Upload
anggi-aviandri
View
14
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
k
Citation preview
Neuroscience; Penglihatan yang tidak jelas
Anggi Aviandri Putra*
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Pendahuluan
Dalam makalah ini akan membahas scenario tentang seorang ibu 60 tahun
penglihatannya semakin tidak jelas. Ketika umur 45 tahun memang sudah merasa tidak jelas dan
disarankan untuk memakai kacamata. Dari kasus tersebut akan dibahas secara mendetail
sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis maupun pembaca tentang
penglihatan yang menjadi topic perkuliahan di blok 6 ini.
Mata adalah alat indera kompleks yang berevolusi dari bintik-bintik peka sinar primitif
pada permukaan golongan invertebrata. Dalam bungkus pelindungnya, mata memiliki lapisan
reseptor, sistem lensa yang membiaskan cahaya ke reseptor tersebut, dan sistem saraf yang
menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.
*Alamat Korespondensi :Anggi Aviandri Putra,Fakulltas Kedokteran Universitas Krida Wacana,Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat, 11510 E-mail : [email protected]
Makroskopis
Orbita1
Orbita (lekuk mata) adalah sebuah rongga berbentuk limas dalam kerangka wajah; alas limas
ini terletak di sebelah anterior dan puncaknya di sebelah posterior. Di dalam masing-masing
orbita terdapat bulbus oculi yang dilindunginya,begitu pula otot. Saraf dan pembuluh yang
berkaitan dengan bulbus oculi, serta juga hampir seluruh peranti air mata. Tulang-tulang yang
membentuk rongga orbita dilapisi periorbita (periosteum). Periorbita membentuk pembungkus
fascial untuk isi orbita. Pada canalis opticus dan fissure orbitalis superior periorbita
bersinambungan dengan lapis endostial dura meter cranialis. Di luar tepi orbita dan juga lewat
fissure orbitalis inferior periorbita bersinambungan dengan periosteum yang menutupi
permukaan luar tengkorak (percranium). Orbita memiliki empat dinding dan satu puncak:
Dinding superior (atap) terutama dibentuk oleh facies orbitalis ossis frontalis yang
memisahkan rongga orbita dari fossa crania anterior; di dekat puncak orbita, atap ini
dibentuk oleh ala minor ossis sphenoidalis.
Dinding inferior (dasar) terutama dibentuk oleh maxilla dan untuk sebagian oleh os
zygomaticum dan os palatinum; dasar orbita yang tipis untuk sebagian terpisah dari
dinding lateral oleh fissure orbitalis inferior.
Dinding lateral dibentuk oleh processus frontalis ossis zygomatici dan ala major ossis
sphenoidalis dinding lateral adalah tebal, terutama pada bagian posterior yang
memisahkan orbita dari fossa crania media.
Puncak orbita terletak pada canalis opticus, tepat medial dari fissure orbitalis superior.
Palpebra dan apparatus lacrimalis
Palpebra melindungi kedua mata terhadap cedera dan cahaya yang berlebih dan menjaga
supaya cornea tetap lembap. Lipatan-lipatan ini yang dapat bergerak, di sebelah luar dilapisi oleh
kulit yang tipis dan di sebelah dalam oleh conjunctiva palpebralis. Conjunctiva palpebralis
terlipat balik kepada bulbus oculi dan menjadi sinambung dengan conjunctiva bulbi. Garis-garis
pelipatan balik conjunctiva palpebralis kepada bulbus oculi membentuk relung-relung yang
dalam., fornix conjunctivalis superior dan fornix conjunctivalis inferior. Palpebra diperkuat oleh
berkas-berkas jaringan ikat antara tarsus ini dan kulit. Di dalam tarsus tertanam glandulae
tarsales yang menghasilkan sekret untuk melumas tepi-tepi palpebra dan mencegah palpebra
melengket sewaktu dipejamkan. Bulu-bulu mata terdapat pada tepi-tepi palpebra. Glandulae
sebaceae yang besar yang berhubungan dengan cilia adalah glandulae ciliares.
Antara hidung dan commisura palpebralis medialis terdapat ligamentum palpebrale
mediale yang menghubungkan palpebra, temasuk otot-ototnya kepada tepi medial orbita.
Ligamentum yang sesuai di sebelah lateral, yakni ligamentum palpebrale laterale melekatkan
palpebra pada tepi lateral orbita. Ligamentum palpebrale mediale dan ligamnetum palpebrale
laterale dihubungkan melalui tarsus pada tepi orbita, lalu membaur dengan periosteum.
Isi orbita
Dalam orbita terdapat bulbus oculi, nervus opticus, musculu bulbi, fascia, saraf, pembuluh,
lemak dan glandula lacrimalis serta saccus lacrimalis. Bilbus oculi terdiri dari tiga lapis:
Lapis jaringan ikat eksternal yang berfungsi sebagai penyangga, terdiri dari sclera dan
cornea.
Lapis tengah yang berpembuluh darah dan berpigmen, terdiri dari choroidea, corpus
ciliare dan iris.
Lapis neural internal terdiri dari retina
Lapis jaringan ikat eksternal
Bagian lima perenam posterior lapis eksternal yang tidak tembus cahaya, dibentuk oleh
sclera. Di bagian depan, sclera terlihat samar-samar lewat conjunctiva bulbi sebagai “putih
mata”. Cornea adalah bagian seperenam anterior lapis luar yang transparan/
Lapis tengah vaskular
Choroidea, selaput yang berwarna cokelat tua antara sclera dan retina, membentuk bagian
lapis tengah yang terbesar dan melapisi hampir seluruh sclera. Ke anterior choroidea berakhir
pada corpus ciliare. Choridea melekat pada retina, tetapi dapat dilepaskan dengan mudah dari
sclera.
Corpus ciliare menghubungkan choroidea dengan garis lingkar iris. Pada permukaan
dalam corpus ciliare terdapat lipatan-lipatan, processus ciliaris yang membentuk humor aquosus.
Cairan ini memenuhi camera anterior bulbi yang masing-masing terletak anterior dan posterior
terhadap iris.
Iris yang terletakdi depan lensa mata, adalah sebuah sekat yang dapat mengerut, dengan
papilla, lubang di tengah untuk melewatkan cahaya. Sewaktu seorang tidak tertidur, besar papilla
terus menerus berubah untuk mengatur banyaknya cahaya yang memasuki mata. Dua otot
mengatur besarnya papilla mata: musculus sphincter papillae menyempitkan papilla dan
musculus dilator papillae melebarkannya.
Lapis neural internal atau retina
Lapis internal atau retina terdiri dari dua lembar: satu lembar sel pigmen dan satu lembar
neural. [ada fundus, bagian posterior retina, terdapat titik bundar sirkular yang melesak, discus
nevri optici atau papil optic, yakni tempat nervus opticus memasuki bulbus oculi. Karena pada
discus nevri optici hanya terdapat serabut saraf dan tidak terdapat resptor cahaya, daerah ini tidak
peka terhadap cahaya. Sedikit lateral dari bintik buta ini terdapat sebuah bintik yang berwarna
kuning, yakni macula latea; di tengahnya terdapat bagian yang lebih dalam, fovea centralis,
daerah penglihatan tertajam. Retina memperoleh darah dari arteria centralis retinae, cabang
arteria ophthalmica. Sistem vena retina yang sesuai bersatu untuk membentuk vena centralis
retinae.
Media-media pembias mata
Sewaktu menuju retina, gelombang cahaya melewati media pembias mata: cornea, humor
aquosus, lensa dan humor vitreus.
Cornea adalah sirkular pada bagian anterior lapis eksternal jaringan ikat bulbus oculi;
pembiasan cahaya yang memasuki mata terutama terjadi pada cornea. Cornea bersifat tembus
cahaya, tidak berpembuluh darah dan sensitive terhadap sentuhan. Cornea dipersarafi oleh
nervus ophthalmicus dan memperoleh nutrisi dari humor aquosus, air mata dan oksigen yang
diserap dari udara.
Humor aquosus di dalam camera anterior bulbi dan camera posterior bulbi dihasilkan
oleh processus ciliaris. Larutan yang jernih dan menyerupai air ini, menyediakan zat gizi bagi
cornea dan lensa yang tidak berpembuluh darah. Setelah dari camera posterior bulbi melewati
papilla dan memasuki camera anterior bulbi, humor aquosus disalurkan ke dalam sinus vena
skelera yang dikenal sebagai sinus venosus sclerae (canalis Schlemm).
Lensa adalah sebuah struktur yang tembus cahaya, cembung pada kedua permukaannya
dan terselubung dalam sebuah capsula lentis. Capsula lentis tertambat pada corpus ciliare dan
retina melalui ligamentum suspensarium lensa. Lensa yang dikelilingi oleh processus ciliaris,
terletak di belakang iris dan di depan humor vitreus. Kecembungan permukaan lensa, terutama
permukaan depan, terus menerus berubah untuk menjatuhkan bayangan benda yang dekat atau
yang jauh tepat pada retina. Bentuk lensa diubah musculus ciliaris dalam corpus ciliare.
Humor vitreus ialah selai yang lembut cahaya dan terdapat di dalam corpus vitreum di
bagian empat perlima posterior bulbus oculi, antara lensa dan retina. Selain menyalurkan cahaya,
humor vitreus menahan retina pada tempatnya dan berfungsi sebagai penyangga untuk lensa.
Otot-otot orbita
Otot-otot orbita ialah musculus levator palpebrae superioris, keempat otot rektus dan dua
otot oblik. Keempat otot rektus berasal dari sebuah manset jaringan ikat, yakni annulus tendineus
communis yang melingkari canalis opticus dan bagian fissure orbitalis superior. Bangunan yang
memasuki orbita melalui canalis opticus dan bagian fissure orbitalis yang berdekatan, mula-mula
terletak di dalam kerucut keempat otot rektus. Musculus rectus medialis dan musculus rectus
lateralis terletak di dalam bagian horizontal yang sama; demikian pula musculus rectus superior
dan musculus rectus inferior terletak dalam bagian vertical yang sama. Keempat musculus rectus
melekat pada sclera di paroh anterior bulbus oculi; fungsi otot ini dapat dipastikan dari fakta-
fakta ini.
Vagina bulbi atau capsula tenon membungkus bulbus oculi mulai dari nervus opticus
sampai peralihan sklerokorneal. Vagina bulbi ditembus oleh tendo otot-otot ekstra-okular dan
melipat balik pada masing-masing tendo sebagai selubung tobular. Dari selubung tendo
musculus rectus medialis dan musculus rectus lateralis dilepaskan perluasan yang berbentuk segi
tiga, yakni ligamentum pengendali medial dan lateral, yang masing-masing melekat pada os
lacrimale dan os zygomaticum. Pembauran ligamentum pengendali dengan fascia musculus
rectus inferior dan musculus obliquus inferior membentuk jerat serupa buaian yang dikenal
sebagai ligamentum suspensoprium bulbi oculi.
Nervus opticus
Nervus opticus adalah saraf penglihatan. Nervus cranialis II diliputi oleh meninges
dengan lanjutan spatium subarachnoideum. Nervus craniali II berawal dari tempat akson sel
ganglion retina menembus sclera. Nervus opticus melintas ke posteromedial melalui orbita dan
melalui canalis opticus ke fossa crania media untuk mencapai chiasma opticum. Posterior
chiasma opticum, nervus opticus berlanjut sebagai tractus opticus. Pada chiasma opticum terjadi
persilangan serabut nervus opticus secara parsial. Serabut-serabut dari masing-masing retina dari
sebelah temporal tidak menyilang. Dengan demikian serabut-serabut dari sebelah kanan kedua
retina membentuk tractus opticus dexter dan berasal dari sebelah kiri kedua retina membentuk
tractus opticus sinister. Bersilangnya serabut-serabut saraf pada chiasma opticum menyebabkan
tractus opticus dexter mengantar impuls dari lapangan pandang kiri dan sebaliknya berlaku untuk
tractus opticus sinister. Serabut terbanyak dalam kedua tractus opticus berakhir pada corpus
geniculatum laterale dextrum dan corpus geniculatum laterale sinistrum. Dari pusat-pusat ini
dilepaskan akson ke kedua korteks visual lobus occipitalis cerebri.
Mikroskopis2
Mata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit, yang memungkinkan
analisis cermat dari bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan objek. Mata terletak
dalam struktur bertulang yang proktetif di tengkorak yaitu rongga orbita. Setiap mata terdiri atas
sebuah bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan bentuknya, suatu sistem lensa untuk
memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif dan suatu sistem sel dan saraf yang berfungsi
mengumpulkan, memproses dan meneruskan informasi ke visual otak.
Setiap mata terdiri atas 3 lapisan konsentris, yaitu :
1. Sebuah lapisan luar yang terdiri atas sklera dan kornea,
2. Sebuah lapisan tengah / lapisan vaskular yang terdiri atas koroid, badan siliar dan iris,
3. Sebuah lapisan dalam jaringan saraf yaitu retina yang terdiri atas epitel pigmen di luar
dan lapisan retina sebenarnya di dalam. Retina yang fotosensitif ini berhubungan dengan
serebrum melalui nervus optikus dan meluas ke depan sampai ke ora serrata. Nervus
optikus terbentuk di embrio sebagai evaginasi prosensefalon.
Lensa mata adalah struktur transparan bikonveks yang ditahan di tempatnya oleh suatu
sistem serabut sirkular yaitu zonula yang terbentang antara lensa dan suatu penebalan lapisan
tengah yaitu badan siliar dan pada bagian posteriornya, dengan badan vitrues. Struktur yang
menutupi sebagian permukaan anterior lensa adalah perluasan lapisan tengah berpigmen yang
opak dan disebut iris. Lubang di tengah iris adalah pupil.
Mata mengandung 3 kompartemen yaitu kamera (bilik) anterior yang menempati ruang
antara kornea dan iris dan lensa; kamera posterior, antara iris, prosessus siliaris, pelekatan
zonula, dan lensa dan ruang vitreus, yang terletak di belakang lensa dan perlekatan zonula serta
di kelilingi oleh retina. Kamera anterior dan posterior berisikan cairan miskin protein yang
disebut aqueous humor. Ruang vitreus berisikan substansi gelatinosa yang disebut badan vitreus
(badan kaca).
Istilah luar (eksterna) dan dalam (interna) merujuk pada stuktur mata seutuhnya. Istilah
dalam merujuk pada struktur yang lebih dekat ke pusat bola mata, sedangkan istilah luar berarti
lebih dekat ke permukaan bola mata. Lihat gambar 1.
Lapisan konsentris luar atau tunika fibrosa(sclera dan kornea)
Lapisan luar bewarna opak di lima perenam bagian posterior bola mata adalah sklera.
Pada manusia, lapisan ini membentuk segmen bola yang berdiameter sekitar 22 mm. Sklera
terdiri atas jaringan ikat padat kuat, yang terutama terdiri atas berkas kolagen gepeng yang
berselang-seling namun tetap parallel dengan permukaan bola mata, substansi dasar dalam
jumlah cukup, dan beberapa fibroblas. Permukaan luar sklera yaitu episklera yang berhubungan
melalui jalinan serat kolagen halus longgar dengan lapisan jaringan ikat padat yang di sebut
kapsula tenon. Di antara kapsula tenon dan sklera terdapat ruang Tenon. Karena adanya ruang
longgar ini, bola mata dapat berputar. Dan di antara sklera dan koroid terdapat lamina
suprakoroid, yaitu suatu lapisan jaringan ikat longgar yang kaya akan melanosit, fibroblast dan
serat elastin. Sklera relatif tidak mengandung pembuluh darah.
Di seperlima anterior mata yaitu kornea. Lihat gambar 1. Kornea tidak berwarna dan
transparan. Potongan melintang kornea memperlihatkan bahwa lapisan ini terdiri atas 5 lapisan
yaitu :
1. Epitel kornea
Merupakan epitel berlapis gepeng tak bertanduk dan terdiri atas 5 atau 6 lapisan sel.
Dapat beregenerasi secara mitosis dan jaringan epitel ini ditutupi lapisan lipid dan
glikoprotein pelindung, setebal lebih kurang 7µm. Kornea memiliki salah satu suplai
saraf sensori terbanyak di jaringan mata.
2. Membran Bowman
Terdiri atas serat-serat kolagen yang tersusun menyilang secara acak, suatu substansi
antarsel yang padat dan tidak mengandung sel. Membran ini membantu stabilitas dan
kekuatan kornea.
3. Stroma
Dibentuk oleh banyak lapisan berkas kolagen paralel yang saling menyilang secara tegak
lurus. Serabut kolagen di dalam setiap lamel berjalan sejajar satu sama lain dan
membentangi seluruh lebar kornea. Bentuk stroma avaskular.
4. Membran Descemet
Merupakan struktur homogen tebal yang terdiri atas susunan filamen kolagen halus yang
membentuk jalinan 3-dimensi.
5. Endotel
Merupakan epitel selapis gepeng. Endotel dan epitel kornea bertanggung jawab
mempertahankan kejernihan kornea. Kedua lapisan tersebut dapat mentransfer ion
natrium ke permukaan apikalnya. Ion klorida dan air ikut secara pasif dan
mempertahankan stroma kornea pada keadaan yang relatif terhidrasi. Keadaan ini,
bersama susunan serabut kolagen yang teratur dan sangat halus di stroma, menyebabkan
kornea menjadi transparan.
Lapisan konsentris tengah atau vascular (koroid, badan silliar, dan iris)
Koroid
Koroid merupakan lapisan yang sangat vaskular, dengan jaringan ikat longgar di antara
pembuluh darahnya, yang banyak mengandung fibroblas, makrofag, limfosit, sel mast, sel
plasma, serat kolagen, dan serat elastin. Terdapat banyak melanosit di lapisan ini dan
memberinya ciri warna hitam yang khas. Lapisan dalam koroid lebih banyak mengandung
pembuluh darah kecil daripada lapisan luar dan disebut lapisan koriokapiler. Lapisan ini
berfungsi penting untuk nutrisi retina dan kerusakan jaringan ini berakibat serius pada retina.
Suatu membran hialin tipis (3-4µm) memisahkan lapisan koriokapiler dari retina. Membran ini
dikenal sebagai membrane Bruch dan meluas dari papilla optikus ke ora serrata. Papila optikus
adalah daerah tempat masuknya nervus optikus ke dalam bola mata.
Membran Bruch terdiri dari 5 lapisan. Lapisan tengah terdiri atas anyaman serat elastin.
Kedua permukaan anyaman ini dilapisi dengan lapisan serat kolagen yang ditutupi oleh lamina
basal kapiler dari lapisan koriokapiler pada satu sisi dan lamina basal epitel pigmen pada sisi
lainnya. Koroid terikat pada sklera oleh lamina suprakoroid, yakni suatu lapisan longgar jaringan
ikat yang kaya akan melanosit.
Badan siliar
Badan siliar merupakan suatu pelebaran koroid di tingkat lensa, merupakan cincin tebal
utuh yang terdapat di permukaan dalam bagian anterior sklera. Pada potongan melintang,
struktur ini berbentuk segitiga. Salah satu permukaannya berkontak dengan badan vitreus, satu
lagi berkontak dengan sklera dan yang ketiga dengan lensa dan kamera okuli posterior. Struktur
histologi bdan siliar pada dasarnya adalah jaringan ikat longgar (yang kaya akan serat elastin,
pembuluh darah, dan melanosit) yang mengelilingi muskulus siliaris. Struktur ini terdiri atas 2
berkas otot polos, yang berinsersi pada sklera di anterior dan pada beberapa bagian badan siliar
di posterior. Salah satu berkas ini berfungsi meregangkan koroid, berkas lain, bila berkontraksi,
akan mengendurkan tegangan lensa. Gerakan otot ini penting untuk akomodasi visual.
Permukaan badan siliar yang menghadap badan vitreus, kamera (bilik) posterior, dan lensa
ditutupi perluasan retina ke anterior. Di daerah ini, retina hanya terdiri atas 2 lapisan sel. Lapisan
yang langsung bersebelahan dengan badan siliar terdiri atas selapis sel silindris dengan banyak
melanin dan sesuai dengan penjuluran lapisan pigmen retina ke depan. Lapisan kedua, yang
menutupi lapisan yang pertama, berasal dari lapisan sensorik retina dan terdiri atas epitel selapis
silindris tak berpigmen.
Iris
Iris adalah perluasan koroid yang menutupi sebagian lensa, dan menyisakan lubang
bundar di pusat yang disebut pupil. Permukaan anterior iris tidak teratur dan kasar, dengan
rabung (ridge) dan alur (groove). Iris dibentuk oleh lapisan sel pigmen yang tidak utuh dan
fibroblast. Di bawah lapisan ini terdapat jaringan ikat dengan sedikit pembuluh darah, sedikit
serat dan banyak fibroblast dan melanosit. Lapisan berikutnya adalah jaringan ikat longgar yang
kaya akan pembuluh darah. Banyaknya pigmen cahaya mencegah masuknya cahaya ke dalam
mata kecuali cahaya yang melalui pupil.
Fungsi sejumlah besar sel melanosit atau sel pigmen yang berisi melanin di beberapa
daerah mata adalah untuk mencegah berkas cahaya yang dapat mengganggu pembentukan
bayangan. Melanosit stroma iris menentukan warna mata. Jika lapisan pigmen di lapisan bagian
dalam iris hanya berisi sedikit sel, cahaya yang di pantulkan epitel pigmen hitam pada
permukaan posterior iris akan terlihat biru. Dengan bertambahnya pigmen, iris tampak berwarna
biru kehujauan, kelabu dan akhirnya coklat.
Iris mengandung berkas otot polos yang tersusun melingkari pupil, dan membentuk
muskulus konstriktor pupil di iris. Otot dilatator dan konstriktor pupil berturur-turut memiliki
persarafan simpatis dan parasimpatis.
Lensa
Lensa merupakan struktur bikonkaf yang sangat elastis, dan sifat elastisitas ini makin
hilang dengan meningkatnya usia dan mengerasnya lensa. Lensa memiliki 3 komponen utama,
yaitu :
1. Kapsul lensa
Lensa dibungkus suatu simpai tebal (10-20µm), homogen, refraktil, dan kaya akan
karbohidrat, yang meliputi permukaan luar sel-sel epitel. Kapsul ini merupakan suatu
membran basal yang sangat tebal dan terutama terdiri atas kolagen tipe VI dan
glikoprotein.
2. Epitel subkapsular
Terdiri atas selapis sel epitel yang kuboid yang hanya terdapat pada permukaan
anterior lensa. Lensa bertambah besar dan tumbuh seumur hidup dengan terbentuknya
serat lensa baru dari sel-sel yang terdapat di daerah ekuator lensa. Sel-sel epitel ini
banyak memiliki interdigitas dengan serat-serat lensa.
3. Serat lensa
Tersusun memanjang dan tampak sebagai struktur tipis dan gepeng. Serat-serat ini
merupakan sel-sel yang sangat terdiferensiasi dan berasal dari sel-sel subskapular.
Serat lensa akhirnya kehilangan inti serta organel lainnya dan mencapai sangat
panjang. Sel-sel ini berisikan sekelompok protein yang disebut kristalin. Serat lensa
dihasilkan seumur hidup, namun kecepatan produksinya makin lama makin
berkurang.
Badan vitreus ( badan kaca)
Badan kaca menempati daerah belakang lensa. Struktur ini merupakan gel transparan
yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang
sangat terhidrasi. Badan sel mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam
hialuronat.
Lapisan konsentris dalam(retina)
Retina
Retina terdapat di lapisan dalam bola mata. Terdiri atas 2 bagian. Bagian posterior
bersifat fotosensitif danbagian anterior bersifat tidak fotosensitif, menyusun badan siliar dan
bagian posterior iris. Retina terbentuk dari evaginasi vesikel sefalik anterior atau prosenfalon.
Sewaktu vesikel optic ini berkontak dengan ektoderm permukaan, secara berangsur bagian
pusatnya mengalami invaginasi, yang membentuk mangkuk optic berdinding ganda. Pada orang
dewasa, dinding luar menjadi membrane tipis yang disebut epitel pigmen; bagian optic atau
fungsional dari retina-retina neural-berkembang dari lapisan dalam.
Retina pars optika yaitu bagian posterior atau bagian fotosensitif merupakan struktur
kompleks dengan sekurang-kurangnya 15 jenis neuron dan sel-sel ini membentuk sekurang-
kurangnya 38 jenis sinaps yang berbeda satu sama lain. Retina pars optika terdiri atas lapisan
luar sel-sel fotosensitif, yaitu sel batang dan sel kerucut, lapisan tengah neuron bipolar, yang
menghubungkan sel batang dan sel kerucut dengan sel-sel ganglion dan lapisan dalam sel-sel
ganglion yang berhubungan dengan sel-sel bipolar melalui dendritnya dan mengirimkan akson
kesusunan saraf pusat. Akson-akson ini berkumpul pada papilla optikus dan membentuk nervus
optikus.
1. Sel batang
Ini merupakan sel tipis yang memanjang (50x3µm) dan terdiri atas 2 bagian. Bagian
fotosensitif luar berbentuk batang dan terutama terdiri atas banyak ckaram gepeng
bermembran yang bertumpuk seperti uang logam. Cakram dalam batang tidak
berhubungan dengan membran plasma, segmen luar dipisahkan dari segmen dalam oleh
suatu penyempitan. Segmen dalam banyak mengandung banyak glikogen dan memiliki
banyak akumulasi mitokondria dan kebanyakan berada di dekat area penyempitan.
Akomodasi mitokondria berhubungan dengan produksi energy yang diperlukan bagi
proses penglihatan dan sintesis protein.
Diperkirakan bahwa retina manusia memiliki sekitar 120 juta sel batang. Sel-sel ini
sangat sensitif terhadap cahaya dan dipandang sebagai reseptor yang terpakai bila
intensitas cahaya rendah, seperti pada waktu senja atau malam hari.
2. Sel kerucut
Ini juga merupakan neuron yang sangat panjang (60x1,5µm). Setiap retina manusia
memiliki sekitar 6 juta sel kerucut. Strukturnya serupa dengan dengan struktur sel batang,
dengan segmen luar dan dalam. Badan basal dengan silium dan akumulasi mitokondria
serta poliribosom, sel kerucut berbeda dengan sel batang dalam hal bentuk dan struktur
segmen luarnya. Seperti sel batang, daerah ini juga terdiri atas tumpukan cakram
bermembran tetapi daerah ini tidak terpisah dari membran plasma luar, namun timbul
sebagai invaginasi darinya.
Sekurang-kurangnya terdapat 3 jenis kerucut fungsional, yang tak dapat dibedakan
berdasarkan ciri morfologinya. Setiap jenis mengandung fotopigmen kerucut yang
disebut iodopsin dan sensitivitas maksimumnya terdapat di daerah merah, hijau atau biru
dari spektrum cahaya yang terlihat. Sel kerucut, yang hanya peka terhadap cahaya dengan
intensitas yang diperlukan untuk menstimulasi sel batang, diyakini menimbulkan
ketajaman penglihatan yang lebih baim daripada sel batang.2
Mekanisme refraksi
Cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-paket
individual energi partikel yang disebut foton yang berjalan menurut cara-cara gelombang. Jarak
antara dua puncak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang. Fotoresepetor di mata peka
hanya terhadap panjang gelombang antara 400 dan 700 nanometer. Cahaya tampak ini hanya
merupakan sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik total.
Selain memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda, energy cahaya juga bervariasi
dalam intensitas, yaitu amplitude atau tinggi gelombang. Meredupkan suatu cahay merah yang
terang tidak akan mengubah warnanya; warna itu hanya menjadi kurang kuat atau kurang terang.
Gelombang cahaya mengalami divergensi (memancar ke luar) ke semua arah dari setiap
titik sumber cahaya. Gerakan ke depan suatu gelombang cahaya dalam arah tertentu dikenal
sebagai berkas cahaya.
Pembelokan suatu berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika berkas berpindah dari suatu
medium dengan kepadatan (densitas) tertentu ke medium dengan kepadatan yang berbeda.
Cahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui media transparan lain, misalnya air
dan kaca. Ketika suatu berkas cahaya masuk ke medium dengan densitas yang lebih tinggi,
cahaya tersebut melambat. Berkas cahaya mengubah arah perjalanannya jika mengenai
permukaan medium baru pada setiap sudut selain tegak lurus.
Dua faktor berperan dalam derajat refraksi: densitas komparatif antara dua media
(semakin besar perbedaan densitas, semakin besar derajat pembelokan) dan sudut jatuhnya
berkas cahaya di medium kedua (semakin besar sudut, semakin besar pembiasan).
Pada permukaan yang melengkung seperti lensa, semakin besar kelengkungan, semakin
besar derajat pembiasan dan semakin kuat lensa. Ketika suatu berkas cahaya mengenai
permukaan yang melengkung dengan densitas lebih besar, arah refraksi bergantung pada sudut
kelengkungan. Suatu lensa dengan permukaan konveks (cembung) menyebabkan konvergensi
atau penyatuan, berkas-berkas cahaya, yaitu persyaratan untuk membawa suatu bayangan ke titik
focus. Dengan demikian, permukaan refraktif mata bersifat konveks. Lensa dengan permukaan
konkaf (cekung) menyebabkan divergensi (penyebaran) berkas-berkas cahaya; suatu lensa
konkaf berguna untuk memperbaiki kesalahan refraktif mata tertentu, misalnya berpenglihatan
dekat.
Dua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan
lensa. Permukaan kornea, struktur pertama yang dilalui cahaya sewaktu masuk mata, yang
melengkung berperan paling besar dalam kemampuan refraktif total mata karena perbedaan
densitas pertemuan udara/kornea jauh lebih besar dari pada perbedaan densitas antara lensa dan
cairan yang mengelilinginya. Pada astigmatisme, kelengkungan kornea tidak seragam/rata,
sehingga berkas-berkas cahaya mengalami refraksi yang tidak setara. Kemampuan refraksi
kornea seseorang tetap konstan karena kelengkungan kornea tidak pernah berubah. Sebaliknya,
kemampuan refraksi lensa dapat disesuaikan dengan mengubah kelengkungannya sesuai
keperluan untuk melihat dekat atau jauh.
Struktur-struktur refraksi pada mata harus membawa bayangan cahaya terfokus di retina
agar penglihatan jelas. Apabila suatu bayangan sudah terfokus sebelum mencapai retina atau
belum terfokus sewaktu mencapai retina, bayangan tersebut tampak kabur. Berkas-berkas cahaya
yang berasal dari benda dekat lebih divergen sewaktu mencapai mata daripada berkas-berkas dari
sumber jauh. Berkas dari sumber cahaya yang terletak lebih dari 6 meter (20 kaki) dianggap
sejajar saat mencapai mata. Untuk kekuatan refraktif mata tertentu, sumber cahaya dekat
memerlukan jarak yang lebih besar di belakang lensa agar dapat memfokuskan daripada sumber
cahaya jauh, karena berkas dari sumber cahaya dekat masih berdivergensi sewaktu mencapai
mata.
Untuk mata tertentu, jarak antara lensa dan retina selalu sama. Untuk membawa sumber
cahaya jauh dan dekat terfokus di retina (dalam jarak yang sama), harus dipergunakan lensa yang
lebih kuat untuk sumber dekat.3,4
Ketajaman penglihatan
Ketajaman penglihatan paling baik diperiksa dengan menggunakan snellen chart, pasien
membaca deretan dengan huruf dari jarak 6 meter (atau 20 kaki). Setiap mata diperiksa secara
terpisah dan gangguan refraksi dikoreksi dengan menggunakan lensa atau lubang kecil (pinhole).
Ketajaman dinyatakan dalam pecahan dengan penyebut adalah jarak antara pasien dengan daftar
huruf, sementara pembilang adalah deretan huruf terkecil yang dapat dibaca oleh pasien dengan
akurat. Jadi, 6/6 (atau 20/20 – keduanya dapat dinyatakan dengan decimal 1,0) adlah normal.
Sementara 6/60 (20/200; 0,1) berarti pasien hanya dapat membaca huruf terbesar pada deret
paling atas daftar. Jika pasien masih tidak dapat membaca huruf paling atas, maka jarak dapat
diperdekat, atau dinilai dengan kemampuan pasien menghitung jari, mendeteksi gerakan tangan,
atau persepsi terhadap cahaya (dicatat sebagaimana adanya hitung jari, gerakan tangan dan
persepsi cahaya). Pemeriksaan untuk penglihatan dekat adalah membaca tulisan dengan berbagai
ukuran dan berguna untuk menilai kebutuhan koreksi penglihatan jarak dekat. Pemeriksaan ini
berguna terutama pada pasien dengan defek lapang pandang yang akan mengalami kesulitan
menentukan lokasi hurf-huruf pada daftar yang jauh.5
Pembahasan
Menururt kasus yang kelompok kami bahas, penglihatan yang tidak jelas pada ibu yang
sudah berumur 60 tahun disebabkan karena kelainan pada refraksi mata. Kelainan refraksi mata
ini dapat terjadi karena tidak terdapat keseimbangan antara kekuatan pembiasan media
penglihatan dengan panjangnya bola mata. Kelaianan pembiasan atau kelainan refraksi ini dapat
dikoreksi dengan memakai kaca mata atau lensa kontak.
Daftar pustaka
1. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta. Hipokrates. 2002.
2. Sacher RA, Richard A. Histologi dasar. Edisi 10. Jakarta. EGC. 2007.
3. Lauralee Sherwood. Fisiologi manusia. Edisi 2. Jakarta. EGC. 2001.
4. Guyton AC, Hall JE. Fisiologi kedokteran. Jakarta. EGC. 1997.
5. Lionel Ginsberg. Neurologi. Jakarta. Erlangga. 2007.