12
A.Kasus Tn. B berusia 61 tahun, didiagnosa Diabetes Melitus + bronchopneumonia. Pasien MRS dengan keluahan batuk dahak sulit keluar, sesak nafas. Pasien memiliki riwayat penyakit dahulu Diabetes Melitus. RPS yaitu Diabetes Melitus dan bronchopneumonia. Tidak ada riwayat penyakit yang sama dari keluarga. Data antropometri pasien: BB 47 Kg, RL 155 cm, LLA 24,5 cm. Data biokimia pasien Hb 11,3 g/dl (11-16,5 g/dl); leukosit 11,2 rb/uL (3,5-10 ribu/mm 3 ); GDS (08.49) 359 mg/dl); (<140 mg/dl); GDS (20:18) 409 mg/dl; Bilirubin 0,5 mg/dl (0,1-1,2 mg/dl);protein 5,7 mg/dl (6,6 – 8,8 mg/dl); Albumin 3,7 mg/dl (2,5-5,2 mg/dl); Asam urat 8 mg/dl (3,2 -7 mg/dl); HDL 43 mg/dl; LDL 158 mg/dl (122-200 mg/dl). Pemeriksaan fisik KU composmentis, sedang; Tekanan darah 113/64 mmHg; Suhu 36,4°C; Nadi 90 x/menit; Respirasi 20 x/menit. Hasil anamnesa diet pasien kebiasaan makan pasien yaitu 2 kali sehari; pasien mengkonsumsi nasi 1 ctg 2x/hari; telur ayam 1 btr 2x/minggu; tempe/tahu 3 ptg/hari; tumis soun 4x/minggu; tumis (wortel, buncis, kacang, daun pepaya muda) 2x/hari; apem 3 bh/minggu; air putih 4-5 gls/hari (500ml), teh manis 1 gls/bln; roti krombeng 2x/minggu; pengolahan lauk digoreng, dibacem, konusmsi buah pisang dan pepaya 3 bh/minggu. Hasil recall Energi 568,5 Kkal; Protein 10,92 gram; Lemak 19,86 gram; Karbohidrat 25,8 gram. A. Identitas Pasien Nama IS Umur 60 tahun Sex Laki-laki Pekerjaan Petani Diagnosa medis Obstruksi Dispnea Suspensi Oedem Pulmo, Chronic Kidney

Ncp Diabetes Melitus Dan Bronchopneumonia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penatalaksanaan diet pada penderita DM dengan Bronchopneumonia

Citation preview

Page 1: Ncp Diabetes Melitus Dan Bronchopneumonia

A. Kasus

Tn. B berusia 61 tahun, didiagnosa Diabetes Melitus + bronchopneumonia. Pasien MRS

dengan keluahan batuk dahak sulit keluar, sesak nafas. Pasien memiliki riwayat penyakit

dahulu Diabetes Melitus. RPS yaitu Diabetes Melitus dan bronchopneumonia. Tidak ada

riwayat penyakit yang sama dari keluarga. Data antropometri pasien: BB 47 Kg, RL 155 cm,

LLA 24,5 cm. Data biokimia pasien Hb 11,3 g/dl (11-16,5 g/dl); leukosit 11,2 rb/uL (3,5-10

ribu/mm3 ); GDS (08.49) 359 mg/dl); (<140 mg/dl); GDS (20:18) 409 mg/dl; Bilirubin 0,5

mg/dl (0,1-1,2 mg/dl);protein 5,7 mg/dl (6,6 – 8,8 mg/dl); Albumin 3,7 mg/dl (2,5-5,2 mg/dl);

Asam urat 8 mg/dl (3,2 -7 mg/dl); HDL 43 mg/dl; LDL 158 mg/dl (122-200 mg/dl).

Pemeriksaan fisik KU composmentis, sedang; Tekanan darah 113/64 mmHg; Suhu 36,4°C;

Nadi 90 x/menit; Respirasi 20 x/menit.

Hasil anamnesa diet pasien kebiasaan makan pasien yaitu 2 kali sehari; pasien

mengkonsumsi nasi 1 ctg 2x/hari; telur ayam 1 btr 2x/minggu; tempe/tahu 3 ptg/hari; tumis

soun 4x/minggu; tumis (wortel, buncis, kacang, daun pepaya muda) 2x/hari; apem 3

bh/minggu; air putih 4-5 gls/hari (500ml), teh manis 1 gls/bln; roti krombeng 2x/minggu;

pengolahan lauk digoreng, dibacem, konusmsi buah pisang dan pepaya 3 bh/minggu. Hasil

recall Energi 568,5 Kkal; Protein 10,92 gram; Lemak 19,86 gram; Karbohidrat 25,8 gram.

A. Identitas Pasien

Nama IS

Umur 60 tahun

Sex Laki-laki

Pekerjaan Petani

Diagnosa medis Obstruksi Dispnea Suspensi Oedem

Pulmo, Chronic Kidney Disease (CKD).

B. Proses Asuhan Gizi Terstandar1. Anamnesa Gizi

a. Riwayat Gizi (Dietary History)

1) Kebiasaan makan

Kebiasaan makan pasien yaitu 2 kali sehari; pasien mengkonsumsi nasi 1 ctg

2x/hari; telur ayam 1 btr 2x/minggu; tempe/tahu 3 ptg/hari; tumis soun 4x/minggu;

tumis (wortel, buncis, kacang, daun pepaya muda) 2x/hari; apem 3 bh/minggu; air

putih 4-5 gls/hari (500ml), teh manis 1 gls/bln; roti krombeng 2x/minggu;

pengolahan lauk digoreng, dibacem, konusmsi buah pisang dan pepaya 3

bh/minggu.

Page 2: Ncp Diabetes Melitus Dan Bronchopneumonia

2) Recall 24 jam

Penentuan asupan makan menggunakan metode recall 24 jam. Adapun hasil

recall24 jam pasien sebgai berikut:

Implementasi Energi (Kkal) Protein (g) Lemak (g) KH(g)

Asupan 563,65 24,105 17 75,915

KGA 1762,5 49,27 49,27 264,5

% Asupan 31,9 48,9 34,5 28,7

Kesimpulan : Dari anamnesa riwayat makan pasien diatas diketahui pasien meiliki pola

makan yang kurang baik dan teratur. Hal tersebut dibuktikan kebiasaan makan

pasien hanya 2 kali sehari. Variasi dalam pengolahan makan kurang baik yaitu

hanya di goreng dan dibacem. Padahal olehan bacem menggunakan gula jawa

yang termasuk kedalam karbohidrat sederhana. Selain itu,kebiasaan konsumsi

snack pasien mengandung karbohidrat tinggi (apem 3x/minggu dan roti 2x/minggu).

Konsumsi gula sederhana yang berlebihan dan jangka panjang akan menyebabkan

kadar gula darah tinggi. Meningkatnya kadar gula dalam darah tersebut sebagai

akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh. Organ tubuh yang

terganggu adalah pankreas, jika Pankreas terganggu, maka kemampuan untuk

memproduksi hormon insulin juga terganggu

Asupan makan pasien saat MRS kurang dari kebutuhan pasien. Prosentase

asupan makan dibandingakan dengan KGA (koreksi BBI) untuk energi, protein,

lemak dan karbohidrat mengalami defisiensi tingkat berat (<70%) (WNPG, 2008).

Asupan makan yang menurun mungkin disebabkan karena motivasi dalam

menghabiskan makanan yang sangat kurang.

b. Data Biokimia

Pemeriksaan urin/darah

Hasil Pemeriksaan

Satuan/Nilai normal

Keterangan

Hb 11,3% 11-16,5% Normal

Leukosit 11,2 rb u/L 3,5-10 rb u/L Tinggi

Hematokrit 33% 35-59% Rendah

GDS (08.49) 359 mg/dl <140 mg/dl Tinggi

GDS (20.18) 409 mg/dl <140 mg/dl Tinggi

Bilirubin 0,5 mg/dl 0,1-1,2 mg.dl Normal

Page 3: Ncp Diabetes Melitus Dan Bronchopneumonia

Protein 5,7 mg/dl 6,6-8,8 mg/dl Normal

Albumin 3,7 mg/dl 2,5-5,2 mg/dl Normal

Asam urat 8 mg/dl 3,2-7 mg/dl Tinggi

HDL 43 mg/dl 45-45 mg/dl Normal

LDL 158 md/dl 122-200 mg/dl Normal

Kesimpulan:Dari hasil pemeriksaan biokimia diketahui nilai leukosit, GDS dan asam urat

pasien diatas angka normal (tinggi) sedangkan nilai hematokrit dibawah angka

normal(rendah). Adanya peningkatan kadar GDS berkaitan dengan riwayat DM

(gangguan toleransi glukosa) pada pasien. Peningkatan jumlah leukosit (Leukositosis)

menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut pada pasien yaitu

bronchopneumonia (radang paru-paru). Adanya peningkatan kadar asam urat

berkaitan dengan gangguan metabolisme purin.

c. Data Antropometri

BB

47 Kg

RL

155

LLA

24,5

Konversi RL(Rentang Lengan) ke tinggi badan:

TB: 118,24 + (0,28+RL) – (0,07xTB)

TB: 118,24 + (0,28+155) – (0,07x61)

TB: 157,37 cm

Kesimpulan:Status gizi berdasarkan IMT adalah 47(1,57)2 = 19,06 dan berdasarkan LLA

adalah (24,5/32,2) x 100% = 76,08%. Berdasarkan hasil pengukuran status gizi

dengan menggunakan IMT diektahui pasien memiliki status gizi Normal karena nilai

IMT sebesar 19,06 (<18,5). Begitu juga dengan pengukuran status gizi menggunakan

LLA diketahui pasien memiliki status gizi baik karena nilai LLA 24,5 cm (>23,5 cm).

Walaupun nilai IMT normal dan LLA baik, akan tetapi perlu pemantauan berat badan

dikarenakan IMT pasien hampir mendekati dibawah nilai normal. Hal tersebut

perlunya meningkatkan dan menjaga asupan makan sehingga nilai IMT dan LLA tetap

normal.

Page 4: Ncp Diabetes Melitus Dan Bronchopneumonia

d. Data Fisiki Klinis

Keadaan Umum:Composmentis

Vital Sign:TD 113/64 mmHg (Normal), RR 20x/menit (Normal), N 90x/menit (Normal), t 36,4°c

(Normal)

Kesimpulan:Dari keadaan umum pasien yaitu compos mentis (sadar). Tanda vital

menunjukkan bahwa respirasi rate pasien tinggi (Takipnea) .Kondisi Takipnea atau

nafas cepat dan dangkal dikarenakan gejala bronchopneumonia yang dialami oleh

pasien. Nilai nadi dan tekanan darah menunjukkan nilai normal, begitu juga dengan

suhu tubuh pasien.

e. Riwayat Personal

Keluhan utama Pasien MRS dengan keluahan batuk dahak sulit keluar,

sesak nafas

Riwayat Penyakit

Sekarang

1. Bronchopneumonia

2. Diabetes Melitus

Riwayat Penyakit dahulu Diabetes Mellitus

Riwayat Penyakit

Keluarga

-

Kesimpulan:Pasien berumur 61 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama batuk dahak

sulit keluar, sesak nafas. Adanya keluhan batuk dahak sulit keluar dan sesak nafas

menunjukkan gejala penyakit bronchopneumonia yang diderita pasien.

Bronchopneumonia atau pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi paru.

Menurut Perkeni (2011), adanya infeksi paru berpengaruh terhadap pengendalian

kadar glukosa darah. Infeksi dapat memperburuk kendali glukosa darah, dan kadar

glukosa darah yang tinggi.

Adanya sesak nafas dan batuk akan mengganggu asupan makan pasien,

khususnya bila disajikan dalam bentuk makanan padat (nasi). Akibatnya diperlukan

pemberian makanan dalam bentuk lunak agar mempermudah pasien untuk makan

dan diharapkan dapat mencukupi kebutuhan gizi pasien. Bentuk makanan pasien

akan diubah secara bertahap sesuai kondisi pasien. Jika sesak nafas dan batuk pada

Page 5: Ncp Diabetes Melitus Dan Bronchopneumonia

pasien sudah membaik, bentuk makanan akan diubah agar dapat memenuhi (sesuai)

kebutuhan gizi pasien.

2. Diagnosa Gizi

Domain IntakeNI.2.1 intake makanan tidak adekuat (kurang) yang disebabkan kondisi batuk dan sesak

nafas (bronchopneumonia) yang mempengaruhi asupan makan ditandai asupan zat gizi

(recall 24 ja) yang kurang dari kebutuhan yaitu energi 31,9% ,protein 48,9%,lemak

34,5% dan karbohidrat 28,7%.

NI.5.8.4 Ketidaksesuaian asupan karbohidrat berkaitan dengan gangguan toleransi

glukosa (diabetes mellitus) ditandai oleh kadar GDS tinggi yaitu 254 mg/dl.

Domain ClinicNC.2.2 Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan gangguan fungsi pankreas,

metabolisme karbohidrat dan metabolisme purin ditandai oleh kadar GDS tinggi yaitu

GDS (08.49) 359 mg/dl dan GDS (20.18) 409 mg/dl serta nilai asam urat tinggi (8 mg/dl).

Domain BehaviourNB.1.7 Pemilihan makanan yang kurang tepat berkaitan dengan kurangnya pengetahuan

tentang makanan seimbang ditandai dengan riwayat makan tinggi karbohidrat (snack)

dan olahan makan yang hanya ditumis dan dibacem.

3. Intervensi Gizi a. Terapi Diet :

1) Jenis diet : DM 1700 Purin Rendah II

2) Prinsip Diet : 3 J (Jenis, Jadwal dan Jumlah)

3) Bentuk makanan : Lunak

4) Cara pemberian : Oral

5) Frekuensi : 3 x makan utama dan 2 x snack

b. Tujuan Diet :1) Memberikan cukup energi untuk mempertahankan berat badan agar tetap normal.

2) Menurunkan kadar glukosa darah agar berada pada nilai normal dengan cara

menyeimbangkan asupan makanan.

3) Menurunkan kadar asam urat hingga mencapai nilai normal

c. Syarat / prinsip Diet :1) Kebutuhan kalori 30/kgBB

2) Protein sebesar 15 % dari energi total

Page 6: Ncp Diabetes Melitus Dan Bronchopneumonia

3) Lemak cukup, 20% dari kebutuhan energi total karena lemak berlebih dapat

menghambat pengeluaran asamurat melalui urin.

4) Karbohidrat cukup, sisa dari kebutuhan energi total. Karbohidrat yang dikonsumsi

merupakan karbohidrat kompleks.

5) Asupan serat dianjurkan 25gr/ hari dengan mengutamakan serat larut air yang

terdapat di dalam sayur dan buah.

6) Hindari bahan makan sumber protein yang mempunyai kandungan purin >150

mg/100 gram bahan makanan.

7) Penggunaan Natrium bisa mencapai 3000 mg/hari atau 6-7 gram/hari.

8) Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan

vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.

9) Bentuk makanan lunak

10) Menekankan pada prinsip 3 J

d. Perhitungan Kebutuhan energi dan zat giziKebutuhan kalori :

BB aktual : 47 kg 47 x 30 kkal = 1410 kkal

Koreksi umur 10 % x 1410 kkal = 141 k k al -

1269 kkal

Aktifitas fisik (ringan) 10% x 1269 kkal= 126,9 k k al +

1395,9 kkal

Komplikasi (pnemoniua) 20% x 1395,9kkal= 279,18 kkal+

Energi Total 1675,08 Kkal ~ 1700 kkal

Protein = 15% x 1675,08 kkal

= 251,62 kkal/4 gram

= 62,81 gramLemak = 20% x 1675,08 kkal

= 335,01 kkal/9 gram

= 37,22 gramKarbohodrat = Total energi – (energi lemak + energi protein)

= 1675,08 kkal – (335,01+251,62)

= 1675,08 kkal – 586,63kkal

= 1088,45 kkal /4 gram

= 272,11 gramSerat = 25g/1000kal/hari

= (25 gx1700 kal)/1000kalori

Page 7: Ncp Diabetes Melitus Dan Bronchopneumonia

= 42,5 gram

Pembahasan Preskripsi Diet :Perhitungan energi berdasarkan konsensus PERKENI. Koreksi umur 10% karena usia

60-69 tahun. Aktifitas fisik menggunakan 10% karena on bed rest. Penambahan 20%

pada kebutuhan energi karena pasein mengalami komplikasi penyakit (pneumonia).

Jumlah energi yang dibutuhkan adalah 1675,08 Kkal, protein 62,81 gram, lemak 37,22

gram, dan karbohidrat 277,11 gram. Diet yang mendekati dengan perhitungan

kebutuhan tersebut adalah diet DM 1700 Purin Rendah II.

e. Rekomendasi

Domain Pemberian Makanan atau Zat Gizi (ND)ND.1.2.4 Modifikasi Komposisi zat gizi makanan yaitu Karbohidrat

Domain Edukasi (E)E.1 Pemberian edukasi kepada pasien atau keluarga pasien terkait dengan diet yang

akan dijalani oleh pasien

E.1.1 Menyampaikan tujuan edukasi gizi kepada pasien

E.1.4 Menyampaikan kaitan gizi dengan kesehatan/penyakit yang dialami oleh pasien

Domain Konseling (C)C.2.1 Pemberian motivasi dan peningkatan kesadaran pasien terhadap anjuran diet.

Domain Koordinasi Asuhan Gizi (RC)(RC-1) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain terkait komplikasi penyakit yang

diderita oleh pasien

4. Monitoring dan Evaluasi

Anamnesis Yang diukur Waktu Pengukuran

Evaluasi/ target

Antropometri (AD-1.1.2) Pemantauan BB

(AD-1.1.5) Pemantauan IMT

Setiap hari BB normal dan status

gizi normal

Biokimia (BD-1.5.2) Pemantauan kadar

GDS

Pemantauan kadar Asam urat

Sesuai

keputusan

dokter

Membandingkan hasil

lab dengan standar

sehingga diharapkan

Normal

Asupan Gizi (FH-1.1.1.1) Asupan energi

(FH-1.5.1) Asupan lemak

(FH-1.5.2) Asupan protein

Setiap hari Membandingkan asupan

zat gizi dengan

kebutuhan zat gizi.

Page 8: Ncp Diabetes Melitus Dan Bronchopneumonia

(FH-1.5.3) Asupan karbohidrat Target terjadi

peningkatan asupan

5. Rencana Konseling Gizia. Sasaran : Pasien dan anggota keluarga

b. Topik : Diabetes Mellitus (3 J) dan Asam urat

c. Waktu : Saat di bangsal (30 menit)

d. Tempat : Bangsal

e. Media : Leaflet diet DM dan Asam urat dan flip chart

f. Metode : Konsultai gizi (Konseling)

g. Masalah gizi : Pembatasan asupan karbohidrat berlebih dan protein dengan

kandungan purin tinggi.

h. Tujuan :

1) Agar pasien mengerti makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak

dianjurkan sehingga dapat menunjang keberhasilan diet yang diberikan.

2) Memperbaiki pola makan pasien kearah yang baik agar bisa mencapai tujuan diet

3) Agar pasien mematuhi diet yang diberikan sesuai prinsip 3 J

4) Untuk memberi gambaran mengenai proses terapi diet yang akan dijalankan oleh

pasien untuk menunjang pengobatan pasien

5) Memberikan motivasi kepada pasoen dan keluarga pasien untuk mendukung

kelancaran diet yang dijalankan oleh pasien

i. Konseling gizi :

1) Menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak dianjurkan

2) Menjelaskan tentang diet DM yang berkaitan dengan pola konsumsi pasien

3) Menjelaskan prinsip dan penerapan dari 3 J (Jumlah, jenis dan jadwal)

C. Kesimpulan1. Berdasarkan LLA, status gizi pasien termasuk baik (>23,5 cm), begitu juga berdasarkan

IMT juga 19,06 (normal)

2. Dari hasil pemeriksaan biokimia diketahui bahwa pasien mengalami peningkatan kadar

Glukosa darah sewaktu, Asam urat dan Leukosit selain itu penururnan terjadi pada kadar

Hematokrit. Peningkatan GDS menunjukkan adanya gangguan metabolisme karbohidrat.

3. Dari data fisik/klinis keluahan utama pasien adalah batuk dan sesak nafas. Tanda vital

respirasi mengalami peningkatan (Takipnea) yaitu 24x/menit.

4. Asupan gizi pasien berdasarkan recall 24 jam tergolong kurang baik karena kurang dari

AKG pasien.

Page 9: Ncp Diabetes Melitus Dan Bronchopneumonia

D. Saran1. Memotivasi pasien dan keluarga pasien untuk menjaga asupan makan selama di rumah

sakit dan di rumah.

2. Memotivasi pasien dan keluarga pasien untuk mempertahankan status gizi.

3. Memotivasi pasien dan keluarga pasien untuk membatasi makanan yang dapat

meningkatkan kadar gula darah.