46
Ngaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak mau berdoa kepada Allah, padahal dengan senantiasa berdoa kepada Allah akan turun bantuan dan pertolongan-Nya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah berfirman (yang artinya), “Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada diri-Ku. Aku akan bersamanya selama dia mau berdoa kepada-Ku.” (HR. Muslim) Suatu ketika Qatadah bertanya kepada Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, “Doa apa yang paling sering dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Anas menjawab, “Doa yang paling sering dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah : Allahumma aatinaa fid dun-ya hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban naar; artinya ‘Wahai Rabb kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari azab neraka’..” (HR. Bukhari dan Muslim) Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Pada hari kiamat Allah tabaraka wa ta’ala menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya. Kemudian Allah berkata, “Aku lah Sang Maharaja, mana itu para raja penguasa bumi?” (HR. Bukhari dan Muslim) Anas bin Malik radhiyallahu’anhu mengisahkan ada seorang lelaki yang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana caranya orang kafir dikumpulkan pada hari kiamat dengan berjalan di atas wajahnya?” maka beliau pun menjawab, “Bukankah [Allah] Dzat yang telah membuatnya mampu berjalan di atas kedua kakinya selama di dunia mampu untuk membuatnya bisa berjalan di atas wajahnya kelak pada hari kiamat?” (HR. Bukhari dan Muslim) Subhanallah! Tidakkah kita menyadari betapa besar nikmat hidayah dan iman yang telah Allah berikan kepada kita? Kebaikan di dunia dan di akhirat berada di tangan Allah. Allah lah penguasa alam semesta dan yang memberikan balasan dan hukuman bagi manusia atas amal perbuatannya. Lantas bagaimana mungkin seorang hamba begitu congkak di hadapan Rabbnya; ketika Rabbnya memanggilnya untuk beribadah kepada-Nya lalu dia hanya bermain-main dan tidak menggubris sama sekali seruan para da’i yang mengajak menuju jalan-Nya?! Ketika ucapan manusia lebih dia percayai daripada wahyu Rabbul ‘alamin. Ketika perasaan dan logika dangkal anak manusia diangkat di atas bimbingan Allah dan petunjuk Rasul-Nya. Betapa angkuh, congkak, sombong dan arogan kah dirinya itu! Apakah anda telah lupa firman Allah (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56). Apakah anda juga lupa ajaran Kitab-Nya (yang artinya), “[Allah] Yang telah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian; siapakah diantara kalian yang paling bagus amalnya.” (al-Mulk : 2). Apakah anda juga lupa firman Allah (yang artinya), “Maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.” (Thaha : 123) Apakah kita hendak mencampakkan petunjuk Allah yang telah menciptakan kita dan orang-orang sebelum kita lalu kita racuni akal kita dengan petunjuk jahiliyah ala Abu Jahal, Abu Lahab dan Fir’aun?! Wahai manusia yang memiliki akal; kemana kah anda letakkan akal dan pikiran anda… Rabb kami, janganlah Kau sesatkan hati kami setelah Kau berikan hidayah kepada kami…

Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

Ngaji Tauhid Ojo BosenSebuah Pengantar untuk Belajar Islam

Akhirat di Tanganmu?

Bismillah.

Betapa sombongnya kita apabila kita tidak mauberdoa kepada Allah, padahal dengan senantiasaberdoa kepada Allah akan turun bantuan danpertolongan-Nya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Sesungguhnya Allah berfirman (yang artinya),“Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepadadiri-Ku. Aku akan bersamanya selama dia mau

berdoa kepada-Ku.” (HR. Muslim)

Suatu ketika Qatadah bertanya kepada Anas binMalik radhiyallahu’anhu, “Doa apa yang palingsering dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam?” Anas menjawab, “Doa yang paling seringdibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah :Allahumma aatinaa fid dun-ya hasanah, wa filaakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban naar; artinya‘Wahai Rabb kami, berikanlah kepada kamikebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, danjagalah kami dari azab neraka’..” (HR. Bukhari danMuslim)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Pada harikiamat Allah tabaraka wa ta’ala menggenggambumi dan melipat langit dengan tangankanan-Nya. Kemudian Allah berkata, “Aku lahSang Maharaja, mana itu para raja penguasa bumi?”(HR. Bukhari dan Muslim)

Anas bin Malik radhiyallahu’anhu mengisahkanada seorang lelaki yang bertanya, “WahaiRasulullah, bagaimana caranya orang kafirdikumpulkan pada hari kiamat dengan berjalan diatas wajahnya?” maka beliau pun menjawab,“Bukankah [Allah] Dzat yang telah membuatnyamampu berjalan di atas kedua kakinya selama di

dunia mampu untuk membuatnya bisa berjalan diatas wajahnya kelak pada hari kiamat?” (HR.Bukhari dan Muslim)

Subhanallah! Tidakkah kita menyadari betapabesar nikmat hidayah dan iman yang telah Allahberikan kepada kita? Kebaikan di dunia dan diakhirat berada di tangan Allah. Allah lahpenguasa alam semesta dan yang memberikanbalasan dan hukuman bagi manusia atas amalperbuatannya. Lantas bagaimana mungkinseorang hamba begitu congkak di hadapanRabbnya; ketika Rabbnya memanggilnya untukberibadah kepada-Nya lalu dia hanyabermain-main dan tidak menggubris sama sekaliseruan para da’i yang mengajak menujujalan-Nya?!

Ketika ucapan manusia lebih dia percayaidaripada wahyu Rabbul ‘alamin. Ketika perasaandan logika dangkal anak manusia diangkat diatas bimbingan Allah dan petunjuk Rasul-Nya.Betapa angkuh, congkak, sombong dan arogankah dirinya itu! Apakah anda telah lupa firmanAllah (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakanjin dan manusia melainkan supaya mereka beribadahkepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56). Apakah anda jugalupa ajaran Kitab-Nya (yang artinya), “[Allah]Yang telah menciptakan kematian dan kehidupanuntuk menguji kalian; siapakah diantara kalian yangpaling bagus amalnya.” (al-Mulk : 2). Apakah andajuga lupa firman Allah (yang artinya), “Makabarangsiapa mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidakakan tersesat dan tidak pula celaka.” (Thaha : 123)

Apakah kita hendak mencampakkan petunjukAllah yang telah menciptakan kita danorang-orang sebelum kita lalu kita racuni akalkita dengan petunjuk jahiliyah ala Abu Jahal,Abu Lahab dan Fir’aun?! Wahai manusia yangmemiliki akal; kemana kah anda letakkan akaldan pikiran anda…

Rabb kami, janganlah Kau sesatkan hati kami setelahKau berikan hidayah kepada kami…

Page 2: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

2

Ayo Belajar Tauhid!

Bismillah.

Tahukah anda, wahai saudaraku -semoga Allahmerahmatimu- bahwa tauhid adalah tujuanhidup kita di atas muka bumi ini. Sebagaimanatelah diterangkan oleh Allah ta’ala dalam ayat(yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin danmanusia melainkan supaya mereka beribadahkepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56)

Beribadah kepada Allah tidak akan diterimatanpa tauhid. Oleh sebab itu setiap rasulmengajak umatnya untuk bertauhid. Allah ta’alaberfirman (yang artinya), “Dan sungguh Kami telahmengutus kepada setiap umat seorang rasul yangmenyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.”(an-Nahl : 36)

Umat-umat terdahulu pun telah diperintahkanuntuk bertauhid. Allah memerintahkan merekauntuk beribadah kepada-Nya semata danmeninggalkan syirik. Allah ta’ala berfirman (yangartinya), “Dan tidaklah mereka diperintahkanmelainkan supaya beribadah kepada Allah denganmemurnikan agama/amal untuk-Nya dengan hanif…”(al-Bayyinah : 5)

Beribadah kepada Allah dan menjauhi syirikadalah hakikat tauhid. Karena ibadah yangtercampuri syirik akan terhapus dan lenyapsia-sia. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dansungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepadaorang-orang sebelummu; Jika kamu berbuat syirik pastiakan lenyap seluruh amalmu dan benar-benar kamuakan termasuk golongan orang-orang yang merugi.”(az-Zumar : 65)

Tauhid bukan sekedar menujukan ibadahkepada Allah, tetapi harus mengingkarisesembahan selain Allah dan menjauhinya.Inilah syarat diterimanya amalan. Tauhid adalahsyarat diterimanya amalan. Sebagaimanaditunjukkan oleh firman Allah (yang artinya),“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaandengan Rabbnya hendaklah dia melakukan amal salih

dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepadaRabbnya dengan sesuatu apapun.” (al-Kahfi : 110)

Saudaraku yang dirahmati Allah, tauhid adalahperintah paling agung di dalam agama Islamkarena tauhid adalah hak Allah atas setiap

hamba. Tauhid adalah kewajiban yang palingwajib dan syirik adalah dosa besar yang paling

besar.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “SembahlahAllah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nyadengan sesuatu apapun.” (an-Nisaa’ : 36).Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Hak Allah atas setiap hamba adalah hendaknyamereka beribadah kepada-Nya dan tidakmempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR.Bukhari dan Muslim)

Syirik menyebabkan pelakunya kekal di dalamneraka. Sebagaimana ditegaskan oleh Allahdalam ayat-Nya (yang artinya), “Sesungguhnyabarangsiapa yang mempersekutukan Allahbenar-benar Allah haramkan atasnya surga dantempat tinggalnya adalah neraka, dan tidak ada bagiorang-orang zalim itu seorang pun penolong.”(al-Maa-idah : 72)

Hal ini menunjukkan bahwa menujukan ibadahkepada selain Allah adalah kejahatan dankezaliman yang sangat besar. Luqman berwasiatkepada anaknya (yang artinya), “Wahai anakku,janganlah kamu mempersekutukan Allah.Sesungguhnya syirik itu benar-benar kezaliman yangsangat besar.” (Luqman : 13). Ibadah adalah hakAllah, hanya Allah yang berhak menerima danmendapatkannya. Maka memalingkan ibadahkepada selain-Nya adalah kezaliman.

Ibadah memiliki banyak bentuk, diantaranyaadalah berupa doa, sembelihan, nadzar,istighotsah, isti’anah, tawakal, dsb. Semuabentuk ibadah itu hanya boleh dipersembahkankepada Allah dan menujukan kepada selainAllah adalah syirik. Allah ta’ala berfirman (yangartinya), “Dan sesungguhnya masjid-masjid ituadalah milik Allah, maka janganlah kalian

Page 3: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

3

menyeru/beribadah bersama dengan Allah siapa punjuga.” (al-Jin : 18)

Selain Allah tidak boleh disembah, karena yangmenciptakan dan memberikan rezeki kepada kitahanya Allah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya),“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian; Yang telahmenciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian,mudah-mudahan kalian bertakwa.” (al-Baqarah : 21).Allah adalah pencipta segala sesuatu dan yangmengatur segala urusan di alam semesta ini.Allah semata yang menghidupkan danmematikan.

Oleh sebab itu tidak ada yang berhak menerimadan mendapatkan ibadah kecuali Allah. Allahta’ala berfirman (yang artinya), “Yang demikian itukarena sesungguhnya Allah adalah yang maha benarsedangkan apa-apa yang mereka seru selain-Nyaadalah batil.” (al-Hajj : 62)

Setiap nabi menyerukan kepada umatnya untukmeninggalkan segala bentuk sesembahan selainAllah, karena tidak ada yang berhak disembahselain Allah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya),“Dan tidaklah Kami utus sebelum kamu seorang rasulpun melainkan Kami wahyukan kepadanya; bahwatidak ada ilah/sesembahan -yang benar- selain Aku,maka sembahlah Aku.” (al-Anbiyaa’ : 25)

Ketahuilah saudaraku -semoga Allahmerahmatimu- bahwa tauhid adalah sebabkebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.Karena tauhid adalah ajaran kitab-kitab yangditurunkan Allah kepada para rasul-Nya. Tauhidinilah petunjuk Allah bagi manusia. Allah ta’alaberfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yangmengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan tersesatdan tidak pula celaka.” (Thaha : 123)

Tauhid inilah jalan setiap rasul. Barangsiapamenentang dan menyelisihi jalan ini niscaya diaakan celaka dan binasa. Allah ta’ala berfirman(yang artinya), “Barangsiapa yang menentang rasulsetelah jelas baginya petunjuk, dan dia mengikutiselain jalan kaum beriman, niscaya Kami akanmembiarkan dia terombang-ambing dalamkesesatannya dan Kami akan masukkan dia ke dalam

Jahannam, dan Jahannam itu adalah seburuk-buruktempat kembali.” (an-Nisaa’ : 115)

Tauhid inilah jalan yang mengantarkan manusiamenuju ketentraman dan curahan hidayah.Sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah dalamayat (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dantidak mencampuri imannnya dengan kezaliman(syirik), mereka itulah orang-orang yang akandiberikan keamanan dan mereka itulah orang yangdiberi petunjuk.” (al-An’aam : 82)

Kebahagiaan sejati tidak bisa diraih kecualidengan tauhid dan keimanan yang lurus kepadaAllah dan Rasul-Nya. Allah ta’ala berfirman(yang artinya), “Barangsiapa melakukan amal salihdari kalangan lelaki atau perempuan dalam keadaanberiman, niscaya Kami akan berikan kepadanyakehidupan yang baik, dan benar-benar Kami akanmemberikan balasan kepadanya dengan pahala yangjauh lebih baik daripada apa-apa yang telah merekakerjakan.” (an-Nahl : 97)

Tauhid mencakup iman dan amal salih. Karenaorang yang bertauhid meyakini hanya Allahsesembahan yang benar dan menujukan ibadahdan amalnya kepada Allah semata. Tauhidbukan sekedar keyakinan di dalam hati, tetapitauhid harus ditegaskan dengan kalimat syahadatdan dibuktikan dengan amal perbuatan. Karenaitulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan atasneraka setiap orang yang mengucapkan laa ilahaillallah semata-mata demi mengharap wajah Allah.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Barangsiapa yang mati dalam keadaanmenujukan ibadah kepada selain Allah makaneraka adalah tempat kembalinya. Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapayang meninggal dalam keadaan berdoa/beribadah

kepada sesembahan/tandingan selain Allah maka diaakan masuk neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Karena itulah saudaraku -semoga Allah berikantaufik kepada kami dan anda- syirik sangatberbahaya bagi kita dan anak keturunan kita.Karena syirik akan melenyapkan kebahagiaan

Page 4: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

4

dan kejayaan yang kita idam-idamkan. Syirikmemusnahkan segala kenikmatan danmengurung kita dalam kesengsaraan demikesengsaraan. Allah ta’ala berfirman (yangartinya), “Sesungguhnya Allah tidak akanmengampuni dosa syirik kepada-Nya dan masihmengampuni apa-apa yang berada di bawahtingkatan itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”(an-Nisaa’ : 48)

Sebesar apapun amal dan kebaikan kita jikatidak disertai tauhid maka akan sia-sia. Allahberfirman mengenai keadaan orang yang berbuatsyirik dan kekafiran (yang artinya), “Dan Kamihadapi segala amal yang dahulu mereka lakukan laluKami jadikan ia bagaikan debu-debu yangbeterbangan.” (al-Furqan : 23). Oleh sebab itu kitatidak boleh meremehkan dosa syirik ini.

Bagaimana mungkin kita merasa aman daribahaya syirik, sementara Nabi Ibrahim ‘alaihissalam seorang rasul pilihan dan yang diberi gelarkhalil/kekasih ar-Rahman saja mengkhawatirkankeadaan diri dan anak-anaknya dari bahaya ini.Allah ta’ala menceritakan doa beliau (yangartinya), “Dan jauhkanlah aku dan anakketurunanku dari menyembah patung-patung, wahaiRabbku sesungguhnya patung-patung itu telahmenyesatkan banyak manusia.” (Ibrahim : 35)

Sebagi seorang muslim kita harus khawatirapabila keimanan yang Allah berikan kepada kitaini tercabut dan hilang. Kita harus khawatirkalau-kalau amal kita selama ini tidak diterimaoleh Allah karena keteledoran dan kesalahankita sendiri. Kita pun harus khawatirjangan-jangan dalam diri kita terdapat sifat-sifatkaum munafik. Ibnu Abi Mulaikah rahimahullahmenceritakan, “Aku telah bertemu dengan tigapuluh orang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihiwa sallam; sementara mereka semuanya merasa takutdirinya tertimpa kemunafikan…”

Seorang muslim tidak boleh meremehkan ataumenyepelekan dosa-dosa yang telah dilakukannya.Karena dosa adalah sebab kotornya hati danpenghalang hidayah serta penyebab kemurkaanAllah. Maka wajib kita untuk membersihkan diri

dari dosa-dosa itu dan bertaubat darinya;bagaimana lagi jika itu adalah dosa besar bahkandosa besar yang paling besar. Dosa yang akanmenghancurkan semua kebaikan dan amal yangpernah dilakukan. Allah ta’ala berfirman (yangartinya), “Dan seandainya mereka itu berbuat syirikpasti akan lenyap dari mereka semua amal yangdahulu telah mereka kerjakan.” (al-An’aam : 88)

Sebagian orang mungkin merasa sudahmelakukan banyak amal kebaikan. Mungkin diasudah sholat, berpuasa, membayar zakat, bahkanmungkin ada yang sudah naik haji berkali-kali.Akan tetapi ingatlah bahwa amal-amal itusemuanya tidak ada artinya jika kita jugamelakukan syirik besar seperti berdoa kepadaselain Allah atau menyembelih untuk selainAllah. Sebagaimana tidak bermanfaat amalanapabila pelakunya adalah orang kafir ataumusyrik.

Allah tidak mau menerima amalan orang yangberbuat syirik, meskipun dia banyak berbuatkebaikan kepada manusia atau banyak beramalsalih. Dalam sebuah hadits qudsi Allahmenyatakan, “Aku adalah Dzat yang paling tidakmembutuhkan sekutu. Barangsiapa melakukan suatuamalan seraya mempersekutukan di dalamnya antaraAku dengan selain-Ku maka Aku tingggalkan dia dansyiriknya itu.” (HR. Muslim)

Tauhid inilah tujuan hidup kita, jalan yang akanmembuat kita bahagia; merasakan surga duniasebelum surga di akhirat sana. Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pasti akanmerasakan mansinya iman; orang yang ridha Allahsebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad

sebagai rasul.” (HR. Muslim)

Sebagian ulama berkata, “Sesungguhnya di duniaini adalah sebuah surga. Barangsiapa tidakmemasukinya maka dia tidak akan masuk surga diakhirat.” Apakah surga dunia itu? Yaitu cintakepada Allah, ridha kepada ketetapan-Nya danmerasakan kelezatan ma’rifat kepada-Nya, danitu semua tidak bisa diraih kecuali dengantauhid dan keimanan.

Page 5: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

5

Mailk bin Dinar rahimahullah berkata, “Telahpergi para pemuja dunia meninggalkan dunia inidalam keadaan belum merasakan sesuatu yang palingbaik di dalamnya.” Orang-orang bertanya, “Apakahitu yang paling baik di sana, wahai Abu Yahya?”beliau menjawab, “Mengenal Allah ‘azza wa jalla.”Orang yang mengenal Allah hatinya akanbergantung hanya kepada Allah, cinta dan takutkepada-Nya, beribadah dan memuja hanyakepada-Nya, cinta dan benci karena-Nya,memberi dan tidak karena-Nya, tunduk danpatuh kepada ajaran-Nya. Sebab Allah lah yangmemberi mereka kehidupan dan nikmat takterhingga; maka lezatlah bagi merekamewujudkan syukur kepada-Nya…

Berjuang Mengikuti Kebenaran

Bismillah.

Bagi seorang muslim kebenaran datang dariAllah. Kebenaran itu bersumber dari al-Kitabdan as-Sunnah. Karena itulah apabila terjadiperselisihan kita diperintahkan untukmengembalikan hal itu kepada keduanya. Allahberfirman (yang artinya), “Kemudian jika kalianberselisih tentang suatu perkara maka kembalikanlahkepada Allah dan Rasul…” (an-Nisaa’ : 59)

Sebagian ulama terdahulu memberikan nasihat,“Wajib bagimu untuk mengikuti jalan kebenaran dan

janganlah gelisah karena sedikitnya orang yangmenempuhnya. Dan wajib bagimu menjauhijalan-jalan kebatilan dan jangan gentar oleh

banyaknya orang yang celaka.”

Sebagian ulama juga mengatakan, “al-Jama’ahadalah segala hal yang sesuai dengan kebenaranwalaupun anda hanya sendirian.” Dengandemikian kebenaran di dalam Islam tidak diukurdengan banyaknya jumlah pengikut atau jumlahsuara. Kebenaran adalah kebenaran meskipuntidak disukai kebanyakan orang di atas mukabumi ini. Karena itulah Allah berfirman (yangartinya), “Seandainya kebenaran itu harus mengikutikeinginan-keinginan mereka niscaya menjadi rusaklahlangit dan bumi dan segala penduduknya.”

Para ulama kita mengajarkan agar kita setiadengan kebenaran bagaimana pun keadaannya.Oleh sebab itu sebagian mereka mengatakan,“Syaikhul Islam adalah orang yang kami cintai, tetapikebenaran lebih kami cintai daripadanya.” Merekajuga mengatakan bahwa kebenaran itu lebihberhak untuk diikuti oleh manusia.

Kehebatan seorang tokoh tidaklah membuatucapannya selalu benar, sebab tidak ada seorangpun manusia yang menempati posisi semacamitu selain Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.Imam Malik rahimahullah telah mengingatkan,“Setiap kita bisa menolak dan ditolak perkataannya,kecuali pemilik kubur ini -yaitu Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam-.” karena beliau -Imam Malik-adalah ulama besar di Madinah/Kota Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam di masanya.

Imam Syafi’i rahimahullah juga menegaskan,“Kaum muslimin telah sepakat bahwa barangsiapayang telah jelas baginya suatu sunnah/hadits/ajarandari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka tidakhalal baginya meninggalkannya hanya karenamengikuti perkataan/pendapat seseorang tokoh.”

Tidakkah kita lihat bahwa banyak orang terseretdalam kesesatan gara-gara fanatik kepada tokohdan orang-orang yang dia kagumi secaraberlebihan? Apabila kita buka kembali pelajaranaqidah maka kita akan menemukan bahwa salahsatu bentuk thaghut adalah para tokoh yangdijadikan panutan dalam kesesatan danpenyimpangan dari jalan tauhid dan keimanan.Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Thaghutadalah segala sesuatu yang membuat hamba menjadimelampaui batasan/berlebih-lebihan kepadanya baikdengan cara disembah, diikuti, atau ditaati.”

Di dalam Kitab Tauhid juga kita bisamendapatkan pelajaran bahwa ketaatan kepadaulama atau umara dalam hal menghalalkan apayang diharamkan Allah atau mengharamkan apayang dihalalkan Allah menjadikan merekasebagai sosok sesembahan tandingan bagi Allah.Oleh sebab itu kita dapati para ulama salafadalah orang-orang yang sangat tidak berambisi

Page 6: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

6

kepada kepemimpinan. Mereka berprinsip; lebihbaik menjadi pengikut dalam kebenarandaripada menjadi pemimpin dalam kesesatan.Sebab yang menjadi ukuran adalah kesesuaiandengan Sunnah dan kebenaran, bukan perkaraapakah dia menjadi pemimpin atau pengikut.

Ya, tentu saja mengikuti kebenaran di kalabanyak orang tidak menyukainya adalah sebuahketerasingan. Akan tetapi jangan anda sedihkarena sesungguhnya anda sedang meniti jalanyang di dalamnya berkumpul para nabi,shiddiqin, syuhada, dan orang-orang salih disepanjang zaman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Islam datang dalam keadaanterasing dan dia akan kembali menjadi terasing sepertikedatangannya, maka beruntunglah orang-orang yangterasing itu.” (HR. Muslim)

Apabila kita lihat di dalam hadits yangmenceritakan tentang tujuh golongan yangdiberi naungan oleh Allah pada hari kiamat.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammenyebutkan di dalamnya, “Seorang pemimpinyang adil.” (HR. Bukhari dan Muslim). Tentubukan perkara mudah menjadi seorangpemimpin yang adil apabila kondisi masyarakatdan pejabat penuh dengan warna kezaliman.Sebagaimana tidak mudah menjadi pemuda yangistiqomah dalam ketaatan di tengah ribuanpemuda yang hanyut dalam kenistaan dankesia-siaan. Di dalam hadits itu juga disebutkan,“Seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatanberibadah kepada Rabbnya.” (HR. Bukhari danMuslim)

Saudaraku yang dirahmati Allah, apakah yanganda ragukan pada hari ini? Apakah andameragukan adanya hari pembalasan? Apakahanda meragukan akan datangnya malaikat mautuntuk mencabut nyawa? Apakah andameragukan bahwa ada surga dan neraka? Apakahanda meragukan akan adanya siksaan pedih danberat bagi kaum durjana pengikut setan danbalatentaranya? Apakah anda meragukan akankenikmatan terbesar dengan memandang wajahAllah di surga? Apakah anda meragukan bahwaAllah pasti akan menolong orang-orang yang

ikhlas dan ittiba’ dalam membela agama ini dariserangan musuh-musuhnya?!

Tidak ada kemuliaan bagi kita kecuali denganmengikuti agama ini, membelanya dengan hartadan jiwa kita. Sebagaimana telah ditegaskan olehAmirul Mukminin al-Faruq Umar bin Khattabradhiyallahu’anhu dalam ucapannya yang dicatatdengan tinta emas di dalam lembaran sejarahIslam, “Kami adalah suatu kaum yang telahdimuliakan oleh Allah dengan Islam. Maka kapansaja kami mencari kemuliaan dengan selain caraIslam, maka pasti Allah akan menhinakan kami.”(HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak). Apakahanda meragukan Islam yang haq ini, wahaisaudaraku?

Allah jalla dzikruhu berfirman (yang artinya),“Dan orang-orang yang terdahulu dan pertama-tamadari kalangan Muhajirin dan Anshar besertaorang-orang yang mengikuti mereka dengan baik Allahridha kepada mereka dan mereka pun ridhakepada-Nya, Allah siapkan untuk mereka surga-surgayang mengalir di bawahnya sungai-sungai, merekakekal di dalamnya, dan itulah kemenangan yangsangat besar.” (at-Taubah : 100)

Para ulama kita pun mengingatkan bahwa ‘setiapkebaikan adalah dengan mengikuti parapendahulu yang salih (nabi dan para sahabat)dan setiap keburukan adalah karenaibtida’/perbuatan membuat bid’ah/ajaran baruyang diada-adakan oleh kaum khalaf/orangbelakangan yang menyimpang dari petunjukulama salaf.’ Imam Malik rahimahullah berkata,“Tidak akan memperbaiki keadaan generasi akhirumat ini kecuali dengan apa-apa yang memperbaikikeadaan generasi awalnya.”`Yah, sekarang saatnya kita belajar dan berusahamengamalkan apa-apa yang sudah kita ketahuidari agama ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendakikebaikan maka Allah pahamkan dia dalam halagama.” (HR. Bukhari dan Muslim). ImamAhmad rahimahullah berkata, “Manusia lebihbanyak membutuhkan ilmu daripada kebutuhanmereka kepada makanan dan minuman. Karena

Page 7: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

7

makanan dan minuman dibutuhkan dalam seharisekali atau dua kali. Adapun ilmu dibutuhkansebanyak hembusan nafas.”

Anda ingin terjun di medan jihad? Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yangberjihad adalah yang berjuang menundukkan dirinyadalam ketaatan kepada Allah. Dan orang yangberhijjrah adalah yang meninggalkan apa-apa yangdilarang Allah.” (HR. Ahmad). Adalahkeburuntungan yang sangat besar bagi anda yanghidup di zaman fitnah semacam ini apabila Allahberikan taufik kepada anda untuk mengisi waktudengan ibadah dan menimba ilmu agama.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Beribadah dalam kondisi berkecamuknyafitnah/kekacauan dan kerusakan adalah sepertiberhijrah kepadaku.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Bersegaralah dalam beramal sebelum datangnyafitnah-fitnah seperti potongan-potongan malam yanggelap gulita. Pada pagi hari seorang masih berimanpada sore harinya menjadi kafir, atau pada sore hariberiman lalu keesokan harinya berubah menjadi kafir.

Dia menjual agamanya demi mendapatkankesenangan dunia.” (HR. Muslim)

Semoga Allah berikan taufik kita untuk berjalandi atas kebenaran sampai datangnya kematian.

Cobaan Berupa Musibah

Bismillah. Wa bihi nasta’iinu.

Tidaklah diragukan bahwa adanya dunia,kehidupan, dan kematian adalah cobaan danujian dari Allah kepada hamba-hamba-Nya.

Allah berfirman (yang artinya), “[Allah] Yang telahmenciptakan kematian dan kehidupan untuk mengujikalian; siapakah diantara kalian yang terbaikamalnya.” (al-Mulk : 2)

Diantara bentuk cobaan itu adalah musibah yangmenimpa kaum beriman. Allah berfirman (yang

artinya), “Apakah manusia itu mengira merekadibiarkan begitu saja mengatakan ‘Kami telahberiman’ kemudian mereka tidak diberi ujian?Sungguh Kami telah memberikan ujian kepadaorang-orang sebelum mereka, agar Allah mengetahuisiapakah orang-orang yang jujur dan siapakahorang-orang yang pendusta.” (al-’Ankabut : 2-3)

Musibah dan bencana ini adalah cobaan dariAllah. Sebagaimana dikatakan oleh Imam IbnulQayyim rahimahullah, “Sesungguhnya Allahsubhanahu wa ta’ala tidaklah menimpakancobaan/musibah untuk mencelakakannya, hanya sajaAllah memberikan musibah kepadanya untuk mengujikesabaran dan penghambaannya kepada Allah.Karena sesungguhnya Allah berhak mendapatkanpenghambaan di kala susah sebagaimana Dia jugaberhak mendapatkan penghambaan di kala senang…”(lihat al-Wabil ash-Shayyib, hlm. 4 penerbitMaktabah Darul Bayan)

Ya, dengan adanya musibah dan diikuti dengankesabaran akan membuahkan keutamaan danpahala yang sangat besar dari Allah. Allahberfirman (yang artinya), “Dan Allah mencintaiorang-orang yang sabar.” (Ali ‘Imran : 146). Allahjuga berfirman (yang artinya), “Dan bersabarlah,sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”(al-Anfal : 46)

Amal salih dan kesabaran merupakan sebabuntuk mendapatkan ampunan Allah dan pahalayang besar. Allah berfirman (yang artinya),“Kecuali orang-orang yang bersabar dan melakukanamal-amal salih, mereka itulah yang akan diberiampunan dan pahala yang sangat besar.” (Hud : 11)

Dengan adanya musibah inilah seorang hambamewujudkan imannya kepada takdir Allah.Sebagaimana disebutkan dalam hadits Jibril,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Dan kamu beriman kepada takdir; yang baikmaupun yang buruk.” (HR. Muslim). Iman kepadatakdir merupakan rukun iman. Barangsiapamengingkari takdir maka batal imannya.

Oleh sebab itu para ulama menjelaskan bahwabersabar dalam menghadapi musibah

Page 8: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

8

merupakan bagian dari iman kepada Allah.Mengapa demikian? Karena Allah lah yangmenciptakan dan mengatur alam semesta ini,yang menghidupkan dan mematikan, yangmemberi dan menghalangi, yang mendatangkanmanfaat dan menolak madharat. Iman kepadatakdir merupakan bagian dari mengimanirububiyah Allah; Allah sebagai satu-satunyapencipta, penguasa, dan pengatur alam semesta.Tidak ada satu pun kejadian di alam semesta inimelainkan terjadi dengan pengetahuan dariAllah dan kehendak-Nya. Tidak ada yang luputdari ilmu dan kekuasaan-Nya sekecil apapun dibumi maupun di langit, di daratan maupun dilautan.

Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullahdalam Kitab Tauhid-nya menyebutkan firmanAllah (yang artinya), “Barangsiapa yang berimankepada Allah maka Allah akan berikan petunjuk kedalam hatinya.” (at-Taghabun : 11). Alqomah-seorang ulama tabi’in- mengatakan, “Maksudayat ini adalah berkenaan dengan seorang yangtertimpa musibah; dia mengetahui bahwa musibah itudatang dari sisi Allah, maka dia pun ridha danpasrah.” Diantara faidah ayat itu adalah bahwasabar merupakan sebab datangnya hidayah kedalam hati, selain itu diantara balasan bagi orangyang sabar adalah mendapatkan tambahanhidayah (lihat al-Mulakhkhash fi Syarhi Kitabat-Tauhid, hlm. 278)

Apabila kita telah mengetahui bahwa hidayahmerupakan balasan atas kesabaran. Makasesungguhnya hidayah itu merupakan sebaik-baikbalasan dan keutamaan yang dibutuhkan olehsetiap hamba. Bukankah hidayah pula yang akandiperoleh kaum bertauhid yang membersihkandirinya dari kemusyrikan? Allah berfirman (yangartinya), “Orang-orang yang beriman dan tidakmencampuri imannya dengan kezaliman (syirik),mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkankeamanan dan mereka itulah orang-orang yang diberihidayah.” (al-An’aam : 82)

Karena itulah tidak heran apabila Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapayang Allah kehendaki kebaikan padanya niscaya

Allah timpakan musibah kepadanya.” (HR.Bukhari). Oleh sebab itulah dikisahkan bahwasebagian para ulama terdahulu apabila diamelihat bahwa dirinya tidak pernah tertimpamusibah baik berupa tertimpa penyakit/sakitatau yang lainnya maka dia pun mencurigaidirinya sendiri (lihat at-Tam-hid li Syarhi Kitabat-Tauhid, hlm. 379)

Dari Anas radhiyallahu’anhu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ApabilahAllah menghendaki kebaikan pada hamba-Nya makaAllah segerakan untuknya hukuman di dunia. Danapabila Allah menghendaki keburukan padahamba-Nya maka Allah tahan hukuman itu akibatdosanya sampai Allah akan sempurnakanhukumannya nanti di hari kiamat.” (HR. Tirmidzidan Baihaqi, dinyatakan sahih oleh al-Albani).Dari sinilah kita mengetahui bahwasesungguhnya adanya musibah-musibah adalahsalah satu cara untuk menghapuskan dosa-dosa.Selain itu dengan adanya musibah akanmembuat orang kembali dan bertaubat kepadaRabbnya. Bahkan dihapuskannya dosa-dosa itumerupakan salah satu bentuk nikmat yang palingagung, sebagaimana dijelaskan oleh SyaikhulIslam Ibnu Taimiyah rahimahullah (lihat Ibthalat-Tandid, hlm. 175)

Dengan demikian kesabaran adalah kebaikanyang sangat besar. Sebab dengan bersabar ketikatertimpa musibah akan mendatangkan pahala

dan sekaligus menghapuskan dosa-dosa.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Tidaklah seorang diberikan suatu anugerah yanglebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Seorang hamba berada di antara tiga keadaan :- Musibah yang menuntut dia untuk bersabar- Nikmat yang menuntut dia untuk bersyukur- Dosa yang menuntut dia untuk beristighfar

Para ulama juga menjelaskan bahwa sabar dalammakna yang luas mencakup sabar dalammelaksanakan perintah dan sabar dalammenjauhi larangan. Selain itu ada juga sabardalam menghadapi musibah. Sabar dalam

Page 9: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

9

melaksanakan perintah dan menjauhi laranganadalah bagian dari syukur kepada Allah; sebabhakikat syukur adalah dengan beramal salih.Oleh sebab itu iman itu mencakup sabar dansyukur. Sabar bagi keimanan seperti kepala bagianggota badan. Syukur mencakup keyakinan,ucapan lisan, dan amal anggota badan.

Dari sinilah kita mengetahui bahwasesungguhnya sebab kebahagiaan hamba itu adapada iman dan amal salih, sabar dan syukur, dantunduk kepada perintah dan larangan Allah.Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa.Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalamkerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramalsalih, saling menasihati dalam kebenaran, dan salingmenasihati dalam menetapi kesabaran.” (al-’Ashr :1-3)

Seorang hamba tidaklah melihat Rabbnyakecuali senantiasa berbuat kebaikan. KarenaAllah tidak pernah menzalimi hamba-hamba-Nya.Allah menginginkan bagi mereka kemudahandan tidak menghendaki kesulitan. Allahmenyeru kepada negeri keselamatan danmengeluarkan manusia dari kegelapan menujucahaya. Allah menyeru hamba-hamba-Nya untukkembali dan bertaubat kepada-Nya agar Allahcurahkan ampunan dan pahala kepada mereka.Allah menyeru hamba-hamba-Nya untukmensyukuri nikmat-Nya agar Allah tambahkannikmat itu kepada mereka.

Dan hamba itu tidaklah melihat dirinyamelainkan penuh dengan kekurangan,kelemahan, dan banyak melakukan kesalahan.Semoga Allah berikan taufik kepada kita untukbersabar dalam ketaatan, sabar dalam menjauhimaksiat, dan sabar ketika tertimpa musibah. Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘alaalihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil‘alamin.

Datangnya Dari Allah

Bismillah.

Tidaklah samar bagi seorang muslim bahwasegala macam nikmat yang kita rasakan adalahdatang dari Allah. Allah berfirman (yang artinya),“Dan apa pun nikmat yang ada pada kalian, ituadalah datangnya dari Allah.” (an-Nahl : 53)

Nikmat Allah yang begitu banyak ini pun akanAllah tambahkan kepada kita ketika kita maumensyukurinya. Allah berfirman (yang artinya),“Dan ingatlah ketika Rabb kalian memberikanpermakluman; Jika kalian bersyukur pasti akan Akutambahkan (nikmat) kepada kalian, dan jika kaliankufur maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih.”(Ibrahim : 7)

Dengan demikian syukur merupakan perkarayang sangat penting bagi seorang muslim. Suatuketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammemberikan wasiat kepada Mu’adz bin Jabalradhiyallahu’anhu untuk selalu membaca sebuahdoa di akhir sholatnya. Doa itu berbunyi‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wahusni ‘ibadatika’ yang artinya, “Ya Allah, bantulahaku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu,dan beribadah dengan baik kepada-Mu.” (HR. AbuDawud, dinyatakan sahih oleh al-Hakim,adz-Dzahabi, dan al-Albani; lihat ta’liq kitabal-Bayan al-Murashsha’ Syarh al-Qawa’id al-Arba’,hlm. 10 karya Syaikh Ubaid al-Jabirihafizhahullah)

Diantara ayat yang menunjukkan betapa besarnikmat yang Allah berikan kepada manusiaadalah firman Allah yang sering dibawakan olehpara ulama fikih dan ahli tafsir yangmenunjukkan bahwa hukum asal segala sesuatudi bumi ini adalah halal dan suci, yaitu firmanAllah (yang artinya), “Dia lah Yang telahmenciptakan untuk kalian segala yang ada di bumiini semuanya.” (al-Baqarah : 29). Ayat inimenunjukkan bahwa hukum asal segala sesuatuyang ada di bumi ini adalah halal bagi kita baikitu berupa hewan, tumbuhan, bejana, dsb yang

Page 10: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

10

bisa kita manfaatkan dengan berbagai macamcara selama hal itu tidak dilarang oleh agama(lihat al-Ilmam bi Ba’dhi Ayatil Ahkam, hlm. 31karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaiminrahimahullah)

Selain itu, Allah juga menurunkan air hujan bagimanusia sebagai sebab tumbuhnyatanam-tanaman, untuk memberi minum hewanternak, dan bahkan untuk bersuci bagihamba-hamba-Nya yang hendak menunaikansholat. Allah berfirman (yang artinya), “DanAllah turunkan dari langit air (hujan) maka Allahkeluarkan dengan sebab air itu berbagaibuah-buahan/hasil pertanian sebagai rezeki untukkalian…” (al-Baqarah : 22). Allah juga berfirman(yang artinya), “Dan Kami turunkan dari langit airyang suci dan menyucikan.” (al-Furqan : 48). Begitupula sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammengenai air laut, “Laut itu airnya suci danmenyucikan, dan halal bangkainya.” (HR. Tirmidzidan dinyatakan sahih oleh al-Albani dalamal-Irwa’)

Ya, terlalu banyak nikmat Allah yang tidak bisakita ceritakan. Allah berfirman (yang artinya),“Dan jika kalian berusaha untuk menghitung-hitungnikmat Allah, niscaya kalian tidak akan sanggupmenghingganya. Sesungguhnya Allah benar-benarMaha pengampun lagi Maha penyayang.” (an-Nahl :18). Meskipun demikian Allah ridha kepadaorang yang mensyukuri nikmat-Nya itu denganmengakuinya, menceritakan nikmat yangdiberikan oleh-Nya, dan menggunakannya dalamketaatan kepada Allah serta tidakmemanfaatkannya untuk bermaksiat kepada-Nya(lihat Ta’liqat Bahiyah ‘alal Qawa’id Fiqhiyah, hlm.17 karya Syaikh as-Sa’di rahimahullah)

Apabila kita mau bersyukur kepada Allah makaketahuilah saudaraku -semoga Allahmerahmatimu- bahwa hal itu menjadi sebabAllah menahan azab-Nya kepada manusia. Allahberfirman (yang artinya), “Tidaklah Allah akanberbuat dengan mengazab kepada kalian jika kalianbersyukur dan beriman, dan Allah itu Mahaberterima kasih lagi Maha mengetahui.” (an-Nisaa’ :

147). Allah adalah asy-Syakur yaitu yang Mahaberterima kasih. Allah mau menerima amalanwalaupun sedikit. Tidak ada amalan yang Allahsia-siakan. Bahkan Allah akan lipatgandakanpahalanya (lihat Fiqh al-Asma’ al-Husna, hlm. 241karya Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah)

Semoga catatan singkat ini bermanfaat. Wallahulmuwaffiq.

Keutamaan Doa dan Dzikir

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak adasuatu perkara yang lebih mulia bagi Allah ta’aladaripada doa.” (HR. Tirmidzi, dinyatakan hasanoleh al-Albani dalam Sahih Sunan Tirmidzi no.3370). Dari an-Nu’man bin Basyirradhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Doa adalah hakikat dari ibadah.”(HR. Tirmidzi, dinyatakan sahih oleh al-Albanidalam Sahih Sunan Tirmidzi no. 3372)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapayang tidak meminta kepada Allah maka Allah akanmurka kepadanya.” (HR. Tirmidzi, dan dinyatakan

hasan oleh al-Albani dalam Sahih SunanTirmidzi no. 3373)

Dari Abdullah bin Busr radhiyallahu’anhu, bahwaada seorang lelaki yang berkata, “WahaiRasulullah, sesungguhnya syari’at Islam telahbanyak pada diriku. Oleh sebab itu ajarkanlahkepadaku sesuatu yang bisa mengokohkanku.”Beliau bersabda, “Hendaknya lisanmu terus-menerusbasah karena dzikir kepada Allah.” (HR. Tirmidzi,dinyatakan sahih oleh al-Albani dalam SahihSunan Tirmidzi no. 3375)

Dari Abud Darda’ radhiyallahu’anhu, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukahkukabarkan kepada kalian tentang suatu amalankalian yang terbaik dan paling suci di sisi Penguasakalian (Allah) dan yang paling bisa mengangkatderajat kalian, bahkan lebih baik bagi kalian dari

Page 11: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

11

berinfak dengan emas dan perak dan lebih baikdaripada ketika kalian bertemu dengan musuh kaliansehingga kalian memenggal leher mereka atau merekamemenggal leher kalian?!” mereka menjawab, “Tentusaja mau.” Beliau bersabda, “Yaitu berdzikir kepadaAllah ta’ala.” (HR. Tirmidzi, dinyatakan sahiholeh al-Albani dalam Sahih Sunan Tirmidzi no.3377)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklahsuatu kaum duduk dalam sebuah majelis sementaramereka tidak mengingat Allah di dalamnya dan jugatidak bersalawat kepada nabi mereka kecuali hal ituakan mendatangkan penyesalan bagi mereka. ApabilaAllah berkehendak niscaya Allah akan mengazabmereka, dan apabila Allah berkehendak maka Allahakan mengampuni mereka.” (HR. Tirmidzi,dinyatakan sahih oleh al-Albani dalam SahihSunan Tirmidzi no. 3380)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapayang ingin dikabulkan doanya ketika dalam keadaansempit dan susah hendaklah dia memperbanyak doaketika dalam keadaan lapang.” (HR. Tirmidzi,dinyatakan hasan oleh al-Albani dalam Sahih

Sunan Tirmidzi no. 3382)

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhuma,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Seutama-utama dzikir adalah laa ilaha illallah, danseutama-utama doa adalah alhamdulillah.” (HR.Tirmidzi, dinyatakan hasan oleh al-Albani dalamSahih Sunan Tirmidzi no. 3383)

Dari Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Tidaklah seorang hamba membaca pada waktu pagiatau sore di setiap harinya bacaan ‘bismillahilladzilaa yadhurru ma’asmihi syai’un fil ardhi wa laa fissamaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim’ sebanyak tiga kalimelainkan dia akan terlindung dari bahaya apapun.”(HR. Tirmidzi, dinyatakan hasan sahih olehal-Albani dalam Sahih Sunan Tirmidzi no. 3388)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, beliauberkata : Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering sekali berdoa dengan membaca ‘YaaMuqollibal quluub, tsabbit qolbii ‘alaa diinik’artinya, “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati,teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” Kemudianada seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah,apakah anda mengkhawatirkan keadaan kami,sementara kami telah beriman kepadamu danmembenarkan ajaran yang anda bawa?!” beliaumenjawab, “Sesungguhnya hati-hati itu beradadiantara jari-jemari ar-Rahman ‘azz wa jalla; Dia lahyang akan membolak-balikkannya.” (HR. IbnuMajah, dinyatakan sahih oleh al-Albani dalamSahih Sunan Ibni Majah no. 3107)

Dari Jabir radhiyallahu’anhu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mintalahkepada Allah ilmu yang bermanfaat danberlindunglah kepada Allah dari ilmu yang tidakbermanfaat.” (HR. Ibnu Majah, dinyatakan hasanoleh al-Albani dalam Sahih Sunan Ibni Majahno. 3114)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah,sungguh aku benar-benar memohon ampunan kepadaAllah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebihdari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari no. 5861)

Agungnya Kedudukan Sholat

Sholat memiliki kedudukan yang sangat agung didalam Islam. Allah berfirman (yang artinya),“Sesungguhnya sholat bisa mencegah dari perbuatankeji dan mungkar.” (al-'Ankabut : 45). Allahberfirman (yang artinya), “Dan dirikanlah sholatuntuk mengingat-Ku.” (Thaha : 14) (lihatal-Mausu'ah al-Fiqhiyah al-Muyassarah, 1/301)

Allah berfirman (yang artinya), “Sungguhberuntung orang-orang yang beriman. Yaituorang-orang yang di dalam sholatnya khusyu'.”(al-Mu'minun : 1-2). Allah juga berfirman (yangartinya), “Celakalah orang-orang yang melakukansholat itu; yaitu orang-orang yang lalai dari sholatnya.”

Page 12: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

12

(al-Maa'un : 4-5). Nabi Ibrahim 'alaihis salam punberdoa kepada Allah (yang artinya), “WahaiRabbku, jadikanlah aku orang yang selalu mendirikansholat dan juga dari keturunanku....” (Ibrahim : 40)(lihat al-Mausu'ah al-Fiqhiyah, 1/302-303)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu,Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,“Amalan pertama yang akan dihisab pada diri setiaphamba kelak pada hari kiamat adalah sholat.Apabila baik maka baik pula seluruh amalnya.Apabila buruk/rusak maka rusaklah seluruhamalnya.” (HR. Thabarani dalam al-Ausath,disahihkan al-Albani) (lihat al-Mausu'ah, 1/305)

Dari Jabir radhiyallahu'anhu, Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya batas antara seorang dengan syirikatau kekafiran itu adalah sholat.” (HR. Muslim).Dari Buraidah radhiyallahu'anhu, Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya perjanjian antara kami denganmereka adalah sholat. Barangsiapa meninggalkannyamaka dia telah kafir.” (HR. Ahmad, Nasa'i, IbnuMajah dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakanhadits ini hasan sahih serta disahihkan olehal-Hakim dan adz-Dzahabi) (lihat al-Mausu'ah,1/307)

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu berkata,“Barangsiapa tidak melakukan sholat maka dia

sudah tidak punya agama.”. Umar binKhaththab radhiyallahu'anhu mengatakan, “Tidak

ada jatah di dalam Islam bagi orang yangmeninggalkan sholat.” (lihat Ta'zhim ash-Sholahkarya Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah,

hlm. 21)

Mujahid bin Jabr rahimahullah pernah bertanyakepada Jabir bin Abdillah radhiyallahu'anhu,“Apakah amalan yang membedakan antarakekafiran dan keimanan menurut kalian di masaRasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?”. Beliaumenjawab, “Sholat.” (lihat dalam al-Manhajas-Salafi 'inda asy-Syaikh Nashiruddin al-Albani, hlm.176)

Umat Islam tidaklah berbeda pendapatbahwasanya meninggalkan sholat wajib secarasengaja termasuk dosa besar yang paling besardan bahwasanya dosa pelakunya di sisi Allahlebih berat daripada dosa orang yang membunuh,merampok, dan lebih berat daripada dosa zina,mencuri, atau meminum khamr dan pelakunyaberhak mendapatkan ancaman hukuman Allah,kemurkaan, dan kehinaan dari-Nya di dunia dandi akhirat (lihat Ta'zhim ash-Sholah, hlm. 23, lihatjuga Kitab ash-Sholah karya Imam Ibnul Qayyimrahimahullah, hlm. 5)

Sholat lima waktu merupakan salah satu diantaralima rukun Islam. Bahkan ia merupakan rukunIslam yang paling agung setelah dua kalimatsyahadat. Barangsiapa menentang kewajibannyamaka sungguh dia telah kafir (lihat Taisiral-'Allam Syarh 'Umdatil Ahkam, hlm. 83)

Sedikit Faidah Seputar Hadits Niat

Bismillah.

Di dalam kitabnya Sahih Bukhari, ImamBukhari membuat kitab pertama dengan judul‘Permulaan Wahyu’ lalu beliau membawakanhadits dari Umar bin Khaththabradhiyallahu’anhu yang berisi penjelasan tentangpentingnya niat.

Imam Bukhari mengambil riwayat hadits ini darigurunya Abdullah bin Zubair al-Humaidi. Imamal-Humaidi adalah seorang ulama besarpenyusun kitab hadits. Imam al-Humaidimerupakan teman Imam Syafi’i dalam menimbailmu kepada Sufyan bin Uyainah dan ulamayang selevel dengannya, al-Humaidi jugamengambil fikih dari Imam Syafi’i. Imamal-Humaidi ikut bersama Imam Syafi’i ke Mesirdan setelah wafatnya Imam Syafi’i beliau kembalike Mekah dan menetap di sana hingga wafatyaitu pada tahun 219 H. Demikian sebagaimanadijelaskan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar.

Imam al-Humaidi mengambil riwayat hadits niatini dari gurunya yaitu Sufyan bin Uyainah; Abu

Page 13: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

13

Muhammad al-Makki. Beliau berasal dandilahirkan di Kufah. Sufyan bin Uyainahmemiliki banyak guru yang sama dengangurunya Imam Malik. Sufyan bin Uyainah masihhidup setelah wafatnya Imam Malik selama duapuluh tahun. Disebutkan bahwasanya Sufyan binUyainah itu telah mendengar hadits dari tujuhpuluh orang tabi’in. Demikian keterangan IbnuHajar.

Sufyan bin Uyainah mengambil riwayat haditsini dari gurunya yaitu Yahya bin Sa’id al-Ansharisalah seorang tabi’in kecil. Kakek Yahya adalahseorang sahabat nabi yang bernama Qais binAmr. Kemudian Yahya mengambil riwayat haditsini dari gurunya yang bernama Muhammad binIbrahim at-Taimi salah seorang tabi’in menengah.Kemudian Muhammad bin Ibrahim mengambilriwayat ini dari gurunya yang bernama Alqamahbin Waqqash al-Laitsi seorang tabi’in besar.Demikian intisari penjelasan Ibnu Hajar dikitabnya Fath al-Bari (Jilid 1/hlm. 11-12 cet. Daral-Hadits Kairo)

Hadits ini termasuk hadits yang paling sahihwalaupun dia tergolong hadits gharib/haditsahad; karena tidak ada yang meriwayatkan haditsini dari Nabi kecuali Umar, lalu tidak ada yangmeriwayatkan dari Umar selain Alqomah, lalutidak ada yang meriwayatkan dari Alqomahselain Muhammad bin Ibrahim, dan tidak adayang meriwayatkan dari Muhammad bin Ibrahimselain Yahya bin Sa’id al-Anshari. Kemudianbarulah banyak orang meriwayatkan hadits inidari Yahya. Dengan demikian hadits yanggharib/ahad tidak mesti tidak sahih, bahkan adadiantara hadits ahad itu yang sahih. Contohnyaadalah hadits ini (lihat Minhah al-Malik olehSyaikh Abdul Aziz ar-Rajihi, Jilid 1/hlm. 26-27)

Ibnu Rajab al-Hanbali menegaskan bahwa paraulama telah sepakat akan kesahihan hadits inidan menerimanya dengan sepenuhnya. Beliaujuga menyebut hadits ini sebagai salah satuhadits yang menjadi poros ajaran agama Islam.Hadits ini sebagaimana mengandung pokokdalam perkara hukum dan fikih maka ia jugamenjadi pokok dalam perkara tauhid dan ibadah.

Hadits ini mengandung faidah bahwa setiapamal yang tidak ikhlas demi mencari wajah Allahmaka ia sia-sia dan tidak bermanfaat di duniadan di akhirat (lihat Jami’ al-’Ulum wal Hikam,hlm. 13-16 cet. Dar al-Hadits Kairo)

Imam Bukhari kembali menyebutkan hadits niatdi dalam Kitab al-Iman dengan jalur riwayat danredaksi kalimat yang sedikit berbeda. Beliaumengambil riwayat hadits ini dari gurunyaAbdullah bin Maslamah yang mengambil riwayatdari Imam Malik, kemudian Imam Malikmengambil riwayat dari Yahya bin Sa’idal-Anshari (lihat Fath al-Bari, Jilid I/hlm. 167)

Imam Muslim di dalam Sahihnya jugameriwayatkan hadits ini dengan jalur serupa;dari Abdullah bin Maslamah dari Imam Malikdari Yahya bin Sa’id al-Anshari. Imam Muslimjuga menyebutkan jalur-jalur lain riwayat haditsini dari guru-gurunya; semuanya bersumber dariImam Malik dari Yahya bin Sa’id al-Anshari(lihat Sahih Muslim bersama Syarh an-Nawawi,Jilid VI, hlm. 534-535)

Hadits yang agung ini berisi pelajaran pentingdalam hal akidah; bahwa amal hanya akanditerima apabila disertai niat yang lurus. Olehsebab itu Imam Bukhari menempatkan hadits inidalam Kitab al-Iman; karena amal adalah bagiandari iman, dan amal itu ditentukan balasannyasesuai dengan niat orang yang melakukannya.Semua amalan itu tercakup dalam sebutan iman(lihat Minhah al-Malik al-Jalil oleh Syaikh AbdulAziz ar-Rajihi, Jilid I, hlm. 192)

Imam Ibnu Baththal menjelaskan mengapaImam Bukhari meletakkan hadits niat ini di

dalam Kitab al-Iman; yaitu disebabkan Bukhariingin memberikan bantahan kepada Murji’ah

yang menganggap bahwa iman itu cukup denganucapan lisan tanpa dilandasi keyakinan hati(lihat Lubb al-Lubab fi at-Tarajim wal Abwab,Jilid I hlm. 123 karya al-’Allamah Abdul Haq

al-Hasyimi)

Dengan demikian, hadits ini juga menjadi buktibahwa pembedaan antara masalah akidah dan

Page 14: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

14

hukum dalam hal pengambilan dalil denganhadits ahad merupakan pendapat yang aneh dandiada-adakan. Pendapat semacam ini tidakberlandaskan dalil dari al-Kitab dan as-Sunnah.Bahkan keyakinan semacam itu bertentangandengan jalan para salafus shalih. Karenadalil-dalil yang menunjukkan wajibnyamengambil hadits ahad dalam hal hukum tidakberbeda dengan dalil-dalil yang menunjukkanwajibnya mengambil hadits ahad dalam halakidah. Barangsiapa yang menganggap bahwadalil-dalil itu hanya khusus untuk perkarahukum maka dia harus membawakan dalilnya,dan itu tidak ada (lihat Syarh al-Waraqat olehSyaikh Abdullah al-Fauzan, hlm. 74, lihat jugaTas-hil al-Wushul ila ar-Risalah al-Mukhtasharahfil Ushul oleh beliau juga, hlm. 97-98)

Hadits ahad menjadi hujjah dalam hal akidahdan hukum tanpa pembedaan antara keduanyamerupakan perkara yang disepakati oleh ulamasalaf. Pemisahan antara masalah akidah danhukum dalam hal berhujjah dengan hadits ahadmerupakan pemikiran yang menyimpang daripetunjuk salafus shalih. Karena tidak adaseorang pun sahabat, tabi’in maupun tabi’uttabi’in yang memiliki pandangan dan sikapsemacam itu, bahkan tidak juga para ulama besarIslam/para imam madzhab di masanya.Pembedaan ini hanya dikenal muncul darikalangan pembesar ahli bid’ah dan parapengikut mereka (lihat Ma’alim Ushul Fiqh‘inda Ahlis Sunnah, hlm. 143-145)

Demikian sedikit catatan faidah, semogabermanfaat bagi kita semuanya. Wallahu a’lam.

Hembusan Angin Kedermawanan

Bismillah.

Tidaklah diragukan bahwa sifat dermawan dangemar membantu adalah salah satu akhlak muliayang diajarkan dan dicontohkan oleh Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma, beliauberkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamadalah orang yang paling dermawan. Beliaumenjadi semakin dermawan di saat-saat bulanRamadhan. Yaitu apabila Jibril sedang bertemudengannya. Sementara Jibril bertemu beliaupada setiap malam di bulan Ramadhan untukbertadarus al-Qur’an bersama beliau. SungguhRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadiorang yang paling dermawan dalam hal kebaikanlebih daripada hembusan angin yang bertiup.”(HR. Bukhari no. 6 dan Muslim no. 2308)

Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi menjelaskanmengapa kedermawanan Nabi shallallahu ‘alaihiwa sallam lebih besar di bulan Ramadhan. Yaitudikarenakan pada bulan Ramadhankedermawanan Allah kepada hamba-hamba-Nyajuga semakin berlipat ganda. Syaikh jugamenjelaskan bahwa yang dimaksud ‘bertadarusal-Qur’an bersama’ adalah salah satunyamembaca sedangkan yang lain menyimakbacaannya supaya bacaan itu semakin tertanamkuat di dalam hati/hafalan Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam (lihat Minhatul Malik al-Jalil,1/43)

Kedermawanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamsemakin meningkat bukan saja dalam hal harta.Sebab kedermawanan ini bersifat umummencakup banyak kebaikan, berupamengajarkan ilmu, memberikan donasi untukdakwah, meringankan beban sesama,memerintahkan yang ma’ruf, melarang dari yangmungkar, memberikan makanan bagi yangkelaparan, bersikap sabar dan lembut kepadaorang yang belum tahu/jahil, bersedekah kepadamereka yang membutuhkan, dan berdakwahmengajak manusia ke jalan Allah (lihat MinhatulMalik al-Jalil, 1/43)

Ibnu Hajar menerangkan bahwa sifatkedermawanan dalam pengertian syari’at lebihluas daripada sedekah. Sebab hakikatkedermawanan itu adalah memberikan sesuatuyang semestinya diberikan kepada siapa saja yangmemang layak untuk diberi. Imam Nawawimemberikan faidah bahwa hadits ini

Page 15: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

15

mengandung anjuran untuk bersifat dermawanpada setiap keadaan, dan hendaknyakedermawanan itu semakin ditingkatkan dibulan Ramadhan atau ketika berkumpulbersama orang-orang yang salih. Selain itu haditsini juga mengandung hikmah anjuran untukmengunjungi orang-orang yang salih danbertakwa, dan dianjurkan untuk memperbanyakbacaan al-Qur’an terlebih-lebih lagi di bulanRamadhan (lihat Fath al-Bari, 1/42-43)

Kedermawanan ini akan membuahkan pahalayang semakin besar tatkala pelakunya berusahauntuk menyembunyikan kebaikannya agar tidakmudah diketahui oleh orang lain. Hal ini bisakita renungkan dari kandungan hadits tentang 7golongan yang mendapatkan naungan Allahpada hari kiamat, dimana salah satunya adalah,“Seorang yang memberikan suatu bentuk sedekahmaka dia pun berusaha untuk menyamarkannya;sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apayang diinfakkan oleh tangan kanannya.” (HR.Bukhari dan Muslim)

Sesungguhnya sedekah itu tidak mengurangiharta. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Tidaklah sedekah itu mengurangi harta.”(HR. Muslim). Syaikh Shalih al-Fauzanmenjelaskan bahwa maksud hadits ini adalahmeskipun harta itu menjadi berkurang secaramateri atau dalam pandangan manusia akantetapi sesungguhnya dengan sedekah harta itumenjadi bertambah berkah dan semakin bersih,bahkan bisa jadi ia menjadi sebab bertambahnyaharta secara fisik -apabila Allah berikan taufikkepadanya- dengan jalan pekerjaan yang baikatau keuntungan dari bisnis yang halal sehinggamendapatkan limpahan harta yang banyak. Halini menunjukkan bahwa sedekah itu memilikibanyak keutamaan. Allah berfirman (yangartinya), “Dan apa pun yang kalian infakkan makaAllah pasti akan menggantikannya, dan Diasebaik-baik pemberi rezeki.” (Saba’ : 39) (lihat Tas-hilal-Ilmam bi Fiq-hil Ahadits min Bulughil Maramkarya Syaikh al-Fauzan, 6/293)

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi kitasemuanya… Allahul muwaffiq.

Kelompok Minoritas Pemungut Pahala

Bismillah.

Di tengah hiruk pikuk dan pergolakan hidupmanusia, selalu saja ada kesempatan terbuka baikuntuk menabung pahala atau sebaliknya;menumpuk dosa. Sayangnya kita sering lalai dimana kah kita berada? Banyak orang tak sadarmenggabungkan dirinya dalam kelompokdurjana.

Kalau kita hendak mengukur segala sesuatudengan materi dan uang, maka duduk satu ataudua jam untuk menyimak kajian atau membacakitab Allah adalah perkara yang tidakmenguntungkan sama sekali. Dan itulahkebanyakan standar yang digunakan oleh orang;secara sadar atau tidak sadar. Karena itulah Allahmengingatkan kita bahwa ‘betapa sedikitdiantara hamba-Nya yang pandai bersyukur.’Bahkan menaati kemauan mayoritas manusia dimuka bumi ini ‘akan bisa menyesatkanmu darijalan-Nya’. Maka, pilihan ada di tangan kita;apakah kita ingin bergabung dengan mayoritasyang larut dalam kebingungan ataukah bertahandi atas jalan kebenaran walaupun harussendirian.

Saudaraku -semoga Allah merahmatimu- dizaman ini kita hidup bersama kumpulanmanusia yang sering mencampakkan akhirat danagama ke belakang punggungnya. Seolah akhiratitu masih lama, atau kiamat itu hanya dongengbelaka. Ketika mata hati manusia telah buta akankebenaran, maka tingkah laku mereka dipastikanakan tenggelam dalam kesesatan danpenyimpangan. Padahal hidayah dan agama inilaksana cahaya yang akan menerangi perjalananhidup kita. Ia menjadi ruh yang menggerakkanketaatan dan menumbuhkan amal dankeimanan.

Oleh sebab itu wajarlah jika sebagian ulamamengatakan, “Risalah adalah cahaya, ruh, dankehidupan alam semesta. Apakah yang terjadi padaalam semesta tanpa adanya cahaya, ruh, dan

Page 16: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

16

kehidupan?”. Risalah merupakan landasan untuktaat dan berdzikir kepada Allah. Yang karena ituseorang hamba memahami tujuan hidupnya dantunduk kepada Rabbnya. Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orangyang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidakmengingat Rabbnya seperti perumpamaan oranghidup dengan orang mati.” (HR. Bukhari)

Ya, anda akan melihat di masa ini bahwa pahalaseringkali ‘dianggap’ sebagai barang rongsokan,atau bahkan dikategorikan sebagai ‘sampah’ yangmengotori lingkungan pentas dunia. Sehinggajarang orang yang mau mengambil danmemungutnya, kecuali orang yang mengetahuinilai pahala dan kebutuhan dirinya kepadapahala itu di akhirat kelak. Anda mungkin akanmencela orang yang tidak disiplin melaksanakantugas kantornya, tetapi di saat yang sama banyakkita saksikan manusia menganggap ringanperihal orang yang tidak menunaikan tugashidupnya. Para atasan sering marah ketika anakbuahnya tidak tepat waktu atau terlambat, tetapidi sisi lain banyak orang yang mengaku muslimdan hamba Allah tetapi tidak berang ketikasholatnya terlunta-lunta…

Ketika seorang rasul diancam oleh kaumnya danmereka beralasan segan karena kedudukan kaum

dan kabilah rasul itu yang bisa jadi akanmemerangi mereka, maka rasul itu pun

mengingatkan kepada umatnya (yang artinya),“Apakah kaum/keompokku lebih mulia daripadaAllah di sisi kalian?…” Sebagaimana Allah

mengingatkan nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya), “Dan kamupun takut kepadamanusia, padahal Allah lebih berhak untuk kamu

takuti…”

Sebagian orang mungkin rela mengorbankanwaktunya yang semestinya bisa digunakan untukberdzikir, membaca al-Qur’an, sholat sunnah,atau menghadiri majelis ilmu, hanya demimengejar serpihan-serpihan kesenangan duniayang fana dan menipu. Tidak terasa memang,hanyut dalam kelalaian yang pada akhirnya akanmembuahkan penyesalan berkepanjangan.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Dua nikmat yang banyak orang tertipu dan merugipadanya; yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR.Bukhari).

Banyak cara yang Allah tempuh untukmenyadarkan manusia tentang kebesaran dankeagungan-Nya, salah satunya adalah denganmenimpakan bencana dan musibah kepadahamba-hamba-Nya. Agar mereka kembalikepada-Nya, menyadari kesalahan mereka, danmengisi waktu dan kehidupannya dengankebaikan dan amal ketaatan. Semoga Allahmengampuni dosa dan kelalaian kita….

Kitab Yang diberkahi

Bismillah. Wa bihi nasta’iinu.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah,mengikuti ajaran Kitabullah adalah jalan untukmeraih rahmat Allah. Allah berfirman (yangartinya), “Dan inilah kitab yang Kami turunkanpenuh dengan keberkahan, maka ikutilah ia danbertakwalah kalian, mudah-mudahan kaliandirahmati.” (al-An’am : 155)

Dengan mengikuti petunjuk al-Qur’an akanmenjaga manusia dari terjerumus dalamkesesatan dan kesengsaraan. Sebagaimana firmanAllah (yang artinya), “Maka barangsiapa yangmengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan tersesatdan tidak pula celaka.” (Thaha : 123)

Allah menyebut al-Qur’an sebagai ruh; karena iamenjadi sebab hidupnya hati manusia. Allahberfirman (yang artinya), “Dan demikianlah Kamitelah wahyukan kepadamu ruh dari perintah Kami…”(asy-Syura : 52). Dengan demikian kualitaskehidupan hati seorang insan tergantung padasejauh mana dia mengikuti al-Qur’an dalam hatidan amalannya.

Karena itulah, meninggalkan al-Qur’an danmenjauhinya perkara yang sangat tercela.Sehingga diadukan oleh Rasul kepada Allah.Sebagaimana firman Allah (yang artinya), “DanRasul itu berkata : Wahai Rabbku, sesungguhnya

Page 17: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

17

kaumku telah menjadikan al-Qur’an ini ditinggalkan.”(al-Furqan : 30). Termasuk meninggalkanal-Qur’an adalah lalai dari merenungkankandungan ayat-ayat-Nya. Allah menegur kitasemua dalam firman-Nya (yang artinya), “Apakamereka itu tidak merenungkan al-Qur’an? Ataukah didalam hati mereka itu ada penutupnya?”(Muhammad : 24) (lihat tulisan Syaikh AbdulAziz ar-Rajihi hafizhahullah berjudul Fushul fiat-Tarbiyah, hlm. 11)

Allah berfirman (yang artinya), “Belumkah tibasaatnya bagi orang-orang yang beriman untuk khusyu’hati mereka karena peringatan dari Allah dankebenaran yang turun, dan janganlah mereka menjadiseperti orang-orang yang telah diberi al-Kitabsebelumnya, maka berlalu waktu yang panjang lantasmenjadi keras hati mereka, dan banyak diantaramereka itu adalah fasik. Ketahuilah, bahwasanyaAllah menghidupkan bumi setelah kematiannya…”(al-Hadid : 16-17)

Oleh sebab itu al-Qur’an akan menjadi petunjukdan sebab hidupnya hati ketika manusia maumerenungkan kandungan ayat-ayat-Nya. Allahberfirman (yang artinya), “Kitab yang Kamiturunkan kepadamu penuh dengan berkah supayamereka renungkan kandungan ayat-ayatnya dansupaya orang-orang yang memiliki akal pikiranmengambil pelajaran.” (Shad : 29)

Membaca al-Qur’an adalah ibadah. Allahberfirman (yang artinya), “Bacalah apa yang telahdiwahyukan kepadamu, dan tegakkanlah sholat…”(al-’Ankabut : 45). Dengan mendengarkanbacaan ayat-ayatnya akan bisa menambahkeimanan. Allah berfirman (yang artinya), “Danapabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatnyabertambahlah iman mereka…” (al-Anfal : 2)

Meskipun demikian, membaca saja tidak cukup,harus disertai dengan usaha untuk memahamimaknanya. Dan untuk bisa memahamimaknanya kita harus merenungkan isinya danmembaca kitab-kitab tafsir yang telah ditulis olehpara ulama salaf. Ibnul Qayyim rahimahullahberkata dalam sebuah bait syairnya,“Renungkanlah al-Qur’an jika anda ingin meraih

hidayah, sesungguhnya ilmu ada di balik perenunganal-Qur’an.” (lihat transkrip ceramah SyaikhShalih al-Fauzan hafizhahullah yang berjudulan-Nashihah wa Atsaruha ‘ala Wahdatil Kalimah,hlm. 16)

Untuk bisa memahami al-Qur’an maka kita jugaperlu mempelajari hadits-hadits Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam, karena hadits menjadi penjelasbaginya. Allah berfirman (yang artinya), “DanKami turunkan kepadamu adz-Dzikr/al-Qur’an agarkamu jelaskan kepada manusia apa-apa yang telahditurunkan kepada mereka itu.” (an-Nahl : 44).Ketaatan kepada Rasul dalam apa-apa yangbeliau perintah dan larang adalah bagian dariketaatan kepada Allah. Allah berfirman (yangartinya), “Barangsiapa menaati Rasul itu sungguhdia telah menaati Allah.” (an-Nisaa’ : 80)

Mengikuti ajaran dan nasihat beliau adalahsebab hidayah. Allah berfirman (yang artinya),“Dan ikutilah ia (rasul) mudah-mudahan kalianmendapat petunjuk.” (al-A’raf : 158). Dan menaatirasul juga menjadi sebab datangnya rahmat Allah.Allah berfirman (yang artinya), “Dan taatilahRasul itu, mudah-mudahan kalian mendapatkanrahmat.” (an-Nur : 56)

Hadits atau Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallammemiliki kaitan yang sangat erat denganal-Qur’an. Di dalam al-Qur’an ada hal-hal yangbersifat global kemudian diperinci di dalamhadits. Di dalam al-Qur’an ada hal-hal yang tidakdiberi batasan lalu diberi batasan di dalam hadits.Ada ayat-ayat al-Qur’an yang dihapuspemberlakuan hukumnya di dalam hadits dst.Hal ini menunjukkan bahwa hadits memilikiperanan yang sangat penting guna memahamimaksud ayat-ayat al-Qur’an (lihat SyarhManzhumah Haa-iyah karya Syaikh Shalihal-Fauzan, hlm. 59)

Telah menjadi kewajiban bagi para ulama untukmenerangkan kandungan ayat-ayat Allah kepadamanusia. Hal itu sebagaimana yang dimaksuddalam firman Allah (yang artinya), “Dan ingatlahketika Allah mengambil perjanjian dari orang-orang

Page 18: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

18

yang telah diberikan al-Kitab; benar-benar kalianharus jelaskan ia kepada manusia dan jangan kaliansembunyikan…” (Ali ‘Imran : 187)

Diantara para ulama terdahulu yang pakar dalamilmu al-Qur’an adalah :- Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu (wafat32 H)- Ubay bin Ka’ab radhiyallahu’anhu (wafat 30 H)- Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu’anhuma (wafat68 H)(lihat al-Wajiz fi ‘Ulum al-Qur’an, hlm. 15 karyaProf. Dr. Ali bin Sulaiman al-’Ubaid)

Diantara ulama sesudahnya yang menulis dalamilmu tafsir al-Qur’an adalah :- Mujahid bin Jabr rahimahullah (wafat 104 H)- Ikrimah maula Ibnu Abbas rahimahullah (wafat107 H)- Hasan al-Bashri rahimahullah (wafat 110 H)- Qatadah bin Du’amah as-Sadusi rahimahullah(wafat 117 H)- Muqatil bin Sulaiman rahimahullah (wafat 150H)- Sufyan ats-Tsauri rahimahullah (wafat 161 H)- Waki’ bin al-Jarrah rahimahullah (wafat 197 H)- Sufyan bin Uyainah rahimahullah (wafat 198 H)(lihat al-Wajiz fi ‘Ulum al-Qur’an, hlm. 17-18)

Diantara sarana untuk bisa memahami al-Qur’anadalah dengan mempelajari bahasanya yaitu ilmu

bahasa arab. Allah berfirman (yang artinya),“Sesungguhnya Kami telah menurunkan ia/al-Qur’anberupa bacaan yang berbahasa arab, mudah-mudahan

kalian memikirkan.” (Yusuf : 2)

Diantara contoh manfaat bahasa arab dalammenafsirkan adalah ketika kita harus memahamimakna kalimat laa ilaha illallah. Banyak orangsalah paham. Mereka mengira laa ilaha illallahartinya ‘tidak ada pencipta selain Allah’. Padahal‘ilah’ dalam bahasa arab maknanya adalahma’bud/sesembahan, bukan pencipta. Dengankaidah bahasa arab, kita bisa memahami bahwamakna kalimat tauhid ini adalah ‘tidak adasesembahan yang benar selain Allah’ (lihat Kaifa

Nafhamul Qur’an, hlm. 13 karya SyaikhMuhammad bin Jamil Zainu rahimahullah)

Begitu pula dalam memahami makna darikalimat ‘iyyaka na’budu’. Dengan kadiah bahasaarab kita bisa mengetahui bahwa di dalamsusunan kalimat ini objeknya diletakkan di awalkalimat -yaitu iyyaka-, dan menurut kaidahbahasa arab ‘mendahulukan sesuatu yangseharusnya berada di belakang itu memberikanfaidah makna pembatasan’. Sehingga arti darikalimat itu adalah ‘kami tidak beribadah kecualihanya kepada-Mu’ (lihat Kaifa Nafhamul Qur’an,hlm. 14)

Oleh sebab itu sangat aneh apabila ada orangyang setiap hari membaca laa ilaha illallah danmembaca al-Fatihah yang di dalamnya terdapatkalimat iyyaka na’budu ini tetapi ternyata diamasih mempersembahkan ibadahnya untukselain Allah, berdoa kepada selain-Nya,beristighotsah kepada selain-Nya, bertawakalkepada selain-Nya, atau mencari pujian manusiaatas amal dan ibadahnya. Hal ini menunjukkanbahwa mereka tidak konsisten dengan kalimatyang selalu diucapkannya. Semoga Allah berikantaufik kepada kita untuk meraih ilmu yangbermanfaat.

Masuk Neraka Karena Salah Niat

Bismillah; dengan memohon pertolongan-Mu,Ya Allah…

Dalam sebuah bukunya yang membahas tentangsarana untuk mencari ilmu dan buah-buahnya,Syaikh Sulaiman ar-Ruhaili hafizhahullahmenyebutkan sebuah hadits yang berisiperingatan keras atas kesalahan niat dalammenimba ilmu.

Hadits itu berbunyi, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa menimba ilmu(agama) untuk bersikap lancang/membanggakan dirikepada para ulama, atau untukmendebat/melecehkan orang-orang dungu, atau demimemalingkan wajah-wajah manusia kepada dirinya

Page 19: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

19

(mencari ketenaran) maka Allah akan masukkan diake dalam neraka.” (HR. Tirmidzi, al-Albanimengatakan hadits ini sahih lighairihi) (lihatal-’Ilmu, Wasa-iluhu wa Tsimaruhu, hlm. 18)

Hal ini mengisyaratkan bahwa penimba ilmuharus membersihkan hatinya dari segala hal yangmerusak berupa tipu-daya/sifat curang, kotorandosa, iri dan dengki, ataupun keburukan aqidahdan kejelekan akhlak. Ilmu adalah ibadah hati,dan tidak mungkin ilmu bisa diserap denganbaik kecuali apabila hati itu bersih dari segala halyang mengotorinya. Sahl rahimahullah berkata,“Haram bagi hati yang memendam sesuatu yangdibenci oleh Allah ‘azza wa jalla untuk dimasukicahaya/ilmu.” (lihat kitab Tadzkiratus Sami’ walMutakallim karya Ibnu Jama’ah, hlm. 86)

Salah satu fenomena yang menunjukkankerusakan niat adalah ketika sebagian orangmembahas suatu perkara yang rumit dan peliklalu dia bersemangat menelaah hal itu dengansebaik-baiknya kemudian dia sebarkan hasilnyadi sebagian majelis sementara tidak adaniat/motivasi di dalam hatinya ketika membahasmasalah itu secara detail selain demimenampakkan kehebatan/berbangga diri dihadapan para ulama. Selain itu, ada pulasebagian orang yang membahas beberapa perkarailmu hanya untuk tujuan mendebat/melecehkanorang-orang dungu/bodoh atau menyulutpertengkaran dan perdebatan yang tidakbijaksana (lihat keterangan Syaikh Abdurrazzaqal-Badr hafizhahullah dalam Syarh ManzhumahMimiyah, hlm. 94)

Karena itulah seorang penimba ilmu hendaknyamenghadirkan perasaan selalu diawasi Allahyang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.Sebagaimana telah diajarkan oleh Allah dalamfirman-Nya (yang artinya), “Katakanlah; Jikakalian menyembunyikan apa-apa yang ada di dalamdada/hati kalian atau kalian tampakkan makaAllah mahamengetahuinya.” (Ali ‘Imran : 29).Setiap amalan dinilai dengan niatnya dan setiaporang akan diberi balasan selaras dengan niatyang tertanam di dalam hatinya, sebagaimanadisabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

(silahkan baca nasihat Syaikh Husainal-’Awaisyah hafizhahullah dalam Fiqh Da’wah waTazkiyatun Nafs, hlm. 10)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Barangsiapa yang mencari ilmu (agama) yang

seharusnya dia pelajari demi mengharap wajah Allah‘azza wa jalla sedangkan ternyata dia justrumempelajarinya untuk mencari suatu bentuk

kesenangan/perhiasan dunia maka dia tidak akanmendapatkan bau harum surga pada hari kiamat.”(HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dll dandinyatakan sahih lighairihi oleh al-Albani) (lihat

Fiqh Da’wah wa Tazkiyatun Nafs, hlm. 11)

Dari sinilah kita bisa mengerti alasan para ulamasemacam Imam Bukhari dan Imam Nawawirahimahumallah yang mengawali kitab karyamereka dengan hadits innamal a’malu bin niyaat;sesungguhnya amal-amal itu dinilai denganniatnya. Tidak lain dalam rangka mengingatkanpara penimba ilmu agar terus-menerusmeluruskan niatnya. Sebagian ulama terdahulumengatakan, “Tidaklah aku memperbaiki suatu halyang lebih berat daripada niatku..”

Semoga Allah berikan taufik kepada kita untukikhlas dalam beramal dan menuntut ilmu.Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘alaalihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Meletakkan Pondasi Agama

Bismillah. Wa bihi nasta’iinu…

Kaum muslimin yang dirahmati Allah,merupakan kebutuhan setiap kita untukmengenal agama ini dengan baik, sebab agamaIslam inilah jalan yang akan mengantarkan kitamenuju kebahagiaan. Agama yang diridhai olehAllah untuk hamba-hamba-Nya. Allah berfirman(yang artinya), “Dan Aku telah ridha Islam sebagaiagama bagi kalian…” (al-Maa-idah : 3)

Islam telah sempurna dari segala sisi. Allah telahmenegaskan kesempurnaannya (yang artinya),

Page 20: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

20

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalianagama kalian…” (al-Maa-idah : 3). Oleh sebab ituImam Malik rahimahullah mengatakan,“Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu yangbaru (bid’ah) di dalam Islam yang dia anggap sebagaisebuah kebaikan, sesungguhnya dia telah menuduhbahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallammengkhianati risalah…”

Sebagian ulama terdahulu mengatakan, “Ikutilahtuntunan, jangan kalian membuat ajaran-ajaranbaru/bid’ah, karena sesungguhnya kalian telahdicukupi.” Islam telah mengajarkan segala halyang bisa mendekatkan ke surga danmemperingatkan manusia dari segala sebab yangbisa menjerumuskan manusia ke dalam neraka.Allah mengancam siapa saja yang menyimpangdari ajaran rasul bahwa mereka akan tertimpafitnah/kerusakan atau bahkan azab yang sangatpedih. Allah berfirman (yang artinya),“Hendaklah merasa takut orang-orang yangmenyelisihi dari perintah/ajarannya (rasul) bahwamereka akan tertimpa fitnah atau tertimpa azab yangsangat pedih.” (an-Nur : 63)

Salah satu bentuk fitnah/kerusakan yangmenimpa adalah kerusakan hati dan aqidahdisebabkan perbuatan syirik. Sebagaimanadikatakan oleh Imam Ahmad rahimahullah,“Tahukah kamu apa itu fitnah? Fitnah itu adalahsyirik. Karena ketika seorang menolak sebagiansabda/perkataan nabi maka muncullah di dalamhatinya benih kesesatan sehingga membuat diacelaka…”

Kesempurnaan Islam ini ditegakkan dengankesempurnaan aqidahnya. Karena tegaknyaaqidah yang lurus merupakan kunci perbaikandan keselamatan insan. Oleh sebab itu Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan agar dakwahtauhid menjadi prioritas yang pertama danpaling utama dalam memperbaiki kondisimasyarakat. Sebagaimana disebutkan dalamhadits Mu’adz, “Hendaklah yang pertama kali kamuserukan kepada mereka yaitu supaya merekamentauhidkan Allah.” (HR. Bukhari)

Aqidah laksana pondasi bagi bangunan agama.Memperhatikan kelurusan aqidah adalahgerbang untuk menyongsong masa-masakegemilangan Islam. Lihatlah dakwah Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam selama 13 tahun diMekah; bukankah materi paling pokok yangbeliau ajarkan adalah tauhid. Begitu pula setiaprasul yang Allah utus kepada kaumnya senantiasamenekankan dakwah tauhid danmemperingatkan umat dari bahaya syirik. Allahberfirman (yang artinya), “Dan sungguh telahdiwahyukan kepadamu dan kepada orang-orangsebelummu; Jika kamu berbuat syirik pasti akanlenyap seluruh amalmu dan benar-benar kamu akantermasuk golongan orang-orang yang merugi.”(az-Zumar : 65). Maka pemurnian aqidah inilahagenda utama dakwah Islam…

Inilah metode al-Qur’an dalam membinamasyarakat. Mendahulukan pembenahan aqidahdan tauhid. Bahkan inilah kandungan ayat-ayatyang turun di Mekah atau ayat-ayat yang turunsebelum hijrah; yang biasa dikenal denganayat-ayat Makkiyah. Semuanya lebih cenderungmembicarakan dan mengokohkan perkaraaqidah dan ketauhidan. Tidaklah mengherankankarena sesungguhnya perubahan suatumasyarakat itu dimulai dari perubahanaqidahnya. Baik buruknya masyarakat akansangat ditentukan dari baik buruknya aqidahyang mereka miliki. Bukankah Allah berfirman(yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak akanmengubah keadaan suatu kaum sampai merekamengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri.”(ar-Ra’d: 11)

Aqidah adalah apa-apa yang diyakini di dalamhati dan menjadi ketetapan pemahaman. Aqidahinilah pondasi tegaknya amalan. Tanpa aqidahyang benar amalan-amalan yang besar hanyaakan sirna dan terbuang percuma. Allahberfirman (yang artinya), “Dan Kami hadapi segalaamal yang dulu mereka kerjakan lalu Kami jadikania bagaikan debu-debu yang beterbangan.”(al-Furqan : 23)

Tidakkah kita ingat sikap tegas seorang Abdullahbin Umar radhiyallahu’anhuma terhadap suatu

Page 21: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

21

kaum yang mengingkari takdir. Beliaumengatakan, “Demi Dzat yang Abdullah bin Umarbersumpah dengan nama-Nya, seandainya salahseorang dari mereka berinfak dengan emas sebesargunung Uhud maka Allah tidak akan menerimanyasampai dia beriman kepada takdir.” (HR. Muslim)

Aqidah ini adalah modal seorang muslim untukmeraih kebahagiaan. Dengan bersihnya aqidahdari syirik dan kekafiran akan mengantarkanpelakunya untuk menggapai petunjuk hidup dankeamanan yang abadi. Allah berfirman (yangartinya), “Orang-orang yang beriman dan tidakmencampuri imannya dengan kezaliman (syirik)mereka itulah orang-orang yang akan diberikankeamanan, dan mereka itulah yang diberi petunjuk.”(al-An’am : 82)

Meneguhkan Iman

Bismillah.

Syaikh Abdurrazzaq al-Badr menuturkan bahwaiman adalah perkara yang paling berharga ditengah alam nyata dan sebuah perbendaharanpaling mahal di dunia ini. Barangsiapakehilangan iman maka sungguh dia telahkehilangan kehidupan yang hakiki (lihat Tajdidal-Iman, hal. 3)

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, tidaklahberlebihan apabila kita berdoa kepada Allahsetiap hari untuk diberi hidayah. Karena hidayahitulah yang akan menjaga diri kita untuk tetaptegar di atas iman dan islam. Betapa banyakgoncangan dan rintangan yang menghadangketika seorang berjalan di atas rel kebenaran.Sedikit yang bisa bertahan dan terus berjalanmelanjutkan perjalanan di jalan iman. Untuk itudoa kepada Allah adalah sebuah kebutuhan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya iman benar-benar bisa menjadi lunturdi dalam rongga tubuh kalian sebagaimana halnyabaju yang menjadi lusuh. Oleh sebab itu mohonlahkepada Allah agar memperbaharui iman di dalamhati kalian.” (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak,

dinyatakan sahih oleh al-Albani dalamash-Shahihah)

Salah satu bekal yang penting dimiliki bagipenempuh jalan kebenaran itu adalah ilmuagama. Itulah yang terkandung dalam doa kitameminta hidayah kepada Allah setiap harinya.Karena hidayah itu ada dua bagian; hidayahberupa ilmu dan hidayah berupa amalan. Setelahdiberi ilmu maka kita juga butuh untuk diberitaufik dan kemampuan untuk bisa beramal.Sehebat apa pun anda, maka hidayah itu ditangan Allah, bukan di tangan manusia. Adapunsekedar memberitahu dan berbagi ilmu yamemang bisa dilakukan oleh manusia. Akantetapi hidayah berupa taufik di tangan Allah.

Dengan begitu kita bisa mengetahui bahwasetiap kita tanpa terkecuali butuh untuk diberiketeguhan di dalam iman dan islam.Sebagaimana doa yang sering dibaca oleh Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Yaa muqallibalquluub, tsabbit qalbii ‘alaa dinik’ yang berarti,“Wahai dzat yang membolak-balikkan hati,teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” Doa inimemberi pelajaran kepada setiap muslim, bahwadia butuh bantuan dan pertolongan Allah untukmenjaga hatinya. Dia butuh kepada Allah agarmenyelamatkan hatinya dari tipu daya dan bujukrayu setan.

Seorang sahabat yang mulia Abdullah binMas’ud radhiyallahu’anhu pun berdoa kepada

Allah yang berbunyi ‘Allahumma zidniiiimaanan wa yaqiinan wa fiqhan’ yang artinya,

“Ya Allah, tambahkanlah kepadaku iman, keyakinan,dan kepahaman.” (lihat Tajdid al-Iman, hal. 4)

Kita tidak bisa mengelak bahwa iman kita butuhuntuk ditambah, kita juga butuh diberitambahan keyakinan dan pemahaman terhadapagama. Bahkan itulah kebutuhan kita semua.Dengan bertambahnya iman akan membuat kitasemakin tegar dalam menghadapi berbagaibentuk cobaan dan godaan. Dan denganpemahaman akan membukakan kepada kitapintu penghambaan.

Page 22: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

22

Merenungkan ayat-ayat al-Qur’an adalah salahsatu metode untuk menambah pemahaman danmemperkuat keimanan. Oleh sebab itu Allahmenyebutkan diantara ciri kaum beriman adalahapabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nyamaka bertambahlah imannya. Hal itu tidak lainkarena al-Qur’an berisi banyak kebaikan. Olehsebab itu al-Qur’an disifati penuh denganberkah.

Allah berfirman (yang artinya), “Sebuah kitab yangKami turunkan kepadamu lagi penuh dengankeberkahan, supaya mereka renungkan ayat-ayatnyadan supaya orang-orang yang memiliki akal pikiranmau mengambil pelajaran.” (Shaad : 29)

Oleh sebab itu mempelajari al-Qur’an denganbaik dan mengajarkannya merupakan pintukebaikan yang sangat besar dan jembatan kokohuntuk memasuki istana keimanan. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baikkalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an danmengajarkannya.” (HR. Bukhari dari Utsman binAffan radhiyallahu’anhu)

Bacaan al-Qur’an itu sendiri adalah bagian daridzikir kepada Allah. Sebagaimana kita ketahuibahwa dzikir merupakan benteng yangmelindungi diri seorang muslim dari keburukan.Sebagaimana dzikir adalah pemberi ketenanganbagi hati. Dzikir pun menjadi sebab datangnyapertolongan dan bantuan dari Allah. Bahkandzikir itulah sebab hidupnya hati. Sehingga Nabikita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Perumpamaan orang yang senantiasamengingat Rabbnya dengan orang yang tidakmengingat Rabbnya adalah seperti perumpamaanorang yang hidup dengan orang yang sudah mati.”(HR. Bukhari)

Pentingnya dzikir itu bagi hati sampai-sampaidikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyahrahimahullah bahwa dzikir bagi hati laksana airbagi ikan, bagaimana kiranya keadaan si ikanapabila ia terpisahkan dari air? Tentu bisa jadi iaakan mati. Banyak berdzikir kepada Allah adalahamalan yang sangat agung, sehingga Allahmenjanjikan bagi kaum lelaki dan perempuan

yang banyak mengingat Allah bahwa merekaakan disediakan ampunan dan pahala yangsangat besar.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, dari sinikita bisa mengerti betapa besar butuhnya kitakepada doa, kepada hidayah, kepada ilmu,kepada bantuan dan pertolongan Allah, danbesarnya kebutuhan kita kepada ilmu, al-Qur’an,dan dzikir kepada-Nya. Dan itu semua ternyatatelah terangkum dan tertata rapi di dalam sholatlima waktu yang kita kerjakan setiap harinya.Bukankah ini menunjukkan betapa besar kasihsayang Allah kepada hamba-hamba-Nya?

Sholat lima waktu yang kita kerjakan adalahamalan yang sangat agung. Ia merupakan rukunIslam yang paling penting setelah dua kalimatsyahadat. Sholat yang dilakukan dengan hatiyang hadir dan penuh kekhusyu’an tentu akanmembuahkan kekuatan iman danberlipatgandanya ganjaran. Lebih dari itu sholatpun akan bisa memberikan pengaruh positifdalam kehidupan insan. Karena sholat yangsebenarnya bisa mencegah perbuatan keji danmungkar.

Oleh sebab itu Allah menyebutkan salah satusifat utama kaum yang bertakwa -sebagaimanadisebutkan di awal surat al-Baqarah- adalahmereka yang senantiasa mendirikan sholat.Sebaliknya, Allah pun menerangkan salah satusifat kaum munafik adalah mereka itu malasuntuk mendirikan sholat dan hanya inginmencari pujian dan sanjungan dari manusiadengan ibadahnya. Akhirnya hal itu membuatdzikir yang mereka lakukan sangatlah sedikit.Sedikitnya dzikir mereka membuat mereka selalumenyimpan penyakit keraguan dan bimbangterhadap kebenaran.

Bercokolnya penyakit-penyakit hati itulah yangmenghalangi manusia dari taufik dan hidayahAllah. Semakin banyak penyakit hati di dalamdirinya maka semakin sulit hidayah itu masukdan menampakkan pengaruhnya. Oleh sebab ituNabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallampun mengajarkan kepada kita untuk berdoa

Page 23: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

23

kepada Allah agar dibersihkan jiwanya. Doa ituberbunyi ‘Allahumma aati nafsii taqwaahaa, wazakkihaa, anta khairu man zakkaaha.. antawaliyyuhaa wa maulahaa’ yang artinya, “Ya Allah,berikanlah kepada diriku ketakwaan, dan sucikanlahia, sesungguhnya Engkau adalah yang terbaik dalammembersihkannya, Engkau lah penguasa danpenolong baginya.” (HR. Muslim)

Ketentraman yang sempurna dan hidayah yangsempurna hanya akan diberikan kepada merekayang menjaga imannya dari segala bentukkezaliman. Pokok keimanan itu adalah tauhidsementara perusaknya yang paling berat adalahsyirik. Allah berfirman (yang artinya),“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuriimannya dengan kezaliman, mereka itulahorang-orang yang diberikan keamanan dan merekapula yang diberi petunjuk.” (al-An’aam : 82)

Ketika seorang hamba menyadari bahwa imanadalah kunci kebaikan hidupnya, tentu saja iaharus berusaha kuat untuk memeliharanya darisegala perusak dan noda yang mengotorinya.Dan tidak ada yang lebih kuat dan lebih hebatdalam menjaga iman agar tetap tertancap kecualiAllah dzat yang membolak-balikkan hati hamba.Maka bersandar dan tawakal kepada Allahmerupakan sebab terbesar untuk bisameneguhkan iman dan mengokohkannya.Barangsiapa bertawakal kepada Allah niscayaAllah sudah cukup bagi dirinya.

Semoga catatan yang singkat ini bermanfaat bagikami dan segenap pembaca.

Menggali Makna Syukur

Bismillah. Wa bihi nasta’iinu…

Syukur memiliki kedudukan yang sangat tinggidi dalam Islam. Syaikh Utsman bin Ahmadrahimahullah (wafat 1100 H) mendefinisikansyukur sebagai perbuatan menggunakan semuanikmat yang Allah berikan kepada hamba dalamrangka mewujudkan tujuan penciptaan dirinya

(lihat dalam kitab beliau Hidayatu ar-Raghib liSyarh ‘Umdati ath-Thalib, Jilid 1 hlm. 16)

Adapun mengenai tujuan penciptaan kita makasudah sangat jelas bagi kita firman Allah ta’ala(yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin danmanusia melainkan supaya mereka beribadahkepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56). Beribadah kepadaAllah maksudnya adalah denganmentauhidkan-Nya; menujukan segala bentukibadah kepada Allah semata dan meninggalkanpenghambaan dan ibadah kepada selain-Nyaapapun bentuknya dan siapapun ia. Dari sinibisa kita tarik kesimpulan awal bahwa hakikatsyukur itu adalah menggunakan nikmat Allahuntuk bertauhid.

Dengan demikian mentauhidkan Allahmerupakan bagian pokok dari syukur itu sendiri.Karena Allah satu-satunya yang menciptakan kitadan memberikan rezeki kepada kita maka hanyaAllah pula yang berhak mendapatkanpersembahan ibadah dari manusia. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allahatas segenap hamba ialah hendaknya merekaberibadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukandengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari danMuslim)

Apa yang dijelaskan oleh Syaikh Utsman di atassenada dengan keterangan Sahl bin Abdullah

rahimahullah. Beliau mengatakan, “Syukur adalahbersungguh-sungguh dalam mengerahkan ketaatandengan disertai tindakan menjauhi maksiat dalamkeadaan rahasia maupun terang-terangan.” (lihat

dalam al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an Jilid 2 hlm. 105karya al-Qurthubi)

Dengan kata lain, amal adalah buah dari syukurkepada Allah. Hal itu sebagaimana firman Allah(yang artinya), “Beramallah kalian, wahai keluargaDawud, sebagai bentuk syukur.” (Saba’ : 13).Artinya menggunakan anggota badan -dalambentuk ucapan dan amalan- untuk menaati AllahSang pemberi nikmat adalah bentuk syukurkepada-Nya (lihat kitab al-Lubab fi Tafsir Basmalah

Page 24: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

24

wal Isti’adzah wa Fatihatil Kitab, hlm. 217 karyaDr. Sulaiman al-Lahim)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaiminrahimahullah memberikan keterangan serupa.Beliau mengatakan, “Syukur adalah menunaikanketaatan kepada Sang pemberi nikmat denganpengakuan dari dalam hati -bahwa nikmat datangdari Allah- disertai pujian dengan lisan, dan ketaatandengan segenap anggota badan.” (lihat Tafsir SuratLuqman, hlm. 74)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,“Adapun syukur, ia adalah menunaikan ketaatankepada-Nya dan mendekatkan diri kepada-Nyadengan berbagai hal yang dicintai-Nya baik yangbersifat lahir maupun batin.” (lihat al-Fawa’id, hlm.193 penerbit ar-Rusyd)

Dengan bahasa yang lebih sederhana, bisa kitakatakan bahwa beribadah kepada Allah adalahbukti syukur kepada-Nya. Orang yangmensyukuri nikmat Allah adalah yang beribadahkepada-Nya. Ibadah itu sendiri mencakup segalasesuatu yang dicintai dan diridhai Allah, berupaperkataan dan perbuatan, yang tampak maupunyang tersembunyi. Ibadah kepada Allahditegakkan di atas puncak kecintaan dan puncakketundukan. Orang yang bersyukur kepada Allahberibadah kepada-Nya dengan disertai perasaantakut dan harap. Takut akan azab-Nya danberharap akan rahmat-Nya.

Semoga Allah jadikan kita termasukhamba-hamba yang pandai mensyukurinikmat-Nya. Salawat dan salam semoga tercurahkepada rasul-Nya, dan segala puji bagi AllahRabb seru sekalian alam.

Apa Tujuan Hidup Kita?

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Akuciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekaberibadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56). IbnuKatsir menjelaskan maksud ayat tersebut, bahwaAllah menciptakan mereka untuk diperintah

beribadah kepada-Nya, bukan karena kebutuhanAllah kepada mereka. Allah menciptakan hambaagar beribadah kepada-Nya, dan Allahmengabarkan bahwa Allah tidak membutuhkanapa-apa dari mereka. Bahkan mereka semuanyabutuh dan fakir kepada Allah dalam segalakeadaan; karena Allah lah yang menciptakanmereka dan memberikan rezeki kepada mereka.Allah melanjutkan ayat itu dengan firman-Nya(yang artinya), “Aku tidak menginginkan darimereka rezeki dan Aku juga tidak menghendakisupaya mereka memberi aku makanan. SesungguhnyaAllah Maha pemberi rezeki dan pemilik kekuatan lagimaha kokoh.” (adz-Dzariyat : 57-58) (lihat Tafsiral-Qur’an al-’Azhim, 7/425)

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, banyakorang beranggapan bahwa ibadah adalah perkarayang tidak menyenangkan bahkan dianggapsebagai beban yang memberatkan. Padahalsesungguhnya dengan beribadah kepada Allahjustru hidup kita menjadi diliputi kebahagiaandan limpahan rahmat dan ketenangan. Allahberfirman (yang artinya), “Barangsiapa melakukanamal salih dari kalangan lelaki atau perempuandalam keadaan beriman; niscaya Kami akan berikankepadanya kehidupan yang baik, dan benar-benarKami akan membalas mereka dengan pahala yanglebih baik daripada apa-apa yang mereka lakukan.”(an-Nahl : 97)

Diantara bentuk kehidupan yang baik itu adalahdiberikan rezeki yang halal dan baik,qana’ah/perasaan cukup di dalam hati,kebahagiaan, kenikmatan surga, ketekunanberibadah kepada Allah selama hidup di dunia,bisa melakukan ketaatan dan merasa lapangdengannya (lihat keterangan Imam Ibnu Katsirrahimahullah dalam Tafsir al-Qur’an al-’Azhim,4/601)

Dengan mengikuti petunjuk Allah yang dibawaoleh para nabi dan rasul maka seorang muslimakan berbahagia di dunia dan di akhirat. Allahberfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yangmengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan tersesatdan tidak pula celaka.” (Thaha : 123). Ibnu ‘Abbasradhiyallahu’anhuma mengatakan, maksudnya

Page 25: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

25

tidak akan tersesat selama di dunia dan tidakakan celaka kelak di akhirat (lihat Tafsir al-Qur’anal-’Azhim, 5/322)

Adapun orang-orang yang berpaling dariperingatan Allah maka Allah akan berikankepadanya penghidupan yang sempit. Allahberfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa yangberpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya diaakan mendapatkan penghidupan yang sempit, danKami akan mengumpulkan dia kelak pada harikiamat dalam keadaan buta. Dia berkata; WahaiRabbku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalamkeadaan buta padahal dahulu aku bisa melihat.Allah menjawab ; Demikianlah yang pantas kamuperoleh, telah datang kepadamu ayat-ayat Kamitetapi kamu justru melupakannya, maka begitu pulapada hari ini kamu dilupakan.” (Thaha : 124-126)

Ibnu ‘Abbas menafsirkan bahwa yang dimaksudpenghidupan yang sempit itu adalahkesengsaraan. Diriwayatkan pula dari beliaubahwa beliau mengatakan, “Setiap harta yangdiberikan kepada seorang hamba; sedikitataupun banyak, sementara dia tidakmenggunakan harta itu dalam ketakwaan makatidak ada kebaikan padanya, itulah yangdimaksud kesempitan dalam halma’isyah/penghidupan…” Sa’id bin Jubairmenafsirkan bahwa salah satu bentukkesempitan hidup itu adalah dicabutnyaqana’ah/perasaan cukup di dalam hati sehinggadia tidak pernah merasa kenyang alias rakus dantamak terhadap dunia (lihat tafsir karya Imamal-BaghawiMa’alim at-Tanzil, hlm. 829)

Allah menceritakan perkataan Nabi Musa 'alaihissalam kepada Bani Isra'il (yang artinya), “Jikakalian kafir dan juga seluruh yang ada di bumi, makasesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”(Ibrahim : 8). Syaikh Shalih al-Fauzanhafizhahullah berkata, “Maka maslahat ibadahtidaklah kembali kepada Allah. Karenasesungguhnya Allah tidak membutuhkan merekadan tidak juga ibadah-ibadah mereka.Seandainya mereka semua kafir maka hal itutidak akan mengurangi kerajaan Allah samasekali. Dan seandainya mereka semua taat maka

hal itu pun tidak akan menambah apa-apa didalam kerajaan-Nya.” (lihat Da'watu at-Tauhid waSihamul Mughridhin, hlm. 8)

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman,“Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya orang yangpaling pertama sampai yang paling terakhir diantarakalian dari kalangan manusia atau jin, mereka semuamemiliki hati yang paling bertakwa diantara kalianmaka hal itu tidak akan menambah sedikit pundalam kerajaan-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku,seandainya orang yang pertama hingga paling terakhirdiantara kalian dari kalangan manusia dan jin,semuanya memiliki hati yang fajir/jahatsejahat-jahatnya hati diantara kalian, maka hal itupun tidak akan mengurangi sedikit pun darikerajaan-Ku.” (HR. Muslim dari Abu Dzarrradhiyallahu'anhu)

Ketika menjelaskan faidah hadits di atas, SyaikhAbdul Muhsin al-'Abbad hafizhahullah berkata,“Dan bahwasanya ketakwaan setiap insan

sesungguhnya akan memberikan manfaat bagiorang yang bertakwa itu sendiri. Demikian pulakefajiran/maksiat yang dilakukan oleh setiaporang yang fajir maka itu pun hanya akan

membahayakan dirinya sendiri.” (lihat Kutub waRasa'il, 3/157)

Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata,“Sesungguhnya Allah tidak butuh kepada kitadan tidak pula kepada ibadah-ibadah kita. Akantetapi sesungguhnya kita inilah yangmembutuhkan ibadah kepada Allah; supayamendekatkan diri kita kepada-Nya, agar kita bisasampai kepada Rabb kita 'azza wa jalla, danmemperkenalkan diri kita kepada-Nya, makadengan itu kita akan meraih kebahagiaan didunia dan di akhirat.” (lihat Da'watu at-Tauhidwa Sihamul Mughridhin, hlm. 9)

Allah 'azza wa jalla berfirman (yang artinya), “Jikakalian kafir maka sesungguhnya Allah Maha Kayalagi tidak membutuhkan kalian. Dan Allah tidakridha terhadap kekafiran bagi hamba-hamba-Nya.Dan apabila kalian bersyukur maka Allah punmeridhai hal itu bagi kalian.” (az-Zumar : 7)

Page 26: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

26

Tauhid Pondasi Agama Islam

Pengertian islam dalam makna umum adalahberibadah kepada Allah dengan mengikutisyari'at-Nya semenjak Allah utus para rasulhingga datangnya hari kiamat. Hal inimenunjukkan bahwasanya semua ajarannabi-nabi terdahulu adalah islam. Seperti yangdikisahkan mengenai doa Ibrahim (yang artinya),“Wahai Rabb kami, jadikanlah kami muslim/orangyang pasrah kepada-Mu, demikian pula keturunankami menjadi umat yang muslim/pasrah kepada-Mu.”(al-Baqarah : 128). Adapun islam dalam maknakhusus ialah ajaran yang dibawa oleh nabiMuhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Karenaajaran beliau menghapus ajaran syari'atterdahulu. Dengan demikian seorang muslim -dimasa kini- adalah orang yang mengikuti ajaranbeliau shallallahu 'alaihi wa sallam. Barangsiapatidak mengikuti beliau maka bukan muslim(lihat Syarh Tsalatsah al-Ushul oleh Syaikh Ibnu'Utsaimin rahimahullah, hlm. 20)

Aqidah merupakan asas di dalam agama. Iamerupakan kandungan dari syahadat 'laa ilahaillallah wa anna Muhammadar rasulullah'. Aqidahmerupakan kandungan dari rukun Islam yangpertama. Oleh sebab itu wajibmemperhatikannya dan mengenalinya denganbaik. Wajib pula mengetahui hal-hal yang bisamerusaknya. Dengan begitu maka seorang insanakan berada di atas ilmu yang nyata dan di atasaqidah yang benar. Karena apabila agamanyategak di atas pondasi yang benar niscaya agamadan amalnya akan menjadi benar dan diterimadi sisi Allah (lihat keterangan Syaikh Shalihal-Fauzan hafizhahullah dalam at-Ta'liqat 'alaath-Thahawiyah, hlm. 23)

Karena pentingnya aqidah tauhid inilah Allahutus para rasul untuk menyeru manusia agarberibadah kepada Allah dan menjauhi thaghut.Setiap rasul berkata (yang artinya), “Wahaikaumku, sembahlah Allah saja. Tidak ada bagikalian sesembahan selain-Nya.” (al-A'raaf : 59).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selama 10 tahundi Mekah pun mengokohkan tauhid,mendakwahkannya, memerangi syirik danmemperingatkan umat darinya. Setelah itusepanjang hayatnya beliau berusaha meneguhkandan mengokohkan aqidah tauhid danmenerangkan hukum-hukum syari'at. Inimenunjukkan pentingnya memperhatikan danmemprioritaskan perkara aqidah dalam belajar,mengajar, beramal, dan berdakwah (lihat Ushulad-Da'wah as-Salafiyah, hlm. 42)

Nikmat Hidayah

Bismillah; dengan memohon pertolongankepada-Mu, Ya Allah…

Setiap hari kita berdoa kepada Allah denganmembaca ayat yang berbunyi ‘ihdinash shirathalmustaqim’ yang artinya, “Ya Allah, tunjukilahkami jalan yang lurus.”

Permintaan kita kepada Allah untuk diberihidayah mencakup dua bagian; hidayah berupapenjelasan dan keterangan serta hidayah berupataufik/bantuan sehingga bisa mengikuti jalankebenaran. Dua macam hidayah ini selalu kitabutuhkan dalam kehidupan.

Sehingga ketika kita berdoa kepada Allah‘ihdinaa’ atau tunjukilah kami, itu artinya kitameminta kepada Allah supaya diterangkan apaitu jalan yang lurus yang akan menyampaikankita kepada Allah dan surga-Nya. Maksudnya,kita minta kepada Allah supaya jalan tersebutdiperjelas sehingga tidak samar bagi kita. Apabiladoa kita ini dikabulkan maka Allah akan berikankepada kita petunjuk melalui berbagai jalan;diantaranya dengan dipertemukan denganseorang da’i yang menerangkan kebenarankepada kita, atau diperdengarkan kepada kitanasihat atau ceramah, atau dengan menemukansebuah kitab/buku yang bermanfaat, atau bisajuga dalam bentuk dipertemukan denganteman-teman yang baik dan menjelaskan hakikatjalan lurus itu kepada kita (demikian ringkasanketerangan Ust. Dr. Abdullah Roy hafizhahullah

Page 27: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

27

dalam acara Tabligh Akbar Tafsir Suratal-Fatihah # 3 di Masjid Agung ManunggalBantul Yogyakarta beberapa waktu lalu)

Selain itu ketika kita berdoa kepada Allah‘ihdinaa’ itu juga mencakup permintaan kepadaAllah agar kita diberi taufik atau petunjuk untukbisa mengikuti jalan yang lurus itu -setelah kitamengetahuinya- dengan kata lain kita memintakepada Allah untuk diberi taufik ataukemudahan untuk mengamalkan ilmu. Danhidayah taufik ini hanya dikuasai oleh Allah.Berbeda dengan hidayah berupa keterangan yangbisa disampaikan oleh selain-Nya.

Hidayah taufik hanya Allah yang punya.Contohnya adalah kasus Abu Thalib pamanNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meninggaldi atas kekafiran. Sebab Nabi shallallahu ‘alaihiwa sallam tidak menguasai hidayah taufik, beliauhanya memiliki kemampuan untukmenyampaikan hidayatul bayan/keterangan.Para rasul tidak memiliki kemampuan untukmemberikan hidayah taufik. Kalau para rasulsaja -manusia yang paling mulia- demikian lalubagaimana lagi dengan kita? Hal inimengingatkan kepada kita ayyuhal ikhwah (wahaisaudara seiman, pent) bahwa kita selalu memintakepada Allah penjelasan dan dimudahkan untukmengikuti jalan yang lurus (demikian keteranganUst. Abdullah Roy hafizhahullah dengan sedikitperubahan dan peringkasan)

Betapa banyak orang yang sudah mengetahuikebenaran akan tetapi tidak mau mengikutinya.Contohnya adalah Abu Thalib yang sudahmengakui kebenaran agama yang dibawa olehkeponakannya yaitu Nabi Muhammad shallallahu‘alaihi wa sallam. Akan tetapi karena dia takutcelaan kaumnya -sementara dia adalah tokohdiantara mereka- maka dia pun tidak maumengikuti kebenaran itu. Hal itu menunjukkanbahwa dia lebih mengutamakan adat dan ajarannenek-moyangnya yang menyimpang di atasagama Islam yang tegak di atas kebenaran(demikian cuplikan secara makna dari ceramahUst. Abdullah Roy hafizhahullah)

Hidayah meniti jalan yang lurus merupakannikmat dan karunia Allah kepadahamba-hamba-Nya. Oleh sebab itu Allahmengisyaratkan terhadap agungnya nikmathidayah ini dengan ayat yang berbunyi‘shirotholladzina an’amta ‘alaihim’ artinya ‘yaitujalan orang-orang yang Engkau beri nikmatkepada mereka’. Petikan kalimat itumengandung pelajaran bahwa hidayah adalahnikmat. Aduhai, betapa besar nikmat yang Allahberikan kepada kaum beriman… Akan tetapi-seperti yang Allah beritakan di dalam kitab-Nya-bahwa teramat sedikit diantarahamba-hamba-Nya yang pandai mensyukurinikmat-Nya… Semoga kita termasuk orang-orangyang diberi taufik untuk mensyukuri nikmathidayah itu sehingga Allah pun berkenanmenambahkan hidayah-Nya kepada kita…

Nikmat Terbesar

Bismillah.

Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam.Salawat dan salam semoga tercurah kepadahamba dan utusan-Nya yang menjadi lenterakebenaran bagi umat akhir zaman. Amma ba’du.

Suatu hal yang tidak samar bagi seorang muslim,bahwa nikmat yang Allah berikan kepadamanusia adalah sangat banyak, terlalu banyak,bahkan tidak terhitung jumlahnya. Mengingkarinikmat Allah yang tercurah kepada diri kita samasaja mengingkari keberadaan diri kita sendiri,sebagaimana dikatakan oleh para ulama bahwaterangnya siang adalah perkara yang tidak butuhkepada dalil. Kalau siang hari itu terangbenderang dengan adanya matahari maka jikaada orang yang masih mencari dalil untukmembuktikan terangnya matahari tentu akalnyayang tidak beres…

Akan tetapi kebanyakan manusia tidaklahmemahami dan mengenali nikmat kecualisebatas apa-apa yang memenuhi kebutuhanjasmani mereka. Bagi mereka nikmat itu adalahmakanan, minuman, cahaya, air hujan,

Page 28: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

28

tumbuhnya tanam-tanaman, kendaraan yangnyaman, rumah yang megah, tubuh yang sehat,dan segala bentuk kenikmatan dunia. Padahal,nikmat dunia ini pasti akan berakhir,sebagaimana sebatang pohon tempat berteduhmusafir di tengah perjalanannya. Mungkinpohon itu akan tumbang suatu hari, atau akanhangus disambar petir, atau kehabisan sumberair, atau yang jelas si musafir akan pergimeninggalkannya cepat atau lambat…

Seorang sahabat yang mulia Abu Barzahal-Aslami radhiyallahu’anhu menggambarkankepada kita mengenai nikmat agung yang banyakdiremehkan oleh manusia. Beliau mengatakan,“Sesungguhnya Allah menyelamatkan kalian denganIslam dan dengan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Bukhari). Nasihat serupa jugadiutarakan olen Mujahid rahimahullah. Beliaumengatakan, “Aku tidak mengetahui diantara keduabuah nikmat ini mana yang lebih agung; yaitu ketikaAllah beri hidayah Islam kepadaku ataukah ketikaAllah selamatkan aku dari berbagai penyimpanganhawa nafsu/bid’ah ini.” (HR. Darimi) (lihat SyarhKitab al-Urwah al-Wutsqa, hlm. 15)

Ya, nikmat tauhid dan sunnah adalah nikmatyang terlalu besar untuk dilukiskan dengankata-kata atau digambarkan dengan bait-baitpuisi dan mutiara kata. Bagaimana ia bukanmenjadi nikmat apabila seorang hamba yangpenuh dosa dengan 99 gulungan catatan dosadan kekejian dimana setiap gulungan sejauhmata memandang bisa terampuni dosa-dosanyakarena tauhid yang dia amalkan dalamkehidupan? Bagaimana tauhid tidak tercatatdalam daftar nikmat dan karunia apabila dengansebab tauhid itulah Allah berkenan mengampunidosa-dosa hamba-Nya yang datangmenghadapnya dengan dosa sebesar bumi?Betapa besar nikmat tauhid ini sampai-sampaiseorang penghuni surga yang terakhir masuk kedalamnya terheran-heran bahwa Allah akanmemberikan kepadanya sepuluh kali lipatkenikmatan terindah di dunia ketika dia beradadi dalam surga. Itu pun tidak berhenti, Allahmasih berikan kepada mereka tambahannikmat-Nya yaitu memandang Wajah-Nya yang

mulia; dimana tidak ada suatu nikmat yang lebihdicintai oleh para penduduk surga melebihinikmat memandang Wajah Rabb pencipta langitdan bumi….

Karena itulah sangat-sangat wajar apabilagenerasi terdahulu dari umat ini adalah kaumyang sangat mengenali hakikat dan besarnyanikmat tauhid dan sunnah yang Allah berikankepada hamba-hamba-Nya. Mereka khawatirapabila nikmat itu lenyap dan tercabut daridirinya. Mujib bin Musa al-Ashbahanirahimahullah mengatakan : Suatu ketika akumenemani Sufyan ats-Tsauri dalam perjalananmenuju Mekah. Aku melihat dia sering sekalimenangis. Aku bertanya kepadanya, “Wahai AbuAbdillah, tangisanmu ini apakah ia disebabkan takutakibat dari dosa-dosa?!” maka dia pun mengambilsebilah kayu/tongkat dari atas kendaraan yangdia naiki lalu dia lemparkan. Dia berkata,“Sesungguhnya dosa-dosaku lebih ringan bagikudaripada perkara ini. Karena yang paling akukhawatirkan adalah apabila tauhid tercabut daridalam diriku.” (HR. Abu Nu’aim dalam TarikhAshbahan dan Baihaqi dalam Syu’abul Iman)(lihat Syarh Kitab al-Urwah al-Wutsqa, hlm. 3-4karya Syaikh Shalih bin Abdullah al-Ushaimihafizhahullah)

Begitu pula nikmat Sunnah; yaitu mengikutipetunjuk dan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia merupakan nikmat besar yang sangatberharga dalam kehidupan. Bukankah ketikaterjadi perselisihan yang diwasiatkan oleh Rasulshallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita adalahagar selalu berpegang dengan sunnah/ajaranbeliau? Oleh sebab itu dikatakan oleh salahseorang sahabat nabi, “Seandainya kalianmeninggalkan sunnah/ajaran nabi kalian pastikalian tersesat.” Imam Malik rahimahullah jugamengatakan, “as-Sunnah ibarat kapal Nabi Nuh.Barangsiapa menaikinya akan selamat, danbarangsiapa yang tertinggal darinya maka dia pastitenggelam/celaka.”

Nikmat tauhid dan sunnah inilah yangterrangkum di dalam dua kalimat syahadat yangkita ucapkan setiap hari dan dikumandangkan

Page 29: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

29

oleh para muadzin sholat lima waktu darimasjid-masjid kaum muslimin. Kalimat laa ilahaillallah mengandung pedoman tauhid; yaituwajibnya beribadah kepada Allah semata danmeninggalkan segala bentuk syirik. Allahberfirman (yang artinya), “Dan sembahlah Allah,dan janganlah kalian mempersekutukan dengan-Nyasesuatu apapun.” (an-Nisaa’ : 36). Adapun kalimatanna Muhammadar rasulullah berisi kaidahsunnah; yaitu wajibnya beribadah kepada Allahhanya dengan mengikuti sunnah/ajaran Nabishallallahu ‘alaihi wa salam dan menjauhibid’ah-bid’ah. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Barangsiapa melakukan suatu amalanyang tidak ada tuntunannya dari kami maka ia pastitertolak.” (HR. Muslim)

Sebagaimana nikmat tauhid dan sunnah inilahyang setiap hari kita minta kepada Allah didalam sholat kita. Ketika kita berdoa ‘ihdinashshirathal mustaqim’ yang artinya, “Ya Allahtunjukilah kami jalan yang lurus.” Jalan lurusadalah jalan orang-orang yang diberi nikmattauhid dan sunnah. Jalan orang yang mengenalikebenaran dan mengamalkannya. Bukanjalannya Yahudi atau Nasrani atau berbagaialiran sesat dan pemahaman yang menyimpangdari agama. Orang-orang Yahudi dan Nasranimenyimpang dari jalan yang lurus karenakekafiran dan kesyirikan mereka kepada Allah.Yahudi mengatakan bahwa Uzair anak Allah,sementara Nasrani mengatakan bahwa Isa anakAllah.

Jalan yang lurus juga bukan jalan kaum penebarbid’ah dan kesesatan, karena Allah menyebutpara pelaku bid’ah mengangkat sekutu-sekutubagi Allah -dalam penetapan ibadah- yangmenetapkan syari’at di dalam agama ini sesuatuyang tidak diizinkan oleh Allah. Oleh sebab itupara ulama kita mengatakan, “Bid’ah lebih dicintaioleh Iblis daripada maksiat, karena maksiat masihbisa diharapkan taubat pelakunya, sedangkan bid’ahsulit diharapkan taubat pelakunya.” Imam Malikrahimahullah berkata, “Barangsiapa yang membuatsuatu ajaran baru/bid’ah yang dia anggap hal itusebagai sebuah kebaikan, maka pada hakikatnya dia

telah menuduh Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengkhianati risalah.”

Dari sinilah kita bisa mengetahui -saudarakuyang dirahmati Allah- bahwa sesungguhnyaajaran Islam ini membawa kebahagiaan yangsejati bagi umat manusia. Islam merupakanpetunjuk dari Allah bagi manusia yang akanmenyelamatkan mereka dari kesesatan dankebinasaan. Allah berfirman (yang artinya),“Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Kuniscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.”(Thaha : 123). Islam nikmat yang terbesar bagimanusia, seandainya manusia itu maumenyadarinya dan mengikuti ajaran-ajarannya.

Islam membawa ajaran tauhid yang murni darikotoran syirik dan kekafiran. Mengajak manusiauntuk mengabdi kepada Allah semata danmembebaskan hati dari perbudakan kepadahawa nafsu dan setan. Sebaliknya, barangsiapayang berpaling dari agama ini dan lebih memilihuntuk mengikuti langkah-langkah setan dantertipu oleh angan-angan semu dan rayuannya,maka mereka akan terjatuh dalam kehinaan dankesengsaraan. Imam Ibnul Qayyim rahimahullahberkata :

Mereka lari dari penghambaan yang menjadi tujuanmereka diciptakanMaka mereka pun terjatuh dalam penghambaankepada nafsu dan setan

Sungguh benar ucapan Khalifah Umarradhiyallahu’anhu, “Kami adalah suatu kaum yangtelah dimuliakan oleh Allah dengan Islam ini. Makakapan saja kami mencari kemuliaan dengan selainIslam maka pasti Allah akan menghinakan kami.”(HR. Hakim dalam al-Mustadrak)

Semoga Allah berikan taufik kepada kita untukhidup di atas Sunnah dan mati di atas Islam….

Page 30: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

30

Pohon Keimanan

Bismillah.

Allah berfirman (yang artinya), “Tidakkah kamumelihat bagaimana Allah memberikan suatuperumpamaan tentang suatu kalimat yang baikseperti sebuah pohon yang baik, yang pokoknya kokohdan cabang-cabangnya menjulang di langit. Iamemberikan buah-buahnya pada setiap muslimdengan izin Rabbnya. Dan Allah memberikanperumpamaan-perumpamaan bagi manusiamudah-mudahan mereka mau mengambil pelajaran.”(Ibrahim : 24-25)

Imam al-Baghawi rahimahullah menafsirkanbahwa yang dimaksud ‘kalimat yang baik’ di siniadalah kalimat laa ilaha illallah. Beliau jugamenjelaskan bahwa perumpamaan ‘pohon yangbaik’ itu maksudnya adalah pohon kurma. IbnuAbbas menafsirkan bahwa yang dimaksud adalahsebuah pohon di surga (lihat Tafsir al-Baghawi,hlm. 685)

Ibnu Abbas juga menafsirkan bahwa yangdimaksud ‘kalimat yang baik’ adalah syahadat laailaha illallah. Adapun yang dimaksud ‘pohonyang baik’ di sini adalah gambaran seorangmukmin. Yang pokoknya kokoh tertanam didalam hati, yaitu kalimat laa ilaha illallah, dancabangnya menjulang tinggi di langit maksudnyaamal-amalnya terangkat ke langit. Ayat inimemberikan perumpamaan tentang keadaanseorang mukmin yang ucapannya baik danamalannya juga baik. Perumpamaan seorangmukmin seperti pohon kurma. Senantiasamuncul darinya amal salih pada setiap waktudan musim, di kala pagi maupun sore (lihatTafsir al-Qur’an al-Azhim, 4/491)

Rabi’ bin Anas rahimahullah menafsirkan bahwayang dimaksud ‘pokoknya kokoh’ yaitukeikhlasan kepada Allah semata dan beribadahkepada-Nya tanpa mempersekutukan-Nyadengan sesuatu apapun. Beliau juga menafsirkanbahwa yang dimaksud ‘cabang-cabangnya’ adalahberbagai amal kebaikan. Adapun maksud dari ‘iamemberikan buahnya pada setiap muslim’ yaitu

amalan-amalannya teragkat naik ke langit padasetiap awal siang dan akhirnya. Kemudian beliaumengataan, “Ada empat amalan yang apabiladipadukan oleh seorang hamba maka fitnah-fitnahtidak akan membahayakan dirinya, keempat hal ituadalah; keikhlasan kepada Allah semata danberibadah kepada-Nya tanpa tercampuri syirik sedikitpun, rasa takut kepada-Nya, cinta kepada-Nya, dansenantiasa mengingat/berdzikir kepada-Nya.” (lihatad-Durr al-Mantsur, 8/512)

Demikianlah perumpaan tentang keberadaanseorang mukmin. Ia laksana sebatang pohonyang bagus. Akarnya tertancap kuat di dalambumi berupa ilmu dan keyakinan. Adapuncabang-cabangnya berupa ucapan-ucapan yangbaik, amal-amal salih, akhlak mulia, danadab-adab yang indah; semuanya menjulangtinggi di langit. Amal-amal dan ucapan-ucapanyang baik pun terangkat pahalanya ke langit kehadapan Allah; yang itu semuanya merupakanbuah dari pohon keimanan. Dengan itu semuamaka seorang mukmin bisa mendatangkanmanfaat bagi dirinya sendiri dan juga bagiorang-orang lain di sekitarnya (lihat Taisiral-Karim ar-Rahman, hlm. 425)

Imam Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan,bahwa iman adalah ucapan dengan lisan, amalandengan anggota badan, dan keyakinan di dalam

hati. Iman bertambah dengan melakukanketaatan dan menjadi berkurang karena

melakukan kemaksiatan (lihat Lum’atul I’tiqad,hlm. 98 dengan Syarah/keterangan dari Syaikh

Muhammad bin Shalih al-Utsaimin)

Kalimat iman yaitu laa ilaha illallah mengandungsikap berlepas diri dari segala bentuksesembahan selain Allah dan menetapkan bahwaibadah ditujukan kepada Allah semata. Allahberfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yangkufur kepada thaghut dan beriman kepada Allah,sesungguhnya dia telah berpegang-teguh dengan buhultali yang paling kuat dan tidak akan terputus…”(al-Baqarah : 256). Yang dimaksud ‘urwatulwustqa’/buhul tali yang paling kuat adalahkalimat laa ilaha illallah, sebagaimana dijelaskan

Page 31: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

31

oleh para ulama tafsir (lihat Tafsir al-Qur’anal-’Azhim, 1/684)

Oleh sebab itu setiap rasul mengajak kepadatauhid. Allah berfirman (yang artinya), “Dansungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorangrasul yang menyerukan; Sembahlah Allah danjauhilah thaghut.” (an-Nahl : 36). Thaghut adalahsegala bentuk sesembahan selain Allah.

Sebuah Pelajaran Penting

Bismillah.

Ada sebuah hadits sahih dalam kitab SahihMuslim yang sangat mengesankan untukdicermati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Orang yang merasa kenyang (baca:berbangga) dengan sesuatu yang tidak diberikankepadanya seperti orang yang mengenakan dua lembarpakaian kedustaan/kepalsuan.” (HR. Muslim)

Kejujuran adalah modal seorang mukmin.Diantara bentuk kejujuran adalah dengan tidakmenampakkan diri memiliki sesuatu padahal diatidak memilikinya. Seorang yang mengenalikadar dirinya tentu tidak akan menempatkandiri pada suatu posisi yang melampaui kapasitasdan kedudukannya. Bagaimana pun orang lainmemuji atau memberi rekomendasi, hal itu tidakmerubah hakikat dan jati diri seorang hambayang menyadari akan kesalahan dan tumpukandosanya. Sebagian ulama mengatakan, “Orangberakal itu mengenali dirinya sendiri dan tidakterpedaya oleh pujian orang-orang yang tidakmengenal seluk-beluk keadaan dirinya.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telahmencontohkan kepada kita sikap jujur danrendah hati yang luar biasa. Bukankah ketikaditanya oleh malaikat Jibril tentang kapankiamat tiba beliau menjawab, “Tidaklah orangyang ditanyai lebih mengetahui daripada si penanya.”(HR. Muslim). Begitu pula akhlak para sahabatanak didik beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.Apabila mereka tidak mengetahui suatu hal

dalam urusan agama maka sering terucap darilisan mereka, “Allah dan Rasul-Nya yang lebihmengetahui.” atau ungkapan lain yang semakna.

Seorang ulama besar masa kini dan mufti yangdiakui kedalaman ilmunya; Syaikh Bin Bazrahimahullah ketika ditanya suatu hal dan tidakbisa menjawab, dengan rendah hati mengatakankepada muridnya, “Wahai Syaikh Abdurrahman,kami ini tidak memiliki ilmu.” Sebagaimanadikisahkan oleh Syaikh Sa’id al-Qahthanirahimahullah dalam salah satu bukunya. Akhlaksemacam ini harus kita pelajari dan kita terapkan,terlebih lagi bagi para penimba ilmu dan da’i.

Ustaz Kholid Syamhudi hafizhahullah suatuketika pernah memberikan nasihat lembutkepada seorang pemuda dalam bentuk sebuahdoa berbahasa arab yang artinya, “Semoga Allahmerahmati orang yang mengerti kadar dirinya.” Ya,sebuah nasihat dan pelajaran yang sangatpenting bagi kita semuanya. Pada masa sepertisekarang ini kita sangat membutuhkan kejujurandan keikhlasan. Kita harus jujur kepada diri kitasendiri dan jujur kepada Allah, sebagaimanakandungan doa yang diajarkan kepada kita‘abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bidzanbii…’ artinya, “Aku mengakui akan segalanikmat-Mu kepadaku dan aku akui segala dosaku..”

Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah dalamsebuah tulisannya mengutip perkataan sebagianulama terdahulu yang mengungkapkan bahwasalah satu nikmat yang Allah berikan kepadahamba-Nya adalah dengan menutupi dosa-dosamereka; nikmat yang sering membuat orang lupaakan jati dirinya. Ini mengingatkan kita akanucapan sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhuyang penuh kerendahan hati, “Seandainya kalianmengetahui dosa-dosaku niscaya kalian akanmenaburkan tanah ke wajahku…” Seorang ulamasalaf mengatakan, “Seandainya dosa itumenimbulkan bau, niscaya tidak ada seorang punyang mau duduk bersamaku.”

Apakah kita lupa akan ucapan Imam Syafi’irahimahullah, “Aku mencintai orang-orang salih,

Page 32: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

32

sementara aku -merasa- bukan bagian dari mereka…”Ucapan serupa juga diriwayatkan dari AbdullahIbnul Mubarok rahimahullah. Para salafmengajarkan kepada kita untuk jujur danmengakui kekurangan diri. Sikap inilah yangdisebut dengan ungkapan muthola’atu ‘aibin nafsiwal ‘amal; menelaah aib diri dan amalan.Sebagaimana hal itu disebutkan oleh ImamIbnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnyaal-Wabil ash-Shayyib. Salah satu faidah dari sikapini adalah munculnya perendahan diri secarautuh; ghoyatudz dzul. Dengan perendahan diriitulah seorang hamba mewujudkan nilaiubudiyah-nya kepada Allah. Hilangnya sifat iniakan mengakibatkan tumbuhnya perasaan ujub,sombong, dan lupa diri. Karena itulah Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan bahwakesombongan yang bercokol di dalam hatiadalah sebab yang menghalangi orang untukmasuk ke dalam surga. Semoga Allah menjaga kitadari sifat ujub dan kesombongan.

Tidakkah Engkau Ridha?

Bismillah.

Diantara kedalaman ilmu para ulama adalahapa-apa yang mereka pahami terhadap Kitabullah.Salah satu contohnya adalah apa yangdiungkapkan oleh Syaikh Ibnu Utsaiminrahimahullah.

Beliau memaparkan di dalam kitabnya Ahkamminal Qur’an al-Karim (1/47) sebuah faidah yangsangat dalam tentang makna firman Allah (yangartinya), “Yaitu jalan orang-orang yang Engkau berinikmat kepada mereka.” (al-Fatihah)

Beliau mengatakan :

Di dalam firman Allah (yang artinya), “Yaitujalan orang-orang yang Engkau beri nikmat kepadamereka.” terdapat dalil yang menunjukkanbahwasanya nikmat agama itu lebih besar/lebihberharga daripada nikmat dunia. Karenasesungguhnya diantara kelompok orang-orang

yang dimurkai dan tersesat itu ada orang-orangyang Allah beri nikmat dengan nikmat-nikmatyang besar dalam hal keduniaan. Akan tetapinikmat-nikmat ini tidak ada apa-apanyadibandingkan dengan nikmat-nikmat di dalamagama. Oleh sebab itulah Allah berfirman (yangartinya), “Yaitu jalannya orang-orang yang Engkauberi nikmat kepada mereka.” (al-Fatihah)

Suatu ketika Umar bin al-Khattabradhiyallahu’anhu masuk menemui Nabi

shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari makadia menjumpai beliau ‘alaihis sholatu was salam

dalam keadaan sebagian tubuh beliaumemperlihatkan bekas berbaring di atas (tikar)pembaringannya yang ada di sisinya, maka Umarradhiyallahu’anhu pun meneteskan air matanya.

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam punbertanya kepadanya, “Apakah gerangan yangmembuatmu menangis, wahai Umar?”. Beliaumenjawab, “Anda adalah seorang nabi utusan Allah.Sedangkan Kisra dan Kaisar (penguasa Persia danRomawi, pent) berada di atas singgasana berlapiskanemas?” Maka Nabi pun berkata, “Wahai Umar,tidakkah engkau ridha bahwa untuk mereka duniasedangkan untuk kita negeri akhirat?” (HR. Bukharidan Muslim)

Demikian nukilan faidah dari Syaikhal-Utsaimin rahimahullah.

Di dalam riwayat Muslim, disebutkan bahwaUmar bin al-Khattab radhiyallahu’anhu menjawabpertanyaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini,“Wahai Ibnul Khattab, tidakkah engkau ridhabahwa untuk kita negeri akhirat sedangkan duniauntuk mereka?” maka aku -Umar- pun menjawab,“Tentu (saya ridha).” (HR. Muslim no. 1479)

Disebutkan dalam riwayat Bukhari bahwa ketikaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beradadi atas tikar yang kasar tanpa adakasur/pembaringan di atasnya. Hal ini-sebagaimana diterangkan oleh Syaikh AbdulAziz ar-Rajihi hafizhahullah- menunjukkan sifattawadhu’ pada diri Nabi shallallahu ‘alaihi wa

Page 33: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

33

sallam. Saking kasarnya tikar itu sampai-sampai iameninggalkan bekas di badan Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam (lihatMin-hatul Malik al-Jalil,8/1101)

Sahabat Umar membandingkan keadaan Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam yang begitu sederhanadengan keadaan orang-orang kafir yang menjadipenguasa dunia semacam Kisra dan Kisar yangmemiliki berbagai kemewahan dan kemegahan.Meskipun demikian, kita lihat Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam sangat bijaksana dalammenghadapi keprihatinan Umar ini. Beliau tidakmeragukan kecintaan Umar kepada nabi danagama yang haq ini. Hanya saja beliau inginmengingatkan sahabatnya bahwa kesenangandunia ini hanya sementara dan pasti akan sirna.Seolah-olah beliau ingin mengajarkan kepadakita bahwa apa lah artinya segala kesenangandunia jika itu harus berakhir dengan siksa dankesengsaraan abadi di akhirat nanti.

Maka demikianlah semestinya kehidupanseorang muslim. Tidaklah ia menggantungkanhatinya kepada dunia dengan segalakemewahannya. Biarlah dunia ada di genggamantetapi hati tidak boleh sedikitpun mabukkarenanya. Seorang muslim hidup di duniaseperti seorang pengendara yang singgah ditengah perjalanan dan berteduh di bawah pohon.Oleh sebab itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammenggambarkan bahwa dunia itu laksanapenjara bagi seorang mukmin dan surga bagiorang-orang kafir. Orang kafir bersenang-senangdan berfoya-foya dalam kehidupan dunia initanpa mengenal halal dan haram, mereka hidupseperti binatang. Adapun seorang muslim diaakan selalu tunduk dan terikat denganhukum-hukum Allah dan Rasul-Nya.

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidak pantasbagi seorang mukmin lelaki dan perempuan apabilaAllah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkarakemudian masih ada bagi mereka pilihan lain dalamurusan mereka itu. Dan barangsiapa yang durhakakepada Allah dan Rasul-Nya sungguh dia telahtersesat dengan kesesatan yang amat nyata.”(al-Ahzab : 36)

Nikmat agama jauh lebih besar dan lebih agungdaripada nikmat dunia. Oleh sebab itu tidakselayaknya seorang hamba yang telah Allahmuliakan dengan hidayah dan keimanankemudian justru tertipu oleh kehidupan dunia.Seandainya orang rela menghabiskan waktu dantenaganya untuk menumpuk-numpukkesenangan dunia, maka sudah tentu wajarapabila seorang muslim benar-benar mengaturwaktunya untuk tunduk kepada Allah danajaran-Nya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Dua buah nikmat yang kebanyakan orangmerugi/tertipu karenanya, yaitu kesehatan dan waktuluang.” (HR. Bukhari). Sebagian orang ketikadiberi nikmat sehat lupa bahwa badannya butuhkepada ibadah dan keimanan, sebab badan tanpaibadah dan keimanan adalah bangkai yangberjalan. Seperti jasad tanpa ruh. Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orangyang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidakmengingat Rabbnya seperti perumpamaan oranghidup dengan orang mati.” (HR. Bukhari)

Hakikat dzikir adalah taat dan patuh kepadaAllah. Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan,maka bagaimanakah kiranya keadaan seekor ikanapabila dilepaskan dari air? Karena itulah Allahmenyebut orang-orang yang tenggelam dalamkekafiran sebagai orang yang mati. Banyak orangtidak sadar bahwa kematian hati telahmenjangkiti dan menggerogoti jiwanya. Hatiyang hidup akan memberikan tanggapanterhadap perintah dan larangan Allah. Hati yanghidup akan menyambut seruan Allah danRasul-Nya. Hati yang hidup merasakan kesakitanakibat sayatan dosa dan maksiat. Hati yanghidup akan memperhatikan peringatan dannasihat-nasihat, sedangkan hati yang mati tidakmau peduli akan peringatan dan nasihat-nasihatyang ditujukan kepadanya.

Semoga catatan singkat ini bermanfaat bagi kitasemuanya. Wallahul musta’aan.

Page 34: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

34

Anda Tidak Sendirian

Bismillah.

Salah satu nikmat yang Allah berikan kepadaseorang hamba adalah ketika Allah berikantaufik kepadanya untuk mengingat Allah. Ingatkepada Allah, takut kepada-Nya, danmenggantungkan hati kepada-Nya adalah lenteradan cahaya bagi kehidupan insan.

Kita semua -sebagai manusia- tentu tidak lepasdari kesalahan dan dosa. Suatu hal yangsemestinya membuat kita takut apabila berjumpadengan Allah dalam keadaan durhakakepada-Nya. Karena itu seorang muslim seringberdoa kepada Allah agar terhindar dari su’ulkhotimah; akhir hidup yang buruk. Kita sangatmengharap bisa meninggal dalam keadaanistiqomah di atas agama.

Islam sebagaimana telah dijelaskan oleh paraulama mencakup tiga tingkatan; islam, iman,dan ihsan. Tingkatan islam mencakupperkara-perkara lahiriah semacam syahadat,sholat, zakat, puasa, dan haji. Adapun tingkataniman mencakup perkara lahiriah dandiperkokoh dengan pondasi keimanan yang kuatberupa iman kepada Allah, malaikat-Nya,rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari akhir, daniman kepada takdir. Dan tingkatan yang tertinggiadalah ihsan; dengan merasa diawasi oleh Allahdan melakukan ibadah seolah-olah melihat-Nya.

Ketika seorang menyadari bahwa Allahsenantiasa melihat apa yang dia lakukan. Allahmendengar apa yang dia ucapkan. Dan Allahmengetahui apa yang dia kerjakan, bahkan apapun yang terbersit di dalam hatinya. Allahbersama dirinya dimana pun dia berada. Karenaitulah para ulama dipuji oleh Allah disebabkanrasa takutnya kepada Allah -yangmahamengetahui apa yang mereka lakukan-(yang artinya), “Sesungguhnya yang merasa takutkepada Allah diantara hamba-hamba-Nya adalahorang-orang yang berilmu.” (Fathir : 28)

Dari sinilah kita mengetahui betapa dalam ilmusahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu.Beliau berkata, “Bukanlah ilmu itu denganbanyaknya riwayat. Akan tetapi ilmu itu adalahdengan rasa takut kepada Allah.” Sehinggabukanlah ilmu yang dituntut sekedar banyaknyawawasan atau luasnya pengetahuan. Akan tetapiilmu yang bisa bersemayam di dalam hati danmembuahkan amalan. Bukan ilmu yang hanyamenempel di lisan tapi tidak meresap ke hati.

Apabila hal ini telah jelas bagi kita, maka kitaakan mengetahui bahwa sebab kemuliaan parasahabat bukanlah karena luasnya pengetahuandan kuatnya hafalan mereka. Kalaulah kuatnyahafalan dan bagusnya bacaan menjadi standarkeilmuan maka kaum Khawarij lebih baik daripara sahabat! Oleh sebab itu dalam sebuahriwayat Ibnu Mas’ud menjelaskan sifat-sifat parasahabat, “Mereka adalah orang yang paling bersihhatinya dan paling dalam ilmunya…”

Di dalam riwayat ini, Ibnu Mas’ud menjelaskanbaiknya ilmu para sahabat dengan 2 sifat; ilmuyang dalam dan hati yang bersih/baik.Kedalaman ilmu diukur sejauh mana ia bisamenumbuhkan amalan dan rasa takut kepadaAllah. Karena itulah Allah menyifati kaumberiman sebagai orang yang takut kepada Allah.Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnyaorang-orang beriman itu adalah yang apabiladisebutkan nama Allah takutlah hati mereka….”(al-Anfal : 2)

Oleh sebab itu Hasan al-Bashri rahimahullahmenjelaskan bahwa ilmu ada 2 macam; ilmulisan dan ilmu yang di dalam hati. Adapun ilmulisan adalah hujjah Allah untuk menghukumseorang ketika dia tidak mengamalkan ilmunyaitu. Ilmu yang meresap ke dalam hati; itulahilmu yang bermanfaat. Ilmu yang menancap kedalam hati tentu membuahkan keimanan danketundukan.

Lihatlah bagaimana Allah mencela orangmunafik sebagai orang yang bodoh karenamereka menjelek-jelekkan nabi dan para sahabat.Lihatlah bagaimana Allah memurkai kaum

Page 35: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

35

Yahudi yang tidak mau mengikuti Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam padahal mereka bisamengenali tanda kenabian beliau sebagaimanamereka mengenali anak-anak mereka sendiri.Begitu pula Allah mencela ahlul kitab yangdiberikan Taurat tetapi tidak maumengamalkannya seperti keledai yang membawakitab-kitab yang tebal.

Menghadirkan perasaan selalu diawasi Allahbukanlah perkara yang sepele. Lihatlahbagaimana kesabaran Nabi Yusuf ‘alaihis salamketika menghadapi godaan majikannya yangcantik untuk melakukan keharaman. Lihatbagaimana kesabaran dan keyakinan Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berhijrahbersama Abu Bakar menuju Madinah danbersembunyi di dalam gua, lalu beliau berkata,“Jangan sedih, sesungguhnya Allah bersama kita…”

Lihatlah bagaimana keyakinan Nabi Musa ‘alaihissalam ketika berlari dari kejaran Fir’aun dan bala

tentaranya kemudian ketika mereka sudahberada di tepi laut -musuh di belakang merekadan lautan di depan mereka- sebagian pengikutMusa berkata, “Kita pasti akan tertangkap.” Maka

Nabi Musa dengan penuh keyakinanmengatakan, “Sekali-kali tidak! Sesungguhnyabersamaku Rabbku, Dia pasti akan memberikan

petunjuk kepadaku…” (asy-Syu’ara’ : 62)

Merasa diawasi oleh Allah tidak akan bisamuncul kecuali di dalam hati yang bersih darikeragu-raguan. Oleh sebab itu Allah menyifatihati kaum munafik sebagai hati yang menyimpanpenyakit. Sebagian ahli tafsir menjelaskan bahwapenyakit itu adalah keragu-raguan, dan sebagianlagi menafsirkan maknanya adalah riya’. Allahpun menjelaskan salah satu sifat kaum munafikadalah riya’ kepada manusia dan tidak ingatkepada Allah kecuali sedikit. Riya’ nyamenunjukkan bahwa hati mereka kosong darikeikhlasan. Dan tidak ingat kepada Allah kecualisedikit menunjukkan keringnya hati mereka daridzikir kepada Allah. Ibnu Taimiyah rahimahullahmengatakan, “Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan,bagaimana keadaan seekor ikan apabila memisahkandiri dari air?”

Riya’ inilah yang menghapuskan segala kebaikanyang dilakukan oleh orang munafik.Sebagaimana syirik menjadi sebab lenyapnyaamalan kebaikan orang kafir. Allah berfirman(yang artinya), “Dan Kami hadapi segala amalanyang pernah mereka kerjakan lalu Kami jadikan iabagaikan debu-debu yang beterbangan.” (al-Furqan :23)

Oleh sebab itu salah satu diantara tiga orangyang menjadi bahan bakar api neraka adalahorang yang belajar ilmu dan mengajarkannyatetapi tidak ikhlas karena Allah. Dia riya’, diabelajar agama supaya dikatakan sebagai alim atauahli agama. Dia membaca qur’an supayadikatakan sebagai qari’. Amalnya yang luar biasabesar tidak berguna baginya karena tidakdilandasi dengan keikhlasan. Dimana letakkesalahannya? Tidak lain karena ilmunya tidakmembuahkan keikhlasan niat di dalam hati.Ilmunya hanya menjadi wawasan dan perluasancakrawala.

Dari situlah tidak mengherankan jika IbnuTaimiyah rahimahullah berkata, “Setiap orang yangmerasa takut/khosy-yah kepada Allah itulah orangyang ‘alim/ulama.” Maksud perkataan beliau ini-wallahu a’lam- adalah tidaklah disebut sebagaiulama sejati kecuali orang yang ilmunyamembuahkan rasa takut kepada Allah. Aliasilmu yang tidak membuahkan kesombongan dansifat ujub. Ilmu yang melahirkan sifat tawadhu’dan ketundukan kepada kebenaran.

Lihatlah kesempurnaan ilmu Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam. Bagaimana beliau mengajarkankepada kita untuk selalu mengakui akandosa-dosa kita dan banyaknya nikmat Allah yangtercurah kepada hamba. Dalam sayyidul istighfarkita membaca doa yang berbunyi abuu’u lakabini’matika ‘alayya, wa abuu’u bi dzanbii… artinya,“Aku mengaku kepada-Mu akan segala nikmat-Muyang tercurah kepadaku, dan aku mengakui atassegala dosaku…”

Begitu pula kedalaman ilmu Abu Bakarash-Shiddiq radhiyallahu’anhu ketika mengatakan

Page 36: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

36

kepada para sahabatnya -setelah beliau menjabatsebagai khalifah-, “Aku bukanlah orang yang terbaikdiantara kalian. Akan tetapi aku adalah orang yangpaling berat bebannya diantara kalian. Apabila akumelakukan suatu kesalahan/keburukan makaluruskanlah aku….”

Ilmu semacam inilah yang membuat Muhammadbin Wasi’ rahimahullah berkata, “Seandainyadosa-dosa itu bisa menimbulkan bau busuk niscayatidak ada seorang pun yang mau duduk bersamaku.”Itulah yang dimaksud oleh Ibnu Mas’ud,“Seorang mukmin melihat dosa-dosanya seperti sedangduduk di bawah gunung; dia takut gunung itu jatuhmenimpanya.”

Semoga Allah berikan kepada kita ilmu yangbermanfaat.

Menguras Energi Tanpa Henti

Bismillah.

Saudaraku yang dirahmati Allah,langkah-langkah kehidupan manusiamemberikan pelajaran kepada kita. Betapabutuhnya kita kepada ampunan dan rahmatAllah. Sholat yang dijalani memiliki keutamaanpenghapus dosa. Begitu pula wudhu, puasa,dzikir dan ibadah-ibadah lainnya. Hal ini secaratidak langsung menggambarkan kepada kitabahwa sejatinya kebutuhan anak Adam kepadaampunan Allah itu jauh melebihi kebutuhannyakepada air dan udara.

Bahkan mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam itu pun suatu jalan untuk menghapuskandosa-dosa kita. Allah berfirman (yang artinya),“Katakanlah; Jika kalian mengaku mencintai Allahmaka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaikalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali‘Imran : 31). Diampuninya dosa itu adalahdengan ditutupi oleh Allah dan dihapusdampaknya. Sebuah nikmat agung yang hanyabisa diraih dengan bekal iman dan tauhid.Tanpa iman dan tauhid maka ampunan Allahtidak akan bisa diraih oleh seorang hamba.

Allah berfirman (yang artinya), “SesungguhnyaAllah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya,dan masih mengampuni apa-apa yang di bawahtingkatan syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”(an-Nisaa’ : 48). Syirik itu pula yangmenghapuskan semua amal kebaikan. Allahberfirman (yang artinya), “Jika kamu berbuat syirikpasti akan lenyap seluruh amalmu dan benar-benarkamu akan termasuk golongan orang-orang yangmerugi.” (az-Zumar : 65)

Dosa adalah beban hidup dan rintangankebahagiaan. Oleh sebab itu seorang mukminmenganggap dosanya sebagai sumberkehancuran, sementara orang fajir melihatdosanya sebagai perkara remeh dan sepele. IbnuMas’ud berkata, “Seorang mukmin melihatdosa-dosanya seperti orang yang sedang duduk dibawah gunung; dia khawatir gunung itu akan jatuhmenimpanya.” Dosa akan membuat hati menjadisakit dan bahkan bisa mati. Ia akanmenghitamkan nurani dan menghambatdatangnya rezeki. Ia pula yang menghalangihidayah dan ilmu teresap ke dalam hati.

Apabila amal salih dan ketakwaan merupakansebab kebahagiaan, maka sesungguhnya

kedurhakaan dan kefajiran adalah jalan menujujurang kesengsaraan. Rasulullah shallallahu ‘alaihiwa sallam bersabda, “Barangsiapa taat kepadakuniscaya masuk surga, dan barangsiapa yang durhakakepadaku maka sesungguhnya dia itulah orang yang

enggan (masuk surga).” (HR. Bukhari)

Hidup ini adalah pertarungan antara kebenarandan kebatilan, perseteruan antara pengikutar-Rahman dengan pemuja setan. Seorangmuslim digoda dan dirayu oleh setan agarbergabung dengan anak- buahnya denganmenobatkan hawa nafsu sebagai panglima. Ujiandemi ujian menerpa, kesusahan, kesenangan,musibah, perintah dan larangan; semuanyauntuk membuktikan sejauh mana kekuataniman dan ketegaran takwanya kepada Rabbpenguasa jagad raya. Di situlah seorang mukminmembutuhkan perisai kesabaran. Ali bin AbiThalib radhiyallahu’anhu mengatakan, “Sabar

Page 37: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

37

dalam keimanan seperti kepala bagi segenap anggotabadan….”

Sampai kapan seorang hamba dituntut untuksabar dan berjalan di atas ketaatan? Ya, batasnyaadalah ketika ajal tiba menghampirinya. Allahberfirman (yang artinya), “Dan sembahlah Rabbmusampai datang kepadamu keyakinan/maut.” (al-Hijr :99). Ibadah yang dimaksud adalah ibadah yangmurni karena Allah, bukan yang tercampurisyirik dan kekafiran. Dalam hadits qudsi Allahberfirman (yang artinya), “Aku adalah Dzat yangpaling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa yangmelakukan suatu amalan seraya mempersekutukanAku dengan selain-Ku maka Aku tinggalkan dia dansyiriknya itu.” (HR. Muslim). Karena itulah Allahberfirman (yang artinya), “Dan sembahlah Allah,dan janganlah kalian mempersekutukan dengan-Nyasesuatu apapun.” (an-Nisa’ : 36)

Suatu ketika Imam Ahmad pernah ditanya,“Sampai kapankah seorang hamba bisamerasakan nikmatnya waktu beristirahat?” beliaumenjawab, “Yaitu apabila dia sudah meletakkansalah satu kakinya di surga.” Oleh sebab ituseorang muslim berdoa kepada Allah agarmenjadikan kematiannya sebagai peristirahatandari segala keburukan…. Kepada Allah pula kitamemohon taufik…

Ngaji Tauhid Ojo Bosen

Bismillah.

Dalam bahasa Jawa, kalimat ‘ojo bosen’ artinya,“Jangan bosan.” Ya, pelajaran tauhid sangatpenting untuk terus diulang dan diperdalam.Oleh sebab itu jangan kita bosan-bosan belajarilmu tauhid ini. Karena ilmu tauhid adalah ilmuyang paling mulia.

Ustaz Afifi hafizhahullah dalam pengajian yangdisampaikan di Masjid Jami’ al-Mubarok -Yogyakarta hari Ahad, 4 Dzulqa’dah 1440 Hatau bertepatan dengan 7 Juli 2019menyampaikan nasihat kepada segenap hadirin,

“Bahwa ilmu tauhid adalah ilmu yang paling mulia.Ilmu yang paling mendasar. Dan ilmu inilah yangmengantarkan hamba sehingga bisa mengenal Allahdan mewujudkan ubudiyah/penghambaan yangkhalishah/murni untuk Allah.”

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, apabilakita hendak membangun sebuah bangunanmaka tentu saja yang paling pertama kita buatadalah pondasinya sebelum yang lainnya.Kedudukan tauhid di dalam agama ini punlaksana fungsi pondasi bagi sebuah bangunan.Agama Islam ini bagaikan sebuah bangunan,sedangkan tauhid dan aqidah merupakanpondasinya.

Perkara aqidah yang itu mencakup keimanankepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan keimanan kepadatakdir; merupakan pondasi kehidupan seorangmuslim. Keenam perkara ini biasa disebut olehpara ulama dengan istilah rukun iman. Diantarakeenam rukun ini maka iman kepada Allahadalah yang paling pokok. Keimanan kepadaAllah inilah yang dikenal juga dengan istilahtauhid atau aqidah tauhid.

Tauhid mengandung makna mengesakan Allahdalam beribadah. Kita tujukan segala bentukibadah -kecil atau besar, yang tampak maupunyang tersembunyi- hanya kepada Allah, dan kitatinggalkan peribadatan kepada selain Allah.Inilah prioritas dakwah setiap rasul kepadaumatnya. Sebagaimana firman Allah (yangartinya), “Dan sungguh telah Kami utus kepadasetiap umat seorang rasul yang menyerukan;Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (an-Nahl :36)

Setiap nabi menyerukan kalimat tauhid laa ilahaillallah. Di dalamnya telah terkandung perintahuntuk beribadah kepada Allah dan menjauhisyirik. Allah berfirman (yang artinya), “Dantidaklah Kami utus sebelum kamu seorang rasul punmelainkan Kami wahyukan kepadanya; bahwa tidakada ilah/sesembahan -yang benar- selain Aku, makasembahlah Aku.” (al-Anbiya’ : 25)

Page 38: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

38

Menjauhi syirik bukanlah perkara sepele danremeh. Bahkan seorang nabi yang mulia danrasul pilihan yang mendapat gelar sebagaikhalil/kekasih ar-Rahman yaitu Nabi Ibrahim‘alaihis salam berdoa kepada Rabnya (yangartinya), “Dan jauhkanlah aku dan anakketurunanku dari menyembah patung-patung.”(Ibrahim : 35). Hal ini menunjukkan rasa takutbeliau yang begitu besar kalau-kalau dirinyaterseret dan terjerumus dalam lembah kesyirikan.Mengomentari doa Nabi Ibrahim ini seorangulama terdahulu bernama Ibrahim at-Taimirahimahullah berkata, “Lantas siapakah yang bisamerasa aman dari malapetaka/syirik ini setelahIbrahim?”

Syirik adalah perusak amalan bahkan ia bagaikannuklir yang akan meluluhlantakkan semua amalkita. Allah berfirman (yang artinya), “Danseandainya mereka itu melakukan syirik pasti akanlenyap seluruh amal yang pernah mereka kerjakan.”(al-An’am : 88). Allah juga berfirman (yangartinya), “Dan Kami hadapi semua amal yangdahulu mereka kerjakan lalu Kami jadikan iabagaikan debu-debu yang beterbangan.” (al-Furqan :23)

Untuk bisa membedakan apakah suatuperbuatan termasuk syirik atau bukan tentudibutuhkan ilmu dan pemahaman. Kalau kitabersemangat untuk belajar pembatal-pembatalsholat atau pembatal-pembatal wudhu tentuwajar apabila kita lebih bersemangat untukmempelajari pembatal-pembatal tauhid dankeimanan. Sebagian penyair arab mengatakan :

Aku kenali keburukan bukan untuk melakukannyaAkan tetapi untuk menjauhinya

Barangsiapa tidak mengenali keburukan itu apaPasti akan jatuh ke dalamnya

Pemahaman agama merupakan kunci kebaikanseorang hamba. Dan diantara perkara palingpokok dalam agama ini adalah memahamitauhid dan aqidah Islam. Termasuk jugamempelajari berbagai perkara yang membatalkankeimanan semacam syirik dan kekafiran.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikanpadanya maka Allah pahamkan dia alam hal agama.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Untuk bisa memahami berbagai sebab rusaknyaaqidah dan tauhid tentu dibutuhkan prosesbelajar dan kesabaran dalam menimba ilmu.Para ulama kita mengatakan, “Sesungguhnya ilmuitu dituntut seiring perjalanan siang dan malam.”Artinya butuh waktu dalam belajar agama.Ambillah contoh ilmu matematika; sejak SD kitasudah belajar matematika, di SMP kita jugamempelajarinya, di SMA pun kita terusmendalaminya. Itu dalam hal ilmu dunia.Bagaimana lagi dengan ilmu agama; yang itumenjadi sebab kebahagiaan hidup di dunia dandi akhirat? Apakah layak kita jadikan pelajaranagama hanya sebagai sampingan, atau bahkandisingkirkan dari kurikulum sekolah-sekolah?!

Kita mengetahui bersama keadaan negeri inidengan segenap praktek keagamaanmasyarakatnya dan tradisi yang turun-temurun.Tidak sedikit diantara kaum muslimin yangmasih saja terjebak dalam takhayul, bid’ah dankhurafat yang itu telah coba diberantas oleh paraulama Nusantara semacam Imam Bonjol, KH.Ahmad Dahlan, dan yang lainnya. Gerakandakwah Muhammadiyah di awal masakebangkitannya pun mengenalkan kepada kitatentang pentingnya tauhid dalam kehidupan inidan besarnya bahaya syirik bagi pribadi danmasyarakat. Sebuah perjuangan besar yang patutuntuk kita hargai dan kita lanjutkan bersama.

Kita tidak hanya mengharapkan bahwapendidikan agama di sekolah-sekolah itu bisalebih disempurnakan, bahkan kita punmendambakan pelajaran tauhid dan aqidahIslam ini bisa diberikan di bebagai jenjangpendidikan dari TK, SD hingga perguruan tinggibahkan S1 - S3. Tidakkah kita ingat perkataanjujur dari sebagian ilmuwan, “Ilmupengetahuan/sains tanpa agama itu buta...” Nah,bagaimana mungkin kita ridha dengan kebutaandalam hal agama dan aqidah? Kalau buta huruf

Page 39: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

39

saja kita berusaha keras untuk memberantasnya,bagaimana lagi dengan buta tauhid?!

Padahal Allah menciptakan kita semua ini untukmentauhidkan-Nya. Allah berfirman (yangartinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin danmanusia melainkan supaya mereka beribadahkepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56). Ibnu ‘Abbasradhiyallahu’anhuma menafsirkan bahwa setiapperintah beribadah di dalam al-Qur’an maka ituartinya adalah perintah untuk bertauhid,silahkan periksa kitab tafsir karya Imamal-Baghawi yang berjudulMa’alimut Tanzil.

Bagaimana ini, Bung?! Tentu kita tidak ingingenerasi masa depan bangsa ini -yang notabenemayoritas muslim- menjadi generasi yang butaIslam. Islam hanya menjadi ritual dan tradisitanpa makna. Mereka yang sering mengatakanbahwa Islam ini rahmatan lil ‘alamin -danmemang demikianlah kenyataannya- seringkalikebingungan ketika ditanya apa itu tauhid? Apaitu makna kalimat tauhid? Yang lebihmenyedihkan lagi apabila ada orang yangdianggap cendekiawan muslim ngalor-ngidulmembahas tauhid tetapi ujung-ujungnya diaingin mengatakan bahwa dakwah tauhid -dalamartian seruan untuk memurnikan ibadah kepadaAllah- itu sudah ketinggalan jaman. Seolah-olahdia ingin mengatakan bahwa jaman sekarang ini-zaman now kata orang- sudah jaman moderenbukan lagi masanya ‘meributkan’ masalah aqidahdan tauhid [?} Subhanallah…

Seolah-olah kita ini lupa atau pura-pura lupa,bahwa perjuangan para ulama pendahulu dinegeri ini untuk membela tanah air dariserangan penjajah termotivasi dari kalimattauhid dan ruh perjuangan Islam. Siapa yangmeragukan sejarah bahwa Bung Tomomengobarkan semangat perjuangan kaum mudanegeri ini di kala itu dengan seruan kalimattakbir? Apakah kita hendak membohongi sejarah?Maka ambillah pelajaran, wahai orang-orang yangmemiliki akal pikiran…

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat. Wallahulmuwaffiq.

Mencari Tambahan Nikmat

Bismillah.

Allah berfirman (yang artinya), “Jika kalianbersyukur benar-benar Aku akan tambahkannikmat-Ku atas kalian.” (Ibrahim : 7). Sa’id binJubair rahimahullah menafsirkan, “MaksudnyaAllah akan menambahkan ketaatan kepada-Nya.”(lihat Kitab Fadhilatu asy-Syukri, hlm. 39)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, tafsiranayat di atas adalah apabila manusia bersyukurkepada Allah atas nikmat-Nya niscaya Allah akanmenambahkan nikmat itu kepadanya (lihat Tafsiral-Qur’an al-’Azhim, 4/335). Ibnul Qayyimrahimahullah menjelaskan bahwa hakikat syukuradalah dengan menunaikan ketaatan kepadaAllah dan mendekatkan diri kepada-Nya denganberbagai perkara yang dicintai Allah; baik yanglahir maupun yang batin (lihat al-Fawa-id, hlm.193)

Imam al-Baghawi rahimahullah menafsirkan,maksud ayat itu adalah ‘apabila kalian

mensyukuri nikmat-Ku dengan beriman danmelakukan ketaatan Aku tambahkan kepadakalian nikmat-Ku’. Ada juga yang menafsirkanbahwa syukur menjadi pengikat nikmat yang adadan pemburu nikmat yang hilang. Sebagianulama juga menjelaskan bahwa jika kalian

bersyukur kepada Allah dengan ketaatan niscayaAllah akan menambahkan pahala-Nya (lihat

Ma’alim at-Tanzil, hlm. 682)

Syaikh Abdul Muhsin al-’Abbad hafizhahullahmenerangkan bahwa mensyukuri nikmatmerupakan sebab nikmat-nikmat itu terusbertahan dan bertambah. Adapun mengkufurinikmat adalah sebab hilangnya nikmat.Sebagaimana dikatakan dalam sebuah ungkapan‘nikmat jika disyukuri akan lestari, dan jika diingkariakan lari’ (lihat Kutub wa Rasa-il, 1/253)

Nikmat yang Allah curahkan begitu banyak,tidak terhingga. Allah berfirman (yang artinya),

Page 40: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

40

“Dan nikmat apapun yang ada pada kalian; makaitu berasal dari Allah.” (an-Nahl : 53). Allah jugaberfirman (yang artinya), “Jika kalian berusahamenghitung-hitung nikmat Allah niscaya kalian tidakakan sanggup menghingganya.” (Ibrahim : 34)

Syaikh Abdul Muhsin al-’Abbad mengatakan,“Dan seagung-agung nikmat adalah nikmat Islam danhidayah menuju jalan yang lurus.” (lihat Kutub waRasa-il, 1/254)

Para nabi adalah teladan dalam hal bersyukurkepada Allah. Allah memuji Nabi Nuh ‘alaihissalam dalam ayat (yang artinya), “Sesungguhnya dia-Nuh- adalah seorang hamba yang pandai bersyukur.”(al-Israa’ : 3). Sebagaimana Allah juga memujiNabi Ibrahim ‘alaihis salam (yang artinya), “Dia-Ibrahim- adalah orang yang mensyukurinikmat-nikmat-Nya…” (an-Nahl : 121)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun telahmengajarkan kepada kita untuk senantiasabersyukur kepada Allah di setiap hari yang kitalalui. Apabila kita bangun tidur maka kita diajariuntuk bersyukur kepada Allah. Kita membacadoa ‘alhamdulillahilladzi ahyaanaa ba’da maaamaatana wa ilaihin nusyuur’ yang artinya, “Segalapuji bagi Allah yang telah menghidupkan kita setelahmematikan kita, dan kepada-Nya kita akan kembali.”(HR. Bukhari)

Di dalam doa ini terkandung pujian bagi Allahatas nikmat yang sangat besar ini yaitudihidupkan setelah dimatikan; yaitu bisaterbangun setelah terlelap dalam tidur, makahamba mensyukuri nikmat Allah ini yangdengan keadaan terbangun bisa membuatnyakembali beraktifitas, berbeda halnya ketika diasedang terlelap tidur (lihat Fiqh al-Ad’iyah walAdzkar, 3/68)

Bahkan di dalam sholat, kita juga diperintahkanuntuk membaca kalimat syukur kepada Allahyaitu dalam surat al-Fatihah. Kita membaca ayatyang berbunyi ‘alhamdulillahi Rabbil ‘alamin’. Kitamembaca ayat ini dan pujian ini setiap haribahkan dalam setiap raka’at sholat kita.

Menunjukkan betapa penting dan wajibnyasyukur dalam kehidupan hamba. Sebagaimanadikatakan dalam sebuah ungkapan ‘jubilatilqulubu ‘ala hubbi man ahsana ilaiha’ yang artinya,“Hati-hati manusia tercipta dalam keadaanmencintai siapa yang berbuat baik kepada dirinya.”

Sehingga dalam kalimat ‘alhamdulillah’ ituterdapat pendidikan keimanan. Pendidikanuntuk menumbuhkan dan menyuburkankecintaan kepada Allah. Karena cintamerupakan ruh dari ibadah dan amal salih.Cinta kepada Allah merupakan akar ketaatan.Bersyukur kepada Allah bukan hanya denganlisan, sebab syukur itu juga mencakuppengakuan dan kecintaan dari dalam hati danpembuktian dengan amal anggota badan.

Nikmat hidayah yang Allah berikan kepada kitajauh lebih berharga daripada emas dan perak.Karena pada hari kiamat nanti sebanyak apapunharta tiada berguna jika tidak dibarengi denganiman dan takwa. Allah berfirman (yang artinya),“Pada hari itu tiada bermanfaat harta dan anak-anakkecuali bagi orang yang datang kepada Allah denganhati yang selamat.” (asy-Syu’ara’ : 88-89)

Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa.Sesungguhnya manusia benar-benar merugi, kecualiorang-orang yang beriman, beramal salih, salingmenasihati dalam kebenaran, dan saling menasihatiuntuk menetapi kesabaran.” (al-’Ashr : 1-3). Allahjuga berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yangmencari selain Islam sebagai agama maka tidak akanditerima darinya dan di akhirat dia pasti akantermasuk golongan orang yang merugi.” (Ali ‘Imran :85)

Di dalam kalimat ‘alhamdulillah’ itu pun bukanhanya tersirat perintah untuk bersyukur atasnikmat yang Allah berikan kepada kita. Lebihdaripada itu dalam kalimat ‘alhamdulillah’ jugaterkandung pujian kepada Allah ataskesempurnaan nama dan sifat-Nya. Allah berhakmendapatkan pujian secara mutlak karenakesempurnaan Dzat, nama, sifat, danperbuatan-Nya (lihat keterangan Syaikh Shalih

Page 41: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

41

al-Fauzan hafizhahullah dalam Syarh Lum’atilI’tiqad, hlm. 25)

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan olehat-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah, dari Jabirbin Abdillah radhiyallahu’anhu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Seutama-utama bacaan dzikir adalah laa ilahaillallah, dan seutama-utama doa adalah ucapanalhamdulillah.” (Hadits ini dinyatakan hasangharib oleh at-Tirmidzi dan dihasankan al-Albani)(lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim, 1/30 dengantahqiq Hani al-Haj, penerbit Maktabahat-Taufiqiyah, Kairo)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabilasalah seorang dari kalian bersin maka hendaklah diamengucapkan ‘alhamdulillah’ dan hendaknya saudaraatau temannya menjawab ‘yarhamukallahu’. Apabiladia mengucapkan ‘yarhamukallahu’ maka hendaklahorang itu mengucapkan ‘yahdikumullahu wa yushlihu

baalakum’.” (HR. Bukhari)

Kalimat alhamdulillah artinya ‘segala puji bagiAllah’. Kalimat ‘yarhamukallahu’ artinya semogaAllah merahmatimu. Kalimat ‘yahdikumullahu wayushlihu baalakum’ artinya semoga Allahmemberimu petunjuk dan memperbaikikeadaanmu. Dari sini kita bisa mengetahuibagaimana kalimat ‘alhamdulillah’ bisamendatangkan kebaikan demi kebaikan. Orangyang bersin memuji Allah, dan yangmendengarnya memuji Allah mendoakan diamendapat rahmat, dan orang yang bersin itu punmembalas doa rahmat dengan doa supayasaudaranya mendapatkan hidayah dan perbaikankeadaan. Betapa indahnya Islam mengajarkankepada kita mensyukuri nikmat Allah… (lihatketerangan Syaikh Abdurrazzaq al-Badrhafizhahullah dalam Fiqh al-Ad’iyah wal Adzkar3/285-286)

Saudaraku, apabila kita telah mengetahui bahwahakikat syukur adalah taat kepada Allah dannikmat Allah yang terbesar adalah hidayah, makajelaslah bagi kita bahwa sesungguhnya kunci

untuk mendapatkan hidayah adalah mensyukurinikmat-nikmat Allah. Dan bentuk syukur yangpaling agung adalah dengan mentauhidkan Allahsemata. Allah berfirman (yang artinya), “Wahaimanusia, sembahlah Rabb kalian; Yang telahmenciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian,mudah-mudahan kalian bertakwa.” (al-Baqarah : 21).Beribadah kepada Allah dan menjauhi syirikadalah kunci meraih hidayah dan keamanan.Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang yangberiman dan tidak mencampuri imannya dengankezaliman (syirik) mereka itulah orang-orang yangdiberikan keamanan dan mereka itulah orang-orangyang diberi petunjuk.” (al-An’am : 82)

Sehingga apabila kita ingin mendapatkantambahan hidayah dan keteguhan di atashidayah maka jalan terbesar untuk itu adalahdengan tauhid dan syukur kepada Allah. Danapabila kita ingin mendapatkan tambahannikmat maka jalannya adalah menempuh jalanhidayah.

Sengsara Gara-Gara Mengejar Ketenaran

Bismillah.

Sebagian ulama salaf berkata, “Orang yang ikhlasberusaha menyembunyikankebaikan-kebaikannya sebagaimana diamenyembunyikan kejelekan-kejelekannya.”

Ketika disampaikan kepada Imam Ahmad binHanbal mengenai pujian orang lain kepadanya,maka beliau berkata, “Apabila seorang telahmengenali jati dirinya sendiri niscaya tidak lagibermanfaat/berpengaruh kepadanyaucapan/pujian manusia.”

Para ulama juga berkata, “Orang yang berakaladalah yang mengerti hakikat dirinya dan tidaktertipu dengan pujian dari orang-orang yangtidak mengenali seluk-beluk dirinya.”

Sebagaimana diketahui bahwa ikhlas merupakanamalan hati yang sangat penting. Tanpakeikhlasan maka sebesar atau sebanyak apapun

Page 42: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

42

amalan tidak akan diterima. Hal ini telahditegaskan oleh Allah dalam sebuah hadits qudsi,“Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkansekutu, barangsiapa yang melakukan suatu amalanseraya mempersekutukan di dalamnya antara Akudengan selain-Ku maka Aku tinggalkan dia dansyiriknya itu.” (HR. Muslim)

Perilaku memburu ketenaran memiliki dampakyang buruk kepada amalan. Orang arabmengatakan ‘hubbuzh zhuhur yaqtha’u zhuhur’artinya cinta ketenaran akan mengakibatkanpenderitaan, karena terlalu memburu ‘ketinggian’akhirnya punggungnya pun patah; demikiangambaran mengenai akibat buruk perilakumemburu popularitas. Singkatnya, orang yangmengejar ketenaran justru akan repot dan rugisendiri. Sebagaimana firman Allah (yang artinya),“Dan Kami hadapi segala amal yang dahulu merekakerjakan lalu Kami jadikan ia bagaikan debu-debuyang beterbangan.” (al-Furqan : 23)

Oleh sebab itu para ulama mengungkapkanbahwa hakikat ikhlas adalah melupakanpandangan makhluk dengan senantiasamemandang kepada [kemauan] Allah. Bukanberarti orang yang ikhlas tidak mau mendengarnasihat dan kritikan, tetapi orang yang ikhlasselalu berusaha menundukkan keinginannyakepada kecintaan Allah. Sampai-sampai masalahkecintaan kepada orang lain pun ia landasidengan niat ikhlas karena Allah. Sebagaimanadisebutkan dalam hadits sahih tentang salah satusifat orang yang bisa merasakan manisnya iman,“Dan dia mencintai seseorang; tidaklah diamencintainya kecuali karena Allah.” (HR. Bukharidan Muslim)

Pribadi yang ikhlas menyadari hakikat dirinya dihadapan Allah yang penuh dengan dosa dankesalahan. Oleh sebab itu dia menyesali dosanya-walaupun orang lain tidak mengetahui dosanya,karena Allah mengetahui segalanya- dan diatidak pelit untuk meneteskan air mata kalasendiri dan mengingat Rabbnya. Sebagaimanadisebutkan dalam hadits mengenai 7 golonganyang diberi naungan oleh Allah, salah satunya,“Seorang lelaki yang mengingat Allah dalam

kesendirian/sepi lalu mengalirlah air matanya.” (HR.Bukhari dan Muslim). Inilah tetesan air matakeikhlasan.

Walaupun sejuta atau semilyar penggemarmemuji anda maka Allah yang paling tahutentang aib dan kekurangan anda. Orang yangberjalan menuju Allah akan mengingat danmeneliti aib-aib yang ada pada diri danamal-amalnya. Dia sadar bahwa ketaatan yangdiberikan tidak sebanding dengan keagunganhak Allah sang pemberi segala nikmat dankeutamaan. Sesungguhnya Allah benar-benarmemiliki karunia atas manusia, tetapi kebanyakanmanusia tidak mengetahui…

Ibrahim at-Taimi rahimahullah dengan penuhkerendahan hati mengatakan, “Tidaklah akumemaparkan ucapanku kepada amalku kecualiaku khawatir aku termasuk golongan orang yangmendustakan (amalnya mendustakan ucapannya,

pent).”

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Orangberiman memadukan antara berbuat kebaikandengan perasaan khawatir, sementara orang kafirmemadukan antara berbuat buruk denganperasaan aman-aman saja/merasa tidakbersalah.”

Mari teliti kembali aktifitas kita; jangan-jangankita termasuk pecandu ketenaran…

Rahmati Penduduk Bumi

Bismillah.

Imam Ibnu Qudamah membawakan haditsdengan sanadnya dari Abdullah bin Amr binal-’Ash radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang-orang yangpenyayang niscaya akan dirahmati oleh ar-Rahman.Rahmatilah para penduduk bumi, niscaya Dzat yangberada di atas langit akan merahmati kalian.” (ItsbatShifatil ‘Uluww no. 15)

Page 43: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

43

Ilmu laksana samudera yang tak bertepian.Jangan anda mengira anda telah menjadi orangyang paling berilmu. Banyak orang yang lebihberilmu daripada anda. Kita semua masihmembutuhkan tambahan ilmu. Seorang sahabatsampai bersafar dari Madinah ke Mesir hanyauntuk mendengar riwayat sebuah haditslangsung dari sumbernya. Hal ini menunjukkanbahwa ilmu hanya bisa diperoleh denganberusaha dan belajar dengan sungguh-sungguh.Demikian ringkasan cuplikan nasihat SyaikhShalih al-Fauzan dalam ceramahnya al-Ilmu;ushuluhu wa dhawabith talaqqi.

Salah satu bukti kedalaman ilmu para ulamaialah hadits di atas yang diriwayatkan oleh ImamIbnu Qudamah rahimahullah dari guru-gurunyahingga berujung kepada Nabi shallallahu ‘alaihiwa sallam. Setiap periwayat hadits inimengatakan bahwa hadits ini adalah haditspertama yang didengarnya dari gurunya. Haditsini disebut oleh para ulama hadits dengan istilahhadits musalsal.

Syaikh Abdul Muhsin al-’Abbad hafizhahullahmenjelaskan bahwa hadits musalsal adalahsebuah hadits yang para periwayatnya bersepakatatau sama dalam hal gaya penyampaian ataukeadaan lain yang serupa. Seperti misalnyaseorang periwayat berkata, “Si A telah menuturkanhadits kepadaku sembari tersenyum; dia berkata : Si Btelah menuturkan hadits kepadaku sembaritersenyum..” (lihat Kutub wa Rasa’il Abdil Muhsin,Jilid 3 hlm. 287)

Secara lebih khusus lagi hadits ini disebutdengan istilah ‘hadits musalsal bil awwaliyah’ yaituhadits yang di dalamnya setiap periwayatmengatakan dalam menyebutkan hadits darigurunya “dan itu adalah hadits pertama yang akudengar darinya.” Para ulama hadits telahmeriwayatkan hadits ini kepada murid-muridmereka dan hadits pertama yang merekabawakan adalah hadits ini. Oleh sebab itu haditsini dikenal dengan istilah hadits musalsal bilawwaliyah. Hal ini menyimpan pelajaran pentingbahwa sesungguhnya penyampaian ilmu itu

dilandasi sifat kasih sayang/rahmat. Buahnyaadalah rahmat di dunia dan tujuan akhirnyaadalah rahmat di akhirat (lihat keteranganSyaikh Shalih bin Abdul Aziz alu Syaikhhafizhahullah dalam Syarh Tsalatsah al-Ushul, hlm.12-13)

Dengan bahasa yang lebih sederhana kita bisamemaknai bahwa kebutuhan manusia kepadailmu agama adalah kebutuhan yang sangatmendesak. Oleh sebab itu ilmu agama yangdibawa oleh para rasul digambarkan oleh Allahdi dalam al-Qur’an seperti cahaya, seperti ruh,dan seperti air hujan. Cahaya akan menyinarikegelapan dan menunjukkan jalan. Ruh akanmemberikan warna kehidupan dalam tubuhmanusia. Dan air hujan akan menghidupkankembali tanah yang kering kerontang sehinggabisa menumbuhkan tanam-tanaman danmenghasilkan buah-buahan.

Sebagaimana Allah telah menyebut diutusnyaRasul shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakanrahmat bagi segenap alam. Dan Allah punmenjelaskan bahwa ketaatan dan ittiba’ kepadaRasul merupakan sebab datangnya rahmat danhidayah serta ampunan bahkan kecintaan Allah.Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Jikakalian benar-benar mencintai Allah maka ikutilahaku, niscaya Allah akan mencintai kalian danmengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali ‘Imran : 31)

Begitu pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammenyebut para ulama sebagai pewaris nabi-nabi;disebabkan para nabi tidak mewariskan dinarataupun dirham. Akan tetapi sesungguhnyamereka mewariskan ilmu agama. Hal ini tentumemberikan faidah bahwa kebutuhan manusiakepada ilmu agama jauh lebih besar daripadakebutuhan mereka kepada harta. Bahkan Allahperintahkan nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallamuntuk berdoa meminta tambahan ilmu. Inisemua menunjukkan kepada kita bahwatersebarnya ilmu agama merupakan rahmat dannikmat bagi manusia.

Apakah kita mensyukuri nikmat itu ataukahjustru sebaliknya?

Page 44: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

44

Sarana Mencari Ilmu

Bismillah.

Diantara keutamaan ilmu adalah bahwa ilmu itumembuahkan rasa takut kepada Allah. Allahberfirman (yang artinya), “Sesungguhnya yangpaling merasa takut kepada Allah diantarahamba-hamba-Nya adalah para ulama.” (Fathir : 28)

Ilmu juga menjadi sebab diangkatnya derajatseorang hamba di hadapan Allah. Allahberfirman (yang artinya), “Allah akan mengangkatkedudukan orang-orang yang beriman diantara kaliandan orang-orang yang diberikan ilmuberderajat-derajat.” (al-Mujadilah : 11)

Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa Allahmemuliakan orang yang berilmu di atas orangyang tidak berilmu. Allah berfirman (yangartinya), “Katakanlah; Apakah sama antaraorang-orang yang berilmu dengan orang-orang yangtidak berilmu.” (az-Zumar : 9)

Orang yang menuntut ilmu dan juga para ulamaAllah berikan keutamaan yang sangat besarsampai-sampai para malaikat pun meletakkansayap-sayapnya karena ridha. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapamenempuh suatu jalan untuk mencari ilmu (agama)maka Allah akan mudahkan baginya jalan menujusurga. Dan sesungguhnya para malaikat benar-benarakan meletakkan sayap-sayapnya karena ridha kepadapenimba ilmu. Dan sesungguhnya penimba ilmu akandimintakan ampun oleh segala yang di langit dan dibumi sampai-sampai oleh ikan di dalam air. Dansesungguhnya keutamaan orang berilmu di atas ahliibadah seperti keutamaan bulan di atas semuabintang. Sesungguhnya ulama adalah pewaris paranabi, sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinardan dirham. Sesungguhnya mereka hanya mewariskanilmu, barangsiapa mengambilnya sungguh diamengambil jatah yang sangat banyak.” (HR. AbuDawud, dll)

Menimba ilmu atau mengajarkannya di masjidmerupakan amal yang sangat besar

keutamaannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang berangkat diawal siang ke masjid dan tidak menginginkan kecualiuntuk mempelajari suatu kebaikan ataumengajarkannya maka dia akan diberikanganjaran/pahala seperti orang yang berhaji yangmenunaikan ibadah haji dengan sempurna.” (HR.al-Hakim dan ath-Thabarani dalam al-Kabir)

Akan tetapi ilmu itu akan membuahkanmalapetaka apabila tidak disertai denganketulusan niat dan bersihnya hati. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapayang mempelajari suatu ilmu yang seharusnyadiharapkan dengannya untuk mencari wajah Allah,tetapi dia tidaklah mempelajarinya kecuali untukmendapatkan kesenangan dunia maka dia tidak akanmendapatkan harumnya surga pada hari kiamat.”(HR. Ahmad dll)

Hal ini menunjukkan bahwa keikhlasan adalahsyarat benarnya amalan, termasuk di dalamnyaketika seorang menimba ilmu agama. Oleh sebabitu para ulama hadits sering mencantumkanhadits tentang niat di awal kitabnya, sepertiImam Bukhari di awal kitab Sahihnya, ImamNawawi di awal Arba’innya, dan Imam AbdulGhani al-Maqdisi di awal Umdatul Ahkamnya.

Wajib bagi setiap penimba ilmu untukmembersihkan hatinya, meluruskan niatnyadalam mencari ilmu untuk mencari wajah Allah,untuk mengejar keutamaan di negeri akhirat danmengharapkan pahala dari Allah semata.Menuntut ilmu bukan sarana untuk mengejarambisi dunia, ketenaran, kekuasaan, ataukedudukan di mata manusia. Semoga Allahberikan taufik kepada kita untuk ikhlas.

Fardhu 'Ain di Setiap Waktu

Bismillah.

Adalah suatu hal yang gamblang bagi kaumberiman, bahwa tujuan hidup setiap insanadalah mewujudkan penghambaan kepada AllahRabb seru sekalian alam. Penghambaan kepada

Page 45: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

45

Allah tegak di atas dua pilar, yaitu puncakperendahan diri dan puncak kecintaan.

Orang yang merendahkan diri kepada Allah danmencintai-Nya akan tunduk kepada perintah danlarangan-Nya. Dia akan melakukan apa-apa yangAllah cintai dan meninggalkan apa-apa yangAllah benci. Oleh sebab itu ibadah meliputisegala hal yang membuat Allah ridha, berupakeyakinan, perkataan, dan amal perbuatandengan anggota badan. Inilah hakikat keimanan.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,“Iman terdiri dari tujuh puluh lebih cabang. Yangpaling tinggi adalah ucapan laa ilaha illallah danyang paling rendah adalah menyingkirkan gangguandari jalan. Dan rasa malu adalah termasuk cabang

iman.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pokok-pokok keimanan adalah amalan-amalanhati, karena tidaklah bermanfaat amalan lahiriahtanpa dilandasi keyakinan dan keikhlasan daridalam hati. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam ketika ditanya oleh malaikatJibril yang datang dalam bentuk manusia lalumenanyakan tentang iman, beliau menjawabbahwa iman itu adalah, “Kamu beriman kepadaAllah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepadatakdir yang baik dan yang buruk.” (HR. Muslim)

Para ulama salaf menegaskan bahwa iman itumencakup ucapan dan amalan. Ucapan hati danucapan lisan serta amalan hati dan amal anggotabadan. Iman bertambah dengan amal salih danketaatan serta berkurang akibat maksiat dankedurhakaan. Allah berfirman (yang artinya),“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ituhanyalah orang-orang yang apabila disebutkan namaAllah takutlah hati mereka, apabila dibacakankepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah imannya,dan kepada Rabbnya mereka bertawakal.” (al-Anfal :2)

Iman itu sendiri adalah amal dengan maknayang luas. Oleh sebab itu ketika ditanya olehsebagian sahabatnya mengenai amal apakah yangpaling utama, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa

sallam bersabda, “Iman kepada Allah dan rasul-Nya.”(HR. Bukhari). Sebagaimana amal anggota badanadalah bagian dari iman secara syar'i. Oleh sebabitu di dalam al-Qur'an Allah menyebut sholatdengan iman. Allah berfirman (yang artinya),“Dan Allah sama sekali tidak akan menyia-nyiakaniman kalian.” (al-Baqarah : 143). Para ulama tafsirmenjelaskan bahwa yang dimaksud 'iman' dalamayat ini adalah sholat yang dilakukan oleh kaummuslimin sebelum perpindahan kiblat.Maksudnya Allah tidak akan menyia-nyiakanamal sholat mereka.

Sebagaimana diterangkan oleh para ulamabahwa istilah iman dan islam apabila bertemumemiliki makna sendiri-sendiri. Iman mencakupamalan batin sementara islam mencakup amalanlahir. Namun apabila islam dan iman terpisah-tidak disebutkan dalam satu kontekspembahasan- maka islam sudah mencakup iman,begitu pula iman telah mencakup islam.Misalnya, Allah berfirman (yang artinya),“Sesungguhnya agama di sisi Allah hanya Islam.” (Ali'Imran : 19). Istilah islam di sini sudahmencakup amalan batin maupun amalan lahir.Artinya orang yang diterima keislamannyaadalah orang yang beriman secara lahir dan batin,bukan kafir dan bukan munafik.

Dengan demikian ayat yang sering kita dengarketika khutbah Jum'at (yang artinya), “Danjanganlah kalian mati kecuali dalam keadaanmuslim.” (Ali 'Imran : 102) mengandung perintahuntuk beriman secara lahir dan batin. Karenasyarat untuk masuk surga adalah beriman secaralahir dan batin. Oleh sebab itu Imam al-Baghawirahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan, bahwamaksud dari ayat ini adalah 'janganlah kalianmeninggal kecuali dalam keadaan beriman' (lihattafsir al-Baghawi yang berjudulMa'alim at-Tanzil,hal. 229)

Iman juga tidak cukup hanya dengan amalanhati. Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan,“Bukanlah iman itu dengan berangan-angan ataumenghias-hias penampilan. Akan tetapi hakikat imanitu adalah apa-apa yang bersemayam di dalam hatidan dibuktikan dengan amalan.” Oleh sebab itu

Page 46: Ngaji Tauhid Ojo Bosen - Archive Belajar Islam.pdfNgaji Tauhid Ojo Bosen Sebuah Pengantar untuk Belajar Islam Akhirat di Tanganmu? Bismillah. Betapa sombongnya kita apabila kita tidak

46

orang yang benar-benar beriman adalah yangmengucapkan keimanan dengan lisan(bersyahadat), menyakininya di dalam hati, danberamal dengan anggota badan. Barangsiapamencukupkan diri dengan ucapan lisan danpembenaran hati tanpa melakukan amalan makadia bukanlah pemilik keimanan yang benar (lihatketerangan Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullahdalam at-Ta'liqat al-Mukhtasharah 'ala al-'Aqidahath-Thahawiyah, hal. 145)

Iman itu sendiri tidak akan terwujud dansempurna kecuali dengan hijrah kepada Allahdan rasul-Nya. Oleh sebab itu hijrah kepadaAllah dan rasul-Nya menjadi kewajiban bagisetiap individu di sepanjang waktu. Yangdimaksud di sini adalah hijrahnya hati seoranghamba menuju Allah dan rasul-Nya. Inilahhijrah yang sebenarnya. Ibnul Qayyimrahimahullah menjelaskan bahwa hijrah inimencakup hijrah dengan hati dari kecintaankepada sesembahan selain Allah menujukecintaan kepada Allah, hijrah daripenghambaan kepada selain Allah menujupenghambaan kepada Allah, hijrah dari takut,harap, dan tawakal kepada selain Allah menujutakut, harap, dan tawakal kepada Allah, hijrahdari berdoa dan tunduk kepada selain Allahmenuju doa dan tunduk kepada Allah. Inilahyang disebut dengan al-firar ila Allah (berlarimenuju Allah) sebagaimana diperintahkandalam ayat (yang artinya), “Maka berlarilah kalianmenuju Allah.” (adz-Dzariyat : 50) (lihat ar-Risalahat-Tabukiyah, hal. 16 cet. Dar 'Alam al-Fawa'id)

Hijrah menuju Allah mengandung sikapmeninggalkan segala hal yang dibenci oleh Allahdan mewujudkan segala perkara yang dicintaidan diridhai oleh-Nya. Sumber dari hijrah iniadalah rasa cinta dan benci. Dimana orang yangberhijrah meninggalkan apa-apa yang dibencioleh Allah menuju apa-apa yang dicintai dandiridhai Allah. Sehingga dia lebih mencintai apayang menjadi tujuan hijrahnya daripada asal diaberhijrah. Dalam menempuh hijrah ini setiaphamba harus berhadapan dengan tiga musuh;dirinya sendiri, hawa nafsu, dan setan. Danuntuk bisa berhasil setiap insan harus berjuang

menaklukkan musuh-musuhnya itu di sepanjangwaktu. Oleh sebab itu setiap orang wajibberhijrah kepada Allah di sepanjang waktu. Diatidak akan terlepas dari segala bentuk hijrah inisampai kematian datang (lihat ar-Risalahat-Tabukiyah, hal. 20)

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, dengandemikian seorang yang hendak meniti jalanhijrah kepada Allah dan rasul-Nya tidak bisatidak harus belajar ilmu agama. Denganmemahami agama Islam inilah dia akan bisamembedakan antara kebenaran dan kebatilan,antara kebaikan dan keburukan, antara imandan kekafiran, antara tauhid dan kesyirikan,antara sunnah dan bid'ah. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allahkehendaki kebaikan niscaya Allah akan pahamkandia dalam hal agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sungguh benar ucapan Imam Ahmad binHanbal rahimahullah, “Manusia jauh lebihmembutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman.Karena makanan dan minuman dibutuhkan dalamsehari sekali atau dua kali. Adapun ilmu diperlukansebanyak hembusan nafas.” Tidak kita pungkiribahwa manusia butuh makan dan minum.Namun yang memprihatinkan adalah ketikakebutuhan makan dan minum jauh lebihdiutamakan di atas kebutuhan ilmu dan iman.Orang yang kehilangan ilmu dan iman akan lalaidari mengingat Allah dan sekaligus akan lalaidari kemaslahatan dirinya sendiri. Orang yanglalai mengingat Allah adalah orang yang matihatinya walaupun jasadnya berjalan di mukabumi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallambersabda, “Perumpamaan orang yang mengingatRabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnyaseperti perbandingan antara orang hidup denganorang mati.” (HR. Bukhari). Wallahul muwaffiq.