinduan yang berlebihan terhadap ijla (anak
lembu) yang dijadikannya ilah. 26:71, para penyembah berhala sangat tekun
melakukan pengabdian kerana selalu rindu padanya.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
44
• Hadits, diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu Darda dari Nabi SAW, beliau
bersabda, “Kecintaan kepada sesuatu akan membuatmu buta dan tuli.” (HR. Abu
Daud)
• 29:25, berhala-berhala adalah menyatukan bangsa yang sangat disenangi oleh
orang-orang musyrik. 2:165, tandingan (andad) merupakan sembahan-sembahan
selain Allah yang dicintai oleh orang-orang musyrik sama dengan mencintai Allah
kerana mereka sangat cenderung atau dikuasai olehnya.
2. ‘Abadahu (yang disembah)
Syarah
• Dia amat sangat mencintainya (kamaalul mahabbah), sehingga semua akibat cinta
siap dilaksanakannya. Maka diapun siap berkorban memberi loyalitas, taat dan
patuh dan sebagainya.
• Dia amat sangat merendahkan diri di hadapan ilah-nya (kamaalut tadzallul).
Sehingga menganggap dirinya sendiri tidak berharga, selalu bersikap rendah
serendah-rendahnya untuk pujaannya itu. Reaksi orang musyrik yang marah
tatkala berhala-berhala mereka dipermalukan oleh Nabi Ibrahim as. Mereka
kemudian menghukum Nabi Ibrahim untuk membela berhala-berhala mereka.
• Dia amat sangat tunduk, patuh (kamalul khudu'). Sehingga akan selalu mendengar
dan taat tanpa reserve, serta melaksanakan perintah-perintah yang menurutnya
bersumber dari sang ilah.
Dalil
• Perkataan orang Arab, aliha adalah abadahu. Seperti aliha rajulu ya-lahu (lelaki
itu menghambakan diri pada ilahnya)
• 39:45, orang kafir yang menjadikan sesuatu selain Allah sebagai ilah-nya
demikian senangnya apabila mendengar nama kecintaannya serta tidak suka
apabila nama Allah disebut. Hadits, sabda Rasulullah SAW, 'Celakalah hamba
dinar (uang emas), celakalah hamba dirham (uang perak), celakalah hamba
pakaian (mode). Kalau diberi maka ia rela, sedangkan apabila tidak diberi maka
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
45
ia akan kesal. Ini disebabkan kecintaan yang amat sangat terhadap barang-
barang tersebut.
• 36:60, orang-orang kafir pada hakikatnya mengabdi kepada syaithan yang
memperdaya mereka. 6:137, orang-orang kafir demikian patuhnya sehingga
bersedia membunuh anak-anaknya untuk mengikuti perintah ilah-ilah
sembahannya.
3. Al-Ilaah (tuhan)
Syarah
• Al-Marghuub yaitu dzat yang senantiasa diharapkan. Karena Allah selalu
memberikan kasih sayangNya dan di tangan-Nyalah segala kebaikan.
• Al-Marhuub, sesuatu yang sangat ditakuti. Hanya Allah saja yang berhak ditakuti
secara syar'i. Takut terhadap kemarahanNya, takut terhadap siksaNya, dan takut
terhadap hal-hal yang akan membawa kemarahanNya. Rasa takut ini bukan
membuat ia lari, tetapi membuatnya selalu mendekatkan diri kepada Allah.
• Al-Matbuu' yang selalu diikuti atau ditaati. Semua perintahNya siap dilaksanakan
dengan segala kemampuan, sedangkan semua laranganNya akan selalu dijauhi.
Selalu mengikuti hidayah atau bimbinganNya dengan tanpa pertimbangan. Allah
saja yang sesuai diikuti secara mutlak, dicari dan dikejar keridhoan-Nya.
• Al-Mahbub, dzat yang amat sangat dicintai karena Dia yang berhak dipuja dan
dipuji. Dia telah memberikan perlindungan, rahmat, dan kasih sayang yang
berlimpah kepada hamba-hambaNya.
Dalil
• 2:163-164, Allah adalah ilah yang esa tiada ilah selain Dia, dengan rahmat dan
kasih sayangNya yang teramat luas.
• 2:186, 40:60, 94:7-8. Hanya Allah yang selalu diharap karena Ia maha memberi
atau mengabulkan do'a hambaNya. 21:90-91, orang-orang mukmin
menghambakan diri kepada Allah dengan harap dan cemas.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
46
• 2:165, Allah adalah kecintaan orang yang mukmin dengan kecintaan yang amat
sangat. 8:2, sehingga ketika disebut nama Allah bergetar hatinya. 9:24, Allah
berada di atas segala kecintaan.
• 51:50, perintah Allah untuk bersegera menuju Allah karena hanya Allah saja yang
harus diikuti. 37:99, menuju Allah untuk memperoleh bimbingan dan hidayahNya
untuk diikuti.
• 2:40, 9:13, 33:39, hanya Allah saja yang sesuai ditakuti dengan mendekatkan diri
kepadaNya.
4. Al-Ma'buud (yang diabdi)
Syarah
• Shaahibul walaayah (pemilik kepada segala loyalitas), perwalian atau pemegang
otoritas atas seluruh makhluk termasuk dirinya. Dengan demikian loyalitas
mukminin hanya diberikan kepada Allah dengan kesadaran bahwa loyalitas yang
diberikan kepada selainNya adalah kemusyrikan.
• Shaahibuth thoo’ati (pemilik tunggal hak untuk ditaati). Mukmin meyakini bahwa
ketaatan pada hakikatnya untuk Allah saja. Seorang mukmin menyadari
sepenuhnya bahwa mentaati mereka yang mendurhakai Allah adalah kedurhakaan
terhadap Allah.
• Shaahibul haakimiyyah (pemilik tunggal kekuasaan di alam semesta). Dialah yang
menciptakan dan berhak menentukan aturan bagi seluruh ciptaanNya. Maka hanya
hukum dan undang-undangNya saja yang adil. Orang mukmin menerima Allah
sebagai pemerintah dan kerajaan tunggal di alam semesta dan menolak kerajaan
manusia.
Dalil
• 109:1-6, pernyataan mukmin bahwa pengabdiannya hanya untuk Allah saja dan
sekali-kali tidak akan mengabdi kepada selainNya. 16:36, Rasul diutus dengan
risalah pengabdian pada Allah saja dan menjauhi segala yang diabdi selain Allah.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
47
2:21, perintah Allah untuk mengabdi kepadaNya saja dengan tidak mengambil
selain Allah sebagai tandingan-tandingan.
• 7:196, pernyataan mukmin bahwa wali (pemimpin) nya hanya Allah saja. 2:257,
berwalikan kepada Allah melepaskan manusia dari kegelapan jahiliyah menuju
cahaya Islam.
• 7:54, hak menciptakan dan hak memerintah hanyalah milik Allah. mukmin hanya
mengakui kerajaan Allah. hadits, mukmin hanya akan taat pada sesuatu yang
diizinkan Allah, Rasul dan ulil amri. Mukmin tidaklah akan mentaati perintah
maksiyat kepada Allah.
• 12:40, hak menentukan hukum dan undang-undang hanyalah hak Allah. 24:1,
Allah mewajibkan manusia melaksanakan hukum-hukumNya. 5:44, 45, 47 mereka
yang menolak aturan atau hukum Allah adalah kafir, zalim dan fasik. Ini artinya
pemerintahan Allah saja yang boleh tegak sedang pemerintahan manusia adalah
batil.
Ringkasan
• Kandungan makna (aliha, ya-lahu, Ilahan):
- Merasa tenang padanya (10:7)
- Selalu rindu padanya (7:138)
- Melindungi diri padanya (72:6)
- Mencintainya (2:165)
• (Aliha) membawa arti (Abadahu):
- Sempurna mencintai
- Sempurna menghinakan diri
- Sempurna menundukkan diri
• Kandungan kata (Al-Ilah):
- Yang diharapkan
- Yang diikuti
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
48
- Yang ditakuti
- Yang dicintai
• (al-Ilah):
- Yang layak diberikan kepadanya wala'
- Yang wajib diberikan kepadanya ketaatan
- Yang wajib diberikan kepadanya otoritas
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
49
ALLAH SANG KREATOR AGUNG
� Pertemuan ke 1 – 3 semester 2
Tujuan Instruksional :
1. Peserta mentoring mampu memahami pentingnya ma’rifatullah dalam
kehidupan manusia.
2. Peserta mentoring mampu memahami bahwa ma’rifatullah dapat
menjadikannya mencapai hasil penambahan iman dan taqwa.
3. Peserta mentoring mampu memahami dan mendeskripsikan dengan bahasa
sendiri tentang sunnatullah, takdir, dan keadilan ilahi.
Ahamiyyatu Ma’rifatullah
Mengenal Allah SWT bagi seorang muslim adalah keniscayaan dan wajib
atasnya. Mengenal Allah SWT suatu keharusan bagi ummat Muhammad SAW .
Pemahaman ini tidak bisa dianggap remeh karena ini pangkal pokok agama. Menjadi
pondasi kekuatan beragama, tanpanya pengamalan beragama akan rapuh seperti
rapuhnya buih dilautan. Kekuatan energi beragama bergantung sampai sejauh mana
kekuatan aqidah seorang muslim termasuk ma’rifatullah ini seperti kuatnya
gelombang dilautan.
Allah SWT adalah tuhan sang pencipta alam, yang menghidupkan dan
mematikan, dzat maha sempurna berbeda dengan semua makhluk, kesempurnaannya
tiada tandingannya begitupun kekuasaannya. Dia Maha segalanya Maha Esa tidak
bergantung kepada siapapun, Allah SWT tidak sama dengan makhluk dalam segala
hal, kalau Allah SWT disamakan dengan makhluk maka bukanlah Dia sebagai Tuhan
semesta alam. Sangatlah naïf memang ada banyak manusia yang tidak percaya pada
Tuhan semesta alam yaitu Allah SWT, semantara mereka sangat membutuhkan diri
sebagai makhluk. Apakah mereka tidak berakal? Apakah mereka tidak berfikir
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
50
sementara curahan kasih sayangnya melebihi segalanya? Apakah mereka tidak
berpikir bagaimana ia diciptakan dengan air yang sangat hina? Siapakah yang
mencipakan air hina itu atau engkau manusia?
Jikapun demikian masih banyak manusia mengingkari apa yang diberikan
Allah SWT. Mulai ia mendapat siang dan malam, udara yang demikian segar, buah-
buahan beraneka bentuk dan rasa, rasa cinta, air penghilang dahaga, bintang dilangit,
cahaya matahari, bulan purnama yang indah, seorang ibu yang sangat mencintai
anaknya. Siapakah yang memberi itu semua? Adakah sekalian mengingkari nya?Tapi
mengapa kalian masih percaya ada Tuhan selain dari Allah SWT?Mengapa kalian
durhaka kepada Tuhan yang Maha Esa padahal engkau manusia sangat
lemah?Apakah kalian buta atau pura-pura buta?
Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah.”
Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu selain Allah,
padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak pula kemudaratan bagi diri
mereka sendiri?”. Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau
samakah gelap gulita dan terang benderang? apakah mereka menjadikan beberapa
sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya, sehingga kedua
ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta
segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa” (QS 13:16)
Kurang bagaimana Allah SWT tuhan semesta alam karena begitu kasih
sayangnya kepada manusia, Allah SWT jelaskan segamblang-gamblangya baik
secara fitri, aqli maupun nagli melalui NabiNYA tercinta Muhammad SAW .Sungguh
kalau demikian manusia memang sangat melampui batas. Dalil-dalil yang
menguatkan.
1. Fitrah
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
51
Manusia adalah makhluk yang unggul, Allah SWT ciptakan makhluk ini
dengan sempurna sampai-sampai malaikat berkata kepada Allah SWT “Qaalu
ataj’alauu fiiha mayyufsidu fihaa wayas fikuddimmaa……” berkata malaikat “ Ya
allah, apakah engkau menciptakan manusia yang selalu membuat keruasakan dimuka
bumi dan selalu menumpahkan darah?Padahal kami selalu mensucikan dan memuji
engkau?” Allah SWT berfirman “Sesungguhnya aku lebih tahu apa yang kamu tidak
tahu. Apalagi Iblis “laknatullah alaih” ia tidak mau bersujud/hormat kepada Adam
karena ia merasa lebih baik dari adam. Abaa was takbar. Wakana minal kaafirin. Iblis
takabbur sombong.
Allah SWT menganugerahkan nilai-nilai uluhiyah/ketuhanan kepada manusia
sejak dalam masa kandungan ketika lahir dan beranjak dewasa muncul
kebengalannya, bebal seperti bebalnya iblis karena kesombongannya, tidak mau
menerima kebenaran buta tuli seperti binatang ternak malah lebih sesat dari itu.
Firman Allah SWT Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
,seraya berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul
,Engkau Tuhan kami ( kami menjadi saksi)”. Kami lakukan yang demikian itu agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,(QS 7:172)
2. Aqli (Akal)
Jelas sekali keberadaanNYA sejelas dan seterang Matahari. Apakah kalian
tidak mengetahui bagaimana Allah curahkan air hujan dari langit? Apakah kalian
tidak berfikir bagaimana Allah menegakkan langit dengan hiasan bintang dan bumi
sebagai hamparan tumbuhannya beraneka corak ragam?Apakah kalian tidak berfikir
bagaimana Allah menciptakan tubuhmu yang indah? Apakah kalian tidak mengetahui
pula bagaimana binatang melata berjalan dengan perutnya? Bukti mana lagi wahai
manusia yang punya akal. Firman Allah SWT “Sesungguhnya dalam penciptaan
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
52
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal,( QS 3:190)
3. Naqli (Nash)
Sejak Nabi Adam as bersama keturunannya kecendrungan manusia memang
selalu menyimpang. Dengan sahwat terbukti Qabil membunuh saudaranya, itulah
manusia membunuh karena kejahilan dan syahwatnya. Lupa daratan terus berlanjut
sampai kurun waktu tertentu diutuslah Nabi Nuh as sebagai penerang manusia agar
mengetahui siapa yang menciptakan langit dan bumi. Itupun manusia selalu
menentang dan menyangsikan keberadaan Allah SWT sebagai dzat yang Maha
Tunggal, hingga mereka disapu bersih dengan adzabnya banjir tiada tara.
Para nabi diutus kedunia dalam rangka sebagai penjelas penyeru agar manusia
sadar bahwa hanya Allah SWT tuhan yang satu Esa tiada sekutu bagiNYA. Sebagai
penutup para Nabi diutuslah Muhammad Rasulullah SAW agar manusia benar-benar
memurnikan agamanya memurnikan aqidahnya, mengenal Allah SWT secara jelas
melalui ayat-ayatnya. Maha benar Allah Swt dengan segala firmannya. Firman Allah
SWT Katakanlah: “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?” Katakanlah: “Allah.
Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur’an ini diwahyukan kepadaku
supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang
sampai Al Qur’an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada
tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?” Katakanlah: “Aku tidak mengakui”.
Katakanlah: “Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya
aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)”, (QS 6:19)
Itulah mukjizat Quran yang benar dan sangat hebat, begitu hebatnya Quran
ini Allah SWT menantang dengan firmannya Waiizdkulltum fii raybimmimma
nazzalna ‘ala ‘abdina fa’tu bisuratimmimistlihi wad’u shuhadaa ‘akum mindunilllahi
inkuntum shodiqin ..”Dan jika kalian merasa ragu dengan Quran apa yang aku
turunkan kepada hambaku (Muhammad) panggillah diantara kalian untuk membuat
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
53
satu surat saja jika kalian adalah orang-orang yang benar” ..Sampai detik inipun
Quran asli tidak terkotori tangan-tangan manusia untuk merubahnya, karena Allah
SWT telah menyiapkan hati dan pikiran manusia agar Quran mudah dihafal. Ribuan
manusia telah menghafalkannya dan tak satupun huruf yang berubah sejak Rasulullah
hadir 15 abad yang lalu.
Ma'rifatullah adalah puncak kesadaran yang akan menentukan perjalanan
hidup manusia selanjutnya. Karena ma'rifatullah akan menjelaskan tujuan hidup
manusia yang sesungguhnya. Ketiadaan ma'rifatullah membuat banyak orang hidup
tanpa tujuan yang jelas, bahkan menjalani hidupnya sebagaimana makhluk hidup lain
(binatang ternak). (QS.47:12).
Ma'rifatullah adalah asas (landasan) perjalanan ruhiyyah (spiritual) manusia
secara keseluruhan. Seorang yang mengenali Allah akan merasakan kehidupan yang
lapang. Ia hidup dalam rentangan panjang antara bersyukur dan bersabar.
Sabda Nabi : “Amat mengherankan urusan seorang mukmin itu, dan tidak terdapat
pada siapapun selain mukmin, jika ditimpa musibah ia bersabar, dan jika diberi
karunia ia bersyukur” (HR.Muslim)
Orang yang mengenali Allah akan selalu berusaha dan bekerja untuk
mendapatkan ridha Allah, tidak untuk memuaskan nafsu dan keinginan syahwatnya.
Dari Ma'rifatullah inilah manusia terdorong untuk mengenali para nabi dan rasul,
untuk mempelajari cara terbaik mendekatkan diri kepada Allah. Karena para Nabi
dan Rasul-lah orang-orang yang diakui sangat mengenal dan dekat dengan Allah.
Dari Ma'rifatullah ini manusia akan mengenali kehidupan di luar alam materi,
seperti Malaikat, jin dan ruh. Dari Ma'rifatullah inilah manusia mengetahui perjalanan
hidupnya, dan bahkan akhir dari kehidupan ini menuju kepada kehidupan
Barzahiyyah (alam kubur) dan kehidupan akherat.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
54
SARANA MA'RIFATULLAH
Sarana yang mengantarkan seseorang pada ma'rifatullah adalah :
1. Akal sehat
Akal sehat yang merenungkan ciptaan Allah. Banyak sekali ayat-ayat Al
Qur'an yang menjelaskan pengaruh perenungan makhluk (ciptaan) terhadap
pengenalan al Khaliq (pencipta) seperti firman Allah : Katakanlah “ Perhatikanlah
apa yang ada di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul
yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS 10:101 atau QS
3: 190-191).
Sabda Nabi : “Berfikirlah tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berfikir tentang
Allah, karena kamu tidak akan mampu” HR. Abu Nu'aim
2. Para Rasul
Para Rasul yang membawa kitab-kitab yang berisi penjelasan sejelas-jelasnya
tentang ma'rifatullah dan konsekuensi-konsekuensinya. Mereka inilah yang diakui
sebagai orang yang paling mengenali Allah. Firman Allah:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti
nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan )
supaya manusia dapat melaksanakan keadilan..” QS. 57:25
3. Asma dan Sifat Allah
Mengenali asma (nama) dan sifat Allah disertai dengan perenungan makna
dan pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah. Cara
inilah yang telah Allah gunakan untuk memperkenalkan diri kepada makhluk-Nya.
Dengan asma dan sifat ini terbuka jendela bagi manusia untuk mengenali Allah lebih
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
55
dekat lagi. Asma dan sifat Allah akan menggerakkan dan membuka hati manusia
untuk menyaksikan dengan seksama pancaran cahaya Allah. Firman Allah:
“Katakanlah : Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja
kamu seru, Dia mempunyai al asma' al husna (nama-nama yang terbaik) (QS.
17:110).
Asma' al husna inilah yang Allah perintahkan pada kita untuk menggunakannya
dalam berdoa. Firman Allah :
“Hanya milik Allah asma al husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
asma al husna itu…” (QS. 7:180).
Inilah sarana efektif yang Allah ajarkan kepada umat manusia untuk
mengenali Allah SWT (ma'rifatullah). Dan ma'rifatullah ini tidak akan realistis
sebelum seseorang mampu menegakkan tiga tingkatan tauhid, yaitu : tauhid
rububiyyah, tauhid asma dan sifat. Kedua tauhid ini sering disebut dengan tauhid al
ma'rifah wa al itsbat (mengenal dan menetapkan) kemudian tauhid yang ketiga yaitu
tauhid uluhiyyah yang merupakan tauhid thalab (perintah) yang harus dilakukan.
Asistensi Mata Kuliah
Al – Ghazwu Al Fi
� pertemuan ke 4 –
Tujuan Instruksional :
1. Peserta mentoring m
bahanya terhadap m
2. Peserta mentoring
ghazwul fikr sepanj
Mengenal Ghazwul Fikri
Pada masa ini, pera
senjata. Meskipun masih a
(Palestine), suriah, dan gejo
MODUL LSP PAI
ta Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PE
Ghazwu Al Fikri
– 5 semester 2
uksional :
mentoring mampu memahami pengertian Ghazwul Fikri
a terhadap muslimin.
mentoring mampu memahami dan menyebutkan tahao
sepanjang sejarah umat Islam.
azwul Fikri (perang pemikiran)
asa ini, perang tidak lagi diidentikan sebagai gesekan fisik a
ipun masih ada peperangan dengan senjata atau fisik sepe
riah, dan gejolak Mesir, ghazwul fikri tetap pada dominasi ut
ODUL LSP PAI 2013
TUDI PEKANAN (LSP)
56
l Fikri dan ancaman
utkan tahaoan-tahapan
esekan fisik atau dengan
au fisik seperti di Gaza
a dominasi utama.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
57
Perang pada dasarnya muncul akibat kondisi umat yang jahil (bodoh).
Kondisi umat yang jahil ini dapat dilihat kriterianya dalam Qs. Al-Maidah : 50 dan
Qs. Az-Zumar : 64. Bodoh (jahil) yang dimaksud dalam al-Qur’an ini tidak hanya
yang kurang dalam pengetahuan tetapi moral dan kecerdasan hati.
Umat yang bodoh akan menghasilkan perang. Dan, perang terbagi atas 3 (tiga) media
yaitu :
1. As-Siyasiyah (politik) : Qs.6:123;
2. Al-Asqariyah (militer) : Qs.2 :217;
3. Al-Iqtishodiyah (ekonomi) : Qs. 9 :34
Tujuan dari adanya Ghazwul FIkri adalah :
1. Ifsaad al-akhlaq (merusak akhlak) (Qs.15:29)
2. Tahthiim al-fikrah (menghancurkan fikrah) (Qs. 4 : 60)
3. Idzabah asy-syakhsiyah (melarutkan kepribadian) (Qs. 68:6, 4:89)
Secara bahasa: ghazwul fikri berasal dari kata ‘al ghaz’ dan ‘fikr’. Artinya
adalah Perang Pemikiran. Dan lebih tepatnya lagi kalau kita sebut sebagai Perang
Peradaban. Secara Istilah: Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran
umat Islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa
mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal
yang tidak Islami.
Sebab musabab lahirnya ‘Ghazwul Fikri’.
Kenapa lahir Ghazwul Fikri? Ghazwul Fikri atau perang pemikiran dimulai
ketika kaum salibis dikalahkan sebanyak 9 kali dalam peperang besar oleh kaum
muslimin. Kemenangan kaum muslimin yang spetakuler karena semua peperangan
terjadi diluar perkiraan akal manusia. Misalnya, Panglima Besar Islam Khalid ibn
Walid Ra dengan 3000 pasukan pernah mengalahkan 100.000 pasukan Romawi.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
58
Mereka berfikir keras bagaimana cara mengalahkan umat islam, akhirnya
mereka ingin mendalami islam terlebih dahulu. Sesungguhnya kaum saliabis memang
luar biasa samapi dalam sejarah diungkap seorang dari mereka rela meninggalkan
anak dan istrinya hanya untuk berkeliling di negeri-negeri Islam.
Diantara pernyataan mereka adalah: “Percuma saja kita berperang melawan
umat Islam selama mereka berpegang teguh pada agama mereka (Al Quran dan
Sunah). Jika komitmen mereka terhadap agama mereka kuat, kita tidak dapat
berbuat apa-apa, karena itu tugas kita sebetulnya adalah menjauhkan umat islam
dari agama mereka, barulah kita akan mudah mengalahkan umat Islam.” Gladstone.
Salah seorang perdana menteri Inggris menyimpulkan: “Selama Al Quran itu
berada ditangan umat Islam, tidak mungkin Eropa akan menguasai dunia timur”.
Perubahan Strategi dalam melawan Islam
Strategi perang melawan umat Islam kemudian diubah dari perang fisik ke
perang pemikiran. Berbagai upaya dibuat untuk mengalihkan umat Islam dari
agamanya. Serangan demi serangan dilancarkan melalui hiburan, olahraga, dan
segmen yang menarik lainnya, sehingga tanpa disadari umat islam sudah mengikuti
mereka bahkan dengan terang-terangan menjadi pendukung setia disetiap program-
program yang mereka adakan.
Awas bahaya perang pemikiran Ghazwul Fikri
Beberapa jenis Ghazwul Fikri atau perang pemikiran yang perlu
diwaspadai pada saat ini diantaranya:
1, Perusakan Akhlak
Dalam berbagai media massa musuh-musuh Islam melancarkan program-
program yang bertujuna untuk merusak akhlak generasi muslim mulai dari
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
59
anak-anak, remaja maupun dewasa. Diantara perusakan itu adalah lewat
majalah, televisi serta musik. Dalam media-media tersebut selalu saja
disuguhkan penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola hidupnya jelas-jelas
jauh dari nilai-nilai Islami. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan
ucapan-ucapan yang mereka lontarkan. Dengan cara itu mereka telah berhasil
membuat idola-idola baru yang generasi islamb erkiblat kepada mereka.
2, Perusakan Pola Fikir
Dengan memanfaatkan media, baik cetak ataupun elektronik, mereka juga
sengaja menyajikan berita yang tidak jelas kebenarannya, terutama yang
berkenaan dengan kaum Muslimin. Seringkali mereka menyematkan gelar
seperti ‘teroris’, ‘fundamentalis’, ‘ekstrim’ dst kepada kaum msulimin yang
berjuang mempertahankan kemerdekaan negeri mereka dari penguasaan para
penjajah yang zalim.
Sementara itu mereka mendiamkan setiap aksi para perusak serta penindas
yang sejalan dengan mereka seperti Zionis Yahudi yang menjajah Palestina.
Berita yang sampai kepada kaum muslimin benar-benar jauh dari realitas
bahkan sengaja diputarbalikkan dari kenyataan yang terjadi.
3, Sekulerisasi Pendidikan
Hampir diseluruh negeri muslim telah berdiri model pendidikan sekolah yang
lepas darinilai-nilai keagamaan. Mereka sengaja memisahkan antara agama
dan ilmu pengetahuan di sekolah sehingga muncullah generasi-generasi
terdidik yang jauh dari agamanya. Sekolah macam inilah yang mereka dirikan
di bumi islam pada masa penjajahan (iperealisme) untuk menghancurkan
islam dari tubuhnya sendiri.
4, Pemurtadan
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
60
Ini adalah program yang paling jelas kita saksikan. Secara terang-terangan
orang-orang non muslim menawarkan bantuan ekonomi, mulai dari bahan
makanan, rumah, jabatan, beasiswa dan lainnya untuk menggoyahkan iman
kaum muslimin.
Samuel Zwemmer dalam konferensi Al Quds untuk para pastur pada tahun
1935 mengatakan: “Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-
orang Islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian, akan tetapi
mejauhkan mereka dari agama mereka (AL Quran dan Sunah) sehingga
mereka menjadi orang-ornag yang putuh hubungan dengan Tuhannya dan
sesamanya (saling bermusuhan) menjadi terpecah belah dan jauh dari
persatuan. Dengan generasi-generasi baru yang akan memenangkan kalian
dan menindas kaum mereka sendiri sesuai dengan tujuan kalian”.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
61
Pedoman Hidup
� pertemuan ke 6 – 7 semester 2
Tujuan Instruksional
1. Peserta mentoring mampu memahami dengan benar definisi dan dapat
menunjukkan keutamaan-keutamaannya berdasarkan definisi tersebut.
2. Peserta mentoring termotivasi untuk senantiasa membaca al-Qur’an dalam
rangka beribadah kepada Allah.
Al-Qur’an
Menurut bahasa, “Qur’an” berarti “bacaan”, pengertian seperti ini
dikemukakan dalam Al-Qur’an sendiri yakni dalam surat Al-Qiyamah, ayat 17-18:
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
62
“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan)
bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan kami. (Karena itu), jika kami telah
membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya”.
Adapun menurut istilah Al-Qur’an berarti: “Kalam Allah yang merupakan
mu’jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad, yang disampaikan secara
mutawatir dan membacanya adalah ibadah”.
Kalamullah
Al-Qur’an adalah kalamullah, firman Allah ta’ala. Ia bukanlah kata-kata
manusia. Bukan pula kata-kata jin, syaithan atau malaikat. Ia sama sekali bukan
berasal dari pikiran makhluk, bukan syair, bukan sihir, bukan pula produk
kontemplasi atau hasil pemikiran filsafat manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah
ta’ala dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 3-4:
“…dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya)…”
Tentang kesucian dan keunikan Al-Qur’an ini perhatikanlah kesaksian
objektif Abul Walid[1] seorang jawara sastra pada masa Nabi saw: “Aku belum
pernah mendengar kata-kata yang seindah itu. Itu bukanlah syair, bukan sihir dan
bukan pula kata-kata ahli tenung. Sesungguhnya Al-Qur’an itu ibarat pohon yang
daunnya rindang, akarnya terhujam ke dalam tanah. Susunan kata-katanya manis dan
enak didengar. Itu bukanlah kata-kata manusia, ia tinggi dan tak ada yang dapat
mengatasinya.” Demikian pernyataan Abul Walid.
Mu’jizat
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
63
Mu’jizat artinya suatu perkara yang luar biasa, yang tidak akan mampu
manusia membuatnya karena hal itu di luar kesanggupannya. Mu’jizat itu
dianugerahkan kepada para nabi dan rasul dengan maksud menguatkan kenabian dan
kerasulannya, serta menjadi bukti bahwa agama yang dibawa oleh mereka benar-
benar dari Allah ta’ala.
Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar Nabi Muhammad saw. Kemu’jizatannya
itu diantaranya terletak pada fashahah dan balaghah-nya, keindahan susunan dan gaya
bahasanya yang tidak ada tandingannya. Karena gaya bahasa yang demikian itulah
Umar bin Khatthab masuk Islam setelah mendengar Al-Qur’an awal surat Thaha yang
dibaca oleh adiknya Fathimah. Abul Walid, terpaksa cepat-cepat pulang begitu
mendengar beberapa ayat dari surat Fushshilat.[2]
Karena demikian tingginya bahasa Al-Qur’an, mustahil manusia dapat
membuat susunan yang serupa dengannya, apalagi menandinginya. Orang yang ragu
terhadap kebenaran Al-Qur’an sebagai firman Allah ditantang oleh Allah ta’ala:
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang kami wahyukan
kepada hamba kami (Muhammad) buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an
itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang
memang benar.” (QS. Al-Baqarah: 23)
Allah sendiri kemudian menegaskan bahwa tidak akan pernah ada seorang
pun yang mampu menjawab tantangan ini (QS. 2: 24). Bahkan seandainya
bekerjasama jin dan manusia untuk membuatnya, tetap tidak akan sanggup (QS. 17:
88).
Selain itu, kemukjizatan Al-Qur’an juga terletak pada isinya. Perhatikanlah,
sampai saat ini Al-Qur’an masih menjadi sumber rujukan utama bagi para pengkaji
ilmu sosial, sains, bahasa, atau ilmu-ilmu lainnya.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
64
Menurut Miftah Faridl, banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan
dengan ilmu pengetahuan dapat meyakinkan kita bahwa Al-Qur’an adalah firman
Allah, tidak mungkin ciptaan manusia, apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw yang
ummi (7: 158) yang hidup pada awal abad ke enam Masehi (571-632 M)[3]
Berbagai kabar ghaib tentang masa lampau (tentang kekuasaan di Mesir,
Negeri Saba’, Tsamud, ‘Ad, Yusuf, Sulaiman, Dawud, Adam, Musa, dll) dan masa
depan pun menjadi bukti lain kemu’jizatan Al-Qur’an. Sementara itu jika kita
perhatikan cakupan materinya, nampaklah bahwa Al-Qur’an itu mencakup seluruh
aspek kehidupan: masalah aqidah, ibadah, hukum kemasyarakatan, etika, moral dan
politik, terdapat di dalamnya.
Al-Munazzalu ‘ala qalbi Muhammad saw
Al-Qur’an itu diturunkan khusus kepada Nabi Muhammad saw. Sedangkan
kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad saw—seperti
Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa atau Injil yang diturunkan kepada Nabi
Isa—tidak bisa dinamakan dan disebut sebagai Al-Qur’an. Demikian pula hadits
qudsi[4] tidak bisa disamakan dengan Al-Qur’an.
Al-Qur’an diturunkan Allah ta’ala kepada Nabi Muhammad saw dengan berbagai
cara[5]:
1. Berupa impian yang baik waktu beliau tidur.Kadang-kadang wahyu itu
dibawa oleh malaikat Jibril dengan menyerupai bentuk manusia laki-
laki, lalu menyampaikan perkataan (firman Allah) kepada beliau.
2. Kadang-kadang malaikat pembawa wahyu itu menampakkan dirinya
dalam bentuk yang asli (bentuk malaikat), lalu mewahyukan firman
Allah kepada beliau.
3. Kadang-kadang wahyu itu merupakan bunyi genta. Inilah cara yang
paling berat dirasakan beliau.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
65
4. Kadang-kadang wahyu itu datang tidak dengan perantaraan malaikat,
melainkan diterima langsung dari Hadirat Allah sendiri.
5. Sekali wahyu itu beliau terima di atas langit yang ketujuh langsung
dari Hadirat Allah sendiri.
Al-Manquulu bi-ttawaatir
Al-Qur’an ditulis dalam mushaf-mushaf dan disampaikan kepada kita secara
mutawatir (diriwayatkan oleh banyak orang), sehingga terpelihara keasliannya.
Berikut sekilas sejarah pemeliharaan Al-Qur’an sejak masa Nabi hingga
pembukuannya seperti sekarang:
Pada masa Nabi Al-Qur’an dihafal dan ditulis di atas batu, kulit binatang,
pelapah tamar dan apa saja yang bisa dipakai untuk ditulis. Kemudian setahun sekali
Jibril melakukan repetisi (ulangan), yakni dengan menyuruh Nabi memperdengarkan
Al-Qur’an yang telah diterimanya. Menurut riwayat, di tahun beliau wafat, ulangan
diadakan oleh Jibril dua kali.
Ketika Nabi wafat, Al-Qur’an telah dihafal oleh ribuan manusia dan telah
ditulis semua ayat-ayatnya dengan susunan menurut tertib urut yang ditunjukkan oleh
Nabi sendiri.
Berdasarkan usulan Umar bin Khattab, pada masa pemerintahan Abu Bakar
diadakan proyek pengumpulan Al-Qur’an. Hal ini dilatar belakangi oleh peristiwa
gugurnya 70 orang penghafal Al-Qur’an dalam perang Yamamah. Maka
ditugaskanlah Zaid bin Tsabit untuk melakukan pekerjaan tersebut. Ia kemudian
mengumpulkan tulisan Al-Qur’an dari daun, pelapah kurma, batu, tanah keras, tulang
unta atau kambing dan dari sahabat-sahabat yang hafal Al-Qur’an.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
66
Dalam upaya pengumpulan Al-Qur’an ini, Zaid bin Tsabit bekerja sangat
teliti. Sekalipun beliau hafal Al-Qur’an seluruhnya, tetapi masih memandang perlu
mencocokkan hafalannya dengan hafalan atau catatan sahabat-sahabat yang lain
dengan disaksikan dua orang saksi. Selanjutnya, Al-Qur’an ditulis oleh Zaid bin
Tsabit dalam lembaran-lembaran yang diikatnya dengan benang, tersusun menurut
urutan ayat-ayatnya sebagaimana yang telah ditetapkan Rasulullah saw.
Pada masa Utsman terjadi ikhtilaf tentang mushaf Al-Qur’an, yakni berkaitan
dengan ejaan, qiraat dan tertib susunan surat-surat. Oleh karena itu atas usulan
Huzaifah bin Yaman, Utsman segera membentuk panitia khusus yang dipimpin Zaid
bin Tsabit beranggotakan Abdullah bin Zubair, Saad bin Ash dan Abdurrahman bin
Harits bin Hisyam untuk melakukan penyeragaman dengan merujuk kepada
lembaran-lembaran Al-Qur’an yang ditulis pada masa khalifah Abu Bakar yang
disimpan oleh Hafsah, isteri Nabi saw.
Al-Qur’an yang dibukukan oleh panitia ini kemudian dinamai “Al-Mushaf”
dan dibuat lima rangkap. Satu buah disimpan di Madinah—dinamai “Mushaf Al-
Imam”—dan sisanya dikirim ke Mekkah, Syiria, Basrah dan Kufah. Sementara itu
lembaran-lembaran Al-Qur’an yang ditulis sebelum proyek ini segera dimusnahkan
guna menyatukan kaum muslimin pada satu mushaf, satu bacaan[6], dan satu tertib
susunan surat-surat.
Al-Muta’abbadu bitilawatih
Membaca Al-Qur’an itu bernilai ibadah. Banyak sekali hadits yang
mengungkapkan bahwa membaca Al-Qur’an adalah merupakan bentuk ibadah
kepada Allah yang memiliki banyak keutamaan, diantaranya adalah:
“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Allah akan memberi pahala kepadamu
karena bacaan itu untuk setiap hurufnya 10 kebajikan. Saya tidak mengatakan
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
67
kepada kalian bahwa ‘Alif-Laam-Mim’ itu satu huruf, tetapi ‘alif’ satu huruf, ‘Laam’
satu huruf dan ‘Miim’ satu huruf” (HR. Hakim).
“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi cahaya bagimu di bumi
dan menjadi simpanan (deposito amal) di langit.” (HR. Ibnu Hibban).
“Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an bersama para malaikat yang mulia
lagi taat. Dan barangsiapa membaca Al-Qur’an, sementara ada kesulitan (dalam
membacanya), maka baginya dua pahala. “ (HR. Bukhari & Muslim)
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
68
Islam Sebagai Akhlak
� pertemuan ke 8 – 9 semester 2
Tujuan Instruksional
1. Peserta mentoring mampu memahami Islam sebagai sistem akhlak dan
mampu membedakan dengan sistem moral yang lain.
2. Mampu meninggalkan akhlak yang terceladari kehidupannya.
3. Berusaha menerapkan akhlak karimah sebagai pancaran dari keimanannya
kepada Allah dan Rasul-Nya.
Islam adalah akhlak, akhlak adalah Islam
Akhlak menurut bahasa berarti tabiat dan perangai. Menurut terminologi para
ulama,akhlak adalah sesuatu yang merepresentasikan keadaan atau sifat yang
tertanam kuat di dalam jiwa yang memunculkan perbuatan dan perilaku dengan
sangat mudah tanpa memerlukan pemikiran terlebih dahulu.
Menurut definisi di atas, akhlak mencakup semua sifat baik maupun buruk,
namun kita dapati kebanyakan ulama akhlak menggunakan kata akhlak untuk sifat
yang baik saja. Menurut mereka, akhlak adalah sifat-sifat baik yang tertanam pada
jiwa dan memancarkan perilaku yang baik dalam kehidupan.
Menurut konsepsi Islam ia adalah insting dalam diri manusia yang telah
diciptakan oleh Allah dan menuntunnya untuk menyukai sifat-sifat tertentu serta
membenci sifat-sifat yang lain. Tidak seperti anggapan sebagian kalangan yang
mengatakan bahwa ia adalah pengalaman yang berkembang sesuai dengan kemajuan
jaman dan tingkat intelektual. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada
jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
69
yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
(QS. Asy-Syams : 7-10)
Islam telah menjadikan tolok ukur untuk menentukan baik dan buruk
berkaitan dengan sistemnya yang komprehensif dan tidak bertentangan dengan fitrah
yang sehat, serta tidak berlawanan dengannya.
Ia memandang bahwa akhlak merupakan komitmen hukum-hukum syariat,
baik berupa perintah maupun larangan dalam semua bentuk taklif yang
menghubungkan manusia dengan Khaliq-nya berkaitan dengan masalah-masalah
akidah dan ibadah, selain mengaitkannya dengan sesamanya dalam aspek muamalah.
Karena itu, ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, Aisyah radhiyallahu ‘anha
menjawab,
“Akhlak beliau adalah Al-Quran.” (HR. Muslim)
Islam telah memberi perhatian yang besar terhadap akhlak. Perhatian itu
tercermin dalam beberapa hal, yang terpenting adalah:
Islam menjadikannya sebagai landasan dan pilar utama untuk menegakkan
sistemnya dalam kehidupan, juga sebagai tujuan tertinggi risalahnya.
“Sesungguhnya aku diutus tidak lain kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia.” (HR. Bukhari)
“Ketika ditanya, ‘Apa kebaikan itu?’ Beliau bersabda, ‘Kebaikan itu adalah akhlak
yang baik.’ (HR. Muslim)
Banyak ayat Al-Quran yang berhubungan dengan tema akhlak, baik berupa
perintah untuk melaksanakan akhlak yang baik, pujian untuk orang-orang yang
berakhlak baik, melarang akhlak buruk , maupun celaan bagi mereka yang
mempunyai akhlak buruk. Hal terpenting adalah bahwa ayat-ayat tersebut di
antaranya ada yang diturunkan di Makkah sebelum hijrah dan ada pula yang
diturunkan di Madinah setelah hijrah. Semua ini menunjukkan bahwa akhak
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
70
merupakan masalah yang sangat penting, yang tidak boleh diabaikan oleh setiap
Muslim, bahkan menjaga akhlak harus dilakukan oleh setiap Muslim dalam segala
kondisi. Ia sebanding dengan akidah, dilihat dari perhatian Al-Quran terhadapnya
dalam surat-surat Makkiah maupun Madaniah.
Allah subhanahu wa ta’ala telah memuji Nabi-Nya dengan kebaikan akhlak
ketika Ia subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-
Qalam : 4).
Allah tidak pernah memuji Rasul-Nya kecuali dengan sesuatu yang agung. Ini
menunjukkan tingginya kedudukan akhlak dalam Islam dan besarnya perhatian
terhadapnya.
Allah subhanahu wa ta’ala telah menghimpun pokok-pokok kebaikan akhlak dalam
satu ayat,
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta
berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al A’raf : 199).
Ja’far bin Muhammad berkata, “Allah telah memerintahkan Nabi-Nya untuk
berakhlak mulia dan dalam Al-Quran tidak ada ayat yang lebih akomodatif
menghimpun makarimal akhlak dibanding ayat ini.”
Akhlak dalam Islam terdiri di atas empat pilar yang ia tidak dapat tegak
kecuali dengannya, yaitu: sabar, menjaga kehormatan diri, keberanian, dan adil.
Empat pilar tersebut merupakan sumber bagi semua akhlak utama, sedangkan sumber
semua akhlak buruk dan bangunannya juga didasarkan kepada empat pilar, yaitu:
kebodohan, kezaliman, nafsu, dan marah.
Keempat sifat buruk tersebut tersendikan kepada dua hal, yaitu melampaui
batas ketika sedang lemah dan melampaui batas ketika sedang kuat. Memperturutkan
nafsu secara berlebihan dalam kelemahan akan melahirkan kehinaan, kebakhilan,
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
71
kerendahan, cela, ambisi, loba, dan akhlak rendah lainnya. Sedangkan berlebihan
dalam keadaan kuat akan melahirkan sifat zalim, marah, dengki, keji, dan ceroboh.
Akhlak yang tercela akan menurunkan akhlak yang tercela dan akhlak yang baik akan
menurunkan akhlak yang baik pula.
Sistem moral dalam Islam berbeda dengan sistem moral lain yang dibuat
manusia, antara lain karena beberapa karakteristik, yaitu: universal, detail,
komprehensif, keselarasan antara cara dan tujuan, keterkaitannya dengan makna-
makna iman dan takwa, dan ada balasan.
Berkenaan dengan universalitas itu, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, ‘Hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan
di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.’”
(QS. Al Isra’ : 53)
Mengucapkan kata-kata yang baik merupakan ajakan universal mencakup
segala ucapan baik dengan segala jenisnya dalam komunikasi dan dialog mereka.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, melarang perbuatan yang keji, kemungkaran, dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-
Nahl : 90)
Ayat di atas mengandung seruan umum untuk menjauhi akhlak yang tercela di
samping mengajak kepada dasar-dasar akhlak yang mulia pada bagian pertama.
Adapun rinciannya, Al-Qur’an dan Sunnah telah menjabarkan dan mendorong akhlak
yang terpuji, di samping juga menjabarkan tentang akhlak yang tercela untuk
memperingatkan supaya tidak dilakukan.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
72
Dalam surat Al-Isra’ ayat 23-28, Al-Hujurat ayat 11-12, dan An-Nisa’ ayat 58
terdapat pesan-pesan universal yang menjelaskan dan mengungkapkan tentang akhlak
bagi hamba-hamba Allah yang beriman.
Adapun cakupannya, akhlak Islam mencakup semua perilaku manusia, baik
yang khusus dengan dirinya sendiri maupun yang berhubungan dengan pihak lain,
berupa manusia, hewan, maupun benda mati, secara individu, kelompok, maupun
negara. Hal ini menjadikannya unggul dan tidak ada bandingannya dalam syariat
samawi yang terdahulu maupun aturan buatan manusia yang manapun.
Setiap Muslim wajib menunaikan hak-hak kepada dirinya sendiri, kepada
kedua orangtuanya, istri, anak-anak, kerabat, tetangganya yang Muslim maupun non-
Muslim termasuk ahli dzimmah dan ahlul harb, hingga hewan dan benda matipun
memiliki hak atas dirinya. Tidak ada suatu apapun yang tidak tercakup dalam sistem
moral Islam.
Dalam Al-Qur’an, hadits, dan kitab-kitab fiqih terdapat banyak dalil yang
menunjukkan semua itu. Silahkan anda merujuk kepadanya.
Adapun keterkaitan akhlak dengan cara dan tujuan adalah kesepakatan
berdasarkan tuntutan akhlak merupakan sesuatu yang harus dilakukan dalam
menetapkan tujuan dan memilih cara mencapainya. Tidak boleh mencapai tujuan-
tujuan yang syar’i dengan cara yang haram. Karena itu, dalam konsepsi akhlak Islam
tidak ada tempat bagi prinsip menghalalkan segala cara. Ia adalah sebuah prinsip
asing dari negara-negara kafir yang masuk ke negeri kita. Perlunya keabsahan cara
dan komitmen dengan nilai-nilai moral itu ditunjukkan oleh Allah subhanahu wa
ta’ala dalam firman-Nya,
“Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama,
maka kamu wajib memberikan pertolongan, kecuali terhadap kaum yang telah ada
perjanjian antara kamu dan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al-Anfal : 72)
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
73
Ayat ini mewajibkan kepada umat Islam untuk membela saudara-saudara
mereka yang terzalimi, untuk mempererat persaudaraan dalam agama. Akan tetapi
jika pembelaan itu harus mengingkari janji orang-orang kafir dan orang-orang yang
zalim, maka tidak boleh dilakukan karena pembelaan itu dilakukan dengan khianat
dan mengingkari janji, Islam tidak rela dengan pengkhianatan dan membenci orang-
orang yang berkhianat.
Adapun hubungannya dengan iman dan takwa, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Maka penuhilah perjanjian mereka sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang bertakwa.” (QS. At- Taubah: 4)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak memegang janjinya dan tidak ada agama bagi
orang yang tidak memegang janjinya.” (HR. Ahmad, Al-Bazzar, dan Ath-Thabrani)
Adapun kaitannya dengan balasan, hal ini karena Islam mendatangkkan
akhlak dalam bentuk perintah dan larangan. Yang menjalankan perintah akan
mendapatkan pahala dan yang melanggar larangannya akan mendapat siksa. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela.” (QS. Al-Humazah: 1)
Balasan yang terkadang terjadi di dunia berupa hukuman hakim, seperti hukum-
hukum hadd dan ta’zir. Terkadang hukuman itu menimpa jamaah, sebagaima firman-
Nya,
“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
zalim saja di antara kamu.” (QS. Al-Anfal: 25)
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
74
Menjadi Mentor itu Mudah
� pertemuan ke 10 semester 2
Tujuan Instruksional
“peserta mentoring termotivasi untuk mengamalkan ilmu sebagai mentor untuk
program mentoring tahun depan”.
Pendahuluan
Mentor (murabbi) adalah istilah tarbiyah untuk menyebut pada
seseorang yang menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas proses
tarbiyah suatu kelompok. Ia berperan penting sebagai pengawal regenerasi
kader-kader dakwah. Ia pula yang bertanggungjawab melakukan proses
tarbiyah, yaitu pembentukan pribadi dan pewarisan nilai, disertai kontrol
dan evaluasi.
Ada pepatah mengatakan, “Jadilah muridnya guru, bukan muridnya
buku”. Proses pembelajaran atau tarbiyah tidak cukup dengan membaca
buku saja. Buku memang mampu memberikan wawasan dan pengetahuan,
tapi buku tidak bisa diajak berdiskusi. Buku tidak akan pernah tahu
apakah pembacanya keliru menangkap isi tulisannya atau tidak. Pun
dengan membaca buku saja kita tidak bisa dikatakan sebagai murid dari si
pengarang buku tersebut. Maka haruslah ada orang yang mengawal proses
pemahaman tersebut. Peran itu diampu oleh mentor (murabbi).
Pertanyaannya adalah, mudahkah menjadi mentor (murabbi)?
Mudah! Memang, ada ikhwah yang masih takut-takut menjadi mentor
(murabbi) karena dianggapnya beban. Tapi ingatlah, Allah itu
menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan.
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
75
“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki bagimu
kesulitan.” (QS. Al Baqoroh : 185)
Kemudahan menjadi salah satu semangat Islam. Rasulullah saw pun
menyukai kemudahan. Bila ada dua hal yang sama-sama boleh dilakukan,
maka beliau memilih yang lebih mudah di antaranya.
Menjadi mentor (murabbi) ibarat orang belajar naik sepeda. Bagi
mereka yang belum pernah mencobanya akan merasa susah dan juga
begidik membayangkan harus jatuh dari sepeda. Namun sebaliknya, bagi
mereka yang sudah mencoba naik sepeda bahkan sudah merasakan harus
jatuh, mereka akan berpendapat bahwa naik sepeda itu mudah dan
menyenangkan.
Tujuan tarbiyah memang tetap, namun metode dan teknik membina
semakin beragam dan kaya. Belum lagi sarana dan prasarana yang kini
kian lengkap. Semuanya sudah tersedia, kita tinggal memanfaatkannya.
Jadi apa susahnya menjadi mentor (murabbi)?
TUGAS MENTOR (MURABBI)
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As
Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata.” (QS Al Jumu’ah : 2)
Layaknya peran Nabi Muhammad saw sebagai rasul Allah, mentor
(murabbi) pun memiliki peran yang tak jauh berbeda, yakni :
1. Membacakan ayat-ayat Allah swt
Membiasakan binaan untuk senantiasa berinteraksi dengan Al
Qur’an dalam kesehariannya, menjadikannya sebagai pedoman hidup,
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
76
adalah tugas mentor (murabbi). Interaksi dengan Al Qur’an itu meliputi
(a) tilawah harian secara baik dan benar, (b) hafalan, serta (c) pemahaman
dan pengamalan ayat-ayatnya.
Seorang ulama menjelaskan, siapakah dari umat Islam yang masuk
kategori meninggalkan Al Qur’an : “Barangsiapa yang tidak membaca Al
Qur’an maka ia telah meninggalkannya. Barangsiapa yang membaca Al
Qur’an namun tidak mempelajari isinya maka ia telah meninggalkannya.
Barangsiapa yang membaca Al Qur’an, mempelajari isinya, namun tidak
mengamalkannya maka ia telah meninggalkannya.”
2. Menyucikan dari kemusyrikan dan kemaksiatan, wayuzakkiihim
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa
itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy
Syams : 8-10)
Manusia memiliki dua kecenderungan, fujur dan takwa. Dengan
begitu, seorang mentor (murabbi) adalah pengawal proses pemupukan dan
penjagaan ketakwaan para binaan, melalui monitoring amal ibadah
yaumiyah juga penanaman akhlakul karimah.
Di sisi lain, manusia mempunyai dua potensi : positif dan negatif.
Mentor (murabbi) bertugas membantu mengembangkan potensi positif dan
mereduksi potensi negatif. Potensi-potensi itu meliputi keahlian, studi
khusus, keterampilan dan kemampuan, wawasan, bakat, minat, dll.
3. Mengajarkan isi kandungan Al Qur’an dan Al Hadits
Yaitu memahamkan binaan tentang Islam sebagai way of life,
dengan mempertajam pemahaman mereka tentang syahadatain,
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
77
ma’rifatullah, ma’rifaturrasul, Islam yang kaffah, serta memahami posisi
dan kewajiban sebagai makhluk.
Juga dengan membiasakan binaan dengan amal ibadah yaumiyah,
menghidupkan sunnah, mewarnai ruh, fikroh, tampilan fisik, perilaku,
selera, dan setiap unsur diri dengan nilai-nilai Islam demi membentuk
pribadi-pribadi yang senantiasa mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam
kehidupannya (syakhshiyah islamiyah).
Menumbuhkan kepedulian binaan terhadap persoalan dunia Islam,
kondisi umat Islam, serta berperan dalam memperjuangkan umat Islam
demi membentuk pribadi-pribadi da’i yang menyeru umat kepada Islam
(syakhshiyah da’iyah).
STATUS MENTOR (MURABBI)
1. Menyambung Mata Rantai Dakwah
Proses kaderisasi merupakan titik penting dan vital yang menjamin
ketersediaan para pelaku dakwah di setiap waktu dan adanya
keberlanjutan pewarisan nilai. Pembinaan yang intens dengan mewariskan
nilai, melakukan rekrutmen sekaligus memperhatikan aspek kualitas
kadernya dengan penjagaan yang baik merupakan bagian dari proses untuk
menyambung rantai dakwah ini. Apabila kita tidak tidak mau jadi mentor
(murabbi), maka rantai tarbiyah itu akan terputus pada kita. Tidakkah kita
merasa bersalah? Maka jangan tersinggung jika dikatakan bahwa kitalah
yang telah memutus mata rantai itu.
2. Kontribusi Dakwah
Dakwah adalah pekerjaan besar dengan cita-cita yang sangat tinggi,
tujuan yang sangat mulia, dan perjalanan yang sangat panjang. Ada
pepatah mengatakan, “Sebesar apapun yang Anda sumbangkan untuk
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
78
dakwah Islam maka itu kecil nilainya bagi dakwah yang sangat luas ini.
Akan tetapi, sekecil apapun yang Anda sumbangkan bagi dakwah maka
sangat besar nilainya bagi Anda sendiri.” Jadi sesungguhnya kitalah yang
membutuhkan dakwah ini, untuk berkontribusi, sebagai ladang amal yang
telah Allah sediakan bagi kita.
“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang)
yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan
Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang
yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk
satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala
yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas
orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat
dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisaa : 95-96)
Jangan berpikir bahwa masih ada kok orang lain yang bisa menjadi
mentor (murabbi), jadi aku tidak usah saja menjadi mentor (murabbi).
Tunggu dulu! Ketika semua orang berpikiran sama seperti itu, akan jadi
apa dakwah ini? Di saat semakin banyak orang yang membutuhkan banyak
sentuhan dakwah, justru tidak ada yang membina. Hal ini akan berakibat
besar pada dakwah.
3. Tidak Ada Outsourcing
Menjadi mentor (murabbi) hanya bisa dilakukan oleh orang yang
telah mengikuti tarbiyah, karena tugas mentor (murabbi) adalah mencetak
kader-kader tarbiyah dalam kerangka manhaj kita.
SEBUAH KEPRIHATINAN
Pertumbuhan jumlah kader bisa dibilang lambat, jauh dari target.
Mengapa begitu? Kalau dikaji lebih jauh, di antara banyaknya kader
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
79
dakwah sekarang, masih banyak ikhwah yang tidak membina. Padahal dari
jenjang dan usia tarbiyahnya, semestinya punya binaan. Apakah karena
tidak ada yang bisa dibina? Tidak, justru banyak orang di sekeliling kita
yang sebenarnya mau menerima dakwah ini. Lantas apalagi yang
menghalangi kita untuk membina?
UNTUNGNYA JADI MENTOR (MURABBI)
1. Pahala sebagai Da’i
“Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada satu orang karenamu,
itu lebih baik bagimu daripada unta merah.” (Muttafaq Alaih)
“Sesungguhnya Allah, malaikatNya, serta penduduk langit dan bumi,
hingga semut yang ada di lubangnya, dan ikan-ikan yang ada di laut,
(semuanya) berselawat atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada
manusia.” (HR. Tirmidzi)
2. Multi Level Pahala
“Barangsiapa membuat suatu sunnah yang baik dalam Islam maka baginya
pahala dari hal itu dan mendapat pahala yang sepadan dari pahala orang
lain yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala dari orang lain itu
sedikit pun…” (HR. Ahmad)
3. Lebih Memahami Tarbiyah
Dengan menjadi mentor (murabbi), kita dituntut untuk semakin
memperdalam, menginternalisasi, dan memperkaya materi yang pernah
kita dapatkan untuk diajarkan kembali kepada binaan. Selain itu sebagai
seorang mentor (murabbi), kita tentunya akan mendapatkan tambahan
materi tarbiyah yang memang khusus disiapkan untuk para mentor
(murabbi). Itu berarti, ikhwah yang mempunyai binaan akan menerima
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
80
lebih banyak ilmu dan wawasan dibanding yang belum mempunyai binaan
kan?
4. Termotivasi untuk Terus Meningkatkan Amal
Hal itu sudah jelas. Masa iya syiar ibadah harian mentor (murabbi) lebih
rendah dibandingkan binaan?
5. Pendewasaan Diri
Rasa tanggung jawab, bijaksana, empati, belajar untuk berkomunikasi dan
memahami karakter orang lain, semua itu bisa kita dapatkan seiring
dengan interaksi yang dibangun dengan para binaan.
6. Aplikasi Ta’awun
MENGHALAU KERAGUAN
1. Merasa Belum Siap
Obat dari keraguan karena merasa tidak siap adalah, jalani! Cobalah saja
dulu. Adapun persiapan itu bisa sambil jalan.
2. Merasa Belum Pantas
Kita tak perlu menunggu menjadi sempurna untuk menjadi mentor
(murabbi). Toh pada kenyataannya tidak akan ada manusia sempurna kan?
Kalau kita terus menunda-nunda, bagaimana nasib para mad’u yang
menunggu untuk di-tarbiyah-i dan didakwahi? Berangkatlah berdakwah
dengan apa yang ada, tak perlu menunggu semuanya sempurna. Dan
langkah kesempurnaan itu akan berjalan seiring pekerjaan dan waktu.
3. Merasa Tidak Cocok
Merasa dirinya tidak ahli. Masa iya? Jangan menyimpulkan tidak ahli atau
tidak cocok sebelum dicoba. Kalau gagal, coba lagi. Gagal lagi, coba lagi,
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
81
dan seterusnya. Dari kegagalan akan ada evaluasi dimana letak
kegagalannya. Itu akan menjadi pelajaran yang berharga untuk perbaikan
ke depannya.
4. Belum Mendapat Kelompok Binaan
Belum mendapat kelompok? Mintalah kepada mentor (murabbi). Insya
Allah kita tidak akan kehabisan obyek yang siap didakwahi, karena ada
begitu banyak orang yang memang membutuhkan sentuhan dakwah kita.
5. Sibuk
Sesibuk apapun kita, selama kita menganggap menjadi mentor (murabbi)
itu penting, maka bagaimanapun caranya kita pasti akan berusaha
meluangkan waktu dan memprioritaskan itu. Sebenarnya ada kelebihan
yang dimiliki orang-orang sibuk. Orang-orang sibuk akan berusaha
mencari celah untuk menyisipkan aktivitas yang diinginkan di sela-sela
kesibukannya yang lain.
6. Trauma Pengalaman
Jangan biarkan trauma selamanya menghalangi kita untuk menjadi mentor
(murabbi). Salah itu biasa, gagal itu biasa. Maka cobalah kembali sambil
terus memperbaiki diri, dengan berkaca pada pengalaman-pengalaman
yang pernah dialami.
MEMULAI JADI MENTOR (MURABBI)
1. Alasan Menjadi Mentor (murabbi)
Ada berbagai pengalaman bagaimana seseorang menjadi mentor
(murabbi). Ada yang terpaksa, ada yang melanjutkan kelompok taklim,
ada yang memang ingin menjadi mentor (murabbi), ada yang menjadi
mentor (murabbi) karena tradisi angkatan, ada pula yang menjadi mentor
(murabbi) karena merasa butuh penerus, dan bahkan ada pula yang
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
82
memutuskan untuk menjadi mentor (murabbi) karena merasa ini adalah
panggilan dakwah. Apapun alasannya, itu tidak masalah. Itu urusan antara
kita dan Allah. Untuk menjadi mentor (murabbi), kita tidak dituntut
memiliki alasan ideal untuk memulainya. Alasan itu bisa kita perbaiki
seiring dengan berjalannya waktu.
2. Mendapatkan Binaan
a. Jangan Tunda
Bila memang keinginan untuk membina telah ada, jangan tunda lagi. Pasti
Allah swt akan memudahkan segala urusan.
b. Banyak Cara Mendapatkan Binaan
Ada banyak cara untuk mendapatkan binaan di antaranya : (i) merekrut
sendiri, (ii) titipan atau rekomendasi ikhwah, (iii) membuat aktivitas
rekrutmen, (iv) follow up taklim, (v) limpahan halaqoh dari ikhwah lain
baik itu meminta maupun diminta.
SETTING MENTAL MENTOR (MURABBI)
Medan dakwah isinya sedemikian kompleks dan beragam, dengan
segudang tipe, sifat, karakter, dan kondisi manusia. Untuk itu kita
senantiasa dituntut untuk bersikap positif yang tersimpul dalam tiga hal,
yaitu ikhlas, lapang dada, dan husnudzon. Dengan berlandaskan tiga hal
tersebut, maka setting mental mentor (murabbi) akan melahirkan sikap-
sikap berikut :
1. Tidak Patah Arang
Perjuangan dakwah memang membutuhkan pengorbanan yang luar
biasa, belum lagi jika harus menghadapi cacian dan makian dari orang-
orang yang membenci Islam. Namun jangan patah arang. Cobalah berkaca
MODUL LSP PAI 2013
Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)
83
pada Rasulullah saw yang tak gentar meski beliau harus mendapatkan tak
hanya cacian namun juga lemparan batu hingga kotoran.
Hadapi semua cobaan yang menghalangi dengan sikap dewasa;
jangan sampai cobaan itu menyurutkan niat menjadi mentor (murabbi).
Anggap saja peristiwa-peristiwa itu sebagai kenangan ‘manis’ dalam
perjalanan tarbiyah kita. Bagaimanapun kita tidak akan pernah tahu apa
yang terjadi kemudian. Bisa jadi orang-orang yang dahulu mencaci
langkah dakwah kita, di kemudian hari mendapatkan hidayah untuk
bergabung di barisan dakwah ini. Allahu akbar..
2. Bersikap Tenang
Dalam dakwah adakalanya kita jumpai hal-hal tidak terduga, baik
itu positif maupun negatif. Cobalah untuk bersikap tenang
menghadapinya. Ketenangan memberikan kesempatan kepada kita untuk
berpikir jernih dan memberikan respons terhadap peristiwa tersebut.
Ketika kita bisa merespons positif, maka tantangan bisa diubah jadi
peluang.
3. Bijak Menyikapi Realitas Binaan
Kita tidak sepenuhnya tahu tentang sifat-sifat dan background
binaan. Kadang ada sfat atau perilaku mereka yang perlu diubah. Namun
perubahan itu butuh proses, butuh waktu. Maka perlulah kita menghargai
proses binaan untuk menjadi baik. Sangat berlebihan jika kita menuntut
seseorang yang masih berandal pada hari Sabtu, mulai tarbiyah hari Ahad,
harus sudah alim di hari Senin! Ingat, semua itu butuh proses!