10
Neuritis Vestibularis Neuritis vestibularis adalah suatu bentuk penyakit organic yang terbatas pada apparatus vestibular dan terlokalisir pada perjalanan saraf ke atas mencakup nuclei vestibular pada batang otak. Pada pasien ini muncul vertigo dengan dengan spectrum luas disertai sakit kepala yang bermula dari pandangan gelap sesaat sampai ketidakseimbangan yang khronis, disertai kelainan tes kalori unilateral maupun bilateral. Pakar lain membatasi istilah NV ini untuk caloric canal paresis yang unilateral , namun mencakup kasus-kasus dengan gejala yang progresif lambat, nistagmus spontan dapat dijumpai pada 80% kasus. dengan istilah acute peripheral vestibulophaty (vestibulopati perifer akut, VPA) dimaksudkan untuk kasus-kasus hilangnya fungsi vestibular perifer dengan onset mendadak (tidak progresif lambat) dan disertai nistagmus spontan. Epidemiologi Merupakan penyakit ketiga terbanyak ketiga dari vertigo perifer. Insidensinya 3,5/100.000. Usia terbanyak pada 31-40 tahun, dan antara laki-laki dengan perempuan sama banyak. Etiologi

Neuritis Vestibularis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Neuritis Vestibularis

Citation preview

Page 1: Neuritis Vestibularis

Neuritis Vestibularis

Neuritis vestibularis adalah suatu bentuk penyakit organic yang terbatas pada apparatus

vestibular dan terlokalisir pada perjalanan saraf ke atas mencakup nuclei vestibular pada batang

otak. Pada pasien ini muncul vertigo dengan dengan spectrum luas disertai sakit kepala yang

bermula dari pandangan gelap sesaat sampai ketidakseimbangan yang khronis, disertai kelainan

tes kalori unilateral maupun bilateral.

Pakar lain membatasi istilah NV ini untuk caloric canal paresis yang unilateral , namun

mencakup kasus-kasus dengan gejala yang progresif lambat, nistagmus spontan dapat dijumpai

pada 80% kasus. dengan istilah acute peripheral vestibulophaty (vestibulopati perifer akut, VPA)

dimaksudkan untuk kasus-kasus hilangnya fungsi vestibular perifer dengan onset mendadak

(tidak progresif lambat) dan disertai nistagmus spontan.

Epidemiologi

Merupakan penyakit ketiga terbanyak ketiga dari vertigo perifer.

Insidensinya 3,5/100.000.

Usia terbanyak pada 31-40 tahun, dan antara laki-laki dengan perempuan sama banyak.

Etiologi

1. Infeksi Herpes simplex Virus tipe 1, dengan kenyataan :

Pola endemic

studi post mortem : degenerasi inflamatif

peningkatan protein pada liquor serebrospinalis

ditemukan HSV-1 DNA dan RNA di ganglion vestibularis.

2. Iskemia pada pembuluh darah yang memperdarahi bagian telinga (suplai darah telinga

dalam diberikan oleh arteri auditorius interna dan arteri yang bercabang ke dalam arteri

koklearis komunis dan arteri vestibularis anterior yang mensuplai kanalis semisirkularis

dan untrikulus.

Page 2: Neuritis Vestibularis

Patofisiologi

Faktor Pencetus Neuronitis Vestibular

a. Infeksi virus pada alat keseimbangan di telinga dalam.

b. Radang/infeksi saraf keseimbangan (vestibular neuritis),biasanya terjadi serangan vertigo

berulang beberapa jam atau beberapa hari setelah serangan pertamanya,seringkali disertai

perasaan cemas,seringkali dialami setelah infeksi virus sebelumnya,tidak disertai

gangguan maupun penurunan pendengaran.

c. Temuan klinis NV menunjukan adanya disrupsi mendadak dari masukan neuron dari

salah satu labirin. Sensasi vertigo dan nistagmus spontan diterangkan dengan firing rate

spontan yang tinggi dari neuron vestibular primer. Letak lesi dapat dimana saja mulai dari

vestibuler end organ sampai ke serabut-serabut terminal dari neuron vestibular primer di

batang otak.

d. Adanya nistagmus spontan horizontal ( komponen major: horizontal, komponen minor :

vertikal dan torsial) dan adanya gangguan respons terhadap stimulasi kalorik,

menunjukan bahwa setidak-tidaknya aktivitas afferent dari kanalis semisirkularis

horizontal terganggu.

Gambaran klinis

Gambaran klinis pada stadium akut mencakup vertigo, nistagmus spontan dan gangguan

respons kalorik. Di samping itu juga dapat dijumpai kelainan-kelainan pada stimulasi galvanic,

test rotasional, test gerakan mata lain, reflex vestibule spinal dan test visual vertical subjektif.

Dan masih dapat juga dijumpai gejala-gejala auditorik.

Vertigo berlangsung dengan onset yang mendadak, sering terjadi di malam hari, namun

pada 65% kasus terjadi setelah bangun tidur di pagi hari. Vertigo bisa meningkat secara bertahap

dalam beberapa jam, dan mencapai puncaknya dalam hari pertama. Pada 8,6% kasus ada gejala

prodromal yang berupa sensasi dizzy yang terjadi 1 hari sampai 1 minggu sebelum onset vertigo

yang berat.

Page 3: Neuritis Vestibularis

Vertigo biasanya digambarkan sebagai tipe rotasional. pasien sering membuat pernyataan

yang membingungkan dan kontradiktif tentang arah rotasi. Macam vertigonya antara lain,

sebagai berikut :

1. Sensasi gerak diri sendiri yang subjektif murni searah dengan fase cepat nistagmus

spontannya (ke sisi telinga yang sehat).

2. Tendensi untuk jatuh ke arah telinga yang sakit disebabkan oleh reaksi vestibulospinal

kompensatorik.

3. Ilusi liingkungan sekeliliingnnya berputar (bukan diriinya yang berputar).

Sebagian besar pasien juga merasakan nausea berat dan vomitus, tak dapat berjalan dan

bahkan tak dapat berdiri. Di tempat tidur pasien berbaring dengan mata tertutup dalam posisi

miring dengan telinga yang sehat di bawah. Hal ini adalah kebalikan dengan pasien penyakit

Meniere yang biasanya berbaring miringdengan telinga yang sakit di bawah.

Vertigonya jelas meningkat dengan gerakan kepala, dan biasanya menetap lebih dari 24

jam. Sebaliknya pada penyakit Meniere vertigonya berlangsung hanya beberapa jam saja. Pada

stadium akut NV wajib ditemukan nistagmus spontan, horizontal, dengan arah yang menetap

dengan fase cepatnya memukul ke arah telinga yang sehat dan berkurang jika melirik ke telinga

yang sakit.

Diagnosis

Kriteria diagnosis Neuritis Vestibularis sebagai berikut :

1. Vertigo berat dan nausea spontan, onset dalam beberapa jam, menetap lebih dari 24 jam.

2. Sikap (stance) dan gaya jalan : ataksik

3. Nistagmus spontan, arah menetap, horizontal, ke arah telinga yang sehat, menetap lebih

dari 24 jam.

4. Caloric canal paresis yang unilateral bermakna.

5. Otoscopy normal, pendengaran normal.

6. Defisit neurologik lain : tidak ada.

Pemeriksaan

Page 4: Neuritis Vestibularis

a. Dilakukan pemeriksaan fungsi pendengaran dan elektronistagmografi (rekaman

pergerakan mata dengan menggunakan metoda elektronik). Pemeriksaan nistagmus

lainnya adalah dengan memasukkan sejumlah kecil air es ke dalam setiap saluran telinga

lalu pergerakan mata penderita direkam.

b. Untuk membedakan neuronitis vestibularis dari penyebab vertigo lainnya bisa dilakukan

pemeriksaan MRI kepala.

c. Nistagmus

1. Tes Romberg yang dipertajam (sharpen Romberg Test)

Tes Romberg ditujukan untuk adanya disfungsi sistem vestibular. Orang yang normal

mampu berdiri dalam sikap Romberg yang dipertajam selama minimal 30 detik. Pada tes

ini pasien berdiri dengan kaki yang satu di depan kaki yang lain, tumit yang satu berada

di depan jari kaki lain. Lengan dilipat ke dada dan mata ditutup.

2. Stepping test

Pasien disuruh berjalan di tempat dengan mata ditutup sebanyak 50 langkah dengan

kecepatan seperti berjalan biasa dengan mengatakan sebelumnya bahwa pasien harus

berusaha agar tetap di tempat dan tidak beranjak selama tes. Tes ini dapat mendeteks

gangguan vestibular. Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih

dari 1 meter atau badan berputar lebih dari 30 derajat.

3. Salah tunjuk (past pointing)

Pasien diminta merentangkan tangan dan telunjuknya menyentuh telunjuk pemeriksa,

kemudian disuruh menutup mata, mengangkat lengannya tinggi-tinggi dan kemudian

kembali ke posisi semula. Pada gangguan vestibular didapatkan salah tunjuk (deviasi)

dan demikian juga dengan gangguan serebellar.

Penatalaksanaan

Non farmakologis

1. Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring diam

dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama.

2. Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan subyektif

vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya neuronitis

Page 5: Neuritis Vestibularis

vestibularis. Pasien dapat merasakan bahwa dengan memfiksir pandangan mata pada

suatu obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar atau jari yang direntangkan ke

depan, temyata lebih enak daripada berbaring dengan kedua mata ditutup.

3. Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya

vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai fiksasi

visual yang kuat.

4. Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah

dehidrasi.

5. Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer akut

yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua.

Pasien merasa sakit berat dan sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi

penting dari terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang meyakinkan pasien bahwa

6. neuronitis vestibularis dan sebagian besar gangguan vestibular akut lainnya adalah

jinak dan dapat sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa kemampuan otak untuk

beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.

7. Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda. Latihan ini

untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan

vestibular akut.

Farmakologis

Karena neuronitis vestibularis adalah penvakit yang dapat sembuh sendiri dengan

penyebab yang tidak diketahui, pengobatan diarahkan untuk nrenyupresi gejala-gejalanya. Obat-

obat berikut ini bermanfaat meredakan vertigo akibat neuronitis vestibularis, mabuk kendaraan

atau gangguan vetibuler lainnya. Bila mual hebat maka obat antivertigo dapat diberikan

supositoria atau injeksi. Perawatan di rumah sakit diperlukan pada pasien yang

disekuilibriumnya berat atau muntah-muntah terus sehingga membutuhkan rehidrasi intravena.

Antihistamin

Supresi vertigo bukan sifat umum dari semua antihistamin dan tidak berkaitan dengan

potensi perifernya sebagai antagonis histamin. Aktivitas antihistamin yang benar-benar

mengurangi vertigo (dimenhidrinat, difenhidramin, meklizin, siklizin) ternyata spesifik

Page 6: Neuritis Vestibularis

dan tidak hanya mensupresi pusat muntah batang otak. Sesungguhnya banyak antiemetik

yang sering dipakai hanya sedikit bermanfaat untuk mengatasi vertigo. Antihistamin-

antivertigojuga menunjukkan aktivitas antikolinergik pada sistem saraf pusat. Sifat ini

mungkin merupakan mekanisme biokimiawi dari aktivitas antivertigo yang

mendasarinya.

Efek samping. Efek samping utama dari zat-zat ini adalah sedasi. Rasa mengantuk ini

terutama lebih menonjol dengan dimenhidrinat atau difenhidramin. Efek sedatif ini

bermanfaat pada pasien vertigo yang hebat. Bila pasien kurang menyukai efek ini maka

dapat diberikan meklizin atau siklizin atau betahistin mesilat (Merislon, Betaserc). Efek

samping antikolinergik berupa mulut kering atau penglihatan kabur kadang-kadang

terjadi.

Obat Antikolinergik

Mensupresi aktif secara sentral dari aktivitas sistem vestibular dan dapat berguna untuk

mengurangi vertigo. Skopolamin metilbromida (Holopon) 3 kali 1-2 mg sehari. Tetapi

pada orang tua harus hati-hati sebab dapat menimbulkan konfusi mental dan obstruksi

saluran keluar kandung kemih.

Prometazin dari golongan fenotiazin merupakan yang paling efektif dari golongan ini

dalam mengobati vertigo dan mabuk kendaraan. Efek samping utama adalah mengantuk.

Zat Simpatomimetik

Efedrin memiliki efek sinergis bila digabung dengan obat antivertigo lainnya. Efek

stimulan dari obat ini dapat mengatasi efek sedatif dari obat lainnya tetapi dapat

menyebabkan insomnia, gemetar dan palpitasi.

Penyekat saluran kalsium perifer seperti flunarizin (Sibelium) 1-2 kali 5 mg/hari dapat

diberikan pada kasus vertigo dengan penyakit vaskular yang mendasarinya.

Penenang minor seperti diazepam atau lorazepam bermanfaat dalam menghilangkan

ansietas akut yang sering menyertai vertigo. Hidroksizin (Iterax, Bestalin) merupakan

Page 7: Neuritis Vestibularis

penenang yang juga memiliki sifat antihistamin serta antiemetik sehingga dapat dipakai

untuk antivertigo. Dosis dewasa yang lazim adalah 25-100 mg 3-4 kali sehari.

Lama Terapi Bervariasi

Pada kebanyakan pasien, obat dapat dihentikan bila nausea dan vertigo mereda. Obat

sedatif vestibular menghilangkan mekanisme kompensasi sentral sehingga penggunaan yang

lama dari obat ini dapat bersifat kontraproduktif. Walaupun demikian, ada sebagian kecil pasien

yang memerlukan dosis kecil secara kronis.

Pada umumnya, gabungan beberapa jenis obat dari golongan yang berbeda misalnya

antikolinergik dengan simpatomimetik atau fenotiazin memberikan efek sinergis untuk

mensupresi vertigo.