Upload
alexrisandi
View
26
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
semoga bermanfaat ya sobat
Citation preview
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penanganan produk hortikultura setelah dipanen (pasca panen) sampai saat
ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius baik
dikalangan petani, pedagang, maupun dikalangan konsumen sekalipun. Walaupun
hasil yang diperoleh petani mencapai hasil yang maksimal tetapi apabila
penanganan setelah dipanen tidak mendapat perhatian maka hasil tersebut segera
akan mengalami penurunan mutu atau kualitasnya. Seperti diketahui bahwa umur
simpan produk hortikultura relatif tidak tahan lama.Usaha yang dilakukan untuk
mencegah kerusakan pasca panen sekaligus mempertahankan umur simpan akibat
laju respirasi dan transpirasi antara lain dengan pelapisan lilin, penggunaan suhu
rendah (pendinginan), modifikasi atmosfer ruang simpan, pemberian bahan kimia
secara eksogen, dan edible coating (Rahmat, 2002).
Jadi, Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur- sayuran
yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia.
Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk
dikembangkan untuk bisnis sayuran. Di antara tanaman sayur-sayuran yang
Sampai saat ini, aspek mutu dan keamanan pangan masih menjadi salah satu
masalah utama dalam produksi dan pemasaran sayuran. Mutu sayuran yang tidak
konsisten dengan tingkat kontaminan yang cukup tinggi ditengarai dapat
merugikan perdagangan komoditas tersebut di pasar regional maupun
internasional. Salah satu masalah yang dihadapi oleh sebagian pengekspor dan
produsen makanan adalah terjadinya kasus penahanan otomatis (automatic
detention) terhadap produk pangan asal Indonesia. Kasus penolakan produk
2
pangan dari Indonesia terutama (80%) karena kotor, dan persentase tersebut relatif
tetap dari tahun ke tahun. Kasus penolakan terhadap sayuran dari Indonesia oleh
beberapa negara menunjukkan bahwa penanganan keamanan pangan di Indonesia
masih belum optimal (Rachmawan, 2001).
Pelapisan lilin (Waxing) merupakan teknik penundaan kematangan yang
sudah dikenal sejak abad XII. Lilin yang digunakan dapat berasal dari berbagai
sumber seperti dari tanaman, hewan, mineral, maupun lilin sintetis. Perlakuan
dengan menggunakan lilin atau emulsi lilin buatan pada produk hortikultura yang
mudah busuk telah banyak dilakukan. Tujuan pelilinan pada produk yang
disimpan ini terutama adalah untuk mengambat sirkulasi udara dan menghambat
kelayuan sehingga produk yang disimpan tidak cepat kehilangan berat karena
adanya proses transpirasi.Produk Hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-
buahan yang telah dipanen masih merupakan benda hidup. Benda hidup disini
dalam pengertian masih mengalami proses-proses yang menunjukkan
kehidupanya yaitu proses metablisme (Amiarsi, 2012).
Karena masih terjadi proses metabolisme tersebut maka produk buah-
buahan dan sayur-sayuran yang telah dipanen akan mengalami perubahan-
perubahan yang akan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi kimiawinya
serta mutu dari produk tersebut. Perubahan tersebut disebabkan oleh beberapa hal
seperti terjadinya respirasi yang berhubungan dengan pengambilan unsur oksigen
dan pengeluaran karbon dioksida (respirasi). Kehilangan air dari produk
hortikultura saat berada pohon tidak masalah karena masih dapat digantikan atau
diimbangi oleh laju pengambilan air oleh tanaman. Berbeda dengan produk yang
3
telah dipanen kehilangan air tersebut tidak dapat digantikan, karena produk tidak
dapat mengambil air dari lingkungnnya (Kuswanto, 2003).
Demikian juga kehilangan substrat juga tidak dapat digantikan sehinga
menyebabkan perubahan kualitas dari produk yang telah dipanen atau dikenal
sebagai kemunduran kualitas dari produk, tetapi pada suatu keadaan perubahan
tersebut justru meningkatkan kualitas produk tersebut. Kemunduran kualitas dari
suatu produk hortikultura yang telah dipanen biasanya diikuti dengan
meningkatnya kepekaan produk tersebut terhadap infeksi mikroorganisme
sehingga akan semakin mempercepat kerusakan atau menjadi busuk, sehingga
mutu serta nilai jualnya menjadi rendah bahkan tidak bernilai sama sekali
(Mulyadi, 2010).
Buah adalah salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi,
vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap
hari. Dibandingkan dengan suplemen obat-obatan kimia yang dijual di toko-toko,
buah jauh lebih aman tanpa efek samping yang berbahaya serta dari sisi harga
umumnya jauh lebih murah dibanding suplemen yang memiliki fungsi yang sama
(Haryanto, 2006).
Tidak semua jenis buah aman disimpan dalam lemari pendingin, karena
bisa rusak. Ada beberapa jenis buah yang tidak dapat disimpan dalam lemari
pendingin, contoh : mangga, alpukat, pisang. Sebaiknya hindari pemakaian
aluminium foil untuk menyimpan buah/sayur yang mengandung acidic/asam,
contoh irisan tomat, lemon, atau kol, karena dapat mempengaruhi cita rasa
(Dwiari, 2008).
4
Buah dan sayur mentah sesungguhnya dapat menjadi sumber bakteri
patogen yang berbahaya bagi manusia. Berbagai hasil penelitian menunjukkan
bahwa sejumlah bakteri patogen berhasil diisolasi dari sayur dan buah mentah,
seperti bakteri Campylobacter jejuni, Clostridium botulinum dan Listeria
monocytogenes dapat ditemukan di mushrooms, Escherichia coli O157:H7,
Salmonella dan Vibrio cholerae didapatkan di kol, sementara di selada ditemukan
bakteri Listeria monocytogenes, Salmonella, Staphylococcus, Yersinia
enterocolitica dan Vibrio cholerae, sedangkan di sayuran salad diketahui dapat
terkontaminasi oleh Staphylococcus, Listeria monocytogenes dan Yersinia
enterocolitica. Sedangkan Salmonella dan Yersinia enterocolitica dapat
mengkontaminasi buah-buahan seperti jeruk, semangka, strawberry dan tomat.
Selain itu sejumlah virus (Hepatitis A, Calicivirus, serta Norwalk) dan protozoa
(Cyclospora, Cryptosporodium dan Giardia) juga ditemukan di beberapa jenis
buah dan sayur. (Dwiari, 2008).
Masuknya mikroba patogen pada buah dan sayur dapat terjadi karena
kontaminasi dari manusia, hewan, dan air yang terjadi selama pemanenan,
penanganan pasca panen, proses pengolahan sampai dengan persiapan terakhir
sebelum dikonsumsi. Penanganan yang tidak higienis akan menyebabkan
terjadinya kontaminasi silang selama proses pengolahan dan penyimpanan
(Rukmana, 1994).
Sampai saat ini, aspek mutu dan keamanan pangan masih menjadi salah
satu masalah utama dalam produksi dan pemasaran sayuran. Mutu sayuran yang
tidak konsisten dengan tingkat kontaminan yang cukup tinggi ditengarai dapat
merugikan perdagangan komoditas tersebut di pasar regional maupun
5
internasional. Salah satu masalah yang dihadapi oleh sebagian pengekspor dan
produsen makanan adalah terjadinya kasus penahanan otomatis (automatic
detention) terhadap produk pangan asal Indonesia. Kasus penolakan produk
pangan dari Indonesia terutama (80%) karena kotor, dan persentase tersebut relatif
tetap dari tahun ke tahun. Kasus penolakan terhadap sayuran dari Indonesia oleh
beberapa negara menunjukkan bahwa penanganan keamanan pangan di Indonesia
masih belum optimal (Mulyadi, 2010).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaruh perbedaan
perlakuan terhadap daya tahan sayuran dalam penyimpanan, melihat sumber
kontaminan pada sayuran, serta mempelajari pengaruh perbedaan jenis sayuran
terhadap kecepatan proses kerusakan oleh mikroba.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah seperti tomat, sawi,
cabe, buncis, kol, wortel, daun bawang, jeruk import, jeruk local, apel import, apel
lokal, dan anggur sebagai sampel yang diamati, garam, gula pasir, klorox, dan air
gula.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol air mineral 1500 ml
untuk merendam sayuran serta cutter.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 25 November 2015
pukul 15.00 WITA-selesai. Di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian
Universitas Lambung Mangkurat Baanjarbaru.
Prosedur Kerja
1. Mempersiapkan bahan dan alat.
2. Memberikan beberapa perlakuan pada sayuran yaitu : merendaam selama 24
jam dalam larutan garam 1 %, larutan gula 1 %, larutan klorox 1 %, dan air
ledeng, serta mendiamkan bahan tanpa diberikan perendaman sebagai
kontrol.
3. Setelah 24 jam, meniriskan sayuran serta menempatkannya pada suhu kamar.
7
4. Melakukan pengamatan terhadap waktu mulai terjadinya kerusakan pada
bahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil yang beragam,
sebagai berikut :
Tabel 1. Menggunakan Air dengan Campuran Garam
NO PengamatanTanaman Yang
DiamatiI II III IV V VI VII
1. Tomat Oganik Warna T T T T - - -Aroma T T - - + + +Tekstur T T - - - - -Struktur T T T - - - -Inkubasi * * * * * *
2. Tomat Non-Organik
Warna T T T T T T -
Aroma T - T - - - -Tekstur T - T - - - -Struktur T T T T - - -Inkubasi
3. Sawi Warna T - - - - - -Aroma T - - - - - -Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - - -Inkubasi * * *
4. Cabe Warna T - T T T T -Aroma T - + + + + +Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - - -Inkubasi * * * * *
5. Buncis 1 Warna T - T T T T -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T T -Struktur T - T T T T -Inkubasi
6. Buncis 2 Warna T - T T T T -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T T -Struktur T - T T T T -Inkubasi
7. Kol Warna T T - - - - -Aroma T T - - - - -
9
Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - - -Inkubasi
8. Wortel Warna T - - - - - -Aroma T + - - - + +Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - - -Inkubasi * * * * *
9. Daun Bawang Warna T - - - - - -Aroma T - - - - - -Tekstur T - - - - -- --Struktur T - - - - - -Inkubasi
10. Jeruk Import Warna T T T T T - -Aroma TT T T T T - -Tekstur T T T T T - -Struktur T T T T T T TInkubasi * * *
11. Jeruk Lokal Warna T - - - - - -Aroma T T - - - - -Tekstur T T T T T - -Struktur T T T T T T TInkubasi
12. Apel Import Warna T - T T T - -Aroma T - T T T - -Tekstur T - T T T - -Struktur T - - - - - -Inkubasi
13. Apel Lokal Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi
14. Anggur dengan Lilin
Warna T T T - - - -
Aroma T T T - - - -Tekstur T T - - - - -Struktur T T T - - - -Inkubasi *
15. Anggur tanpa Lilin
Warna T - - - - - -
Aroma T T - - - - -Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - - -Inkubasi * * * * *
10
Tabel 2. Menggunakan Air dengan Campuran Gula
NO PengamatanTanaman Yang
DiamatiI II III IV V VI VII
1. Tomat Oganik Warna T T T T - - -Aroma T T T T + - +Tekstur T T - T - - -Struktur T T T T - T -Inkubasi
2. Tomat Non-Organik
Warna T T T T - - -
Aroma T T T + + - +Tekstur T - T T - - -Struktur T T T T - - -Inkubasi * * * * * *
3. Sawi Warna T T T - - - -Aroma T T T T - - -Tekstur T - - - - - -Struktur T T - - - - -Inkubasi
4. Cabe Warna T T T - - - -Aroma T T T - + + +Tekstur T T T - -- - -Struktur T T T - - - -Inkubasi * * * * * *
5. Buncis 1 Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T T - -Struktur T T T T T - -Inkubasi
6. Buncis 2 Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T T - -Struktur T T T T T - -Inkubasi
7. Kol Warna T T T T - - -Aroma - T T T - - -Tekstur - T T - - - -Struktur - T T - - - -Inkubasi
8. Wortel Warna T T T T - - -Aroma T T + + + + +Tekstur T T - - - - -Struktur T T - - - - -
11
Inkubasi * * * * *9. Daun Bawang Warna T T T - - - -
Aroma T T T T T - -Tekstur T T T -- - -Struktur T T T T T T TInkubasi
10. Jeruk Import Warna T T T - - - -Aroma T T T + + + +Tekstur T T T T - - -Struktur T T T T T - -Inkubasi
11. Jeruk Lokal Warna T T T - - -Aroma T T T T T - -Tekstur T T T T T - -Struktur T T T T T - -Inkubasi
12. Apel Import Warna T T T T - - -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi
13. Apel Lokal Warna T T T - - - -Aroma T T T + + + +Tekstur T T T + - - -Struktur T T T - - - -Inkubasi
14. Anggur dengan Lilin
Warna T - - - - - -
Aroma - - - + + + +Tekstur - - - - - - -Struktur - - - - - - -Inkubasi * * * * * * *
15. Anggur tanpa Lilin
Warna T T T - - - -
Aroma T T T - + + +Tekstur T - - T - - -Struktur - - - - - - -Inkubasi * * * * * * *
12
Tabel 3. Menggunakan Klorox 1 mL
NO PengamatanTanaman Yang
DiamatiI II III IV V VI VII
1. Tomat Oganik Warna T T T T T T -Aroma T T T T T * +Tekstur T T T - - - -Struktur T T T T T - -Inkubasi * *
2. Tomat Non-Organik
Warna T T T T T T T
Aroma T T T T T T TTekstur T T T T - - -Struktur T T T T T T TInkubasi
3. Sawi Warna T T - - - - -Aroma T T T T T T TTekstur T - -- -- -- -- --Struktur T - - - - - -Inkubasi
4. Cabe Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T - -- -- -- --Struktur T T - - - - -Inkubasi
5. Buncis 1 Warna T T T T T T -Aroma T T T T T T TTekstur T T T - - - --Struktur T T T - - - -Inkubasi
6. Buncis 2 Warna T T T T T T -Aroma T T T T T T TTekstur T T T - - - --Struktur T T T - - - -Inkubasi
7. Kol Warna T T T T T - -Aroma T T T T T T TTekstur T - - -- -- -- --Struktur T - - - - - -Inkubasi * * * * * *
8. Wortel Warna T - - - - - -Aroma T T T T T T TTekstur T T - -- -- -- --Struktur T T - - - - -
13
Inkubasi9. Daun Bawang Warna T T - - - - -
Aroma T T T T T T TTekstur T T T -- -- -- --Struktur T T T T - -- --Inkubasi
10. Jeruk Import Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur - - - - - - -Struktur T T - - - - -Inkubasi
11. Jeruk Lokal Warna T - - - - - -Aroma T T T T T T TTekstur T T - - - - -Struktur T T T - - - -Inkubasi
12. Apel Import Warna T T T - - - -Aroma T T T T T T TTekstur T T T - - - -Struktur T T T T T T TInkubasi
13. Apel Lokal Warna T T - - - - -Aroma T T T T T T TTekstur T T T - - - -Struktur T T T T T T TInkubasi * * * * * * *
14. Anggur dengan Lilin
Warna T T - - - - -
Aroma T - - - - - -Tekstur - - - - - - -Struktur - T - - - - -Inkubasi * * * * * * *
15. Anggur tanpa Lilin
Warna T T - - - - -
Aroma T - - - - - -Tekstur - - - - - - -Struktur - - - - - - -Inkubasi * * * * * * *
Tabel 4. Menggunakan Air Ledeng
14
NO PengamatanTanaman Yang
DiamatiI II III IV V VI VII
1. Tomat Oganik Warna T T T + + + +Aroma T T + + + + +Tekstur T T - - - - -Struktur T T T - - - -Inkubasi * * * * *
2. Tomat Non-Organik
Warna T - T + + + +
Aroma T T + + + + +Tekstur T T T - - - -Struktur T T T - - - -Inkubasi * * * * *
3. Sawi Warna T T T - - - -Aroma T T T - - - -Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - -- --Inkubasi * * * * * *
4. Cabe Warna T T - + + + +Aroma T T + + + + +Tekstur T T - - - - -Struktur T - - - - - -Inkubasi * * * * * *
5. Buncis 1 Warna T T T T T - -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T - -Struktur T T T T T -- --Inkubasi * *
6. Buncis 2 Warna T T T T T - -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T - -Struktur T T T T T -- --Inkubasi * *
7. Kol Warna T T T - - - -Aroma T T T + + + +Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - -- --Inkubasi * * * * * *
8. Wortel Warna T - - - - - -Aroma T + + + + + +Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - - -Inkubasi * * * * * *
9. Daun Bawang Warna T T - - - - -
15
Aroma T T - + + + +Tekstur T T T - - - -Struktur T T - - - -- --Inkubasi
10. Jeruk Import Warna T T T T T - -Aroma T T + + + + +Tekstur T - - - - - -Struktur T T T T T - -Inkubasi
11. Jeruk Lokal Warna T T - + + + +Aroma T T - - - - -Tekstur T T - - - - -Struktur T T T T T - -Inkubasi
12. Apel Import Warna T T T - - - -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi
13. Apel Lokal Warna T T T T - - -Aroma T T T T T - -Tekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi
14. Anggur dengan Lilin
Warna T T T T T T -
Aroma T T T T T T -Tekstur T - - - - - -Struktur - - - - - - -Inkubasi * * * * * *
15. Anggur tanpa Lilin
Warna T T T T T T -
Aroma T - + + + + +Tekstur T - - - - - -Struktur - - - - - - -Inkubasi * * * * * *
Tabel 5. Tanpa Perlakuan (Kontrol)
16
NO PengamatanTanaman Yang
DiamatiI II III IV V VI VII
17
1. Tomat Oganik Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T - - -Struktur T T T T T T TInkubasi
2. Tomat Non-Organik
Warna T T T T T T T
Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi
3. Sawi Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T - -Inkubasi
4. Cabe Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T T - -Struktur T T T T T T TInkubasi
5. Buncis 1 Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi
6. Buncis 2 Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi
7. Kol Warna T T T - - - -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi
8. Wortel Warna T T - - - - -Aroma T T T - - - -Tekstur T T T T - - -Struktur T T T - - - -Inkubasi
9. Daun Bawang Warna T T T - - - -Aroma T T - - - - -Tekstur T T T - - - -Struktur T T T - - - -
18
Inkubasi10. Jeruk Import Warna T T T T T T -
Aroma T T T - - - -Tekstur T T T - - - -Struktur T T T T T - -Inkubasi
11. Jeruk Lokal Warna T T T T T T TAroma T T T - - - -Tekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi
12. Apel Import Warna T T T T T T -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T T -Struktur T T T T T T TInkubasi
13. Apel Lokal Warna T T T T T T TAroma T T T T T - -Tekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi
14. Anggur dengan Lilin
Warna T T T T T T T
Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T - -Struktur T T T T T T TInkubasi
15. Anggur tanpa Lilin
Warna T T T T T T T
Aroma T T T - - - -Tekstur T T - - - - -Struktur T T - - - - -Inkubasi T T T T * * *
KETERANGAN :
1. T = Tetap2. - = Ada perubahan pada warna, aroma, tekstur dan struktur objek
pengamatan3. + = Tekstur pada sayuran dan buah semakin mengering4. * = Terjadi nya proses inkubasi
Pembahasan
19
Penaganan pasca panen pada sayuran atau buah-buahan itu harus sesuai
dengan jenis buah dan sayuran itu tersendiri. Penanganan pasca panen harus tetap
menjaga kualitas dan kuantitas dari hasil produk baik itu buah-buahan atau sayur-
sayuran.
Pada praktikum yang kami laksanakan pada pengelolaan pasca panen pada
buah dan sayur kami mengunakan pengawetan dengan perbandingan pemberian
cara pengawetan yang berbeda-beda. Kami mengunakan cara pengawetan dengan
mengunakan Klorox, Garam, Gula, Air ledeng dan kami juga mengunakan
Kontrol sebagai bahan perbandingan. Kami juga melakukan perbandingan antara
buah lokal dan buah yang di impor.
Pada praktikum ini kami akan lebih membahas tentang pengawetan
dengan mengunakan air gula karena sesuai dengan apa yang kami lakukan pada
saat praktikum. Pengawetan mengunakan air gula tidak jauh beda dengan
perendaman menggunakan air garam. Namun pada air ledeng bisa mengadung
zat-zat kimia yang bisa membuat buah atau sayuran bisa tahan lama ataupun bisa
lebih cepat layu atau busuk.
Dalam peraktikum ini kami mengunakan buah dan sayuran seperti tomat,
sawi, cabe, buncis, kol, wortel, daun bawang, jeruk import, jeruk local, apel
import, apel lokal, dan anggur. Hal yang kami amati pada praktikum ini adalah
Tekstur, Struktur, Warna dan Aroma dari buah dan sayur tersebut.
Perlakuan buah dan sayuran pengamatan pada Tekstur rata-rata buah dan
sayur layu atau lembek itu mulai pada hari ke 4 itu terjadi pada semua bahan
pengamatan praktikum kami kecuali pada buncis, apel import.
20
Sedangkan pada pengamatan Struktur buah dan sayur mulai terjadi pada
hari ke 3 dan ke 4 itu pada semua bahan yang kami amati pada praktikum kecuali
apel import.
Pada pengamatan Warna buah dan sayur. Perubahan warna terjadi mulai
pengamatan hari ke 3 itu terjadi pada sebagian saja ada buah dan sayur yang masi
bagus warnanya hingga hari ke 7 pengamatan.
Pengamatan yang kami lakukan pada buah dan sayur kami amati juga
aroma dari bahan yang kita gunakan. Aroma ada mulai pada pengamatan hari ke 4
namun tidak semua buah dan sayur yang kami amati tersebut mengeluarkan aroma
ada juga yang tidak mengeluarkan aroma.
Perbandingan pada setiap perlakuan yang dilakukan pada praktikum ini
adalah perbandingan antara kontrol dengan Klorox, garam, gula dan air ledeng
pada buah dan sayur. Pada perendaman mengunakan klorox pada hari pertama
buah dan sayur sudah terjadi inkubasi itu menandakan bahwa klorox mengandung
bahan kimia yang dapat merusak tekstur, struktur, warna dan juga aroma dari
buah dan sayuran.
Sedangkan pada perendaman garam buah dan sayur mengalami masa
inkubasi pada pengamatan hari ke 6 itu terjadi pada sebagian buah dan sayur ada
buah dan sayur hingga hari ke 7 masih bagus baik itu tekstur, struktur, warna dan
aroma. Pada perlakuan mengunakan gula masa ikubasi yang paling cepat itu pada
buncis terjadi mulai pada hari ke 2 sedangkan aroma terjadi pada wortel dan
tomat.
Perlakuan yang kami gunakan pada praktikum ini adalah perlakuan
mengunakan klorox, garam, gula dan air ledeng. Pada perlakuan yang paling
21
bagus adalah perlakuan mengunakan air ledeng ini sesuai dengan hasil yang kami
dapat pada saat pengamatan, karena kandungan didalam air ledeng itu ada
kandungan yang bisa membuat buah dan sayur bisa tahan lama. Sedangkan pada
perlakuan yang tidak baik adalah pada perlakuan mengunakan klorox karena pada
klorox mengandung bahan kimia yang bisa membuat buah dan sayur cepat rusak
baik itu tekstur, struktur, warna dan aroma.
Pada praktikum ini kami juga mengamati tomat lokal dan tomal inpor.
Pada saat pengamatan tomat yang tahan lama adalah tomat lokal dan yang tidak
tahan lama adalah tomat lokal. Kami melihat dari tekstur, struktur, warna dan
aroma tomat lokan lebih tahan lama. Kami berpendapat bahwa tomat lokal yang
mengunakan bahan tanam atau pengunaan pupuk organik bisa membatu hasil
produksi bisa lebih tahan lama dibandingkan tomat lokal yang dipupuk
mengunakan pupuk anorganik atau pupuk kimia.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Pegawetan Buah dan sayur dapat mengunakan bahan Seperti Klorox, Garam
dan Gula.
2. Tolak ukur dalam mengetahui ketahan pengawetan adalah kita mengetahui
Tekstur, Struktur, Warna dan Aroma buah dan sayuran.
3. Pengunaan bahan pengawet harus sesui dengan apa yang sudah ditetapkan
agar mutu dari produk tersebut tetap terjaga baik itu kualitas maupun
kuantitas dari hasil pertanian.
4. Penanganan Pasca panen dengan pengawetan haru bisa menjaga kesegaran
dan kandungan pada buah dan sayur tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Amiarsi, D. 2012. Pengaruh Konsentrasi Oksigen Dan Karbon Dioksida Dalam Kemasan Terhadap Daya Simpan Buah Mangga Gendong. Hort 22(2) : 197-204.
Dwiari, dkk. 2008. Teknologi Pangan Jilid 1 Untuk SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Haryanto, dkk. 2006. Budidaya tanaman selada. Kanisius:Yogyakarta
Kuswanto. 2003. Teknologi Pemroses, Pengemasan dan Penyimpanan Benih. Yogyakarta: Kanisius.
Makmur. 1988. Budidaya Tanaman selada Dan Manfaat Tanaman selada. Bumu Akasada. Jakarta
Mulyadi, A. 2010. Buku Pintar Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Rachmawan, O. 2001. Sumber Kontaminasi Dan Teknik Sanitasi. Departemen Pendidikan Nasional, Proyek Pengembangan Sistem Dan Standar Pengelolaan Smk Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan:Jakarta.
Rahmat, L. 2002. Bertanam Selada dan andewi. Kanisius:Yogyakarta.
Rukmana. 1994. Klasifikasi tanaman Selada, Kanisius:Yogyakarta.
LAMPIRAN