Osteoporosis Referat

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    1/23

    1Osteoporo

    sis

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Tulang merupakan jaringan hidup yang terus bertumbuh. Tulang mempunyai

    struktur, pertumbuhan dan fungsi yang unik. Untuk mempertahankan kekuatannya, tulang

    terus menerus mengalami proses penghancuran dan pembentukan kembali. Tulang yang

    sudah tua akan dirusak dan digantikan oleh tulang yang baru dan kuat. Proses ini

    merupakan peremajaan tulang yang akan mengalami kemunduran ketika usia semakin

    tua.

    Kerapuhan tulang yang disebut sebagai penyakit osteoporosis merupakan kelainan

    metabolik tulang yang ditandai dengan pengurangan massa tulang, kemunduran

    mikroarsitektur tulang dan fragilitas tulang yang meningkat, sehingga resiko terjadinya

    fraktur menjadi lebih besar.

    Insiden osteoporosis lebih tinggi pada wanita dibandingkan laki laki dan

    merupakan problema pada wanita perimenopause dan pascamenopause. Pada masa ini

    terjadi penurunan densitas masa tulang yang sangat cepat, dimana wanita akanmengalami kehilangan kortex tulang 30-40 % dan 50 % trabekula sepanjang umurnya dan

    laki-laki akan kehilangan 15-20 % kortex dan 25-30 % trabekula

    Usia merupakan faktor penting menetukan densitas masa tulang dan berhubungan

    erat dengan resiko fraktur akibat osteoporosis. Sampai usia 30 tahun, densitas tulang akan

    meningkat, dan menurun secara kontinyu pada usia 50-60.

    Osteoporosis merupakan penyakit yang asimptomatik dan hanya memberikan gejala

    setelah terjadinya fraktur. Secara klinis osteoporosis diidentifikasi melalui kejadian

    fraktur non/minimal traumatik yang terjadi pada vertebra, hip, humerus proximal dan

    femur. Fraktur panggul mewakili konsekuensi paling berbahaya dari osteoporosis karena

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    2/23

    2Osteoporo

    sis

    memerlukan perawatan di rumah sakit dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas

    bermakna.

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    3/23

    3Osteoporo

    sis

    BAB II

    OSTEOPOROSIS

    II.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI TULANG

    Tulang merupakan suatu struktur jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh

    matriks kolagen ekstraselular. Lapisan luar dari tulang disebut korteks (substantia compacta),

    dan bagian dalam yang berongga disebut trabekula tulang (substantia spongiosa), kedua lapisan

    ini dibungkus oleh periosteum.

    Struktur tulang terdiri dari substansi organik (30 %) dan substansi mineral yang paling

    banyak terdiri dari kristal hidroksiapatit (95 %) serta sejumlah mineral lainnya (5 %) seperti Mg,

    Na, K, F, Cl, dan Pb. Substansi organik terdiri dari sel tulang (2 %) seperti osteoblas, osteosit

    dan osteoklas dan matriks tulang (98 %) terdiri kolagen tipe 1 (95 %) dan protein nonkolagen (5

    %) seperti osteokalsin, osteonektin, proteoglikan tulang, protein morfogenik tulang, proteolipid

    tulang dan fosfoprotein tulang.

    Tanpa adanya matriks tulang, proses mineralisasi tulang tidak mungkin dapat

    berlangsung. Matriks tulang merupakan makromolekul yang sangat bersifat anionik dan berperan

    penting dalam proses kalsifikasi dan fiksasi kristal hidroksiapatit pada serabut kolagen. Matriks

    tulang tersusun sepanjang garis dan beban mekanik sesuai dengan hukum Wolf, yaitu setiap

    perubahan fungsi tulang akan diikuti oleh perubahan tertentu yang menetap pada arsitektur

    internal dan penyesuaian eksternal sesuai dengan hukum matematika. Dengan kata lain, hukum

    Wolf dapat diartikan sebagai bentuk akan selalu mengikuti fungsi.

    Secara mikroskopis tulang memiliki susunan yg lamelar yaitu matrik tulang tersusun

    berlapis-lapis. Tulang kompakta tersusun atas osteon (system haversian). Sistem haversian

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    4/23

    4Osteoporo

    sis

    merupakan suatu system yang memiliki kanal vaskuler dan dikelilingi lamellar konsentris yang

    terdapat pada tulang kompak. Pada lamella, terdapat lacuna yang berisi osteosit.

    Gambar

    1 : struktur

    mikroskopik tulang

    Tulang secara periodik dan konstan memperbaharui diri melalui suatu proses yang

    disebut remodeling. Remodeling tulang merupakan suatu proses aktif dan dinamik yang

    mengandalkan pada keseimbangan yang benar antara penyerapan tulang oleh osteoklas, yang

    dirangsang oleh parathyroid hormone, dan deposisi tulang oleh osteoblas. Tulang dibentuk oleh

    sel yang bersifat osteogenik yaitu Osteoblas, yang merupakan sel pembentuk tulang, dan

    berfungsi mensintesis jaringan kolagen dan komponen organic matriks. Osteoblas dirangsang

    oleh hormone pertumbuhan, dan pada perkembangan selanjutnya menjadi osteosit, yang

    merupakan sel tulang dewasa.

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    5/23

    5Osteoporo

    sis

    Gambar 2 : Proses remodeling Tulang

    Osteoblas dan osteoklas, keduanya sama-sama berasal dari sum-sum tulang. Osteoblas

    berasal dari sel stroma, yang merupakan suatu jenis sel jaringan ikat di sum-sum tulang,

    sementara osteoklas merupakan hasil diferensiasi dari makrofag. Osteoblas menghasilkan 2

    signal kimiawi yang mempengaruhi aktivitas dan perkembangan osteoklas, yaitu RANK Ligand,

    dan Osteoprotegerin (OPG). Selain itu, osteoblas juga menghasilkan M-CSF (Makrofag-Colony

    stimulating factor).

    RANK Ligand meningkatkan aktivitas osteoklas. RANK Ligand bersama dengan M-CSF

    mengikat RANK (Receptors ActivatedNF B) yang terletak dipermukaan makrofag, dan

    kemudian menginduksi diferensiasi makrofag menjadi osteoklas dan mempertahankannya

    dengan cara menekan apoptosis

    Osteopretegerin (OPG) memiliki efek yang berlawanan dengan RANK Ligand, yaitu

    menekan aktivitas osteoklas. OPG bekerja dengan mengikat RANK Ligand, sehingga tidak dapat

    berikatan dengan RANK reseptor. Hal tersebut menyebabkan pembentukan matriks oleh

    osteoblas meningkat, sementara penghancuran oleh osteoklas terhambat.

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    6/23

    6Osteoporo

    sis

    Gambar 3 : Fungsi osteoblas dalam

    aktivitas osteoklas

    Tulang menjalankan beberapa fungsi tertentu di dalam tubuh:

    Memberikan bentuk pada tubuh dan menopang tubuh.

    Menyimpan dan melepaskan beberapa jenis mineral yang dibutuhkan tubuh

    seperti kalsium, fosfat, magnesium, dan sodium saat dibutuhkan oleh tubuh

    Sum-sum tulang memproduksi dan menyimpan sel sel darah

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    7/23

    7Osteoporo

    sis

    Melindungi organ-organ dalam tubuh dan Pergerakan tubuh

    II.2 DEFINISI

    Osteoporosis adalah kelainan yang menyebabkan penurunan massa tulang yang

    termineralisasi secara normal akibat ketidakseimbangan antara aktivitas osteoklas dan aktivitas

    osteoblas. Osteoporosis ditandai dengan nilai bone mineral density (BMD) rendah dandegenerasi mikroarsitektur yang meningkatkan fragilitas dan risiko fraktur.

    Menurut WHO pada International Consensus Development Conference, di Roma,

    Itali, 1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa tulang yang

    rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan kualitas jaringan tulang,

    yang pada akhirnya menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan tulang dengan risiko

    terjadinya patah tulang (Suryati, 2006).

    II.3 EPIDEMIOLOGI

    Osteoporosis sejauh ini merupakan penyakit metabolisme tulang yang terbanyak, dan

    diperkirakan mengenai lebih dari 200 juta orang didunia. Diperkirakan 75 juta orang di eropa,

    United states, dan jepang mengidap osteoporosis. Diperkirakan 1 dari 2 wanita dan 1 dari 5 pria

    berusia diatas 50 tahun pernah mengalami patah tulang akibat osteoporosis.

    Osteoporosis lebih banyak diderita oleh wanita (female : male = 4:1). Berdasarkan NOF

    (National Osteoporosis Foundation), dari sekitar 10 juta orang amerika yang mengalami

    osteoporosis, 80% adalah wanita. Sementara pada pria, prevalensi terjadinya osteoporosissekunder lebih tinggi, yaitu 45%-60% disebabkan oleh hipogonadisme, alkoholisme, kelebihan

    glukokortikoid.

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    8/23

    8Osteoporo

    sis

    II.4 ETIOLOGI dan FAKTOR RESIKO

    Faktor Sosial

    Perokok memiliki faktor resiko tinggi terjadinya osteoporosis. Nikotin yang terkandung

    dalam rokok mempercepat penyerapan tulang. Selain itu, nikotin juga menurunkan kadar dan

    aktivitas hormon estrogen, kalsium, dan vitamin D dalam tubuh.

    Sex

    Wanita Postmenopause ,riwayat histerektomi dan oophorectomi memiliki factor resiko

    tinggi osteoporosis. Hilangnya estrogen merupakan faktor terjadinya penyakit secara dini.

    Penurunan kadar estrogen dalam tubuh menyebabkan menurunnya produksi OPG dan pada

    akhirnya meningkatkan aktivitas osteoklas, sehingga penghancuran tulang meningkat.

    Laki laki dengan hypogonadisme sekunder. Pada Hypogonadism sekunder akan didapatkan

    kadar androgen yang rendah . Diduga hormone ini mempunyai fungsi yang sama degan estrogen

    pada tulang. Rendahnya hormone testosterone juga dapat menyebabkan osteoporosis.

    Medikasi

    Misalnya obat-obatan seperti Glukortikoid, heparin, siklosporin dosis tinggi, methotrexat

    dan medroxyprogesteron dapat menyebabkan peningkatan resorpsi tulang.

    Pengobatan steroid sistemik seperti pada penyakit paru obstrukif kronik (PPOK), Lupus

    atau rheumatoid arthritis meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis. Steroid menyebabkan

    penekanan terhadap osteblas sehingga meghambat pembentukan tulang baru.

    Penyakit

    Hyperthiroid meningkatkan aktivitas resorbsi tulang, sehingga dapat menyebabkan

    osteoporosis jika tidak diobati. Pada hyperparathiroid,terjadi peningkatan mobilisasi kalsium

    dari tulang ke plasma, sehingga terjadi hiperkalsemi dan dapat terjadi juga osteoporosis.

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    9/23

    9Osteoporo

    sis

    Penyakit-penyakit pencernaan menyebabkan terganggunya penyerapan nutrient-nutrien

    seperti vitamin D dan kalsium, sehingga memiliki resiko terjadinya osteoporosis. Vitamin D

    berfungsi membantu penyerapan kalsium dan fosfat dari saluran pencernaan, dimana dengan

    berkurangnya kadar vitamin D dapat menyebabkan menurunnya absorbsi kalsium, yang pada

    akhirnya meningkatkan aktivitas parathyroid hormone.

    Pada penderita diabetes mellitus, kepadatan tulang berkurang secara merata. Pada kaki

    terutama, perubahan mungkin cukup berat, sehingga dapat menyebabkan fraktur insufisiensi

    disekitar pergelangan kaki atau metatarsal. Pemakaian insulin dapat merangsang pengambilan

    asam amino ke sel tulang sehingga meningkatkan pembentukkan kolagen tulang, akibatnya

    orang yang kekurangan insulin atau resistensi insulin akan mudah terkena osteoporosis. Kontrol

    gula yang buruk juga akan memperberat metabolisme vitamin D dan osteoporosis.

    Faktor resiko lainya :

    Ras kaukasia

    Umur 50 atau lebih tua

    Menopause dini atau menarche yang terlambat

    Amenorhea

    Post menopause

    Body mass index

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    10/23

    10Osteoporo

    sis

    Osteoporosis dapat terjadi secara lokal pada tulang tertentu, misalnya pada disuse

    osteoporosis, atau bisa general yaitu mengenai seluruh tulang. Osteoporosis general dapat

    bersifat primer, atau sekunder.

    Osteoporosis primer :

    Osteoporosis tipe I : merupakan postmenopause osteoporosis, terjadi pada wanita

    usia 50 65 tahun, ditandai dengan penurunan massa tulang yang berasal dari

    substantia spongiosa atau trabekula tulang. Pada wanita postmenopause,

    kemampuan ovarium memproduksi estrogen menurun. Estrogen berperan dalam

    proses mineralisasi tulang dan menghambat resorbsi tulang serta pembentukan

    osteoklas melalui produksi sitokin. Ketika kadar hormon estrogen darah menurun,

    proses pengeroposan tulang dan pembentukan mengalami ketidakseimbangan.

    Pengeroposan tulang menjadi lebih dominan.

    Osteoporosis tipe II (senile osteoporosis) : merupakan osteoporosis yang terjadi

    pada orang usia lanjut, baik pria maupun wanita. Terjadi pada orang tua diatas 70

    tahun, ditandai dengan penurunan masa tulang yang terkait dengan umur.

    Osteoporosis terjadi akibat dari kekuragan kalsium berhubungan dengan makin

    bertambahnya usia.

    Osteoporosis tipe III (juvenile osteoporosis) : merupakan osteoporosis idiopatik

    yang tidak diketahui penyebabnya. Penyakit ini sering mengenai orang usia muda,

    pria maupun wanita, dengan onset umur 8-14 tahun. Cirri khas utama dari

    penyakit ini adalah rasa sakit pada tulang yang dating tiba-tiba, atau fraktur terkait

    trauma.

    Osteoporosis sekunder : osteoporosis sekunder terutama disebabkan oleh penyakit-penyakit tulang erosive, obat-obatan yang toksik untuk tulang, maupun gaya hidup yang tidak

    sehat.

    Penyakit endokrin : tiroid, hiperparatiroid, hipogonadisme.

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    11/23

    11Osteoporo

    sis

    Penyakit saluran cerna yang menyebabkan absorbsi gizi kalsium, fosfor, vitamin

    D terganggu.

    Penyakit keganasan (kanker).

    Konsumsi obat obatan seperti kortikosteroid.

    Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan kurang gerak

    Gambar 4 : klasifikasi Osteoporosis primer

    II.6 PATOGENESIS

    Osteoporosis terjadi karena 3 hal utama : ketidakseimbangan pembentukan tulang oleh

    osteoblas, resobsi oleh osteoklas, dan pengaturan aktivasi osteoklas oleh osteoblas.

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    12/23

    12Osteoporo

    sis

    Osteoporosis Primer

    Setelah menopause maka resorpsi tulang akan meningkat, terutama pada dekade awal

    setelah menopause, sehingga insidens fraktur, terutama fraktur vertebra dan radius distalmeningkat. Estrogen berperan menginduksi apoptosis osteoklas secara tidak langsung

    melaluiproduksi sitokin seperti TGF-. Pada keadaan dimana kadar estrogen rendah, terjadi

    produksi berbagai sitokin oleh bone marrow stromal cells dan sel sel mononuklear, seperti sel

    T, IL 1, IL 6, dan TNF yang berperan meningkatkan aktivitas osteoklas. Sel T juga

    memiliki peran dalam ketidakseimbangan remodeling tulang ini, yaitu dengan menginduksi

    apoptosis premature dan menghambat diferensiasi osteoblas, melalui kerja sitokin IL-7.

    Penurunan kadar estrogen akibat menopause akan meningkatkan aktivitas RANK-RANKLigand, dan menurunkan OPG, sehingga aktivitas osteoblas menurun, dan aktivitas osteoklas

    meningkat.

    Untuk mengatasi keseimbangan negatif kalsium akibat menopause, maka kadar PTH

    akan meningkat pada wanita menopause, sehingga osteoporosis akan semakin berat. Pada

    menopause, kadangkala didapatkan peningkatan kadar kalsium serum, dan hal ini disebabkan

    oleh menurunnya volume plasma, meningkatnya kadar albumin dan bikarbonat, sehingga

    meningkatkan kadar kalsium yang terikat albumin dan juga kadar kalsium dalam bentuk garam

    kompleks. Peningkatan bikarbonat pada menopause terjadi akibat penurunan rangsang respirasi,

    sehingga terjadi relatif asidosis respiratorik.

    Aktivitas fisik

    Kekuatan mekanik menstimulasi remodeling tulang, sehingga penurunan aktivitas fisik

    dapat menurunkan kepadatan tulang. Aktivitas fisik yang menurun pada orang lanjut usia juga

    dapat menginduksi terjadinya senile osteoporosis. Oleh karenanya weight training exercise

    sangat penting untuk meningkatkan kepadatan tulang.

    Penuaan

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    13/23

    13Osteoporo

    sis

    Pada kasus penuaan, penurunan massa tulang terjadi karena penurunan progressive

    supply osteoblast yang dibutuhkan oleh tubuh. Setelah decade ke-3 dari kehidupan, resobsi

    tulang akan meningkat, dan menyebabkan osteoporosis. Wanita selama masa hidupnya akan

    kehilangan 30-40% tulang korteks, dan 50% tulang trabekula, sementara pria selama masa

    hidupnya akan kehilangan 15-20% tulang kortikal, dan 25-30% tulang trabekular.

    Defisiensi kalsium

    Kalsium, vitamin D, dan PTH berperan dalam homeostasis tulang. Intake kalsium yang

    tidak adekuat, atau hal-hal yang menyebabkan terganggunya absorbs kalsium oleh system

    pencernaan dapat menyebabkan hiperparatiroid sekunder. PTH akan disekresi untuk merespon

    kadar kalsium serum yang rendah. PTH meningkatkan resorbsi kalsium dari tulang, menurunkanekskresi kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi 1,25-dihidroksivitamin D

    (1,25[OH]2 D) bentuk aktif vitamin D yang meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat.

    Defisiensi Vitamin D

    Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan terjadinya hiperparatiroid sekunder. Selain

    didapat dari makanan, Vitamin D dapat diproduksi sendiri oleh tubuh melalui kulit. dengan

    precursor 7-dehidrokolesterol, pada paparan sinar matahari. Vitamin D berfungsi

    meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat oleh saluran pencernaan. Defisiensi vitamin D pada

    akhirnya menyebabkan kadar PTH meningkat, dan meningkatkan resorbsi tulang.

    Osteoporotic fracture

    Fraktur dapat terjadi melalui 2 mekanisme : high energy trauma, dan low energy trauma.

    Karakteristik dari fraktur yang terjadi akibat osteoporosis merupakanfragility fracture, yaitu

    fraktur yang terjadi karena low energy trauma. Pada osteoporosis, tulang yang sering mengalami

    fraktur adalah collum femur, vertebra, dan radius distal.

    II.7 GAMBARAN KLINIS

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    14/23

    14Osteoporo

    sis

    Osteoporosis dapat berjalan lambat selama beberapa dekade, hal ini disebabkan karena

    osteoporosis belum menyebabkan gejala fraktur tulang. Tanda klinis utama dari osteoporosis

    adalah fraktur pada vertebra, pergelangan tangan, pinggul, humerus, dan tibia. Gejala yang

    paling lazim dari fraktur vertebra adalah nyeri pada punggung dan deformitas pada tulang

    belakang, berupa kifosis anguler yang dapat menekan medulla spinalis dan akhirnya

    menyebabkan paraparesis. Nyeri terjadi akibat kolaps vertebra terutama pada daerah dorsal atau

    lumbal, dan intensitasnya meningkat pada malam hari.

    Diagnosa osteoporosis dapat dipikirkan bila didapatkan :

    Patah tulang akibat trauma yang ringan.

    Tubuh makin pendek, kifosis dorsal bertambah, nyeri tulang.

    Gangguan otot (kaku dan lemah).

    Secara kebetulan ditemukan gambaran radiologik yang khas.

    II.8 DIAGNOSA

    Diagnosis osteoporosis umumnya secara klinis sulit dinilai, karena rasa nyeri baru akan

    terasa saat terjadinya patah tulang. Penderita osteoporosis biasanya tidak sadar akan penyakitnya

    sebelum terjadinya patah tulang.

    Anamnesa :

    Tinggi badan yang semakin menurun.

    Obat obatan yang diminum.

    Bagaimana keadaan haid selama masa reproduksi.

    Apakah sering beraktivitas di luar rumah, sering mendapat paparan matahari cukup.

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    15/23

    15Osteoporo

    sis

    Asupan kalsium

    Merokok, minum alkohol.

    Riwayat penyakit keluarga

    Pemeriksaan Fisik :

    Tinggi badan dan berat badan harus diukur pada setiap penderita osteoporosis. Demikian

    juga gaya berjalan penderita osteoporosis, deformitas tulang, nyeri spinal. Penderita dengan

    osteoporosis sering menunjukkan kifosis dorsal atau gibbus dan penurunan tinggi badan.

    Pemeriksaan Radiologi :

    Gambaran radiologik yang khas pada osteoporosis adalah penipisan korteks dan daerahtrabekuler yag lebih lusen. Hal ini akan tampak pada tulang tulang vertebra yang memberikan

    gambaranpicture frame vertebra.

    Gambar 5 : picture

    frame vertebra

    Pemeriksaan Densitas Massa Tulang (Densitometri)

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    16/23

    16Osteoporo

    sis

    Indikasi utama penggunaan Bone Densitometry adalah :

    Wanita berumur 65 tahun dan pria berumur 70 tahun

    Pasien postmenopause dengan usia lebih rendah atau pria berusia 50-70

    tahun dengan factor resiko terjadinya patah tulang

    Wanita perimenopause yang memiliki factor resiko terjadinya osteoporosis

    (berat badan rendah, medikasi)

    Orang dewasa dengan fragility fracture

    Orang dewasa dengan kondisi yang berkaitan dengan rendahnya massa

    tulang (rheumatoid arthritis)

    Orang dewasa yang menjalani pengobatan dengan obat-obatan yang dapat

    menurunkan massa tulang (misalnya, glucocorticoid, prednisone 5mg per

    hari)

    Menilai respon pengobatan osteoporosis

    Teknik pemeriksaan densitas massa tulang :

    Single energy X-Ray Absorpsiometry

    Quantitative Ultrasonography

    Quantitative computed tomography

    Dual Energy X-ray Absorptiometry (DEXA)

    T-Score dan Z-Score:

    Densitas massa tulang berhubungan dengan kekuatan tulang dan resiko fraktur untuk menilai

    hasil pemeriksaan densitometri tulang, digunakan kriteria kelompok kerja WHO (T-Score)

    yaitu :

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    17/23

    17Osteoporo

    sis

    Normal : densitas massa tulang di atas 1 SD

    Osteopenia : densitas massa tulang diantara 1 SD dan - 2,5 SD

    Osteoporosis : densitas massa tulang dibawah 2,5 SD

    Osteoporosis berat : densitas masa tulang dibawah -2.5 SD yang disertai dengan

    fragility fracture

    Gambar 6 : T-Score

    Untuk setiap SD penurunan pada BMD, terjadi peningkatan resiko patah tulang sebanyak

    1.5-3 kali. Penggunaan diagnosis T-Score ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita

    premenopause, pria dengan usia dibawah 50 tahun, dan anak-anak.

    Z-Score Merupakan perbandingan antara densitas tulang seseorang dengan nilai rata rata

    dari orang yang berumur dan berjenis kelamin sama. Nilai Z-Score ( dibawah 2,0) merupakan

    pertanda bahwa seseorang mempunyai masa tulang yang lebih sedikit daripada yang diharapkan

    pada orang yang berumur sama.

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    18/23

    18Osteoporo

    sis

    II.9 PENATALAKSANAAN

    Empat tujuan utama dalam pengobatan osteoporosis meliputi :

    Pencegahan fraktur,

    Stabilisasi atau pencapaian peningkatan massa tulang,

    Pengurangan gejala fraktur dan deformitas skeletal

    Maksimalisasi fungsi fisik.

    Terapi pada osteoporosis harus mempertimbangkan 2 hal, yaitu terapi pencegahan yang

    pada umumnya bertujuan untuk menghambat hilangnya massa tulang, dan terapi farmakologis,

    untuk meningkatkan massa tulang.

    Terapi farmakologis meliputi hormon pengganti (estrogen dan progesteron dosis rendah).

    Kalsitrol, kalsitonin, bifosfat, raloxifene, dan nutrisi seperti kalsium serta senam beban.

    Pembedahan pada pasien osteoporosis dilakukan bila terjadi fraktur, terutama bila terjadi fraktur

    panggul.

    Pencegahan

    Perawatan kesehatan skeletal dimulai sebelum lahir melalui nutrisi maternal dan gaya

    hidup maternal yang baik. Perawatan ini dilakukan seumur hidup. Akibat BMD pada dewasa yang

    dinyatakan oleh puncak massa tulang dan kecepatan kehilangan tulang maka setiap usaha

    seharusnya ditujukan kepada maksimalisasi puncak massa tulang dan minimalisasi kehilangantulang di kemudian hari.

    Asupan nutrisi yang baik, intake vitamin D dan kalsium adekuat

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    19/23

    19Osteoporo

    sis

    Nutrisi yang bagus dan diet seimbang dengan kalori adekuat sangat penting untuk

    pertumbuhan normal. Asupan kalsium yang adekuat dipertimbangan sebagai faktor gaya hidup

    yang paling penting untuk mencapai dan menjaga massa tulang yang adekuat. Asupan yang

    dianjurkan pada usia produktif adalah 1000 mg kalsium perhari, dan 1200 mg per hari untuk orang

    lanjut usia.

    Vitamin D sangat penting untuk absorpsi kalsium di intestinal. Pada sebagian besar wanita

    tua, 25-hidroksivitamin D serum menurun sehingga diperlukan suplementasi.National Osteoporosis

    Foundation merekomendasikan asupan vitamin D3 harian sebesar 800-1000 IU.

    Paparan sinar matahari

    Sinar matahari terutama UVB membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan

    oleh tubuh dalam pembentukan massa tulang. Berjemur dibawah sinar matahari selama 20-30

    menit, 3x/minggu dinilai cukup. Waktu yang baik adalah jika dilakukan pada pagi hari sebelum

    jam 9 dan sore hari sesudah jam 4.

    Aktivitas fisik

    Aktivitas fisik diperlukan untuk pembentukan dan menjaga massa tulang sepanjang hidup.

    Latihan beban terbukti meningkatkan BMD dalam jumlah kecil, akan tetapi tidak pada semua

    skeletal. Efek menguntungkan olahraga terhadap osteogenik berasal dari olahraga yang melibatkan

    gaya beban tinggi. Regangan biomekanis yang dihasilkan dari kontraksi otot selama olahraga dapat

    meningkatkan massa tulang.

    Gaya hidup sehat

    Menghindari gaya hidup tidak sehat yang dapat menjadi factor resiko terjadinya

    osteoporosis. Penderita osteoporosis harus menghindari alkohol, kafein, dan merokok walaupun

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    20/23

    20Osteoporo

    sis

    peran dari masing-masing faktor risiko tersebut sangat sulit ditentukan. BMD pada perokok lebih

    rendah dibandingkan bukan perokok dan seiring pertambahan usia peokok lebih sering mengalami

    abnormalitas vertebra dibandingkan bukan perokok.

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    21/23

    21Osteoporo

    sis

    BAB III

    KESIMPULAN

    1. Osteoporosis merupakan penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa tulang yang

    rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan kualitas jaringan

    tulang, yang pada akhirnya menyebabkan kerapuhan tulang dengan risiko terjadinya

    patah tulang.

    2. Etiologi dan factor resiko osteoporosis diantaranya :

    Defisiensi estrogen

    Defisiensi kalsium, vitamin D

    Pengaruh obat-obatan yang mempengaruhi massa tulang (glukokortikoid,

    heparin, dll)

    Gaya hidup yang tidak sehat (merokok, alcohol)

    Aktivitas fisik yang rendah

    3. Osteoporosis terbagi menjadi primer dan sekunder. Osteoporosis primer terdiri dari

    osteoporosis pascamenopause, osteoporosis senile, dan juvenile osteoporosis.

    Osteoporosis sekunder biasanya disebabkan oleh penyakit-penyakit tulang yang erosive.

    4. Gejala klinis yang bisa dialami adalah nyeri tulang, yang biasanya berhubungan dengan

    fraktur vertebra, dan deformitas berupa kifosis anguler.

    5. Terapi osteoporosis terdiri dari pencegahan dan tatalaksana farmakologis, dengan tujuan

    terapi :

    a. Pencegahan fraktur,

    b. Stabilisasi atau pencapaian peningkatan massa tulang,

    c. Pengurangan gejala fraktur dan deformitas skeletal

    d. Maksimalisasi fungsi fisik.

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    22/23

    22Osteoporo

    sis

    6. Pencegahan osteoporosis meliputi :

    Asupan nutrisi adekuat, intake kalsium dan vitamin D adekuat

    Paparan sinar matahari

    Aktivitas fisik dan Gaya hidup sehat

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

  • 7/28/2019 Osteoporosis Referat

    23/23

    23Osteoporo

    sis

    BAB IV

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Appley AG,Solomon L.: Appleys System of Orthopaedics and Fractures. 8th Ed.

    Oxford. Butterworh-Heinemann. 2001,.105-116

    2. Rasjad Chairuddin, MD, Ph.D. Pengantar Ilmu bedah orthopedic. 3rd ed.

    Jakarta. Yarsif watampone. 2007,.185-188

    3. Sherwood, Lauralee. Human physiology from cell to system. 7th ed. Canada.

    Yolanda Cossio. 2010,.726-738

    4. Robert B. Salter.. Generalized and disseminate Disorder of bone: Textbook of

    Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System. 3 rd Ed. Baltimore Lippincott

    Williams&Wilkins. 1999 ,. 183-193

    5. WEBMD, 2011.Osteoporosis - Medication. Available

    at:http://www.webmd.com/osteoporosis/tc/osteoporosis-medications17.

    6. Kemp walter, burn dennis K, Brown Travis G. The Big Picture McGraw-Hills.

    2007

    7. Kumar, Abbas, Fausto, Mitchelle. Robbins basic pathology. 8th ed.

    8. http://emedicine.medscape.com/article/330598-workup#aw2aab6b5b3

    Kepanitraan klinik ilmu Bedah | Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara

    http://www.webmd.com/osteoporosis/tc/osteoporosis-medications17http://www.webmd.com/osteoporosis/tc/osteoporosis-medications17http://www.webmd.com/osteoporosis/tc/osteoporosis-medications17