6
Judul Buku: Morfologi (Suatu Tunjauan Deskriptif) Pengarang : Prof. M. Ramlan Jumlah halaman: 176 Sebagai ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk struktur kata, morfologi merupakan salah satu ilmu dasar dalam bidang linguistik. Dalam buku morfologi karya Prof. Ramlan dasar-dasar morfologi dipaparkan secara jelas. Buku ini diawali dengan pemaparan mengenai batasan morfologi beserta perbandingannya dengan leksikologi, etimologi, dan sintaksis. Adapun proses morfologi yang merupakan salah satu hal yang paling penting dalam ilmu morfologi juga menjadi pembahasan utama buku ini. Buku ini juga membahas mengenai morfofonemik dan diakhiri dengan pemaparan fungsi proses pembubuhan afiks dan pengulangan. Bab satu dalam buku ini memaparkan mengenai pengertian morfologi beserta hubungannya dengan leksikologi, etimologi, dan sintaksis. Morfologi merupakan bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain Morfologi memepelajari seluk-beluk bentuk kata serta

morfologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

resume morfologi Ramlan

Citation preview

Page 1: morfologi

Judul Buku: Morfologi (Suatu Tunjauan Deskriptif)

Pengarang : Prof. M. Ramlan

Jumlah halaman: 176

Sebagai ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk struktur kata, morfologi

merupakan salah satu ilmu dasar dalam bidang linguistik. Dalam buku morfologi

karya Prof. Ramlan dasar-dasar morfologi dipaparkan secara jelas. Buku ini diawali

dengan pemaparan mengenai batasan morfologi beserta perbandingannya dengan

leksikologi, etimologi, dan sintaksis. Adapun proses morfologi yang merupakan

salah satu hal yang paling penting dalam ilmu morfologi juga menjadi pembahasan

utama buku ini. Buku ini juga membahas mengenai morfofonemik dan diakhiri

dengan pemaparan fungsi proses pembubuhan afiks dan pengulangan. 

Bab satu dalam buku ini memaparkan mengenai pengertian morfologi beserta

hubungannya dengan leksikologi, etimologi, dan sintaksis. Morfologi merupakan

bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang membicarakan atau yang

mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk

kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain Morfologi memepelajari

seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata, baik fungsi

gramatik maupun fungsi semantik.

Pertama, morfologi dalam hubungannya dengan leksikologi. Meskipun

leksikologi maupun morfologi mempelajari masalah arti namun terdapat perbedaan

antara keduanya. Adapun perbedaannya adalah bahwa morfologi mempelajari arti

yang timbul sebagai akibat peristiwa gramatik sedangkan leksikologi mempelajari arti

yang lebih kurang tetap yang terkandung dalam kata (arti leksikal). Kedua,

morfologi dalam hubungannya dengan etimologi yaitu memiliki persamaan dalam

menyelidiki seluk beluk bentuk kata, hanya saja morfologi menyelidiki bentuk

peristiwa yang lebih umum sedangkan etimologi mempelajari seluk beluk asal kata

Page 2: morfologi

secara khusus. Ketiga, morfologi dalam hubungannya dengan sintaksis yaitu

morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata dengan satuan paling kecil disebut

morfen dan paling besar disebut dengan kata. Sedangkan sintaksis mempelajari

hubungan antara kata / frase / klausa / kalimat yang satu dengan yang lainnya, atau

secara tegas mempelajari seluk beluk frasa, klausa, kalimat, dan wacana.

Bab kedua dalam buku ini menjelaskan mengenai satuan-satuan gramatik.

Satuan gramatik memiliki urutan berupa wacana, kalimat, klausa, frase, kata, dan

morfem. Adapun Satuan gramatik yang tidak terdiri dari satuan yang lebih kecil lagi,

disebut bentuk tunggal, sedangkan satuan yang terdiri dari satuan-satuan yang lebih

kecil lagi, disini disebut bentuk kompleks. Semua satuan gramatik yang dapat berdiri

sendiri dalam tuturan yang biasa, disebut satuan gramatik bebas, sedangkan yang lain

disebut satuan terikat.

Dalam morfologi, morfem merupakan satuan gramatik yang peling kecil,

memiliki beberapa struktur fonologik yang disebut dengan morf yang memiliki

alomorf. Disamping istilah morfem, morf dan alomorf, terdapat istilah kata, kata

merupakan dua macam satuan ialah satuan fonologik dan satuan gramatik. sebagai

satuan fonologik, kata terdiri dari satu atau beberapa suku, dan suku itu terdiri dari

beberapa fonem. Sedangkan sebagai satuan gramatik kata terdiri dari satu atau

beberapa morfem.

Bab ketiga memaparkan mengenai proses morfologi. Proses morfologi

merupakan proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk

dasarnya. Proses ini , meliputi afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan),

dan komposisi (pemajemukan). Afiksasi merupakan Proses penambahan afiks pada

sebuah bentuk dasar atau kata dasar Reduplikasi adalah proses pembentukan kata

dengan cara mengulang bentuk dasar. Adapun komposisi ialah proses pembentukan

kata majemuk atau kompositum. Kata majemuk ialah gabungan kata yang telah

bersenyawa atau membentuk satu kesatuan dan menimbulkan arti baru.

Page 3: morfologi

Bab keempat dalam buku ini berisi tentang morfofonemik. Morfofonemik

mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan

morfem lain. Adapun proses morfofonemik meliputi perubahan fonem, penambahan

fonem, dan penghilangan fonem. Proses perubahan fonem, misalnya terjadi sebagai

akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya. Proses

penambahan fonem terjadi akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk

dasarnya yang terdiri dari satu suku. Proses hilangnya fonem /N/ pada meN- dan

peN- terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar

yang berawal dengan fonem /l, r, y, w, dan nasal/.

Bab kelima sebagai bab terakhir dalam buku ini memaparkan mengenai fungsi

proses pembubuhan afiks dan pengulangannya. Proses morfologi itu memiliki fungsi

gramatik yang berkaitan dengan ketatabahasaan dan fungsi semantic yang berkaitan

dengan arti. Adapun fungsi gramatik disebut dengan istilah fungsi, sedangkan fungsi

semantik disebut makna. Beberapa contoh afiks yang dipaparkan dalam buku ini

adalah sebagai berikut.

a. Afiks meN- berfungsi sebagai pembentuk kata verbal.

afiks meN- memiliki beberapa makna, yaitu.

1. melakukan perbuatan aktif lagi transitif, misalnya : menulis, mencetak,

memperkaya, dan sebagainya.

2. menjadi seperti keadaan tersebut pada bentuk dasar / ‘proses’, misalnya :

melebar : ‘menjadi lebar, meluas : menjadi luas

dalam keadaan, misalnya : mengantuk, menyendiri

3. melakukan tindakan berhubungan dengan apa yang tersebut pada bentuk dasar,

misalnya :

membabi buta : berlaku seperti babi buta

b. Afiks ber-

bentuk dasar berupa pokok kata , misalnya : bertemu ← temu,

berupa kata sifat, misalnya : bergembira ← gembira

Page 4: morfologi

berupa kata bilangan, misalnya : berdua ← dua

berupa kata nominal, misalnya : bersepeda ← sepeda

Afiks ber- memiliki beberapa makna, yaitu.

1. melakukan perbuatan yang aktif 

misalnya : bekerja, berangkat, berdagang

2. dalam keadaan atau statif , misalnya : bergembira, berbahagia, bersedih.

3. kumpulan, misalnya : berdua : ‘kumpulan yang terdiri dari dua’

4. melakukan perbuatan berhubung dengan apa yang tersebut pada bentuk dasar,

misalnya :

berkereta api : ‘menggunakan atau naik kereta api’

c. Afiks di-

Memiliki satu fungsi, ialah membentuk kata kerja pasif. Berbeda dengan

afis meN- yang berfungsi membentuk kata kerja aktif : diambil – mengambil,

diresmikan – meresmikan .

Maknanya ialah menyatakan makna’ suatu perbuatan yang pasif’.