9
Otitis Eksterna Maligna pada Laki-Laki 53 Tahun Pendahuluan Otitis eksterna maligna disebut juga otitis eksterna nekrotikans, infeksi difus pada liang telinga luar dan struktur lain di sekitarnya yang diseb organisme Pseudomonas. Pada otitis eksterna maligna, peradangan dapat meluas secara progresif ke lapisan subkutis, tulang rawan dan tulang di sekitarnya. Dengan de menimbulkan kelainan berupa kondritis, osteitis dan osteomielitis yang mengakibatkan kerusakan tulang temporal. Penyebabnya adalah Pseudomonas aeruginosa, tetapi beberap bakteri yang lain dapat juga menyebabkan gejala klinik yang sama. Inf meatus akustikus eksternus dan menyebar sepanjang dasar tulang tengkorak. Dari d tersebut dapat memberikan efek pada struktur – struktur utama seperti arteri kar jugularis, dan saraf kranial dan intrakranial. Otitis eksterna maligna biasanya pasien diabetik usia lanjut, tetapi dapat juga ditemukan pada pasien d rendah. Anatomi !elinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. !eling dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani" telinga tengah terdi membrane timpani, tulang#tulang pendengaran $maleus, inkus, dan stapes%, dan tuba eustachius" sedangkantelinga dalam terdiri dari koklea $rumah siput% dan kanalis semisirkularis. &ntuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut' ( 1

otitis externa maligna

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ccc

Citation preview

Otitis Eksterna Maligna pada Laki-Laki 53 TahunPendahuluan Otitis eksterna maligna disebut juga otitis eksterna nekrotikans, merupakan suatu infeksi difus pada liang telinga luar dan struktur lain di sekitarnya yang disebabkan oleh organismePseudomonas.Pada otitis eksterna maligna, peradangan dapat meluas secara progresif ke lapisan subkutis, tulang rawan dan tulang di sekitarnya. Dengan demikian dapat menimbulkan kelainan berupa kondritis, osteitis dan osteomielitis yang mengakibatkan kerusakan tulang temporal. Penyebabnya adalahPseudomonas aeruginosa, tetapi beberapa bakteri yang lain dapat juga menyebabkan gejala klinik yang sama. Infeksi dimulai pada meatus akustikus eksternus dan menyebar sepanjang dasar tulang tengkorak. Dari daerah tersebut dapat memberikan efek pada struktur struktur utama seperti arteri karotis, vena jugularis, dan saraf kranial dan intrakranial. Otitis eksterna maligna biasanya ditemukan pada pasien diabetik usia lanjut, tetapi dapat juga ditemukan pada pasien dengan imunitas yang rendah.1

Anatomi Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani; telinga tengah terdiri dari membrane timpani, tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus, dan stapes), dan tuba eustachius; sedangkan telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) dan kanalis semisirkularis. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:2

Gambar 1. Anatomi telinga2

Anamnesis Pada setiap pemeriksaan harus diawali dengan anamnesis atau tanya jawab dengan pasien, agar dapat mengetahui keluhan apa yang sedang dirasakan oleh pasien. Hal ini sangat membantu untuk mengetahui penyakit pasien selain dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis yang terarah diperlukan untuk menggali lebih dalam dan lebih luas keluhan utama pasien. Keluhan utama telinga dapat berupa:21. Gangguan pendengaran/pekak (tuli),2. Suara berdenging/berdengung (tinnitus),3. Rasa pusing yang berputar (vertigo),4. Rasa nyeri di dalam telinga (otalgia), dan5. Keluar cairan dari telinga (otore).Beberapa hal yang dapat ditanyakan pada pasien dengan keluhan pada telinga:1. Keluhan utama pasien2. Apakah ada nyeri telinga?3. Apakah ada cairan dari telinga?4. Adakah telingan berbunyi?5. Adakah gangguan pendengaran? Jika ada apakah tiba-tiba atau perlahan?6. Apakah ada trauma kepala sebelumnya?7. Apakah meminum obat yang bersifat ototoksik?8. Apakah bekerja di lingkungan bising?9. Apakah berhubungan dengan usia?10. Apakah ada perasaan berputar (vertigo)? 11. Riwayat penyakit dahulu (diabetes mellitus, hipertensi).12. Riwayat penyakit keluarga.

Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan inspeksi dapat ditemukan adanya kulit yang mengalamiinflamasi, hiperemis, udem dan tampak jaringan granulasi pada dasar meatus akustikus eksternus. Palpasi meraba bagian tragus, jika melembek menunjukkan adanya tanda peradangan. Otoscopi untuk melihat keadaan liang telinga dan membrane timpani. Biasanya disertai dengan kelumpuhan saraf fasial, dan perlu memeriksa saraf kranial V XII.3

Pemeriksaan penunjang 1. LaboratoriumPada pemeriksaan laboratorium, dapat ditemukan adanya peningkatan jumlah leukosit, laju endap darah dan gula darah sewaktu.Pemeriksaan kultur yang diperoleh dari sekret liang telinga sangat diperlukan untuk sensitivitas antibiotik. Penyebab utamanya adalahP. aeruginosa. Organisme ini merupakan bakteri aerob, dan gram negatif.Pseudomonas sp mempunyai lapisan yang bersifat mukoid yang digunakan pada saat fagositosis. Eksotoksin dapat menyebabkan jaringan mengalami nekrosis dan beberapa golongan lainnya menghasilkan neurotoksin yang dapat menimbulkan neuropati. Kadang kadang juga ditemukanAspergillusdan Proteusspecies, Staphylococcus aureus,danStaphylococcus epidermidi.5 2. RadiologiCT scan dapat menunjukkan adanya dekstruksi tulang di sekitardasar tulang tengkorak dan meluas ke intrakranial. Pemeriksaan dengan teknik nuklir baik digunakan pada stadium awal. Scan Technetium (99Tc) methylene diphosphonate menunjukkan area yang mengalami osteogenesis dan osteolisis. Sedangkan Gallium (67Ga) menunjukkan jaringan lunak yang mengalami inflamasi.5 3. HistopatologiMekanisme invasi liang telinga berhubungan dengan nekrosis tulang. Proses infeksi meluas ke submukosa dan terdapat destruksi tulang.Pada gambaran histology juga dapat terlihat rusaknya jaringan menunjukkan luasnya nekrosis pada lapisan epidermis dan dermis disertai infiltrate PMN. Kartilago dikelilingi oleh jaringan inflamasi dan tampak destruksi. Pada dinding pembuluh darah menunjukkan hialinisasi. Tulang mastoid menunjukkan adanya sel sel inflamasi akut.5Diagnosis kerja Otitis Eksterna Maligna Auricular DextraOtitis eksterna maligna merupakan tipe dari infeksi akut yang difus yang biasanya terjadi pada penderita penyakit diabetes mellitus. Radang dapat meluas secara progresif ke lapisan subkutis dan organ sekitarnya sehingga dapat menimbulkan kelainan berupa kondritis, oeteitis, dan osteomielitis yang mengakibatkan kehancuran tulang temporal. Gejalanya rasa gatal yang diikuti nyeri yang hebat dan sekret yang banyak serta pembengkakkan liang telinga.2Saraf fasial dapat terkena sehingga dapat menimbulkan paresis atau paralysis facial. Pengobatan tidak boleh ditunda-tunda yaitu dengan pemberian antibiotic dosis tinggi yang dikombinasi dengan amino glikosid. Disamping obat-obatan, juga diperlukan tindakan debrideman. 2Diagnosis banding 1. Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel = Bisul)Kuman penyebab biasanya Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus. Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini di sebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar di bawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan menyambut liang telinga.5Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti polimixin B atau bacitracin, atau antiseptic (asam asetat 2-5 % dalam alcohol). Kalau dinding furunkel tebal, dilakukan insisi, kemudian dipasang salir (drain) untuk mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan antibiotika secara sistemi, hanya diberikan obat simtomatik seperti analgetikdan obat penenang.52. Otitis Eksterna Difus Biasanya mengenai kulit liang telinga dupertiga dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Kuman penyebab biasanya golongan Pseudomonas. Kuman lain yang dapat sebagai penyebab ialah Staphylococcus albus, Escherichia coli dan sebagainya. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis. 5Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat secret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lender (musin) seperti secret yang keluar dari kavum timpani pada otitis media.53. OtomikosisInfeksi jamur di liang telinga di permudah oleh kelembeban yang tinggi di daerah tersebut. Yang tersering ialah Pityrosporum, Aspergilus. Kadang-kadang di temukan juga kandida albikans atau jamur lain . Pityrosporum menyebabkan terbentuknya sisik yang menyerupai ketombe dan merupakan predisposisi otitis eksterna bakterialis. Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering pula tanpa keluhan.5 Etiologi Otitis eksterna maligna merupakan infeksi yang menyerang liang telinga luar dan tulang temporal. Organisme penyebab umumnya oleh Pseudomonas aeroginosa, meskipun sangat jarang dapat juga dijumpai S. aureus, Proteus dan Aspergillus. Umumnya menyerang pasien dengan diabetes yang berusia tua, serta pasien dengan disfungsi imun selular. Infeksi dimulai dengan otitis eksterna yang progresif menjadi osteomielitis pada tulang temporal. Penyebaran penyakit keluar dari liang telinga luar melalui fissura santorini dan hubungan antara tulang dan tulang rawan.5Epidemiologi Di Amerika Serikat, Otitis eksterna maligna lebih banyak timbul di tempat dengan iklim lembab dan basah daripada iklim lain, lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan, dan dilaporkan menyerang semua kelompok umur, tetapi lebih banyak pada pasien yang lebih tua.5

Patofisiologi Otitis eksterna maligna merupakan infeksi yang menyerang meatus akustikus eksternus dan tulang temporal. Organisme penyebabnya adalahPseudomonas aeruginosa, dan paling sering menyerang pasien diabetik usia lanjut. Pada penderita diabetes, pH serumennya lebih tinggi dibanding pH serumen non diabetes. Kondisi ini menyebabkan penderita diabetes lebih mudah terjadi otitis eksterna. Akibat adanya faktorimmunocompromizedan mikroangiopati, otitis eksterna berlanjut menjadi otitis eksterna maligna.Infeksi dimulai dengan otitis eksterna yang progresif dan berlanjut menjadi osteomielitis pada tulang temporal. Penyebaran penyakit ini keluar dari liang telinga luar melalui Fisura Santorini dan osseocartilaginous junction.7Otitis eksterna maligna menyebar melalui Fisura Santorini untuk sampai ke dasar tulang tengkorak. Data histopatologi menunjukkan bahwa infeksi menyebar sepanjang vaskuler. Di bagian anterior dapat mempengaruhi fossa mandibula dan kelenjar parotis. Di sebelah anteromedial infeksi, dapat menyebar ke arteri karotis. Selain itu juga dapat menyebar melalui Tuba Eustachius untuk sampai ke fossa infratemporal dan nasofaring. Hipestesia ipsilateral dapat terjadi jika saraf kelima dilibatkan. Penyebaran ke intrakranial dapat menyebabkan meningitis, abses otak, kejang dan kematian. Bagian posteroinferior dapat menyebabkan flebitis dan trombosis supuratif bulbus juguler dan sinus sigmoid. Ini dapat menyebabkan mastoiditis dan kelumpuhan saraf fasial. Penyebaran secara inferior dapat menyebabkan paralisis saraf glosofaringeal (IX), vagus (X), hipoglosus (XI), dan aksesorius (XII), menyebabkan disfagia, aspirasi dan suara serak.7

Manifestasi klinis Gejala otitis eksterna maligna adalah rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat di ikuti oleh nyeri, sekret yang banyak serta pembekakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri tersebut akan semakin hebat, liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang cepat tumbuhnya. Saraf fasial dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis atau paralisis fasial.5,6Penatalaksanaan Pengobatan harus segera diberikan. Sesuai dengan hasil kultur dan resistensi. Kuman penyebab tersering adalah Pseudomonas aeruginosa, maka diberikan antibiotik dosis tinggi yang sesuai dengan kuman tersebut. Sementara menunggu hasil kultur dan resistensi, diberikan golongan fluoroquinolone (ciprofloxasin) dosis tinggi per oral. Pada keadaan yang lebih berat diberikan antibiotik parenteral kombinasi dengan antibiotik golongan aminoglikosida yang diberikan selama 6-8 minggu.8Antibiotik yang sering digunakan adalah ciprofloxasin, ticarcillin-clavulanat, piperacillin (kombinasi dengan aminoglikosida), ceftriaxone, ceftazidine, cefepime, tobramicin (kombinasi dengan aminoglikosida), gentamicin (kombinasi dengan golongan penicillin).8Disamping pemberian obat-obatan, sering kali diperlukan juga tindakan pembersihan luka (debrideman) secara radikal. Tindakan debrideman yang kurang bersih akan menyebabkan makin cepatnya perjalanan penyakit. Selain itu perlu diperhatikan kadar gula darah harus tekontrol, dan meningkatan sistem imun pasien.8Komplikasi Komplikasi otitis eksterna maligna yang dapat terjadi meliputi lower cranial neuropathies, paresis atau paralisis nervus fasial, meningitis, abses otak dan kematian. Pada otitis eksterna maligna peradangan meluas secara progresif ke lapisan subkutis, tulang rawan, dan ke tulang disekitarnya, sehingga timbul kondritis, osteitis, osteomielitis, yang menghancurkan tulang temporal.7Pencegahan Untuk mencegah terjadinya hal ini perlu diadakan suatu upaya yang meliputi:1. Mengubah kebiasaan buruk seperti suka mengorek telinga dengan dalam.2. Jangan menggunakan cotton bud karena kotoran justru akan terdorong ke dalam.3. Jangan gunakan anting-anting yang berat.4. Cegah masuknya air ketika mandi atau berenang, karena kulit yang basah dan lembut mudah terinfeksi oleh bakteri dan jamur.5. Cegah masuknya air/ bahan iritan (hair spray, cat rambut).8

Prognosis Rekurensi penyakit dilaporkan sekitar 9% - 27%. Hal ini berhubungan dengan lamanya pemberian terapi yang tidak adekuat dan manifestasi klinik berupa sakit kepala dan otalgia, bukan otorea. Otitis eksterna nekrotikan dapat kambuh kembali setelah satu tahun pengobatan komplit.7Berdasarkan penelitian yang dilakukan Chandler, rata rata kematian sekitar 50% tanpa pengobatan. Kematian berkurang sampai 20% dengan ditemukannya antibiotik yang cocok. Penelitian terbaru melaporkan bahwa angka kematian turun sampai 10%, tetapi kematian tetap tinggi pada pasien dengan neuropati atau adanya komplikasi intrakranial.7

Kesimpulan Otitis eksterna maligna adalah suatu infeksi berat pada tulang temporal dan jaringan lunak telinga. Kondisi ini disebabkan oleh P.aeruginosa dan biasanya ditemukan pada penderita diabetes lanjut usia serta dianggap lebih umum pada daerah beriklim panas. Manifestasi klinisnya dapat berupa rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat diikuti oleh nyeri , sekret yang banyak serta pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri tersebut akan semakin hebat, liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang cepat tumbuhnya. Saraf fasial dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis atau paralisis fasial. Berdasarkan kasus yaitu pasien berusia 53 tahun dengan keluhan telinga kanan sakit, nyeri sekali, mulut mencong, telinga sering dikorek dan keluar secret kental maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut ,menderita otitis eksterna maligna.

Daftar pustaka

1. Sosialisma, Helmi. Kelainan telinga luar. Dalam: Soepardi EA. Iskandar N, editor. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Ed.5.Jakarta: FKUI; 2005. Hal.44-8.2. Soepardi EA. Pemeriksaan telinga, hidung, tenggorok kepala dan leber. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajara ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Edisi ke-6. Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2011.h. 1-3.3. Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD. Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajara ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Edisi ke-6. Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2011.h. 69-73, 80.4. Schapowal A. Otitis externa: a clinical overview. Ear Nose Throat J. 2002;81(8 suppl 1): 21-2.5. Hafil AF, Sosialisman, Helmi. Kelainan telinga luar. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajara ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Edisi ke-6. Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2011.h. 60-3.6. Adam GL, Boies LR, Higler PA; Wijaya C: alih bahasa; Effendi H, Santoso K: editor. Penyakit telinga luar dalam Buku Ajar Ilmu Panyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC. 2005.78-84.7. Broek P., F. Debruyne, L. Feenstra, H.A.M. Marres. Buku Saku Ilmu Kesehatan Tenggorok, Hidung, dan Telinga Edisi 12. Jakarta: Penerbit Buku EGC. 2009.8. Suardana, W. dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok RSUP Denpasar. Lab/UPF Telinga Hidung dan Tenggorok FK Unud. Denpasar. 2005

9