Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MUHAMMADIYAH SEBAGAI BADAN HUKUM
Dr. Asri Wijayanti, S.H.,MH.
Sosialisasi di Majelis Hukum dan Ham Pimpinan Daerah ‘Aisyiah Kabupaten Sidoarjo, 07 September 2021
Zoom 98520143362 - 123456
Status Hukum
• Gouvernement besluit 22 Augustus 1914 No. 81 jo. Gouvernement besluit 16 Augustus 1920 No. 40 jo. Gouvernement besluit 2 September 1921 No. 36
Problem
Amal usaha dari PersyarikatanMuhammadiyah yang ada di seluruh
wilayah Indonesia tidak dapatmenerima hibah dari instansi
pemerintahan (Pemerintah Daerah) karena dianggap bukan badan hukum
Isu Hukum• Apakah Persyarikatan Muhammadiyah
adalah suatu badan hukum? • Bagaimana status hukum amal usaha
dari Persyarikatan Muhammadiyah?
Upaya hukum
Surat Ketua PP Muhammadiyah
kepada Kemendagri No. 468/I.0/A/2015 tanggal 9 Oktober
2015 tentang penjelasan
Muhammadiyah Sebagai Badan Hukum
Surat Dirjen Politik dan pemerintahan Umum
No. 220/4312/POLPUM
tanggal 22 Desember 2015
Surat Ketua Umum PP Muhammadiyah
kepada Kemendagri No. 149/I.0/A/2016
tanggal 18 Maret 2016 tentang penjelasan
Muhammadiyah Sebagai Badan Hukum
Surat Menteri Dalam Negari (dittd oleh Dirjen Politik dan
pemerintahan Umum) Nomor
221/2742/POLPUM tanggal 30 Juni 2016 tentang penjelasan
Muhammadiyah Sebagai Badan Hukum
Surat Ketua Umum PP Muhammadiyah
kepada Kemenkumham RI No. 200/I.0/A/2016 tanggal 12 April 2016 tentang penjelasan
Muhammadiyah Sebagai Badan Hukum
Surat KemenkumhamRI No. /iHU-UIYJ 01.01-63f tanggal 11 Juli 2016
2016 tentangpenjelasan
Muhammadiyah Sebagai Badan Hukum
Keputusan Mahkamah Konstitusi
sebagaimana termaktub Putusan
Nomor 38/PUU-XI/2013
1. Surat Dirjen Politik dan pemerintahan Umum No. 220/4312/POLPUM tanggal 22 Desember 2015
• Pasal 83 huruf (b) UU No. 17/2013 Tentang Organisasi kemasyarakatan.
• Ormas yang telah berbadan hukum berdasarkan Staatblad 1870 Nomor 64 Tentang Perkumpulan-Perkumpulan Berbadan Hukum (Rechtspersoonlijkheid van Vereenigingen)
• Organisasi Muhammadiyah telah mendapat legalisasi badan hukum dari Gouvernement besluit 22 Augustus 1914 No. 81
• Organisasi Muhammadiyah tidak perlu mendaftar ulang kepada Pemerintah
2. Surat Menteri Dalam Negari Nomor221/2742/POLPUM tanggal 30 Juni 2016 tentang penjelasanMuhammadiyah Sebagai Badan Hukum
• Organisasi Muhammadiyah telah memilikiBdan Hukum IndonesiaTidak perlu mendaftar ulang kepadapemerintah dan Pemerintah DaerahBegitu juga Amal Usaha dan OrganisasiOtonom yang berada di bawah strukturOrganisasi Muhammadiyah sehingga dapat diberikan dana hibah bansossesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan
Pertimbangan
• Pasal 83 huruf (b) UU No. 17/2013 Tentang Organisasi kemasyarakatan, Ormas yang telah berbadan hukum berdasarkan Staatblad 1870 Nomor 64, yang berdiri sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan konsisten mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetap diakui keberadaan dan kesejarahannya sebagai aset bangsa, tidak perlu melakukan pendaftaran sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini
• Organisasi Muhammadiyah telah mendapat legalisasi badan hukum dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-88.AH.01.07 dan Gouvernement besluit 22 Augustus 1914 No. 81 jo. Gouvernement besluit 16 Augustus 1920 No. 40 jo. Gouvernement besluit 2 September 1921 No. 36
3. Surat Kemenkumham RI No. /iHU-UIYJ 01.01-63f tanggal 11 Juli 2016 2016 tentang penjelasan Muhammadiyah Sebagai Badan Hukum
Konfirmasi ke Kemendagri
Pertimbangan:
• Berdasarkan Stb 1870 No 64, kewenangan Kemenkumham bersifat legal administrative, meliputi:• Pengesahan dan• Persetujuan perubahan Anggaran Dasar
Perkumpulan Badan Hukum• Teknis berdasar Peraturan Menkumham
Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perkumpulan dan tidak diberikan kewenangan untuk mengesahkan cabang dari suatu badan hukum
Hakmendirikancabang
• Perkumpulan yang telah mendapat pengesahan sebagai badan hukum, dapat • mendirikan cabang di seluruh wilayah
Indonesia dan/atau;• Mendirikan amal/badan kegiatan usaha
dalam rangka mencapai maksud/tujuanberdasarkan Anggaran Dasarnya dan perturan perundang-undangan
• Pembentukan struktur dan kepengurusan wilayah/cabang/ranting /perwakilan/organisasi otonom, oleh Kepengurusan Pusat, yang berada di suatu daerah TANPA HARUS MENGAJUKAN PENGESAHAN status badan hukum wilayah/cabang/ranting /perwakilan
Keputusan Mahkamah Konstitusisebagaimana termaktub Putusan Nomor38/PUU-XI/2013
• dalam dictum II angka 7 yang menyatakan bahwa “Persyarikatan Muhammadiyah sebagai badan hukum privat telah memenuhi ketentuan Pasal 51 ayat (1) UU MK.
• Atas dasar Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 38/PUU-XI/2013 jo. ketentuanPasal 83 huruf a dan huruf b UU Nomor 17 Tahun 2013, maka PersyarikatanMuhammadiyah sebagai badan hukum yang ditetapkan oleh Gubernur Jenderaldengan Gouvernement besluit 22 Augustus 1914 No. 81 jo. Gouvernement besluit16 Augustus 1920 No. 40 jo. Gouvernement besluit 2 September 1921 No. 36 berdasarkan ketentuan Pasal 1 jo. Pasal 5a Staatblad 1870 Nomor 64, tetap diakuikeberadaannya dan tidak perlu melakukan pendaftaran sesuai denganketentuan Undang-Undang ini (UU Nomor 17 Tahun 2013).
•
Analisis
A. Persyarikatan Muhammadiyah adalah suatu badan hukum
• Berserikat memiliki arti berkumpul. Persyarikatan memiliki arti yang sama dengan perkumpulan.
• Suatu persyarikatan/ perkumpulan dapat dianggap sebagai badan hukum apabila perkumpulan itu disahkan oleh pejabat yang berwenang.
• Pasal 1 Staatblad 1870 Nomor 64 Tentang Perkumpulan-Perkumpulan Berbadan Hukum (Rechtspersoonlijkheid van Vereenigingen) menentukan bahwa “Tiada perkumpulan orang-orang, di luar yang dibentuk menurut peraturan umum, bertindak selaku badan hukum kecuali setelah diakui oleh Gubernur Jenderal atau oleh Pejabat yang ditunjuk oleh Gubernur Jenderal”. (Saat ini kedudukan Gubernur Jenderal sama dengan Menteri Hukum dan Ham).
Pasal 5a Staatblad1870 Nomor64
• Tentang Perkumpulan-Perkumpulan Berbadan Hukum (Rechtspersoonlijkheid van Vereenigingen)
• “Persyarikatan-persyarikatan yang diadakan selama waktu yang telah ditentukan yang statuten dan reglementnya telah diakui sah, maka sehabis waktu yang disebutkan di dalam statuten dan reglement itu, persyarikatan itu dianggap sebagai person, tidak usah dengan goedkeuring (pengesahan) lebih jauh, apabila dan selama terbukti dari perbuatan dan tabi’at (kelakuan) dari anggota-anggota dan bestuur persyarikatan itu, bahwa sehabis waktu tersebut persyarikatan berlangsung adanya
Legalitas BH dari pemerintah melaluiGouvernement besluit 22 Augustus 1914 No. 81
• Pasal 83 huruf a dan huruf b UU Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi kemasyarakatan,
• Ormas yang telah berbadan hukum sebelum berlakunya Undang-Undang ini tetap diakui keberadaannya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini;
• Ormas yang telah berbadan hukum berdasarkan Staatsblad 1870 Nomor 64 tentang Perkumpulan-Perkumpulan Berbadan Hukum (Rechtspersoonlijkheid van Vereenigingen) yang berdiri sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan konsisten mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetap diakui keberadaan dan kesejarahannya sebagai aset bangsa, tidak perlu melakukan pendaftaran sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini;
Kedudukan aturan hukum sebelum Proklamasi
Persyarikatan Muhammadiyah telah disahkan oleh Gubernur Jenderal
sebagai badan hukum sejak adanya Gouvernement besluit 22 Augustus 1914 No. 81 jo.
Gouvernement besluit 16 Augustus 1920 No. 40 jo. Gouvernement
besluit 2 September 1921 No. 36.
Pasal I Aturan Peralihan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, menentukan “Segala peraturan perundang-undangan
yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru
menurut Undang-Undang Dasar ini”
Gubernur Jenderal -Menteri Hukum dan HAM
• Sampai saat ini Staatblad 1870 Nomor 64 Tentang Perkumpulan-Perkumpulan Berbadan Hukum (Rechtspersoonlijkheid van Vereenigingen) belum dirubah, maka berdasarkan Pasal I Aturan Peralihan UUD 1945, Staatblad 1870 Nomor 64 masih tetap berlaku.
• Setelah Indonesia merdeka, kedudukan Gubernur Jenderal sebagai pejabat yang mengesahkan pendirian perkumpulan/persyarikatan diganti oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
B. Status Hukum Amal Usaha Dari Persyarikatan Muhammadiyah
• Sebagai suatu perkumpulan yang berbadan hukum, maka memiliki hak untuk mengatur dirinya sendiri yang dituangkan dalam Anggaran Dasar.
• Anggaran Dasar Persyarikatan Muhammadiyah sejak awal pendirian sampai dengan sekarang telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan terakhir Anggaran Dasar Persyarikatan Muhammadiyah telah dicatat di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-88.AH.01.07 Tahun 2010 tanggal 23 Juni 2010.
• Anggaran Dasar Persyarikatan Muhammadiyah adalah aturan dasar yang mengikat anggota Muhammadiyah.
Anggaran Dasar Persyarikatan Muhammadiyah
• Perubahan terakhir Anggaran Dasar Persyarikatan Muhammadiyah telah dicatat pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-88.AH.01.07 Tahun 2010 tanggal 23 Juni 2010.
• Persyarikatan Muhammadiyah adalah badan hukum yang ditetapkan oleh Gubernur Jenderal dengan Gouvernement besluit 22 Augustus 1914 No. 81 jo. Gouvernement besluit 16 Augustus 1920 No. 40 jo. Gouvernement besluit 2 September 1921 No. 36 berdasarkan ketentuan Pasal 1 jo. Pasal 5a Staatblad 1870 Nomor 64 jo. Pasal I Aturan Peralihan UUD 1945.
Maksud dan tujuan Muhammadiyah
• Pasal 6 Anggaran Dasar Persyarikatan Muhammadiyah, menentukan maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
• Pasal 7 Anggaran Dasar Persyarikatan Muhammadiyah, menentukan
• Untuk mencapai maksud dan tujuan, Muhammadiyah melaksanakan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan
• Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program dan kegiatan, yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
• Penentu kebijakan dan penanggung jawab amal usaha, program dan kegiatan adalah pimpinan Muhammadiyah.
Susunan organisasi Muhammadiyah
• Pasal 9 Anggaran Dasar Persyarikatan Muhammadiyah, menentukan susunan organisasi Muhammadiyah terdiri atas:
• Ranting ialah kesatuan anggota dalam satutempat atau kawasan
• Cabang ialah kesatuan Ranting dalam satutempat
• Daerah ialah kesatuan Cabang dalam satuKota atau Kabupaten
• Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satuPropinsi
• Pusat ialah kestuan Wilayah dalam Negara.
Organisasiotonom
• Pasal 21 ayat (1) Anggaran Dasar Persyarikatan Muhammadiyah menentukan organisasi otonom ialah satuan organisasi di bawah Muhammadiyah yang memiliki wewenang mengatur rumah tangganya sendiri, dengan bimbingan dan pembinaan oleh Pimpinan Muhammadiyah
Program, dan kegiatan amal usaha
Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengamalan, serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan.
Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak, wakaf, shadaqah, hibah, dan amal shalih lainnya.
Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar berkemampuan tinggi serta berakhlaq mulia.
Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta meningkatkan penelitian.
Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang berkualitas
• Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
• Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdayaalam dan lingkungan untuk kesejahteraan
• Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalamberbagai bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.
• Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalamkehidupan berbangsa dan bernegara
• Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggotasebagai pelaku gerakan.
• Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untukmensukseskan gerakan.
• Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran sertameningkatkan pembelaan terhadap masyarakat.
• Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuanMuhammadiyah
•
Penyelenggaraan amal usaha Muhammadiyah
• dapat dilakukan oleh • Cabang, Wilayah dan Pusat. (Pasal 6 ayat (1) huruf
c jo. Pasal 7 ayat (1) huruf c jo. Pasal 8 ayat (1) huruf c jo. Pasal 9 huruf c Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah.
• organisasi otonom khusus. Pasal 20 ayat (2) huruf b Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, menentukan “Organisasi Otonom Khusus adalah organisasi otonom yang seluruh anggotanya anggota Muhammadiyah, dan diberi wewenang menyelenggarakan amal usaha yang ditetapkan oleh Pimpinan Muhammadiyah dalam koordinasi Unsur Pembantu Pimpinan yang membidanginya sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang amal usaha tersebut.
Penggunaan logika matematika
Amal usaha dalam Persyarikatan Muhammadiyah adalah bagian dari Persyarikatan Muhammadiyah. Persyarikatan Muhammadiyah adalah organisasi kemasyarakatan yang memiliki ruang lingkup tingkat nasional.
Dalam logika matematika, dikenal teori tentang himpunanbagian. Apabila “X” adalah menjadi himpunan bagian darikelompok “Z” maka ciri-ciri yang dimiliki oleh “Z” harus dimilikipula oleh “X”. Dalam hal ini, untuk melihat status hukum amalusaha dari Persyarikatan Muhammadiyah (identik dengan “X”) apakah menjadi bagian yang terpisahkan atau tidakterpisahkan dari tubuh Persyarikatan Muhammadiyah (identikdengan “z”) harus dilihat dari Anggaran Dasar dan AnggaranRumah Tangga Persyarikatan Muhammadiyah itu sendiri.
Penggunaan logikahukum -asasNoscitur a Sociis
Dalam logika hukum dikenal prinsip Contextualism (dikemukakan oleh Ian Mcleod, dalam bukunya Legal Method).
Salah satu dari prinsip Contextualism adalah adanya asas Noscitur a Sociis.
Suatu hal diketahui dari associatednya. Artinya suatu kata harus diartikan dalam rangkaiannya. Kata “amal usaha” muncul setelah dibuatnya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persyarikatan Muhammadiyah. Amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah tidak dapat berdiri sendiri sebagai suatu badan hukum tanpa terikat dalam suatu rangkaian associatednya yaitu Persyarikatan Muhammadiyah.
Amal Usaha hanya dapat diselenggarakan oleh Cabang, Wilayah, Pusat dan Organisasi Otonom sesuai bentuk amal usaha, program, dan kegiatan dari amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah yang bersangkutan apabila diartikan sebagai satu kesatuan legal person dari Persyarikatan Muhammadiyah.
Kesimpulan
• Persyarikatan Muhammadiyah adalah badan hukum yang ditetapkan oleh Gubernur Jenderal dengan Gouvernement besluit 22 Augustus 1914 No. 81 jo. Gouvernement besluit 16 Augustus 1920 No. 40 jo. Gouvernement besluit 2 September 1921 No. 36 berdasarkan ketentuan Pasal 1 jo. Pasal 5a Staatblad 1870 Nomor 64 jo. Pasal I Aturan Peralihan UUD 1945.
• Penyelenggaraan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah dalam bidang sesuai Pasal 3 ART dapat diselenggaran oleh Cabang, Daerah, Wilayah, Pusat dan Organisasi Otonom
• sesuai Pasal 6 ayat (1) huruf c ART jo. Pasal 7 ayat (1) huruf c ART jo. Pasal 8 ayat (1) huruf c jo. Pasal 9 huruf c ART jo. Pasal 20 ayat (2) huruf b ART jo. Pasal 6 AD jo., Pasal 7 AD jo. , Pasal 9 AD jo. Pasal 21 ayat (1) AD Persyarikatan Muhammadiyah yang telah disahkan sebagai suatu badan hukum yang ditetapkan oleh Gubernur Jenderal dengan Gouvernement besluit 22 Augustus 1914 No. 81 jo. Gouvernement besluit 16 Augustus 1920 No. 40 jo. Gouvernement besluit 2 September 1921 No. 36 berdasarkan ketentuan Pasal 1 jo. Pasal 5a Staatblad 1870 Nomor 64 jo. Pasal I Aturan Peralihan UUD 1945.
• Persyarikatan Muhammadiyah adalah ormas nasional yang mempunyai organ pelaksana sampai di tingkat kecamatan dan desa (cabang dan ranting), amal usaha seperti sekolah, pesantren, rumah sakit dan lain-lain serta organisasi pendukung lainnya seperti AIsiyah, Pemuda Muhammadiyah, Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dll yang kesemuanya dibentuk berdasar Keputusan Persyarikatan Muhammadiyah sesuai dengan tingkatan masing-masing.
Amal usaha PersyarikatanMuhammadiyah menjadi satukesatuan yang tak terpisahkandari PersyarikatanMuhammadiyah, seharusnyatidak membutuhkan status badan hukum tersendiri.
•Terima kasih telahmendengarkan saya
• Asri