6
GANGGUAN SYSTEM PENCERNAAN (ATRESIA ANI DAN HISPRUNG) Pathophysiolgy Gambar : Hubungan normal antara kompleks otot striata pelvis dan rectum

Patofisiologi Atresia Ani (1)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Patofisiologi Atresia Ani (1)

GANGGUAN SYSTEM PENCERNAAN (ATRESIA ANI DAN HISPRUNG)

Pathophysiolgy

Gambar : Hubungan normal antara kompleks otot striata pelvis dan

rectum

Page 2: Patofisiologi Atresia Ani (1)

Gambar : Gambaran anus imperforate letak rendah pada bayi laki-laki

Gambar : Atresia ani pada bayi tanpa fistel

Terjadinya anus imperforata karena kelainan congenital dimana

saat proses perkembangan embrionik tidak lengkap pada proses

perkembangan anus dan rectum. Rektum dan anus diyakini berkembang

dari bagian dorsal rongga hindgut atau kloaka saat perkembangan lateral

mesenkim membentuk septum urorectal di garis tengah. Septum ini

memisahkan rektum dan kanalis anal bagian dorsal dari kandung kemih

dan uretra. Dalam perkembangan selanjutnya ujung ekor dari belakang

berkembang jadi kloaka yang juga akan berkembang jadi genitor urinary

Page 3: Patofisiologi Atresia Ani (1)

dan struktur anoretal. Duktus kloaka adalah komunikasi kecil antara 2

bagian dari hindgut. Perkembangan dari septum urorectal diyakini untuk

menutup saluran ini pada usia kehamilan 7 minggu.

Atresia ani ini terjadi karena tidak sempurnanya migrasi dan

perkembangan kolon antara 7-10 minggu selama perkembangan janin.

Selama waktu ini, bagian ventral urogenital memperoleh pembukaan

eksternal; membran anus bagian dorsal terbuka setelahnya. Anus

berkembang oleh fusi dari tuberkel dubur dan invaginasi eksternal, yang

dikenal sebagai proctodeum, yang memperdalam ke arah rektum tetapi

dipisahkan oleh membran anus. Pemisahan membran ini harus terrpecah

pada usia kehamilan 8 minggu. Putusnya saluran pencernaan dari atas

dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa anus. Kegagalan tersebut

terjadi karena abnormalitas pada daerah uterus dan vagina, atau juga

pada proses obstruksi. Anus imperforate ini terjadi karena tidak adanya

pembukaan usus besar yang keluar anus sehingga menyebabkan feses

tidak dapat dikeluarkan.

Interferensi dengan pengembangan struktur anorektal pada

berbagai tahap mengarah ke berbagai anomali, mulai dari stenosis anus,

rupture inkomplit dari membran anal, atau agenesis anus untuk

menyelesaikan kegagalan bagian atas kloaka untuk turun dan kegagalan

proctodeum untuk invaginasi. Komunikasi lanjutan antara saluran

urogenital dan bagian dubur dari pelat kloaka menyebabkan fistula atau

fistula rectourethral rectovestibular.

Sfingter ani eksternal, yang berasal dari mesoderm eksterior,

biasanya ada tapi memiliki berbagai tingkat pembentukan, mulai dari otot

yang kuat (fistula perineal atau vestibular) dengan hampir tidak ada otot

(kompleks lama-umum-saluran kloaka, prostat atau kandung kemih-leher

fistula)

Atresia ani atau anus imperforate dapat disebabkan karena :

Page 4: Patofisiologi Atresia Ani (1)

1) Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum

urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi atau

pembentukan anus dari tonjolan embrionik

2) Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur,

sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur

3) Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani,

karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan

berusia 12 minggu atau tiga bulan

4) Berkaitan dengan sindrom down

5) Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan

Terdapat tiga macam letak

a. Tinggi (supralevator) → rektum berakhir di atas M.Levator ani

(m.puborektalis) dengan jarak antara ujung buntu rectum dengan

kulit perineum >1 cm. Letak upralevator biasanya disertai dengan

fistel ke saluran kencing atau saluran genital

b. Intermediate → rectum terletak pada m.levator ani tapi tidak

menembusnya

c. Rendah → rectum berakhir di bawah m.levator ani sehingga jarak

antara kulit dan ujung rectum paling jauh 1 cm.

Pada wanita 90% dengan fistula ke vagina/perineum

Pada laki-laki umumnya letak tinggi, bila ada fistula ke traktus urinarius.

Page 5: Patofisiologi Atresia Ani (1)

Gangguan perumbuhan (factor gen)Pembentukan anus dari tonjolan embrionikFusi

Atresia Ani

Reabsorbsi sisa metabolisme

tubuh

↑ tekanan intra abdominal;

Feses tidak keluar

Feses menumpuk

Vistel rektovagina

Feses masuk uretra

Dysuria

Mikroorganisme masuk saluran kemih

Resiko infeksi

Perubahan defekasi

Trauma jaringan

Pengeluaran tidak

terkontrol

Iritasi mukosa

Nyeri Perawatan tidak adekuat

Gangguan rasa nyaman

(nyeri)

Resiko kerusakan integritas

Operasi:Anoplasti, Klostomi

Mual, Muntah Keracunan

Resiko kekurangan

volume cairanGangguan eliminasi

BAK