Nicky Sanita PBL 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

monggoh

Citation preview

Komunikasi antara Mahasiswa dengan Anak JalananNicky Sanita102014193 / C2Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510Email : [email protected] ajaran 2014 / 2015PendahuluanDi dalam praktik kedokteran terdapat interaksi antara dokter dan pasien, interaksi inilah yang disebut dengan komunikasi. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan tersebut dapat dipahami (KBBI). Komunikasi dalam dunia kedokteran sangatlah penting. Komunikasi diperlukan untuk mendapat informasi tentang pasien agar dokter dapat membuat diagnonis. Komunikasi juga dapat membantu kerja sama dokter dan pasien dalam proses penyembuhan atau yang disebut komunikasi terapeutik. Komunikasi dan empati saling berkait rapat karena dari sifat empati itu akan lahir komunikasi yang baik dengan pasien. Apa itu empati? Empati itu adalah upaya dan kemampuan untuk mengerti, menghayati dan menempatkan diri seseorang di tempat orang lain sesuai dengan identitas, pikiran, perasaan, keinginan, perilaku dari orang itu tanpa mencampur baurkan nilai-nilai atau selera pribadi dari orang yang berempati dengan nilai atau selera pribadi orang yang berempati atau bereaksi secara emosional bila nilai-nilai orang yang berempati berbeda dengan nilai-nilai orang yang diempati.1Pada kesempatan kali ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai komunikasi dan empati. Hal ini terkait dengan skenario yang didapat yaitu pada waktu mengikuti kegiatan para anak jalanan, mahasiswa berupaya melakukan komunikasi dan empati pada seorang anak laki laki berusia 10 tahun, tidak sekolah, pekerjaannya mengemis di lampu merah. Sering kucing kucingan dengan polisi. Tidak mau diwawancara karena takut diserahkan ke pihak yang berwajib (polisi, dinas sosial). Dengan kita belajar tentang komunikasi dan empati bermanfaat untuk kita semua mengetahui cara komunikasi yang baik dan benar, dan cara menunjukkan rasa empati kita untuk orang lain.

PembahasanKomunikasiKomunikasi berasal dari bahasa inggris Communication yang berarti suatu kegiatan menyampaikan informasi atau pesan yang mempunyai nilai atau penting. Komunikasi terdiri dari 2 macam, yaitu :1. Komunikasi VerbalKomunikasi Verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata dalam bentuk lisan maupun tulisan. Komunikasi Verbal mempunyai beberapa ciri, yaitu: Mendengarkan aktif Komunikasi satu atau dua arah Refleksi yang di dengar Asertif Negosiasi = Perundingan antara dua pihak dimana didalamnya terdapat proses memberi, menerima, dan tawar menawar Persuasif = komunikasi yang bertujuan untuk merubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator Umpan balik

2. Komunikasi Non VerbalKomunikasi Nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata.2 Komunikasi Non Verbal mempunyai beberapa ciri, yaitu: Disampaikan dengan menggunakan isyarat (gesture), gerak-gerik (movement), postur/tipologi, parabahasa, kinesic/sentuhan, penampilan fisik, ruang, jarak, waktu, consumer product dan artefak. Proses komunikasi implisit dan dapat terjadi dua arah maupun satu arah. Kualitas proses komunikasi tergantung pada pemahaman terhadap persepsi orang lain

Contoh Komunikasi Verbal dan Komunikasi Non Verbal : kita mendengarkan kata yang diucapkan oleh seseorang melalui komunikasi verbal. Pada komunikasi nonverbal kita dapat menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran dan lain-lain sekaligus. Contoh pada komunikasi nonverbal, kita dipersilakan duduk, maka kita dapat menangkap komunikasi melalui wajah, gerak tangan dan mungkin juga sentuhan. Pada komunikasi verbal pada umumnya kita dapat mengendalikan kata-kata kita, tapi lebih sulit untuk mengendalikan seluruh bahasa tubuh kita.2

Elemen-elemen yang terdapat dalam komunikasi adalah:1. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan2. Pesan : ide atau informasi yang disampaikan3. Media : sarana komunikasi4. Komunikan : audience, pihak yang menerima pesan5. Umpan Balik : respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya

Dalam kehidupan nyata mungkin ada yang menyampaikan pesan atau ide; ada yang menerima atau mendengarkan pesan; ada pesan itu sendiri; ada media dan tentu ada respon berupa tanggapan terhadap pesan. Secara ideal, tujuan komunikasi bisa menghasilkan kesepakatan-kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan.

Sebagai suatu kegiatan pertukaran informasi antara individu atau kelompok, komunikasi mempunyai fungsi fungsi yang berguna bagi pemberi pesan maupun penerima pesan itu sendiri. Hal tersebut masuk kedalam fungsi fungsi komunikasi, yang dibagi kedalam lima bagian, yaitu :1. Membangun Konsep Diri (Establishing Self-Concept)2. Eksistensi Diri (Self Existence)3. Kelangsungan Hidup (Live Continuity)4. Memperoleh Kebahagiaan (Obtaining Happiness)5. Terhindar dari Tekanan dan Ketegangan (Free from Pressure and Stress)

Dalam perkembangannya, sering terjadi penyimpangan penyimpangan yang disebabkan karena ketidak efektifan pemberi pesan dalam menyampaikan pesan, atau ketidakmampuan penerima pesan dalam menerjemahkan maksud dari pemberi pesan tersebut. Hal ini dikatakan sebagai kondisi komunikasi yang tidak efektif.3

Komunikasi EfektifKomunikasi efektif adalah suatu bentuk komunikasi antar personal dimana keduanya terlibat aktif dalam bertukar informasi atau pikiran, dan dapat saling mengerti dan sepakat mengenai maksud dari informasi yang diberikan antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya.4 Proses mencapai kesepakatan (Sharing of meaning), lazimnya berlangsung secara bertahap. Ada 5 sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu:1. Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan (atau melihat apa yang kita tunjukkan kepada mereka)2. Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar atau lihat3. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka dengar (atau tidak menyetujui apa yang kita katakan, tetapi dengan pemahaman yang benar)4. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud kita bisa mereka terima5. Memperoleh umpan balik dari pendengar

Jika kelima tahapan ini sudah dilakukan dan dilalui dengan baik, maka akan tercipta suatu komunikasi yang efektif antara pemberi informasi dan penerima informasi (dokter-pasien dan sebaliknya).

Dalam kasus yang dialami sang dokter dalam skenario PBL sebelumnya, komunikasi yang efektif tidak dibangun diantara mereka berdua. Hal ini lebih kurang disebabkan oleh hambatan dalam komunikasi seperti:1. Dokter atau pasien tidak saling mendengarkan2. Dokter atau pasien tidak saling membangun pengertian3. Dokter dan pasien tidak menemukan kesepakatan bersama

Komunikasi Dokter PasienKomunikasi antara dokter dan pasien merupakan sebuah syarat mutlak dalam dunia kedokteran. Seperti yang telah dijelaskan diatas, komunikasi antara dokter dan pasien berguna bagi diagnosis maupun tindakan yang akan dilakukan oleh dokter terhadap pasien. Salah satu contoh adalah pengisian Informed Consent. Dalam pengisian Informed Consent, dokter harus menggunakan teknik komunikasi yang efektif untuk menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang harus diambil oleh dokter, dan juga resiko yang harus dihadapi oleh pasien. Jika sang dokter mampu melakukan komunikasi yang efektif dan mampu meyakinkan pasien, maka tentu akan dicapai kesepakatan bersama mengenai tindakan yang harus dilakukan, baik pasiennya setuju atau tidak.5Salah satu cara agar tercipta komunikasi yang efektif antara dokter dan pasiennya, masing masing pihak tentu harus mengetahui hak dan kewajibannya masing masing. Hak dan kewajiban tersebut dibuat agar tercipta keseimbangan, sehingga tidak ada pihak yang menekan atau menuntut pihak lain. Komunikasi dengan pasien adalah salah satu kunci sukses seorang dokter. Dokter dengan kemampuan komunikasi yang baik pasti akan dicari oleh pasien. Komunikasi antara pasien-dokter sangat mempengaruhi hubungan dokter-pasien dan juga kepercayaan pasien terhadap dokter. Komunikasi dokter-pasien adalah momen yang sangat penting dalam proses pemeriksaan. Dalam komunikasi dokter-pasien, karena keahliannya, dokter dianggap memiliki derajat yang lebih tinggi dari pasien.6 Komunikasi efektif (REACH) adalah suatu komunikasi yang saling menghargai, mudah dimengerti, rendah hati, dan dapat didengar dengan baik dan jelas dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Dalam komunikasi dibagi menjadi 4 bagian :1. Respect : saling menghargaiContoh : hubungan Dokter dengan pasien harus saling menghargai satu sama lain2. Audible : dapat didengar dengan baik dan jelasContoh : suara Dokter bisa didengar dengan baik dan jelas oleh pasiennya3. Clarity : jelas mudah dimengertiContoh : Dokter menyampaikan pesan dengan mudah dimengerti untuk pasiennya4. Humble : rendah hati, manusiawiContoh : Dokter tidak boleh sombong kepada pasiennya

EmpatiEmpati mempunyai hubungan dengan komunikasi, karena empati dapat dibangun dari komunikasi yang efektif. Namun cakupan pengaruh empati lebih luas dari komunikasi. Jika komunikasi hanya terbatas pada dua jenis saja, yaitu verbal dan non verbal, maka empati bisa terbentuk meski hanya melalui perasaan, pengetahuan dan juga keyakinan seseorang akan sesuatu.Pengertian empati itu sendiri dibahasakan sebagai suatu pengenalan dan pemahaman status pikiran, keyakinan, keinginan, dan khususnya perasaan dari orang lain; yaitu kemampuan menempatkan diri seperti yang dialami pada keadaan orang lain atau mengalami pandangan, harapan atau emosi orang lain dalam dirinya, dan bisa dikatakan pula sebagai resonansi emosi.

Empati berarti : Memiliki sikap tidak menghakimi (non judgemental) dan juga tidak menyalahkan atau membenarkan Menerima individu seperti apa adanya Mengerti nilai-nilai mereka Dasar dari empati: Kasih sayang tanpa pamrih

Dari pengertian empati diatas, secara jelas dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa salah satu cara pengenalan dan pemahaman terhadap kondisi orang lain bisa kita dapatkan melalui komunikasi. Komunikasi yang baik, ditambah rasa peka akan sesuatu yang dialami atau dirasakan oleh orang lain dapat menciptakan sebuah empati yang baik.

Dalam kasus yang dialami oleh sang dokter dalam skenario PBL sebelumnya, dapat dilihat bahwa tidak tercipta komunikasi dan saling pengertian yang baik antara mahasiswa dan anak laki-laki berusia 10 tahun, sehingga tidak ada empati yang tumbuh diantara mereka berdua.

Empati ada beberapa hal yang perlu berupaya dan kemampuan, yaitu: Kemampuan kognitif : mengerti kebutuhan pasien Kemampuan afektif : peka akan perasaan pasien Kemampuan perilaku : memperlihatkan/menyampaikan empati kepada pasien

KesimpulanSeorang mahasiswa itu seharusnya menguasai ilmu komunikasi dan empati dengan sebaik-baiknya agar dia dapat berkomunikasi, memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi dengan yang kita ajak komunikasinya. Dengan begitu orang yang kita ajak komunikasinya tidak menjadi ragu dan malu malu untuk berkomunikasi dengan kita.Berdasarkan kasus yang saya terima, pada kasus tersebut mahasiswa belum dapat menjalankan komunikasi yang belum baik. Hal ini karena mahasiswa tersebut belum mendapatkan informasi dari anak laki-laki berusia 10 tahun serta tidak dapat membujuk dan membuat rasa takut dan rasa tidak aman dan nyaman sehingga anak tersebut tidak mau diwawancara. Dalam melakukan wawancara komunikasi yang dilakukan bukan hanya dengan mengunakan komunikasi verbal dengan menerapkan negosiasi adalah perundingan antara dua pihak dimana didalamnya terdapat proses memberi, menerima, dan tawar menawar dan persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk merubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Namun juga komunikasi nonverbal dan disampaikan dengan menggunakan isyarat (gesture), gerak-gerik (movement), postur/tipologi, parabahasa, kinesic/sentuhan, penampilan fisik, ruang, jarak, dan waktu.Serta belum dapat berkomunikasi efektif (REACH) adalah suatu komunikasi yang saling menghargai, mudah dimengerti, rendah hati, dan dapat didengar dengan baik dan jelas dalam kita berkomunikasi dengan orang lain.

Daftar Pustaka1. Andri, Hidayat D, Ingkiriwang E, dkk. Komunikasi dan empati. Jakarta Barat: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2014.h.15-9.2. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196605162000122-HERLINA/IP-TM5_KOMUNIKASI_NONVERBAL.pdf3. Leary T, Nourthhouse, Guy. Health Communication (A Handbook For Health Profesional. New Jersey: Practical Hall; 2011.h.67-8.4. http://mercubuana.ac.id/files/ERIKA%20-%20ETIK%20OK-------1-7,%2010-14%20(Genap%200708)/Sesi_XIII_Komunikasi_Efektif.pdf5. Djauzi S. Komunikasi dan empati dalam hubungan dokter pasien. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Indonesia,2004.h.50-3.6. Soetjiningsih. Modul Komunikasi Pasien-Dokter: Suatu Pendekatan Holistik. Jakarta: EGC; 2007.h.6-7.