Upload
nyoman-dianita-candradewi
View
15
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pbl
Citation preview
STATUS UJIAN DOKTER MUDA
BAGIAN/SMF PSIKIATRI FK UNUD/RSUP SANGLAH
TANGGAL UJIAN: FEBRUARI 2013
Penguji :
Pendamping :
Dokter Muda :
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : SUM
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 41 tahun
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Pedagang
Status Perkawinan : Sudah menikah
Agama : Hindu
Suku / Bangsa : Bali / Indonesia
Alamat : Br. Batu Kauh Yang Batu
Baru/Ulangan : Ulangan
Tanggal Pemeriksaan : 14 Januari 2013
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Autoanamnesis : sulit tidur
Heteroanamnesis : sulit tidur
Autoanamnesis
Pasien merupakan pasien ulangan di Poliklinik Jiwa RSUP Sanglah. Pasien datang diantar
oleh suaminya ke RSUP Sanglah tanggal 14 Januari 2013 pukul 09.15 WITA. Pasien
datang ke RSUP Sanglah untuk kontrol karena obatnya habis. Pasien juga mengeluh sulit
tidur setiap obatnya habis. Pasien datang diantar oleh suaminya, dengan mengenakan baju
berwarna coklat, mengenakan jaket berwarna abu, celana pendek, dan mengenakan sandal
jepit. Rambut pasien pendek hitam terpotong rapi dengan wajah yang terlihat bersih.
Pasien berperawakan sedang dengan tinggi badan sekitar 165 cm. Kulit pasien berwarna
sawo watang dan tampak bersih, begitu juga dengan kuku pasien yang terlihat bersih.
Pasien tampak terlihat sedikit gelisah. Walaupun saaat dilakukan wawancara udara tidak
terasa panas, pasien tampak berkeringat cukup banyak dari wajah hingga kaki. Pasien
terlihat sering mengelap keringatnya dengan tissue yang ia bawa. Pasien diwawancara
dalam posisi duduk berhadapan dengan pemeriksa dan wawancara dilakukan dalam
Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali. Selama wawancara berlangsung, pasien berbicara
dengan suara yang cukup keras dan selalu menatap ke arah pemeriksa.
Pasien dapat menyebutkan nama, saat itu berada di mana, dan saat itu tanggal
berapa dengan benar. Pasien juga mengetahui bahwa dirinya sedang berada di RSUP
Sanglah. Pemeriksa menanyakan apakah pasien pernah bersekolah, pasien menjawab,
“Saya tamat SD.” Saat ditanya berapa 100-7, 93-7, dan 86-7 berturut-turut pasien dapat
menjawab seluruhnya dengan benar. Pasien kemudian diminta untuk mengulangi tiga
nama benda yang disebutkan oleh pemeriksa, yaitu “buku, pulpen, dan penghapus” dan
pasien pun dapat melakukannya dengan baik. Pasien dapat menjawab persamaan dan
perbedaan bola tenis dan buah jeruk. Pasien mengatakan keduanya sama-sama bulat,
namun bedanya buah jeruk untuk dimakan sedangkan bola tenis untuk bermain. Ketika
pemeriksa mengatakan “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian,” pasien
langsung melanjutkan “bersakit-sakit dulu, baru senang-senang kemudian.”
Ketika ditanya bagaimana perasaannya saat ini, pasien mengatakan bahwa
perasaannya saat ini sudah lebih baik dibandingkan saat pertama kali datang ke RSUP
Sanglah. Pasien mengatakan sudah bisa tidur setelah rutin kontrol di RSUP Sanglah dan
meminum obat secara teratur. Ketika ditanya apa pekerjaannya saat ini, pasien dapat
menjawab dengan benar. Pasien mengatakan dirinya tidak pernah merokok maupun
minum alkohol. Pasien hanya minum kopi di pagi hari sebelum melakukan pekerjaannya.
Ditanya bagaimana awal mula pasien datang ke RSUP Sanglah, pasien menjawab
bahwa ia dibawa oleh suaminya karena tidak bisa tidur sejak 2 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Pasien kemudian diminta untuk menceritakan awal mula terjadinya keluhan
sulit tidur yang ia rasakan terebut. Pasien kemudian bercerita. “ Begini dok, saya pertama
kali mengalami keluhan sulit tidur tersebut sekitar tiga tahun yang lalu. Saya sering sulit
untuk tidur karena saya merasa takut di malam hari.” Pasien kemudian melanjutkan,
“terkadang selain takut, saya juga merasa jantung saya berdebar-debar dan ada keringat
dingin yang mengucur dari kepala sampai ke kaki dok”. Pasien kemudian ditanya, “ibu
merasa takut terhadap apa?”. Pasien kemudian menjawab “tidak tau dok, saya tiba-tiba
saja merasa takut. Kadang-kadang ketakutan tersebut sampai membuat saya sesak nafas
sehingga saya tidak bisa tidur seharian. Besoknya saya jadi lemas dan susah untuk
konsentrasi, sehingga saya pun tidak bisa bekerja.” Ditanya kapan saja ketakutan tersbut
muncul, pasien menjawab “munculnya setiap hari dok, waktunya tidak tentu, tapi paling
sering muncul pada malam hari”.
Pasien mengatakan bahwa tiga tahun yang lalu, sebelum mengalami keluhan sulit
tidur, pasien pernah dirawat di Rumah Sakit Puri Raharja. Saat itu pasien dirawat di
Rumah Sakit Puri Raharja karena jantungnya yang berdebar, dan keluar keringat dingin
secara tiba-tiba. Namun setelah dilakukan evaluasi oleh dokter di Rumah Sakit Puri
Raharja, tidak ditemukan adanya kelainan pada sistem organ pasien. Pasien mengatakan
keadaannya malah semakin memburuk setelah keluar dari rumah sakit. Pasien semakin
sering mengalami ketakutan terhadap hal-hal yang mungkin oleh orang normal adalah
hal-hal yang biasa saja. Pasien juga sering ketakutan ketika melihat orang dalam jumlah
banyak berjalan beriringan. Sejak saat itulah pasien mengalami keluhan sulit tidur. Pasien
menyampaikan bahwa kondisinya berangsur-angsur membaik sejak satu tahun terakhir
ini. Walaupun sudah membaik pasien tidak berani menghentikan penggunaan obat-obatan
karena takut keluhannya akan timbul kembali. Pasien mengatakan bahwa jika dirinya
terkadang melakukan yoga jika ketakutan yang ia rasakan muncul kembali. Hal tersebut
dikatakan oleh pasien dapat mengurangi keluhan yang ia rasakan.
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah melihat sesuatu yang tidak bisa
dilihat oleh orang lain atau mendengar suara-suara yang tidak bisa didengar oleh orang
lain.
Pasien mengatakan jika di rumah dahulu ia susah untuk memulai tidur, namun sejak
pasien rutin kontrol ke poli dan teratur meminum obat, pasien sekarang mulai tidur sekitar
pukul 22.00 WITA sampai pukul 06.00 WITA. Pada pagi harinya, pasien memasak untuk
sarapan pagi sebelum membuka usaha dagangnya. Perawatan diri dikatakan baik, setiap
hari pasien makan tiga kali sehari dan mandi minimal dua kali sehari.
Pasien merupakan anak ke dua dari enam bersaudara. Pasien menagatakan bahwa
dikeluarganya tidak ada yang memiliki riwayat keluhan yang sama seperti yang
dialaminya. Pasien juga menyampaikan saat ini ia tidak memiliki penyakit sistemik lain
seperti kencing manis, asma, penyakit jantung, penyakit ginjal atau hati. Pasien
mengatakan saat ini dirinya tinggal bersama suaminya dan tiga orang anaknya. Suami
pasien bekerja sebagai kuli bangunan. Anak pertama pasien adalah laki-laki berumur 23
tahun yang saat ini sudah bekerja dan kuliah. Anak kedua pasien adalah perempuan yang
berumur 14 tahun dan saat ini duduk di bangku kelas 1 SMA. Anak paling bungsu pasien
adalah perempuan yang berumur sembilan tahun yang saat ini duduk dibangku kelas dua
sekolah dasar.
Heteroanamnesis (suami pasien)
Suami pasien menceritakan bahwa keluhan yang dialami pasien saat ini bermula sejak
tiga tahun yang lalu. Saat itu mereka sedang memiliki masalah perekonomian yang
menyebabkan mereka harus meminjam uang kepada saudara-saudara mereka. Hal
tersebut dikatakan membuat pasien menjadi tidak tenang karena pasien merasa bingung
bagaimana caranya mengembalikan uang pinjaman tersebut.
Keluhan yang dirasakan pertama kali oleh pasien adalah jantung berdebar yang
disertai dengan keringat dingin yang timbul secara tiba-tiba. Suami pasien mengatakan
bahwa tiga tahun yang lalu pasien pernah dirawat di Rumah Sakit Puri Raharja. Saat itu
pasien dirawat di Rumah Sakit Puri Raharja karena jantungnya yang berdebar, dan keluar
keringat dingin secara tiba-tiba. Namun setelah dilakukan evaluasi oleh dokter di Rumah
Sakit Puri Raharja, tidak ditemukan adanya kelainan pada diri pasien.
Pasien dikatakan terus memikirkan kondisi penyakitnya yang tidak jelas. Mulai saat
itulah pasien mulai mengalami ketakutan berlebih terhadap sesuatu hal. Pasien juga
dikatakan mulai berpikir bahwa dirinya disantet oleh orang lain. Mulai saat itulah pasien
mengalami gangguan tidur yang berlangsung hampir selama dua minggu. Pasien
dikatakan sulit untuk memulai tidur dan terkadang bahkan ia tidak tidur sama sekali.
Suami pasien juga sempat membawa pasien berobat alternatif hampir keliling Bali.
Namun usaha pengobatan alternatif ini tidak membuahkan hasil yang diharapkan.
Rasa takut yang dialami pasien dikatakan semakin sering timbul. Rasa takut tersebut
disertai dengan keluarnya keringat diseluruh tubuh dan paling banyak ditelapak tangan,
serta pasien juga mengeluhkan jantung yang berdebar lebih kencang dan lebih cepat.
Kondisi-kondisi ini dikatakan membuat pasien merasa lemas dan kesulitan untuk
menjalankan kegitan sehari-hari. Kondisi seperti ini dirasakan hampir dua minggu lebih.
Suami pasien juga mengatakan bahwa pasien sempat merasa pesimis bahwa dirinya akan
sembuh dan ia juga takut malah akan menjadi beban keluarga. Melihat kondisi tersebut
salah satu saudara pasien menganjurkan untuk berobat kebagian psikiatri. Akhirnya suami
pasien memutuskan untuk membawa pasien datang ke poli psikiatri RSUP Sanglah.
Pasien dikatakan merupakan pribadi yang sedikit tertutup. Jika ada masalah, pasien
dikatakan jarang mendiskusikannya dengan suaminya. Pasien juga dikatakan jarang
bersosialisasi dengan tetangganya. Pasien dikatakan hanya mau datang ke suatu upacara
adat yang diadakan di Pura atau Banjar di sekitar tempat tinggal pasien jika ditemani oleh
suaminya.
Pasien dikatakan rutin minum obat yang diberikan dokter selama rawat jalan
dirumah. Saat ini dikatakan bahwa keluhan seperti keluar keringat dingin saat takut, dan
jantung berdebar kencang sudah jarang dialami oleh pasien. Pasien dikatakan beberapa
kali masih merasakan ketakutan dan jantung berdebar jika terjadi sesuatu yang
mengkhawatirkan seperti anak yang pulang terlambat dari sekolah. Tapi keluhan yang
timbul tidak separah dulu.
III.PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Interna
Status Present:
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu aksila : 36,7°C
Status General :
Kepala : Normocephali
Mata : Anemia (-/-), ikterus (-/-), reflek pupil (+/+) isokor
THT : Kesan tenang
Thorak : Simetris
Cor : S1 S2 tunggal regular, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Distensi (-), bising usus (+) normal, dekubitus (-)
Hepar: tidak teraba, lien: tidak teraba
Ekstremitas : Edema (-), hangat (+) pada keempat ekstremitas
B. Status Neurologi
- GCS : E4V5M6
- Tenaga : 555 555
555 555
- Tonus : N N
N N
- Trofik : N N
N N
- Reflek fisiologis : + +
+ +
- Reflek patologis : - -
- -
IV. PEMERIKSAAN STATUS PSIKIATRI
a. Deskripsi Umum
1. Kesan fisik keseluruhan : penampilan wajar, roman muka sesuai umur, tampak
terlihat sedikit cemas
2. Perilaku dan aktivitas motorik : agak gelisah
3. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif, kontak verbal dan visual cukup
b.Sensorium dan Kognisi
1. Kesadaran : jernih
2. Orientasi : baik (waktu, tempat, orang)
3. Daya ingat : segera : baik
jangka pendek : baik
jangka panjang : baik
4. Bicara : jelas
5. Berhitung : baik
6. Konsentrasi dan perhatian : baik
7. Intelegensia : kesan sesuai dengan tingkat pendidikan
8. Berpikir abstrak : baik
c. Mood dan Afek
1. Mood : cemas
2. Afek : appropriate
d.Proses pikir
1. Bentuk pikir : logis realis
2. Arus pikir : koheren
3. Isi pikir : preokupasi masalah keuangan
4. Gangguan Persepsi
Halusinasi : tidak ada
Ilusi : tidak ada
5. Dorongan Instingtual
Insomnia (fase early) : ada
Hipobulia : tidak ada
Raptus : tidak ada
6. Tilikan : 6 (Kesadaran emosional dari perasaan dalam diri pasien dan orang – orang
penting dalam diri pasien di mana dapat mengubah perilaku pasien)
7. Psikomotor : sedikit meningkat saat pemeriksaan
V. RESUME
Pasien perempuan berumur 41 tahun, sudah menikah, beragama Hindu, suku Bali,
datang ke Poliklinik Psikiatri pada tanggal 14 Januari 2013 dengan keluhan sulit tidur, dan
kontrol obat habis. Pasien mengalami keluhan susah tidur sejak tiga tahun yang lalu. Saat
itu pasien merasakan suatu ketakutan yang berlebih akan hal yang tidak jelas. Saat itu
pasien juga mengeluh sering berkeringat dingin dan terkadang hingga sesak nafas. Pasien
dapat menjawab pertanyaan hitung-hitungan dengan benar dan dapat menjawab perbedaan
bola tenis dan buah jeruk. Pasien juga dapat mengulangi tiga nama benda yang disebutkan
pemeriksa. Hubungan pasien dengan dengan keluarga dikatakan cukup baik. Pasien
merupakan orang yang sedikit tertutup dan jarang bersosialisasi dengan keluarga ataupun
dengan warga di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Saat ini pasien merasa dirinya
sudah lebih baik dibanding sebelumnya.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan status interna dan neurologi dalam batas normal.
Dari status psikiatri didapatkan kesan umum dengan penampilan wajar, roman muka
sesuai umur, raut muka tampak sedikit cemas, dan kontak verbal maupun visual cukup.
Selama wawancara berlangsung pasien bersikap kooperatif. Kesadaran jernih. Sensorium
dan kognitif cukup baik, konsentrasi dan perhatian baik. Proses pikir terdiri dari bentuk
pikir logis realis, arus pikir koheren, isi pikir tidak ditemukan adanya ide bunuh diri.
Mood/afek didapatkan euthimik/appropriate. Persepsi tidak ditemukan adanya halusinasi
dan ilusi. Insomnia ada (early type), hipobulia tidak ada, raptus tidak ada, dan psikomotor
tenang saat pemeriksaan.
VI. DIAGNOSIS BANDING
1. Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)
2. Episode Depresif Dengan Gejala Somatik (F32.11)
VII. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
Axis I : Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)
Axis II : Ciri kepribadian cemas
Axis III : tidak ada (none)
Axis IV : tidak ada (none)
Axis V : GAF 70-61
VIII.USULAN TERAPI
- Fluoxetine 20 mg 1 x 1 tab p.o. (pagi)
- Alprazolam 0,5 mg 1 x 1 tab p.o. (malam)
- Psikoterapi suportif
- Psikoedukasi keluarga
IX. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes Psikometri
- Tes warteg
- House man tree test
- Tes mengarang
- Hamilton Rating Scale For Anxiety-2003
- Beck Depression Inventory
X. PROGNOSIS
1. Diagnosis : Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1) (buruk)
2. Onset : Dewasa (baik)
3. Perjalanan penyakit : Kronis (buruk)
4. Faktor genetik : Tidak ada (baik)
5. Pendidikan : Tamat SD (buruk)
6. Status pernikahan : Sudah menikah (baik)
7. Perhatian keluarga : Ada (baik)
8. Stressor : Jelas (baik)
9. Lingkungan sosial ekonomi : Kurang (buruk)
10. Pekerjaan : Ada (baik)
11. Kepribadian premorbid : Ciri kepribadian cemas (buruk)
12. Respon terhadap terapi : Baik (baik)
13. Penyakit organik : Tidak ada (baik)
14. Aktivitas : Terganggu (buruk)
15. Tilikan : 6 (baik)
Dari kriteria tersebut, prognosis pasien ini adalah dubius ad bonam (mengarah ke baik)
XI. ANALISIS PSIKODINAMIKA
1. Genetik
Tidak ada anggota keluarga yang memilki keluhan yang serupa dengan pasien.
2. Pola asuh
Pasien merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Dikatakan orang tua pasien
mendidik pasien dengan normal seperti saudaranya yang lainnya tetapi terkadang
pasien sering diperlakukan tidak adil dalam hal hak – hak pasien sebagai anak dimana
pasien jarang dibelikan sesuatu yang diingini pasien tetapi adik-adiknya dibelikan apa
yang mereka ingini sehingga hal ini tidak adil menurut pasien.
3. Stressor psikososial
Pasien tidak memiliki masalah di masyarakat tetapi pasien jarang untuk berinteraksi
dengan lingkungan sekitar tempat tinggalnya, terutama jika suaminya tidak
menemaninya.
4. Ciri kepribadian premorbid
Pasien memiliki kepribadian cemas sehingga ia takut untuk bersosialisai dengan
warga di sekitar tempat tinggalnya.
5. Mekanisme pembelaan diri
Mekanisme pembelaan diri yang digunakan oleh pasien adalah sublimasi
(sublimation) karena cenderung meluapkan emosinya terhadap suatu hal yang psoitif.
XII. PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT
Bulan Januari Tahun 2010 : pasien mengalami ketakutan yang berlebih dan dirawat
di RS Puri Raharja
Bulan Februari Tahun 2010 : pasien mengalami keluhan sulit tidur dan memeriksakan
diri ke Poli Psikiatri RSUP Sanglah
XIII.SILSILAH KELUARGA
Keterangan:
= laki-laki
= perempuan
= pasien
= meninggal dunia
1 = ayah pasien
2 = ibu pasien
3,4 = mertua pasien
6 = pasien
5,7,8,9,10 = saudara kandung pasien
43
1312
21
60
60
10
711
985
15
14 16
12,13 = adik ipar pasien
11 = suami pasien
14,15,16 = anak pasien