198
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIKNUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR lllll •• lllllllilillra Ulll Elllei-l1t,. darJ .. · ........... ....,,..,,. - _____ 'Jg!. : ........................... . lnd111< ; .. ····G. . ... ·11 ···········'- a? .... - ... .is1 kasi . •··•·•·• ..... 1 ........ . OLEH: .............................................. . ABDUL RAHMAN NIM: 104016200426 PROGRAM STUD! PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIKNUMBERED HEADS TOGETHER

TERHADAP HASIL BELAJAR

lllll •• lllllllilillra

Ulll Elllei-l1t,. darJ .. ~.~ · -· ........... ....,,..,,. - ~ _____

'Jg!. : ~·:···iPi ........................... . ~o. lnd111< ; .fi:[.i.f:···0i1·~~····· .. ····G. . ... ·11 ···········'- a?.... -... .is1 kasi . •··•·•·• ..... 1 ........ .

OLEH: .............................................. .

ABDUL RAHMAN NIM: 104016200426

PROGRAM STUD! PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H/2009 M

Page 2: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIKNUMBERED HEADS TOGETHER

TERHADAP HASIL BELAJAR

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

1111111 lllillll 1111 111111111111.

Ulll

OLEH: ABDUL RAHMAN NIM: 104016200426

PROGRAM STUD! PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H/2009 M

Page 3: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

ABSTRAK

Abdul Rahman Peugaruh Model Cooperative Learning Teknik Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Numbered Heads Together Terhadap Basil Belajar. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Jam'iyah Islamiyah, Pondok Aren, Tangerang, Banten pada bulan Februari hingga bulan Maret 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen, sampel diambil secara purposive sampling dari 58 siswa dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instnnnen tes hasil belajar. Basil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi (mean = 60 dan SD= 17,21) daripada kelompok kontrol (mean= 50,8 dan SD= 12,83) dan dari hasil perhitungan uji "t" diperoleh nilai t hitung sebesar 2,318 sedangkan t tabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,000 atau thitung > tiabel· Maka dapat disimpulhn menolak Ho yang menyatakan ada pengaruh antara pembelajaran model cooperative learning teknik numbered heads together terhadap hasil belajar diterima atau disetujui. Hal ini menunjuk:kan bahwa penggunaan pembelajaran model cooperative learning teknik numbered headas together memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Pada penelitian ini dilakukan juga integrasi nilai-nilai sains dalam konsep redoks. Didapatkan melalui angket dengan perolehan nilai-nilai sains siswa, yaitu nilai religius 75,2% atau kriteria baik, nilai intelektual 72,59% atau kriteria baik, nilai sosial 82,3% atau kriteria sangat baik, dan nilai praktis 79,07% atau kriteria baik.

Kata kunci: Pembelajaran Model Cooperative Learning. Teknik Numbered Heads Together. Hasil Belajar. Konsep Reduksi-Oksidasi. Nilai­nilai sains.

Page 4: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

ABSTRACT

Abdul Rahman The Effect of Cooperative Learning Model Numbered Heads Together Technique on Students Learning Achievement

This research aims to know Effect of Cooperative Learning Model with Numbered Heads Together Technique on Students Learning Achievement. This research was conducted at Madrasah Aliyah Jam 'iyah Islamyyah, Pondok Aren, Tangerang, Banten on February until March 2009. The method used in the research is quasy experiment, using pwposive sampling technique and there are 58 students divided two groups, experiment group and control group. The research instrument is students learning achievement. Students learning achievement of experiment group is higher (means =60 and SD =17.21) than control group (means =50.8 and SD =12.83). From "t" test was obtained tcow.r 2.318 while t1oble at level of significant 0. 05 is 2. 000 so tcount > tiable- It can be concluded that refased Ho which told that cooperative learning model with numbered heads together technique has effect on students learning achievement has been accepted In this research students also gc. ve about values of science integmted in reduction-oxidation concepts, it was obtained from the questionnaire which has been tested. There are three aspect from values of science such as religious values is 75.2% or good criteria, intellectual values is 72.59% or good criteria, social values is 82,3% or excellent criteria, and practical values is 79. 07% or good criteria.

Key word: Cooperative Learning Model. Numbered Heads Together Technique. Students Learning Achievement. Reduction-Oxidation Concepts Values ofscience

Page 5: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis mempunyai

kekuatan dan ketabahan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Salawat dan

salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga

dan para sahabatnya.

Penulis menyadari skripsi ini yang berjudul: "Pengaruh Model

Cooperative Learning Teknik Numbered Heads Together Terhadap Hasil

Belajar'', tidaklah mungkin dapat diselesaikan tanpa adanya dukungan dan

dorongan baik moral, material, dan spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

beserta staf dan jajarannya.

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA beserta staf dan

jajarannya.

3. Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si., Dosen pembimbing !, atas motivasi dan

pembelajarannya untuk menjadi guru dan peneliti yang baik.

4. Dedi lrwandi, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Kimia, sekaligus

sebagai dosen pembimbing II alas segala dukungan dan sambutan yang baik.

5. Baharudin, S.Ag., Kepala Sekolah MA. Jam'iyah lslamiyah, atas kesempatan

yang telah diberikan untuk melakukan penelitian.

6. lslahul Karim, S.Pd., Guru Bidang Studi Kimia MA. Jam'iyah lslamiyyah,

Alas saran dan bantuannya terhadap penulis dalam melakukan penelitian.

7. Dosen Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan llmu Pengetahuan

Alam yang tclah membelajarkan kami dengan penuh semangat dan keihlasan.

8. Segenap keluarga tercinta, yaitu bapak, ibu, kakak, dan adikku tercinta yang

dengan penuh keikhlasan mengiringi kehidupan ini menjadi lebih baik.

9. Seluruh Mahasiswa di Program Studi Pendidikan-Kimia, Biologi, dan Fisika

angkatan 2004, khususnya temanku lkhwanudin Al-Fatakh (kimia) dan

Page 6: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Akhmad Busthomi (Biologi), serta semua pihak yang telah memberikan

sumbangan kritik, saran, dan kebersamaan kepada penulis dalam

melaksanakan dan menyelesaikan skripsi ini.

Hanya doa dan harapan yang dapat penulis sampaikan. Semoga semua

pihak yang telah bekerja sama dan membantu penyelesaian skripsi ini

mendapatkan pahala dan kesejahteraan dari Allah SWT. Aamiin

Akhirnya, besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan pembaca yang budiman.

Jakarta, 2009

Penulis

Page 7: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

DAFTARISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTARISI ................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... l

A. La tar Belakang Masalah ........................ ..... ............................ l

B. lrlentilikasi Masalah ..................................... ....... ................... 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................... 6

D. Rumusan Masalah .................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA PIKIR

DAN PERUMUSAN HIPOTESIS .................................................. 8

A. Kajian Teoretis .... .............. ................................ ............. ........ 8

1. Model Cooperative Learning .. .. ......... ..... ....... ............. ... ..... 8

a. Pengertian Cooperative Learning .. ..... .......................... 8

b. Unsur-unsur Dasar Cooperative Learning .................. l 0

c. Peranan Guru dalam Cooperative Learning ............... 12

d. Cooperative Leaming Teknik

Numbered Heads Together {NHT) .............................. 14

2. Pentingnya Nilai dalam Pembelajaran Sains ................... 17

a. Konsep Nilai dalam Pembelajaran Sains ................... 17

b. Tahapan Proses Pembentukkan Nilai ........................ 22

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Nilai dalam Sains ...... 23

d. Macam-macam Nilai dalam Pembelajaran Sains ....... 24

Page 8: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

e. Integrasi Nilai-nilai Sains yang terkandnng

dalam konsep Reaksi Reduksi Oksidasi............... ....... 28

3. Has ii Bela jar Siswa .. ............ ................ .......... ............ ....... 36

a. Konsep Belajar ............................................................. 36

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar .............. 38

c. Konsep Hasil Belajar ................................................... 40

d. Pengukuran Hasil Bela jar ........................................... 41

4. Hubungan Model Cooperative Learning

Teknik Numbered Head Together (NHT)

dengan Hasil Belajar ....................................................... 42

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 44

C. Kerangka Berpikir ................................................................. 46

D. Perumusan Hipotesis ............................................................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 48

A. Waktn dan Tempat Penelitian ............................................. 48

B. Metode dan Desain Penelitian ......... ............................ ..... ..... 48

C. Populasi dan Sampel ............................................................. 49

D. Prosedur Penelitian ............................................................... 49

E. Variabel Penelitian ..•............................................................ 50

F. Instrumen Penelitian ............................................................. 56

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 57

H. Teknik Analis!s Data ............................................................. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 62

A. Has ii Penelitian ... ... ....................... ..... .... ....... ....... ............. ...... 62

l. Data Hasil Belajar

a. Pre test Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol .......... ......................... ..... .. .. .... ... ... 62

b. Post test Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ...................................................... 63

Page 9: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

c. Perbandingan Mean Pretest dan Posttest ................... 63

B. Pengnjian Prasyarat Analisis ... .................. ....... ......... .... ........ 64

1. Hasil Uji Normalitas ......................................................... 64

a. Pre test Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ........ ...................................... ........ 64

b. Post test Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ...................... .... ...................... ...... 65

2. Uji Homogenitas ................... ............................. ......... ...... 66

a. Pre test Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ... .. ..... ............................................ 66

b. Post test Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ...................................................... 67

C. Pengnjian Hiplitesis ......... ............. ....................... ................... 68

1. Pre Test Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ............................................................ 68

2. Post Test Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ............................................................ 69

D. Hasil Analisis Angket Integrasi Nilai-nilai Sains .................. 70

E. Pembahasan ............................................................................ 72

1. Pengetahuan Siswa Terhadap Konsep Reaksi

Reduksi-Oksidasi .............................................................. 72

2. Pengetahuan Siswa Terhadap Nilai-nilai Sains

dalam Konsep Reaksi Reduksi-Oksidasi ......................... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 75

A. Kesimpulan ............................................................................. 75

B. Saran ....................................................................................... 76

DAFTARPUSTAKA ................................................................................. 77

LAMPIRAN ................................................................................................ 81

Page 10: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

DAFTAR TABEL

1. Langkah-langkah Cooperative Learning ........................ .... ..... .......... 14

2. Kisi-kisi Hasil Belajar Siswa............................................................. 52

3. Kriteria Reliabilitas ...... ............. ........................................................ 54

4. Deskripsi Data Mean Skor Pre Test ................................................... 62

5. Deskripsi Data Mean Skor Post Test................................................. 63

6. Deskripsi Data Mean Pre Test dan Post Test..................................... 63

7. Hasil Uji Normalitas Data Skor Pre Test........................................... 64

8. Hasil Uji Normalitas Data Skor Post Test.......................................... 65

9. Hasil Uji Homogenitas Skor Pre Test ................................................ 66

10. Hasil Uji Homogenitas Skor Post Test............................................... 67

11. Hasil Uji t Hasil Belajar Skor Pre Test.............................................. 69

12. Hasil Uji t Hasil Belajar Skor Post Test ............................................. 70

13. Hasil Perolehan Nilai-nilai Sains Siswa............................................. 71

Page 11: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

DAFTAR LAMPIRAN

I. Uji Validitas lnstrumen Tes Hasil Belajar ......................................... 82

2. Uji Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar ...................................... 86

3. Pengujian Tingkat Kesukaran Instrumen ........................................... 91

4. Pengujian Daya Pembeda Soal .......................................................... 97

5. Distribusi Frekuensi Hasil Relajar Kelompok Eksperimen ................ 99

6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kelompok Kontrol ..................... 104

7. Uji Normalitas Data Skor Pre Test.................................................. 109

8. Uji Normalitas Data Skor Post Test................................................. 111

9. Uji Homogenitas Data Skor Pre Test............................................... 113

10. Uji Homogenitas Data Skor Post Test............................................. 114

11 J>enguj ian Hipotesis Data Skor Pre Test ................ .... ....... .. ..... ........ 115

12. Pengujian Hipotesis Data Skor Post Test ......................................... 118

13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen............................. 120

14. Modul dan LKS Pembelajaran......................................................... 138

15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kontrol ................................... 149

16. Kisi-Kisi lnstrumen Tes Hasil Belajar ............................................. 158

17. Soal Uj icoba In strum en Tes Penelitian ........... ............ .... .. .... ........... 167

18. Instrumen Tes Hasil Belajar ............................................................ 173

19. Kisi-kisi Angket Integrasi Nilai-nilai Sains ..................................... 178

20. Angket Integrasi Nilai-nilai Sains.................................................... I 79

21. Hasil Perolehan Angket lntegrasi Nilai-nilai Sains .......................... 182

Page 12: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

A. Latar Belakang Masalah

BABI

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan ha! yang esensial dan penting dalam kehidupan

seseorang, serta merupakan wahana untuk pembentukkan diri seseorang secara

keseluruhan. Dalam konteks demikian, pendidikan terkait dengan tujuan

umum pendidikan, yaitu membentuk kemampuan akademik dan kemampuan

berpikir yang lebih tinggi seperti kemampuan dalam memecahkan masalah.

serta mengembangkan aspek pribadi dan sosial yang memungkinkan orang

bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan

memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1

ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di atas, maka

diselenggarakan serangkaian kependidikan, di antaranya yaitu pendidikan

formal seperti sekolah yang diterapkan dalam bentuk pembelajaran.

Pembelajaran yang berlangsung di sekolah, seyogyanya menyediakan suatu

wadah terjadinya proses transformasi nilai dan norma-nonna sebagai bagian

dari pembentukan kepribadian siswa secara seutuhnya, yaitu manusia yang

tidak hanya pandai secara akademik, sehingga menjadi orang yang

mempunyai keahlian, keterampilan dan kemampuan intelektual, tetapi juga

mempunyai integritas moral yang baik.

Pendidikan yang diterapkan dalam pembelajaran dirasakan belum

terwujud secara optimal, karena model pembelajaran yang diterapkan

cenderung kurangnya melibatkan siswa untuk aktif mengalami pembelajaran

dengan guru sebagai satu-satunya sumber belajar siswa. Selain itu,

pengembangan pembelajaran yang digunakan juga kurang mengkaitkan

adanya hubungan antara konsep pembelajaran dengan aplikasi dan

pengalaman yang terintegrasi dengan nilai-nilai.

1 Wayan Koster, Keefektifan Seka/ah: Survai di SLTP Negeri Jakarta, Parameter, No. 6 Januari tahun XVIII, 2000, h. 70

Page 13: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

2

Pendidikan yang bennuatan nilai dalam pembelajaran, bukan hanya

menjadi tugas dalam pola-pola pembelajaran yang terintegrasi dalam

pendidikan agama, sejarah, bahasa Indonesia dan pendidikan

kewarganegaraan (PKn), melainkan menjadi bagian dari semua usaha

pendidikan dalam berbagai macam mata pelajaran, misalnya mata pelajaran

IPA/sains.

UNESCO (2005) sebagaimana dikutip Ratcliffe menyatakan babwa

pembelajaran sains seharusnya diasosiasikan dengan nilai-nilai dalam

membangun intelektual yang didasari sikap jujur, tepat dan akurat,

keterbukaan pemikiran, dan sikap kritis.2 Penjelasan demikian, menegaskan

bahwa pola pembelajaran sains mengandung sikap ilmiah yang harus

dibangun dan didasari dengan sikap keilmiahan yang positif, sehingga

pembelajaran sains yang diasosiasikan dengan nilai tersebut memberikan

suatu pemah~·nan dan penghayatan bagi siswa mengenai kandungan nilai­

nilai yang terdapat di dalam sains dan dapat menerapkan hasil pembelajaran

sains yang bertujuan untuk menata kehidupan menjadi lebih baik dengan

menghargai dan bersikap toleransi terhadap lingkungan secara positif.

Pemberian mata pelajaran IPA atau pendidikan IPA di sekolah hams bertujuan dan memiliki orientasi agar siswa memahami/menguasai konsep-konsep IP A dan saling keterkaitannya, serta mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalab-masalah yang dihadapinya, sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan PenciptaNya.3

Pemberian yang memfokuskan tentang makna mendalam kandungan

nilai dalam mata pelajaran IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan ini akan

memberikan, meningkatkan kesadaran dan membangun pemahaman siswa

untuk menghargai lingkungan alam sekitar secara lebih bijak, humanis, dan

jiwa religius yang tinggi. Sehingga proses pemecahan suatu masalah dapat

ditanggapi dengan cara atau metode yang tepat dan bertanggung jawab.

2 Mary Ratcliffe, Values in The Classroom-The 'Enacted' Curric1,/un1, Available at: http://www.fremtidensnaturfag.dk/web2006/artikler/MR Values chap nov 05.pdf. Accessed on Nov 12, 2008, 1.30 pm, p. 2

3 Sumaji, dkk., Pendidikan Sains yang Humanistis, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 35

Page 14: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

3

Salab satu mata pelajaran IPA adalab pembelajaran kimia. Kimia

merupakan mata pelajaran yang memiliki konsep yang sulit dan bersifat

abstrak sebingga memerlukan kemampuan, ketelitian dan kecermatan berpikir

siswa yang tinggi. Selain itu, yang terpenting dalam pembelajaran kimia

adalab adanya suatu keterkaitan konsep pembelajaran yang banyak

menyentub nilai-nilai kemanusiaan dalam kebidupan sebari-bari.

Pembelajaran kimia yang memiliki konsep yang abstrak dan

memerlukan kecermatan dan pemabaman konsep secara mendalam serta

banyak memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan

sebari-bari, misalnya adalab konsep reaksi reduksi-oksidasi yang menjelaskan

tentang konsep reaksi yang dibubungan dengan oksigen, serab terima elektron

dan perubaban bilangan oksidasi, yaitu seperti reaksi fotosintesis, sistem

respirasi, reaksi pembakaran, perkaratan dan penyepuban logam, pembusukan

sampab, pembuata". HCI, H2S04, HN03 sebagai baban dasar industri, aplikasi

konsep dalam baterai dan sel accumulator dan sebagainya. Sebingga bagi

siswa yang memiliki kecermatan, ketelitian dan kemampuan berpikir yang

rendab akan mendapatkan kesulitan belajar yang kemudian pencapaian basil

belajar siswa yang rendah.

Bertitik tolak dari ha! tersebut, maka penerapan suatu strategi dan

metode dalam proses pembelajaran kimia merupakan ha! yang sangat penting

dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa sehingga didapatkan peroleban

basil belajar siswa yang baik adalah dengan menggunakan model

pembelajaran yang membimbing kemampuan siswa secara konstruktif, yaitu

pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif dan

mendominasi pembelajaran. Dengan pembelajaran ini biasanya siswa akan

merasakan suasana yang lebih menyenangkan dan memiliki keleluasaan

menemukan sumber belajar sehingga basil belajar dapat dimaksimalkan.

Hal tersebut ditegaskan oleh Chikering dan Zhelda sebagaimana

dikutip Ashtiani, et. al yang menyatakan bahwa siswa di dalam pembelajaran

tidak hanya duduk dan mendengarkan penjelasan yang diberikan guru,

menghafal dan mengerjakan tugas, tetapi siswa diberikan kesempatan untuk

Page 15: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

4

bertanya dan menjawab apa, bagaimana dan kenapa mereka belajar, apa yang

mereka tulis dan menghubungkan pengalaman belajar mereka terdahulu

dengan situasi yang baru, kemudian mereka dapat mengaplikasikannya di

dalam kehidupan sehari-hari.4

Pembelajaran yang dibangun secara konstruktif ini, siswa tidak hanya

mendapatkan informasi yang bersumber dari guru saja, melainkan mereka

dapat mengembangkan pengetahuannya melalui berbagai sumber informasi

seperti media cetak (koran, majalah, buku), media elektronik (televisi, radio,

internet), dan melalui observasi atau pengamatan langsung. Kemudian, mereka

dapat bertukar pikiran (share) dan sating melengkapi pengetahuan melalui

kerja sama yang baik dengan teman sebayanya. Proses pembelajaran ini akan

sangat membantu peserta didik untuk bekerja secara baik dalam penguasaan

konsep dalam bentuk hasil belajar secara kognitif, psikomotor, dan afektif

yang maksimal dan opti~ 21.

Salah satu altematifmodel pembelajaran yang dapat memberikan peran

aktif pada siswa untuk belajar dan membangun kandungan nilai-nilai dalam

pembelajaran kimia konsep reaksi reduksi-oksidasi adalah model cooperative

learning. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai

tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan

fasilitator aktivitas siswa.

Menurut Johnson, Johnson dan Smith sebagaimana dikutip Messier

menunjukkan bahwa suatu pembelajaran yang menggunakan model

cooperative learning dapat memberikan proses pembelajaran yang efisien dan

efektif, meningkatkan prestasi, hubungan yang hannonis dan positif di antara

siswa serta menyebabkan terjadinya pertukaran informasi yang efektif.5

4 Ali Fathi-Ashtiani, et.al, A Cotnparison of Cooperative Learning Model and Traditional Learning Model on Achademic Acievement. Journal of Applied Sciences 7 (1): 137-140, 2007, ISSN 1812-5654. Asian Network for Scientific lnfonnation. Available at: http://www.ansiiournals.com/jas/2007/137- l 40.pdf. Accessed on Nov 16, 2008, 09.19 pm, p. 137

5 William P. Messier, The Influence of Cooperative learning on the Academic Achievement of Chinese Middle School Students, available at:

Page 16: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

5

Penerapan model cooperative learning dalam pembelajaran, selain

dapat meningkatkan prestasi dan efektivitas proses pembelajaran yang

kondusif juga memberikan pemahaman tentang nilai-nilai, yaitu komunikasi

siswa dalam berdiskusi, memberikan penghargaan terhadap pendapat solusi

anggota kelompok dan rasa kebersamaan atau integritas dalam membantu

anggota kelompok membangun kemajuan kelompok dalam mendapatkan basil

belajar yang baik. Dalam konteks demikian, cooperative learning ini padat

dengan nilai dan memiliki tujuan pembelajaran yang membentuk kemampuan

akademik dan kemampuan berpikir yang lebih tinggi seperti kemampuan

dalam memecahkan masalah secara terstruktur dan aktif mengikut sertakan

peserta didik mengalami pembelajaran. Selain itu, cooperative learning juga

mengembangkan aspek pribadi dan sosial yang memungkinkan orang bekerja

dan hidup dalam Iingkungan sekitar secara kreatif, inisiatif, empati dan

memiliki keterampilan interpersonal secara memadai.

Senada dengan hal tersebut, Rivera dalam Yumetti menyatakan bahwa

cooperative learning dapat meredam kompetisi tidak sehat dan pengucilan

individual. cooperative learning juga dapat menghindari kesulitan dalam

pembelajaran dan kesulitan dalam interaksi sosial serta dapat meningkatkan

kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan. 6

Dalam cooperative learning terdapat beberapa variasi teknik yang

dapat diterapkan, salah satunya adalah teknik numbered heads together

(NHT). Teknik ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (I 992) yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan

pertimbangan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini mendorong

siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Teknik ini bisa

digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak

didik.

http://W\vw.netwebelitesolutions.com/Whitepapers/netwebcoopchinese.pdf. Accessed on Nov 16, 2008, 09.19 pm, p. l

6 Yurnetti, "Pembelajaran Kooperatif Sebagai Model Alternatif dalan1 Pe1nhelajaran Fisika", dalam Jurnal Fisika Himpunan Fisika Indonesia, Volume BS tahun 2002, 0561, h.2. Tersedia: http://hfi.fisika.net

Page 17: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

6

Model cooperative learning teknik numbered heads together dalam

proses pembelajaran dapat mengetahui aktivitas total siswa dalam memahami

pembelajaran, sehingga siswa menjadi siap untuk aktif mengikuti

pembelajaran guna mendapatkan hasil belajar yang optimal.

Berdasarkan latar belakang tersebut diharapkan penggunaan model

cooperative learning teknik numbered heads together dapat mempengaruhi

hasil belajar siswa secara lebih optimal.

Il. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang

masalah di atas dapat diidentifikasi, antara lain:

1. Model pembelajaran yang digunakan kurang melibatkan siswa untuk aktif

mengalami pembelajaran.

2. Pengembangan pembelajaran K""ang mengaitkan adanya hubungan antara

konsep pembelajaran dengan aplikasi dan pengalaman dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Penerapan pembelajaran sains belum diintegrasikan dengan nilai-nilai

secara optimal.

4. Kesulitan belajar siswa memahami pembelajaran kimia konsep reaksi

reduksi-oksidasi menyebabkan hasil belajar siswa rendah.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah ini dapat dibahas dengan jelas dan tidak meluas, maka

masalah dalam penelitian ini hams dibatasi. Dalam penelitian ini model

pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran cooperative

learning teknik numbered heads together. Sedangkan hasil belajar siswa

dalam penelitian ini dibatasi pada aspek kognitif (pengetahuan siswa pada

konsep redoks). Nilai-nilai sains yang dikembangkan adalah nilai religius,

nilai intelektual, nilai sosial, dan nilai praktis.

Page 18: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

7

D. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

"Bagaimanakah pengaruh model cooperative learning teknik Numbered

Heads Together terbadap basil belajar?"

E. Tujuau Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetabui pengarub model cooperative

learning teknik numbered heads together terbadap basil belajar.

F. Manfaat Penelitiail

Manfaat Penelitian ini diharapkan:

I. Meningkatkan kompetensi pedagogik guru IPA dalam melakukan aktivitas

belajar-mengajar yang lebib efektif dan efisien.

2. Membantu guru IPA dalam melaki1kan perbaikan metode belajar yang

digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang bermutu dan bermakna

3. Memberikan informasi ten tang penerapan pembelajaran konstruktivisme

model cooperative learning untuk meningkatkan basil belajar siswa.

4. Melalui pembelajaran sains/kimia yang mengandung nilai-nilai sains

diharapkan terjadi transfer dan transmisi sistem nilai yang memungkinkan

peserta didik mengalami perubahan sikap, dan perilaku secara lebih

positif.

Page 19: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

BABII

KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR,

DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoretis

1. Model Cooperative Learning

a. Pengertian Cooperative Learning

Menurut Ali Fathi-Ashtiani, et.al, cooperative learning adalah

model pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil supaya mereka

bekerja sama dan berbagi untuk mencapai tujuan. Dalam kelompok

cooperative learning, siswa memberikan dua tanggung jawab, yaitu belajar

memberikan bahan, ide atau gagasan dan pendapatnya, lalu membantu dan

memastikan semua anggota kelompok dapat memahami dan menjawab

permasalahan. 1

Menurut Killen (1998), cooperative learning merupakan suatu

teknik instruksional dan filosofi pembelajaran yang berusaha

meningkatkan kemampnan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok

kecil guna memaksimalkan kemampuan belajarnya, dan belajar dari

temannya, serta memimpin dirinya.2

Sependapat dengan ha! tersebut, Effandi dan Iksan menyatakan

bahwa cooperative learning adalah model pembelajaran yang

menempatkan kelompok kecil, dimana peserta didik dapat berbagi ide dan

bekerja secara bersama-sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.3

1 Ali Fathi-Ashtiani, et.al, A Co1nparison of Cooperative Learning Model and Traditional learning Model on Academic Achievement, in Journal of Applied Sciences 7 (1): 137-140, 2007, ISSN 1812-5654. Asian Network for Scientific Information. Available at:' http://www.ansiioumals.com/jas/2007/137-140.pdf. Accessed on Nov 16, 2008, 09.19 pm, p. 137

2 Yurni Suasti, dkk, "Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UNP Melalui Modifikasi Cooperative Leaming Model Jigsaw", dalam Jurnal Pembe/ajaran, volume 26, Nomor 04, Desember 2003, Universitas Negeri Padang, h. 326

3 Effandi Zakaria dan Zanaton Iksan, Prornoting Cooperative Learning in Science and Mathematics Education : A Malaysian Perspective, in Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, Vol. 3, No. I, 2007, ISSN: 1305-8223. Available at:

Page 20: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

9

Dalam model pembelajaran ini terdapat adanya unsur-unsur

interaksi sosial siswa dalam proses pembelajarannya, sehingga siswa akan

belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu

satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5

orang siswa, dengan kemampuan heterogen yang terdiri dari campuran

kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Hal ini bermanfaat untuk

melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman

yang berbeda latar belakangnya.

Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa cooperative learning

adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk belajar dan

bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 - 6 orang

dalam upaya memahami dan mengerjakan tugas-tugas belajar yang

terstruktur guna memaksimalkan kemampuan belajarnya.

Keberhasilan belajar dari model r!'operative learning ini

tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok baik secara

individual maupun secara kelompok serta membutuhkan kemampuan

kooperatif sosial yang efektif dan kemampuan komunikasi yang tepat

dalam menyelesaikan tugas. Hal ini menegaskan bahwa dalam

pembelajaran kooperatif diperlukan adanya patisipasi dari setiap anggota

untuk saling bekerja sama dan memberikan keuntungan bagi kesuksesan

kelompok, penghargaan terhadap setiap anggota kelompok, mengetahui

bahwa hasil yang ditampilkan adalah hasil kesepakatan bersama atau

adanya saling ketergantungan yang positif, merasa bangga dan rasa suka

cita ketika ada anggota kelompok yang mendapatkan penghargaan atau

prestasi. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki kontribusi yang sama

untuk sating membantu membangun kelompok dalam meraih hasil yang

maksimal seeara bersama-sama.

Selain itu, dalam cooperative learning memerlukan pula

keterlibatan guru sebagai fasilitator yang menyediakan wadah kepada

http://www.ejmste.com/v3n l/EJMSTEv3nl Zakaria&lksan.pdf. Accessed on Nov 16, 2008, 09.19 pm, p. 37

Page 21: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

IO

peserta didik dengan rnentransfer ilrnu pengetahuan, pengorganisasian

pernbelajaran, dan aplikasi sehingga peserta didik tidak hanya rnernpelajari

rnateri saja, tetapi juga harus rnernpelajari keterarnpilan-keterarnpilan

khusus yang disebut keterarnpilan kooperatif. Keterarnpilan kooperatif ini

berfungsi untuk rnelancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan

kerja dapat dibangun dengan rnernbangun tugas anggota kelornpok selarna

kegiatan.

b. Unsur-unsur Dasar Cooperative Learning

Cooperative learning dikenal sebagai pernbelajaran secara

berkelornpok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelornpok

atau kerja kelornpok, karena dalarn cooperative learning ada struktur

dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga rnernungkinkan

terjadinya interaksi secara terbuka dan hubuP gan yang bersifat

interdepedensi efektif di antara anggota kelornpok. Oleh karena itu untuk

rnencapai keberhasilan yang rnaksirnal dalarn pernbelajaran kooperatif

harus diterapkan lirna unsur dasar model pernbelajaran kooperatif, yaitu:4

I. Saling ketergantungan positif (positive interdepedence)

Saling ketergantungan positif rnernberikan anggota kelornpok

kepercayaan bahwa keberhasilan kelornpok tergantung pada usaha

setiap anggotanya. Anggota kelompok rnerniliki kontribusi yang sarna

untuk bersarna-sarna rnernbangun kelornpok.

2. Tatap rnuka (face-to-face promotive interaction)

Tatap rnuka atau interaksi dengan sesarna anggota kelornpok

memungkinkan adanya diskusi yang rnenguntungkan untuk

rnernecahkan masalah secara bersarna-sarna dengan saling membantu

rnernberikan dukungan atau ide terhadap rnasalah yang ingin

dipecahkan, rnelibatkan inforrnasi dari seluruh anggota kelornpok, dan

rnernberikan sarnbutan atau penghargaan terhadap usulan yang

4 Effandi Zakarian dan Zanaton lksan, op. cit, p. 36

Page 22: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

11

disampaikan dalam diskusi tatap muka dan menentukan kesimpulan

yang tepat berdasarkan kesepakatan bersama.

3. Tanggungjawab perseorangan (individual accountability)

Pertanggung jawaban perseorangan diperlukan dalam

menentukan hasil keputusan solusi penyelesaian masalah kelompok

dengan tepat dan efisien. Dalam pertanggung jawaban ini dapat

memberikan umpan balik bagi anggota dan kelompok untuk saling

membantu, memberikan dukungan dan me!ibatkan semua anggota

daiam pembelajaran, sehingga dalam unsur ini dapat menghilangkan

adanya efek free rides, yaitu anggota kelompok yang memiliki

kemampuan tinggi mendominasi pembelajaran dengan mengerjakan

semua atau sebagian tugas terhadap anggota kelompok yang

berkemampuan lemah.5

4. Komunikasi antar anggota (interpersonal and small g~"''P skills)

Dalam unsur ini menghendaki agar para peserta didik dibekali

dengan berbagai keterampilan berkomunikasi atau keterampilan sosial.

Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk saling mendengarkan, menghargai dan kemampuan

mereka dalam mengutarakan pendapat. Komunikasi antar anggota ini

memerlukan adanya jiwa kepemimpinan yang baik dari masing­

masing anggota, kemampuan untuk membuat keputusan, rasa

kepercayaan yang tinggi untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat

berdasarkan hasil kesepakatan yang diperoleh dalam membangun

kelompok ke arah hasil kesuksesan yangh maksimal.

5. Evaluasi proses kelompok (group processing)

Evaluasi proses kelompok dibutuhkan untuk menganalisa,

melihat dan mempertimbangkan informasi yang diperoleh dalam

diskusi harus diteruskan atau diganti untuk mendapatkan hasil yang

efektif bagi kelompok.

5 Mary Ransdell dan Deborah A. Moberly, A Journey into Cooperative Learning with Teacher Education Students, available at: http://www.usca.edu/essays/vol62003/ransdall.pdf Accessed on Nov 16, 2008, 09.19 pm, p. 3

Page 23: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

12

c. Peranan Guru dalam Cooperative Learning

Menciptakan lingkungan yang optimal baik secara fisik maupun

mental, dengan cara menciptakan suasana kelas yang nyaman, suasana hati

yang gembira tanpa tekanan dapat memudahkan siswa dalam memahami

materi pelajaran. Pengaturan kelas yang baik merupakan langkah pertama

yang efektif untuk mengatur pengalaman pengalaman belajar siswa secara

keseluruhan.

Pelaksanaan cooperative learning dibutuhkan kemauan, keaktifan

dan kemampuan serta kreativitas guru dalam mengelola lingkungan kelas,

yaitu saat menyusun rencana pembelajaran secara matang, pengaturan

kelas saat pelaksanaan, dan membuat tugas untuk dikerjakan siswa

bersama dengan kelompoknya.

Peranan guru dalam pembelajaran kooperatif memiliki kedudukan

yang strategis, dikarenakan guru selain berfungsi untuk mentr~n~fer ilmu

pengetahuan juga memandu dan membimbing peserta didik untuk

menemukan solusi penyelesaian masalah, sehingga diperlukan adanya

komunikasi dan penerimaan kedua belah pihak, yaitu guru dan peserta

didik dalam proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

Menurut National Commission for Cooperative Education (2003)

menjelaskan bahwa komunikasi yang cocok, sesuai dan langsung antara

guru dan peserta didik dapat meningkatkan kepuasan dan memberikan rasa

persahabatan (partnership) kepada guru dan peserta didik dalam proses

pembelajaran, sehingga dapat memberikan dan meningkatkan kemampuan

kognitif, sosial, dan emosional.6

Selain itu, Pembelajaran kooperatif juga menyediakan kesempatan

kepada guru untuk merefleksikan dan membahas hasil kegiatan yang telah

dilakukan oleh individu dan kelompok, mengevaluasi dinamika

pembelajaran di dalam kelas, memberikan rencana instruksi pembelajaran

6 William P. Messier, The Influence of Cooperative Learning on the Academic Achievement of Chinese Middle School Students, available at: http://www.netwebelitesolutions.com/Whitepapers/netwebcoopchinese.pdf. Accessed on Nov 16, 2008, 09.19pm, p. I

Page 24: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

13

yang sesuai untuk mencapai pengalaman belajar yang baik untuk semua

peserta didik dalam pembelajaran.

Peran guru dalam pelaksanaan cooperative learning adalah sebagai

fasilitator, mediator, director-motivator, dan evaluator.7 Sebagai fasilitator,

seorang guru harus memiliki sikap-sikap sebagi berikut: I) mampu

menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan, 2) membantu

dan mendorong siswa untuk menggungkapkan dan menjelaskan keinginan

dan pembicaraannya baik secara individual maupun kelompok, 3)

membantu kegiatan-kegiatan dan menyediakan sumber atau peralatan serta

membantu kelancaran mereka, 4) membina siswa agar setiap orang

merupakan sumber yang bermanfaat bagi yang lainnya, dan 5) menjelaskan

tujuan kegiatan pada kelompok dan mengatur penyebaran dalam bertukar

pendapat.

Sebagai mediator, guru berperan sebagai penghubung 1hlam

mertjembatanimengaitkan materi pelajaran yang sedang dibahas dengan

permasalahan yang nyata ditemukan dilapangan. Di samping itu, guru juga

berperan dalam rnenyediakan saran pembelajaran, agar suasana kelas tidak

monoton dan membosankan. Dengan kretifitasnya, guru dapat mengatasi

keterbatasan sarana sehingga tidak menghambat suasana pembelajaran di

kelas.

Sebagai director-motivator, guru berperan dalam membimbing

serta mengarahkan jalannya diskusi, membantu kelancaran diskusi tapi

tidak memberikan jawaban. Lalu, sebagai motivator, guru berperan

memberikan semangat pada siswa untuk aktif berpartisipasi. Sebagai

evaluator, guru berperan dalam menilai kegiatan belajar-mengajar yang

sedang berlangsung. Penilaian ni tidak hanya pada basil, tetapi lebih

ditekankan pada proses pembelajaran. Penilaian dilakukan baik secara

perorangan maupun secara berkelompok. Alat yang digunakan dalam

evaluasi selain berbentuk tes sebagai alat pengumpul data juga berbentuk

catatan observasi guru untuk melihat kegiatan siswa di kelas.

7 lsjoni, op. cit, h.62-64

\

Page 25: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

14

d. Cooperative Learning Teknik Numbered Heads Together (NHT)

FASE ~

Fase I

Upaya yang dilakukan oleh seorang guru dalam memudahkan

siswa untuk memahami pembelajaran adalah dengan menciptakan

lingkungan pembelajaran yang optimal, yaitu dengan cara menciptakan

suasana kelas yang nyaman, gembira dan tanpa tekanan.

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pembelajaran cooperative

dibutuhkan kemampuan dan kreativitas seorang guru dalam mengatur dan

mengelola Jingkungan kelas. Sehingga dengan menggunakan model

pembelajaran ini guru menjadi Jebih aktif dalam mempersiapkan dan

menyediakan pembelajaran yang baik kepada siswa untuk memahami

pembelajaran secara keseluruhan dengan suasana hati gembira. 8

Penerapan model cooperative learning dalam proses pembelajaran

memiliki prosedur pembelajaran yang membangun pengetahuan antara

guru dan siswa menjadi Jebih produktif dan interaksi siswa dengan siswa.

mertjadi Jebih dinamis dengan suasana diskusi.

Ibrahim (2000: 10) sebagaimana dikutip Latif menyebutkan bahwa

terdapat enam Jangkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif, yaitu:9

Tabel 1. Langkah-langkah Cooperative Learning

TINGKAH LAKU GURU I Guru menyampaikan semua tujuan

Menyampaikan tujuan dan memotivasi pelajaran yang ingin dicapai pada siswa pelajaran tersebut dan memotivasi

siswa belajar Fase II Guru menyajikan informasi kcpada Menyajikan informasi siswa dengan jalan demonstrasi atau

lewat bahan bacaan Fase III Guru menjelaskan kepada siswa Mengorganisasikan siswa ke dalam bagaimana caranya membentuk kelompok-kelompok belajar kelompok belajar dan membantu setiap

kelompok agar melakukan transisi secara efisien

·-·-

' ibid.. h. 61 "Nurwahyuni Latif, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, Tersedia:

pendidikanrnaternatika.files.wordpress.corn Diakses: 6 Agustus 2009, jam 16.00 WIB

Page 26: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

15

Fase IV Guru membimbing kelompok-Membimbing kelompok bekerja dan kelompok belajar pada saat mereka bel<\iar mengerjakan tugas mereka FaseV Guru mengevaluasi basil belajar Evaluasi tentang materi yang telab dipelajari atau

masing-masing kelompok mempresentasikan basil kerjanya

Fase VI Guru mencari cara-cara untuk Memberikan penghargaan menghargai baik upaya maupun basil

belajar individu dan kelompok.

Model cooperative learning memiliki beberapa variasi teknik yang

dapat diterapkan dalam pembelajaran, yaitu di antaranya:10

1. Student Team Achievement Division (ST AD)

2. Jigsaw

3. Group Investigation (GI)

4. Rotating Trio Exchange

5. Numbered Heads Together (NHT)

Salah satu teknik dalam cooperative learning yang diterapkan

dalam penelitian ini adalah Numbered Heads Together (NHT), yaitu teknik

cooperative learning yang secara khusus membantu peninjauan konsep­

konsep yang diajarkan. Teknik ini hertujuan untuk memproses informasi,

komunikasi, mengembangkan pemikiran, tiajauan ulang dari materi dan

pengetahuan pemeriksaan. Teknik ini memiliki aplikasi di antaranya, yaitu:

!. Untuk melibatkan kelas yang utub dalam mempertimbangkan suatu

permasalahan .

. 2. Untuk meningkatkan tanggungjawab individu.

3. Untuk meningkatkan group teaching (kelompok mengajar),

sehingga semua anggota dari kelompok dilatib memilikinya.

4. Untuk meningkatkan semangat kelompok dan kepuasaan.

5. Untuk memberikan dukungan kepada semua siswa

memperhatikan suatu masalah. 11

10 Isjoni, op.cit., h. 51

dalam

Page 27: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

16

Kelebihan dari penggunaan model cooperative learning teknik

numbered heads together dalam pembelajaran, yaitu setiap siswa memiliki

kesiapan untuk belajar, dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh,

dan siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.12

Akan tetapi, selain berbagai macam kelebihan yang diberikan

dalam cooperative leraning teknik numbered heads together, terdapat pula

pengaruh negatif atau kelemahan, yaitu tidak terlalu cocok untuk jumlah

siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama dan

kemungkinan tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. 13

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat <lilakukan guru dalam

menerangkan cooperative learning teknik numbered heads together

sebagai berikut: 14

1. Langkah 1 - penomoran (numbering)

Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim

yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi nomor,

sehingga tiap siswa dalam tim memiliki nomor yang berbeda.

2. Langkah 2 - pengajuan pertanyaan (questioning)

Guru mengajukan pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan ini

bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat um um.

3. Langkah 3 - berpikir bersama (head together)

Para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan

meyakinkan bahwa setiap anggota mengetahui jawaban tersebut.

4. Langkah 4 - pemberian jawaban (answering)

11 Anonim. http://mV\v.eazhull.org.uk/nlc/numbcred heads.htm. Accessed on June 10, 2008, 07 .50 pm

i2Kirana\vati, Nun1hered Heads Together, Tersedia:

hl!p_;/Lgurupkn.wordpress.com/2007/11/14/numbcred-heads-togelher/. Diakses: 8 Juli 2009, jam. 16.41 WIB

13 t-Iamsa, Numbered heads Together, Tersedia: http://alief-hamsa.blogsool.com/2009/05/numbered-heads-together-nhl.html. Diakses: 8 Juli 2009, jam. 16.41 wm

14 Anita Lie, Cooperative learning. Mempraktikan Cooperative learning di Ruang-ruang Kelas,(Jakarta: Grasindo, 2002), h. 60

Page 28: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

17

Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok

dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan

jawaban untuk seluruh kelas.

2. Pentingnya Nilai dalam Pembelajaran Sains

a. Konsep Nilai dalam Pcm belajaran Sains

Pembelajaran nilai di dalam sains adalah bert~juan untuk

mengembangkan kualitas afektif peserta didik dalam memahami

pembelajaran secara lebih mendalam, bermakna dan dapat bertahan lama

serta membekas di dalam diri peserta didik mengenai kandungan dasar

pembelajaran daripada hanya melakukan pembelajaran berdasarkan

pengetahuan konsep saja yang mudah hilang dan tidak membekas di

dalam diri peserta didik.

Hakikat sains dalam penjelasan Trihastuti dan Remy diartikan

sebagai berikut: 15

1. Sains merupakan kumpulan pengetahuan ilmiah yang disusun secara

logis dan sistematis.

2. Sains diperoleh melalui proses ilmiah. Proses ilmiah, yaitu berupa

langkah-langkah ilmiah berdasarkan metode ilmiah. Proses ilmiah

dapat berupa fisik dan mental dalam mencermati fenomena alam,

termasuk juga penerapannya.

3. Sains dapat mengembangkan sikap dan nilai-nilai.

Senada dengan ha! tersebut, Shambaeh Usman menambahkan dan

menyatakan bahwa program pembelajaran sains adalah bertujuan

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang fungsional

tentang konsep dan prinsip secara ilmiah yang dihubungkan dengan situasi

kehidupan nyata peserta didik dan memperoleh kemampuan ilmu

15 Singgih Trihastuti dan Yoko Rimy, Filosofi Sains, Tersedia: Jpmpjogja.diknas.go.id. Diakses 21 Agustus 2008 jam. 15. IO WIB

Page 29: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

18

pengetahuan, sikap, dan nilai yang dibutuhkan untuk menganalisa dan

memecahkan suatu permasalahan. 16

Maka, berdasarkan dengan hal tersebut menjelaskan bahwa

pembelajaran sains yang terkandung di dalamnya tidak hanya tertuju pada

produk IPTEK yang dihasilkan, akan tetapi terkandung pula aspek

pengetahuan lainnya yang lebih bermakna, misalnya kepribadian diri,

bertaqwa, berbudi pekerti luhur atau sikap mencintai kebenaran, sikap

toleran atau menghargai pendapat orang lain, sikap ketelitian, dan sikap

tidak putus asa, sehingga tujuan-tujuan pembelajaran sains dapat

diwujudkan secara nyata, yaitu menata kehidupan sekitar menjadi lebih

baik.

Hal tersebut juga dinyatakan secara tegas oleh Levinson dan

Turner dalam Ratcliffe bahwa pembelajaran sains sesungguhnya

mengandung implikasi yang berhubungan dengan masalah sosial dan

etika. 17 Dalam konteks demikian, pembelajaran yang seharusnya diberikan

kepada peserta didik adalah membangun pemahaman dan pengetahuan

mengenai keterjalinan pembelajaran sains dengan nilai-nilai sosial dan

etika yang ada di lingkungan sekitarnya.

Pemahaman tentang nilai yang terkandung dalam sains ini

menunjukkan pada kriteria untuk menentukan tingkat kebaikan, harga,

atau keindahan yang relatif konstan tentang suatu perilaku. Seseorang

yang melakukan tindakan terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh

seperangkat nilai-nilai yang telah dimiliki, dipelihara, dan diyakininya itu

dengan memberikan suatu pedoman atau acuan bagi dirinya dalam

memberikan sikap, menentukan keputusan, menghubungkan pikiran dan

perasaan dengan tindakan yang ditampilkannya.

16 Shambaeh Usman, Integrating Value in Science Education: A Philippine Experience, The International Seminar on Mathematics and Science Education. Faculty of Tarbiya and Theacher's Training U!N Jakarta, Oktober 28, 2008. p. 2

17 Mary Ratcliffe, Values in The Classroom-The 'Enacted' Curricu!utn, Available at: http://www.fremtidensnaturfag.dk/web2006/artikler/MR Values chap nov 05.pdf. Accessed on Nov 12, 2008, 1.30 pm, p. l

Page 30: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

19

Konsep nilai menurut J.R. Fraenkel dalam Lamijan, nilai adalah

gagasan atau suatu konsep tentang apa yang dipikirkan seseorang yang

penting dalam kehidupan. Pengertian ini menunjukkan bahwa, hubungan

antara subjek dengan objek memiliki arti yang penting dalam kehidupan

subjek. Sebagai contoh, segenggam garam di masyarakat Dayak lebih

berarti dari segumpal emas, karena garam sangat berarti bagi hidup dan

matinya orang Dayak; sedangkan bagi masyarakat Y ogyakarta sekarung

garam tidak ada artinya bila dibandingkan dengan dengan satu ons emas,

karena emas memiliki arti yang lebih penting dalam kehidupan orang

kota. 18

Selanjutnya, Hill menyatakan bahwa nilai adalah suatu keyakinan

seseorang tentang sesuatu yang sangat berharga atau memiliki prioritas

utama dalam kehidupannya. 19 Keyakinan seseorang mengenai hal tersebut,

akan membawa seseorang untuk tetap menjaga dan memelihara serta

berupaya untuk mendapatkan ni lai terse but. Misalnya, sebagai umat

Muslim diperintahkan untuk melaksanakan dan menunaikan kewajiban

puasa di bulan ramadhan yang penuh keberkahan, maka secara naluriah

berdasarkan pedoman nilai dalam diri seseorang tersebut, akan

melaksanakan ibadah puasa dengan mengiatkan diri untuk selalu

beribadah deng:m harapan mendapatkan pahala dan kebaikan yang berlipat

gan<la.

BP-7 (1993) dalam Maman Rachman menyatakan bahwa nilai

adalah suatu pensifatan yang digunakan untuk memberikan penghargaan

terhadap barang atau benda.20 Pensifatan yang diberikan terhadap nilai

tersebut berhubungan erat dengan manusia/seseorang sebagai subyek

pemberi pengertian nilai yang dianggapnya pantas untuk dikejar dan

18 Lamijan, Metoda dan Teknik Pendidikan Nilai. Dalam Jurnal lnkoma, Tahun 13, Nomor I, Februari 2002, h. 15.

19 Scah dan Bishop, Values in 1\;fa1hen1atics Textbooks: A f''ieu 1 Through T1v0Australasian Regions, Presented at 8l 5

t Annual Meeting of The American Educational Research Assosiation, New Orleans, LA, 2000, p. 4

20 Maman Rachman, Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 028, Tahun ke-7, Maret 2001, h. 3

Page 31: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

20

dimiliki. Nilai berkaitan dengan baik-buruk, benar-salah, boleh-tidak

boleh, indah-tidak indah suatu perilaku atau pernyataan yang berlaku

dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat. Oleh karena itu, nilai

mendasari pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang dalam kehidupannya

di masyarakat.

Tan berpendapat bahwa nilai merupakan refleksi interaksi antara

individu dan masyarakat. Nilai akan muncul dalam bentuk konseptual atau

pedoman dan emosional untuk mengevaluasi sesuatu yang sangat berharga

dalam tindakan atau tujuan. Nilai memiliki aspek moral yang didasarkan

pada perbuatan dan tingkah laku manusia yang baik atau buruk dan

menjadi panduan bagi seseorang dan masyarakat dalam melakukan

perbuatan dan menentukan sikap terhadap lingkungan yang lebih luas.21

Menurut Sjarkawi dalam Koesoema menyatakan bahwa nilai

merupakan kualitas suatu hal yang menjadikan ha! itu dapat disukai,

diinginkan, berguna, dan dihargai sehingga dapat menjadi semacam objek

bagi kepentingan tertentu. Nilai juga merupakan sesuatu yang memberi

makna dalam hidup, yang memberikan dalam hidup ini titik tolak, isi dan

tujuan.22

Konsep nilai terhadap diri seseorang dan masyarakat memberikan

prioritas terhadap keyakinan tertentu, pengalaman, dan tujuan, dalam

menyimpulkan bagaimana masa depan mereka, dan apa saja yang mereka

miliki. Dalarn pengertian ini, ditegaskan bahwa nilai rnemiliki arti manfaat

bagi seseorang yang telah menghayati, mengarnalkan, dan rnemeliharanya

dalarn kehidupan yang dialaminya, sehingga seseorang tersebut merniliki

standar acuan dalarn bagairnana rnenentukan sikapnya terhadap

problernatika yang ada dihadapannya, serta rnerniliki keyakinan terhadap

nilai yang dianutnya tersebut ada kebahagiaan yang cukup besar di

kehidupan kini dan rnasa depannya.

21 Seah dan Bishop, Joe. cit, p. 4 22 Doni Koesoema, Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zan1an Global,

(Jakarta: Grasindo, 2007), h. 199

Page 32: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

21

Nik Azis menambahkan dan menerangkan lebih lanjut mengenai

pengertian nilai ini bukan saja melibatkan aspek kepercayaan tetapi juga

aspek pemahaman, perasaan, dan tingkah laku manusia. Definisi bagi

istilah nilai adalah sejumlah ha! yang dianggap penting, berharga, berguna

atau mustahak. Secara lebih abstrak nilai seringkali merujuk pada prinsip,

standar, atau pegangan yang melibatkan ha! yang dianggap penting atau

berharga. 23

Oleh karena itu, terkait mengenai kandungan nilai dalam

pembelajaran sains membutuhkan suatu proses pembelajaran yang harus

melibatkan pengalaman-pengalaman dari keduah belah pihak, yaitu guru

sebagai pendidik perlu menempatkan diri sebagai fasilitator dengan

menyediakan suatu wadah bagi peserta didik dalam memberikan gagasan

atau ide yang dimilikinya terkait dengan proses pembelajaran yang

berhubungan dengan situasi kehidupan nyata pese1ia didik, sehingga

peserta didik dapat merealisasikan pembelajaran sains dengan memiliki

ilmu pengetahuan, sikap, dan nilai dalam memahami dan memecahkan

suatu pe1masalahan secara positif dan menghargai lingkungan alam secara

arif dan bijaksana serta memiliki rasa keyakinan dan kesadaran yang

tinggi mengenai kebesaran dan kekuasaan Allah swt.

Berdasarkan uraian para ahli di atas dapat diartikan dan

dikembangkan bahwa nilai dalam pembelajaran sains merupakan pedoman

yang dimiliki oleh seseorang atau masyarakat dalam menentukan tingkat

kebaikan, harga, dan keindahan ierhadap sesuatu yang penting bagi

kehidupannya berdasarkan aspek pengetahuan dan perasaan yang

dimilikinya dan terealisasi dalam tindakan yang memiliki manfaat. Nilai

dalam pembelajaran sains bertujuan untuk menata kehidupan menjadi

lebih baik, yaitu dengan mengembangkan pemahaman tentang gejala alam,

konsep dan prinsip sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Sehingga akan membangun dan meningkatkan

23 Nik Azis Nik Pa, Pengen1bangan Nilai dala1n Pendidikan Matematika: Caharan dan Keperluan, International Seminar on Development of Values in Mathematics and Science Education, 3-4 August 2007, Universiti of Malaya, hal. 4.

Page 33: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

22

kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan

melestarikan Iingkungan serta sumber daya alam serta keyakinan terhadap

kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan

keteraturan alam ciptaan-Nya

b. Tahapan Proses Pembentukkan Nilai

Nilai-nilai yang telah dimiliki, dipelihara dan diamalkan oleh

peserta didik/seseorang secara konsinten dan berkelanjutan terus-menerus

akan sangat bisa mempengaruhi Iingkungan yang berada di sekitamya. Hal

ini disebabkan bahwa nilai berfungsi sebagai pedoman yang

memungkinkan peserta didik menentukan setiap perilaku yang benar dan

menentukan setiap penyimpangan yang terjadi.

Pembentukkan dan penghayatan nilai-nilai dalam pribadi seseorang

tidak terjadi begitu saja, melainkan memerlukan proses yang tidak mudah

dan waktu yang singkat. Proses ini bisa terjadi setelah peserta didik

menghadapi suatu konflik atau peristiwa yang mengandung nilai dan

dengan pengetahuan yang dimilikinya terjadi pemahaman yang mungkin

saja membekas di dalam dirinya.

Menurut krathwohl dalam Lamijan, proses pembentukkan nilai

pada anak dapat dikelompokkan dalam 5 tahap, yakni:24

l. Tahapan reciving (menyimak). Pada tahap ini seseorang secara aktif

dan selektif dalam memilih fenomena. Pada tahap ini nilai belum

terbentuk melainkan baru menerima adanya nilai-nilai yang berada di

luar dirinya dan rnernilih rnana yang paling rnenarik bagi dirinya.

2. Tahapan responding (menanggapi). Pada tahap ini seseorang selain

sedia rnenerima stimulus secara aktif, j uga rnelakukan tanggapan

secara aktif rangsangan yang berada di luar dirinya dalarn bentuk

respon yang nyata.

3. Tahapan valuing (rnemberi nilai). Pada tahap ini seseorang sudah

mampu rnenangkap stimulus atas dasar nilai-nilai yang terkandung di

24 Lamijan, op. cit, h. 19

Page 34: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

23

dalamnya. Ia mulai mampu menyusun persepsi tentang obyek. Dalam

ha! ini terdiri dari tiga tahapan, yakni percaya terhadap nilai yang ia

terima; merasa terikat dengan nilai yang dipercayainya (dipilihnya);

dan memiliki keterikatan batin (commitment) untuk memperjuangkan

nilai-nilai yang diterima dan diyakininya itu.

4. Tahapan organization (mengorganisasikan nilai). Pada tahap ini,

seseorang mulai mengatur sistem nilai yang ia terima dari luar untuk

ditata dalam dirinya, sehingga sistem nilai itu menjadi bagian yang

tidak terpisahkan dalam dirinya. Pada tahap ini terdiri dari dua tahapan

untuk mengorganisasikan nilai, yaitu mengkonsepsikan nilai dalam

dirinya; dan mengorganisasikan nilai dalam dirinya seperti cara hidup

dan tata perilakunya sudah didasarkan atas nilai-nilai yang

diyakininya.

5. Tahapan karakterisasi nilai. Pada tahap ini, seseorang telah mampu

mengorganisir sistem nilai yang diyakininya dalam hidup secara

mapan, ajeg dan konsisten.

Senada dengan ha! tersebut, Bukhori dalam Lubis menyatakan

bahwa proses pembentukkan nilai belangsung secara bertahap. Ada lima

fase yang barns dilalui peserta didik, yakni:25

1. Knowing, yaitu mengetahui nilai-nilai

2. Comprehending, yaitu memahami nilai-nilai

3. Accepting, yaitu menerima nilai-nilai

4. Internalizing, yaitu menjadikan nilai sebagai sikap dan keyakinan

5. Implementing, yaitu mengamalkan nilai-nilai

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Nilai Dalam Sains

Model pembelajaran yang menggunakan kegiatan mated pelajaran

yang ketat dan monoton serta didominasi oleh guru (teacher's centered)

dirasakan tidak memberikan pola pembelajaran yang bermakna bagi siswa

25 Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai-Perke1nbangan Moral Keagan1aan Mahasiswa PTAIN. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. xi

Page 35: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

24

dalam proses pembelajaran. Siswa di dalam perkembangannya di zaman

global menuntut adanya pengalaman-pengalaman yang bersifat konkrit

dan dapat diterapkan olehnya sebagai interaksi pribadi dan masyarakat di

dalam lingkungannya.

Menurut Ratcliffe, lima dimensi pembelajaran yang dapat

dikembangkan dalam pembelajaran sains yang bermua.tan nilai sebagai

upaya untuk memfasilitasi siswa mengalami, memilih, mengahayati, dan

mengamalkan suatu niiai-nilai adalah sebagai berikut:26

1. Guru memiliki dan memahami pengetahuan yang memadai tentang

sains secara percaya diri di dalam pembelajaran.

2. Guru bukan hanya mentransfer dan memberikan ilmu pengetahuan,

akan tetapi sebagai fasilitator siswa dalam pembelajaran.

3. Guru memiliki sikap keterbukaan dan bermusyawarah terhadap siswa.

4. Guru memberikan pengetahuan seluas-luasnya kepada siswa dengan

mengembangkan kemampuan berpikirnya.

5. Siswa mengalami aktivitas pembelajarannya.

Prinsip pembelajaran sains yang terintegrasi nilai sebagaimana

dijelaskan oleh Ratcliffe memmjukkan bahwa pola pembelajaran yang

efektif adalah siswa mengalami pembelajaran secara aktif di dalam kelas

dan guru memfasilitasi siswa dan lingkungan kelas yang kondusif

sehingga siswa dapat menyatakan minat/ketertarikan, keterbukaan dan

perhatian serta dapat menentukan pilihan/sikap dalam proses

pembelajaran. Selain itu, guru juga harus mampu mendengarkan pendapat

siswa dalam menyampaikan sikap dengan rasa hormat dan dukungan.

d. Macam-macam Nilai dalam Pembelajaran Sains

Pembelajaran sains selama ini belum dipahami secara keseluruhan

memiliki kandungan nilai-nilai sains yang terkait dengan kehidupan. Hal

ini disebabkan pola-pola pembelajaran sains yang diterapkan masih

menggunakan taraf pembelajaran fakta dan konsep S(\ja, sehingga nilai-

26 Mary Ratcliffe, op. cit, p. 7

Page 36: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

25

nilai dasar yang terkandung di dalamnya tidak memiliki kebermaknaan

yang mendalam untuk dipahami oleh peserta didik dan aplikasi nilai-nilai

ini menjadi nihil diterapkan oleh peserta didik sebagai warga negara yang

memiliki kecerdasaan dan keberagamaan.

Menurut Bukhari menyatakan bahwa setiap pelajaran tidak hanya

mengandung substansi pelajaran yang bersifat kognitif, namun dibalik hal­

hal yang bersifat kognitif terdapat sejumlah nilai dasar yang harus

diketahui oleh siswa.27 Sebagai contoh, yaitu dalam pembelajaran kimia

mengajarkan kecermatan, ketelitian, dan kejujuran dalam perhitungan dan

pengamatan.

Menurut Herlanti menjelaskan bahwa nilai-nilai yang harus

diintegrasikan dalam pembelajaran sains adalah sebagai berikut: 28

1. Nilai ilmiah/intelektual, yaitu berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

menyelidiki (inkuiri).

2. Nilai sosial, yaitu memecahkan masalah, kemanusiaan (humanis),

kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja sama, dan

kemampuan berkompetisi.

3. Nilai religius, yaitu keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaaan­

Nya. Kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara dan menjaga

dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai

salah satu ciptaan Tuhan.

Einstein sebagaimana dikutip Yudianto menyatakan bahwa

kandungan nilai-nilai instrinsik di dalam sains adalah nilai praktis, nilai

27 Mawardi Lubis, op. cit, h. xxi 28 Yanti Herlanti, Developntent of Value Education Though Stories Based on Sciemce:

Hou' To Integrate Value a11d Science Jn Basic Sshool?, The International Seminar on Mathematics and Science Education. Faculty of Tarbiya and Thcacher's Training UIN Jakarta, Oktober 28-29, 2008. p. 128

Page 37: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

26

intelektual, nilai sosial-politik-ekonomi, nilai sains dalam pendidikan, dan

nilai keagamaan, dengan penjelasan sebagai berikut: 29

I. Nilai Praktis

Nilai praktis berhubungan dengan aspek-aspek manfaat sains

bagi kehidupan manusia. Sains telah membuka jalan ke arah penemuan­

penemuan yang manfaatnya langsung dapat digunakan manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Aplikasi sains dalam bidang ini adalah

teknologi.

2. Nilai Intelektual

Nilai intelektual mengajarkan kecerdasan seseorang agar

menggunakan akalnya untuk memahami sesuatu. Pemahaman akan hal ini,

menyebabkan seseorang untuk mengembangkan sikap ilmiah dalam

menemukan, menjawab, dan memahami sesuatu sehingga tidak

menimbulkan kerancuan makna terhadap sesuatu obyek yang sedang

dipermasalahkan yang mengakibatkan kerugian atau kemudharatan umat.

3. Nilai Sosial-politik-ekonomi

Kita harus menyadari bahwa IP A dan teknologinya hanyalah

suatu alat yang sangat tergantung dari manusia yang mengembangkan dan

menggunakannya. Terkait hal tersebut sains mengandung nilai sosial­

politik dan ekonomi yang dapat dimanfaatkan menuju cita-cita

kemanusiaan yang luhur untuk kemaslahatan umat manusia atau keadaan

sebaliknya yang menimbulkan tindakan immoral yang memberikan efek

yang buruk atau merngikan dan membawa bencana serta kesengsaraan

bagi umat manusia dengan adanya ekploitasi IPA yang

salah/mcnyimpang.

Oleh karena itu, perlu sekali ditanamkan suatu nilai sosial­

politik-ekonomi yang sehat dan dapat memberikan kontribusi atau

manfaat bagi umat manusia.

29 Suroso Adi Yudianto, Pembe/qjaran Sains Biologi Bernuansa Pendidikan Bio/ogi untuk Pemberadaban Manusia, Dalam Seminar IPA "Nilai dalam Pembelajaran IPA (Value in Science Education) VIN Jakarta I9 Juni 2008

Page 38: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

27

4. Nilai Pendidikan

Nilai pendidikan mencakup banyak ha!, antara lain sikap

mencintai kebenaran, sikap tidak buruk sangka, sikap murah hati dan tidak

sombong, sikap toleran atau menghargai pendapat orang lain, sikap tidak

mudah putus asa, sikap teliti dan hati-hati, sikap untuk mengembangkan

rasa ingin tahu.

5. Nilai Keagamaan

Nilai religius berorientasi kepada nilai keimanan sebagai dasar

segala pemikiran dan tindakan yang berhubungan kepada kesadaran akan

kekuasaan Tuhan YME dengan segala sifat asmaul husna lainnya.

Menurut pandangan Einstein bahwa nilai religius sains adalah nilai yang

dapat membangkitkan kesadaran akan keberadaan Tuhan di alam sebagai

Sang Maha Pencipta dan sifat-sifat Tuhan lainnya.

Macam-macam nilai yang dikembangkan Bishop terhadap

kandungan nilai di dalam pembelajaran sains adalah30

1. Rationalism, yaitu berkaitan dengan suatu penjelasan hipotesis, teori

dan logika yang dapat diterima dengan aka! pikiran atau pemikiran

terhadap sesuatu secara deduk1:if-logis.

2. Objectism, yaitu berdasarkan data empirik, berpikir analogis terhadap

data yang tepat dan dapat diukur, memiliki hubungan dengan

keakuratan atau ketepatan serta mengidentifikasi permasalahan secara

spesifik.

3. Control, yaitu berkaitan dengan kemampuan untuk menguasai,

merencanakan dan memprediksi berbagai macam permasalahan. Nilai

control ini menunjukkan bahwa pembelajaran sains dapat diaplikasikan

serta dapat dimanfaatkan sebagai solusi penyelesaian masalah-masalah

sosial.3t

30 Alan J. Bishop, Values in Mathematics and Science Educalion: Sirniliraties and Differences. The Montana Mathematics Enthusiast, ISSN 1551-3440, vol. 5, no. I, p. 51

31 Seah dan Bishop, op. cit, p. 7

Page 39: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

28

FEll!l"llST At<AAN UT AMA U!N SY•·· iAKARTA

······ ·-·----

4. Progress, yaitu berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan

pengetahuan secara terus-menerus dan pemahaman secara mendalam

terhadap ilmu pengetahuan.

5. Openness, yaitu berkaitan dengan kemampuan mengartikulasikan

permasalahan dengan sikap keterbukaan secara bersama-sama dalam

membangun rasa kemanusiaan. Nilai oppeness ini menunjukkan

kemampuan untuk berdiskusi dan menganalisa teori, ide, basil dan • 32 argumentas1.

6. A1ystery, yaitu berkaitan dengan rasa ingin tahu, rasa terpesona, dan

dugaan terhadap sesuatu berdasarkan intuisi (gerak hati).

e. Integrasi Nilai-nilai Sains yang Terkandung dalam Konsep Reaksi

Reduksi-Oksidasi

Kimia merupakan bidang studi yang memberikan banyak

kesempatan untuk mengklarifikasi atau mengungkapkan nilai-nilai, sebab

kimia menyentnh banyak segi kehidupan mannsia. Oleh karena itu, proses

pembelajaran kimia dalam upaya mengungkapkan nilai-nilai tergantung

pada pengetahuan tentang fakta-fakta dan konsep-konsep yang dikuasai

siswa, yang kemudian saling terhubung sehingga didapatkan nilai-nilai

yang terkandung di dalam pembelajaran kimia.

Dalam Seminar Intemasional bertajuk "Integrating Value and

Local Wisdom: New Perpective Teaching and Learning in Mathematics

and Science Education" di UIN Jakarta 28-29 Oktober 2008, Usman

Menjelaskan bahwa integrasi nilai melibatkan pengembangan sistem nilai

dari siswa sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan siswa. Proses

pembelajaran tidak hanya memberikan pembelajaran pada kemampuan

konsep dan keterampilan saja akan tetapi harus pula disertai dengan nilai.33

32 ibid, 33 Shambaeh Usman, op. cit. p. 2

Page 40: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

29

Sependapat dengan ha! tersebut, Harmin, dkk (1976) dalam Drost

menekankan pentingnya tiga tahapan seseorang memahami nilai, yaitu

taraf fakta, taraf konsep, dan taraf nilai. 34

Dalam taraf fakta, proses pembelajarannya disampaikan informasi,

data, peristiwa, dan fakta-fakta yang terjadi di lingkungan sekitamya.

Metode yang digunakan adalah hafalan, pengulangan materi-materi yang

sudah diajarkan guru secara lisan dan tertulis.

Selanjutnya dalam taraf konsep. Pendidik mengajak peserta didik

untuk mencari, mengungkapkan, dan memahami konsep-konsep tertentu

dari fakta yang diketahui dengan melakukan generalisasi data, membuat

analisa data, dan membuat tafsiran yang mungkin terkandung di balik data

fakta yang dimiliki. Pada taraf ini ditekankan keterampilan intelektual atau

berpikir dan keterampilan memecahkan masalah.

Lalu, dilanjutkan dengan taraf nilai dimana pendidik membimbing

peserta didik untuk menemukan makna nilai yang bermanfaat dan

terkandung di dalam fakta dan konsep-konsep yang sudah dihubungkan.

Peserta didik akan dibimbing untuk melihat hubungan antara bahan yang

dipelajari dengan minat, perasaan, sikap, pendapat, dan tingkah lakunya

sendiri. Di sinilah tahapan pembelajaran yang harus dilakukan agar

pembelajaran menjadi lebih bermakna dan membentuk pribadi

pembelajaran yang bukan hanya cerdas dan terampil, tetapi juga

memahami dan memiliki sikap atau afeksi, karena dapat dipahami bahwa

pendidikan dalam pembelajaran tidak hanya menyentuk ranah kognitif dan

psikomotorik, melainkan juga ranah afektif.

Nilai-nilai sains yang terkandung dalam pembelajaran kimia

penting untuk diungkap atau diklarifikasi dan dinternalisasikan kepada

kepribadian peserta didik dalam mempelajari dan memahami

pembelajaran kimia dengan pembelajaran yang diintegrasikan pada nilai.

34 J. Oros~ Transforn1asi Pendidikan A1en1asuki Mi/eniutn Ketiga. (Yogyakarta: Kanisius, 2000), h. 87

Page 41: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

30

sehingga menimbulkan pengetahuan yang dimiliki siswa memberikan efek

korelasi yang positifterhadap sikap dan perilaku seseorang.

Oleh karena itu, untuk membangun nilai penting kehidupan yang

dapat dipelajari dalam pembelajaran kimia, memberikan konsekuensi

kepada para pendidik untuk dapat mengembangkan pembelajaran kimia

sebagai salah satu media dalam membentuk pribadi siswa. Dalam ha! ini,

siswa diajak menelaah serta mempelajari nilai-nilai sains yang berguna

dalam kehidupan bermasyarakat.

Berikut ini, berdasarkan nilai-nilai sains yang dikembangkan oleh

Yanti Herlanti35 dan Yudianto36, maka dalam penelitian ini dibatasi

dengan integrasi nilai-nilai sains dalam pembelajaran kimia konsep

redoks, yaitu nilai intelektual, nilai sosial, nilai religius, dan nilai praktis.

Pengembangan integrasi kebermaknaan nilai-nilai sains yang

terb,.,<lung dalam pembelajaran kimia konsep reaksi reduksi-oksidasi

berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan

elektron, perubahan bilangan oksidasi, dan tata nama senyawa di dalam

penelitian ini meliputi indikator-indikator sebagai berikut:

a. Nilai Religius

Sains sebagai sebuah produk mengandung nilai-nilai religius.

Pengembangan sains harus dilandasi dengan religi (nilai agama) yang kuat

sehingga produk-produk sains yang tercipta memberikan manfaat bukan

kepada kemudharatan yang merugikan. Nilai-nilai religi yang terkandung

dalam pembelajaran kimia konsep reaksi reduksi-oksidasi juga akan

menambah keyakinan dan rasa syukur terhadap kebesaran Tuhan Yang

Maha Esa berdasarkan keteraturan dan keindahan makhluk ciptaan-Nya

dengan kesadaran untuk berperan serta dalam menjaga dan melestarikan

lingkungan alam. Dalam Standar lsi dan tujuan pendidikan nasional

dijelaskan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran IPA/ sains adalah

35 Yanti 1-lerlanti, foe.cit 36 Suroso Adi Yudianto, foe.cit

Page 42: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

31

meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan lingkungan

serta meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

Hal ini menegaskan bahwa dalam pembelajaran sains haruslah dilandasi

dan dintegrasikan dengan nilai-nilai agama.

Nilai religius yang terkandung dalam konsep Reaksi Reduksi­

Oksidasi (Redo ks) adalah

(I) Kesadaran untuk bersyukur atas nikmat Allah swt

Berdasarkan konsep reaksi redoks berdasarkan pelepasan dan

pengikatan dengan oksigen memberikan suatu kandungan nilai yang

dapat dipahami melalui pembelajaran, di antaranya, yaitu penggunaan

dan peranan vital 0 2 dalam sistem respirasi/pernapasan makhluk hidup

mengingatkan pentingnya oksigen scbagai sumber pernafasan makhluk

hidup, khususnya manusia, menuntut kita sudah selayaknya bersyukur

dan n:~2yandarkan diri kepada sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim Allah

swt atas segala nikmat dan karunia yang diberikan. Sehingga dengan

rasa syukur tersebut akan membawa siswa untuk secara sadar menjaga

lingkungan sekitar agar kandungan oksigen tidak tercemar, seperti

tidak membuang sampah sembarangan dan sebagainya.

(2) Menyadari keteraturan dan keseimbangan ciptaan Allah swt

Nilai religius mengenai penjelasan keteraturan dan

keseimbangan ciptaan Allah swt adalah konsep redoks berdasarkan

adanya zat yang melepaskan elektron sebagai reaksi oksidasi dan

adanya zat yang menerima elektron sebagai reaksi reduksi

menunjukkan bahwa Allah swt menciptakan makhluk hidup untuk

saling berpasangan, sesama jenisnya untuk kita dapat memikirkan hal

tersebut sebagai sebuah anugerah.

(3) Menyadari keagungan Allah dan kelemahan makhluk

Nilai religius yang terkandung dalam konsep Reaksi Reduksi­

Oksidasi (Redoks) berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan

oksidasi ini adalah mengenai keagungan Allah dan kelemahan

makhluk-Nya, yaitu pemahaman dalam kehidupan kita sebagai

Page 43: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

32

makhluk Allah, mengingatkan kita pada fluktuatifnya keimanan

seseorang. Keimanan seseorang kepada Allah swt terkadang

bertambah (naik) dan berkurang (turun). Oleh karena itu, Allah

senantiasa mengingatkan kita untuk selalu meminta ampun atas segala

dosa yang diperbuatan, karena sabda Nabi mengatakan bahwa

"sesungguhnya anak cucu Adam (manusia) adalah bersalah dan

berdosa dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah orang meminta

ampun".

Selain itu, nilai religius ini ditunjukkan dengan adanya ketidak

berdaya makhluk dengan membutuhkan oksigen sebagai sumber

respirasi dan juga kebutuhan untuk bersosialisasi dan berinteraksi

dengan orang lain. Oleh karena itu hendaknya senantiasa kita

menyandarkan diri kepada Allah swt, sebagaimana termaktub dalam

Al-Quran y?ng menyatakan bahwa " katakanlah bahwa Allah itu

satu/esa, dan Allah adalah tempat bersandar dan meminta pertolongan"

(QS: Al Ikhlas l-2).

b. Nilai Intelektual

Nilai intelektual dipahami sebagai kemampuan pemahaman siswa

terhadap pembelajaran kimia untuk mengaplikasikan dalam kehidupannya

dan memahami sesuatu. Nilai intelektual merupakan manifestasi dari

hakikat sains sebagai hasil kreatifitas manusia Nilai ini dapat dilihat dari

pola sikap ilmiah, seperti berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu yang

tinggi dan kemampuan untuk menyelidiki (inkuiri) yang ditunjukkan

terhadap sesuatu obyek yang menjadi masalah.

Nilai intelektual yang terkandung dalam konsep Reaksi Reduksi­

Oksidasi (Redoks) adalah

(l) Memahami akan adanya perkembangan konsep redoks

Konsep reduksi-oksidasi mengalami perkembangan sejalan

dengan adanya penemuan-penemuan yang dilakukan oleh para

ilmuwan. Konsep reduksi-oksidasi pertama kali dipahami sebagai

Page 44: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

33

konsep penggabungan dan pelepasan okigen, yang kemudian

berkembang konsep redoks berdasarkan serah terima elektron, dan

dewasa ini konsep redoks dipahami berdasarkan perubahan bilangan

oksidasi suatu unsur dalam senyawa.

(2) Mengidentifikasi akan adanya reaksi penggabungan dan pelepasan

oksigen

Konsep redoks yang dihubungkan dengan oksigen memberikan

definisi bahwa reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen, dan

reaksi oksidasi adalah reaksi penggabungan oksigen.

(3) Mengidentifikasi terjadinya reaksi serah terima elektron

Konsep redoks mengalami perkembangan dengan suatu

penemuan bahwa tidak selalu suatu reaksi itu selalu berkaitan dengan

oksigen, sehingga konsep redoks berkembang menjadi konsep yang

dihubungkan bercbsar adanya serah terima elektron dan memberikan

definisi baru, yaitu reaksi reduksi adalah reaksi penerimaan elektron,

sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron.

(4) Mengidentifikasi penerapan aturan biloks

Konsep redoks mengalami puncak perkembangannya yang

menyatakan bahwa reaksi reduksi adalah reaksi dimana suatu unsur

dalam senyawa mengalami penurunan bilangan oksidasi, sedangkan

reaksi oksidasi adalah reaksi dimana suatu unsur dalam senyawa

mengalami kenaikan bilangan oksidasi.

c. Nilai Sosial

Pengembangan nilai sosial dalam pembelajaran sains diadopsi dari

sains sebagai sebuah proses, karena sains sebagai sebuah proses

mengajarkan kepada kita untuk menghormati dan menghargai hasil

temuan sebelumya baik yang relevan dengan perkembangan sekarang ini

maupun yang tidak relevan. Selain itu, dalam perkembangan sains sebagai

sebuah proses harus ditanamkan rasa kemanusiaan, kemampuan

Page 45: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

34

berkomunikasi, kemampuan bekerja sama dan kemampuan berkompetisi

sehat dalam mengembangkan sains dengan prinsip jujur, cermat dan teliti.

Nilai Sosial yang terkandung dalam konsep Reaksi Reduksi­

Oksidasi (Redoks) adalah

( 1) Kesadaran untuk bekerja sama

Y aitu kesediaan dan kerelaan hati untuk menyumbangkan ide

atau gagasan serta rasa penerimaan yang baik terhadap kerja sama

yang dilakukan. Misalnya, reaksi Pembentukkan NaCl atau senyawa

lainnya dalam serah ter!ma elektron menunjukkan satu kesatuan

senyawa yang bermanfaat dan kuat, ha! ini menunjukkan bahwa untnk

menjadi bangsa yang kuat sesama WN kita harus saling membangun

bersama dengan bersama-sama memelihara lingkungan yang sehat,

bersih dan kaya kandungan 02 melalui pelestarian tumbuhan dan

hutan, seperti tidak me.l 0 trnkan pembalakan liar hutan secara ilegal dan

membabi buta serta pembakaran hutan untuk membuka lahan tanam

baru, menegur dan mengajak teman untuk membuang sampah pada

tempatnya merupakan tanggung jawab kita sesama makhluk hidup

yang bemegara, sehingga dapat mengurangi dan menghilangkan

bcncana banjir yang kerapkali terjadi.

(2) Kesadaran untuk berkomunikasi

yaitu kemampuan untuk mengartikulasi dan mengaplikasikan

pesan yang terkandung dalam konsep redoks. Misalnya, seandainya

ada teman yang perokok berat, merasa peduli untuk menasehatinya

untuk tidak mengkonsumsi rokok. Mengingatkan untuk tidak

membuang sampah sembarang dengan cara yang baik dan benar,

seperti memberikan contoh teladan.

(3) Kesadaran untuk memiliki sikap kemanusiaan (humanisme)

yaitn melakukan tindakan secara bertanggung jawab dengan

memperhatikan kepentingan orang banyak. Misalnya, pemahaman

konsep redoks serah terima elektron terhadap pembusukan sampah

dapat memberikan kita kemauan untuk tidak membuang sampah

Page 46: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

35

sembarang yang dapat mengakibatkan bau yang tidak sedap dan

bencana banjir, kemauan dan keikhlasan memberikan bantuan kepada

orang lain yang membutuhkan dan menjalin silahturahmi yang kokoh

sebagai bagian pemahaman konsep redoks serah terima elektron dalam

pembentukan senyawa yang saling melengkapi dan menghilangkan

sifat racun sebelum bersenyawa. Contohnya, unsur Na bersifat

eksplosif atau mudah meledak apabila bereaksi dengan air dan

merupakan suatu logam, unsur Cl bersifat gas yang mengandung

racun. Kemudian bersenyawa membent.ik NaCl yang dapat

dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga sebagai garam dapur.

d. Nilai Praktis

Yaitu kemampuan kita untuk menterjemahkan konsep redoks yang

dapat dimanfaatkan untuk kehjdupan sehari-hari. Misalnya, reaksi

pembakaran oksigen dapat dimanfaatkan untuk memasak, penggunaan cat

dan sejenisnya untuk menghindari dan mengurai perkaratan besi/logam,

olahraga sebagai salah satu upaya seseorang untuk menjaga kesehatannya,

karena dapat memperlancar pensuplai 0 2 ke da!am tubuh menjadi efektif

dan efisien, pemahaman bahwa tumbuhan berfotosintesis pada siang hari

yang menghasilkan 0 2, sehingga akan terasa sejuk, apabila kita berteduh

di bawah pohon yang rindang. Oleh karena itu menuntut kemampuan

intelektual kita untuk terus mengcmbangkan ilmu pengetahuan yang dapat

memelihara dan melestarikan, yaitu dengan pemberian pupuk, kultur

jaringan, reboisasi, mencangkok, okulasi dan sebagainya.

Nilai praktis dalam memahami konsep redoks adalah secara sadar

menggunakan energi bumi dengan mengurangi penggunaan AC yang

dapat meningkatkan panas bumi dan rusaknya lapisan ozon, sehingga

mengurangi kandungan oksigen dalam udara, pembakaran gas 0 2 pada

kendaraan bermotor akan menghasilkan gas CO atau C02 yang beracun

bagi pemapasan manusia, karena mengikat haemoglobin di dalam darah.

Oleh karena itu kita harus sadar dengan melakukan perawatan secara

Page 47: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

36

intensif dan mencari upaya penemuan bahan bakar altematif yang lebih

aman, seperti biodiesel.

Pengembangan konsep yang bermanfaat dalam kehidupan sehari­

hari, yaitu pemanfaatan konsep redoks serah terima elektron dalam

pembuatan tape dari bahan singkong dengan ditambahkan ragi yang

merupakan proses fermentasi terjadi serah terima elektron, pembusukkan

sampah organik dan kotoran temak merupakan proses serah terima

elektron yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk kandang dalam pertanian

dan sumber bahan bakar gas metan (C~) yang bisa menjadi sumber

pendapatan negara (devisa), pengolahan sampah hams dilakukan dengan

arif, baik dan benar agar tidak membahayakan dan merugikan lingkungan

sekitar.

3. Hasil Belajar Siswa

a. Konsep Belajar

Setiap saat dalam kehidupan terjadi proses belajar mengajar,

karena belajar merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap orang,

mulai dari buaian sampai liang \ahat (long live education) tidak terkecuali

pria dan wanita.

Proses belajar-mengajar yang berlangsung di dalam ruang-ruang

kelas setidaknya meletakkan orientasinya pada siswa untuk belajar atau

mengalami sehingga dapat membangun keaktifan siswa untuk memahami

pembelajaran secara lebih bermakna atau bukan hanya dalam taraf

pengetahuan saja melainkan dapat membentuk sikap siswa terhadap

pembelajarannya. Dengan demikian, diperlukan peran guru sebagai

fasilitator untuk mendorong siswa memiliki kemauan untuk

mengembangkan kemampuan atau potensi yang berada dalam dirinya untuk

diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tingkah lakunya

terhadap suatu obyek/permasalahan.

Menurut Gagne yang dikutip oleh Ibrahim menyebutkan bahwa

belajar merupakan suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas

Page 48: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

37

manusia. Perubahan dan penunjukkan kinerja berarti belajar itu menentukan

semua keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang diperoleh individu.

Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan,

seperti pengetahuan, sikap keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai.

Berbagai macam tingkah laku yang berlainan ini, kemudian disebut

kapabilitas sebagai hasil belajar.37 Tingkah laku atau kinerja yang

ditunjukkan oleh peserta didik ini, akan tampak dalam proses belajar­

mengajar dan setelah proses belajar-mengajar telah mereka alami.

Menurut Thursan Hakim dalam bukunya "Belajar Secara Efektif',

mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian

manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan

kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir dan

l ·1·k 38 am- am emampuannya.

Sedangkan, menurut Departemen Pendidikan Nasional makna

belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap

informasi dan atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat

dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain dan disaring dengan

persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa itu sendiri.39 Hal

ini menyatakan bahwa belajar merupakan suatu wadah yang membawa

seseorang mengalami perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku

berdasarkan pemahaman seseorang melalui informasi dan pengalaman

me1eka sendiri atau bersama-sama dengan orang lain.

Sependapat dengan ha! tersebut, belajar dalam kaitannya dengan

proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah merupakan proses aktif

siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang

37 Nurdin Ibrahim, Hasil Be/ajar Fisika Siswa SLTP Terbuka Tanjungsari Sunzedang Jawa Baral. Jumal Pcndidikan dan Kebudayaan, No. 031, Tahun kc-7, September 2001, h. 487

38 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Be/ajar Mengajar - Strategi Mew1ljudkan Pembelajaran Bermakna Me/alui Penanan1an Konsep Umum dan Konsep Islarni. (Bandun~ : PT Refika Aditama, 2007), h. 6

9 Depdiknas, Pe/ayanan Profesional Kurikulum 2004-Kegiatan Be/ajar Mengajar Yang Efektif, (Jakarta: Puskur, Balitbang Dcpdiknas, 2003), h. 8

Page 49: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

38

dikembangkan dalam kegiatan belajar-mengajar, baik individual maupun

kelompok, baik mandiri maupun dibimbing.40

Oleh karena itu, kegiatan belajar mengajar perlu menempatkan

siswa sebagai subyek belajar dan membekali siswa dengan keterampilan

belajar yang meliputi pengembangan rasa percaya diri, keingintahuan,

kemampuan memahami orang lain, kemampuan berkomunikasi dan bekerja

sama.

Dari uraian berbagai ahli dapat disimpulkan bahwa belajar ada!ah

aktivitas aktif dalam membangun pemahaman terhadap infonnasi dan

pengalaman yang dilakukan secara sadar dan tertuj u untuk mendapatkan

sejumlah kesan yang lebih baik dari keadaaan sebelumya. Hasil dari

aktivitas belajar adalah terjadi perubahan dalam diri invidu menjadi lebih

baik. Hal ini ditampakkan melalui peningkatan kecakapan, pengetahuan,

sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, d0 ya pikir dan lain-lain

kemampuannya.

b. Faktor-faktor yang Mempengarubi Belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam

mencapai basil belajar. Syah secara umum menggolongkan faktor-faktor

h. b 1 . . 41 yang mempengaru 1 e l\)ar, ya1tu:

I. Faktor internal, meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis, yaitu:

a. Aspck Fisiologis, yakni aspek yang berhubungan dengan fisik

seseorang, seperti kondisi umum jasmanai dan tegangan otot yang

menandai tingkat kebugaran organ tubuh dan sendinya dapat

mempengaruhi semangat dan instensitas peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran.

b. Aspek Psikologis, yakni aspek yang berhubungan dengan struktur

kejiwaan peserta didik. Aspek ini terdidi dari 5 faktor, yaitu

40 Mulyati Arifin, dkk, Common Textbook: Strategi Be/ajar Mengajar Kirnia - Prinsip dan Aplikasinya Memiju PembelajaranYang Efektif, (Bandung: JICA- Jurusan Pendidikan Kimia Fak. MlPA, UPI, 2000), h. 8

41 Muhibbin Syah, Psikologi be/ajar, (Jakarta: Logos Wacana llmu, 2001), cet.3, h. 130

Page 50: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

39

I. Inteligensi, yaitu kemampuan psiko-fisik untuk memberikan reaksi

terhadap rangsangan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan

melalui cara yang tepat.

2. Sikap, yaitu gejala internal yang berdimensi afektif, berupa

kecenderungan untuk merespon dengan cara yang relatif tetap

terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif

maupun negatif.

3. Baka!, yaitu kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

4. Minat, berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu.

5. Motivasi, yaitu keadaan internal organisme baik manusia maupun

hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu.

2. Faktor ekstemal, terdiri atas du" macam, yaitu:

a. Lingkungan sosial, seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

dan lingkungan masyarakat.

b. Lingkungan non sosial, yaitu gedung sekolah dan letaknya. Letak

rumah tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan

waktu belajar yang digunakan siswa yang dapat mempengaruhi

tingkat keberhasilan siswa.

3. Faktor pendekatan belajar, yaitu jenis upaya belajar siswa meliputi

strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi basil belajar siswa yang disoroti

dalam penelitian ini adalah faktor pendekatan belajar, yaitu dengan

mengembangkan model cooperative learning teknik numbered heads

together sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara

keseluruhan, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pengembangkan model pembelajaran ini menggunakan pembelajaran

kelompok aktif yang mendorong setiap anggota kelompok untuk

memahami pembelajaran dengan baik. Selain itu, model pembelajaran ini

memberikan penghargaan terhadap setiap anggota kelompok, dikarenakan

Page 51: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

40

setiap anggota kelompok memiliki kontribusi yang sama dalam

memajukan kelompoknya. Sehingga dapat membantu dan menjangkau

seluruh siswa dalam meningkatkan pemahamannya terhadap

pembelajaran, minat dan motivasi yang baik dalam mengikuti

pembelajaran, serta meningkatakan kemampuan siswa dalam berinteraksi

sosial dengan teman sebayanya.

c. Konsep Hasil Belajar

Hasil Belajar merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan

potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. 42 Penguasaan hasil be la jar

oleh seseorang dapat dilihat melalui perilakunya, baik perilaku dalam

bentuk penggunaan pengetahuan, keterampilan berpikir, memberikan atau

menyatakan sikap maupun keterampilan motorik.

Perolehan hasil belajar ini dkl~patkan berdasarkan proses belajar

yang telah dialami oleh seseorang dengan melakukan organisasi dalam

struktur kognitifoya sehingga seseorang dapat memahami dan mencapai

pemahaman pengetahuan konsep pembelajaran. Hal ini sesuai dan

ditegaskan oleh Sudjana, yang menyatakan bahwa kemampuan-kemampuan

yang diperoleh siswa, setelah ia mengalami pengalaman belajar adalah hasil

be la jar.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang

optimal cenderung mewujudkan hasil yang berciri sebagai berikut:

I. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

instrinsik pada diri siswa.

2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya.

4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif)

42 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 102

Page 52: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

41

5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan

dirinya, terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai

dan mengendalikan proses dan usaha belajamya.43

Dengan demikian, hasil belajar merupakan kualitas kemampuan

yang dihasilkan melalui proses akktivitas aktif dalam membangun

pemahaman informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik.

d. Pengukuran Hasil Belajar

Efektivitas pengalaman proses belajar mengajar yang dilakukan

oleh siswa dalam mencapai hasil belajar diharapkan adalah memiliki

lcemampuan lulusan yang utuh dan mencalcup lcemampuan lcognitif,

psilcomotorilc, dan afektif atau perilalcu. Kemampuan kognitif adalah

lcemampuan berpilcir secara hierarlcis y~·15 terdiri dari pengetahuan,

pemahaman, aplilcasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kemampuan

psilcomotor berlcaitan dengan lcemampuan geralc dan banyalc terdapat dalam

kegiatan praktek. Kemampuan afektif berkaitan dengan perilaku sosial,

sikap, minat, disiplin dan s'<ienisnya. Oleh karena itu, untuk mengetahui

ketercapaian hasil belajar ini diperlukan indikator hasit belajar yang dapat

mengungkapkan kualiias pemahaman yang dimiliki oleh siswa, yakni

ketercapaian aspek kognitif, afektif dan psikomotorik adalah berupa

penilaian.

Penilaian dalam pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan

pembelajaran. Penilaian ini berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar

siswa, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik,

melakukan perbaikan, memotivasi guru dan siswa agar melaksanakan

pembelajaran dengan lebih baik dan bermakna. Penilaian untuk mengukur

hasil belajar ini adalah dapat menggunakan suatu alat ulcur yang berbentuk

tes atau non tes. Tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus

" Nana Sudjana, Penilaian Hasi/ Proses Be/ajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 200 I), h. 56-57

Page 53: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

42

dijawab oleh siswa dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan seJ(a

kemampuan penalarannya. Sedangkan, alat ukur yang berbentuk non tes

mencakup angket, skala sikap dan sebagainya.44

Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi (kognitit)

bertujt1an untuk rnengukur penguasaan dan pemiliha. konsep dasar keilmuan

berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama.

Penilaian l.lntuk mengukur hasil belajar dalam ranab kognitif ini adalab

berbentuk tes, yang dapat mengukur kemampuan hierarkis berupa

pengetahuan, .pemahaman, .aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Penilaian terhadap basil belajar afektif. Hasil belajar afektif adalah

berkaitan dengan aspek sikap, minat, disiplin .dan nilai. Oleh karena itu,

pengukuran basil belajar afektif ini lebih tepat dan sesuai bila menggunakan

pengukuran basil belajar berupa non tes, misalnya angket, skala sikap,

kuisioner dan observasi.

Penilaan terhadap basil belajar psikomotorik. Hasil belajar

psikomotorik adalah berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan

seseorang dalam bertindak. Simpson dalam .Sofyan menyatakan bahwa

basil belajar psikomotorik ini akan tampak dalam bentuk keterampilan dan

kemampuan bertindak invidu.45 Untukmengukur basil belajar psikomotorik

ini dapat menggunakan instrumen tes kine~ja atau non tes dengan pedoman

observasi.

4. Hubungan Model Cooperative Learning Teknik Numbered Heads

Together dengan Hasil Belajar

Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik akan mengalami dan

mengkonstruksi pemabaman belajar mereka dalam bentuk kerja sama

dalam kelompok kecil untuk memutuskan kesimpulan penyelesaian

masalab yang diajukan. Pembelajaran kooperatif dalam bentuk kelompok

pembelajaran yang beterogen dapat membantu anggota kelompok yang

44 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 53

45 ibid., h. 23

!

Page 54: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

43

lain untuk memahami pembelajaran secara lebih efektif dan bermakna,

karena masing-masing anggota kelompok memiliki kontribusi yang sama

dalam membangun kesuksesan kelompok. Dalam ha! demikian, anggota

kelompok yang lebih memahami pembelajaran akan mentransfer

pemahaman mereka kepada anggota lain yang belum memahami

pembelajaran dengan baik. Selain itu dalam pemutusan basil kesimpulan

juga didapatkan adanya rasa penghargaan kelompok atas pendapat yang

diajukan dalam diskusi pembelajaran kooperatif sehingga melalui model

cooperative learning dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

akademik atau kemampuan belajar dan pengembangan keterampilan sosial

pese11a didik.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah teknik Numbered

Head~ Together (NHT) yang mempakan teknik pembelajaran terstruktur

dengan anggota kelompok mendapat nomor sebagai b"gian tugas mereka

yang kemudian mereka bekerja dan berpikir bersama dalam memutuskan

penyelesaian terhadap permasalahan yang ada. Dalam pembelajaran

kooperatif teknik NHT ini dapat mengembangkan pengolahan informasi,

komunikasi, pengembangan kemampuan berpikir, menjawab pertanyaan,

dan membangun kesimpulan pembelajaran yang tepat dalam kelompok.

Pembelajaran Kooperatif Teknik NHT ini dapat menunjukkan

aktivitas total masing-masing anggota kelompok, dikarenakan setiap

anggota kelompok mendapatkan tanggung jawab permasalahan, sehingga

<lapat meningkatkan kesadaran anggota kelompok untuk ikut berpartisipasi

dalam kelompoknya.

. Menurut Shacar dan Sharan menyatakan bahwa dalam

pembelajaran kooperatif, peserta didik menemukan bagaimana cara untuk

bekerja sama dan mengalami kesuksesan bersama-sama. Kesuksesan

tersebut adalah meningkatnya motivasi belajar peserta didik dan

Page 55: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

44

kepercayaan serta penghargaan diri yang tinggi baik dalam bidang

pendidikan maupun kehidupan mereka di luar sekolah.46

Menurut Johnson, Johnson dan Smith (2000) dalam Messier

menunjukkan bahwa suatu pembelajaran yang menggunakan model

cooperative learning dapat memberikan proses pembelajaran yang efisien

dan efektif, meningkatkan prestasi, hubungan yang harmonis dan positif di

antara peserta didik serta menyebabkan terjadinya pertukaran informasi

yang efektif.47

Pembelajaran kooperatif teknik NHT memberikan peserta didik

banyak kesempatan untuk dapat memberikan dan meningkatkan

kemampuan mereka dalam mendemonstrasikan permasalahan dan

penyusunan serta pengaturan dalam penentuan suatu kesimpulan. Anggota

kelompok dalam pembelajaran kooperatif memegang peranan yang sama

dalam memajukan kelompoknya mencapai basil yang diinginkan. Dengan

pembelajaran kooperatifteknik ini, motivasi peserta didik dapat diperbaiki,

merasa mendapatkan penghargaan, merasakan bahwa mereka tidak ingin

mengecewakan teman satu kelompoknya, mereka mengakui dan

menghargai bahwa komunikasi dan penerimaan teman kelompok dapat

diperbaiki selama pembahasan masalah dalam cooperative learning.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Penelitian

yang dilakukan oleh lka Nurhikmawati, program studi pendidikan fisika,

jurusan Jlmu Pengetahuan Alam Universitas ls lam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2008 dengan judul "Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Metode

Numbered Head Together (NHT) Terhadap Penguasaan Konsep Energi dan

Daya Listrik". Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut

menghasilkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan terhadap penguasaan

konsep siswa mengenai energi dan daya listrik dengan nilai pre test tertinggi

46 Ali Fathi-Ashtiani, et.al, op.cit, p. 138 47 WilliamP. Messier, op.cit, p. l

Page 56: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

45

kelas eksperimen 60 dan terendah 20, nilai rata-rata sebesar 38,58 dan

mengalami peningkatan setelah mengalami perlakuan pembelajaran kooperatif

Teknik NHT menjadi nilai tertinggi post test sebesar 80 dan terendah

mendapatkan nilai 45 dengan nilai rata-rata sebesar 61,25.48

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Penelitian

yang dilakukan oleh Heri Damhudi, program studi pendidikan biologi, jurusan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2007 dengan judul "Pengaruh Metode Numbered Head Together

Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Ekosistem". Kesimpulan yang

didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara metode numbered heads together terhadap basil belajar

biologi pada konsep ekosistem dengan nilai post test tertinggi kelas

eksperimen 100 dan terendah 45, nilai rata-rata 77,55 dan memenuhi uji

hipotesis dengan t1ii1> !tab (3,202 > 1,667) yang berarti menolak H0.49

.

Hasil penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh

Ali Fathi Ashtiani et.al, Baqiyatallah University of Medical Sciences, Teheran,

Iran dengan judul " A Comparison of the Cooperative Learning Model and

Traditional Learning Model on Academic Achievement" menyatakan bahwa

cooperative learning memiliki pengaruh yang cukup berarti terhadap basil

belajar peserta didik. Hal tersebut ditunjukkan dengan peserta didik merasa

mengalami umpan batik yang positif dalam proses berpikir, memecahkan

masalah, dan interaksi dalam kelompok. Dalam penelitian ini juga

menjelaskan bahwa keterlibatan peserta didik dalam belajar semakin tinggi

dan memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan dan melakukan sintesis

pembelajaran dengan baik. 50

48 Ika Nurhikrnawati, "Pengaruh Pembelajarau Kooperatif Metode Nutnbered Head Together (NHT! Terhadap Penguasaan Konsep Energi dan Daya listrik''. Skripsi UIN Syarif l-lidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 67, t.d.

49 Heri Damhudi, "Pengaruh Metode Teknik Numbered Head Together Terhadap Hasi/ Be/ajar Bio/ogi Pada Konsep Ekosislem ", Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 59, t.d.

50 Ali Fathi-Ashtiani, et.al, op.cit, p. 138-139

Page 57: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

46

C. Kerangka Berpikir

Kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA/sains) yang memiliki konsep yang abstrak dan sulit untuk dipahami

siswa. Reaksi reduksi-oksidasi adalah salah satu materi dalam pembelajaran

kimia yang memiliki konsep yang abstrak serta sulit dipahami oleh siswa,

karena konsep reaksi reduksi-oksidasi metibatkan reaksi-reaksi yang sulit

untuk diamati. Selain itu, pengembangan pembelajaran juga masih didapatkan

kurangnya melibatkan siswa mengalami pembelajaran secara konstruktif,

dengan guru sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan juga kurang

mengaitkan adanya hubungan antara konsep pembelajaran dengan aplikasi dan

pengalaman yang terintegrasi dengan nilai-nilai di dalam kehidupan sehari­

hari. Sehingga mengakibatkan hasil belajar yang didapatkan oleh siswa

menjadi kurang optimal.

Hasil belajar merupakan kuatitas kemampuan seseorang/siswa )'."'.'lg

dihasilkan melalui proses akktivitas aktif dalam membangun pemahaman

informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil

belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal

cenderung mewitjudkan hasil yang menyeluruh, yaitu siswa bukan hanya

dituntut untuk memahami dan menguasai pembelajaran secara akademik,

sehingga mempunyai keahlian, keterampilan dan kemampuan intelektual,

tetapi juga mempunyai integritas moral yang baik.

Sebagai usaha untuk memperoleh suatu ha'sil belajar yang optimal.

Maka, diperlukan suatu penerapan model pembelajaran yang bukan hanya

sekedar menyampaikan informasi kepada siswa berupa fakta dan konsep, tapi

membutuhkan keterlibatan aktif siswa secara mental maupun fisik untuk

membelajarkan nilai-nilai sains yang terkandung di dalam pembelajaran kimia

konsep reaksi reduksi-oksidasi.

Salah satu alternatif model pembelajaran efektif untuk membangun

pemahaman konsep dan siswa lebih aktif dan mengalami dalam kegiatan

belajar-mengajar serta dapat membangun dan menghayati nilai-nilai yang

terkandung dalam pembelajaran kimia konsep redoks adalah pembelajaran

Page 58: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

47

kooperatif (cooperative learning). Cooperative learning merupakan suatu

pembelajaran yang berorientasi pada kerja kelompok untuk secara bersama­

sama mendiskusikan, memecahkan masalah, dan menentukan solusi yang

tepat berdasarkan basil kesepakatan bersama.

Dalam cooperative learning, siswa diberi kesempatan untuk

berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Karena pembelajaran ini menggunakan pengelompokkan

dengan teman sebagai pemberi informasi, maka siswa yang kurang dapat

memahami materi, tidak merasa ragu-ragu untuk bertanya dan menemukan

jawaban, dibandingkan kepada guru, yang mungkin memiliki kekhawatiran

seperti takut salah dan sebagainya.

Model cooperative learning mempunyai banyak varian teknik, salah

satunya adalah numbered heads together. Teknik ini mencoba menawarkan

tujuan dan juga pola pembelajaran yang diharapkan peserta didik merasa

nyaman dalam proses belajar, sehingga berimplikasi pada basil belajar yang

optimal baik dari segi akademik maupun segi sosial.

Berdasarkan ha! tersebut diasumsikan bahwa model pembelajaran

kooperatif teknik Numbered Heads Together dapat memberikan pengaruh

yang signifikan tehadap basil belajar siswa pada konsep reaksi reduksi­

oksidasi yang terintegrasi nilai.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasark1in kajian teoretis dan kerangka berpikir yang telah

diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan Model Cooperative

Learning teknik Numbered Heads Together terhadap basil bclajar.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan Model Cooperative

Learning teknik Nun; be red Heads Together terhadap hasil belajar.

Page 59: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dau Tempat Peuelitian

Penelitian dilaksanakan pada 17 Februari - 7 Maret 2008 semester

genap tahun pelajaran 2008/2009, yang bertempat di MA Jam'iyah Islamiyah,

Tangerang, Banten.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

experimental research, yaitu metode penelitian yang tidak memungkinkan

adanya penempatan kelompok mana yang mendapatkan perlakuan dan

kelompok mana yang merupakan pengendali secara random. Di dalam model

desain ini ada dua macam perlakuan. Kelas pertama menggunakan model

cooperative learning teknik numbered heads together (XE) dan kelas kedua

menggunakan model pembelajaran ceramah (XK)· Perlakuan yang diberikan

berbentuk pra tes dan pasca tes dengan desain penelitian Pretest-Pastiest

Nonequivalent-Group, karena dalam desain penelitian ini randomisasi tidak

rnungkin untuk dilakukan. 1

Desain ini digambarkan sebagai berikut:

01 x 02

o, c Keterangan:

X Kelas Eksperimen

C Kelas Kontrol

0 1 Prates (pretest)

0 2 Pasca tes (pastiest)

1 Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skirpsi dan Tesis, Seri Umum No. 5 (Jakarta: Penerbit PPM, 2003), h. 129

Page 60: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

C. Populasi dan Sampel

I. Populasi dan Sampel

49

Populasi target adalah seluruh siswa MA Jam'iyah Islamiyah,

sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas X MA Jam'iyah

Islamiyah. Dalam penelitian ini sampel adalah seluruh siswa kelas X MA

Jam 'iyah lslamiyah semester genap tahun pelajaran 2008/2009.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik

purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara sengaja

menyesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun sampel yang diambil

adalah siswa kelas X MA Jam 'iyah Islamiyah. Maka, diperoleh kelas X-A

sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model cooperative learning

teknik numbered heads together dan kelas X-B sebagai kelas kontrol yang

menggunakan model pembelajaran ceramah.

D. Prosedur Penelitian

1. Memilih Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah

model cooperative learning teknik numbered heads together (NHT)

sebagai upaya untuk mentransformasikan pengetahuan dan menanamkan

nilai-nilai sains yang terkandung di dalam pembelajaran.

2. Memilih Materi

Materi yang dipilih pada penelitia11 ini adalah pada pokok bahasan

Reaksi Reduksi-Oksidasi yang merupakan salah satu materi pembelajaran

kimia yang banyak menyentuh aspek-aspek kemanusian dan aplikasi di

dalam kehidupan.

3. Merencanakan Waktu dan Tempat

Peneliti mengalokasikan pembagian waktu dan merencanakan

penggunaan ruang untuk kegiatan pembelajaran yang ditulis dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Page 61: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

51

memaksimalkan kemampuan belajamya.

Numbered Heads Together (NHT) yang merupakan teknik pembelajaran

terstruktur dengan anggota kelompok mendapat nomor sebagai bagian

tugas mereka yang kemudian mereka bekerja dan berpikir bersama dalam

memutuskan penyelesaian terhadap permasalahan yang ada. Dalam

pembelajaran kooperatif teknik NHT ini dapat mengembangkan

pengolahan informasi, komunikasi, pengembangan kemampuan berpikir,

menjawab pertanyaan, dan membangun kesimpulan pembelajaran yang

tepat dalam kelompok.

b. Definisi Operasional

Pembelajaran cooperative learning teknik numbered heads together

merupakan suatu strategi pembelajaran kooperatif dalam kelompok kecil

dengan anggota sebanyak ± 4 -· 6 orang. Cooperative learning Teknik

NHT ini dapat menunjukkan aktivitas total masing-masing anggota

kelompok, mendapatkan tanggung jawab permasalahan, sehingga dapat

meningkatkan kesadaran anggota kelompok untuk ikut berpartisipasi

dalam kelompoknya.

Tahapan Pembelajaran teknik NHT, yaitu: penomoran (numbering),

Pengajuan pertanyaan (questioning), berpikir bersama (heads together),

pemberian jawaban atau kesimpulan (answering).

2. Hasil Belajar

a. Definisi Konseptual

Belajar adalah aktivitas aktif dalam membangun pernahaman terhadap

informasi dan pengalaman yang dilakukan secara sadar dan tertuju untuk

mendapatkan sejumlah kesan yang lebih baik dari keadaaan sebelumya

Hasil belajar merupakan kualitas kemampuan yang dihasilkan melalui

proses akktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi dalam

bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Page 62: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

52

b. Definisi Operasional

Hasil belajar didapatkan berdasarkan proses belajar yang telah dialami

oleh seseorang dengan melakukan organisasi dalam struktur kognitifnya

sehingga seseorang dapat memahami dan mencapai pemahaman

pengetahuan konsep pembelajaran. Hasil belajar siswa tersebut dapat

diukur melalui sebuah tes yang meliputi: pengetahuan/hafalan (Cl),

pemahaman (C2), aplikasi (C3), dan analisis (C4) pada pokok bahasan

konsep reduksi-oksidasi.

c. Kisi-kisi lnstrumen

Kisi-kisi instrumen tes basil belajar siswa pada konsep reduksi-oksidasi,

dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2. Kisi-kisi Hasil Belajar Siswa

Jenian!! Ko!!nitif Indikator I:

Cl CZ C3 C4

Menyebutkan pengertian 2, 31 2 - - -

konsep redoks

Membedakan I, 10, 14,25,

pcrkembangan konsep - - - 5 32

reaksi reduksi-oksidasi

Menganalisis hubungan 3, 5, 23~ - - - 4

1 konsep redoks 28

Menentukan bilangan 7, 8, 9, l l,

oksidasi - - 12, 13, 17, - 9

24,29

Mcncntukan reduktor 33 -

dan oksidator 15,16, 18, 19 - 5

JUMLAH 3 5 13 4 25

d. Kaliberasi lnstrumen

lnstrumen yang telah disusun berdasarkan konsep teori yang

melandasinya, selartjutnya diujicobakan secara random kepada siswa. Uji

coba dilakukan untuk mengetahui validitas soal, reliabilitas soal, taraf

kesukaran, dan daya pembeda. Sebagai berikut:

Page 63: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

53

!) Validitas Instrumen Penelitian

Validitas instrumen basil belajar yang digunakan dalam penelitian ini

adalab validitas butir soal yang diuji dengan menggunakan rumus korelasi

biserial sebagai berikut2:

Ypbi= MpsiMt [f Keterangan:

Ypbi = koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subjek yang me1tjawab benar untuk item yang

dicari validitasnya

M1 rerata skor total

S, standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar

( = banyaknya siswa yang menjawab benar )

p jumlab seluruh siswa

q = proporsi siswa yang me1tjawab salah ( q = 1 - p )

Instrumen tersebut diujikan kepada siswa kelas X-C sebagai kelompok uji

coba. Berdasarkan perbitungan barga r-bitung dibandingkan dengan r-tabel

dan N = 45 diperoleb r-tabel = 0,294 pada taraf signifikansi (a= 0,05),

maka terdapat 25 soal yang valid dan 10 soal yang tidak valid.3

2) Reliabilitas

Reliabilitas instrumen tes basil belajar yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu dengan menggunakan rumus K-R 20: 4

-( n )(s'-2:pq) · r11 - -- , n-1 s-

2 Suharsirni Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), Edisi Revisi, eel. ke-3, h. 79

3 Lampiran I, h. 82 4 Suharsimi Arikunto) op.cit, h. 100

Page 64: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

54

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

I:pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

N = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes

Apabila diperoleh r hitung > r tabel maka instrumen tes yang digunakan

reliabel.

Tabet 3. Kriteria reliabilitas

Koefisien r Klasifikasi

0,91 - 1,00 Sangat tinggi

0,71- 0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

Negatif - 0,20 Sangat rendah

Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,843, dan

tergolong dalam klasifikasi tinggi.5

3) Tarafkesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk

mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar

akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai

semangat mencoba lagi karena di luar jangkauannya.6 Pengujian taraf

kesukaran dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

5 Lampiran 2, h. 86 6 ibid, h. 207

Page 65: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

B P=-­

JS

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran soal sebagai berikut:7

0,00 - 0,30 adalah soal sukar

0,31 - 0, 70 adalah soal sedang

0, 71 - 1,00 adalah soal mudah

55

Dari hasil perhitungan 35 soal uji coba konsep reaksi reduksi-oksidasi

C:.peroleh 9 butir soal termasuk dalam kategori soal mudah, 21 butir soal

dalam kategori soal sedang, dan 5 butir soal dalam kategori soal sukar. 8

4) Daya pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk

mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong

mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang mampu

(lemah prestasinya). Cara perhitungan daya pembeda adalah dengan

menggunakan rumus sebagai berikut9:

D - BA - Ba - P - p - - A B

JA JB

Keterangan:

D = Daya pembeda soal

PA = Proporsi kelas atas yang menjawab benar

P8 = Proporsi kelas bawah yang menjawab benar

7 ibid, h. 210 8 Lampiran 3, h. 91 9 ibid, h. 213

Page 66: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

56

BA = Banyak siswa kelas atas yang menjawab benar untuk setiap butir

so al

B8 = Banyak siswa kelas bawah yang menjawab benar untuk setiap

butir

so al

h = Jumlah siswa kelas atas

J8 = Jumlah siswa kelas bawah

Klasifikasi daya pembeda soal: 10

D : 0,00 - 0,20 = jelek

D : 0,20 - 0,40 = cukup

D: 0,40- 0,70 = baik

D: 0, 70 - 1,00 = baik sekali

D : negatir, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai

nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

Dari basil perhitungan 35 soal uji coba konsep reaksi reduksi-oksidasi

diperoleh 8 butir soal dalam kategori daya pembeda soal jelek, 15 butir

soal dalam kategori daya pembeda soal cukup, 8 butir soal dalam kategori

daya pembeda soal baik, I butir soal dalam kategori daya pembeda soal

yang baik sekali, dan 3 butir soal dalam kategori daya pembeda soal yang

tidak baik. 11

F. lnstrumen Penelitian

lnstrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian ini adalah tes pengetabuan. Tes pengetahuan kognitif berupa tes

objektif pilihan ganda dengan lima altematif jawaban yang terdiri dari 35 butir

soal untuk memperoleh data tentang pengetahuan siswa terhadap materi yang

diajarkan, yaitu reaksi reduksi-oksidasi. Selain itu, untuk mengetahui besar

IO ibid, h. 218 11 Lan1piran 4, h. 97

Page 67: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

57

pemahaman siswa terhadap kandungan nilai-nilai sains dalam konsep reaksi

reduksi-oksidasi digunakan instrumen angket sebanyak 45 butir pemyataan

dengan lima altematifjawaban dengan skala likert.

G. Teknik Pengnmpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

tes sebagai instrumen penelitian. Tes tersebut diberikan sebelum dan setelah

siswa mendapat perlakuan dalam pembelajaran dengan menggunakan model

cooperative learning teknik numbered heads together terintegrasi nilai dan

model pembelajaran ccramah

Adapun urutan pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

I. Sebelum pada tahap tes, penulis melakukan observasi menentukan kelas

yang akan dijadikan objek penelitian serta menentukan kelas yang

menggunakan modei cooperative learning numbered heads together

terintegrasi nilai dan kelas yang menggunakan model pembelajaran

ceramah.

2. Memberikan perlakuan yaitu menggunakan menggunakan model

cooperative learning teknik numbered heads together terintegrasi nilai

pada kelas eksperimen dan menggunakan model pembelajaran ceramah

pada kelas kontrol dalam pembelajaran kimia konsep reaksi reduksi­

oksidasi.

3. Memberikan tes pada kedua kelas tersebut dengan soal-soal yang sama.

4. Menilai hasil tes pada kedua kelas tersebut, selanjutnya dilakukan analisis

data mempersiapkan laporan penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t

yakni tes statistik yang dapat dipakai untuk menguji perbedaan atau kesamaan

dua kondisi atau perlakuan atau dua kelompok yang berbeda dengan prinsip

Page 68: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

58

membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok itu 12• Sebelum dilakukan

uji-t, analisis data diawali dengan pengujian persyaratan analisis data.

1. Pengu j ian Prasyarat Pene Ii ti an

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya

distribusi sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan adalah

uji Liliefors dengan Jangkah-langkah sebagai berikut:

1) Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar.

2) Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan persamaan:

Zi X-Xi s

Keterangan:

Zi = Skor baku

X = Nilai rata-rata

Xi = Skor data

S = Simpangan baku 3) Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan

tabel Zi sebutkan dengan F(Zi) dengan aturan jika Zi > 0, maka

F(Zi) = 0,5 = nilai tabel, namun jika Zi < 0, maka F(Zi) = I - (0,5

= nilai tabel).

4) Selanjutnya hitung proporsi Zi, Z2 ••• Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi. Jika dinyatakan oleh S(Zi), maka:

S(Zi) = Banyaknya Z1, Z,, ... yang,,:; Zn n

5) Hitung selisih F (Zi) - S (Zi), kemudian tentukan harga mutlak.

6) Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut,

nilai ini dinamakan Lo.

7) Memberikan interpretasi Lo dibandingkan dengan Lt (harga yang

diambil dari tabel harga kritis uji liliefors).

12 Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001), Cet kc-1, h. 158

Page 69: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

59

8) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah

didapat, apabila Lo < Lt maka sampel yang diuji berdistribusi

normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antar

dua keadaan atau populasi. Pengujian homogenitas dilakukan dengan

uji homogenitas dua varians, rumus uji homogenitas yang digunakan

adalah uji Fisher13, yaitu:

2

F=~ s 2 2

Keterangan:

n L:X2 -(L:X)2

n (n -1)

F = Homogenitas

812

= Varians terbesar atau data pertama

Sz2 = Varians terkecil atau data kedua

Fhirung < Fiabel = Sam pet homogen

Fhit"ng > Fiabel = Sampel tidak homogen

2. Pengujian Hipotesis dengan Uji-t

Setelah diketahui hasil uji syarat analisis, maka dapat dilakukan

pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t dengan rumus sebagai

berikut: 14

Dimana:

dsg = (n, -l)V1 + (n 2 -l)V2

n 1 +n 2 -2

13 Riduwan, Be/ajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyau1an dan Peneliti Pe1nula, (Bandunf Alfabeta, 2007), cet. ke-4, h. 120

4 Subana dan Sudrajat, op.cit., h. 162

Page 70: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

60

Keterangan :

X1 = rata-rata data kelompok I

X2 = rata-rata data kelompok 2

n1 = banyak data kelompok I

n2 = banyak data kelompok 2

V1 = varians data kelompok 1 (Sd1)2

V2 = varians data kelompok 2 (Sd2)2

t = hasil hitung distribusi

dsg = nilai deviasi standar gabungan

Untuk pengujian hipotesis pada dua kelompok yang homogen, ada

beberapa tahap yang harus ditempuh, antara lain:

a. Mencari standar deviasi gabungan

b. Menentukan harga t hitung

c. Menentukan derajat kebebasan dengan rumus: db= n1 + n2- 2

d. Menentukan t tabel

e. Pengujian hipotesis:

Jika t hitung > t tabel, maka tolak Ho

J ika t hitung < t tabel, maka terima Ho

3. Anal is is Angket

Anget adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang

memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna. 15 Angket yang

digunakan dalam penelitian ini adalah berbetuk skala sikap dengan skala

liker! yang digunl!kan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang terhadap sesuatu16. Hasil pengolahan ini akan dijabarkan dalam

bentuk persentase dengan rumusan sebagai berikut:

L:Xi % = x !00%

skor ideal

15 Riduv1an, op.cit., h. 71 16 ibid, h. 87

Page 71: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Ket:

L,:Xi = jumlah skor item ke-i

Skor ideal = skor tertinggi x banyak responden

Lalu, hasil perhitungan akan dirujuk pada kriteria sebagai berikut: 17

0 - 20 % : sangat lemah

21-40% :lemah

41 - 60 % : cukup

61 - 80 % : Kuat/Baik

81 - 100 % : Sangat kuat/sangat baik

17 ibid., h. 89

PERPUSTAKMN UTAMA UIN SYit.HID JAKAl'!TA

61

Page 72: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang telah terkumpul meliputi data skor pre test dan

skor post test dari 58 siswa yang terdiri dari kelompok eksperimen 28 siswa

dan kelompok kontrol 30 siswa diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:

1. Data Hasil Belajar

a. Pre test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil tes awal (pre test) pengolahan data penelitian mengenai

hasil belajar siswa pada konsep reaksi reduksi-oksidasi untuk kelas

ekperimen (n = 28) didapatkan perolehan nilai rata-rata siswa 36,86, nilai

tertinggi 52, nilai terendah 24, modus 38,5, median 42,05, dan simpangan

baku 5,99 (Jampiran 5). Sedangkan untuk kelas kontrol (n = 30) didapatkan

perolehan nilai rata-rata siswa 35,46, nilai tertinggi dan terendah 64 dan 20,

modus 35,5, median 35,5 dan simpangan baku 12,33 (lampiran 6). Dalam

tes awal (pre test) ini didapatkan kesimpulan bahwa perolehan nilai rata­

rata kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan perolehan nilai

rata-rata kelas kontrol.

Tabcl 4. Deskripsi Data Mean Skor Pre Test Kclompok Eksperimen dan Kclompok Kontrol

No Data Kelompok Kelompok

Eksperimen kontrol

I N 28 30

2 Mean 36,86 35,46

3 SD 5,99 12,33

Page 73: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

63

b. Post test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil tes akhir (post test) pengolahan data penelitian mengenai

hasil belajar siswa pada konsep reaksi reduksi-oksidasi untuk kelas

ekperimen (n = 28) didapatkan perolehan nilai rata-rata siswa 60 dengan

nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 36, modus 76,45 median 76,9, dan

simpangan baku 17,21 (lampiran 5). Sedangkan untuk kelas kontrol (n =

30) didapatkan perolehan nilai rata-rata siswa 50,8 dengan nilai tertinggi

dan terendah 72 dan 32, modus 48, 72 median 49,35 dan simpangan baku

12,83 (lampiran 6). Dalam tes akhir (post test) ini didapatkan kesimpulan

bahwa perolehan nilai kelas eksperimen juga lebih besar dibandingkan

dengan perolehan nilai kelas kontrol.

No

I

2

3

Tabel 5. Deskripsi Data Mean Post test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Data Kelompok Kelompok Eksperimen Kontrol

N 28 30

Mean 60 50,8

SD 17,21 12,83

c. Perbandingan Mean Pre test dan Post test

Peningkatan hasil belajar siswa diam bi I dari rata-rata pre test dan post test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tampak dalam tabel berikut

ini:

Tabel 6. Deskripsi Data Mean Pre test dan Post test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Eksperimen Kontrol No Data

Pretest Post/est Pretest Postles/

1 N 28 28 30 30

2 Mean 36,86 60 35,46 50,8

Page 74: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

64

Tabel di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan basil belajar siswa dari

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peningkatan hasil belajar

siswa kelompok eksperimen lebih tinggi, yaitu dengan kenaikan 23, 14 poin

atau 62, 77%. Sedangkan untuk kelas kontrol mengalami kenaikan sebesar

15,34 poin atau 43,26%.

B. Pengnjian Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t untuk

melihat adanya pengaruh dari perlakuan yang diberikan, maka diperlukan

pengujian persyaratan analisis dengan menggunakan analisis parametrik,

sebagai berikut:

1. Hasil Uji Normalitas

Dalam Penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors.

Hasil uji normalitas skor pre test dan post test pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol adalah sebagai berikut:

a. Pre test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh normalitas pre test untuk

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Data Skor Pre Test Kelompok Eksperimen dan Keiompok Kontrol

Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

N 28 30

x 36,86 35,46

s 5,99 12,33

L11it 0, 12713 0, 15067

ltab 0, 161 0, 161

Kesimpulan Distribusi Normal Distribusi Normal

Berdasarkan data tabel di atas, didapat L1tit skor pre test siswa kelas

eksperimen adalah sebesar 0,12713 dan Liab (n= 28) adalah 0,161

Page 75: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

65

menunjukkan bahwa data kelas ekperimen berdistribusi normal, karena

memenuhi kriteria Lhit < Ltab (0,12713 < 0,161). Dan untuk kelas kontrol

didapatkan L1iit adalah sebesar 0,15067 dengan Ltab (n = 30) adalah 0, 161

menunjukkan bahwa data kelas kontrol juga berdistribusi normal, karena

memenuhi kriteria L1iit < Ltab (0,15067 < 0,161). Dengan demikian, kedua

sampel penelitian pada skor pre test dari kelas eksperimen dan kontrol

memenuhi kriteria hipotesis no! diterima, yang artinya data berdistribusi

normal. Hasil perhitungan uji normalitas skor pretest kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol disajikan dalam lampiran 7.

b. Post test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh normalitas post test untuk

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

Tabet 8. Hasil Uji Normalitas Data Skor Post Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

N 28 30

x 60 50,8

s 17,21 12,83

L11it 0,09627 0, 10823

Ltab 0, 161 0, 161

Kesimpulan Distribusi Normal Distribusi Normal

I

Berdasarkan data tabel di atas, didapat L1iit skor posl 1es1 siswa kelas

eksperimen adalah sebesar 0,09627dan Ltab (n= 28) adalah 0,161

menunjukkan bahwa data kelas ekperimen berdistribusi normal, karena

memenuhi kriteria L 11 1t < Ltab (0,09627 < 0,161). Dan untuk kelas kontrol

didapatkan L1,,,adalah sebesar 0,10823 dengan Ltab (n = 30) adalah 0,161

menunjukkan bahwa data kelas kontrol juga berdistribusi normal, karena

memenuhi kriteria L111, < Ltab (0,10823 < 0,161). Dengan demikian, kedua

Page 76: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

66

sampel penelitian pada skor post test dari kelas eksperimen dan kontrol

memenuhi kriteria hipotesis no! diterima, yang artinya data berdistribusi

normal. Hasil perhitungan uji normalitas skor posttest kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam lampiran 8.

2. Uji Homogenitas

Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal,

maka selanjutnya adalah mencari nilai homogenitas dari kedua kelompok

penelitian. Hasil uj i homogenitas kedua sampel penelitian dapat dilihat

berikut ini:

a. Pre test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Setelah kedua sampel penelitian tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

Selanjutnya dicari nilai homogenitasnya dengan menggunakan uji fisher.

Kriteria pengujian yang digunakan pada tingkat kepercayaan tertentu.

Sampel dinyatakan homogen apabila F hitung ::; F tabel· Untuk lebih jelasnya

perhatikan tabel berikut ini.

Tabet 9. Hasil Uji Homogenitas Skor Pre Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistik

N Eksperimen 28

N Kontrol 30

S1' 35,978

S/ 151,98

Fhitung 4,22

F tabel 1,85

Kesimpulan Varians kedna kelompok tidak homogen

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan F1rn = 4,22 dengan n = 58 pada taraf

kepercayaan 95 % (u = 0,05) diperoleh Fiab = 1,85. Maka kedua kelompok

penelitian dinyatakan bersifat tidak homogen, karena memenuhi kriteria Fhit

Page 77: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

67

=:: Ftab (4,22 =:: 1,85) (lampiran 9). Karena kedua varians sampel setelah

dilakukan uji homogenitas dan diperoleh kesimpulan bahwa kedua sampel

tidak homogen, maka analisis komparatif untuk pengujian hipotesis dapat

dilanjutkan dengan rumus, sebagai berikut1:

X1 -X2 !=-,======

V1 V2 -+­nl n2

Keterangan:

X1 dan X2

V1 dan V2

n1 dan n2

= rata-rata hitung data kelompok I dan 2

= varians data kelompok I dan 2

= jumlah sampel kelompok I dan 2

b. Post test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

~~telah kedua sampel penelitian tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

Selanjutnya dicari nilai homogenitasnya dengan menggunakan uji Fisher.

Kriteria pengujian yang digunakan pada tingkat kepercayaan tertentu.

Sampel dinyatakan homogen apabila Fhitung '.O Ftabel. Untuk lebih jelasnya

perhatikan tabel berikut.

Tabel 10. Hasil Uji Homogenitas Skor Post Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistik

N Eksperimen 28

NKontrol 30

S1" 296,296

S2" 164,579

Fhitung 1,80

F tabel 1,85

Kesimpulan Varians kedua kelompok homogen

I

1 Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Iln1iah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), cet. ke-1, h. 164

Page 78: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

68

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan F11it = 1,80 dengan n = 58 pada taraf

kepercayaan 95 % (a= 0,05) diperoleh Ftab = 1,85. Maka kedua kelompok

penelitian dinyatakan bersifat homogen, karena memenuhi kriteria Fhit'.S Ftab

(1,80 :S 1,85) (lampiran 10). Maka, analisis komparatif dapat dilanjutkan

untuk pengujian hipotesis.

C. Pengnjian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan setelah dilakukan uji normalitas dan

uji homogenitas. Uji hipotesis ini menggunakan uji t ("t" test) untuk menguji

hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh pembelajaran

model cooperative learning teknik numbered heads together terhadap hasil

belajar. Kriteria hasil kesimpulan uji t adalah sebagai berikut:

t hit < t tab = Ho diterima

t hit > t tab= Ho ditolak

1. Pre test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Pengolahan data selanjutnya adalah uji t yaitu untuk pengujian hipotesis

dan dilakukan setelah uji normalitas dan uji homogenitas. Pengolahan data

skor pre test diperoleh kesimpulan bahwa sebaran data berdistribusi

normal, tetapi kedua variansnya tidak homogen, maka pengujian hipotesis

ini dapat dilanjutkan dengan uji t untuk menguji hipotesis nihil (Ho) yang

mengatakan bahwa tidak ada pengaruh pembelajaran yang menggunakan

model cooperative learning teknik numbered head~ together terhadap hasil

belajar siswa dengan rumus, sebagai berikut:

Kemudian hasil t hitung dibandingkan kepada nilai kritis tabel. Rumusnya

sebagai berikut:

Page 79: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

69

Adapun hasil perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11. Uji t Hasil Belajar Siswa Skor Pre Test

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Jumlah nK, tabel Kesimpulan Variabel Sampel t hitung (a) Data

n1 =28 Menerima dann2 = Hodan

Hasil belajar Siswa 30 0,049 2,042 menolak Ha

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil perhitungan t1hitung sebesar

0,049, dengan nKttabeI pada taraf signifikansi a= 0,05 adalah sebesar 2,042.

Maka dapat disimpulkan bahwa t1hitung < nKttabeI (0,049 < 2,042), hipotesis

no! (Ho) diterima, dan Hipotesis altematif (Ha) ditolak, yang berarti bahwa

tidak terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Karena kedua kelompok belum mendapatkan perlakuan. Hasil

perhitungan uji hipotesis data skor pre test disajikan dalam lampiran 11.

2. Post test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Pengolahan data selanjutnya adalah uji t, yaitu pengujian hipotesis ini

dilakukan setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas yang

menunjukkan hasil kedua sampel penelitian adalah berdistribusi normal dan

bersifat homogen. Uji hipotesis ini menggunakan uji t ("t" test) untuk

menguji hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh

pembelajaran model cooperative learning teknik numbered heads together

terhadap hasil belajar. Kriteria hasil kesimpulan uji t adalah sebagai berikut:

t hit < t tab = Ho diterima

t hit > t tab= Ho ditolak

Page 80: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

70

Adapun taraf kepercayaan dan signifikansi uji t yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 95 % (u = 0,05) dengan derajat kebebasan (d£'db = 28

+ 30- 2 = 56), maka diperoleh t tab= 2,000.

Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Variabel

Hasil belajar

siswa

Tabel 12. uji t Hasil Belajar Siswa Skor Post Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Jumlah t tab

sampel t hit

(a= 0.05)

58 2,318 2,000

Kesimpulan

data

MenolakHo

dan menerima

Ha

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan t11;t = 2,318 dengan taraf signifikansi a

= 0,05 dan derajat kebebasan (df/db = 28.' 30 - 2 = 56), maka diperoleh t

tab = 2,000, maka t hit > t tab (2,318 > 2,000) adalah menolak Ho dan

menerima Ha. Dengan demikian penelitian ini dapat menguji kebenaran

hipotesis, yaitu model cooperative learning teknik numbered heads

together memberikan pengaruh yang signifikan terhadap basil belajar. Hasil

perhitungan uji hipotesis data skor post test disajikan dalam lampiran 12.

D. Hasil Analisis Angket Integrasi Nilai-nilai Sains

Hasil Analisis nilai-nilai sains yang terkandung dalam pembelajaran

kimia konsep reaksi reduksi-oksidasi ini dinyatakan secara deskriptif dengan

menunjukkan perolehan persentase nilai-nilai sains, yaitu nilai religius, nilai

intelektual dan nilai sosial serta nilai praktis yang ditandai dengan indikator­

indikator yang digunakan.

Hasil analisis nilai-nilai sains ini hanya diberikan kepada kelas

eksperimen yang mendapatkan perlakuan model cooperative learning teknik

numbered heads together setelah siswa mengalami pembelajaran kimia konsep

reaksi reduksi-oksidasi yang dintegrasikan dengan nilai-nilai sains. Hasil

perolehan nilai-nilai sains dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 81: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

No

1 '

2.

3.

4.

71

Tabel 13. Hasil Perolehan Nilai-nilai Sains Siswa Dalam Pembelajaran Kimia Konsep Reaksi Reduksi-Oksidasi Kelompok Eksperimen

Aspek Indikator (%) Kriteria

Nilai Religius • Kesadaran untuk bersyukur atas 72,38 Baik

nikmat Allah swt

• Menyadari akan keteraturan dan 80,36 Sangat baik

keseimbangan ciptaan Allah swt

• Menyadari keagungan Allah swt

dan kelemahan makhluk 72,86 Baik

Nilai • Memahami akan adanya 70,71 Baik

Intelektual perkembangan konsep redoks

• Mengidentifikasi akan adanya reaksi 75,71 Baik

penggabungan dan pelepasan oksigen di

sekitar kita

. Mengidentifikasi terjadinya reaksi 70 Baik

redo ks berdasarkan serah terima

elektron

• Mengidentifikasi penerapan a tu ran 76,79 Baik

biloks dalam konsep redo ks suatu

unsur/senyawa

Nilai Sosial • Kesadaran untuk bekerja sama 87,14 Sangat baik ~-

• Kesadaran untuk berkomunikasi 83,39 Sangat baik

. Kesadaran untuk memiliki sikap 76,43 Baik

kemanusiaan (humanisme)

Nilai Praktis . Mengaplikasikan manfaat konsep 79,07 Baik

pengetahuan redo ks dalam kehidupan

sehari-hari

Page 82: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

72

E. Pembahasan

1. Pengetahuan Siswa Terhadap Konsep Reaksi Reduksi-Oksidasi

Perbedaan rata-rata hasil belajar siswa dengan kelas eksperimen yang

menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together

lebih tinggi, yaitu sebesar 60 dibandingkan dengan nilai rata-rata skor akhir

siswa pada kelas kontrol, yaitu sebesar 50,8 menunjukkan bahwa kelas

eksperimen yang menerapkan pembelajaran cooperative learning teknik

numbered heads together dapat meningkatkan pengetahuan siswa terhadap

pembelajaran secara optimal.

Hal ini sependapat dengan Johnson, Johnson dan Smith (2000) dalam

Messier yang menjelaskan bahwa suatu pembelajaran yang menggunakan

model cooperative teaming dapat memberikan proses pembelajaran yang

efisien dan efektif, meningkatkan prestasi, hubungan yang harmonis dan

positif di antara siswa serta menyebabkan terjadinya pertukaran informasL,

yang efektif2 Hal tersebut ditunjukkan dengan siswa merasa mengalami

umpan balik yang positif dalam proses berpikir, memecahkan masalah, dan

interaksi dalam kelompok, sehingga keterlibatan siswa dalam belajar

semakin tinggi dan memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan dan

melakukan sintesis pembelajaran dengan baik,

Selanjutnya, berdasarkan hasil dari pengolahan data dan pengujian

hipotesis yang dilakukan, maka didapatkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan atas model cooperative learning teknik numbered heads together

(X) terhadap hasil belajar (Y) dengan t hit > t tab (2,318 > 2,000) dengan

tarafkepercayaan dan taraf signifikansi 95 % (a =0,05),

Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads

together (NHT) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat

membantu siswa memahami kandungan pembelajaran secara utuh,

dikarenakan Pembelajaran KooperatifTeknik NHT ini dapat menunjukkan

2 William P. Messier, The Influence of Cooperative Learning on the Academic Achievement of Chinese Middle School Students, available at: http://v.i-ww.netwebelitesolutions.com/Whitepapers/netwebcoopchinese.pdf. Accessed on Nov 16, 2008, 09-19 pm, P- I

Page 83: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

73

aktivitas total masing-masing anggota kelompok dan setiap anggota

kelompok mendapatkan tanggung jawab permasalahan, sehingga dapat

meningkatkan kesadaran anggota kelompok untuk ikut berpartisipasi dalam

kelompoknya.3

2. Pengetahnan Siswa Terhadap Nilai-nilai Sains dalam Konsep Reaksi

Reduksi-Oksidasi

Nilai merupakan pedoman yang dimiliki oleh seseorang atau masyarakat

dalam menentukan tingkat kebaikan, harga, dan keindahan terhadap sesuatu

yang penting bagi kehidupannya berdasarkan aspek pengetahuan dan

perasaan yang dimilikinya dan terealisasi dalam tindakan yang memiliki

manfaat.

Kandungan nilai-nilai dalam pembelajaran kimia harus dikembangkan

dengan melibatkan siswa untuk menjadi bagian dari keseluruhan

pendidikan dalam pembelajaran. Proses pembelajaran untuk

mengklarifikasi nilai dalam pembelajaran kimia adalah dengan tidak hanya

memberikan pembelajaran pada kemampuan konsep dan keterampilan saja

akan tetapi harus pula disertai dengan nilai. 4

Pengetahuan siswa terhadap nilai sains dalam pembelajaran kimia konsep

redoks ini, ditunjukkan pada hasil analisis secara deskriptif yang

digambarkan sebagai berikut:

I. Nilai religius, yaitu keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaaan­

Nya. Kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara dan menjaga

dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai

salah satu ciptaan Tuhan. perolehan persentase rata-rata Nilai Religius

siswa adalah sebesar 75,2 % dengan kriteria baik

3 Anonim, http://www.eazhull.org.uk/nlc/numbered heads.htn1. Accessed on June 10, 2008, 07.50 pm

4 Shan1baeh Usman, Jntegraling Value in Science Education : A Philippine Experience, The International Seminar on Mathematics and Science Education. Faculty of Tarbiya and Theacher's Training UfN Jakarta, Oktober 28, 2008. p. 2

Page 84: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

74

2. Nilai Intelektual, yaitu mengajarkan kecerdasan seseorang agar

menggunakan akalnya untuk memahami sesuatu. Pemahaman akan ha!

ini, menyebabkan seseorang untuk mengembangkan sikap ilmiah dalam

menemukan, menjawab, dan memahami sesuatu sehingga tidak

menimbulkan kerancuan makna terhadap sesuatu obyek yang sedang

dipermasalahkan yang mengakibatkan kerugian atau kemudharatan

umat. Nilai intelektual dalam penelitian ini dinyatakan dengan

persentase rata-rata sebesar 72,59% dengan kriteria baik

3. Nilai sosial, yaitu mengajarkan kemauan untuk menghargai dan

menghormati pendapat orang lain dengan lapang dada dan jiwa

humanisme yang baik dalam merefleksikan pengetahuannya yang

dimilikinya. Perolehan persentase rata-rata nilai sosial siswa dalam

penelitian ini adalah sebesar 82,3 % dengan kriteria sangat baik

4. Nilai Praktis, yaitu kemampuan kita untuk menterjemahkan konsep

redoks yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Perolehan

persentase rata-rata nilai praktis siswa dalam penelitian ini adalah

79,07% dengan kriteria baik.

Page 85: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

A. Kesimpulan

BABV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis dan interpretasi data dari hasil penelitian, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

I. Tes hasil belajar pada kelas eksperimen diperoleh skor mean pre test 36,86

dan post test 60 dan pada kelas kontrol diperoleh skor mean pre test 35,46

dan post test 50,8. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model cooperative learning teknik

numbered heads together lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran ceramah.

2. Hasil perhitungan hipotesis post test dengan melalui uji-t pada taraf

signifikansi 0,05 yaitu didapat hasil lhitung > ltabel yaitu 2,318 > 2,000 dari

hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa uji hipotesis menolak Ho.

Dan hasil perhitungan ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar

3. Basil angket integrasi nilai-nilai sains dalam pembelajaran kimia konsep

reaksi reduksi-oksidasi diperoleh persentase untuk integrasi nilai intelektual

siswa terhadap konsep reduksi-oksidasi 72,59% atau dengan kriteria baik,

integrasi nilai sosial siswa terhadap konsep reduksi-oksidasi diperoleh

persentase 82,3% atau dengan kriteria sangat baik, integrasi nilai religius

siswa terhadap konsep reduksi-oksidasi diperoleh persentase 75,2% atau

dengan kriteria baik dan nilai praktis siswa terhadap konsep reduksi-oksidasi

diperoleh persentase 79,07% atau dengan kriteria baik.

Page 86: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

76

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diajukan

saran-saran agar proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik sebagai

berikut:

I. Diharapkan guru bidang studi khususnya kimia dapat menerapkan

pembelajaran yang mengikutsertakan siswa aktifmengalami pembelajaran,

khususnya dengan menggunakan model cooperative learning teknik

numbered heads together dan juga membangun nilai-nilai kehidupan yang

terkandung dalam pembelajaran.

2. Mengingat hasil penelitian ini masih sangat sederhana, maka apa yang

didapat dari hasil penelitian ini bukan merupakan hasil akhir. Adanya

keterbatasan dalam penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk diadakannya

penelitian lebih lanjut dengan menambahkan variabel lain.

3. Bagi peneliti lain, diharapkan penelitian ini bisa dijadikan penelitian awal

untuk mengetahui pengaruh atau hubungan model cooperative learning

teknik numbered heads together terhadap hasil belajar.

Page 87: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, http://www.eazhull.org.uk/nlc/numbered heads.htm. Diakses: 25 September 2008, jam: 14.00 wib

Arifin, Mulyati, dkk. 2000. Strategi Be/ajar Mengajar Kimia - Prinsip dan Aplikasinya Menuju Pembelajaran Yang Efektif. Bandung: JICA- Jurusan Pendidikan Kimia Fak. MIPA, UPI

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi, Cet.ke-3. Jakarta: Bumi Aksara.

Ashtiani, Ali Fathi et.al. 2007. A Comparison of Cooperative Learning Model and Traditional Learning Model on Achademic Acievement, Journal of Applied Sciences 7 (!): 137-140,ISSN 1812-5654. Asian Network for Scientific Information. Available at: http://www.ansijournals.com/jas/2007/l 37-

. 140.pdf. Accesed on Nov 16, 2008, 09.19 pm

Bishop, Alan J dan Seah. 2000. Values in Mathematics Textbooks: A View Through Two Australasian Regions, Presented at 81 st Annual Meeting of The American Educational Research Assosiation, New Orleans, LA

Bishop, Alan J. 2002. Values in Mathematics and Science Education: Similiraties and Differences. The Montana Mathematics Enthusiast, ISSN 1551-3440, vol. 5, no. 1

Damhudi, Heri. 2007. "Pengaruh Metode Teknik Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Ekosistem". dalam Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, t.d.

Depdiknas. 2003. Pelayanan Profesional Kurikulum 2004-Kegiatan Be/ajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas

Drost, J. 2000. Transformasi Pendidikan Memasuki Milenium Ketiga. Y ogyakarta: Kanisius

Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2007. Strategi .Be/ajar Mengajar -Strategi Mew1!fudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Jslami. Bandung : PT Refika Aditama

Page 88: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

78

Hamsa, Numbered heads Together, Tersedia: http://alief-hamsa.blogspot.com/2009/05/numbered-heads-together-nht.html. Diakses: 8 Juli 2009, jam. 16.41 WIB

Herlanti, Yanti. 2008. Development of Value Education Though Stories Based on Science: How To Integrate Value and Science In Basic Sshool?, The International Seminar on Mathematics and Science Education. Faculty of Tarbiya and Theacher's Training UIN Jakarta

Ibrahim, Nurdin. 2001. Hasil Be/ajar Fisika Siswa SLTP Terbuka Tanjungsari Sumedang Jawa Baral. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 031, Tahun ke-7.

lsjoni. 2007. Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Be/ajar Berkelompok, Bandung: ALF ABET A

Kiranawati, Numbered Heads Together, Tersedia: http://gurupkn.wordpress.com/2007 /I I 114/numbered-heads-tog~. Diakses: 8 Juli 2009, jam. 16.41 WIB

Koesoema, Doni. 2007. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global. Jakarta: Grasindo

Koster, Wayan. 2000. Keefektifan Sekolah: Survai di SLTP Negeri Jakarta, Parameter, No. 6 Januari tahun XVIII

Kountur, Ronny. 2003. Metode Penelitian untuk Penulisan Skirpsi dan Tesis. Seri Umum No. 5. Jakarta: Penerbit PPM

Lamijan. 2002. Metoda dan Teknik Pendidikan Nilai. Jurnal Inkoma, Tahun 13, Nomor l

Latif, Nurwahyuni. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, Tersedia: pendidikanmatematika.files.wordpress.com Diakses: 6 Agustus 2009, jam 16.00 WIB

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Ke/as, Jakarta: Grasindo

Lubis, Mawardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Ni/ai,Perkembangan }lforal Keagamaan Mahasiswa PTAIN Y ogyakarta: Pustaka Pelajar

Messier, William P. The Influence of Cooperative Learning on the Academic Achievement of Chinese Middle School Students, available at: http://www.netwebelitesolutions.com/Whitepapers/netwebcoopchinese.pdf. Accessed on Nov 16, 2008, 09.19 pm

Page 89: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

79

Nik Pa, Nik Azis. 2007. Pengembangan Nilai dalam Pendidikan Matematika: Cabaran dan Keperluan. International Seminar on Development of Values in Mathematics and Science Education, Universiti of Malaya.

Nurhikmawati, Ika. 2008. "Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Metode Numbered Head Together (NHT) Terhadap Penguasaan Konsep Energi dan Daya Listrik", dalam Skripsi UJN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Perpustakaan Utama UJN SyarifHidayatullah Jakarta, t.d.

Rachman, Maman. 2001. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 028, Tahun ke-7

Ransdell, Mary dan Deborah A. Moberly. A Journey into Cooperative Learning with Teacher Education Students, available at: http://www.usca.edu/essays/vol62003/ransdall.pdf Accessed on Nov 16, 2008, 09.19 pm

Ratcliffe, Mary. Values in The Classroom-The 'Enacted' Curriculum, Available at: http://\vww.fremtidensnaturfag.dk/web2006/artikler/MR Values chap nov 05.pdt: Accesed on Nov 12, 2008, 1.30 pm

Riduwan. 2007. Be/ajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Cet. Ke-4, Bandung: Alfabeta

Sofyan, Ahmad, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Press

Suasti, Yurni dkk. 2003. "Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UNP Melalui Modifikasi Cooperative Learning Model Jigsaw'', dalam Jurnal Pembelajaran, volume 26, Nomor 04, Universitas Negeri Padang

Subana dan Sudrajat. 200 I. Dasar-dasar Penelitian Jlmiah. Cet.Ke-1, Bandung: CV. Pustaka Seti a

Sudjana, Nana. 200 l. Penilaian Hasil Proses Be/ajar Mengajar.Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sumaji, dkk. 2003. Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Page 90: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

80

Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar. Cet. 3 Jakarta: PT Logos Wacana Jlmu

Trihastuti, Singgih dan Yoko Rimy. Filosofi Sains. Tersedia: lpmpjogja.diknas.go.id. Diakses 21Agustus2008jam. 15.10 WIB

Usman, Shambaeh. 2008. Integrating Value in Science Education : A Philippine Experience, The International Seminar on Mathematics and Science Education. Faculty ofTarbiya and Theacher's Training UIN Jakarta.

Yudianto, Suroso Adi . 2008. Pembelajaran Sains Biologi Bernuansa Pendidikan Biologi untuk Pemberadaban Manusia, Dalam Seminar IPA "Nilai dalam Pembelajaran IPA (Value in Science Education) UIN Jakarta

Yumetti, "Pembelajaran Kooperatif Sebagai Model Alternatif dalam Pembelajaran Fisika ", dalam Jurnal Fisika Himpunan Fisika Indonesia, Volume BS tahun 2002, 0561, h.l. Tersedia: http://hfi.fisika.net. Diakses: 25 September 2008,jam 14.05 wib

Zakaria, Effandi dan Zanaton Iksan. 2007. Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics Education : A Malaysian Perspective, in Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, ·Vol. 3, No. 1, ISSN: 1305-8223. Available at: http://www.ejmste.cmn/v3nl/EJMSTEv3nl Zakaria&Iksan.pdf. Accessed on Nov 16, 2008, 09.l 9 pm

Page 91: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

LAMP IRAN

Page 92: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

iran 1

u H Ki Nam a No. Butir Soa!

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 A 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 B 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 c 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 < 1 0 ' D 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 E 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 F 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 G 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 H 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 I 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 J 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 K 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 L 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 M 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 N 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 p 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 Q 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 R 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 s 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 T 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 u 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 v 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 w 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 x 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 y 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 z 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1

AB 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 AC 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 AD 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 AE 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 AF 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 AG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 AH 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

d

14 15 16 17 18 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0

19 20 21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0

22 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0

23 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0

00 N

Page 93: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Jama No. Butir soal

24 25 26 27 28 29 30

A 1 o 1 o 1 1 1

B 1 o 1 1 1 1 o c o o 1 1 o 1 1

D 1 o 1 0 1 1 1

E 1 o 1 0 0 1 0 F 1 1 1 1 1 1 1

G 1 o 1 o o o o H 1 o o 0 o o o I 1 o 1 0 1 1 1

J 1 1 1 0 1 1 0 K 1 0 0 0 0 1 1

L 0 0 1 1 0 0 0 M 0 0 1 0 0 1 1

N 1 1 1 0 0 1 0

0 1 0 1 o 1 o 0 p o 1 1 o 0 1 0 Q o 0 0 0 o 0 0

R 0 o 1 0 1 1 1 s 0 o 1 0 1 1 1

T 0 0 1 0 1 1 1

u 0 0 1 0 1 1 0 v 0 0 1 0 0 0 0 w 1 1 1 1 1 1 0 x 1 o 1 1 1 1 1 y 1 o o 0 0 0 1

z 1 0 0 0 o o 1

AB o o 1 o o 1 1 AC 0 0 1 1 1 0 0 AD 1 0 1 0 0 0 0 AE 1 0 0 1 1 1 1 AF 1 1 0 1 1 1 0 AG 1 1 0 1 1 1 0 AH 0 0 0 0 1 0 1

31 32 33 34 o 1 1 1 o o 1 1 o 1 o 1 o 1 1 1

0 0 1 1 1 0 1 1 o 1 1 1 o o o 0 o 1 0 1 o 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1

o 1 1 1 0 1 1 1

0 1 I 0 0 0 o 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 o 1 o 1 0 1 0 0 o 1 o o o 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0

35 I,Y

0 24 0 26

0 17 1 23 1 15

1 29

0 17

0 10

0 20 0 21

0 23 0 9 0 16 0 20

o 26 o 19 1 14

1 18 1 21 1 24 1 24 1 19

0 23 1 24 1 18 1 19 1 20

0 13 1 13 0 26 0 27 0 29 0 4

l,Y'

576 676 289 529 225 841 289 100

400 441 529 81

256 400 676 361 196 324 441 576 576 361 529 576 324 361 400 169 169 676 729 841

I 16

00 w

Page 94: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Al o o 1 o o 1 0 1 o o 0 o l\J 0 o 1 1 1 1 o 1 1 1 1 1 ~K o o 1 1 1 1 o 1 1 1 1 1 l\L o o 1 1 1 o 1 ~ 1 1 1 1

'M o 1 1 1 1 0 1 1 o 1 1 0 ~N 1 1 1 1 o 1 1 1 1 1 1 1 ~o o 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 l\P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 o 1 ~Q 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 o 1 l\R 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 l\S 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 l\T 1 0 1 o 0 1 1 1 1 1 o 1

13 11 35 24 27 28 31 38 40 29 37 33

0.289 0.244 0.778 0.533 0.6 0.622 0.689 0.844 0.889 0.644 0.822 0.733

0.711 0.756 0.222 0.467 0.4 0.378 0.311 0.156 0.111 0.356 0.178 0.267

1 0.637 0.569 1.871 1.069 1.225 1.283 1.488 2.33 2.828 1.346 2.151 1.658

24.15 24.91 22.31 22.21 22.52 21.68 21.97 22.16 21.88 22.03 21.65 23.03

20.64 20.64 20.64 20.64 20.64 20.64 20.64 20.64 20.64 20.64 20.64 20.64

5.934 5.934 5.934 5.934 5.934 5.934 5.934 5.934 5.934 5.934 5.934 5.934

0.377 0.409 0.526 0.282 0.387 0.224 0.332 0.594 0.587 0.315 0.364 0.667 ) 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294

IS valid valid valid invalid valid invalid valid valid valid valid valid valid

0 o 1 1 o 1 1 1 1

1 1 1

31

0.689

0.311

1.488

22.81

20.64

5.934

0.542

0.294

valid

0 0 1 1 1 1 1 1

o 1 1 1

1 1 1 1 1 1

1 1

1 1

1 1

28 25

0.622 0.556

0.378 0.444

1.283 1.118

22.54 23.76

20.64 20.64

5.934 5.934

0.409 0.587

0.294 0.294

valid valid

" I:: m i ;g (fl c -< Cf) )> -i I )>

- "' ~~ > i: ;i;;_

.l> -Jl .~ -l JI> >i

0 0 0 1 1 1

1 1 1

1 1 1

o o 0 1 1 1

1 1 0 1 1 1 1 o 0 1 1 1

1 1 1

1 1 1

32 27 33

0.711 0.6 0.733

0.289 0.4 0.267

1.569 1.225 1.658

22.63 23.81 22.18

20.64 20.64 20.64

5.934 5.934 5.934

0.524 0.654 0.43

0.294 0.294 0.294

valid valid valid

0 1 o 1 1 1 o o o 1 1 o o 0 1 o o 0 o 1 1 o 1 1 1 1 o 1 o 1 o 0 0 1 1 1 o 1 1 1 o o o 1 1 1 o 1 1 1 1 o 1 1 1 1 1 1 o o

31 23 23 23 32

0.689 0.511 0.511 0.511 0.711

0.311 0.489 0.489 0.489 0.289

1.488 1.022 1.022 1.022 1.569

22.03 19.91 22.17 22.3 22.56

20.64 20.64 20.64 20.64 20.64

5.934 5.934 5.934 5.934 5.934

0.348 -0.13 0.264 0.286 0.507

0.294 0.294 0.294 0.294 0.294

valid invalid invalid invalid valid

~

Page 95: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Al 0 0 1 0 0 AJ 0 0 0 1 1 AK 0 0 0 1 1 AL 0 0 0 1 1 AM 0 0 1 0 0 AN 1 0 0 0 0 AO 0 0 1 0 1 AP 1 1 1 0 1 AQ 1 1 1 0 1 AR 1 1 1 0 1 AS 1 1 1 0 1 AT 0 0 0 0 1

,X 25 11 31 13 27

' 0.556 0.244 0.689 0.289 0.6

~ 0.444 0.756 0.311 0.711 0.4 liq 1.116 0.569 1.488 0.637 1.225 Ip 22.8 25.36 20.61 22.69 23.33 ~t 20.64 20.64 20.64 20.64 20.64 dt 5.934 5.934 5.934 5.934 5.934 lit 0.406 0.452 -0.01 0.22 0.555 ab 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 1tus valid valid invalid invalid valid

0 0 0 0

1 1 0 1

1 1 1 1

1 1 1 1

0 0 0 1

,, 0 1 1 1

0 1 0 1

1 0 0 1 1 0 0 1

1 0 0 1

1 0 0 1

1 0 0 1

30 21 7 37

0.667 0.467 0.156 0.822

0.333 0.533 0.644 0.178

1.414 0.935 0.429 2.151

23.13 21.29 26.57 21.89

20.64 20,64 20.64 20.64

5.934 5.934 5.934 5.934

0.593 0.101 0.429 0.452

0.294 0.294 0.294 0.294

valid invalid valid valid

0 0

1 0

1 0

1 0

1 0

1 0

1 0

0 0

1 0

1 0

1 0 1 0

26 22

0.576 0.469

0.422 0.511

1. 17 0.978

22.27 20.86

20.64 20.64

5.934 5.934

0.32 0.036

0.294 0.294

valid invalid

1 1

1

1

0 1

1

1

1

1

1

1

25

0.556

0.444

1. 118

21.72

20.64

5.934

0.203

0.294

invalid

8 23 25 24 16

26 23 28 25 29 29 22

929

64

529

6~5

576

256

676

529

784

625

841

841

484

20763

00

"'

Page 96: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

2

Vii Reliabil l ama No. Butir Soa!

1 2 3 5 7 8 9 10 11 I 12 13 14 15 A 0 0 1 0 1 1 1 0 1 I 1 1 1 1 B 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 c 1 0 0 0 1 1 1 1 1 I 1 0 0 0 D 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 E 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 F 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 G 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 H 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 I 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 J 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 K 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 L 0 0 0 0 0 0 I 1 0 1 0 0 1 0 M 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 N 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 p 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 Q 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 R 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 s 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 T 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 u 0 0 1 1 1 1 1 I 0 1 1 1 1 0 v 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 w 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 I 0 0 x 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 y 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 z 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0

AB 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 AC 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 AD 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 AE 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 AF 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 AG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 AH 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 o~ 1

Tes Hasil Belaiar K1 Redo ks

16 17 18 19 23 24 25 28 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1

29 31 32 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0

33 )Y

1 18 1 18 0 12 1 18 1 11 1 21 1 11 0 6 0 13 0 18 1 20 0 4 0 11 0 17 1 20 1 14 0 11 1 12 1 15 0 18 1 17 1 12 0 18 0 17 0 13 0 14 0 18 1 8 1 9 0 20 1 21 0 23 0 3

>Y' 324 324 144 324 121 441 121

36 169 324 400

16 121 289 400 196 121 144 225 324 289 144 324 289 169 196 225

64 81

400 441 529

9

00

°'

Page 97: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 I 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1

13 11 35 27 31 38 I 40 29 37 33 31 28 25 0.289 0.244 0.778 0.6 0.689 0.844 0.889 0.644 0.822 0.'/33 0.689 0.622 0.556

0.711 0.756 0.222 0.4 0.311 0.156 0.111 0.356 0.178 0.267 0.311 0.378 0.444 0.20$ 0.185 0.173 0.24 0.214 0.131 0.099 0.229 0.146 0.196 0.214 0.235 0.247

0 0 0 0 1 0 0

1 1 1 1 1 0 0

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0

0 0 0 1 1 0 0

1 1 1 1 1 1 0

1 1 0 0 1 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 0 0

32 27 33 31 32 25 11 0. 711 0.6 0.733 0.689 0.711 0.556 0.244

0.289 0.4 0.267 0.311 0.289 0.444 0.756 0.205 0.24 0.196 0.214 0.205 0.247 0.185

0 0 0

1 1 0

1 1 1

1 1 1

0 0 0

0 0 1

1 0 0

1 1 0

1 1 0

1 1 0

1 1 0

1 1 0

27 30 7

0.6 0.667 0.156

0.4 0.333 0.844

0.24 0.222 0.131

0 0

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 0 1 1

1 1

1 1 1 1

37 26 0.822 0.578

0.178 0.422 0.146 0.244

3

18 20

20 12

21 17

22 20

23

24 18

696

4.991

9

324 400

400 144

441

289 484 400

529

576

324 12044

00 -..!

Page 98: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

PERHITUNGAN UJI V ALIDITAS (Contoh: Soal tes Hasil Belajar Kimia No. 1)

'Ypbi = Mp-Mt /P

St ~q

l. Mencari proporsi menjawab benar (p) setiap butir soal (no. 1)

EX p=-

n

13 p = 45

= 0,289

2. Mencari q setiap butir soal (no. 1) q = 1 - p

= 1 - 0,289 = 0,711

3. Mencari rerata skor peserta tes (Mp) setiap butir soal (no. 1)

M _ jumlah skor total peserta tes yang menjawab benar

p - jumlah peserta tes yang menjawab benar

Mp = 314 13

= 24, 15

4. Mencat mean total (Mt)

Mt = 92?!_ 45

= 20,64

5. Mencari standar deviasi total (SDt)

Sdt = E~t2 - ( z::t )1

Sdt = J 20763 ( 929 y

88

Page 99: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Sdt = ,1461,4 - 426,19

Sdt = ,135,21

Sdt = 5,934

6. Mencari korelasi point biserial

Mp-Mt J p Ypbi =

Sdt q

24, 15 _ 20,6v 0,289

5,934 0,711

= 0,377

7. Menentukan validitas soal (No. I) Diketahui : r hitung adalah 0,377

r tabel untuk banyak sampel 45 adalah 0,294

maka, karena r hitung > r label, maka soal dinyatakan valid

89

Page 100: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

90

Perhitungan Uji Reliabilitas

Mencari standar deviasi total (Sdt)

Sdt = IXt' ( IXt )2

--- -n n

Sdt = 12044 _ (696)2

45 45

Sdt = ,J267,644 - 239,2i7

Sdt = .J28,43

Sdt = 5,332

Kemudian, nilai dimasukkan ke dalam Rumus K-R. 20

-( n )(S' -Ipq) f11- --n-1 S2

= (~)((5,332)2 -4,991)

45-1 5 3322

'

1 023 x 28,43 - 4,991 , 28,43

= 1,023 x 0,8244

0,843

Maka, koefisien reliabilitas adalah 0,843 atau dalam kriteria tinggi

Page 101: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

91

Lampiran3

Pengujian Tingkat Kesukaran Soal Instrumen Ujicoba

Butir Soal B JS p Kriteria

1 13 45 0,29 Sukar

2 11 45 0,24 Sukar

3 35 45 0,78 Mudah

4 24 45 0,53 Sedang

5 27 45 0,60 Sedang

6 28 45 0,62 Sedang

7 31 45 0,69 Sedang r--"

8 38 45 0,84 Mud ah

9 40 45 0,89 Mud ah

10 29 45 0,64 Sedang

11 37 45 0,82 Mudah

12 33 45 0,73 Mudah

13 31 45 0,69 Sedang

14 28 45 0,62 Sedang

15 25 45 0,56 Sedang

16 32 45 0,71 Mudah

17 27 45 0,60 Sedang

18 33 45 0,73 Mudah

19 31 45 0,69 Sedang

20 23 45 0,51 Sedang

21 23 45 0,51 Sedang

22 23 45 0,51 Sedang

23 32 45 0,71 Mudah

24 25 45 0,56 Sedang

25 11 45 0,24 Sukar

26 31 45 0,69 Se dang

Page 102: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

27 13 45 0,29

28 27 45 0,60

29 30 45 0,67

30 21 45 0,47

31 7 45 0,16

32 37 45 0,82

33 26 45 0,58

34 22 45 0,49

35 25 45 0,56

Rumus lndeks Kesukaran Soal:

B p =

JS

Keterangan: P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran soal, sebagai berikut: 0,00 - 0,30 = soal sukar 0,31 - 0, 70 = soal sedang 0,71-1,00 = soal mudah

92

Sukar

Sedang

Sedang

Sedang

Sukar

Mudah

Sedang

Sedang

Sedang

Page 103: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

u -- bed No. Butir Soal

' 1 2 3 4 ! 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

0 0 1 0 ' 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1

0 0 1 0 1 1 1 1 I 1 1 1 1 1 1

0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0

0 I 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 0 ! 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1

1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0 1 0 0 I 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0

0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

9 9 21 15 17 16 17 22 22 16 20 21 20 18

0.41 0.41 0.95 0.68 0.77 0.73 0.77 1 1 0.73 0.91 0.95 0.91 0.82

- - K

15 16 17 16 19 20

1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 0

1 1 0 0 0 0

1 ·1 0 1 1 1

1 0 1 1 1 0

0 1 1 1 0 0

1 1 1 1 1 1

I 1 1 1 1 0 0

1 0 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 0

1 1 1 . 0 0 0

20 20 19 20 16 9

0.91 0.91 0.86 0.91 0.73 0.41

21 22 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1

13 14 21

0.59 0.64 0.95

24

1 1

1

1

1 1

1 1

1 1

0

1 1

0 0

1 0

1 1

1 0

0

16

0.73

25

1 1

1

1

1 1 0

0 0

0

0 1

0 0

0 0

0 0

0 1

0 0

6

0.36

'Ci w

Page 104: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

No. Butlr Seal -,

' ~ 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 29

0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 29

1 0 1 1 o 0 1 1 ' o 1 29 1 o 1 I 1 o o 1 1 o 1 29 1 o 1 1 o 0 1 0 o 1 28

o 1 1 1 0 1 1 1 0 o 27 1 1 1 1 o o c 1 1 0 26

1 0 1 o 0 o 1 1 1 0 2• 0 1 1 1 1 1 1 o o o 26 0 o o o 1 1 1 1 0 ' 26

o 1 1 1 1 1 1 1 o 1 26 1 o 1 1 0 o 1 1 0 1 25 1 o 1 1 1 0 1 1 1 o 24 1 0 1 1 1 o 1 o 1 1 24

1 o 1 1 0 o 1 1 1 1 24 1 1 1 1 1 0 1 o 1 1 24 o 1 1 1 1 1 1 1 o 1 24 1 o 1 1 1 o 1 1 1 1 23 o o 0 1 1 o 1 1 0 o 23 1 1 1 1 o 0 1 0 1 o 23

o 1 1 1 1 o 1 1 0 1 23 1 0 1 0 1 o 1 1 0 1 23

14 10 20 19 12 7 20 16 9 14

0.64 0.45 0.91 0.86 0.55 0.32 0.91 0.73 0.41 0.64

:e.

Page 105: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

UiiD

' 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1

0 0 1 0 1 ' 1 1 1 1 1

0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1

0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1

0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1

0 0 1 0 1 1 0 0 I 1 1 1

0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1

1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1

0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1

0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1

0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1

0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 ' 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

3 2 13 9 10 11 13 15 17 12 17 0.14 0.09 0.59 0.41 0.45 0.5 0.59 0.68 0.77 0.55 0.77

Pembeda Soal Kel ---- -kKclas B No. Butir Soal

12 13 14 15 16 17 18 19

1 0 1 0 1 1 1 1

1 0 1 0 0 0 0 1

1 1 0 0 0 1 0 0

1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1

1 1 0 1 0 1 1 0

0 1 0 0 1 1 1 1

0 1 1 0 1 0 1 1

1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1

0 1 0 0 1 0 0 1

1 1 0 0 0 0 1 0

0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1

0 0 0 0 1 0 1 1

0 0 0 0 1 0 1 1

0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 11 10 9 4 11 7 12 14

0.5 0.45 0.41 0.18 0.5 0.32 0.55 0.64

h

20 21 22

1 0 0

1 0 0 0 1 1

0 0 1 0 0 0

1 1 0 1 1 0

1 0 1

1 0 0

1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0

1 0 1 0 0 0 13 9 9

0.59 0.41 0.41

23 24

1 1

1 0

1 1

0 1

1 0

0 0

0 0

1 1

0 0

1 1

0 0

0 1

1 0

1 0

0 1

1 0

1 0

0 1

0 1

0 0

1 0

0 0

11 9

0.5 0.41

25

1 0

0

1 0

1 0 0

0

0 0

0 0

0 0

0 0 0

0

0

0 0

3 0.14

"' v.

Page 106: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

; 2s 27 28 29

1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 -1 0 0 ' 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 17 3 6 10

0.77 0.14 0.27 0.45

No. Butir Saa!

30 31 I 32 33

0 o I 1 0

1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0

1 0 1 0

0 0 1 1

0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1

1 0 1 0

1 0 1 0

0 0 1 1

1 0 1 0

0 0 1 1

0 0 0 1 0 0 1 0

0 0 1 1

0 0 1 1

0 0 0 0

0 0 0 0

0 0 0 0

1 0 0 0

9 0 16 9

0.41 0 0.73 0.41

34 35

1 0

1 1 1 0 1 0 1 1

1 0

1 1

0 1 1 1

0 1 1 0

1 0

1 0

0 0

1 1

0 1

0 0 1 1

0 0

0 0

0 1

0 0 13 10

0.59 0.45

i;v

21

21 20 20

20 19 19

19 18

18 17

17 16

16 16 14

13 13 10

• 8 4

"' °'

Page 107: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

97

Lampiran4

Pengujian Daya Pembeda Soal

No BA JA BB JB PA PB D Kriteria 1 9 22 3 22 0,41 0,14 0,27 Cukup

- -·-2 9 22 2 22 0,41 0,09 0,32 Cukuo 3 21 22 13 22 0,95 0,59 0,36 Cukup 4 15 22 9 22 0,68 0,41 0,27 Cukuo 5 17 22 10 22 0,77 0,45 0,32 Cukup 6 16 22 11 22 0,73 0,50 0,23 Cukup 7 17 22 13 22 0,77 0,59 0,18 Jelek 8 22 22 15 22 1 0,68 0,32 Cukup 9 22 22 17 22 1 0,77 0,23 Cukup 10 16 22 12 22 0,73 0,55 0,18 Jelek 11 20 22 17 22 0,91 0,77 0,14 Jelek 12 21 22 11 22 0,95 0,50 0,45 Baik 13 20 22 10 22 0,91 0,45 0,46 Baik 14 18 22 9 22 0,82 0,41 0,41 Baik

15 20 22 4 22 0,91 0,18 0,73 Baik sekali

16 20 22 I I 22 0,91 0,50 0,41 Baik 17 19 22 7 22 0,86 0,32 0,54 Baik 18 20 22 12 22 0,91 0,55 0,36 Cukuo 19 16 22 14 22 0,73 0,64 0,09 Jelek

20 9 22 l~- 22 0,41 0,59 -0,18 Tidak baik

21 13 22 9 22 0,59 0,41 0,18 Jelek 22 14 22 9 22 0,64 0,41 0,23 Cukup 23 21 22 I I 22 0,95 0,50 0,45 Baik 24 16 22 9 22 0,73 0,41 0,32 Cukuo 25 8 22 3 22 0,36 0,14 0,22 Cukup

26 14 22 17 22 0,64 0,77 -0, 13 Tidak baik

27 10 22 3 22 0,45 0,14 0,31 Cukuo 28 20 22 6 22 0,91 0,27 0,64 Baik 29 19 22 10 22 0,86 0,45 0,41 Baik 30 12 22 9 22 0,55 0,41 0, 14 Jelek 31 7 22 0 22 0,32 0 0,32 Cukuo 32 20 22 16 22 0,91 0,73 0,18 Jelek 33 16 22 9 22 0,73 0,41 0,32 Cukup

34 9 22 13 22 0,41 0,59 -0, 18 Tidak baik

35 14 22 10 22 0,64 0,45 0, 19 Jelek

Page 108: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Rumus mencari Daya Pembeda Soal (Discriminating Power) adalah:

BB ---=PA-PB

JB

Keterangan:

D = Daya pembeda soal

PA = Proporsi kelas atas yang menjawab benar

Pa = Proporsi kelas bawah yang menjawab benar

98

BA = Banyak siswa kelas atas yang menjawab benar untuk setiap butir

so al

Ba = Banyak siswa kelas bawah yang menjawab benar untuk setiap

butir soal

h = Jumlah siswa kelas atas

J8 = Jumlah siswa kelas bawah

Klasifikasi daya pembeda soal:

D : 0,00 - 0,20 = jelek (poor)

D : 0,20 - 0,40 = cukup (satisfactory)

D : 0,40 - 0, 70 = baik (good)

D : 0, 70-1,00 = baik sckali (excellent)

D : negatif, semuanya tidak baik. Jadi butir soal yang mempunyai nilai D negatif, sebaiknya dibuang.

Page 109: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Lampiran 5

Persiapan Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa

Kelompok Eksperimen Dengan Model Cooperative Learning

Tcknik Numbered Heads Together

A. Pre Test

99

Diketahui data skor hasil belajar pada kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:

24 28 28 32 32 32 32 32 32 36

36 36 36 36 36 36 40 40 40 40

40 40 40 44 44 44 44 52

I. Rentang Kelas (R)

2. Jumlah Kelas Interval (K)

3. Panjang Kelas (P)

4. Menyusun Interval Kelas

= Nilai terbesar - Nilai terkecil

= 52-24

=28

= I + 3,3 . log n

= I + 3,3 . log 28

= I+ (3,3 . 1,447)

= l + 4,77

= 5, 77 dibulatkan menjadi 6

=_IL

K = 28

6 = 4,67 dibulatkan menjadi 5

Tabel. Distribusi Frekueusi Pcnyusunan Interval Kelas

No Kclas Interval Frckuensi Frekuensi Kumulatif (%)

I 24-28 3 10,71 %

2 29-33 6 21,43 %

3 34-38 7 25%

4 39-43 7 25 %

5 44-48 4 14,29 %

6 49-53 l 3,57%

Jumlah 28 100%

Page 110: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

100

5. Menghitung Rata-rata (X), Modus (Mo), Median (Me), dan Simpangan Baku

(S2) Kelompok Eksperimen

Tabet. Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen

Xi Fi Fk Xi2 Fi.Xi Fi.Xi' 24 I I 576 24 576 28 2 3 784 56 1568 32 6 9 1024 192 6144 36 7 16 1296 252 9072 40 7 23 1600 280 11200 44 4 27 1936 176 7744 52 I 28 2704 52 2704 y 28 1032 39008

a. Rata-rata (X) = L Fi. Xi . n

= 1032 28

= 36,86

b. Modus (Mo) =b + P[-bi ] . b1 + b2

= 33,5 + 5 [-1-

l+O J = 33,5 + 5 (I)

= 38,5

[ Y2n-FJ c. Median (Me) =b + p --f

[ 14-9 J =33,5 + 5 -7-

=33,5 +5 (0,71)

= 38,5 + 3,55

= 42,05

Page 111: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

l 0 l

d. Simpangan Bairn (S2) = fi. Y Fi. Xi2 - l?; Fi.Xi)2

n (n-1)

B. Post Test

= 28 (39008)- (1032)2

28 (28-1)

1092224 - 1065024 28 (27)

27200 756

s2 = 35,978

= v 35,978

s = 5,99

Diketahui data skor hasil belajar pada kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:

36 36 36 36 36 40 44 48 48 52

52 56 56 56 60 60 68 68 76 76

76 76 76 76 80 84 84 88

I. Rentang Kelas (R)

2. Jumlah Kelas Interval (K)

3. Panjang Kelas (P)

= Nilai terbesar - Nilai terkecil

= 88-36

= 52

= 1 + 3,3 . log n

= 1 + 3,3 . log 28

= 1 + (3,3 . 1,447)

=1+4,77

= 5, 77 dibulatkan menjadi 6

_R_

K 52 6

= 8,67 dibulatkan menjadi 9

Page 112: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

102

4. Mertyusurt Interval Kelas

Tabel. Distribusi Frekuensi Penyusnnan Interval Kelas

No Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif (%)

1 36-44 7 25%

2 45-53 4 14.29%

3 54-62 5 17,86%

4 63-71 2 7,14 %

5 72-80 7 25% ---····- "" --·---· .. " ------···-·-··""'

6 81-89 3 10,71 %

Jumlah 28 100 %

5. Menghitung Rata-rata (X), Modus (Mo), Median (Me), dan Simpangan Baku

(S2) Kelompok Eksperimen

Tabel. Distribusi Frckuensi Kelompok Eksperimen

Xi Fi 36 5 40 I 44 I 48 2 52 2 56 3 60 2 68 2 76 6 80 1 84 2 88 1 ) 28

a. Rata-rata (X)

b. Modus (Mo)

Fk 5 6 7 9 11 14 16 18 24 25 27 28

= J: Fi. Xi n

= 1680 28

=60

Xi" Fi.Xi Fi.Xi" 1296 180 6480 1600 40 1600 1936 44 1936 2304 96 4608 2704 104 5408 3136 168 9408 3600 120 7200 4624 136 9248 5776 456 34656 6400 80 6400 7056 168 14112 7744 88 7744

1680 108800

Page 113: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

c. Median (Me)

=71,5 + 9 [-

5

] 5+4

= 71,5 + 9 (0,55)

= 76,45

=b + p [ y,,;-F]

~ 71,5 + 9 [ 14 : 11 ]

= 71,5 + 9 (0,6)

= 71,5 + 5,4

= 76,9

d. Simpangan Baku (82) = n. I Fi. Xi2

- II Fi.Xi)2 n (n - 1)

= 28 (108800)-(1680)2

28(28-1)

= 3046400 - 2822400 28 (27)

224000 756

82 296,296

= v296, 296

s 17,21

103

Page 114: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Lampiran 6

Persiapan Tabet Distribusi Frekuensi Basil Belajar Siswa

Kelompok Kontrol Dengan Model Pembelajaran Ceramah

A.Pre Test

Diketahui data skor basil belajar pada kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

20 20 20 20 24 24 24 28 28 28

28 28 32 32 32 36 36 36 36 36

40 40 40 44 44 52 56 56 60 64

1. Rentang Kelas (R)

2. Jumlah Kelas Interval (K)

3. Panjang Kelas (P)

4. Menyusun Interval Kelas

= Nilai terbesar - Nilai terkecil

=64-20

=44

= I + 3,3 . log n

= I + 3,3 . log 30

= l + (3,3. 1,477)

=I + 4,87

= 5,87 dibulatkan menjadi 6

= __.R_

K = 44

6 = 7.33 dibulatkan menjadi 8

Tabel. Distribusi Frekuensi Penynsunan Interval Kelas

No Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif (%)

I 20-27 7 23,33 %

2 28-35 8 26,67 %

3 36-43 8 26,67 %

4 44-51 2 6,67%

5 52-59 3 10%

6 60-67 2 6,67%

Jumlab 30 100 %

104

Page 115: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

d. Simpangan Baku (S2)

s2

s

B. Post Test

= n. Y Fi. Xi2 - <Y Fi.Xi)2

n (n - 1)

30(42144) -:c0064)2 30 (30-1)

= 1264320 - 1132096 30 (29)

= 132224 870

151,98

= v 151,9_8_

12,33

Diketahui data skor basil belajar pada kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

32 32 32 32 36

48 48 48 48 48

56 60 64 64 64

I. Rentang Kelas (R)

2. Jumlah Kelas Interval (K)

3. Panjang Kelas (P)

36 36 40 44 44

52 52 52 52 56

68 68 68 72 72

= Nilai terbesar - Nilai terkecil

=72-32

=40

= I + 3,3 . log n

= I + 3,3 . log 30

= I + (3,3 . 1,477)

=I + 4,87

= 5,87 dibulatkan menjadi 6

_.R_

K = 40

6 = 6,67 dibulatkan menjadi 7

106

Page 116: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

107

4. Menyusun Interval Kelas

Tabet. Distribnsi Freknensi Penynsnnan Interval Kelas

No Kelas Interval Freknensi Freknensi Knmulatif (%)

I 32-38 7 23,33 %

2 39-45 3 10%

3 46-52 9 30%

4 53-59 2 6,67 %

5 60-66 4 13,33 %

6 67-73 5 16,67 %

Jnmlah 30 100%

5. Menghitung Rata-rata (X), Modus (Mo), Median (Me), dan Simpangan Baku

(82) Kelompok Kontrol

Tabet. Distribnsi Freknensi Kelompok Eksperimen

Xi 32 36 40 44 48 52 56 60 64 68 72 I

a. Rata-rata (X)

b. Modus (Mo)

Fi Fk 4 4 ' 7 J

l 8 2 IO 5 15 4 19 2 21 1 22 3 25 3 28 2 30 30

= J: Fi. Xi n

= 1524 30

= 50,8

Xi' Fi.Xi 1024 128 1296 108 1600 40 1936 88 2304 240 2704 208 3136 112 3600 60 4096 192 4624 204 5184 144

1524

=45,5+7 [-

6

J 6+7

Fi.Xi' 4096 3888 1600 3872 11520 10816 6272 3600 12288 13872 10368 82192

Page 117: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

c. Median (Me)

= 45,5 + 7 (0,46)

= 48,72

[ Vin-F]

"'b + p --/

=45,5+7 [15:10]

= 45,5 + 7 (0,55)

=45,5 + 3,85

=49,35

d. Simpangan Baku (S2) = n.TELXi2:c-Jh Ei.Xi)2

n (n-1)

= 30 (82192)-(1524)2 30 (30-1)

= 2465760 - 2322576 30 (29)

143184 870

s2 = 164,579

= v 164,579

s = 12,83

108

Page 118: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

109

Lampiran 7

Perhitungan Uji Normalitas Data Skor Pre test

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

A. Normalitas Kelompok Eksperimen

Tabet • Hasil Perhitungan Normalitas Skor Pre Test

Xi Fi Fk xi2 Fi.Xi Fi.Xi2 Zi FIZi\ SIZi\ I FIZi\ - SIZi\ I 24 l l 576 24 576 -2.14 0.0162 0.035714 0.01951 28 2 3 784 56 1568 -1.47 0.0708 0.107143 0.03634

n 6 .. J .... JQ24 .. .. J.2:? .. 6H4 .......... c!l&L .. .. Q,2Q9 J!.3V4;t9_ .......... O.JH.4.3 ........ 36 7 16 1296 252 9072 -0.14 0.4443 0.571429 0.12713 40 7 23 1600 280 11200 0.52 0.6985 0.821429 0.12293 44 4 27 1936 176 7744 1.19 0.883 0.964286 0.08129

._1L 1 28 2704 52 2704 2.52 0.9941 l 0.0059 '\' 28 1032 39008

X , . ,L.FLXL = 1032 = 36,86 sz -· 2'..F' x·2 0:: F Xi}2 - ll.= .I. Le-: =· .I. . ..

n 28 n (n-1)

28 (39008} - (I 032}2 28 (28-1)

= 1092224 - 1065024 28 (27)

= 27200 756

s2 = 35,973

= v 35,978

s 5,99

Dari perhitungan di atas diperoleh Lo hitung sebesar 0, 12713 sedangkan harga

Ltab pada taraf signifikansi (u = 0,05) n = 28 adalah sebesar 0, 161. Karena Lo hit

< Ltab ( 0,12713 < 0,161), maka dapat disimpulkan bahwa data populasi sampel

penelitian adalah berdistribusi normal.

Page 119: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

110

B. Normalitas Kelompok Kontrol

Tabel . Hasil Perhitungan Normalitas Skor Pre Test

Xi Fi Fk Xi' Fi.Xi Fi. Xi2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi) - S(Zi)I 20 4 4 400 80 1600 -1.25 0.1056 0.133333 0.02773 24 3 7 576 72 1728 -0.92 0.1788 0.233333 0.05453

2~. 5 .... J.2. .... 7M ..... [40 ... }l)2Q . -0.60 .. Q.7.Z'R ... _QA . ....... QJ2~~ ····· . ...

32 3 15 1024 96 3072 -0.28 0.3897 0.5 0.1103 36 5 20 1296 180 6480 0.04 0.516 0.666667 0.15067 40 3 23 1600 120 4800 0.36 0.6406 0.766667 0.12607 44 2 25 1936 88 3872 0.69 0.7549 0.833333 0.07843 52 1 26 2704 52 2704 1.34 0.9099 0.866667 0.043233 56 2 28 3136 il2 6272 1.66 0.9515 0.933333 0.018167

60 l 29 3600 60 3600 1.99 0.9767 0.966667 0.010033 64 1 30 4096 64 4096 2.31 0.9896 1 0.0104 ., 30 1064 4.2144

X = L; Fi. Xi = 1064 = 35,46 s2 = n. L Fi. Xi2 - (L; Fi.Xi)2 n 30 n (n - I)

30 (42144}-(1064}2 30 (30- I)

1264320 - I 132096 30 (29)

= 132224 870

s2 - 151,98

= v 151,98

s = 12,33

Dari perhitungan di atas diproleh Lo hitung sebesar 0, 15067 sedangkan harga

Ltab pada tarafsignifikansi (a= 0,05) n = 30 adalah sebesar 0,161. Karena Lo hit

< Ltab ( 0, 15067 < 0, 16 I), maka dapat disimpulkan bahwa data populasi sampel

penelitian berdistribusi normal.

Page 120: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

111

Lampiran 8

Perhitnngan Uji Normalitas Data Skor Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

A. Normalitas Kelomok Eksperimen

Tabel . Hasil Perhitnngan Normalitas Skor Post Test

Xi Fi Fk Xi2 Fi.Xi 36 5 5 1296 180

40 1 6 1600 40

.. A± . ) .. .. ..7 .. J.9Jl1 ... 4'! .... 48 2 9 2304 96 52 2 11 2704 104 56 3 14 3136 168

60 2 16 3600 120 68 2 18 4624 136 76 6 24 5776 456

80 I 25 (-~00 80 84 2 27 7056 168

88 1 28 7744 88 ., 28 1680

X = LELXi = 1680 = 60 n 28

Fi.Xi' Zi FIZil SIZil I FIZil - SIZill 6480 -1.39 0.0823 0.17857 0.09627 1600 -1.16 0.123 0.21429 0.09129

J2J6 ........ '.0.·.9~ .... Qj]§2 ....... 9~2.~ ...... 0.0738 ___ .. _ . .,

4608 5408 9408 7200 9248

34656 6400 14112

7744 108800

-0.69 0.2451 0.32143 0.07633 -0.46 0.3228 0.39286 0.07006 -0.23 0.409 0.5 0.091

0 0.5 0.57143 0.07143 0.46 0.6772 0.64286 0.034343 0.93 0.8238 0.85714 0.03334 1.16 0.877 0.89286 0.01586 1.39 0.9177 0.96429 0.04659 1.62 0.9474 I 0.0526

S2 = ll.fi.Xi2=ffFi.Xil2

n (n-1)

28 (I 08800) - (1680)2

28 (28 - I)

= 3046400-2822400 28 (27)

224000 756

s2 296,296

V296. 296

s l 7,21

Dari perhitungan di atas diproleh Lo hitung sebesar 0,09627 sedangkan harga

Ltab pada taraf signifikansi (a= 0,05) n = 28 adalah sebesar 0, 161. Karena Lo hit

Page 121: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

112

< Ltab ( 0,09627 < 0,161), maka dapat disimpulkan bahwa data populasi sampel

penelitian berdistribusi normal.

B. Normalitas Kelompok Kontrol

Tabel. Hasil Perbitungau Normalitas Skor Post Test

Xi Fi Fk Xi' Fi.Xi Fi.Xi' 32 4 4 1024 128 4096 36 3 7 1296 108 3888 40 1 8 1600 40 1600 44 2 10 1936 88 3872 48 5 15 2304 240 11520 52 4 19 2704 208 10816 56 2 2i 3136 112 6272 60 I 22 3600 60 3600 64 3 25 4096 192 12288 68 3 28 4624 204 13872 72 2 30 5184 144 .. 10368 y 30 1524' 82192

X = L:Fi.Xi = 1524 = 50,8 n 30

Zi F(Zi) SIZi) IFIZi) - SIZOI -1.46 0.0721 0.133333 0.06123 -1.15 0.1251 0.233333 0.10823 -0.84 0.2005 0.266667 0.06617 -0.53 -0.21 0.09 0.40 0.71 1.02 1.34 1.65

0.2981 0.333333 0.03523 0.4168 0.5 0.0832 0.5359 0.633333 0.09743 0.6554 0.7 0.0446 0.7612 0.733333 0.027867 0.8461 0.833333 0.012767 0.9099 0.933333 0.02343 0.9505 1 0.0495

S2 = n. 2:' Fi. Xi2 - (};:: Fi.Xi)2

n (n- I)

= 30 (82192) =(1524)2

30 (30-1)

= 2465760 - 2322576 30 (29)

= 143184 870

s2 164,579

v 164,579

s 12,83

Dari perhitungan di atas diproleh Lo hitung sebesar 0, I 0823 sedangkan harga

Ltab pada taraf signifikansi (a= 0,05) n = 30 adalah sebesar 0, 16 I. Karena Lo hit

< Ltab ( 0, 10823 < 0, 161), maka dapat disimpulkan bahwa data populasi sampel

penelitian berdistribnsi normal.

Page 122: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Lampiran 9

Perhitnngan Uji Homogenitas Data Skor Pre test

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Perhitungan uji homogenitas dengan rumusan, sebagai berikut:

S12

F=---

Keterangan:

F = Homogenitas

S 12

= Varians terbesar

Sl = Varians terkecil

Fhitung :S Fiabel = Sampel homogen

Fhitung 2:: F1abe1 = Sampel tidak homogen

Maka, data skor pre test, yaitu

Diketahui:

S12 = 151,98

sl = 35,978

Jawab:

151,98 = 4 22 35,978 ,

113

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, didapatkan Fhit = 4,22 dengan n = 58 pada

taraf kepercayaan 95 % (cr = 0,05) diperoleh Fiab = 1,85. Maka kedua kelompok

penelitian dinyatakan bersifat tidak homogen, karena memenuhi kriteria Fhit 2:: Fiab

(4,222:: 1,85)

Page 123: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Lampiran 10

Perhitnngan Uji Homogenitas Data Skor Post te.~t

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Perhitungan uji homogenitas dengan rumusan, sebagai berikut:

S12

F=---

s/

Keterangan:

F = Homogenitas

S 12 = Varians terbesar

sl = Varians terkecil

Fh1tung :S: Frabel = Sampel homogen

Fhitung ?:: Ftabel = Sampel tidak homogen

Maka, data skor post test, yaitu

Diketahui:

S12 = 296,296

S22 = 164,579

Jawab:

296,296 --- = l,80 164,579

114

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, didapatkan Fhit = 1,80 dengan n = 58 pada

taraf kepercayaan 95 % (a = 0,05) diperoleh F1ab = l,85. Maka kedua kelompok

penelitian dinyatakan bersifat homogen, karena memenuhi kriteria Fhit:S: Frab (1,80

s l,85).

Page 124: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Lampiran 11

PERPUSTAKAAN UTA.MA UIN SYAHlll JAKARTA

Perhitungan Pengujian Hipotesis (uji t) Data Skor Pre test

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kriteria pengujian hipotesis adalah, sebagai berikut:

115

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan Model Cooperative

Learning telrnik Numbered Heads Together terhadap hasil belajar.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan Model Cooperative

Learning telrnik Numbered Heads Together terhadap hasil belajar.

Dimana,

Jika t hitung > t tabel, maka tolak Ho dan Ha diterima

Jika t hitung < t tabel, maka terima Ho dan Ha ditolak

Diketahui:

Data skor pre test dalam uji normalitas mengalami sebaran data yang normal,

sedangkan dalam uji homogenitas data kedua sample adalah tidak homogen, maka

uji hipotesis (uji t) yang digunaka11 adalah:

I X 1 -X 2 t =

Ketera11ga11:

X1 da11X2

V1 da11 V2

111da11112

Jawab:

= rata-rata hitung data kelompok 1 dan 2

= varians data kelompok 1 da11 2

= jumlah sampel kelompok 1 da11 2

Dari data diperoleh:

= 36,86

= 35,46

V1 = 35,978

V2 = 151,98

Page 125: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Sehingga: t 1 adalah

ti = 36,86-35,46

35,9782 151,982

---+---28 30

ti = 1,4

1294,42 23097,92 --'--+---

28 30

ti = 1,4

~46,23 + 769,93

ti --;=1='4= = 0,049

~816,16

Kemudian dihitung nilai kritis tabel, yaitu:

v- w 1 t 1 +w 2 t 2 111\..t = ± ~~-~~

W 1 + W 2

Dimana: w 1 =~ 111

Sehingga diperoleh:

35,9782

= 46 23 W1 28 '

dan

Dengan a= 0,05, maka:

t1 = t 10.95)(28) = 2,048 dan

t1 = t (0,95)(30) = 2,042

v, w,=-­

n,

151,98' = 769 93 w, 30 ,

nK = ± (46,23)(2,048) + (769,93)(2,042) = 2,042

t 46,93 + 7 69 ,93

116

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh t 1hitung sebesar 0,049,

rlenQan nKt,ohet nada taraf signifikansi a = 0,05 adalah sebesar 2,042, maka

Page 126: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

117

dapat disimpulkan bahwa t\itung < t tabel (0,049 < 2,042), hipotesis no! (Ho)

diterima, dan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak, yang berarti bahwa tidak

terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Karena kedua belum mendapatkan perlakuan.

Page 127: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Lampiran 12

Perhitungan Pengujian Hipotesis (uji t) Data Skor Post test

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kriteria pengujian hipotesis adalah, sebagai berikut:

118

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan Model Cooperative

Learning teknik Numbered Heads Together terhadap hasil belajar.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan Model Cooperative

Learning telmik Numbered Heads Together terhadap basil belajar.

Dimana,

Jika t hitung > t tabel, maka tolak Ho dan Ha diterima

Jika t hitung < t tabel, maim terima Ho dan Ha ditolak

Diketahui:

Kedua sampel penelitian adalah berdistribusi normal dan bersifat homogen, maka

uji hipotesis (uji t), yaitu:

X 1-X2 t=-~====

dsg~ Dimana:

dsg =

Keterangan :

(n, -l)V1 + (n 2 -l)V,

nl +n2-2

X1 = rata-rata data kelompok 1

X2 = rata-rata data kelompok 2

n1 = banyak data kelompok 1

n2 = banyak data kelompok 2

V 1 = varians data kelompok 1 (Sd1)2

Page 128: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Jawab:

t = hasil hitung distribusi

dsg = nilai deviasi standar gabungan

dsg = (28-1) 296,296 + (30-1) 164,579

28+30-2

dsg = )228,05

= 15,10

t =

=

=

60-50,8

15,lOJH

9,2

15,10 x 0,2628

9,2

3,968

2,318

119

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, di dapatkan t hit = 2,318 dengan taraf

signifikansi a = 0,05 dan derajat kebebasan ( df/db = 28 + 30 - 2 = 56),

maka diperoleh t tab = 2,000, maka t hit > t tab (2,318 > 2,000) adalah

menolak Ho dan menerima Ha. Dengan demikian penelitian ini dapat

menguji kebenaran hipotesis, yaitu Model Cooperative Learning teknik

Numbered Heads Together memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

hasil belajar.

Page 129: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Lampiran 13

RENCANAPELAKSANAANPE~fBELAJARAN KELOMPOK EKSPERIMEN

Unit Sekolah

Mata Pelajaran

Kelas I Semester

Alokasi Waktu

Pertemuan ke-

A. STANDAR KOMPETENSI

: MA Jam'iyyah Islamiyyah

: Kimia

: X/2

: 2 X45 menit

: 1

120

Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi

oksidasi-reduksi

B. KOMPETENSI DASAR

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan

hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

C. INDIKATOR

1. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan

pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta

peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.

2. Menggambarkan peranan konsep redoks berdasarkan pengikatan dan

pelepasan oksigen dan pelepasan dan penerimaan elektron dalam

kehidupan sehari-hari.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

I. Siswa dapat menjelaskan dan membedakan konsep oksidasi reduksi

ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen dan pelepasan dan

penerimaan elektron.

2. Siswa dapat menggambarkan peranan konsep redoks berdasarkan

pengikatan dan pelepasan oksigen dalam kehidupan sehari-hari.

3. Siswa dapat menggambarkan peranan konsep redoks berdasarkan

pelepasan dan penerimaan elektron dalam kehidupan sehari-hari.

Page 130: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

121

4. Siswa dapat Melakukan kerja sama kelompok dengan kompak dan

mengembangkan kemampuan metode ilmiah.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Perkembangan Reaksi Reduksi-Oksidasi

1. Konsep oksidasi dan reduksi ditinjau berdasarkan penggabungan dan

pelepasan oksigen.

Reaksi oksidasi adalah reaksi penggabungan oksigen oleh suatu zat

Reaksi reduksi adalah Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen oleh

suatu zat

Contoh reaksi oksidasi:

4 Fe+ 3 02 -7 2 Fe203 ( pengolahan bijih besi)

- C + 02-7C02

- CH4 + 2 0 2 -7 C02 + 2 H20 ( reaksi pembakaran)

- C6H1206 + 6 02 -7 6 C02 + 6 H20 (sistem respirasif.,-.~rnapasan)

Contoh reaksi reduksi:

C02 -7 C + 02

- 2H202 -7 2H20 + 02

6 C02 + 6 H20 -7 C6H1206 + 6 02 (fotosintesis tumbuhan)

Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah perkaratan besi,

fotosintesis tumbuhan, pernafasan makhluk hidup, pengolahan bijih

besi, proses pembakaran bahan bakar, dan reaksi buah ape! dan

kentang yang terkelupas berubah warna menjadi berwarna kecoklatan.

2. Konsep oksidasi dan reduksi ditinjau berdasarkan pelepasan dan

penerimaan elektron.

Reaksi oksidasi adalah reaksi yang berkaitan dengan pelepasan

elektron dari suatu zat.

Reaksi reduksi adalah reaksi yang berkaitan dengan penerimaan

elektron oleh suatu zat.

Page 131: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Contoh Reaksi oksidasi:

Na 7 Na++ e·

Ca 7 Ca2+ + 2 e·

Al 7 Al3+ + 3 e·

Pb 7 Pb2+ + 2 e·

122

Contoh reaksi reduksi:

- Ch + 2 e· -7 2 er - 02 + 2 e· 7 02-- Na++ e· 7 Na

- Au3+ + 3 e· 7 Au

Contoh konsep redoks yang berhubungan serah terima elektron adalah

Reaksi pembentukkan garam dapur (NaCl), Induksi elektromagnet

seperti penggaris mempunyai kekuatan magnet terhadap kertas setelah

digosokkan ke rambut, Pembusukan sampah dan Proses pengolahan

tape.

F. METODE PEMBELAJARAN

l. Model cooperative learning

2. Teknik numbered Head Together (NHT)

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

r--Tahapan Peranan Guru Peranan Siswa

Alokasi Kegiatan waktu

I Fase I : Mcnyampaikan tujuan dan i memotivasi siswa

• menciptakan lingkungan belajar, • Berdoadan 3' seperti berdoa dan salam menyiapkan alat

• Menjelaskan tujuan pembelajaran dan bahan-bahan yang dicapai dari materi yang akan pelajaran

Kegiatan dibahas • Siswa mencatat awol • Memotivasi siswa dengan sikap poin-poin penting 7'

keterbukaan dan sambutan yang yang harus baik terhadap siswa diketahui dalam

pembelajaran • Siap melakukan

proses pembelajaran

Page 132: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

123

Kegiatnn Fase II : Menyajiknn informasi inti • Siswa menuliskan 30'

Menyediakan dan memberikan basil beberapa contoh reaksi reduksi- identifikasinya di oksidasi yang terjadi di lingkungan dalam ker'.as dan sekitar, yaitu besi (paku) atau logam menjawab dengan yang berkarat, kemudian menugaskan lantang apa yang siswa untuk mengidentifikasi ha! mereka tuliskan. tersebut.

• Memperhatikan dan menjelaskan materi pembelajaran mencatat hal-hal konsep redoks yang berhubungan penting yang dengan penggabungan dan pelepasan berkaitan dengan oksigen yang diintegrasikan dengan konsep nilai. pembelajaran dan Misatnya: paku yang berkarat integrasi merupakan basil reaksi antara logarn kandungan pada besi dengan oksigen yang ada di nilainya udara (nilai intelektual), kemudian bagaimana cara kita untuk menghindari dan mengharnbat terjadinya perkaratan (nilai praktis), serta membelajarkan nilai religius, yaitu paku yang berkarat menunjukkan bahwa setiap makhluk memiliki batasan usia, hingga dia lapuk dan rusak

• Bertanya atau mem berikan kesempatan kepada memberikan siswa untuk bertanya dan melakukan pendapat mengenai diskusi kelas hat- hat yang

berkaitan dengan menjelaskan materi pembetajaran pembelajaran konsep redoks yang bcrhubungan dengan penerimaan dan petepasan etektron yang diintegrasikan dengan nilai. Misatnya serah terima yang terjadi dalam konsep reaksi reduksi-oksidasi diumpamakan sebagai perbuatan tolong-menotong yang harus ditakukan agar kehidupan menjadi tebih baik (nitai sosiat) • Bertanya atau

memberikan memberikan kesempatan kepada pendapat mengenai siswa untuk bertanya dan melakukan hat- hat yang diskusi ketas berkai tan dengan

pembetajaran

Page 133: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Fase III: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Menerapkan pembelajaran kooperatif teknik NHT, yaitu: • Membagi siswa menjadi 5

kelompok (terdiri dari 5 - 6 orang) dan memberi nomor (numbering).

• Memberikan pertanyaan (questioning) dalarn bentuk Lembar Kerja Kelompok mengenai pembelajaran yang berhubungan dengan konsep redoks berdasarkan oksigen dan serah terima elektron:

C,H120, + 6 02 ~ 6 C02 + 6 H20 Termasuk reaksi apakah persamaan reaksi di atas? Adakah hubungan Konsep redoks ini dengan nilai-nilai religius, sosial, nilai keintelektualan dan nilai praktis dalarn kehidupan? Sebutkan dan jelaskan!

Fase IV: Mcrnbimbing kelompok bekerja dan belajar

Secara teratur duduk membentuk kelompok dan segera melakukan diskusi pembelajaran kooperatif teknik NHT yang berkaitan dengan konsep redoks yang berhubungan dengan penggablinglltl dan pelepasan oksigen dan yang berhubungan dengan penerimaan dan pelepasan elektron

Aktif melakukan diskusi dalarn

• Menugaskan dan membimbing memecahkan siswa untuk melakukan diskusi pennasalahan secara ke!ompok untuk menjawab kooperatif pennasalahan yang dajukan (head toge/lier)

• Memeriksa prosedur yang digunakan siswa dalarn menjawab dan menyelesaikan pennasalahan dengan menggunakan metode ilmiah secara tepat

• Membimbing siswa untuk saling bekerja sarna dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

• Bertanya kepada siswa dengan menyebutkan satu nomor dari tiap kelompok untuk melaporkan hasil diskusi (answering)

Melakukan kerjasarna secara kondusif dan saling mendukung sesama anggota kelompok

Siswayang disebutkan nomomya menjawab permasalahan yang diajukan dan nomor yang lain yang sarna dapat memberikan argumen berdasarkan

124

35'

Page 134: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Kegiatan akhir

Fase V: Evaluasi

hasil diskusi kelompoknya Menyimpulkan hasil diskusi pembelajaran dengan teoat

• Melakukan evaluasi dengan cal'a Mengkoreksi dan 15' menyimpulkan dan memberikan memperhatikan penjelasan kembali mengenai konsep pembelajaran konsep pembelajaran yang tepat yang belum diketabui berdasarkan hasil diskusi

• Menugaskan kepada siswa untuk Mengerjakan dan mencari hal-hal yang berkaitan mengumpulkan lugas dengan konsep redoks yang sesuai batas yang berhubungan oksigen dan serab ditentukan terima elektron di dalam kehidupan sehari-hari dengan melalui artikel, jumal, koran, televisi, internet dsb.

Fase VI: Memberikan pcngbargaan

Memberikan pengbargaan terhadap anggota terbaik dalarn kelompok dan kelompok yang terbaik

Siswa merasa antusias dan bangga terhadap hasil yang dicapai dan berupaya untuk meniadi lebih baik

H. SUMBER DAN BAHAN PEMBELAJARAN

125

1. Sutrisna dan Lisa Listiana. 2006. Spektrum Kimia untuk Ke/as X, Ed. 3,

cet. I. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia.

2. Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia SMA I. Jakarta: Erlangga

3. Johari dan Rachmawati. 2006. Kimia SMA dan MA untuk Kelas X Jil.

I. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

4. Lem bar kerja Kelompok

5. Paku / logam yang berkarat

I. PENILAIAN

I. Penilaian performance dilakukan melalui pengamatan pada saat peserta

didik melakukan kegiatan.

2. Penilaian laporan tertulis/pekerjaan rumah

Page 135: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN KELOMPOK EKSPERIMEN

Unit Seko!ah

Mata Pelajaran

Kelas I Semester

Alokasi Waktu

Pertemuan ke-

A. STANDAR KOMPETENSI

: MA Jam'iyyah Islamiyyah

: Kimia

:X/2

: 2 X 45 menit

:2

126

Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi

oksidasi-reduksi

B. KOMPETENSI DASAR

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan

hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

C. INDIKATOR

I. Menentukan bilangan oksidasi unsur suatu senyawa.

2. Menjelaskan konsep redoks yang berhubungan dan perubahan bilangan

oksidasi

3. Menentukan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dalam persamaan reaksi

berdasarkan konsep redoks yang berhubungan dengan perubahan

bilangan oksidasi

4. Menggambarkan peranan konsep redoks berdasarkan perubahan

bilangan oksidasi dalam kehidupan sehari-hari.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

I. Siswa mampu menentukan bilangan oksidasi unsur suatu senyawa.

2. Siswa mampu menjelaskan konsep redoks yang berhubungan dan

perubahan bilangan oksidasi

3. Siswa mampu menentukan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dalam

persamaan reaksi berdasarkan konsep redoks yang berhubungan dengan

perubahan bilangan oksidasi

Page 136: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

127

4. Siswa mampu menggambarkan peranan konsep redoks berdasarkan

perubahan bilangan oksidasi dalam kehidupan sehari-hari.

E. MATERI PEMBELAJARAN

BILANGAN OKSIDASI

Bilangan oksidasi (biloks atau bo) adalah bilangan yang menunjukkan

muatan yang disumbangkan oleh atom unsur tersebut pada molekul atau

ion yang dibentuknya. Misalnya pada NaCl yang terbentuk melalui ikatan

ion, maka bilangan oksidasi Na adalah + 1 dan bilangan oksidasi Cl adalah

-1. Untuk senyawa HCI yang terbentuk melalui ikatan kovalen, H lebih

elektropositif mempunyai bilangan oksidasi +I, sedangkan Cl lebih

elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi - I.

Secara umum, untuk dua atom yang berikatan secara ionik maupun

kovalen berlaku:

- Atom unsur dengan keeiektronegatifan lebih besar akan mempunyai

bilangan oksidasi negatif.

- Atom unsur dengan keelektronegatifan lebih kecil (lebih elektropositif)

mempunyai bilangan oksidasi positif.

Berikut ini bebrapa aturan yang dapat membantu menentukan bilangan

oksidasi suatu atom.

Aturan Peuentuan Bilangau Oksidasi Unsur

1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0 (no!)

Contoh: Na, Mg, P4, 0 2, Ar, dan lain-lain

2. Bilangan oksidasi (biloks) hidrogen (I-I) dalam senyawanya adalah +I

Contoh: H20, NH3, HCI, NaOH, kecuali dalam senyawa hidrida

mempunyai biloks = -1, seperti: LiH, NaH, CaH2

3. Biloks unsur oksigen (0) dalam senyawanya adalah -2

Contoh: NaOH, H20, MgO, kecuali dalam senyawa berikut ini:

- flourida (senyawa OF2), biloksnya adalah +2

Page 137: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

128

- peroksida, biloksnya adalah -I, contoh: H202, Na20 2

- superoksida, biloksnya adalah - Yz, contoh: K02, Rb02

4. Biloks unsur dari ion monoatomik adalah sama dengan muatannya

Contoh: - bilok ion Fe2+ = +2 - bilok ion er= -1 - bilok ion s2- = -2 - bilok ion Na+ = + 1

5. Biloks unsur Golongan utama I Golongan I A (Li, Na, K, Rb, Cs) dalam

senyawa memiliki biloks = +I

Biloks unsur Golongan II A (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) dalam senyawa

memiliki biloks = + 2

Biloks unsur Golongan III A (B, Al, dan Ga) dalam senyawa memi!iki

biloks = +3

Contoh:

Biloks Na dalam NaOH adalah = + 1

Biloks Ca dalam CaCh adalah = +2

Biloks Al dalam AlC13 adalah = +3

6. Biloks unsur halogen (F, Cl, Br, I), kalau ada dibelakang mempunyai

biloks -1

Contoh:HF, HCl, HI

7. Jumlah biloks unsur-unsur dalam senyawa netral adalah 0 (nol)

Contoh:

Dalam senyawa NaCl, total biloks adalah 0 berdasarkan penjumlahan:

(1 X biloks Na) + (biloks Cl) = 0

Dalam senyawa H2804 , total biloks adalah 0 berdasarkan penjumlahan: (2 x bilok H) + (bilok S) + (4 x bilok 0) = 0

8. Jumlah biloks unsur-unsur dalam ion adalah sebesar jumlah muatannya.

Contoh:

Dalam N03-, total biloksnya adalah -1 berdasarkan penjumlahan

(l x biloks N) + (3 x biloks 0) = -l

Dalam NI-Li+, total bi!oksnya adalah +I berdasarkan penjumlahan

(1 x Biloks N) + (4 x biloks H) = +l

Page 138: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

129

Perkembangan Konsep Redoks yang Berhubungan dengan

perubahan biloks

Reaksi oksidasi adalah reaksi dimana biloks suatu unsur dalam senyawa

naik

Reaksi reduksi adalah reaksi dimana biloks suatu unsur dalam senyawa

tu run

Contoh:

Na + HCl -7 NaCl + H2

Yaitu Na mengalami reaksi oksidasi, biloksnya naik dari 0 menjadi +l

H dalam HCl mengalami reaksi reduksi, biloksnya turun dari + 1

menjadi 0

F. METODE PEMBELAJARAN

1. Model cooperative learning

2. Teknik numbered Head Together (NHT)

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Taha pan Peranan Guru Peranan Siswa

Alokasi Keeiatan waktu

Fase I : Menyampaikan tujnall dan memotivasi siswa

• menciptakan lingkungan Berdoadan 3' belajar, seperti berdoa dan menyiapkan alat dan salam bahan-bahan

Kegiatan • Menjelaskan tujuan pelajaran 9\\'31 pembelajaran yang dicapai dari

materi yang akan dibahas Siswa merasa 7' • Memotivasi siswa dengan antusias menjawab

Bertanya dan mengingatkan dengan

kembali konsep redoks yang mengacungkan telah dipelajari sebelumnya tangan dalam diskusi

kelas Fase II : Menyajikan informasi

Kegiatan menjelaskan materi pembelajaran Memperhatikan dan 30' inti aturan penentuan bilangan mencatat hal-hal

oksidasi unsur dan konsep redoks penting yang yang berhubungan dengan berkaitan dengan

I

I

Page 139: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

i30

kenaikan clan pennrunan biloks konsep pembelajaran yang diintegrasikan dengan nilai, yaitu kenaikan dan penmunan bilangan oksidasi dalam suatu senyawa menunjukkan adanya keteraturan ciptaan Tuhan YME (nilai religius), kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi mengajarkan kepada kita untuk tidak bersikap sombong terhadap segala sesuatu, karena kita semua memiliki keterbatasan (nilai religius), Penentuan biloks unsur

I dalam suatu senyawa Bertanya atau mengajarkan kepada kita untuk memberikan menggunakanaturan dan metode pendapat mengenai ilmiah yang tepat dalam hal- ha! yang menyelesaikan masalah sebagai berkaitan dengan nilai intelektual pembelajaran.

Aktif mengikuti memberikan kesempatan kepada dengan seksama, peserta didik untuk bertanya dan menjawab soal yang melakukan diskusi kelas diberikan.

Bersama-sama siswa berlatih menentukan biloks suatu unsur. Berlatih bersama sebagai upaya interaksi positif di dalam kelas mengajrkan kepada kita nilai-nilai sosial.

Fase III: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Menerapkan pembelajaran Secara teratur duduk 40' kooperatifteknik NHT, yaitu: membentuk • Membagi siswa menjadi 5 kelompok dan segera

kelompok (terdiri dari 5 - 6 melakukan diskusi orang) dan memberi nomor pembelajaran (numhetlng). kooperatifteknik

• Memberikan pertanyaan NHT yang berkaitan (questioning) dalam bentuk dengan aturan Lem bar Kerja Kelompok penentuan biloks mengenai pembelajaran yang suatu unsur clan berhubungan dengan konsep konsep redoks redoks berdasarkan kenaikan berdasarkan dan oenurunan biloks: perubahan bilangan

Page 140: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Kegiatnn akhir

Tentukanlah biloks unsur yang dicetak tebal dalam senyawa berikut ini! HzSO., HN03• CaCh

Fase IV: Membimbing kelompok bekcrja dan belajar • Menugaskan dan membimbing

siswa untuk melakukan diskusi kelompok untuk menjawab permasalahan yang dajukan (head together)

• Memeriksa prosedur yang digunakan peserta didik dalarn menjawab dan menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan metode ilmiah secara tepat

I • Membimbing siswa untuk

sating bekerja sarna dan bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan

• Bertanya kepada siswa dengan menyebutkan satu nomor dari tiap kelompok untuk melaporkan hasil diskusi (am:wering)

Fase V: Evaluasi

• Melakukan evaluasi dengan cara menyimpulkan dan memberikan penjelasan kembali mengenai konsep pembelajaran yang tepat berdasarkan hasil diskusi

• Mengingatkan kepada siswa untuk mempelajari lagi konsep pembelajaran hari ini dan sebelumnya

f<ase VI: penghargaan

Memberikan

oksidasi

Aktif melakukan diskusi dalarn memecahkan permasalahan secara kooperatif

Melakukan kerjasarna secara kondusif dan saling mendukung sesarna anggota kelompok

Siswa yang disebutkan nomornya menjawab permasalahan yang diaj ukan dan nomor yang lain yang sama dapat memberikan argumen berd~.sarkan hasil diskusi kelomooknva

Menyimpulkan hasil diskusi pembelajaran dengan tepat

Mencatat dan mendengarkan dengan tertib

Memberikan penghargaan Siswa merasa terhadao an<mota terbaik dalam antusias dan bangga

13 J

IO'

Page 141: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

132

kelompok dan kelompok yang terhadap hasil yang terbaik dicapai dan berupaya

untuk menjadi lebih baik

H. SUMBER DAN BAHAN PEMBELAJARAN

I. Sutrisna dan Lisa Listiana. 2006. Spektrum Kimia untuk Ke/as x; Ed. 3,

cet. I. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia.

2. Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia SMA 1. Jakarta: Erlangga

3. Johari dan Rachmawati. 2006. Kimia SMA dan MA untuk Ke/as X Jil.

I. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

4. Lem bar kerja Kelompok

I. PENILAIAN

1. Penilaian performance dilakukan melalui pengamatan pada saat siswa

melakukan kegiatan pembelajaran

Page 142: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN KELOMPOK EKSPERIMEN

Unit Sekolah

Mata Pelajaran

Kelas I Semester

Alokasi Waktu

Pertemuan ke-

A. STANDAR KOMPETENSI

: MA Jam'iyyah Isalmiyyah

: Kimia

:X/2

: 2 X 45 menit

; 3

133

~.fomahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi

oksidasi-reduksi

B. KOMPETENSI DASAR

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan

hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

C. INDIKATOR

I. Menentukan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dalam persamaan reaksi

berdasarkan konsep redoks yang berhubungan dengan perubahan

bilangan oksidasi

2. Menentukan reduktor dan oksidator dalam persamaan reaksi redoks

3. Mertjelaskan reaksi autoredoks

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

l. Siswa dapat menentukan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dalam

persamaan reaksi berdasarkan konsep redoks yang berhubungan

dengan perubahan bilangan oksidasi

2. Siswa dapat menentukan reduktor dan oksidator dalam persamaan

reaksi redoks

3. Siswa dapat menjelaskan reaksi autoredoks

Page 143: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

134

E. MATERI PEMBELAJARAN

Pcngertian reduktor dan oksidator dalam persamaan reaksi redoks

Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi.

Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi.

Reaksi autoredoks

Adalah reaksi redoks yang salah satu zat pereaksinya dapat mengalami

oksidasi (sebagai reduktor) dan juga sekaligus mengalami reduksi (sebagai

oksidator)

Jadi, dalam reaksi autoredoks, oksidator dan reduktor dimiliki oleh zat yag

sama.

Contoh:

3 Cb + 6 NaOH -7 5 NaCl + NaCl03 + 3 H20

- C]z mengalami reduksi .~~rhadap NaCl, yaitu biloks dari 0 menjadi -I

Cb mengalami oksidasi terhadap NaC103, yaitu biloks dari 0 menjadi +5

- Cb bertindak sebagai oksidator dan reduktor

F. METODE PEMBELAJARAN

I. Menggunakan model cooperative learning

2. Menggunakan teknik numbered Head Together (NHT)

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Taha pan Peranan Guru Peranan Siswa

Alokasi Kegiatan waktu

Fase I : Menyampaikan tujuan dan memotivasi sis\\'a • menciptakan lingkungan Berdoa dan

belajar, seperti berdoa dan menyiapkan ala! dan 3' salam bahan-bahan

Kegiatan • Menjelaskan tujuan pelajaran awal pembelajaran yang dicapai

dari materi yang akan dibahas • Memotivasi siswa dengan Siswa merasa 7'

memberikan umpan balik antusias

kepada siswa hasil peningkatan belaiar siswa

Page 144: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

135

Fase II : Menyajikan informasi menjelaskan materi Memperhatikan dan 30' pembelajaran penentuan reduktor mencatat hal-hal dan oksidator di dalam penting yang persamaan reaksi serta berkaitan dengan menjelaskan reaksi autoredoks. konsep pembelajaran Penentuan reduktor dan oksidator dalam reaksi reduksi-oksidasi mengajarkan kepada kita untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan menjalankan tugas (nilai intelektual, religius, sosial)

memberikan kesempatan kepada Bertanya atau peserta didik untuk bertanya dan memberikan melakukan dis!msi kelas pendapat mengenai

ha!- hal yang berkaitan dengan pembelajaran

Bersama-sama siswa berlatih Akti f mengikuti menentukan biloks suatu unsur dengan seksarna, untuk mengetahui reduktor dan menjawab soal yang

Kegiatan oksidator diberikan. inti

Fase III: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

I Menerapkan pembelajaran kooperatif teknik NHT, yaitu: Secara teratur duduk 40' • Membagi peserta didik membentuk

menjadi beberapa kelompok kelompok dan segera dan memberi nomor melakukan diskusi (numbering). pembelajaran

• Memberikan pertanyaan kooperatifteknik (questioning) dalarn bentuk NHT yang berkaitan Lembar Kerja Kelompok dengan penentuan mengenai pembelajaran yang oksidator dan berhubungan dengan konsep reduktor dalam redoks berdasarkan kenaikan persamaan reaksi

dan penurunan biloks:

Tentukanlah reduktor dan oksidator dalam persamaan reaksi di bairah inii! - 2 Mg + 0 2 -'? 2 MgO

- Ba + Cl2 -'? BaCl2

Page 145: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Kegiatan akhir

Fase IV: Membimbing kelompok beker.ia dan belajar • Menugaskan dan membimbing

siswa untuk melakukan diskusi kelompok untuk menjawab permasalaban yang dajukan (ltead togetha)

• Memeriksa prosedur yang digunakan peserta didik dalam menjawab dan menyelesaikan permasalaban dengan menggunakan metode ilmiah secara tepat

• Membimbing siswa untuk saling bekerja sama dan bertanggung jaw!lb terhadap tugas yang diberikan

• Bertanya kepada siswa dengan menyebutkan satu nomor dari tiap kelompok untuk melaporkan hasil diskusi (answering)

Fase V: Evaluasi • Melakukan evalu!!Si dengan

cara menyimpulkan dan memberikan penjelasan kembali mengenai konsep pembelajaran yang tepat berdasarkan hasil diskusi

Fase VI: Memberikan penghargaan • Memberikan penghargaan

terhadap anggota terbaik dalam kelompok dan kelompok yang terbaik

• Menugaskan kepada siswa untuk mempelajari kembali mateli pembelajaran hari ini dan sebelumya sebagaj persiapan persiapan post tes

Aktif melakukan diskusi dalam memecabkan permasalaban secara kooperatif

Melakukan kerjasama secara kOI\dusif dan saling mendukung sesruna anggota kelompok

Siswayang disebutkan nomornya menjawab permasalaban yang diajukan dan nomor yang lain yang sama dapat memberikan argumen berdasarkan hasil diskusi kelomooknva

Menyimpulkan hasil diskusi pembelajaran dengan tepat dan aktif secara bersama­sama mengulang dalam menjela~kan mateli sebelumya

Siswa merasa antusias dan bangga terhadap hasil yang dicapai dan berupaya untuk menjadi lebih baik

136

10'

Page 146: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

137

H. SUMBER DAN BARAN PEMBELAJARAN

1. Sutrisna dan Lisa Listiana. 2006. Spektrum Kimia untuk Kelas X, Ed. 3,

cet. I. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia.

2. Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia SMA I. Jakarta: Erlangga

3. Johari dan Rachmawati. 2006. Kimia SMA dan MA untuk Kelas X Jil.

I. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

4. Lembar kerja Kelompok

I. PENII.AIAN

1. Penilaian performance dilakukan melalui pengamatan pada saat peserta

didik melakukan kegiatan.

Guru Bidang Studi

Abdul Rahman Nim.104016200426

Page 147: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

138

Lampiran 14

MODUL DAN LKS PEMBELAJARAN

Pertemuan Ke-1

Ingatlah ketika anda sedang makan buah apel yang segar. Andaikan anda tidak segera menghabiskan ape! yang sudah dikupas, apakah ape! tetap segar seperti semula? Perlahan-lahan pada permukaan ape! yang semula putih segar tersebut akan berubah menjadi coklat. Kejadian tersebut juga terjadi pada sayur-sayuran, seperti kentang dan terong. Perhatikan benda-benda dari besi yang ada di sekitarmu. Ketika cat yang melapisinya terkelupas, maka lama kelamaan akan berkarat dan berubah menjadi hitam. Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan wama pada buah, sayur dan besi tersebut? Mengapa perubahan tersebut tidak terjadi ketika kulit belum dikupas? Terjadinya perubahan warna tersebut menunjukkan bahwa reaksi kimia telah terjadi. Jenis reaksi apakah yang terjadi? Suatu petunjuk penting untuk memecahkan teka-teki tersebut adalah pengamatan bahwa perubahan wama pada apel, kentang dan terong terjadi hanya_ bila kulit dikupas dan perkaratan besi terjadi jika cat terkelupas. Perubahan wama pada buah dan sayur serta perkaratan pada besi merupakan contoh reaksi reduksi dan oksidasi.

Perkembangan Reaksi Rednksi-Oksidasi

1. Konsep oksidasi dan reduksi ditinjau berdasarkan penggabungan dan

pe!epasan oksigen.

Rcaksi oksidasi adalah reaksi penggabungan oksigen oleh suatu zat

Reaksi reduksi adalah Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat

Beberapa Contoh persamaan reaksi oksidasi:

• 4 Fe+ 3 02 7 2 Fe203

* C + 0 2 7 C02

* CH4 + 2 02 7 C02 + 2 H20

* C6H1206 + 6 0, 7 6 CO, + 6 H20

Beberapa Contoh persamaan reaksi reduksi:

*C02-7C+02

* 2 H202 7 2 H20 + 02

* 6 C02 + 6 H20 7 C6H1206 + 6 02

Page 148: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

139

2. Konsep oksidasi dan reduksi ditinjau berdasarkan pelepasan dan

penerimaan elektron.

Reaksi oksidasi adalah reaksi yang berkaitan dengan pelepasan elektron dari

suatu zat.

Reaksi reduksi adalah reaksi yang berkaitan dengan penerimaan elektron oleh

suatu zat.

Contoh Reaksi oksidasi:

Na -7 Na+ + e·

Ca -7 Ca2+ + 2e·

Al -7 Al3+ + 3 e·

Pb -7 Pb2+ + 2 e·

Contoh reaksi reduksi:

- Ch + 2 e· -7 2 er - 02 + 2 e· -7 0 2·

- Na+ + e· -7 Na

- Au3+ + 3 e· -7 Au

Page 149: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Nama kelompok

Anggota kelompok

Pembahasan:

Lembar Kerja Kelompok

Jawablah pertanyaan ini dengan tepat, sistematis, dan logis!

140

I. Jeiaskan pengertian reaksi reduksi dan oksidasi di bawah ini. Kemudian

berikan contoh yang kamu ketahui.

a. Berdasarkan konsep yang dihubungkan dengan oksigen

b. Berdasarkan konsep yang dihubungkan dengan serah terima elektron

2. Tentukan mana yang termasuk reaksi oksidasi dan yang mana reaksi reduksi!

a. C2H4 + 302 -7 2C02 + 2H20 ( ........................................... )

b. 2Pb02 -7 2Pb0 + 02 ( ........................................... )

c. 2 Br· -7 Br2 + 2 e· ( ........................................... )

d. Zn2+ + 2 e· -7 Zn ( ........................................... )

e. K -7 K+ ( ........................................... )

3. Analisa dan buatlah suatu kesimpulan dari pemyataan berikut, berdasarkan

pemahaman konsep reaksi redoks yang telah kamu pelajari.

a. Logam besi disekeliling rumah mengalami perkaratan.

Page 150: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

141

b. Pembusukan sampah clan menimbulkan bau yang tidak sedap.

c. Asap kendaraan bermotor dan sistem pernapasan manusia

Page 151: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Pertemuau Ke-2

BILANGAN OKSIDASI

142

Bilangan oksidasi (biloks atau bo) adalah bilangan yang menunjukkan muatan

yang disumbangkan oleh atom unsur tersebut pada molekul atau ion yang

dibentuknya. Misalnya pada NaCl yang terbentuk melalui ikatan ion, maka

bilangan oksidasi Na adalah +I dan bilangan oksidasi Cl adalah -1. Untuk

senyawa HCI yang terbentuk melalui ikatan kovalen, H lebih elektropositif

mempunyai bilangan oksidasi +I, sedangkan Cl lebih elektronegatif mempunyai

bilangan oksidasi -1.

Secara umum, untuk dua atom yang berikatan secara ionik maupun kovalen

berlaku:

- Atom unsur dengan keelektronegatifan lebih besar akan mempunyai bilangan

oksidasi negatif.

Atom unsur dengan keelektronegatifan lebih kecil (lebih elektropositif)

mempunyai bilangan oksidasi positif.

Berikut ini bebrapa aturan yang dapat membantu menentukan bilangan oksidasi

suatu atom.

Aturau Penentuan Bilangan Oksidasi Unsur

I. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0 (not)

Contoh: Na, Mg, P4, 0 2, Ar, dan lain-lain

2. Bilangan oksidasi (biloks) hidrogen (H) dalam senyawanya adalah + 1

Contoh: H20, NH3, HCI, NaOH, kecuali dalam senyawa hidrida mempunyai

biloks = -1, seperti: LiH, NaH, CaH2

3. Biloks unsur oksigen (0) dalam senyawanya adalah -2

Contoh: NaOH, H20, MgO, kecuali dalam senyawa berikut ini:

- flourida (senyawa OF2), biloksnya adalah +2

peroksida, biloksnya adalah -1, contoh: H20 2, Na20 2

- superoksida, biloksnya adalah - V,, contoh: K02, Rb02

4. Biloks unsur dari ion monoatomik adalah sama dengan muatannya.

Page 152: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

143

Contoh: - bilok ion Fe2+ = +2 - bilok ion Cr= -1 - bilok ion s2

• = -2 - bilok ion Na+=+ I 5. Biloks unsur Golongan utama I Golongan I A (Li, Na, K, Rb, Cs) dalam

senyawa memiliki biloks = +I

Biloks unsur Golongan II A (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) dalam senyawa memiliki

biloks = + 2

Biloks unsur Golongan Ill A (B, Al, dan Ga) dalam senyawa memiliki biloks =

+3

Contoh:

Biloks Na dalam NaOH adalah =+I

Biloks Ca dalam CaCb adalah = +2

Biloks Al dalam AICh adalah = +3

6. Biloks unsur halogen (F, Cl, Br, I), kalau ada dibelakang mempunyai biloks -1

Contop ·.T-{f, HCl, HI

7. Jumlah biloks unsur-unsur dalam senyawa netral adalah 0 (no!)

Coutoh:

Dalam senyawa NaCl, total biloks adalah 0 berdasarkan penjumlahan:

( l X biloks Na) + (biloks Cl) = 0

Dalam senyawa H2S04, total biloks adalah 0 berdasarkan penjumlahan: (2 x bilok H) + (bilok S) + (4 x bilok 0) = O

8. Jumlah biloks unsur-unsur dalam ion adalah sebesar jumlah muatannya.

Contoh:

Dalam N03·, total biloksnya adalah -1 berdasarkan penjumlahan

(I x biloks N) + (3 x biloks 0) = -1

Dalam NI-I.+, total biloksnya adalah + 1 berdasarkan penjumlahan

(1 x Biloks N) + (4 x biloks H) =+I

Perkembangan Konsep Redoks yang Berhubungan dengan perubahan biloks

Reaksi oksidasi adalah reaksi dimana biloks suatu unsur dalam senyawa naik

Reaksi reduksi adalah reaksi dimana biloks suatu unsur dalam senyawa turun

Contoh:

Page 153: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

144

Na + HCl -7 NaCl + H2

Y aitu Na mengalami reaksi oksidasi, biloksnya naik dari 0 menjadi +I

H dalam HCI mengalami reaksi reduksi, biloksnya turun dari + J menjadi 0

Nama kelompok

Anggota kelompok

Tujuan:

Lembar Kerja Kelompok

Siswa dapat menentukan biloks suatu unsur dalam senyawa dan menjelaskan konsep reaksi redoks yang berhubungan dengan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi serta menggambarkan kaitan konsep dengan kehidupan sehari-hari.

Pcmbahasan: Jawablah pertanyaan ini dengan tepat, sistematis, dan logis!

I. Tentukan biloks unsur yang dicetak tebal dalam senyawa berikut!

d. NaCIO ( ..................................................................................................... )

( ..................................................................................................... ) f. Mu(OH)i( ..................................................................................................... )

g. Cr02- ( ..................................................................................................... )

h. Bi(OH)2 +( .......•...........•.......•.•......................•......•.•.....•...••.....•....................•. )

4. Termasuk reaksi reduksi atau oksidasikah perubahan berikut ini:

a. Mno4· -7 Mn2+ ( ..........•..........•....•.•.....•.........••••.................. )

b. so/- -7 so/· ( .................................................................. ) c. Fe3+ -7 Fe2

+ ( ........•..•..........•...•••..•••••..••.....•...••.....•......... )

5. Uraian persamaan reaksi berikut dan tentukan reaksi oksidasi dan reaksi

reduksi pada reaksi-reaksi berikut ini!

a. Ba + Ch -7 BaCh

Page 154: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

145

b. 2 Ag+ + Zn -7 2 Ag + Zn2+

6. Tentukan persamaan reaksi di bawah ini, termasuk reaksi redoks atau bukan

redoks!

a. NaOH + HCI -7 NaCl + H20

(bukan reaksi redoks karena biloks unsur-unsur dalam persamaan tersebut

tetap tidak ada yang berubah)

b. Fe203 + CO -7 Fe + COi

d. 2 Mg + 02 -7 2 MgO

Page 155: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Pertemuau Ke-3

Pengertiau reduktor dan oksidator dalam persamaan reaksi redoks

Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi.

Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi.

Reaksi autoredoks

146

Adalah reaksi redoks yang salah satu zat pereaksinya dapat merigalami oksidasi

(sebagai reduktor) dan juga sekaligus mengalami reduksi (sebagai oksidator)

Jadi, dalam reaksi autoredoks, oksidator dan reduktcr dimiliki oleh zat yag sama

Contoh:

3 Ch + 6 NaOH -7 5 NaCl + NaC103 + 3 H20

- Cl2 mengalami reduksi terhadap NaCl, yaitu biloks dari 0 menjadi -1

- Ch mengalami oksidasi terhadap NaC103, yaitu biloks dari 0 menjadi +5

- C1• bertindak sebagai oksidator dan reduktor

Nama kelompok

Anggota kelompok

Tujuan:

LEMBAR KERJA KELOMPOK

Siswa dapat menentukan reduktor dan oksidator dalam persamaan reaksi dan dapat menjelaskan adanya reaksi autoredoks.

Pembnhasan: Jawablah pertanyaan ini dengan tepat, sistematis, dan logis!

Tentukanlah reduktor dan oksidator dalam persamaan berikut ini!

e. 2 Fe2+ + Ch -7 2 Fe3+ + 2 Cl -

f. 2 Al + 3 Ch -7 2 AlCb

Page 156: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

147

g. CH; + 4 Ch -7 CCl4 + 4 HCI

h. FeO -'-.. CO -7 Fe + C02

i. 3 12 + 6 KOH -7 5 KI + KI03 + 3 H20

Page 157: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

148

Page 158: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Lampiran 15

RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN KELOMPOK KONTROL

Unit Sekolah

Mata Pelajaran

Kelas I Semester

Alokasi Waktu

Pertemuan Ke-

A. STANDAR KOMPETENSI

: MA Jam'iyyah lslamiyyah

: Kimia

:X/2

: 2 X45 menit

: I

149

Memahami sifat-sifat larutan non-elektron dan elektrolit, serta reaksi

oksidasi-reduksi

B. KOMPETENSI DASAR

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi osidasi-reduksi dan

hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

C. INDIKATOR

I. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan

pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta

peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.

D. TUJUAN PEMBELA.JARAN

I. Siswa dapat membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari

penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan

elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.

E. MATER! PEMBELAJARAN

I. Perkembangan konsep reaksi reduksi-oksidasi yang dihubungkan

dengan oksigen.

2. Perkembangan konsep reaksi reduksi-oksidasi berdasarkan serah

terima elektron.

F. METODE PEMBELAJARAN

l. Ceramah

Page 159: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

\50

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Kegiatan awal

a. Menciptakan lingkungan belajar: salam pembuka dan berdoa

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

c. Apersepsi: peserta didik menjawab pertanyaan tentang konsep

oksidasi dan reduksi.

2. Kegiatan inti

a. Guru menjelaskan perkembangan konsep redoks berdasarkan

penggabungan dan pelepasan oksigen.

b. Guru menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan

serah terima elektron.

c. Guru memberikan contoh persamaan reaksi redoks berdasarkan

konsep redoks yang dihubungkan dengan oksigen dan konsep

redoks ber.-l~sarkan serah terima elektron.

d. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengerjakan soal yang

diberikan guru mengenai konsep redoks berdasarkan

penggabungan dan pelepasan oksigen dan konsep redoks

berdasarkan seran terima elektron.

3. Kegiatan akhir

a. Guru menyimpulkan materi pembelajaran.

b. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah kepada siswa dan tugas

membaca sub-bab selanjutnya.

H. SUMBER DAN BAHAN PEMBELAJARAN

I. Sutrisna dan Lisa Listiana. 2006. Spektrum Kimia untuk Ke/as X, Ed. 3,

cet. \. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia.

2. Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia SMA 1. Jakarta: Erlangga

3. Johari dan Rachmawati. 2006. Kimia SMA dan MA untuk Ke/as X Ji!.

I. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Page 160: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

151

I. PENILAIAN

I. Penilaian performance dilakukan melalui pengamatan pada saat

peserta didik melakukan kegiatan.

Guru Bidang Studi

Abdul Rahman Nim. 104016200426

Page 161: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN KELOMPOK KONTROL

Unit Sekolah

Mata Pelajaran

Kelas I Semester

Alokasi Wakttt

Pertemuan Ke-

A. STANDAR KOMPETENSI

: MA Jam'iyyah Islamiyyah

: Kimia

:X/2

: 2 X 45 menit

:2

152

Memahami sifat-sifat larutan non··elektron dan elektrolit, serta reaksi

oksidasi-reduksi

B. KOMPETENSI DASAR

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi osidasi-reduksi dan

hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

C. INDIKATOR

1. Menentukan bilangan oksidasi unsur suatu senyawa.

2. Menjelaskan konsep redoks yang berhubungan dan perubahan bilangan

oksidasi

3. Menentukan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dalam persamaan reaksi

berdasarkan konsep redoks yang berhubungan dengan perubahan

bilangan oksidasi.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa mampu menentukan bilangan oksidasi unsur suatu senyawa.

2. Siswa mampu menjelaskan konsep redoks yang berhubungan dan

perubahan bilangan oksidasi

3. Siswa mampu menentukan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dalam

persamaan reaksi berdasarkan konsep redoks yang berhubungan dengan

perubahan bilangan oksidasi

E. MATERI PEMBELAJARAN

1. Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.

Page 162: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

153

2. Perkembangan Konsep Redoks yang berhubungan dengan perubahan

biloks

F. METODE PEMBELAJARAN

1. Ceramah

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Kegiatan awal

a. Menciptakan lingkungan belajar: salam pembuka dan berdoa

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

c. Guru memotivasi siswa dengan menanyakan materi pertemuan

sebelumnya.

2. Kegiatan inti

a. Guru memberikan dan menjelaskar uraian mengenai penentuan

bilangan oksidasi.

b. Guru memberikan beberapa soal mengenai penentuan biloks dan

siswa secara bersama-sama mengerjakan pertanyaan tersebut.

c. Setelah itu, Guru menjelaskan mengenai konsep reaksi reduksi­

oksidasi berdasarkan perubahan biloks.

d. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menjawab beberapa

tugas yang diberikan mengenai penentuan konsep redoks yang

berhubungan dengan perubahan biloks.

e. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai konsep pembelajaran yang belum diketahuinya.

3. Kegiatan akbir

a. Guru menyimpulkan materi penentuan bilangan oksidasi dan

konsep reaksi reduksi-oksidasi berdasarkan perubahan biloks.

b. Guru memberikan tugas membaca materi selanjutnya.

Page 163: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

154

H. SUMBER DAN BARAN PEMBELAJARAN

! . Sutrisna dan Lisa Listiana. 2006. Spektrum Kimia untuk Kelas X, Ed. 3,

cet. 1. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia.

2. Sudanno, Unggul. 2004. Kimia SMA I. Jakarta: Erlangga

3. Johari dan Rachmawati. 2006. Kimia SMA dan MA untuk Kelas X Jil.

I. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

I. PENILAIAN

1. Penilaian performance dilakukan melalui pengamatan pada saat

peserta didik melakukan kegiatan.

Guru Bidang Studi

Abdul Rahman Nim.104016200426

Page 164: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN KELOMPOK KONTROL

Unit Sekolah

Mata Pelajaran

Kelas I Semester

Alokasi Waktu

Pertemuan Ke-

A. STANDAR KOMPETENSI

: MA Jam'iyyah lslamiyyah

: Kimia

: X/2

: 2 X 45 menit

: 3

155

Memahami sifat-sifat larutan non-elektron dan elektrolit, serta reaksi

oksidasi-reduksi

B. KOMPETENSI DASAR

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi osidasi-reduksi dan

hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

C. INDIKATOR

1. Menentukan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dalam persamaan reaksi

berdasarkan konsep redoks yang berhubungan dengan perubahan

bilangan oksidasi

2. Menentukan reduktor dan oksidator dalam persamaan reaksi redoks

3. Menjelaskan reaksi autoredoks

D. TUJUAN PEMilELAJARAN

1. Siswa dapat menentukan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dalam

persamaan reaksi berdasarkan konsep redoks yang berhubungan

dengan perubahan bilangan oksidasi

2. Siswa dapat menentukan reduktor dan oksidator dalam persamaan

reaksi redoks

3. Siswa dapat menjelaskan reaksi autoredoks

E. MATERI PEMBELAJARAN

1. Reduktor dan oksidator dalam persamaan reaksi redoks

2. Reaksi autoredoks

Page 165: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

F. METODE PEMBELAJARAN

I. Ceramah

2. tanya jawab

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Kegiatan awal

a. Menciptakan lingkungan belajar: salam pembuka dan berdoa

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

156

c. Guru memotivasi siswa dengan menanyakan materi pertemuan

sebelumnya.

2. Kegiatan inti

a. Guru memberikan dan menjelaskan uraian meng~nai penentuan

reduktor dan oksidator di dalam persamaan reaksi reduksi-oksidasi.

b. Guru menjelaskan mengenai konsep reaksi

c. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menjawab beberapa

pertanyaan yang diberikan mengenai penentuan reduktor dan

oksidator baik di dalam persamaan reaksi redoks dan bukan redoks

maupun di dalam reaksi autoredoks.

d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai konsep pembeiajaran yang belum diketahuinya.

3. Kegiatan akhir

a. Guru menyimpulkan materi penentuan reduktor dan oksidator

b. Guru memberikan pengarahan kepada siswa untuk mempelajari

materi yang telah dipelajarinya untuk persiapan post test.

H. SUMBER DAN BAHAN PEMBELAJARAN

I. Sutrisna dan Lisa Listiana. 2006. Spektrurn Kirnia untuk Ke/as X, Ed. 3,

cet. I. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia.

2. Sudarmo, Unggul. 2004. Kirnia SMA I. Jakarta: Erlangga

3. Johari dan Rachmawati. 2006. Kirnia SMA dan MA untuk Ke/as X Jil.

l. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Page 166: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

157

I. PENILAIAN

I. Penilaian performance dilakukan melalui pengamatan pada saat

peserta didik melakukan kegiatan.

Guru Bidang Studi

Abdul Rahman Nim.104016200426

Page 167: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Lampiran 16

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Pokok Pembelajaran Bentuk Soal

Materi Pokok Pembelaiaran

158

KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SISWA

: Memahami sifat-sifat !arutan non-elektron dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. : Reaksi Reduksi-Oksidasi : Pilihan Ganda

Indikator No. So al

So al Jenjang Kognitif

Perkembangan Konsep Reaksi Reduksi-Oksidasi

Menyebutkan pengertian konsep reaksi redoks berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen, penerimaan elektron dan pelepasan elektron serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi

2. Reaksi Reduksi adalah .... Cl a. Reaksi penggabungan dengan oksigen

4.

b. Reaksi dimana biloksnya naik c. Reaksi pelepasan elektron d. Reaksi pelepasan oksigen e. Reaksi dimana biloksnya naik dan turun

Reaksi pelepasan oksigen yang tei:jadi pada proses I C 1 fotosintesis merupakan reaksi... a. Reduksi d. bukan redoks b. Oksidasi e. reversibel c. Autoredoks

27. I Reaksi redoks yang menyebabkan terjadinya penerimaan elektron dari suatu zat adalah .... I C 1 a. Oksidasi b. Reduksi c. Autoredoks d.. Reversibel e. · Reduktor

31 I Berdasarkan konsep penerimaan dan pelepasan elektron, I CI reaksi reduksi di definisikan sebagai proses ....

Page 168: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Membedakim konsep reaksi I I. redoks berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen, penerimaan elektron dan pelepasan elektron serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi I I 0.

14.

a. Pengikatan Oksigen d. Penerimaan oksigen b. Penerimaan elektron e. Pelepasan elektron c. Kenaikan bilangan oksidasi

Manakah yang termasuk reaksi redaksi, kecuali... I C2 a. 2 H20 7 2 H2 +02 b. Ba 7 Ba2+ + 2 e -c. Na 7 Na2+ + 2 e-d. 6 C02 + 6H20 7 C6H1206 + 6 02 e. Mg2+ 7 Mg

Berdasarkan konsep pengikatan dan pelepasan oksigen, I C2 diantara reaksi berikut yang merupakan reaksi oksidasi adalah .... a. 2Ba0 7 b. 2Na20 7 c. 2 H20 7 d. c + 02 7 e. H2 +Ch 7

2Ba + 02 4 Na+ 02 2H2 + 02 C02 HCI

Yang termasuk reaksi oksidasi adalah .... M 2+ 2- _,,, M a. g + S04 -, gS04

b. NaCl + Ba (OH)2 ~ BaCh + H20 c. C02 7 CO + Y,02 d. Mg 7 Mg2++ 2e-e. H20 7 W +Oft

C2

25 I Puistiwa yang bukan merupakan reaksi redoks, yaitu ..... I C2 a. Pembakaran bensin b. Fotosintesis c. Penyepuhan logam d. Obat maag yang bekerja dalam lam bung 1·

e. Proses yang terjadi dalam aki

!59

Page 169: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

1

Menganalisis hubungan konsep reaksi redoks berdasarkan konsep kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi

Bilangan oksidasi dalam Menentukan Bilangan senyawa netral atau ion oksidasi unsur dalam

senyawa atau ion

32. I Manakah dari peristiwa berikut yang merupakan peristiwa I C2 oksidasi berdasarkan penerimaan elektron .... a. Br2 -7 2 Br · d. 12 -7 2r b. Ag+ -7 Ag e. 2 er -7 Cb c. Cu2+ -7 Cu

3. I Perhatikanlab persamaan reaksi berikut: I C4 2 Ag+ + Zn -7 2 Ag + Zn2+ Apakah yang dapat kamu simpulkan d:;:ri persamaan reaksi tersebut... a. Ag mengalami reaksi oksidasi b. Zn mengalami reaksi oksidasi c. Zn merupakan zat yang menerima elektron d. Ag bertindak sebagai reduktor e. Reaksi di atas adalah bukan reaksi redoks

6. I Bilangan oksidasi S dalam Na2S20 3 adalah . . .. I C3 a. 2 d. 5

' I b. 3 e. 6 c. 4

7. I Bilangan oksidasi P dalam HPO/- adalah . . .. I C3

8.

a 2 d. 5 b. 3 e. 6 c. 4

Bilangan oksidasi Cl dalam senyawa NaCIO; KC!02; dan I C3 KCI03 berturut-turut adalab .... a. +3; +5 dan +7 d. -I; +3 dan +5

160

Page 170: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

161

b. +l; +5 dan +7 e. -I; +I dan +3 c. +l; +3 dan +5

' 9. Bilangan oksidasi atom Mn tertinggi di antara senyawa C3

berikut adalah ....

I a. Mn02 d. Kiv1n04 b. Mn10J e. K2Mn04 c. Mn304

11. Bilangan oksidasi Cr dan Se dalam senyawa K2Cr201 dan C3 SeC4 adalah .... a. +6 dan-4 d. +5dan -4 I b. +6dan+4 e. +3 dan +6 c. +7 dan +4

12 Pada reaksi: 2 CO + 2 NO -7 2 C02 + N2 C3 Bilangan oksidasi N berubah dari .... a. +4ke 0 d. +2 ke +l b. +3 ke+2 e.+2ke0 c. +3 ke +l

113 Pada ion manakah unsur belerang, mempunyai bilangan C3 oksidasi terendah ? a .. so/- d. s2-b. · HS04- e. S20l-c. HS03-

17. Bilangan oksidasi Xenon dalam ion XeF/ adalah .... C3 a. +4 d.-5 b. -4 e.+6

I 24. c. +5 Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawa berikut ini C3 adalah +I, kecuali dalam senyawa .... a. H202 d.HCI

Page 171: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

162

b. NaOH e. NH3 c. MgH2

29. Pada reaksi: 4 Fe + 3 0 2 ~ 2 Fe20 3 C3 Bilangan oksidasi besi berubah dari .... a. Oke+2 d. +2 ke +3 b. 0 ke+3 e. +3 ke+4

'c. Oke +4

Menganalisis perubahan 21. Pada reaksi: 2 KCI02 7 2 KCI + 2 0 2 C4 bilangan oksidasi unsur Atom klor pada persamaan tersebut mengalami perubahan dalam senyawa netral atau bilangan oksidasi sebesar ... ion a. 3 d.6

b. 4 e. 7 c. 5

30. Reaksi: C6H1206 + 6 0i 7 6C02 + 6H20 C4 Pada reaksi tersebut unsur karbon mengalami perubahan bilangan oksidasi sebesar .... a. 4 d.2 b .. 6 e. 1 c. 3

Bilangan oksidasi unsur Menganalisis hubungan 5. Berikut ini adalah beberapa persamaan reaksi kimia. C4 dalam senyawa netral atau persamaan reaksi reduksi- l.Fe203 + CO 7 Fe+ C02 ion oksidasi berdasarkan 2.CuO +H2 7 Cu+ H20

penentuan bilangan 3.Mg + 2 HCl 7 MgCb +H2 oksidasi unsur dalam 4.BaCb + H2S04 7 BaS04 + 2 HCl

Page 172: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

senyawa netral atau ion Manakah dari persamaan reaksi tennasuk bukan reaksi redoks ... a l,2dan3 d.3dan4 b. I dan 2 e. 4 saja c.2dan3

kimia di atas yang 1 I

22. I Berikut ini adalah beberapa persamaan reaksi kimia. I C4

23

!. AgN03 + NaCl -7 AgCI + NaN03 2. H2 + Ch -7 2 HCl 3.2Mg+Zn2+ -7 2Mg++zn 4. BaCh + H2S04 -7 BaS04 + 2 HCl Manakah dari persamaan reaksi kimia di atas yang tennasuk reaksi redoks .... a. I, 2 dan 3 d. 3 dan 4 b. I dan 2 e. 4 saja c. 2dan3

Reaksi berikut: Mg + 2 HCl -7 MgCl2 + H2 disebut I C4 reaksi redoks. Pemyataan yang benar dari reaksi di atas adalah .... a: _Logam Mg mengalami reaksi reduksi b. Unsur Cl bilangan oksidasinya berubah dari -1

menjadi 0 c. Senyawa HCl bertindak sebagai oksidator d. Logam Mg bertindak sebagai oksidator sekaligus

reduktor e. Logam Mg mengalami peningkatan bi!oks dan

hidrogen mengalami penurunan biloks

28. I Reaksi: Mg + H2S04 -7 MgS04 + H2 I C4 Pada persamaan tersebut apakah yang dapat kamu simpulkan .....

163

Page 173: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Menyebutkan pengertian persamaan reaksi reduksi oksidasi.

Menjelaskan persamaan reaksi reduksi-oksidasi berdasarkan penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa netral atau !On

26.

34.

a. Biloks Mg tidak mengalami peiubahan b. Biloks Mg mengalami penurunan dari 2 menjadi 0 c.. Mg bertindak sebagai oksidator d. Biloks Hidrogen mengalami penurunan dari 1

menjadi 0 e. Hidrogen bertindak sebagai reduktor

Dalam suatu reaksi dapat terjadi adanya suatu reaksi autoredoks. Reaksi autoredoks adalah .... / CJ a. Reaksi yang menyebabkan terjadinya oksidasi b. Reaksi redoks yang berlangsung secara cepat c. Reaksi dimana unsur/zat yang sama mengalami

reduksi dan oksidasi d. Reaksi yang bertindak sebagai reduktor e. Reaksi yang berlangsung dan berikatan dengan

oksigen

Reaksi yang terrnasuk reaksi autoredoks adalah .... a. Ch + 2 NaOH -7 NaCl + NaCIO + H20 I C2 b. H2 + Ch -7 2 HCI c. 2 H2 + 02 -7 2 H20 d. CuO + 2 HCl -7 CuCh + H20 e. NaOH + HCI -7 NaCl + H20

35. I Pada reaksi: H2 + Ch -7 2 HCI Fungsi gas hidrogen (H2) merupakan .... a. zat yang mengalami reduksi C2 b. penyebab terjadinya reaksi autoredoks c. penyebab terjadinya reaksi penurunan biloks d. oksidator e. reduktor

164

Page 174: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Bilangan oksidasi unsur Menentukan reduktor dan I 15 dalam senyawa netral atau oksidator dalam persamaan

Pada reaksi: FeO + CO 7 Fe + C02, yang berperan I C3 sebagai reduktor ad a I ah ....

ion reaksi reduksi-oksidasi

16

a. FeO d. C02 b. CO e. H2 c. Fe

Diketahui reaksi: Al + 3 N03 - + 5 Oli + 2 H20 7 8 Al03 - + 3 NH3 I C3 Pemyataan yang benar mengenai reaksi tersebut, yaitu .... a. Al sebagai reduktor b. H20 Sebagai reduktor c. N03- Sebagai reduktor d. Oli dan N03- Sebagai oksidator e: Oli Sebagai oksidator

18 I Pada reaksi: BaCh + H2S04 7 BaS04 + 2 HCI, yang berperan sebagai oksidator adalah .... a. BaCh d. H2S04 I C3 b. BaS04 e. Tidak ada c. HCI

19 I Reaksi: 2 Fe2+ +Ch 7 2 Fe3+ + 2 er Pada reaksi di atas, yang bertindak sebagai oksidator adalah .... I C3 a. Fe2+ d. Cl b. Cb e. Cl-e. Fe3+

20 I Proses metabolisme dalam tubuh melibatkan reaksi / C3 redoks, yaitu antara glukosa demgan oksigen melalui persamaan reaksi:

165

Page 175: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

166

C6H1206 + 6 02 -7 6 C02 + 6H20 + energi Pereduksi (reduktor) pada persamaan tersebut adalah .... a. C6H1206 d. H20 b. 02 e. 602 c. C02

Menyebutkan pengertian 33 Oksidator adalah .... Cl konsep reduktor dan a. Zat yang mengalami autoredoks oksidator dalam persamaan b. Zat yang mengalami oksidasi reaksi reduksi-oksidasi c. Zat yang menyebabkan terjadinya peristiwa reduksi

d. Zat yang menyebabkan terjadinya peristiwa oksidasi e .. Zat yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi

Page 176: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Lampiran 17

Soal Ujicoba lnstrumen Tes Penelitian

D Bidang Studi : Kimia Materi : Reaksi Redoks

I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar !

\. Manakah yang termasuk reaksi reduksi, Kecuali ... a. 2 H20 -7 2 H2 +02 b. Ba -7 Ba2+ + 2°· c. Na -7 Na2+ + 2°· d. 6 C02 + 6H20 -7 C5H1206 + 6 02 e. Mg2+ -7 Mg

2. Reaksi Reduksi adalah .... a. Reaksi penggabungan dengan oksigen b. Reaksi dimana biloksnya naik c. Reaksi pelepasan electron d. Reaksi pelepasan oksigen e. Reaksi dimana biloksnya naik dan turun

Nama Ke las

3. Perhatikanlah persamaan reaksi berikut: 2 Ag+ + Zn -7 2 Ag + Zn2+

Apakah yang dapat kamu simpulkan dari persamaan reaksi tersebut... a. Ag mengalami reaksi oksidasi b. Zn mengalami reaksi oksidasi c. Zn merupakan zat yang menerima elektron d. Ag bertindak sebagai reduktor e. Reaksi di atas adalah bukan reaksi redoks

167

4. Reaksi pelepasan oksigen yang terjadi pada proses fotosintesis merupakan reaksi ... a. Rednksi d. bnkan redoks b. Oksidasi e. reversibel c. Antoredoks

5. Berikut ini adalah beberapa persamaan reaksi kimia. I. Fe203 + CO -7 Fe + C02 2. CuO +H2 -7 Cu+ H20 3. Mg + 2 HCI -7 MgCh + H2 4. BaCh + H2S04 -7 BaS04 + 2 HCI Manakah dari persamaan reaksi kimia di atas yang termasuk bnkan reaksi redoks ... a. I, 2 dan 3 d. 3 dan 4

Page 177: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

168

b. I dan 2 e. 4 saja c. 2 dan 3

6. Bilangan oksidasi S dalam Na2S20 3 adalah .... a. 2 d. 5 b. 3 e. 6 c. 4

7. Bilangan oksidasi P dalam HP04-2 adalah ....

a. 2 d. 5 b. 3 e. 6 c. 4

8. Bilangan oksidasi Cl dalam senyawa NaCIO; KCI02; dan KCl03 berturut-turut adalah .... a. +3; +5 dan +7 b. +I; +5 dan +7 c. +1;+3 dan+5

d. -I; +3 dan +5 e.-1;+1 dan+3

9. Bilangan oksidasi atom Mn tertinggi di antara senyawa berikut adalah . : .. a. Mn02 d. KMn04 b. Mn203 e. KzMn04 c. Mn304

10. Berdasarkan konsep pengikatan dan pelepasan oksigen, diantara reaksi berikut yang merupakan reaksi oksidasi adalah .... a. 2 BaO -7 2 Ba + 02 b. 2 Na20 -7 4 Na + 02 c. 2 H20 -7 2 H2 + 02 d.C+02 -7 C02 e. H2 + Ch -7 HCI

11. Bilangan oksidasi Cr dan Se dalam senyawa K2Cr207 dan SeCLi adalah

a. +6 dan -4 d. +5dan -4 b. +6 dan +4 e. +3 dan +6 c. +7 dan +4

12.Pada reaksi: 2 CO + 2 NO ~ 2 CO, + N2

Bilangan oksidasi N berubah dari .... a. +4ke0 d.+2ke+I b. +3 ke +2 e. +2 ke 0 c. +3 ke +I

Page 178: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

169

13. Pada ion manakah unsur belerang, mempunyai bilangan oksidasi terendah ? a. S04·2 d. s·2

b. HS04. e. S203·2

c. HS03.

14. Yang termasuk reaksi oksidasi adalah .... a. Mg2

+ + S04"2 -7 MgS04 b. NaCl + Ba (OH)2 -7 BaCb + H20 c. C02 -7 CO + Yz02 d. Mg -7 Mg2+ + 2e e. H20 -7 W + Off

15. Pada reaksi: FeO + CO -7 Fe + C02, yang berperan sebagai reduktor adalah .... a. FeO b. co c. Fe

d.C02 e.H2

16. Diketahui reaksi: Al + 3 N03. + 5 Off + 2 H20 -7 8 Al03- + 3 NH3 Pernyataan yang benar mengenai reaksi tersebut, yaitu .... a. N03. Sebagai reduktor b. Off Sebagai oksidator c. H20 Sebagai reduktor d. Al Sebagai reduktor e. 01-f dan N03. Sebagai oksidator

17. Bilangan oksidasi Xenon dalam ion XeF5+ adalah .... a. +4 d. -5 b. - 4 e. +6 c. +5

18. Pada reaksi: BaCh + H2S04 -7 sebagai oksidator adalah .... a. BaCh d. H1S04 b. BaS04 e. Tidak ada c. HCI

BaS04 + 2 HCI, yang berperan

19. Reaksi: 2 Fe2+ +Ch -7 2 Fe3+ + 2 Cr Pada reaksi di atas, yang bertindak sebagai oksidator adalah .... a. Fe2+ b. Ch c. Fe3+ d. Cl e. er

20. Proses metabolisme dalam tubuh melibatkan reaksi redoks, yaitu antara glukosa dengan oksigen melalui persamaan reaksi: C6H1206 + 6 0 2 -7 6 C02 + 6H20 + energi Pereduksi (reduktor) pada persamaan tersebut adalah __ __ a. C6H1206 b. 02 c. C02 d. H20 e. 6 0 2

Page 179: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

170

21. Pada reaksi: 2 KCI02 7 2 KCI + 2 02 Atom klor pada persamaan tersebut meugalami perubahan bilangan oksidasi sebesar ... a. 3 d. 6 b. 4 e. 7 c. 5

22. Berikut iui adalah beberapa persamaan reaksi kimia. 1. AgN03 + NaCl 7 AgCI + NaN03 2. H2 + Ch 7 2 HCI 3. 2Mg + Zn2+ 7 2Mg+ +Zn 4. BaC'2 + H2S04 7 BaS04 + 2 HCI Manakah dari persamaan reaksi kimia di atas yang termasuk reaksi redoks .... a. 1, 2 dan 3 d. 3 dan 4 b. 1 can 2 e. 4 saja c. 2dan3

23. Reaksi berikut: Mg + 2 HCI 7 MgCb + H2 disebut reaksi redoks. Pemyataan yang benar dari reaksi di atas adalah .... a. Logam Mg mengalami reaksi reduksi b. Unsur Cl bilangan oksidasinya berubah dari -I menjadi 0 c. Senyawa HCI bertindak sebagai oksidator d. Logam Mg bertindak sebagai oksidator sekaligus reduktor e. Logam Mg mengalami peningkatan biloks dan hidrogen mengalami

penurunan biloks

24. Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawa berikut ini adalah +!, kecuali dalam senyawa .... a. H202 d. MgH2 b. NaOH e. NH3 c. HCI

25. Peristiwa yang bukan merupakan reaksi redo ks, yaitu ..... a. Pembakaran bensin b. Fotosintesis c. Penyepuhan logam d. Obat maag yang bekerja dalam lambung e. Proses yang terjadi dalam aki

26. Dalam suatu reaksi dapat terjadi adanya suatu reaksi autoredoks. Reaksi autoredoks ada!ah .... a. Reaksi yang menyebabkan terjadinya oksidasi b. Reaksi redoks yang berlangsung secara cepat c. Reaksi dimana unsur/zat yang sama mengalami reduksi dan oksidasi d. Reaksi yang bertindak sebagai reduktor

Page 180: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

171

e. Reaksi yang berlangsung dan berikatan dengan oksigen

27. Reaksi redo ks yang menyebabkan terjadinya penerimaan elektron dari suatu zat adalah .... a. Oksidasi d. Reversibel b. Reduksi e. Reduktor c. Autoredoks

28. Reaksi: Mg + H2S04 -7 MgS04 + H2 Pada persamaan tersebut apakah yang dapat kamu simpulkan ..... a. Biloks Mg tidak mengalami perubahan b. Biloks Mg mengalami penurunan dari 2 menjadi 0 c. Mg bertindak sebagai oksidator d. Biloks Hidrogen mengalami penurunan dari 1 menjadi 0 e. Hidrogen bertindak sebagai reduk.'ior

29. Pada reaksi: 4 Fe + 3 0 2 -7 2 Fe,03

Bilangan oksidasi besi berubah dari .... a. 0 ke +2 d. +2 Ice +3 b. 0 ke +3 e. +3 ke +4 c. Oke+4

30. Reaksi: CJI1206 + 6 0 2 -7 6 C02 + 6H20 Pada rcaksi tersebut unsur karbon mengalami pcrubaban bilangan oksidasi sebesar .... a. 1 b. 2 c.3 d.4 e. 6

3 l. Berdasarkan konsep penerimaan dan pelepasan elektron, reaksi reduksi di definisikan sebagai proses .... a. Pengikatan Oksigen d. Penerimaan oksigen b. Penerimaan elektron e. Pelepasan elektron c. Kenaikan bilangan oksidasi

32. Manakah dari peristiwa berikut yang merupakan peristiwa oksidasi berdasarkan penerimaan elektron .... a. Br2 -7 2 Br· d. h -7 2r b. Ag+ -7 Ag e. 2 cr-7 Ch c. Cu2+ -7 Cu

33. Oksidator adalah .... a. Zat yang mengalami autoredoks b. Zat yang mengalami oksidasi c. Zat yang menyebabkan terjadinya peristiwa oksidasi d. Zat yang menyebabkan terjadinya peristiwa oksidasi e. Zat yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi

Page 181: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

34. Reaksi yang termasuk reaksi autoredoks adalah .... a. NaOH + HCI -7 NaCl + H20 b. R2 + Ch -7 2 HCI c. 2 H2 + 02 -7 2 H20 d. Clz + 2 NaOH -7 NaCl + NaCIO + H20 e. CuO + 2 HCI -7 CuCh + H20

35. Pada rcaksi: H2 + Cl2 -7 2 HCI Fungsi gas hydrogen (H2) merupakan .... a. zat yang mengalami reduksi b. penyebab terjadinya reaksi antoredoks c. penyebah terjadinya reaksi oksidasi d. oksidator e. reduktor

Keterangan: Soal yang diblok hitam adalah soal yang tidak valid

172

Page 182: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Lampiran 18

Instrumen Tes Hasil Belajar

D Bidang Studi : Kimia Materi : Reaksi Redoks

I. Piliblah salah satu jawaban yang benar !

!. Reaksi Reduksi adalah .... a. Reaksi pelepasim oksigen b. Reaksi penggabungan dengan oksigen c. Reaksi pelepasan elektron d. Reaksi dimana biloksnya naik e. Reaksi dimana biloksnya naik dan turun

Nama Ke las

173

2. Berdasarkan konsep penggabungan dan pelepasan oksigen, diantara reaksi berikut yang merupakan reaksi oksidasi adalah .... a.2Ba0 ~ 2Ba+02 b. 2 Na20 7 4 Na + 02 c. 2 H20 ~ 2 H2 + 02 d. C + 02 ~ C02 e. H2 + Cb ~ HCI

3. Berdasarkan konsep penerimaan dan definisikan sebagai proses .... a. Pengikatan Oksigen b. Penerimaan elektron c. Kenaikan bilangan oksidasi

pelepasan elektron, reaksi reduksi di

d. Penerimaan oksigen e. Pe!epasan elektron

4. Manakah dari peristiwa berikut yang merupakan peristiwa oksidasi berdasarkan konsep yang dihubLmgkan dengan elektron .... a. Br2 7 2 Br· d. Ii ~ 2r b. Ag+ ~ Ag e. 2 er~ Ch c. Cu2+ ~ Cu

5. Manakah yang tennasuk reaksi reduksi, Kecuali. .. a. 2 H20 ~ 2 H2 +02 b. Ba 7 Ba2+ + 2 e· c. Na ~ Na2+ + 2 e· d. 6 C02 + 6H,O ~ C,,l-!1206 + 6 02 e. Mg2+ ~ Mg

Page 183: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

174

6. Yang tennasuk reaksi oksidasi adalah .... a. Mg2+ + S04"

2 -7 MgS04 b. NaCl + Ba (OH)2 -7 BaCl2 + H20 c. Mg -7 Mg2+ + 2 e· d. C02 -7 CO + Y202 e. H20 -7 H+ +Off

7. Bilangan oksidasi P dalam HP04"2 adalah ....

L 2 d.5 b. 3 e. 6 c. 4

8. Bilangan oksidasi Xenon dalam ion XeF/ adalah .... a. +6 d. -6 b. +5 e. -5 c. +4

9. Pada ion manakah unsur belerang, mempunyai bilangan oksidasi terendah? a. S203-2 d. HS04-b. s-2 e. HS03-c. so;2

I 0. Bilangan oksidasi atom Mn tertinggi di antara senyawa berikut adalah .... a. Mn02 d. KzMn04 b. Mn203 e. KMn04 c. Mn304

11. Bilangan oksidasi Cr dan Se dalam senyawa K2Cr20 7 dan SeCl4 adalah

a. +6 dan -4 d. +5dan -4 b. +6 dan +4 e. +3 dan +6 c. +7 dan +4

12. Bilangar. oksidasi Cl dalam senyawa NaC!O; KCI02; dan KC!03 berturut-turut adalah .... a. +3; +5 dan +7 d. -I; +3 dan +5 b. +!;+5 dan+7 e. -I; +I dan +3 c. +!; +3 dan +5

13. Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawa berikut ini adalah +!, kecuali dalam senyawa ....

a. H202 d. Mgl-b b. NaOH e. NH3 c. HC!

Page 184: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

14.Pada reaksi: 2 CO + 2 NO 7 2 C02 + N1 Bilangan oksidasi N berubah dari .... a. +4 ke 0 d. +2 ke +I b. +3ke+2 e.+2ke0 c. +3 ke+l

15. Pada reaksi: 4 Fe + 3 0 2 7 2 Fe20, Bilangan oksidasi besi berubah dari .... a. Oke+2 d.+2ke+3 b. 0 ke +3 e. +3 ke +4 c. 0 ke +4

16. Oksidator adalah a. Zat yang mengalami autoredoks b. Zat yang mengalami oksidasi c. Zat yang menyebabkan terjadinya peristiwa reduksi d. Zat yang menyebabkan terjadinya peristiwa oksidasi e. Zat yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi

17. Reaksi: Mg + H2S04 ~ MgS04 + H2 Pada persamaan tersebut apakah yang dapat kamu simpulkan ..... a. Biloks Mg tidak mengalami perubahan b. Biloks Mg mengalami penurunan dari 2 menjadi 0 c. Mg bertindak sebagai oksidator d. Biloks Hidrogen mengalami penurunan dari 1 menjadi 0 c. Hidrogen bertindak sebagai reduktor

18. Berikut ini adalah beberapa persamaan reaksi kimia. I. Fe20i + CO ~ Fe + C02 2. CuO + H2 7 Cu + H20 3. Mg + 2 HCI 7 MgCb + H2 4. BaC!i + H1S04 -) BaS04 + 2 HCI

175

Manakah dari persamaan reaksi kimia di atas yang termasuk bukan reaksi redoks ... a. I, 2 dan 3 d. 3 dan 4 b. 1 dan 2 e. 4 saja c. 2 dan 3

l 9. Perhatikanlah persamaan reaksi berikut: 2 Ag+ + Zn 7 2 Ag + Zn2+

Apakah yang dapat kamu simpulkan dari persamaan reaksi tersebut. .. a. Zn mengalami reaksi oksidasi b. Ag rnengalami reaksi oksidasi c. Zn merupakan zat yang menerima elektron d. Ag bertindak sebagai reduktor e. Reaksi di atas adalah bukan reaksi redoks

Page 185: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

''

176

20. Pada reaksi: FeO + CO -7 Fe + C02. yang berperan sebagai reduktor adalah .... a, FeO d. C02 b. CO e.H2 c. Fe

21. Diketahui reaksi: Al + 3 N03- + 5 Off + 2 H20 -7 8 AI03- + 3 NH3 Pemyataan yang benar mengenai reaksi tersebut, yaitu .... a. Al Sebagai reduktor b. N03" Sebagai reduktor c. OH- Sebagai oksidator d. H20 Sebagai reduktor e. Off dan N03" Sebagai oksidator

22. Pada reaksi: BaCh + llzS04 -7 BaS04 + 2 HCl, yang betpetan sebagai oksidator adalah .... a. BaCh d. H2S04 b. BaS04 e. Tidak ada c. HCI

. 23. Reaksi: 2 Fe2+ +Ch -7 2 Fe3+ + 2 er Pada reaksi di atas, yan3 bertindak sebagai oksidator adalah .... a. Fe2+ b. Fe + c. Ch d. Cr e. Cl

24. Reaksi berikut: Mg + 2 HCI -7 MgCh + H2 disebut reaksi redoks. Pemyataan yang benar dari reaksi di atas adalah .... a. Logam Mg mengalami reaksi reduksi b. Senyawa HCl be1tindak sebagai oksidator c. Unsur Cl bilangan oksidasinya berubah dari -I menjadi 0 d. Logam Mg bertindak sebagai oksidator sekaligus reduktor e. Logam Mg mengalami peningkatan biloks dan hidrogen mengalami

penurunan biloks

25. Peristiwa yang bukan merupakan reaksi redo ks, yaitu ..... a. Pembakaran bensin b. Fotosintesis c. Obat maag yang bekerja dalam lambung d. Penyepuhan logam e. Proses yang terjadi dalam aki

Page 186: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

177

Kunci jawabannya

lA 11 B 21 A

2D 12 c 22E

3B 13 D 23 c 4E 14 E 24E

5B 15 B 25 c 6C 16 c 7D 17D

8A 18 E

9B 19A

10 E 20B

Page 187: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

178

Lampiran 19

Kisi-kisi Angket Integrasi Nilai-nilai Sains aam em e a1aran 1m1a onsep e o DIP bl. K.K Rdks

N No. Pernyataan Aspek Jndikator

0. Butir Positif Butir Negatif

1 Nilai Religius • Kesadaran untuk bersyukur alas 36 1, 21

nikmat Allah swt

• Menyadari keteraturan dan 4,8 16, 41

keseimbangan ciptaan Allah swt

• Menyadari keagungan Allah swt 12,25,30 24,33,45

dan kelemahan makhluk

2 Nilai Jntelektual • Memahami akan adanya - 5

perkembangan konsep redoks

• Mengidentifikasi akan adanya 17, 29, 39 7, 18

reaksi penggabungan dan

pelepasan oksigen di sekitar kita

• Mengidentifikasi terjadinya 37,38 -reaksi redoks berdasarkan serah

terima elektron 19,26 -• Mengidentifikasi pen era pan

aturan biloks dalam konsep

redoks suatu unsur/senyawa

3 Nilai Sosial • Kesadaran untuk bekerja sama 15 6,20

• Kesadaran untuk berkomunikasi 23,35,44 9

• Kesadaran untuk memiliki Sikap

kemanusiaan (Humanisme) 3,40 27,32,42

4. Nilai Praktis • Mengaplikasikan manfaat konsep 2, 10, 13, 22, 11, 14,28,

pengetahuan redoks dalam 31, 34, 43

kehidupan sehari-hari

TOTAL 2: 25 2: 20

Page 188: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Lampiran 20

No. As11ek 1 Religius

2 Praktis

3 Sosial

4 Religius

5 lntelektual

6 Sosial

7 Intelektual

8 Religius

9 Sosial

10 Praktis

11 Praktis

12 Religius

13 Praktis

14 Praktis

15 Sosial

16 Religius

17 Intelektual

18 lntelektual

19 Intelektual

ANGKET INTEGRASI NILAI-NILAI SAINS DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

KONSEP REAKSI REDUKSI-OKSIDASI

Pernvataan

179

--

Konsep reaksi redoks yang berhubungan dengan oksigen tidak membantu sava dalam mensvukuri nikmat vang Allah swt berikan Penggunaan cat merupakan suatu upaya untuk menghindari dan mengl1ambat terjadinva oerkaratan besi Prinsip serah terima elektron mengingatkan kita untuk memiliki kemauan dan keikhlasan dalam membantu orang Jain yang membutuhkan Reaksi fotosintesis, sistem respirasi dan perkaratan besi dalam konsep redoks merupakan beberapa contoh keteraturan dan keseimbangan ciotaan Allah swt Perkembangan reaksi redoks tidak mengembangkan rasa ingin tahu sava dalam mengungkaokan fenomena alam Perkembangan konsep reaksi redoks memberikan saya memiliki rasa tidak menghargai oerkembangan ilmu oengetahuan vang sebelumnya Reaksi ·iJembakaran 0 2 yang tidak sempurna akan menghasilkan gas CO vang menguntungkan bagi sistem oernaoasan Penciptaan setiap makhluk memiliki pasangan dari sejenisnya,' seperti halnya dalam konsep reaksi reduksi-oksidasi menunjukkan keteraturan dan keseimbangan ciotaan Allah swt Saya tidak memiliki kewajiban untuk mengajak orang lain dalam melakukan kebaikan Olah raga merupakan salah satu upaya seseorang untuk menjaga

I kesehatannya, karena dapat memperlancar pensuplaian 0 2 ke dalam tubuh menjadi lebih efektif Penggunaan AC tidak memberikan efek negatif terhadap kandungan oksigen dalam udara Dalam reaksi redoks banyak ditemukan reaksi yang sulit diamati dengan panca indera, mendorong saya memiliki kesadaran untuk tidak bersikao sombong terhadap sesuatu Reaksi redo ks, seperti pembusukan sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi pupuk dan gas metan yang memiliki nilai jual Penggunaan minyak goreng yang telah menjadi tengik atau jenuh baik untuk kesehatan kita Peranan oksigen yang sangat penting mengajarkan kepada kita untuk bekeria sama memelihara dan melestarikan Jingkungan Keteraturan dan keseimbangan yang ada di alam adalah terjadi dengan sendirinva dan tidak ada camour tangan Allah swt Reaksi pengikatan hidrogen dengan oksigen dapat membentuk H20 yang sangat merugikan dan tidak dibutuhkan blll!i kehidupan Reaksi pembakaran dalam konsep redoks tidak melibatkan reaksi pengikatan dengan oksigen Konseo reaksi redoks berdasarkan kenaikan dan nenurunan bilangan

Page 189: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

180

oksidasi mengajarkan adanva hubungan sebab akibat terhadap sesuatu 20 Sosial Bekerja sama membuat penyelesaian pekeriaan meniadi lebih sulit 21 Religius Konsep reaksi redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen

tidak memberikan pengaruh positif terbadap pembentukan akhlak yang baik

22 Praktis Pembelajaran kimia konsep redoks memberikan perbatian, daya tarik dan rahasia-rabasia ilmu pengetahuan yang te1jadi di dalam kehidupan

23 Sosial Aturan penentuan bilangan oksidasi mengembangkan kemampuan berkomunikasi saya dalam menyampaikan pendapat dan peajelasan secara terstruktur

24 Religius Pembelajaran konsep redoks tidak memiliki bubungan terhadap kebesaran Allah swt

25 Religius Perkembangan konsep redo ks menunjukkan keterbatasan ilmu oen!!etahuan yang dimiliki manusia

26 Intelektual Aturan penentuan bilangan oksidasi membelajarkan kita untuk menganalisa sesuatu lebih teliti, cermat dan tepat

27 Sosial Seandainya ada teman perokok berat, saya merasa acuh dan tidak oeduli

28 Praktis konsep reaksi redoks tidak menl!embangkan ide dan kreativitas 29 Intelektual Reaksi fotosintesis pada tumbuhan pad a siang hari akan

menghasilkan oksigen ya_-.,; bermanfaat dan membelajarkan kita untuk memelihara lin_gkungan

30 Religius Terjadinya kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi dapat dimnpamakan dengan keimanan kita yang terkadang naik dan turun mengajarkan kita untuk selalu memelihara diri dalam berperilaku

31 Praktis Perkembangan konsep redo ks memotivasi say a untuk terus mengembangkan ilmu eengetahuan dan semangat belajar

32 Sosial Pembelajaran kimia konsep redoks mengajarkan kepada saya untuk melakukan perusakan lingkun!!an sekitar vang menrnikan orang lain

33 Religius Peristiwa perkaratan besi tidak ada hubungannya dengan batas usia setiao makhl uk

34 Praktis Reaksi redoks yang berhubungan dengan oksigen mendorong manusia untuk menjelaiahi angkasa dan Jautan

35 Sosial Sa ya akan memberikan contoh teladan untuk mengajak dan mengingatkan sesorang untuk tidak membuang sampab sembarangan

36 Religius Konsep reaksi ;edoks membamu saya untuk lebih menghargai dan menata kehidupan dengan rasa svukur terhadao nikmat Allah swt

37 lntelektual Reaksi pembentukan garam dapur NaCl merupakan salab satu aplikasi konseo redoks serah terima elektron

38 lntelektual Pembusukan sampab yang menimbulkan bau berasal dari gas metan (CH,) merupakan basil dari reaksi redoks konsep serab terima elektron

39 Jntelektual Sistem respirasi manusia memerlukan oksigen untuk dapat menghasilkan energi vang memungkinkan kita untuk beraktivitas

40 Sosial Pemanfaatan reaksi redoks dalam pembuatan baban kimia seperti asam sulfat dan asam klorida (HCI) harus dilakukan secara sadar dan bertan1muM iawab

41 Religius Konseo keteraturan reaksi redoks dalam oembentukan senvawa tidak

Page 190: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

181

ada kaitannya dengan keseimbangan dan keteraturan makhluk ciptaan sang khalik

42 Sosial Penerapan konsep redo ks membelajarkan kita untuk tidak memoerdulikan Oran!! lain

43 Praktis Pemaharnan konsep redoks dan penerapannya tidak memberikan solusi dalarn mengatasi masalah pencemaran lingkungan

44 Sosial Pemaharnan konsep redoks mendorong kita untuk mengajak orang lain menghargai lingkun!!an sekitar

45 Religus Pemanfaatan konsep redoks yang digunakan dalam penjelajahan dunia menunjukkan bahwa kebenaran ilmu pengetahuan adalah mutlak

Page 191: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

21

1 2 3 4 5 6 7 8 9 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 3 3 4 2 4 4 2 5 2 4 2 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 3 2 4 5 4 3 4 4 4 3 3 5 5 2 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 5 2 3 4 5 5 4 4 4 5 3 5 5 1 4 4 5 3 4 2 4 4 2 5 2 4 2 5 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 3 5 1 4 4 5 4 4 3 4 5 2 3 4 5 2 5 3 4 5 3 5 5 4 4 4 3 4 2 3 51 5 4 4 5 2 4 5 2 3 4 5 2 4 3 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 2 31 4 5 2 4 2 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 1 4 4 3 3 3 3 5 2 1 4 4 3 3 3 3 2 4 5 5 2 4 4 4 4 2 5 2 5 5 3 5 4 2 3 5 5 5 2 5 5 5 5 4 5 " 3 4 5 2 5 3 4 5 L

1 4 4 5 4 4 3 4 5 83 114 105 118 99 120 86 105 125

Hasil Perolehan Angket Integrasi Nilai-nilai Sains Dalam Konsep Reaksi Reduksi-Oksidasi

Butir soal 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 4 4 4 4 4 4 5 2 2 4 4 4 4 4 5 4 2 3 3 2 4 2 4 5 4 5 3 3 4 4 5 5 5 5 4 5 4 3 2 1 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 3 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 41 5 4 5 4 3 4 4 5 4 5 4 5 4 5 3 3 4 5 5 4 5 4 4 3 5 3 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 5 5 2 4 5 4 5 4' 5 3 5 4 3 5 5 5 5 4· 3 2 1 4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 41 4 5 5 5 4 2 4 5 3 4 4 5 5 5 3 4 4 4 2 4 4 3 4 5 4 2 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 51 2 4 4 5 4 3 2 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 1 4 4 2 3 3 3 4 1 5 2 4 5 5 4 5 3 3 4 2 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 2 51 3 4 5 4 4 3 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4

119 96 121 121 119 125 121 100 97 102

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 4 4 4 4 5 2 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 1 4 5 5 4 3 4 3 5 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 5 4 2 3 4 3 4 4 4 4 5 5 2 4 3 2 3 4 5 3 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 2 5 4 2 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 1 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 1 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 5 4 4 2 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 5 5 2 4 4 4 3 3 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 5 4 2 2 4 4 4 2 4 3 2 4 4 2 3 4 4 4 2 5 5 5 2 4 1 5 4 5 5 5 5 4 2 4 4 1 5 5 5 5 2 4 4 4 4 4 1 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 2 4 4 4

121 100 111 107 111 84 113 95 111 121 121

~

~

Page 192: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

Jnden 31 32 33 34 35 36 1 4 4 4 4 4 5 if ah 4 4 1 4 4 4

5 5 3 4 5 5 1nne 4 5 3 1 4 2

2 4 4 3 5 5 ta 5 4 4 4 1 4 iah 4 5 4 3 5 4 a 4 5 4 3 5 5 Natun 4 1 2 3 5 2 ani 5 4 3 4 5 5 iaidah 5 5 2 3 5 5 oi 4 5 4 4 4 5

4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5

'"' 4 4 4 3 4 5 ·oii 4 4 4 4 4 4 v 4 5 4 5 4 4 iii 4 2 3 4 5 5 ~ni 5 4 4 4 5 4 h 5 4 3 3 4 4 da 4 5 3 4 4 4 ti 5 4 2 3 4 3 :Jana 4 5 4 3 3 3

5 5 5 2 4 4 ndi 5 5 3 3 4 5 a 5 5 4 2 5 5 nan 4 4 4 3 4 5 mi 4 4 4 3 4 5 lah 120 120 97 93 118 121

Butir soal 37 38 39 40 41

4 2 4 4 4 2 3 3 1 4 4 5 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 5 5 3 4 3 4 4 3 3 4 5 5 4 4 5 2 4 5 3 3 4 5 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4, 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 2 2 5 4 5 3 3 4 4 3 3 5 5 3 4 3 4 4 4 5 3 4 4 4 5

93 103 115 105 106

42 43 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 5 4 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 3 4 4 2 5 5 1 4 4 4 4

110 103

44 4 2 5 4 3 4 5 4 .. 4' 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4

117

45 3 2 3 2 3 3 5 5

2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 2 4 2 4 2 3 1 3 3 3

78

00 w

Page 193: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Nomor 95, Ciputat 15412, Indonesia Tclp. : (62·21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 7443328

Email : [email protected]

SURAT J(ETERANGAN NO. Un.OJ/f'. l/PP.00.9/83/2008

Dckan h1kul1as !!mu larbiyah dan Keguruan Universitas Islam Ncgcri Syarif

I lidaya1ull:d1 .l:1karla drng:111 i11i 111c·11cn111gka11 hallwa:

Nanw : Abdul Rah111an

NIH : I 04016200426

.l urusan : l'endidikan 11' A

l°rl•gram Srndi: Pendidikan Kimia

relah melaksanakan Ujian Komprehensif meliputi l'enguasaan Konsep Keilmuan Kimi a

fan Penc\idikan Kimiri pac\a tangga! 29 Nopember 2008 dan dinyawkan

LlJLUS )engan nila1 A

lur:11 l\.cicrangan ini dibcrikan kep:1da yang bersangkulan untuk digunakan seperlunya.

·lengetahui. :aprodi Pendidik:111 Kirnia

t,~~i, 11;-:i. 15029993 7

Jakarta, 8 Dcse111bcr 2008 a.n. Dekan Ketua Jurusan Pcndidikan ll'A

Page 194: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

-No. Dokumen

~ DEPARTEMEN AGAMA FITK-FR-AKD-081

UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit 1 September 2008 m" ll'imh. ! FITK No. Revisi: 00 HJ. U I JI. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal 1 /1 ------

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI --

2c;1 ~omor : Un.O l/F. l/KM.O 1.3/ . . : .. .V2009 Jakarta, 18 Februari 2009 !009 ,amp. -!al : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth 1. Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si 2. Dedi lrwandi, M.Si Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakatta.

Assalamu 'a/aikum wr. wb.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing [/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Nan1a NIM Semester Jurusan Judul Skipsi

Abdul Rahman 104016200426 x Pendidikan IPA- Kimia Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Numbered Heads

Together Terhadap Hasil Bela jar Siswa Pada Konsep Reaksi Reduksi Oksidasi Terintegrasi Ni!ai

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 27 Januari 2009, abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

TVassalamu 'a/aikum wr. wb.

Te111busan: I. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.

Page 195: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

.II ..... .1111

DEPARTEMEN AGAMA

UIN JAKARTA FITK

FORM (FR)

No. Dokumen

Tgl. Terbit

No. Revisi: JI. Jr. H. Juanda No 95 Cipulat 15412 Indonesia Hal

SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI

FITK-FR-AKD-091

1 September 2008

00

1/1

Nomor : Un.01/Fl/PP.009//~f.-12009 Lamp Hal : Observasi

Kepada Yth. Kepala. MA Jamiyyah Islamiyyah Jakarta. Assalamu 'alaikum wr. wb

Dengan hormat kami sampaik bahwa :

Nama : Abdul Rahman

adalah benar mahasaiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta:

NIM : 14016200426

Jurusan : IPA/Kimia

Semester : X ( sepuluh)

Sehubungan dengan penyelesaian tugas mata kuliah Skripsi ". mahasiswa tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkait.

Oleh karena itu, karni rnohon kesediaan Saudara untuk rnenerirna mahasiswa tersebut dan mernberikan bantuannya.

Dernikianlah, atas perhatian dan bantuarmya Saudara kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu 'alaikum wr. wb. Jakarta, 10 Februari 2009

Page 196: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

~ DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKD-082

UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit 1 September 2008

FITK No. Revisi: 00 UH BJ JI. Ir. H. Juanda No 95 Ciputal 15412 fndonesia Hal 1 /1 -----~

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN .2 »z...

Nomor : Un.01/F. 1/PP.009/..... /2009 Jakarta, 18 Febrtiari 2009 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan lzin Penelitian

Kepada Yth. Kepala MA Jamiyyah lslamiyah

Tangerang Banten

Assalamu 'alaikum wr. wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nania Abdul Rahman 104016200426 x Pendidikan IPA- Kimi~

NIM Semester Jurusan Judul Skipsi Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Numbered Heads

Together Terhadap Has ii Belajar Siswa Pada Konsep Reaksi Reduksi Oksidasi Terintegrasi Nilai

adalah bcnar 1nahasis\va/i Fakultas ll111u 'farbiyah clan Kcguruan UIN Jakatia-yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi yang saudara pimp in.

LJntuk itu kaini n1ohon Saudara dapat 1nengizi11kan 111ahasis\11a tersebut n1elaksanakan penelitian di tempat dimaksud.

Atas perhatian dan ke1ja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

f'Vassala111u 'a/aikutn \Vr. lVb.

,..., __

Ten1busan: I. Dekan FITK 2. Pe1nbantu Dckan Bidang Akadc1nik 3. Mahasiswa yang bersangkutan

Page 197: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

IV1ADRASAH ALIYAH

JAM'IYYAH ISLAMIYYAH TERAKREDITASI A. Nomor: KW.28/1/Dam.006/110/2006

Ju rang Mangu Timur, Kee. Pondok Aren Kabupaten DT. II Tangerang Banten Telephone: 730 6916, 730 6917

SURAT KETERANGAN Nomor : MAS.Jl/522Nll/2009

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Madrasah Aliyah Jam'iyyah lslamiyyah

ndok Aren Tangerang, dengan ini menerangkan bahwa :

Nama

Tempat Tanggal Lahir

Mahasiswa

Fakultas/Jurusan

No.lnduk Mahasiswa

Alam at

: Abdul Rahman

: Jakarta, 24 Desember 1985

: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

: Tarbiyah/Pendidikan IPA - Kimia

: 104016200426

: Jl.Ulujami Raya Gg.RW Rt.001/01 No.27

Nama tersebut diatas telah mengadakan Rise! di Madrasah Aliyah Jam"iyyah lslamiyyah

ntjok Aren mulai tanggal 17 Februari - 07 Maret 2009, dalam rangka menyusun Skripsi untuk

1m'enuhi syarat mendapatkan gelar sarjana di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

karta dengan judul skripsi :

'ENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER

RHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP REAKSI REDUKSl-OKSIDASI

:R!NTEGRASI NILA! "

Dengan demikian surat keterangan ini diberikan agar dapat dipergunakan sebagaimana

istinya.

'1. -

Page 198: ~o. · bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati dan memiliki keterampilan interpersonal yang memadai. 1 ll.•1tuk mewujudkan tujuan umum pendidikan di

DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKD-089 i-=-~~""'-~--'---'="7'-'-~~~~-i

UIN JAKARTA f-T'-=l.-"T"'e"'rbccit'---'--5~Ja~n~u=ar~i 2=0~0~9 _ _, FITK FORM (FR) No. Revisi 00 Jl. lr. H. Juanda No. 95 Clputat 15412 lndone,;ia f-H'-'-a""'1-'-'-"~'---'--=1 /'71 ---------1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Abdul Rahman

Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 24 Desember 1985

NIM : 104016200426

.Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Prodi Kimia

t\\amat : JI. Ulujami Raya Gg. RW Rt. 001/01 No. 27 Kel Pesanggrahan

Pesanggrahan Jakarta Se\atan 12320

MENYATAKANDENGANSESUNGGUHYA

Bahwa skripsi yang berjudul "Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik

Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar''.

Adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1. Nama : Ir. Mahmud M. Siregar, M. Si.

NTP : 19540310 198803 1 001

2. Nama : Dedi lrwandi, M.Si.

NIP : 19710528 200003 I 002

Dcmikianlah Surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

-·--·-·-·----·-----;..·-----....::.=,=~ r PE'RPUS't.@;~N IJ'tAM" I I UIN SVAHIO JAKA~t'A I

Jakarta, 3 I Agustus 2009