3
Ya Tuhanku, aku tidak ingin apa2. Aku tidak butuh harta, yang aku inginkan hanyalah seorang sahabat dan juga seorang kakak. Yang aku butuhkan hanyalah sebuah kasih sayang. Selama ini tidak pernah aku dapatkan. Jiwaku hampa, kosong, dan tidak ada sedikitpun rasa sayang terhadap oranglain. Yang ada hanyalah sifatku yang egois, dan tidak peduli terhadap orang lain. Aku sadar, aku selama ini aku telah salah. Aku sadar, banyak kesalahan yang aku buat didalam hidupku. Begitu banyak keputusan salah yang telah aku ambil. Jalan hidup yang aku lalui tidak kumanfaatkan untuk hal-hal yang positif. Tapi lebih banyak aku lakukan untuk hal-hal yang negatif. Aku inigin memperbaikinya, sungguh sangat tidaklah enak hidup dengan rasa seperti ini. Dan jalan hidupku ini membuatku kesepian, dan hidup dalam kesendirian. Ini telah membuat hatiku beku dan gelap. Tidak ada cahaya di hatiku. Aku terasa hidup di sebuah hutan yang sangat gelap. Dimana tidak ada kehidupan disitu. Sunyi sekali rasanya. Sebenarnya aku bukanlah tipe orang yang seperti itu, sewaktu kecil. Aku adalah seorang anak yang sangat periang, sangat aktif, agak cerewet, mudah berkenalan dengan orang lain, dan suka berkumpul dengan teman-teman sebayaku. Tetapi, entah kenapa sifatku berubah drastis semenjak aku berusia 9 tahun. Seiring bertambahnya usiaku, aku tumbuh menjadi anak yang pemurung, tidak mau bergaul dengan orang lain, tidak mau berbicara dengan orang, dan jika bertemu dengan orang lain aku merasa ketakutan. Aku tidak tahu mengapa aku seperti itu. Mengapa ku tumbuh menjadi anak yang seperti itu. Tapi satu hal yang pasti aku tahu waktu itu, aku sangat membenci ibuku sendiri. Aku merasakan sangat sakit hati pada ibuku bahkan sampai sekarang. Aku tahu sebagai anak berdosa jika aku sakit hati kepada orangtuaku. Tapi, rasa itu tidak bisa hilang. Rasanya aku tidak pernah memiliki seorang ibu. Aku sayang terhadap ibuku. Tapi, rasa sakit itu lebih kuat daripada rasa sayangku terhadap ibuku. Aku tidak tahu dan tidak pernah tahu sampai kapan sakit itu akan hilang. Bahkan, aku tidak tahu apakah rasa sakit itu bisa hilang atau tidak. Karena sakit hatiku sudah sangat dalam dan rasanya tidak bisa terobati lagi.

My Story Life

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ggkg

Citation preview

Page 1: My Story Life

Ya Tuhanku, aku tidak ingin apa2. Aku tidak butuh harta, yang aku inginkan hanyalah seorang sahabat dan juga seorang kakak. Yang aku butuhkan hanyalah sebuah kasih sayang. Selama ini tidak pernah aku dapatkan. Jiwaku hampa, kosong, dan tidak ada sedikitpun rasa sayang terhadap oranglain. Yang ada hanyalah sifatku yang egois, dan tidak peduli terhadap orang lain. Aku sadar, aku selama ini aku telah salah. Aku sadar, banyak kesalahan yang aku buat didalam hidupku. Begitu banyak keputusan salah yang telah aku ambil. Jalan hidup yang aku lalui tidak kumanfaatkan untuk hal-hal yang positif. Tapi lebih banyak aku lakukan untuk hal-hal yang negatif.

Aku inigin memperbaikinya, sungguh sangat tidaklah enak hidup dengan rasa seperti ini. Dan jalan hidupku ini membuatku kesepian, dan hidup dalam kesendirian. Ini telah membuat hatiku beku dan gelap. Tidak ada cahaya di hatiku. Aku terasa hidup di sebuah hutan yang sangat gelap. Dimana tidak ada kehidupan disitu. Sunyi sekali rasanya.

Sebenarnya aku bukanlah tipe orang yang seperti itu, sewaktu kecil. Aku adalah seorang anak yang sangat periang, sangat aktif, agak cerewet, mudah berkenalan dengan orang lain, dan suka berkumpul dengan teman-teman sebayaku. Tetapi, entah kenapa sifatku berubah drastis semenjak aku berusia 9 tahun. Seiring bertambahnya usiaku, aku tumbuh menjadi anak yang pemurung, tidak mau bergaul dengan orang lain, tidak mau berbicara dengan orang, dan jika bertemu dengan orang lain aku merasa ketakutan. Aku tidak tahu mengapa aku seperti itu. Mengapa ku tumbuh menjadi anak yang seperti itu. Tapi satu hal yang pasti aku tahu waktu itu, aku sangat membenci ibuku sendiri. Aku merasakan sangat sakit hati pada ibuku bahkan sampai sekarang. Aku tahu sebagai anak berdosa jika aku sakit hati kepada orangtuaku. Tapi, rasa itu tidak bisa hilang. Rasanya aku tidak pernah memiliki seorang ibu.

Aku sayang terhadap ibuku. Tapi, rasa sakit itu lebih kuat daripada rasa sayangku terhadap ibuku. Aku tidak tahu dan tidak pernah tahu sampai kapan sakit itu akan hilang. Bahkan, aku tidak tahu apakah rasa sakit itu bisa hilang atau tidak. Karena sakit hatiku sudah sangat dalam dan rasanya tidak bisa terobati lagi.

Aku hanya bisa berdoa kepadamu Tuhan:

‘’Tolong aku untuk menyembuhkan sakit ini. Sakit yang membuat batinku tersiksa. Jika memang ini ujian hidup yang harus aku jalani aku terima ujian darimu. Sesungguhnya, engkau tidak akan menguji hambamu diluar kemampuannya. Satu pintaku kepadamu, tolong kembalikan ibuku. Aku ingin ibu yang sesungguhnya, yang memberikan kasih sayangnya kepada anaknya. Seorang ibu yang utuh sepenuhnya, seorang ibu yang memikirkan perasaan anaknya. Yang tidak hanya memenuhi kebutuhan hidup anaknya. Tetapi juga memenuhi kebutuhan biologis anaknya, yaitu kasih sayang dan perhatian.’’

‘’Tuhan, tolong kembalikan orangtuaku ke jalanmu, jangan biarkan mereka tersesat Tuhanku. Aku sayang kepada mereka.”

Page 2: My Story Life

Hari ini pada tanggal 2 Juni 2015 aku berterimakasih kepada engkau. Karena engkau telah memberikanku jawaban atas semua pertanyaanku. Engkau telah memberiku petunjuk tentang apa yang sebenarnya aku cari didalam hidup ini. Aku sudah tahu apa yang sebenarnya aku cari, aku ingin mencari kasih sayang yang selama ini tidak pernah aku dapatkan. Aku ingin apa yang aku inginkan terjadi di dalam hidupku. Aku tidak ingin bekerja keras. Tapi, itu tidak mungkin. Show must go on, aku harus menerima apa yang sudah engkau berikan kepadaku ya Tuhan. Mulai sekarang, aku harus mengubah itu semua. Aku harus bejuang melawan diriku sendiri. Aku tahu Tuhan, jika aku tidak melakukannya, itu semua akan berefek negatif kepada diriku sendiri.

Aku yang dulu tidak pernah melakukan pekerjann yang berat, tidak pernah bersosialisai dengan orang lain, tidak mau tampil didepan orang ramai, tidak peduli terhadap orang lain, dan selalu mementingkan diri sendiri. Aku tahu Tuhan apa yang aku lakukan itu salah. Dan itu tidak ada gunanya bagiku. Aku berjanji padamu Tuhan, aku akan memperbaiki itu semua. Aku akan mengubah semua itu. Walaupun sangat berat, pasti aku bisa melakukannya. Tuhan, tolong kuatkan aku dan berikan kesabaran dalam menjalani hidup ini untuk ke depannya.

Page 3: My Story Life

Aku dilahirkan di kota pekanbaru di rumah seorang bidan. Ibuku melahirkan secara normal. Aku tumbuh dan besar di pekanbaru. Yaitu di jl. Puyuh. Kami tinggal di rumah kontrakan. Orangtuaku belum begitu mampu waktu itu. Kami hidup dalam kesederhanaan. Ayahku bekerja sebagai PNS di BPN. Ibuku hanya ibu rumah tangga biasa. Aku sering sakit-sakitan. Aku sering dibawa ke dokter umum sewaktu kecil.