Patofisiologi Pingsan (Sinkop) Dan Kejang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

zzx

Citation preview

Patofisiologi Pingsan (Sinkop)

Patofisiologi Pingsan (Sinkop)Pingsan (Sinkop) adalah kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, biasanya hanya beberapa detik atau menit, karena otak tidak mendapatkan cukup oksigen pada bagian-bagian otak yang merupakan bagian kesadaranPatofisiologi dari sinkop terdiri dari tiga tipe:Penurunan output jantung sekunder pada penyakit jantung intrinsik atau terjadi penurunan klinis volume darah yang signifikan.Penurunan resistensi pembuluh darah perifer dan atau venous return.Penyakit serebrovaskular klinis signifikan yang mengarahkan pada penurunan perfusi serebral.SinkopPada sinkop metabolic penurunan O2 dan nutrisi ke otak dapat terjadi pada keadaan hipoksia yang berat akibat tromboembolus paru yang besar dan anemia berat pada keadaan perdarahan akut atau penyakit hemolitik yang akut.

Aliran darah yang berkurang ke otak dapat terjadi karena : Jantung gagal untuk memompa darah,Pembuluh-pembuluh darah tidak mempunyai cukup kekuatan untuk mempertahankan tekanan darah untuk memasok darah ke otakTidak ada cukup darah atau cairan di dalam pembuluh-pembuluh darah,Gabungan dari sebab-sebab yang lainnya.

Patofisiologi kejang Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah focus kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik.Aktifitas kejang sebagian bergantung pada lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut. lesi di otak tengah, thalamus, dan korteks serebrum kemungkinan besar bersifat epileptogenic, sedangkan lesi di serebellum danbatang otak umumnya tidak memicu kejang.Ditingkat membrane sel, focus kejang memperlihatkan beberapa fenomena biokimia, termasuk :

Instabilitas membrane sel saraf, sel mudah mengalami pengaktifan.Neuron-neuron hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan muatan menurun dan apabila terpicu akan melepaskan muatan secara berlebihan.Kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan, hipopolarisasi, atau selang waktu dalam repolarisasi) yang disebabkan oleh kelebihan asetilkolin atau defisiensi asam gama amino butirat (GABA).

Ketidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam-basa atau elektrolit, yang mengganggu homeostasis kimiawi neuron sehingga terjadi kelainan pada depolarisasi neuron. Gangguan keseimbangan ini menyebabkan peningkatan berlebihan neurotransmitter eksitatorik atau deplesi neurotransmitter inhibitorik.