Osteomalasia.docx

Embed Size (px)

Citation preview

OsteomalasiaDefinisi Osteomalasia.Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya pendepositoan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari ostemalasia adalah soft bone atau tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisis.

Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit).Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan tidak memadainya mineralisasi tulang. (kondisi serupa pada anak dinamakan rikets). Pada orang dewasa osteomalasia bersifat kronik, dan deformitas skeletalnya tidak seberat pada anak karena pertumbuhan skeletal telah selesai. Pada pasien ini, sejumlah besar osteoid atau remodeling tulang baru tidak mengalami.Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa dan sebagaimana penyakit raktis. Kelainan ini berkaitan dengan gangguan deposisi kalsium pada matriks tulang (gangguan mineralisasi).2. Etiologi Osteomalasia1. Defisiensi vitamin D akibat kekurangan dalam diet atau malasorpsiDefisiensi sering terjadi pada orang tua, juga pada ras kulit berwarna yang tinggal dibelahan bumi bagian utara, terutama mereka yang tinggal di dalam rumah.2. Malbsorpsi vitamin D dapat terjadi pada gluten enteropati atau pasca-gastrektomi.3. Penyakit ginjal dan obat anti kejang dapat mengurangi pembentukan metabolit aktif dan vitamin D (asidosis tubulus penalis)4. Defisiensi kalsium merupakan penyebab yang jarang dari osteomalasia5. Histologik, trabekula tulang yang normal meluputi dengan kelim osteoid yang lebar yang tidak mengalami kalsifikasi; osteoblas normal tetapi kalsitikasi kurang cukup.Tipe malnutrisi (defisiensi vitamin D sering digolongkan dalam hal kekurangan calsium) terutama gangguan fungsi menuju kerusakan, tetapi faktor makanan dan kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang juga dapat menjadi faktor pencetus hal itu terjadi dengan frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D dalam makanan kurang dan adanya kesalahan diet serta kurangnya sinar matahari.Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kegagalan dari absorbsi calsium atau kekurangan calsium dari tubuh. Gangguan gastrointestinal dimana kurangnya absorbsi lemak menyebabkan osteomalasia. Kekurangan lain selain vitamin D (semua vitamin yang larut dalam lemak) dan kalsium. ekskresi yang paling terakhir terdapat dalam faeces bercampur dengan asam lemak (fatty acid).Sebagai contoh dapat terjadi gangguan diantaranya celiac disease, obatruksi sistem penceernaan kronik, pankreatitis kronis dan reseksi perut yang kecil. Penyakit hati dan ginjal dapat menyebabkan kekurangan vitamin D, karenanya organ-organ tersebut mengubahnya vitamin D ke dalam untuk aktif. Terakhir, hyperparatiroid menunjang terjadinya kekurangan pembentukan calsium, dengan demikian osteomalasia menyebabkan kenaikan ekskresi fosfat dalam urine.3. Patofisiologi Osteomalasia4. Manifestasi Klinis OsteomalasiaManifestasi klinis dari osteomalasia menyerupai gangguan reumatik, meliputi nyeri tulang, mudah lelah, kelemahan proksimal dan pelunakan periartikuler. Simptom ini membaik dengan terapi untuk mengoreksi gangguan mineralisasi. Beberapa pasien dengan osteomalasia menunjukkan garis radiolusen kortikal tipis (stress fracture) yang tegak lurus dengan tulang, seringkali simetris dan pasien lain memiliki fraktur lama pada kosta yang multiple dengan pembentukan kalus yang buruk.Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada osteomalasia adalah nyeri tulang dan nyeri tekan tulang. Sebagai akibat kekurangan kalsium, biasanya terjadi kelemahan otot. Pasien akan mengalami cara jalan bebek atau pincang. Pada penyakit yang telah lanjut, tungkai menjadi melengkung (karena berat tubuh dan terikan otot). Vertebra yang melunak mengalami kompresi, sehingga mengakibatkan pemendekan tinggi badan dan merusak bentuk toraks (kifosis). Sakrum terdorong ke bawah dan ke depan, dan pelvis tertekan ke lateral. Kedua deformitas tersebut menerangkan bentuk khas pelvis yang sering mengakibatkan perlunya sectio caesario (SC) pada wanita hamil yang terkena penyakit ini. Kelemahan dan ketidakseimbangan meningkatkan resiko jatuh dan fraktur. Kemungkinan terjadinya penyakit ini harus dicurigai pada orang yang mengalami: Penurunan berat badan Anoreksia Kelemahan otot, sehingga menyebabkan susah untuk menaiki tangga Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha Perubahan bentuk pada tulang punggung dan anggota gerak (lengan dan tungkai).5. Pemeriksaan Penunjang OsteomalasiaKalsium dan fosfat anorganik rendah atau di bawah normal Fosfatase alkali meninggi. Rontgen menunjukkan fraktur yang khas (Loosers zones) pada tulang-tulang pelvis dan tulang panjang dan terutama metatarsal dan pada sinar-x jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan vertebra memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas. Pemeriksaan laboratorium memperlihatkan kadar kalsium dan fosfor yang rendah dan peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Kalsium urine dan ekskresi kreatinin rendah. Biopsi tulang menunjukkan peningkatan jumlah osteoid.6. Penatalaksanaan OsteomalasiaPenyebab yang mendasari kelainan (kekurangan vitamin D, gagal ginjal kronik, atau renal tubular asidosis) ini mesti dikoreksi terlebih dahulu. Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D. Setelah terlaksana terapi medis yang baik, jika masiih terdapat sisa kelainan tulang yang ada, dapa dilakukan tindakan osteotomi (pemotongan sebagian tulang) pada tulang yang masih menunjukkan kelainan. Penyebab dasar osteomalasia harus dikoreksi bila mungkin. Bila osteomalasia akibat kesalahan diet, maka perlu diberikan diet kaya protein dan kalsium dan vitamin D tinggi.Suplemen vitamin D harus diresapkan. Vitamin D akan meningkatkan konsentrasi kalsium dan fosfor dalam cairan ekstrasel dan maka tersedia ion kalsium dan fosfor untuk mineralisasi tulang. Bila osteimalasia diakibatkan oleh malabsorspsi, penambahan dosis vitamin D selain suplemen kalsium biasanya diresapkan. Pemejanan sinar matahari sebagai radiasi ultraviolet untuk mentransformasi bahan kolesterol (7-dehidrokolesterol) yang tersedia di kulit menjadi vitamin D perlu dianjurkan.Sering, masalah skelet yang berhubungan dengan osteomalasia sembuh sendiri bila kekurangan nutrisi atau proses patologis yang mendasarinya telah ditangani secara adekuat. Pemantauan jangka panjang pasien diperlukan untuk meyakinkan stabilisasi atau kekambuhan osteomalasia. Berbagai deformitas ortopedik persisten mungkin perlu ditangani dengan brace atau pembedahan (dapat dilakukan osteotomi untuk mengoreksi deformitas tulang panjang). Pada defisiensi primer, suplementasi dengan vitamin D (2000 IU/hari) dan mengubah cara hidup bila diperlukan. Pada enteropati dan penyebab lain, memperbaiki kondisi dan vitamin D (5000 IU/hari) dengan suplementasi kalsium. Apabila terjadi deformitas yang menetap dapat dilakukan osteotomi.