16
MONEY LAUNDERING MATA KULIAH KAPITA SELEKTA HUKUM PIDANA TRINI HANDAYANI WASISTO

Money Laundering Rev

Embed Size (px)

Citation preview

MONEY LAUNDERINGMATA KULIAH KAPITA SELEKTA HUKUM PIDANA TRINI HANDAYANI WASISTO

Pengertian Money LaundryIstilah money laundering ada yang menterjemahkan dengan pemutihan uang atau pencucian uang. Pemutihan memberi kesan, bahwa uang yang sebelumnya haram atau tidak sah, karena merupakan hasil kejahatan, setelah melalui proses tertentu menjadi halal atau sah, seperti halnya pemutihan pemberian izin mendirikan bangungan bagi yang belum memiliki izin. Sementara istilah pencucian tidak menggambarkan adanya proses dari haram menjadi halal. Dengan demikian terjemahan istilah money laundering dengan istilah pencucian uang dirasakan lebih tepat.

Indonesia dikenal sebagai surga bagi orang yang melakukan pencucian uang. Modus Operandinya adalah orang yang melakukan bisnis narkoba, korupsi, pembalakan liar, dan bisnis ilegal lainnya memperoleh keuntungan yang berlipat. Jika disimpan pada Bank, maka Pihak bank akan menanyakan asal uang tersebut (>100 juta) jika sudah tersimpan pada bank, untuk sementara uang tersebut dinyatakan telah bersih.

Namun sekarang ada yang namanya PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) yang salah satu tugasnya mengawasi arus uang yang ada di perbankan. jika ada yang mencurigakan bisa diperiksa dan dilaporkan ke KPK.Karena merasa tidak aman, maka modus operandi money laundry itu berubah ke investasi lainnya seperti danareksa dan bisnis property. Cara ini diyakini lebih aman dibanding menyimpannya di bank. Tujuannya adalah bagaimana para pemilik uang dari tindakan yang ilegal dapat menikmati kekayaannya secara aman dan nyaman.

UNDANG-UNDANG NO 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG TERDIRI DARI: 10 BAB 46 PASAL BAB II: RUMUSAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG BAB III: RUMUSAN TP YG BERKAITAN DG TP PENCUCIAN UANG (TPPU)

PASAL 3 jo PASAL 2 UU NO 15/ 2002 TPPU MENGANDUNG UNSUR: 1. Melakukan salah satu perbuatan yg berhubungan dg harta kekayaan hasil tindak pidana di bawah ini, yaitu dg sengaja: a. Menempatkan harta kekayaan ke Penyedia jasa keuangan atas nama sendiri atau pihak lain b. mentransfer harta kekayaan dari suatu penyedia jasa keuangan yg lain atas nama sendiri atau pihak lain c. Membayarkan atau membelanjakan harta kekayaan atas nama sendiri atau pihak lain d. Menghibahkan atau menyumbangkan harta kekayaan atas nama sendiri atau pihak lain e. Menitipkan harta kekayaan atas nama sendiri atau pihak lain f. Membawa harta kekayaan ke luar negeri g. Menukarkan harta kekayaan dg mata uang asing atau surat berharga lainnya h. Menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan

2. Harta kekayaan tersebut berjumlah/ bernilai 500 juta rupiah atau lebih 3. Mengetahui atau patut menduga bahwa harta kekayaan itu diperoleh secara langsung atau tidak langsung dari salah satu diantara 15 kejahatan/ tindak pidana yg tersebut dl Pasal 2 (korupsi, penyuapan, penyelundupan barang, penyelundupan tenaga kerja, penyelundupan imigran, perbankan, narkotika, psikotropika, perdagangan budak, wanita dan anak, perdagangan senjata gelap, penculikan, terorisme, pencurian, penggelapan dan penipuan)

SANKSI PIDANA TPPU DI ATAS DIANCAM PIDANA PENJARA MINIMAL 5 TH MAKSIMAL 15 TH DAN DENDA MINIMAL 5 M DAN MAKSIMAL 15 M Pasal 3 (2), ancaman tersebut berlaku pula untuk yg melakukan percobaan, pembantuan atau pemufakatan jahat untuk melakukan TPPU Pasal 4 (1), apabila dilakukan atas nama korporasi, maka yg dipidana adalah pengurus, dan atau kuasa pengurus ataupun korporasinya Pasal 5 (1): pidana denda maksimum ditambah 1/3, Pidana tambahan berupa pencabutan ijin usaha dan atau pembubaran korporasi yg diikuti dg likuidasi

PERATURAN PRESIDEN NO 7/ 2005 MENINGKATNYA ANCAMAN KEJAHATAN TRANSNASIONAL THD KEAMANAN DALAM NEGERI. GLOBALISASI & DIBERLAKUKANNYA PASAR BEBAS AKAN MENINGKATKAN MOBILITAS PDD BAIK INTER ATAU ANTARNEGARA. PERKEMBANGAN ORGANISASI KEJAHATAN INTERNASIONAL YG DIDUKUNG OLEH KEMAJUAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI & INFORMASI SERTA TEKNOLOGI PERSENJATAAN, MENYEBABKAN KEJAHATAN TRANSNASIONAL SEPERTI NARKOBA, PENYELUNDUPAN, PENCUCIAN UANG, PERDAGANGAN PEREMPUAN DAN ANAK, BAHKAN ANCAMAN KESELAMATAN, KEAMANAN & LALU LINTAS NUKLIR DSB, MENJADIKAN KEJAHATAN TRANSNASIONAL SULIT DITANGANI

KETENTUAN BAB VIII DALAM RANGKA MENCEGAH & MEMBERANTAS TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DAPAT DILAKUKAN KERJASAMA BANTUAN TIMBAL BALIK DI BIDANG HUKUM DG NEGARA LAIN DG KETENTUAN PER U-U YG BERLAKU KERJASAMA BANTUAN TIMBAL BALIK SEBAGAIMANA DIMAKSUD AYAT (1) DAPAT DILAKSANAKAN DL HAL NEGARA DIMAKSUD TELAH MENGADAKAN PERJANJIAN KERJASAMA BANTUAN TIMBALBALIK DG NEGARA RI ATAU BERDASARKAN PRINSIP RESIPROSITAS

IMPLEMENTASI UU NO 15 TAHUN 20021. KEBIJAKAN PENAL DL TPUU: A. DIUNDANGKAN TGL 17 APRIL 2002 B. KEBIJAKAN PENAL (HUKUM PIDANA) C. TRANSNASIONAL ORGANIZED CRIME CYBER CRIME 2. BATAS JUMLAH KEKAYAAN YG DICUCI: A. MINIMAL 500 JUTA ATAU SETARA, B. KHAWATIR, DIPECAH 3. PREDICATE OFFENCE: ASAL USUL HARTA KEKAYAAN A. DELIK YG MENGHASILKAN CRIMINAL PROCEEDS/ HASIL KEJAHATAN YG KEMUDIAN DICUCI B. RUU TH 2001 (KORUPSI, PENYUAPAN, PENYELUNDUPAN, PERBANKAN, NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, PERDAGANGAN BUDAK, WANITA & ANAK, PERJUDIAN, TERORISME) C. PERJUDIAN, PEMERASAN, PELACURAN, PEMBAJAKAN, PEMALSUAN UANG, PORNOGRAFI, BUDAYA ?? GA DIMASUKKAN

STEPHEN R. KROLL (RAMBU-RAMBU MONEY LAUNDRY PREDICATE OFFENSES)

KEJAHATAN YG MENYEBABKAN TIMBULNYA DANA BERHUBUNGAN DG PERDAGANGAN NARKOTIKA PERLU TRANSFER UANG BANYAK (PERDAGANGAN SENJATA, TERORISME) KEJAHATAN YG MENYERANG TTG KREDIBILITAS BANK& LEMBAGA KEUANGAN

KRITERIA LAIN DELIK BERSIFAT TRANSNASIONAL/ INTERNASIONAL DELIK MENGANGGU SISTEM PEREKONOMIAN/ MONETER NASIONAL/ INTERNASIONAL BATAS MAKSIMUM ANCAMAN PIDANA UNTUK DELIK-DELIK SERIUS

UU NO 15 TAHUN 2002 REVISI: UU NO 25 TAHUN 2003UU yang baru memasukan sektor kehutanan ke dalamnya. Artinya, kejahatan di sektor kehutanan memiliki resiko terjadinya pencucian uang sama halnya dengan kejahatan korupsi, perdagangan senjata, narkoba, dan terorisme. Aparat hukum pun dapat menjerat pelaku kejahatan kehutanan termasuk illegal logging dengan sanksi pidana pencucian uang. Saat ini UU Pencucian Uang merupakan instrumen hukum yang tersedia untuk mengejar harta hasil kejahatan. Termasuk harta hasil illegal logging. Karena kayunya hasil illegal logging maka uangnya adalah uang haram. Transaksi bisnis illegal logging melalui bank yang dilakukan oleh pelaku illegal logging akan dijadikan fokus penyelidikan. Menurut Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Pencucian Uang didefinisikan sebagai sebuah proses atau tindakan dengan maksud untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal dari uang atau aset yang diperoleh dari pidana yang dilanjutkan dengan merubahnya menjadi aset yang seolah-olah berasal dari aktivitas bisnis yang legal.

cara untuk melakukan pencucian uang yakni;(1) Placement merupakan fase menempatkan uang yang dihasilkan dari suatu aktivitas kejahatan misalnya dengan pemecahan sejumlah besar uang tunai menjadi jumlah kecil yang tidak mencolok untuk ditempatkan dalam sistem keuangan, (2) Layering, adalah proses pemindahan dana dari beberapa rekening atau lokasi tertentu sebagai hasil placement ke tempat lainnya melalui serangkaian transaksi yang kompleks yang didesain untuk menyamarkan/menyembunyikan sumber uang haram tersebut, (3) Integration di sini uang yang dicuci melalui placement maupun layering dialihkan ke dalam kegiatan-kegiatan resmi sehingga tampak tidak berhubungan sama sekali dengan aktivitas kejahatan sebelumnya. Pelaku illegal logging bisa menggunakan salah satu dari ketiga cara di atas atau dapat menggunakan ketiga-tiganya untuk melakukan pencucian uang. Dana hasil illegal logging dapat dipecah dan dimasukan pada bank (placement), dan kemudian -dapat juga- disamarkan (layering) dengan melakukan perpindahan atau transfer ke berbagai nama dan nomor rekening ke beberapa bank dan selanjutnya dapat diinvestasikan (integration) kedalam bisnis legal seperti, mendirikan hotel; jasa transportasi dan travel, mendirikan BPR, dan dapat dipergunakan kembali dalam bisnis illegal logging. Dalam proses ini bank memiliki peran besar untuk memfasilitasi ketiga cara pencucian uang tersebut.

LANJUTAN cara penempatan dana hasil ML Perbankan merupakan channel yang paling menarik digunakan dalam kejahatan pencucian uang mengingat perbankan merupakan lembaga keuangan yang paling banyak menawarkan instrumen keuangan. Banklah tempat transaksi yang paling efektif dalam bisnis kehutanan mengingat jaringan bank khususnya bank-bank nasional milik pemerintah telah memiliki sistem operasional yang online ke seluruh pelosok daerah yang memungkinkan transakasi dapat dilakukan dengan mudah. Pasal 13 UU Pencucian Uang menyebutkan bahwa bank wajib menyampaikan laporan kepada PPATK mengenai transaksi keuangan mencurigakan atau Suspicious Transaction Report (STR) serta wajib melaporkan transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai atau Cash Transaction Report (CTR) dalam jumlah kumulatif Rp 500 juta