Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
NILAI EKSTREM LOKAL FUNGSI POLINOMIAL BERDERAJAT 5
YANG SIMETRIS MENGGUNAKAN METODE GOLDEN SECTION
SEARCH YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN KONSEP
ALJABAR DAN GEOMETRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Cresentia Carina Ardianti Ayuningtyas
NIM : 131414039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
NILAI EKSTREM LOKAL FUNGSI POLINOMIAL BERDERAJAT 5
YANG SIMETRIS MENGGUNAKAN METODE GOLDEN SECTION
SEARCH YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN KONSEP
ALJABAR DAN GEOMETRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Cresentia Carina Ardianti Ayuningtyas
NIM : 131414039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“A great discovery solves a great problem but there is a grain of discovery in the
solution of any problem. Your problem may be modest, but if it challenges your
curiosity and brings into play your inventive faculties, and if you solve it by own
means you may experience the tension and enjoy the triumph of discovery”
George Polya
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur.” Filipi 4:6
Karya ini kupersembahkan untuk :
Keluarga kecilku : Petrus Sunardi, Lucia Purwanti dan Ch. Lucky A.
Barnabas Kresna R.
Sahabat seperjuangan : Fransiska Dian R., Rosalia Widi L., Paskalia K., Valentina
Retno P., Reska D., Lusia Widya K.
Keluarga Van Lith Angkatan 20
Seluruh teman-teman seperjuangan mahasiswa Pendidikan Matematika 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Mei 2017
Penulis
Cresentia Carina Ardianti Ayuningtyas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Cresentia Carina Ardianti Ayuningtyas
NIM : 131414039
Demi perkembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
NILAI EKSTREM LOKAL FUNGSI POLINOMIAL BERDERAJAT 5
YANG SIMETRIS MENGGUNAKAN METODE GOLDEN SECTION
SEARCH YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN KONSEP
ALJABAR DAN GEOMETRI
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpusatkaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademik
tanpa perlu meminta izin kepada saya atau memberikan royalti pada saya selama
masih tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 29 Mei 2017
Yang menyatakan
Cresentia Carina Ardianti Ayuningtyas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Cresentia Carina Ardianti Ayuningtyas, 2017. Nilai Ekstrem Lokal Fungsi
Polinomial Berderajat 5 Yang Simetris Menggunakan Metode Golden Section
Search Yang Dikombinasikan Dengan Konsep Aljabar Dan Geometri. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Latar belakang dari penelitian ini adalah pengembangan dari penelitian
terdahulu yang membahas tentang menentukan nilai ekstrem fungsi polinomial
berderajat 5 tanpa menggunakan konsep turunan, tetapi menggunakan konsep
aljabar dan geometri. Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk mencari
nilai ekstrem lokal fungsi polinomial berderajat 5 adalah metode numerik yang
dikombinasikan dengan konsep aljabar dan geometri. Objek yang diteliti adalah
fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris. Metode numerik yang digunakan
adalah metode Golden Section Search.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik fungsi polinomial
berderajat 5 yang simetris, menentukan selang pada fungsi polinomial berderajat 5
yang simetris sehingga fungsi unimodal pada selang tersebut dan menentukan
nilai ekstrem fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris menggunakan metode
Golden Section Search yang dikombinasikan dengan menggunakan konsep aljabar
dan geometri. Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menguji
kesimetrisan fungsi polinomial berderajat 5, ( ) . Jika fungsi merupakan fungsi yang simetris maka proses dilanjutkan ke
langkah selanjutnya. Fungsi merupakan fungsi yang simetris jika fungsi
memiliki pusat simetri di
, dengan pusat simetri berupa titik simetri putar
( ( )). Langkah selanjutnya adalah melakukan translasi pada fungsi g dengan
menggeser titik simetri putarnya ke O(0,0). Hasil translasi tersebut diperoleh suatu
fungsi ganjil, yaitu fungsi .
Proses selanjutnya adalah menentukan pembuat nol dari fungsi dan
menganalisis banyaknya nilai ekstrem yang dimiliki oleh fungsi berdasarkan
banyaknya pembuat nol real dari fungsi . Hasil analisis tersebut menunjukkan
ada 7 kasus berbeda yang menggambarkan kemungkinan dari nilai ekstrem lokal
fungsi . Dari hasil analisis tersebut juga diperoleh selang sedemikian sehingga
fungsi unimodal pada selang tersebut. Selang tersebut terbentuk dari dua pembuat
nol real dari fungsi . Setelah diperoleh selang tersebut, nilai ekstrem lokal dari
fungsi ditentukan dengan menggunakan metode Golden Section Search. Proses
akhir dari penelitian ini adalah menentukan nilai ekstrem lokal dari fungsi
dengan cara mentranslasikan kembali dari fungsi ke fungsi . Setiap proses
yang dilakukan dalam penelitian ini disimulasikan menggunakan komputer dan
dituliskan menjadi sebuah program yang diaplikasikan pada MATLAB.
Kata Kunci : Fungsi Polinomial Berderajat 5, Golden Section Search, Nilai
Ekstrem, Polinomial, Unimodal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Cresentia Carina Ardianti Ayuningtyas, 2017. Extreme Relative Value of
Symmetric Fifth Degree Polynomial Function Use Golden Section Search
Method which is Combined with Algebraic and Geometry Concept. Thesis.
Mathematics Education Studi Program, Mathematics and Science Education
Department, Faculty of Teacher and Traingin and Education, Sanata
Dharma University, Yogyakarta.
The background of this research is the development from the previous
research that discuss about extreme value of fifth degree polynomial function
without derivative concepts, but with algebraic and geometry concepts. In this
research, numerical method which is combined with algebraic and geometry
concepts are used to determine extreme value of fifth degree polynomial function.
The object of this research is symmetric fifth degree polynomial function. Golden
Section Search method, one of numerical methods, is used in this research.
This research aims to determine characteristic of symmetric fifth degree
polynomial function, determine interval such that symmetric fifth degree
polynomial function is unimodal in that interval and determine extreme relative
value of symmetric fifth degree polynomial function with Golden Section Search
that is combined with algebraic and geometry concepts. The first step is to do the
symmetry test of fifth degree polynomial function, ( ) . If is a symmetric function, then the process will be continued.
Function g is symmetric if has symmetry center at
the center symmetry
of is rotational symmetry point ( ( )). The next step is to translate function
by moving its rotational symmetry point to origin O(0,0). From the result of the
translation, an odd function, which is called function , is obtained.
The next step is to determine the zeros of and analyzing how many has
extreme relative value based on the zeros of which it has. The result of this
analysis indicates that there are 7 different cases that illustrate the possibility of
extreme relative value . Besides, the analysis’s result finds interval such that
function is unimodal in this interval. The interval is formed of two zeros-real,
which are adjacent, of . After the interval is found, extreme relative value of is
determined by Golden Section Search method. The last process is to determine
extreme relative value of by translating to . Every process in this research
are simulated by computer and written into program that can be applied in
MATLAB.
Keyword : Fifth Degree Polynomial Function, Golden Section Search, Extreme
Value, Polynomial, Unimodal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan berkatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Nilai
Ekstrem Fungsi Polinomial Berderajat 5 yang Simetris Menggunakan Metode
Golden Section Search yang Dikombinasikan dengan Konsep Aljabar dan
Geometri” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Banyak tantangan dan hambatan dalam proses penulisan skripsi ini, namun
berkat dukungan, doa dan motivasi dari semua pihak, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada beberapa pihak, di antaranya :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Febi Sanjaya, M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
berkenan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran untuk membimbing
penulis sekaligus memberikan banyak masukan dan nasihat kepada penulis
selama menyusun skripsi.
4. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik yang
telah banyak membimbing, memberikan nasihat dan motivasi kepada
penulis selama berlangsungnya perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah
membimbing, mendidik dan memberi nasihat kepada penulis selama
menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6. Seluruh staf sekretariat JPMIPA, Ibu Tari, Bapak Sugeng, Mas Arif dan
Mas Made yang telah banyak membantu memberikan pelayanan
kesekretariatan selama ini.
7. Kedua orangtuaku, Bapak Petrus Sunardi dan Ibu Lucia Purwanti, serta
kakakku Christophorus Lucky Ardi Pratama, yang senantiasa memberikan
motivasi, dukungan, semangat dan doa untuk penulis.
8. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2013, yang sudah
berproses bersama selama empat tahun ini.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini baik
secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat dan wawasan kepada setiap pembaca.
Yogyakarta, 29 Mei 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA .................................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ...................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT ..........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR SIMBOL .............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................6
C. Pembatasan Masalah ...............................................................................6
D. Batasan Istilah .........................................................................................6
E. Tujuan Penelitian.....................................................................................8
F. Manfaat Penelitian...................................................................................8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
G. Metode Penelitian ....................................................................................9
H. Sistematika Penulisan ..............................................................................10
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................12
A. Polinomial ...............................................................................................12
B. Fungsi Polinomial ...................................................................................13
C. Pembuat Nol Fungsi Polinomial .............................................................24
D. Diskiriminan ............................................................................................37
E. Nilai Ekstrem Fungsi Polinomial ............................................................39
F. Translasi ..................................................................................................43
G. Optimasi ..................................................................................................45
H. Golden Section ........................................................................................47
I. Metode Golden Section Search ...............................................................50
J. Penelitian yang Relevan ..........................................................................60
BAB III FUNGSI POLINOMIAL BERDERAJAT 5 .........................................64
A. Fungsi Polinomial Berderajat 5 ...............................................................64
B. Fungsi Polinomial Berderajat 5 yang Simetris ........................................69
C. Nilai Ekstrem Lokal Fungsi Polinomial Berderajat 5 Menggunakan
Golden Section ........................................................................................78
D. Proses Menentukan Nilai Ekstrem Lokal Fungsi Polinomial
Berderajat 5 yang Simetris ......................................................................89
E. Uji Simetris Fungsi Polinomial Berderajat 5 ..........................................95
F. Proses Translasi Fungsi Polinomial Berderajat 5 ....................................96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB IV NILAI EKSTREM LOKAL FUNGSI POLINOMIAL
BERDERAJAT 5 YANG SIMETRIS ................................................................99
A. Pembuat Nol dari Fungsi Polinomial ..................................................99
B. Titik Ekstrem Lokal Fungsi Polinoimal Ditinjau dari Pembuat Nol
Fungsi ...................................................................................................106
C. Nilai Ekstrem Lokal Fungsi Polinomial Menggunakan Metode
Golden Section Search ............................................................................169
D. Nilai Ekstrem Fungsi Awal .....................................................................175
E. Analisis Kesalahan ..................................................................................177
BAB V PENUTUP ..............................................................................................182
A. Kesimpulan..............................................................................................182
B. Saran ........................................................................................................188
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................189
LAMPIRAN ........................................................................................................191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR SIMBOL
: Himpunan semua bilangan real.
: Himpunan semua bilangan kompleks.
: Notasi tak hingga.
: Notasi bentuk ekuivalen atau bentuk biimplikasi.
: Notasi implikasi.
: , konjugat dari bilangan kompleks
∑ : Sigma atau notasi jumlahan suku-suku yang merupakan variabel
berindeks atau suku-suku suatu deret.
: Vektor atau garis berarah dari titik A ke titik B.
: Segmen garis yang menghubungkan titik A dan titik B.
: Tanda akhir pembuktian.
QED : Quod Erat Demonstrandum, artinya sudah terbukti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grafik Fungsi Genap (Even Function) .......................................... 16
Gambar 2.2 Grafik Fungsi Ganjil (Odd Function) ............................................ 16
Gambar 2.3 Grafik Fungsi ( ) .... 17
Gambar 2.4 Grafik Fungsi ( ) .................... 17
Gambar 2.5 (a) Fungsi Naik, (b) Fungsi Turun, (c) Fungsi Konstan ................ 18
Gambar 2.6 Grafik Fungsi yang Mulus dan Kontinu (Smooth and
Continous Curve)......................................................................... 19
Gambar 2.7 Grafik Fungsi yang Tidak Kontinu ................................................ 19
Gambar 2.8 Grafik Fungsi yang Tidak Mulus ................................................... 20
Gambar 2.9 Sifat The End Behavior of Polynomials untuk bilangan ganjil . 23
Gambar 2.10 Sifat The End Behavior of Polynomials untuk bilangan genap 23
Gambar 2.11(a)Akar Ganda-Dua,(b)Akar Ganda-Tiga,(c)Akar Ganda-Empat 26
Gambar 2.12 Titik – Titik Puncak dari Fungsi Polinomial ............................... 39
Gambar 2.13 Nilai Ekstrem Lokal dan Nilai Ekstrem Global ........................... 41
Gambar 2.14 Pergeseran Grafik Fungsi secara Vertikal dan Horisontal ....... 45
Gambar 2.15 Ilustrasi Golden Ratio .................................................................. 48
Gambar 2.16 Kondisi ketika ( ) ( ) ..................................................... 51
Gambar 2.17 Kondisi ketika ( ) ( ) ..................................................... 52
Gambar 2.18 Kondisi ketika ( ) ( ) ..................................................... 52
Gambar 2.19 (a) Kondisi ketika ( ) ( ), (b) Kondisi ketika
( ) ( ) ........................................................................ 54
Gambar 2.20 Pereduksian Selang Metode Langsung Jika ( ) ( )
untuk Kasus Minimum ................................................................ 54
Gambar 2.21 Pereduksian Selang Metode Langsung Jika ( ) ( )
untuk Kasus Minimum ................................................................ 55
Gambar 2.22 Ilustrasi Pereduksian Selang Metode Langsung Jika
( ) ( ) untuk Kasus Minimum ....................................... 55
Gambar 2.23 Ilustrasi Pereduksian Selang Metode Langsung Jika
( ) ( ) untuk Kasus Minimum ....................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 2.24 Ilustrasi Pereduksian Selang Metode Golden Section Search
Jika ( ) ( ) untuk Kasus Minimum................................ 57
Gambar 2.25 Ilustrasi Pereduksian Selang Metode Golden Section Search
Jika ( ) ( ) untuk Kasus Minimum................................ 57
Gambar 3.1 (a), (b), (c), (d) Berbagai Macam Bentuk Grafik Fungsi
Polinomial Berderajat 5 ............................................................... 66
(e), (f), (g), (h) Berbagai Macam Bentuk Grafik Fungsi
Polinomial Berderajat 5 ............................................................... 67
Gambar 3.2 Grafik Fungsi ( ) . 74
Gambar 3.3 Translasi Grafik Fungsi .............................................................. 75
Gambar 3.4 Grafik Fungsi ( ) ............... 76
Gambar 3.5 Translasi Grafik Fungsi .............................................................. 78
Gambar 3.6 Grafik Fungsi ( ) ... 80
Gambar 3.7 Diagram Proses Menentukan Nilai Ekstrem Lokal
Fungsi Polinomial Berderajat 5 yang Simetris untuk ......... 93
Gambar 3.8 Diagram Proses Menentukan Nilai Ekstrem Lokal
Fungsi Polinomial Berderajat 5 yang Simetris untuk ......... 94
Gambar 4.1 Grafik Fungsi ( ) ( )( ) .................................... 107
Gambar 4.2 Grafik Fungsi ( ) ( )( ) ........................... 107
Gambar 4.3 Grafik Fungsi ( ) ( )( ) ................................. 113
Gambar 4.4 Grafik Fungsi ( ) ( )( ) ............................. 113
Gambar 4.5 Kemungkinan Grafik Fungsi yang Memiliki 2 nilai
Ekstrem Lokal pada [ √ ] ......................................................... 115
Gambar 4.6 Grafik Fungsi ( ) ( )( ) .............................. 122
Gambar 4.7 Grafik Fungsi ( ) ( )( ) .............................. 122
Gambar 4.8 Grafik Fungsi ( ) ( ) ................................................ 130
Gambar 4.9 Grafik Fungsi ( ) ( ) ........................................ 130
Gambar 4.10 Grafik Fungsi ( )
( ) ............................................ 143
Gambar 4.11 Grafik Fungsi ( ) ( ) .......................................... 143
Gambar 4.12 Grafik Fungsi ( ) ...................................... 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 4.13 Grafik Fungsi ( ) ................................ 150
Gambar 4.14 Grafik Fungsi ( ) ...................................... 150
Gambar 4.15 Grafik Fungsi ( ) ..................................... 151
Gambar 4.16 (a) Grafik Fungsi dan ..................................................... 152
(b) Pergerakan garis sebesar dan Titik Potongnya
dengan Grafik Fungsi .......................................................... 153
Gambar 4.17 Kemungkinan bentuk grafik jika ada 2 titik potong antara
dan ( ) ................................................................. 157
Gambar 4.18 Grafik fungsi dan ................................................................. 157
Gambar 4.19 Sumbu X (y=0) digeser ke bawah sebesar ............................... 159
Gambar 4.20 Grafik fungsi dan ................................................................... 159
Gambar 4.21 Kemungkinan bentuk grafik jika terdapat 3 titik potong
dan ( ) ................................................................. 161
Gambar 4.22 Grafik fungsi dan ................................................................... 162
Gambar 4.23 Sumbu X (y=0) digeser ke bawah sebesar ............................... 163
Gambar 4.24 Grafik fungsi dan ................................................................... 163
Gambar 2.25 Ilustrasi kesalahan metode numerik karena kebergantungan
nilai pada kasus 6 ..................................................................... 179
Gambar 4.26 Ilustrasi keterbatasan iterasi dan kebergantungan nilai
metode numerik pada kasus 6...................................................... 180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penamaan Beberapa Fungsi Polinomial .............................................. 13
Tabel 2.2 Sifat The End Behavior of Polynomials .............................................. 22
Tabel 3.1 Hasil Iterasi Menentukan Nilai Minimum Lokal di ............ 82
Tabel 3.2 Hasil Iterasi Menentukan Nilai Minimum Lokal di ................ 84
Tabel 3.3 Hasil Iterasi Menentukan Nilai Maksimum Lokal di .......... 87
Tabel 3.4 Hasil Iterasi Menentukan Nliai Maksimum Lokal di .......... 89
Tabel 5.1 Kemungkinan Banyaknya Nilai Pembuat Nol Real dari Fungsi ....184
Tabel 5.2 Kemungkinan Banyaknya Nilai Ekstrem Lokal Fungsi
Berdasarkan Pembuat Nol dari Fungsi ..........................................185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Code Program MATLAB ............................................................................ 192
2. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 1 ............................................ 217
3. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 2 ............................................ 219
4. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 3 ............................................ 221
5. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 4 ............................................ 222
6. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 5 ............................................ 224
7. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 6 ............................................ 225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah optimasi merupakan permasalahan yang berkaitan dengan
mencari nilai ekstrem dari suatu fungsi. Nilai ekstrem fungsi identik
dengan nilai dari suatu variabel bebas yang memaksimumkan atau
meminimumkan suatu fungsi. Konsep turunan sering digunakan untuk
mencari nilai ekstrem dari sebuah fungsi, salah satunya adalah fungsi
polinomial atau suku banyak. Pencarian nilai ekstrem dari fungsi
polinomial menggunakan konsep turunan dapat dilakukan dengan mencari
akar-akar persamaan dari turunan pertama fungsi polinomial.
Konsep turunan dapat mudah digunakan untuk mencari nilai
ekstrem pada fungsi polinomial yang sederhana, seperti fungsi kuadrat dan
fungsi kubik. Sebab, hasil turunan pertama dari fungsi kuadrat dan fungsi
kubik dapat dengan mudah dicari akar-akar persamaannya. Masalah
seringkali muncul apabila konsep turunan digunakan untuk mencari nilai
ekstrem dari beberapa fungsi polinomial berderajat tinggi, seperti
polinomial berderajat 4, 5, dan seterusnya. Permasalahan yang muncul
adalah metode yang digunakan untuk mencari akar-akar persamaan dari
turunan pertama fungsi polinomial berderajat tinggi secara analitik. Salah
satu metode yang sering digunakan adalah metode Horner. Namun,
metode Horner tidak dapat digunakan dengan mudah untuk mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
seluruh akar-akar persamaan dari turunan pertama fungsi polinomial
berderajat tinggi.
Berbagai penelitian muncul untuk menyelidiki metode yang dapat
digunakan untuk mencari nilai ekstrem dari fungsi polinomial tanpa
menggunakan konsep turunan. Taylor dan Hansen (2008) dalam artikel
“Optimization Cubic Function without Calculus” menunjukkan hasil
penelitian tentang pencarian nilai ekstrem pada fungsi polinomial
berderajat 3 atau fungsi kubik tanpa menggunakan konsep turunan tetapi
menggunakan konsep sederhana aljabar dan geometri. Penelitian tersebut
menghasilkan suatu formula mencari nilai ekstrem fungsi polinomial
berderajat 3, yang hasilnya sama dengan formula akhir jika menggunakan
turunan.
Ayuningtyas, Setyarini dan Retnosari (2016) dalam artikel
“Permasalahan Optimasi Fungsi Polinomial Berderajat Tinggi Tanpa
Melibatkan Konsep Turunan”, mencoba mengembangkan penelitian dari
Taylor dan Hansen, pada fungsi polinomial yang berorde lebih tinggi,
yaitu fungsi polinomial berderajat 5. Penelitian yang dilakukan tetap
menggunakan ide dasar yang sama yaitu melibatkan konsep sederhana
aljabar dan geometri. Hasil penelitian pengembangan tersebut masih
menunjukkan permasalahan dalam mencari nilai ekstrem fungsi
polinomial berderajat 5 dengan mengunakan konsep aljabar dan geometri
dan meninggalkan sistem persamaan yang tidak dapat diselesaikan secara
eksak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Permasalahan yang masih ditinggalkan dalam hasil penelitian
Ayuningtyas, Setyarini dan Retnosari, melatarbelakangi penelitian ini
untuk meninjau lebih jauh metode yang dapat digunakan dalam mencari
nilai ekstrem fungsi polinomial berderajat 5 tanpa menggunakan konsep
turunan. Pada penelitian ini penyelesaian dalam menentukan nilai ekstrem
fungsi polinomial berderajat 5 menggunakan metode numerik, yaitu
sebuah teknik penyelesaian secara sistematis dengan menggunakan operasi
hitung atau aritmetika dan dilakukan secara iteratif baik manual atau
dengan bantuan komputer. Metode numerik menggunakan pendekatan
atau aproksimasi untuk mencari solusi dan sifatnya bersifat hampiran,
yang artinya terdapat galat atau error.
Menurut Priswanto (2005), secara numeris terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan untuk menentukan nilai ekstrem dari fungsi
non-linear satu variabel, yaitu metode Golden Section Search, metode
Fibonacci, metode Biseksi dan metode Newton-Raphson. Metode Biseksi
dan Newton-Raphson menggunakan teknik yang melibatkan turunan
pertama dan kedua dari fungsi. Sedangkan, metode Golden Section Search
dan metode Fibonacci menggunakan teknik evaluasi nilai fungsi dan
penyempitan selang.
Jika ditinjau dari nilai awalan, metode Golden Section Search dan
Fibonacci merupakan metode tertutup, dan metode Biseksi dan metode
Newton-Raphson merupakan metode terbuka. Metode Golden Section
Search dan metode Fibonacci keduanya tidak menggunakan konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
turunan dalam menentukan nilai ekstrem dari fungsi non-linear satu
variabel tanpa kendala. Kedua metode tersebut menggunakan penyempitan
atau pereduksian selang awal yang diketahui. Namun, yang menjadi
pembeda dari kedua metode tersebut adalah konstanta yang digunakan
untuk melakukan eliminasi atau reduksi selang. Pada metode Golden
Section Search, konstanta yang digunakan untuk mengeliminasi selang
selalu tetap atau konstan untuk setiap iterasi. Sedangkan pada metode
Fibonacci, konstanta yang digunakan untuk mengeliminasi selang berbeda
untuk setiap iterasi. Konstanta yang digunakan pada metode Fibonacci
menggunakan suku-suku barisan Fibonacci tertentu di setiap iterasi yang
disesuaikan dengan formula pada algoritmanya.
Jika ditinjau dari penentuan konstanta, metode Golden Section
Search lebih sederhana daripada metode Fibonacci, karena konstanta yang
digunakan tetap untuk setiap iterasi. Pada metode Fibonacci, setiap iterasi
konstanta bergantung pada suku-suku barisan Fibonacci tertentu, yang
artinya diperlukan proses untuk mencari suku tertentu atau suku yang
diminta di setiap iterasi. Oleh karena itu, peneliti memilih metode Golden
Section Search sebagai metode yang tepat pada penelitian ini untuk
mencari nilai ekstrem fungsi polinomial dengan satu variabel, sebab
algoritma yang digunakan tidak menggunakan konsep turunan dan
konstanta yang digunakan untuk mereduksi selang selalu konstan untuk
setiap iterasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Tugas akhir ini akan mencoba untuk menggabungkan ide dasar
pada penelitian-penelitian yang sudah ada dengan salah satu metode
numerik, yaitu metode Golden Section Search. Metode Golden Section
Search hanya dapat digunakan pada fungsi yang unimodal pada selang
tertentu, yang artinya fungsi hanya memiliki satu maksimum atau
minimum pada selang tersebut. Metode Golden Section Search merupakan
metode tertutup (bracketing method), artinya perlu diketahui selang yang
mempunyai nilai batas atas dan batas bawah sedemikian sehingga ada satu
nilai ekstrem yang termuat dalam selang tersebut. Penggunaan metode
Golden Section Search biasanya menggunakan selang yang sudah
diketahui terlebih dahulu, yang menjamin bahwa fungsi bersifat unimodal
pada selang tersebut. Namun, pada penelitian ini akan diteliti bagaimana
mencari selang yang sedemikian sehingga fungsi, khususnya fungsi
polinomial berderajat 5, bersifat unimodal pada selang tersebut. Penelitian
ini akan difokuskan pada fungsi polinomial berderajat 5 yang bersifat
simetris atau memiliki titik simetri putar (rotational symmetry).
Penggabungan kedua metode tersebut akan menjadi menarik untuk
diteliti karena hasil algoritma dari kedua metode tersebut akan
disimulasikan secara numeris menggunakan komputer dan dituangkan
menjadi sebuah program yang dapat diaplikasikan pada software
pemrograman seperti MATLAB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat merumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana karakteristik fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris?
2. Bagaimana cara menentukan selang pada fungsi polinomial berderajat
5 yang simetris sehingga fungsi bersifat unimodal pada selang
tersebut?
3. Bagaimana cara menentukan nilai ekstrem lokal fungsi polinomial
berderajat 5 yang simetris dengan menggunakan Metode Golden
Section Search yang dikombinasikan dengan menggunakan konsep
aljabar dan geometri?
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah fungsi polinomial
yang digunakan dibatasi pada fungsi polinomal berderajat 5 dalam satu
variabel yang mempunyai titik simetri putar (rotational symmetry) dan
pencarian nilai ekstrem fungsi polinomial tanpa menggunakan konsep
turunan.
D. Batasan Istilah
Berdasarkan latar belakang, untuk menghindari kesalahpahaman
dalam memahami hasil penelitian ini, maka diperlukan batasan istilah
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1. Nilai maksimum dari suatu fungsi pada himpunan adalah nilai
fungsi terbesar yang dicapai pada keseluruhan himpunan , dimana
adalah daerah asal dari .
2. Nilai minimum dari suatu fungsi pada himpunan adalah nilai
fungsi terkecil yang dicapai pada keseluruhan himpunan , dimana
adalah daerah asal dari .
3. Nilai maksimum lokal dari fungsi pada interval terbuka adalah nilai
fungsi yang terbesar yang dicapai pada keseluruhan himpunan
interval terbuka tersebut.
4. Nilai minimum lokal dari fungsi pada interval terbuka adalah nilai
fungsi yang terbesar yang dicapai pada keseluruhan himpunan
interval terbuka tersebut.
5. Nilai ekstrem global adalah nilai maksimum atau minimum dari
sebuah fungsi.
6. Nilai ekstrem lokal adalah nilai maksimum atau minimum lokal dari
sebuah fungsi.
7. Nilai ekstrem adalah nilai ekstrem global atau lokal dari sebuah
fungsi.
8. Titik simetri putar (rotational symmetry point) adalah titik yang
menjadi pusat simetri putar pada sebuah bangun atau kurva.
9. Fungsi bersifat unimodal pada suatu selang jika pada selang tersebut
fungsi hanya memuat satu nilai maksimum atau minimum lokal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui karakteristik fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris.
2. Menentukan selang pada fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris
sehingga fungsi bersifat unimodal pada selang tersebut.
3. Menentukan algoritma dalam mencari nilai ekstrem fungsi polinomial
berderajat 5 yang simetris dengan menggunakan Metode Golden
Section Search yang dikombinasikan dengan menggunakan konsep
aljabar dan geometri.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Pembaca
Pembaca dapat menambah pengetahuan tentang karakteristik
fungsi polinomial berderajat yang simetris dan metode Golden Section
Search yang dimodifikasi untuk mencari nilai ekstrem fungsi
polinomial berderajat 5 yang simetris tanpa menggunakan konsep
turunan. Selain itu, pembaca dapat menggunakan algoritma dan
program yang terdapat di tugas akhir ini untuk menentukan nilai
ekstrem fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris menggunakan
MATLAB atau software yang sejenis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Bagi Penulis
Penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
melakukan penelitian tentang metode Golden Section Search yang
dimodifikasi untuk mencari nilai ekstrem fungsi polinomial berderajat
5 yang simetris tanpa menggunakan konsep turunan.
3. Bagi Universitas
Universitas dapat menambah hasil penelitian yang dapat digunakan
untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang memiliki kaitan dengan
penelitian ini.
G. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi
literatur atau studi pustaka dan simulasi numeris dengan komputer.
Metode studi pustaka yang dilakukan adalah dengan mempelajari buku,
literatur, jurnal dan hasil penelitian yang berkaitan dengan metode Golden
Section Search, optimasi fungsi polinomial berderajat 5 dan karakteristik
fungsi polinomial berderajat 5. Buku, jurnal dan hasil penelitian tersebut
berperan sebagai data sekaligus sumber data yang menjadi acuan dalam
proses penelitian ini. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah :
1. Mencari dan membaca berbagai referensi terkait topik nilai ekstrem
fungsi polinomial, fungsi polinomial berderajat 5, metode Golden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Section Search melalui buku, jurnal ilmiah, penelitian yang relevan,
dan data di internet.
2. Mempelajari konsep nilai ekstrem pada fungsi polinomial, fungsi
polinomial berderajat 5, konsep dan algoritma metode Golden Section
Search.
3. Mengeksplorasi pengetahuan dengan melakukan uji coba
menggunakan metode Golden Section Search dalam mencari nilai
ekstrem fungsi polinomial berderajat 5 dengan bantuan aplikasi
Microsoft Excel, Geogebra dan Matlab.
4. Menyusun program metode Golden Section Search untuk proses
optimasi fungsi polinomial berderajat 5 di aplikasi Matlab.
5. Menyusun seluruh materi dan hasil penelitian secara runtut agar
mudah dipahami oleh pembaca.
H. Sistematika Penulisan
Bab pertama merupakan bagian pendahuluan. Bagian pendahuluan
ini berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, pembatasan masalah,
batasan istilah, tujuan, manfaat, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab dua berisi penjelasan tentang definisi polinomial, fungsi
polinomial satu variabel, akar-akar dari persamaan polinomial,
diskriminan persamaan kuadrat, metode yang digunakan untuk
menentukan akar-akar persamaan polinomial, nilai ekstrem pada fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
polinomial, definisi fungsi naik dan fungsi turun, definisi fungsi ganjil dan
fungsi genap, definsi translasi, permasalahan optimasi dan metode Golden
Section Search yang akan menjadi dasar teori dari penelitian ini. Selain itu,
bab dua juga berisikan penelitian yang relevan terkait dengan penulisan
skripsi ini.
Bab tiga berisi karakteristik fungsi polinomial berderajat 5 yang
simetris dan gambaran secara umum tentang langkah-langkah dalam
menentukan nilai ekstrem fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris.
Setiap langkah dalam menentukan nilai ekstrem dituangkan dalam
program yang disimulasikan menggunakan software MATLAB. Pada bab
tiga juga berisikan program yang telah disusun sesuai dengan langkah
yang sedang dibahas.
Bab empat berisi pembahasan lebih lanjut tentang proses pencarian
nilai ekstrem fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris, yaitu
khususnya tentang mencari selang pada fungsi polinomial yang simetris,
sehingga fungsi bersifat unimodal pada selang tersebut. Setelah ditemukan
selang yang membuat fungsi bersifat unimodal, proses menentukan nilai
ekstrem dilanjutkan dengan menggunakan metode Golden Section Search.
Bab empat juga berisikan program yang telah disusun yang disesuaikan
dengan langkah atau proses yang sedang dibahas pada bab empat.
Bab lima yang merupakan bab terakhir dalam skripsi ini, berisikan
kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan landasan teori yang digunakan dalam tugas akhir.
Landasan teori yang digunakan meliputi polinomial, fungsi polinomial, akar-akar
dari persamaan polinomial, diskriminan, titik ekstrem lokal pada fungsi
polinomial, translasi, optimasi, Golden Section, Metode Golden Section dan
penelitian yang relevan.
A. Polinomial
Aufmann dalam buku “College Algebra” menyatakan bahwa
monomial adalah sebuah konstanta atau sebuah variabel atau hasil kali dari
konstanta dan satu atau lebih variabel, dengan variabel yang memiliki
eksponen bilangan bulat nonnegatif. Derajat dari monomial adalah jumlah
eskponen pada variabel. Jumlahan berhingga dari bermacam-macam
monomial disebut polinomial. Setiap monomial pada polinomial disebut
suku dari polinomial.
Definisi 2.1 (Aufmann, 1990:26)
Bentuk umum dari polinomial satu variabel ( ) adalah :
dengan ( ) adalah konstanta yang merupakan bilangan real
atau kompleks, dan adalah bilangan bulat nonnegatif.
Koefisien disebut sebagai leading coefficient dan disebut
sebagai leading term. Dari definisi di atas, setiap polinomial dapat
dinyatakan sebagai jumlahan berhingga dari suku-suku monomial yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berbentuk dengan variabel yang dipangkatkan oleh bilangan bulat
tidak negatif. Pangkat terbesar dari suku-suku di dalam polinomial adalah
derajat dari polinomial.
E.J Barbeau (2003) menyatakan bahwa dalam kasus , suku
banyak atau polinomial dikatakan polinomial berderajat dapat
dituliskan . Berikut adalah penamaan beberapa fungsi
polinomial berderajat tertentu menurut E.J. Barbeau.
Tabel 2.1 Penamaan Beberapa Fungsi Polinomial
Degree of Polynomial Type of Polynomial
1 Linear
2 Quadratic
3 Cubic
4 Quartic
5 Quintic
B. Fungsi Polinomial
Relasi f dari himpunan D ke himpunan R adalah fungsi jika dan
hanya jika setiap anggota himpunan D memiliki tepat satu pasangan
dengan anggota di R oleh relasi f. Himpunan D disebut domain dari f dan
himpunan R yang menjadi bayangan dari anggota himpunan D disebut
range dari f. Fungsi dilambangkan dengan : (Prayudi, 2006: 33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Misal diketahui * ( ) + dan *
( ) + maka fungsi disebut fungsi real dan dapat dilambangkan
dengan : (Clapham, 1990: 148)
Penyajian fungsi dapat berupa himpunan pasangan terurut, rumus fungsi,
diagram panah atau grafik fungsi (Aufmann, 1990: 148).
Fungsi dapat diklasifikasikan menjadi fungsi ganjil (odd function),
fungsi genap (even function), atau bukan keduanya.
Definisi 2.2 (Aufmann,190:150)
Fungsi adalah fungsi genap jika ( ) ( ) untuk setiap anggota
domain .
Fungsi adalah fungsi ganjil jika ( ) ( ) untuk setiap anggota
domain .
Contoh 2.1 :
1. ( )
Diperhatikan bahwa :
( ) ( ) ( )
( )
Fungsi memenuhi ( ) ( ), maka fungsi adalah fungsi
genap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. ( )
Diperhatikan bahwa :
( ) ( ) ( ) ( )
( )
( )
Fungsi memenuhi ( ) ( ), maka fungsi adalah fungsi
ganjil.
3. ( )
Diperhatikan bahwa :
( ) ( ) ( )
Pada bentuk di atas, fungsi tidak memenuhi bentuk ( ) ( )
dan ( ) ( ), maka fungsi bukan fungsi genap dan bukan
fungsi genap.
Ciri geometris dari fungsi genap adalah grafik fungsinya simetris
terhadap sumbu Y. Sumbu Y menjadi sumbu simetri dari grafik fungsi
genap. Artinya, jika grafik fungsi telah diperoleh untuk maka grafik
secara keseluruhan dapat digambarkan secara mudah dengan
mencerminkan terhadap sumbu Y. Sedangkan, ciri geometris dari fungsi
ganjil adalah grafik fungsinya simetris terhadap titik asal O(0,0). Titik
O(0,0) merupakan titik simetri putar (rotational symmetry) dari grafik
fungsi ganjil. Artinya, jika grafik fungsi telah diperoleh untuk maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
grafik secara keseluruhan dapat diperoleh dengan merotasikan sebesar
dengan pusat rotasi titik O(0,0). (Stewart, 2009: 28)
Menurut Carico (1984:123), jika dilihat secara grafik, fungsi genap
simetris terhadap sumbu Y. Grafik fungsi simetris terhadap sumbu Y
artinya jika titik ( ) termuat dalam grafik maka ( ) juga termuat
dalam grafik. Sedangkan fungsi ganjil simetris terhadap titik O(0,0), atau
yang sering disebut titik asal (origin). Grafk fungsi simetris terhadap
titik O(0,0) artinya jika titik ( ) termuat dalam grafik maka titik
( ) juga termuat dalam grafik.
Gambar 2.1 Grafik Fungsi Genap (Even Function)
𝑦
Gambar 2.2 Grafik Fungsi Ganjil (Odd Function)
Sumber : Calculus (Stewart, 2009:27)
𝑦
𝑦
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Pada beberapa grafik fungsi polinomial terlihat seperti fungsi
genap tetapi sumbu simetrinya bukan sumbu Y. Ada pula beberapa grafik
fungsi polinomial terlihat seperti fungsi ganjil tetapi titik simetrinya bukan
pada O(0,0) (Goehle dan Kobayasi, 2013).
Pada gambar 2.3, grafik fungsi terlihat simetris dengan titik simetri putar
di ( ( )). Sedangkan pada gambar 2.4, grafik fungsi terlihat
simetris dengan sumbu simetri .
Goehle dan Kobayasi (2013) mendefinisikan fungsi polinomial
berderajat adalah fungsi ganjil di jika fungsi memiliki titik simetri
putar di ( ( )) untuk bilangan ganjil. Sedangkan, fungsi genap di
jika fungsi memiliki sumbu simetri di untuk bilangan genap.
Selanjutnya, disebut sebagai pusat simetri dari fungsi polinomial. Fungsi
memiliki pusat simetri berupa sumbu simetri artinya jika titik
Gambar 2.4 Grafik fungsi
𝑔(𝑥) 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥
Gambar 2.3 Grafik fungsi
𝑓(𝑥) 𝑥 𝑥 𝑥
𝑥 4𝑥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
( ) termuat dalam grafik maka titik ( ) juga termuat dalam
grafik. Sedangkan, fungsi memiliki pusat simetri berupa titik simetri
putar ( ), dengan adalah nilai fungsi dari , artinya jika titik ( )
termuat dalam grafik maka titik ( ) juga termuat dalam
grafik.
Grafik sebuah fungsi dapat berupa garis lurus ataupun kurva
lengkung. Salah satu hal yang penting dalam membuat sketsa grafik fungsi
adalah mengetahui fungsi naik atau fungsi turun atau fungsi konstan.
Aufmann (1990:157) menjelaskan tentang fungsi naik (increasing
function), fungsi turun (decreasing function) dan fungsi konstan (constant
function) sebagai berikut :
Definisi 2.3 (Aufmann,1990:157)
Jika a dan b adalah anggota dalam interval I (baik interval tertutup ataupun
terbuka) yang merupakan himpunan bagian dari domain fungsi , maka :
(i) fungsi naik pada I jika ( ) ( ) untuk setiap
(ii) fungsi turun pada I jika ( ) ( ) untuk setiap
(iii) fungsi konstan pada I jika ( ) ( ) untuk setiap dan
anggota I.
Gambar 2.5(a) Fungsi
Naik
Gambar 2.5(b). Fungsi
Turun Gambar 2.5(c). Fungsi
Konstan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Definisi 2.4 (Suryawan, 2016: 55)
Fungsi polinomial adalah sebuah fungsi P: dalam variabel yang
berbentuk :
( )
dengan adalah konstanta, yang disebut koefisien
polinomal, dan adalah bilangan bulat nonnegatif.
Domain atau daerah asal untuk semua fungsi polinomial real
adalah . Fungsi polinomial merupakan fungsi yang terdefinisi dan
kontinu untuk semua nilai (Stewart, 2009: 40). Selain itu, setiap
fungsi polinomial memiliki grafik fungsi yang berbentuk kurva mulus dan
kontinu (smooth continuous curves). Sebuah kurva mulus adalah kurva
yang tidak memiliki ujung yang lancip. Sedangkan, kurva yang kontinu
artinya kurva tidak memiliki lubang atau lompatan. (Swokowski dan Cole,
2004: 248)
Gambar 2.6 Grafik fungsi yang mulus
dan kontinu (smooth continuous curve)
Gambar 2.7 Grafik fungsi yang tidak
kontinu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Grafik fungsi polinomial berderajat 0 atau fungsi konstan
berbentuk garis lurus horisontal. Sedangkan grafik fungsi polinomial
berderajat 1 atau fungsi linear berbentuk garis lurus atau linear dengan
kemiringan tidak nol. Grafik dari fungsi polinomial berderajat 2 atau
fungsi kuadrat selalu berbentuk parabola (James Stewart, 2009: 40).
Definisi 2.5 (Swokowski dan Cole, 2004: 260)
Sebuah polinomial ( ) dibagi oleh polinomial ( ), dengan ( )
( ) artinya dapat ditemukan polinomial ( ) dan ( ) sedemikian
sehingga :
( ) ( ) ( ) ( )
dengan ( ) kurang dari ( ). ( ) disebut sebagai pembagi dan
( ) adalah sisa.
Definisi 2.5 sering disebut sebagai definisi dari algoritma pembagian pada
polinomial atau division algorithm for polynomials.
Gambar 2.8 Grafik fungsi yang tidak mulus
Sumber : courses.lumenlearning.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Teorema 2.1 (Spitzbart & Bardell, 1958: 75)
Jika sebuah polinomial ( ) dibagi dengan , dengan bilangan
sembarang hingga sisanya berupa konstanta, maka sisanya adalah ( ).
Bukti :
Misalkan hasil bagi ( ) oleh ( ) adalah ( ) dan sisa pembagiannya
adalah konstanta , akan ditunjukkan bahwa ( ) .
Berdasarkan definisi 2.3, maka bentuk fungsi polinomial dapat
dituliskan menjadi :
( ) ( ) ( )
Untuk , maka :
( ) ( ) ( )
Teorema 2.1 terbukti. QED
Menurut Aufmann (1990), bentuk grafik dari fungsi polinomial
dapat diperkirakan dengan leading term test atau sering disebut dengan
sifat the end behavior, yaitu dengan mengetahui sejauh mana nilai fungsi
bergerak naik atau turun dari kiri ke kanan. Jika diketahui fungsi
polinomial berderajat , ( )
,
maka disebut leading term dan disebut leading coefficient dari
fungsi . Leading term test atau sifat dari the end behavior dapat
memperkirakan nilai fungsi hanya dengan melihat leading term dan
leading coefficient dari fungsi . Leading term adalah suku yang memuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pangkat tertinggi dari fungsi polinomial , artinya mendominasi
fungsi . Diperhatikan bahwa untuk dengan yang semakin besar,
maka juga akan bertambah semakin besar. Oleh karena itu, grafik
fungsi polinomial dengan sebagai leading term memiliki sifat
sebagai berikut :
bilangan genap bilangan ganjil
Jika maka ( )
Jika maka ( )
Grafik fungsi semakin naik ke
kiri dan semakin naik ke kanan
(up to left and up to right).
Jika maka ( )
Jika maka ( )
Grafik fungsi semakin turun ke
kiri dan semakin naik ke kanan
(down to left and up to right).
Jika maka ( )
Jika maka ( )
Grafik fungsi semakin turun ke
kiri dan semakin turun ke kanan
(down to left and down to right).
Jika maka ( )
Jika maka ( )
Grafik fungsi semakin naik ke
kiri dan semakin turun ke kanan
(up to left and down to right).
Tabel 2.2 Sifat The End Behavior of Polynomials (Aufmann, 1990)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Berikut adalah gambar yang mengilustrasikan sifat the end
behavior of polynomials :
Gambar 2.9 Sifat The End Behavior of Polynomials untuk 𝑛 bilangan ganjil
𝒂𝒏 𝟎
Up to
right
Down
to left
Down
to right
Up to
left
𝒂𝒏 𝟎
𝒏 bilangan ganjil
Up to
right Up to
left
𝒂𝒏 𝟎
Down
to right Down
to left
𝒂𝒏 𝟎
𝒏 bilangan genap
Gambar 2.10 Sifat The End Behavior of Polynomials untuk 𝑛 bilangan genap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
C. Pembuat Nol Fungsi Polinomial
Pembuat nol dari fungsi polinomial disebut juga solusi atau akar
dari persamaan polinomial ( ) . Menurut Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (1995), persamaan polinomial adalah polinomial satu
variabel atau lebih yang sama dengan 0. Bentuk umum dari persamaan
polinomial satu variabel dalam dapat dituliskan :
dengan ( ) adalah konstanta yang merupakan bilangan real
atau kompleks, dan adalah bilangan bulat nonnegatif.
Definisi 2.6 (Aufmaan,1990:225)
Jika ( ) adalah sebuah fungsi polinomial, maka nilai dari yang
membuat ( ) bernilai 0 disebut pembuat nol dari ( ) atau akar-akar
dari persamaan ( ) .
Teorema 2.2 (Spitzbart & Bardell, 1958:76)
Sebuah fungsi polinomial ( ) mempunyai faktor jika dan hanya
jika ( ) .
Bukti :
1. Misal fungsi mempunyai faktor . Akan ditunjukkan ( ) .
Berdasarkan asumsi bahwa adalah faktor dari fungsi dapat
dituliskan :
( ) ( ) ( ) (2.1)
untuk suatu polinomial ( ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Misal R adalah sisa pembagian dari ( ) oleh , maka dari
persamaan (2.1) diperoleh .
Berdasarakan teorema 2.1, jika fungsi dibagi oleh , maka sisa
pembagiannya adalah ( ) Oleh karena itu, ( ) . (terbukti)
2. Misal ( ) . Akan ditunjukkan adalah faktor dari fungsi .
Asumsi ( ) , berdasarkan teorema 2.1 maka :
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) (2.2)
untuk suatu polinomial ( ).
Dari persamaan (2.2) jelas bahwa ( ) adalah faktor dari fungsi
polinomial .
Dari 1 dan 2, teorema 2.2 terbukti. QED
Pembuat nol dari fungsi polinomial dapat berupa bilangan yang
kembar dan diulang untuk beberapa kali pembuat nol kembar atau disebut
multiple zero. Sedangkan, akar-akar dari persamaan polinomial yang
diulang untuk beberapa kali disebut akar-akar ganda atau multiple roots.
Aufmann dalam buku “College Algebra” juga mengungkapkan definisi
dari multiple zero of polynomial.
Definisi 2.7 (Aufmann, 1990:226)
Jika fungsi polinomial memiliki ( ) sebagai faktor untuk
kali, maka disebut sebagai pembuat nol yang kembar sebanyak dari
polinomial .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Sebagai contoh, misal diketahui ( ) ( )( )(
)( )( )( 4). Pada fungsi polinomial P, untuk nilai adalah :
5 sebagai pembuat nol kembar-dua atau zero of multiplicity 2
-2 sebagai pembuat nol kembar-tiga atau zero of multiplicity 3
-4 sebagai pembuat nol tunggal atau zero of multiplicity 1 (simple zero)
Chapra dan Canale (1989) menyatakan bahwa jika akar-akar dari
persamaan polinomial diulang sebanyak kali, dengan adalah bilangan
ganjil maka grafik fungsi polinomial akan memotong sumbu X di titik
pembuat nol tersebut. Sedangkan untuk bilangan genap, maka grafik
fungsi polinomial akan menyinggung sumbu X di titik pembuat nol
tersebut.
Teorema 2.3 (Loveless, 2011)
Bilangan adalah pembuat nol dari fungsi polinomial ( ) berderajat
( ) jika dan hanya jika ( ) ( ) ( ) untuk suatu polinomial
( ) berderajat .
Sumber : Numerical Method for Engineers 6th Edition
Gambar 2.11(a). Akar
ganda-dua
Gambar 2.11(b). Akar
ganda-tiga
Gambar 2.11(c). Akar
ganda-empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Bukti :
Misal fungsi polinomial ( ) berderajat dengan .
(i) Asumsi ( ) ( ) ( ) untuk suatu polinomial ( )
berderajat . Akan ditunjukkan adalah pembuat nol dari
fungsi .
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) (2.3)
Berdasarkan definisi 2.4, persamaan (2.3) menunjukkan bahwa
adalah pembuat nol dari fungsi . (terbukti)
(ii) Asumsi adalah pembuat nol dari fungsi . Akan ditunjukkan
( ) ( ) ( ) untuk suatu polinomial ( ) berderajat
.
( )
,
( ) ∑
Berdasarkan definisi 2.4 dan asumsi adalah pembuat nol dari
fungsi , maka ( ) .
( ) ( ) ( ) ( ) ∑
∑
∑ ( )
2 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Suku dengan dieliminasi karena ( ) ( )
.
Oleh karena itu, fungsi pada persamaan (2.4) dapat menjadi :
( ) ∑ ( )
Karena maka bentuk ( ) dapat difaktorkan menjadi :
( ) ( )( )
Misalkan ( ) ( ) maka
( ) ( ) ( ) (2.5)
dengan ( ) adalah fungsi polinomial dengan derajat .
Persamaan (2.5) disubstitusikan ke persamaan (2.4) menjadi :
( ) ∑ ( ) ( )
( )∑ ( )
( ) ( )
Perhatikan bahwa :
( ) ∑ ( ) ∑
( )
Suku terjadi satu kali disaat dan . Jadi, ( )
adalah polinomial dengan derajat . (terbukti)
Dari (i) dan (ii), maka teorema 2.2 terbukti. QED
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Teorema 2.4 (Meserve, 1959:139)
Setiap fungsi polinomial berderajat memiliki pembuat nol bilangan
kompleks yang tidak harus berbeda.
Bukti :
Pembuktian teorema ini menggunakan kontradiksi.
Kasus 1 :
Diketahui fungsi polinomial berderajat 0. Misal adalah pembuat nol
dari fungsi .
Berdasarkan definisi 2.4 yaitu tentang definisi fungsi polinomial, fungsi
polinomial merupakan fungsi konstan dengan konstanta bukan nol,
sehigga fungsi dapat dituliskan dalam bentuk :
( )
( )
( )
dengan .
Diperhatikan dari bentuk fungsi bahwa untuk semua nilai , berlaku
( ) . Artinya fungsi tidak memiliki pembuat nol fungsi atau dengan
kata lain fungsi memiliki 0 pembuat nol. Hal ini bersifat kontradiksi
dengan asumsi yang dimiliki yaitu fungsi memiliki 1 pembuat nol yaitu
.
Kasus 2 :
Misal diketahui fungsi polinomial ( ) berderajat , dan
adalah pembuat nol dari ( ) yang berjumlah .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Berdasarkan teorema 2.1 dan 2.2, maka :
( ) ( ) ( ) untuk suatu polinomial ( ) yang derajatnya 1
kurangnya dari derajat ( ) dan ( ) mempunyai nilai pembuat nol,
misal .
( ) ( )( ) ( ) untuk suatu polinomial ( ) yang
derajatnya 2 kurangnya dari derajat ( ) dan ( ) mempunyai nilai
pembuat nol, misal .
( ) ( )( )( ) ( ) untuk satu polinomial ( ) yang
derajatnya 3 kurangnya dari derajat ( ) dan ( ) mempunyai nilai
pembuat nol, misal .
.
.
.
( ) ( ) ( )( )( ) ( ) untuk suatu
polinomial ( ) yang derajatnya kurangnya dari derajat ( ) dan
( ) mempunyai nilai pembuat nol, misal .
Jika ( ) maka ( ) . Oleh karena itu haruslah
( ) adalah fungsi konstan. Misal ( ) .
Asumsi yang sudah dibuat adalah masih ada pembuat nol fungsi yaitu
. juga merupakan pembuat nol dari ( ), maka : ( ) .
Persamaan tersebut dapat terjadi jika dan hanya jika , yang
mengakibatkan ( ) . Hal ini kontradiksi dengan asumsi bahwa ( )
adalah polinomial berderajat .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Jadi, fungsi polinomial berderajat memiliki bilangan real pembuat nol
fungsi. Jadi, teorema 2.4 terbukti. QED
Teorema 2.5 (Aufmann, 1990:234)
Jika ( √ ) adalah pembuat nol dari fungsi
polinomial ( ) dengan koefisien bilangan real, maka konjugatnya yaitu
juga merupakan pembuat nol dari fungsi polinomial ( )
Bukti :
Misal adalah pembuat nol dari fungsi P atau ( ) . Akan
ditunjukkan adalah pembuat nol juga atau ( )
( )
(2.6)
dengan ( ) adalah bilangan real.
Karena bilangan kompleks yang ada di ruas kiri sama dengan bilangan
kompleks di ruas kanan pada persamaan (2.6), maka berlaku juga untuk
konjugatnya.
(sifat )
(sifat )
(sifat dan konjugat
dari bilangan real adalah bilangan
itu sendiri)
(2.7)
Dari persamaan (2.7) dapat ditulis sebagai ( ) .
Teorema 2.5 terbukti. QED
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Teorema 2.6 (Loveless, 2011)
Setiap fungsi polinomial berderajat n memiliki paling banyak pembuat
nol bilangan real.
Bukti :
Pembuktian teorema ini menggunakan induksi matematika.
Misalkan adalah fungsi polinomial berderajat dalam variabel .
(i) Langkah Dasar :
Jika , maka fungsi adalah fungsi konstan. Berdasarkan definisi
2.4, maka fungsi dengan dapat dinyatakan dalam bentuk :
( )
( )
( )
dengan .
Jelas bahwa nilai ( ) untuk sembarang nilai , sehingga fungsi
tidak mempunyai nilai pembuat nol. Jadi, untuk tidak ada
nilai pembuat nol dari fungsi .
(ii) Diasumsikan benar untuk bahwa setiap polinomial berderajat
memiliki paling banyak pembuat nol bilangan real untuk suatu
bilangan bulat dengan .
(iii) Akan dibuktikan untuk berlaku fungsi polinomial
berderajat mempunyai paling banyak pembuat nol
bilangan real.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Misalkan fungsi berderajat . Jika fungsi f tidak memiliki
pembuat nol, maka jelas 0 .
Jika fungsi memiliki paling tidak satu pembuat nol, misalkan a
adalah pembuat nol dari fungsi f, maka berdasarkan teorema 2.3 dapat
dituliskan
( ) ( ) ( )
dengan ( ) adalah suatu polinomial yang berderajat .
Berdasarkan asumsi untuk , artinya fungsi memiliki paling
banyak pembuat nol bilangan real. Sedangkan, a adalah pembuat nol
dari fungsi f.
Jadi, ( ) ( ) ( ) memiliki paling banyak pembuat
nol bilangan real.
Dari (i),(ii),(iii) maka dapat disimpulkan untuk setiap polinomial
berderajat memiliki paling banyak pembual nol bilangan real.
Teorema 2.6 terbukti. QED
Pembuat nol fungsi polinomial atau akar-akar dari persamaan
polinomial dapat berupa bilangan kompleks atau bilangan real. Teorema
2.4 menunjukkan jika fungsi polinomial mempunyai akar kompleks, maka
akar tersebut selalu berpasangan dengan konjugatnya, sehingga setiap
fungsi polinomial memiliki akar-akar kompleks yang berpasangan.
Pembuat nol real dapat menentukan apakah grafik fungsi polinomial
memotong atau menyinggung sumbu X. Sedangkan pembuat nol yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
memuat bilangan imajiner tidak membuat grafik fungsi memotong dan
meyinggung sumbu X. (Splitzbart dan Bardell, 1958:160).
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencari
pembuat nol dari fungsi polinomial atau akar-akar persamaan polinomial.
Berdasarkan teorema 2.4, fungsi linear atau fungsi polinomial berderajat 1
memiliki 1 nilai pembuat nol real. Operasi aljabar sederhana dapat
digunakan untuk menentukan akar dari fungsi linear.
Contoh 2.2 :
( )
Pembuat nol dari dapat ditentukan dengan cara :
( )
Fungsi kuadrat atau fungsi polinomial berderajat 2 memiliki 2 nilai
pembuat nol. Metode yang dapat digunakan untuk menentukan akar-akar
dari persamaan kuadrat adalah metode pemfaktoran, melengkapkan
kuadrat sempurna atau metode abc (metode dengan formula fungsi
kuadrat). Metode abc atau menggunakan formula kuadratik dapat
diselesaikan dengan formula berikut. (Swokowski dan Cole, 2004: 84)
Jika maka :
√
(2.8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Contoh 2.3 :
( )
Penentuan pembuat nol dari dapat dilakukan dengan cara :
1. Metode Pemfaktoran
( )
( )( )
atau
2. Metode Melengkapkan Kuadrat Sempurna
( )
4
4
(
)
4
√
4
atau
atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3. Metode abc atau menggunakan formula kuadrat (Quadratic Formula)
( )
√ 4
( ) √( ) 4( )( )
( )
√ 4
√
atau
atau
Pembuat nol dari fungsi polinomial berderajat 3 atau yang lebih
tinggi lagi dapat ditentukan dengan metode Horner dan beberapa metode
secara numerik. Metode Horner merupakan metode yang dapat digunakan
untuk menentukan akar-akar fungsi polinomial secara analitis. Metode
Horner menggunakan konsep pembagian fungsi polinomial dengan nilai-
nilai yang diduga sebagai faktornya. Namun, tidak semua bentuk fungsi
polinomial dapat diselesaikan dengan mudah oleh metode Horner. Oleh
karena itu, ada beberapa metode yang dapat digunakan secara numerik
untuk menentukan akar-akar dari fungsi polinomial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
D. Diskriminan
Persamaan kuadrat memiliki nilai diskriminan (discriminant). Nilai
diskriminan menentukan banyaknya pembuat nol fungsi kuadrat yang real
atau akar real dari persamaan kuadrat. Formula kuadrat (The Quadratic
Formula) untuk menentukan akar-akar persamaan kuadrat berbentuk :
√ 4
Bentuk 4 disebut sebagai diskriminan dari formula kuadrat
(Quadratic Formula). Diskriminan sering dilambangkan dengan notasi .
(Swokowski dan Cole, 2004: 85)
Teorema 2.7 (Swokowski dan Cole, 2004: 85)
Diketahui persamaan kuadrat mempunyai
diskriminan 4 .
(i) Jika , maka persamaan kuadrat memiliki 2 akar real yang
berbeda.
(ii) Jika , maka persamaan kuadrat memiliki 2 akar real yang
kembar, artinya persamaan kuadrat hanya memiliki 1 akar real.
(iii) Jika , maka persamaan kuadrat memiliki 2 akar kompoleks yang
berbeda.
Bukti :
Dari persamaan (2.8) dan definisi diskriminan maka persamaan 2.8 dapat
dituliskan menjadi :
√
(2.9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
(i) Misal , maka persamaan (2.9) menjadi :
√
√
dan
√
karena , maka √
diperoleh 2 nilai real yang berbeda. (terbukti)
(ii) Misal , maka persamaan (2.9) menjadi :
√
dan
dan
diperoleh 2 nilai yang sama, yaitu
. (terbukti)
(iii) Misal , maka persamaan (2.9) menjadi :
√
karena , maka √
√( )
dan
√( )
diperoleh 2 nilai x yang merupakan bilangan kompleks. (terbukti)
Dari (i), (ii), (iii) maka teorema 2.7 terbukti. QED
Berdasarkan teorema 2.7 yang berkaitan dengan diskriminan,
berakibat bahwa nilai diskriminan menentukan kedudukan akar-akar
persamaan kuadrat terhadap sumbu X dalam grafik fungsi kuadrat.
Jika , maka grafik fungsi kuadrat memotong sumbu X di 2 titik.
Jika , maka grafik fungsi kuadrat menyinggung sumbu X di 1 titik.
Jika , maka grafik fungsi kuadrat tidak memotong sumbu X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. Nilai Ekstrem Fungsi Polinomial
Swokowski dan Cole 2004:249 dalam buku “Fundamentals of
College Algebra” menyatakan bahwa meningkatnya derajat (degree) pada
fungsi polinomial maka grafik fungsinya biasanya menjadi lebih rumit.
Grafik fungsi polinomial berderajat tinggi berbentuk kurva mulus yang
memiliki beberapa titik puncak (high points and low points), seperti titik
P, Q, R dan S pada gambar 2.12. Keempat titik tersebut dapat disebut
sebagai titik balik atau turning points pada grafik.
Setiap ordinat dari titik balik disebut nilai ekstrem lokal
(extremum) dari fungsi polinomial. Pada setiap titik ekstrem lokal, fungsi
mengalami perubahan dari fungsi naik menjadi fungsi turun, atau
sebaliknya.
Gambar 2.12 Titik-Titik Puncak dari Fungsi Polinomial
X
Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Teorema 2.8 (Swokowski dan Cole, 2004: 249)
Sebuah fungsi polinomial berderajat memiliki paling banyak titik
balik.
Nilai ekstrem pada fungsi polinomial dapat berupa nilai maksimum
atau nilai minimum. Nilai ekstrem juga terbagi menjadi nilai ekstrem
global (absolut) atau lokal (relatif). Titik balik (turning points) pada fungsi
polinomial sering disebut juga titik ekstrem lokal. (Carico, 1984: 117)
Definisi 2.8 (Stewart, 2009: 318)
Sebuah fungsi memiliki sebuah maksimum global atau ekstrem
maksimum global di jika ( ) ( ) untuk semua dalam ,
dimana adalah daerah asal dari . Nilai maksimum dari adalah ( ).
Begitu pula, fungsi memiliki sebuah minimum global atau ekstrem
minimum global di jika ( ) ( ) untuk semua dalam D, dimana
D adalah daerah asal dari . Nilai minimum dari adalah ( )
Definisi 2.9 (Stewart, 2009: 319)
Sebuah fungsi memiliki maksimum lokal atau ekstrem maksimum relatif
di jika ( ) ( ) ketika dekat atau di selang terbuka yang memuat
.
Begitu pula, memiliki minimum lokal atau ekstrem minimum relatif di
jika ( ) ( ) ketika dekat atau di selang terbuka yang memuat .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Fungsi memiliki ekstrem global di c jika ( ) adalah nilai maksimum
atau minimum global. Sedangkan, fungsi memiliki ekstrem lokal di
jika ( ) adalah maksimum atau minimum lokal.
Pada gambar 2.12 menunjukkan bahwa di titik P dan R terdapat
nilai maksimum lokal. Sedangkan di titik Q dan S terdapat nilai minimum
lokal. Fungsi pada gambar 2.12, tidak memiliki nilai maksimum dan
minimum global karena di kanan titik S, fungsi naik tanpa batas dan di kiri
titik P, fungsi turun tanpa batas. Sedangkan, jika diperhatikan pada gambar
2.13, fungsi memiliki nilai maksimum lokal yang terletak di titik A dan C,
dan memiliki nilai minimum lokal di titik B. Titik A merupakan titik
maksimum lokal sekaligus titik maksimum global, karena pada titik A
nilai fungsinya tertinggi untuk setiap pada domain fungsi. Fungsi pada
gambar 2.13 tidak memiliki nilai minimum global karena di kiri titik A
dan di kanan titik C, nilai fungsi turun tanpa batas.
Gambar 2.13. Nilai ekstrem lokal dan nilai ekstrem global
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Teorema 2.9
Diantara 2 nilai pembuat nol real dari fungsi polinomial atau 2 akar real
persamaan polinomial terdapat minimal 1 titik balik.
Bukti :
Pembuktian dari teorema ini akan menggunakan kontradiksi.
Asumsikan diantara 2 nilai pembuat nol dari fungsi polinomial tidak ada
titik balik.
Misal dan adalah pembuat nol dari fungsi polinomial dengan ,
artinya ( ) dan ( ) .
Dari asumsi yang dipunyai, fungsi tidak memiliki titik balik diantara
dan , artinya tidak terjadi perubahan dari fungsi naik menjadi fungsi
turun atau sebaliknya pada selang , -.
Kasus 1 : Fungsi naik pada selang , -.
Dari definisi fungsi naik, maka berlaku ( ) ( ) untuk setiap
, - dengan .
dan merupakan anggota , - dan , karena fungsi naik pada
, - maka berlaku ( ) ( ). Hal tersebut kontradiksi dengan fakta
bahwa dan adalah pembuat nol dari fungsi , yang artinya ( )
( ) . Oleh karena itu, memiliki minimal 1 titik balik.
Kasus 2 : Fungsi konstan pada selang , -.
Dari definisi fungsi konstan, maka berlaku ( ) ( ) untuk setiap
, -.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Diperhatikan bahwa ( ) ( ) . Jika fungsi konstan pada , -,
maka untuk setiap , - berlaku ( ) . Hal terserbut terjadi
apabila fungsi memiliki leading coefficient 0 dan koefisien dari setiap
suku adalah 0. Hal tersebut kontradiksi dengan definisi fungsi polinomial
yang memberikan syarat bahwa fungsi polinomial berderajat , koefisien
yang memuat suku berpangkat tidak sama dengan 0. Oleh karena itu,
fungsi konstan pada selang , - tidak berlaku.
Kasus 3 : Fungsi turun pada selang , -.
Dari definisi fungsi turun, maka berlaku ( ) ( ) untuk setiap
, - dengan .
dan merupakan anggota , - dan , karena fungsi naik pada
, - maka berlaku ( ) ( ). Hal tersebut kontradiksi dengan fakta
bahwa dan adalah pembuat nol dari fungsi , yang artinya ( )
( ) . Oleh karena itu, memiliki minimal 1 titik balik.
Jadi, diantara 2 nilai pembuat nol real dari fungsi polinomial terdapat
minimal 1 titik balik. Teorema 2.9 terbukti. QED
F. Translasi
Translasi atau pergeseran adalah suatu transformasi tanpa merubah
bentuk objek. Menurut Mathematics Forum (2010), translasi adalah
transformasi yang memindahkan setiap titik pada bidang menurut jarak
dan arah tertentu. Jarak dan arah suatu translasi dapat dilambangkan
dengan garis berarah atau vektor, misalnya . /. Misalkan titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
( ) ditranslasi atau digeser berdasarkan vektor . /, maka hasil
pergeserannya adalah ( ) atau dapat dituliskan menjadi :
( ) .
/
→ ( ) ( )
dengan ( ) adalah koordinat titik awal dan ( ) adalah koordinat titik
hasil translasi atau pergeseran.
Translasi juga dapat dikenakan pada grafik fungsi. Pergeseran pada
grafik fungsi dapat menghasilkan grafik fungsi yang baru yang tentunya
akan menghasil fungsi yang baru. Secara umum, apabila diketahui fungsi
ditranslasikan oleh suatu vektor . / maka :
jika diambil sembarang koordinat ( ) di berlaku :
( )………………………………………… 2 10)
……………………………………… 2 11)
……………………………………… 2 12)
Persamaan (2.11) dan (2.12) disubstitusi ke (2.10) menjadi :
( )
( ) ……………………………… 2 13)
Persamaan (2.13) menunjukkan hasil translasi fungsi f oleh vektor .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Translasi pada grafik fungsi dapat dilakukan dengan menggeser
secara vertikal dan horizontal. Aufmann menjelaskan tentang translasi
secara vertikal dan horizontal sebagai berikut.
Jika adalah fungsi dan c > 0, maka :
( ) yaitu grafik dari ( ) digeser naik sebanyak c satuan.
( ) yaitu grafik dari ( ) digeser turun sebanyak c satuan.
( ) yaitu grafik dari ( ) digeser ke kiri sebanyak c satuan.
( ) yaitu grafik dari ( ) digeser ke kanan sebanyak c
satuan.
G. Optimasi
Priswanto (2005:1) menyatakan bahwa masalah optimasi
merupakan masalah untuk menentukan nilai ekstrem suatu fungsi.
Masalah dalam ekstrem fungsi adalah masalah menemukan nilai dari suatu
variabel bebas, ( ) pada suatu fungsi dari ( ), yang
memaksimumkan atau meminimumkan ( ). Dalam masalah optimasi,
Gambar 2.14. Pergeseran grafik fungsi 𝑓 secara vertikal dan horisontal
Sumber : Calculus (James Stewart, 2009:53)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
berdasarkan jumlah variabelnya dibedakan menjadi optimasi fungsi satu
variabel dan optimasi fungsi variabel, dengan . Berdasarkan
kendala yang menyertainya, masalah optimasi terbagi menjadi optimasi
fungsi dengan kendala dan optimasi fungsi tanpa kendala. Menurut jenis
fungsi yang diberikan, masalah optimasi dibedakan menjadi optimasi
fungsi linear dan optimasi fungsi non-linear. Sedangkan menurut cara atau
metode penyelesaiannya, terbagi menjadi metode analitis dan metode
numeris.
Penyelesaian optimasi fungsi non-linear secara analitis
menghasilkan nilai yang eksak. Sedangkan penyelesaian dengan
menggunakan metode numeris akan menghasilkan nilai pendekatan atau
hampiran dengan suatu ketelitian tertentu. Penentuan ekstrem fungsi
secara analitis terkadang ditemukan kesulitan di dalam prosesnya. Metode
numeris merupakan metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada pada proses metode analitis.
Metode numeris yang dapat digunakan untuk menentukan ekstrem
fungsi satu variabel tanpa kendala adalah metode langsung metode Golden
Section Search, metode Fibonacci, metode biseksi dan metode Newton-
Raphson. (Priswanto, 2005) Metode Golden Section Search dan metode
Fibonacci termasuk metode langsung, yaitu teknik yang digunakan hanya
meliputi penggunaan nilai fungsi. Metode Biseksi adalah metode yang
tekniknya meliputi penggunaan turunan pertama. Sedangkan, metode
Newton-Raphson adalah metode yang tekniknya meliputi penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
turunan kedua. Selain ditinjau dari teknik yang digunakan, metode-metode
tersebut dapat terbagi berdasarkan nilai awal yang diberikan. Metode
Golden Section Search dan metode Fibonacci merupakan metode tertutup
(bracketing method), karena dalam penggunaannya perlu diketahui selang
yang memuat satu nilai maksimum atau minimum. Sedangkan metode
Biseksi dan metode Newton-Raphson termasuk metode terbuka (open
method), karena dalam penggunaannya tidak perlu diketahui selang tetapi
hanya menggunakan satu atau dua nilai tebakan awal saja.
Menurut Chapra dan Canale, metode tertutup menghasilkan nilai
yang bergerak semakin dekat ke nilai yang sebenarnya selama
berlangsungnya komputasi. Hal ini disebut dengan konvergen. Sedangkan,
metode terbuka terkadang hasilnya divergen atau menjauhi nilai yang
sebenarnya selama berlangsungnya komputasi. Namun, jika metode
terbuka hasilnya konvergen maka metode terbuka lebih cepat
dibandingkan dengan metode tertutup untuk mendekati nilai yang
sebenarnya.
H. Golden Section
Golden Ratio didefinisikan pertama oleh Euclid of Alexandria
sekitar 300 tahun sebelum masehi. Luca Paccioli, Matematikawan di tahun
1500, menulis buku, dimana Da Vinci mengilustrasikan De Divine
Proportione. (Hvidsten, 2005: 8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
“Geometry has two great treasures: one is the theorem of Pythagoras, the
other, the division of a line into extreme and mean ratio. The first we may
compare to a measure of gold; the second we may name a precious jewel ”
Euclid mendefinisikan sebuah perbadingan dari pembagian
sederhana sebuah garis yang disebut dengan “extreme and mean ratio”
Definisi 2.10 (Livio, 2003: 3)
“A straight line is said to have been cut in extreme and mean ratio when,
as the whole line is to greater segment, so is the greater to the lesser.”
Kalimat Euclid tersebut dapat diilustrasikan dengan gambar 2.15. Jika
diperhatikan pada gambar 2.15, segmen garis jelas lebih panjang dari
pada segmen garis . Di saat yang sama, segmen garis lebih panjang
daripada . Jika perbandingan dari panjang terhadap sama
dengan perbandingan dari panjang terhadap , maka garis tersebut
dipotong dalam “extreme and mean ratio” atau dipotong dalam
Perbandingan Emas atau Golden Ratio.
Jika panjang adalah 1 dan panjang adalah , maka
perbandingan yang dimaksudkan adalah :
Gambar 2.15. Ilustrasi Golden Ratio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Persamaan kuadrat diatas mempunyai 2 akar yaitu √
. Akar positif dari
persamaan kuadrat tersebut adalah √
atau 0,6180339…
Perhatikan bahwa diperoleh √
, maka
√
. Oleh karena
itu, perbandingan senilai dari segmen-segmen garis tersebut dapat
diperoleh dengan : (Livio, 2003)
1. Cara 1 :
√
√
√
√
2. Cara 2 :
√
√
√
√
Selanjutnya, bilangan yang diperoleh dari rasio tersebut yaitu
dan disebut sebagai Golden Number. Pada
abad kelima sebelum masehi, ahli matematika Yunani menetapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
bilangan tersebut disebut bilangan Golden Ratio yang bukan merupakan
bilangan bulat ataupun bilangan rasional.
Menurut R.Knoot dalam situsnya, simbol untuk Golden Ratio
menggunakan huruf Yunani yaitu phi( ) untuk melambangkan
dan Phi( ) untuk melambangkan Namun,
beberapa ahli Yunani sering menggunakan lambang (alpha) atau (tau).
Pada perkembangannya, istilah Golden Ratio juga dikenal dengan nama
Golden Section. Definisi yang dikemukakan oleh Euclid dan bilangan
Golden Section tersebut kemudian dikembangkan dalam perkembangan
geometri Yunani (www.maths.surrey.ac.uk).
I. Metode Golden Section Search
Metode Golden Section Search sering disebut juga dengan metode
Irisan Emas. Metode Golden Section Search adalah metode tertutup yang
bertujuan untuk menentukan nilai ekstrem, baik maksimum atau minimum
dari suatu fungsi non linear satu variabel tanpa kendala, dengan teknik
yang sederhana (Chapra dan Canale, 2010). Dalam penggunaan metode
Golden Section Search perlu diketahui selang yang memuat satu titik
maksimum atau minimum lokal. Kondisi dimana fungsi memiliki satu titik
maksimum atau minimum lokal pada selang tertentu disebut fungsi
bersifat unimodal pada selang tersebut.
Definisi 2.11 (Priswanto, 2005:5)
Suatu fungsi bersifat unimodal pada , - artinya jika adalah titik
maksimum lokal pada , - maka :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
adalah fungsi naik pada interval , - dan adalah fungsi turun
pada interval , -.
Pada kasus minimum, definisi di atas berlaku sebaliknya, yaitu adalah
fungsi turun pada interval , - dan adalah fungsi naik pada interval
, - dengan adalah titik minimum lokal pada , -.
Salah satu syarat dalam algoritma metode Golden Section Search
adalah fungsi harus bersifat unimodal pada , -. Menurut Fitriani (2013),
konsep dasar yang digunakan dalam Golden Section Search adalah
mempersempit selang daerah asal hingga mencapai titik optimal. Sebelum
mempersempit selang, ada beberapa kasus sifat fungsi untuk selang yang
lebih sempit daripada , -. Berikut adalah beberapa kasus untuk , -
di dalam , - dan kasus mencari nilai maksimum.
1. Kasus 1 : ( ) ( )
Fungsi naik pada sebagian , - dan unimodal. Titik
optimal bukan pada , - tetapi pada , -.
2. Kasus 2 : ( ) ( )
Fungsi turun pada sebagian , - dan unimodal. Titik
optimal bukan pada , - tetapi pada , -.
Gambar 2.16. Kondisi ketika 𝑓(𝑥 ) 𝑓(𝑥 )
Sumber. http://rahmafitriani.lecture.ub.ac.id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3. Kasus 3 : ( ) ( )
Fungsi turun pada sebagian , - dan unimodal. Nilai
optimalnya tidak akan lebih dari , oleh karena itu nilai
optimal terletak pada , -.
Sedangkan untuk kasus mencari nilai minimum, sifat fungsi diatas
juga berlaku sebaliknya. Sifat fungsi pada ketiga kasus di atas akan
membantu dalam proses eliminasi selang yang dilakukan pada metode
Golden Section Search.
Berdasarkan tekniknya, metode Golden Section Search termasuk
metode langsung yaitu metode yang tekniknya menggunakan evaluasi nilai
fungsi di dua titik yang berbeda pada selang awal yang diduga memuat
Gambar 2.17. Kondisi ketika 𝑓(𝑥 ) 𝑓(𝑥 )
Sumber. http://rahmafitriani.lecture.ub.ac.id
Gambar 2.18. Kondisi ketika 𝑓(𝑥 ) 𝑓(𝑥 )
Sumber. http://rahmafitriani.lecture.ub.ac.id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
nilai minimum atau maksimum. Nilai fungsi dari dua titik tersebut akan
dibandingkan dan hasilnya akan digunakan sebagai dasar penyempitan
selang sehingga terbentuk selang yang baru. Berikut adalah algoritma
penentuan titik dan penyempitan selang pada metode langsung.
1. Misalkan pada kasus minimum, diketahui fungsi adalah
fungsi non-linear satu variabel dan bersifat unimodal pada
, -. Artinya, pada , - termuat satu nilai minimum
fungsi .
2. Pada iterasi pertama dipilih titik antara dan , misal dan
dengan . Kondisi bahwa fungsi adalah fungsi
unimodal pada , - menjamin bahwa ( ) dan ( ) lebih
kecil dari ( ) dan ( )
3. Selanjutnya, dilakukan evaluasi nilai fungsi ( ) dan ( )
untuk menentukan kasus yang terjadi (lihat sifat kasus untuk
selang yang lebih sempit yang sudah dijelaskan sebelumnya).
Setelah mengetahui jenis kasus yang terjadi, maka dapat
ditentukan interval baru, yaitu :
Jika ( ) ( ), maka pembuat minimum berada di [ ].
Jika ( ) ( ), maka pembuat minimum berada di [ ].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
4. Apabila yang terjadi adalah kasus dimana ( ) ( ),
artinya dari selang , - menjadi , -. Panjang interval
baru menjadi lebih kecil daripada panjang interval lama, atau
dapat dituliskan menjadi :
( ) dengan
Begitu juga apabila yang terjadi adalah kasus dimana
( ) ( ), artinya dari selang , - menjadi , -. Hal
yang sama terjadi adalah panjang interval baru menjadi lebih
kecil dari panjang interval yang lama.
Sumber : Metode Numeris Untuk Menemukan Ekstrem Fungsi n-Variabel Tanpa
Kendala (Priswanto,2005)
Gambar 2.19.(a) Kondisi ketika 𝑓(𝑎 ) 𝑓(𝑏 )
(a) (b)
Gambar 2.19.(b) Kondisi ketika
𝑓(𝑎 ) 𝑓(𝑏 )
𝒂𝟎 𝒃𝟎 𝒂𝟏 𝒃𝟏
𝒂𝟎 𝒂𝟏 𝒃𝟏
Gambar 2.20. Pereduksian selang pada metode langsung jika
𝑓(𝑎 ) 𝑓(𝑏 ) untuk kasus minimum
Interval
baru
Interval
awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
5. Pada metode langsung, dipilih nilai agar pereduksian dalam
selang menjadi simetrik. Untuk mempermudah perhitungan,
tanpa mengurangi keumuman, misalkan panjang interval
, - adalah 1 atau dapat ditulis .
Jika diperhatikan pada gambar 2.22 dan 2.23, pereduksian yang
dilakukan bertujuan agar reduksi selang simetris sedemikan sehingga :
𝒂𝟎 𝒃𝟎 𝒂𝟏 𝒃𝟏
𝒂𝟏 𝒃𝟏 𝒃𝟎
Gambar 2.21. Pereduksian selang pada metode langsung
jika 𝑓(𝑎 ) 𝑓(𝑏 ) untuk kasus minimum
Interval
awal Interval
baru
Gambar 2.22. Ilustrasi pereduksian selang jika 𝑓(𝑎 ) 𝑓(𝑏 )
untuk kasus minimum
𝒑 𝟏 𝒑
𝒃𝟎 𝒂𝟎 𝟏
𝒂𝟎 𝒃𝟎 𝒂𝟏 𝒃𝟏
𝒂𝟏 𝒂𝟎 𝒃𝟐 𝒂𝟏 𝒃𝟏 Iterasi 2
Iterasi 1
𝒂𝟐
𝒂𝟎 𝒃𝟎 𝒂𝟏 𝒃𝟏
𝒂𝟏 𝒂𝟐 𝒃𝟏 𝒃𝟏 𝒃𝟎
Gambar 2.23. Ilustrasi pereduksian selang pada metode
langsung jika 𝑓(𝑎 ) 𝑓(𝑏 ) untuk kasus minimum
Iterasi 1
Iterasi 2
𝒑 𝟏 𝒑
𝒃𝟎 𝒂𝟎 𝟏
𝒃𝟐
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
( )
dengan suatu konstanta dan
Pereduksian selang tersebut dilakukan hingga panjang interval memenuhi
panjang interval akhir yang sudah ditentukan.
Algoritma di atas merupakan algoritma dari metode langsung
untuk menentukan nilai ekstrem dari fungsi non-linear satu variabel tanpa
kendala. Pada metode Golden Section Search algoritma yang digunakan
sama namun konstanta diharapkan konstan atau tetap untuk setiap iterasi
dalam pereduksian selang.
Pada iterasi ke-k, misal interval perkiraan adalah , -, maka
dapat ditemukan dua titik baru dan dengan :
( ) ( )( ) (2.14)
( ) ( )( ) (2.15)
dimana
sedemikan sehingga , - dan , - simetris yaitu :
( )
Nilai diharapkan konstan untuk setiap iterasi. Langkah
selanjutnya, salah satu dari titik akan digunakan sebagai titik interior pada
selang yang baru, sementara titik yang lain akan menjadi batas pada selang
baru. Kemudian, dalam setiap iterasi hanya akan dicari satu titik dan hanya
satu evaluasi yang akan dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Perhatikan gambar 2.24, jika ( ) ( ) dan hanya satu
evaluasi fungsi yang akan dilakukan, maka rasio antara subinterval pada
interval awal harus sama dengan panjang sub interval yang baru, yaitu :
dari (2.14) dan (2.15) diperoleh :
( )
( )( )
( )
√
Gambar 2.24. Ilustrasi pereduksian selang metode Golden
Section Search jika 𝑓(𝑎 ) 𝑓(𝑏 ) untuk kasus minimum
𝒑 𝟏 𝒑
𝒃𝟎 𝒂𝟎 𝟏
𝒂𝟎 𝒃𝟎 𝒂𝟏 𝒃𝟏
𝒂𝟏 𝒂𝟎 𝒃𝟐 𝒂𝟏 𝒃𝟏 Iterasi 2
Iterasi 1
𝒂𝟐
𝒂𝟎 𝒃𝟎 𝒂𝟏 𝒃𝟏
𝒂𝟏 𝒂𝟐 𝒃𝟏 𝒃𝟏 𝒃𝟎
Gambar 2.25. Ilustrasi pereduksian selang metode Golden Section Search
jika 𝑓(𝑎 ) 𝑓(𝑏 ) untuk kasus minimum
Iterasi 1
Iterasi 2
𝒑 𝟏 𝒑
𝒃𝟎 𝒂𝟎 𝟏
𝒃𝟐
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Demikian pula jika ( ) ( ) dan hanya satu evaluasi
fungsi yang akan dilakukan, maka rasio antara subinterval pada interval
awal harus sama dengan panjang sub interval yang baru, yaitu :
dari (2.14) dan (2.15) diperoleh :
( )
( )( )
( )
√
Dari dua kemungkinan di atas maka diperoleh suatu rasio
√
, karena nilai di dalam interval ( ) maka dipilih
√
.
Konstanta rasio tersebut sering disebut golden ratio untuk menyusutkan
selang pada metode Golden Section Search.
Secara singkat, pada iterasi ke–k, dan dipilih berdasarkan
(2.14) dan (2.15) dengan √
kemudian interval
perkiraan disusutkan dengan faktor . Iterasi pertama memerlukan dua
evaluasi fungsi dan pada iterasi selanjutnya hanya diperlukan satu
evaluasi. Pada iterasi ke- panjang interval adalah ( ) ( ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Misalkan adalah panjang interval akhir yang diinginkan, maka harus
dipilih sedemikan hingga :
( ) ( )
( )
( ) (2.16)
Berikut adalah algoritma Golden Section Search :
a. Langkah Awal
Misalkan diketahui fungsi bersifat unimodal pada , -. Interval
yang telah diberikan di awal menjadi interval awal dalam algoritma.
Tentukan panjang interval akhir yang diinginkan dengan .
Tentukan jumlah iterasi yang akan dikerjakan ( ) dengan
menggunakan rumus (2.16) yaitu ( )
( ).
b. Langkah Utama
1. Hitung nilai dan dengan menggunakan bentuk
persamaan (2.14) dan (2.15), yaitu :
( ) ( )( )
( ) ( )( )
dengan √
dan
2. Hitung nilai fungsi dari dan .
a. Kasus Maksimum
(i) Jika ( ) ( ) maka dipilih interval baru
, - dan dipilih .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
(ii) Jika ( ) ( ) maka dipilih interval baru
, - dan dipilih .
b. Kasus Minimum
(i) Jika ( ) ( ) maka dipilih interval baru
, - dan dipilih .
(ii) Jika ( ) ( ) maka dipilih interval baru
, - dan dipilih .
3. Ulangi 1 dan 2 hingga dan hingga selisih interval akhir
sudah sesuai yang diharapkan.
4. Jika proses telah sampai pada iterasi terakhir, maka dipilih nilai
paling minimum (dalam kasus minimum) atau maksimum (dalam
kasus maksimum) dari 2 titik interior di dalam selang atau interval
terakhir.
J. Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini, penulis memaparkan penelitian terdahulu
yang relevan dengan permasalahan dalam menentukan nilai ekstrem pada
fungsi polinomial tanpa mengunakan konsep turunan dan simetri pada
grafik fungsi polinomial.
Taylor, R.D dan Hansen, R (2008) memaparkan penyelesaian
masalah dalam menentukan nilai ekstrem pada fungsi polinomial
berderajat 3 (fungsi kubik) tanpa menggunakan konsep turunan dalam
jurnal “Optimization of Cubic Polynomial Function without Calculus”
Taylor dan Hansen pada jurnal tersebut menggunakan konsep dasar aljabar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dan geometri dalam menentukan nilai ekstrem fungsi polinomial
berderajat 3. Acuan yang digunakan dalam penelitian tersebut berasal dari
penelitian sebelumnya oleh de Villiers (2004) yang mengungkapkan
bahwa setiap fungsi polinomial berderajat 3 mempunyai titik simetri putar
(rotational symmetry point).
Ide dasar pada penelitian Taylor dan Hansen adalah membawa
sembarang fungsi polinomial berderajat 3 menjadi fungsi ganjil dengan
menggunakan konsep translasi, yaitu dengan memindahkan titik simetris
yang dimiliki oleh fungsi polinomial berderajat 3 ke titik origin O(0,0).
Proses translasi tersebut menghasilkan fungsi baru yang simetris terhadap
titik origin O(0,0) atau juga disebut fungsi ganjil. Tahap selanjutnya masih
menggunakan translasi dan manipulasi aljabar. Salah satu titik ekstrem
dari fungsi ganjil tersebut ditranslasi sedemikian sehingga titik ekstrem
tersebut menyinggung sumbu X. Proses translasi yang kedua ini
menghasilkan fungsi baru dimana titik ekstrem fungsi sekaligus menjadi
akar atau pembuat nol dari fungsi yang baru. Proses selanjutnya
menggunakan manipulasi aljabar sehingga diperoleh formula titik ekstrem
pada fungsi yang baru.
Penentuan nilai ekstrem dari fungsi awal juga menggunakan
translasi, yaitu dengan menggeser fungsi akhir kembali ke posisi fungsi
awal. Beberapa proses translasi dan manipulasi aljabar tersebut dapat
menghasilkan solusi (solusi dalam bentuk formula) yang sama dengan
solusi menggunakan konsep turunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Ayuningtyas, Setyarini, dan Retnosari (2016) memaparkan hasil
penelitian dimana penelitian tersebut pengembangan dari penelitian Taylor
dan Hansen, dalam “Permasalahan Optimasi pada Fungsi Polinomial
Berderajat Tinggi Tanpa Melibatkan Konsep Turunan” Penelitian tersebut
memaparkan proses mencari nilai ekstrem fungsi polinomial berderajat 5
tanpa menggunakan konsep turunan, tetapi menggunakan konsep dasar
aljabar dan geometri seperti yang dilakukan oleh Taylor dan Hansen.
Meskipun langkah-langkah yang digunakan pada penelitian tersebut
hampir sama dengan penelitian Taylor dan Hansen, namun ada yang
menjadi perbedaan dalam proses penelitian.
Apabila setiap fungsi polinomial berderajat 3 selalu simetris atau
memiliki titik simetri putar (rotational symmetry point), lain halnya
dengan fungsi polinomial berderajat 5. Penelitian tersebut memaparkan
bahwa tidak semua fungsi polinomial berderajat 5 simetris atau memiliki
titik simetri putar (rotational symmetry point). Goehle dan Kobayasi
(2013) medefinisikan bahwa fungsi polinomial berderajat merupakan
fungsi ganjil di , jika fungsi memiliki titik simetri putar di ( ( )),
untuk bilangan ganjil. Sedangkan, fungsi merupakan fungsi genap di
, jika fungsi mempunyai sumbu simetri , untuk genap.
Selanjutnya, disebut sebagai pusat simetri dari fungsi polinomial. Fungsi
polinomial yang simetris adalah fungsi yang memiliki titik simetri putar
atau sumbu simetri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Menurut Goehle dan Kobayasi, jika didefinisikan ( )
dengan dan fungsi simetris, maka
fungsi memiliki titik simetri putar dengan absis
. Hasil penelitian
dari Goehle dan Kobayasi dikembangkan lebih lanjut oleh Ayuningtyas,
Setyarini, dan Retnosari yaitu menentukan sifat dari fungsi polinomial
berderajat 5 yang simetris dengan menggunakan konsep fungsi ganjil.
Fungsi merupakan fungsi yang simetris apabila memenuhi persamaan :
(2.17)
Hasil penelitian dari Ayuningtyas, Setyarini, dan Retnosari
meninggalkan permasalahan sebab pada langkah translasi yang
memindahkan titik ekstrem lokal menjadi bersinggungan dengan sumbu
X, menghasilkan sistem persamaan yang tidak dapat diselesaikan secara
eksak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB III
FUNGSI POLINOMIAL BERDERAJAT 5
Pada bab ini akan dibahas tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh fungsi
polinomial berderajat 5, baik secara umum dan fungsi polinomial berderajat 5
yang simetris, hasil eksplorasi peneliti dalam menentukan nilai ekstrem lokal
fungsi polinomial berderajat 5 menggunakan metode Golden Section Search
dengan bantuan Geogebra dan Microsoft Excel. Selain itu, pada bab ini akan
dibahas tentang langkah-langkah yang akan digunakan oleh peneliti untuk
menentukan nilai ekstrem lokal fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris
secara garis besar. Pada bab ini juga akan dibahas secara khusus langkah uji
simetris pada fungsi polinomial berderajat 5 dan proses translasi yang dilakukan
pada fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris menjadi fungsi ganjil.
A. Fungsi Polinomial Berderajat 5
Berdasarkan definisi fungsi polinomial secara umum, bentuk
umum dari fungsi polinomial berderajat 5 adalah :
( )
dengan dan adalah konstanta.
Fungsi polinomial berderajat 5 adalah fungsi ganjil jika dan hanya
jika konstanta dari bernilai 0.
Misal sembarang fungsi polinomial berderajat 5, ( )
dengan fungsi adalah fungsi ganjil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Berdasarkan definisi 2.2, fungsi adalah fungsi ganjil jika dan hanya jika
memenuhi persamaan ( ) ( ).
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
(3.1)
( ) ( )
(3.2)
Untuk memenuhi definisi fungsi ganjil maka persamaan (3.1) harus sama
dengan (3.2). Sedangkan agar (3.1) ekuivalen dengan (3.2) haruslah
.
Misal sembarang fungsi polinomial berderajat 5, ( )
dengan .
( )
( ) ( ) ( ) ( )
( )
( )
Karena memenuhi persamaan ( ) ( ) maka fungsi adalah
fungsi ganjil.
Jadi, terbukti bahwa fungsi polinomial berderajat 5 adalah fungsi ganjil
jika dan hanya jika konstanta dari bernilai 0
Berdasarkan sifat titik balik (turning points) pada fungsi
polinomial, fungsi polinomial berderajat 5 memiliki paling banyak 4 titik
balik (turning points). Selain itu, fungsi polinomial berderajat 5 memiliki 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
pembuat nol baik bilangan real atau bilangan kompleks. Fungsi polinomial
berderajat 5 memiliki paling banyak 5 pembuat nol bilangan real. Hal
tersebut berakibat grafik fungsi polinomial berderajat 5 memiliki paling
banyak 5 titik yang memotong atau menyinggung sumbu X.
Grafik fungsi polinomial berderajat 5 tidak memiliki bentuk yang
sama untuk setiap fungsi. Berbeda dengan fungsi linear dan kuadrat yang
memiliki bentuk grafik yang sama, yaitu fungsi linear selalu berbentuk
garis lurus dan fungsi kuadrat selalu berbentuk parabola.
(a) (b)
(d) (c)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan sifat the end behavior pada fungsi polinomial, grafik
fungsi polinomial berderajat 5,
( )
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Jika koefisien dari suku yang memuat pangkat 5 atau leading
coeficient adalah bilangan positif, artinya maka
Gambar 3.1. Berbagai Macam Bentuk Grafik Fungsi Polinomial Berderajat 5
(e) (f)
(g) (h)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
maka nilai ( )
maka nilai ( )
Artinya untuk yang semakin bertambah besar atau bilangan
positif yang besar, nilai ( ) juga bertambah semakin besar.
Hal yang sama juga berlaku untuk yang semakin berkurang
atau semakin ke arah bilangan negatif yang besar, nilai ( )
juga berkurang ke arah bilangan negatif yang besar.
Jika dilihat dari grafik, fungsi semakin naik ke arah kanan
dan semakin turun ke arah kiri.
2. Jika koefisien dari suku yang memuat pangkat 5 atau leading
coeficient adalah bilangan negatif, artinya maka
maka nilai ( )
maka nilai ( )
Pada kasus ini berlawanan dengan kasus sebelumnya yaitu
kasus untuk . Pada kasus , berlaku untuk yang
semakin bertambah besar atau bilangan positif yang besar, nilai
( ) semakin berkurang ke arah bilangan negatif yang besar.
Hal yang sama juga berlaku untuk yang semakin berkurang
atau semakin ke arah bilangan negatif yang besar, nilai ( )
bertambah semkain besar ke arah bilangan positif yang besar.
Jika dilihat secara grafik, fungsi semakin turun ke arah kanan
dan semakin naik ke arah kiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dari karakteristik di atas, fungsi polinomial berderajat 5 tidak
memiliki nilai maksimum global, karena fungsi semakin naik ke arah
kanan untuk atau fungsi semakin naik ke arah kiri untuk .
Fungsi polinomial berderajat 5 juga tidak memiliki nilai minimum global,
karena fungsi semakin turun ke arah kiri untuk atau fungsi
semakin turun ke arah kanan untuk .
B. Fungsi Polinomial Berderajat 5 yang Simetris
Berdasarkan definisi 2.2, fungsi ganjil memiliki karakteristik yaitu
grafik fungsinya simetris terhadap titik O(0,0). Sedangkan, grafik fungsi
genap simetris terhadap sumbu Y atau garis . Goehle dan Kobayasi
(2013) mendefinisikan bahwa fungsi polinomial berderajat merupakan
fungsi genap di jika fungsi tersebut memiliki sumbu simetri untuk
adalah bilangan genap. Sedangkan, fungsi merupakan fungsi ganjil di
jika fungsi tersebut memiliki titik simetri putar (rotational symmetry) di
( ( )) untuk adalah bilangan ganjil. Absis dari titik simetri putar atau
garis dari sumbu simetri tersebut, yaitu disebut sebagai pusat simetri
(center symmetry). Oleh karena itu, pusat simetri pada fungsi polinomial
dapat berupa sumbu simetri atau titik simetri putar.
Dalam menentukan nilai , Goehle dan Kobayasi menggunakan
dugaan bahwa nilai ditentukan oleh 2 koefisien pertama pada fungsi
polinomial. Dugaan tersebut diawali dengan mengamati fungsi polinomial
berderajat rendah, yaitu berderajat 0, 1, 2 dan 3. Fungsi polinomial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
berderajat 0, atau fungsi konstan merupakan fungsi genap di setiap nilai
manapun karena setiap titik pada dapat menjadi sumbu simetri. Fungsi
polinomial berderajat 1, atau fungsi linear dengan kemiringan garis tidak
sama dengan 0, merupakan fungsi ganjil di setiap nilai manapun, karena
setiap dapat menjadi absis dari titik semetri putar. Fungsi polinomial
berderajat 2 atau fungsi kuadrat, ( ) memiliki bentuk
grafik fungsi berbentuk parabola yang mempunyai sumbu simetri, dengan
sumbu simetri
. Oleh karena itu, fungsi polinomial berderajat 2
merupakan fungsi genap di
. Berdasarkan hasil penelitian de
Villiers, setiap fungsi polinomial berderajat 3, ( )
memiliki titik simetri putar di (
(
)*. Oleh karena itu, setiap
fungsi polinomial berderajat 3 merupakan fungsi ganjil di
. Dari
pengamatan karakteristik beberapa fungsi polinomial tersebut, Goehle dan
Kobayasi menduga fungsi polinomial berderajat :
( )
memiliki pusat simetris (center symmetry) di
. Namun, ternyata
dalam proses penelitian, Goehle dan Kobayasi menemukan bahwa tidak
semua fungsi polinomial berderajat tinggi, yaitu berderajat 4,5 dan
seterusnya, memiliki pusat simetri (sumbu simetri atau titik simetri putar).
Goehle dan Kobayasi mengatakan untuk memastikan apakah fungsi
polinomial berderajat mempunyai pusat simetri, dapat dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
cara mentranslasikan fungsi polinomial dengan menggeser absis
ke untuk bilangan genap, atau menggeser titik (
(
))
ke titik origin O(0,0). Setelah melakukan translasi, kemudian dilakukan
pengecekan menggunakan definisi fungsi ganjil dan fungsi genap untuk
menentukan fungsi termasuk fungsi genap, fungsi ganjil atau bukan
keduanya.
Berdasarkan hasil penelitian Goehle dan Kobayasi, jika fungsi
polinomial berderajat 5, ( ) adalah
fungsi yang simetris, maka pusat simetrinya terletak di
.
Ayuningtyas, Setyorini dan Retnosari (2016) mengembangkan penelitian
dari Goehle dan Kobayasi, yaitu menentukan karakteristik fungsi
polinomial berderajat 5 yang simetris.
Misal fungsi , ( ) ,
mempunyai titik semetri putar di ( ) dengan
dan ( ).
Jika fungsi ditranslasikan dengan menggeser titik ( ) ke titik origin
( ) maka akan terbentuk fungsi baru yang diperoleh dari translasi
fungsi terhadap (
) . Misalkan fungsi baru yang terbentuk adalah
fungsi , maka fungsi dapat dituliskan dalam bentuk :
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
( ) (
) ( ) (
) ( )
( ) ( )
( ) ( ) (3.1)
Fungsi merupakan hasil translasi fungsi yang diperoleh dengan
menggeser titik simetri putar fungsi ke titik O(0,0), sehingga fungsi
memiliki titik simetri putar di O(0,0). Artinya fungsi merupakan fungsi
ganjil. Oleh karena itu, koefisien dari dan pada persamaan (3.1)
haruslah bernilai 0.
Koefisien adalah , maka :
(3.2)
Koefisien adalah , maka :
(3.3)
Jika persamaan (3.2) disubstitusikan ke persamaan (3.3), maka
(
*
(
*
(
*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
(3.4)
Jika koefisien dari dan bernilai 0, maka persamaan (3.1) menjadi :
( ) ( ) (
) (3.5)
Dari perhitungan di atas, fungsi merupakan fungsi polinomial
berderajat 5 yang simetris jika memenuhi persamaan (3.4), dengan pusat
simetri di
. Oleh karena itu, fungsi yang simetris memiliki titik
simetri putar di (
(
)*.
Contoh 3.1
1. ( )
Misal :
Perhatikan nilai dari
pada fungsi
( )( )
( )
( )
( )
Dari perhitungan di atas, diperoleh bahwa fungsi memenuhi
persamaan (3.4), maka fungsi adalah fungsi polinomial berderajat 5
yang simetris dengan pusat simetris di
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Untuk lebih memastikan hal tersebut, akan dilakukan pengecekan
dengan melihat grafik fungsi .
Misalkan fungsi memiliki titik simetri putar di titik , maka titik
simetri putar dari fungsi adalah ( ( )).
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
Jika fungsi ditranslasikan dengan menggeser titik ( ) ke titik
( ) menjadi fungsi baru yaitu fungsi , maka:
( )( )
→ ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Gambar 3.2. Grafik fungsi 𝑔(𝑥) 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
( )
Setelah ditranslasikan, fungsi adalah fungsi ganjil baik secara grafik
fungsi dan rumus fungsi, karena fungsi hanya memuat suku-suku
yang pangkatnya ganjil.
Jadi, fungsi adalah fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris
dengan titik simetri putar di ( ).
2. ( )
Misal :
Perhatikan nilai dari
pada fungsi
( )( )
( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
Gambar 3.3. Translasi Grafik Fungsi 𝑔
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Dari perhitungan di atas, diperoleh bahwa fungsi tidak memenuhi
persamaan (3.4), maka fungsi bukan fungsi polinomial berderajat 5
yang simetris.
Untuk lebih memastikan hal tersebut, akan dilakukan pengecekan
dengan melihat grafik fungsi .
Menurut Goehle dan Kobayasi, jika fungsi adalah fungsi polinomial
berderajat 5 yang simetris, maka pusat simetrisnya di :
( )
Misalkan fungsi mempunyai titik simetri putar di (
(
)*.
(
* (
*
(
*
(
*
(
*
(
*
Gambar 3.4. Grafik fungsi (𝑥) 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Jika fungsi ditranslasikan dengan menggeser titik (
) ke
titik ( ) menjadi fungsi , maka :
( )
(
)
→ ( )
( ) (
* (
*
( ) (
*
(
*
(
*
(
*
(
*
Uji apakah fungsi merupakan fungsi ganjil. Fungsi merupakan
fungsi ganjil jika memenuhi persamaan ( ) ( ).
( ) ( )
( )
( )
( )
( ) (
*
Dari perhitungan di atas, fungsi bukan merupakan fungsi ganjil
karena tidak memenuhi ( ) ( ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Setelah ditranslasikan, fungsi adalah bukan fungsi ganjil baik secara
grafik fungsi dan rumus fungsi, karena fungsi tidak memenuhi
definisi fungsi ganjil.
Jadi, dapat disimpulkan fungsi bukan fungsi polinomial berderajat 5
yang simetris.
C. Nilai Ekstrem Lokal Fungsi Polinomial Berderajat 5 Menggunakan
Golden Section
Metode Golden Section Search adalah salah satu metode yang
dapat digunakan untuk menentukan nilai ekstrem dari fungsi nonlinear
satu variabel. Fungsi polinomial berderajat 5 merupakan salah satu macam
fungsi nonlinear dalam satu variabel. Pada subbab ini akan diberikan
Gambar 3.5. Translasi fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
contoh penggunaan metode Golden Section Search untuk menentukan
nilai ekstrem lokal fungsi polinomial berderajat 5.
Dalam menentukan nilai ekstrem dari sebuah fungsi nonlinear satu
variabel menggunakan Golden Section Search perlu diketahui selang yang
menjamin bahwa fungsi tersebut unimodal pada selang tersebut, yang
artinya pada selang tersebut hanya memuat satu nilai ekstrem lokal saja.
Proses yang dilakukan dalam metode Golden Section Search adalah
penyempitan selang, dimulai dari selang yang diketahui awal (iterasi 0),
dengan menggunakan konstanta yang tetap pada setiap iterasi, yaitu
√
…
Contoh 3.2
Tentukan nilai ekstrem lokal dari fungsi di bawah ini
menggunakan metode Golden Section Search dengan panjang interval
akhir
( )
Penyelesaian :
Berdasarkan algoritma metode Golden Section Search perlu
diketahui selang yang menjamin fungsi unimodal pada selang tersebut.
Untuk mengetahui selang tersebut, diperlukan bantuan menggunakan
grafik fungsi .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dari gambar grafik fungsi , terlihat bahwa fungsi memiliki 2
titik maksimum lokal dan 2 titik minimum lokal. Fungsi memuat nilai
maksimum lokal pada selang dan dan nilai minimum
lokal pada selang dan .
Iterasi yang harus dilakukan pada metode Golden Section dapat
ditentukan sesuai dengan panjang interval akhir yang diinginkan atau
ditentukan. Pemilihan banyaknya iterasi yang dilakukan dapat
menggunakan rumus pada (2.7).
1. Kasus 1 : Menentukan nilai minimum lokal
Pada kasus ini akan dicari nilai minimum lokal pada fungsi . Fungsi f
memiliki 2 nilai minimum lokal yang termuat pada selang
dan .
a. Nilai minimum lokal pada selang
Gambar 3.6. Grafik fungsi 𝑓(𝑥) 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
(i) Langkah awal : menentukan banyak iterasi
( )
( )
( )
( ( ))
( )
( )
Jadi, dipilih , karena ( )
(ii) Langkah utama
Iterasi 1
Dicari 2 titik baru di dalam selang , misal dan .
Pemilihan titik dan berdasarkan (2.5) dan (2.6)
( ) ( )
( ) ( )
Dilakukan evaluasi nilai fungsi dari ( ) dan ( )
( )
( )
Karena dan ( ) ( ) maka dipilih interval baru
yaitu .
Iterasi 2
Dipilih 2 titik di dalam selang , misalkan
dan .
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( )
yang merupakan titik interior dalam selang
merupakan titik . Oleh karena itu, hanya
perlu evaluasi nilai fungsi pada satu titik baru.
( ) ( )
( ) ( )
Karena dan ( ) ( ) maka dipilih interval baru
yaitu
Iterasi selanjutnya menggunakan bantuan tabel dan Microsoft Excel.
Jadi, minimum lokal fungsi diperkirakan berada di
dengan nilai fungsi .
Iterasi
( )
Batas
bawah
selang ( )
( ) ( ) ( )
Batas
atas
selang
( )
( )
0 -3 2 -2.61803 0.618034 -2.381966 0.742646 -2 2
1 -3 2 -2.76393 0.913216 -2.618034 0.618034 -2.381966 0.742646
2 -2.763932 0.913216 -2.61803 0.618034 -2.527864 0.582982 -2.381966 0.742646
3 -2.618034 0.618034 -2.52786 0.582982 -2.472136 0.61422 -2.381966 0.742646
4 -2.618034 0.618034 -2.56231 0.583532 -2.527864 0.582982 -2.472136 0.61422
5 -2.562306 0.583532 -2.52786 0.582982 -2.506578 0.590321 -2.472136 0.61422
6 -2.562306 0.583532 -2.54102 0.581358 -2.527864 0.582982 -2.506578 0.590321
7 -2.562306 0.583532 -2.54915 0.581483 -2.54102 0.581358 -2.527864 0.582982
8 -2.54915 0.581483 -2.54102 0.581358 -2.535995 0.581713 -2.527864 0.582982
9 -2.54915 0.581483 -2.54413 0.581304 -2.54102 0.581358 -2.535995 0.581713
10 -2.54915 0.581483 -2.54604 0.581333 -2.544125 0.581304 -2.54102 0.581358
11 -2.546045 0.581333 -2.54413 0.581304 -2.542939 0.58131 -2.54102 0.581358
12 -2.546045 0.581333 -2.54486 0.581309 -2.544125 0.581304 -2.542939 0.58131
13 -2.544858 0.581309 -2.54413 0.581304 -2.543672 0.581304 -2.542939 0.58131
14 -2.544858 0.581309 -2.54441 0.581305 -2.544125 0.581304 -2.543672 0.581304
15 -2.54441 0.581305 -2.544125 0.581304 -2.543952 0.581303 -2.543672 0.581304
Tabel 3.1. Hasil Iterasi Menentukan Nilai Minimum Lokal di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
b. Nilai minimum lokal pada selang
(i) Langkah awal : menentukan banyak iterasi
( )
( )
( )
( ( ))
( )
( )
Jadi, dipilih , karena ( )
(ii) Langkah utama
Iterasi 1
Dicari 2 titik baru di dalam selang , misal dan .
Pemilihan titik dan berdasarkan (2.5) dan (2.6)
( ) ( )
( ) ( )
Dilakukan evaluasi nilai fungsi dari ( ) dan ( )
( ) ( )
( ) ( ( )
Karena dan ( ) ( ) maka dipilih interval baru
yaitu .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Iterasi 2
Dipilih 2 titik di dalam selang , misalkan dan
.
( )
( )
yang merupakan titik interior dalam selang .
merupakan titik . Oleh karena itu, hanya perlu evaluasi nilai
fungsi pada satu titik baru.
( ) ( )
( ) ( )
Karena dan ( ) ( ) maka dipilih interval baru
yaitu .
Iterasi selanjutnya menggunakan bantuan tabel dan Microsoft Excel.
Itera
si
( )
Batas
bawah
selang
( )
( ) ( ) ( )
Batas
atas
selang
( )
( )
0 -1 2 -0.61803 -0.62808 -0.38197 -1.61803 0 2
1 -0.61803 -0.62808 -0.38197 -1.61803 -0.23607 -1.30935 0 2
2 -0.61803 -0.62808 -0.47214 -1.39578 -0.38197 -1.61803 -0.23607 -1.30935
3 -0.47214 -1.39578 -0.38197 -1.61803 -0.32624 -1.61384 -0.23607 -1.30935
4 -0.47214 -1.39578 -0.41641 -1.56299 -0.38197 -1.61803 -0.32624 -1.61384
5 -0.41641 -1.56299 -0.38197 -1.61803 -0.36068 -1.63092 -0.32624 -1.61384
6 -0.38197 -1.61803 -0.36068 -1.63092 -0.34752 -1.63014 -0.32624 -1.61384
7 -0.38197 -1.61803 -0.36881 -1.62801 -0.36068 -1.63092 -0.34752 -1.63014
8 -0.36881 -1.62801 -0.36068 -1.63092 -0.35565 -1.63143 -0.34752 -1.63014
9 -0.36068 -1.63092 -0.35565 -1.63143 -0.35255 -1.63125 -0.34752 -1.63014
10 -0.36068 -1.63092 -0.35757 -1.63135 -0.35565 -1.63143 -0.35255 -1.63125
11 -0.35757 -1.63135 -0.35565 -1.63143 -0.35447 -1.63141 -0.35255 -1.63125
Tabel 3.2. Hasil Iterasi Menentukan Nilai Minimum Lokal di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
12 -0.35757 -1.63135 -0.35639 -1.63142 -0.35565 -1.63143 -0.35447 -1.63141
13 -0.35639 -1.63142 -0.35565 -1.63143 -0.3552 -1.63143 -0.35447 -1.63141
14 -0.35639 -1.63142 -0.35593 -1.63143 -0.35565 -1.63143 -0.3552 -1.63143
15 -0.35593 -1.63143 -0.35565 -1.63143 -0.35548 -1.63143 -0.3552 -1.63143
Jadi, minimum lokal fungsi diperkirakan berada di
dengan nilai fungsi .
2. Kasus 2 : Menentukan maksimum lokal
Pada kasus ini akan dicari nilai maksimum lokal pada fungsi . Fungsi
memiliki 2 nilai maksimum lokal yang termuat pada selang
dan .
a. Nilai maksimum lokal pada selang
(i) Langkah awal : menentukan banyak iterasi
( )
( )
( )
( ( ))
( )
( )
Jadi, dipilih , karena ( )
(ii) Langkah utama
Iterasi 1
Dicari 2 titik baru di dalam selang , misal dan .
Pemilihan titik dan berdasarkan (2.5) dan (2.6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
( ) ( )
( ) ( )
Dilakukan evaluasi nilai fungsi dari ( ) dan ( )
( ) ( )
( ) ( )
Karena dan ( ) ( ) maka dipilih interval baru
yaitu .
Iterasi 2
Dipilih 2 titik di dalam selang , misalkan
dan .
( )
( )
yang merupakan titik interior dalam selang
merupakan titik . Oleh karena itu, hanya
perlu evaluasi nilai fungsi pada satu titik baru.
( ) ( )
( ) ( )
Karena dan ( ) ( ) maka dipilih interval baru
yaitu .
Iterasi selanjutnya menggunakan bantuan tabel dan Microsoft Excel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Jadi, maksimum lokal fungsi diperkirakan di
dengan nilai fungsi .
b. Nilai maksimum lokal pada selang
(i) Langkah awal : menentukan banyak iterasi
( )
( )
( )
( ( ))
( )
Iterasi
( )
Batas
bawah
selang
( )
( ) ( ) ( )
Batas
atas
selang
( )
( )
0 -4 2 -3.61803 5.618034 -3.381966 4.628084 -3 2
1 -4 2 -3.76393 5.309351 -3.618034 5.618034 -3.381966 4.628084
2 -3.763932 5.309351 -3.61803 5.618034 -3.527864 5.395779 -3.381966 4.628084
3 -3.763932 5.309351 -3.67376 5.613837 -3.618034 5.618034 -3.527864 5.395779
4 -3.673762 5.613837 -3.61803 5.618034 -3.583592 5.562987 -3.527864 5.395779
5 -3.673762 5.613837 -3.63932 5.630918 -3.618034 5.618034 -3.583592 5.562987
6 -3.673762 5.613837 -3.65248 5.63014 -3.63932 5.630918 -3.618034 5.618034
7 -3.652476 5.63014 -3.63932 5.630918 -3.63119 5.62801 -3.618034 5.618034
8 -3.652476 5.63014 -3.64435 5.631432 -3.63932 5.630918 -3.63119 5.62801
9 -3.652476 5.63014 -3.64745 5.631251 -3.644345 5.631432 -3.63932 5.630918
10 -3.647451 5.631251 -3.64435 5.631432 -3.642426 5.631353 -3.63932 5.630918
11 -3.647451 5.631251 -3.64553 5.631408 -3.644345 5.631432 -3.642426 5.631353
12 -3.645531 5.631408 -3.64435 5.631432 -3.643612 5.631419 -3.642426 5.631353
13 -3.645531 5.631408 -3.6448 5.63143 -3.644345 5.631432 -3.643612 5.631419
14 -3.644798 5.63143 -3.64435 5.631432 -3.644065 5.63143 -3.643612 5.631419
15 -3.644798 5.63143 -3.64452 5.631432 -3.644345 5.631432 -3.644065 5.63143
Tabel 3.3. Hasil Iterasi Menentukan Nilai Maksimum Lokal di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
( )
Jadi, dipilih , karena ( )
(ii) Langkah utama
Iterasi 1
Dicari 2 titik baru di dalam selang , misal dan .
Pemilihan titik dan berdasarkan (2.5) dan (2.6)
( ) ( )
( ) ( )
Dilakukan evaluasi nilai fungsi dari ( ) dan ( )
( ) ( )
( ) ( )
Karena dan ( ) ( ) maka dipilih interval baru
yaitu .
Iterasi 2
Dipilih 2 titik di dalam selang , misalkan
dan .
( )
( )
yang merupakan titik interior dalam selang
. merupakan titik . Oleh karena itu, hanya
perlu evaluasi nilai fungsi pada satu titik baru.
( ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
( ) ( )
Karena dan ( ) ( ) maka dipilih interval baru
yaitu .
Iterasi selanjutnya menggunakan bantuan tabel dan Microsoft Excel.
Itera
si ( )
Batas
bawah
selang
( )
( ) ( ) ( )
Batas
atas
selang
( )
( )
0 -2 2 -1.61803 3.257354 -1.38197 3.381966 -1 2
1 -1.61803 3.257354 -1.38197 3.381966 -1.23607 3.086784 -1 2
2 -1.61803 3.257354 -1.47214 3.417018 -1.38197 3.381966 -1.23607 3.086784
3 -1.61803 3.257354 -1.52786 3.38578 -1.47214 3.417018 -1.38197 3.381966
4 -1.52786 3.38578 -1.47214 3.417018 -1.43769 3.416468 -1.38197 3.381966
5 -1.52786 3.38578 -1.49342 3.409679 -1.47214 3.417018 -1.43769 3.416468
6 -1.49342 3.409679 -1.47214 3.417018 -1.45898 3.418642 -1.43769 3.416468
7 -1.47214 3.417018 -1.45898 3.418642 -1.45085 3.418517 -1.43769 3.416468
8 -1.47214 3.417018 -1.46401 3.418287 -1.45898 3.418642 -1.45085 3.418517
9 -1.46401 3.418287 -1.45898 3.418642 -1.45587 3.418696 -1.45085 3.418517
10 -1.45898 3.418642 -1.45587 3.418696 -1.45396 3.418667 -1.45085 3.418517
12 -1.45898 3.418642 -1.45706 3.41869 -1.45587 3.418696 -1.45396 3.418667
12 -1.45706 3.41869 -1.45587 3.418696 -1.45514 3.418691 -1.45396 3.418667
13 -1.45706 3.41869 -1.45633 3.418696 -1.45587 3.418696 -1.45514 3.418691
14 -1.45633 3.418696 -1.45587 3.418696 -1.45559 3.418695 -1.45514 3.418691
15 -1.45633 3.418696 -1.45605 3.418697 -1.45587 3.418696 -1.45559 3.418695
Jadi, maksimum lokal fungsi diperkirakan berada di
dengan nilai fungsi .
D. Proses Menentukan Nilai Ekstrem Lokal Fungsi Polinomial
Berderajat 5 yang Simetris
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan nilai ekstrem lokal
fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris dengan memadukan metode
Tabel 3.4. Hasil Iterasi Menentukan Nilai Maksimum Lokal di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Golden Section Search dan konsep aljabar dan geometris seperti yang
dilakukan oleh Ronald dan Hansen. Pada sub bab ini berisi tentang
langkah-langkah atau proses secara garis besar dalam menentukan nilai
ekstrem lokal fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris dengan
memadukan kedua metode tersebut. Berikut adalah algoritma proses yang
akan dilakukan dalam penelitian ini.
1. Langkah awal
Langkah awal yang akan dilakukan adalah inisiasi atau proses
input koefisien-koefisien dari fungsi polinomial berderajat 5. Fungsi
awal yang diinputkan diberikan nama fungsi . Selanjutnya dilakukan
pengujian kesimetrisan fungsi . Pengujian kesimetrisan fungsi
dilakukan dengan cara yang sudah dibahas pada subbab sebelumnya.
Jika fungsi adalah fungsi yang simetris, maka proses dilanjutkan.
Sedangkan jika fungsi bukan merupakan fungsi yang simetris, maka
proses dihentikan.
2. Langkah Utama
Jika fungsi adalah fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris,
maka proses dilanjutkan ke tahap langkah utama.
a. Fungsi yang simetris akan ditranslasikan dengan menggeser
titik simetri putar ke titik origin O(0,0). Hasil translasi tersebut
akan menghasilkan fungsi baru yang merupakan fungsi ganjil,
dimana fungsi yang baru merupakan fungsi polinomial
berderajat 5 yang hanya memuat suku-suku dengan pangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
bilangan ganjil. Hasil translasi tersebut diberikan nama fungsi
.
b. Mencari pembuat nol dari fungsi , dengan cara membantuk
persamaan polinomial berderajat 4, yang hanya memuat suku
, dan konstanta. Persamaan polinomial berderajat 4
tersebut kemudian dimanipulasi menjadi bentuk persamaan
kuadrat, dengan memisalkan ,sehingga .
c. Melakukan analisis banyaknya nilai ekstrem lokal yang
dimiliki oleh fungsi berdasarkan banyaknya pembuat nol real
fungsi dan nilai diskriminan dari persamaan kuadrat dalam
variabel .
1) Jika fungsi memiliki nilai ekstrem lokal dan
diskriminan dari persamaan kuadrat yang terbentuk
bernilai lebih besar sama dengan 0, maka dari nilai-nilai
pembuat nol real fungsi dapat dibentuk interval yang
menjamin fungsi bersifat unimodal pada interval
tersebut. Interval dibentuk menggunakan 2 nilai
pembuat nol fungsi yang berdekatan.
2) Jika nilai diskriminan dari persamaan kuadrat yang
terbentuk bernilai negatif, maka dilakukan pengecekan
apakah fungsi memiliki nilai ekstrem lokal. Cara yang
dilakukan adalah menggerakan garis ke atas
sebesar , selanjutnya diperiksa banyaknya titik potong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
antara grafik fungsi dengan garis . Apabila
terdapat lebih dari 1 titik potong, maka fungsi
memiliki nilai ekstrem lokal dan absis dari 2 titik
potong yang berdekatan dapat dibentuk interval yang
menjamin fungsi bersifat unimodal pada interval
terserbut. Jika hanya terdapat 1 titik potong, maka garis
akan digerakkan kembali ke atas dengan
pergerakan konstanta yang sama, yaitu . Proses
pergerakan garis tersebut dilakukan hingga terdapat
lebih dari 1 titik potong dan memenuhi banyaknya
iterasi yang ditentukan.
d. Selanjutnya, akan diuji apakah di antara selang atau interval
yang terbentuk memuat nilai maksimum atau minimum lokal.
Hal ini bertujuan untuk menentukan algoritma metode Golden
Section dalam kasus maksimum atau minimum.
e. Mencari nilai ekstrem lokal dari fungsi dengan metode
Golden Section.
3. Langkah Akhir
Setelah mendapat nilai ekstrem lokal dari fungsi , maka akan
dilakukan translasi kembali ke fungsi awal. Nilai ekstrem lokal dari
fungsi dapat ditentukan dengan menggeser fungsi ke fungsi ,
yaitu dengan menggeser dari titik O(0,0) ke titik simetri putar fungsi .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
1. Proses insiasi koefisien
fungsi polinomial berderajat
5 : fungsi 𝑔.
2. Uji kesimetrisan fungsi 𝑔
3. Proses translasi fungsi 𝑔
yang simetris.
4. Mencari pembuat nol dari
fungsi , yang merupakan
fungsi hasil translasi.
5. Menganalisis banyaknya nilai
ekstrem lokal dari nilai pembuat
nol fungsi dan diskriminan (𝐷)
dari persamaan kuadrat yang
terbentuk.
6. Jika 𝐷 ≥ , maka interval
dibentuk dari 2 pembuat nol
real fungsi yang bedekatan.
Fungsi bersifat unimodal
pada interval tersebut.
7. Memeriksa nilai ekstrem
lokal maksimum atau
minimum yang termuat dalam
selang tersebut.
8. Menggunakan metode Golden
Section sesuai dengan kasus yang
sesuai (kasus maksimum atau
minimum).
9. Melakukan translasi kembali
ke fungsi 𝑔.
Gambar 3.7. Diagram Proses Menentukan Nilai Ekstrem Lokal Fungsi
Polinomial Berderajat 5 yang Simetris untuk 𝐷 ≥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
1. Proses Insiasi Koefisien
Fungsi Polinomial
Berderajat 5 : Fungsi 𝑔
2. Uji Kesimetrisan
Fungsi 𝑔
3. Proses Translasi
Fungsi 𝑔 yang
Simetris
4. Mencari pembuat nol
dari fungsi h, yang
merupakan fungsi hasil
translasi
5. Menganalisis banyaknya nilai
ekstrem lokal dari nilai pembuat
nol fungsi dan diskriminan (𝐷)
dari persamaan kuadrat yang
terbentuk
6. Jika 𝐷 , garis 𝑦
digerakkan ke atas sebesar 𝑘,
sehingga menjadi 𝑦 𝑘
9. Memeriksa nilai ekstrem
lokal maksimum atau
minimum yang termuat dalam
selang tersebut
10. Menggunakan metode
Golden Section sesuai dengan
kasus yang sesuai (kasus
maksimum atau minimum)
11. Melakukan translasi
kembali ke fungsi 𝑔
Gambar 3.8. Diagram Proses Menentukan Nilai Ekstrem Lokal Fungsi
Polinomial Berderajat 5 yang Simetris untuk 𝐷
7. Memeriksa banyaknya titik
potong antara grafik fungsi
dengan 𝑦 𝑘
8. a. Jika terdapat lebih dari 1
titik potong, maka interval
dibentuk dari absis 2 titik
potong yang berderkatan.
8. a. Jika terdapat 1 titik potong,
garis 𝑦 𝑘 digerakkan ke atas
sebesar 𝑘. Proses pada langkah
6 diulang hingga terdapat lebih
dari 1 titik potong dan
banyaknya perulangan sesuai
dengan banyaknya iterasi yang
sudah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
E. Uji Simetris Fungsi Polinomial Berderajat 5
Pengujian kesimetrisan fungsi polinomial berderajat 5 dilakukan
dengan menguji apakah fungsi polinomial berderajat 5 yang diberikan
memenuhi persamaan (3.4). Jika fungsi polinomial berderajat 5 tidak
memenuhi persamaan (3.4) maka proses akan dihentikan. Sedangkan, jika
fungsi polinomial berderajat 5 memenuhi persamaan (3.4), maka proses
akan dilanjutkan. Sebelum uji kesimetrisan dilakukan, terlebih dahulu
dilakukan inisiasi atau proses input koefisien-koefisien dari fungsi
polinomial berderajat 5.
Proses inisiasi dan uji simetris fungsi polinomial berderajat 5
dituliskan dalam program pada MATLAB ditulis dalam M-File dan
dipanggil di Command Windows dengan nama inisiasi_dan_uji_simetris.
Berikut ini adalah program inisiasi dan uji simetris fungsi polinomial
berderajat 5.
%Proses Inisasi Fungsi Polinomial Berderajat 5 clear all close all %input koefisien Polinomial disp('------------------------------------'); disp('Inisiasi Fungsi Polinomial Pangkat 5'); disp('------------------------------------'); a=input('masukkan koefisien x^5 : '); b=input('masukkan koefisien x^4 : '); c=input('masukkan koefisien x^3 : '); d=input('masukkan koefisien x^2 : '); e=input('masukkan koefisien x : '); f=input('masukkan konstanta : '); disp(' '); disp(['g(x)= ',num2str(a),'*x^5 + (',num2str(b),')*x^4 + (',num2str(c),')*x^3 + (',num2str(d),')*x^2 + (',num2str(e),')*x + (',num2str(f),')'])
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
G=[a b c d e f] %Matriks yg berisi Koefisien Polinomial disp(' '); %Proses Uji Simetris Grafik Fungsi disp('------------------------------'); disp('Uji Kesimetrisan Grafik Fungsi'); disp('------------------------------'); m= -b/(5*a); n=polyval(G,m); disp(['Asumsi fungsi memiliki titik simetris di (',num2str(m),',',num2str(n),')']) %Pengujian Fungsi g simetris di titik (m,n) S= (((4*(b^3))/(25*(a^2))))-((3*b*c)/(5*a))+d
if S==0 disp(['Fungsi polinomial tersebut simetris di (',num2str(m),',',num2str(n),')']) disp('Ketik lanjut_translasi untuk melanjutkan proses') disp('==============================================='); else disp('Fungsi polinomial tersebut tidak simetris dan program tidak dapat dilanjutkan. Program selesai.') disp('================================================='); end disp(' ');
Setelah dilakukan proses inisiasi dan pengujian, pengguna program
diberikan informasi atau keterangan tentang hasil pengujian. Jika fungsi
polinomial berderajat 5 yang diberikan tidak simetris, maka proses
berhenti. Sedangkan, jika fungsi polinomial berderajat 5 yang diberikan
simetris, maka fungsi polinomial berderajat simetris di titik tertentu dan
proses akan dilanjutkan dengan memanggil M-file lanjut_translasi pada
Command Windows.
F. Proses Translasi Fungsi Polinomial Berderajat 5
Setelah dilakukan uji kesimetrisan fungsi polinomial berderajat 5,
maka proses selanjutnya hanya akan dilakukan pada fungsi polinomial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
berderajat 5 yang simetris. Proses yang selanjutnya adalah melakukan
translasi fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris dengan menggeser
titik simetri putarnya ke titik origin O(0,0). Pada subbab sebelumnya, telah
dilakukan perhitungan secara aljabar untuk hasil translasi fungsi
polinomial berderajat 5 yang simetris dengan menggeser titik simetri
putarnya ke titik origin O(0,0) dan hasilnya adalah rumus fungsi baru
(3.5). Misalkan fungsi awal polinomial berderajat 5 yang simetris adalah
fungsi , ( ) dan hasil translasinya
merupakan fungsi , dengan ( )
, maka berdasarkan (3.5) :
sehingga fungsi menjadi :
( ) ( )
( ) (3.6)
(3.7)
Pada proses sebelumnya, program yang telah dikerjakan adalah
program untuk mengenali fungsi polinomial berderajat 5 dan uji simetris
fungsi polinomial berderajat 5. Jika fungsi polinomial berderajat 5 yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
diberikan bukan merupakan fungsi yang simetris, maka program akan
memberikan informasi yang sesuai dan proses berhenti. Sedangkan, jika
fungsi polinomial berderajat 5 yang diberikan adalah fungsi yang simetris,
maka program akan memberikan informasi yang sesuai dan meminta
pengguna program untuk memanggil M-File dengan nama lanjut_translasi.
M-file dengan nama lanjut_translasi berisikan program lanjutan yang
memuat algoritma dari proses translasi fungsi polinomial berderajat 5.
Berikut adalah program dari proses translasi fungsi polinomial berderajat 5
yang simetris yang termuat dalam M-file lanjut_translasi :
disp('----------------------------------------------'); disp('Proses Translasi Fungsi g dengan vektor (-m,-n)'); disp('----------------------------------------------') %Translasi fungsi g dengan menggeser titik (m,n) ke (0,0) a1=a; b1=0; c1=10*a*(m^2) + 4*b*m + c d1=0; e1=5*a*(m^4) + 4*b*(m^3) + 3*c*(m^2) + 2*d*m + e; f1=0; %Perhitungan diperoleh dari proses translasi polinomial secara umum %Peta dari fungsi g setelah ditranslasi oleh vektor (-m,-n) menjadi fungsi h H=[a1 b1 c1 d1 e1 f1] %Matriks koefisien dari peta fungsi g
setelah ditranslasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
BAB IV
NILAI EKSTREM LOKAL FUNGSI POLINOMIAL BERDERAJAT 5
YANG SIMETRIS
Pada bab ini akan dibahas proses lanjutan dari pencarian nilai ekstrem
lokal fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris, yang sudah dibahas pada bab
sebelumnya. Bab sebelumnya telah dijelaskan tentang uji simetris fungsi
polinomial berderajat 5, yaitu fungsi , dan
hasil translasi fungsi yang simetris menjadi fungsi . Berdasarkan proses
perhitungan bentuk fungsi dari fungsi adalah ( )
dengan , ( ) dan (
) Bab ini membahas tentang nilai pembuat nol dari fungsi hasil translasi
atau akar-akar persamaan polinomial dari fungsi hasil translasi yaitu fungsi ,
nilai ekstrem lokal fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris dan analisis
kesalahan.
A. Pembuat Nol dari Fungsi
Proses menentukan nilai ekstrem lokal fungsi polinomial berderajat
5 yang simetris, yang telah dibahas pada bab sebelumnya adalah proses
inisiasi koefisien polinomial berderajat 5, uji kesimetrisan fungsi
polinomial berderajat 5 dan proses translasi fungsi polinomial berderajat 5
yang simetris. Translasi yang dilakukan pada fungsi polinomial berderajat
5 yang simetris menghasilkan fungsi baru, yang merupakan fungsi ganjil.
Rumus fungsi (3.7) menunjukkan rumus fungsi baru, dimisalkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
fungsi , yang merupakan hasil translasi fungsi polinomial berderajat 5
yang simetris dengan menggeser titik simetri putarnya ke titik O(0,0).
Setelah mendapat fungsi baru dari hasil translasi, proses
selanjutnya adalah menentukan nilai pembuat nol dari fungsi . Nilai
pembuat nol pada fungsi ditentukan dengan langkah sebagai berikut.
( )
(
)
atau
atau
(4.1)
Bentuk pada (4.1) menunjukkan salah satu pembuat nol dari fungsi
adalah 0 dan muncul bentuk persamaan polinomial berderajat 4, dimana
nilai pembuat nol dari fungsi merupakan akar-akar dari persamaan
polinomial berderajat 4 tersebut.
Misal ( )
, perhatikan bahwa persamaan
polinomial merupakan persamaan polinomial berderajat 4 hanya memuat
suku-suku yang pangkatnya bilangan genap. Misalkan , artinya
untuk setiap ,
dan
maka :
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
(4.2)
Bentuk (4.2) menunjukkan bahwa persamaan polinomal berderajat 4
dalam yang muncul pada (4.1) dapat diubah ke bentuk persamaan
kuadrat dalam variabel .
Misalkan ( ) , maka akar-akar dari persamaan
kuadrat dapat ditentukan dengan menggunakan rumus kuadrat pada
(2.8), sehingga :
√( )
√
√
dan
√
(4.3)
Dari perhitungan di atas, akar-akar persamaan kuadrat bergantung pada
nilai diskriminan ( ( ) ) dan koefisien . Berikut adalah
kemungkinan akar-akar persamaan kuadrat ditinjau dari nilai
diskriminannya.
1. Kasus
Jika nilai , maka . Dalam kasus , terdapat
beberapa kemungkinan juga untuk nilai dan .
a. Kasus 1 : dan keduanya positif ( dan )
Perhatikan bahwa , dimana untuk setiap .
Diketahui dan , maka :
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
√
Jadi, persamaan polinomial memiliki 4 akar real yang berbeda.
Jika persamaan polinomial memiliki 4 akar real yang berbeda,
maka fungsi memiliki 5 nilai pembuat nol real yang berbeda
yaitu √ , √ , √ , √ dan .
b. Kasus 2 : dan keduanya berlainan tanda
Kemungkinan yang terjadi pada kasus 2 adalah nilai dan
keduanya berlainan tanda, artinya salah satunya nilai dari atau
bernilai positif dan lainnya bernilai negatif.
Pada kasus berlaku √ sehingga :
√
√
( √ )
√
√
( √ )
Perhatikan bahwa √ √ , maka :
√ √
√ ( ) √ ( )
√ √
( √ )
( √ )
(4.4)
Jadi, pada kasus nilai dan berlainan tanda, kondisi yang
terjadi adalah dan karena .
Diketahui dan , maka :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
√ ,
√ ,
Jadi, persamaan polinomial memiliki 2 akar real yang berbeda.
Jika persamaan polinomial memiliki 2 akar real yang berbeda,
maka fungsi memiliki 3 nilai pembuat nol real yang berbeda
yaitu √ , √ dan .
c. Kasus 3 : dan
Diketahui dan , maka :
√ ,
√ ,
Jadi, persamaan polinomial memiliki 0 akar real yang berbeda
karena akar-akar persamaan polinomialnya merupakan bilangan
kompleks. Jika persamaan polinomial memiliki 0 akar real, maka
fungsi memiliki 1 nilai pembuat nol real yaitu .
2. Kasus
Jika nilai , maka :
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh bahwa
.
Jika diperhatikan untuk kasus , akar-akar persamaan kuadrat
hanya bergantung pada nilai . Pada kasus ini terdapat 2
kemungkinan nilai dari akar-akar persamaan kuadrat .
Misalkan
a. Kasus 4 :
Diketahui , maka
√ √(
) ,
Jadi, persamaan polinomial memiliki 2 akar real yang berbeda.
Jika persamaan polinomial memiliki 2 akar real yang berbeda,
maka fungsi memiliki 3 nilai pembuat nol real yang berbeda
yaitu √(
), √(
) dan .
b. Kasus 5 :
Diketahui , maka
√ √(
) ,
Jadi, persamaan polinomial memiliki 0 akar real. Jika persamaan
polinomial memiliki 0 akar real yang berbeda, maka fungsi
memiliki 1 nilai pembuat nol real yaitu .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
3. Kasus
Kasus 6 :
Jika nilai , maka . dan merupakan bilangan
kompleks, karena memuat bilangan imajiner.
Jadi, persamaan polinomial memiliki 0 akar real. Jika persamaan
polinomial memiliki 0 akar real yang berbeda, maka fungsi
memiliki 1 nilai pembuat nol real yaitu .
Proses menentukan pembuat nol dari fungsi juga dilakukan
dengan menggunakan bantuan program MATLAB. Program yang
digunakan untuk menentukan pembuat nol dari fungsi merupakan
program lanjutan dari proses yang sebelumnya sudah dilakukan yaitu
proses inisiasi, uji simetris dan proses translasi fungsi menjadi fungsi .
Hasil perhitungan dari program yang sudah dijalankan sebelumnya, pada
M-file inisiasi_dan_uji_simetris, masih digunakan dalam proses
menentukan pembuat nol dari fungsi . Berikut adalah algoritma dalam
mencari pembuat nol dari fungsi yang merupakan program lanjutan yang
masih termuat dalam M_file lanjut_translasi :
%Pencarian pembuat nol dari fungsi h selain x=0 Disk=(c1^2)-(4*a1*e1) %c1,a1 dan e1 telah didefinisikan
pada proses sebelumnya %Akar-akar dari persamaan r p1=(-c1+sqrt(Disk))/(2*a1); p2=(-c1-sqrt(Disk))/(2*a1); %Pembuat nol dari fungsi h selain 0 K=[1 0 -p1]; L=[1 0 -p2]; %Pengurutan nilai pembuat nol dari fungsi h akar1=sort(roots(K)) akar2=sort(roots(L))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
B. Titik Ekstrem Lokal Fungsi Polinomial Ditinjau dari Pembuat Nol
Fungsi
Setelah menentukan nilai pembuat nol dari fungsi , proses
selanjutnya adalah menganalisis banyaknya nilai ekstrem lokal yang
dimiliki fungsi , berdasarkan banyaknya nilai pembuat nol real dari
fungsi .
Fungsi merupakan fungsi polinomial berderajat 5, maka fungsi
memiliki paling banyak 4 nilai ekstrem lokal atau paling banyak 4 titik
balik (turning points). Fungsi merupakan fungsi ganjil, yang artinya
grafik fungsi simetris terhadap titik O(0,0). Berdasarkan sifat simetris
pada fungsi ganjil, banyaknya nilai ekstrem lokal pada ) sama dengan
banyaknya nilai ekstrem lokal pada ( . Analisis banyaknya nilai
ekstrem lokal yang dimiliki oleh fungsi ditinjau dari 6 kasus yang
menggambarkan kemungkinan-kemungkinan nilai pembuat nol fungsi
yang sudah dibahas pada sub bab sebelumnya.
1. Kasus
a. Kasus 1 :
Pada kasus 1, diskriminan dari persamaan kuadrat bernilai
positif dan fungsi memiliki 5 nilai pembuat nol real yang
berbeda yaitu √ , √ , √ , √ dan . Perhatikan bahwa
, , , maka nilai-nilai pembuat nol tersebut
dapat diurutkan menjadi :
√ √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Dari kelima pembuat nol real tersebut dapat dibuat selang atau
interval dengan menggunakan batas atas dan batas bawah dari
selang adalah 2 pembuat nol yang berdekatan. Oleh karena itu,
selang yang terbentuk dari 2 pembuat nol yang berdekatan adalah
[ √ √ ], [ √ ], [ √ ], dan [√ √ ].
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada beberapa contoh
fungsi yang memenuhi kondisi untuk kasus 1, dengan melihat
grafik fungsi, pada [ √ √ ], [ √ ], [ √ ], dan
[√ √ ] memuat 1 nilai ekstrem lokal saja. Berikut adalah
grafik fungsi dari hasil dari percobaan yang dilakukan, yaitu
grafik fungsi yang memenuhi kasus 1 :
Berdasarkan hasil percobaan di atas, diduga pada
[ √ √ ], [ √ ], [ √ ], dan [√ √ ] hanya
memuat 1 nilai ekstrem lokal dari fungsi . Hal tersebut akan
dibuktikan secara matematis dengan uraian di bawah ini :
(𝑥) 𝑥(𝑥 )(𝑥 )
Gambar 4.1. Grafik fungsi
(𝑥) 𝑥(𝑥 )(𝑥 )
Gambar 4.2. Grafik fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Akan dibuktikan setiap selang yang terbentuk dari 2 nilai pembuat
nol fungsi yang berdekatan, yaitu hanya terdapat 1 nilai ekstrem
lokal.
Bukti :
Pembuktian menggunakan kontradiksi.
1) Asumsi : ada diantara selang yang terbentuk yaitu
[ √ √ ], [ √ ], [ √ ], dan [√ √ ], tidak
memuat nilai ekstrem lokal.
Hal ini tentu bersifat kontradiksi dengan teorema yang telah
dibuktian pada teorema (2.9) yang mengatakan bahwa diantara
2 pembuat nol fungsi polinomial terdapat minimal 1 nilai
ekstrem lokal atau 1 titik balik. Jadi, setiap selang yang
terbentuk yaitu [ √ √ ], [ √ ], [ √ ], dan
[√ √ ] memuat nilai ekstrem lokal.
2) Asumsi : ada diantara selang yang terbentuk yaitu
[ √ √ ], [ √ ], [ √ ], dan [√ √ ], memuat
lebih dari 1 nilai ekstrem lokal.
Artinya, terdapat lebih dari 4 nilai ekstrem lokal yang
dimiliki fungsi . Hal ini kontradiksi dengan sifat fungsi
polinomial, yaitu fungsi memiliki paling banyak 4 nilai
ekstrem lokal atau paling banyak 4 titik balik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Jadi, setiap selang yang terbentuk yaitu
[ √ √ ], [ √ ], [ √ ] dan [√ √ ] hanya
memuat 1 nilai ekstrem lokal.
Oleh karena itu, fungsi , pada kasus 1, memiliki 4 nilai
ekstrem lokal yang masing-masing terletak pada selang
[ √ √ ] [ √ ] [ √ ] dan [√ √ ]. Jadi, fungsi
bersifat unimodal pada [ √ √ ] [ √ ] [ √ ] dan
[√ √ ]
b. Kasus 2 :
Pada kasus 2, diskriminan dari persamaan kuadrat bernilai
positif dan fungsi memiliki 3 nilai pembuat nol real yang
berbeda yaitu √ , dan √ . Nilai-nilai pembuat nol tersebut
dapat diurutkan menjadi :
√ √
Dari ketiga pembuat nol tersebut dapat dibuat 2 selang yaitu
[ √ ] dan [ √ ]. Berdasarkan teroema (2.9), diantara 2
pembuat nol terdapat minimal 1 nilai ekstrem lokal. Artinya,
setiap selang yang terbentuk yaitu [ √ ] dan [ √ ]
memuat minimal 1 nilai ekstrem lokal.
Perhatikan bahwa fungsi pada kasus 2 dapat dituliskan
dalam bentuk :
( ) ( )( ) (4.5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
dengan dan .
Akan dilakukan evaluasi nilai fungsi pada [ √ ] dan
[ √ ] untuk memudahkan ilustrasi fungsi untuk kasus 2.
1) Nilai fungsi pada [ √ ]
Ambil sembarang [ √ ], artinya √ .
√
√
( ) (√ )
(4.5)
Perhatikan bahwa , sedangkan diketahui bahwa
maka dengan menggunakan sifat transitif diperoleh :
(4.6)
Akibatnya,
( )( )
Untuk , berlaku :
( )(
) (4.7)
Untuk , berlaku :
( )(
) (4.8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Jika bentuk (4.7) dikalikan dengan , perhatikan bahwa
√ , maka :
( )( )
( ) (4.9)
Jika bentuk (4.8) dikalikan dengan , perhatikan bahwa
√ , maka :
( )( )
( ) (4.10)
Jadi, diperoleh :
1. [ √ ], ( ) untuk .
2. [ √ ], ( ) untuk .
2) Nilai fungsi pada [ √ ]
Ambil sembarang [ √ ], artinya √ .
√
( ) (√ )
(4.11)
Perhatikan bahwa , sedangkan diketahui bahwa
maka dengan menggunakan sifat transitif diperoleh :
(4.12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Akibatnya,
( )( )
Untuk , berlaku :
( )(
) (4.13)
Untuk , berlaku :
( )(
) (4.14)
Jika bentuk (4.13) dikalikan dengan , perhatikan bahwa
√ , maka :
( )( )
( ) (4.15)
Jika bentuk (4.14) dikalikan dengan , perhatikan bahwa
√ , , maka :
( )( )
( ) (4.16)
Jadi diperoleh :
1. [ √ ], ( ) untuk .
2. [ √ ], ( ) untuk .
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada beberapa contoh
fungsi yang memenuhi kondisi untuk kasus 2, pada [ √ ]
dan [ √ ] hanya memuat 1 nilai ekstrem lokal saja. Berikut
adalah grafik fungsi dari hasil dari percobaan yang dilakukan,
yaitu grafik fungsi yang memenuhi kasus 2 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Dugaan yang ditemukan adalah setiap selang yang terbentuk
dari 2 pembuat nol real yang berdekatan dari fungsi , yaitu
[ √ ] dan [ √ ] memiliki 1 nilai ekstrem lokal.
Fungsi merupakan fungsi ganjil, akibatnya banyaknya nilai
ekstrem lokal pada sumbu X positif sama dengan banyaknya nilai
ekstrem lokal pada sumbu X negatif. Oleh karena itu, analisis
banyaknya nilai ekstrem lokal dari fungsi cukup dilakukan pada
sumbu X positif saja. Akan ditunjukkan fungsi memiliki 1 nilai
ekstrem lokal pada [ √ ]. Hal ini akan dibuktikan dengan
kontradiksi melalui ilustrasi.
Bukti :
Kontradiksi dari pernyataan yang akan dibuktikan adalah
fungsi tidak memiliki nilai ekstrem lokal pada [ √ ] dan
fungsi memiliki nilai ekstrem lokal lebih dari 1 pada [ √ ]
(𝑥) 𝑥(𝑥 )(𝑥 )
Gambar 4.3. Grafik fungsi
(𝑥) 𝑥(𝑥 )(𝑥 )
Gambar 4.4. Grafik fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
1) Asumsi : fungsi tidak memiliki nilai ekstrem lokal pada
[ √ ].
Diperhatikan bahwa √ dan 0 adalah pembuat nol real dari
fungsi . Oleh karena itu, asumsi bahwa fungsi tidak memiliki
nilai ekstrem lokal pada [ √ ], kontradiksi dengan teorema
(2.9) yang menyatakan bahwa diantara 2 pembuat nol terdapat
minimal 1 nilai ekstrem lokal.
2) Asumsi : fungsi memiliki nilai ekstrem lokal lebih dari 1
pada [ √ ].
Asumsi pernyataan di atas akan dibagi menjadi 2 kasus yaitu,
fungsi memiliki 2 nilai ekstrem lokal pada [ √ ] dan fungsi
memiliki lebih dari 2 nilai ekstrem lokal pada [ √ ]
a) Kasus : fungsi memiliki 2 nilai ekstrem lokal pada
[ √ ].
Diperhatikan bahwa dan √ adalah pembuat nol dari
fungsi . Jika fungsi memiliki 2 nilai ekstrem lokal pada
[ √ ], maka kemungkinan bentuk grafik fungsi
adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Misal : [ √ ] memuat 2 nilai ekstrem lokal dari fungsi
seperti pada bentuk gambar 4.5.
Ilustrasi yang digambarkan pada gambar 4.5.
menunjukkan bahwa fungsi memiliki 2 nilai ekstrem
lokal pada [ √ ] dengan salah satu nilai ekstremnya
terjadi di √ , yaitu salah satu pembuat nol real dari
fungsi .
Jika nilai ekstrem lokal dari fungsi terjadi di salah
satu pembuat nol real, maka grafik fungsi
menyinggung sumbu X di √ . Sedangkan berdasarkan
sifat pembuat nol kembar pada fungsi polinomial
(multiplicity zeros), kondisi tersebut terjadi apabila
Gambar 4.5. Kemungkinan grafik fungsi yang memiliki 2
nilai ekstrem lokal pada [ √𝑝 ]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
fungsi memiliki pembuat nol kembar yang diulang
sebanyak , dengan bilangan genap. Hal ini
kontradiksi dengan bentuk dari fungsi pada kasus 2
yaitu :
( ) ( )( ) (4.18)
dengan dan .
Pada bentuk (4.18) menunjukkan bahwa fungsi
tidak memiliki pembuat nol kembar yang diulang
sebanyak , dengan bilangan genap.
b) Kasus : fungsi memiliki lebih dari 2 nilai ekstrem lokal
pada [ √ ].
Perhatikan bahwa [ √ ] terletak pada sumbu X positif.
Asumsi bahwa fungsi memiliki lebih dari 2 nilai ekstrem
lokal pada [ √ ], berakibat juga fungsi memiliki lebih
dari 2 nilai ekstrem lokal pada sumbu X negatif. Artinya,
fungsi memiliki lebih dari 4 nilai ekstrem lokal. Hal ini
kontradiksi dengan sifat pada teorema (2.9), yaitu fungsi
polinomial berderajat 5 memiliki paling banyak 4 nilai
ekstrem lokal.
Berdasarkan pembuktian yang dilakukan dengan kontradiksi
pada 1) dan 2), maka terbukti bahwa fungsi memiliki 1 nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
ekstrem lokal pada [ √ ]. Akibatnya, fungsi juga memiliki 1
nilai ekstrem lokal pada [ √ ].
Hasil dari pembuktian di atas menunjukkan terdapat 2 nilai
ekstrem lokal yang dimiliki oleh fungsi yang masing-masing
terletak pada [ √ ] dan [ √ ]. Berdasarkan percobaan
untuk beberapa contoh fungsi pada kasus 2, ditemukan juga
bahwa fungsi pada kasus 2 hanya memiliki 2 nilai ekstrem
lokal. Oleh karena itu, hal tersebut akan ditunjukkan secara
matematis. Akan dibuktikan bahwa fungsi tidak memiliki nilai
ekstrem lokal pada ( √ ] dan √ ).
Akan ditunjukkan :
(1) Fungsi naik pada ( √ ] untuk
(2) Fungsi turun pada ( √ ] untuk
(3) Fungsi naik pada √ ) untuk
(4) Fungsi turun pada √ ) untuk
Bukti :
(1) Diketahui , dan
Ambil sembarang ( √ ] sedemikian
sehingga , maka diperoleh :
√
, maka
maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
( ) ( )
(4.19)
(4.20)
Perhatikan bahwa , dan , maka :
dan (4.21)
Perhatikan bahwa √ dan √ maka :
√ √
(√ )
( ) (√ )
( )
diperoleh
dan (4.22)
Akibat dari (4.21) dan (4.22) adalah berlaku :
( )( ) ( )(
)
( )( )( ) ( )( )(
)
( )( )( ) ( )( )(
) (4.23)
( ) ( ) (4.24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Fungsi merupakan fungsi ganjil maka bentuk (4.24)
menjadi :
( ) ( )
( ) ( )
Jadi, diperoleh fungsi adalah fungsi naik pada
( √ ] untuk
(2) Untuk menunjukkan bahwa fungsi turun pada
( √ ] dengan , dapat dilakukan dengan cara
yang sama pada langkah 1) untuk . Namun, bentuk
dari (4.23) menjadi :
( )( )( ) ( )( )(
) (4.25)
( ) ( ) (4.26)
karena . Fungsi merupakan fungsi ganjil maka
bentuk (4.26) menjadi :
( ) ( )
( ) ( )
Jadi, diperoleh fungsi adalah fungsi turun pada
( √ ] untuk
(3) Diketahui , dan
Ambil sembarang √ ) sedemikian sehingga
, maka diperoleh :
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
(4.27)
(4.28)
Perhatikan bahwa , dan , maka :
dan (4.29)
Perhatikan bahwa √ dan √ maka :
√ √
(√ )
( ) (√ )
( )
diperoleh
dan (4.30)
Akibat dari (4.29) dan (4.30) adalah berlaku :
( )( ) ( )(
)
( )( )( ) ( )( )(
)
( )( )(
) ( )( )(
) (4.31)
( ) ( ) (4.32)
Jadi, diperoleh fungsi adalah fungsi naik pada
√ ) untuk .
(4) Untuk menunjukkan bahwa fungsi turun pada √ )
dengan , dapat dilakukan dengan cara yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
pada langkah 3) untuk . Namun, bentuk dari (4.31)
menjadi :
( )( )(
) ( )( )(
) (4.33)
( ) ( ) (4.34)
Jadi, diperoleh fungsi adalah fungsi turun pada √ )
untuk .
Berdasarkan pembuktian di atas, diperoleh bahwa pada
( √ ] dan √ ) fungsi tidak mengalami
perubahan dari fungsi naik menjadi fungsi turun atau
sebaliknya karena fungsi adalah fungsi naik pada
( √ ] dan √ ) untuk dan fungsi adalah
fungsi turun pada ( √ ] dan √ ) untuk
Akibatnya, fungsi tidak memiliki nilai ekstrem lokal pada
( √ ] dan [√ ) Jadi, fungsi memiliki 2 nilai
ekstrem lokal pada ( ).
c. Kasus 3 :
Pada kasus 3, diskriminan dari persamaan kuadrat bernilai
positif dan kemungkinan untuk nilai dan adalah dan
sehingga fungsi hanya memiliki 1 nilai pembuat nol
yaitu . Berdasarkan kondisi tersebut, fungsi dapat dituliskan ke
dalam bentuk :
( ) ( )( ) (4.35)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
dengan dan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada beberapa contoh
fungsi yang memenuhi kondisi untuk kasus 3, dengan melihat
grafik fungsi, ditemukan fungsi tidak memiliki nilai ekstrem
lokal. Berikut adalah grafik fungsi dari contoh dari hasil
percobaan yang dilakukan, yaitu grafik fungsi yang memenuhi
kasus 3 :
Dugaan dari hasil percobaan di atas yaitu fungsi tidak
memiliki nilai ekstrem lokal akan dibuktikan secara matematis
dengan uraian di bawah ini :
Akan dibuktikan bahwa fungsi tidak memiliki titik ekstrem
lokal artinya fungsi tidak memiliki titik balik (turning point).
Hal tersebut juga mengandung makna bahwa fungsi tidak
mengalami perubahan dari fungsi naik menjadi fungsi turun
Gambar 4.7. Grafik fungsi
(𝑥)
𝑥(𝑥 )(𝑥 )
Gambar 4.6. Grafik fungsi
(𝑥) 𝑥(𝑥 )(𝑥 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
ataupun sebaliknya sehingga fungsi adalah fungsi naik atau
fungsi turun untuk semua anggota dalam domain fungsi .
Untuk membuktikan hal di atas artinya akan ditunjukkan :
1) ( ) ( ) untuk
2) ( ) ( ) untuk
Bukti :
1) Diketahui , , dan
a) Akan ditunjukkan fungsi merupakan fungsi naik pada
).
Ambil sembarang bilangan nonegatif sedemikian
sehingga .
( ) ( )
(4.36)
(4.37)
Perhatikan bahwa , , dan maka :
dan (4.38)
dan (4.39)
Akibat dari (4.38) dan (4.39) adalah berlaku :
( )( ) ( )(
)
( )( ) ( )(
)
( )(
) ( )(
) (4.40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
( ) ( )
Jadi, diperoleh fungsi merupakan fungsi naik pada
).
b) Akan ditunjukkan fungsi merupakan fungsi naik pada
( .
(1) Kasus I :
Ambil sembarang bilangan negatif sedemikan
sehingga .
, maka
maka
( ) ( )
(4.41)
(4.42)
Perhatikan bahwa , , dan
maka :
dan (4.43)
dan (4.44)
Akibat dari (4.43) dan (4.44) adalah berlaku :
( )( ) ( )(
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
( )( )( ) ( )( )(
)
( )( )( ) ( )( )(
) (4.45)
( ) ( ) (4.46)
Fungsi merupakan fungsi ganjil maka bentuk (4.46)
menjadi :
( ) ( )
( ) ( ) (4.47)
(2) Kasus II : dan
Ambil sembarang bilangan negatif . Diketahui
.
Karena adalah sembarang bilangan negatif dan
maka :
Berdasarkan langkah sebelumnya telah dibuktikan
untuk , diperoleh bahwa : (lihat 4.47)
( ) ( )
diperhatikan dan adalah pembuat nol dari
fungsi maka dapat diperoleh
( )
Jadi, berdasarkan (1) dan (2) diperoleh fungsi merupakan
fungsi naik pada ( .
Jadi, fungsi merupakan fungsi naik pada ( ) untuk
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
2) Diketahui , , dan
a) Akan ditunjukkan fungsi merupakan fungsi turun pada
).
Ambil sembarang bilangan nonegatif sedemikan
sehingga .
Untuk menunjukkan bahwa fungsi turun pada )
untuk , dapat dilakukan dengan cara yang sama pada
langkah sebelumnya yaitu langkah 1) sub a) untuk .
Namun, bentuk dari (4.40) menjadi :
( )( )(
) ( )( )(
) (4.48)
( ) ( ) (4.49)
Jadi, diperoleh fungsi adalah fungsi turun pada )
untuk .
b) Akan ditunjukkan fungsi merupakan fungsi turun pada
( .
(1) Kasus I : dan keduanya bilangan real negatif
Ambil sembarang bilangan negatif sedemikan
sehingga .
Untuk menunjukkan bahwa fungsi turun pada
( ) untuk , dapat dilakukan dengan cara
yang sama pada langkah sebelumnya yaitu langkah 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
sub b) bagian (1) untuk . Namun, bentuk dari
(4.45) menjadi :
( )( )( ) ( )( )(
) (4.50)
( ) ( ) (4.51)
karena . Fungsi merupakan fungsi ganjil maka
bentuk (4.51) menjadi :
( ) ( )
( ) ( ) (4.52)
Jadi, diperoleh fungsi adalah fungsi turun pada
( ) untuk .
(2) Kasus 2 : dan
Ambil sembarang bilangan negatif . Diketahui
.
Karena adalah sembarang bilangan negatif dan
maka :
Berdasarkan langkah sebelumnya telah dibuktikan
untuk , diperoleh bahwa : (lihat 4.52)
( ) ( )
diperhatikan dan adalah pembuat nol dari
fungsi maka dapat diperoleh
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Jadi, berdasarkan (1) dan (2) diperoleh fungsi merupakan
fungsi turun pada ( .
Jadi, fungsi merupakan fungsi turun pada ( ) untuk
.
Berdasarkan pembuktian di atas, maka terbukti bahwa pada
kasus 3 untuk , fungsi naik pada selang ( ).
Sedangkan, untuk fungsi turun pada selang
( ) Oleh karena itu, fungsi adalah fungsi naik atau fungsi
turun untuk semua anggota dalam domain fungsi . Akibatnya,
fungsi tidak mengalami perubahan dari fungsi naik menjadi
fungsi turun atau sebaliknya. Jadi, pada kasus 3 fungsi tidak
memiliki titik ekstrem lokal.
d. Kasus 4 :
Pada kasus 4, nilai diskriminan dari persamaan kuadrat adalah 0
dan akar persamaan dari merupakan akar kembar real yaitu ,
dengan . Hal ini berakibat bahwa fungsi memiliki 3 nilai
pembuat nol real yang berbeda yaitu √ dan √ . Oleh karena itu,
fungsi dapat dituliskan dalam bentuk :
( ) ( )( )
( ) ( ) (4.53)
( ) [( √ )( √ )]
( ) ( √ ) ( √ )
(4.54)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Bentuk (4.54) menunjukkan bahwa ada 2 pembuat nol kembar
(multiplicity zero), yaitu √ diulang 2 kali dan √ yang juga
diulang 2 kali. Berdasarkan sifat pembuat nol kembar, grafik fungsi
menyinggung sumbu X di √ dan √ karena pembuat nol
√ dan √ diulang sebanyak 2, yang merupakan bilangan genap.
Dari ketiga pembuat nol real tersebut dapat dibuat selang yaitu
( √ ) dan ( √ ). Menurut teorema (2.9), diantara 2 pembuat nol
terdapat minimal 1 nilai ekstrem lokal. Oleh karena itu, pada ( √
dan [ √ ) termuat minimal 1 nilai ekstrem lokal pada setiap selang.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada beberapa contoh
fungsi dalam kasus 4, ditemukan bahwa pada setiap ( √ dan
[ √ ) hanya termuat 1 nilai ekstrem lokal dari fungsi dan nilai
ekstrem lokal fungsi juga terjadi di √ dan √ . Selain itu,
ditemukan bahwa fungsi tidak memiliki nilai ekstrem lokal pada
( √ ) dan (√ ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Berikut adalah grafik fungsi dari hasil dari percobaan yang
dilakukan, yaitu grafik fungsi yang memenuhi kasus 4 :
Dugaan yang ditemukan dari hasil percobaan tersebut akan
dibuktikan secara matematis dalam uraian di bawah ini.
Akan dibuktikan :
Gambar 4.8. Grafik fungsi (𝑥) 𝑥(𝑥 )
Gambar 4.9. Grafik fungsi (𝑥) 𝑥(𝑥 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
1) Fungsi tidak memiliki nilai ekstrem lokal pada ( √ ) dan
(√ ) Artinya, fungsi tidak mengalami perubahan dari fungsi
naik menjadi fungsi turun atau sebaliknya, pada selang tersebut.
2) Nilai ekstrem lokal dari fungsi pada kasus 4 terjadi di √ dan
√ . Artinya akan ditunjukkan bahwa nilai fungsi √ dan √
adalah nilai maksimum atau minimum lokal dari fungsi .
3) Pada ( √ dan [ √ ) hanya termuat 1 nilai ekstrem lokal
dari fungsi .
Bukti :
1) Akan ditunjukkan bahwa :
a) Fungsi naik pada ( √ ) dan (√ ) untuk
Bukti :
(1) Fungsi pada ( √ )
Ambil sembarang ( √ ) sedemikian sehingga
, maka diperoleh :
√
, maka
maka
( ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Perhatikan bahwa √ dan √ maka :
√ √
(√ )
( ) (√ )
( )
diperoleh :
dan (4.55)
Akibatnya,
( ) ( )
( )( ) ( )( )
( )( ) ( )( )
(4.56)
( ) ( ) (4.57)
Fungsi merupakan fungsi ganjil maka bentuk (4.57)
menjadi :
( ) ( )
( ) ( )
Jadi, diperoleh fungsi adalah fungsi naik pada
( √ ) untuk
(2) Fungsi pada (√ )
Ambil sembarang (√ ) sedemikian sehingga
, maka diperoleh :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
√
Perhatikan bahwa √ dan √ maka :
(√ )
( ) (√ )
( )
diperoleh :
dan (4.58)
Akibatnya,
( ) ( )
( ) ( )
( )
( )
(4.59)
( ) ( )
Jadi, diperoleh fungsi adalah fungsi naik pada (√ )
untuk
Jadi, diperoleh bahwa fungsi adalah fungsi naik
pada( √ ) dan (√ ) untuk .
b) Fungsi turun pada ( √ ) dan (√ ) untuk
Bukti :
(1) Fungsi pada ( √ )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Ambil sembarang ( √ ) sedemikian sehingga
.
Untuk menunjukkan bahwa fungsi turun pada
( √ ) dengan , dapat dilakukan dengan cara
yang sama pada langkah a) sub (1) untuk . Namun,
bentuk dari (4.56) menjadi :
( )( )( ) ( )( )(
) (4.60)
( ) ( ) (4.61)
karena . Fungsi merupakan fungsi ganjil maka
bentuk (4.61) menjadi :
( ) ( )
( ) ( )
Jadi, diperoleh fungsi adalah fungsi turun pada
( √ ) untuk
(2) Fungsi pada (√ )
Ambil sembarang (√ ) sedemikian sehingga
Untuk menunjukkan bahwa fungsi turun pada (√ )
dengan , dapat dilakukan dengan cara yang sama
pada langkah a) sub (2) untuk . Namun, bentuk dari
(4.59) menjadi :
( )
( )
(4.62)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
( ) ( )
Jadi, diperoleh fungsi adalah fungsi turun pada (√ )
untuk .
Jadi, diperoleh bahwa fungsi adalah fungsi turun pada
( √ ) dan (√ ) untuk .
Hasil pembuktian di atas menunjukkan bahwa fungsi
tidak mengalami perubahan dari fungsi naik menjadi fungsi
turun ataupun sebaliknya pada ( √ ) dan (√ )
karena fungsi adalah fungsi naik pada ( √ ) dan
(√ ) untuk dan fungsi adalah fungsi turun pada
( √ ) dan (√ ) untuk . Artinya, fungsi
tidak memiliki nilai ekstrem lokal pada ( √ ) dan
(√ ).
2) Perhatikan bahwa 0, √ dan √ adalah pembuat nol dari fungsi
, maka ( ) (√ ) ( √ ) . Dari ketiga pembuat nol
real tersebut dapat dibuat selang yaitu ( √ ) dan ( √ ).
Berikut akan dilakukan evaluasi nilai fungsi pada selang
( √ ) dan ( √ ).
a) Nilai fungsi pada ( √ )
Ambil sembarang ( √ ), artinya √ .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Diperhatikan bahwa , maka .
√
√
( ) (√ )
( )
( )( )
Untuk , berlaku :
( )( )
( ) (4.63)
Fungsi adalah fungsi ganjil maka bentuk (4.63) dapat
dituliskan menjadi :
( )
( )
Untuk , berlaku :
( )( )
( ) (4.64)
Fungsi adalah fungsi ganjil maka bentuk (4.64) dapat
dituliskan menjadi :
( )
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Jadi, diperoleh :
1. ( √ ) ( ) untuk
2. ( √ ) ( ) untuk
b) Nilai fungsi pada ( √ )
Ambil sembarang ( √ ), artinya √ .
√
( ) (√ )
( )
( )
Untuk , berlaku :
( )
( ) (4.65)
Untuk , berlaku :
( )
( ) (4.66)
Jadi, diperoleh :
1. ( √ ) ( ) untuk
2. ( √ ) ( ) untuk
Pada proses sebelumnya telah ditunjukkan bahwa fungsi tidak
memiliki nilai ekstrem lokal pada ( √ ) dan (√ ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Langkah pembuktian selanjutnya adalah memeriksa nilai fungsi
pada ( √ ) dan (√ ).
c) Nilai fungsi pada ( √ )
Ambil sembarang ( √ ), artinya √ .
, maka
√
√
(√ )
( )
( )
( )( ) (4.67)
Untuk , berlaku :
( )( )
( ) (4.68)
Fungsi adalah fungsi ganjil maka bentuk (4.68) dapat
dituliskan menjadi :
( )
( ) (4.69)
Untuk , berlaku :
( )( )
( ) (4.70)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Fungsi adalah fungsi ganjil maka bentuk (4.70) dapat
dituliskan menjadi :
( )
( ) (4.71)
Jadi, diperoleh :
1. ( √ ) ( ) untuk
2. ( √ ) ( ) untuk
d) Nilai fungsi pada (√ )
Ambil sembarang (√ ), artinya √ .
√
( )
( )
Untuk , berlaku :
( )
( ) (4.72)
Untuk , berlaku :
( )
( ) (4.73)
Jadi, diperoleh :
1. (√ ) ( ) untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
2. (√ ) ( ) untuk
Berdasarkan evaluasi nilai fungsi di atas, perhatikan untuk
interval ( ) dan , berlaku :
( ) pada ( √ ) dan ( ) pada (√ )
Di lain sisi (√ ) . Artinya nilai fungsi pada √ adalah
yang terkecil untuk interval ( ). Jadi nilai ekstrem minimum
lokal pada ( ) terjadi pada √ . Sedangkan untuk pada
( ) berlaku :
( ) pada ( √ ) dan ( ) pada (√ )
Artinya nilai fungsi pada √ adalah yang terbesar untuk
interval ( ). Jadi nilai ekstrem maksimum lokal pada ( )
terjadi pada √
Perhatikan untuk interval ( ) dan , berlaku :
( ) pada ( √ ) dan ( ) pada ( √ )
Di lain sisi ( √ ) . Artinya nilai fungsi pada √ adalah
yang terbesar untuk interval ( ). Jadi nilai ekstrem
maksimum lokal pada ( ) terjadi pada √ . Sedangkan
untuk untuk pada ( ) berlaku :
( ) pada ( √ ) dan ( ) pada ( √ )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Artinya nilai fungsi pada √ adalah yang terkecil untuk
interval ( ). Jadi nilai ekstrem minimum lokal pada ( )
terjadi pada √ .
Jadi, dapat diperoleh bahwa nilai ekstrem lokal dari fungsi
terjadi pada √ dan √ .
3) Akan ditunjukkan bahwa pada ( √ dan [ √ ) hanya
termuat 1 nilai ekstrem lokal dari fungsi .
Fungsi merupakan fungsi ganjil, akibatnya banyaknya
nilai ekstrem lokal pada sumbu X positif sama dengan banyaknya
nilai ekstrem lokal pada sumbu X negatif. Oleh karena itu,
analisis banyaknya nilai ekstrem lokal dari fungsi cukup
dilakukan pada sumbu X positif saja ( ) Oleh karena itu
akan ditunjukkan fungsi memiliki 1 nilai ekstrem lokal pada
[ √ ). Pembuktian hal terserbut akan menggunakan kontradiksi.
a) Asumsi : fungsi tidak memiliki nilai ekstrem lokal pada
[ √ ).
Perhatikan bahwa dan √ adalah pembuat nol dari fungsi .
Berdasarkan teorema 2.9, diantara 2 pembuat nol dari fungsi
polinomial terdapat minimal 1 nilai ekstrem lokal. Oleh karena
itu, diantara dan √ terdapat minimial 1 pembuat nol. Hal ini
kontradiksi dengan asumsi yang dimiliki. Jadi, fungsi
memiliki nilai ekstrem lokal pada [ √ ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
b) Asumsi : fungsi memiliki lebih dari 1 nilai ekstrem lokal
pada [ √ ).
Jika fungsi memiliki lebih dari 1 nilai ekstrem lokal pada
[ √ ), maka fungsi juga memiliki lebih dari 1 nilai
ekstrem lokal pada ( √ . Hal terserbut berlaku karena
fungsi merupakan fungsi ganjil.
Perhatikan pada langkah 2) telah ditunjukkan bahwa ada 2
nilai ekstrem lokal dari fungsi yang terjadi pada √ dan
√ . Akibatnya, fungsi memiliki nilai ekstrem lokal lebih
dari 4. Sedangkan, hal ini kontradiksi dengan sifat yang
dimiliki oleh yang memiliki nilai ekstrem lokal paling banyak
4.
Berdasarkan pembuktian di atas, maka fungsi memiliki 1 nilai
ekstrem lokal pada [ √ ), yang artinya fungsi juga memiliki 1
nilai ekstrem lokal pada pada ( √ .
Hasil dari pembuktian di atas menunjukkan bahwa fungsi adalah
fungsi yang unimodal pada ( √ dan [ √ ). Selain itu
menunjukkan pula bahwa fungsi memiliki 4 nilai ekstrem lokal yang
terjadi pada ( √ [ √ ), √ dan √ .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
e. Kasus 5 :
Pada kasus 5, nilai diskriminan dari persamaan kuadrat adalah 0
dan akar persamaan dari merupakan akar kembar real yaitu ,
dengan . Hal ini berakibat fungsi memiliki 1 nilai pembuat nol
real yaitu . Dalam kasus 5, fungsi dapat dituliskan dalam bentuk :
( ) ( ) (4.74)
dengan .
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada beberapa contoh
fungsi yang memenuhi kondisi untuk kasus 5, ditemukan bahwa
fungsi tidak memiliki nilai ekstrem lokal. Berikut adalah grafik
fungsi dari hasil dari percobaan yang dilakukan, yaitu grafik fungsi
yang memenuhi kasus 5 :
Gambar 4.10. Grafik fungsi
(𝑥)
𝑥(𝑥 )
Gambar 4.11. Grafik fungsi
(𝑥) 𝑥(𝑥 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Dugaan dari hasil percobaan terserbut adalah fungsi pada kasus 5
tidak memiliki nilai ekstrem lokal. Hal ini akan dibuktikan secara
matematis. Fungsi tidak memiliki titik ekstrem lokal artinya fungsi
tidak memiliki titik balik (turning point). Akibat dari hal ini adalah
fungsi tidak mengalami perubahan dari fungsi naik menjadi fungsi
turun ataupun sebaliknya. Oleh karena itu, fungsi adalah fungsi naik
atau fungsi turun untuk semua anggota dalam domain fungsi .
Akan ditunjukkan :
1) ( ) ( ) untuk
2) ( ) ( ) untuk
Bukti :
1) Diketahui , dan
a) Akan ditunjukkan : fungsi merupakan fungsi naik pada
).
Ambil sembarang bilangan nonegatif sedemikan
sehingga .
( ) ( )
Perhatikan bahwa , dan maka :
dan
Akibatnya,
( ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
( ) ( )
( ) (
) (4.75)
( ) ( ) (4.76)
Jadi, fungsi merupakan fungsi naik pada ).
b) Akan ditunjukkan fungsi merupakan fungsi naik pada
( .
(1) Kasus I : dan keduanya bilangan real negatif
Ambil sembarang bilangan negatif sedemikian
sehingga .
, dan maka :
dan
( ) ( )
Perhatikan bahwa , dan maka :
dan
Akibatnya,
( ) ( )
( ) ( )
( )( ) ( )( ) (4.77)
( ) ( ) (4.78)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Fungsi adalah fungsi ganjil maka bentuk pada (4.78)
dapat diubah menjadi :
( ) ( )
( ) ( ) (4.79)
Jadi, fungsi merupakan fungsi naik pada ( ).
(2) Kasus 2 : dan
Ambil sembarang bilangan negatif . Diketahui
.
Karena adalah sembarang bilangan negatif dan
maka :
Berdasarkan langkah sebelumnya telah dibuktikan untuk
, diperoleh bahwa : (lihat 4.79)
( ) ( )
diperhatikan dan adalah pembuat nol dari fungsi
maka dapat diperoleh
( )
Jadi, berdasarkan (1) dan (2) diperoleh fungsi merupakan
fungsi naik pada ( .
Jadi, fungsi merupakan fungsi naik pada ( ) untuk
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
2) Diketahui , dan
a) Akan ditunjukkan fungsi merupakan fungsi turun pada
).
Ambil sembarang bilangan nonegatif sedemikan
sehingga .
Untuk menunjukkan bahwa fungsi turun pada ) dengan
, dapat dilakukan dengan cara yang sama pada langkah
1) sub a) untuk . Namun, bentuk dari (4.76) menjadi :
( )( )(
) ( )( )(
) (4.80)
( ) ( ) (4.81)
Jadi, diperoleh fungsi adalah fungsi turun pada ) untuk
.
b) Akan ditunjukkan fungsi merupakan fungsi turun pada
( ).
(1) Kasus I : dan keduanya bilangan real negatif
Ambil sembarang bilangan negatif sedemikan
sehingga .
Untuk menunjukkan bahwa fungsi turun pada ( )
dengan , dapat dilakukan dengan cara yang sama
pada langkah 1) sub b) untuk . Namun, bentuk dari
(4.77) menjadi :
( )( )( ) ( )( )(
) (4.82)
( ) ( ) (4.83)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
karena . Fungsi merupakan fungsi ganjil maka
bentuk (4.83) menjadi :
( ) ( )
( ) ( ) (4.84)
Jadi, fungsi merupakan fungsi turun pada ( ).
(2) Kasus II : dan
Ambil sembarang bilangan negatif . Diketahui
.
Karena adalah sembarang bilangan negatif dan
maka :
Berdasarkan langkah sebelumnya telah dibuktikan untuk
, diperoleh bahwa : (lihat 4.84)
( ) ( )
diperhatikan dan adalah pembuat nol dari fungsi
maka dapat diperoleh
( )
Jadi, berdasarkan (1) dan (2) diperoleh fungsi merupakan
fungsi turun pada ( .
Jadi, fungsi merupakan fungsi turun pada ( ) untuk
.
Berdasarkan pembuktian di atas, maka terbukti bahwa pada kasus 5
untuk , fungsi naik pada selang ( ). Sedangkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
untuk fungsi turun pada selang ( ). Oleh karena itu,
fungsi adalah fungsi naik atau fungsi turun untuk semua anggota
dalam domain fungsi . Akibatnya, fungsi tidak mengalami
perubahan dari fungsi naik menjadi fungsi turun atau sebaliknya.
Jadi, pada kasus 5 fungsi tidak memiliki titik balik atau titik
ekstrem lokal.
f. Kasus 6 :
Pada kasus 6, diskriminan dari persamaan kuadrat bernilai
negatif dan akar-akar persamaan kuadrat bukan merupakan bilangan
real, tetapi bilangan kompleks yang memuat bilangan imajiner.
Akibatnya, fungsi hanya memiliki 1 pembuat nol real yaitu 0.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada beberapa contoh
fungsi yang memenuhi kondisi untuk kasus 6, ditemukan bahwa ada
fungsi yang memiliki titik ekstrem lokal dan ada fungsi yang tidak
memiliki titik ekstrem lokal. Dari percobaan yang dilakukan beberapa
contoh, fungsi untuk kondisi kasus 6, yang memiliki titik ekstrem,
selalu memiliki 4 titik ekstrem lokal, dengan 2 titik ekstrem lokal
terletak di sumbu X positif dan 2 titik ekstrem lokal terletak di sumbu
X negatif. Oleh karena itu, kasus 6 akan dipecah menjadi 2 kasus yaitu
kasus 6.a untuk fungsi yang memiliki titik ekstrem lokal dan kasus
6.b untuk fungsi yang tidak memiliki titik ekstrem lokal.
Berikut adalah grafik fungsi dari hasil dari percobaan yang
dilakukan, yaitu grafik fungsi yang memenuhi kasus 6 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Gambar 4.12. Grafik fungsi (𝑥) 𝑥 𝑥 𝑥
Gambar 4.13. Grafik fungsi (𝑥) 𝑥 8𝑥 𝑥
Gambar 4.14. Grafik fungsi (𝑥) 𝑥 𝑥 𝑥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Cara yang dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi termasuk
kasus 6.a atau kasus 6.b adalah dengan menggunakan metode numerik
yang dikerjakan dalam program MATLAB. Ide dasar yang digunakan
adalah konsep translasi dengan menggerakkan garis atau sumbu
X ke atas dan ke bawah sebesar konstanta ( ) yang sudah ditentukan,
sehingga persamaan garis menjadi (jika sumbu X digerakkan ke
atas) atau (jika sumbu X digerakkan ke bawah). Selanjutnya,
proses yang dilakukan adalah mencari titik potong dengan
fungsi Jika banyaknya titik potong hanya terdapat 1, maka proses
translasi kembali dikerjakan dengan menggeser garis sebesar
konstanta yang sama sehingga persamaan garis menjadi .
Proses translasi atau pergerakan dari garis tersebut terus dilakukan
hingga mencapai kondisi terdapat lebih dari 1 titik potong. Namun,
Gambar 4.15. Grafik fungsi (𝑥) 𝑥 𝑥 𝑥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
pergerakan sumbu X dilakukan dengan jumlah iterasi yang dibatasi
dalam program. Batasan iterasi perlu digunakan karena ada
kemungkinan fungsi tidak memiliki nilai ekstrem lokal, sehingga
jika tidak dibatasi jumlah iterasi maka bisa terjadi perulangan atau
pergerakan terus berjalan tanpa henti karena belum mencapai kondisi
stop. Oleh karena itu, penentuan apakah fungsi merupakan kondisi
kasus 6.a atau 6.b sangat bergantung pada konstanta pergerakan yang
digunakan dan batasan iterasi yang ditentukan dalam program. Berikut
adalah ilustrasi pergerakan garis dan titik potong grafik
terhadap garis :
Gambar 4.16 (a). Grafik fungsi dan 𝑦
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Proses translasi dengan menggerakan sumbu X ke atas, akan
menghasilkan fungsi baru, yaitu :
( ) ( )
Jika diperhatikan, penyelesaian dari mencari titik potong antara garis
dan fungsi identik dengan mencari akar-akar dari persamaan
polinomial .
Misal :
Persamaan polinomial dapat dibentuk dari fungsi , yaitu :
( )
( ) (4.85)
( ) dan ; . Penyelesaian untuk menentukan titik
potong antara garis dan fungsi dilakukan dengan cara :
( )
Gambar 4.16 (b). Pergerakan garis 𝑦 sebesar 𝑘 dan titik potongnya
dengan grafik fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
( ) (4.86)
Jika dilihat dari bentuk (4.85), penyelesaian dari titik potong antara
garis dan fungsi adalah akar-akar real dari persamaan
polinomial .
Dengan cara yang sama, jika sumbu X digerakkan ke bawah
sebesar , maka dapat diperoleh fungsi baru yaitu :
( ) ( )
Artinya titik-titik potong antara garis garis dan fungsi
ekuivalen dengan akar-akar real persamaan polinomial .
Proses pengujian fungsi pada kasus 6 dapat dituliskan dalam
algoritma di bawah ini :
1) Tentukan banyak iterasi ( ) dan konstanta pergeseran ( ).
2) Definisikan dan ( ), adalah nilai pada iterasi
ke- dan .
3) Cek banyaknya titik potong antara dan ( ).
4) Misal adalah banyaknya titik potong antara dan
( ). Jika maka proses berhenti. Namun, jika
maka proses diulang kembali ke langkah 2).
5) Jika proses telah sampai pada iterasi ke- dan hasilnya
maka proses dihentikan.
Algoritma di atas dapat digunakan untuk proses pergerakkan garis
, baik bergerak ke atas ataupun ke bawah. Namun dalam proses
ini cukup dilakukan dengan menggeser ke atas, karena fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
merupakan fungsi ganjil, yaitu fungsi yang simetris terhadap titik
O(0,0). Artinya jika banyaknya titik potong antara dan fungsi
adalah , maka banyaknya titik potong antara dan fungsi
adalah .
Jika proses pengujian fungsi untuk kasus 6 telah sampai langkah
5), maka tidak dapat disimpulkan bahwa fungsi tidak memiliki nilai
ekstrem lokal karena proses tersebut dibatasi oleh banyaknya iterasi
dan konstanta pergeseran dari garis . Artinya, terdapat 3
kemungkinan yang terjadi, yaitu titik ekstrem lokal fungsi sudah
terlewati karena konstanta yang digunakan terlalu besar atau titik
ekstrem lokal fungsi belum terlewati sampai iterasi ke- atau fungsi
memang tidak memiliki nilai ekstrem lokal. Sedangkan, jika proses
pengujian dari fungsi untuk kasus 6 dapat ditemukan suatu
sedemikian sehingga banyaknya titik potong antara dan
( ) lebih dari 1 maka dapat diduga fungsi memiliki nilai
ekstrem lokal. Sebelum membuktikan dugaan tersebut, dilakukan
pengamatan pada banyaknya titik potong yang mungkin terjadi antara
dan ( ). Berdasarkan pengamatan tersebut, ada 3
kemungkinan banyaknya titik potong yaitu terdapat 1 titik potong, 2
titik potong atau 3 titik potong.
Berikut ini akan dibuktikan jika titik potong antara dan
( ) lebih dari 1 tetapi tidak lebih dari 3, maka fungsi memiliki
nilai ekstrem lokal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Bukti :
Asumsi : banyaknya titik potong antara dan ( ) lebih
dari 1 tetapi tidak lebih dari 3.
Fungsi merupakan fungsi ganjil artinya fungsi simetris
terhadap O(0,0). Artinya, jika terdapat lebih dari 1 titik potong antara
dan ( ) maka terdapat pula lebih dari 1 titik potong
antara antara dan ( ).
Misalkan ( ) ( ) , maka penyelesaian dari titik potong
antara dan ( ) adalah akar-akar real dari persamaan
polinomial . Banyaknya titik potong antara dan ( )
lebih dari 1 artinya persamaan polinomial memiliki lebih dari 1 akar
real.
Misalkan ( ) ( ) , maka penyelesaian dari titik potong
antara dan ( ) adalah akar-akar real dari persamaan
polinomial . Banyaknya titik potong antara dan ( )
lebih dari 1 artinya persamaan polinomial memiliki lebih dari 1 akar
real.
Berikut akan diberikan ilustrasi kemungkinan banyaknya titik
potong antara dan ( ) :
1) Kemungkinan 1 : terdapat 2 titik potong antara dan
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Fungsi pada kasus 6 hanya memiliki 1 pembuat nol real yaitu
0 sehingga jika terdapat 2 titik potong antara dan
( ), maka kemungkinan grafiknya adalah :
Misalkan dan adalah titik potong antara dan
( ). Oleh karena itu dan adalah akar-akar real dari
persamaaan polinomial .
𝑋
𝑌
Gambar 4.17. Kemungkinan bentuk grafik jika ada 2 titik potong antara
𝑦 𝑘𝑖 dan 𝑦 (𝑥)
𝑌
𝑋
Gambar 4.18. Grafik fungsi dan 𝑙
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Berdasarkan ilustrasi yang diberikan di atas, fungsi
menyinggung sumbu X di yang artinya merupakan pembuat
nol kembar dari fungsi yang diulang sebanyak , dengan
bilangan genap. Jika diperhatikan kondisi fungsi pada
kemungkinan ini terdapat kesamaan dengan kondisi fungsi pada
kasus 4. Artinya nilai ekstrem lokal dari fungsi terjadi pada .
dan adalah pembuat nol real dari fungsi polinomial , maka
pada ( ) memuat minimal 1 nilai ekstrem lokal dari fungsi .
Perhatikan bahwa fungsi diperoleh dari translasi fungsi ke
bawah. Di lain sisi, diketahui bahwa pada ( ) memuat
minimal 1 nilai ekstrem lokal dari fungsi dan nilai ekstrem lokal
dari fungsi terjadi di . Sedangkan, proses translasi tidak
mengubah bentuk grafik fungsi dan pergeseran yang terjadi hanya
pergeseran secara vertikal, maka pada ( ) juga memuat
minimal 1 nilai ekstrem lokal dari fungsi dan nilai ekstrem lokal
fungsi juga terjadi di .
Fungsi merupakan fungsi ganjil artinya fungsi simetris
terhadap O(0,0). Artinya, jika terdapat 2 titik potong antara
dan ( ) maka terdapat pula 2 titik potong antara antara
dan ( ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Karena fungsi adalah fungsi yang simetris terhadap O(0,0)
maka diperoleh titik potong dan ( ) terletak di
dan . Oleh karena itu, dan adalah akar-akar real dari
persamaaan polinomial .
𝑌
𝑋
Gambar 4.19. Sumbu X (y=0) digeser ke bawah sebesar 𝑘
𝑌
𝑋
Gambar 4.20. Grafik fungsi dan 𝑗
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Berdasarkan ilustrasi yang diberikan di atas, fungsi
menyinggung sumbu X di yang artinya merupakan
pembuat nol kembar dari fungsi yang diulang sebanyak ,
dengan bilangan genap. Artinya nilai ekstrem lokal dari fungsi
terjadi pada . dan adalah pembuat nol real dari
fungsi polinomial , maka pada ( ) memuat minimal 1
nilai ekstrem lokal dari fungsi .
Perhatikan bahwa fungsi diperoleh dari translasi fungsi ke
atas. Di lain sisi, diketahui bahwa pada ( ) memuat
minimal 1 nilai ekstrem lokal dari fungsi dan nilai ekstrem lokal
dari fungsi terjadi di . Sedangkan, proses translasi tidak
mengubah bentuk grafik fungsi dan pergeseran yang terjadi hanya
pergeseran secara vertikal, maka pada ( ) juga memuat
minimal 1 nilai ekstrem lokal dari fungsi dan nilai ekstrem lokal
fungsi juga terjadi di .
Jadi, terbukti bahwa fungsi memiliki nilai ekstrem lokal.
Berdasarkan pembuktian di atas, ditemukan bahwa nilai ekstrem
lokal dari fungsi terjadi pada dan . Selain itu, pada
( ) dan ( ) memuat minimal 1 nilai ekstrem lokal.
Jika pada ( ) dan ( ) memuat lebih dari 1 nilai
ekstrem lokal, artinya fungsi memiliki lebih dari 4 nilai ekstrem
lokal. Hal tersebut tentu kontradiksi dengan sifat fungsi yang
memiliki nilai ekstrem lokal paling banyak 4. Oleh karena itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
pada ( ) dan ( ) hanya termuat 1 nilai ekstrem lokal
pada setiap selangnya.
2) Kemungkinan : terdapat 3 titik potong antara dan ( )
Fungsi pada kasus 6 hanya memiliki 1 pembuat nol real yaitu 0
sehingga jika terdapat 3 titik potong antara dan ( ),
maka kemungkinan grafiknya adalah :
Misalkan , dan adalah titik potong antara dan
( ). Oleh karena itu , dan adalah akar-akar real dari
persamaaan polinomial .
Gambar 4.21. Kemungkinan bentuk grafik jika terdapat 3 titik potong
𝑦 𝑘𝑖 dan 𝑦 (𝑥)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Berdasarkan ilustrasi di atas diperoleh bahwa , dan
adalah pembuat nol real dari fungsi polinomial , maka pada
dan memuat minimal 1 nilai ekstrem lokal dari
fungsi .
Perhatikan bahwa fungsi diperoleh dari translasi fungsi ke
bawah. Di lain sisi, diketahui bahwa pada dan
memuat minimal 1 nilai ekstrem lokal dari fungsi . Sedangkan,
proses translasi tidak mengubah bentuk grafik fungsi dan
pergeseran yang terjadi hanya pergeseran secara vertikal, maka
pada dan juga memuat minimal 1 nilai ekstrem
lokal dari fungsi .
Fungsi merupakan fungsi ganjil artinya fungsi simetris
terhadap O(0,0). Artinya, jika terdapat 3 titik potong antara
Gambar 4.22. Grafik fungsi dan 𝑙
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
dan ( ) maka terdapat pula 3 titik potong antara antara
dan ( ).
Karena fungsi adalah fungsi yang simetris terhadap
O(0,0) maka diperoleh titik potong dan ( ) terletak
di , dan . Oleh karena itu, , dan adalah
akar-akar real dari persamaaan polinomial .
Gambar 4.23. Sumbu X (y=0) digeser ke bawah sebesar 𝑘
Gambar 4.24. Grafik fungsi dan 𝑗
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Berdasarkan teorema (2.9), pada dan
terdapat minimal 1 nilai ekstrem lokal dari fungsi polinomial .
Perhatikan bahwa fungsi diperoleh dari translasi fungsi ke atas.
Di lain sisi, diketahui bahwa pada dan
memuat minimal 1 nilai ekstrem lokal dari fungsi . Sedangkan,
proses translasi tidak mengubah bentuk grafik fungsi dan
pergeseran yang terjadi hanya pergeseran secara vertikal, maka
pada dan juga memuat minimal 1 nilai
ekstrem lokal dari fungsi .
Jadi, terbukti bahwa fungsi memiliki nilai ekstrem lokal.
Dari hasil pembuktian di atas menunjukkan bahwa pada
, dan memuat minimal 1
nilai ekstrem lokal dari fungsi . Apabila ada di antara selang
tersebut memuat nilai ekstrem lokal fungsi lebih dari 1, maka
banyaknya nilai ekstrem lokal dari fungsi lebih dari 4. Hal
tersebut kontradiksi dengan sifat dari fungsi yang memiliki nilai
ekstrem lokal maksimal 4. Oleh karena itu pada ,
dan hanya termuat 1 nilai ekstrem
lokal dari fungsi .
Hasil pembuktian di atas juga menunjukkan bahwa jika fungsi
memenuhi kondisi pada kasus 6.a, maka ada 2 kemungkinan
yang terjadi yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
1) Kasus 6.a.(i) : fungsi memiliki 1 nilai ekstrem lokal pada
setiap selang , dan
jika terdapat 3 titik potong antara dan ( ).
2) Kasus 6.a.(ii) : fungsi memiliki nilai ekstrem lokal pada
, . Selain itu, fungsi memiliki 1 nilai ekstrem lokal
pada setiap selang ( ) dan ( ) jika terdapat 2
titik potong antara dan ( ).
Pada subbab sebelumnya, proses mencari pembuat nol dari fungsi
telah dikerjakan dalam program MATLAB, dengan nama M-file
lanjut_translasi. Hasil dari perhitungan proses tersebut akan digunakan
dalam proses pada sub bagian ini, yaitu penentuan banyak titik ekstrem
lokal ditinjau dari pembuat nol fungsi polinomial . Algoritma yang
dituliskan dalam program dibawah ini disesuaikan dengan hasil analisis
yang sudah dilakukan di atas, sehingga pengguna program hanya akan
diberikan informasi tentang banyaknya titik ekstrem lokal fungsi h sesuai
dengan kondisi yang terjadi. Algoritma berikut merupakan sub bagian dari
algoritma yang termuat dalam M-file lanjut_translasi, yang dikhususkan
untuk menentukan banyaknya titik ekstrem lokal dari fungsi .
%Penentuan Banyaknya Titik Puncak yg dimiliki if Disk>0 if (p1>0)&&(p2>0) %Kasus1
disp('Fungsi h mempunyai 5 akar real dan 4 nilai ekstrem lokal dengan 2 titik maksimum lokal dan 2 titik minimum lokal') disp('Fungsi h bersifat unimodal pada interval :') disp(['[',num2str(min(akar1(1),akar2(1))),',',num2str(max akar1(1),akar2(1))),']'])
disp(['[',num2str(max(akar1(1),akar2(1))),', 0]'])
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
disp(['[0,',num2str(min(akar1(2),akar2(2))),']']) disp(['[',num2str(min(akar1(2),akar2(2))),',',num2str(max akar1(2),akar2(2))),']'])
disp(' '); disp('Ketik lanjut_4 untuk melanjutkan proses mencari nilai ekstrem lokal.');%next to other program
else if (p1<0)&(p2<0)%Kasus3 disp('Fungsi h mempunyai 1 akar real yaitu x=0 dan
tidak mempunyai nilai ekstrem lokal') disp('Fungsi g tidak mempunyai nilai ekstrim. Program
selesai.') disp('---------------END--------------------------'); else disp('Fungsi h mempunyai 3 akar real dan 2 nilai
ekstrem lokal dengan 1 titik maksimum lokaldan 1 titik minimum lokal') %Kasus2
disp('Fungsi h bersifat unimodal pada interval :') if p1>0 disp(['[',num2str(min(akar1)),', 0]']) ak=min(akar1); disp(['[0,',num2str(max(akar1)),']']) ak2=max(akar1); else disp(['[',num2str(min(akar2)),', 0]']) ak=min(akar2); disp(['[0,',num2str(max(akar2)),']']) ak2=max(akar2); end disp(' '); disp('Ketik lanjut_2 untuk melanjutkan proses mencari
nilai ekstrem lokal');%next to other program end end else
if Disk==0 if (p1>0) %Kasus4
disp('Fungsi h mempunyai 5 akar real (ada 2 pasang kembar) dan 4 nilai ekstrem lokal dengan 2 titik maksimum dan 2 titik minimum, dimana akar selain 0 jadi absis puncak')
disp('Fungsi h bersifat unimodal pada interval :') disp(['(',num2str(min(akar1)),', 0]']) disp(['[0,',num2str(max(akar1)),')']) disp(' ') disp('Ketik lanjut_3 untuk melanjutkan proses mencari nilai
ekstrem');%next to other program else %Kasus5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
disp('Fungsi h mempunyai 1 akar real dan tidak memiliki nilai ekstrem lokal.')
disp('Fungsi g tidak mempunyai nilai ekstrem lokal. Program selesai.')
disp('-------------END--------------------------'); end else disp('Fungsi h mempunyai 1 akar real. Ada kemungkinan memiliki nilai ekstrem.') %Kasus6 disp('Ketik lanjut_coba') %next to other program end
end Pada algoritma di atas, pengguna program diberikan informasi
tentang banyaknya titik ekstrem lokal yang dimiliki oleh fungsi . Jika
fungsi sudah dipastikan tidak memiliki nilai ekstrem lokal, seperti kasus
3 dan kasus 5, maka proses berhenti. Sedangkan, jika fungsi sudah
dipastikan memiliki nilai ekstrem lokal, seperti kasus 1, 2 dan 4, maka
pengguna program diminta memanggil nama M-file yang sesuai dengan
kondisi dari fungsi . Sedangkan, jika kasus 6 yang terjadi, pengguna
program juga diminta memanggil M-file, dengan nama lanjut_coba, untuk
mengecek apakah fungsi memiliki nilai ekstrem lokal. Berikut adalah
algoritma yang termuat dalam M-file lanjut_coba :
%Pengujian Fungsi h pada Kasus 6 %Tujuan dari program ini adalah : %menentukan apakah fungsi h pada kasus 6 memiliki nilai ekstrem lokal disp('----------------------------------------------------') disp(' Pengujian Fungsi h pada Kasus 6 ') disp('----------------------------------------------------') f=0; k=0.1; %Pada program bagian pengujian ini, banyaknya iterasi dibatasi hingga 1000
%konstanta pergerakan sumbu X menggunanakan k=0.1 f=f+k; r=0; iter=0;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
while r<=1 & iter<1000 T=[0 0 0 0 0 f]; L=(H-T); akr=sort(roots(L)); for i=1:5 if imag(akr(i))==0 r=r+1; end end
if r>1 %Kasus6.a k_i=f; disp(['Fungsi h memiliki ',num2str(r),' titik potong
antara y=',num2str(k_i),' dan y=h(x)']) for i=1:5 if imag(akr(i))==0 disp(akr(i)) end end disp(['Fungsi h juga memiliki ',num2str(r),' titik
potong antara y=',num2str(-1*k_i),' dan y=h(x)']) Z=[0 0 0 0 0 k_i]; J=(H+Z); akr2=sort(roots(J)); for i=1:5 if imag(akr2(i))==0 disp(akr2(i)) end end
if akr(2)==akr(3) %Kasus6.a.(ii)
disp(['Nilai ekstrem lokal fungsi h terjadi pada ',num2str(akr(2)),' dan ',num2str(akr2(2))]); disp(['Fungsi h unimodal pada [',num2str(akr(1)),',',num2str(akr(2)),'] dan [',num2str(akr2(1)),',',num2str(akr2(2)),']'])
else %Kasus6.a.(i) disp('Fungsi h unimodal pada :') disp(['[',num2str(akr(1)),',',num2str(akr(2)),']']) disp(['[',num2str(akr(2)),',',num2str(akr(3)),']']) disp(['[',num2str(akr2(1)),',',num2str(akr2(2)),']']) disp(['[',num2str(akr2(2)),',',num2str(akr2(3)),']']) disp(' ') disp('Ketik lanjut_cari untuk melanjutkan proses
mencari nilai ekstrem lokal') end else r=0; f=f+k;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
iter=iter+1; end end
if iter==1000 %Kasus6.b
disp('Hasil sementara di proses ini dengan 1000 iterasi, fungsi h tidak memiliki titik ekstrem lokal.')
disp('-----------------END-------------------------'); end
C. Nilai Ekstrem Lokal Fungsi Menggunakan Golden Section Search
Pada sub bab sebelumnya, telah dilakukan analisis banyaknya titik
ekstrem lokal yang dimiliki oleh fungsi ditinjau dari pembuat nol fungsi
. Hasil analisis pada fungsi yang memiliki nilai ekstrem lokal
menunjukkan selang-selang yang menjamin bahwa fungsi unimodal
pada selang tersebut. Artinya, fungsi hanya memiliki 1 nilai ekstrem
lokal pada selang tersebut. Hasil dari analisis yang sudah dilakukan dan
menunjukkan selang-selang yang menjamin fungsi unimodal adalah :
1. Pada kasus 1, fungsi bersifat unimodal pada
[ √ √ ], [ √ ], [ √ ] dan [√ √ ]
2. Pada kasus 2, fungsi bersifat unimodal pada [ √ ] dan
[ √ ].
3. Pada kasus 4, fungsi bersifat unimodal pada ( √ ) dan
( [ √ ]).
4. Pada kasus 6.a.(i), fungsi berifat unimodal pada ,
dan .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
5. Pada kasus 6.a.(ii), fungsi bersifat unimodal pada ( dan
( .
Pada sub bab ini akan dilakukan proses mencari nilai ekstrem lokal
fungsi dengan menggunakan metode Golden Section Search pada kasus
1, 2, 4, 6.a.(i) dan 6.a.(ii). Syarat yang diperlukan untuk menggunakan
metode Golden Section Search telah dipenuhi yaitu diketahui selang yang
menjadi fungsi unimodal pada selang tersebut. Namun sebelum
menggunakan metode Golden Section Search pada fungsi , perlu
diketahui dalam selang tersebut memuat nilai ekstrem maksimum atau
minimum lokal, karena algoritma metode Golden Section Search untuk
kasus maksimum sedikit berbeda dengan kasus minimum. Ide yang
digunakan untuk menentukan apakah selang memuat nilai ekstrem
maksimum atau minimum lokal adalah melakukan evaluasi nilai fungsi
batas bawah selang dan bilangan yang terletak cukup dekat di sebelah
kanan dengan batas bawah, pada setiap selang.
Perhatikan bahwa interval yang telah diperoleh pada proses
sebelumnya, nilai fungsi pada batas bawah sama dengan nilai fungsi batas
atas interval. Misal diketahui fungsi bersifat unimodal pada dan
( ) ( ) dengan . Akibatnya, fungsi memiliki 1 nilai
ekstrem lokal pada , artinya fungsi hanya mengalami perubahan
dari fungsi naik menjadi fungsi turun atau sebaliknya, hanya satu kali.
Untuk menentukan apakah selang tersebut memuat nilai ekstrem
maksimum atau minimum lokal, maka dilakukan evaluasi fungsi ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
dan bilangan yang terletak cukup dekat di sebelah kanan dari . Misalkan
, dipilih
. dan
1. Jika ( ) ( ), maka fungsi merupakan fungsi naik pada
Fungsi hanya mengalami perubahan naik menjadi turun atau
sebaliknya hanya satu kali dan karena fungsi naik pada
, maka pada termuat nilai ekstrem maksimum lokal.
2. Sedangkan, jika jika ( ) ( ), maka fungsi merupakan fungsi
turun pada Fungsi hanya mengalami perubahan naik menjadi
turun atau sebaliknya hanya satu kali dan karena fungsi turun pada
, maka pada termuat nilai ekstrem minimum
lokal.
Berikut adalah algortima untuk menyelidiki apakah nilai ekstrem
minimum atau maksimum lokal dari fungsi yang termuat dalam selang
, jika diketahui fungsi unimodal pada :
%Diketahui fungsi H unimodal pada [x0,xt] %uji nilai fungsi pada [x0,xt] delta=(1/10)*(abs(xt-x0)); %x0 dan xt harus terlebih dahulu
diketahui %x0 dan xt ditentukan pada proses
sebelumnya x1=x0+delta; %uji nilai fungsi di dekat sebelah kanan x0 y1=polyval(H,x0); y2=polyval(H,x1); %evaluasi nilai fungsi pada [x0,x1] if y1 < y2 disp('-----Fungsi naik pada selang tersebut. Ada titik
maksimum di selang tersebut-----') else if y1 > y2 disp('-----Fungsi turun pada selang tersebut. Ada titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
minimum di selang tersebut-----') end end
Pada penelitian ini, algoritma di atas dilakukan pada selang yang
terbentuk dari 2 pembuat nol real yang berdekatan yang sudah
ditentukan pada M-file lanjut_translasi. Algoritma di atas juga akan
dipadukan dengan algoritma metode Golden Section Search pada proses
selanjutnya. Setelah mengetahui selang memuat nilai ekstrem maksimum
atau minimum lokal, metode Golden Section Search siap digunakan untuk
menentukan nilai ekstrem lokal fungsi yang disesuaikan dengan kasus
maksimum atau minimum lokal.
Berikut adalah algoritma untuk menentukan nilai ekstrem lokal
fungsi secara umum :
1. Kasus Maksimum
disp('==================================================='); disp('--Pencarian Nilai Maksimum dengan Golden Section--'); disp('===================================================');
eps=0.01*(10^-4); R=(5^0.5 - 1)/2; %goldenratio xl=x0; %x0:batasbawahinterval xh=xt; %xt:batasatasinterval del=R*(xh-xl); x1=xl+del; x2=xh-del; y1=polyval(H,x1); %H : matriks koefisien dari fungsi
polinomial H yang terlebih dahulu didefinisikan
y2=polyval(H,x2); while abs(xh-xl)>eps if y2>y1 xh=x1; x1=x2; del=R*(xh-xl); x2=xh-del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
else xl=x2; x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); end end
if y1>=y2 Ax=x1; Ay=y1; else Ax=x2; Ay=y2; end disp(['Titik maksimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Ax),',',num2str(Ay),')'])
2. Kasus Minimum
disp('==================================================='); disp('--Pencarian Nilai Minimum dengan Golden Section--'); disp('==================================================='); eps=0.01*(10^-4);
R=(5^0.5 - 1)/2; %goldenratio xl=x0; %x0:batasbawahinterval xh=xt; %xt:batasatasinterval del=R*(xh-xl); x1=xl+del; x2=xh-del; y1=polyval(H,x1); %H : matriks koefisien dari fungsi
polinomial H yang terlebih dahulu didefinisikan
y2=polyval(H,x2); while abs(xh-xl)>eps if y2<y1 xh=x1; x1=x2; del=R*(xh-xl); x2=xh-del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2; x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
end end
if y1<=y2 Bx=x1; By=y1; else Bx=x2; By=y2; end disp(['Titik minimum lokal fungsi h terletak di: (',num2str(Bx),',',num2str(By),')'])
Algoritma metode Golden Section Search di atas digunakan pada
masing-masing kasus yaitu kasus 1,2,4, 6.a.(i) dan 6.a.(ii) untuk
menentukan nilai ekstrem lokal maksimum dan minimum dari fungsi .
(lihat lampiran). Penentuan nilai ekstrem lokal fungsi untuk kasus 1
termuat dalam M-file dengan nama lanjut_4. Sedangkan penentuan nilai
ekstrem lokal fungsi untuk kasus 2 termuat dalam M-file dengan nama
lanjut_3. Proses menentukan nilai ekstrem lokal fungsi pada kasus 4
termuat dalam M-file dengan nama lanjut_2. Sedangkan untuk kasus 6.a.(i)
dan 6.a.(ii), termuat dalam M-file dengan nama lanjut_cari.
Pada algoritma yang digunakan pada penelitian ini, panjang
interval akhir yang diinginkan dilambangkan dengan variabel eps atau
epsilon. Epsilon yang digunakan pada penelitian ini adalah .
Pencarian nilai ekstrem lokal fungsi hanya dilakukan pada sumbu X
positif atau untuk . Hal ini dapat dilakukan karena fungsi
merupakan fungsi ganjil, sehingga apabila nilai ekstrem lokal fungsi
pada sumbu X positif sudah diketahui maka nilai ekstrem lokal fungsi
pada sumbu X negatif juga dapat ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
D. Nilai Ekstrem Lokal Fungsi Awal
Pada sub bab sebelumnya telah didapat informasi tentang
banyaknya nilai ekstrem yang dimiliki dari fungsi dan nilai ekstrem
lokal dari fungsi , untuk fungsi yang memiliki nilai ekstrem lokal.
Fungsi awal atau fungsi asli yang diberikan adalah fungsi polinomial
berderajat 5 yang simetris yaitu fungsi . Tujuan awal adalah menentukan
nilai ekstrem lokal dari fungsi . Oleh karena itu, proses yang selanjutnya
adalah menggeser fungsi kembali ke fungsi awal yaitu fungsi . Jika
fungsi diperoleh dengan menggeser fungsi oleh vektor (
), maka
proses selanjutnya yang dilakukan adalah menggeser fungsi oleh vektor
yang besarnya sama tetapi berlawanan arah, yaitu vektor (
).
Analisis yang sudah dilakukan tentang banyaknya nilai ekstrem
lokal dari fungsi menentukan pula banyaknya nilai ekstrem lokal dari
fungsi . Hal ini dikarenakan fungsi merupakan hasil translasi dari
fungsi , yang artinya grafik fungsi tidak merubah bentuk dari grafik
fungsi . Pada kasus 3, 5 dan 6.b menunjukkan bahwa fungsi tidak
memiliki nilai ekstrem lokal, sehingga fungsi juga tidak memiliki nilai
ekstrem lokal. Sedangkan pada kasus 1, 2, 4, 6.a.(i) dan 6.a.(ii)
menunjukkan bahwa fungsi memiliki nilai ekstrem lokal dan pada proses
sebelumnya telah dilakukan pencarian titik ekstrem lokal dari fungsi ,
maka akibatnya titik ekstrem lokal fungsi juga dapat diketahui dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
menambahkan sebesar untuk absis titik ekstrem dan untuk ordinat
dari titik ekstrem lokal.
Pada proses sebelumnya, yaitu menentukan nilai ekstrem lokal
dengan menggunakan metode Golden Section Search, termuat dalam M-
file yang terpisah dan disesuaikan dengan kondisi fungsi . Namun, pada
setiap M-file diakhiri dengan pemberian informasi kepada pengguna
program untuk memanggil M-file dengan nama lanjut_final. M-file
lanjut_final berisikan algoritma untuk menentukan nilai ekstrem lokal dari
fungsi awal yaitu fungsi . Hasil dari proses yang sebelumnya tetap
digunakan dalam perhitungan atau pengerjaan algoritma pada M-file
lanjut_final. Berikut adalah algoritma untuk menentukan nilai ekstrem
lokal dari fungsi awal yaitu fungsi .
%Penentuan Nilai Ekstrem Fungsi g disp('----------------------------------------------------'); disp(' Penentuan Nilai Lokal Ekstrem Fungsi g ') disp('----------------------------------------------------'); if (Ax~=0) & (Bx~=0) Ax1=Ax+m; Ax2=-Ax+m; %Ax adalah absis titik maksimum dari h
Ax2 adalah absis titik minimum dari g Ay1=Ay+n; Ay2=-Ay+n; %Ay adalah nilai lokal maksimum dari h
Ay2 adalah nilai lokal minimum dari g Bx1=Bx+m; Bx2=-Bx+m; %Bx adalah absis titik minimum dari h
Bx2 adalah absis titik maksimum dari g By1=By+n; By2=-By+n; %By adalah nilai lokal minimum dari h
By2 adalah nilai lokal maksimum dari g disp('--------------------------------------------------'); disp(' Titik Maksimum & Minimum Lokal Fungsi g '); disp('--------------------------------------------------'); disp(['Titik minimum lokal fungsi g terletak di:
(',num2str(Bx1),',',num2str(By1),')']) disp(['Titik minimum lokal fungsi g terletak di:
(',num2str(Ax2),',',num2str(Ay2),')'])
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
disp(' '); disp(['Titik maksimum lokal fungsi g terletak di: (',num2str(Ax1),',',num2str(Ay1),')']) disp(['Titik maksimum lokal fungsi g terletak di: (',num2str(Bx2),',',num2str(By2),')']) else if Ax~=0 Ax1=Ax+m; Ax2=-(Ax)+m; %Ax adalah absis titik maksimum dari h,
Ax2 adalah absis titik minimum dari g Ay1=Ay+n; Ay2=-Ay+n; %Ay adalah nilai lokal maksimum dari h,
Ay2 adalah nilai lokal minimum dari g disp('----------------------------------------------'); disp(' Titik Maksimum & Minimum Lokal Fungsi g '); disp('-----------------------------------------------'); disp(['Titik maksimum lokal fungsi g terletak di:
(',num2str(Ax1),',',num2str(Ay1),')']) disp(['Titik minimum lokal fungsi g terletak di:
(',num2str(Ax2),',',num2str(Ay2),')']) else Bx1=Bx+m; Bx2=-Bx+m; %Bx adalah absis titik minimum dari h,
Bx2 adalah absis titik maksimum dari g By1=By+n; By2=-By+n; disp('-----------------------------------------------'); disp(' Titik Maksimum & Minimum Lokal Fungsi g '); disp('-----------------------------------------------'); disp(['Titik minimum lokal fungsi g terletak di:
(',num2str(Bx1),',',num2str(By1),')']) disp(['Titik maksimum lokal fungsi g terletak di:
(',num2str(Bx2),',',num2str(By2),')']) end end
E. Analisis Kesalahan
Proses yang dilakukan dalam menentukan nilai ekstrem lokal pada
fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris, yaitu fungsi , terbagi
menjadi 9 langkah. Kesembilan langkah tersebut telah digambarkan dalam
diagram pada gambar 3.7. Dari kesembilan langkah tersebut, metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
numerik digunakan pada langkah menentukan nilai ekstrem lokal dari
fungsi dengan metode Golden Section dan secara khusus digunakan
untuk kasus 6 dalam langkah menganalisis banyaknya nilai ekstrem lokal
ditinjau dari pembuat nol fungsi . Solusi yang menggunakan metode
numerik merupakan solusi yang bersifat hampiran dari solusi yang eksak.
Hal ini berakibat terjadinya galat atau error dari solusi yang diperoleh dari
metode numerik.
Pada langkah analisis fungsi untuk kasus 6, dilakukan pengujian
fungsi menggunakan metode numerik. Ide dasar yang digunakan tetap
menggunakan konsep aljabar dan geometri, yaitu konsep translasi. Kondisi
yang terjadi pada kasus 6 adalah diskriminan dari persamaan kudrat
bernilai negatif sehingga fungsi hanya memiliki 1 pembuat nol real yaitu
0. Selain itu, kondisi yang ditemukan adalah ada fungsi yang memiliki
nilai ekstrem lokal dan ada fungsi yang tidak memiliki nilai ekstrem
lokal pada kasus 6. Translasi yang digunakan adalah menggerakkan atau
menggeser sumbu X ke atas, sebesar , secara berulang hingga terdapat
lebih dari 1 titik potong dengan grafik fungsi . Dalam algoritma yang
digunakan pada langkah translasi tersebut, perulangan dibatasi oleh 2 hal
yaitu banyaknya titik potong garis dengan ( ), dengan
sudah ditentukan yaitu , dan banyak iterasi yang ditentukan yaitu 1000
iterasi. Perulangan akan berhenti jika banyaknya titik potong garis
dengan ( ) lebih dari 1 dan perulangan sudah dilakukan sebanyak
1000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Jika diperhatikan banyaknya titik potong garis dengan
( ), bergantung pada yang ditentukan pada program. Besar atau
nilai juga dapat mempengaruhi hasil dari proses ini. Apabila nilai yang
ditentukan terlalu besar, bisa jadi nilai ekstrem lokal dari fungsi telah
terlewati sehingga garis tidak memotong lebih dari 1 titik pada
grafik fungsi untuk setiap perulangan. Misalkan yang ditentukan
adalah . Artinya pada iterasi pertama . Perhatikan gambar
berikut ini :
Fungsi yang digunakan pada contoh di atas adalah ( )
. Grafik fungsi sangat kecil pada terjadinya nilai ekstrem lokal
fungsi. Pada grafik fungsi dapat ditunjukkan bahwa fungsi memiliki
nilai ekstrem lokal. Nilai ekstrem lokal fungsi terjadi di bawah garis
. Artinya, dari iterasi pertama hingga selanjutnya hanya terdapat 1
titik potong antara dan ( ), karena nilai ekstrem lokal dari
fungsi telah terlewati dari iterasi pertama. Akibatnya, pada iterasi ke-
Gambar 4.25. Ilustrasi kesalahan metode numerik karena kebergantungan nilai 𝑘
pada kasus 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
1000, perulangan berhenti dan memberikan informasi bahwa fungsi
hingga iterasi ke-1000 tidak menemukan nilai ekstrem lokal. Padahal,
kondisi yang sebenarnya terjadi adalah fungsi memiliki nilai ekstrem
lokal.
Hal yang serupa juga bisa terjadi jika nilai terlalu kecil akibatnya
hingga iterasi ke-1000, garis belum mencapai nilai ekstrem dari
fungsi . Jika , maka .
Perhatikan gambar di bawah ini :
Fungsi yang digunakan pada contoh di atas adalah ( )
. Pada grafik fungsi dapat ditunjukkan bahwa
fungsi memiliki nilai ekstrem lokal. Namun, perulangan yang sudah
sampai batas iterasi yaitu pada iterasi ke-1000, belum mencapai
Gambar 4.26. Ilustrasi keterbatasan iterasi dan kebergantungan nilai
𝑘 metode numerik pada kasus 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
nilai ekstrem lokal dari fungsi . Akibatnya, hasil final dari proses secara
numerik adalah hingga iterasi ke-1000 tidak ditemukan nilai ekstrem lokal
dari fungsi . Berdasarkan 2 ilustrasi yang diberikan tersebut, proses
mengidentifikasi fungsi pada kasus 6 masih memiliki kekurangan,
dimana proses identifikasi tersebut bergantung pada nilai konstanta
pergerakan dan banyaknya iterasi. Semakin kecil konstanta pergerakan dan
semakin banyaknya jumlah iterasi, maka kesalahan pada 2 ilustrasi di atas
dapat minimalisir.
Pada kasus 1, 2, 4, 6.a.(i) dan 6.a.(ii), metode Golden Section
Search digunakan untuk menentukan nilai ekstrem lokal dari fungsi . Jika
diperhatikan pada algoritma metode Golden Section, baik kasus
maksimum maupun minimum lokal, terdapat perulangan dari proses
penyempitan selang hingga kondisi stop terpenuhi. Kondisi stop pada
perulangan tersebut ditentukan dari panjang interval akhir yang
diinginkan. Pada algoritma yang digunakan, panjang interval akhir yang
diinginkan dilambangkan dengan variabel eps atau epsilon ( ). Pada
penelitian ini dipilih sebagai panjang interval akhir
yang diinginkan. Nilai epsilon yang digunakan dapat bervariasi,
bergantung pada pemakai program ataupun ketentuan yang telah
ditentukan. Namun, semakin kecil nilai epsilon maka solusi yang diperoleh
akan semakin mendekati solusi yang sebenarnya (solusi secara eksak).
Artinya, semakin kecil galat atau error yang terdapat pada solusi secara
numerik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini diberikan kesimpulan dan saran dari pembahasan bab-bab
sebelumnya serta saran untuk penelitian selanjutnya.
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dalam tugas akhir ini dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Karakteristik dari fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris adalah
sebagai berikut.
a. Fungsi polinomial berderajat 5, ( )
, adalah fungsi yang simetris jika fungsi mempunyai pusat
simetri di
, dengan pusat simetri berupa titik simetri putar di
( ( )) Fungsi adalah fungsi yang simetris jika memenuhi
persamaan :
dengan pusat simetri di
.
b. Jika fungsi merupakan fungsi polinomial berderajat 5 yang
simetris, maka apabila fungsi ditranslasikan dengan menggeser
( ( )) ke O( ), hasil translasinya merupakan fungsi ganjil
dengan titik simetri putar di O( ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
c. Misal fungsi adalah fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris.
Jika fungsi ditranslasikan dengan menggeser (
(
)) ke
O( ) dan hasil translasinya adalah fungsi , maka fungsi
berbentuk :
( ) ( ) (
)
Jika , dan
, maka :
( )
(
)
Hasil translasi dari fungsi polinomial berderajat 5 yang simetris,
dengan menggeser titik simetri putarnya ke O(0,0), akan
menghasilkan fungsi ganjil polinomial berderajat 5.
2. Nilai ekstrem lokal dari fungsi , fungsi polinomial berderajat 5 yang
simetris, dapat ditentukan dengan menggunakan konsep aljabar dan
geometri yang dikombinasikan dengan metode numerik yaitu metode
Golden Section Search. Namun syarat untuk menggunakan metode
Golden Section Search adalah perlu diketahui interval yang menjamin
fungsi unimodal pada interval tersebut. Oleh karena itu dalam
menentukan nilai ekstrem dari fungsi dengan menggunakan metode
Golden Section Search juga disertai dengan proses mencari interval
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
yang menjadi fungsi unimodal pada interval tersebut. Berikut adalah
langkah-langkah dalam menentukan nilai ekstrem dari fungsi :
a. Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan translasi fungsi
dengan menggeser (
(
)) ke O( ) sedemikian sehingga
hasil translasi dari fungsi adalah fungsi dimana fungsi
merupakan fungsi ganjil dengan titik simetri putar O(0,0).
b. Menentukan pembuat nol dari fungsi , yang merupakan fungsi
hasil translasi dari fungsi . Dalam menentukan akar-akar dari
persamaan polinomial memunculkan bentuk persamaan
polinomial berderajat 4, yang hanya memuat suku dan .
Persamaan polinomial berderajat 4 tersebut dapat dimanipulasi
sehingga membentuk persamaan kuadrat. Oleh karena itu, pembuat
nol dari fungsi ditentukan dengan rumus kuadrat untuk mencari
akar-akar persamaan kuadrat yang terbentuk. Berdasarkan analisis
yang dilakukan pada bab IV, terdapat 6 kasus yang
menggambarkan kemungkinan banyaknya nilai pembuat nol real
dari fungsi . Berikut adalah hasil analisis tentang kemungkinan
banyaknya nilai pembuat nol real dari fungsi .
Nilai
Diskriminan Kondisi Kemungkinan
Kasus 1 : Fungsi memiliki 5 pembuat nol real yang berbeda.
Kasus 2 : Fungsi memiliki 3 pembuat nol real yang berbeda
Kasus 3 : Fungsi memiliki 1 pembuat nol real.
Tabel 5.1. Kemungkinan Banyaknya Nilai Pembuat Nol dari Fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Kasus 4 : Fungsi memiliki 5 pembuat nol real, dengan dua
pasang pembuat nol kembar.
Kasus 5 : Fungsi memiliki 1 pembuat nol real.
Kasus 6 : Fungsi memiliki 1 pembuat nol real.
c. Setelah menentukan nilai-nilai pembuat nol real dari fungsi ,
langkah selanjutnya adalah melakukan analisis banyaknya nilai
ekstrem lokal yang dimiliki oleh fungsi berdasarkan
kemungkinan banyaknya pembuat nol real dari fungsi yang telah
dilakukan pada langkah sebelumnya. Nilai-nilai pembuat nol real
dari fungsi menjadi batas atas dan batas bawah dari interval yang
akan digunakan untuk menentukan nilai ekstrem fungsi
menggunakan metode Golden Section Search. Interval yang
digunakan terbentuk dari 2 pembuat nol real yang berdekatan dari
fungsi . Analisis yang dilakukan menguji apakah interval yang
terbentuk dari 2 pembuat nol real yang berdekatan menjamin fungsi
bersifat unimodal pada interval tersebut.Berikut adalah hasil
analisis banyaknya nilai ekstrem lokal pada fungsi berdasarkan
pembuat nol real dari fungsi
Nilai
Diskriminan Kemungkinan Pembuat Nol Banyaknya Nilai Ekstrem Lokal
Kasus 1 : Fungsi memiliki 5
pembuat nol real yang berbeda.
Fungsi memiliki 4 nilai ekstrem
lokal.
Kasus 2 : Fungsi memiliki 3
pembuat nol real yang berbeda.
Fungsi memiliki 2 nilai ekstrem
lokal.
Tabel 5.2. Kemungkinan Banyaknya Nilai Ekstrem Lokal Fungsi Berdasarkan
Pembuat Nol Real dari Fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Pada kasus 1, 2 dan 4, fungsi bersifat unimodal pada interval
yang terbentuk dari 2 pembuat nol real yang berdekatan. Pada
kasus 6, fungsi memiliki 2 kemungkinan yaitu fungsi memiliki
4 nilai ekstrem lokal atau fungsi tidak memiliki nilai ekstrem
lokal. Sedangkan pada kasus 6, fungsi hanya memiliki 1 pembuat
nol real yaitu 0. Untuk menyelidiki apakah fungsi pada kasus 6
memiliki nilai ekstrem atau tidak, digunakan langkah
menggerakkan sumbu X atau garis ke atas sebesar
sehingga persamaan garis menjadi . Selanjutnya, memeriksa
banyaknya titik potong antara grafik fungsi dengan garis .
Jika terdapat 1 titik potong, maka garis digerakkan kembali
ke atas sebesar . Proses translasi atau pergerakan garis tersebut
terus dilakukan hingga terdapat lebih dari 1 titik potong.
Pergerakan garis tersebut selain dibatasi oleh nilai yang telah
ditentukan, juga dibatasi oleh jumlah iterasi yang telah ditentukan
yaitu 1000 iterasi. Artinya, setelah 1000 iterasi jika ditemukan
Kasus 3 : Fungsi memiliki 1
pembuat nol real, yaitu 0.
Fungsi tidak memiliki nilai
ekstrem lokal.
Kasus 4 : Fungsi memiliki 3
pembuat nol real yang berbeda
dengan 2 pasang pembuat nol
kembar.
Fungsi memiliki 4 nilai ekstrem
lokal. Ada 2 nilai ekstrem lokal
yang terjadi pada pembuat nol
real selain 0.
Kasus 5 : Fungsi memiliki 1
pembuat nol real.
Fungsi tidak memiliki nilai
ekstrem lokal.
Kasus 6 : Fungsi memiliki 1
pembuat nol real.
Fungsi memiliki 4 nilai ekstrem
lokal.
Fungsi tidak memiliki nilai
ekstrem lokal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
terdapat 1 titik potong maka proses perulangan berhenti. Jika
sebelum iterasi ke-1000 terdapat lebih dari 1 titik potong, maka
proses perulangan juga berhenti. Titik-titik potong tersebut menjadi
batas bawah dan batas atas pada interval yang menjamin fungsi h
unimodal pada interval tersebut.
d. Setelah mengetahui interval yang menjamin fungsi unimodal
pada interval tersebut, langkah selanjutnya adalah memeriksa nilai
ekstrem lokal yang termuat dalam interval tersebut merupakan nilai
ekstrem lokal maksimum atau minimum. Pada langkah ini proses
yang dilakukan adalah memeriksa nilai fungsi pada batas bawah
interval dan nilai fungsi di dekat batas bawah sebelah kanan. Hal
ini dilakukan untuk memeriksa kondisi awal fungsi pada interval
tersebut. Jika kondisi awal fungsi pada interval tersebut naik, maka
pada interval tersebut memuat nilai ekstrem lokal maksimum.
Sedangkan jika kondisi awal fungsi pada interval tersebut turun,
maka pada interval tersebut memuat nilai ekstrem lokal minimum.
e. Jika telah diketahui interval yang menjamin fungsi unimodal
pada interval tersebut dan mengetahui nilai ekstrem lokal minimum
atau maksimum yang terletak pada interval tersebut, maka proses
yang selanjutnya adalah menentukan nilai ekstrem lokal fungsi
menggunakan metode Golden Section Search dengan panjang
interval akhir atau .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
f. Setelah mendapatkan nilai ekstrem lokal fungsi , nilai ekstrem
lokal fungsi dapat diperoleh dengan melakukan translasi kembali
dari fungsi ke fungsi .
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan bagi penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut.
1. Fungsi polinomial yang dibahas pada penelitian ini adalah fungsi
polinomial berderajat 5, khususnya fungsi polinomial berderajat 5
yang simetris. Penelitian selanjutnya dapat membahas tentang nilai
ekstrem dari fungsi polinomial berderajat 5 secara umum atau fungsi
polinomial dengan derajat yang lebih tinggi tanpa menggunakan
konsep turunan.
2. Pada analisis banyaknya nilai ekstrem untuk kasus 6, ditemukan bahwa
ada 2 kemungkinan yaitu fungsi memiliki nilai ekstrem lokal dan
fungsi tidak memiliki nilai ekstrem lokal. Pada penelitian ini masih
terdapat kekurangan dalam mengidentifikasi fungsi polinomial untuk
kasus 6 termasuk fungsi yang memiliki nilai ekstrem lokal atau tidak
memiliki nilai ekstrem lokal, tanpa menggunakan konsep turunan.
Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat membahas bagaimana
mengidentifikasi fungsi polinomial berderajat 5 untuk kasus 6
sehingga dapat menentukan fungsi tersebut mempunyai nilai ekstrem
lokal atau tidak memiliki nilai ekstrem lokal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
DAFTAR PUSTAKA
Aufmann, Barker dan Nation, Richard. (1990). College Algebra. Boston :
Houghton Mifflin Company.
Ayuningtyas, Setyarini, dan Retnosari. (2016). Permasalahan Optimasi pada
Fungsi Polinomial Berderajat Tinggi tanpa Melibatkan Konsep Turunan.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains X UKSW. 28
Mei 2016, hlm 54-63.
Bardell & Spitzbart. (1958). College Algebra and Plane Trigonometry.
Massachusetts:Addison-Wesley Publishing Company Inc.
Barbeau, E.J. (2003). Polynomials. New York : Springer-Verlag.
Carico, Charles C. (1984). College Algebra with Analytival Geometry. USA :
John Wiley & Sons, Inc.
Clapham, C. (1990). A Concise Oxford Dictionary of Mathematics. New York :
Oxford University Press.
Chapra, Steven C. & Raymond P. Canale. (2010). Numerical Methods for
Engineers: With Software and Programming Applications”, 6th
edition,
New York: McGraw-Hill Company, Inc.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Kamus Aljabar. Jakarta. ISBN :
979-459-578-0
de Villiers, M. (2004). All Cubic Polynomial are Point Symmetric. Learning and
Teaching Mathematics, 1, 12-15.
Fitriani, R. (2013). Algoritma Golden Section Search untuk Mencari Solusi
Optimal pada Pemrograman Non Linear Tanpa Kendala. [pdf]
(http://rahmafitriani.lecture.ub.ac.id/files/2013/09/4Algoritma-Golden-
Section-Search diakses tanggal 5 Desember 2016)
Gohle, G., & Kobayasi, M. (2013). Polynomial Graphs and Symmetry. The
Collage Mathematics Journal, 44(1), 3-42.
Hvidsten, Michael. Geometry with Geometry Explorer. (2005). New York : The
McGraw-Hill Companies, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Knott, R. (2010). Fibonacci Numbers and The Golden Section [online].
http://www.maths.surrey.ac.uk/hosted-sites/R.Knott/Fibonacci/fib.html
(diakses 17 Mei 2017)
Livio, Mario. (2003). The Golden Ratio : The Story of Phi, the World’s Most
Astonishing Number. New York : Broadway Book.
Loveless. (2011). Fundamental Theorem of Algebra [pdf].
https://sites.math.washington.edu/~aloveles/Math300Summer2011/Funda
mentalTheoremOfAlgebra.pdf (diakses 24 Maret 2017)
Lumen Platform. Recognize Characteristics Graphs of Polynomials Function
[photo]. https://courses.lumenlearning.com/precalcone/chapter/recognize-
characteristics-of-graphs-of-polynomial-functions/ (diakses 16 Maret
2017)
Meserve, E. Bruce. (1959). Fundamental Concepts Of Algebra. Massachusetts :
Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Prayudi. (2006). Kalkulus Fungsi Satu Variabel. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Priswanto, Ferry. (2005). Metode Numeris Untuk Menemukan Ekstrem Fungsi n-
Variabel Tanpa Kendala (Skripsi). Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma.
Swokowski dan Cole. (2004). Fundamentals of Algebra, 11th
edition. USA :
Thomson Brooks.
Stewart, James. Alih bahasa oleh Chriswan Sungkono. (2009). Calculus. Jakarta :
Salemba Teknika.
Suryawan, Herry P. (2016). Kalkulus Diferensial. Yogyakarta : Sanata Dharma
University Press.
Taylor, R.D., & Hanses, R. (2008). Optimization of Cubic Polynomial Function
without Calculus. Journal of The Mathematics Teacher, 101(6), 408-411.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
LAMPIRAN
1. Code Program MATLAB
2. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 1
3. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 2
4. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 3
5. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 4
6. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 5
7. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
1. Code Program MATLAB
Berikut adalah code program MATLAB untuk menentukan nilai ekstrem
lokal pada fungsi polinomial berderjaat 5 yang simetris.
a. Code Program dalam M_file inisiasi_dan_uji simetris, yang memuat proses
inisasi dan menguji kesimetrisan fungsi.
%Membuat Program Metode Golden Section Search untuk Polinomial
Pangkat 5 clear all close all
%input koefisien Polinomial disp('------------------------------------'); disp('Inisiasi Fungsi Polinomial Pangkat 5'); disp('------------------------------------'); a=input('masukkan koefisien x^5 : '); b=input('masukkan koefisien x^4 : '); c=input('masukkan koefisien x^3 : '); d=input('masukkan koefisien x^2 : '); e=input('masukkan koefisien x : '); f=input('masukkan konstanta : '); disp(' ');
disp(['g(x)= ',num2str(a),'*x^5 + (',num2str(b),')*x^4 +
(',num2str(c),')*x^3 + (',num2str(d),')*x^2 + (',num2str(e),')*x +
(',num2str(f),')']) G=[a b c d e f] %Matriks yg berisi Koefisien Polinomial disp(' '); %Uji Simetris Grafik Fungsi disp('------------------------------'); disp('Uji Kesimetrisan Grafik Fungsi'); disp('------------------------------');
m= -b/(5*a); n=polyval(G,m); disp(['Asumsi fungsi memiliki titik simetris di
(',num2str(m),',',num2str(n),')'])
%Pengujian Fungsi g simetris di titik (m,n) S= (((4*(b^3))/(25*(a^2))))-((3*b*c)/(5*a))+d
if S==0 disp(['Fungsi polinomial tersebut simetris di
(',num2str(m),',',num2str(n),')']) disp('Ketik lanjut_translasi untuk melanjutkan proses') disp('==============================================='); else disp('Fungsi polinomial tersebut tidak simetris dan program
tidak dapat dilanjutkan. Program selesai.')
disp('========================================================='); end disp(' ');
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
b. Code Program dalam M-file lanjut_translasi, yang memuat proses
translasi, menentukan pembuat nol dan menentukan banyaknya titik
ekstrem lokal
disp('-----------------------------------------------'); disp([‘Proses Translasi Fungsi g dengan vektor (-',num2str(m),',-
',num2str(n),')']); disp('-----------------------------------------------') %Translasi fungsi G dengan menggeser titik (m,n) ke (0,0) a1=a; b1=10*a*(m^2) + 4*b*m + c; c1=5*a*(m^4) + 4*b*(m^3) + 3*c*(m^2) + 2*d*m + e;
%Perhitungan diperoleh dari proses translasi polinomial secara
umum b=0; d=0; f=0; %Peta dari G setelah ditranslasi oleh vektor (m,n) menjadi H %H merupakan fungsi ganjil sehingga suku-suku yg termuat
adalah x^5, x^3 dan x H=[a1 b b1 d c1 f] %Matriks koefisien dari peta fungsi g setelah
ditranslasi %Pencarian akar-akar dari fungsi h selain x=0 Disk=(b1^2)-(4*a1*c1) p1=(-b1+sqrt(Disk))/(2*a1); p2=(-b1-sqrt(Disk))/(2*a1); K=[1 0 -p1]; L=[1 0 -p2]; akar1=sort(roots(K)) akar2=sort(roots(L))
%Penentuan Banyaknya Titik Puncak yg dimiliki if Disk>0 if (p1>0)&&(p2>0) %Kasus1 disp('Fungsi h mempunyai 5 akar real dan 4 nilai ekstrem
dengan 2 titik maksimum dan 2 titik minimum') %next gunakan selang
yg sudah ada disp('Fungsi h bersifat unimodal pada interval :')
disp(['[',num2str(min(akar1(1),akar2(1))),',',num2str(max(akar1(1)
,akar2(1))),']']) disp(['[',num2str(max(akar1(1),akar2(1))),', 0]']) disp(['[0,',num2str(min(akar1(2),akar2(2))),']'])
disp(['[',num2str(min(akar1(2),akar2(2))),',',num2str(max(akar1(2)
,akar2(2))),']']) disp(' '); disp('Ketik lanjut_1 untuk melanjutkan proses mencari
nilai ekstrem.');%next to other program else if (p1<0)&(p2<0)%Kasus3 disp('Fungsi h mempunyai 1 akar real yaitu x=0 dan
tidak mempunyai nilai ekstrem') disp('Fungsi g tidak mempunyai nilai ekstrim. Program
selesai.') disp('--------------END---------------------------'); else %Kasus2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
disp('Fungsi h mempunyai 3 akar real dan 2 nilai
ekstrem dengan 1 titik maksimum dan 1 titik minimum') %next
gunakan selang yang sudah ada disp('Fungsi h bersifat unimodal pada interval :') if p1>0 disp(['[',num2str(min(akar1)),', 0]']) ak=min(akar1); disp(['[0,',num2str(max(akar1)),']']) ak2=max(akar1); else disp(['[',num2str(min(akar2)),', 0]']) ak=min(akar2); disp(['[0,',num2str(max(akar2)),']']) ak2=max(akar2); end disp(' '); disp('Ketik lanjut_2 untuk melanjutkan proses mencari
nilai ekstrem');%next to other program end end else if Disk==0 if (p1>0) %Kasus4 disp('Fungsi h mempunyai 5 akar real (ada 2 pasang kembar)
dan 4 nilai ekstrem dengan 2 titik maksimum dan 2 titik minimum,
dimana akar selain 0 jadi absis puncak') disp('Fungsi h bersifat unimodal pada interval :') disp(['(',num2str(min(akar1)),', 0]']) disp(['[0,',num2str(max(akar1)),')']) disp(' ') disp('Ketik lanjut_4 untuk melanjutkan proses mencari
nilai ekstrem');%next to other program else %Kasus5 disp('Fungsi h mempunyai 1 akar real dan tidak memiliki
nilai ekstrem.') disp('Fungsi g tidak mempunyai nilai ekstrem. Program
selesai.') disp('-------------------END-------------------------'); end else %Kasus6 disp('Fungsi h mempunyai 1 akar real. Ada kemungkinan memiliki
nilai ekstrem.') %next to other program disp('Ketik lanjut_coba') end end
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
c. Code Program dalam M-File lanjut_coba, yang memuat proses
pengujian pada kasus 6
%Pengujian Fungsi h pada Kasus 6 %Tujuan dari program ini adalah : %menentukan apakah fungsi h pada kasus 6 memiliki nilai ekstrem
disp('----------------------------------------------------'); disp(' Pengujian Fungsi h pada Kasus 6 ') disp('----------------------------------------------------'); f=0; k=0.1; %Pada program bagian pengujian ini, banyaknya iterasi
dibatasi hingga 1000 %konstanta pergerakan sumbu X menggunanakan k=0.1 f=f+k; r=0; iter=0;
while r<=1 & iter<1000 T=[0 0 0 0 0 f]; L=(H-T); akr=sort(roots(L)); for i=1:5 if imag(akr(i))==0 r=r+1; end end
if r>1 %Kasus 6.a k_i=f; disp(['Fungsi h memiliki ',num2str(r),' titik potong antara
y=',num2str(k_i),' dan y=h(x)']) for i=1:5 if imag(akr(i))==0 disp(akr(i)) end end disp(['Fungsi h juga memiliki ',num2str(r),' titik potong
antara y=',num2str(-1*k_i),' dan y=h(x)']) Z=[0 0 0 0 0 k_i]; J=(H+Z); akr2=sort(roots(J)); for i=1:5 if imag(akr2(i))==0 disp(akr2(i)) end end
if akr(2)==akr(3) %Kasus 6.a.(ii) disp(['Nilai ekstrem fungsi h terjadi pada
',num2str(akr(2)),' dan ',num2str(akr2(2))]); disp('Fungsi h unimodal pada :') disp(['[',num2str(akr(1)),',',num2str(akr(2)),']']) disp(['[',num2str(akr2(1)),',',num2str(akr2(2)),']'])
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
disp('Ketik lanjut_6.a.ii untuk melanjutkan proses
mencari nilai ekstrem lokal') else %Kasus 6.a.(i) disp('Fungsi h unimodal pada :') disp(['[',num2str(akr(1)),',',num2str(akr(2)),']']) disp(['[',num2str(akr(2)),',',num2str(akr(3)),']']) disp(['[',num2str(akr2(1)),',',num2str(akr2(2)),']']) disp(['[',num2str(akr2(2)),',',num2str(akr2(3)),']']) disp(' ') disp('Ketik lanjut_6.a.i untuk melanjutkan proses
mencari nilai ekstrem lokal') end else
r=0; f=f+k; iter=iter+1; end end
if iter==1000 disp('Hasil sementara di proses ini dengan 1000 iterasi dan
k=0.1, belum ditemukan nilai ekstrem dari fungsi h') disp('----------------------END-------------------------------
-------'); end
d. Code Program dalam M-file lanjut_1, yang memuat proses
menentukan nilai ekstrem lokal pada kasus 1.
disp('============================================================
====');
%Uji Nilai Fungsi H dengan arah x=0 ke kanan disp('----------------------------------------------------'); disp(' Pengujian Nilai Fungsi pada Interval ') disp('----------------------------------------------------');
disp('Fungsi h bersifat unimodal pada interval :') disp(['[',num2str(min(akar1(1),akar2(1))),',',num2str(max(akar1(1)
,akar2(1))),']']) disp(['[',num2str(max(akar1(1),akar2(1))),', 0]']) disp(['[0,',num2str(min(akar1(2),akar2(2))),']']) disp(['[',num2str(min(akar1(2),akar2(2))),',',num2str(max(akar1(2)
,akar2(2))),']'])
disp(' '); disp('Pengujian akan dilakukan hanya pada arah x=0 ke kanan') disp('Lakukan Pengujian Interval sebanyak 2 kali') disp(' ');
i=1;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
while i<=2 if i==1 disp('----------------------------------------------------'); disp([' Uji Pertama dilakukan pada selang
[0,',num2str(min(akar1(2),akar2(2))),']']) disp('----------------------------------------------------'); disp('Nilai x minimum pada selang yang akan diuji: 0') disp(['Nilai x maximum pada selang yang akan
diuji:',num2str(min(akar1(2),akar2(2)))]) disp(' '); %uji selang [x0,xt] x0=0; xt=min(akar1(2),akar2(2)); %Fungsi h unimodal pada [x0,xt] delta=(1/10)*(abs(xt-x0));
x1=x0+delta; %uji nilai fungsi di dekat sebelah kanan x0 y1=polyval(H,x0); y2=polyval(H,x1);
if y1 < y2 disp('-----Ada titik maksimum lokal di selang tersebut----
-') disp(' '); %Golden-Section Search Part
disp('===================================================='); disp('Pencarian Nilai Maksimum Lokal dengan Golden Section'); disp('===================================================='); eps=1*(10^-6); R=(5^0.5 - 1)/2;
xl=x0; xh=xt;
del=R*(xh-xl);
x1=xl+del; x2=xh-del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
while abs(xh-xl)>eps if y2>y1 xh=x1; x1=x2;
del=R*(xh-xl); x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2; x2=x1;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
del=R*(xh-xl); x1=xl+del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); end end if y1<y2 Ax=x1; Ay=y1; else Ax=x2; Ay=y2; end disp(['Titik maksimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Ax),',',num2str(Ay),')']) disp(' '); Ax1=x1+m; Ay1=y1+n; %Nilai ekstrem lokal dari fungsi g
else disp('---Ada titik minimum lokal di selang tersebut---') disp(' '); %Case minimum Golden Section Search
disp('==================================================='); disp('Pencarian Nilai Minimum Lokal dengan Golden Section');
disp('==================================================='); eps=0.01*(10^-4); R=(5^0.5 - 1)/2; xl=x0; xh=xt; del=R*(xh-xl); x1=xl+del; x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
while abs(xh-xl)>eps if y2<y1 xh=x1; x1=x2; del=R*(xh-xl); x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2; x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); end end
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
if y1<=y2 Bx=x1; By=y1; else Bx=x2; By=y2; end disp(['Titik minimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Bx),',',num2str(By),')']) disp(' '); disp(' '); Bx1=x1+m; By1=y1+n; %Nilai ekstrem lokal dari fungsi g
end
else disp('----------------------------------------------------'); disp([' Uji Kedua dilakukan pada selang
[',num2str(min(akar1(2),akar2(2))),',',num2str(max(akar1(2),akar2(
2))),']']) disp('----------------------------------------------------'); disp(['Nilai x minimum pada selang yang akan
diuji:',num2str(min(akar1(2),akar2(2)))]) disp(['Nilai x maximum pada selang yang akan
diuji:',num2str(max(akar1(2),akar2(2)))]) disp(' ');
%uji selang [x0,xt] x0=min(akar1(2),akar2(2)); xt=max(akar1(2),akar2(2)); %Fungsi h unimodal pada [x0,xt] delta=(1/10)*(abs(xt-x0));
x1=x0+delta; y1=polyval(H,x0); y2=polyval(H,x1); if y1 < y2 disp('----Ada titik maksimum lokal di selang tersebut---') disp(' '); %Golden-Section Search Part
disp('===================================================='); disp('Pencarian Nilai Maksimum Lokal dengan Golden Section');
disp('===================================================='); eps=0.01*(10^-4); R=(5^0.5 - 1)/2;
xl=x0; xh=xt;
del=R*(xh-xl);
x1=xl+del; x2=xh-del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
while abs(xh-xl)>eps if y2>y1 xh=x1; x1=x2;
del=R*(xh-xl); x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2; x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); end end if y1>=y2 Ax=x1; Ay=y1; else Ax=x2; Ay=y2; end disp(['Titik maksimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Ax),',',num2str(Ay),')']) disp(' '); Ax1=x1+m; Ay1=y1+n; %Nilai ekstrem lokal dari fungsi g
else disp('----Ada titik minimum lokal di selang tersebut---') disp(' '); %Case minimum Golden Section Search
disp('=================================================='); disp('Pencarian Nilai Minimum Lokal dengan Golden Section'); disp('=================================================='); eps=0.01*(10^-4); R=(5^0.5 - 1)/2; xl=x0; xh=xt;
del=R*(xh-xl); x1=xl+del; x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
while abs(xh-xl)>eps if y2<y1 xh=x1; x1=x2;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
del=R*(xh-xl); x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2; x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); end end if y1<=y2 Bx=x1; By=y1; else Bx=x2; By=y2; end disp(['Titik minimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Bx),',',num2str(By),')']) disp(' '); disp(' '); Bx1=x1+m; By1=y1+n; %Nilai ekstrem lokal dari fungsi g
end end
i=i+1; end
disp('Ketik lanjut_final untuk mengetahui semua titik ekstrem
fungsi g'); disp('==========================================================')
;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
e. Code Program dalam M-file lanjut_2, yang memuat proses
menentukan nilai ekstrem lokal pada kasus 2.
disp('======================================================');
%Uji Nilai Fungsi H dengan arah x=0 ke kanan disp('----------------------------------------------------'); disp(' Pengujian Nilai Fungsi pada Interval ') disp('----------------------------------------------------');
disp('Fungsi h bersifat unimodal pada interval :') if p1>0 disp(['[',num2str(min(akar1)),', 0]']) ak=min(akar1); disp(['[0,',num2str(max(akar1)),']']) ak2=max(akar1); else disp(['[',num2str(min(akar2)),', 0]']) ak=min(akar2); disp(['[0,',num2str(max(akar2)),']']) ak2=max(akar2); end
disp(' '); disp('Pengujian akan dilakukan hanya pada arah x=0 ke kanan') disp('Lakukan Pengujian Interval sebanyak 1 kali') disp(' ');
disp('----------------------------------------------------'); disp([' Uji akan dilakukan pada selang
[0,',num2str(ak2),']']) disp('----------------------------------------------------'); disp('Nilai x minimum pada selang yang akan diuji: 0') disp(['Nilai x maximum pada selang yang akan
diuji:',num2str(ak2)]) disp(' '); %uji selang [x0,xt] x0=0; xt=ak2; %Fungsi h unimodal pada [x0,xt] delta=(1/10)*(abs(xt-x0));
x1=x0+delta; y1=polyval(H,x0); y2=polyval(H,x1);
if y1 < y2 disp('-----Ada titik maksimum lokal di selang tersebut----
-') disp(' '); %Golden-Section Search Part
disp('=========================================================');
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
disp(' Pencarian Nilai Maksimum Lokal dengan Golden Section '); disp('========================================================='); eps=0.01*(10^-4); R=(5^0.5 - 1)/2;
xl=x0; xh=xt;
del=R*(xh-xl);
x1=xl+del; x2=xh-del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
while abs(xh-xl)>eps if y2>y1 xh=x1; x1=x2;
del=R*(xh-xl); x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2; x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); end end if y1>=y2 Ax=x1; Ay=y1; else Ax=x2; Ay=y2; end disp(['Titik maksimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Ax),',',num2str(Ay),')']) disp(' '); Bx=0; disp(' '); else disp('-----Ada titik minimum lokal di selang tersebut-----
') disp(' '); %Case minimum Golden Section Search
disp('========================================================='); disp(' Pencarian Nilai Minimum Lokal dengan Golden Section'); disp('========================================================='); eps=0.01*(10^-4); R=(5^0.5 - 1)/2;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
xl=x0; xh=xt; del=R*(xh-xl); x1=xl+del; x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
while abs(xh-xl)>eps if y2<y1 xh=x1; x1=x2; del=R*(xh-xl); x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2; x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); end end if y1<=y2 Bx=x1; By=y1; else Bx=x2; By=y2; end disp(['Titik minimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Bx),',',num2str(By),')']) disp(' '); disp(' '); Ax=0; disp(' '); end disp('Ketik lanjut_final untuk mengetahui semua titik ekstrem
fungsi g'); disp('==========================================================')
;
f. Code Program dalam M-file lanjut_4, yang memuat proses
menentukan nilai ekstrem lokal pada kasus 4.
disp('========================================================='); %Uji Nilai Fungsi H dengan arah x=0 ke kanan disp('----------------------------------------------------'); disp(' Pengujian Nilai Fungsi pada Interval ') disp('----------------------------------------------------');
disp('Fungsi h bersifat unimodal pada interval :') disp(['(',num2str(min(akar1)),', 0]'])
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
ak=min(akar1); disp(['[0,',num2str(max(akar1)),')']) ak2=max(akar1);
disp(' '); disp('Pengujian akan dilakukan hanya pada arah x=0 ke kanan') disp('Lakukan pengujian sebanyak 1 kali.') disp(' ');
disp('----------------------------------------------------'); disp([' Uji akan dilakukan pada selang [0,',num2str(ak2),']']) disp('----------------------------------------------------'); disp('Nilai x minimum pada selang yang akan diuji: 0') disp(['Nilai x maximum pada selang yang akan
diuji:',num2str(ak2)]) disp(' '); %uji selang [x0,xt] x0=0; xt=ak2; %Fungsi h unimodal pada [x0,xt] delta=(1/10)*(abs(xt-x0));
x1=x0+delta; y1=polyval(H,x0); y2=polyval(H,x1);
if y1 < y2 disp('-----Ada titik maksimum lokal pada selang tersebut--
---') disp(' '); %Golden-Section Search Part
disp('===================================================='); disp('Pencarian Nilai Maksimum Lokal dengan Golden Section');
disp('===================================================='); eps=0.01*(10^-4); R=(5^0.5 - 1)/2;
xl=x0; xh=xt;
del=R*(xh-xl);
x1=xl+del; x2=xh-del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
while abs(xh-xl)>eps if y2>y1 xh=x1; x1=x2;
del=R*(xh-xl); x2=xh-del;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2; x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); end end if y1>=y2 Ax=x1; Ay=y1; else Ax=x2; Ay=y2; end Bx=ak2; By=polyval(H,ak2); disp(['Titik maksimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Ax),',',num2str(Ay),')']) disp(['Titik minimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Bx),',',num2str(polyval(H,Bx)),')']) disp(' ');
else disp('-----Ada titik minimum lokal pada selang tersebut---
--') disp(' '); %Case minimum Golden Section Search
disp('==================================================='); disp('Pencarian Nilai Minimum Lokal dengan Golden Section'); disp('==================================================='); eps=0.01*(10^-4); R=(5^0.5 - 1)/2; xl=x0; xh=xt; del=R*(xh-xl); x1=xl+del; x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
while abs(xh-xl)>eps if y2<y1 xh=x1; x1=x2; del=R*(xh-xl); x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); end end if y1<=y2 Bx=x1; By=y1; else Bx=x2; By=y2; end Ax=ak2; Ay=polyval(H,ak2); disp(['Titik minimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Bx),',',num2str(By),')']) disp(['Titik maksimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Ax),',',num2str(polyval(H,Ax)),')']) disp(' '); disp(' '); end disp('Ketik lanjut_final untuk mengetahui semua titik ekstrem
fungsi g'); disp('=========================================================');
g. Code Program dalam M-file lanjut_6.a.i, yang memuat proses
menentukan nilai ekstrem lokal pada kasus 6.a.i.
disp('========================================================='); %Uji Nilai Fungsi H dengan arah x=0 ke kanan disp('----------------------------------------------------'); disp(' Pengujian Nilai Fungsi pada Interval ') disp('----------------------------------------------------'); disp(' '); disp('Pengujian akan dilakukan hanya pada arah x=0 ke kanan') disp('Lakukan Pengujian Interval sebanyak 2 kali') disp(' ');
disp('Fungsi h unimodal pada :') disp(['[',num2str(akr(1)),',',num2str(akr(2)),']']) disp(['[',num2str(akr(2)),',',num2str(akr(3)),']']) disp(' ') i=1;
while i<=2 if i==1 disp('----------------------------------------------------'); disp([' Uji Pertama dilakukan pada selang
[',num2str(akr(1)),',',num2str(akr(2)),']']) disp('----------------------------------------------------'); disp(['Nilai x minimum pada selang yang akan
diuji:',num2str(akr(1))]) disp(['Nilai x maximum pada selang yang akan
diuji:',num2str(akr(2))]) disp(' ');
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
%uji selang [x0,xt] x0=akr(1); xt=akr(2); %Fungsi h unimodal pada [x0,xt] delta=(1/10)*(abs(xt-x0));
x1=x0+delta; %uji nilai fungsi di dekat sebelah kanan x0 y1=polyval(H,x0); y2=polyval(H,x1);
if y1 < y2 disp('-----Ada titik maksimum lokal di selang tersebut----
-') disp(' '); %Golden-Section Search Part
disp('===================================================='); disp('Pencarian Nilai Maksimum Lokal dengan Golden Section'); disp('===================================================='); eps=0.01*(10^-4); R=(5^0.5 - 1)/2;
xl=x0; xh=xt;
del=R*(xh-xl);
x1=xl+del; x2=xh-del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
while abs(xh-xl)>eps if y2>y1 xh=x1; x1=x2;
del=R*(xh-xl); x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2; x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); end end if y1>=y2 Ax=x1; Ay=y1; else Ax=x2; Ay=y2;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
end disp(['Titik maksimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Ax),',',num2str(Ay),')']) disp(' ');
else disp('----Ada titik minimum lokal di selang tersebut----') disp(' '); %Case minimum Golden Section Search
disp('==================================================='); disp('Pencarian Nilai Minimum Lokal dengan Golden Section'); disp('==================================================='); eps=0.01*(10^-4); R=(5^0.5 - 1)/2; xl=x0; xh=xt; del=R*(xh-xl); x1=xl+del; x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
while abs(xh-xl)>eps if y2<y1 xh=x1; x1=x2; del=R*(xh-xl); x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2; x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); end end if y1<=y2 Bx=x1; By=y1; else Bx=x2; By=y2; end disp(['Titik minimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Bx),',',num2str(By),')']) disp(' '); end else disp('----------------------------------------------------');
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
disp([' Uji Kedua dilakukan pada selang
[',num2str(akr(2)),',',num2str(akr(3)),']']) disp('----------------------------------------------------'); disp(['Nilai x minimum pada selang yang akan
diuji:',num2str(akr(2))]) disp(['Nilai x maximum pada selang yang akan
diuji:',num2str(akr(3))]) disp(' ');
%uji selang [x0,xt] x0=akr(2); xt=akr(3); %Fungsi h unimodal pada [x0,xt] delta=(1/10)*(abs(xt-x0));
x1=x0+delta; y1=polyval(H,x0); y2=polyval(H,x1); if y1 < y2 disp('----Ada titik maksimum lokal di selang tersebut---') disp(' '); %Golden-Section Search Part
disp('===================================================='); disp('Pencarian Nilai Maksimum Lokal dengan Golden Section'); disp('===================================================='); eps=0.01*(10^-4); R=(5^0.5 - 1)/2;
xl=x0; xh=xt;
del=R*(xh-xl);
x1=xl+del; x2=xh-del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
while abs(xh-xl)>eps if y2>y1 xh=x1; x1=x2;
del=R*(xh-xl); x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2; x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del; y1=polyval(H,x1);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
y2=polyval(H,x2); end end if y1>=y2 Ax=x1; Ay=y1; else Ax=x2; Ay=y2; end disp(['Titik maksimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Ax),',',num2str(Ay),')']) disp(' ');
else disp('----Ada titik minimum lokal di selang tersebut----') disp(' '); %Case minimum Golden Section Search
disp('==================================================='); disp('Pencarian Nilai Minimum Lokal dengan Golden Section');
disp('==================================================='); eps=0.01*(10^-4); R=(5^0.5 - 1)/2; xl=x0; xh=xt;
del=R*(xh-xl); x1=xl+del; x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
while abs(xh-xl)>eps if y2<y1 xh=x1; x1=x2; del=R*(xh-xl); x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2; x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); end end if y1<=y2 Bx=x1; By=y1; else Bx=x2; By=y2;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
end disp(['Titik minimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Bx),',',num2str(By),')']) disp(' '); end end
i=i+1; end
disp('Ketik lanjut_final untuk mengetahui semua titik ekstrem
fungsi g'); disp('=========================================================');
h. Code Program dalam M-file lanjut_6.a.ii, yang memuat proses
menentukan nilai ekstrem lokal pada kasus 6.a.ii.
disp('=========================================================');
%Uji Nilai Fungsi H dengan arah x=0 ke kanan disp('----------------------------------------------------'); disp(' Pengujian Nilai Fungsi pada Interval ') disp('----------------------------------------------------'); disp(['Nilai ekstrem fungsi h terjadi pada ',num2str(akr(2)),' dan
',num2str(akr2(2))]);
disp('Fungsi h unimodal pada :') disp(['[',num2str(akr(1)),',',num2str(akr(2)),']']) disp(['[',num2str(akr2(1)),',',num2str(akr2(2)),']'])
disp(' '); disp('Pengujian akan dilakukan hanya pada arah x=0 ke kanan') disp('Lakukan pengujian sebanyak 1 kali.') disp(' ');
disp('----------------------------------------------------'); disp([' Uji akan dilakukan pada selang
[',num2str(akr(1)),',',num2str(akr(2)),']']) disp('----------------------------------------------------'); disp(['Nilai x minimum pada selang yang akan
diuji:',num2str(akr(1))]) disp(['Nilai x maximum pada selang yang akan
diuji:',num2str(akr(2))]) disp(' '); %uji selang [x0,xt] x0=0; xt=ak2; %Fungsi h unimodal pada [x0,xt] delta=(1/10)*(abs(xt-x0));
x1=x0+delta; y1=polyval(H,x0); y2=polyval(H,x1);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
if y1 < y2 disp('---Ada titik maksimum lokal pada selang tersebut--') disp(' '); %Golden-Section Search Part
disp('===================================================='); disp('Pencarian Nilai Maksimum Lokal dengan Golden Section'); disp('===================================================='); eps=0.01*(10^-4); R=(5^0.5 - 1)/2;
xl=x0; xh=xt;
del=R*(xh-xl);
x1=xl+del; x2=xh-del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
while abs(xh-xl)>eps if y2>y1 xh=x1; x1=x2;
del=R*(xh-xl); x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2; x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del; y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); end end if y1>=y2 Ax=x1; Ay=y1; else Ax=x2; Ay=y2; end Bx=akr(2); By=polyval(H,akr(2)); disp(['Titik maksimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Ax),',',num2str(Ay),')']) disp(['Titik minimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Bx),',',num2str(By),')']) disp(' '); else disp('--Ada titik minimum lokal pada selang tersebut---')
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
disp(' '); %Case minimum Golden Section Search
disp('==================================================='); disp('Pencarian Nilai Minimum Lokal dengan Golden Section'); disp('==================================================='); eps=0.01*(10^-4); R=(5^0.5 - 1)/2; xl=x0; xh=xt; del=R*(xh-xl); x1=xl+del; x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2);
while abs(xh-xl)>eps if y2<y1 xh=x1; x1=x2; del=R*(xh-xl); x2=xh-del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); else xl=x2; x2=x1; del=R*(xh-xl); x1=xl+del;
y1=polyval(H,x1); y2=polyval(H,x2); end end if y1<=y2 Bx=x1; By=y1; else Bx=x2; By=y2; end Ax=akr(2); Ay=polyval(H,akr(2));
disp(['Titik minimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Bx),',',num2str(By),')']) disp(['Titik maksimum lokal fungsi h terletak di:
(',num2str(Ax),',',num2str(Ay),')']) disp(' '); disp(' '); end disp('Ketik lanjut_final untuk mengetahui semua titik ekstrem
fungsi g'); disp('=======================================================');
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
i. Code Program dalam M-file lanjut_final, yang memuat proses
menentukan nliai ekstrem lokal pada fungsi awal.
%Penentuan Nilai Ekstrem Fungsi g disp('----------------------------------------------------'); disp(' Penentuan Nilai Lokal Ekstrem Fungsi g ') disp('----------------------------------------------------'); if (Ax~=0) & (Bx~=0) Ax1=Ax+m; Ax2=-Ax+m; %Ax adalah absis titik maksimum dari h, Ax2
adalah absis titik minimum dari g Ay1=Ay+n; Ay2=-Ay+n; %Ay adalah nilai lokal maksimum dari h, Ay2
adalah nilai lokal minimum dari g Bx1=Bx+m; Bx2=-Bx+m; %Bx adalah absis titik minimum dari h, Bx2
adalah absis titik maksimum dari g By1=By+n; By2=-By+n; %By adalah nilai lokal minimum dari h, By2
adalah nilai lokal maksimum dari g disp('----------------------------------------------------'); disp(' Titik Maksimum & Minimum Lokal Fungsi g '); disp('----------------------------------------------------'); disp(['Titik minimum lokal fungsi g terletak di:
(',num2str(Bx1),',',num2str(By1),')']) disp(['Titik minimum lokal fungsi g terletak di:
(',num2str(Ax2),',',num2str(Ay2),')']) disp(' '); disp(['Titik maksimum lokal fungsi g terletak di:
(',num2str(Ax1),',',num2str(Ay1),')']) disp(['Titik maksimum lokal fungsi g terletak di:
(',num2str(Bx2),',',num2str(By2),')']) else
if Ax~=0 Ax1=Ax+m; Ax2=-(Ax)+m; %Ax adalah absis titik maksimum dari h,
Ax2 adalah absis titik minimum dari g Ay1=Ay+n; Ay2=-Ay+n; %Ay adalah nilai lokal maksimum dari h, Ay2
adalah nilai lokal minimum dari g disp('-------------------------------------------------'); disp(' Titik Maksimum & Minimum Lokal Fungsi g '); disp('-------------------------------------------------'); disp(['Titik maksimum lokal fungsi g terletak di:
(',num2str(Ax1),',',num2str(Ay1),')']) disp(['Titik minimum lokal fungsi g terletak di:
(',num2str(Ax2),',',num2str(Ay2),')']) else Bx1=Bx+m; Bx2=-Bx+m; %Bx adalah absis titik minimum dari h, Bx2
adalah absis titik maksimum dari g By1=By+n; By2=-By+n;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
disp('------------------------------------------------'); disp(' Titik Maksimum & Minimum Lokal Fungsi g '); disp('------------------------------------------------'); disp(['Titik minimum lokal fungsi g terletak di:
(',num2str(Bx1),',',num2str(By1),')']) disp(['Titik maksimum lokal fungsi g terletak di:
(',num2str(Bx2),',',num2str(By2),')']) end end
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
2. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 1 >> inisiasi_dan_uji_simetris
------------------------------------
Inisiasi Fungsi Polinomial Pangkat 5
------------------------------------
masukkan koefisien x^5 : 1
masukkan koefisien x^4 : 10
masukkan koefisien x^3 : 35
masukkan koefisien x^2 : 50
masukkan koefisien x : 24
masukkan konstanta : 2
g(x)= 1*x^5 + (10)*x^4 + (35)*x^3 + (50)*x^2 + (24)*x + (2)
G =
1 10 35 50 24 2
------------------------------
Uji Kesimetrisan Grafik Fungsi
------------------------------
Asumsi fungsi memiliki titik simetris di (-2,2)
S =
0
Fungsi polinomial tersebut simetris di (-2,2)
Ketik lanjut_translasi untuk melanjutkan proses
===============================================
>> lanjut_translasi
-----------------------------------------------
Proses Translasi Fungsi g dengan vektor (--2,-2)
-----------------------------------------------
H =
1 0 -5 0 4 0
Disk =
9
akar1 =
-2.0000
2.0000
akar2 =
-1
1
Fungsi h mempunyai 5 akar real dan 4 nilai ekstrem dengan 2
titik maksimum dan 2 titik minimum
Fungsi h bersifat unimodal pada interval :
[-2,-1]
[-1, 0]
[0,1]
[1,2]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
Ketik lanjut_1 untuk melanjutkan proses mencari nilai
ekstrem.
>> lanjut_1
===========================================================
----------------------------------------------------
Pengujian Nilai Fungsi pada Interval
----------------------------------------------------
Fungsi h bersifat unimodal pada interval :
[-2,-1]
[-1, 0]
[0,1]
[1,2]
Pengujian akan dilakukan hanya pada arah x=0 ke kanan
Lakukan Pengujian Interval sebanyak 2 kali
----------------------------------------------------
Uji Pertama dilakukan pada selang [0,1]
----------------------------------------------------
Nilai x minimum pada selang yang akan diuji: 0
Nilai x maximum pada selang yang akan diuji:1
-----Ada titik maksimum lokal di selang tersebut-----
====================================================
Pencarian Nilai Maksimum Lokal dengan Golden Section
====================================================
Titik maksimum lokal fungsi h terletak di: (0.54391,1.4187)
----------------------------------------------------
Uji Kedua dilakukan pada selang [1,2]
----------------------------------------------------
Nilai x minimum pada selang yang akan diuji:1
Nilai x maximum pada selang yang akan diuji:2
-----Ada titik minimum lokal di selang tersebut-----
==================================================
Pencarian Nilai Minimum Lokal dengan Golden Section
==================================================
Titik minimum lokal fungsi h terletak di: (1.6444,-3.6314)
Ketik lanjut_final untuk mengetahui semua titik ekstrem
fungsi g
===========================================================
>> lanjut_final
----------------------------------------------------
Penentuan Nilai Lokal Ekstrem Fungsi g
----------------------------------------------------
----------------------------------------------------
Titik Maksimum & Minimum Lokal Fungsi g
----------------------------------------------------
Titik minimum lokal fungsi g terletak di: (-0.35557,-1.6314)
Titik minimum lokal fungsi g terletak di: (-2.5439,0.5813)
Titik maksimum lokal fungsi g terletak di: (-1.4561,3.4187)
Titik maksimum lokal fungsi g terletak di: (-3.6444,5.6314)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
3. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 2
>> inisiasi_dan_uji_simetris
------------------------------------
Inisiasi Fungsi Polinomial Pangkat 5
------------------------------------
masukkan koefisien x^5 : -1
masukkan koefisien x^4 : -5
masukkan koefisien x^3 : -9
masukkan koefisien x^2 : -7
masukkan koefisien x : 2
masukkan konstanta : 0
g(x)= -1*x^5 + (-5)*x^4 + (-9)*x^3 + (-7)*x^2 + (2)*x + (0)
G =
-1 -5 -9 -7 2 0
------------------------------
Uji Kesimetrisan Grafik Fungsi
------------------------------
Asumsi fungsi memiliki titik simetris di (-1,-4)
S =
0
Fungsi polinomial tersebut simetris di (-1,-4)
Ketik lanjut_translasi untuk melanjutkan proses
===============================================
>> lanjut_translasi
-----------------------------------------------
Proses Translasi Fungsi g dengan vektor (--1,--4)
-----------------------------------------------
H =
-1 0 1 0 4 0
Disk =
17
akar1 =
0 - 1.2496i
0 + 1.2496i
akar2 =
-1.6005
1.6005
Fungsi h mempunyai 3 akar real dan 2 nilai ekstrem dengan 1
titik maksimum dan 1 titik minimum
Fungsi h bersifat unimodal pada interval :
[-1.6005, 0]
[0,1.6005]
Ketik lanjut_2 untuk melanjutkan proses mencari nilai
ekstrem
>> lanjut_2
============================================================
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
----------------------------------------------------
Pengujian Nilai Fungsi pada Interval
----------------------------------------------------
Fungsi h bersifat unimodal pada interval :
[-1.6005, 0]
[0,1.6005]
Pengujian akan dilakukan hanya pada arah x=0 ke kanan
Lakukan Pengujian Interval sebanyak 1 kali
----------------------------------------------------
Uji akan dilakukan pada selang [0,1.6005]
----------------------------------------------------
Nilai x minimum pada selang yang akan diuji: 0
Nilai x maximum pada selang yang akan diuji:1.6005
-----Ada titik maksimum lokal di selang tersebut-----
============================================================
Pencarian Nilai Maksimum Lokal dengan Golden Section
============================================================
Titik maksimum lokal fungsi h terletak di: (1.1151,4.1228)
Ketik lanjut_final untuk mengetahui semua titik ekstrem
fungsi g
============================================================
>> lanjut_final
----------------------------------------------------
Penentuan Nilai Lokal Ekstrem Fungsi g
----------------------------------------------------
----------------------------------------------------
Titik Maksimum & Minimum Lokal Fungsi g
----------------------------------------------------
Titik maksimum lokal fungsi g terletak di: (0.11508,0.12284)
Titik minimum lokal fungsi g terletak di: (-2.1151,-8.1228)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
4. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 3
>> inisiasi_dan_uji_simetris
------------------------------------
Inisiasi Fungsi Polinomial Pangkat 5
------------------------------------
masukkan koefisien x^5 : 1
masukkan koefisien x^4 : -10
masukkan koefisien x^3 : 43
masukkan koefisien x^2 : -98
masukkan koefisien x : 118
masukkan konstanta : -50
g(x)= 1*x^5 + (-10)*x^4 + (43)*x^3 + (-98)*x^2 + (118)*x +
(-50)
G =
1 -10 43 -98 118 -50
------------------------------
Uji Kesimetrisan Grafik Fungsi
------------------------------
Asumsi fungsi memiliki titik simetris di (2,10)
S =
0
Fungsi polinomial tersebut simetris di (2,10)
Ketik lanjut_translasi untuk melanjutkan proses
===============================================
>> lanjut_translasi
-----------------------------------------------
Proses Translasi Fungsi g dengan vektor (-2,-10)
-----------------------------------------------
H =
1 0 3 0 2 0
Disk =
1
akar1 =
0 - 1.0000i
0 + 1.0000i
akar2 =
0 - 1.4142i
0 + 1.4142i
Fungsi h mempunyai 1 akar real yaitu x=0 dan tidak mempunyai
nilai ekstrem
Fungsi g tidak mempunyai nilai ekstrim. Program selesai.
-------------------END----------------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
5. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 4
>> inisiasi_dan_uji_simetris
------------------------------------
Inisiasi Fungsi Polinomial Pangkat 5
------------------------------------
masukkan koefisien x^5 : 2
masukkan koefisien x^4 : -20
masukkan koefisien x^3 : 72
masukkan koefisien x^2 : -112
masukkan koefisien x : 72
masukkan konstanta : -8
g(x)= 2*x^5 + (-20)*x^4 + (72)*x^3 + (-112)*x^2 + (72)*x +
(-8)
G =
2 -20 72 -112 72 -8
------------------------------
Uji Kesimetrisan Grafik Fungsi
------------------------------
Asumsi fungsi memiliki titik simetris di (2,8)
S =
0
Fungsi polinomial tersebut simetris di (2,8)
Ketik lanjut_translasi untuk melanjutkan proses
===============================================
>> lanjut_translasi
-----------------------------------------------
Proses Translasi Fungsi g dengan vektor (-2,-8)
-----------------------------------------------
H =
2 0 -8 0 8 0
Disk =
0
akar1 =
-1.4142
1.4142
akar2 =
-1.4142
1.4142
Fungsi h mempunyai 5 akar real (ada 2 pasang kembar) dan 4
nilai ekstrem dengan 2 titik maksimum dan 2 titik minimum,
dimana akar selain 0 jadi absis puncak
Fungsi h bersifat unimodal pada interval :
(-1.4142, 0]
[0,1.4142)
Ketik lanjut_4 untuk melanjutkan proses mencari nilai
ekstrem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
>> lanjut_4
============================================================
----------------------------------------------------
Pengujian Nilai Fungsi pada Interval
----------------------------------------------------
Fungsi h bersifat unimodal pada interval :
(-1.4142, 0]
[0,1.4142)
Pengujian akan dilakukan hanya pada arah x=0 ke kanan
Lakukan pengujian sebanyak 1 kali.
----------------------------------------------------
Uji akan dilakukan pada selang [0,1.4142]
----------------------------------------------------
Nilai x minimum pada selang yang akan diuji: 0
Nilai x maximum pada selang yang akan diuji:1.4142
-----Ada titik maksimum lokal pada selang tersebut-----
====================================================
Pencarian Nilai Maksimum Lokal dengan Golden Section
====================================================
Titik maksimum lokal fungsi h terletak di: (0.63246,3.2382)
Titik minimum lokal fungsi h terletak di: (1.4142,0)
Ketik lanjut_final untuk mengetahui semua titik ekstrem
fungsi g
===========================================================
>> lanjut_final
----------------------------------------------------
Penentuan Nilai Lokal Ekstrem Fungsi g
----------------------------------------------------
----------------------------------------------------
Titik Maksimum & Minimum Lokal Fungsi g
----------------------------------------------------
Titik minimum lokal fungsi g terletak di: (3.4142,8)
Titik minimum lokal fungsi g terletak di: (1.3675,4.7618)
Titik maksimum lokal fungsi g terletak di: (2.6325,11.2382)
Titik maksimum lokal fungsi g terletak di: (0.58579,8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
6. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 5
>> inisiasi_dan_uji_simetris
------------------------------------
Inisiasi Fungsi Polinomial Pangkat 5
------------------------------------
masukkan koefisien x^5 : -1
masukkan koefisien x^4 : 5/2
masukkan koefisien x^3 : -4.5
masukkan koefisien x^2 : 17/4
masukkan koefisien x : -45/16
masukkan konstanta : 3.78125
g(x)= -1*x^5 + (2.5)*x^4 + (-4.5)*x^3 + (4.25)*x^2 + (-
2.8125)*x + (3.7813)
G =
-1.0000 2.5000 -4.5000 4.2500 -2.8125 3.7813
------------------------------
Uji Kesimetrisan Grafik Fungsi
------------------------------
Asumsi fungsi memiliki titik simetris di (0.5,3)
S =
0
Fungsi polinomial tersebut simetris di (0.5,3)
Ketik lanjut_translasi untuk melanjutkan proses
===============================================
>> lanjut_translasi
-----------------------------------------------
Proses Translasi Fungsi g dengan vektor (-0.5,-3)
-----------------------------------------------
H =
-1 0 -2 0 -1 0
Disk =
0
akar1 =
0 - 1.0000i
0 + 1.0000i
akar2 =
0 - 1.0000i
0 + 1.0000i
Fungsi h mempunyai 1 akar real dan tidak memiliki nilai
ekstrem.
Fungsi g tidak mempunyai nilai ekstrem. Program selesai.
-------------------END----------------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
7. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB Kasus 6
a. Kasus 6.a
1) Hasil Perhitungan pada Kasus 6 yang Memiliki Nilai Ekstrem dan
Berhasil Ditemukan Nilai Ekstrem
>> inisiasi_dan_uji_simetris
------------------------------------
Inisiasi Fungsi Polinomial Pangkat 5
------------------------------------
masukkan koefisien x^5 : 4
masukkan koefisien x^4 : 20
masukkan koefisien x^3 : 35
masukkan koefisien x^2 : 25
masukkan koefisien x : 7
masukkan konstanta : 3
g(x)= 4*x^5 + (20)*x^4 + (35)*x^3 + (25)*x^2 + (7)*x +
(3)
G =
4 20 35 25 7 3
------------------------------
Uji Kesimetrisan Grafik Fungsi
------------------------------
Asumsi fungsi memiliki titik simetris di (-1,2)
S =
0
Fungsi polinomial tersebut simetris di (-1,2)
Ketik lanjut_translasi untuk melanjutkan proses
===============================================
>> lanjut_translasi
-----------------------------------------------
Proses Translasi Fungsi g dengan vektor (--1,-2)
-----------------------------------------------
H =
4 0 -5 0 2 0
Disk =
-7
akar1 =
-0.8161 - 0.2026i
0.8161 + 0.2026i
akar2 =
0.8161 - 0.2026i
-0.8161 + 0.2026i
Fungsi h mempunyai 1 akar real. Ada kemungkinan
memiliki nilai ekstrem.
Ketik lanjut_coba
>> lanjut_coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
----------------------------------------------------
Pengujian Fungsi h pada Kasus 6
----------------------------------------------------
Fungsi h memiliki 3 titik potong antara y=0.4 dan
y=h(x)
0.2286
0.6385
0.8473
Fungsi h juga memiliki 3 titik potong antara y=-0.4
dan y=h(x)
-0.2286
-0.6385
-0.8473
Fungsi h unimodal pada :
[0.22863,0.63845]
[0.63845,0.84733]
[-0.22863,-0.63845]
[-0.63845,-0.84733]
Ketik lanjut_6_a_i untuk melanjutkan proses mencari
nilai ekstrem lokal
>> lanjut_6_a_i
=====================================================
----------------------------------------------------
Pengujian Nilai Fungsi pada Interval
----------------------------------------------------
Pengujian akan dilakukan hanya pada arah x=0 ke kanan
Lakukan Pengujian Interval sebanyak 2 kali
Fungsi h unimodal pada :
[0.22863,0.63845]
[0.63845,0.84733]
----------------------------------------------------
Uji Pertama dilakukan pada selang [0.22863,0.63845]
----------------------------------------------------
Nilai x minimum pada selang yang akan diuji:0.22863
Nilai x maximum pada selang yang akan diuji:0.63845
-----Ada titik maksimum lokal di selang tersebut-----
====================================================
Pencarian Nilai Maksimum Lokal dengan Golden Section
====================================================
Titik maksimum lokal fungsi h terletak di:
(0.41647,0.52188)
----------------------------------------------------
Uji Kedua dilakukan pada selang [0.63845,0.84733]
----------------------------------------------------
Nilai x minimum pada selang yang akan diuji:0.63845
Nilai x maximum pada selang yang akan diuji:0.84733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
-----Ada titik minimum lokal di selang tersebut-----
===================================================
Pencarian Nilai Minimum Lokal dengan Golden Section
===================================================
Titik minimum lokal fungsi h terletak di:
(0.75931,0.33933)
Ketik lanjut_final untuk mengetahui semua titik
ekstrem fungsi g
======================================================
>> lanjut_final
----------------------------------------------------
Penentuan Nilai Lokal Ekstrem Fungsi g
----------------------------------------------------
----------------------------------------------------
Titik Maksimum & Minimum Lokal Fungsi g
----------------------------------------------------
Titik minimum lokal fungsi g terletak di: (-
0.24069,2.3393)
Titik minimum lokal fungsi g terletak di: (-
1.4165,1.4781)
Titik maksimum lokal fungsi g terletak di: (-
0.58353,2.5219)
Titik maksimum lokal fungsi g terletak di: (-
1.7593,1.6607)
2) Hasil Perhitungan pada Kasus 6 yang Memiliki Nilai Ekstrem dan
Tidak Berhasil Ditemukan Nilai Ekstrem, karena keterbatasan
jumlah iterasi dan konstanta pergeseran
>> inisiasi_dan_uji_simetris
------------------------------------
Inisiasi Fungsi Polinomial Pangkat 5
------------------------------------
masukkan koefisien x^5 : 450
masukkan koefisien x^4 : -4500
masukkan koefisien x^3 : 17250
masukkan koefisien x^2 : -31500
masukkan koefisien x : 27450
masukkan konstanta : -9200
g(x)= 450*x^5 + (-4500)*x^4 + (17250)*x^3 + (-
31500)*x^2 + (27450)*x + (-9200)
G =
450 -4500 17250 -31500 27450 -9200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
------------------------------
Uji Kesimetrisan Grafik Fungsi
------------------------------
Asumsi fungsi memiliki titik simetris di (2,100)
S =
0
Fungsi polinomial tersebut simetris di (2,100)
Ketik lanjut_translasi untuk melanjutkan proses
===============================================
>> lanjut_translasi
-----------------------------------------------
Proses Translasi Fungsi g dengan vektor (-2,-100)
-----------------------------------------------
H =
450 0 -750 0 450 0
Disk =
-247500
akar1 =
-0.9574 - 0.2887i
0.9574 + 0.2887i
akar2 =
-0.9574 + 0.2887i
0.9574 - 0.2887i
Fungsi h mempunyai 1 akar real. Ada kemungkinan
memiliki nilai ekstrem.
Ketik lanjut_coba
>> lanjut_coba
----------------------------------------------------
Pengujian Fungsi h pada Kasus 6
----------------------------------------------------
Hasil sementara di proses ini dengan 1000 iterasi dan
k=0.1, belum ditemukan nilai ekstrem dari fungsi h
---------------------END------------------------------
b. Contoh Hasil Perhitungan MATLAB pada Kasus 6 yang Tidak
Memiliki Nilai Ekstrem
>> inisiasi_dan_uji_simetris
------------------------------------
Inisiasi Fungsi Polinomial Pangkat 5
------------------------------------
masukkan koefisien x^5 : -1
masukkan koefisien x^4 : -5
masukkan koefisien x^3 : -14
masukkan koefisien x^2 : -22
masukkan koefisien x : -22
masukkan konstanta : -8.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
g(x)= -1*x^5 + (-5)*x^4 + (-14)*x^3 + (-22)*x^2 + (-22)*x
+ (-8.5)
G =
-1.0000 -5.0000 -14.0000 -22.0000 -22.0000 -8.5000
------------------------------
Uji Kesimetrisan Grafik Fungsi
------------------------------
Asumsi fungsi memiliki titik simetris di (-1,1.5)
S =
0
Fungsi polinomial tersebut simetris di (-1,1.5)
Ketik lanjut_translasi untuk melanjutkan proses
===============================================
>> lanjut_translasi
-----------------------------------------------
Proses Translasi Fungsi g dengan vektor (--1,-1.5)
-----------------------------------------------
H =
-1 0 -4 0 -5 0
Disk =
-4
akar1 =
0.3436 - 1.4553i
-0.3436 + 1.4553i
akar2 =
0.3436 + 1.4553i
-0.3436 - 1.4553i
Fungsi h mempunyai 1 akar real. Ada kemungkinan memiliki
nilai ekstrem.
Ketik lanjut_coba
>> lanjut_coba
--------------------------------------------------
Pengujian Fungsi h pada Kasus 6
--------------------------------------------------
Hasil sementara di proses ini dengan 1000 iterasi dan
k=0.1, belum ditemukan nilai ekstrem dari fungsi h
--------------------END---------------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI