81
MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM

MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

  • Upload
    phamnhu

  • View
    245

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATAOLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM

Page 2: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

DAFTAR ISI

JUDUL

DAFTAR ISI

I. ATTRIBUT DESTINASI WISATA

II. MANAJEMEN PENGUNJUNG

III. PERAN MANAJEMEN DALAM DESTINASI WISATA

IV. PENGEMBANGAN WISATA BAHARI

V. PENGEMBANGAN AGROWISATA

VI. MEMBANGUN PERSEPSI WISATAWAN

VII. E-MARKETING UNTUK MENINGKATKAN BRAND AWARENESS

Page 3: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

BAB I

ATRIBUT DESTINASI WISATA

1. Pengertian Destinasi Wisata

Dalam Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun 2009 yang dimaksud dengan

destinasi wisata atau daerah tujuan wisata adalah “kawasan geografis yang berada

dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik

wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling

terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan”.

Destinasi wisata memiliki beberapa karakteristik seperti berikut ini:

a. Proses Lingkungan

Destinasi wisata terbentuk dan dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah

daya tarik bagi wisatawan. Proses pembentukan itu meliputi topoligi, bentukan alam

(gunung, sungai, laut), flora dan fauna, temperatur, erosi dan proses yang lain.

b. Struktur Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi menjadi ciri sebuah destinasi,termasuk tingkat

perekonomian,keragaman kegiatan ekonomi,karakter tata ruang,pola investasi,dan

karakteristik impor-ekspor.

c. Organisasi Politik

Kegiatan wisata dipengaruhi oleh faktor politik baik di negara asal wisatawan

maupun di negara tujuan wisata.Struktur politik yang mempengaruhi kegiatan

wisatawan,seperti peraturan,skema insentif investasi,dan prinsip kenegaraan.

d. Tingkat Pembangunan Destinasi

Pemberdayaan masyarakat menjadi perhatian dalam pembangunan sebuah destinasi

wisata.Hal ini merupakan salah satu tujuan pembangunan kepariwisataan.Selain

itu,tingkat pembangunan destinasi dapat diperoleh dari rata-rata

Page 4: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

pertumbuhan,keragaman daya tarik wisata,jumlah sarana dan prasarana wisata,dan

peran perantara.

e. Organisasi dan Struktur Sosial

Kategori ini memasukan profil demografi masyarakat,kekuatan, kebudayaan

lokal,kesediaan infrastruktur,pola kehidupan sosial, peran wanita dalam tenaga

kerja,bahasa,sikap,perilaku, norma, nilai dan juga tradisi.

Sebagai destinasi wisata, haruslah memenuhi beberapa kriteria yaitu:

a. Harus ada sesuatu yang dapat dilihat

Tempat tersebut dapat menarik minat banyak wisatawan untuk mengunjunginya,

banyaknya wisatawan yang datang berarti tempat tersebut sudah bisa dijadikan obyek

wisata.

b. Harus ada sesuatu yang dapat dilakukan

Ada sesuatu yang dapat dilakukan oleh para wisatawan selama melakukan perjalanan

wisata pada obyek wisata yang dituju, contohnya: berjemur di pantai, memancing,

menyelam dan kegiatan lainnya.

c. Harus ada sesuatu yang dapat dibeli

Suatu obyek wisata harus mampu menjual barang-barang souvenir dari suatu objek

wisata tersebut sehingga wisatawan yang datang bisa sekaligus membeli buah tangan

untuk sanak saudaranya sehingga dapat meningkatkan jumlah pendapatan daerah.

Misalnya: Toko Cinderamata.

2. Pengertian Pengelolaan

Menurut Winarno Hamiseno, pengelolaan adalah:

“Penyelenggaraan atau perumusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan lancar,

efektif dan efisien. Dijelaskan pula bahwa pengelolaan meliputi banyak kegiatan dan

semuanya itu bersama-sama menghasilkan suatu hasil akhir yang memberikan

informasi bagi penyempurnaan kegiatan”.

Page 5: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

3. Objek Wisata

Suatu daerah dapat menjadi daerah tujuan wisata hanya jika mempunyai potensi

wisata untuk dikembangkan menjadi objek dan atraksi wisata yang harus

komplementer dengan motif perjalanan wisatawan. Potensi wisata tersebut berupa

potensi alam, potensi budaya dan potensi manusia (Soekardijo 1996:50). Potensi wisata

kemudian dikembangkan menjadi obyek dan daya tarik wisata.

Objek wisata sendiri adalah sesuatu yang dapat dilihat dan disaksikan tanpa

disiapkan terlebih dahulu, contohnya pemandangan alam, pantai, danau, gunung dan

sebagainya, sedangkan atraksi wisata adalah sesuatu yang dapat dilihat atau disaksikan

melalui pertunjukan / show yang khusus diselenggarakan untuk para wisatawan, harus

dipersiapkan terlebih dahulu, sebagai contoh upacara tradisional, kesenian rakyat

tradisional dan lain-lain.

Pengangkatan suatu potensi wisata bisa dikatakan berhasil jika penampilannya

unik, khas dan menarik dan waktu pelaksanaanya sesuai dengan waktu luang yang

dimiliki calon wisatawan. Sesudah memenuhi dua syarat di atas, menurut Soekadijo

(1996:61) suatu objek atau atraksi wisata yang baik harus dapat mendatangkan

wisatawan sebanyak-banyaknya, menahan mereka ditempat tersebut dalam jangka

waktu yang cukup lama dan memberikan kepuasan kepada wisatawan yang datang

berkunjung.

4. Macam-macam Jenis Wisata

Pariwisata memiliki banyak bentuk dan ragamnya,bahkan perkembangannya

mencapai hal-hal yang menurut manusia tak lagi lazim untuk diakui. Adapun bentuknya

adalah sebagai berikut:

a. Wisata Budaya

Page 6: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Ini dimaksudkan dengan perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk

memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau

peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri,mempelajari keadaan

rakyat,kebiasaan,dan adat istiadat mereka,cara hidup budaya mereka dan seni

mereka. Sering perjalanan seperti ini disatukan dengan kesempatan-kesempatan

mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari,

drama, music, dan seni suara) atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan

sebagainya.

b. Wisata Kesehatan

Hal ini dimaksudkan dengan seseorang berwisata dengan tujuan untuk meninggalkan

keadaan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan

beristirahat dalam arti jasmani dan rohani dengan mengunjungi tempat-tempat seperti

mata air panas yang mengandung mineral yang dapat menyembuhkan,tempat yang

mempunyai iklim udara menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan

fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.

c. Wisata Olahraga

Ini dimaksudkan dengan wisatawan melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga

atau menghadiri pesta olahraga di suatu tempat atau negara seperti: Asian Games,

Olympiade, Uber Cub, Thomas Cub, dan lain-lain. Olahraga lain yang tidak termasuk

dalam pesta olahraga atau games misalnya: berburu, memancing, berenang, dan

berbagai cabang olahraga di dalam air atau di pegunungan.

d. Wisata Komersial

Yang termasuk dalam wisata komersial ini adalah mengunjungi pameran-pamrean

dan pecan raya yang bersifat komersial seperti pameran industry, pameran

dagang,dan sebagainya. Pada mulanya orang berpendapat bahwa hal ini tidak dapat

digolongkan dalam dunia kepariwisataan dengan alasan bahwa kegiatan perjalanan

untuk pameran atau pekan raya ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang khusus

mempunyai urusan bisnis.

Page 7: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Disamping itu dalam pameran atau pecan raya biasanya dimeriahkan dengan

berbagai atraksi atau pertunjukan kesenian. Itulah sebabnya wisata komersial ini

menjadi kenyataan yang sangat menarik dan menyebabkan kaum pengusaha

angkutan dan akomodasi membuat rancangan istomewah untuk keperluan tersebut.

e. Wisata Industri

Wisata industri ini erat hubungannya dengan perjalanan yang dilakukan oleh

rombongan pelajar atau mahasiswa,atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau

daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar

dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan penelitian atau peninjauan. Jenis

kegiatan ini banyak dilakukan di negara-negara maju dimana masyarakat memiliki

kesempatan untuk mengadakan kunjungan ke daerah-daerah atau kompleks pabrik

industri.

f. Wisata Politik

Jenis wisata ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau

mengambil bagian dalam kegiatan pariwisata politik misalnya perayaan 17 Agustus

di Indonesia, Penobatan Ratu Inggris di London dan sebagainya.

Disamping itu yang termasuk dalam kegiatan wisata politik adalah pariwisata-

pariwisata penting seperti konferensi, musyawarah, kongres, atau konvensi politik

yang selalu disertai dengan kegiatan dharmawisata.

g. Wisata Konvensi

Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan menyediakan

fasilitas bangunan dengan ruang-ruang tempat bersidang bagi para peserta suatu

konverensi,musyawarah, konvensi, atau pertemuan lainnya baik yang bersifat

nasional maupun internasional. Misalnya di Jerman Barat memiliki Internasional

Congress Center di Berlin. Indonesia memiliki Balai Sidang Senayan di Jakarta

untuk pemyelenggaraan sidang-sidang pertemuan yang besar dengan perlengkapan

yang modern.

h. Wisata Sosial

Page 8: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Yang dimaksud dengan wisata ini adalah pengorganisasian suatu perjalanan yang

murah dan mudah untuk memberi kesempatan kepada masyarakat ekonomi lemah

untuk mengadakan perjalanan, seperti mahawiswa, pemuda, pelajar, petani, kaum

buruh dan sebagainya. Organisasi ini berusaha untuk membantu mereka yang

mempunyai kemampuan terbatas dari segi financial untuk dapat memanfaatkan

waktu libur sehingga dapat menambah pengalaman dan memperbaiki kesehatan

jasmani dan mental mereka.

i. Wisata Pertanian

Seperti halnya wisata indusrti, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian

perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang

pembibitan, dan sebagainya dimana wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan

peninjauan untuk tujuan studi maupun untuk sekedar menikmati aneka tanaman.

j. Wisata Maritim (Bahari)

Jenis wisata ini biasanya dikaitkan dengan kegiatan olahraga di air, danau, pantai,

teluk dan laut. Misalnya memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan

pemotretan, kompetisi berselancar mendayung, berkeliling melihat-lihat taman laut

dengan pemandangan yang indah.

k. Wisata Cagar Alam

Untuk jenis wisata ini biasanya diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang

mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah

cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan, dan sebagainya yang

kelestariannya dilindungi oleh Undang-Undang. Wisata ini banyak dikaitkan dengan

kegemaran akan keindahan alam,kesegaran hawa udara pegunungan, keajaiban hidup

binatang dan margasatwa yang langka serta tumbuh-tumbuhan yang jarang

ditemukan di tempat lain.

l. Wisata Buru

Jenis wisata ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memiliki daerah atau hutan

berburu yang diperbolehkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau

biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah hutan yang

Page 9: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

telah ditetapkan oleh pemerintah. Seperti di Afrika berburu Gajah, Singa,

Jerapah,dan sebagainya.

m. Wisata Pilgrim

Wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan wisata agama, sejarah, adat istiadat dan

kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim banyak

dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci,ke makam orang

besar atau pemimpin yang diagungkan,ke bukit atau pegunungan yang dianggap

keramat.Dengan melakukan wisata ini,wisatawan berharap dapat memperoleh

restu,kekuatan batin,keteguhan iman, dan tidak jarang untuk memperoleh berkah dan

kekayaan yang melimpah.

Misalnya: orang-orang Khatolik melakukan wisata pilgrim ke Vatikan di Roma,

Orang Islam ke tanah suci, orang Budha ke tempat-tempat suci di India, Nepal, Tibet

dan sebagainya.

n. Wisata Bulan Madu

Merupakan perjalanan bagi pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu

dengan fasilitas-fasilitas khusus seperti kamar pengantin di hotel yang khusus

disediakan dengan peralatan serba istimewah,dekorasi dinding yang berselera

tinggi,cermin besar di berbagai sudut,dan fasilitas lain yang menimbulkan kesan

romantis bagi yang menikmati kamar tersebut.

5. Daya Tarik Wisata

Ismayanti (2010:147) mendefinisikan daya tarik wisata sebagai berikut:“fokus

utama penggerak pariwisata di sebuah destinas. Hal ini berarti bahwa daya tarik

wisata merupakan penggerak utama yang memotivasi wisatawan untuk

mengunjungi suatu tempat”.

Adapun yang dimaksud dengan daya tarik wisata adalah sebagai berikut:

(Ismayanti,2010:148)Ilmu Pengantar Pariwisata

Page 10: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

a. Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam

seperti flora dan fauna, seperti pemandangan alam,panorama indah, hutan rimba

dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.

b. Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud peninggalan sejarah,

peninggalan purbakala, museum, seni budaya dan tempat hiburan. Daya tarik

buatan manusia bisa juga merupakan perpaduan bantuan manusia dan keadaan

alami seperti wisata agro, wisata buru, wisata tirta, wisata petualangan, taman

rekreasi dan taman hiburan.

c. Sasaran wisata minat khusus seperti mendaki gunung, berburu, indusrti dan

kerajinan, tempat perbelanjaan dan tempat-tempat berziarah.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Bab 1

Pasal 1 tentang Kepariwisataan,yang dimaksud dengan daya tarik wisata adalah

segala sesuatu yang memiliki keunikan,keindahan dan nilai yang berupa

keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi

sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata ini harus dikelola

sedemikian rupa agar keberlangsungan dan kesinambungannya terjamin.

Beberapa hal yang menjadi daya tarik wisata sehingga wisatawan datang ke

suatu daerah adalah:

a. Tata cara hidup manusia (way of life)

b. Hasil ciptaan manusia (man made supply) berupa benda-benda bersejarah,

kebudayaan dan keagamaan.

c. Benda-benda yang ada dan terdapat di alam semesta (natural aminities) antara

lain:

1) Flora dan fauna

2) Bentuk Tanah

3) Iklim

4) Pemandangan

Page 11: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa obyek wisata adalah unsur-unsur

lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam,sumber daya manusia,dan

sumber daya buatan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai daya tarik

untuk menjadi sasaran wisata.

Page 12: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

BAB II

MANAJEMEN PENGUNJUNG

Pariwisata menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat secara ideologi, politik, ekonomi,

sosial budaya , pertahanan dan keamanan. Dampak pariwisata yang banyak mendapat ulasan

adalah dampak terhadap ekonomi. Soasial budaya dan lingkungan

Dampak parwisata terjadi akibat interaksi wisatawan dengan destinasiwisata. Elemen statik

terjadi ketika wisatawan di destinasi wisata melakukan hal yang tidak terlepas dari yang tersebut

di bawah ini:

a. Lama Tinggal di Destinasi Wisata

Semakin lama wisataan berkunjung ke sebuah destinasi, semakin banyak pengaruh yang

diberikan oleh wisatawn pada destinasi tersebut, baik pengaruh baik ataupun pengaruh buruk.

b. Jenis Aktifitas Wisatawan

Wisatawan dapat melakukan beragam aktifitas wisata mulai dari kegiatan bertema alam hingga

kegiatan bertema budaya. Seluruh variasi kegiatan tersebut harus diarahkana agar dapat

memberikan manfaat bagi wisatawan dan juga kepada destinasi

c. Tingkat Penggunaan

Jumlah wisatawn dan kontribusinya dalam menggunakan ruang dan waktu menimbulkan desitas

atau kepadatan pengunjung di destinasi wisata. Semakin banyak pengunjung, semakin padat

suatu wahana wisata maka semakin besar pula tekanan kepada area tersebut akibatnya semakin

besar pula dampaknya

d. Tingkat kepuasan Wisatawan

Jika wisatawan meras puas atas perjalanan wisata , kemungkinan besar ia akan kembali ketempat

yang sama untuk mengulangi perjalanan wisata, bahkan merekomendasikan kepada orang lain.

Page 13: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Maka secara tidak langsung kepuasan wisatawan akan menyebabkan kenaikan jumlah kunjungan

dan memungkinkan membrikan dampak yang lebih pada destinasi wisata

d. Karakteristik sosio ekonomi

Ciri demografi masyarakat seprti usia jenis kelamian pekerjaaan pendapatan, ukuran keluaran,

tradisi , kebiasaan dan ciri-ciri lain mempengaruhi aktifitas wisatwan di destinasi wisata

sehingga memberikan dampak pada destinasi wisata

DAMPAK PARIWISATA TERHADAP EKONOMI

Pariwisata disambut sebagai industri yang membawa aliran devisa, lapangan pekerjaan dan cara

hidup modern. Indistri pariwisata memberi keunikan tersendiri dibanding dengan sektor ekonomi

lain karena empat faktor tsb di bawah ini:

Pertama, pariwisat aadalah industri ekspor fana. Segala transaksi yang terjadi di industri

pariwisata berupa pengalaman yang dapat diceritakan kepada orang lain, tetapi tidak dapat di

bawa pulang sebagai cendera mata.

Kedua, setiap kali wisatawan mengunjungi destinasi, ia selalu membutuhkan baeang dan jasa

tambahan, seperti transportasi dan kebutuhan air bresih. Barang dan jasa tambahan harus

diciptakan dan dikembangkan untuk memnuhi kebutuhan wisatawan.

Ketiga, pariwisata sebagai produk yang terpisah-pisah (fragmentes) , tetapi terintegrasi dan

langsung memnpengaruhi sektor ekonomi lain. Seperti yang tercantum dalam UU nO. 10 Tahun

2009.

Keempat, pariwisata merupakan sektor yang sangat tidak stabil> sifat kepariwisataan ang

dinamis dan musiman membuat industri ini mengalami fluktuasi yang sangat tinggi. Industri

pariwisata sangat rentan terhadap banyak hal seperti politik, sosial budaya dan pertahanan

keamanan.

Dampak pariwisata terhadap perekonomian bisa bersifat positif dan negatif. Secara umum

dampak tersebut dapat dikelompokkan ( Cohen, 1984) dalam ismayanti, sbb

Page 14: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

1. Dampak terhadap penerimaan devisa

2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat

3. Dampak terhadap peluang kerja

4. Dampak terhadap harga dan tarif

5. Dampak terhadap distribusi manfaat dan keuntungan

6. Dampak terhadap kepemilikan da pengendalian

7. Dampak terhadap pembangunan

8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah

Keunikan industri pariwisata terhadap perekonomian berupa dampak ganda ( multiplier effect)

dari pariwisata terhadap ekonomi. Pariwisata memnerikan pengaruh tidak hanya terhadap sektor

ekonomi yang langsung terkait dengan industri pariwisata tetapi juga industri yang tidak

langsung yang terkait dengan industri pariwisata

Pariwisata memberikan keuntungan sebagai dampak positif yang juga memberikan kerugian

sebagai dampak negatif. Seperti yang tampak pada tabel di bawah ini:

Keuntungan Kerugian

1. Kontribusi pariwisata dalam devisa pada

neraca penerimaan negara

2. Menghasilkan pendapatan bagi masyarakat

3. Menghasilkan lapangan kerja

4. Meningkatkan stuktur ekonomi

5. Membuka peluang investasi

6. Mendorong aktivitas wirausaha

1. Bahaya ketergantungan terhadap industri

pariwisata

2. Peningkatan inflasi dan nilai lahan

3. Peningkatan frekuensi impor

4. Produksi musiman

5. Pengembalian modal lambat

6. Mendorong timbulnya biaya eksternal lain

Page 15: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

DAMPAK PARIWISATA TERHADAP SOSIAL BUDAYA

Pariwisata merupakan kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat

sehingga memberikan pengaruh terhadaop masyarakat setempat. Bahkan pariwisata dikatakan

mempunyai energi pendobrak yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat setempat

mengalami perubahan, baik kearah perbaikan maupun kearah penurunan dalam berbagai aspek.

Pariwisata merupakan fenomena kemasyarakatan yang menyangkut manusia, masyarakat,

kelompok organisasi dan kebudayaan.

Namun demikian, pada awal-awal penelitiannya (Mathieson, 1994) menilai dampak sosial dan

lingkungan dari pengembangan pariwisata, menyatakan bahwa dampak pariwisata muncul dalam

bentuk perubahan perilaku manusia akibat interaksi di dalam masyarakat antara wisatawan

dengan penduduk lokal dan pemerintahan setempat. Dengan demikian dipastikan bahwa interak-

si tersebut akan berdampak terhadap perubahan setiap elemen pariwisata baik perubahan ke arah

positif maupun ke arah negatif.

Analisis dampak sosial berfokus perubahan yang terjadi di dalam masyarakat sepert: (1)

perubahan dalam sistem sosial, (2) nilai-nilai individu dan kolektif, (3) perilaku hubungan sosial

(4) gaya hidup dan ekspresi mode serta (5) struktur masyarakat.

Dampak Sosial-Budaya Pariwisata

Positive Negative

Dampak terhadap populasi

Peningkatan populasi(imigrasi, tidak ada emigrasi)

Imigrasi tenaga kerja musiman(positif dalam kasus kurangnya tenaga kerja - negatif dalam kasus

pengangguran)

Kehadiran pemilik rumah kedua (pemilik villa-rumah peristirahatan di

Page 16: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

destinasi)(positif jika terlibat dalam kehidupan masyarakat - negatif jika tidak terlibat)

Perubahan distribusi penduduk masyarkat (berdasarkan usia, gender, ras dan etnik)

Urbanisasi penduduk

Perubahan pasar kerja

Meningkatnya kesempatan kerja Banyak pekerjaan musiman

Banyaknya jenis pekerjaan baru di pariwisata

Banyak pekerjaan unskilled

Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan bahasa

berkurangnya tenaga kerja di sektor tradisional

Diversifikasi kegiatan ekonomiMeningkatnya disparitas pendapatan

masyarakat

Stimulasi bagi pengembangan daerah tertinggal

Perubahan struktur, karakteristik masyarakat

Pendapatan dari pariwisataMeningkatnya jumlah pendatang baru (temporary residents) yang

biasanya tidak komitmen

Tumbuhnya sektor jasa, yang penting dalam kegiatan ekonomi

Potensi konflik dengan pemilik rumah (pendatang)

Stimulasi kehidupan sosial budaya,Kesulitan dalam memperoleh

perumahan

Peningkatan nilai tanah Kenaikan harga properti

Pembangunan infrastruktur Kenaikan harga, inflasi

Kesempatan yang lebih luas untuk pembelanjaan

Kehilangan identitas budaya

Peningkatan citra destinasi Transformasi sistem nilai

Page 17: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Meningkatnya kebanggaan warga terhadap wilayahnya (ekosistem)

Konflik agama (dengan pemilik rumah kedua, dan wisatawan)

Menurunnya prasangka buruk terhadap pengunjung, hilangnya

stereotip, dan meningkatnya toleransi

Ketergantungan pada pariwisata,kemacetan dan masalah lalu lintas

lainnya

Transformasi stratifikasi sosial, (pemilik sumber daya wisata meningkat, pemilik sumber daya tradisional turun)

Dampak pada Individual dan Keluarga

Meningkatnya mobilitas sosial (khususnya perempuan dan orang

muda)

Terganggunya jaringan sosial kemasyarkatan penduduk lokal

Meningkatnya peluang berwisata Adanya perubahan ritme kehidupan

Bertambahnya interaksi sosial karena banyak bertemu orang

Hilangnya/berkurangnya pertemanan penting

Meningkatnya kualitas hidupPeningkatan persepsi terhadap

bahaya(karena meningkatnya kriminalitas)

Keterampilan berbahasaXenofobia (rasa takut bertemu orang

asing)

Pendapatan dari pariwisataKomersialisasi hospitaliti (keramah-

tamahan)

Peningkatan sikap terhadap pekerjaan, kesantunan dan tatakrama

Perilaku menyimpang (alkoholisme, prostitusi, perjudian,

penyalahgunaan narkoba, vandalisme)

Tekanan terhadap bahasa lokal

Peningkatan kebebasan seksual

Page 18: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Transformasi struktur keluarga, trasformasi kebiasaan mengkonsumsi barang dan jasa, perubahan kondisi perumahan dan rumah tangga, tranformasi

perilaku dan kebiasaan

Dampak pada Budaya dan Sumber Daya Alam

Perlindungan sumber daya yang unik/langka serta keindahan alam

Penghilangan kebiasaan, tradisi

Bangkitnya seni-budaya lokal dan kerajinan, event budaya

Komersialisasi budaya

Kebangkitan tradisi arsitektur lokalMembuang sampah sembarangan,

polusi

DAMPAK PARIWISATA TERHADAP LINGKUNGAN FISIK

Industri pariwisata memiliki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan fisik. Lingkungan alam

merupakan merupakan aset pariwisata dan mendapatkan dampak karena sifat lingkungan fisik

tersebut rapuh (fragile) dan tak terpisahkan (inseparability). Bersifat rapuh karena lingkungan

alam merupakan ciptaan Tuhan yang jika dirusak belum tentu akan tumbuh atau kembali seperti

sediakala. Bersifat tidak terpisahkan karena manusia harus mendatangi lingkungan alam untuk

dapat menikmatinya.

Lingkungan fisik adalah daya tarik utama kegiatan wisata. Linkungan fisik meliputi lingkungan

alam ( flora dan fauna, bentangan alam, dan gejala alam) dan lingkungan buatan ( situs

kebudayaan, wilayah perkotaan, wilayah pedesaan dan peninggalan sejarah ).

Pa riwisata dan lingkungan alam idealnya mempunyai hubungan yang bermanfaat. Wisatawan

menikmati keindahan alam dan pendapatan yang dibayarkan wisatawan digunakan untuk

melindungi dan memelihara alam guna keberlangsungan pariwisata. Hubungan lingkungan dan

pariwisata tidak selamanya simbiosa yang mendukung dan menguntungkan sehingga upaya

konservasi, apresiasi dan pendidikan dilakukan agar hubungan keduanya berkelanjutan, tetapi

kenyatannya hubungan yang ada antara keduanya justru menimbulkan konflik. Pariwisata lebih

Page 19: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

sering mengekslpoitasi lingkungan alam. Ketidakselarasan lingkungan fisik dan pariwisata

terjadi karena adanya hal berikut di bawah ini:

1. Sifat dari pariwisata

Sifat tidak dapat dipisah menjadi faktor penting yang menimbulkan manfaat dan beban

pariwisata terhadap lingkungan fisik

2. Sifat dari daerah tujuan wisata lingkungan alam

Konsentrasi ruang untuk kegiatan pariwisata dapat menimbulkan tekanan pada

lingkungan alam karena sifat lingkungan alam yang rapuh.

3. Jenis aktifitas wisata

Beberapa aktifitas wisata mengeksploitasi lingkungan fisik secara berlebih yang semata-

mata dilakukan untuk mmenuhi kebutuhan wisatawan

4. Dimensi waktu

Secara teoritis, sifat musiman dari pariwisata memberikan manfaat bagi lingkungan alam

karena ketika musim sepi pengunjung lingkungan fisik dapat dipulihkan dari tekanan

kunjungan wisata. Kegiatan wisata sepanjang tahun justru akan memberikan tekanan

terhadap lingkungan alam yang berlebih dan berakibat pada kerusakan

Dampak

terhadap

Manfaat Beban

Air 1. Program kebersihan dan

penghematan air

2. Penggunaan alat transportasi air

ramah lingkungan ( seperti

perahu dayung)

1. Polusi pembuangan limbah

(polusi air)

2. Sulit mendapatkan air bersih

3. Gangguan kesehatan

masyarakat

4. Kerusakan vegetasi air

5. Estetika perairan berkurang

6. Makanan laut menjadi

berbahaya akibat air beracun

Udara 1. Penggunaan kendaraan ramah

lingkungan

1. Polusi udara

2. Polusi suara

Page 20: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

2. Penggunaan alat angkutan udara

massal

3. Gangguan kesehatan

masyarakat

Pantai dan

pulau

1. Preservasi dan konservasi pantai

dan laut

2. Kegiatan wisata ramah

lingkungan

1. Lingkungan tepian pantai

rusak

2. Kerusakan karang laut

3. Hilangnya peruntukan lahan

pantai tradisional

4. Erosi pantai

Pegunungan

dan area liar

1. Reboisasi

2. Peremajaan pegunungan

1. Tanah longsor

2. Erosi tanah

3. Menipisnya vegetasi

lingkungan

4. Polusi visual

vegetasi 1. Upaya biodiversitas

2. Reboisasi

3. Konservasi

1. pembalakan liar

2. pembabatan pepohonan

3. bahaya kebakaran hutan

4. koleksi tanaman untuk

cinderamata

Kehidupan

Liar

1. Konservasi dan preservasi

2. Biodiversitas

3. Pembiakan satwa

4. Relokasi hewan ke habitat tadi

5. Pembuatan peraturan tentang

peraturan hewan

1. Pemburuan hewan sebagai

cendera mata

2. Pelecehan satwa liar untuk

fotografi

3. Eksploitasi hewan untuk

pertunjukkan

4. Gangguan reproduksi hewan

5. Perubahan insting hewan

6. Migrasi hewan

Situs sejarah,

budaya dan

keagamaan

1. Konservasi dan preservasi

2. Renovasi

3. Manajemen Pengunjung

1. Kepadatan di daerah wisata

2. Alterasi fungsi status

3. Komersialisasi daerah wisata

Page 21: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Wilayah

perkotaan dan

pedesaan

1. Penataan kota atau desa

2. Pemberdayaa masyarakat

3. Manajemen pengunjung

1. Tekanan terhadap lahan

2. Perubahan fungsi lahan tempat

tinggal menjadi lahan komersil

3. Kemacetan lalu lintas

4. Polusi suara, polusi udara,

polusi estetika

MANAJEMEN PENGUNJUNG

Dampak negatif pariwisata terhadap ekonomi , sosial budaya dan lingkungan fisik dapat diatasi

dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menjalankan mmanajemen pengunjung yang dapat

meminimalisasi dampak negatifdari kegiatan wisata. Konsep ini menggambarkan suatu proses

yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung dan obyek wisata sehingga dapat

diartikan bahwa manajemen pengunjung merupakan suatu kegiatan untuk mengelola pengunjung

yang datang ke suatu obyek wisata sehingga memberikan manfaat.

Dalam manajemen pengunjung terdapat dua elemen dasar sbb:

1. Mencapai keseimbangan antara kebutuhan dan persyaratan dari obyek wisata dan

pengunjung

2. Menjadi bagian penting dalam pengembangan dan pengelolaan suatu obyek wisata

Pada intinya, manajemen pengunjung merupakan peluang untuk mempenagruhi pergerakan

pengunjung memenuhi kebutuhan pengunjung, mendorong penyebaran kunjungan secara merata

dan meberikan pengalaman wisata yang terbaik. Penerapan manajemen pengunjung hendaknya

diseusiakan dengan kebutuhan obyek wista dan wisatawan.

Dalam manajemen pengunjung terdapat dua elemen dasar seperti berikut ini :

1. Mencapai keseimbangan antara kebutuhan dan persyaratan dari obyek wisata dan pengunjung

2. Menjadi bagian penting dalam pengembangan dan pengelolaan suatu obyek wisata

Pada intinya, manajemen pengunjung merupakan peluang untuk mempengaruhi pergerakan

pengunjung, memenuhi kebutuhan pengunjung, mendorong penyebaran kunjungan secara merata

Page 22: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

dan memberikan pengalaman wisata yang terbaik. Penerapan manajemen pengunjung hendaknya

disesuaikan dengan kebutuhan obyek wisata dan wisatawan.

Pada dasarnya, ada dua cara menerapkan manajemen pengunjung sebagai berikut :

1. Cara keras (hard measure), yaitu memaksa pengunjung untuk bertingkah laku sesuai dengan

keinginan pengelola obyek wiata dengan cara sebagai berikut :

a. Menutup sebagian atau seluruh area wiasta untuk perbaikan dan perawatan

Cara ini biasa diterapkan di obyek wisata yang terdiri dari zona-zona wisata. Pengelola dapat

menutup area yang dianggap sudah melebihi kapasitas atau perlu perawatan. Sebagai contoh,

pengelola Dunia Fantasi dapat menutup arena permainan Turbo Tur jika dianggap sudah

melebihi kapasitas daya tampung dan mesin-mesin permainan perlu diistirahatkan.

b. Memperketat waktu kunjungan di obyek wisata

Cara ini diterapkan untuk obyek wisata yang memiliki waktu kunjungan. Pengelola dapat

memperketat waktu kunjungan. Misalnya Musem Nasional memberlakukan jam buka pada pukul

08.30 - 14.30 Wib, selasa s.d. Kamis dan Minggu, pukul 8.30-11.30 untuk hari jumat, pukul

8.30-1330 untuk sabtu dan museum diistirahatkan pada hari senin.

c. Memperkenalkan konsep parkir jemput (park and ride)

Konsep ini mengajak kepada seluruh pengunjung agar wajib memakirkan kendadraan pribadi di

tem pat yang tersedia. Prosesi pengenalan mengggunakan bus pariwisata menuju daya tarik

wisata.

d. Memperketat perpakiran, lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki

Page 23: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Cara ini diterapkan oleh pengelola obyek wisata, seperti Taman Mini Indonesia Indah, dengan

menyediakan kendaraan keliling. Kendaraan ini berhenti pada stasiun-stasiun tertentu dan

pengunjung tinggal menunggu giliran untuk naik dan turun sesuai dengan keinginan.

e. Menciptakan konsep zonasi

Cara ini dilakukan, pada umumnya, oleh pengelola obyek wisata yang dilindungi, seperti Taman 

Nasional Ujung Kulon. Manajemen taman nasional membagi area menjadi beberapa zona seperti

zona perlindungan, zona wisata dan zona fasilitas dengan tujuan agar setiap kegiatan wisata tidak

saling mengganggu, sekaligus menjaga kelestarian daerah-daerah yang rentan.

f. Memberlakukan pembayaran tiket masuk ke area wisata

Beberapa pengelola obyek wisata memberlakukan pembelian tiket masuk guna mengontrol

pengunjung yang benar-benar datang untuk berwisata, sekaligus hasil penjualan dimanfaatkan

untuk pemeliharaan dan pengembangan obyek wisata

g. Menggunakan strategi diskriminasi harga

Strategi diskriminasi harga merupakan cara dengan membeda-bedakan harga berdasarkan

demografi, psikografi dan/atau geografi. Sebagai contoh, harga rombongan lebih murah daripada

harga tiket individu.

2. Cara lunak (Soft Measure), yaitu memotivasi pengunjung untuk bertingkah laku sesuai

dengan keinginan pengelola obyek wisata dan masyarakat. Caranya sebagai berikut:

a. Aktivitas promosi, terutama sebelum dan sesudah kunjungan dengan menawarkan paket

kunjungan lebih dari satu hari untuk sasaran tertentu dengan tujuan meningkatkan kesadaran

pengunjung. Contoh : Taman Wisata Candi Borobudur menawarkan paket kunjungan tidak

hanya ke Candi Borobudur sebagai atraksi wisata utama, tetapi juga menggabungkan dengan

Page 24: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

sendratari Ramayana yang dipertunjukkan pada hari berikutnya dan dengan kunjungan ke candi-

candi di sekitarnya, seperti Candi Prambanan.

 b. Penyebaran informasi sebelum dan saat kunjungan bertujuan membantu pengunjung

merancang perjalanan wisata dan mendorong kunjungan ke daerah yang kurang populer

sehingga penyebaran kunjungan merata, menyediakan jadwal dan pemandu wisata guna

meringankan kepadatan pengunjung pada titik- titik daya tarik tertentu; dan memberikan saran

untuk kunjungan pada musim sepi guna mendapatkan pengalaman wisata yang optimal dan

mengurangi kemacetan kendaraan serta pengunjung.

c. Interpretasi, yakni mendorong apresiasi dan pengetahuan tentang suatu daerah wisata sehingga

menimbulkan pemahaman terhadap konservasi dan masalah lingkungan. Interpretasi bertujuan

tidak sekedar membreikan pemahaman tentang daya tarik wisata, tetapi juga meningkatkan

pengalaman wisasta,menghubungkan antara pemasaran dan pengunjung.

 d. Interpretasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya personal attended services,

ketika pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan interpreter, seperti tur yang dibimbing

(conducted tour),presentasi pada waktu-waktu tertentu, dan demontrasi atraksi wisata

e. Penggunaan papan penunjuk untuk mengarahkan pengunjung sesuai dengan jalur wisata untuk

menghin dari pengrusakan, mengurangi kemacetan lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki,

meminimalisasi konflik antar pengunjung, menarik perhatian wisatawan ke daerah yang kurang

populer, dan memastikan pengunjung dapat mencapai obyek wisata cepat dan aman.

UNESCO memaparkan 7(tujuh) langkah yang perlu diperhitungkan dalam pengelolaan

Pengunjung, yaitu:

1.Memperhitungkan variabel kunci

Langkah ini adalah dengan memperhitungkan tingkat keramaian jumlah pengunjung yang

berkunjung di suatu obyek wisata. Untuk mengetahui hal tersebut maka perlu diperhitungkan

data atau jumlah pengunjung,yaitu musim dan tren kunjungan secara umum

2.Data informasi kunjungan

Page 25: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Data informasi kunjungan secara detail di buat dengan melalui beberapa mekanisme, yaitu: data

pembelian tiket pengunjung, survey kepada narasumber kunci, stok data, dan observasi.

3.Melakukan analisis Daya Dukung (Carryying Capacity) dari obyek wisata

Pengelola obyek wisata perlu mempertimbangkan daya dukung obyek wisatawan berdasarkan

kondisi tertentu yang mungkin dihadapi, seperti ketika high/low season, ketika musim-musim

tertentu yang mungkin berpengaruh terhadap pengunjung

4. Membuat Rencana Daya Dukung

Setelah melakukan analisis daya dukung kemudian,pengelola dapat membuat suatu rencana daya

dukung yang akan diterapkan. Beberapa rencana yang dapat dilakukan diantaranya, yaitu:

a. Membagi rata jumlah wisatawan terhadap area obyek wisata

b. Menutup area yang sensitive

c. Menaikkan harga untuk area tertentu

d. Membuat batas waktu berlaku tiket

5. Memilih metode untuk manajemen pengnjung

Metode yang dipilih dapat berupa misalnya:

a. Membatasi akses pengunjung

b. Mengatur pembagian jumlah pengunjung diberbagai area untuk meminimalisasi

dampak negative

c. Memberlakukan sistem tiket tertentu

d. Menaikkan harga tiket di waktu high season

e. Menyebar jumlah pengunjung

f. Menawarkan obyek wisata lain untuk mengurangi waktu dikala kepadatan

wisatawan terjadi

6. Memberikan informasi kepada wisatawan

Pengelola dapat memberikan informasi kepada wisatawan mengenai hal-hal yang harus

dilakukan selama melakukan kunjungan, dampak negative yang ditimbulkan dapat

diinformasikan sebelumnya untuk pencegahan. Sistem penggunaan guide juga perlu

diperhitungkan

7. Melibatkan partisipasi masyarakat

Page 26: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Untuk mengurangi kepadatan pengunjung, pengelola dapat mengajak warga untuk

menjual souvenir diarea yang tidak sensitif. Sehingga waktu kunjung wisatawan dapat

lebih lama.

Page 27: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

BAB III

PERAN MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN DESTINASI

Sebuah lembaga sangat memerlukan manajemen, karena dengan adanya manajemen

seluruh aktivitas lembaga akan mengarah pada upaya pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan, sehingga seluruh elemen yang ada dalam suatu lembaga akan berusaha

memfungsikan diri sesuai ketentuan lembaga tersebut. Oleh karena itu dalam proses

manajemen diperlukan perencanaan, pengorganisasi, penganggaran, kepemimpinan dan

pengendalian.

Menurut Oey Liang Lee, Manajemen adalah “seni dan ilmu perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh sebab itu jika dalam proses dan sistem

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penganggaran, dan pengawasan kurang

baik, maka proses manajemen secara keseluruhan juga kurang baik”. (qtd.in

M.Manullang, 2012:5)

Manajemen dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan yang diorganisasi dan dalam semua

tipe organisasi.Dalam praktek, manajemen dibutuhkan di mana orang-orang bekerja

bersama (organisasi) untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dilain pihak, setiap manusia

dalam perjalanan hidupnya selalu akan menjadi anggota dari berbagai macam organisasi.

George R. Terry menjelaskan beberapa istilah fungsi dari manajemen yaitu:

1. Perencanaan (planning), Penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil

yang diinginkan .

2. Pengorganisasian (organizing), Penetapan suatu organisasi serta tugas dan fungsi-

fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan

sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut.

3. Penggerakan (actuating), Implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian,

dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut

Page 28: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat

mewujudkan tujuan.

4. Pengendalian (controlling), Fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian,

bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan

ke jalan yang benar dengan maksud tercapainya tujuan yang sudah digariskan semula.

(qtd.in M. Manulang, 2012:8-12).

Dan tidak terlepas dari definisi POAC diatas, maka dalam hal ini untuk mencapai

suatu tujuan organisasi yang efektif, pihak manajemen kembali melakukan evaluasi

sistem manajemen yang lama. Perubahan tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia.

Perubahan mulai disadari menjadi bagian yang penting dari suatu organisasi. Dimulai

oleh dunia usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan

kualitas produksi yang dihasilkan. Berbagai upaya dan pendekatan telah dilakukan untuk

memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan.

Manajemen Perubahan adalah suatu proses sistematis dalam menerapkan

pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan

pada orang yang terkena dampak dari proses tersebut. Manajemen perubahan ditunjukan

untuk memberikan solusi bisnis yang diperlukan secara sukses dengan cara yang

terorganisir dan metode, melalui pengelolaan dampak perubahan pada orang yang

terlibat. Selain itu, upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang

ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi dapat terjadi karena sebab-

sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut. Perubahan

mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya perubahan

maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan

bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam menghadapi

perkembangan jaman dalam peningkatan kesadaran akan pelayanan yang berkualitas.

(DRS. M. Nur Nasution, 2010:20)

1. Tahap-Tahap Perubahan Manajemen

Page 29: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Suatu perubahan terjadi melalui tahap-tahapnya. Pertama-tama adanya dorongan dari

dalam (dorongan internal), kemudian ada dorongan dari luar (dorongan eksternal).

Untuk manajemen perubahan perlu diketahui adanya tahapan perubahan. Tahap-tahap

manajemen perubahan ada empat, yaitu:

a. Tahap 1, yang merupakan tahap identifikasi perubahan, diharapkan seseorang

dapat mengenal perubahan apa yang akan dilakukan atau terjadi. Dalam tahap ini

seseorang atau kelompok dapat mengenal kebutuhan perubahan dan

mengidentifikasi tipe perubahan.

b. Tahap 2, tahap perencanaan perubahan. Pada tahap ini harus dianalisis mengenai

diagnostik situasional tehnik, pemilihan strategi umum, dan pemilihan. Dalam

proses ini perlu dipertimbangkan adanya faktor pendukung sehingga perubahan

dapat terjadi dengan baik.

c. Tahap 3, merupakan tahap implementasi perubahan dimana terjadi proses

pencairan, perubahan dan pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu perubahan

sedang terjadi kemungkinan timbul masalah. Untuk itu perlu dilakukan monitoring

perubahan.

d. Tahap 4, adalah tahap evaluasi dan umpan balik. Untuk melakukan evaluasi

diperlukan data, oleh karena itu dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dan

evaluasi data tersebut. Hasil evaluasi ini dapat di umpan balik kepada tahap 1

sehingga memberi dampak pada perubahan yang diinginkan berikutnya.

Suatu perubahan melibatkan perasaan, aksi, perilaku, sikap, nilai-nilai dari orang yang

terlibat dan tipe gaya manajemen yang dibutuhkan. Jika perubahan melibatkan sebagian

besar terhadap perilaku dan sikap mereka, maka akan lebih sulit untuk merubahnya dan

membutuhkan waktu yang lama. Jika pimpinan manajemen perubahan mengetahui emosi

normal yang dicapai, ini akan lebih mudah untuk memahami dan menghandel emosi

secara benar.

Tanggung jawab terhadap pengelolaan perubahan ini harus mempertimbangkan

perasaan dan emosi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Jika hal ini diabaikan atau tim

Page 30: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

manajemen perubahan tidak sensitif terhadap hal ini, perubahan tidak akan dapat terjadi

sesuai rencana yang telah dibuat. Perubahan dapat menjadi sangat resisten dan defensif.

Seseorang yang memimpin perubahan mungkin harus merubah kinerja perubahan

tersebut dengan maksud untuk memberikan dukungan yang lebih efektif.

Indikator Perubahan Manajemen :

1. Adaptive Change

Merupakan perubahan yang paling rendah tingkat kompleksitasnya, dan

ketidakpastiannya. Perubahan ini menyangkut pelaksanaan perubahan yang sifatnya

berulang atau meniru perubahan dari unit kerja yang berbeda, dan karyawan tidak

merasakan kekhawatiran atas perubahan.

2. Innovative Change

Memperkenalkan praktik baru dalam organisasi. Perubahan ini berada di tengah

kontinum diukur dari kompleksitas, biaya dan ketidakpastiannya. Ketidakbiasaan

dalam mengerjakan sesuatu yang lebih besar akan hasilnya dapat membuat ketakutan

terhadap tipe baru.

3. Radically Innovative Change

Merupakan jenis perubahan yang paling sulit dilaksanakan, cenderung paling

menakutkan bagi manajer untuk melaksanakan, karena memberikan dampak kuat

pada keamanan kerja karyawan. Perubahn inovatif radikal merupakn perubahan yang

bersifat mendasar/fundamental dengan dampak dan risiko yang luas.

Page 31: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

BAB IV

PENGEMBANGAN WISATA BAHARI

1. Pengertian Kawasan

Kawasan adalah “wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya”

(Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Rumah). Lebih lanjut

dalam regulasi tersebut dijelaskan maksud daripada wilayah adalah ruang yang

merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsurterkait yang batas dan

sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif atau aspek fungsional.

2. Taman Nasional

Taman Nasional menurut pasal 1 Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, pada ayat 14, diartikan

sebagai kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan

sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,

pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.

3. Pengertian Taman Laut

UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya, Yang dimaksud dengan Taman Laut ialah “tempat atau obyek yang

dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

budidaya, pariwisata dan rekreasi”

Konsep pengembangan kawasan wisata bahari berbasis masyarakat (Community

Based On Tourism) adalah Konsep Pariwisata berbasis masyarakat, yang nantinya

masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung pada usaha pariwisata dengan

Page 32: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

terbukanya kesempatan kerja dan peluang usaha yang ada. Pada nantinya akan mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah.

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan memberikan beberapa manfaat, yaitu untuk :

1. Peningkatan pendapatan masyarakat

2. Menjaga kelestarian sumberdaya pesisir

3. Menjaga integritas kultural masyarakat

Untuk itu pengelolaan berbasis masyarakat (community base management) sangat

penting dipertahankan dan disesuaikan dengan pendekatan konsep ko-manajemen

(kemitraan antara masyarakat, pemerintah dan stakeholders terkait lainnya).

Pengembangan kawasan wisata bahari adalah satu bentuk pengelolaan kawasan

wisata yang berupaya untuk memberikan manfaat terutama bagi upaya perlindungan dan

pelestarian serta pemanfaatan potensi dan jasa lingkungan sumber daya.

Pemanfaatan secara optimal terhadap potensi kelautan, tidak berarti melupakan

faktor yang sangat penting bagi nilai pengembangan kawasan wisata bahari yang

berkelanjutan, yaitu upaya perbaikan terhadap kawasan yang rusak dan keanekaragaman

potensinya telah berkurang.

Tahun 2002 adalah tahun dimana dicanangkannnya Tahun Ekowisata dan

Pegunungan di Indonesia. Dari berbagai workshop dan diskusi yang diselenggarakan

pada tahun tersebut di berbagai daerah di Indonesia baik oleh pemerintah pusat maupun

daerah, dirumuskan 5 (lima) Prinsip dasar pengembangan ekowisata di Indonesia yaitu

( Zalukhu : 2009) :

1. Pelestarian

Prinsip kelestarian pada ekowisata adalah kegiatan ekowisata yang dilakukan tidak

menimbulkan kerusakan dan pencemaran lingkungan dan budaya setempat. Salah satu

cara menerapkan prinsip ini adalah dengan cara menggunakan sumber daya local yang

hemat energi dan dikelola oleh masyarakat sekitar. Tak hanya masyarakat, tapi

wisatawan juga harus menghormati dan turut serta dalam pelestarian alam dan budaya

pada daerah yang dikunjunginya.

Page 33: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

2. Pendidikan

Kegiatan pariwisata yang dilakukan sebaiknya memberikan unsur pendidikan. Hal ini

dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan memberikan informasi

menarik seperti nama dan manfaat tumbuhan dan hewan yang ada di sekitar daerah

wisata, dedaunan yang dipergunakan untuk obat atau dalam kehidupan sehari-hari,

atau kepercayaan dan adat istiadat masyarakat lokal. Kegiatan pendidikan bagi

wisatawan ini akan mendorong upaya pelestarian alam maupun budaya. Kegiatan ini

dapat didukung oleh alat bantu seperti brosur, buklet atau papan informasi.

3. Pariwisata

Pariwisata adalah aktivitas yang mengandung unsur kesenangan dengan berbagai

motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu lokasi. Ekowisata juga harus

mengandung unsur ini. Oleh karena itu, produk dan, jasa pariwisata yang ada di daerah

kita juga harus memberikan unsur kesenangan agar layak jual dan diterima oleh pasar.

4. Perekonomian

Ekowisata juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat terlebih lagi apabila

perjalanan wisata yang dilakukan menggunakan sumber daya lokal seperti transportasi,

akomodasi dan jasa pemandu. Ekowisata yang dijalankan harus memberikan

pendapatan dan keuntungan bagi penduduk sekitar sehingga dapat terus berkelanjutan.

5. Partisipasi masyarakat setempat

Partisipasi masyarakat akan timbul, ketika alam/budaya itu memberikan manfaat

langsung/tidak langsung bagi masyarakat. Agar bisa memberikan manfaat maka alam/

budaya itu harus dikelola dan dijaga. Begitulah hubungan timbal balik antara atraksi

wisata-pengelolaan manfaat yang diperoleh dari ekowisata dan partisipasi.

Page 34: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

alah satu langkah yang saat ini banyak diterapkan dalam pengelolaan wilayah pesisir

adalah dengan memberlakukan konsep ekowisata bahari. Pada awalnya ekowisata

didefinisikan sebagai suatu bentuk wisata yang menekankan tanggung jawab terhadap

kelestarian alam, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan

budaya bagi masyarakat setempat. Wisata bahari merupakan kesan yang penuh makna

bukan semata-mata memperoleh hiburan dari berbagai suguhan atraksi dan suguhan

alami lingkungan pesisir dan lautan tetapi juga diharapkan wisatawan dapat berpartisipasi

langsung untuk mengembangkan konservasi lingkungan sekaligus pemahaman yang

mendalam tentang seluk beluk ekosistem pesisir sehingga membentuk kesadaran

bagaimana harus bersikap untuk melestarikan wilayah pesisir dimasa kini dan dimasa

yang akan datang. Jenis wisata yang memanfaatkan wilayah pesisir dan lautan secara

langsung maupun tidak langsung (R.S Damardjati, 2007)

Banyak hal lain yang bisa dikembangkan dari wisata bahari selain pantai dan laut.

Salah satunya adalah konsep ekowisata yang berbasis pada pemadangan dan keunikan

alam, karakteristik ekosistem, kekhasan seni budaya dan karakteristik masyarakat sebagai

kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Selanjutnya, kegiatan

ekowisata lain yang juga dapat dikembangkan, antara lain: berperahu, berenang,

snorkling, menyelam, memancing, kegiatan olahraga pantai dan piknik menikmati

atmosfer laut (Sukoraharjo,dkk, 2012).

Ceballos-Lascurain, penemu istilah ekowisata, pernah berkata : “Poin utamanya

adalah bahwa orang yang melakukan ekowisata mempunyai peluang untuk menceburkan

dirinya di alam dengan cara yang kebanyakan orang tidak bisa menikmatinya dalam

rutinitas mereka, dalam kehidupan perkotaan. Orang ini akhirnya akan memperoleh

kesadaran dan pengetahuan tentang lingkungan alam (natural environment), bersama

dengan aspek-aspek budayanya, yang akan mengubah mereka menjadi seseorang yang

begitu terlibat dalam isu-isu konservasi”. “seseorang seringkali melupakan cara dimana

ekowisata mendukung konservasi adalah para ekowisatawan itu sendiri, setelah kembali

ke tempat asal, ia bertindak sebagai pendukung daerah yang telah dikunjunginya itu”

(Sander, 2010).

Page 35: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

BAB V

PENGEMBANGAN AGROWISATA DI INDONESIA

Agrowisata merupakan bidang usaha sebagai penunjang potensi pembangunan

agrobisnis serta menjadi sebuah produk yang mempunyai daya saing internasional.

Aktivitas agrowisata menggunakan usaha Agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk

memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan dan hubungan usaha di sektor

pertanian. Agrowisata merupakan perpaduan antara pertanian dan wisata. Konsep

agrowisata yang berbeda dengan yang lain, membuat sektor ini mendapatkan perhatian

yang banyak dari masyarakat. Banyak agrowisata yang memunculkan beberapa produk

mereka akan tetapi juga menunjukkan keunikan mereka yang berlainan satu sama lain.

Bisnis agrowisata tersebut banyak bermunculan di daerah-daerah di seluruh Indonesia

(Departemen Pertanian: 2012)

Wisata pertanian atau agrowisata merupakan satu jenis wisata yang baru dikenal di

Indonesia. Secara sederhana, wisata pertanian merupakan rekreasi di lahan pertanian,

baik lahan perkebunan, lahan tanaman pangan dan holtikultura, peternakan, perikanan

dan hutan. Jenis wisata ini baru dikenal di Indonesia pada tahun 1980-an (Kompas,

Desember: 2000).

Agrowisata atau wisata pertanian adalah kegiatan berwisata dengan objek tujuan

daerah pertanian atau perkebunan yang khas, yang telah dikembangkan sehingga

berbagai aspek yang berkaitan dengan jenis tumbuhan yang dikembangkan itu

menimbulkan motivasi dan daya tarik bagi pengunjung (wisatawan) untuk berekreasi di

sana. Aspek-aspek tersebuat antara lain; jenis tanaman yang khas, cara pengembangan

dan budi daya produk, penggunaan teknik dan teknologi, aspek sejarah, lingkungan alam,

serta sosial budaya di sekelilingnya ( in Damajati, 1995:85).

Sejalan dengan apa yang berkembang, pariwisata dan pertanian dapat saling

mengisi dan menunjang dalam meningkatkan daya saing produk pariwisata dan produk

Page 36: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

pertanian dalam rangka meningkatkan potensi wisata alam di Indonesia. Di samping

mampu memberikan dampak ekonomi terhadap pemerintah dan masyarakat, Pariwisata

(Agrowisata) juga merupakan paradigma pelestarian lingkungan hidup melalui kegiatan

wisata nusantara. Sebagai negara agraris, sektor pertanian merupakan sektor yang

dominan dan merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Pemanfaatan potensi

sumber daya alam sering kali tidak dilakukan secara optimal dan cenderung eksploitatif.

Kecenderungan ini perlu segera dibenahi salah satunya melalui pengembangan wisata

agro dengan menata kembali berbagai potensi dan kekayaan alam dan hayati berbasis

pada pengembangan kawasan secara terpadu. Pengembangan kawasan agro akan

berdampak sangat luas dan signifikan melalui pengembangan yang tepat. Pengembangan

pariwisata khususnya agrowisata memerlukan kreativitas dan inovasi, kerjasama dan

koordinasi serta promosi dan pemasaran yang baik. Penganekaragaman potensi budidaya

pertanian yang dapat dijadikan agrowisata antara lain:

1. Lahan Perkebunan

Suatu kawasan perkebunan yang ideal untuk dapat dimanfaatkan sebagai objek dan

daya tarik agrowisata adalah kawasan perkebunan yang kegiatannya merupakan kesatuan

yang utuh mulai dari pembibitan sampai dengan pengolahan hasilnya. Hal ini didasarkan

atas pertimbangan bahwa setiap kegiatan dan proses pengusahaan perkebunan dapat

dijadikan daya tarik atau atraksi yang menarik bagi wisatawan mulai dari pembibitan,

penanaman, pengolahan ataupun pengepakan hasil produksinya. Perkebunan sebagai

objek agrowisata terdiri dari perkebunan kelapa sawit, karet, teh kopi, kakao, tebu dan

lain-lain. Pada dasarnya luas suatu perkebunan ada batasnya, namun perkebunan yang

dijadikan sebagai objek agrowisata luasnya tidak dibatasi atau dengan kata lain luasnya

sesuai izin atau persyaratan objek agrowisata yang diberikan. Untuk menunjukkan

kepada wisatawan suatu perkebunan yang baik dan benar, semestinya dalam objek

dilengkapi dengan unit pengolahan, laboratorium, pengepakan hasil, sarana dan

prasarana.

Page 37: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

2. Tanaman Pangan dan Hortikultura

Daya tarik tanaman pangan dan hortikultura sebagai objek agrowisata antara lain

dapat berupa kebun bunga, kebun buah-buahan, kebun sayur-sayuran, kebun tanaman

obat-obatan.

3. Peternakan

Potensi peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain cara tradisional dalam

pemeliharaan ternak, aspek keunikan pengelolaan, produksi ternak, atraksi peternakan

dan peternakan khusus seperti bekisar dan burung puyuh misalnya.

4. Perikanan

Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan potensi

sumber daya ikan yang jenis maupun jumlahnya cukup besar, kegiatan perikanan di

Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai obyek agrowisata.

Secara garis besar, kegiatan perikanan dibagi menjadi kegiatan penangkapan serta

kegiatan budidaya, dan kegiatan tersebut merupakan potensi yang dapat dikembangkan

menjadi obyek agrowisata seperti budidaya ikan air tawar, budidaya tambak, budidaya

laut seperti kerang, rumput laut, kakap merah, dan mutiara.

5. Kebun Raya

Objek wisata yang berbentuk kebun raya mempunyai kekayaan tanaman-tanaman

yang berbeda-beda jenis spesiesnya. Daya tarik yang dapat ditawarkan kepada

pengunjung meliputi kekeyaan flora, keindahan pemandangan, dan kesegaran udara (in

Tirta Winata, 1999: 39).

Dalam pengembangan agrowisata diperlukan penangan secara cermat dan

profesional sehingga kehidupan pedesaan tidak mengalami kehancuran. Oleh kerena itu,

menurut Fachruddin dan Tirtawinata (1999) pengembangan wisata pertanian sebagai

upaya menggairahkan kepariwisataan, dan sebagai usaha dalam kegiatan diversifikasi

Page 38: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

produk wisata baru, memberikan banyak keuntungan untuk kehidupan manusia

umumnya, masyarakat desa khususnya dan juga wisatawan. Keuntungan-keuntungan

tersebut antara lain:

1. Meningkatkan konservasi lingkungan

2. Meningkatkan nilai estetika

3. Memberikan nilai rekreasi

4. Menyemarakkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan

5. Maningkatkan keuntungan ekonomi, bagi daerah dan masyarakat serta tempat

agrowisata itu sendiri.

Jika melihat perkembangan saat ini, Preferensi dan motivasi wisatawan juga

berkembang secara dinamis. Namun, potensi Agrowisata yang sangat tinggi ini belum

sepenuhnya dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu, perlu

pengelolaan objek agrowisata di era globalisasi dan otonomi daerah, sesuai dengan

keunikan kekayaan spesifik lokasi yang dimiliki, setiap daerah dan setiap objek wisata

dapat menentukan sasaran dan bidang garapan pasar yang dapat dituju. Dalam

pengembangan Agrowisata dibutuhkan kerjasama sinergis di antara pelaku yang terlibat

dalam pengelolaan Agrowisata, yaitu masyarakat, swasta dan pemerintah. Selain itu, ada

beberapa pendapat atau perspektif yang dapat dikemukakan tentang agrowisata, antara

lain:

Menurut Sudibya (2002) mengatakan, pariwisata international pada saat ini telah

mengalami pergeseran yang cenderung mengarah pada pariwisata ecotourism yang

berwawasan lingkungan, konservasi alam dengan pemanfaatan alam dan lingkungan

secara bertanggung jawab. Ecotourism dan wisata agro diyakini dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat, meningkatkan gairah untuk meningkatkan usaha kecil seperti

kerajinan rumah tangga, pertanian, dan bidang usaha lainnya karena wisatawan

ecotourism adalah wisatawan yang bersentuhan langsung dengan penduduk lokal dimana

objek tersebut dikembangkan. (qtd I Gusti Bagus Rai Utama, 2012:34)

Page 39: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Agrowisata adalah jenis wisata yang didukung oleh masyarakat tani dari sisi

penawaran para petani siap dengan produk mereka dan para wisatawan mengharapkan

suguhan produk yang ditawarkan oleh para petani. Proses terjadinya produksi agrowisata

adalah ketika terjadi “perkunjungan” yang mempertemukan antara penawaran dan

permintaan. Wilayah agrowisata dapat secara otomatis berfungsi sebagai pasar yang

mempertemukan antara para petani sebagai penghasil produk pertanian dengan para

wisatawan sebagai penikmat produk. Produk yang dimaksud tidak sebatas yang berwujud

seperti buah-buahan atau sayur-sayuran, tetapi dapat berupa jasa misalnya mengukir

buah, jasa lokal guide dan mungkin atraksi tari tarian para petani lokal yang

mengekpresikan kehidupan bertanian mereka.

Selanjutnya agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua versi atau

pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut:

1. Agrowisata Ruang Terbuka Alami

Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal di mana kegiatan

tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan

keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai dengan apa yang biasa

mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan

kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi spesifik yang dilakukan oleh masyarakat

dapat lebih ditonjolkan, namun tetap menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas

pendukung untuk kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan

dengan budaya dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh,

sanitasi, dan keamanan dari binatang buas.

2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan

Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasankawasan

yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Tata ruang

peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas pertanian yang

Page 40: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Demikian pula teknologi yang

diterapkan diambil dari budaya masyarakat lokal yang ada, diramu sedemikian rupa

sehingga dapat menghasilkan produk atraksi agrowisata yang menarik. Fasilitas

pendukung untuk akomodasi wisatawan dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat modern, namun tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada.

Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha, sedang pelaksana atraksi

parsialnya tetap dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan.

3. Strategi Pengembangan Agrowisata

Pembangunan agrowisata merupakan paradigma pembangunan pertanian yang

didasarkan pada prinsip-prinsip wisata bisnis. Dengan demikian, strategi yang dibangun

mempertimbangkan dinamika untuk meningkatkan daya saing agribisnis dalam

perdagangan global. Dalam wisata agro, cenderung kepada penjualan jasa sumber daya

alam, untuk itu aspek kelestarian alam harus mendapat perhatian yang utama.

(http://database.deptan.go.id/agrowisata/)

Sesuai dengan cakupan tersebut, maka upaya pengembangan agrowisata secara

garis besar mencakup beberapa hal, diantaranya:

a. Sumber daya manusia

Peranan penting dalam pengembangan agrowisata adalah sumber daya manusia

mulai dari pengelola sampai kepada masyarakat, hal ini merupakan kemampuan

pengelola agrowisata dalam menetapkan target sasaran dan menyediakan, mengemas,

menyajikan paket-paket wisata serta promosi yang terus menerus sesuai dengan potensi

yang dimiliki sangat menentukan keberhasilan dalam mendatangkan wisatawan.

b. Promosi

Kegiatan promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan Agrowisata.

Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti melalui

leaflet, booklet, pameran, cinderamata, mass media (dalam bentuk iklan atau media

audiovisual), serta penyediaan informasi pada tempat public (hotel, restoran, bandara dan

Page 41: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

lainnya). Dalam kaitan ini kerjasama antara objek Agrowisata dengan Biro Perjalanan,

Perhotelan, dan Jasa Angkutan sangat berperan. Salah satu metode promosi yang dinilai

efektif dalam mempromosikan objek Agrowisata adalah metode "tasting", yaitu memberi

kesempatan kepada calon konsumen/wisatawan untuk datang dan menentukan pilihan

konsumsi dan menikmati produk tanpa pengawasan berlebihan sehingga wisatawan

merasa betah. Kesan yang dialami promosi ini akan menciptakan promosi tahap kedua

dan berantai dengan sendirinya.

c. Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Sebagai bagian dari usaha pertanian, usaha Agro wisata sangat mengandalkan

kondisi sumber daya alam dan lingkungan. Sumberdaya alam dan lingkungan tersebut

mencakup sumber daya objek wisata yang dijual serta lingkungan sekitar termasuk

masyarakat. Untuk itu upaya mempertahankan kelestarian dan keasrian sumber daya

alam dan lingkungan yang dijual sangat menentukan kelanjutan usaha Agro wisata.

Kondisi lingkungan masyarakat sekitar sangat menentukan minat wisatawan untuk

berkunjung. Sebaik apapun objek wisata yang ditawarkan namun apabila berada di

tengah masyarakat tidak menerima kehadirannya akan menyulitkan dalam pemasaran

objek wisata. Antara usaha Agro wisata dengan pelestarian sumber daya alam dan

lingkungan terdapat hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Usaha Agro

wisata berkelanjutan membutuhkan terbinanya sumber daya alam dan lingkungan yang

lestari, sebaliknya dari usaha bisnis yang dihasilkannya dapat diciptakan sumber daya

alam dan lingkungan yang lestari. Usaha Agro wisata bersifat jangka panjang dan hampir

tidak mungkin sebagai usaha jangka pendek, untuk itu segala usaha perlu dilakukan

dalam perspektif jangka panjang. Sekali konsumen/wisatawan mendapatkan kesan

buruknya kondisi sumber daya wisata dan lingkungan, dapat berdampak jangka panjang

untuk mengembalikannya. Dapat dikemukakan bahwa Agro wisata merupakan usaha

agro bisnis yang membutuhkan keharmonisan semua aspek.

Page 42: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

d. Dukungan Sarana dan Prasarana

Kehadiran konsumen/wisatawan juga ditentukan oleh kemudahan yang diciptakan,

mulai dari pelayanan yang baik, kemudahan akomodasi dan transportasi sampai kepada

kesadaran masyarakat sekitarnya. Upaya menghilangkan hal-hal yang bersifat formal,

kaku dan menciptakan suasana santai serta kesan bersih dan aman merupakan aspek

penting yang perlu diciptakan.

e. Kelembagaan

Pengembangan Agrowisata memerlukan dukungan semua pihak baik pemerintah

maupun swasta terutama pengusaha Agrowisata, lembaga yang terkait seperti perjalanan

wisata, perhotelan dan lainnya, perguruan tinggi serta masyarakat. Pemerintah bertindak

sebagai fasilitator dalam mendukung berkembangnya Agrowisata dalam bentuk

kemudahan perizinan dan lainnya. Intervensi pemerintah terbatas kepada pengaturan agar

tidak terjadi iklim usaha yang saling mematikan. Untuk itu kerja sama baik antara

pengusaha objek Agro wisata, maupun antara objek Agrowisata dengan lembaga

pendukung (perjalanan wisata, perhotelan dan lainnya) sangat penting. Terobosan

kegiatan bersama dalam rangka lebih mengembangkan usaha agro sangat diperlukan.

1. Kriteria Kawasan Agrowisata

Agrowisata yang sudah berkembang memiliki kriteria-kriteria, karakter dan ciri-ciri

yang dapat dikenali (www.joecky.wordpress.com) . Kawasan agrowisata merupakan

suatu kawasan yang memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Memiliki potensi atau basis kawasan di sektor agro baik pertanian, hortikultura,

perikanan maupun peternakan.

b. Adanya kegiatan masyarakat yang didominasi oleh kegiatan pertanian dan wisata

dengan keterkaitan dan ketergantungan yang cukup tinggi. Kegiatan pertanian yang

mendorong tumbuhnya industri pariwisata, dan sebaliknya kegiatan pariwisata yang

memacu berkembangnya sektor agro.

Page 43: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

c. Adanya interaksi yang intensif dan saling mendukung bagi kegiatan agro dengan

kegiatan pariwisata dalam kesatuan kawasan. Berbagai kegiatan dan produk wisata

dapat dikembangkan secara berkelanjutan.

Page 44: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

BAB VI

MEMBANGUNG PERSEPSI WISATAWAN

Menurut Simamora 2000, (in I Gusti Rai Utama, 2012 : 22), terdapat dua sumber

persepsi, antara lain, persepsi langsung dan tidak langsung. Persepsi tidak langsung

terbentuk dari media yang dipergunakan oleh produsen dalam memperkenalkan

produknya, dapat berupa suara manusia, kata-kata indah dan angka-angka cetakan di

media massa. Sedangkan persepsi langsung terbentuk dari indera penglihatan,

pendengaran, pembauan, pencicipan, dan perasa. Persepsi langsung dapat dibedakan

menurut sumbernya menjadi tiga, antara lain:

a. Persepsi tentang suatu produk yang diperoleh dari indikator-indikator yang

berhubungan langsung dengan suatu produk. Indikator-indikator tersebut misalnya,

ramainya pengunjung di suatu pusat perbelanjaan, banyaknya produk yang beredar di

masyarakat.

b. Persepsi yang diperoleh setelah melakukan preferensi atau perbandingan terhadap

produk/objek wisata lain yang sejenis, misalnya Kebun Raya Cibodas Bandung

dianggap lebih baik dari pada Kebun Raya Eka Karya Bali.

c. Persepsi yang terbentuk dari pengamatan langsung dan ini paling penting karena hal

ini merupakan latar belakang yang diperoleh seseorang dari pengamatan sebuah

situasi secara langsung.

Dalam konteks pembangunan Agro wisata, persepsi diharapkan terbentuk dari

pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh sebuah Agro wisata atau wilayah secara

langsung melalui kelima indera wisatawan, yaitu penglihatan, penciuman, peraba, perasa,

dan pendengaran wisatawan yang berkunjung. Persepsi wisatawan terhadap atribut objek

wisata agro merupakan pandangan wisatawan berdasarkan atribut-atribut yang

ditawarkan oleh sebuah objek wisata agro. Persepsi positif akan mendorong wisatawan

untuk mengunjungi suatu objek wisata agro, sedangkan persepsi negatif akan mendorong

wisatawan untuk tidak mengunjungi suatu objek wisata agro tersebut.

Page 45: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

2. Motivasi Wisatawan untuk Berwisata

Menurut Sharpley, 1994 dan Wahab, 1975 (in Pitana, 2005: 58) menekankan, motivasi

merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan dan pariwisata,

karena motivasi merupakan “Trigger” dari proses perjalanan wisata, walau motivasi ini

acapkali tidak disadari secara penuh oleh wisatawan itu sendiri. Pada dasarnya seseorang

melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal, motivasi-motivasi tersebut dapat

dikelompokkan menjadi empat kelompok besar sebagai berikut:

a. Physical or physiological motivation

Motivasi yang bersifat fisik antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan,

berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai dan sebagainya.

b. Cultural motivation

Keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan kesenian daerah lain.

c. Social or interpersonal motivation

Motivasi yang bersifat sosial, seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra

kerja, melakukan hal-hal yang dianggap mendatangkan gengsi (prestice), melakukan

ziarah, pelarian dari situasi yang membosankan dan seterusnya.

d. Fantasy motivation

Adanya motivasi di daerah lain sesorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang

menjemukan dan yang memberikan kepuasan psikologis. (McIntosh, 1977 dan Murphy,

1985, in Pitana, 2005: 59). Pearce, 1998 (in Pitana, 2005: 59) berpendapat, wisatawan

dalam melakukan perjalanan wisata termotivasi oleh beberapa faktor yakni: Kebutuhan

fisiologis, keamanan, sosial, prestise, dan aktualiasasi diri.

3. Faktor Pendorong Wisatawan untuk Berwisata

Faktor-faktor pendorong untuk berwisata sangatlah penting untuk diketahui oleh

siapapun yang berkecimpung dalam industri pariwisata termasuk agrowisata. Dengan

adanya faktor pendorong, maka seseorang ingin melakukan perjalanan wisata, tetapi

Page 46: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

belum jelas mana daerah yang akan dituju. Berbagai faktor pendorong seseorang

melakukan perjalanan wisata menurut Ryan, 1991 (in Pitana, 2005: 67), sebagai berikut:

a. Escape. Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan, atau

kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.

b. Relaxation. Keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan motivasi

untuk escape di atas.

c. Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan, yang merupakan

kemunculan kembali sifat kekanak-kanakan, dan melepaskan diri sejenak dari

berbagai urusan yang serius.

d. Strengthening family bond. Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya

dalam konteks (visiting, friends and relatives). Biasanya wisata ini dilakukan

bersama-sama (group tour).

e. Prestige. Ingin menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang

menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk

meningkatkan status sosial atau social standing.

f. Social interaction. Untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat, atau

dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.

g. Romance. Keinginan bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan suasana

romantis atau untuk memenuhi kebutuhan seksual.

h. Educational opportunity. Keinginan melihat suatu yang baru, memperlajari orang

lain dan/atau daerah lain atau mengetahui kebudayaan etnis lain. Ini merupakan

pendorong dominan dalam pariwisata.

i. Self-fulfilment. Keinginan menemukan diri sendiri, karena diri sendiri biasanya

bisa ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau orang yang baru.

j. Wish-fulfilment. Keinginan merealisasikan mimpi-mimpi, yang lama dicita-

citakan, sampai mengorbankan diri dalam bentuk penghematan, agar bisa melakukan

perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata religius, sebagai bagian

dari keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri.

Page 47: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

4. Faktor-faktor Penarik (Daya Tarik Objek Wisata)

Menurut Jackson, 1989 (dalam Pitana, 2005: 68) terdapat 11 faktor yang menjadi

faktor penarik, yaitu: (1) location climate, (2) national promotion, (3) retail advertising,

(4) wholesale, (5) special events, (6) incentive schemes, (7) visiting friends, (8) visiting

relations, (9) tourist attractions, (10) culture, dan (11) natural environment and man-

made environment.

Dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang menentukan wisatawan untuk membeli

atau mengunjungi objek wisata. Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005), menyatakan ada

lima faktor yang menentukan seseorang untuk membeli jasa atau mengunjungi objek

wisata, yaitu: (1) lokasi, (2) fasilitas, (3) citra atau image, (4) harga atau tarif, dan (5)

pelayanan. Membangun agrowisata tidak cukup hanya mengembangkan sektor pertanian

saja namun harus juga mampu membawa sektor pertanian tersebut menjadi kemasan

produk yang memiliki citra yang kuat. Citra yang kuat tentang wilayah agrowisata harus

dapat dikomunikasikan kepada calon wisatawan sehingga citra tersebut dapat menjadi

factor penarik dan pendorong yang akan disesuaikan dengan motivasi masing-masing

wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata.

Setiap kawasan objek wisata, unsur-unsur seperti daya tarik fasilitas, infrastruktur,

transportasi, merupakan unsur yang sangat diperlukan di sektor pariwisata, tersedianya

unsur-unsur di atas akan memunculkan sesuatu yang memuaskan bagi pengunjung

kawasan wisata tersebut (in Bonafice, 1995: 44). Walaupun demikian, keberadaan

suatu kawasan wisata memiliki berbagai peran dari berbagai lembaga yang terkait,

maka Adapun pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji potensi agro wisata

untuk menarik pengunjung dilakukan dengan penilaian lingkungan yang merupakan

bagian dari analisis situasional dapat dikelompokkan kepada lingkungan eksternal dan

lingkungan internal. Pendekatan dalam menganalisis situasional diantaranya

pendekatan VICE.

Page 48: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Gambar 1: VICE sebagai kunci keberhasilan perencanaan strategis pariwisata

Berdasarkan faktor-faktor di atas, keberhasilan rencana strategis harus dapat

mengidentifikasi empat aspek yaitu:

a) Menyambut, melibatkan dan memuaskan Visitor (pengunjung),

b) Mencapai keuntungan dan kemakmuran bagi Industry,

c) Mengikutsertakan dan memberikan manfaat bagi Community (masyarakat),

d) Melindungi dan mempertahankan Environment (lingkungan) lokal.

Analisis situasional terhadap VICE harus berbasiskan pada penilaian keempat aspek

tersebut yang mana informasinya dihasilkan serangkaian riset dengan berbagai

metodologi. Adapun keterangannya yang dijelaskan oleh Kusmayadi dalam rancangan

bukunya yang berjudul “Riset Hospitaliti dan Pariwisata dalam Manajemen dan

Perencanaan Strategis”, sebagai berikut:

Visitor. Riset yang terkait dengan pengunjung meliputi usaha untuk memperoleh

serangkaian data berkala (time series) yang mencakup jumlah, karakteristik geo-

demografi pengunjung, untuk diketahui kecenderungan atau trend pengunjung dan

perilaku mereka dalam membeli produk-produk wisata termasuk kepuasan mereka.

Page 49: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Industry. Audit terhadap sektor industri hospitaliti dan pariwisata dilakukan

melalui riset untuk inventarisasi jenis, ukuran dan jumlah industri yang ada dan trend

di masa depan. Di samping itu, status kepemilikan usaha, dayaguna dan kinerja juga

perlu diteliti.

Community. Untuk memperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi masyarakat

termasuk pemerintahanya, perlu dilakukan berbagai riset sosial dan kebijakan publik.

Riset yang terkait dengan populasi penduduk, status sosial ekonomi, kebudayaan,

persepsinya terhadap pariwisata sangat penting diketahui guna menciptakan iklim

kondusif dalam mengembangkan pariwisata. Aspek lain yang perlu diketahui dalam

menganalisis masyarakat adalah trend mengenai jumlah dan aspek-aspek domografi

dari masyarakat tersebut.

Environment. Hasil riset dalam menganalisis lingkungan meliputi ketersediaan

infrastruktur untuk menunjang aksesibilitas dan berbagai kemudahan bagi kegiatan

pariwisata. Tentunya kapasitas dan kualitas sarana-prasarana yang ada dan kebutuhan

untuk beberapa tahun ke depan perlu dikaji secara mendalam. Di samping itu, aspek

kebijakan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sampai otoritas terkecil

perlu diteliti tingkat dukungan dan keselarasannya.

Hasil analisis situational. Pengkajian yang mendalam dari keempat aspek VICE

harus mengidentfikasi dan menetapkan isu-isu kunci, hambatan, peluang dan

kesempatan, kinerja/daya guna serta dinamika berbagai aspek yang dianalisis.

Page 50: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

BAB VII

PENGGUNAAN E-MARKETING DALAM MEMBANGUN

BRANDAWARENESS

E-marketing menurut Strauss dan Frost (2012), e-marketing adalah penggunaan

teknologi informasi dalam proses membuat, berkomunikasi, dan memberikan nilai

kepada pelanggan.

Melalui dua pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa e-marketingadalah

kegiatan yang dilakukan perushaan untuk menimbulkan nilai yang dimiliki produk

mereka di hati masyarakat. Kegiatan ini ditentukan oleh beberapa faktor antara lain

adalah oleh kualitas website yang ada di internet, dimana ditentukan antara lain oleh

kemudahan pencarian dan kualitas informasi yang didapat di internet.

Kotler dan Keller mengemukakan komponen-komponen yang dimiliki e-marketing

yang tergabung dalam 7P yaitu :

1. Produk

Yaitu barang atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan, sebuah produk

harus memiliki ciri khas untuk menunjukan keunggulannya.

2. Price

Selanjutnya harga, harga adalah jumlah yang harus dibayarkan oleh konsumen

untuk dapat menikmati suatu produk. Penentuan harga menentukan kemampuan

bersaing suatu produk di pasaran.

3. Place

Yaitu tempat dimana produk atau jasa bisa ditemukan oleh konsumen, penentuan

tempat yang strategis bisa menambah daya saing yang dimiliki suatu perushaan.

4. Promotion

Promosi adalah cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperkenalkan

produk mereka kepada konsumen secara luas. Kegiatan promosi yang baik mampu

meningkatkan kemampuan bersaing suatu perusahaan.

5. People

Page 51: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Kualitas sumber daya manusia yang baik mempengaruhi kegiatan penjualan.

Tentu saja hal ini akan mempengaruhi kemampuan bersaing suatu perusahaan.

6. Physical Evidence

Perusahaan harus bisa membuktikan bahwa produk adalah nyata sehingga

konsumen menjadi yakin akan produk yang akan dia beli.

7. Process

Proses pembelian mulai dari pemesanan, pengiriman barang, dan juga pembayaran

harus jelas, sehingga konsumen menjadi percaya dan yakin dalam membeli produk

tersebut.

Di dalam bidang pariwisata, banyak para pelaku bisnis bidang pariwisata yang

menggunakan e-marketing dalam menyebarluaskan produknya ke masyarakat luas. Hal

ini sangat mempengaruhi perkembangan suatu bisnis pariwisata, semakin banyaknya

masyarakat yang sadar akan keberadaan suatu objek wisata maka semakin meningkat

juga tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata tersebut.

Danau Ranau merupakan salah satu contohnya. Semakin meningkatnya tingkat

kunjungan wisatawan ke Danau Ranau setiap tahunnya tentu memiliki hubungan dengan

kegiatan e-marketing yang dilakukan oleh pengurus kawasan wisata tersebut.

Selain kegiatan e-marketingyang dilakukan oleh pengurus, kegiatan e-

marketingjuga dibantu oleh para wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata tersebut.

Semakin berkembangnya teknologi semakin memberikan kemudahan bagi semua orang

untuk melakukan kegiatan e-marketing. Kemudahan ini menjadikan internet sebagai

media yang sangat efektif dan paling banyak digunakan untuk memperkenalkan secara

luas suatu kawasan wisata.

Menurut Kwan (2001) pengetahuan terhadap keberadaan suatu produk berpengaruh

terhadap minat beli yang dimiliki konsumen. Sedangkan menurut Aaker dalam buku The

Power of Brandkarya Freddy Rangkuti (2009:39) brand awareness adalah kesanggupan

konsumen untuk mengenali dan mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan

bagian dari kategori suatu produk tertentu. Melihat dari dua pernyataan diatas bisa dilihat

Page 52: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

bahwa brand awareness adalah suatu kemampuan dari konsumen untuk mengenali dan

mengingat kembali suatu produk yang dimiliki perusahaan yang akan mempengaruhi

minat beli konsumen.

Dalam kaitannya dengan brand awareness wisatawan menunjukan bahwa

kunjungan wisatawan ke destinasi wisata salah satunya ditunjukan oleh faktor brand

awarenessyang antara lain adalah kepopuleran nama merk tersebut, dan juga minat beli

(ketertarikan wisatawan untuk berkunjung). Oleh karena itu brand awareness merupakan

hal yang sangat penting yang berpengaruh terhadap keinginan wisatawan untuk

berkunjung ke destinasi wisata tertentu. dalam hubungannya dengan suatu kawasan

wisata tentu tidak hanya dipengaruhi oleh brand awareness itu sendiri, tetapi juga banyak

faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor ini antara lain adalah kualitas kawasan wisata itu

sendiri, keadaan penduduk sekitar, aksesibilitas, serta faktor pendukung lainnya yang bisa

membantu untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama kunjungan. Di dalam

meningkatkan awareness itu sendiri juga harus diperhatikan 4 elemen penting, yaitu :

1. Reach. Awareness dihasilkan dari jangkauan yang luas. Dengan semakin banyakya

pelanggan yang bisa kita jangkau maka semakin banyak juga awareness yang berhasil

ditingkatkan. Tidak sampai disitu saja selanjutnya kita harus menganalisis perilaku

pelanggan sehingga bisa dijadikan pelanggan loyal.

2. Traffic. Kita harus memperbanyak iklan atau promosi mengenai produk kita dalam

internet traffic. Tidak hanya di akun khusus perusahaan kita, tetapi juga harus

memasang iklan di website lain.

3. New audiences. Setiap harinya pengguna internet semakin bertambah dan pelanggan

baru pun terbentuk. Disini perushaan harus mengerahkan strategi khusus untuk bisa

memikat pelanggan baru tersebut.

4. Expertise. Yaitu segala sesuatu yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan

meningkatkan citra perusahaan itu sendiri. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan

kepercayaan pelanggan terhadap produk perusahaan tersebut.

Page 53: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Dengan memperhatikan keempat elemen penting diatas maka bisa dipastikan bahwa

awareness masyarakat terhadap perusahaan kita dan produk kita akan semakin

meningkat. Mereka bisa menjadi lebih yakin terhadap produk yang kita jual dan tanpa

mempertimbangkan akan langsung memilih produk kita dibandingkan dengan produk

lainnya.

Menurut Aaker, brand awareness memiliki 3 tingkatan, yaitu :

1. Brand recognition. Yaitu dimana para masyarakat beru mengenal produk kita

dan belum timbul suatu keyakinan. Mereka hanya mencoba produk kita

terlebih dahulu.

2. Brand recall. Yaitu tahapan dimana masyarakat telah mengingat produk

tersebut. Konsumen tidak memerlukan bantuan dalam mengingat produk

tersebut.

3. Top of mind. Produk tersebut telah menjadi pilihan utama bagi masyarakat.

Masyarakat memiliki prioritas untuk membeli produk tersebut dibanding

produk lainnya.

Brand awareness ini sangatlah penting bagi kemajuan suatu perusahaan. Inti dari brand

awareness adalah menciptakan dan menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat

terhadap produk kita dan juga citra perusahaan yang kita miliki. Dengan meningkatkan

brand awareness maka destinasi kita bisa lebih dikembangkan.

Page 54: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, C, Hermawan, D. 2014. E-Business &E-marketing.Andi, Yogyakarta.

Bagus Rai Utama, I Gusti. 2012. Agrowisata Sebagai Wisata Alternatif di Indonesia

Damardjati, RS. Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita

Ekaningrum .2013. Http://Hotel.Nscpolteksby.Ac.Id/2013/06/Manajemen-Pengunjung.Html

Ismayanti. 2010. ILmu Pengantar Pariwisata. Jakarta

Kotler, P, Keller, L,K. 2004. Marketing Management, Global Edition, Pearson Prentice

Hall.

Muljadi. 2009. Kepariwisataan Dan Perjalanan.Jakarta.Raja Grafindo Persada

Pitana, I Gede. 2005. Sosiologi Pariwisata, Kajian sosiologis terhadap struktur sistem, dan dampak-dampak pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Rangkuti, F. 2009. The Power of Brand. Jakarta : Gramedia Pustaka.

Soewantoro,G. 2001. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: AndiSuyanto, M. 2003. Strategi Periklanan Pada E-marketing Perusahaan Top Dunia. Andi,

Yogyakarta.

Sander, B. 2010. The Importance of Education in Ecotourism Ventures. Boston:

Substansial Research Paper.

Sukoraharjo, S. 2012. Pengembangan Sumberdaya Ekowisata Bahari Berbasis

Masyarakat. Yogyakarta: Andi Offset

Page 55: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

Undang-Undang Republik Indonesia. (2009) Tentang Kepariwisataan

UNESCO. Tool Kit For Sustainable Tourism. http://whc.unesco.org/sustainabletourismtoolkit/sites/default/files/UNESCO%20toolkit%20PDFs%20guide%208C.pdf

Winarno. .2013. Manajemen Pembelajaraan Pengelolaan. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka

Yoeti A Oka. 1986. Ilmu Pengantar Pariwisata. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama

Page 56: MODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA  Web viewMODUL PENGELOLAAN DESTINASI WISATA. OLEH:RINA KURNIAWATI S.PD, MM. Author: Rina Created Date: 08/18/2016 05:39:00 Title: ... Microsoft

DRS. M. NUR NASUTION, M. SC., APU.2010. MANAJEMEN PERUBAHAN.

BOGOR : GHALIA INDONESIA

ALMA, BUCHARI (2013). MANAJEMEN PEMASARAN DAN PEMASARAN

JASA. BANDUNG : ALFABETA

WIBOWO, PROF, DR. S.E., M. PHIL. 2006. MANAJEMEN PERUBAHAN. PT

RAJAGRAFINDO PERSADA

 PITANA, GEDE DAN GAYATRI, PUTU, 2005, SOSIOLOGI PARIWISATA,

YOGYAKARTA: PENERBIT ANDI.