5
Mekanisme Aerasi Semua zat terlarut dalam air akan cenderung berdifusi melalui laritan sampai kompos menjadi homogeny. Kecepatan difusi zat tergantung pada ukuran molekul, bentuk dari serta gradient konsentrasi dari zat terlarut. Proses difusi terjadi jika massa berg dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi lebih rendah. Kecepatan bertambah jika beda konsentrasi zat yang berdifusi pada dua area semakin besar. Konsep perpindahan massa suatu zat dari fase gas ke fase cair atau sebaliknya dapat oleh dua konsep teori yaitu : 1. Teori Penetrasi Pada teori ini perpindahan masa udara mengikuti konsep arus Eddy’s, cairan yang mengandung konsentrasi gas terlarut lebih tinggi akan bergerak kea r berkadar gas lebih rendah dan cairan gas yag berkadar gas lebih rendah sebaliknya. Selama berkontak dengan udara, cairan yang mengandung kadar gas l rendah akan menyerap gas dari udara kemudian bergerak kea rah cairan yang ber lebih rendah. Proses demikian akan terjadi secara terus menerus sampai kondis gas dalam air menjadi jenuh, kecepatan distribusi gas dipengaruhi oleh : a. Pengadukan atau turbulensi b.Kecepatan distribusi masa dalam air c. Kualitas air d. Luas bidang kontak antara udara dan air e. Suhu air 2. Teori Film Oksigenyang ada diudara akan bereaksi dengan senyawa ferrous sehingga b menjadi ferric hydrates yang tidak bisa larut, setelah itu dilanjutkan dengan (sedimentasi) dan penyaringan (filtrasi).

PAB Mekanisme Aerasi

Embed Size (px)

Citation preview

Mekanisme Aerasi Semua zat terlarut dalam air akan cenderung berdifusi melalui laritan sampai komposisi laritan menjadi homogeny. Kecepatan difusi zat tergantung pada ukuran molekul, bentuk dari molekul serta gradient konsentrasi dari zat terlarut. Proses difusi terjadi jika massa bergerak secara spontan dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi lebih rendah. Kecepatan difusi akan bertambah jika beda konsentrasi zat yang berdifusi pada dua area semakin besar. Konsep perpindahan massa suatu zat dari fase gas ke fase cair atau sebaliknya dapat dijelaskan oleh dua konsep teori yaitu : 1. Teori Penetrasi Pada teori ini perpindahan masa udara mengikuti konsep arus Eddys, cairan yang mengandung konsentrasi gas terlarut lebih tinggi akan bergerak kea rah cairan yang berkadar gas lebih rendah dan cairan gas yag berkadar gas lebih rendah akan bergerak sebaliknya. Selama berkontak dengan udara, cairan yang mengandung kadar gas lebih rendah akan menyerap gas dari udara kemudian bergerak kea rah cairan yang berkadar gas lebih rendah. Proses demikian akan terjadi secara terus menerus sampai kondisi kelarutan gas dalam air menjadi jenuh, kecepatan distribusi gas dipengaruhi oleh : a. Pengadukan atau turbulensi b. Kecepatan distribusi masa dalam air c. Kualitas air d. Luas bidang kontak antara udara dan air e. Suhu air 2. Teori Film Oksigen yang ada diudara akan bereaksi dengan senyawa ferrous sehingga berubah menjadi ferric hydrates yang tidak bisa larut, setelah itu dilanjutkan dengan pengendapan (sedimentasi) dan penyaringan (filtrasi).

Perpindahan zat-zat dari udara ke air atau dari air ke udara terjadi pada permukaan batas udara dan air. Perpindahan ini dipengaruhi oleh luas permukaan kontak antara udara dan air. Untuk memprluas bidang kontak antara udara dan air dapat dilakukan dengan menginjeksi udara ke dalam air. Cara yang lain adalah dengan memaksa air untuk terdorong keatas permukaan, sehingga dapat terjadi kontak udara dan air, dengan bidang kontak yang lebih luas. Pergerakan gas ke dalam air (liquid) lebih jauh dikenal dengan teori dua lapisan (Lewis dan Whitman, 1924). Menurut teori ini permukaan air tersusun oleh dua lapisan yang berbeda, sisi gas dan sisi cair, sehingga terbentuklah penghalang menuju sisi terdalam. Jika suatu dengan konsentrasi gas lebih besar daripada konsentrasi air (liquid) maka akan terjadi pergerakan gas masuk ke permukaan liquid, masuk ke sisi gas, masuk ke sisi liquid dan akan terus masuk ke dalam sisi terdalam, dan ini dinamakan proses absorpsi. Sedangkan proses desorpsi akan terjadi jika konsentrasi liquid lebih besar daripada konsentrasi gas. Proses aerasi merupakan proses melarutnya gas dalam air (liquid), dimana pergerakan gas dalam air meliputi : i. ii. iii. iv. Percampuran secara mekanik Aliran konveksi (memanfaatkan adanya perbedaan temperature) Aliran kerapatan Aliran difusi

Larutan dalam keadaan tidak seragam konsentrasinya akan cenderung menjadi seragam secara spontan melalui proses difusi. Zat-zat penyusun akan berpindah dari bagian yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi ke bagian lain dengan konsentrasi yang lebih rendah. Hukum Ficks I menggambarkan proses difusi secara matematis sebagai berikut : JA = DAB Dengan : D = f (T, p, C)

Tanda negative (-) memberikan arti, difusi berlangsung dari daerah dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah. Difusivitas dipengaruhi oleh karakteristik zat penyusun dan lingkungannya, yaitu temperature, tekanan, konsentrasi dan lain-lain. Jumlah oksigen yang berdifusi ke dalam air ditentukan oleh luas permukaan, difusivitas dan gradient konsentrasi. Eckenfelder, memberikan hubungan : dC / dt = KL (CS C)

bentuk yang lebih umum adalah : dC / dt = KLa (CS C) dimana : dC / dt CS C KLa = tingkat perubahan seketika konsentrasi gas dalam air = konsentrasi jenuh gas (kg/m3) = konsentrasi gas dalam larutan (kg/m3) = koefisisen perpindahan oksigen terlarut (s-1)

KLa adalah kemiringan garis regresi yang menghubungkan konsentrasi oksigen terhadap waktu. Dengan demikian kemiringan garis memberikan petunjuk mengenai kinerja aerator pada pengujian aerasi. KLa = In Dengan KL = Dan a = Dimana : KL = koefisisen perpindahan gas

a t CS Ct C0 Qa H Da Va VL

= luas efektif untuk perpindahan gas = waktu kontak = konsentrasi gas jenuh = konsentrasi gas (keluaran) = konsentrasi gas (masukan) = debit udara = ketinggian tangki aerasi = diameter udara = kecepatan gelembung udara = volume air

Luas efektif (a) mewakili total luas permukaan dalam aerasi dengan adanya sejumlah butiran-butiran air atau gelembung-gelembung gas pada waktu tertentu. Luas efektif merupakan fungsi dari karakterstik aerasi. System pengolahan air yang optimum selalu disertai besarnya luas permukaan untuk transfer gas per unit volume, inilah yang dinamakan luas efektif dalam proses aerasi. Koefisien perpindahangas (KL), dan luas efektif (a) diperhitungkan dalam satu konstanta yaitu KLa. Untuk menghitungkan nilai KLa, dipergunakan data konsentrasi oksigen terlarut antara 10%-70%. Nilai KLa dipengaruhi oleh karakteristik fisik dan kimia dari system aerasi, yaitu : 1. Temperature Temperatur air dapat mempengaruhi laju perpindahan oksigen. Chessness dan Stephens, 1971 mendapatkan bahwa KLa akan meningkat dengan 1,56 % untuk setiap kanaikan temperature 1o. hubungan temperature dengan KLa adalah : (KLa)20 = KLa.1,204 20-T

Kadar saturasi oksigen terlarut (DO) dalam air pada berbagai temperature Temperature 0C 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Konsentrasi Saturasi Temperature 0C mg/l 14,60 14,19 13,81 13,44 13,09 12,75 12,43 12,12 11,83 11,55 11,27 11,01 10,76 10,52 10,29 10,07 9,85 9,45 9,26 9,07 8,90 8,72 8,56 8,40 8,24 Konsentrasi Saturasi mg/l 8,09 7,95 7,81 7,67 7,54 7,41 7,28 7,16 7,05 6,93 6,82 6,71 6,61 6,51 6,41 6,31 6,22 6,13 6,04 5,95 5,86 5,78 5,70 5,62 5,54

2.