27
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DI DESA TOAPAYA UTARA KECAMATAN TOAPAYA KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh ADE LIANI BISMAR ARIANTO AFRIZAL PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DI DESA TOAPAYA UTARA

KECAMATAN TOAPAYA KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

ADE LIANI BISMAR ARIANTO

AFRIZAL

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

2016

Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

1

SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang

disebut dibawah ini :

Nama : Ade Liani NIM : 100565201014 Jurusan/ Prodi : Ilmu Pemerintahan Alamat : Jl. Daeng Kamboja Blok M No. 7 Nomor Telp : 081277795517 Email : [email protected] Judul Naskah : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

MENINGKATKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DI DESA TOAPAYA UTARA KECAMATAN TOAPAYA KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014

Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan untuk dapat diterbitkan.

Tanjungpinang, 8 Agustus 2016

Yang menyatakan,

Dosen Pembimbing I

BISMAR ARIANTO, M.Si NIDN. 1029058002

Dosen Pembimbing II

AFRIZAL, M.Si NIDN. 1003048302

Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

3

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PERENCANAAN

PEMBANGUNAN DESA DI DESA TOAPAYA UTARA KECAMATAN TOAPAYA

KABUPATEN BINTAN

TAHUN 2014

ADE LIANI

BISMAR ARIANTO AFRIZAL

Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Partisipasi masyarakat memiliki arti penting dalam sebuah proses perencanaan

pembangunan desa, artinya melalui partisipasi yang diberikan, berarti benar-benar menyadari

bahwa kegiatan pembangunan bukanlah sekedar kewajiban yang harus dilaksanakan oleh (aparat)

pemerintah sendiri, tetapi juga harus menuntut keterlibatan masyarakat yang akan diperbaiki mutu-

hidupnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menghambat dan

mendukung tingkat partisipasi masyarakat dalam meningkatkan perencanaan pembangunan desa di

Desa Toapaya Utara. Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif kualitatif, dimana data yang dikumpulkan berupa kutipan kata-kata yang

bersumber dari naskah wawancara, catatan lapangan, dan foto-foto, untuk dibandingkan dengan

fenomena-fenomena yang terjadi. Dan teori yang penulis gunakan yaitu Bentuk partisipasi

masyarakat menurut Moch. Solekhan (2012:33) pada intinya ada 4 (empat) macam, yaitu:

Partisipasi dalam pembuatan keputusan (participation in decision making), Partisipasi dalam

pelaksanaan (participation in implementation), Partisipasi dalam menerima manfaat (participation

in benefits),dan Partisipasi dalam evaluasi (participation in evaluation).

Dalam penelitian ini dapat digambarkan tingkat partisipasi masyarakat Desa Toapaya

Utara yang diukur dari tingkat kehadiran, proses penyampaian pendapat, serta dalam pengambilan

keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan pada tahap evaluasi masih tergolong belum

berjalan sebagaimana mestinya disebabkan karena peran pemerintahan desa kurang optimal

sebagai tempat menyalurkan aspirasi mereka sehingga masyarakat tergolong masyarakat yang

pasif dalam membantu meningkatkan perencanaan pembangunan desa, serta faktor pekerjaan yang

menyulitkan masyarakat ikut serta dalam perencanaan pembangunan desa.

Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat, Perencanaan

Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

3

ABSTRACT

Community participation has meaning in a process of development, that is through

participation given, its mean actually realize that development activities is in fact not just an

obligation that must be carried out by government themselves, but also should require community

involment to be repaired quality of life.

This research aims to determine the factors that hinder and support the level of

participations in enhancing rural development planning in The Village of Northern Toapaya. The

research used descriptive qualitative research, which the data was collected as quotation that was

sourced from interview, field note, and the documentation of the pictures, to compare that was

phenomenon was happened. And the theory that the authors use the from participation by Moch.

Solekhan (2012:33) in essence there are four kinds of participation in decision-making,

participation in the implementation, participation in the receiving benefits, and participation in

the evaluation.

In this research can be described that the level of community participation Toapaya

Village North as measured from the level of attendance, the process of delivering the opinion, as

well as in decision-making, implementation, utilization of the results and on the evaluation stage is

still relatively not run properly due to less than optimal role of village governance as a place

channel their aspirations so that people classified as a passive society in helping to improve the

planning of rural development, as well as factors that complicate the work of the community to

participate in rural development planning.

Keyword : Villagers Participation, Planning

Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

4

A. PENDAHULUAN

Negara Republik Indonesia sebagai

Negara kesatuan menganut azas

desentralisasi dalam menyelenggarakan

pemerintahan dengan memberikan

kesempatan dan keleluasaan kepada daerah

untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

Ini berdampak pada peluasan kewenangan

pemerintahan daerah dalam menye-

lenggarakan dan mengurus kegiatan rumah

tangganya sendiri sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah. Tentu saja dengan

adanya peluasan kewenangan tersebut, maka

tujuannya agar meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dapat ditangani secara cepat oleh

daerah.

Mengenai peluasan kewenangan

tersebut memudahkan untuk setiap daerah

lebih cepat dan sigap dalam menyelesaikan

permasalahan pemerintahan yang ada

dengan begitu bentuk kekuasaan menjadi

tidak terpusat. Penyelenggaraan

pemerintahan daerah Indonesia terdiri atas

beberapa daerah/ wilayah provinsi dan setiap

daerah/ wilayah provinsi terdiri atas

beberapa daerah kabupaten/ kota.

Selanjutnya didalam tiap daerah kabupaten/

kota terdapat satuan pemerintahan terendah

yang disebut desa dan kelurahan. Dengan

demikian, desa dan kelurahan adalah satuan

pemerintahan terendah dibawah pemerintah

kabupaten/ kota. Desa adalah satuan

pemerintahan yang diberi hak otonomi adat

sehingga merupakan badan hukum

sedangkan kelurahan adalah satuan

pemerintahan administrasi yang hanya

merupakan kepanjangan tangan dari

pemerintah kabupaten/ kota. Jadi, kelurahan

hanya sebagai tempat beroperasi nya

pelayanan pemerintahan dari pemerintah

kabupaten/ kota di wilayah kelurahan

setempat.

Desa sendiri adalah wilayah dengan

batas-batas tertentu sebagai kesatuan

masyarakat hukum (adat) yang berhak

mengatur dan mengurus urusan masyarakat

setempat berdasarkan asal-usulnya. Maka

kedudukan desa sangat penting baik sebagai

alat untuk mencapai tujuan pembangunan

nasional ataupun sebagai lembaga yang

memperkuat struktur pemerintahan Negara

Indonesia. Dengan keadaan seperti itu, maka

keberadaan desa baik sebagai lembaga

pemerintahan maupun sebagai entitas

kesatuan masyarakat hukum adat menjadi

sangat penting dan strategis. Sebagai entitas

kesatuan masyarakat desa hukum, desa

merupakan basis sistem kemasyarakatan

bangsa Indonesia yang sangat kokoh

sehingga dapat menjadi landasan yang kuat

bagi pengembangan sistem politik, ekonomi,

sosial-budaya, dan hankam yang stabil dan

dinamis.

Ketentuan yang telah lahir menetapkan

bahwa desa menjadi alat vital bagi

pengembangan pembangunan nasional

seperti yang disinggung pada pernyataan

diatas. Dengan begitu menjadikan desa yang

kokoh dan maju maka diperlukan

masyarakat yang berfikiran maju pula dalam

artian yang mampu menjadikan desanya

stabil baik dalam segi ekonomi maupun

sosial dan budaya. Untuk itu diperlukan

Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

5

masyarakat yang aktif yang mampu ikut

serta dan berpartisipatif memajukan

desanya. Partisipasi sebagai suatu konsep

dalam pengembangan masyarakat digunakan

secara umum dan luas. Partisipasi adalah

sebuah konsep sentral dan prinsip dasar dari

pengembangan masyarakat, pembangunan

yang efektif membutuhkan keterlibatan

(partisipasi) awal dan nyata di semua pihak

pemangku kepentingan dalam penyusunan

rancangan kegiatan yang akan

mempengaruhi mereka. Sewaktu masyarakat

yang terlibat merasa bahwa partisipasi

mereka penting, mutu, efektifitas dan

efisiensi pembangunan akan meningkat.

Keberhasilan dalam mengembangkan

pedesaan memerlukan sumber daya manusia

atau masyarakat yang juga harus ikut

berperan aktif.

Jumlah penduduk merupakan salah

satu sumber kekuatan partisipasi masyarakat

di pedesaan, karena dari jumlah tersebut

dimungkinkan untuk dapat digerakkan atau

didorong untuk dapat berpartisipasi secara

aktif, baik dalam bentuk materi maupun

moril guna pelaksanaan kegiatan

pembangunan pedesaan. Masyarakat

merupakan aktor pembangunan yang

menentukan keberhasilan suatu usaha

perubahan kearah yang lebih baik.

Keberadaan dan keikutsertaan masyarakat

dalam kegiatan pembangunan

(pemerintahan, pembangunan, dan

kemasyarakatan) merupakan suatu hal yang

sangat diperlukan dan sangat menentukan

bagi keberhasilan suatu kegiatan

pembangunan yang menuju kepada

kehidupan sosial, ekonomi, dan politik

masyarakat yang lebih baik.

Tujuan pembentukan desa adalah untuk

meningkatkan kemampuan penyelenggaraan

pemerintahan secara berdaya guna dan

berhasil guna dan peningkatan pelayanan

terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemajuan pembangunan.

Landasan pemikiran yang perlu

dikembangkan saat ini adalah

keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,

demokrasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Tugas dari kepala desa adalah

menyelenggarakan urusan pemerintahan,

yang dimaksud dari urusan pemerintahan

yaitu antara lain pengaturan kehidupan

masyararakat sesuai kewenangan desa

seperti pembuatan peraturan desa dan

pembentukan lembaga kemasyarakatan.

Kemudian tugas kepala desa dalam hal

pembangunan yaitu antara lain

pemberdayaan masyarakat dalam

penyediaan sarana prasarana fasilitas umum.

Sedangkan tugas kemasyarakatan kepala

desa yaitu meliputi pemberdayaan

masyarakat melalui pembinaan kehidupan

sosial budaya masyarakat. Untuk

mewujudkan pemberdayaan, kesejahteraan,

dan kemandirian masyarakat perlu didukung

oleh pengelolaan pembangunan yang

partisipatif.

Desa Toapaya Utara merupakan salah

satu desa yang berada di Kecamatan

Toapaya Kabupaten Bintan. Desa ini

letaknya sangat strategis karena berada pada

kawasan pemerintahan ibukota Kabupaten

Bintan yang baru yaitu Bandar Seri Bentan,

Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

6

selain itu merupakan jalur utama yang

dilewati antara Tanjung Uban-

Tanjungpinang. Desa Toapaya Utara sebagai

salah satu desa yang berada di Kabupaten

Bintan yang mana dengan dikeluarkannya

Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan

Riau Nomor 08 Tahun 2005 Tanggal 12

Desember 2005 Tentang Pembentukan Desa

Toapaya Utara dan Desa Toapaya Selatan di

wilayah. Kecamatan Gunung Kijang. Desa

Toapaya Selatan dan Desa Toapaya utara di

Kecamatan Gunung kijang, yang selanjutnya

melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bintan

Nomor 12 Tahun 2007 dimekarkan menjadi

Kecamatan Toapaya. Secara administratif

desa ini sekarang dibawah Kecamatan

Toapaya.

Desa Toapaya Utara merupakan salah

satu desa diwilayah kecamatan Toapaya

yang masih tertinggal dibandingkan dengan

desa-desa lain yang ada di kabupaten Bintan

diantaranya terbatasnya sumber daya

manusia, infrastruktur dan lain-lain. Hal

tersebut juga dapat memicu permasalahan-

permasalahan di masyarakat sehingga

Pemerintah Desa perlu selalu memberikan

bimbingan-bimbingan kepada aparat desa,

lembaga-lembaga desa dan elemen

masyarakat. Seperti yang terjadi di salah

satu jalan menuju SD 003 yang hingga saat

ini sering mengalami banjir pada saat hujan

lebat tiba namun tindakan penanggulangan

dari penduduk setempat atau aparatur desa

masih terkesan lamban.

Kurangnya partisipasi masyarakat

dalam keikutsertaan musyawarah dalam

merancang pembangunan desa masih belum

berjalan dengan baik, hal ini akan menjadi

penghambat dalam menunjang

pembangunan di desa. Padahal sesuai

dengan tradisi masyarakat desa yang

mengedepankan kegotong-royongan dan

kebersamaan, maka hal-hal yang menjadi

masalah disetiap lingkungan dapat teratasi

dengan musyawarah-musyawarah yang

melibatkan unsur yang ada di desa

diantaranya Pemerintahan Desa, tokoh

masyarakat, lembaga-lembaga di desa,

pemuda dan unsur masyarakat lainnya.

Melihat dari uraian masalah tersebut

sehingga dalam penelitian ini penelitian ini

peneliti merumuskan permasalahan

penelitian yang harus dijawab dalam

penelitian ini yaitu :

� Bagaimanakah Tingkat Partisipasi

Masyarakat dalam Meningkatkan

Perencanaan Pembangunan Desa di

Desa Toapaya Utara Kecamatan

Toapaya Kabupaten Bintan tahun

2014?

Adapun yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah :

� Untuk mengetahui faktor-faktor yang

dapat menghambat dan mendukung

tingkat partisipasi masyarakat dalam

meningkatkan perencanaan pem-

bangunan desa di Desa Toapaya

Utara Kecamatan Toapaya

Kabupaten Bintan.

Hasil penelitian ini diharapkan akan

bermanfaat untuk :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan bahan masukan yang

berharga bagi Pemerintah Desa

Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

7

Toapaya Utara Kecamatan Toapaya

Kabupaten Bintan dalam rangka

melaksanakan pembangunan desa

yang lebih baik lagi.

2. Memberikan sumbangan pemikiran

bagi kemajuan dan pengembangan

ilmu pengetahuan secara umum,

bidang Ilmu Pemerintahan pada

khususnya serta sebagai sumber

informasi bagi penelitian lebih lanjut.

3. Memberikan sumbangan Akademik

yang mungkin dapat menemukan

atau memperkaya khasanah konsep

kompetensi bagi suatu organisasi.

B. KONSEP TEORITIS

Setelah dipaparkan mengenai hal-hal

yang melatar belakangi penelitian, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan dalam

penelitian, selanjutnya akan dikemukakan

tentang landasan-landasan teori yang

merupakan tuntutan bagi penulis dalam

melakukan pembahasan masalah lebih

lanjut, adapun penyajian terdiri dari

beberapa pengertian istilah penting dalam

pembahasan karya ilmiah ini dan konsep-

konsep tentang partisipasi masyarakat dalam

meningkatkan pembangunan desa.

1. Desa

Desa merupakan satuan pemerintah

terkecil dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang perlu dibina dan

ditingkatkan pelayanan administrasi

pemerintahannya kearah yang lebih

memadai kepada masyarakat desa.

Mengingat sebagian besar penduduk

Indonesia mutlak menjadi titik perhatian

pemerintah, karena dengan berhasilnya

pembangunan desa berarti sebagian besar

penduduk Indonesia turut ditingkatkan

kesejahteraannya.

Mengingat dalam perjalanan

ketatanegaraan Republik Indonesia, Desa

telah berkembang dalam berbagai bentuk

sehingga sekarang telah lahir undang-

undang yang menciptakan landasan yang

kuat mengenai desa sehingga adapun

peraturan perundang-undangan yang

mengatur tentang desa yaitu Undang-

Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa.

Dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun

2014 pasal 1 ayat 1 dimaksudkan desa

adalah desa dan desa adat atau yang disebut

dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,

adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,

hak asal usul, dan atau hak tradisional yang

diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

2. Masyarakat

Mac Iver dan Page yang kutip oleh

Soerjono Soekanto (2006:22) memaparkan,

masyarakat adalah suatu sistem dari

kebiasaan, tata cara dari kewenangan dan

kerjasama antar berbagai kelompok,

penggolongan dan pengawasan tingkah laku

serta kebiasaan-kebiasaan manusia

masyarakat. Masyarakat yang merupakan

makhluk sosial hidup saling berinteraksi

dengan manusia lainnya dan memiliki

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

8

keterikatan oleh suatu rasa identitas yang

sama.

Masyarakat sebagai makhluk sosial

akan memiliki sikap saling kebergantungan

karena pada hakekatnya masyarakat tidak

akan dapat hidup sendiri, mereka akan pasti

saling berinteraksi dan saling membutuhkan

antara satu dan lainnya. Dalam setiap

individu, kelompok atau organisasi dalam

masyarakat membutuhkan suatu

kebersamaan untuk berbuat, bertindak dalam

mengatasi permasalahan dan hambatan yang

terjadi.

Masyarakat merupakan aktor

pembangunan yang menentukan

keberhasilan suatu usaha perubahan kearah

yang lebih baik. Mengikutsertakan

masyarakat dengan demikian merupakan

usaha membentuk kelompok yang memiliki

kemampuan mentransformasikan, suatu

kelompok yang dinamis yang menjadi motor

penggerak setiap perubahan.

3. Partisipasi Masyarakat

Pada umumnya masyarakat

mendambakan kondisi yang ideal yang

merupakan tatanan kehidupan yang

diinginkannya. Namun pada kenyataanya

bisa dikatakan sejak manusia hidup

bermasyarakat sampai kondisi kehidupan

terkini, selalu dijumpai adanya masalah

sosial. Untuk mencapai kehidupan yang

ideal itulah diperlukan partisipasi

masyarakat dan kontribusi aparatur

pemerintah setempat dalam memecahkan

masalah sosial yang terjadi.

Secara harfiah, partisipasi berasal dari

bahasa inggris participation yang berarti

peran serta. Pengertian yang lebih luas,

partisipasi dapat diartikan sebagai

keikutsertaan atau keterlibatan secara sadar

dan sukarela untuk berkontribusi secara fisik

maupun non fisik dalam suatu kegiatan

pengambilan keputusan mulai dari

perencanan, pelaksanaan, evaluasi dan

pemanfaatan hasil pembangunan. (Moch.

Solekhan, 2012:24).

Maka dijelaskan secara terperinci

partisipasi mengandung unsur keikut sertaan

atau keterlibatan dalam suatu kegiatan,

kesadaran secara sukarela bukan paksaan,

adanya sikap proaktif, adanya kontribusi

yang bisa diberikan baik secara fisik

maupun non-fisik, dan adanya kesepakatan-

kesepakatan hingga ikut merasakan hasil

dari kegiatan tersebut. Tentu saja yang akan

terlibat di dalam partisipasi tersebut adalah

masyarakatnya. Menjalankan partisipasi

dalam masyarakat ini membuktikan bahwa

di dalam desa-desa harus terdapat nilai-nilai

demokrasi yang berlaku, tumbuh, dan hidup

sebagai adat istiadat.

Meningkatkan kemampuan dan

kemandirian masyarakat, pendekatan yang

dikembangkan adalah menempatkan

masyarakat sebagai subyek atau pelaku

utama dalam proses pengelolaan

pembangunan. Selain itu, mengefektifkan

pelaksanaan fungsi lembaga masyarakat

dalam menggerakkan partisipasi dan

kemandirian masyarakat dalam

pembangunan. Masyarakatlah yang berperan

aktif/ berpartisipasi dalam seluruh proses

pengelolaan pembangunan, mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

9

evaluasi pelaksanaan pembangunan, serta

dalam pemanfaatan dan pelestarian hasil

pembangunan. Untuk itu, pendekatan

pembangunan yang berpusat pada manusia

(people centered development) memberikan

peluang kepada masyarakat untuk

merencanakan kebutuhannya. (Hikmat

kusumaningrat, 2009:150).

Bentuk partisipasi masyarakat menurut

Moch. Solekhan (2012:33) pada intinya ada

4 (empat) macam, yaitu:

(1) Partisipasi dalam pembuatan

keputusan ( participation in decision

making )

(2) Partisipasi dalam pelaksanaan

(participation in implementation )

(3) Partisipasi dalam menerima manfaat

(participation in benefits )

(4) Partisipasi dalam evaluasi

(participation in evaluation )

Salah satu tujuan terpenting dari

partisipasi masyarakat yang tidak bisa

dilepaskan dalam setiap kegiatan, adalah

proses pengambilan keputusan. Bahwa

tujuan utama partisipasi adalah melibatkan

masyarakat dalam proses pengambilan

keputusan, memberikan hak suara

masyarakat dalam proses pengambilan

keputusan, mendorong dan melibatkan

masyarakat serta menyatukan tujuan.

Kemudian, untuk menjamin adanya

keterlibatan masyarakat dalam proses

pengambilan keputusan tersebut, maka

pelaksanaannya harus didasarkan pada

konteks sosial, ekonomi, dan budaya

masyarakat setempat.

Upaya menciptakan partisipasi

masyarakat, Azam Awang (2006:62)

mengemukakan bahwa partisipasi

masyarakat dapat tercipta apabila dapat

dihidupkan sifat saling percaya antara

perangkat pemerintah dengan lembaga-

lembaga atau anggota masyarakat. Dalam

konteks otonomi desa, semakin besar derajat

kebebasan desa, maka sifat saling percaya

dapat diciptakan, karena adanya saling

kontrol dan masyarakat desa sebagai pihak

yang memilih dan memberikan

kepercayaannya kepada Pemerintah Desa

(Kepala Desa) untuk menjalankan tugas

pemerintahan dan kegiatan pembangunan

sesuai dengan asprasi dan kepentingan

masyarakat desa yang dipimpinnya.

Pada intinya dapat disimpulkan bahwa

partisipasi masyarakat dapat terjadi jika

masyarakat berperan aktif menjalankan

fungsinya selaku subjek dari proses

perubahan yang akan terjadi. Sebuah

perubahan terjadi apabila masyarakat ikut

serta dari mulai proses pembuatan keputusan

ini dimulai dari diskusi yang terjadi antara

masyarakat dan aparatur desa yang

berwenang dalam membuat kesepakatan-

kesepakatan yang akan diambil untuk

membangun perubahan desa. Selanjutnya

partisipasi dalam pelaksanaan yang berarti

mulai dari proses pembuatan keputusan

hingga pelaksanaan masyarakat tetap ikut

berperan serta. Hingga sampai partisipasi

dalam menerima manfaat yaitu

masyarakatlah merasakan hasil dari proses

yang telah dilakukan bersama hingga pada

tahap terakhir adalah proses dalam evaluasi.

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

10

Pada proses evaluasi masyarakat tetap harus

mengawasi hasil dari kegiatan yang telah

dilakukan bersama.

4. Pembangunan Desa

Aprillia Theresia, dkk (2014:6)

menegaskan Pembangunan adalah upaya

yang dilakukan secara sadar dan terencana,

dilaksanakan terus menerus oleh pemerintah

bersama-sama segenap warga

masyarakatnya atau dilaksanakan oleh

masyarakat dengan difasilitasi oleh

pemerintah, dengan menggunakan teknologi

yang terpilih untuk memenuhi segala

kebutuhan atau memecahkan masalah-

masalah yang sedang dan akan dihadapi,

demi tercapainya mutu-hidup atau

kesejahteraan seluruh warga masyarakat dari

suatu bangsa yang merencanakan dan

melaksanakan pembangunan tersebut.

Maka dapat dikatakan terjadinya

pembangunan melibatkan “partisipasi

seluruh warga masyarakat”, Sejak

pengambilan keputusan tentang perencanaan

pembangunan, sampai pada pelaksanaan dan

pengawasan kegiatan, serta pemanfaatan

hasil-hasilnya oleh masyarakat.

Pembangunan bukanlah kegiatan yang

dilaksanakan oleh pemerintah untuk

masyarakatnya, tetapi kegiatan yang

dilaksanakan pemerintah bersama-sama

seluruh warga masyarakatnya. Ini dapat

dikatakan bahwa pelaku dari pembangunan

adalah masyarakat dan aparat pemerintah

setempat.

Pengertian Pembangunan Desa sebagai

mana seperti yang dikutip oleh penulis

berdasarkan dari pernyataan Adisasmita

(2006:4) bahwa pembangunan desa adalah

seluruh kegiatan pembangunan yang

berlangsung di desa dan meliputi seluruh

aspek kehidupan masyarakat, serta

dilaksanakan secara terpadu dengan

mengembangkan swadaya gotong royong.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa berdasarkan

kemampuan dan potensi Sumber Daya Alam

(SDA) mereka melalui peningkatan kualitas

hidup, keterampilan dan prakarsa

masyarakat.

Pembangunan desa pada hakikatnya

adalah segala bentuk aktivitas manusia

(masyarakat dan pemerintah) di desa dalam

membangun diri, keluarga, masyarakat dan

lingkungan di wilayah desa baik yang

bersifat fisik, ekonomi, sosial, budaya,

politik, ketertiban, pertahanan dan

keamanan, agama dan pemerintahan yang

dilakukan secara terencana dan membawa

dampak positif terhadap kemajuan desa.

Dengan demikian, pembangunan desa

sesungguhnya merupakan upaya-upaya

sadar dari masyarakat dan pemerintah baik

dengan menggunakan sumber daya yang

bersumber dari desa, bantuan pemerintah

maupun bantuan organisasi-organisasi/

lembaga domestik maupun internasional

untuk menciptakan perubahan-perubahan ke

arah yang lebih baik.

Pembangunan perdesaan diupayakan

melalui peningkatan keberdayaan dan

kemandirian masyarakat dalam mewujudkan

kesejahteraan dalam seluruh aspek

kehidupan masyarakat meliputi bidang

ekonomi, sosial budaya, politik dan

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

11

lingkungan. Keberdayaan dan kemandirian

tercermin pada terpenuhinya sarana dan

prasarana sosial dan ekonomi perdesaan,

serta meningkatnya kegiatan ekonomi

produktif masyarakat dan berperannya

lembaga sosial ekonomi masyarakat dalam

penyediaan permodalan yang ditujukan

untuk mendukung peningkatan kegiatan

ekonomi masyarakat dan kelembagaan

sosial ekonomi masyarakat.

Mudrajad Kuncoro (2004: 63)

menjelaskan bahwa pembangunan itu

haruslah mencakup tiga inti nilai yaitu:

1. Ketahanan (Sustenance): kemampuan

untuk memenuhi kebutuhan pokok

(sandang, pangan, papan, kesehatan,

dan proteksi) untuk mempertahankan

hidup.

2. Harga diri (self esteem) :

pembangunan haruslah memanusia

kan orang. Dalam arti luas

pembangunan suatu daerah haruslah

meningkatkan kebanggaan sebagai

manusia yang berada di daerah itu.

3. Freedom from servitude: kebebasan

bagi setiap individu suatu Negara

untuk berfikir, berkembang,

berperilaku, dan berusaha untuk

berpartisipasi dalam pembangunan.

Tiga nilai yang harus ada dalam

pembangunan merupakan bentuk hal-hal

yang saling berkesinambungan untuk

kemajuan suatu wilayah. Ketersediaan

infrastruktur, khususnya yang tepat guna

(appropriate) dan berkualitas, merupakan

prasyarat untuk memecahkan permasalahan

pembangunan di perdesaaan. Ketersediaan

infrastruktur dapat mendukung aktifitas

sosial-ekonomi keseharian, meningkatkan

kualitas Sumber daya manusia (SDM) dan

mendorong pembangunan kawasan

pedesaan. Berputarnya aktifitas ekonomi dan

meningkatnya kualitas SDM akan

mendorong laju pembangunan ekonomi

desa. Sebaliknya keberhasilan pembangunan

pedesaan akan memberikan dampak balik

yang positif bagi peningkatan aktifitas

kehidupan dan kualitas SDM.

Berorientasi kepada komunitas sebuah

masyarakat bermakna bahwa pembangunan

pedesaan bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat dan meningkatkan

kesejahteraan. Jadi manusia dan masyarakat

menjadi subyek dan tujuan dari

pembangunan pedesaan itu sendiri. Dengan

berbasiskan pada sumber daya masyarakat

berarti pembangunan ekonomi pedesaan

diarahkan pada upaya untuk mengelola dan

membangun sumber daya yang ada di

pedesaan.

5. Perencanaan Pembangunan Desa

Perencanaan merupakan suatu sajian

atau gambaran keadaan masa mendatang

mengenai wilayah secara efisien dan

berkelanjutan. Perencanaan memuat tujuan

dan sasaran pengelolaan wilayah dilandasi

dukungan aspek kelembagaan dan peraturan

pendukungnya, serta memuat uraian

mengenai langkah-langkah strategis,

manajemen aksi, pembiayaan, dan

penetapan wilayah (zoning). (Iwan Nugroho,

2012:7).

Perencanaan dapat diartikan sebagai

upaya menghubungkan pengetahuan atau

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

12

teknik yang dilandasi kaidah-kaidah ilmiah

ke dalam praktik-praktik yang dilandasi teori

dalam perspektif kepentingan orang banyak

atau publik. Adapun sasarannya adalah

tercapainya suatu kearifan hasil dari

pemikiran yang dipengaruhi oleh nilai-nilai

yang dianut masyarakat tanpa meninggalkan

aturan-aturan yang telah dibuat

pemerintahan desa setempat.

Penyelenggaraan pemerintahan desa

merupakan subsistem dari sistem

penyelenggaraan pemerintahan, sehingga

desa memiliki kewenangan untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakatnya,

menurut HAW. Widjaja (2012:3).

Penyelenggaraan pemerintahan desa tidak

terpisahkan dari penyelenggaraan otonomi

daerah dan pemerintahan desa merupakan

unit terdepan (ujung tombak) dalam

pelayanan kepada masyarakat menjadi

tonggak strategis untuk memperkuat desa

(pemerintah desa dan lembaga

kemasyarakatan) merupakan langkah

mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat sebagai tujuan otonomi daerah.

Penyelenggaraan pemerintahan desa

dilakukan oleh pemerintah desa dan Badan

Pemusyawaratan Desa (BPD). Pemerintah

desa adalah organisasi pemerintahan desa

yang terdiri atas:

a. Unsur pimpinan, yaitu kepala desa;

b. Unsur pembantu kepala desa, yang

terdiri atas :

1. Sekretariat desa, yaitu unsur staf atau

pelayanan yang diketahui oleh

sekretaris desa;

2. Unsur pelaksana teknis, yaitu unsur

pembantu kepala desa yang

melaksanakan urusan teknis di

lapangan seperti urusan pengairan,

keagamaan, dan lain-lain;

3. Unsur kewilayahan, yaitu pembantu

kepala desa di wilayah kerjanya

seperti kepala dusun.

Hanif Nurcholis (2011:107-108)

menjelaskan dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan desa disusun perencanaan

pembangunan desa sebagai satu kesatuan

dalam sistem perencanaan pembangunan

daerah kabupaten/kota. Perencanaan

pembangunan desa disusun secara

partisipatif, yaitu melibatkan semua unsur

masyarakat desa yang terdiri atas ketua RT/

RW. Tokoh masyarakat, pemangku adat,

ketua organisasi kemasyarakatan, ketua

organisasi perempuan, Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dan lain-lain.

Perencanaan pembangunan desa terdiri atas:

a. Rencana pembangunan jangka

menengah desa (RPJMDesa).

RPJMDesa adalah suatu dokumen

perencanaan untuk periode 5 (lima)

tahun yang memuat arah kebijakan

pembangunan desa, arah kebijakan

keuangan desa, kebijakan umum, dan

program, dan program perangkat

desa, dan program prioritas

kewilayahan, disertai dengan rencana

kerja.

b. Rencana kerja pembangunan desa

(RKPDesa).

RKPDesa adalah dokumen

perencanaan untuk periode 1 (satu)

Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

13

tahun, merupakan penjabaran RPJM-

Desa yang memuat rancangan

kerangka ekonomi desa, dengan

mempertimbangkan kerangka

pendanaan yang dimutakhirkan,

program prioritas pembangunan desa,

rencana kerja dan pendanaan serta

prakiraan maju, baik yang

dilaksanakan langsung oleh

pemerintah desa maupun yang

ditempuh dengan mendorong

partisipasi masyarakat dengan

mengacu kepada Rencana Kerja

Pemerintah Daerah dan RPJM-Desa.

RPJM Desa ditetapkan dengan

peraturan desa dan RKP-Desa dan

ditetapkan dalam keputusan desa

dengan berpedoman pada peraturan

daerah.

Maka dapat disimpulkan rencana

pembangunan desa dibuat setiap tahun yang

melibatkan semua unsur masyarakat desa

yang penyusunan perencanaan

pembangunan desa harus didasarkan pada

data informasi yang akurat dan dapat

dipertanggung jawabkan. Perencanaan desa

disusun oleh kepala desa dan perangkatnya.

Setelah kepala desa membuat rancangan

pembangunan desa, rancangan ini dibawa

dalam forum Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa (Musrenbang Desa).

Dalam forum ini rencana pembangunan desa

dimatangkan sehingga menjadi Rencana

Pembangunan Desa.

Untuk menghindari adanya kesalahan

dalam penafsiran terhadap definisi yang

dikemukakan dalam penelitian ini, maka

diperlukan konsep Operasional sebagai

mana berikut ini yaitu :

Konsep operasional merupakan unsur

penelitian yang memberitahukan bagaimana

caranya mengukur suatu variabel. Fungsi

dari konsep operasional yakni sebagai alat

untuk mengidentifikasi fenomena yang

diamati dengan jelas, logika atau penalaran

yang digunakan oleh peneliti untuk

menerangkan fenomena yang diteliti atau

dikaji. Adapun konsep yang dioperasional

yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Bentuk partisipasi masyarakat menurut

Moch. Solekhan (2012:33) pada intinya ada

4 (empat) macam, yaitu:

a. Partisipasi dalam pembuatan

keputusan ( participation in decision

making)

b. Partisipasi dalam pelaksanaan

(participation in implementation )

c. Partisipasi dalam menerima manfaat

(participation in benefits )

d. Partisipasi dalam evaluasi

(participation in evaluation )

Artinya dari simpulan landasan teori di

atas, bahwa tumbuh dan berkembangnya

partisipasi masyarakat, memberikan indikasi

adanya pengakuan (aparat) pemerintah

bahwa masyarakat bukanlah obyek atau

penikmat hasil pembangunan, melainkan

subyek atau pelaku pembangunan yang

memiliki kemampuan dan kemauan yang

dapat diandalkan sejak perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, dan pemanfaatan

hasil-hasil pembangunan.

Mengukur tercapainya tujuan

pembangunan yang berbasis masyarakat

Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

14

diukur dengan indikator-indikator partisipasi

masyarakat, yang meliputi keterlibatan,

kesukarelaan, dan lingkup kegiatan yang

dilakukan secara partisipasif.

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kualitatif, dimana

peneliti hanya menguraikan dan

menjelaskan penelitian sesuai dengan

kondisi sebenarnya tanpa menghubungkan

atau mengkaitkan terhadap unsur-unsur yang

lain dalam penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Desa

Toapaya Utara Kecamatan Topaya

Kabupaten Bintan. Peneliti memilih tempat

ini dengan pertimbangan bahwa Desa

Topaya Utara satu desa pemekaran yang

berbatasan langsung dengan kawasan Pusat

Pemerintahan Kabupaten Bintan yaitu

Bandar Seri Bentan. Selain itu desa ini juga

mudah dijangkau sehingga dapat membuat

penelitian ini efektif dan efisien. Desa ini

memang tergolong baru terbentuk, bila

dilihat dari profil desa toapaya menyebutkan

penduduk asli desa toapaya utara memiliki

tingkat pendidikan kurang dari pendidikan

yang sederajat bahkan kebanyakan tidak

tamat SD.

Bila melihat keadaan seperti itu

bagaimana masyarakat bisa merancang

pembangunan desanya lebih baik dan

menggali potensi desa yang dimiliki.

Menurut penulis ini layak untuk diteliti,

sehingga harus diperhatikan pemerintah

setempat sehingga penulis tertarik untuk

menggali permasalahan yang muncul didesa

tersebut. Dasar penelitian ini adalah

pengamatan yang memfokuskan pada

Partisipasi Masyarakat dalam Meningkatkan

Perencanaan Pembangunan Desa Di Desa

Toapaya Utara Kecamatan Toapaya

Kabupaten Bintan tahun 2014.

Jenis data dalam penelitian ini adalah :

a. Data yang diperoleh langsung dari

subjek penelitian yang

mengenakan alat ukur atau alat

pengambilan data langsung pada

subjek sebagai sumber informasi

yang dicari yaitu studi lapangan.

Biasanya berupa pengumpulan

data yang diperoleh melalui

kegiatan penelitian dengan turun

ke lokasi penelitian untuk mencari

fakta yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Ataupun

data yang dikumpulkan melalui

hasil wawancara secara langsung

dengan pihak yang menjadi obyek

dalam penelitian dalam hal ini

adalah objek wawancara yaitu

Kepala Desa, Kepala Urusan

Pembangunan, Ketua BPD,

Tokoh Masyarakat dan

Masyarakat di Desa Toapaya

Utara Kecamatan Toapaya

Kabupaten Bintan.

b. Data sekunder adalah pengumpul

an data yang dilakukan dengan

mengumpulkan dokumen-dokum

en yang relevan dengan

penelitian. Data yang diperoleh

lewat pihak lain, tidak langsung

diperoleh oleh peneliti dari subjek

Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

15

penelitiannya yaitu studi

kepustakaan. Biasanya berupa

teknik pengumpulan data atau

informasi yang menyangkut

masalah yang diteliti dengan

mempelajari dari menelaah buku,

majalah atau surat kabar dan

bentuk-bentuk tulisan lainnya

yang ada relevansinya dengan

masalah yang diteliti.

Dalam penelitian ini tidak mengguna

kan sampel melainkan Informan. Penentuan

Informan sebagai sumber data dilakukan

dengan teknik purposive. Sugiyono

(2009:216) menyebutkan purposive adalah

penentuan sumber data yang dipilih dengan

pertimbangan dan tujuan tertentu.

Untuk memperoleh data, peneliti

menetapkan Informan yang berjumlah 18

orang yang terdiri dari Kepala Desa, Kepala

Urusan Pembangunan, Ketua BPD, Ketua

Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, Rukun

Warga, Rukun Tetangga dan Masyarakat (10

Orang) di Desa Toapaya Utara Kecamatan

Toapaya Kabupaten Bintan.

Adapun yang menjadi pertimbangan

peneliti adalah orang yang dijadikan

Informan adalah orang-orang yang memiliki

pengalaman dan memahami Partisipasi

Masyarakat dalam Meningkatkan

Pembangunan Desa Di Desa Toapaya Utara

Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan

Tahun 2014, sehingga akan memudahkan

peneliti menjelajahi subjek yang diteliti.

Peneliti melakukan pengamatan

langsung terhadap Partisipasi Masyarakat

dalam Meningkatkan Pembangunan Desa Di

Desa Toapaya Utara Kecamatan Toapaya

Kabupaten Bintan Than 2014, dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Maksudnya pengamatan dengan

menggunakan indera penglihatan yang

berarti tidak mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, akan tetapi kegiatan-kegiatan

apa saja yang akan diamati telah dituangkan

dalam kertas observasi.

Data yang diperoleh dari responden

dikumpulkan lalu dipisahkan menurut jenis

data, kelompok data, kemudian data tersebut

dianalisis secara Deskriptif kualitatif.

Analisis data penelitian ini dilakukan

melalui sebuah proses yang terdiri dari

beberapa tahap yang dimulai sejak

pengumpulan data, kemudian dikerjakan

secara intensif hingga penelitian selesai

untuk memperoleh kesimpulan.

D. PEMBAHASAN

Terbitnya Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1999 yang telah diamandemen

menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 telah membuka ruang politik bagi

masyarakat untuk bisa berpartisipasi aktif

dalam penyelenggaraan pemerintahan, baik

pada tingkat nasional, regional, daerah,

maupun pada tingkat pemerintahan desa.

Partisipasi masyarakat memiliki arti penting

dalam sebuah proses pembangunan untuk

mengembangkan sinergi dalam hubungan

antara pemerintah dan masyarakat maupun

sinergi dalam “jejaring komunitas“

(community network). Dalam kegiatan

pembangunan, partisipasi masyarakat

merupakan perwujudan dari kesadaran dan

Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

16

kepedulian serta tanggung jawab masyarakat

terhadap pentingnya pembangunan yang

bertujuan untuk memperbaiki mutu-hidup

mereka. Artinya, melalui partisipasi yang

diberikan, berarti benar-benar menyadari

bahwa kegiatan pembangunan bukanlah

sekedar kewajiban yang harus dilaksanakan

oleh (aparat) pemerintah sendiri, tetapi juga

harus menuntut keterlibatan masyarakat

yang akan diperbaiki mutu-hidupnya.

Partisipasi itu sendiri akan efektif jika

tujuan partisipasi itu bisa tercapai, misalnya:

pengumpulan gagasan-gagasan, identifikasi

sikap, penyebaran informasi, penyelesaian

konflik-konflik dan sebagainya. Lebih

daripada itu, partisipasi masyarakat dapat

didorong oleh warga yang komit dan

inovatif yang menuntut agar suara mereka

dapat didengar, atau bisa diwujudkan oleh

instansi pemerintah sebagai cara untuk

membangun kembali kepercayaan

masyarakat terhadap pemerintah, khususnya

pada level pemerintahan desa. Oleh karna itu

peran pemerintah dan masyarakat berarti

harus saling melengkapi untuk membangun

atau menciptakan mekanisme pemerintahan

yang dapat mengemban misinya dalam

mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

1. Keterlibatan

a. Kehadiran

Slamet dalam (Aprillia Theresia dkk,

2014:207) menyatakan bahwa tumbuh dan

berkembangnya partisipasi masyarakat

dalam pembangunan, sangat ditentukan oleh

tiga unsur pokok, yaitu:

1. Adanya kesempatan yang diberikan

kepada masyarakat, untuk

berpartisipasi

2. Adanya kemauan masyarakat untuk

berpartisipasi

3. Adanya kemampuan masyarakat

untuk berpartisipasi

Tentang hal ini, adanya kesempatan

yang diberikan, sering merupakan faktor

pendorong tumbuhnya kemauan, dan

kemauan akan sangat menentukan

kemampuannya. Dalam hal kesempatan

disini dapat kita lihat kesempatan yang

diberikan oleh pihak pemerintahan desa

yaitu pada saat melakukan kegiatan

musyawarah didesa yang membutuhkan

kontribusi dari masyarakat, disitu apakah

masyarakat mau hadir dan mau ikut

berpartisipasi menyampaikan ide-ide

gagasan yang mereka anggap penting untuk

dibahas. Tingkat kehadiran warga

merupakan point terpenting dalam melihat

apakah partisipasi masyarakat didesa

tergolong aktif atau pasif.

b. Penyampaian pendapat

Salah satu tujuan terpenting dari

partisipasi masyarakat yang tidak bisa

dilepaskan dalam setiap kegiatan, adalah

proses pembuatan keputusan, dimana akan

sangat membutuhkan gagasan-gagasan atau

masukan daripada masyarakat untuk

mengetahui permasalahan dan kekurangan

yang ada didesa tersebut.

Dalam hal ini untuk mengetahui

apakah masyarakat Desa Toapaya Utara ikut

menyampaikan pendapat dalam kegiatan

musyawarah pembangunan desa.

Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

17

Desa Toapaya Utara sebagai salah satu

desa yang berada di Kabupaten Bintan dan

tergolong desa yang baru terbentuk sejak

dikeluarkannya Peraturan Daerah Kabupaten

Kepulauan Riau Nomor 08 tahun 2005

tentang pembentukan Desa Toapaya Utara

dan Desa Toapaya Selatan diwilayah

Kecamatan Gunung Kijang. Walaupun

tergolong desa yang masih muda maka

sudah banyak usulan-usulan yang

disumbangkan masyarakat Desa Toapaya

Utara untuk pembangunan desanya. Dari

data yang didapat sudah terdapat 59 (lima

puluh sembilan) jumlah kegiatan

pembangunan desa yang telah dibuat dalam

daftar usulan rencana kegiatan

pembangunan tahun 2014.

Maka dapat disimpulkan bahwa

Masyarakat Desa Toapaya Utara sudah mau

menyampaikan pendapatnya dalam forum

musyawarah rencana pembangunan desa

(Musrenbang desa) yang diadakan setiap

tahun, walaupun pendapat dari Ketua RW

terkadang masyarakat tidak tau mau

menyampaikan aspirasi mereka kemana, ini

berarti peran Badan Permusyawaratan Desa

(BPD) di Desa Toapaya Utara belum

berjalan maksimal. Kendati demikian sudah

mulai timbulnya kesadaran dari masyarakat

untuk turut berpartisipasi dalam

menyampaikan pendapat membuktikan

bahwa mulai terbangunnya demokratisasi

pemerintahan desa yang transparan,

partisipatif dan akuntabel.

c. Kualitas pendapat

Adanya kemauan masyarakat untuk

berpartisipasi akan melahirkan kemampuan

untuk berpartisipasi dalam menyampaikan

pendapat, seperti yang telah dijelaskan

diatas, namun dari sekian banyak usulan

yang disampaikan masyarakat apakah semua

pendapat memiliki kualitas dalam artian

usulan pendapat tersebut apakah berkualitas

untuk diwujudkan

Sebagian masyarakat memang tidak tau

benar pengaruh mereka dalam

menyampaikan pendapat apakah tergolong

pendapat yang berguna yang menjadi

masukan untuk perencanaan pembangunan

desa karena hal yang penting menurut

mereka adalah hasilnya saja tapi tidak ingin

terlibat jauh dalam proses perencanaan

pembangunan desa.

2. Kesukarelaan

a. Spontan, Terinduksi, dan

Pemaksaan

Kata kunci dari pengertian partisipasi

masyarakat dalam pembangunan adalah

adanya kesukarelaan (anggota) masyarakat

untuk terlibat dan atau melibatkan diri

dalam kegiatan pembangunan. Berkaitan

dengan tingkat kesukarelaan masyarakat

untuk berpartisipasi, terbagi menjadi

partisipasi spontan, partisipasi terinduksi,

dan partisipasi pemaksaan.

1. Partisipasi Spontan yaitu peran serta

yang tumbuh karena motivasi

intrinsik berupa pemahaman,

penghayatan, dan keyakinannya

sendiri.

2. Partisipasi Terinduksi yaitu peran

serta yang tumbuh karena terinduksi

oleh adanya motivasi ekstrinsik

(berupa bujukan, pengaruh,

Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

18

dorongan) dari luar meskipun yang

bersangkutan tetap memiliki

kebebasan penuh untuk berpartisipi.

3. Partisipasi pemaksaan yaitu peran

serta yang tumbuh karena adanya

tekanan yang dirasakan sebagaimana

layaknya warga masyarakat pada

umumnya, atau peran serta yang

dilakukan untuk mematuhi kebiasaan,

nilai-nilai, atau norma, yang dianut

oleh masyarakat setempat. Jika tidak

berperan serta khawatir akan tersisih

atau dikucilkan masyarakatnya.

Bentuk penyampaian partisipasi

masyarakat Desa Toapaya Utara yang

dikategorikan kedalam tiga hal diatas yaitu

partisipasi secara spontan, partisipasi

terinduksi dan partisipasi karena paksaan ini

dapat dilihat dari pengakuan para

masyarakat yang sudah saya wawancarai

dan sesuai dari pendapat salah seorang ibu

rumah tangga mengatakan bahwa

masyarakat di Desa Toapaya Utara

tergolong partisipasi yang spontan

khususnya kalangan ibu rumah tangga yang

berani menyuarakan usulan mereka

langsung kemuka umum.

Dari pendapat-pendapat yang

disampaikan warga masyarakat setelah saya

amati dengan seksama bahwa mayoritas

masyarakat mengatakan bahwa pendapat

yang mereka sampaikan secara spontan tidak

berdasarkan paksaan sama sekali. Namun

pendapat dari kepala desa sejauh ini

masyarakat dalam menyampaikan pendapat

pada saat rapat Musrenbang desa yang

dilakukan setiap tahun sekali dibalai desa

saja. Ini mengartikan bahwa belum ada kerja

sama yang baik dilakukan secara rutin antara

aparat pemerintah desa dalam hal

menampung aspirasi masyarakat atau

mengajak masyarakat lebih aktif

berpartisipasi menyampaikan pendapat

mereka sementara pada dasarnya masyarakat

sudah mulai memahami arti pentingnya

partisipasi dalam hal menyuarakan

pendapatnya hanya mungkin terkadang

mereka tidak tau tata cara untuk

menyampaikan atau tempat untuk

menyumbangkan suaranya secara benar.

3. Lingkup Kegiatan

a. Partisipasi dalam pembuatan

keputusan (participation in decision

making)

Pendidikan partisipasi masyarakat yang

aktif dan efektif akan dapat diwujudkan

apabila dimulai dengan tingkat partisipasi

yang tinggi dari masyarakat yang

diinterpretasikan dengan tingkat kehadiran.

Selanjutnya tingkat partisipasi akan

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, status

sosial, status ekonomi warga masyarakat

sehingga masing-masing individu akan

memberikan bentuk partisipasi yang

berbeda-beda. Kegiatan partisipasi yang

dilakukan adalah berbasis pada kegiatan

penyumbangan ide, gagasan, pendapat,

prakarsa, pengambilan keputusan, dan

penyelesaian masalah yang semua itu akan

efektif apabila masyarakat bisa aktif hadir

dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

Sebagaimana yang dikemukakan

Sanoff dalam (Wignyo Adiyoso, 2009:46)

bahwa tujuan utama partisipasi adalah

Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

19

melibatkan masyarakat dalam proses

pengambilan keputusan, memberikan hak

suara masyarakat dalam proses pengambilan

keputusan, mendorong dan melibatkan

masyarakat serta menyatukan tujuan.

Kemudian, untuk menjamin adanya

keterlibatan masyarakat dalam proses

pengambilan keputusan tersebut, maka

pelaksanaannya harus didasarkan pada

konteks sosial, ekonomi, dan budaya

masyarakat setempat.

Bahwa tujuan partisipasi harus

melibatkan masyarakat mulai dari

perencanaan serta pada tahap pengambilan

keputusan pun masyarakat wajib

memberikan suaranya atau gagasan yang

mereka punya yang pelaksanaanya harus

sesuai dengan peraturan desa setempat.

Partisipasi yang dilakukan pada tahap awal

yaitu dimulai dari pengambilan keputusan

seperti yang dijelaskan diatas bahwa

pengambilan keputusan layaknya harus

melibatkan pada masyarakat sesuai

peraturan yang berlaku dalam masyarakat

setempat. Dalam hal ini proses pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh masyarakat

dalam memberikan hak suaranya sudah

tersedia sebuah wadah yang dikenal dengan

yaitu Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

BPD yang berfungsi menetapkan peraturan

Desa bersama Kepala Desa, menampung

dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Namun masih terdapat masyarakat

yang sulit menyuarakan pendapat mereka

dengan alasan pekerjaan untuk memenuhi

kehidupan sehari-hari, sehingga terkadang

masyarakat tidak bisa terlibat dakam

perencanaan pembangunan desa. Sementara

syarat dalam menyelenggarakan

musyawarah rencana pembangunan desa

forum musyawarah tahunan yang harus

dilaksanakan secara partisipatif oleh para

pemangku kepentingan (stakeholders) pihak

berkepentingan untuk mengatasi

permasalahan desa dan pihak yang akan

terkena dampak hasil musyawarah.

Selain itu adanya perbedaan pendapat

antara warga masyarakat dan perwakilan

dari aparatur pemerintahan desa dalam hal

partisipasi masyarakat dalam proses

pembuatan keputusan menunjukkan kurang

kerja sama yang baik antara pihak

pemerintahan desa dengan masyarakat,

hanya sebagian masyarakat saja yang mau

ikut terlibat dalam pembuatan keputusan dan

sebagiannya lagi tidak mengerti atau paham

tentang pentingnya partisipasi masyarakat

dalam pembuatan keputusan untuk

menunjang pembangunan desa. Disini sudah

jelas bahwa peran pemerintah desa dan BPD

harus bekerja lebih giat lagi dalam mengajak

masyarakat ikut terlibat aktif dalam

pengambilan keputusan.

b. Partisipasi dalam pelaksanaan

(participation in implementation )

Partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan diartikan sebagai pemerataan

sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga

kerja, uang-tunai dan atau beragam bentuk

korbanan lainnnya yang sepadan dengan

manfaat yang akan diterima oleh masing-

masing warga masyarakat yang

bersangkutan. Partisipasi dimaknai sebagai

keterlibatan orang secara sukarela tanpa

Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

20

tekanan dan jauh dari perintah, bahwa

partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

pembangunan lebih menekankan kepada

kemauan sendiri secara sadar untuk

melaksanakan aktivitas-aktivitas

pembangunan melalui swadaya gotong

royong maupun sumbangan sukarela.

Dalam pelaksanaannya ternyata

masyarakat setempat pada umumnya sudah

mau ikut terlibat dalam memberikan bantuan

yang bisa mereka berikan seperti pendapat

informan diatas masyarakat mau

menyumbang dalam bentuk materi maupun

tenaga bila di desa mereka sedang

dilakukannya proses pembangunan

infrastruktur desa.

Dan bahwa tingkat partisipasi

masyarakat dalam hal pelaksanaan nya

sudah berjalan dengan sebagai mana

mestinya bahwa masyarakat menyadari

pentingnya kesadaran mereka dalam

keikutsertaan dalam pelaksanaan nya.

Dibawah ini juga terdapat data yang berhasil

penulis dapatkan yaitu bentuk kesadaran

ibu-ibu di desa Toapaya Utara ikut

menunjang pergerakkan pembangunan

perekonomian masyarakat desa Toapaya

Utara dengan membuat Kelompok Usaha

Bersama.

Keterlibatan ibu-ibu PKK masyarakat

desa Toapaya Utara ini menunjukkan bahwa

dalam setiap pelaksanaan program dan

kegiatan yang sudah dibuat dan disepakati

mereka bersama dapat terlaksana dengan

baik seperti yang dijelaskan diatas secara

rutin mereka mengadakan kumpul-kumpul

setiap bulan mengadakan kegiatan seperti

membuat keterampilan yang nanti akan

dipasarkan atau dijual bahkan mereka juga

sudah membuat Kelompok Usaha Bersama,

sehingga ini dapat membuktikan bahwa

partisipasi masyarakat ibu-ibu yang ada di

Desa Toapaya Utara ini dalam hal

pelaksanaan telah berjalan dan menunjang

untuk pembangunan desa dalam hal

pembangunan perekonomian mereka.

Jadi bila dilihat dari partisipasi

masyarakat dalam pelaksanaan di Desa

Toapaya Utara ini mulai dari Ibu-ibu dan

bapak-bapak, masyarakat secara sukarela

mau saling bekerja sama melaksanakan

pembangunan yang sedang terjadi desa

tersebut. Tidak hanya dari kalangan ibu-ibu

PKK dan kalangan bapak-bapak saja peneliti

juga telah mewawancarai seorang tokoh

pemuda karang taruna sebagai perwakilan

dari pemuda-pemudi di desa Toapaya Utara

ini untuk mengetahui keterwakilan dari

pemuda desa dalam pelaksanaan yang

ditujukan untuk pembangunan desa.

Dapat kita lihat bahwa dari semua

kalangan baik dari ibu-ibu atau bapak-bapak

bahkan pemuda-pemudi di desa ini mau

terlibat langsung untuk membangun desa

nya kearah lebih baik. Adanya tokoh di

lingkungan tempat tinggal warga juga harus

berperan sebagai penggerak sehingga

masyarakat juga mau tergerak secara

sukarela dan terjalin kerjasama yang baik

dalam pelaksanaan dilapangan. Dari

jawaban masyarakat tadi dapat disimpulkan

bahwa masyarakat di desa Toapaya Utara ini

dalam hal partisipasi dalam pelaksanaan

sudah mau terlibat bahkan ikut

Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

21

menyumbangkan tenaga juga pikiran bahkan

hal lainnya, dan itu dilakukan secara

sukarela dari masyarakat tanpa paksaan dari

pihak manapun ini menunjukkan kesadaran

masyarakat sudah mulai ada dalam rangka

mewujudkan pembangunan desa.

c. Partisipasi dalam menerima manfaat

(participation in benefits).

Partisipasi dalam pemanfaatan hasil

pembangunan, merupakan unsur terpenting

yang kadang sering terlupakan. Sebab tujuan

pembangunan adalah untuk memperbaiki

mutu hidup masyarakat banyak sehingga

pemerataan hasil pembangunan merupakan

tujuan utama. Pemanfaatan hasil

pembangunan akan merangsang kemauan

dan kesukarelaan masyarakat untuk selalu

berpartisipasi dalam setiap program

pembangunan yang akan datang. Semua

masyarakat desa hendaknya dapat

memanfaatkan hasil pembangunan dengan

baik, namun tidak hanya sebatas

memanfaatkannya, tetapi juga ikut

menjaga kelestariannya agar dapat

dimanfaatkan untuk generasi yang akan

datang.

Berdasarkan pembangunan yang sudah

terealisasikan dengan baik sehingga dalam

hal partisipasi dalam menerima manfaat

masyarakat sangat merasa diuntungkan

sekali karena pembangunan yang dilakukan

sangat bermanfaat bagi masyarakat desanya.

Itu akan membuat masyarakat kedepannnya

berpikir akan pentingnya partisipasi mereka

dalam setiap perencanaan, pelaksanaan

pembangunan karena hasil akhir tentu untuk

kepentingan masyarakat itu sendiri.

d. Partisipasi dalam evaluasi

(participation in evaluation)

Kegiatan pemantauan dan evaluasi

program dan proyek pembangunan sangat

diperlukan. Bukan saja agar tujuannya dapat

dicapai seperti yang diharapkan, tetapi juga

diperlukan untuk memperoleh umpan balik

tentang masalah-masalah dan kendala yang

muncul dalam pelaksanaan pembangunan

yang bersangkutan. Dalam hal ini,

partisipasi masyarakat untuk mengumpulkan

informasi yang berkaitan dengan

perkembangan kegiatan serta perilaku aparat

pembangunan sangat diperlukan.

Keikutsertaan masyarakat dalam

pembangunan tidak sebatas pada

perencanaan, pelaksanaan, maupun

pengawasan saja, akan tetapi mereka

harus selalu bertanggung jawab akan

pekerjaan yang telah mereka lakukan.

kebanyakan orang yang ada di desa ini

bahwa dapat digambarkan sebagian

masyarakat kadang berfikir bahwa pada

tahap evaluasi ini yang berperan adalah

pemerintah desa tidak lagi masyarakat

padahal seharusnya pada tahap evaluasi

masyarakat harus tetap ikut terlibat agar

masyarakat tau hasil rencana pembangunan

desa berjalan sebagai mana mestinya.

bahwa pada tahap partisipasi dalam

evaluasi sebagian masyarakat tidak terlalu

ambil tau dan masyarakat yang lainnya juga

tau betul perannya dalam membantu

mengawasi dan mengevaluasi dari program

yang sudah dilaksanakan. Dengan demikian

dibutuhkan peran pemerintah desa dalam

membantu masyarakatnya untuk saling

Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

22

bekerjasama berpartisipasi demi

pembangunan desa mengarah kepada

kemajuan desanya.

Berhubungan dengan meningkatkan

Partisipasi Masyarakat dalam Meningkatkan

Perencanaan Pembangunan Desa di Desa

Toapaya Utara Kecamatan Toapaya

Kabupaten Bintan pada tahun 2014 tersebut,

ada beberapa hambatan-hambatan antara

lain yaitu :

a. Tingkat Pendidikan Sumber Daya

Manusia (SDM)

Salah satu yang hal yang dapat

menunjang kemajuan suatu desa dilihat dari

Sumber Daya Manusianya, dalam hal ini

dapat dilihat dari segi tingkat

pendidikannya. Untuk membangkitkan

partisipasi masyarakat dalam melaksanakan

perencanaan pembangunan desa dibutuhkan

perangkat desa yang mampu memberikan

pelayanan kepada masyarakat dan dalam hal

yang mampu menganalisis aspirasi

masyarakat serta tempat menampung

aspirasi masyarakat adalah BPD. Pentingnya

tingkat pendidikan perangkat pemerintahan

desa itu menunjang agar pelaksanaan urusan

pemerintahan desa dapat berjalan dengan

baik.

Pentingnya jenjang pendidikan

menentukan kualitas sumber daya manusia

yang dimiliki karena dengan pendidikan

tinggi yang disandang pada seseorang dapat

memberikan kontribusi ilmu yang banyak

bagi pemerintah desa sendiri. Dengan ilmu

yang dimiliki sudah pasti dapat

menyumbangkan pikiran yang dapat

menunjang kemajuan desa.

Berdasarkan informasi yang diperoleh,

tingkat pendidikan perangkat pemerintahan

Desa Toapaya Utara ini masih tergolong

rendah, sebab untuk yang tamatan sarjana

hanya terdapat satu orang saja.

Selain itu, Pendidikan merupakan

faktor penunjang dalam pelaksanaan

mensejahterakan rakyat dan menmbangun

desa kearah kemajuan desanya. Dengan

tingginya derajat keilmuan yang dimiliki

seseorang maka akan semakin tinggi pula

analisis terhadap gejala-gejala sosial yang

terjadi dalam lingkup masyarakat. Namun di

Desa Toapaya Utara ini masih sangat

minimnya kesadaran akan tingkat

pendidikan bagi perangkat pemerintahannya

menjadi salah satu faktor penghambat dalam

mensosialisasi perencanaan pembangunan

maupun pada tahap menganalisis aspirasi

masyarakat.

b. Faktor Pekerjaan

Selain tingkat pendidikan sumber daya

manusia yang ada di dalam pemerintahan

Desa Toapaya Utara ini faktor yang

berpengaruh dalam perencanaan

pembangunan desa adalah faktor pekerjaan

masyarakat setempat. Sulitnya masyarakat

ikut menghadiri dalam musyawarah

perencanaan pembangunan desa dikarenakan

waktu mereka yang dihabiskan untuk

bekerja baik didalam maupun diluar desa.

Faktor pekerjaan termasuk salah satu

hal yang menjadi hambatan dalam proses

kehadiran, dimana masyarakat juga sulit

untuk disuruh memilih kepentingan keluarga

mereka atau kepentingan umum yaitu perlu

nya suara mereka dalam menyampaikan

Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

23

usulan rencana pembangunan desa dilain sisi

faktor mencari kebutuhan untuk keluarga

juga jauh lebih penting sehingga menjadi

kendala yang sulit dihadapi bagi masyarakat.

Karena Rendahnya tingkat

perekonomian masyarakat Desa Toapaya

Utara sehingga mengharuskan mereka untuk

bekerja untuk membiayai kehidupan sehari-

hari membuat mereka sulit untuk

berpartisipasi secara aktif dalam

merencanakan pembangunan desa.

Hambatan dari faktor pekerjaan inilah yang

mengartikan bahwa didesa ini masyarakat

sulit melakukan musyawarah perencanaan

pembangunan desa sehingga bersikap tidak

ambil tau masalah pembangunan desanya

sendiri. Hal seperti cukup memperhatinkan

karena pada akhirnya akan sulit menciptakan

partisipasi yang tinggi dalam perencanaan

pembangunan desa.

E. PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan peneliti, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa Partisipasi Masyarakat

dalam Meningkatkan Pembangunan Desa Di

Desa Toapaya Utara Kecamatan Toapaya

Kabupaten Bintan Tahun 2014 sebagai

berikut ini :

a. Tingkat kehadiran masyarakat dalam

pembuatan keputusan masyarakat

disini belum bisa dikategorikan

masyarakat yang aktif karena dari

data yang didapat tingkat kehadiran

pada saat Musyawarah rencana

pembangunan desa (Musrenbang

desa) hanya beberapa perwakilan

masyarakat saja yang ikut terlibat ini

dikarenakan masyarakat mengaku

surat undangan tidak sampai

kemereka.

b. Bentuk penyampaian aspirasi

masyarakat desa lebih kepada secara

spontan dan tanpa paksaan yang

mereka sampaikan kepada ketua RT

setempat yang mereka anggap

sebagai perwakilan mereka.

Sedangkan Kepala desa dan Badan

Permusyawaratan Desa (BPD),

merupakan lembaga yang telah

diamanatkan oleh UU No.32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagai lembaga yang

berfungsi untuk penyerapan dan

penyaluran aspirasi masyarakat,

tidak berjalan sebagai mana

mestinya ini terlihat, masyarakat

lebih dominan menyampaikan

aspirasinya kepada RT setempat.

Ini menggambarkan partisipasi

masyarakat Desa Toapaya Utara

lebih pada partisipasi tidak

langsung.

c. Pembuatan keputusan dilakukan pada

saat Musrenbang desa disitulah

tempat masyarakat menyampaikan

ide/ gagasan yang mereka hendak

sampaikan namun kebanyakan

masyarakat tidak bisa ikut

berkontribusi menyampaikan

pendapat dikarenakan waktu

pelaksanaan musyawarah tersebut

tidak tepat.

Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

24

d. Tingkat pendidikan perangkat desa

dan anggota BPD yang tergolong

masih rendah yang membuat mereka

terkesan pasif dalam memberikan

sosialisasi atau arahan tentang arti

penting partisipasi masyarakat dalam

perencanaan pembangunan desa

sehingga masyarakat yang orang

awam pun menjadi tidak ingin tau.

e. Kurang optimalnya penampungan

dan penyaluran aspirasi masyarakat

Desa Toapaya Utara, karena pada

saat berlangsungnya musyawarah

perencanaan pembangunan desa

banyak masyarakat yang tidak hadir

karena alasan kerja, sehingga aspirasi

itu kurang terakomodir serta

masyarakat kurang ikut mengawasi

atau mengevaluasi hasil

pembangunan yang telah

dirancangkan.

Berdasarkan penelitian yang

didapatkan peneliti di lapangan, maka

peneliti akan memberikan masukan atau

saran yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk meningkatkan

Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

Desa Di Desa Toapaya Utara Kecamatan

Toapaya Kabupaten Bintan Tahun 2014.

Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut:

a. Kepala Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa (BPD)

beserta perangkat-perangkatnya

sebagai lembaga yang berfungsi

salah satunya sebagai tempat

masyarakat desa untuk menyalurkan

aspirasi harus berperan aktif dalam

mengoptimalkan penyerapan dan

penyaluran aspirasi masyarakat desa

nya,

b. Pihak pemerintahan desa untuk rutin

melakukan musyawarah dengan

masyarakat agar segala keluhan dari

masyarakat pihak pemerintahan desa

mengetahui serta secara tanggap

menyelesaikannya,

c. Perlunya sosialisasi yang baik kepada

masyarakat terhadap program-

program pemerintahan desa dan

sosialisasi yang lebih mendalam lagi

kepada masyarakat,

d. Melakukan pertemuan rutin dengan

warga pada hari libur dimana warga

bisa hadir menyempatkan diri untuk

ikut terlibat dalam musyawarah

bersama,

e. Dari latar belakang pendidikan

sumber daya manusia perangkat desa

yang masih tergolong rendah,

hendaknya mendapatkan pelatihan

khusus dan pembinaan yang dapat

dilakukan oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Bintan sehingga para

perangkat desa dapat bekerja dengan

baik merencanakan pembangunan

desanya kearah lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo, 2006, Membangun

Desa Partisipatif, Yogyakarta:

Graha Ilmu

Adiyoso, Wignyo, 2009, Menggugat

Perencanaan Partisipatif dalam

Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

25

Pemberdayaan Masyarakat,

Surabaya: ITS Press

Awang, Azam, 2006, Otonomi Desa dan

Partisipasi Masyarakat,

Pekanbaru: Penerbit Alaf Riau

Bratakusumah, dkk, 2004, Otonomi

Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Harun, Rochajat & Ardianto, Elvinaro,

2011, Komunikasi Pembangunan

dan Perubahan Sosial: Perspektif

Dominan, Kaji Ulang, dan Teori

Kritis, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Kuncoro, Mudrajad, 2004, Otonomi dan

Pembangunan daerah: Reformasi,

Perencanaan, Strategi dan

Peluang, Jakarta: Penerbit

Erlangga

Kusumaningrat, Hikmat, 2009,

Memberdayakan Ekonomi Rakyat

Kecil, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Nugroho, Iwan, 2012, Pembangunan

Wilayah: Perspektif Ekonomi,

Sosial, dan Lingkungan, Jakarta:

LP3ES Ikapi

Nurcholis, Hanif, 2011, Pertumbuhan dan

Penyelenggaraan Pemerintahan

Desa, Jakarta: Penerbit Erlangga

Soekanto, Soerjono, 2006, Sosiologi Suatu

Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers

Soetomo, 2009, Pembangunan Masyarakat

Merangkai Sebuah Kerangka,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Soetomo, 2010, Strategi-strategi

Pembangunan Masyarakat,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Solekhan, Moch, 2012, Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, Malang:

Setara Press

Solihin, Wardan, Anang, 2009, Peduli

Kemiskinan, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Sugiyono, 2005, Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R & D,

Bandung: CV. Alfabeta

Theresia, Aprillia, dkk, 2014, Pembangunan

Berbasis Masyarakat, Bandung:

Penerbit Alfabeta

Trisantono, Bambang Soemantri, 2011,

Pedoman Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, Bandung:

Penerbit Fokusmedia

Widjaja, HAW, 2003, Otonomi Desa

Merupakan Otonomi Yang Asli

Bulat Dan Utuh, Jakarta, PT. Raja

Grafindo Persada

A. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004

Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2014

Tentang Desa

Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005

Tentang Pemerintahan Desa

Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan

Riau Nomor 8 Tahun 2005 Tentang

Pembentukan Desa Kuala Sempang,

Kelurahan Teluk Lobam di Kecamatan

Gunung Kijang

Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · bahwa desa menjadi alat vital bagi ... manusia, infrastruktur

26

Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor

12 Tahun 2007 Tentang Pemekaran

Kecamatan Toapaya

Pedoman Teknik Penulisan Usulan

Penelitian dan Skripsi Serta Ujian Sarjana

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang Tahun 2011

Profil Desa Toapaya Utara Tahun 2014

B. Internet

http://tanjungpinangpos.co.id/2013/11/8273

7/2014-pemkab-siapkan-lahan-sdn-003-

kangboi/, diakses 11 November 2014, pukul

17.00 Wib

Hanapiah, Ali, 2011, Fenomena

Pembangunan Desa, Institut Pemerintah

dalam negeri, Jatinangor

(http://www.jawabarat.ac.id. Diakses 9 Juli

2014 pukul 2:36 Wib)