Upload
friedi-kristian-carlos
View
277
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
blok 5
Citation preview
PENDAHULUAN
Struktur anatomi manusia pada umumnya terdiri dari ossa(tulang), articulatio(sendi), dan
muscularis(otot). Ketiga bagian dan susunan dalam anatomi manusia inilah yang juga
mempengaruhi fungsi-fungsi diseluruh tubuh manusia. Dan kelainan-kelainan yang dialami
di tubuh manusia, juga diatur oleh struktur umum anatomi manusia ini.
Seperti contoh seorang anak laki-laki berumur 10 tahun dibawa ke dokter karena jari-jari
tangan kanannya terjepit pintu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan jari tangan kedua dan
ketiga tangan kanannya bengkak.(Megali)
Pada contoh diatas kita bisa menyimpulkan permasalahannya adalah cedera yang dialami
oleh anak tersebut di jari tangan kedua dan ketiga pada tangan kanannya. Penyebab
megali(bengkak) yang dialami anak itu juga terjadi karena adanya pengaruh struktur anatomi
manus dan mekanisme otot pada manus terhadap fungsi jari-jari tangan pada manusia.
Struktur anatomi manus itu sendiri sama seperti struktur anatomi pada bagian tubuh manusia
lainnya, yaitu terdiri dari Ossa(tulang), Muscularis(otot), dan Articulatio(sendi).
Struktur anatomi manusia mempengaruhi fungsi setiap bagian di seluruh tubuh manusia.
Seperti yang diketahui pada anak tersebut jari tangan kanannya terjepit, tetapi yang bengkak
hanya jari tangan kedua dan ketiga tangan kanan. Disitu kita bisa bertanya mengapa hanya
jari tangan kedua dan ketiga dan bengkak dan apa penyebabnya, padahal seluruh jari
tangannya terjepit.
Tidak hanya struktur anatomi pada tangan dan jari tangan. Bengkak itu juga diliputi oleh
sistem atau mekanisme kontraksi otot yang terjadi pada jari tangan anak tersebut. Dan
tentunya struktur anatomi dan mekanisme kontraksi otot pada manus(tangan) terutama pada
jari-jari tangan saling berkesinambungan atau saling mempengaruhi.
Dalam makalah ini dijelaskan tentang mengapa jari tangan kedua dan ketiga tangan kanan
bisa bengkak, struktur anatomi manus, yang terdiri dari ossa(tulang), articulatio(sendi), dan
muscularis(otot) serta mekanisme kontraksi otot pada manus. Dan apa hubungan struktur
anatomi manus dan mekanisme kontraksi otot terhadap fungsi jari tangan. Melalui makalah
ini, diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang struktur anatomi
manus dan mekanisme kontraksi otot pada manus.
1
A. STRUKTUR ANATOMI MANUS
A.1 OSSA(TULANG)
Sebagai unsur pokok kerangka orang dewasa, jaringan tulang menyangga struktur
berdaging, melindungi organ-organ vital seperti yang terdapat di dalam tengkorak dan
rongga dada, dan menampung sumsum tulang, tempat sel-sel darah dibentuk. Tulang
juga berfungsi sebagai cadangan kalsium, fosfat, dan ion lain, yang dapat dilepaskan
atau disimpan dengan cara terkendali untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion
penting ini di dalam cairan tubuh.1
Selain itu, tulang membentuk suatu sistem pengungkit yang melipatgandakan
kekuatan yang dibangkitkan selama otot rangka berkontraksi dan mengubahnya
menjadi gerakan tubuh. Jaringan bermineral ini memberi fungsi mekanik dan
metabolik kepada kerangka.1
Tulang adalah jaringan ikat khusus yang terdiri dari atas materi antarsel berkapur,
yaitu matriks tulang dan 3 jenis sel, yaitu :1,2
Osteosit, yang terdapat di rongga-rongga(lakuna) di dalam matriks
Osteoblast, yang menyintesis unsur organik matriks
Osteoklas, yang merupakan sel raksasa multinuklear yang terlibat dalam
resorpsi dan remodelling jaringan tulang.
I. TULANG PERGELANGAN TANGAN(KARPUS)
Pergelangan tangan terbentuk dari delapan tulang karpal ireguler yang tersususn dalam
dua baris, setiap baris berisi empat tulang.1
Barisan tulang karpal proksimal dari sisi ibu jari dalam posisi anatomis terdiri dari
tulang berikut ini :1,3
1. Navikular(skafoid), dinamakan demikian karena bentuknya menyerupai
perahu.
2. Lunatum, dinamakan demikian karean bentuknya seperti bulan sabit.
3. Trikuetral(triangular), dinamakan demikian memiliki tiga sudut.
2
4. Pisiform, yang berarti kacang, dinamakan demikian karena ukuran dan
bentuknya menyerupai kacang.
Gambar 1.1
3
Barisan tulang karpal distal terdiri dari :1,3
1. Trapezium, sebelumnya disebut tulang multangular besar karena
permukaannya yang banyak.
2. Trapezoid, berukuran lebih kecil, tetapi multi-sisi juga.
3. Kapitatum, dinamakan demikian karena kepala tulang yang bulat dan besar.
4. Hamatum, berarti kait, dinamakan demikian karena ada tonjolan menyerupai
kait, yang meluas pada sisi medial pergelangan tangan.
II. TANGAN(Metakarpus)
Tersusun dari lima tulang metakarpal.1,3
a. Semua tulang metakarpal sangat serupa, kecuali untuk ukuran panjang metakarpal
pertama pada ibu jari.
b. Setiap tulang metakarpal memiliki sebuah dasar proksimal yang berartikulasi dengan
barisan distal tulang karpal pergelangan tangan, sebuah batang, dan sebuah kepala
terpilin yang berartikulasi dengan sebuah tulang falang, atau tulang jari. Kepala
tulang metakarpal membentuk buku jari yang menonjol pada tangan.
III. TULANG –TULANG JARI
Disebut Phalanges, tulang tunggalnya lebih sering disebut tulang falang.1,3
a. Setiap jari memeiliki tiga tulang, yaitu tulang falang proksimal, medial, dan falang
distal.
b. Ibu jari hanya memiliki tulang falang proksimal dan medial.
A.2 ARTICULATIO(SENDI)
Sendi adalah daerah tulang yang ditutupi dan dikelilingi oleh jaringan ikat yang
menahan tulang dan menentukan jenis dan derajat pergerakan di antaranya. Sendi
dapat digolongkan sebagai diartrosis, yang memungkinkan pergerakan tulang secara
bebas dan sinartrosis, dengan sedikit pergerakan yang dapat dilakukan atau tidak
sama sekali. Suatu artikulasi, atau persendian terjadi saat permukaan dari dua tulang
4
bertemu, adanya pergerakan atau tidak bergantung pada sambungannya. Persendian
dapat diklasifikasi menurut struktur(berdasarkan ada atau tidaknya rongga persendian
di antara tulang-tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan
dengan persendian tersebut), dan menurut fungsi persendian(berdasarkan jumlah
gerakan yang mungkin dilakukan pada persendian).1,2
I. KLASIFIKASI STRUKTURAL PERSENDIAN
1. Persendian fibrosa : tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan
ikat fibrosa.2
2. Persendian kartilago : tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan
jaringan kartilago.2
3. Persendia sinovial : memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan
ligamen artikular yang membungkusnya.2
II. KLASIFIKASI FUNGSIONAL PERSENDIAN
1. Sendi Sinartrosis(sendi mati). Secara struktural persendian ini dibungkus dengan
jaringan ikat fibrosa atau kartilago.1,2
a. Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat dan
hanya ditemukan pada tulang tengkorak.
b. Sinkondrosis adalah sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan
kartilago hialin. Salah satu contohnya adalah lempeng epifisis sementara
antara epifisis dan dialisis pada tulang panjang seorang anak. Saat
sinkondrosis sementara berosifikasi, maka bagian tersebut dinamakan
sinostosis(tulang yang disatukan oleh jaringan tulang dan tidak ada gerakan
yang mungkin terjadi).
2. Amfiartrosis : sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya
sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi.1,2
a. Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus
kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya sedikit
gerakan.
b. Sindesmosis terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan
dengan serat-serat jaringan ikat kolagen.
5
c. Gomposis adalah sendi di mana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas
dalam kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada alveoli(kantong)
tulang rahang.
3. Diartrosis(Telur) : sendi yang dapat bergerak bebas, disebut juga sendi sinovial.
Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovial, suatu kapsul
sendi(artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi
sinovial dilapisi kartilago artikular. Cairan sinovial adalah cairan kental,
transparan, dan tanpa warna. Merupakan dialisat plasma darah dengan konsentrasi
asam hialuronat yang tinggi, yang dihasilkan oleh sel-sel lapisan sinovia.1,2
a. Lapisan terluar : kapsul sendi terbentuk dari jaringan ikat fibrosa rapat
berwarna putih yang memanjang sampai bagian periosteum tulang yang
menyatu pada sendi.1,2
Ligamen adalah penebalan kapsul yang berfungsi untuk menopang
kapsul sendi dan memberikan stabilitas.
Ligamen dapat menyatu dalam kapsul atau terpisah dari kapsul melalui
envaginasi kapsul.
b. Lapisan terdalam : kapsul sendi adalah membran sinovial yang melapisi
keseluruhan sendi, kecuali pada kartilago artikular.1,2
Membran sinovial mensekresi cairan sinovial, materi kental yang
jernih seperti putih telur. Materi ini terdiri dari 95% air dengan pH 7,4
dan merupakan campuran polisakarida(sebagian besar asam
hialuronat), protein, dan lemak.1,2
Cairan sinovial berfungsi untuk melumasi dan memberikan nutrisi
pada permukaan kartilago artikular. Cairan ini juga mengandung sel
fagosit untuk mengeluarkan fragmen jaringan mati(debris) dari rongga
sendi yang cedera atau terinfeksi.1,2
Pada beberapa sendi sinovial seperti persendian lutut, terdapat diskus
artikular(meniskus) fibrokartilago.1,2
a. Diskus artikular memodifikasi bentuk permukaan tulang yang
berartikulasi untuk mempermudah gerakan, memperbesar
stabilitas, atau untuk meredam goncangan.
6
b. Cedera paha diskus artikular lutut biasanya disebut robekan
kartilago.
Bursa adalah kantong tertutup yang dilapisi membran sinovial, dan
ditemukan di luar rongga sendi. Kantong ini terletak di bawah tendon
atau otot di atas tulang yang menonjol atau secara subkutan jika kulit
terpapar pada friksi, seperti pada siku atau tempurung lutut.1,2
III. KLASIFIKASI PERSENDIAN DIARTROSIS (SINOVIAL)
Didasarkan pada bentuk permukaan yang berartikulasi. Persendian dibagi menjadi :
1. Sendi Sferoidal
Terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang masuk dengan pas
ke dalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Sendi ini, yang dikenal
sebagai sendi traksial atau multiaksial memungkinkan rentang gerak yang lebih
besar, menuju ke tiga arah.2
2. Sendi Engsel
Permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada permukaan konkaf
tulang kedua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke satu arah saja dan dikenal
sebagai sendi uniaksial.1,2
3. Sendi Kisar(pivot joint)
Tulang berbentuk kerucut yang masuk dengan pas ke dalam cekungan tulang
kedua, dan dapat berputar ke semua arah. Sendi ini merupakan sendi uniaksial
yang memungkinkan terjadinya rotasi di sekitar aksis sentral.1,2
4. Persendian Kondiloid atau Sendi Telur
Terdiri dari sebuah kondilus oval suatu tulang yang masuk dengan pas ke dalam
rongga berbentuk elips di tulang kedua. Sendi ini merupakan sendi biaksial, yang
memungkinkan gerakan ke dua arah di sudut kanan setiap tulang.2
5. Sendi Pelana
Permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf di satu sisi dan konveks
pada sisi lainnya, sehingga tulang tersebut akan masuk dengan pas ke dalam
permukaan tulang kedua yang bentuk konveks dan konkafnya berada pada sisi
7
berlawanan, seperti dua pelana yang saling menyatu. Persendian ini adalah sendi
kondiloid yang termodifikasi sehingga memungkinkan gerakan yang sama. Satu-
satunya sendi pelana sejati yang ada dalan tubuh adalah persendian antara tulang
karpal dan metakarpal pada ibu jari.1,2
6. Sendi Peluru
Salah satu sendi yang permukaan kedua tulang yang berartikulasi berbentuk datar,
sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang terhadap tulang
lainnya. Sedikit gerakan ke segala arah mungkin terjadi dalam batas prosessus
atau ligamen yang membungkus persendian. Persendian semacam ini disebut
sendi nonaksial.1,2
A.3 OTOT
Secara umum berfungsi untuk kontraksi dan menghasilkan gerakan-gerakan. Otot ada
tiga macam, yaitu otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Otot rangka terdapat pada
sistem skeletal dan merupakan otot yang paling berperan dalam mekanik tubuh. Otot
rangka berfungsi dalam membantu pengontrolan gerakan, mempertahankan postur
tubuh, dan menghasilkan panas.4
Ketiga macam otot tersebut dipersarafi oleh saraf tepi yang terdiri atas serabut motoris
dari medula spinalis. Traktus piramidalis membawa pesan tonus, inhibisi, dan
fasilitasi terhadap otot-otot tubuh. Jaras piramidalis motoris mengadakan
decussatio(penyilangan) pada medula otak seperti koteks cerebri kanan mengatur
otot-otot anggota gerak kiri dan korteks cerebri kiri mengatur otot-otot anggota gerak
kanan.4
Jaringan otot, yang mencapai 40% sampai 50% berat tubuh pada umumnya tersusun
dari sel-sel kontraktil yang disebut serabut otot. Melalui kontraksi, sel-sel otot
meghasilkan pergerakan dan melakukan pekerjaan.1
I. FUNGSI SISTEM MUSKULAR
1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut
melekat dan bergerak dalam bagian-bagian organ internal tubuh.1
8
2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan
mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk
terhadap gaya gravitasi.1
3. Produksi panas. Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mempertahankan suhu normal tubuh.1
II. CIRI-CIRI OTOT, adalah :1
1. Kontraktilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau
mungkin juga tidak melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terengolasi
karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya
akan menghasilkan pemendekan yang terbatas.
2. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh
impuls saraf.
3. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi
panjang otot saat relaks.
4. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah
berkontraksi atau meregang.
III. KLASIFIKASI JARINGAN OTOT
Otot diklasifikasi secara struktural berdasarkan ada tidaknya striasi silang(lurik),
dan secara fungsional berdasarkan kendali kontruksinya, volunter(sadar) atau
involunter(tidak sadar), dan juga berdasarkan lokasi. Seperti otot jantung, yang
hanya ditemukan di jantung.1
IV. ISTILAH KHUSUS
Pada jaringan otot, organel selular yang umum juga terdapat dalam serabut otot,
teteapi sebagian memiliki nama yang berbeda.1,4
1. Sitoplasma disebut sarkoplasma
2. Retikulum endoplasma disebut sarkolema
3. Membran plasma disebut sarkolema.
a. Tubukus-T adalah rangkaian tubulus transversus pada otot rangka dan jantung
yang terbentuk melalui invaginasi sarkolema berbentuk seperti jari.
9
b. Sisterna terminal adalah struktur berbentuk kantong di kedua sisi tubulus-T
retikulum sarkoplasma.
c. Invaginasi tubulus-T dan sisterna terminal yang berdekatan di kedua sisinya
membentuk suatu triad.
V. JENIS-JENIS OTOT
Terbagi sebagai berikut :1
1. Otot rangka adalah otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
a. Serabut otot sangat panjang sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan
lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
b. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
c. Kontraksinya cepat dan kuat.
2. Otot polos adalah otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus,
serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik penernaan,
reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
a. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral yang terengolasi.
b. Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron(melapisi pembuluh
darah) sampai 0,5 mm pada uterus orang hamil.
3. Otot jantung adalah otot lurik, involunter, dan hanya ditemukan pada jantung.
a. Serabut terengolasi dan membentuk cabang dengan satu nukleus sentral.
b. Panjangnya berkisar antara 85 mikron sampai 100 mikron dan diameternya
sekitar 15 mikron.
c. Diskus terinterkalasi adalah sambungan kuat khusus pada sisi ujung yang
bersentuhan dengan sel-sel otot tetangga.
d. Kontraksi otot jantung kuat dan berirama.
10
VI. OTOT-OTOT TANGAN
Gambar 2.1
Otot-otot tenar merupakan otot-otot pendek pada jempol. Yang termasuk
otot tenar di antaranya : m.abduktor polisis brevis, m.fleksor polisis
brevis, m.oponens polisis, dan m.adduktor polisis.3,5
Otot-otot hipotenar : merupakan otot-otot pendek kelingking. Diantaranya
adalah m.abduktor digiti minimi, m.fleksor digiti minimi, dan m.oponens
digiti minimi. 3,5
11
M. lumbrikalis : keempat otot ini keluar dari tendon m.fleksor digitorum
profunda. Otot ini masuk ke sisi radial tiap falang proksimal dan ke
perluasan m.eksensor dorsal.5
M.lumbrikalis berfungsi dalam fleksi artikulasio metakarpofalangealis
tanpa fleksi artikulasio interfalangealis. 3,5
Gambar 2.2
Otot-otot interoseus : terdiri dari delapan otot yang kelaur dari korpus ossa
metakarpi. Otot ini bertanggung jawab atas fleksi artikulasio
metakarpofalangealis dan ekstensi artikulasio interfalangealis. Otot ini
juga melakukan gerak abduksi dan adduksi jari-jari tangan. Gerakan ini
terjadi di sekeliling jari tengah, adduksi adalah mendekatkan semua jari ke
12
tengah, abduksi adalah menjauhkannya dari jari tengah. Tiap m.interosei
dorsalis keluar dari dua metakarpal dan masuk ke falang proksimal untuk
menimbulkan adduksi(P.A.D). M.interosei dorsalis hanya keluar dari satu
metakarpal dan masuk ke falang proksimal menyebabkan abduksi(D.A.B).
perhatikan bahwa jari tengah tidak bisa mengalami adduksi(sehingga tidak
memiliki m.interosei palmaris) namun abduksi jari tengah bisa terjadi ke
dua sisi sehingga jari ini memiliki dua insersi m.interosei dorsalis.3,5
VII. TENDON
Tendon adalah sekumpulan jaringan fibrosa padat yang merupakan perpanjangan dari
pembungkus otot dan membentuk ujung-ujung oto ynag mengikatnya pada tulang.
Tendon ini dibatasi oleh membran sinovial yang berfungsi untuk memberikan pelicin
agar pergerakan tendon menjadi mudah.4
VIII. LIGAMEN
Ligamen adalah sekumpulan jaringan penyambung fibrosa yang padat, lentur, dan kuat.
Ligamen berfungsi menghubungkan ujung persendian dan menjaga kestabilan.4
IX. KARTILAGO
Kartilago terdiri atas serat yang tertanam dalam suatu gel yang kuat, tetapi elastis dan
tidak mempunyai pembuluh darah. Zat makanan yang sampai ke sel kartilago berasal
dari kapiler di perikondrium(jaringan fibrosa yang menutupi kartilago) dengan proses
difusi, atau pada kartilago sendi melalui cairan sinovial.4
B. MEKANISME KONTRAKSI OTOT
Pada umumnya mekanisme kontraksi otot yang meliputi inisiasi dan eksekusi kontraksi
otot berlangsung dalam tahap-tahap berurutan sebagai berikut :6
1. Potensial aksi menjalar di sepanjang suatu saraf motorik hingga ke ujungnya di
serat otot, dan saraf tersebut megeluarkan sejumlah kecil bahan neurotransmiter
asetilkolin.
13
2. Asetilkolin bekerja pada suatu daerah di membran otot untuk membuka saluran
bergerbang asetilkolin, yang memungkinkan ion natrium mengalir ke dalam serat
otot.
3. Potensial aksi berjalan di sepanjang membran serat otot, menyebabkan retikulum
sarkoplasma membebaskan ion kalsium yang telah tersimpan di retikulum ke dalam
miofibril.
4. Ion kalsium memicu gaya-gaya tarik antara filamen aktin dan miosin, menyebabkan
keduanya saling bergeser(sliding), ini adalah proses kontraksi.
5. Setelah sepersekian detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum
sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sampai datang potensial aksi otot,
pengeluaran ion kalsium dari miofibril ini menyebabkan kontraksi otot berhenti.
I. MEKANISME MOLEKULER KONTRAKSI OTOT
Kontraksi otot terjadi melalui mekanisme pergeseran filamen. Gaya-gaya mekanis yang
timbul oleh interaksi jembatan silang miosin dengan filamen aktin menyebabkan
filamen aktin bergeser ke dalam di antara filamen miosin. Pada keadaan istirahat, gaya-
gaya ini terhambat, tetapi jika terdapat potensial aksi merambat di membran serat otot,
retikulum sarkoplasma akan membebaskan sejumlah besar ion kalsium, yang
mengaktifkan gaya-gaya antara filamen miosin dan aktin yang kemudian memulai
kontraksi.6,7
Filamen miosin terdiri dari banyak molekul miosin. Ekor molekul miosin berkumpul
untuk membentuk badan filamen, sementara kepala miosin dan sebagian dari setiap
molekul miosin menggantung keluar ke arah samping bagian badan, membentuk lengan
yang menjulurkan kepala keluar dari badan. Kepala dan lengan yang menonjol
bersama-sama dinamai jembatan silang. Gambaran penting kepala miosin adalah bahwa
struktur ini berfungsi sebagai enzim adenosin trifosfatase(ATPase), yang
memungkinkannya memecah adenosin trifosfat(ATP) sehingga proses kontraksi dapat
berjalan.6,7
Filamen aktin terdiri dari aktin, tropomiosin, dan troponin. Masing-masing filamen
aktin memeiliki panjang sekitar 1 mikrometer. Pangkal filamen aktin melekat secara
14
kuat ke lempeng Z, sementara ujung-ujung lainnya menonjol dalam dua arah ke
sarkomer terdekat dan berada di antara molekul-molekul miosin.6,7
II. POTENSIAL AKSI OTOT
Manifestasi pertama datangnya potensial aksi adalah depolarisasi awal membran.
Setelah depolarisasi awal sebesar 15 mV, kecepatan depolarisasi akan meningkat. Saat
timbulnya perubahan kecepatan ini disebut ambang letup(firing level) atau kadang-
kadang disebut ambang(treshold). Setelah itu, gambaran pada osiloskop dengan cepat
mencapai dan melampaui garis isopotensial(potensial nol) sampai mencapai +35 mV.
Kemudian potensial ini berbalik dan turun dengan cepat ke tingkat istirahat. Apabila
repolarisasi hampir mencapai 70%, kecepatan repolarisasi akan menurun dan rekaman
mendekati tingkat istirahat secara lebih lambat. Kenaikan yang tajam dan penurunan
yang cepat adalah spike potential akson, dan penurunan yang lambat pada akhir proses
ini adalah depolarisasi ikutan(after-depolarization). Setelah mencapai garis istirahat
semula, grafik sedikit meningkat kearah hiperpolarisasi untuk membentuk
hiperpolarisasi ikutan(after-hyperpolarization) yang kecil tetapi memanjang.7
Hubungan potensial aksi di serat otot secara kualitatif serupa dengan yang terjadi di
serat otot rangka. Beberapa perbedaan dan persamaan kuantitatif mencakup hal sebagai
berikut :6
Potensial membran istirahat adalah sekitar -80 sampai -90 mV di serat otot
rangka, yang serupa dengan yang dijumpai di serat saraf besar bermielin.
Durasi potensial aksi adalah 1 sampai 5 milidetik di otot rangka, yang sekitar
lima kali lebih lama daripada pada saraf besar bermielin.
Kecepatan hantaran adalah 3 sampai 5 m/detik di otot rangka, yang sekitar 1/18
dari kecepatan hantaran di serat saraf besar bermielin yang mengeksitasi otot
rangka.
III. KARAKTERISTIK KONTRAKSI OTOT
15
1. Kontraksi Isometrik : terjadi jika otot tidak memendek sewaktu berkontraksi.
Kontraksi isometrik sejati tidak dapat dihasilkan pada tubuh yang intak karena apa
yang dinamakan komponen elastik teregang selama kontraksi menyebabkan sedikit
banyak terjadi pemendekan otot. Elemen-elemen elastik ini mencakup tendon,
ujung sarkolema serat otot, dan mungkin lengan berengsel pada jembatan-silamg
miosin.6,7
2. Kontraksi Isotonik : terjadi ketika otot memendek dan tegangan otot konstan.
Karakteristik kontraksi isotonik bergantung pada beban yang harus dilawan oleh
otot serta pada inersia beban.6,7
Kontraksi Isometrik tidak memperpendek otot karena adanya elemen elastik dan
sifat kenyal, sementara kontraksi Isotonik memperpendek otot karena sifatnya
yang melawan beban. fisio guyton dan ganong.
IV. ENERGETIKA KONTRAKSI OTOT
Kontraksi otot memerlukan ATP untuk melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu :6
Sebagian besar ATP digunakan untuk mengaktifkan mekanisme walk –along
pada kontraksi otot.
Kalsium dipompa balik ke dalam retikulum sarkoplasma setelah kontraksi
berakhir.
Ion natrium dan kalium dipompa melalui membran serat otot untuk
mempertahankan lingkungan ionik bagi penjalaran potensial aksi.
Terdapat tiga sumber utama energi untuk kontraksi otot. Konsentrasi ATP di serat
otot hanya memadai untuk mempertahankan kontraksi penuh selama 1 sampai 2
detik. Setelah ATP diuraikan menjadi adenosin difosfat(ADP), ADP mengalami
resfosforilasi untuk membentuk ATP baru. Terdapat beberapa sumber energi untuk
reaksi resforforilasi ini, yaitu :6,7
Fosfokreatin : membawa suatu ikatan berenergi tinggi serupa dengan yang
terdapat pada ATP tetapi energi bebasnya lebih besar.
Penguraian Glikogen menjadi asam piruvat dan asam laktat membebaskan
energi kemudian digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP.
16
Metabolisme Oksidatif : terjadi ketika oksigen berikatan dnegan berbagai
bahan makanan seluler untuk membebaskan ATP.
KESIMPULAN
Struktur anatomi manus dan mekanisme kontraksi otot mempengaruhi fungsi jari tangan.
Karena struktur anatomi dan juga mekansime kontraksi pada jari tangan atau manus sangat
berperan penting dalam mempengaruhi fungsi dan sistem kerja pada jari-jari tangan tersebut.
Bengkak yang dialami oleh anak tersebut pada jari-jari tangannya disebabkan karena jari
tangannya mengalami cedera terkilir. Dimana setelah terjepit pintu, sendi jari tangan kedua
dan ketiganya mengalami peregangan atau mungkin melukai ligamen atau tendon yang
membungkus sendi. Hal ini biasanya terjadi akibat adanya tubrukan pada sendi.2
DAFTAR PUSTAKA
1. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks & atlas.Edisi ke-
10.Jakarta :EGC.2007.h.134-149.
2. Sloane E.Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta:EGC.2003.h.113-125.
3. Putz R, Pabst R.Sobotta : atlas anatomi manusia.Edisi ke-22.Jakarta :
EGC.2006.h.171-201.
4. Asmadi.Teknik prosedural keperawatan : konsep dan aplikasi kebutuhan dasar
klien.Jakarta:Salemba Medika.2008.h.114.
5. Faiz O, Moffat D.At a glance : anatomi.Jakarta:Penerbit Erlangga.2003.h.85-6.
6. Hall JE. Guyton & Hall buku saku fisiologi kedokteran.Edisi ke-
11.Jakarta:EGC.2009.h.46-54.
7. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran.Edisi ke-22.Jakarta:EGC.2008.h.56-8.
17