PBL Mengamuk

  • Upload
    eping

  • View
    355

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wdcwec

Citation preview

Skenario 4Seorang wanita berusia 21 tahun dating ke poliklinik dengan keluhan sering mengamuk dan menghancurkan barang-barang pecah belah di rumahnya. Keluhan ini dialami sejak 3 bulan yang lalu. Hal itu muncul bila melihat keadaan rumah berantakan atau suaminya tidur-tiduran saja da tidak pergi kerja. Saat mengamuk dia tidak menyadari apa yang telah dilakukannya. Setelah sadar dia bingung dan menyesali apa yang telah dilakukan. Status mental penampilan seorang wanita berpakaian hitam-hitam, pembicaraan lancer, aktivitas psikomotor wajar. Ekspresi perasaan (affek) wajar. Halusinasi dan waham tidak ada.Kata Sulit1. Waham : Gangguan isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan yang diyakininya.2. Halusinasi Gangguan presepsi tanpa adanya rangsangan eksternal.Kalimat Kuncia. Wanita 21 tahunb. Mengamuk dan menghancurkan barang-barangc. Keluhan sejak 3 bulan yang lalud. Muncul bila melihat keadaan rumah berantakan atau suaminya tidur-tiduran dan tidak pergi kerjae. Saat mengamuk, tidak sadar apa yang dilakukannyaf. Saat sadar, bingung dan menyesalg. Status mental : Wanita berpakaian hitam-hitam Waham (-) halusinasi (-) Affek dan psikomotor wajar Bicara lancarPertanyaan1. Jelaskan definisi mengamuk!2. Kelainan apa saja yang dapat menyebabkan mengamuk?3. Apa saja faktor pencetus mengamuk?4. Jelaskan anatomi dan fisiologi organ yang terkait!5. Bagaimana patomekanisme mengamuk?6. Adakah hubungan antara lingkungan keluarga dengan mengamuk?7. Bagaimana penanganan awal pada pasien mengamuk?8. Apa saja diagnosis banding pada kasus ini?Jawaban1. Jelaskan definisi mengamuk.Mengamuk adalah suatu keadaan peningkatan aktifitas mental dan motorik seseorang sedemikian rupa sehingga sukar dikendalikan.

2. Jelaskan klasifikasi mengamuka. Gangguan mental organik : DeliriumGambaran Klinik1. Gangguan kesadaran dan perhatian (kesadaran menurun, berkabut, perhatian tidak terarah) 2. Gangguan fungsi kognitif secara menyeluruh (disorientasi, hendaya daya ingat segera) 3. Gangguan psikomotor (Hipo/hiperaktif, bicara banyak atau kurang)4. Gangguan siklus tidur - bangun yang berubah atau terbalik dari biasanya (siang mengantuk, malam terjaga) 5. Gangguan emosional : depresi, cemas, marah, euforia, apati, hilang akal.6. Onset biasanya cepat, perjalanan penyakit hilang timbul sepanjang hari. 7. Berlangsung kurang dari 6 bulan Gangguan kepribadian organikGambaran Klinik1. Riwayat dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak.2. Disertai dua atau lebih dari hal berikut : Penurunan kemampuan mempertahankan aktivitas bertujuan untuk waktu yang lama dan penundaan kepuasan. Perubahan perilaku emosional Pengungkapan kebutuhan dan keinginan tanpa mempertimbangkan konsekwensi atau kelaziman sosial. Gangguan proses pikir. Perubahan kecepatan arus bicara. Perubahan perilaku seksual. Intoksikasi /sindro putus zat/obat psikoaktif Tumor otak

b. Gangguan psikotik fungsional : Skizofrenia paranoidGambaran Klinik Gejala-gejala paranoid yang paling umum :1. Waham-waham kejaran, rujukan (reference), merasa dirinya tinggi (exalted birth), misi khusus, perubahan tubuh atau kecemburuan;.2. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (Laughing); 3. Halusinasi pembauan atau pengecapan, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh ; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol Skizofrenia karatonik/furor katatonikGambaran Klinik1. Stupor (amat berkurang reaktivitas terhadaplingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme;2. Kegelisahan (aktivitas motor yang tampak tak bertujuan, yang tak dupengaruhi oleh stimuli eksternal);3. Berpose (secara sukarela mengambil dan mempertahankan sikap tubuh tertentu yang tidak wajar atau bizarre);4. Negativisme (perlawanan yang jelas tidak bermotif terhadap semua instruksi atau upaya untuk digerakkan, atau bergerak kearah berlawanan);5. Rigiditas (rigidity : mempertahankan sikap tubuh yang kaku melawan upaya untuk memnggerakkannya);6. Fleksibilitas serea (waxy flexibility : mempertahankan posisi anggota gerak dan tubuh yang dilakukan dari luar;7. Gejala-gejala lain seperti otomatis terhadap perintah (command automatisme ; ketaatan secarra otomatis terhadap perintah), dan perseverasi kata-kata serta kalimat. Gangguan afektif bipolarGambaran klinik1. Gambaran Emosi : Mood meningkat, euforia Emosi Labil Perubahan sementara yg cepat menjadi depresi akut Irritabilitas,toleransi terhadap frustasi rendah Menuntut dan egosentris. 2. Gambaran Kognitif Harga diri meningkat, grandiositas. Bicara cepat dan membanjir (logorrhea) Desakan pembicaraan (pressure of speech) Lompat gagasan (flight of ideas) Kadang-kadang inkoherensi Daya nilai buruk, disorganisasi Waham dan halusinasi. Gangguan paranoid Gangguan Psikotik akut termasuk psikosis pasca persalinan (post partum)

c. Gangguan kepribadian Gangguan kepribadian Antisosial Gangguan kepribadian Emosional tak stabil Gangguan kepribadian ParanoidDitandai oleh paling sedikit tiga hal berikut : Kepekaan yang berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan. Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak untuk memaafkan suatu penghinaan dan luka hati atau masalah kecil. Kecurigaan dan kecenderungan pervasif untuk menyalah artikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan atau penghinaan Mempertahankan dengan gigih bila perlu dengan kekuatan fisik tentang hak pribadinya yang sebenarnya tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar, tentang kesetiaan seksual dari pasangannya Kecendrungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan yang dinyatakan dalam sikap menyangkut diri yang menetap. Dirundung oleh rasa persekongkolan dari suatu peristiwa terhadap dirinya maupun dunia pada umumnya tanpa bukti.

d. Masalah situasional Perselisihan keluarga termasuk pencederaan anak Perselisihan antar individu Panik homoseksual Keadaan disosiatif (misalnya kesurupan)Gambaran klinik 1. Tiba-tiba kehilangan ingatan yang berhubungan dengan maksud tertentu, 2. Perjalanan tanpa tujuan dan kebingungan, 3. Kehilangan ingatan yang menyeluruh untuk kehidupan masa lalu tanpa kehilangan kesadaran.4. Assumsi tampak normal, 5. Disorietasi dapat terjadi.

3. Faktor pencetus mengamuk1. Faktor-faktor somatik (somatogenik)a. Neroanatomi b. Nerofisiologi c. Nerokimia Misalnya gangguan pada kromosom no 21 menyebabkan munculnya gangguan perkembangan Down Syndrome yang merupakan bentuk keterbelakangan mental yang secara genetis paling umum diturunkan, disebabkan oleh munculnya suatu kromosom tambahan. Seseorang yang mengalami Down Syndrome memiliki wajah yang bundar, tengkorak yang rata, lipatan kulit tambahan sepanjang kelopak mata, lidah yang menonjol keluar, tungkai dan lengan yang pendek, dan keterbelakangan kemampuan motorik dan mental.d. Tingkat kematangan dan perkembangan organik e. Faktor-faktor pre dan peri - natal

2. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik)a. Interaksi ibu anakNormal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan kebimbangan) b. Peranan ayah Jika seorang ayah dan ibu tidak menjalankan peranan mereka sebagai orangtua dengan baik, seperti kurangnya memberikan perhatian dengan melakukan interaksi dengan anak. Sehingga komunikasi antara orangtua dan anak tidak berjalan dengan baik. Anak juga tidak akan nyaman berada dirumah dan bisa saja anak juga tidak nyaman berada disamping orangtua mereka sendiri.c. Persaingan antara saudara kandung d. Inteligensi e. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat f. Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah g. Konsep diniPengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu h. Keterampilan, bakat dan kreativitas i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya Mekanisme pertahanan diri yang tidak efektif. Mereprese diri secara terus-menerus sehingga menimbulkan konflik dalam diri yang tidak dapat diatasi.j. Tingkat perkembangan emosi

3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik) a. Kestabilan keluarga b. Pola mengasuh anak c. Tingkat ekonomi d. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan e. Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai f. Pengaruh rasial dan keagamaan g. Nilai-nilai

4. Pola Asuh Patogenika. Melindungi anak secara berlebihan karena memanjakannyab. Melindungi anak secara berlebihan karena sikap berkuasa dan harus tunduk sajac. Penolakan (rejected child)d. Menentukan norma-norma etika dan moral yang terlalu tinggie. Disiplin yang terlalu kerasf. Disiplin yang tidak teratur atau yang bertentangang. Perselisihan antara ayah-ibu h. Perceraiani. Persaingan yang kurang sehat diantara para saudaranyaj. Nilai-nilai yang buruk (yang tidak bermoral)k. Perfeksionisme dan ambisi (cita-cita yang terlalu tinggi bagi si anak)l. Ayah dan atau ibu mengalami gangguan jiwa (psikotik atau non-psikotik)

4. Jelaskan anatomi dan fisiologi organ yang terkait!Anatomi

Kulit otak (cortex cerebri), bagian terluar dari otak. Wilayah ini menjadi basis dari aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan rasional seseorang.Mulai dari kemampuan menerima rangsang panca indera, memahaminya, menganalisa, dan kemudian merespon secara motorik. Kehebatan peradaban manusia dalam hal sains dan teknologi, seperti yang berkembang pesat di abad-abad terakhir ini adalah hasil berpikir rasional dari kulit otak. Precental gyrus, dibelokan dari cuping frontal yang bounded di belakang oleh perintah pusat dan sulcus yang berisi area motor. mekanisme sistem limbik yang sistem mengatur fungsi luhur Limbik itu melibatkan dua fungsi otak sekaligus yaitu fungsi rasional di kulit otak dan fungsi emosi di bagian lebih dalam otak.Artinya, munculnya rasa kasih sayang, keadilan, pemaaf, mendendam, rasa bersalah, sedih dan gembira itu bukan hanya bersifat emosional belaka, tetapi juga melibatkan pikiran-pikiran rasional kita. Sistem limbik ini juga mengatur alam bawah sadar.

Fisiologi ingatan Ingatan adalah simpanan pengetahuan yang didapat untuk sewaktu-waktu dipanggil kembali. Tanpa mekanisme ini, individu tidak dapat merencanakan interaksi yang berhasil dan menghindari secara sengaja keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan. Perubahan saraf yang berperan dalam retensi atau penyi mpanan pengetahuan dikenal sebagai memory trace. Penyimpanan informasi yang didapat diyakini dilaksanakan paling sedikit dalam 2 tahap: ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Ingatan jangka pendek berlangsung beberapa detik sampai jam. Ingatan jangka panjangn berlangsung beberapa hari sampai bertahun-tahun. Proses pemindahan atau fiksasi ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang dikenal sebagai konsolidasi. Informasi yang baru diperoleh mula-mula diendapkan dalam ingatan jangka pendek yang memiliki kapasitas yang terbatas. Informasi dalam ingatan jangka pendek mengalami satu dari dua nasib pada akhirnya. Ingatan tersebut akan segera dilupakan, atau dikirim ke ingatan jangka panjang. Kapasitas penyimpanan bank ingatan jangka panjang jauh lebih besar dari ingatan jangka pendek. Karena kapasitas ingatan jangka lebih besar, diperlukan waktu lebih lama untuk dapat memperoleh kembali ingatan tersebut.KARAKTERISTIKINGATAN JANGKA PENDEKINGATAN JANGKA PANJANG

Waktu penyimpananSegeraHarus dipindahkan dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang melalui konsolidasi

Kapasitas penympananTerbatasSangat Besar

Waktu penggalian kembaliCepatLebih lambat, kecuali untuk ingatan yang telah mendarah daging

Ketidakmampuan menggali kembaiDilupakan secara permanenHanya bersifat sementara

Mekanisme penyimpananMelibatkan modifikasi sementara fungsi-fungsi sinaps yang sudah ada, misalnya mengubah jumlah neurotransmitter yang dikeluarkanMelibatkan perubahan fungsional dan struktural yang relatif lebih permanen antara neuron-neuron yang sudah ada, misalnya pembentukan sinaps baru.

5. Bagaimana patomekanisme mengamuk?Mengamuk atau kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Apabila marah tidak terkontrol sampai respons maladaptif (kekerasan) maka individu dapat menggunakan perilaku kekerasanFaktor Predisposisi Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan menurut Towsend yaitu teori biologik, teori psikologi:1. Teori Biologik Teori biologik terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh terhadap perilaku:

a. Neurobiologik Ada 3 area pada otak yang berpengaruh terhadap proses impuls agresif: sistem limbik, lobus frontal dan hypothalamus. Sistem limbik merupakan sistem informasi, ekspresi, perilaku, dan memori. Apabila ada gangguan pada sistem ini maka akan meningkatkan atau menurunkan potensial perilaku kekerasan. Adanya gangguan pada lobus frontal maka individu tidak mampu membuat keputusan, kerusakan pada penilaian, perilaku tidak sesuai, dan agresif. Beragam komponen dari sistem neurologis mempunyai implikasi memfasilitasi dan menghambat impuls agresif. Sistem limbik terlambat dalam menstimulasi timbulnya perilaku agresif. Pusat otak atas secara konstan berinteraksi dengan pusat agresif.

b. Biokimia Berbagai neurotransmitter (epinephrine, norepinefrine, dopamine, asetikolin, dan serotonin) sangat berperan dalam memfasilitasi atau menghambat impuls agresif. Teori ini sangat konsisten dengan fight atau flight yang dikenalkan oleh Selye dalam teorinya tentang respons terhadap stress.

c. Gangguan Otak Faktor predisposisi perilaku agresif dan tindak kekerasan tumor otak atau lesi, khususnya yang menyerang sistem limbik dan lesi pada korteks prefrontal; dan adanya trauma otak, yang dapat menimbulkan perubahan serebral.

2. Psikologi Psikologis, kegagalan masa perkembangan yang dialami pada masa kanak-kanak seperti pada masa kanak-kanak ia mendapat perlakuan tidak menyenagkan yaitu perasaan ditolak, dihina,dianiaya atau sanksi penganiayaan dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau mengamuk.

6. Adakah hubungan antara lingkungan keluarga dengan mengamuk?Ya, karena pada skenario menyebutkan bahwa pasien mengamuk saat melihat rumahnya kotor dan suaminya hanya tidur saja dan tidak bekerja. Ini termasuk dalam salah satu faktor pencetus mengamuk yaitu gangguan psikososial yang meliputi ganguan dalam ruang lingkup keluarga

7. Bagaimana penanganan awal pada pasien mengamuk?Penanganan awal 1. PsikoterapiPsikoterapi bias didefenisikan secara luas sebagai terapi yang dirancang untuk mempengaruhi perilaku dengan cara verbal atau nonverbal dan mencakup teknik yang bervariasi seperti pengakuan (confession), penentraman (reassurance), hypnosis, psikoanalisis, dan pencucian otak. Jenis Psikoterapi Terapi singkat Ventilasi, dimana pasien mempercayakan, mengakui dan diberikan kesempatan untuk memventilisasikan kesulitannya saat ini dan masa lampau.Penjelasan, masalah dibahas serta sifat dan reaksinya dijelaskanAbreaksi, memverbalisasi benda mengandung beban emosional dengan melepaskan ansietas, kemarahan atau kesedihan.Desentisasi, ventilasi perasaan berulang, seperti dalam berkabung, mempunyai efek terapi.Supresi, Ahli terapi bertindak dalam cara terarah dan otoriter, menggunakan nasehat langsung, perintah, peringatan, bujukan dan usul. Psikoterapi intensif. Terapi yang biasanya dilakukan oleh mereka yang telah mendapat latihan spesialis yang mencakup psikoanalisis. Wawancara lebih lama dan lebih sering. Berlangsung selama beberapa bulan. Terapi kelompok. Mengobati pasien dalam kelompok kecil (biasanya 6 sampai 8 orang) lebih ekonomis dibandingkan psikoterapi individual dan mempunyai keuntungan bagi pasien yang mempunyai kesulitan interpersonal dan social yang jelas. Terapi keluarga bersamaan. Bentuk psikoterapi dimana satu atau dua ahli terapi melihat beberapa anggota keluarga bersama-sama. Cara ini dilihat sebagai bentuk khas dari terappi berkelompok. Terapi administrative. Karena hubungan interpersonal begitu penting dalam pembentukan dan terapi kelainan psikiatri, maka perhatian besar diberikan sekarang ke hubungan staf-pasien dalam rumah sakit dan bangsal psikiatri.

2. Terapi Obat (farmako terapi) Anti-DepresiImipramin (Tofranil)Indikasi : lebih dari 50% penderita depresi mengalami remisi dengan antidepresi trisiklik, tetapi kekambuhan terjadi jika obat dihentikan tarlalu cepat dan diperlukan dosis pemeliharaan.Efek samping : Mulut kering dan kesulitan dalam memusatkan pikiran, berkeringat banyak dan flushing.Dosis : Mula-mula 25 mg tiga kali perhari atau dosis tunggal 50-100 mg malam hari, ditingkatkan dalam seminggu ke 150 mg/hari dan diteruskan paling kurang selama sebulan.

Amitriptilin (Tryptizol)Indikasi : Obat lain yang telah diakui untuk mengtasi depresi, tetapi lebih bersifat sedative dibandingkan imipramine, sehingga bermanfaat bagi penderita depresi yang disertai insomnia dan pasien teragitasi. Dosis dan efek samping serupa dengan imipramine.

Anti-anxietasBenzodiazepin Trankuilizer ringan dengan efek antiansietas, hipnotik dan antikonvulsi. Untuk mengendalikan gejala ansietas, obat ini dapat diberikan intermiten (mis. Satu jam sebelum kejadian stress) atau secara teratur. Diazepam (Valium)Dosis : Dosis oral tunggal 5 atau 10 mg akan mengatasi gejala ansietas akut dalam 1 jam serta bias diresepkan sebelum terjadi stress. Dalam dosis teratur, 2 sampai 20 mg/ hari. Tidak boleh diberikan dalam jangka panjang.Efek samping : Pada awalnya bias timbul rasa ngatuk, tetapi toleransi timbul setelah beberapa hari.

KlorazepatBiasanya diberikan dalam dosis tunggal 15 mh sehari. Metabolitnya dismetil diazepam merupakan komponen aktif serta mempunyai waktu paruh lama, karena itu obat ini cocok untuk memberikan efek sedasi jangka lama.Tes Psikologi 1. Tes Intelegensi : untuk menghasilkan intelligence quotient (tes verbal, tes penampilan, matriks progresif). Tes ini digunakan : Dalam mendiagnosis cacat mental Untuk memperoleh latar belakang pasien guna menetapkan diagnosis dan prognosis. Dala penilaian kemajuan atas rehabilitasi dan bimbingnan keterampilan.2. Tes berpikir : untuk mengukur pemikiran abnormal pada pasien skizofreni (Payne classification Test dan the Bannister Grid Test for Schizophrenic Thought Disorder)3. Mengukur kemunduran intelektual

8. Apa saja diagnosis banding pada kasus ini?a. GANGGUAN DISOSIATIFSecara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan peng-inderaan-an segera serta control terhadap gerak tubuh.Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif : Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan Kesurupa Gangguan Motorik Disosiatif Kehilangan sensorik Disosiatif

EPIDERMIOLOGIGangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam masyarakat. Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus psikiatri. Prevelensinya hanya 1 berbanding 10.000 kasus dalam populasi.Dalam beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan, dan menambah kesadaran para ahli dalam menegakkan diagnosis, menyediakan kriteria yang spesifik, dan menghindari kesalahan diagnosis antara DID, schizophrenia atau gangguan personal.Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan budayanya,namun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan tersebut.

PENYEBABGangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya, namun biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat, namun tidak ada gangguan organik yang dialami. Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan, dalam perjalanan penyakitnya gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah terjadi kembali, dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif.Identitas personal terbentuk selama masa kecil, dan selama itupun, anak-anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma walaupun itu terjadi pada orang lain.

TANDA dan GEJALAPada Gangguan disosiatif, kemampuan kendali dibawah kesadaran dan kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari kehari atau bahkan jam ke jam.Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif, meliputi: Hilang ingatan terhadap periode waktu tertentu, kejadian dan orang. Masalah gangguan mental, meliputi depresi dan kecemasan. Identitas yang buram Depersonalisasi

PENATALAKSANAAN Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini. Bentuk terapinya berupa terapi bicara, konseling atau terapi psikososial, meliputi berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa. Terapinya akan membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami. Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi :a. Terapi kesenian kreatif, untuk membantu pasien yang sulit mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka. Seni kreatif dapat membantu meningkatkan kesadaran diri. Terapi seni kreatif meliputi kesenian, tari, drama dan puisi.b. Terapi kognitif, membantu untuk mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya dengan yang positif dan sehat.c. Terapi obat. Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini. Barbiturat kerja sedang dan kerja singkat, spt thiopental dan natrium amobarbital diberikan scr iv dan benzodiazepine dpt bguna untuk memulihkan ingatannya yang hilang

PENGOBATAN ALTERNATIF hypnosis yang biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan pada gangguan disosiatif. Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam pikiran. Saat terhipnotis, pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik. Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis. Umumnya seseorang dihipnotis dan didorong agar mengembalikan pikiran mereka kembali ke peristiwa masa kecil. Harapannya adalah dengan mengakses kenangan traumatik tersebut akan memungkinkan orang yang bersangkutan menyadari bahwa bahaya dari masa kecilnya saat ini sudah tidak ada dan bahwa kehidupannya yang sekarang tidak perlu dikendalikan oleh kejadian masa lalu tersebut. Terapi ini jg membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala disosiatif.

PENCEGAHANAnak- anak yang secara fisik, emosional dan seksual mengalami gangguan, sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini adalah gangguan disosiatif. Jika terjadi hal yang demikian, maka bersegeralah mengobati secara sugesti, agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun obat anti stress, karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik terhadap usia belia, maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal, dengan penangan yang minimal.

b. Delirium Definisi Delirium adalah kejadian aku atau subakut neuropsikiatri berupa penurunan fungsi kognitif dengan gangguan irama sirkardian bersiafat reversibel. Penyakit ini disebabkan oleh disfungsi serebral dan bermanifestasi klinis berupa kelainan neuropsikiatri.PrevelensiPada kondisi medis umum dan pasien operatif diperkirakan sebesar 10% sampai 15% dan sedikit lebih tinggi pada lansia (15-20%)Etiologi 1. Intrakranial: Epilepsi Trauma kapitis Infeksi Perdarahan subarachnoid Gangguan serebrovaskuler 2. Ekstrakranial Gangguan metabolik Pemakaian dan penghentian tiba- tiba obat tertentu Disfungsi endokrin Infeksi extrakranial Gejala1. Gejala-gejala utama: Kesadaran berkabut Kesulitan Mempertahankan dan mengalihkan perhatian Disorientasi Ilusi Halusinasi Perubahan keasadaran yang berfluktuasi 2. Gejala-gejala neurologis Disfasia Disatria Tremor Asteriksis pada ensefalopati hepatikum dan uremia Kelainan motorik Penatalaksanaan1. Mengobati kausa 2. Perbaikan keseimbangan cairan dan elektrolit, status nutrisi dan infeksi 3. Pendekatan lngkungan 4. Medikasi Neuroleptik (haloperidol,risperidone,olanzapine) Short acting sedative ( lorazepam ) Vitamin ,thiamine (thiamilate) dan cyanocobalamine Terapi cairan dan nutrisi

c. Sindroma Amnestik OrganikSindroma Amnestik Organik ditandai dengan gangguan memori, dengan bukti sumber organic, tetapi tanpa bukti delirium atau demensia (DSM III-R). Defisit memori dapat meliputi gangguan ingatan jangka-pendek dan jangka panjang dan ingatan segera dipertahankan.Gangguan memori selanjutnya dapat dibedakan melalui amnesia retregerad maupun anterograd. Memori jangka-pendek paling terpengaruhDitemukan Konfabulasi kendatipun tidak ada deficit lain seperti penurunan perhatian dan kesadaran, afasia, apraksia dan agnosi.Gangguan memori biasanya berkaitan dengan patologi bilateral struktur limbic (korpus mamilare, perihipokampus, hipotalamus posteriorm, dan thalamus). Penyebab gangguan amnesitik Organik adalah sebagai berikut :1. Defisit Tiamin : Keadaan ini ditemukan pada alkoholik kronis, manula dan yang lain dengan defisiensi nutrisional, masalah malabsorbsi, dan defisiensi enszim transketolase dan sindrom Wernick-Korsakoff.2. Serangan serebrovaskuler : keadaan ini khususnya ditemukan pada sumbatan arteri serebralis posterior bilateral, arteri basilaris, atau arteri serebralis kiri unilateral (lebih jarang).3. Trauma Kepala : keadaan ini merupakan penyebab deficit memori yang paling lazim, tetapi jarang merupakan gangguan memori tersendiri. Keadaan ini dapat mempunyai komponen anterograd maupun retrograde.4. Infeksi (ensefalitis) : Virus dengan infeksi utama pada system limbic, khususnya ensefalitis herpes simpleks yang berkaitan dengan deficit lain.5. Tumor : Khususnya tumor pada daerah ventrikel ke tiga dan daerah temporal mesial.6. Anoksia : Hipokampus khususnya peka terhadap anoksia serebral yang dapat timbul sebagai akibat penyulit anestesi, henti kardiopulmoner, atau keracunan karbon monoksida. Gangguan memori dapat menetap.7. Hipohglikemia akut : khususnya yang peka adalah hipokampus.8. Terapi Konvulsi Elektro Dalam menilai amnesia, sindrom amnestik organic ditandai dengan keterlibatan utama ingatan yang baru, dan sampai tingkat yang lebih kecil, ingatan jauh, dengan sedikit keterlibatan relative ingatan segera

d. Gangguan IngatanIngatan (memori atau kenangan) adalah kesanggupan untuk mencatat, menyimpan, memproduksi dan tanda-tanda kesadaran. Jadi proses ingata terdiri dari 3 unsur yaitu: pencatatan (mencamkan, reception and registration), penyimpanan (menahan, retention, preservation), pemanggilan kembali (recalling). Gangguan ingatan terjadi bila terdapat gangguan pada satu/lebih dari 3 unsur tersebut, factor yang mempengaruhi adalah keadaan jasmaniah (kelelahan, sakit kegelisahan), dan umur. Sesudah usia 50 tahun fungsi ingatan akan berkurang secara bertahap. Berikut beberapa bentuk gangguan ingatan :1. AmnesiaKetidakmampuan mengingat kembali pengalaman yang ada, dapat bersifat sebagian atau total retrograde/ anterograde dan dapat ditimbulkan oleh factor organic/ psikogen. Sebab organic, kerusakan pada unsure pencatatan dan penyimpanan, sedangkan sebab psikogen karena proses pemanggilan kembali terhalang oleh factor psikologis. Pada amnesia psikogen tidak ada gangguan kesadaran, tidak ada kerusakan intelektual, bersifat selektif terhadap kejadian yang tidak menyenangkan, dapat terjadi penyembuhan secara tiba-tiba dan sempurna.

2. Hiperamnesia

Suatu keadaan pemanggilan kembali yang berlebihan sehingga seseorang dapat menggambarkan kejadian-kejadian yang lalu dengan sangat teliti sampai kepada hal-hal yang sekecil-kecilnya.

3. Paramnesia (pemalsuan atau pemiuhan ingatan)Adalah gangguan dimana terjadi penyimpangan atau pemiuhan terhadapa ingatan-ingatan lama yang dikenal dengan baik. Hal ini terjadi akibat distorsi proses pemanggilan paramnesia berguna sebagai pelingdung terhadap rasa takut.a. Konfabulasi : secara tidak sadar mengisi lubang-lubang dalam ingatan dengan cerita yang tidak sesuai dengan kenyataanb. Pemalsuan retrospektifc. Dj vu : seperti sudah pernah melihat sesuatu tapi sebenarnya belumd. Jemais vu : seperti belum pernah melihat sesuatu sebenarnya sudah

KRITERIAGANGUAN DISOSIATIFDELIRIUMSYNDROMA AMNESTIK ORGANIKPARAMNESIA

MENGAMUK++++

DAYA INGAT HILANG+-++

PEMBICARAAN LANCAR++--

HALUSINASI DAN WAHAM-+-+

Referensi1. Maramis WF : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press, 19802. Departemen Kesehatan RI : Pedoman Penggolongan dan Diagnostic Gangguan Jiwa Indonesia III, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI, Jakarta, 1993. 3. Bahan Ajar Zarina Akbar Santrock, John W., 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.4. Refrensi :Ingram.I. 1995. CatatanKuliahPsikiatriEdisi 6. Jakarta: PenerbitBukuKedokteran EGC ( halaman 137; 153; 157)5. Refrensi : Ingram.I. 1995. Catatan Kuliah Psikiatri Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC ( halaman 137; 153; 157)6. Buku saku Psikiatri, Residen Bagian Psikiatri UCLA, ECG hal 182-1837. Tomb DA : Buku Saku Psikiatri Edisi 6, Alih bahasa, Martina Wiwie, Edisi bahasa Indonesia, EGC, Jakarta, 2003.