Upload
indra-putra
View
5
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
payah jantung
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PAYAH JANTUNG OEDEMA
PARUDAN GAGAL NAFAS
A. Konsep dasar
Gagal nafas yang terjadi pada klien dengan hard heart failure merupakan suatu
proses sistematis yang biasanya merupakan peristiwa yang panjang dan berakhir
dengan kegagalan fungsi jantung yang memicu terjadinya bendungan pada paru
sehingga terjadi "dead space" yang berakibat kegagalan ventilasi alveolar.(Paul
L.Marino 1991)
Gambar 1. Proses terjadinya berbagai masalah keperawatan pada klien
dengan HHF, Odem paru dan gagal nafas
1
Hipermetabolisme, hipertensi, infeksi dll
Hiperfungsi kerja jantung
Kompensasi kerja jantung terutama ventrikel kiri (Otot jantung menebal, mengeras,
elastisitas menu-run, kemampuan kontraksi turun, ukuran jantung membesar (LVH)
Penurunan ejeksi darah sistemik
Cardiac output menurun(tubuh melakukan kompensasi dengan
pengeluaran katakolamin sehingga terjadi peningkatan frekwensi denyut jantung,
peningkatan tahanan perifer (Dx Payah jantung I/II/III/IV)
Terjadi gangguan perfusi pada jaringan periper (Efek katakolamin di perifer mengakibatkan pengeluaran keringat
dingin
Bila tak tertanggulangi timbul dekompensasi (tekanan darah turun) (nadi
meningkat)
GGn perfusi jaringan
Terjadi bendungan pada daerah proksimal ventrikel kiri
Bendungan pada atrium kiri
Bendungan pada paru
Terjadi odem paru(Dahak warna putih berbuih) Rh +/+, Sesak nafas,
Asidosis respiratorik (Ggn pertukaran gas)/(Gagal nafas), Resiko terjadi ketidakefektifan bersihan jalan nafas
RVH (Pembesaran Ventrikel kanan )
Hipertensi pulmonal
Syok Kardiogenik
Dirawat di ruangan khusus, komunikasi dengan keluarga kurang,
memakai alat bantu nafas
Kecemasan gelisahBisa terjadi trauma
B Pengkajian
a. Identitas:
b.Keluhan utama : Jantung berdebar-debar dan nafas sesak
c. Riwayat keperawatan :
Klien merasakan jantungnya sering berdebar-debar dan nafas menjadi sesak dan
terasa lelah jika beraktivitas.. Riwayat hipertensi , DM, , Asthma ,Riwayat MRS
d. Data keperawatan
(a) Sistem pernafasan
DATA ETIOLOGI DIAGNOSES : Sesak nafas sejak,
pusing PaO2 < 95 % bertambah sesak jika bergerak atau kepala agak rendah, batuk (+) sekret berbuih, AGD tidak normal
O : RR >20 X/mnt, Rh , Wh , Retraksi otot pernafasan, produksi sekret banyak
Dekompensasi ventrikel kiri
Bendungan paru (odem paru)
Resiko tinggi terjadi ketidakefektifan bersihan jalan nafasResiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d adanya odem paru sekunder dekompensasi ventrikel kiri
(b) Sistem kardiovaskuler
DATA ETOLOGI DIAGNOSES : Kepala pusing, jantung
berdebar-debar, badan terasa lemah, kaki bengkak s
O : Bendungan vena jugularis (+), S1S2 ireguler S3 (+), Ictus kordis pada pada iccs 5-6, bergeeser ke kiri, Acral dingin, keluar keringat dingin, odem - - Kap.refill > 1-2dt
+ +
Dekompensasi kordis
penurunan kontraktilitas jantung
penurunan tekanan darah
Syok
Ggn perfusi ke jaringan
Ggn perfusi jaringan b.d penurunan kotraktilitas jantung
2
(c) Rasa aman
DATA ETIOLOGI DIAGNOSISS : Gelisah, mengeluh
nyeri dan rasa tidak enak
O : Tidak tenang, ingin mencabut alat yang terpasang,
Persaan tidak enak kaena terpasang alat ventilator,
aktivitas tak terkontrol
Resiko terjadi trauma
Resiko terjadi trauma b.d kegelisahan sebagai dampak pemasangan alat bantu nafasCemas b.d ancaman terhadap kematian
S : Gelisah, O : Tidak tenang, ingin
mencabut alat yang terpasang
Ruangan dengan berbagai alat
Suara monitor penyakit yg mengancam jiwa
Lingkungan yang asing
cemas
Cemas b.d ancaman kematian, situasi lingkungan perawatan dan disorientasi tempat.
Gangguan komunikasi verbal
C. Rencana Tindakan
Dx: Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan kontraktilitas otot jantung
Tujuan : Setelah dirawat selama 3X 24 jam T : 120/80, N : 88X/mnt, Urine 40-
50 cc/jam, pusing hilang
RENCANA TINDAKAN RASIONAL- Berikan posisi syok- Observasi vital sign (N : T : S ) dan
kapilarri refill setiap jam
- Kolaborasi: - Pemberian infus RL 28 tts/menit
- Foto thorak
- EKG - Lanoxin IV 1 ampul - Lasix 1 ampul - Observasi produksi urin dan balance cairan - Periksan DL
- Memenuhi kebutuhan pefusi otak- Untuk mengetahui fungsi jantung dalam
upaya mengetahui lebih awal jika terjadi gaguann perfusi
- RL untuk memenuhi kebutuhan cairan intra vaskuler, mengatasi jika terjadi asidosis mencegah kolaps vena.
- Untuk memastikan aanatomi jantung dan melihat adanya edema paru.
- Untuk melihat gambaran fungai jantung- Memperkuat kontraktilitas otot jantung- Meningkatkan perfusi ginjal dan
mengurangi odem- Melihat tingkat perfusi dengan menilai
optimalisasi fungsi ginjal.- Untuk melihat faktor-faktor predisposisi
peningkatan fungsi metabolisme klliensehingga terjadi peningkatan kerja jantung.
3
Dx Resiko ganguan pertukaran gas
Tujuan : Setelah dirawat selama 3X24 jam RR : 18 X/mnt, sesak (-), BGA normal
paO2 95-100 %
RENCANA TINDAKAN RASIONALISASI- Lapangkan jalan nafas dengan
mengektensikan kepala- Lakukan auskultasi paru- Lakukan suction jika ada sekret- Berikan O2 per kanul 6-10lt/mnt atau
bantuan nafas dengan ventilator sesuai mode dan dosis yang telah ditetapkan.
- Kolaborasi pemeriksaan - BGA dan SaO2 - Orbservasi pernafasan observasi seting
ventilator
- Untuk meningkatkan aliran udara sehingga suply O2 optimal
- Untuk mengetahui adanya sekret- Meningkatkan bersihan jalan nafas- Untuk meningkatkan saturasi O2
jaringan
- Untuk mengetahui optimalisasi fungsi pertukaran gas pada paru
- Untuk membantu fungsi pernafasan yang terganggu
Dx : Resiko terjadi ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d tidak adanya
reflek batuk dan produksi sekret yang banyak
Tujuan : Setelah dirawat tidak terjadi sumbatan jalan nafas, stridor (-), dyspnoe (-),
sekret bersih
TINDAKAN RASIONALISASI- Auskultasi bunyi nafas tiap 2 - jam- Lakukan suction jika terdengar
stridor/ ronchi sampai bersih.- Pertahankan suhu humidifier 35-
37,5 derajat- Monitor status hidrasi klien- Lakukan fisiotherapi nafas- Kaji tanda-tanda vital sebelum
dan setelah tindakan
- Memantau keefektifan jalan nafas- Jalan nafas bersih, sehingga mencegah
hipoksia, dan tidak terjadi infeksi nasokomial.- Membantu mengencerkan sekret
- Mencegah sekret mengental- Memudahkan pelepasan sekret- Deteksi dini adanya kelainan
4
Dx : Ketidakefektifan pola nafas b.d dengan kelelahan, pengesetan ventilator
yang tidak tepat, obstruksi ETT
Tujuan : Setelah dirawat nafas sesuai dengan irama ventilator, volume nafas
adekuat, alarm tidak berbunyi
RENCANA TINDAKAN RASIONALISASI- Lakukan pemeriksaan ventilator tiap 1-2 jam- Evaluasi semua ventilator dan
tentukan penyebabnya- Pertahankan alat resusitasi bag &
mask pada posisi TT sepanjang waktu
- Evaluasi tekanan atau kebocoran balon cuff
- Masukka penahan gigi- Amankan selang ETT dengan
fiksasi yg baik- Monitor suara nafas dan
pergerakan dada
- Deteksi dini adanya kelainan pada vntilator- Bunyi alarm pertanda ggn fungsi ventilator
-Mempermudah melakukan pertolongan jika sewaktu[waktu ada gangguan fungsi ventilator- Mencegah berkurangnya aliran udara nafas- Mencegah tergigitnya selang ETT- Mencegah selang ETT tercabut- Evaluasi keefektifan pola nafas
Dx : Resiko terjadi trauma b.d kegelisahan sebagai efek pemasangan alat bantu
nafas
Tujuan :
Setelah dirawat klien tidak mengalami iritasi pd jalan nafas, idak terjadi baro
taruma, tidak terjadi keracunan O2, tidak terjadi infeksi saluran nafas, suhu
tubuh 36,5-37 derajat celcius
TINDAKAN RASIONALISASI- - Orientasikan klien tentang alat
perawatan yang digunakan- Jika perlu lakukan fiksasi- Rubah posisi setiap 2 jam
- Yakinkan nafas klien sesuai dengan irama vetilator
- Obsevasi tanda dan gejala barotrauma- Kolaborasi penggunaan sedasi- Evaluasi warna dan bau sputum- Lakukan oral hygiene setiap hari- Ganti slang tubing setiap 24-72 jam- Kolaborasi pemberian antibiotika- -
- Agar klien memahami peran dan fungsi serta sikap yang harus dilakukan klien
- Untuk mencegah trauma- Untuk mencegah timbulnya trauma akibat penekanan yang terus menerus pada satu tempat.
- Mencegah fighting sehingga trauma bisa dicegah
- Untuk deteksi dini- Untuk mencegah fighting- Monitor dini terjadini infeksi skunder- Mencegah infeksi skunder- Menjamin selang ventilator steril- Sebagai profilaksis
5
Dx : Cemas b.d disorientasi ruangan dan ancaman akan kematian
Tujuan : Setelah dirawat kien kooperatif, tidak gelisah dan tenang
TINDAKAN RASIONAL- Lakukan komunikasi terapeutik- Berikan orientasi ruangan- Dorong klien agar mengepresikan perasaannya- Berikan suport mental
- Berikan keluarga mengunjungi pada saat-saat tertentu
- Berikan informasi realistis sesuai dengan tingkat pemahaman klien
- Membinan hubungan saling percaya- Mengurangi stress adaptasi- Menggali perasaan dan masalah klien- Mengurangi cemas dan meningkatkan daya tahan klien- Untuk meningkatkan semangat dan motivasi
- Agar klien memahami tujuan perawatan yang dilakukan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Marini L. Paul (1991) ICU Book, Lea & Febriger, Philadelpia
Tabrani (1998), Agenda Gawat Darurat, Pembina Ilmu, Bandung
Carpenitto (1997) Nursing Diagnosis, J.B Lippincott, Philadelpia
Hudack & Galo (1996), Perawatan Kritis; Pendekatan Holistik, EGC , Jakarta
7
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN TN. D.S DENGAN HHF + ODEM PARU DAN
GAGAL NAFAS
DI RUANG ICU GBPT RS. DR. SOETOMO
TGL. 20-21 AGUSTUS 2001
A. PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama : Tn DS
Umur : 52 tahun
Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Sopir dan pekerja bangunan
Alamat : Mojosari, Mojokerto
Penanggung : Biaya sendiri
b. Keluhan utama : -
c. Riwayat keperawatan
Klien mengeluh batuk-batuk kecil dan sesak ringan sejak satu bulan yang lalu,
setiap mengeluh biasanya memeriksakan diri ke "mantri" dan biasanya hilang
setelah diberi obat (jenis dan dosis lupa). Pada tanggal 17 Agustus 2001 sore klien
mengeluh sesaknya makin bertambah, klien memeriksakan diri je RS Mojosari
tetapi dianjurkan langsung ke Surabaya. Tanggal 17 Agustus sore sekitar Pk 22.00
klien baru tiba di RSDS dalam keadaan sesak dan diberikan bantuan nafas (bag &
mask) dan obat dibawah lidah. Riwayat Hipertensi (+) sejak tahun 1987, Riwayat
DM (tidak tahu), riwayat Asthma (-) tetapi orang tua penderita asthma, riwayat
MRS (-).
d. Data keperawatan
(a). Sistem respirasi
Data Etiologi Diagnose
S : -
O : Rh +/+, Wh +/+, Stridor
(+), retraksi otot
pernafasan (-),Terpasang
Terpasang ETT
Produksi sekret banyak
Resiko terjadi
Resiko tinggi terjadi
ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
8
ETT No 7,5, dan ventilator
dengan mode CPAP , Fi O2
40 %, PEEP 5, EMV 10,
I:E 1 : 2; RR :20 X/mnt, ,
produksi sekret banyak,
reflek menelan baik
BGA : PH:7,475;
PCO2:32,2; PO2:98,4
HCO3:23,2; BE:-0,4;
cyanoisis (-),,SpO2 100 %,,
Foto Thorak terdapat
gambaran odem paru pada
kedua lobus paru., jantung
tampak membesar
ketidakefektifan jalan
nafas
Dekompensasi ventrikel
kiri
Bendungan paru
(odem paru)
ventilasi tidak optimal
Hipoksia
Gangguan pertukaran
gas b.d adanya odem
paru sekunder
dekompensasi ventrikel
kiri
(b) Sistem kardiovaskuler
Data Etologi Diagnose
S : -
O : Bendungan vena
jugularis (-), S1S2
ireguler S3 (-), Ictus
kordis 2 jari,, bergeeser
ke kiri, Acral hangat,
keluar keringat dingin,
(-) odem pada kaki (-),
Kap.refill > 2dt, EKG :
tampak gambaran PVC
pada seluruh lead, dan
gambaran LVH pada
lead V 6, Hb :12,8
HR: 132 X/mnt, T :
130/89 mm Hg,
Dekompensasi kordis
penurunan kontraktilitas
jantung
penurunan tekanan darah
Syok
Ggn perfusi ke jaringan
Resiko terjadi ggn perfusi
jaringan b.d penurunan
kotraktilitas jantung
(c) Rasa aman
Data Etiologi Diagnosis
S : - Persaan tidak enak kaena Resiko terjadi trauma b.d
9
O : Tidak tenang, ingin
mencabut alat yang
terpasang, gelisah
terpasang alat ventilator,
aktivitas tak terkontrol
Resiko terjadi trauma
kegelisahan sebagai
dampak pemasangan alat
bantu nafas
S : -,
O : Tidak tenang, ingin
mencabut alat yang
terpasang, gelisah,
tidak mampu
mengungkapkan
keinginnaya secara
verbal
Ruangan dengan berbagai
alat
Suara monitor penyakit yg
mengancam jiwa,
Lingkungan yang asing
cemas
Cemas b.d ancaman
kematian, situasi
lingkungan perawatan dan
disorientasi tempat.
Gangguan komunikasi
verbal
Terpasang infus pd kaki
kanan. Terpasang
kateter
Resiko terjadi infeksi
b.dadanya luka tempat
insersi alat perawatan
B. Rencana Tindakan
Dx : Resiko terjadi ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d tidak adanya
reflek batuk dan produksi sekret yang banyak
Tujuan : Setelah dirawat selama 2 hari tidak terjadi sumbatan jalan nafas, stridor (-),
dyspnoe (-), sekret bersih
Tindakan Rasionalisasi
- Auskultasi bunyi nafas tsebelum
dan setelah suction.
- Lakukan suction jika terdengar
stridor/ ronchi sampai bersih. @ 2
jam
- Pertahankan suhu humidifier 35-
37,5 derajat
- Monitor status hidrasi klien
- Lakukan fisiotherapi nafas
- Memantau keefektifan jalan nafas
- Jalan nafas bersih, sehingga mencegah hipoksia,
dan tidak terjadi infeksi nasokomial.
- Membantu mengencerkan sekret
- Mencegah sekret mengental
- Memudahkan pelepasan sekret
- Deteksi dini adanya kelainan
10
- Kaji tanda-tanda vital sebelum dan
setelah tindakan
Dx Resiko ganguan pertukaran gas
Tujuan : Setelah dirawat selama 2X24 jam RR : 18 X/mnt, sesak (-), BGA normal
SpO2 95-100 %
Rencana Tindakan Rasionalisasi
- Lapangkan jalan nafas dengan
mengektensikan kepala
- Lakukan auskultasi paru
- Lakukan suction jika ada sekret
- Berikan O2 per kanul 6-10lt/mnt atau
bantuan nafas dengan ventilator sesuai
mode dan dosis yang telah ditetapkan.
- Kolaborasi pemeriksaan
- BGA dan SpO2
- Orbservasi pernafasan observasi seting
ventilator
BIPAP 10-18, FiO2 :35 %, I:E = 1:2,
- Untuk meningkatkan aliran udara
sehingga suply O2 optimal
- Untuk mengetahui adanya sekret
- Meningkatkan bersihan jalan nafas
- Untuk meningkatkan saturasi O2
jaringan
- Untuk mengetahui optimalisasi fungsi
pertukaran gas pada paru
- Untuk membantu fungsi pernafasan yang
terganggu
Dx: Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan kontraktilitas otot jantung
Tujuan : Setelah dirawat selama 2 hari T : 120/80, N : 88X/mnt, Urine 70 cc/jam,
pusing hilang, EKG normal, dekompensasi (-)
Rencana Tindakan Rasional
- Observasi vital sign (N : T : S ) dan
kapilarri refill dan suhu acral setiap jam
- Lakukan balance cairan @ 24 jam
- Kolaborasi:
- Untuk mengetahui fungsi jantung dalam
upaya mengetahui lebih awal jika terjadi
gaguann perfusi
- Untuk mencegah overload cairan dan
mengurangi beban kerja jantung
11
- Pemberian infus RL 28 tts/menit 500
cc/24 jam
- Foto thorak
- EKG
- Captopril 3 X 25 mg
- ISDN 3 X 5 mg
- Spironelacton 1 X 50 mg
- Lasix 1 ampul
- KSR 3 X 1 tab
- Observasi produksi urin dan balance
cairan
- Periksan DL
- RL untuk memenuhi kebutuhan cairan
intra vaskuler, mengatasi jika terjadi
asidosis mencegah kolaps vena.
- Untuk memastikan aanatomi jantung dan
melihat adanya edema paru.
- Untuk melihat gambaran fungsi jantung
- menurukan tekanan darah sehingga
tahanan jantung berkurang.
- Memperbaiki kontraktilitas dan perfusi
otot jantung.
- Menceggah Asidosis metabolik
- Meningkatkan perfusi ginjal dan
mengurangi odem
- Mengatur metabolisme kalium yang
bermanfaat untuk memperbaiki
kontraksi otot jantung
- Melihat tingkat perfusi dengan menilai
optimalisasi fungsi ginjal.
- Untuk melihat faktor-faktor predisposisi
peningkatan fungsi metabolisme
klliensehingga terjadi peningkatan kerja
jantung.
Dx : Ketidakefektifan pola nafas b.d dengan kelelahan, pengesetan ventilator
yang tidak tepat, obstruksi ETT
Tujuan : Setelah dirawat selama 2 hari nafas sesuai dengan irama ventilator,
volume nafas adekuat, alarm tidak berbunyi
Rencana Tindakan Rasionalisasi
- Lakukan pemeriksaan ventilator tiap
1-2 jam
- Evaluasi semua ventilator dan
tentukan penyebabnya
- Pertahankan alat resusitasi bag &
mask pada posisi TT sepanjang
waktu
- Evaluasi tekanan atau kebocoran
- Deteksi dini adanya kelainan pada vntilator
- Bunyi alarm pertanda ggn fungsi ventilator
-Mempermudah melakukan pertolongan jika
sewaktu[waktu ada gangguan fungsi ventilator
- Mencegah berkurangnya aliran udara nafas
- Mencegah tergigitnya selang ETT
- Mencegah selang ETT tercabut
12
balon cuff
- Masukka penahan gigi
- Amankan selang ETT dengan fiksasi
yg baik
- Monitor suara nafas dan pergerakan
dada
- Evaluasi keefektifan pola nafas
Dx : Resiko terjadi trauma b.d kegelisahan sebagai efek pemasangan alat bantu
nafas
Tujuan : Setelah dirawat selama 2 hari klien tidak mengalami iritasi pd jalan nafas,
idak terjadi baro taruma, tidak terjadi keracunan O2, tidak terjadi infeksi
saluran nafas, suhu tubuh 36,5-37 derajat celcius
Tindakan Rasionalisasi
-
- Orientasikan klien tentang alat perawatan
yang digunakan
- Jika perlu lakukan fiksasi
- Rubah posisi setiap 2 jam
- Yakinkan nafas klien sesuai dengan irama
vetilator
- Evaluasi warna dan bau sputum
- Lakukan oral hygiene setiap hari
-
- Agar klien memahami peran dan fungsi
serta sikap yang harus dilakukan klien
- Untuk mencegah trauma
- Untuk mencegah timbulnya trauma akibat
penekanan yang terus menerus pada satu
tempat.
- Mencegah fighting sehingga trauma bisa
dicegah
- Untuk deteksi dini
- Untuk mencegah fighting
Dx : Cemas b.d disorientasi ruangan dan ancaman akan kematian
Tujuan : Setelah dirawat selama 2 hari diharapkan klien kooperatif, tidak gelisah
dan tenang
Tindakan Rasional
- Lakukan komunikasi terapeutik
- Berikan orientasi ruangan
- Dorong klien agar mengepresikan
perasaannya
- Berikan suport mental
- Membinan hubungan saling percaya
- Mengurangi stress adaptasi
- Menggali perasaan dan masalah klien
- Mengurangi cemas dan meningkatkan
daya tahan klien
13
- Berikan keluarga mengunjungi pada
saat-saat tertentu
- Berikan informasi realistis sesuai dengan
tingkat pemahaman klien
- Untuk meningkatkan semangat dan
motivasi
- Agar klien memahami tujuan perawatan
yang dilakukan.
Dx : Resiko terjadi infeksi s.e penurunan daya tahan dan adanya insersi alat-
alat perawatan
Tujuan : setelah dirawat selama 3 hari tidak terjadi infeksi skunder
Tindakan Rasional
-- Ganti slang tubing setiap 24-72 jam
- Lakukan perawatan infus @ 24 jam
- Lakukan perawatan kateter @ jam
- Cek suhu tubuh @ 8 jam
- Observasi tanda peradangan pada lokasi
insersi alat perawatan.
- Mandikan klien 2 X seharil
- Lakukan oral hygiene @ 24 jam
- Mencegah infeksi skunder pd salnaf
- Mencegah infeksi /plebitis pada insersi
infus
- Mencegah infeksi pada traktus urinarius
- Sebagai salah satu indikator tjd infeksi
- Tanda berupa panas, bengkak,
kemerahan, nyeri serta ggn fungsi.
- Memperbaiki kebersihan kulit dan mulut
sbg upaya mencegah kolonisasi kuman
pada kulit/mulut.
C.Tindakan keperawatan
DX TGL/JAM TINDAKAN HASIL
1 20-8-2001
08.00
08.05
08.25
09.00
10.00
12.00
14.00
21-8-200
08.00
08.05
- Melakukan auskultasi bunyi nafas
- Melakukan fisiotherapi nafas
- Melakukan suction
- Mengecek suhu humidifier
- Memonnitor tanda-tanda vital
- Melakukan auskultasi paru dan suction
- Melakukan auskultasi paru dan suction
- Melakukan auskultasi paru dan suction
- Melakukan fisiotherapi nafas
Wh -/-, Rh +/-, Stridor (-)
Klien dalam posisi semi
fowler
Sekret banyak
S : 37 OC
T:136/79, N:96,
RR:18X/mnt
Sekret bersih
Sekret bersih
14
08.25
09.00
10.00
12.00
14.00
- Melakukan suction
- Mengecek suhu humidifier
- Memonnitor tanda-tanda vital
- Melakukan auskultasi paru dan suction
- Melakukan auskultasi paru dan suction
Wh -/-, Rh +/-, Stridor (-)
Klien dalam posisi semi
fowler
Sekret banyak
S : 37 OC
T:136/79, N:96,
RR:18X/mnt
Sekret bersih
Sekret bersih
2 20-8-2001
08.00
10.15
11.00
13.00
21-8-2001
08.00
10.15
11.00
13.00
- Memonitor seting Ventilator BIPAP 18
X/mnt, PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :35 %,.
- Memonitor SpO2
- Mengambil bahan pemeriksaan BGA .
Memonitor seting Ventilator BIPAP 18
X/mnt, PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :35 %,.
- Memonitor SpO2
Memonitor seting Ventilator BIPAP 18
X/mnt, PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :35 %,.
- Memonitor SpO2
- Memeriksa adanya Cyanosis
- - Memonitor seting Ventilator CPAP 18
X/mnt, PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :45 %,.
- Memonitor SpO2
- Mengambil bahan pemeriksaan BGA .
Memonitor seting Ventilator CPAP 18
X/mnt, PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :40 %,.
- Memonitor SpO2
Memonitor seting Ventilator CPAP 18
X/mnt, PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :40 %,.
- Memonitor SpO2
- Memeriksa adanya Cyanosis
- Ventilator sudah terseting
- Bahan lab sudah terambil
-Ventilator sudah terseting
SpO2 98 %
Monitor sudah terseting
SpO2 98%
Cyanosis (-)
Nafas spontan lemah
SpO2 100%
Darah arteri sudah terambil
SpO2 100%
cyanoisis (-)
Nafas spontan lemah
SpO2 100%
cyanoisis (-)
15
3 20-8-2001
07.30
09.00
09.10
21-8-2001
07.30
09.00
09.10
- Melakukan balance cairan
- Pemberian infus RL 5 tts/menit
- Memonitor EKG dan suara jantung
Pemberian obat personde
- Captopril 25 mg
- ISDN 5 mg
- Spironelacton 50 mg
- KSR 1 tab
Pemberian terapi IV
- Lasix 1 ampul
Mengobservasi vital sign
- Melakukan balance cairan
- Pemberian infus RL 5 tts/menit
- Memonitor EKG
Pemberian obat personde
- Captopril 25 mg
- ISDN 5 mg
- Spironelacton 50 mg
- KSR 1 tab
Pemberian terapi IV
- Lasix 1 ampul
Input : 1500 Oput : 1200
Infus lancar
PVC S1S2 normal
Obat masuk alergi (-)
Alergi (+)
Input : 1500 Oput : 1200
Infus lancar
PVC
Obat masuk alergi (-)
Alergi (+)
4 20-8-2001
08.30
10.30
12.30
21-8-2001
08.30
10.30
12.30
Melakukan pemeriksaan ventilator
- Memrtahankan alat resusitasi bag & mask
pada posisi TT
- Mengevaluasi tekanan atau kebocoran
balon cuff
- Mengamankan selang ETT dengan fiksasi
- Memonitor suara nafas dan pergerakan
dada
Melakukan pemeriksaan ventilator
- epertahankan alat resusitasi bag & mask
Ventilator lancar
Bag & mask sudah tersedia
Kbocoran (-)
Fiksasi baik
Geraakan dada dan nafas
sesuai
Ventilator lancar
Bag & mask sudah tersedia
16
pada posisi TT
- Mengevaluasi tekanan atau kebocoran
balon cuff
- Mengamankan selang ETT dengan fiksasi
- Memonitor suara nafas dan pergerakan
dada
Kbocoran (-)
Fiksasi baik
Geraakan dada dan nafas
sesuai
5 20-8-2001
11.00
11.15
21-8-2001
11.00
11.15
Menyampaikan agar klien tidak mencabut
alat-alat peralatan yang ada di tubuh klien
- Menganjurkan klien agar merubah posisi
secara teratur
Menyampaikan agar klien tidak mencabut
alat-alat peralatan yang ada di tubuh klien
- Menganjurkan klien agar merubah posisi
secara teratur
Klien setuju
Klien setuju
Klien setuju
Klien setuju
6 20-8-2001
10.30 - Memperhatikan keluhan klien
- Mendorong klien agar mengepresikan
perasaannya
- Memberikan suport mental
- Memberika informasi tentang
perkembangan keadaan klien sekarang
-
Klien tenang
Klien bercerita tentang
penyakitnya
Klien optimis
Klien paham dan tampak
tenang
7 20-8-2001
09.25
09.35
- Melakukan oral hygiene
- Mengobservasi tanda peradangan pada
lokasi insersi alat perawatan.
- Merawat infus
- Merawat kateter
- Memonitor suhu tubuh
Mulut bersih
Tanda radang (-)
Infus dan kateter terawat
S ; 36,7 o C
17
21-8-2001 - Melakukan oral hygiene
- Mengobservasi tanda peradangan pada
lokasi insersi alat perawatan.
- Merawat infus
- Merawat kateter
- Memonitor suhu tubuh
Mulut bersih
Tanda radang (-)
Infus dan kateter terawat
S ; 36,7 o C
D. Evaluasi
DIAGNOSE PERKEMBANGAN
Resiko terjadi ketidak
efektifan bersihan jalan
nafas
22-8-2001 Pk.09.00
S : Klien mengatakan dapat batuk dan menelan
O : sekret (-), stridor (-) sumbatan jalan nafas (-)
A : Masalah tidak terjadi
P : Pindahkan klien ke ruang perawatan jantung (ICCU)
Gangguan pertukaran
gas
22-8-2001 Pk 09.00
S : sesak (-)
O : Klien nafas spontan dengan canul nasal 6 lt/mnt, cyanosis
(-), SpO2 100 %, BGA PH:7,44, PCO2 :42,5, PO2 : 96
mmHg, BE : 3 RR : 16X
A : Masalah teratasi
P : Lakukan perawatan di ruang jantung
Resiko gangguan perfusi 22-8-2001 Pk.09.00
S : pusing (-), berdebar (-),
O : T : 135/89 mm Hg, N : 96 X/mnt, Acral hangat, keringat
dingin (-), kapilari refill 2 dt, Hb 12,4 , EKG : PVC pada
semua lead, S1S2 reguler, S3 (-), Foto Thorak LVH (+)
A : Masalah tidak terjadi
P : Lanjutkan perawatan di ruang jantung
Ggn pola nafas 22-8-2001 Pk. 09.00
S : klien merasa lebih lega
O : Vnetilator sudah diwining, gelisah (-), tanda barotrauma
(-)
A :Masalah tidak terjadi
P : -
Resiko terjadi taruma 22-8-2001 Pk. 09.00
18
S : klien nyaman
O : tanda-tanda trauma fisik tidak ada
A : Masalah tidak terjadi
P : -
Kecemasan 21-8-2001 Pk 11.00
S : Klien mengatakan optimis akan segera sembuh
O : Klien komunikatif dan tampak tenang
A : Masalah teratasi
P :-
Resiko terjadi infeksi S : Klien tidak mengeluh badan terasa panas
O : Tanda radang (-), infus dan kateter terawat, S : 36,7 o C
A : Masalah tidak terjadi
P : lanjutkan perawatan di ICCU
19