31
Kematian Janin Dalam Kandungan KEMATIAN JANIN DALAM KANDUNGAN DEFENISI (1) Kematian janin dalam kandungan adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum terjadi proses persalinan, mulai kehamilan 20 minggu atau berat badan lebih dari 500 gram. ETIOLOGI (2,3) Penyebab yang memungkinkan terjadi kematian janin sebagai berikut : 1. Penyakit yang diderita ibu. Hipertensi. Diabetes. Anemia dan malnutrisi. Infeksi. Penyakit tiroid. Penyakit sickle cell. Kelainan imunologi. Kolestasis intrahepatik dalam kehamilan. Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI Halaman KKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005 1

Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kjgkjbkjbkjbbknkj

Citation preview

Page 1: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

KEMATIAN JANIN DALAM KANDUNGAN

DEFENISI(1)

Kematian janin dalam kandungan adalah kematian janin dalam kehamilan

sebelum terjadi proses persalinan, mulai kehamilan 20 minggu atau berat badan lebih

dari 500 gram.

ETIOLOGI(2,3)

Penyebab yang memungkinkan terjadi kematian janin sebagai berikut :

1. Penyakit yang diderita ibu.

Hipertensi.

Diabetes.

Anemia dan malnutrisi.

Infeksi.

Penyakit tiroid.

Penyakit sickle cell.

Kelainan imunologi.

Kolestasis intrahepatik dalam kehamilan.

2. Kelainan plasenta.

Abruptio plasenta.

Plasenta previa.

Insufisiensi plasenta.

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

1

Page 2: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

3. Kelainan tali pusat.

Prolapsus tali pusat.

Tali pusat yang abnormal.

Vasa previa.

4. Kelainan pada janin.

Malformasi bawaan dan sitogenetik yang abnormal.

Penyakit jantung bawaan.

IUGR.

Malpresentasi dan malposisi.

Twin to twin transfusions.

Makrosomia.

5. Persalinan prematur.

6. Kehamilan ganda.

7. Kehamilan lewat waktu.

8. Feto maternal hemorrhage.

9. Mismanagement of intrapartum care.

10. tidak diketahui.

Hipertensi

Pemahaman yang belum sempurna dari pada etiologi dan patofisiologi

preeklampsia dan eklampsia menjadi hambatan untuk membuat suatu program

pencegahan yang efektif. Pengurangan kalori dan berat badan, pembatasan garam,

pemberian kalsium, magnesium, zinkum, vitamin termasuk vitamin E dan suplemen

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

2

Page 3: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

N-3 fatty (minyak hati ikan) telah diterima sebagai dalil, tetapi semuanya pantas

untuk diteliti lebih jauh dan lebih baik.

Pencegahan preeklampsia secara farmakologi dengan aspirin dosis kecil, PGI2

dan analognya, inhibitor TXA2 sintesis dan TXA2 reseptor blocker merupakan

langkah yang memberi harapan.

Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab terbesar kematian perinatal

di negara berkembang dan negara sedang berkembang. Satu-satunya jalan saat ini

adalah mendeteksi penyakit secara dini dan mencegah perburukan penyakit.

Diabetes

Test toleransi glukosa oral masih merupakan pemeriksaan yang terbaik

dengan sensitivitas 79% dan spesifisitas 83%. Kontrol gula darah preprandial kurang

dari 6 mmol/l (108 mg%) sampai masa kelahiran bayi akan mencegah terjadinya

kematian janin.

Anemia dan malnutrisi

Status gizi adalah hal yang sangat penting untuk reproduksi wanita dan untuk

luaran kehamilan yang baik. Nutrisi prahamil dan semasa hamil seperti intake zat

besi, asam folat dan zinkum serta mikronutrien lainnya sangat penting untuk

mencegah luaran ibu dan janin yang buruk.

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

3

Page 4: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

Infeksi

Skrining rutin dianjurkan untuk penyakit sifilis, hepatitis B dan HIV. Skiring

untuk toxoplasmosis, rubella cytomegalovirus (CMV), herpes simplex dan

streptococcus grup B diindikasikan hanya pada kasus yang berisiko tinggi. Skiring

rutin antenatal untuk deteksi bakteriuria asimptomatik sangat luas dilakukan. Untuk

kasus-kasus yang positif. Bakteriuria asimptomatik harus diterapi dengan antibiotik

yang tepat selama 7 hari untuk Hydrops fetalis merupakan suatu bentuk infeksi yang

ekstrim pada janin.

Penyakit tiroid

Suatu keadaan hypotiroid dan hypertiroid harus diterapi. Keadaan hypotiroid

pada masa kehamilan berhubungan dengan hipertensi dan persalinan prematuritas.

Ketersediaan yodium untuk kebutuhan tiroid ibu berkurang selama kehamilan

disebabkan meningkatnya pengeluaran yadium melalui ginjal, pengambilan yodium

oleh plasenta bagian janin, dan meningkatnya thyroxin binding globulin (TBG) yang

bersirkulasi yang dikarenakan hyperestrogen. Kekurangan asupan yodium dari

makanan memperberat kondisi ini. Oleh karena itu pemberian yodium sebagai

profilaksis pada masa yang singkat pada ibu hamil tidak berhasil mencegahnya

sehingga lebih baik diberikan terapi dengan pengobatan L-T4.

Kelainan imunologi

Antiphospholipid antibodies (aPL) adalah salah satu kelainan autoantibodi

dan merupakan kenyataan yang telah terbukti berhubungan dengan kematian janin.

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

4

Page 5: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

Antibodi ini ditemukan sekitar 2-3% dari keseluruhan populasi ibu hamil. Wanita

dengan riwayat KJDK, abruptio plasenta, IUGR ataupun preeklampsia berat pada

kehamilan dini sebaiknya dipandang beresiko tinggi dan memerlukan pemeriksaan

aPL.

Kelainan jantung bawaan

Insiden terjadinya kelainan jantung bawaan muncul 1 diantara 100 kelahiran

hidup. Bayi yang meninggal sebelum cukup bulan memiliki insiden kelainan penyakit

jantung bawaan yang lebih tinggi.

IUGR dan kecil masa kehamilan

Dengan adanya ultrasonografi Doppler memungkinkan untuk membedakan

bayi yang kecil maa kehamilan berdasarkan etiologi yaitu bayi kecil yang normal,

bayi kecil yang abnormal (dengan kelainan kromoson) dan IUGR. Kini sangat

memungkinkan mengidentifikasi adanya pertumbuhan yang terhambat secara lebih

dini sebelum bermanifestasi klinis sehingga lebih cepat memberikan penanganan

yang tepat.

Persalinan prematur

Beberapa sistem scoring telah dibuat untuk memprediksikan persalinan

prematur meliputi penilaian terhadap servik dan pantauan terhadap aktivitas uterus.

Nilai kadar fibronektin janin untuk memprediksi persalinan prematur kasus-kasus

resiko tinggi sangat terbatas.

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

5

Page 6: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

PATOLOGI(4)

Janin yang mati akan mengalami proses maserasi yang terdiri beberapa

tingkatan sebagai berikut :

1. Rigor mortis.

Berlangsung 2 jam 30 menit setelah kematian, kemudian lemas kembali.

2. Maserasi stadium I.

Timbul lepuh-lepuh pada kulit. Lepuh mula-mula terisi cairan jernih tetapi

kemudian menjadi merah. Berlangsung sampai 48 jam setelah anak mati.

3. Maserasi stadium II.

Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat. Hal ini

terjadi setelah 48 jam anak mati.

4. Maserasi stadium III.

Terjadi kira-kira tiga minggu setelah anak mati. Badan janin sangat lemas,

hubungan antar tulang sangat longgar dan edema dibawah kulit.

DIAGNOSA(3)

Gejala-gejala yang mungkin timbul dirasakan ibu :

Ibu tidak merasakan gerakan janin.

Ibu merasakan perlu tidak bertambah besar malah berkurang besarnya.

Tanda-tanda yang diperoleh dari pemeriksaan fisik berupa :

Berkuranganya atau berhentinya tanda-tanda kehamilan

Tinggi fundus uteri yang berkurang.

Pembesaran uterus berkurang.

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

6

Page 7: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

Pada perabaan tidak dirasakan lagi gerakan janin.

Denyut jantung janin tidak terdengar/ hilang.

Pemeriksaan dalam

Teraba kepala janin lembek atau adanya krepitasi (egg crackling

sensation).

PENANGANAN(2,3)

Pilihan cara persalinan dapat secara aktif maupun ekspektatif dimana hal ini

perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputusan diambil.

Penanganan ekspektatif

Tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu.

Yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa

komplikasi.

Penanganan aktif (sebagai pilihan pasien, trombosit menurun atau persalinan

spontan tidak terjadi dalam 2 minggu).

Jika servik matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin

atau prostaglandin.

Jika servik belum matang, lakukan pematangan servik dengan

prostaglandin atau kateter Foley. Penggunaan misoprostol yaitu

dengan menempatkan misoprostol 25 mcg dipuncak vagina, dapat

diulang sesudah 6 jam jika tidak ada respon setelah pemberian 2 x

25 mcg, naikkan dosis menjadi 50 mcg setiap 6 jam (dosis tidak

lebih dari 50 mcg setiap kali dan jangan melebihi 4 dosis.

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

7

Page 8: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternatif terakhir.

Embriotomi yaitu suatu cara pembedahan dengan jalan melukai atau merusak janin,

memungkinkan janin dilahirkan pervaginam, syarat yang harus dipenuhi ialah

pembukaan lengkap, dan panggul yang tidak seberapa sempit sehingga dapat dilalui

oleh janin yang sudah menjadi kecil.(5)

Pengeluaran janin secara spontan dapat terjadi pada keadaan janin yang kecil, lembek

dan terlipat dua dimana dikenal dengan istilah konduplikasio korpore atau evolusio

spontanea.(5)

Jika test pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspada

terhadap koagulopati, antara lain:(6)

Tangani kemungkinan penyebab kegagalan pembekuan ini

Solusio plasenta.

Eklampsia.

Gunakan produk darah untuk mengontrol perdarahan.

Berikan darah lengkap segar, jika tersedia, untuk menggantikan

faktor pembekuan dan sel darah merah.

Jika darah lengkap segar tidak tersedia, pilih salah satu dibawah

ini berdasarkan ketersediaannya.

Plasma beku segar untuk menggantikan faktor pembekuan

(15 ml/kg BB).

Sel darah merah packed (atau yang tersedimentasi) untuk

penggantian sel darah merah.

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

8

Page 9: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

Kriopresipitat untuk menggantikan fibrinogen.

Konsentrasi trombosit (jika trombosit dibawah 20.000).

Penanganan setelah persalinan dapat berupa :(2)

Pemeriksaan langsung atau secara patologi plasenta dan tali pusat untuk

mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi.

Otopsi janin.

Sitogenetik jaringan fetus.

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

9

Page 10: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

DAFTAR PUSTAKA

1. Winkjosastro. H, dkk, Kematian Perinatal Dalam Ilmu Kebidanan, Edisi

Ketiga, Cetakan Keempat, Yayasan Bina Pustaka Sarwona Prawiroharjo,

Jakarta, 1997 : 785-790.

2. Rao. A. P, Pregnancy Loss in The Second Half of Gestation in Pregnancy at

Risk, Chapter 64.4th Edition, Krishna. U, Jaypee Brothers Nedical Publisher,

New Delhi, 2001 : 376-379.

3. Saifuddin. A. B, dkk, Gerak janin Tidak Dirasakan Dalam Buku Panduan

Praktis Pelayanan Kesehatan dan Neonatal, Edisi Pertama, Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2002 : M109-M111.

4. Staf Bagian Obstetri dan Ginekologi, Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan

Ginekologi FK- UNPAD, Bandung, 1992 : 56-60.

5. Winkjosastro. H, dkk, Kematian Perinatal Dalam Buku Ilmu Kebidanan, Edisi

Ketiga, Cetakan Keempat, yayasan Bina Pustaka sarwono Prawiroharjo,

Jakarta, 1997 : 854-862.

6. Saifuddin. A. B, dkk, Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan

Dalam Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,

Edisi Pertama, Yayasan bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2002, M18-

M24.

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

10

Page 11: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

STATUS ORANG SAKIT

ANAMNESA

Ny. R, 22 tahun, G1 P0 Ab0 , datang ke RSUPM tanggal 27 September 2005,

Pukul 10.00 wib dengan

Keluhan utama : Tidak merasakan gerakan janin.

Telaah : Hal ini dialami os sejak tanggal 22 – September – 2005

pukul 17.00 wib. Mules-mules (-), keluar lendir darah (-),

keluar air-air (-).

Riwayat trauma (-), riwayat dikusuk (-).

RPT : Asma (-), hipertensi (-), kencing manis (-).

RPO : -

HPHT : 07 – Januari – 2005

TTP : 14 – Oktober – 2005

ANC : 7 x , bidan

Riwayat Persalinan

1. Hamil ini.

PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Present

Sens : Compos mentis Anemia : (-)

TD : 120/80 mmHg Ikterus : (-)

HR : 88x/i, teratur Cyanosis : (-)

RR : 16x/I Dyspnoe : (-)

Temperatur : 36,80 C Oedema : (-)

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

11

Page 12: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

b. Status Obstetrikus

Abdomen : Membesar asimetris

TFU : 3 jari di bawah processus xypoideus.

Teregang : Kiri.

Terbawah : Kepala.

Gerak : (-)

Djj : Tidak terdengar dengan daptone.

His : -

EBW : 3000 – 3200 gr.

VT : Tertutup tubuler

c. Pemeriksaan penunjang

Hb : 10,6 gr%.

Hasil USG tanggal 26 September 2005

Janin tunggal, LK, gerak (-), Djj (-).

Spalding sign (+).

Plasenta fundal anterior.

Air ketuban : kurang.

FL : 68,0 mm.

Kesimpulan : KJDK + mild oligohidramnion.

DIAGNOSA

KJDK + PG + KDR (36 – 38 mgg) + PK + B.inpartu.

TERAPI

Tirah baring

IVFD RL 20 gtt/mnt.

Rencana : Terminasi kehamilan dengan balon kateter 30 cc dimulai pukul 22.00 wib,

27 September 2005 lapor supervisor ruangan acc.

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

12

Page 13: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

Follow up, tanggal 27 September 2005

Pukul 22.00 wib

Dilakukan pemasangan Foley kateter no.22 kedalam OUI, dilakukan fiksasi dengan

cairan 30 cc.

Follow up, Tanggal 28 September 2005

Pukul 00.15 wib

Keluhan Utama : Mules-mules (+).

Status Present : Dalam batas normal.

Status Obstetrikus

Gerak : (-)

His : 2 x 10”/10’

Djj : (-)

Status lokalisata : Kateter balon terpasang.

Diagnosa : KJDK + PG + KDR (36 – 38 mgg) + PK + B.inpartu.

Terapi

o Tirah baring

o IVFD RL 20 gtt/mnt.j

Pukul 03.00 wib

Keluhan Utama : Mules-mules (+).

Status Present : Dalam batas normal.

Status Obstetrikus

Gerak : (-)

His : 2 x 20”/10’

Djj : (-)

Status lokalisata : Kateter balon terpasang.

Diagnosa : KJDK + PG + KDR (36 – 38 mgg) + PK + inpartu.

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

13

Page 14: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

Terapi

o Tirah baring

o IVFD RL 20 gtt/mnt.j

Pukul 05.00 wib

Keluhan Utama : Mules-mules (+).

Status Present : Dalam batas normal.

Status Obstetrikus

Gerak : (-)

His : 2 x 20”/10’

Djj : (-)

Status lokalisata : Kateter balon terpasang.

Diagnosa : KJDK + PG + KDR (36 – 38 mgg) + PK + inpartu.

Terapi

o Tirah baring

o IVFD RL 20 gtt/mnt.

Pukul 10.00 wib

Keluhan Utama : Mules-mules (+).

Status Present : Dalam batas normal.

Status Obstetrikus

Gerak : (-)

His : 2 x 25”/10’

Djj : (-)

Status lokalisata : Kateter balon terlepas.

VT : Cervik axial, 4cm, effacement 100%, sel.ketuban

(+), kepala H-I, posisi ?

Diagnosa : KJDK + PG + KDR (36 – 38 mgg) + PK + inpartu.

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

14

Page 15: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

Terapi

o IVFD RL 20 gtt/mnt.

o Awasi vital sign, his dan kemajuan persalinan sesuai partograph.

o Foley kateter terlepas.

Hasil Laboratorium

COT : 4 menit.

Pukul 10.20 wib

Lapor supervisor Dr. SAN, Sp>OG augmentasi oxytocin 5 IU prosedur

biasa.

Pukul 12.30 wib

Status Obstetrikus : Gerak (+)

His 4 x 30”/10’

Djj : (-)

VT : Pembukaan 10 cm, bagian terbawah kepala, presentasi verteks

Laporan PSP a/i. PBK + KJDK, tanggal 28 September 2005, pukul 12.45 wib

Lahir bayi laki-laki, 3100 gr, 45 cm, AS : 0, Maserasi tingkat II

Ibu dibaringkan dimeja obstetri dengan posisi litotomi dengan infus

terpasang baik.

Dilakukan vulva toilet dan dilakukan pengosongan kandung kemih.

Pada his yang adekuat tampak kepala maju-mundur di introitus vagina dan

menetap dan dilakukan episiotomi.

Pada his berikutnya, ibu dipimpin mengedan. Lahirlah berturut-turut : ubun-

ubun besar, dahi, muka, dan untuk melahirkan bahu depan ditarik ke bawah

dan keatas untuk bahu belakang.

Dengan memegang badan, lahir bayi laki-laki, BBL : 3100 gr, PBL : 45 cm,

A/S : 0., identifikasi janin : maserasi tingkat II, identifikasi tali pusat : layu.

Tali pusat diklem di dua tempat dan digunting diantaranya.

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

15

Page 16: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

Dengan PTT (penegangan tali pusat terkendali), plasenta dilahirkan spontan,

kesan : lengkap. Evaluasi plasenta : layu kehitaman.

Evaluasi jalan lahir : tampak laserasi perineum dan direpair dengan kromik

cutgut 2/0.

Kondisi umum ibu post partum : baik.

Instruksi

Awasi Vital sign, his, dan tanda-tanda perdarahan.

Cek Hb 2 jam post operasi bila Hb < 8 gr% transfusi.

Terapi

Amoxicillin 3 x 500 mg.

Metronidazole 3 x 500 mg

Asam mefenamat 3 x 500 mg

SF 1 x 1 tab

Linoral 3 x 1 tab.

Hasil laboratorium ruangan

Hb pukul 15.00 wib 9,6 gr%.

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

16

Page 17: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

FOLLOW UP MASA NIFAS

HARI KE NH1

Tanggal 29 September 2005

1. TD (mmHg).

2. Nadi (x/mnt).

3. Suhu (oC).

4. Pernafasan (x/mnt).

5. Cor.

6. Pulmo.

7. Mammae.

8. ASI.

9. Luka episiotomi.

10. Luka operasi.

11. Flatus.

12. Urine/ 4 jam.

13. Defekasi.

14. Peristaltik.

15. TFU (jari bawah pusat).

16. Diet.

17. Terapi.

18. Keterangan

110/ 70 mmHg

64 x/mnt

37oC

20 x/mnt

N

N

N

-

Kering

-

-

Cukup

-

Lemah

3

MB

Amoxicillin 3 x 500 mg

Metronidazole 3 x 500 mg

Asam mefenamat 3 x 500 mg.

SF 1 x 1 tab.

Linoral 3 x 1 tab.

OS PBJ

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

17

Page 18: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

ANALISA KASUS

Telah dilaporkan satu kasus atas Ny. R, 22 tahun, G1 P0 Ab0 , datang ke

RSUPM tanggal 27 September 2005, Pukul 10.00 wib dengan keluhan utama tidak

merasakan gerakan janin. Dari hasil anamnese, tanggal HPHT, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan obstetric dan pemeriksaan penunjang, maka ditegakkan diagnosa KJDK

+ PG + KDR (36 – 38 mgg) + belum inpartu. OS direncanakan untuk terminasi

kehamilannya dengan kateter balon 30 cc dimulai pukul 22.00 wib tanggal 27

September 2005. Pada tanggal 28 September 2005 pukul 10.00 wib Folley kateter

terlepas lalu pada pukul 10.20 wib dilakukan augmentasi oxytosin 5 IU dengan

prosedur biasa, Pada tanggal 28 September 2005, pukul 12.45 wib lahir bayi laki-laki,

BB : 3100 gr, PB : 45 cm, AS : 0, identifikasi bayi maserasi tingkat II, identifikasi tali

pusat : layu, identifikasi plasenta : layu kehitaman.

Permasalahan

1. Apakah penyebab dari KJDK pada kasus ini?

2. Apakah harus dilakukan terminasi segera pada setiap kasus KJDK ?

3. Apakah penangan pasien ini sudah benar ?

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

18

Page 19: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-nya kami dapat menyelesaikan laporan kasus mahasiswa ini dengan baik.

Laporan kasus mahasiswa ini merupakan salah satu syarat KKS bagian Obstetri dan

Ginekologi di RSU Dr. Pirngadi. Laporan kasus yang kami bawakan berjudul

“ Kematian Janin Dalam Kandungan “.

Kami ucapkan terimakasih kepada Supervisor pembimbing kasus kami

Dr. Makmur Sitepu, Sp.OG yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan

laporan kasus ini. Demikian juga halnya dengan Mentor kami, Dr. Muara. P. Lubis

yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan dan memperbaiki laporan kami.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak

membantu kami.

Kami berusaha sebaik-baiknya menyelesaikan laporan kasus ini, namun kami

mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di waktu yang akan datang. Mudah-

mudahan laporan kasus ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2005

Penulis

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

19

Page 20: Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan

Kematian Janin Dalam Kandungan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

DEFENISI......................................................................................................... 1

ETIOLOGI........................................................................................................ 2

PATOLOGI...................................................................................................... 6

DIAGNOSA..................................................................................................... 6

PENANGANAN............................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 10

STATUS ORANG SAKIT............................................................................... 11

Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005

20