8
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI TUGAS MATA KULIAH GEOLOGI INDONESIA CEKUNGAN MINAHASA DISUSUN OLEH : MUHAMMAD RAHMATULLAH 12/329935/TK/39138 DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH: Dr. DIDIT HADI BARIANTO, S.T., M.Si. YOGYAKARTA MEI 2015

MuhammadRahmatullah_39138_CekunganMinahasa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

  • KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    FAKULTAS TEKNIK

    JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

    TUGAS MATA KULIAH GEOLOGI INDONESIA

    CEKUNGAN MINAHASA

    DISUSUN OLEH :

    MUHAMMAD RAHMATULLAH

    12/329935/TK/39138

    DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:

    Dr. DIDIT HADI BARIANTO, S.T., M.Si.

    YOGYAKARTA

    MEI

    2015

  • Cekungan Minahasa

    Cekungan Minahasa merupakan cekungan yang berada disebelah Utara

    dari lengan Utara Pulau Sulawesi, dikenal juga sebagai Minahasa Peninsula.

    Cekungan Minahasa secara umum dapat diklasifikasikan sebagai cekungan

    pembatas yang berlokasi di Utara Sulawesi dan membatasi palung Sulawesi Utara

    dengan busur vulkanik pada bagian Utara Sulawesi. Secara umum ditemukan

    beberapa endapan arus turbidit.

    Gambar 1. Lokasi dari Cekungan Minahasa

    Geologi Regional

    Setting Tektonik

  • Busur Sulawesi Utara adalah busur yang menghadap ke Utara yang

    berlokasi sempanjang Palung Sulawesi Utara. Pad bagian lengan Utara Sulawesi

    terdapat busur vulkanik berumur Neogen yang terbentuk sebagai busur berarah ke

    Timur yang kemudian berputar secara clockwise. Busur tersebut berakhir pada

    Cekungan Celebes sebagai bagian dari lempeng-lempeng kecil yang menyatu.

    Pada bagian Barat dari cekungan Minahasa terdapat sesar geser sinistral.

    Gambar 2. Elemen Tektonik pada Cekungan Minahasa

    Lengan Utara Sulawesi tidak memiliki Gunung api yang aktif saat ini

    kecuali pada bagian paling Timur yang berhubungan dengan cekungan Sangihe

    dan Mindanao Barat. Seismic yang dilakukan pada laut merefleksikan lapisan

    sedimen pada cekungan Celebes berada dibawah palung dan melampar hingga

    bagian Selatan dari Lengan Utara Sulawsi (Hamilton, 1979). Berdasarkan data

    kegeempaan, diindikasin bahwa litosfer pada cekungan Celebes telah tersubduksi

  • sepanjang bagian Barat dari Lengan Utara Sulawesi hingga kedalaman 200 km.

    Hal tersebut mungkin berhubungan dengan pemekaran pada cekungan, karena

    kebanyak vulkanisme pada island arc pada daratan terjadi ketika zona seismik

    mencapai kedalaman sekitar 100 km.

    Stratigrafi

    Formasi Tinobo

    Berdasarkan pemetaan permukaan dari Kotamubagu (Apandi & Bachri,

    1997), and Tilamuta (Bachri, at al, 1993) menyatakan bahwa unit batuan tertua

    yang tersingkap adalah lava basaltik, lava andesit, interkalasi dari green

    sandstone, green siltstone, dengan sedikit kandungan konglomerat, dan

    batugamping merah dan abu-abu. Batuan-batuan tertua pada cekungan Minahasa

    berumur Eosesn hingga Oligosen. Struktur sedimen pada batupasir dan batulanau

    adalah perlapisan paralel, laminasi convolute, laminasi paralel, dan laminasi silang

    siur. Batugamping merah mengandung radolaria yang menandakan bahwa batuan

    tersebut diendapkan dibawah zona CCD. Berdasarkan asosiasi litologi dan

    struktur sedimen diinterpretasikan bahwa formasi ini diendapkan pada lingkungan

    laut dalam. Interkalasi sedimen diinterpretasikan sebagai arus turbidit. Umur yang

    didapatkan berasal dari dating radiometrik pada lava basaltik yang berlokasi pada

    beberapa titik di Kotamubangu, dari dating tersebut didapat angka sekitar 50 Ma

    (Eosen) Villeneuve, et al. (1990). Fasies vulkanik secara lateral memiliki struktur

    menjari dengan fasies sedimen pada formasi ini. (Ahlburg, 1923). Fasies sedimen

    pada formasi ini terdiri dari shale dan batugampingn dengan interkalasi rijang.

    Batupasir terdiri dari greywacke dan batupasir kuarsa, dengan struktur masif,

    butiran berukuran halus hingga sedang, dan pada beberapa bagian mengandung

    pirit. Interkalasi pada batugamping berwarna merah, memiliki struktur masif,

    dengan perlapisan yang baik. Pada beberapa tempat batugamping ini diintrusi oleh

    granit, trasit, dan diorit seperti yang ditemukan pada Sungai Bayan. Umur unit

    sedimen berdasarkan Ratman (1976) adalah Eosen Awal hingga Oligosen. Data

    tersebut berbeda dengan Sukamto (1973) dan Brower (1934) yang menyatakan

    unit sedimen berumur Kapur Akhir hingga Awal Eosen. Pengukuran ketebalan

    menyatakan bahwa unit ini memiliki ketebalan lebih dari 1000 meter.

  • Formasi Bilungala

    Proses pengendapan selanjutnya pada Cekungan Minahasa setelah

    diidentifikasi melalui pemetaam geologi permukaan adalah Formasi Bilungala

    yang terdiri dari endapan vulkanik (didominasi oleh breksi, tuff, laba andesi,

    dasit, dan riolit) berumur Awal Miosen hingga Akhir Miosen. Tuff memiliki

    komposisi dasitik, tidak terkonsolidasi dengan kuat, dan memiliki perlapisan yang

    buruk. Total ketebalan dari unit ini diperkirakan mencapai lebih dari 1000 meter.

    Penentuan umur didasarkan oleh kehadiran fosil pada anggota batugamping.

    Formasi Tapadaka

    Secara lateral Formasi Bilungala memiliki struktur menjari dengan

    Formasi Tapadaka yang memiliki litologi beruupa endapan vulkaniklastik;

    termasuk didalamnya batupasir, greywacke, silicified sandstone, dan shale.

    Batupasir pada formasi ini memiliki warna abu-abu cerah hingga hijau, dengan

    ukuran butir halus hingga kasar, memiliki kandungan litik batuan vulkanik, dan

    fragmen red shale, dan bersifat karbonatan pada beberapa tempat. Greywacke

    pada formasi ini memilki ukuran butir halus hingga kasar, butirn berbentuk

    angular hingga subrounded, memiliki struktur masif, dan terdiri dari plagioklas,

    augit, kuarsa, dan sedikit kandungan hematit dan magnetit. Shale pada formasi ini

    berwarna abu-abu hingga hitam mengandung fosil yang mengindikasikan bahwa

    umur dari formasi ini yaitu Awal hingga Akhir Miosen

    Anggota Tapadaka

    Fasies lateral berubah dapat sebagai klastika Tapadaka dan endapan

    vulkanoklastik. Akibat perubahan tersebut Formasi Tapadaka terbagi menjadi dua

    anggota, yaitu Anggota Batugamping dan Formasi Tapadaka. Batugamping pada

    Anggota Tapadaka memiliki warna abu-abu dengan struktur masif, mengandung

    fragmen litik batuan vulkanik. Batugamping ini terbentuk sebagai lensa didalam

    Formasi Tapadaka. Mengandung fosil yang mengidikasikan bahwa anggota ini

    berumura Awal hingga Akhir Miosen.

  • Formasi Dolokapa-Randangan

    Pemetaan geologi permukaan pada daerah Tilamuta mengindikasikan

    bahwa endapkan pada Akhir Miosen Tengah dengan litologi berupa klastika

    kasar dan endapan vulkaniklastik yang ekuivalen dengan Formasi Dolokapa dan

    Randangan. Formasi ini secara lateral menjari dengan endapan vulkanik dari

    Biluungala. Formasi Dolokapa terdiri oleh dominasi greywacke, batulanau,

    mudstone, konglomerat, tuff, lapili tuf, agglomerate, breksi vulkanik, lava andesite

    hingga basaltik. Sedangkan Formasi Randangan utamanya terdiri dari

    konglomerat, batupasir, batulanau, dan mudstone.

    Celebes Mollase

    Proses pengendapan pada Plio-Plistosen pada Cekungan Minahasa

    termasuk kedalam endapan post orogenik yang dienal sebagai Celebes Mollase.

    Celebes Mollase terdiri dari konglomerat, breksi, batupasir, dan secara umum

    terkonsolidasi secara lemah. Konglomerat dan breksia bersifat polimik yang tediri

    dari fragmen litik dari andesit, basalt, granit, granodiorit, batugamping, dan

    kuarsa. Celebes Mollase secara lateral akan berubah menjadi unit breksi berumur

    Pliosen yang terdiri dari breksi, agglomerat, tuff, lapili tuf, dan lava.

  • Gambar 3. Stratigrafi Regional dari Cekungan Minahasa

  • Daftar Pustaka

    Hamilton, W., 1979, Tectonic of the Indonesia Region. U. S. Geol. Prof. Paper,

    1078. 345p.

    Ditjen Migas. Direct Proposal Document Offshore Maluku. Direktorat Jenderal

    Minyak dan Gas Bumi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.