Upload
mutia-mandallassari
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 1/26
Mutia Mandallassari
31101200266
SGD 6
LI Bahan Belajar LBM 4 Blok 17 “Manageent
!" Dental # Su$$orting %issues Diseases&
I' %reatent (lanning )*+,-+-
(*)-.-%-+
Diagnosis ortodonsi dianggap lengkap bila daftar problem
pasien diketahui dan antara problem patologi dan perkembangan
dipisahkan .
• %ujuan rencana perawatan adalah mendisain strategi
operator dengan bijaksana dan hati-hati dalam
menggunakan keputusannya yang digunakan untuk
menyelesaikan problem tersebut dengan
memaksimalkan manfaat bagi pasien dan
meminimalkan beaya dan risiko.
)-+G/-I-+ D-)I %--( )*+,-+- (*)-.-%-+
!)%!D!+%I/
Hasil diagnosis disusun dalam daftar yang lengkap problem
pasien. Meskipun ada beberapa problem patologi yang tercatat,
tetapi jika 5 karakteristik dari maloklusi digunakan di dalam
struktur daftar problem, maka akan didapat maksimum 5
problem besar dari perkembangan , meskipun rata-rata pasien
tidak mempunyai sebanyak itu. Jika daftar problem tentang
perkembangan dijumpai dihubungkan dengan maloklusi
seharusnya dibuat skema klasikasinya untuk mempermudah
0
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 2/26
proses rencana perawatan. Mempunyai problem yang banyak
pada daftar problem akan membingungkan.
!. "angkah pertama dalam merencanakan perawatan
ortodontik adalah memisahkan problem patologi dari
problem ortodontik #perkembangan$, maka proses
rencana perawatan dapat diatur sebagai berikut.
!$ problem ortodontik dijadikan prioritas
%$ catat kemungkinan perawatan dengan lengkap
&$ e'aluasi kemungkinan solusinya, pertimbangkan
factor-faktor yang berpengaruh
($ jelaskan konsep rencana perawatan dengan
pasien dan keluarganya
5$ buat rencana perawatan secara detail dan tahap-
tahapnya
)rinsip terpenting adalah bahwa pasien tidak harus dalam
keadaan kesehatan yang sempurna jika mendapat perawatan
ortodontik. *etapi jika ada penyakit atau patologi yang
menyertainya harus sudah dalam pengawasan. +rtinya penyakit
kronik atau akut yang mungkin ada harus dihentikan. ntuk
kasus ini problem patologi harus di rawat sebelum perawatan
ortodontik dimulai. )ada rangkaian perawatan , perawatan
ortodontik dilakukan sesudah mengontrol keadaan penyakit
sistemik, perawatan periodontal dan pembuatan restorasi gigi.
ontoh kasus pasien dengan problem patologi ada in/amasi
/ap pada molar dua bawah, rencana perawatannya adalah
melakukan irigasi dan obser'asi dengan menjaga oral hygiene .
Juga adanya attached gingi'al yang minimal pada anterior
bawah , rencana perawatannya adalah hanya diobser'asi
selama tahap perawatan ortodontik
1
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 3/26
D-%-) ()I!)I%-S ()!BL*M !)%!D!+%I/
)roblem ortodontik pasien dijadikan prioritas dalam
membuat tahap proses rencana perawatan, dengan maksud
memaksimalkan manfaat bagi pasien, karena itu problem harus
diidentikasi dan rencana perawatan harus difokuskan pada
keluhan pasien. 0ebagai contoh, jika pasien mengeluh adanya
protrusi dan gigi insisi'us yang tidak teratur, maka harus
memprioritaskan keluhannya walaupun ada gigi molar yang
hilang dan memerlukan perawatan prostodontik. 0ebaliknya jika
protrusi dan gigi yang tidak teratur bukan merupakan keluhan
pasien tetapi ada problem fungsi oklusal, maka mengganti gigi
yang hilang merupakan prioritas perawatan.
1esukaran selalu akan dihadapi oleh operator untuk
menghindari terjadinya benturan kepentingan. 0ebagai contoh
pasien dengan keluhan protrusi dagu dan mempunyai maloklusi
klas 222. Jika operator memfokuskan perhatiannya kepada problem
maloklusi klas 222 dan membuat gigi-gigi menjadi oklusi yang
baik dan mengacuhkan kondisi dagunya, kelihatannya pasien
akan puas dengan hasil perawatan, tetapi rencana perawatan
yang dibuat tidak sesuai dengan problem pasien.
ontoh kasus pasien dengan deep o'erbite yang besar,
skeletal dan dental., ada crowding derajat sedang pada maksila
dan ringan pada mandibula. 3elasi molar 4 tonjol klas 22. )ada
pasien ini koreksi elongasi insisi'us adalah kunci pertama
perawatan
2
)atologi problem2n/amasi /ap diatas molar dua bawah ------ irigasi, obser'asi
+ttachment gingi'al yang minimal pada anterior bawah ------- tidak
dirawat dulu , tetapi diobser'asi
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 4/26
/*M+G/I+-+ (*)-.-%-+
*ahap selanjutnya dari rencana perawatan adalah
mendaftar kemungkinan perawatan dari tiap problem dimulai
dari prioritas tertinggi. )ada tahap ini tiap problem
dipertimbangakn secara indi'idual dan pada saat itu
kemungkinan solusinya dibuat seakan-akan problem pasien
hanya satu.
)ertimbangkan kemungkinan solusi bagi pasien sebagai hal
yang pertama, pada kasus ini o'erbite sangat besar dan fasial
pendek dengan super erupsi dari gigi insisi'us maksila dan
mandibula. Hal ini memerlukan koreksi cur'e of 0pee pada
lengkung bawah dan koreksi kur'e pada lengkung atas. +da &
jalan yang dapat dilakukan.
!. absolut intrusi insisi'us atas dan bawah, dengan
menggerakkan apeks akar mendekati hidung dan tepi
bawah mandibula,
%. relatif intrusi insisi'us dengan mempertahankan
insisi'us selagi mandibula tumbuh dan gigi posteriorerupsi,
&. ekstrusi gigi posterior yang memungkinkan mandibula
rotasi ke bawah dan ke belakang
3elatif intrusi dari insisi'us dan ekstrusi dari gigi-gigi
posterior pada batasan gerakan gigi adalah sama. )erbedaannya
adalah apakah pertumbuhan 'ertical ramus mengkompensasi
3
Daftar prioritas problem!. deepbite yang dalam, skeletal dental%. crowding maksila moderat dan mandibula ringan&. klas 22 !% tonjol
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 5/26
bertambah tingginya molar # apakah mandibular plane angle
dipertahankan #relatif intrusi$ atau menambah rotasi mandibula
ke bawah dan ke belakang #ekstrusi$. )ada usia !6 tahun
pertumbuhan 'ertical sudah tidak dapat diharapkan atau hanya
terjadi sedikit, maka absolut intrusi atau ekstrusi adalah
kemungkinannya. )ada pertumbuhan yang telah berhenti,
mendatarkan #le'eling$ lengkung dengan ekstrusi gigi-gigi
posterior akan mengakibatkan rotasi mandibula ke bawah dan ke
belakang terutama pada klas 22 yang hal ini tidak diharapkan
terjadi pada pasien. Maka intrusi adalah solusi yang terbaik
untuk memperbaiki deep o'erbite meskipun akan menimbulkan
perawatan yang kompleks.
)roblem kedua adalah crowding gigi insisi'us yang berat
pada lengkung atas dan ringan pada lengkung bawah. ntuk
menentukan apakah akan dilakukan ekspansi rahang atau
ekstraksi premolar di pertimbangkan atas keadaan posisi akhir
insisi'us . )asien ini mempunyai hidung dan dagu yang maju,
sehingga estetik akan lebih baik bila insisi'us lebih maju. 0ecara
estetik akan tidak menguntungkan bila dilakukan retraksi
insisi'us karena akan menyebabkan hidung nampak besar, tetapi
jika ekstraksi tetap akan dilakukan maka penutupan ruang
dilakukan dengan cara memajukan gigi posterior ke depan.
+nchorage untuk mengintrusi gigi anterior akan tidak sesuai
dengan pola penutupan ruang ini. 7leh karena itu jika intrusi
insisi'us merupakan pilihan yang terbaik , maka ekspansi
lengkung juga harus dipertimbangkan.
)roblem ketiga adalah tendensi klas 22, yang dapat
diperbaiki dengan pertumbuhan mandibula, tetapi pasien ini
telah selesai masa pertumbuhannya. 1arena itu pemakaian
elastik klas 22 yang menarik lengkung mandibula ke depan dapat
4
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 6/26
dipertimbangkan walaupun elastik ini cenderung menyebabkan
ekstrusi molar bawah dan dapat merotasi mandibula kebawah
dan kedepan, karenanya pemakaiannya harus hati-hati.
D*%-IL )*+,-+- (*)-.-%-+
)ada rencana perawatan kasus 1las 22 yang akan dirawat
dengan alat fungsional sehubungan dengan adanya modikasi
pertumbuhan akan melibatkan mekanoterapi yang digunakan.
Mekanoterapi dapat berupa bionator dengan memajukan
mandibula ( mm, insisi'us mandibula ditutupi, gigi-gigi posterior
mandibula dibiarkan erupsi, dan gigi-gigi maksila diblok secara
5
1emungkinan solusi problemDeep o'erbite, skeletal dental---- elongasi gigi posterior,
mempertahankan insisi'us- continuous arch wite- intrusi relatif # sesuai pertumbuhan 'ertical$- ekstrusi # akibatnya mandibula rotasi ke bawah 8kebelakang$
intrusi insisi'us dengan elongasi minimal molar- segmented arch wire- intrusi absolut # tanpa mempertimbangakn pertumbuhan $
crowding insisi'us maksila moderate, mandibula ringan --- ekspansi
kedua lengkung- mengakibatkan insisi'us maju
ekstraksi premolar satu atas- mengakibatkan molar atas maju
ekstraksi premolar satu atas, premolar dua bawah- dapat meretraksi insisi'us kedua lengkung yang tak diharapkan
tendensi klas 22pertumbuhan mandibula yang diharapkan 9999bedah ortognatik 9999
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 7/26
'ertical. )emilihan prosedur perawatan harus memenuhi kriteria
efektif dalam mencapai hasil yang diharapkan dan esien dalam
waktu perawatan. 0ebagai contoh jika rencana perawtan adalah
mengekspansi lengkung maksila yang sempit, kemungkinan
dapat dilakukan dengan spring pada alat remo'able, ekspansi
lengkung lingual
#source :uku +jar 7rthodonsi 222 ;M$
II' -nalisa Model Stud
• Denisi
+nalisis model studi adalah penilaian tiga
dimensi terhadap gigi geligi pada rahang atas
maupun rahang bawah, serta penilaian terhadap
hubungan oklusalnya. 1edudukan gigi pada rahang
maupun hubungannya dengan geligi pada rahang
lawan dinilai dalam arah sagital, trans'ersal, dan
'ertikal.
6
3encana perawatan nal#tanpa ekstraksi$
1onsep perawatan- koreksi o'erbite dengan intrusi insisi'us- koreksi crowding dengan ekspansi lengkung- meminimumkan mandibula untuk rotasi ke bawah < belakang
Mekanoterapi- molar band, bonding gigi yg lain, ma=illary transpalatal lingual arch- mengatur gigi-gigi anterior, segmen posterior harus stabil- intrusi insisi'us, pemakaian segmented arch mechanics- elastik klas 22 untuk mengoreksi hubungan anteroposterior
3etensi pertahankan gigi-gigi, pembukaan gigitan, maksila denganremo'able, mandibula dengan =ed remo'able
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 8/26
#source 3akosi, *., dkk. olor +tlas of Dental
Medicine, 7rthodontic-Diagnosis. >disi 2. ;ermany
*hieme Medical )ublishers. !??&. hal. &-(, %@6-%&5$
• Macam +nalisa Model 0tudy
+nalisis model studi secara umum dilakukan
dalam tiga dimensi yaitu dalam arah sagital,
trans'ersal, dan 'ertikal. )enilaian dalam arah sagital
antara lain meliputi hubungan molar pertama,kaninus, dan insisif tetap, yaitu maloklusi kelas 2,
kelas 22, atau kelas 222 +ngleA ukuran o'erjet, prognati
atau retrognati maksila maupun mandibula, dan
crossbite anterior. )enilaian dalam arah trans'ersal
antara lain meliputi pergeseran garis median, 5
asimetri wajah, asimetri lengkung gigi, dan crossbite
posterior. )enilaian dalam arah 'ertikal antara lain
meliputi ukuran o'erbite, deepbite, openbite anterior
maupun posterior, dan ketinggian palatum.
#source 3akosi, *., dkk. olor +tlas of Dental
Medicine, 7rthodontic-Diagnosis. >disi 2. ;ermany
*hieme Medical
)ublishers. !??&. hal. &-(, %@6-%&5$
:erbagai macam anlisa yang sering digunakan
!. /esietrisan Lengkung Gigi dalam +rah 0agital
dan *rans'ersal "engkung gigi yang kedudukannya
tidak simetris, biasanya bisa terlihat sejak
pemeriksaan estetika wajah, namun bentuk
lengkung yang tidak simetris bisa juga dijumpai
pada wajah yang simetris. )ada beberapa kasus,
bisa juga dijumpai keadaan asimetri hanya pada
7
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 9/26
lengkung giginya saja, sementara lengkung
rahangnya normal
)enilaian kesimetrisan lengkung gigi +.
Symmetograph, :. ntuk menilai kesimetrisan
lengkung gigi, kedua jarum penunjuk pada
symmetograph diletakkan pada bidang median
raphe.
ara untuk mengetahui kesimetrisan lengkung
gigi pada rahang adalah menggunakan
symmetograph. Symmetograph diletakkan di atas
permukaan oklusal gigi dengan bidang orientasi mid
palatal raphe lalu kedudukan gigi di kwadran kiri
dengan kanan dibandingkan dalam arah sagital dan
trans'eral. :erdasarkan hasil analisis ini dapat
diketahui gigi geligi di kwadran mana yang
memerlukan ekspansi atau pencabutan untuk
mengembalikan kesimetrisan lengkung
%. (er5edaan kuran Lengkung Arch Length
Discrepancy "angkah pertama dalam analisis ini
adalah mengukur lebar mesial distal terbesar gigi
menggunakan jangka berujung runcing atau jangka
sorong. +nalisis Bance mengukur mesial distal setiap
8
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 10/26
gigi yang berada di mesial gigi molar pertama
permanen. Jumlah lebar total menunjukkan ruangan
yang dibutuhkan untuk lengkung gigi yang ideal.
0elanjutnya panjang lengkung rahang diukur
menggunakan kawat lunak seperti brass wire atau
kawat kuningan. 1awat ini dibentuk melalui setiap
gigi, pada geligi posterior melalui permukaan
oklusalnya sedangkan pada geligi anterior melalui
tepi insisalnya. Jarak diukur mulai mesial kontak
molar pertama permanen kiri hingga kanan. )enilaian
dilakukan dengan cara membandingkan ukuran
panjang lengkung gigi ideal dengan panjang
lengkung rahang. Jika hasilnya negatif berarti
kekurangan ruangan, jika hasilnya positif berarti
terdapat kelebihan ruangan. ! , (,6 *eknik lain untuk
mengukur panjang lengkung rahang diperkenalkan
oleh "undstrom, yaitu dengan cara membagi
lengkung gigi menjadi enam segmen berupa garis
lurus untuk setiap dua gigi termasuk gigi molar
pertama permanen. 0etelah dilakukan pengukuran
dan pencatatan pada keenam segmen selanjutnya
dijumlahkan. Bilai ini dibandingkan dengan ukuran
mesial distal !% gigi mulai molar pertama permanen
kiri hingga kanan. 0elisih keduanya menunjukkan
keadaan ruangan yang tersisa.
&. -nalisis Bolton
:olton mempelajari pengaruh perbedaan ukuran gigi
rahang bawah terhadap ukuran gigi rahang atas
dengan keadaan oklusinya. 3asio yang diperoleh
9
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 11/26
membantu dalam mempertimbangkan hubungan
o'erbite dan o'erjet yang mungkin akan tercapai
setelah perawatan selesai, pengaruh pencabutan
pada oklusi posterior dan hubungan insisif, serta
oklusi yang tidak tepat karena ukuran gigi yang tidak
sesuai. 3asio keseluruhan diperoleh dengan cara
menghitung jumlah lebar !% gigi rahang bawah
dibagi dengan jumlah !% gigi rahang atas dan
dikalikan !@@. 3asio keseluruhan sebesar ?!,& berarti
sesuai dengan analisis :olton, yang akan
menghasilkan hubungan o'erbite dan o'erjet yang
ideal. Jika rasio keseluruhan lebih dari ?!,& maka
kesalahan +. :. ? terdapat pada gigi rahang bawah.
Jika rasio kurang dari ?!,& berarti kesalahan ada
pada gigi rahang atas. )ada tabel :olton
diperlihatkan gambaran hubungan ukuran gigi
rahang atas dan rahang bawah yang ideal.
)engurangan antara ukuran gigi yang sebenarnya
dan yang diharapkan menunjukkan kelebihan ukuran
gigi. 3asio anterior diperoleh dengan cara
menghitung jumlah lebar C gigi rahang bawah dibagi
dengan jumlah C gigi rahang atas dan dikalikan !@@.
3asio anterior 66,% akan menghasilkan hubungan
o'erbite dan o'erjet yang ideal jika kecondongan gigi
insisif baik dan bila ketebalan labiolingual tepi insisal
tidak berlebih. Jika rasio anterior lebih dari 66,%
berarti terdapat kelebihan ukuran gigi-gigi pada
mandibula. Jika kurang dari 66,% maka terdapat
kelebihan jumlah ukuran gigi rahang atas.
10
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 12/26
*abel :olton digunakan untuk mengetahui ukuran
ideal enam gigi anterior dan kedua belas gigi, baik
pada rahang atas maupun rahang bawah
4' -nalisis o8es
Howes memikirkan suatu rumusan untuk
mengetahui apakah basis apikal cukup untuk memuat
gigi geligi pasien. )anjang lengkung gigi #Tooth
Material *M$ adalah jumlah lebar mesiodistal gigi dari
molar pertama kiri sampai dengan molar pertama
kanan. "ebar lengkung basal premolar atau fosa
kanina #Premolar Basal Arch Width )M:+$
merupakan diameter basis apikal dari model gigi pada
apeks gigi premolar pertama, yang diukur
menggunakan jangka sorong atau jangka berujung
runcing. 3asio diperoleh dari membagi )M:+
11
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 13/26
dengan *M dikalikan !@@. Howes percaya bahwa
dalam keadaan normal perbandingan )M:+ dengan
*M kira-kira sama dengan ((E, perbandingan ini
menunjukkan bahwa basis apikal cukup lebar untuk
menampung semua gigi. :ila perbandingan antara
)M:+ dan *M kurang dari &6E berarti terjadi
kekurangan lengkung basal sehingga perlu
pencabutan gigi premolar. :ila lebar basal premolar
lebih besar dari lebar lengkung puncak premolar,
maka dapat dilakukan ekspansi premolar. +nalisis
Howes berguna pada saat menentukan rencana
perawatan dimana terdapat masalah kekurangan
basis apikal dan untuk memutuskan apakah akan
dilakukan #!$ pencabutan gigi, #%$ memperluas
lengkung gigi atau #&$ ekspansi palatal. &
9' Inde: (ont
)ont memikirkan sebuah metoda untuk
menentukan lebar lengkung ideal yang didasarkan
pada lebar mesiodistal mahkota keempat insisif
rahang atas. )ont menyarankan bahwa rasio gabungan
insisif terhadap lebar lengkung gigi melintang yang
diukur dari pusat permukaan oklusal gigi, idealnya
adalah @,F pada fosa sentral premolar pertama dan
@,C( pada fosa sentral molar pertama. )ont juga
menyarankan bahwa lengkung rahang atas dapat
diekspansi sebanyak !-% mm lebih besar dari idealnya
untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya relaps.
12
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 14/26
C. Diagnostic Setup (Casling)
III' -+-LISIS S*-L!M*%)I
Goto sefalometri #0efalogram$ merupakan rekam ortodonti
yang sangat berguna untuk menentukan kelainan skeletal, letak
gigi, dan prol wajah. Meskipun demikian penentuan diagnosis
maloklusi tidak dapat hanya didasarkan pada analisis sefalometri
saja. 1ombinasi semua analisis akan akan dapat memberikan
gambaran menyeluruh tentang keadaan pasien.
)emakaian sefalometri yang praktis dan sederhana
digunakan untuk mengetahui kelainan letak gigi #protrusi,
retrusi$, kelainan letak rahang atas dan rahang bawah terhadap
basis kranium.
ntuk mengidentikasi titik 8 titik pada sefalogram
sebaiknya dikenali lebih dahulu titik 8 titik pada tengkorak kering.
)ertama 8 tama perlu diketahui dulu titik 8 titik yang penting,
kemudian dua titik dihubungkan menjadi garis, dua garis yang
berpotongan menjadi sudut. )embacaan biasanya pada besarnya
sudut untuk untuk menentukan apakah suatu struktur anatomi
normal atau menyimpang dari normal.
Be5era$a titik kranial ang sering di$ergunakan
0 #0ella$ titik tengah ruang sella tursika
B #Basion$ perpotongan bidang sagital dengan sutura
frontonasalis, merupakan pertemuan kranium dan muka
Be5era$a titik di aksila ang sering digunakan
+ #0ubspinale$ titik paling dalam pada kontur premaksila di
antara spina nasalis anterior dan gigi insisi'i
0B+ #0pina Basalis +nterior$ jung spina nasalis anterior
0B) #0pina Basalis )osterior$ batas posterior palatum
Be5era$a titik di andi5ula ang sering digunakan
13
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 15/26
: #0ubmentale$ titik yang paling dalam pada kontur
mandibula di antara insisi'i dan dagu
)o #)ogonion$ titik paling luar pada dagu
Garis ang enghu5ungkan dua titik ang sering
digunakan
0B merupakan garis yang menghubungkan 0ella dan
Basion
-nalisis Skeletal
"etak maksila dan mandibula dapat dilihat pada sudut 0B+,
0B:, dan +B:. 0udut 0B+ adalah sudut yang dibentuk oleh garis
0B dan titik +. 0udut ini menyatakan posisi maksila yang diwakili
titik + terhadap basis kranial #0B$. :esar sudut 0B+ untuk
populasi surabaya rata 8 rata adalah F(@. 0edangkan besar sudut
rerata 0B+ untuk ras 1aukasoid adalah F%@. Bormalnya 0B+
adalah F% % #F@-F($. :esar sudut 0B+ dipengaruhi letak titik +
dalam arah sagital apakah lebih anterior atau posterior
sedangkan garis 0B bisa dianggap stabil letaknya. :ila sudut 0B+
lebih besar dari normal, berarti maksila terletak lebih ke anterior
#kelas % skeletal$ demikian juga sebaliknya.
0udut 0B: adalah sudut yang dibentuk oleh garis 0B dan
titik :. 3ata 8 rata untuk populasi surabaya sebesar F!@,
sedangkan rata 8 rata untuk ras 1aukasoid adalah F@@.
Bormalnya sudut 0B: adalah F@@% #6F-F%$. 0udut ini
menyatakan posisi mandibula terhadap basis kranial. :esar
sudut dipengaruhi letak titik : dalam arah sagital apakah lebih
anterior atau posterior. :ila sudut 0B: lebih besar dari normal,
berarti mandibula terletak lebih ke anterior #kelas & skeletal$,
begitu juga sebaliknya.
14
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 16/26
0udut +B: merupakan perbedaan antara sudut 0B+ dan
0B: dan menyatakan relasi maksila dan mandibula yang
besarnya dalam keadaan normal untuk populasi surabaya adalah
&@. ntuk menginterpretasikan sudut +B:, harus diketahui besar
sudut 0B+ dan 0B: karena hanya dengan melihat besar sudut
+B: belum dapat diketahui rahang mana yang tidak normal.
0ebagai contoh, besar sudut +B: 6@ bisa didapat dari sudut
0B+ FF@ dan 0B: F!@ yang berarti maksila lebih ke anterior
sedangkan mandibula letaknya normal, atau bisa juga sudut 0B+
F(@ dan sudut 0B: 66@ yang berarti letak maksila normal
sedangkan mandibula lebih ke posterior, atau juga maksila lebih
ke anterior misalnya 0B+ FC@ dan mandibula lebih ke posterior
misalnya sudut 0B: 6?@.
:ila hanya diketahui besar sudut +B:, hanya dapat
diketahui kecenderungan maloklusi yang terjadi ialah bila
besarnya lebih besar daripada (@ cenderung terdapat maloklusi
kelas 22 skeletal, sedangkan bila besarnya lebih kecil dari @@
#misalnya -%@$ berarti terdapat maloklusi kelas 222 skeletal.
0emakin besar sudut +B: semakin besar perbedaan letak
maksila dan mandibula.
15
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 17/26
Garis S+ 5asis kranii
%itik ; titik untuk
-nalisis Se"aloetri
Daftar )ustaka
3ahardjo, )ambudi. %@@?. Ortodonti Dasar etakan !. 0urabaya
+irlangga ni'ersity )ress. 20:B ?6F-?6?-!&&@-&?-F.
16
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 18/26
3ahardjo,)ambudi. %@@F. Diagnosis Ortodontik etakan !. .
0urabaya +irlangga ni'ersity )ress. 20:B ?6F-?6?-!&&@-%5-
!.
%eknik (eeriksaan Se"aloetri
0tandarisasi membutuhkan alat headholder #chepahalostat$
dan tube =-ray yang diletakkan C@ inch dari midsagital plane
subjek dan jarak dari midsagital plane pasien ke lm 6,5 inchi.
)asien diletakkan dalam cephalostat, artinya bagian lateral
disesuaikan dengan telinga pasien dan secara 'ertikaldisesuaikan dengan nasal. :agian nasalnya berperan saat
operator menggerakkan kepala pasian supaya Grankfort
HoriIontal )lanenya paralel dengan lantai.
a. "ateral Head Gilm
)asien diposisikan supaya bagian kiri pasien F-!@ inchi dari
lm, supaya membuat distorsi semakin kecil. Gilm harus
diletakkan sedekat mungkin dengan pasien untuk meminimalisir
efek pembesaran, memperbagus resolusi, dan memenuhistandarisasi teknik.
b. Grontal #)ostero-antero$
)asien dihadapkan dengan lm. 0etelah kepala pasien
diposisikan sehingga sinar =-ray melewati kepala ke tengah, lm
digerakkan hingga menyentuh hidung pasien. 1arena radiasi
dibutuhkan lebih banyak untuk mendapatkan gambaran ini,
maka harus lebih banyak radiasinya dibandingkan yang lateral.
I<' (eeriksaan (enegakan Diagnosis !rthodonsi
Menurut 0chwarI #2man,
%@@F$, diagnosa ortodontik dapat dibagi menjadi
!. Diagnosa :iogenetik #Biogenetic diagnosa$
%. Diagnosa 0efalometrik #Cephalometric diagnosa$
n&. Diagnosa ;igi geligi #Dental diagnosa$
17
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 19/26
Diagnosa ortodontik terdiri atas daftar semua aspek
menyimpang yang berhubungan dengan oklusi. Hal inimendahului rencana perawatan yang dilakukan karena
hubungannya dengan berbagai macam faktor dan
dampak pada perawatan dari diagnosa yang perlu
dipertimbangkan. #Heasman, %@@&$
Dalam menangani setiap kasus ortodonti, para praktisi
harus menyusun rencana perawatan yang didasarkan
pada diagnosa. Menurut >ka #%@!%$, keberhasilan
perawatan ortodonti sangat ditentukan oleh diagnosa,
rencana perawatan, dan mekanoterapi yang tepat.
ntuk menetapkan diagnosa, ada prosedur standar
yang mutlak untuk dilakukan. )rosedur standar
tersebut menurut 3akosi dkk #!??&$ meliputi
anamnesis, pemeriksaan klinis intra dan ekstra oral,
analisa fungsional, analisa ronsenologis,
analisa fotogra, pemeriksaan radiologis, dan analisa
model studi, yang dilakukan baik secara langsung
maupun tidak langsung pada pasien. 0etiap komponen
data tersebut memiliki peran yang sama pentingnya
dalam menentukan diagnosa ortodontik #>ka, %@!%$.
Diagnosa dilakukan berdasarkan pengumpulan informasi
secara akurat tentang pasien dari pemeriksaan kasus
secara logis. #Heasman, %@@&$
1' -nanesis+. aktu
)ada saat usia 6 sampai F tahun, pemeriksaan
terhadap perkembangan oklusi sangat perlu untuk
dicatat, seperti bentuk, posisi dan adanya incisi'us
permanen dan untuk merencanakan inter'ensi yang
sesuai terhadap abnormalitas yang ditemukan yang
akan mempengaruhi urutan erupsi normal. )rognosis
dari gigi molar pertama permanen harus diperiksakan
18
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 20/26
secara rutin sejak umur F tahun, dan palpasi
dari kaninus maksila yang akan erupsi ke lengkung gigisekitar umur !@ tahun. Deteksi awal dari diskrepansi
skeletal juga akan menunjukan waktu yang optimal
untuk perawatan agar dapat memaksimalkan potensi
pertumbuhan, tapi pada kebanyakan anak-anak
pemeriksaannya tertunda sampai gigi permanen telah
erupsi.
0emua dokter gigi harus dapat melakukan
pemeriksaan ortodontik dasar untuk pasienya dan
merujuk ke spesialis apabila diperlukan. 1etika
pertumbuhan gigi danatau oklusal menyimpang dari
normal, atau ketika diskrepansi secara signikan pada
pembentukan dentofasial atau hubungan oklusal pada
pasien yang menyangkut pasien dan berpengaruh
terhadap kesehatan gigi dalam jangka waktu yang lama,
hal tersebut diindikasikan untuk dirujuk.0elain dari data
personal, surat rujukan harus mengandung referensi
secara spesik terhadap
)ersepsi pasien terhadap masalah
atatan kehadiran mereka
*ingkat kepekaan mereka terhadap kesehatan gigi
termasuk orang tuanya #jika perlu$
0tatus kebersihan oral
)erkiraan prognosis dari gigi terestorasi maupuntrauma
;ambaran radiogra terbaru serta cetakan model
rahang pasien juga penting disertakan saat memberikan
rujukan.
)emeriksaan ortodontik meliputi & tahap yaitu
a. 3iwayat yang lengkap
b. )emeriksaan klinis yang sistematik dan mendalam
19
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 21/26
c. )engumpulan informasi yang rele'an dari e'aluasi
khusus yang diperlukan:. 1epentingan perawatan
1ebutuhan perawatan ortodontik pada dasarnya
dipengaruhi oleh dua faktor utama
Gaktor pasienorang tua, dimana termasuk jenis
kelamin, umur, tingkat kepercayaan diri, persepsi diri
dan lingkungan terhadap masalah oklusi dan gangguan
perkembangan rahang, kelas sosial, dan keinginan
orang tua
1esadaran dari dokter gigi
2' )i8aat
)ada dasarnya dokter gigi harus dapat
mengidentikasi
+lasan pasien datang ke dokter gigi
0iapa yang mengajukan tentang perawatan
)erilaku perawatan
+. 3iwayat 1esehatan
1uesioner tentang kesehatan
harus dilengkapi oleh setiap pasien atau orang tuanya,
dan hasil temuannyadikonrmasi lebih lanjut
lewat wawancara di klinik. :eberapa kondisi
kesehatan kemungkinan dapat
memberikanpengaruh terhadap perawatan ortodontik.:. 3iwayat 1esehatan ;igi
1ebiasaan, perluasan, dan frekuensi dari perawatan gigi
sebelumnya dengan tingkat kerjasama pasien harus
dicatat, bersamaan dengan perilaku kesehatan gigi
pasien sehari-hari. 3iwayat kehilangan gigi awal pada
gigi susu serta trauma incisor juga perlu dicatat. Jika
sebelumnya sudah pernah dilakukan perawatan
ortodontik, detail yang berhubungan dengan
20
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 22/26
pencabutan gigi dan tipe alatnya harus diperhatikan.
+pabila perawatannya ditinggalkan, pasien harusditanya secara hati-hati untuk alasannya. ntuk pasien
anak, pertanyaan tentang perawatan ortodonsia pada
saudara mereka dan kerjasamanya, mugkin dapat
membantu menilai tingkat kesadaran keluarga tentang
kesehatan gigi dan akan sangat mendukung apabila
ditawarkan dilakukan perawatan. Disarankan juga untuk
menanyakan riwayat tentang sendi *MJ termasuk nyeri,
kelemahan otot maupun kesulitan membuka mulut dan
riwayat apabila pasien menyadari memiliki kebiasaan
bru=ism.
. 3iwayat 0osial
Jarak dari tempat keluarga tinggal dan estimasi waktu
perjalanan pada saat melakukan perjanjian harus
diperhatikan. +kses terhadap transportasi, akan
mempermudah kesadaran orang dewasa untuk
menemani pasien anak, bersamaan dengan informasi
yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang
mungkin dapat memengaruhi kehadiran juga penting.
3' (eeriksaan /linis
0ebelum pasien anak duduk dikursi gigi sangat penting
untuk menentukan umur pasien dilihat dari tingginya
dan tingkat kedewasaannya secara umum. Hal ini juga
dapat memberikan indikasi terhadap potensi tumbuhdimasa mendatang. +pabila pasien ditemani oleh orang
tua, genetik oklusi keluarga juga penting untuk
diperhatikan #misalnya diastema medial$. *ujuan
pemeriksaan tersebut adalah untuk mencatat dan
mengenge'aluasi aspek facial, oklusal dan fungsional
dari pasien untuk melengkapi diagnosa. )emeriksaan
ekstraoral yang diikuti pemeriksaan intraoral harus
dilakukan.
21
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 23/26
+. )>M>3210++B D+"+M M"* #2B*3+ 73+"$
)emeriksaan dalam rongga mulut meliputi aspek-aspekyang sangat penting dan mempengaruhi hasil perawatan.
+spek-aspek tersebut adalah
K 1eadaan gigi-geligi
K 1elainan posisi gigi
K 1ebersihan mulutA
K ;usi
K Grenulum labial
K "idahA
K Jaringan "unak langit-langit #mukosa palatal$
K *onsil #amandel$
K ;aris tengah #median$
K Jarak gigit 'ertikal
K Jarak gigit horisontal
K ;igitan silang
K elah antar gigi #diastema$
K 1ur'a 0pee
B' (*M*)I/S--+ )-DI!G)-I !%! )!+S*+
)emeriksaan foto ronsen yang paling sering dilakukan
adalah pemeriksaan menggunakan foto ronsen
panoramik. 1egunaan pemeriksaan foto ronsen
panoramik adalah
!. Melihat hubungan antara gigi-gigi pada satu rahangdan hubungan gigi-gigi rahang atas dengan rahang bawah.
%. Melihat tahap perkembangan gigi tetap dan resorbsi
akar gigi sulung. 2nformasi perkembangan gigi diperlukan
untuk memberikan informasi mengenai perkembangan
oklusi gigi dan waktu yang tepat untuk perawatan.
&. Melihat ada tidaknya kelainan patologis.
)emeriksaan panoramik sangat membantu untuk menilai
22
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 24/26
apakah suatu prosedur dental diperlukan sebagai langkah awal
sebelum melakukan perawatan ortodontik. :erbagai strukturabnormal dapat ditemukan dalam pemeriksaan ini.
,' -+-LIS- S*-L!M*%)I
+nalisa sefalometri terbagi dalam pemeriksaan sefalometri
lateral dan frontal. +dapun kegunaan pemeriksaan sefalometri
adalah untuk
- Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan
kraniofasial
- Mendiagnosa kelainan kraniofasialA
- Mempelajari prol wajahA
- Merencanakan perawatan ortodontiA
- >'aluasi hasil perawatan ortodontiA
- Merencanakan dan menge'aluasi hasil perawatan
bedah ortognatiA
- +nalisa fungsi sendi rahangA dan
- ntuk tujuan penelitian.
D' -+-LIS- !%!G)-I
Gotogra prol #pandangan samping$ dan frontal
#pandangan depan$ dilakukan untuk menganalisa
hubungan antara jaringan keras di sekitar wajah dengan
kontur jaringan lunak. +nalisa prol dapat menjadi
bahanpertimbangan apakah pasien akan dilakukanprosedur pencabutan gigi atau tidak. +nalisa frontal
memberikan informasi wajah yang simetris atau tidak.
)ada keadaan wajah yang tidak simetris, akan menjadi
bahan pertimbangan apakah akan dikoreksi hanya secara
ortodonti, atau perlu kombinasi dengan pembedahan.
#>ka, %@!%$.
*' -+-LIS- M!D*L S%DI
23
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 25/26
8/10/2019 Mutia Mandallassari, LBM 3 Blok 17
http://slidepdf.com/reader/full/mutia-mandallassari-lbm-3-blok-17 26/26
cetakan tidak cukup tinggi, maka hasil analisa tidak
akurat. Model studi dengan basis ( segi tujuh, yangdibuat dengan bantuan gigitan lilin dalam keadaan
oklusi sentrik serta diproses hingga mengkilat, akan
memudahkan pada saat analisa dan menyenangkan
untuk dilihat pada saat menjelaskan kasus kepada
pasien.#)roLt, %@@@$
- Macam-macam +nalisa Model 0tudi
+nalisa model studi secara umum dilakukan dalam
tiga dimensi yaitu dalam arah sagital, trans'ersal, dan
'ertikal. )enilaian dalam arah sagital antara lain
meliputi hubungan molar pertama, kaninus, dan
insisif tetap, yaitu maloklusi kelas 2, kelas 22, atau kelas
222 +ngleA ukuran o'erjet, prognati atau retrognati
maksila maupun mandibula, dan crossbite anterior.
)enilaian dalam arah trans'ersal antara lain meliputi
pergeseran garis median, 5 asimetri wajah, asimetri
lengkung gigi, dan crossbite posterior. )enilaian dalam
arah 'ertikal antaralain meliputi ukuran o'erbite,
deepbite, openbite anterior maupun posterior, dan
ketinggian palatum. #3akosi dkk, !??&