29
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nyeri abdomen adalah salah satu tuntutan yang paling menantang bagi dokter manapun. Karena terapi yang tepat mungkin memerlukan tindakan yang mendesak. Beberapa situasi klinis lain menuntut pengalaman dan pandangan yang lebih luas karena kejadian yang paling mengandung bencana dapat diramalkan lewat gejala dan tanda-tanda yang paling tidak kentara. Dalam dunia kedokteran tidak ada anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilaksanakan secara teliti dan rinci yang nilainya lebih penting dari pada terhadap nyeri abdomen.Nyeri abdomen dapat memberitahukan bermulanya suatu lesi yang segera dapat diperbaiki.Setiap pasien dengan nyeri abdomen yang baru mulai memerlukan evaluasi yang dini dan teliti dengan upaya-upaya yang tepat. Oleh karena itu saya akan membahas nyeri abdomen dan penanganannya agar para pembaca memperoleh penilaian yang tepat dalam evaluasi berbagai gejala yang mungkin akan membingungkan pada gejala nyeri abdomen. 1.2. Tujuan Penulisan Tujuannya adalah : 1

nyeri abdomen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesehatan

Citation preview

docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Nyeri abdomen adalah salah satu tuntutan yang paling menantang bagi dokter manapun. Karena terapi yang tepat mungkin memerlukan tindakan yang mendesak. Beberapa situasi klinis lain menuntut pengalaman dan pandangan yang lebih luas karena kejadian yang paling mengandung bencana dapat diramalkan lewat gejala dan tanda-tanda yang paling tidak kentara. Dalam dunia kedokteran tidak ada anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilaksanakan secara teliti dan rinci yang nilainya lebih penting dari pada terhadap nyeri abdomen.Nyeri abdomen dapat memberitahukan bermulanya suatu lesi yang segera dapat diperbaiki.Setiap pasien dengan nyeri abdomen yang baru mulai memerlukan evaluasi yang dini dan teliti dengan upaya-upaya yang tepat. Oleh karena itu saya akan membahas nyeri abdomen dan penanganannya agar para pembaca memperoleh penilaian yang tepat dalam evaluasi berbagai gejala yang mungkin akan membingungkan pada gejala nyeri abdomen.

1.2. Tujuan Penulisan Tujuannya adalah :a. Menjelaskan tentang nyeri abdomenb. Menginformasikan penyebab-penyebab dari nyeri abdomenc. Menjelaskan lokasi dan organ lain yang menyebabkan nyeri abdomend. Memberikan saran mengenai pengobatan dan tindakan yang dapat mengatasi nyeri abdomen

BAB IITINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Nyeri AbdomenNyeri abdomen adalah adalah suatu keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut, timbul mendadak, dengan nyeri sebagai keluhan utama.Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera berupa tindakan bedah. Banyak penyakit menimbulkan gejala nyeri, namun belum membutuhkan tindakan pembedahan.Hal ini memerlukan evaluasi dengan methode dan pemeriksaan yang sangat berhati-hati.

2.1.1 EtiologiPenyebab tersering dari nyeri abdomen antara lain adalah: appendicitis, kolik bilier, kolisistitis, diverticulitis, obstruksi usus, perforasi viskus, pankreatitis, peritonitis, salpingitis, adenitis mesentrika dan kolik renal. Sedangkan yang jarang menyebabkan nyeri abdomen antara lain : nekrosis hepatoma, infark lien, pneumonia, infark miokard, ketoasidosis diabetikum, inflamasi enurisma, volvulus sigmoid, caecum atau lambung dan herpes zoster.Dilihat dari sudut nyeri abdomen, nyeri abdomen dapat terjadi karena ransangan visceral, ransangan somatik dan akibat peristaltik. Pada anamnesis perlu dievaluasi mengenai nyeri yang disampaikan pasien tersebut apakah nyeri yang disampaikan terlokalisir, atau sukar ditentukan lokasinya. Kemudian adanya referred pain juga membantu untuk mengetahui asal nyeri tersebut. Adanya nyeri tekan pada pemeriksaan fisik seseorang juga menunjukkan bentuk nyeri tersebut.Nyeri tekan biasanya berasal dari nyeri yang melibatkan serosa.Nyeri ini dapat terjadi akibat infeksi yang kontinyu (terus menerus) serta ulkus lanjut.Nyeri somatik biasanya terlokalisir.

2.1.2 Pembagian Nyeri AbdomenNyeri yang dirasakan dapat ditentukan lokasinya oleh pasien atau pasien tidak dapat merasakan nyeri abdomen tersebut berasal dari mana atau bisa saja pasien merasakan nyeri perut tersebut berasal dari seluruh abdomen.Nyeri abdomen biasanya cenderung terjadi tiba-tiba. Lokasi nyeri abdomen dan kemungkinan penyebab nyeri tersebut :

Tabel 1. Etiologi Nyeri Abdomen Berdasarkan Lokasi Nyeri

LOKASI NYERI ABDOMENPENYEBAB NYERI

EpigastriumPankreatitis, ulkus duodenum, ulkus gaster, kolesistitis, kanker pancreas, hepatitis, obstruksi intestinal, apendisitis (gejala awal ), abses subfrenikus, pneumonia, emboli paru, infark miokard.

Hipokondrium kananKolesistitis, kolangitis, hepatitis, pankreatitis, abses subfrenikus,pneumonia, emboli paru, nyeri miokard.

Hipokondrium kiriNyeri limpa karena limpoma, infeksi virus, abses subfrenikus, ulkus gaster, pneumonia, emboli paru, nyeri miokard.

PeriumbilikalisPankreatitis, kanker pancreas, obstruksi intestinal, aneurisma aorta, gejala awal apendisitis.

LumbalBatu ginjal, pielonefritis, abses perinefrik.

Inguinal dan suprapubikPenyakit di daerah kolon , apendisitis pada inguinalis kanan, penyakit diverticulosis sisi kiri, salpingitis, sistitis, kista ovarium, kehamilan ektopik.

Beberapa mekanisme nyeri yang bersumber dari abdomen :

1. Nyeri inflamasi peritoneum parietalBersifat tetap dan sakit dan terletak langsung pada daerah yang meradang, reference-nya yang tepat adalah mungkin karena nyeri ini diteruskan oleh saraf-saraf somatik yang memasok peritoneum parietal.Intensitas nyerinya bergantung pada tipe dan jumlah substansi asing yang padanya peritoneum parietal terpapar selama periode waktu tertentu.Misalnya, pelepasan mendadak sejumlah kecil cairan asam lambung steril ke rongga peritoneum yang menyebabkan lebih banyak nyeri daripada sejumlah sama bahan fekal netral yang amat tercemar. Cairan pankreas yang aktif secara enzimatik menimbulkan lebih banyak nyeri dan inflamasi daripada yang ditimbulkan sejumlah sama empedu steril yang tidak mengandung enzim yang poten.

Nyeri inflamasi peritoneal tanpa kecuali dititikberatkan oleh tekanan atau perubahan regangan peritoneum, apakah ditimbulkan oleh palpasi atau gerakan seperti pada batuk-batuk atau bersin.

2. Obstruksi visera beronggaNyeri obstruksi visera abdominal berongga secara klasik dilukiskan sebagai intermitten, atau seperti abdomen mulas, kolik.Akan tetapi tidak adanya sifat kejang hendaknya tidak menyesatkan, karena dilatasi satu visera berongga dapat menyebabkan nyeri tetap dengan eksaserbasi yang hanya kadang-kadang.Distensi mendadak percabangan bilier menyebabkan suatu nyeri yang tetap daripada yang tipe kolik.Distensi kandung empedu yang akut biasanya menyebabkan nyeri pada kuadran atas kanan dengan radiasi ke daerah posterior kanan torak, atau ujung scapula, dan distensi duktus koledukus komunis sering berhubungan dengan nyeri pada epigastrium yang menjalar ke bagian atas daerah lumbal.Obstruksi kandung kemih menyebabkan nyeri suprapubik yang samar-samar, biasanya intensitas rendah.Kegelisahan tanpa keluhan spesifik tentang nyeri ini.

3. Gangguan vaskulerWalaupun telah banyak pengalaman yang menunjukkan hal sebaliknya, sering terjadi kekeliruan konsepsi bahwa nyeri yang berkaitan dengan gangguan vaskuler intraabdominal bersifat mendadak dan katastrofik. Nyeri embolisme atau thrombosis arteri mesenterika superior atau nyeri aneurisma aorta abdominal yang akan pecah pasti lebih hebat dan difus. Pasien yang mengalami penyumbatan arteri mesenterika superior hanya mengalami nyeri ringan yang difus secara terus menerus selama 2 atau 3 hari sebelum kolaps vaskuler atau munculnya temuan inflamasi peritoneal.

4. Dinding abdomenNyeri yang timbul dari dinding abdomen biasanya konstan dan sakit.Pergerakan, berdiri lama dan tekanan menambah perasaan nyeri itu dan spasme otot. Keterlibatan otot-otot secara serentak pada bagian lain dari tubuh biasanya bermanfaat untuk membedakan myositis dinding abdomen dari suatu proses intraabdominal yang dapat menyebabkan nyeri pada daerah yang sama.

Gambar 1. Regio lokasi nyeri abdomen

2.1.2.1 Penyebab Nyeri Abdomen Berdasarkan Sistem Organ

Tabel 2. Penyebab Nyeri Abdomen Berdasarkan Sistem Organ

SISTEM ORGANPENYAKIT

GastrointestinalApendisitis, ulkus peptikum perforasi, obstruksi usus, perforasi usus, diverticulitis kolon.

Hepatobilier, pancreas dan lienPankreatitis akut, kolesistitis akut, hepatitis akut, abses hati , ruptur atau hemoragik tumor hati, rupture lien.

UrologiBatu ureter, pielonefritis

RetroperitonealAneurisma aorta, perdarahan retroperitoneal

GinekologiRupture kista ovarium, torsi ovarium, kehamilan ektopik terganggu, salpingitis, piosalfing, endometritis, rupture uterus.

2.1.2.2 Nyeri NeurogenikNyeri kaulgasik mungkin terdapat pada cedera saraf tipe sensoris.Nyeri ini mempunyai karakter rasa seperti terbakar dan biasanya terbatas pada distribusi suatu saraf perifer.Nyeri yang berasal dari saraf spinalis atau radiks saraf hilang timbul dengan cepat dan terasa menusuk.Nyeri ini bertambah parah dengan pergerakan spina dan biasanya hanya terasa pada beberapa dermatom saja.Hiperestesia juga sering terjadi.

2.1.2.3 Nyeri-Alih AbdomenNyeri yang dirujuk ke abdomen dari dada, tulang belakang atau genitalia bisa menjadi masalah diagnostik, karena penyakit bagian atas rongga berperforasi sering berkaitan dengan komplikasi intratorakalNyeri alih yang berasal dari toraks sering disertai dengan splinting pada hemitoraks bersangkutan dengan kesenjangan pernapasan dan berkurangnya ekskurdi yang lebih terlihat dibandingkan yang ditemukan pada nyeri alih pada penyakit intraabdominal. Selain itu spasme otot abdominal yang nyata yang disebabkan oleh nyeri alih akan berkurang pada waktu fase inspirasi , tetapi persisten selama kedua pernapasan fase pernapasan itu berasal dari abdomen.

Nyeri alih dari spina, yang biasanya mencakup kompresi atau peransangan kardiks saraf, ditandai dengan peningkatan nyeri pada pergerakan tertentu seperti batuk, bersin atau peregangan otot dan berkaitan dengan hiperestesia pada dermatom yang diinervasinya.Umumnya timbul bila organ tersebut ditekan.2.1.3 Penegakkan DiagnosisAda beberapa kondisi abdominal yang memerlukan intervensi operatif yang mendesak sehingga pendekatan yang teratur harus ditinggalkan, seberapa sakitnya pun pasien itu.Hanya pasien dengan perdarahan yang menghabiskan darah harus segera dilarikan ke kamar operasi, tetapi dalam hal seperti itu, hanya dibutuhkan beberapa menit untuk menilaisifat kritis problema itu.Urutan kronologis kejadian dalam anamnesis pasien sering lebih penting daripada menunjukkan perhatian lokasi nyeri.Dalam pemeriksaan, inspeksi yang kritis dan sederhana terhadap pasien, misalnya fasies , posisi di tempat tidur dan aktivitas pernafasan, dapat memberikan petunjuk beharga. Banyak perhatian telah diberikan pada ada atau tidaknya adanya bunyi peristaltik, kualitas dan frekuensinya. Auskultasi abdomen mungkin adalah salah satu aspek pemeriksaan fisik yang paling tidak bermanfaat pada seorang pasien dengan nyeri abdomen.Bencana hebat seperti strangulasi usus halus yang menyebabkan obstruksi intestinal atau apendisitis yang mengalami perforasi, mungkin terjadi pada peristaltik yang normal.

a. Gejala dan Tandaa) Anorexia, nausea dan muntah, konstipasi atau diare sering menyertai nyeri abdomen, tetapi bukan merupakan gejala yang spesifik sehingga tidak memiliki nilai diagnostic yang tinggib) Muntah Saat distimulasi oleh serat aferen visceral sekunder, medullary vomiting centers mengaktivasi serat eferen yang menginduksi reflex muntah. Oleh karena itu, nyeri abdomen akut (acute surgical abdomen) biasanya terdapat muntah yang juga berlaku sebaliknya .c) Konstipasi Reflex ileus sering diinduksi oleh serat aferen visceral yang merangsang serat eferen saraf simpatis(splanchnic nerves) untuk menurunkan peristaltik usus. Konstipasi merupakan indikator absolute obstruksi usus. Namun obstipasi (tidak adanya pasase feses dan flatus) diperkirakan kuat sebagai obstruksi usus mekanik jika ada distensi abdomen dengan nyeri yang progresif atau muntah yang berulang.d) Diare Watery diare yang banyak merupakan karakterisktik dari gastroenteritis dan penyebab lain akut abdomen. Diare berdarah diperkirakan colitis ulseratif, crohn disease, basilar atau disentri amuba.

b. AnamnesisNyeri abdomen yang timbul bisa tiba-tiba atau sudah berlangsung lama.Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan lokasinya. Nyeri abdomen dapat berasal dari organ visceral termasuk peritoneum parietal dari otot, lapisan dari dinding perut (nyeri somatik ). Pada saat nyeri dirasakan pertama kali, nyeri visceral biasanya nyeri yang ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk khas.Nyeri yang berasal dari organ padat kurang jelas dibandingkan dengan nyeri organ berongga.Nyeri yang berasal dari visceral biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat dan disertai fenomena visceral motor seperti muntah dan diare.Biasanya pasien juga merasa cemas akibat nyeri yang ditimbulkan tersebut.

Pada nyeri abdomen pasien dapat mengeluhkan keluhan antara lain mual, muntah, anoreksia, kembung, buang air besar cair atau susah buang air besar. Anoreksia hampir terjadi pada seluruh penyebab nyeri abdomen terutama pada apendisitis dan kolesistitis. Sedang nyeri abdomen dengan buang air besar cair disertai darah pada abdomen perlu dipikirkan kemungkinan IBD dengan iskemi mesenterika atau kemungkinan thrombosis vena mesenterika. Pertanyaan klinis yang penting untuk anamnesis pasien dengan nyeri abdomen sebagai berikut :a. Kapan nyeri timbul ?apakah timbulnya betahap atau mendadak ?b. Nyeri seperti apa ?berdenyut, tajam, membakar dan lain-lain ?c. Apakah nyeri terus menerus atau hilang timbul ?apakah nyeri bersifat kolik ? (bertambah dan berkurang dalam suatu siklus) ?d. Dimana letak nyeri ?apakah menjalar ? apakah menjalar ke punggung ?e. Apa yang memperberat atau memicu nyeri gerakan, postur atau makan ?f. Adakah gejala penyerta ? ( muntah, diare, refluks asam, nyeri punggung, sesak napas, perdarahan gastrointestinal, dysuria, atau hematuria)g. Kapan terjadinya ?seberapa sering ?h. Adakah perubahan kebiasaan buang air besar ?b. Pemeriksaan FisikPasien dengan akut abdomen biasanya diperiksa dengan posisi supine.Inspeksi abdomen dilakukan dengan teliti.Posisi tidur pasien dan apakah pasien tetap merasakan nyeri pada posisi supine dan berusaha untuk berada pada posisi tertentu untuk menghindari nyeri merupakan hal penting untuk menentukan penyebab dari nyeri abdomen tersebut. Pasien dengan peritonitis cenderung untuk imobilitas dan terus merasa kesakitan, perubahan posisi akan merangsang peritoneum nya dan meningkatkan nyeri abdomennya.

Palpasi pasien dengan nyeri abdomen harus dilakukan dengan hati-hati.Palpasi dilakukan dengan hati-hati untuk menentukan lokasi nyeri jika nyeri tersebut terlokalisir. Melalui palpasi dapat ditentukan adanya nyeri tekan, nyeri lepas, adanya massa .adanya nyeri lepas lebih mengarah kepada suatu peritonitis. Lokasi nyeri abdomen berhubungan dengan penyebab dari nyeri tersebut.Tanda murphy berupa nyeri tekan pada perut kanan atas pada saat inspirasi sensitive untuk kolesistitis tetapi pemeriksaan ini tidak spesifik.Nyeri tekan dan nyeri lepas disertai rigiditas pada daerah perut kanan bawah.

Pada pemeriksaan auskultasi bising usus yang didengar cukup bervariasi tergantung penyebab dari nyeri abdomen tersebut. Pada ileus peristaltik bising usus tidak terdengar sedang pada obstruksi usus bising usus akan meningkat dan kadang kala kita mendengar metallics sound .adanya suara bruit pada daerah epigastrium yang berasal dari aorta abdominalis.

d. Pemeriksaan Laboratorium Dan PenunjangSetelah anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti, pemeriksaan laboratorium yang rutin perlu antara lain pemeriksaan darah perifer dan urin lengkap. Pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan antara lain amylase, lipase, elektrolit, gula darah dan ureum kreatinin. Pemeriksaan foto abdomen 3 posisi perlu dilakukan untuk menentukan adanya perforasi, ileus dan obstruksi usus.Selain pada foto polos abdomen juga dapat ditentukan adanya klasifikasi pada pankreas, fraktur tulang belakang dan adanya batu radiolusen pada kontur ginjal.Pemeriksaan yang juga rutin dilakukan yaitu pemeriksaan ultrasonografi abdomen (USG ABDOMEN ), melalui pemeriksaan ini dapat ditentukan kelainan pada sistem hepatobilier, traktus urinarius dan traktus ginekologis serta kemungkinan apendisitis akut.

Pemeriksaan colon in loop, endoskopi saluran cerna dan CT scan abdomen dilakukan sesuai dengan indikasi.

Gambar 2. Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang

e. Diagnosis Banding

a.KolikAdalah nyeri visera sebenarnya yang berasal dari viskus yang terkena dan terjadi akibat tegangan atau spasme otot polos di dindingnya.Karena sering merupakan perberatan aktivitas peristaltik organ yang bersifat bawaan, sering diajarkan bahwa kolik sering memuncak, mereda, dan kemudian kambuh kembali dalam siklus.

b.Kolik GinjalPenyebab tersering adalah batu yang tersumbat di taut pelviureter atau, yang lebih sering, disepanjang ureter, terutama di dekat taut vesikoureter. Jika terdapat perdarahan makroskopik dari ginjal ke dalam sistem pelvikalises, bekuan darah dapat menyebabkan kolik.Karakteristik kolik ginjal sangat khusus. Nyeri mulai di pinggang dan, jika kolik ureter terjadi setelah kolik ginjal dan biasanya memang demekian menjalar di sekitar pinggang ke selangkangan , testis, atau labia, dan paha.Pasien menjadi tak berdaya akibat nyeri dan dapat mengalami muntah, sementara sering disertai pucat, berkeringat dan takikardia.

c.Kolik BiliarKeadaan ini dapat menjadi manifestasi pertama adanya batu empedu. Pada kasus yang tidak berkomplikasi, nyeri berat dengan onset mendadak dirasakan di epigastrium atau dibawah margo costalis dextra. Nyeri dapat terjadi setelah makan besar tetapi sering tidak ada penyebab yang jelas.Mual, muntah dan kegelisahan menyertai keadaan ini dan berlangsung lebih adri 10-40 menit dan dapat terjadi radiasi nyeri ke skapula kanan. Nyeri tekan yang jelas diatas kandung empedu , terutama saat inspirasi.

d.Kolik UsusKolik usus merupakan gejala kardinal obstruksi usus.Kolik ini merupakan nyeri yang paling mungkin bersifat kolik dalam arti sesungguhnya, yaitu dengan terbebas dari nyeri antar serangan.Nyeri biasanya terdapat di tengah abdomen, atau sedikit lebih bawah pada kasus obstruksi usus besar.Kolik usus dapat disebabkan oleh gangguan fungsional, seperti kolon spastik. Nyeri dapat cukup parah untuk menyerupai penyebab nyeri abdomen lain.

e.ApenditisitisKeadaan ini merupakan penyebab nyeri abdomen yang paling sering.Deskripsi buku ajar klasik adalah nyeri abdomen sentral, sering dengan gambaran seperti kolik, yang berpindah setelah beberapa jam ke fossa iliaca dextra.Dapat disertai mual, muntah dan peningkatan suhu ringan.Awalnya, terdapat nyeri tekan lokalisata dengan detens muscular di kuadran kanan bawah.Bila peritoneum parietal di atasnya meradang, nyeri tekan dan nyeri lepas dan detens muscular dapat dihasilkan.

f..DivertikulitisDivertikula kolon, terutama pada kolon sigmoideum, ditemukan dengan frekuensi yang meningkat setelah umur 40 tahun.Beberapa pasien mengalami diare dan konstipasi yang terjadi bergantian serta mengeluh nyeri abdomen sisi kiri.

g.Peritonitis AkutKeadaan ini merupakan komplikasi akut seperti apendisitis akut, diverticulitis atau aborsi septik.Keadaan ini jarang menjadi gejala pertama pada situasi apapun.Penyebab penting dan umum adalah perforasi ulkus peptikum.Sering terdapat riwayat nyeri epigastrium setelah makan, kadang-kadang membuat pasien takut untuk makan, yang menunjukan pasien menderita ulkus gaster. Mungkin juga terdapat nyeri lapar, nyeri diantara waktu makan, dan nyeri yang membangunkan pasien saat subuh , yang menunjukkan ulkus duodenal. f .Komplikasi dan prognosis

a. KomplikasiKomplikasi yang dapat muncul karena nyeri abdomen adalah cedera iatrogenik, intraabdomen sepsis dan abses resusitasi yang tidak adekuat, ruptur spleen yang muncul kemudian. Peritonitis merupakan komplikasi tersering dari nyeri abdomen karena adanya rupture pada organ. Penyebab tersering peritonitis adalah terjadinya suatu hubungan (viskus) ke dalam rongga peritoneal dari organ-organ intraabdominal .

b. PrognosisPrognosis untuk pasien dengan nyeri abdomen bervariasi. Tanpa data statistik yang menggambarkan jumlah kematian diluar rumah sakit, dan jumlah pasien dengan nyeri abdomen, gambaran spesifik prognosis untuk pasien nyeri abdomensulit. Angka kematian untuk pasien rawat inap berkisar 5-10%.

g. TatalaksanaDengan semakin canggihnya pemeriksaan radiologi dan endoskopi, tatalaksana pasien dengan nyeri abdomen juga semakin luas selain terapi farmakologi dan terapi bedah terapi endoskopi dan terapi radiologi intervensi serta terapi melalui laparaskopi merupakan modalitas yang biasa dilakukan pada pasien dengan pasien nyeri abdomen. Beberapa keadaan dimana tindakan operasi bukan pilihan utama adalah pada pankreatitis biliaris dimana setelah terapi antibiotik yang adekuat drainage bilier harus dilakukan bersamaan dengan terapi antibiotik.

Secara umum pada akhirnya penanganan pasien dengan nyeri abdomen adalah menentukan apakah pasien dengan nyeri abdomen adalah menentukan apakah pasien tersebut merupakan kasus bedah yang harus dilakukan tindakan operasi atau jika tindakan bedah tidak perlu dilakukan dengan segera kapan kasus tersebut harus dilakukan.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Status PasienSeorang pensiunan tukang cetak berumur 73 tahun telah hidup sendiri selama 2 tahun sejak kematian istrinya.Ia dirawat di rumah sakit karena mengeluh nyeri abdomen sisi kiri, diare berdarah dan muntah yang mulai mendadak 6 jam sebelumnya. Pertama kali nyeri berfluktuasi tetapi kemudian menjadi konstan.Nyeri tidak hilang setelah muntah dan muntahan mengandung empedu.Ia mengeluarkan tinja cair yang mengandung darah segar dan darah yang telah berubah. Ia telah menderita bronkitis akut yang semakin berat selama beberapa tahun.

3.2 Identitas PasienNama : HartonoUmur : 73 thJenis kelamin : laki-lakiStatus : menikahPekerjaan : pensiunan tukang cetakAgama : IslamAlamat : Jl. Liverpool B4 no 9

Keluhan UtamaPada pasien nyeri abdomen seperti pak hartono mengalami dan merasakan adanya nyeri di abdomen di sisi kiri , diare berdarah dan muntah mendadak 6 jam sebelumnya. Nyeri tidak hilang setelah muntah. Pak tono mengeluarkan tinja cair yang mengandung darah segar

Riwayat Penyakit SekarangPasien telah mengalami diare yang mengeluarkan darah, pada pemeriksaan didapatkan pasien demam, berkeringat dan tampak mengalami dehidrasi.Terdapat parut abdomen bawah pada garis tengah.Nyeri abdomen di sisi kiri abdomen sehingga pak hartono perlu dirawat. Nyeri yang tidak hilang setelah muntah yang mengeluarkan darah.Rasa nyeri terasa hebat jika jari-jari tangan menekan dan mengatasi tahanan otot. Nyeri abdomen yang disertai konstipasi tersebut terus bertambah dengan sedikit atau tanpa muntah. terdapat fluid level pada usus halusnya.

Riwayat Penyakit DahuluSekitar 2 tahun yang lalu pak tono menderita hipertensi dengan kontrol tidak teratur. Ia telah menderita bronchitis kronik yang semakin berat beberapa tahun belakangan ini. Keadaan ini terjadi setelah infark miokardial semenjak 6 tahun yang lalu. Pada umur 28 tahun ia telah menjalani apendektomi.

Riwayat Penyakit KeluargaPada keluarga tidak ada yang menderita hipertensi , DM , paru atau jantung.Riwayat SosialLingkungan tempat tinggal pak tono bersih dan sanitasinya baik.Ia tidak merokok dan juga tidak meminum alkohol.Ia mengatakan orang- orang terdekatnya adalah keluarga minang, maka kelurganya sering makan makanan yang berlemak.

Pemeriksaan Fisikterdapat pada jari, oedema pada muka dan dikaki . Dan sianosis pada lidah. kulit dan bagian putih mata berwarna kekuningan. Nyeri pantul, tahanan, suara usus tidak ada,atau teraba massa.

Pemeriksaan Tanda VitalTD : 100/60 mmHgTN : 70/menitT : 39CR : 30Pemeriksaan PenunjangDari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, maka pemeriksaan penunjang yang paling tepat adalah USG abdomen. Disamping itu, dapat dilakukan foto polos abdomen , ERCP, MRCP atau oral cholecystography.

DiagnosaDari gejala dan pemeriksaan yang telah dilakukan maka kemungkinan paling besar pada kasus ini adalah diverticulitis.Komplikasi1. Obstruksi pada saluran empedu ekstrahepatik menyebabkan obstruksi aliran normal empedu keluar hati dan kantong empedu dan usus. Degerasi secara gradual pada hati menyebabkan joundice, ikterik dan hepatomegaly.2. Gagal hati3. kekurangan vitamin larut lemak .

PenatalaksanaanPengobatan yang diberikan tergantung dari gejala yang dirasakan olehpasien. Jika nyeri sangat hebat dapat diberikan pereda nyeri golongan narkotik yaitu Meperidine (pethidine) dengan dosis 1-1,5 mg/kg IM setiap3 jam. Jika muntah dapat diberikan metoklopramid. Tidak ada satupun intervensi operasi yang dapat menjamin karena kolik billier.

PrognosisHarapan hidup pasien yang tidak diobati adalah 18 bulan. Angka harapan hidup transplantasi jangka pendek sekitar 75 %.

BAB IVPENUTUP

Kesimpulan

Seperti nyeri pada region lainnya , nyeri abdomen muncul dengan berbagai cara dan mempunyai banyak penyebab yang berbeda. Kita harus menetukan letaknya, radiasi, keparahan, karakter, frekuensi, durasi , faktor pemicu dan yang mengurangi gejala-gejala lain yang berhubungan.Nyeri yang dirasakan di abdomen dapat berasal dari dalam abdomen, dinding abdomen, atau merupakan nyeri alih dari suatu sumber di luar abdomen. Nyeri abdomen dapat berupa nyeri visceral maupun nyeri somatik, dan dapat berasal dari berbagai proses pada berbagai organ di rongga perut atau diluar rongga perut misalnya rongga dada.

SaranMungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna. Masih banyak kesalahan dari penulisan . Dengan karya tulis ini penulis mengharapkan agar orang-orang umum maupun yang bekerja di bidang kesehatan dapat mengetahui dan dapat melakukan tindakan segera terhadap nyeri abdomen. Perlunya pengetahuan akan lokasi dan organ yang dapat menimbulkan nyeri abdomen.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat, R. dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah .Jakarta : EGC

2. Swartz, Mark. 2008. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta : EGC

3. Sudoyo, Aru W . 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam .Jakarta : Interna Publishing

4. Beck, Erick. 2003. Tutorial Diagnosis Banding Edisi 4. Jakarta : EGC

5. Bickley, Lynn S. 2003. Buku Ajar Pemeriksaan FIsik & Riwayat Kesehatan Edisi 8.Jakarta : EGC

6. Bakta, Made. 2004. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta : EGC

7