12
PERMOHONAN HAK BADAN HUKUM PERMOHONAN HAK BADAN HUKUM PERUSAHAAN (PERUMAHAN) PERUSAHAAN (PERUMAHAN) KELOMPOK V 1.Agung Widiyanto 2.Andi Muhammad Rizki 3.Kartika Clementine 4.Muhammad Zaenas Surur 5.Novi Ardiansyah

Badan Hukum (Perumahan) 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

  • PERMOHONAN HAK BADAN HUKUM PERUSAHAAN (PERUMAHAN)KELOMPOK VAgung WidiyantoAndi Muhammad RizkiKartika ClementineMuhammad Zaenas SururNovi Ardiansyah

  • Pemberian Hak Badan Hukum Perusahaan (Perumahan) merupakan proses pemberian hak atas tanah yang diawali dari proses pemberian Hak Guna Bangunan bagi Badan Hukum. Sesuai dengan pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah, bahwa yang dapat menjadi pemegang Hak Guna Bangunan ialah Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.

  • Regulasi dan Kebijakan Terkait Proses Pemberian Hak Atas TanahBadan Hukum Perusahaan (Perumahan)Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak atas Tanah dan Benda-Benda Yang Ada di Atasnya;Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan;Undang-Undang No 28 Tahun 2004 tentang Yayasan;Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian

  • Regulasi dan Kebijakan Terkait Proses Pemberian Hak Atas TanahBadan Hukum Perusahaan (Perumahan)Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1963 Tentang Penunjukan Badan-Badan Hukum Yang Dapat Mempunyai Hak Milik Atas TanahPeraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 1996 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan;Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah;Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2000 tentang Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Karena Pemberian Hak Pengelolaan;Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2002 Tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional.Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan tanah terlantar;

  • Lanjutan...Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional;Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pokok-Pokok Kebijaksanaan Dalam Rangka Pemberian Hak Baru Atas Tanah Asal Konversi Hak-Hak Barat;Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 51/PMK.02/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.02/2010 tentang Indeks Dalam Rangka Penghitungan Penetapan Tarif Pelayanan PNBP Pada Badan Pertanahan Nasional;Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 196 tentang Bentuk Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan, Akta Pemberian Hak Tanggungan, Buku Taah Hak Tanggungan dan Sertpikat Hak Tanggungan;Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Pemberian Izin Lokasi;Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara;

  • Lanjutan...Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian Dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara Dan Hak Pengelolaan;Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2007 tentang Panitia Pemriksaan Tanah;Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan & Pengaturan Pertanahan;Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 4 Tahun 2010 Tata Cara Penerbitan Tanah Terlantar;Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No.600-1900 Tanggal 31 Juli 2003.

  • Persyaratan permohonan yang harus dipenuhiFormulir permohonan bermateraiSurat Kuasa apabila dikuasakan;Surat Pernyataan Rencana Penggunaan dan pemanfaatan tanah yang dimohon;Fotocopi identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP);Bukti penguasaan/pemilikan bidang tanah, berupa :Sertipikat Hak Atas Tanah;Akta Jual Beli/Pelepasan Hak, Akta Hibah, Akta Tukar Menukar, Surat Keterangan Waris, Akta Pembagian Hak Bersama, Lelang, Wasiat, Putusan Pengadilan, Girik, Surat Kapling, Surat pelepasan hak dan pelunasan tanah dan rumah/tanah dibeli dari pemerintah;Akta Verponding bagi bekas pemegang hak, secara fisik masih menguasai bidang tanah atau SKPT bagi subyek yang bukan pemegang hak;Akta Perjanjian antara pemegang Hak Guna Bangunan dan pemegang Hak Pengelolaan Surat Penyataan menyetujui permohonan hak dari Pemegang Hak Pengelolaan;Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah setempat yang isinya bukan tanah adat (yasan), tidak masuk dalam buku C desa atau dalam peta kretek/peta rincikan desa (untuk P. Jawa dan daerah lain yang terdapat catatan yang lengkap tentang tanah adat/yasan) terhadap tanah yang belum disertipikatkan;Apabila tanah tersebut masih terdaftar dalam penguasaan Pemerintah/Occupasi TNI/POLRI diperlukan surat keterangan telah dikeluarkan dari daftar occupasi TNI/POLRI.Surat Pernyataan penguasan fisik oleh pemohon yang disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi dikertas materai secukup;

  • Lanjutan...6.Foto copy SPPT PBB Tahun berjalan yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket;7.Fotocopy Tanda Daftar Perusahaan, Akta Pendirian perusahaan dan perubahannya yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket;8.Fotocopy Akta Pengesahan Badan Hukum yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket;9.Melampirkan bukti SSP/PPh sesuai dengan ketentuan;10.Surat Persetujuan dari pemegang Hak Tanggungan (apabila bidang tanah tersebut dibebani Hak Tanggungan);11.Ijin Lokasi atau Surat Ijin Penunjukan Penggunaan Tanah terhadap tanah diatas 5000 m2;12.Proposal/Rencana Pengusahaan Tanah;13.Rencana Tapak/Site Plan dari Pemerintah Kabupaten/Kota Setempat;14.Bukti perolehan/penyelesaian bangunan dari bekas pemegang hak (jika ada bangunan milik bekas pemegang hak);15.Kutipan Risalah Lelang jika perlolehannya melalui proses pelelangan;16.keterangan lain yang dianggap perlu.

  • Bagan alur proses penerbitan Sertipikat Hak Atas TanahPemohon membawa berkas yang berisi persyaratan permohonan Hak Guna Bangunan ke Kantor Pertanahan (Point B angka 1-10). Setelah berkas diperiksan dan diteliti, maka loket 2 menerbitkan Surat Tanda Terima Dokumen dan Surat Perintah Setor kepada Pemohon;Pemohon telah menerima Surat Perintah Setor kemudian membayar biaya pengukuran dan pemeriksaan tanah dalam hal ini dibayarkan kepada Bendahara Khusus Penerimaan pada loket 3 kemudian Bendahara Penerimaan menyerahkan bukti kwitansi kepada pemohon;Proses selanjutnya yaitu pengukuran yang dilaksanakan oleh Seksi Pengukuran dam Pemetaan yang dilanjutkan dengan proses pemeriksaan tanah yang dilaksanakan oleh Panitia A. Hasilnya tersebut akan dijadikan bahan pertimbangan Kepala Kantor Pertanahan dalam menerbitkan Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah;Penerbitan Surat Keputusan Pemberian Hak Guna Bangunan diputuskan oleh Kepala Kantor Pertanahan;Setelah terbit Surat Keputusan Pemberian Hak Guna Bangunan, pemohon wajib mendaftarkan Hak Guna Bangunan kepada Kantor Pertanahan dengan memenuhi kewajiban yaitu melampirkan bukti Surat Setoran Pajak Daerah Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (SSPD-BPHTB) serta membayar kewajiban pendaftaran SK Hak menurut PP No. 13 Tahun 2010;Pembukuan hak serta penerbitan sertipikat.Petugas Loket 4 menyerahkan Sertipikat Hak Guna Bangunan kepada pemohon.

  • Bagan alur proses penerbitan Surat Ijin Penggunaan TanahProses di Kantor Pertanahan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan NasionalPemohon membawa berkas yang berisi persyaratan permohonan penerbitan Surat Ijin Perubahan Penggunaan Tanah ke Kantor Pertanahan, lalu diperiksa dan diteliti. Loket 2 menerbitkan Surat Tanda Terima Dokumen dan Surat Perintah Setor kepada Pemohon;Loket 2 menyerahkan dokumen permohonan penerbitan Surat Ijin Perubahan Penggunaan Tanah ke Kepala Kantor Pertanahan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional untuk didisposisikan kepala Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan;Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan memerintahkan Tim Pertimbangan Teknis Pertanahan untuk melakukan Peninjauan Lapang dan Rapat Tim Pertimbangan Teknis Pertanahan yang kemudian hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Peninjauan Lapang dan Berita Acara Rapat Tim Pertimbangan Teknis Pertanahan;Tim Pertimbangan Teknis Pertanahan mengolah berkas pendukung dan hasil peninjauan lapang yang kemudian dituangkan dalam Risalah Kepala Kantor Pertanahan dan peta-peta lampiran permohonan Surat Ijin Penggunaan Tanah;Risalah Kepala Kantor Pertanahan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan peta-peta lampiran permohonan Surat Ijin Penggunaan Tanah diperiksa dan diteliti oleh Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan yang kemudian ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan;Berkas permohonan yang telah ditandangani dan telah diadministrasikan dikirim ke Kantor Wilayah.

  • Pemrosesan di Kantor Wilayah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan NasionalLoket Pendaftaran menyerahkan dokumen permohonan penerbitan Surat Ijin Perubahan Penggunaan Tanah ke Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional setempat untuk didisposisikan kepala Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan;Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan mengolah data tersebut, dituangkan dan diteliti dalam Risalah Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan peta-peta lampiran permohonan Surat Ijin Penggunaan Tanah kemudian ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;Berkas dikirim ke Gubernur/Bupati setempat untuk pemrosesan selanjutnya;

  • BiayaBiaya Pemeriksaan Pemeriksaan Tanah A mengacu PP. No. 13/2010;Biaya transportasi sesuai dengan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota masing-masing;Uang Pemasukan kepada Negara sesuai dengan PP. 13/2010;Besarnya BPHTB sesuai dengan UU No. 21/1997 jo. No. 20/2000.