67
1 PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , KEBEBASAN AKADEMIK, & KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK) AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA HUSADA Jl. Letjend Ibrahim Adjie No 180, Sindang Barang, Kota Bogor

PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

1

PEDOMAN SUASANA AKADEMIK

(OTONOMI KEILMUAN , KEBEBASAN AKADEMIK, &

KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK)

AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA HUSADA

Jl. Letjend Ibrahim Adjie No 180, Sindang Barang, Kota Bogor

Page 2: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

2

Page 3: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

3

Page 4: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4

A. Latar Belakang ........................................................................................ 4 B. Tujuan ..................................................................................................... 8

C. Sasaran .................................................................................................... 9

D. Landasan Yuridis .................................................................................... 10

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN ............................................................ 11

A. Visi ......................................................................................................... 11 B. Misi ......................................................................................................... 11

C. Tujuan ..................................................................................................... 12

D. Sasaran .................................................................................................... 13

BAB III SUASANA AKADEMIK .......................................................................... 14

A. Pengertian Suasana Akademik ............................................................... 14 B. Komponen-Komponen Suasana Akademik ............................................ 17

B.1 Otonomi Keilmuan ......................................................................... 18

B.2 Kebebasan Akademik .................................................................... 19

B.3 Kebebasan Mimbar Akademik ....................................................... 20

C. Budaya Akademik .................................................................................. 22

BAB IV KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUASANA AKADEMIK .............. 23

A. Kebijakan Suasana Akademik ....................................................................... 23 A.1 Otonomi Keilmuan ............................................................................... 24

A.2 Kebebasan Akademik ........................................................................... 25

A.3 Kebebasan Mimbar Akademik ............................................................. 27

B. Rencana Strategis Suasana Akademik ............................................................ 29

C. Pelaksanaan Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik

dan Otonomi Keilmuan ............................................................................... 30

D. Dukungan Institusi Terhadap Pelaksanaan Kebebasan Akademik,

Kebebasan Mimbar Akademik, dan Otonomi Keilmuan…………….. 33

BAB V Mekanisme Penetapan Standar Suasana Akademik ............................ 39

A. Standar Etika Akademika ....................................................................... 39 B. Standar Budaya Akademik ..................................................................... 42

C. Mekanisme Pemenuhan Standar ............................................................. 43

D. Organisasi Penjamin Mutu Suasana dan Budaya Akademik .................. 44

E. Perencanaan Standar Mutu Suasana dan Budaya Akademik……… 45

F. Standar Pelaksanaan Suasana Akademik………………………….. 49

BAB VI PENINGKATAN MUTU SUASANA AKADEMIK……………… 50

1. Pembinaan Suasana dan Budaya Akademik……………………….. 50 2. Strategi Peningkatan Suasana Akademik yang Kondusif ........................ 51

BAB VII KINERJA SUASANA AKADEMIK……………………………… 52

1. Pengukuran Kinerja Suasana Akademik…………………………… 53 2. Standar Monitoring dan Evaluasi………………………………….. 54

BAB VIII PENUTUP…………………………………………………………. 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi

dapat berlangsung secara wajar, sehat dan produktif bila ditopang oleh adanya

kebijakan suasana akademik yang mencakup otonomi keilmuan, kebebasan

akademik dan kebebasan mimbar akademik . Adanya hubungan kondisional ini

menandakan bahwa kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan

otonomi keilmuan merupakan hal yang sangat esensial dalam kehidupan setiap

perguruan tinggi. Oleh karena itu, pimpinan perguruan tinggi berkewajiban

mengupayakan dan menjamin agar segenap anggota sivitas akademika di

lingkungan AKBID Wijaya Husada dapat melaksanakan kebebasan akademik,

kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan secara bertanggung jawab

dan mandiri.

AKBID Wijaya Husada bercita-cita menjadi Akademi Kebidanan yang

mampu mengembangkan ahli Madya Kebidanan yang professional, terampil

dan unggul dalam deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang anak di tingkat

nasional dan berorientasi global pada tahun 2024. Cita-cita ini memerlukan

iklim institusi yang memiliki budaya akademis dan menghargai nilai-nilai dan

etika akademis. Untuk mencapai cita-cita tersebut telah ditetapkan Kebijakan

Suasana Akademik dan Standar Mutu Suasana Akademik sebagai acuan yang

harus dipenuhi oleh semua unit kerja yang terkait dengan penciptaan susana

akademik yang kondusif di lingkungan AKBID Wijaya Husada. Penetapan

standar mutu suasana akademik dimaksudkan sebagai acuan dalam merancang,

Page 6: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

6

merumuskan dan menetapkan berbagai standar di tingkat, akademi, dan unit

terkait.

Misi terpenting AKBID Wijaya Husada yaitu:Meningkatkan mutu

pendidikan agar memiliki kemampuan professional bidan yang beretika dan

bertanggung jawab dengan kekhasan deteksi dini dan stimulasi tumbuh

kembang anak, Mengembangkan program akademik dan non akademik yang

menunjang standar kompetensi bidan dengan keunggulan deteksi dini dan

stimulasi tumbuh kembang anak. Mengembangkan kompetensi Sumber Daya

Manusia (SDM), sarana dan pra sarana agar menghasilkan pelayanan

pendidikan berkualitas. Mengembangkan penelitian dalam bidang kesehatan

khususnya kebidanan yang bermanfaat meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam ruang

lingkup kebidanan dengan pendekatan kepedulian terhadap masyarakat.

Mengembangkan kerjasama kemitraan, baik di tingkat lokal, nasional, dan

internasiona. Menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran secara

profesional dalam bidang kesehatan yang mandiri, bermoral, dan berbudaya,

didukung oleh staf profesional dengan standar nasional dan internasional,

Mengembangkan penelitian dan memanfaatkan teknologi secara arif serta

mengupayakan penggunaannya untuk membantu dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, Mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa

pelayanan pendidikan secara edukatif, konsisten, dan terprogram dalam bidang

ilmu kesehatan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat dan terapan

teknologi kesehatan tepat guna, Memberikan fasilitas-fasilitas untuk mendukung

kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat bagi sivitas

Page 7: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

7

akademika dan masyarakat sekitar, Melakukan kerjasama dengan lembaga

pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang

kesehatan berskala nasional. Misi tersebut memerlukan peningkatan suasana

akademik yang pada akhirnya berkembang menjadi budaya akademik.

Suasana akademik, seperti halnya komponen input dan proses lainnya,

merupakan salah satu komponen di dalam menghasilkan kualitas keluaran.

Suasana akademik merupakan komponen evaluasi diri yang harus selalu

diperbaiki dan ditingkatkan secara sistematis, berkelanjutan serta dipergunakan

sebagai salah satu komponen penjaminan mutu. Suasana akademik memang

bukan sebuah komponen fisik yang memiliki dimensi yang bisa diukur dengan

suatu tolok ukur yang jelas, namun suasana akademik yang bermutu akan

mampu dikenali dan dirasakan.

Kehidupan perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi

dapat berlangsung secara wajar, sehat dan produktif jika ditopang oleh adanya

kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan.

Adanya hubungan kondisional ini menandakan bahwa kebebasan

akademik,kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan merupakan tiga

hal yang sangat esensial dalam kehidupan setiap perguruan tinggi. Oleh karena

itu, pimpinan berkewajiban mengupayakan dan menjamin agar segenap anggota

sivitas akademika di lingkungan AKBID Wijaya Husada dapat melaksanakan

kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan

secara bertanggung jawab dan mandiri.

Sejalan dengan diakuinya otonomi keilmuan, maka kalangan para

ilmuwan bukan saja mengharapkan diakuinya kebebasan akademik sebagai hak

Page 8: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

8

sivitas akademika, melainkan juga berlakunya kebebasan mimbar akademik

bagi mereka yang memenuhi prasyaratnya. Kebebasan akademik berlaku bagi

sivitas akademika, baik para dosen maupun mahasiswa. Kebebasan akademik

berlaku bagi setiap anggota sivitas akademika untuk melakukan studi,

penelitian serta pembelajaran ilmu kepada dan antara sesama warga sivitas

akademika. Kebebasan akademik inilah yang harus menjadi semangat dalam

penyelenggaraan berbagai bentuk komunikasi di antara sesama warga sivitas

akademika.

Kebebasan mimbar akademik memang merupakan hak bagi kalangan

terbatas di antara para akademisi, yaitu mereka yang diakui memiliki

wewenang dan wibawa ilmiah untuk menyatakan pikiran dan pendapatnya dari

mimbar akademik mengenai sesuatu yang berkenaan dengan disiplin ilmunya.

Diakuinya wewenang dan wibawa itu tentunya didasarkan pada terpenuhinya

berbagai persyaratan serta reputasi yang bersangkutan sebagai akademika.

Dengan berlakunya asas kebebasan mimbar akademik maka para ilmuwan dan

akademisi memperoleh kesempatan dan kebebasan untuk menyatakan pikiran

dan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kebebasan

mimbar akademik merupakan lisensi bagi akademisi yang berhak

menyandangnya, namun lisensi ini tidak terlepas dari pertanggungjawaban;

kebebasan mimbar akademik dalam lingkup kebebasan akademik dipandu oleh

etika akademik, moral akademik dan norma akademik. Jadi kebebasan

akademik dan kebebasan mimbar akademik merupakan kebebasan yang

bermitra etik karena serentak disertai oleh kesadaran bertanggungjawab oleh

pelakunya.

Page 9: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

9

Dengan berlakunya kebebasan akademik dan kebebasan mimbar

akademik serta diakuinya otonomi keilmuan, maka lengkaplah landasan untuk

menjadikan setiap unit kerja di lingkungan AKBID Wijaya Husada sebagai

wahana pembelajaran dengan ciri khasnya masing-masing. Kebebasan

akademik dan kebebasan mimbar akademik sekaligus membuka kesempatan

bagi sivitas akademika untuk saling menguji pikiran dan pendapat. Keterbukaan

ini penting dijadikan sebagai semangat dalam segala bentuk komunikasi antara

sesama warga masyarakat akademik, karena betapapun hebatnya seseorang

dalam penguasaan disiplin ilmunya, tak ada alasan baginya untuk beranggapan

bahwa pikiran dan pendapatnyalah yang benar. Keterbukaan dalam komunikasi

menjauhkan seorang dari arogansi akademik dan menghidupkan sikap saling-

toleransi dalam perbedaan pendapat.

Dengan pertimbangan hal-hal tersebut diatas maka AKBID Wijaya

Husada menetapkan kebijakan dan standar mutu suasana akademik yang akan

menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan institusi, dan dosen serta

mahasiswa untuk bertanggung jawab dalam menciptakan suasana akademik

yang kondusif.

B. Tujuan

Pedoman Peningkatan Suasana Akademik disusun agar menjadi acuan

peningkatan suasana akademik di akademi dengan menerapkan siklus mutu yang

berupa alur perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi. Pedoman

ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Mendorong, mengakomodasi, dan memfasilitasi tumbuh kembangnya

budaya akademik.

Page 10: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

10

2. Meningkatkan kualitas interaksi dosen dan mahasiswa dalam

kegiatankegiatan akademik.

3. Mendorong sivitas akademika untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan

akademis.

4. Mendorong tumbuhnya sikap dan kepribadian ilmiah di kalangan sivitas

akademika.

C. Sasaran

1. Meningkatkan penerapan pembelajaran yang interaktif, holistik, integratif,

saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada

mahasiswa dalam seluruh mata kuliah agar tercipta interaksi akademik yang

kondusif antara dosen dan mahasiswa.

2. Meningkatkan keterlibatan sivitas akademika dalam penelitian untuk

pengembangan IPTEKS yang inovatif dan penyampaian hasilnya dalam

berbagai seminar ilmiah dan jurnal ilmiah yang bereputasi baik pada tingkat

nasional maupun internasional.

3. Meningkatkan keiikutsertaan sivitas akademika dalam berbagai kegiatan

akademik baik pada pada tingkat nasional maupun internasional.

4. Meningkatkan keterlibatan sivitas akademika dalam mengimplementasikan

hasil penelitian kepada masyarakat dalam rangka transformasi ilmu

pengetahuan dan hasil penelitian yang bermanfaat langsung bagi kepada

masyarakat.

5. Taat azas dan tidak melanggar hukum serta tidak menganggu kepentingan

umum

D. Landasan Yuridis

Page 11: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

11

1. Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat 1 tentang

penyelenggaraan dan pengembangan ilmu pengetahuan pada perguruan

tinggi berlaku kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan

otonomi keilmuan.

2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

Pasal 8 dan Pasal 9;

3. Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional

Pendidikan Tinggi.

4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan

Tinggi

Page 12: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

11

BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Visi

Menjadi Akademi Kebidanan yang mampu mengembangkan ahli madya

kebidanan yang professional, terampil dan unggul dalam deteksi dini dan stimulasi

tumbuh kembang anak ditingkat nasional dan berorientasi global pada tahun 2024

B. Misi

1. Meningkatkan mutu pendidikan agar memiliki kemampuan professional bidan

yang beretika dan bertanggung jawab dengan kekhasan deteksi dini dan stimulasi

tumbuh kembang anak dan berdasarkan indikator SDG’s ke 4 yaitu pendidikan

yang berkualitas dan berdaya saing Internasional

2. Mengembangkan program akademik dan non akademik yang menunjang standar

kompetensi bidan dengan keunggulan deteksi dini, stimulasi tumbuh kembang

anak kewirausahaan dan IPTEK untuk masa depan

3. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) , sarana dan

Prasarana agar menghasilkan pelayanan pendidikan berkualitas

4. Mengembangkan penelitian dalam bidang kesehatan khususnya kebidanan yang

bermanfaat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

5. Melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam ruang lingkup

kebidanan dengan pendekatan kepedulian terhadap masyarakat

6. Mengembangkan kerja sama kemitraan , baik ditingkat lokal, nasional dan

internasional dengan penambahan mata kuliah bahasa asing

Page 13: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

12

C. Tujuan

1. Menghasilkan akademi kebidanan yang memiliki kemampuan akademik,

memiliki integritas kepribadian tinggi dan dapat menerapkan, mengembangkan,

memperluas ilmu kesehatan secara profesional serta lulusan yang berdaya saing

internasional

2. Terlaksananya program akademik dan non akademik yang menunjang standar

kompetensi tenaga kesehatan yang terampil dan mampu mengantisipasi

kebutuhan masa kini dan masa depan

3. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang kompeten dan sarana

prasarana dalam pelayanan pendidikan kesehatan

4. Menghasilkan lulusan yang mampu mengadakan penelitian dalam bidang ilmu

kesehatan, yang hasilnya diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

5. Menghasilkan lulusan yang mampu mengabdikan dan mengimplementasikan

pengetahuan dan keterampilanya dalam bidang ilmu kesehatan secara profesional

krpada masyarakat

6. Menghasilkan lulusan yang mampu berwirausaha mandiri salah satunya dengan

pengembangan UMKM, untuk meningkatkan Nation Economic Development

7. Terwujudnya Kerja Sama Kemitraan baik ditingkat lokal, Nasional dan

Internasional

Page 14: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

13

D. Sasaran

1. Organisasi

2. Akademik

3. Sumber daya manusia

4. Kemahasiswaan

5. Sarana prasarana;

6. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

7. Kerja sama

Page 15: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

14

BAB III

SUASANA AKADEMIK

A. Pengertian Suasana Akademik

Proses Pendidikan Tinggi (PT) adalah sebuah proses transformasi-

produktif yang intinya untuk menghasilkan lulusan yang kompeten,

berkualitas dan mampu memenuhi kepuasan dari mereka (user) yang akan

memanfaatkannya sebagai sumber daya produksi aktif di industri ataupun

lapangan kerja yang lain. Proses transformasi ini memerlukan berbagai

macam prasyarat agar mampu menghasilkan luaran akhir (finished goods

output) yang berkualitas dan mampu menjamin tercapainya standar kinerja

yang ditetapkan. Secara sistematis proses transformasi-produktif yang

berlangsung di Perguruan Tinggi dapat dilihat dalam bagan Gambar 1.

Suasana akademik, seperti halnya komponen-komponen masukan dan

proses lainnya, merupakan salah satu komponen yang akan memberi pengaruh

signifikan di dalam menghasilkan kualitas keluaran (lulusan, dll). Suasana

akademik merupakan komponen evaluasi diri yang harus selalu diperbaiki dan

ditingkatkan secara sistematis, berkelanjutan serta dipergunakan sebagai salah

satu komponen penjamin mutu.

Page 16: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

15

Gambar 1. Proses Transformasi-Produktif di Perguruan Tinggi

(Sumber : Buku Pedoman Evaluasi-Diri Akademi– BAN PT, 2002)

Suasana akademik memang bukan sebuah komponen fisik yang

memiliki dimensi yang bisa diukur dengan suatu tolok ukur yang jelas,

namun suasana akademik yang berkualitas. akan mampu dikenali dan

dirasakan. Identifikasi serta daya upaya untuk melakukan perubahan dan

perbaikan dari komponen pendukung terbentuknya suasana akademik yang

kondusif akan menghasilkan proses pembelajaran (transformasi-produktif)

yang berkualitas.

Page 17: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

16

Gambar 2. Obyek dan Komponen Evaluasi Diri

(Sumber : Buku Pedoman Evaluasi-Diri BAN PT, 2002)

Suasana akademik atau sering juga disebut sebagai academic atmosphere

merupakan kondisi yang harus mampu diciptakan untuk membuat proses

pembelajaran di Perguruan Tinggi (PT) berjalan sesuai dengan visi, misi, dan

tujuannya. Suasana akademik menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan

akademik, interaksi antara dosen dan mahasiswa, antara sesama mahasiswa,

maupun antara sesama dosen untuk mengoptimalkan proses pembelajaran

Page 18: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

17

B. Komponen-Komponen Suasana Akademik

Suasana akademik yang kondusif akan tercermin dari Proses

Pembelajaran yang berlangsung dalam sebuah suasana ”feeling at home”.

Proses tersebut akan melibatkan semua sumber daya pendidikan (dosen,

fasilitas/sarana-prasarana, laboratorium, perpustakaan, organisasi-manajemen

dan kurikulum) yang mampu memberikan kontribusi dukungan untuk

kelancaran proses pembelajaran. Komponen- komponen sumber daya

pendidikan yang dirancang dan dikelola dengan mengikuti standar kualitas

yang ditentukan akan mampu menciptakan suasana akademik yang kondusif,

sehingga menimbulkan kegairahan dalam proses pembelajaran.Dengan

mengacu pada indikator ini, diharapkan peranan manajemen PT dan sivitas-

akademikanya secara kelembagaan dapat meningkatkan motivasi, kreativitas,

kesungguhan dan keteraturan untuk menjamin tercapainya standar kualitas

proses pembelajaran.

Gambar 3. Komponen-Komponen Pendukung Suasana Akademik

Kondusif

(Sumber : Buku Pedoman Evaluasi Diri BAN-PT, 2002).

Page 19: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

18

Sungguh tidak mudah untuk mendeskripsikan ”suasana” yang dapat

dikatakan baik maupun kondusif itu. Suasana tidak memiliki bentuk maupun

dimensi fisik dengan tolok ukur yang jelas. Suasana akademik yang kondusif

dapat dikenali dan dirasakan meskipun bersifat abstrak serta tidak berwujud

(intangible). Untuk memberikan gambaran tentang suasana akademik yang

kondusif, maka langkah praktis yang bisa dilakukan adalah dengan melihat

dan melakukan evaluasi terhadap komponen-komponen pendukungnya.

Metode pendekatan bisa terfokus pada berbagai hal seperti interaksi akademik,

kegiatan akademik, akses terhadap sumber belajar, kecukupan dan ketepatan

sumber belajar, keikutsertaan mahasiswa dalam aktivitas kurikuler (termasuk

penelitian) maupun ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler, dan lain- lain.

B.1 Otonomi Keilmuan

Otonomi keilmuan merupakan otonomi sivitas akademika pada suatu

cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam menemukan,

mengembangkan, mengungkapkan, dan/atau mempertahankan kebenaran

ilmiah menurut kaidah, metode keilmuan, dan budaya akademik.

Pelaksanaan Otonomi Keilmuan. Pelaksanaan otonomi keilmuan

terimplementasi melalui kemandirian dan kebebasan sivitas akademika dalam

menemukan, mengembangkan, mengungkapkan, dan/ atau mempertahankan

kebenaran menurut kaidah keilmuannya untuk menjamin keberlanjutan

perkembangan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/ atau olah raga.

Page 20: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

19

B.2 Kebebasan Akademik

Kebebasan akademik merupakan kebebasan sivitas akademika (dosen

dan mahasiswa) dalam Pendidikan Tinggi untuk mendalami dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bertanggung jawab

melalui pelaksanaan Tridharma; Pelaksanaan Kebebasan Akademik

1) Kebebasan akademik dilaksanakan dalam upaya mendalami,

menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

dan/atau olah raga melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara

berkualitas dan bertanggung jawab;

2) Sivitas akademik mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pembelajaran dan/ atau

penelitian ilmiah dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan

persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat

manusia.

3) Dosen sebagai anggota sivitas akademika memiliki tugas mentrasformasi

ilmu pengetahuan dan/ atau teknologi yang dikuasainya kepada

mahasiswa dengan mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran

sehingga mahasiswa aktif mengembangkan potensinya;

4) Dosen sebagai ilmuwan memiliki tugas mengembangkan suatu cabang

ilmu pengetahuan dan/ atau teknologi melalui penalaran dan penelitian

ilmiah serta menyebarluaskannya kepada sesama dosen, mahasiswa dan

masyarakat luas secara bertanggung jawab dilandasi oleh norma dan

Page 21: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

20

kaidah keilmuan, yaitu jujur, berwawasan luas, menghargai pendapat

akademisi lainnya dan tidak semata-mata untuk kepentingan pribadi;

5) Mahasiswa sebagai anggota sivitas akademika diposisikan sebagai insan

dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi

diri di perguruan tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi dan/

atau professional;

6) Mahasiswa secara aktif mengembangkan potensinya dengan melakukan

pembelajaran, pencarian kebenaran ilmiah, dan/ atau penguasaan,

pengembangan, dan pengamalan suatu cabang ilmu pengetahuan dan

teknologi untuk menjadi ilmuwan, intelektual, praktisi, dan/ atau

professional yang berbudaya;

7) Mahasiswa memiliki kebebasan akademik dengan mengutamakan

penalaran dan ahlak mulia serta bertanggung jawab sesuai dengan

budaya akademik;

8) Mahasiswa berkewajiban menjaga etika dan mentaati norma pendidikan

tinggi untuk menjamin terlaksananya Tri Dharma dan pengembangan

budaya akademik;

9) Mahasiswa mengembangkan bakat, minat, dan kemampuannya melalui

kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler sebagai bagian dari proses

pendidikan;

B.3 Kebebasan Mimbar Akademik

Kebebasan mimbar akademik adalah wewenangan yang dimiliki guru besar

dan/atau dosen yang memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk menyatakan

Page 22: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

21

secara terbuka dan bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan

dengan rumpun ilmu dan cabang ilmunya. Pelaksanaan Kebebasan Mimbar

Akademik

1) Kebebasan mimbar akademik merupakan wewenang guru besar dan/

atau dosen yang memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk menyatakan

secara terbuka dan bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan

dengan rimpun ilmu dan cabang ilmunya;

2) Dosen wajib menjunjung tinggi kebebasan mimbar akademik, yaitu

kebebasan menyampaikan pikiran dan pendapat dalam lingkungan serta

forum akademik dalam bentuk ceramah, seminar, dan kegiatan ilmiah

lainnya sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan

Dengan berlakunya asas kebebasan mimbar akademik maka para

ilmuwan dan akademisi memperoleh kesempatan dan kebebasan untuk

menyatakan pikiran dan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah. Kebebasan mimbar akademik merupakan lisensi bagi akademisi

yang berhak menyandangnya, namun lisensi ini tidak terlepas dari

pertanggungjawaban; kebebasan mimbar akademik dalam lingkup

kebebasan akademik dipandu oleh etika akademik. Jadi kebebasan

akademik dan kebebasan mimbar akademik merupakan kebebasan yang

bermitra etik karena serentak disertai oleh kesadaran bertanggung jawab

oleh pelakunya.

Page 23: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

22

C. Budaya Akademik

Budaya Akademik adalah cara hidup dari masyarakat ilmiah yang

beranekaragam, majemuk, multikultural yang bernaung dalam sebuah institusi

yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kebenaran ilmiah dan obyektivitas.

Obyektivitas. budaya tersebut dibangun berdasarkan prinsip kebebasan

berpikir, berpendapat dan mimbar akademik dalam suasana akademik yang

dinamis, terbuka serta ilmiah. Hal yang disebut terakhir merupakan suatu

standar untuk menggambarkan suasana akademik yang kondusif, terutama

berkaitan dengan model interaksi dosen mahasiswa di dalam proses

pembelajaran maupun penelitian. Budaya akademik yang mengedepankan

kebebasan akademik, menjunjung tinggi kebenaran ilmiah, obyektivitas,

keterbukaan, serta otonom keilmuan, membuat perguruan tinggi tidak mudah

terpengaruh atau dikendalikan oleh pihak eskternal yang berkepentingan.

Page 24: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

23

BAB IV

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUASANA AKADEMIK

A. Kebijakan Suasana Akademik

Akademi Kebidanan Wijaya Husada menciptakan suasana yang kondusif bagi

kegiatan akademik, interaksi antara dosen dan mahasiswa, antara sesama

mahasiswa, antara sesama dosen yang mendorong mereka menjadi pribadi yang

proaktif, kritis, inovatif, dinamis, dan etis.

Kebijakan Mutu Pendukung Suasana Akademik Akademi Kebidanan Wijaya

Husada yaitu:

a) Menjunjung tinggi etika akademis dan budaya akademis sebagai

pedoman berperilaku dan berinteraksi bagi sivitas akademika dalam

mewujudkan visi misi melalui kegiatan pembelajaran, penelitian, dan

pengabdian pada masyarakat;

b) Menjunjung tinggi kebebasan akademik, kebenaran ilmiah, obyektivitas,

keterbukaan, serta otonomi keilmuan dengan menyelenggarakan

kegiatankegiatan dan menyediakan fasilitas yang berkualitas;

c) Menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas untuk mendukung

keberhasilan akademik; dan

d) Mendorong kegiatan monitoring dan evaluasi untuk menjamin

akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan akademis.

Page 25: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

24

A.1 Kebebasan Akademik

Kebebasan akademik Akademi Kebidanan Wijaya Husada adalah kebebasan

warga kampus Akademi Kebidanan Wijaya Husada untuk mendalami dan

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni secara bertanggungjawab

melalui pelaksanaan kegiatan tri dharma perguruan tinggi. Akademi Kebidanan

Wijaya Husada memberikan keleluasaan kepada seluruh warga kampusnya untuk

melaksanakan kegiatan tri dharma perguruan tinggi melalui kegiatan pendidikan,

penelitian dan pengabdian pada masyarakat, secara bertanggungjawab.

a. Misi

Memberikan kebebasan akademik kepada sivitas akademika Akademi Kebidanan

Wijaya Husada yang dilaksanakan secara bertanggungjawab dalam upaya

penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang

mendukung pembangunan nasional.

b. Tujuan

Kebebasan akademik bertujuan untuk pendalaman dan pengembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pelaksanaan tridharma.

c. Program

Akademi Kebidanan Wijaya Husada memfasilitasi kebebasan akademik sivitas

akademika yang meliputi kebebasan menulis, meneliti, menghasilkan karya

keilmuan, menyampaikan pendapat, pikiran, gagasan sesuai dengan bidang ilmu

yang ditekuni, dalam kerangka akademis.

Page 26: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

25

d. Pemanfaatan

Kebebasan akademik Akademi Kebidanan Wijaya Husada, dimanfaatkan oleh

seluruh Institusi serta civitas untuk melindungi dan mempertahankan serta

meningkatkan mutu kekayaan intelektual untuk memperkuat daya saing bangsa

dan negara Indonesia.

e. Penjaminan

Kebebasan akademik di Akademi Kebidanan Wijaya Husada merupakan

tanggungjawab pribadi warga kampus yang wajib dilindungi dan di fasilitasi oleh

Akademi Kebidanan Wijaya Husada. Pimpinan mengupayakan dan menjamin

agar setiap warga kampus melaksanakan kebebasan akademik secara

bertanggungjawab.

A.2 Kebebasan Mimbar akademik

Kebebasan mimbar akademik Akademi Kebidanan Wijaya Husada adalah

kewenangan yang dimiliki dosen yang memiliki otoritas dan wibawa ilmu untuk

menyatakan secara terbuka dan bertanggungjawab mengenai sesuatu yang

berkenaan dengan rumpun ilmu yang dikembangkan di Akademi Kebidanan

Wijaya Husada. Dalam melaksanakan kebebasan akademik dan kebebasan

mimbar akademik setiap anggota warga kampus di Akademi Kebidanan Wijaya

Husada, dalam melaksanakan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar

akademik setiap anggota sivitas akademika di Akademi Kebidanan Wijaya

Husada

o Mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya dapat meningkatkan mutu

akademik ,

Page 27: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

26

o Mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya, bermanfaat bagi masyarakat ,

bangsa , negara dan umat manusia ;

o Bertanggungjawab secara pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya serta

akibatnya pada diri sendiri atau orang lain ;

o Melakukannya dengan cara yang tidak bertentangan nilai agama, nilai etika,

dan kaidah akademik ;

o Tidak melanggar hukum dan tidak mengganggu kepentigan umum

a. Misi

Akademi Kebidanan Wijaya Husada memberikan wewenang kebebasan mimbar

akademik sepenuhnya kepada dosen yang memiliki otoritas dan wibawa ilmiah

untuk menyatakan secara terbuka dan bertanggungjawab mengenai sesuatu yang

berkenaan dengan rumpun ilmu dan cabang ilmunya.

b. Tujuan

Kebebasan Mimbar akademik bertujuan untuk meningkatkan peluang

penyampaian gagasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni melalui

pelaksanaan tridharma.

c. Program

Kebebasan mimbar akademik sivitas akademika disalurkan dengan

mengembangkan kegiatan seminar ilmiah, diskusi ilmiah, bedah buku, ataupun

pertunjukan seni.

Page 28: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

27

d. Pelaksanaan

Melakukannya dengan cara yang tidak bertentangan nilai etika/akhlak dan kaidah

akademik serta tidak melanggar hukum dan tidak mengganggu kepentingan

umum.

e. Pemanfaatan

Mengupayakan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dan

hasilnya dapat meningkatkan mutu akademik Akademi Kebidanan Wijaya Husada

dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia;

f. Penjaminan

Kebebasan mimbar akademik di Akademi Kebidanan Wijaya Husada merupakan

tanggungjawab pribadi warga kampus yang wajib dilindungi dan difasilitasi oleh

Akademi Kebidanan Wijaya Husada. Pimpinan mengupayakan dan menjamin

agar setiap warga kampus melaksanakan kebebasan mimbar akademik secara

bertanggungjawab.

A.3 Otonomi Keilmuan

Akademi Kebidanan Wijaya Husada memberikan keleluasaan kepada sivitas

akademika (dosen dan mahasiswa) untuk mengembangkan keilmuan sesuai

dengan perkembangan ilmu kesehatan dewasa ini. Otonomi keilmuan juga

diberikan seluas-luasnya sesuai dengan bidang minat ilmu Kesehatan secara

bertanggungjawab diantaranya, etika, analisis, desain dan implemetasi sistem.

Hasil penerapan kebijakan otonomi keilmuan adalah adanya peningkatan

partisipasi dosen dan mahasiswa dalam berbagai kegiatan ilmiah. Pada dosen

terjadi peningkatan dalam kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat dan

Page 29: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

28

pada mahasiswa dalam mengembangkan penerapan keilmuan dalam kegiatan

PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) serta berbagai aktivitas keilmuan lain.

Dan Akademi Kebidanan Wijaya Husada memberikan keleluasaan kepada warga

kampus untuk menemukan, mengembangkan, mengungkapkan, dan

mempertahankan kebenaran ilmiah menurut kaidah metode keilmuan. Otonomi

keilmuan juga diberikan seluas-luasnya sesuai dengan bidang ilmu yang

dikembangkan di Akademi Kebidanan Wijaya Husada. Hasil penerapan kebijakan

otonomi keilmuan adalah adanya peningkatan partisipasi dosen dan mahasiswa

dalam berbagai kegiatan ilmiah.

a. Misi

Otonomi keilmuan Akademi Kebidanan Wijaya HusadaMedan dilaksanakan oleh

sivitas akademika sesuai kaidah, metode keilmuan, dan budaya akademik.

b. Tujuan

Otonomi keilmuan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan,

mengungkapkan, dan/atau mempertahankan kebenaran ilmiah pada suatu cabang

ilmu pengetahuan dan/atau teknologi.

c. Program

Pelaksanaan otonomi keilmuan diarahkan untuk memantapkan terwujudnya

penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang

bertanggunngjawab

d. Pemanfaatan

Otonomi keilmuan di Akademi Kebidanan Wijaya Husada, dimanfaatkan oleh

seluruh institusi serta civitas untuk: melindungi menambah dan

Page 30: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

29

meningkatkan mutu kekayaan hak kekayaan intelektual guna memperkuat daya

saing bangsa dan negara Indonesia.

e. Penjaminan

Otonomi keilmuan di Akademi Kebidanan Wijaya Husada merupakan

tanggungjawab pribadi warga kampus yang wajib dilindungi dan difasilitasi oleh

Akademi Kebidanan Wijaya Husada. Pimpinan mengupayakan dan menjamin

agar setiap warga kampus melaksanakan otonomi keilmuan secara

bertanggungjawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan dilandasi

dengan nilai-nilai keislaman

B. Rencana Strategis Suasana Akademik

Indikator pencapaian sasaran Tercapainya Suasana Akademik yang kondusif

Sasaran

Indikator

Tahun

2020 2021 2022 2023 2024

Tercapainya

Suasana

Menyelenggarakan

Kegiatan Kebersamaan

Terlaks

ana

Terla

ksana

Terl

aksa

na

Terl

aksa

na

Terla

ksana

Akademik

yang kondusif

Penghargaan untuk

mahasiswa berprestasi

Terlaks

ana

Terla

ksana Terl

aksa

na

Terl

aksa

na

Terla

ksana

Melakukan rapat rutin Terlaks ana

Terla ksana

Terl aksa na

Terl aksa na

Terla ksana

Seminar

dosen-mahasiswa

Terlaks

ana

Terla

ksana

Terl

aksa

na

Terl

aksa

na

Terla

ksana

Mahasiswa terlibat dalam

pengabdian masyarakat

Terlaks

ana

Terla

ksana

Terl

aksa

na

Terl

aksa

na

Terla

ksana

oleh dosen di industri

Page 31: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

30

atau mitra

Mahasiswa terlibat dalam

penelitian oleh dosen di

Terlaks ana

Terla ksana

Terl aksa

na

Terl aksa

na

Terla ksana

industri atau mitra

Rencana pembelajaran 100% 100% 100 %

100 %

100%

berjalan dengan baik

C. Pelaksanaan Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik dan

Otonomi Keilmuan

1. Pelaksanaan Kebebasan Akademik

a. Akademi Kebidanan Wijaya Husada menjamin kebebasanakademik

kepada seluruh civitas akademika (baik dosen maupun mahasiswa)

untuk melahirkan inovasi pembelajaran, melakukan investigasi

penelitian dan menyebarluaskan hasilnya melalui presentasi,

peragaan, dan publikasi karya ilmiah.

b. Kebebasan akademik dilaksanakan dalam upaya mendalami,

menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,

melalui kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada

masyarakat yang berkualitas dan betanggungjawab.

c. Pelaksanaan kebebasan akademik tidak boleh bertentangan dengan

nilai-nilai agama, etika, dan kaidah akademik, serta tidak

melanggar hukum dan tidak menggangu kepentingan umum.

d. Pelanggaran terhadap kebebasan akademik menjadi tanggung

Page 32: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

31

jawab pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya, serta akibatnya pada

diri sendiri atau orang lain.

e. Kebebasan akademik dilaksanakan untuk mendorong

berlangsungnya proses penelitian, pembelajaran dan publikasi

ilmiah di Akademi Kebidanan Wijaya Husada.

f. Kebebasan akademik yang diberikan benar-benar dapat

meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan fungsi-fungsi

kegiatan kecendekiawanan di Akademi Kebidanan Wijaya Husada,

maka pada kebebasan akademik melekat tanggung jawab pribadi

dan institusi.

g. Dosen dan mahasiswa sebagai warga masyarakat kampus

mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Pelaksanaan hak dan

kewajiban dosen dan mahasiswa selalu terukur relevansi dan

urgensinya dari sudut pandang tanggung jawab terhadap disiplin

keilmuan, kedudukan sebagai dosen, dan/atau mahasiswa, serta

terhadap repuatsi Akademi Kebidanan Wijaya Husada.

h. Akademi Kebidanan Wijaya Husada mengupayakan kebebasan

akademik agar kegiatan dan hasilnya dapat meningkatkan mutu

akademik.

i. Akademi Kebidanan Wijaya Husada mengupayakan kebebasan

akademik agar kegiatan dan hasilnya bermanfaat bagi masyarakat,

bangsa, negara, dan kemanusiaan.

j. Akademi Kebidanan Wijaya Husada melakukan kebebasan

Page 33: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

32

akademik dengan cara yang tidak bertentangan dengan nilai- nilai

agama, nilai-nilai etika, dan akidah akademik, dan tidak melanggar

hukum dan tidak melanggar kepentingan umum.

2. Pelaksanaan Kebebasan Mimbar Akademik.

a. Kebebasan mimbar akademik menjadi tanggung jawab institusi

atau unit organisasi di bawahnya, apabila institusi unit organisasi

tersebut secara resmi terlibat dalam pelaksanaannya dan sesuai

dengan ketentuan peraturan perudang-undangan, dan dilandasi

etika dan norma/ kaidah kelimuan.

b. Kebebasan mimbar akademik dilakukan dalam rangka

mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya dapat meningkatkan

mutu akademik di Akademi Kebidanan Wijaya Husada.

c. Kebebasan mimbar akademik dilakukan dalam rangka

mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya bermanfaat bagi

masyarakat, bangsa, negara dan kemanusiaan.

d. Kebebasan mimbar akademi dilakukan dengan cara yang tidak

bertentangan dengan nilai agama, etika, dan kaidah akademik; dan

tidak melanggar hukum dan tidak mengganggu kepentingan umum.

3. Pelaksanaan Otonomi Keilmuan.

a. Akademi Kebidanan Wijaya Husada mendukung otonomi

keilmuan yang dimiliki oleh civitas akademika berdasarkan cabang ilmu,

teknologi, manajemen dan atau seni dan desain dalam menemukan,

mengembangkan, mengungkap, dan/atau mempertahankan kebenaran

Page 34: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

33

ilmiah menurut kaidah, metode kelimuan, dan budaya akademik.

b. Pelaksanaan otonomi keilmuan Civitas akademika mempertimbangkan

kesesuaiannya dengan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, manajemen

dan / atau seni dan desain yang menjad cakupan perhatian dalam visi,

misi, dan tujuan Akademi Kebidanan Wijaya Husada.

c. Dalam pelaksanaan otonomi keilmuan civiats akademika

memperhatikan koordiansi dari kemungkinan kolaborasi jika terdapat

sumber daya dan/ atau kelompok keilmuan lain yang telah

mengembangkan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, manajemen dan/

atau seni dan desain di lingkungan Akademi Kebidanan Wijaya Husada.

d. Dalam pelaksanaan otonomi keilmuan civitas akademika dapat

memanfaatkan keberadaan sumberdaya yang telah tersedia di lingkungan

Akademi Kebidanan Wijaya Husada dan dapat memahami

keterbatasannya, serta dapat memanfaatkan sumberdaya di luar Akademi

Kebidanan Wijaya Husada dalam suatu kerangka secara kelembagaan.

D. Dukungan Institusi Terhadap Pelaksanaan Kebebasan Akademik,

Kebebabasn Mimbar Akademik, dan Otonomi Keilmuan.

1. Pendidikan dan Pengajaran

a. Menerapkan sistem penerimaan mahasiswa yang bermutu dan

berkeadilan dengan selalu mengutamakan prestasi akademik dan

kesetaraan akses yang dilengkapi dengan memperhatikan kompetensi,

transparansi, dan akuntabilitas.

Page 35: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

34

b. Mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum bebasis KKNI

yang didasarkan pada nilai-nilai moral dan akademik.

c. Melaksanakan dan mengembangkan proses pembelajaran yang inovasi

dan kondusif yang dilengkapi dengan mendorong terwujudnya interaksi

akademik yang bertanggung jawab, santun, dan bermoral.

d. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada rasa tanggung

jawab keilmuan yang tinggi.

e. Mendorong mahasiswa untuk selalu proaktif dalam kegiatan akademik

melalui proses belajar- mengajar yang interaktif, inovatif, dinamis, dan

mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat (life long leraning) dalam

upaya peningkatan kompetensi dan pengkayaan wawasan.

f. Mengikutsertakan dosen dalam kegiatan workshop pembuatan silabus,

SAP, dan pembuatan bahan ajar. Usaha ini dapat meningkatkan

keterampilan dan wawasan dosen dalam proses belajar mengajar sesuai

dengan mata kuliah yang diampuhnya.

g. Melibatkan dosen-dosen dalam tugas seminar proposal, bimbingan

penulisan skripsi dan menguji skripsi. Dengan tugas-tugas tersebut,

dosen dan mahasiswa bisa berdialog dan berinteraksi lebih luas untuk

menambah wawasan dalam bidang keilmuan yang bersifat empiris dan

dinamis.

h. Melibatkan dosen-dosen dalam penasehat akademik. Penasehat

akademim adalah tenaga pengajar tetap yang diberi tugas oleh pudir 1

melalui usaha akademi untuk kegiatan pengarahan,

Page 36: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

35

bimbingan dan konsultasi akademik kepada mahasiswa yang bersifat

produktif dalam rangka mencapai prestasi studi yang optimal. Proses

bimbingan akademik dilaksanakan dengan cara komunikasi pribadi oleh

seorang pembimbing akademik dengan mahasiswa bimbingan, bisa

secara langsung berhadapan (tatap muka), bisa juga dengan memakai

alat komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi.

i. Mengirim dosen-dosen mengikuti pelatihan, seminar, lokakarya,

workshop, dan kegiatan ilmiah yang lain, baik lokal, nasional, maupu

internasional. Usaha ini akan membawa wawasan yang lebih luas bagi

dosen.

2. Sumber daya

a. Menyelenggarakan penerimaan dosen secara terbuka dengan

mempertimbangkan derajad akademik tertinggi.

b. Mendorong dan memberi kesempatan kepada segenap staf pengajar untuk

selalu meningkatkan kompetensinya, baik dalam penguasaan

materi/substansi bahan ajar maupun metode pengajarannya, dan

pencapaian derajad akademik tertinggi sehingga mampu melakukan

berbagai inovasi yang dapat menjamin terbentuknya kompetensi

mahasiswa untuk setiap maka kuliah yang diampuhnya.

c. Mengembangkan program akademik yang mengedepankan konsep

integrasi antar bidang ilmu melalui pengembangan klaster yang

dilengkapi dengan mengurangi pengembangan program akademik yang

bersifat fragmental, jangka pendek, dan tidak terstruktur.

Page 37: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

36

d. Mempercepat pengembangan berbagai sarana dan prasarana akademik

berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang bertujuan untuk

peningkatan mutu akademik.

3. Penelitian

a. Merencanakan dan mengarahkan penelitian yang berwawasan global

dan bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia yang dapat dilakukan

secara perorangan, kelompok, ataupun kelembagaan untuk mengangkat

citra kampus.

b. Mengembangjan kegiatan penelitian yang bersinergi dengan industri,

institusi penelitian dalam dan luar negeri.

c. Mengembangkan sistem penghargaan yang memadai bagi segenap

civitas akademik untuk mendorong terciptanya lingkungan penelitian

yang kondusif.

d. Mendorong pengembangan sarana penelitian yang pemanfatannya

mudah diakses oleh segenap civiats akademika dan masyarakat

pengguna.

e. Peningkatan keterlibatan mahasiswa dalam semua kegiatan

penelitian sebagai pemenuhan persyaratan akademik, arena

pembelajaraan, aktualisasi kompetensi bidang keilmuan dan

pengembangan pribadi.

f. Mendorong, memberdayakan, dan memfasilitasi peneliti untuk

mempublikasi hasil penelitian, baik dalam jurnal internasional maupun

jurnal nasional terakreditasi.

Page 38: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

37

g. Mendorong dan memfasilitasi setiap civitas kademika untuk terus

menerus berpartisipasi dalam pengembangan kegiatan penelitian

kolaboratif dan / atau kompetitif baik nasional maupun internasional

dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

h. Mengembangkan mekanisme kerja yang menjamin kesinambungan

proses registrasi dalam penelitian.

i. Mengikutsertakan dosen-dosen untuk mengikuti kursus metodologi

penelitian dalam mengembangkan ilmunya. Dosen akan bertambah

peka terhadap problem-problem yang terjadi dalam realitas kehidupan

maupun yang ada dalam teks.

j. Memberi dorongan dan membuka kesempatam bagi dosen dan

mahasiswa mengadakan penelitian, baik penelitian individu maupun

kelompok.

k. Mengikutsertakan mahasiswa pada penelitian yang dilakukan oleh

dosen. Dengan diikutsertakannya mahasiswa dalam penelitian, maka

akan terlatih mengaitkan teori-teori yang diperoleh dalam kuliah

dengan problem-problem yang terjadi dimasyarakat. Mahasiswa yang

ikut penelitian akan terbangun kreativitasnya dan sekaligus termotivasi

sehingga memunculkan dinamika perkembangan pemikiran mahasiswa.

4. Pengabdian Kepada Masyarakat.

a. Penyebarluasan hasil-hasil penelitian di masyarakat lewat inovasi

ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Page 39: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

38

b. Pelayanan yang memiliki keunggulan kompetitif sehingga mampu

memberdayakan masyarakat secara optimal dan mengubah perilaku

masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat

c. Melibatkan mahasiswa secara aktif dalam kegiatan pengabdian kepada

masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) tingkat lokal,dan

nasional.

d. Memberi kesempatan kepada dosen mejadi Dosen Pembimbing

Lapangan (DPL) dalam pelaksanaan KKN, desa binaan, atau menjadi

narasumber dalam pelaksanaan berbagai kegiatan. Dosen- dosen

tersebut selain membawa visi dan misi AKBID Wijaya Husada juga

menapaki situasi atau permasalahan kongrit dan aktual di masyarakat

yang kemudian akan dibawa ke kampus untuk bahan kajian dalam

pembelajaran maupun penelitian. Dengan demikian, suasana akademik

tidak hanya teoritik semata. Tetapi juga terkait dengan problem dan

kebutuhan masyarakat yang sedang terjadi (From reflectin to action).

e. Memberi kesempatan dan dorongan dosen-dosen untuk mengadakan

pengabdian kepada amsyarakat baik dengan biaya sendiri maupun

dengan biaya institusi, Ristekdiksi, dan sumber-sumber lainnya.

Adapun bantuk-bentuk pengabdian kepada masyarakat dapat dulakukan

misalnya ceramah, penyuluhan, kesehatan, pelatihan, pengelolaan dan

sebagainnya.

Page 40: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

39

BAB V

MEKANISME PENETAPAN STANDAR SUASANA AKADEMIK

Keberhasilan Suasana Akademik yang berdasarkan Tingkat Kualitas dalam

sebuah Perguruan Tinggi bisa diukur dengan diwujudkannya budaya akademik

yang mengedepankan nilai-nilai dan etika akademik dari seluruh sivitas

akademika perguruan tinggi

A. Standar Etika Akademika

Etika dan atau moral akademik adalah menjunjung tinggi kebenaran

ilmiah. Kata-kata etika, etik dan moral merujuk ke persoalan baik-buruk,

lurus-bengkok, benar-salah dan adanya penyimpangan ataupun pelanggaran

praktek tidak lagi disebabkan oleh faktor yang bersifat di luar kendali

manusia (force majeur), tetapi lebih diakibatkan oleh semakin kurangnya

pemahaman etika-moral yang melandasi perilaku manusia lembaga

pendidikan agar tidak hanya memberi bekal pengetahuan (knowledge)

ataupun ketrampilan (skill) saja kepada anak didik, melainkan juga

pemahaman dan pembentukan soft skill seperti watak, sikap dan perilaku

(attitude) di dalam kehidupan sehari-hari .

Etika akademik dapat diartikan sebagai ketentuan yang menyatakan

perilaku baik atau buruk dari para anggota sivitas akademika PT, ketika

mereka berbuat atau berinteraksi dalam kegiatan yang berkaitan dengan

ranah dalam proses pembelajaran. Etika akademik perlu ditegakkan untuk

menciptakan suasana akademik yang kondusif bagi pengembangan PT sesuai

Page 41: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

40

standar yang telah ditetapkan. PT merupakan masyarakat akademik yang

mekanisme kerjanya akan terikat pada etika-moral untuk melaksanakan misi

dan tugas Tridharma PT yang disandangnya. Di dalam melaksanakan ketiga

dharma PT (pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat), maka seluruh unsur sivitas akademika akan terikat pada etika

akademik.standar etika akademik, direpresentasikan sebagai etika dosen dan

etika mahasiswa, yang akan memberikan jaminan mutu proses interaksi

dosen-mahasiswa dan suasana akademik yang kondusif, seperti berikut :

1. Etika Dosen

Dosen adalah sebuah pilihan profesi mulia dan secara sadar diambil

oleh seseorang yang ingin terlibat dalam proses mencerdaskan anak bangsa.

Untuk itu dosen wajib untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan

kualitas- nya dalam kerangka melaksanakan Tridharma PT secara

berkelanjutan dan bertanggungjawab.seorang dosen harus mematuhi

beberapa etika akademik yang berlaku bagi dosen pada saat melaksanakan

kewajiban serta tanggung-jawabnya. Kalau perlu etika akademik (dosen)

ini diabarkan menjadi peraturan atau kontrak kerja yang mengikat, serta

diikuti dengan sanksi akademik maupun kepegawaian bagi mereka yang

melakukan pelanggaran

2. Etika Mahasiswa

mahasiswa sebagai salah satu unsur sivitas akademika yang

merupakan obyek dan sekaligus subyek dalam proses pembelajaran juga

perlu memiliki, memahami dan mengindahkan etika akademik khususnya

Page 42: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

41

pada saat mereka sedang berinteraksi dengan dosen maupun sesama

mahasiswa yang lain pada saat mereka berada dalam lingkungan kampus.

Mahasiswa PT memiliki sejumlah hak, berbagai kewajiban dan beberapa

larangan (plus sanksi manakala dilanggar) selama berada di lingkungan

akademik. Mahasiswa tidak cukup hanya memiliki pengetahuan

(knowledge), ketrampilan (skill), tetapi juga sikap mental (attitude) yang

baik.

Segala bentuk vandalisme tidak saja menunjukkan perilaku yang

menyimpang, melanggar norma/etika maupun tata krama, tetapi juga

mencerminkan sikap (attitude) ketidakdewasaan yang bisa mengganggu

terwujudnya suasana akademik yang kondusif.

Suasana akademis dalam realitas sehari-hari dapat dengan mudah

dikenali melalui berbagai interaksi yang terjadi, khususnya antara dua

unsur sivitas akademika yaitu dosen dan mahasiswa. Proses Pembelajaran

merupakan interaksi yang paling sering terjadi dan selama proses

berlangsung dosen wajib menempatkan mahasiswa sebagai subyek dan

memeperlakukan secara manusiawi. Dengan etika ini, dalam kegiatan

akademik seorang dosen tidak sepatutnya memperlakukan mahasiswa

sebagai obyek atau alat untuk memenuhi kepentingan atau keuntungan

pribadi dosen. Dosen harus mampu berperan sebagai fasilitator, memberi

bimbingan dan kebebasan sepenuhnya kepada mahasiswa dalam kegiatan

akademik. Segala macam bentuk paksaan yang mengarah pada

kepentingan subyektif dosen merupakan pelanggaran etika akademik

Page 43: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

42

B. Standar Budaya Akademik

Budaya akademik adalah cara hidup dari masyarakat ilmiah yang

beranekaragam, majemuk, multikultural yang bernaung dalam sebuah institusi

yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kebenaran ilmiah dan obyektivitas.

Budaya tersebut dibangun berdasarkan prinsip kebebasan berpikir, berpendapat

dan mimbar akademik dalam suasana akademik yang dinamis, terbuka serta

ilmiah. Hal yang disebut terakhir merupakan suatu standar untuk

menggambarkan suasana akademik yang kondusif, terutama berkaitan dengan

model interaksi dosen-mahasiswa di dalam proses pembelajaran maupun

penelitian.

Budaya akademik yang mendasari suasana akademik menempatkan

dosen bukan sebagai pemegang kebenaran mutlak, yang dapat menihilkan

pendapat mahasiswa secara semena-mena. Mahasiswa ditempatkan sebagai

sparring- partner in progress dan secara bersama-sama diajak menemukan

kebenaran ilmiah melalui sebuah proses pengkajian dan diskusi yang dilakukan

secara terbuka. Budaya akademik sebenarnya merupakan budaya yang bersifat

universal dan hanya bisa dijumpai di dunia PT. Artinya, budaya tersebut

dimiliki oleh setiap orang yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik di

PT manapun.

Contoh baik (best practice) dari upaya mewujudkan budaya akademik di

PT adalah melalui kegiatan membaca, meneliti dan menulis. Kegiatan ini akan

membentuk perilaku skolar bagi dosen maupun mahasiswa. Fasilitas

perpustakaan yang lengkap dengan berbagai buku teks, referensi, jurnal dan

Page 44: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

43

sumber informasi lainnya akan memberikan motivasi dan gairah yang tinggi

untuk memperoleh nilai tambah dari aspek kognitif. Laboratorium, studio

dan/atau bengkel kerja akan memungkinkan pengembangan aspek

psikomotorik (skill), serta untuk melakukan berbagai penelitian maupun

eksperimen dalam kerangka pengembangan ilmu. Kegiatan menulis hasil

penelitian yang kemudian disosialisasikan ke berbagai forum ilmiah (diskusi,

seminar, simposium, dll) atau diterbitkan dalam jurnal ilmiah merupakan salah

satu standar budaya akademik yang harus dipenuhi oleh sivitas akademika

(dosen maupun mahasiswa).

C. Mekanisme Pemenuhan Standar (Praktek Baik)

Seberapa jauh PT telah mampu menjalankan fungsi dan peranannya sebagai

agen perubahan (agent of change) maupun agen pembangunan (agent of

development), antara lain terbentuk melalui suasana akademik.

Suasana akademik harus mampu diwujudkan, dipelihara dan ditingkatkan

secara persuasif, dinamis, serta berkelanjutan dengan memperbaiki segala

kekurangan yang ada. Beberapa parameter seperti sarana/prasarana akademik,

mutu dan kuantitas interaksi kegiatan, rancangan kegiatan, ketelibatan sivitas

akademika dalam berbagai kegiatan, dan pengembangan kepribadian ilmiah akan

dijadikan sebagai tolok ukur pemenuhan standar terwujudnya suasana akademik

yang diharapkan (BAN PT, 2003), Dalam upaya terus menerus mengembangkan

mutu suasana akademik,

AKBID Wijaya Husada menetapkan kebijakan mutu pendukung suasana

akademik, yaitu:

Page 45: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

44

1. Menjunjung tinggi etika akademik sebagai pedoman berperilaku dan

berinteraksi bagi sivitas akademika dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan

budaya organisasi melalui kegiatan tri dharma perguruan tinggi

2. Menjunjung tinggi kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, serta

otonomi keilmuan dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan akademik

serta kemahasiswaan yang terjadwal

3. Menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas untuk mendukung

keberhasilan akademik

4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi untuk menjamin akuntabilitas

penyelenggaraan kegiatan-kegiatan akademis.

5. memfasilitasi pembentukan kepribadian ilmiah sivitas akademika secara

berkelanjutan. Kepribadian ilmiah akan terwujud, apabila sivitas akademika

dalam melaksanakan aktivitas akademik berpijak pada etika akademik dan

budaya akademik. Kepribadian ilmiah akan muncul dari mereka yang

memiliki perilaku dan kepribadian dalam koridor komunitas intelektual yang

santun, jujur, memiliki budi pekerti, bermoral/ akhlak mulia dan mampu

bertindak profesional. Berbagai kegiatan seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN),

Kerja Praktek (KP), magang atau cooporative education juga merupakan

program yang dapat mengembangkan kepribadian ilmiah mahasiswa.

D. Organisasi Penjaminan AKBID Wijaya Husada

Akbid Wijaya Husada berkomitmen untuk memenuhi seluruh peraturan dan

undang-undang pemerintah di bidang pendidikan. Dalam melaksanakan tridarma

perguruan tinggi dalam suasana akademik yang kondusif berlandaskan kode etik

Page 46: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

45

dosen, tenaga kependidikan. Dalam meningkatkan mutu Akbid Wijaya Husada

secara berencana dan berkelanjutan sebagai amanah undang-undang, telah dibentuk

Pusat Penjaminan Mutu. Akbid Wijaya Huasada berkomitmen melaksanakan

Sistem Penjaminan Mutu Internal, yang merupakan kegiatan sistemik untuk

meningkatkan mutu Akbid Wijaya Husada. Walau demikian, penjaminan mutu

internal tetap merupakan bagian dari tanggung jawab dari seluruh Pimpinan, Dosen,

serta Tenaga Kependidikan.

E. Perencanaan Standar Mutu Suasana dan Budaya Akademik

Peningkatan suasana akademik merupakan sebuah proses berkelanjutan yang

harus dilaksankan secara simultan oleh segenap sivitas akademika dan tentunya peran

dan dukungan organisasi dalam menyediakan segala sumber daya pendidikan yang

dibutuhkan baik sumber daya manusia yang berkualitas, dosen maupun tenaga

kependidikan, dukungan fasilitas fisik, pendanaan, organisasi, pengelolaan,

ketersediaan pustaka serta kurikulum.

Kondisi dan suasana akademik yang kondusif yang melibatkan komponen-

komponen sumber daya pendidikan yang terkait harus melalui mekanisme PDCA

(Plan, Do, Check, Action) dilaksanakan dengan sistematis, tahap demi tahap, dan

berkelanjutan.yang akan menghasilkan pengembangan dan perbaikan secara

berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu suasana akademis di PT

(lihat Buku Pedoman Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, Depdiknas-Dikti, 2003).

Suasana akademik yang kondusif dapat disimpulkan dari derajat kepuasan dan

derajat motivasi sivitas akademika dalam berperilaku untuk mencapai tujuan pribadi,

sebagai fungsi dari tujuan PT. Dalam pengertian tersebut, kinerja pribadi anggota

Page 47: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

46

sivitas akademika (yang tidak terlepas dan dilandasi dengan tujuan pribadi) terkait

dan menunjang kinerja kelembagaan. Oleh karena itu, manajemen PT harus mampu

melakukan sinkronisasi antara tujuan pribadi dengan visi, misi dan tujuan lembaga.

Langkah pengembangan dan perubahan suasana akademik bisa diawali dengan

mengidentifikasi masalah utama dan pemetaan, yang dalam hal ini dapat dijadikan

sebagai tolok ukur kondisi suasana akademis yang diharapkan. Langkah yang

biasanya diambil adalah dengan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity,

threat). Berdasarkan hasil analisis tersebut kemudian dibuat strategi dan langkah

perbaikan terhadap faktor-faktor yang secara signifikan bisa menghasilkan perubahan

suasana akademik yang lebih kondusif.Berdasarkan hasil analisis tersebut kemudian

dibuat strategi dan langkah perbaikan terhadap faktor-faktor yang secara signifikan

bisa menghasilkan perubahan suasana akademik yang lebih kondusif.

Adapun standar mutu suasana akademik di AKBID Wijaya Husada dikembangkan

melalui perencanaan sebagai berikut :

1. Akbid Wijaya Husada merencanakan dan menyediakan sarana dan prasarana

akademik yang dapat mendukung terlaksananya peningkatan suasana akademik.

2. Meningkatkan mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik. Diantaranya

dengan

a. Menerapkan pembelajaran student centered learning dimana kegiatan

akademik tidak hanya dapat merubah ranah kognitif peserta didik akan tetapi

meliputi ranah afektif, psikomotorik dan kooperatif;

b. Melakukan pemantauan secara berkala terhadap kegiatan pembelajaran baik

terhadap kesesuaian kehadiran dosen/ mahasiswa

Page 48: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

47

c. Kesesuaian materi perkuliahan dengan rancangan pembelajaran;

d. Kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat bersama dosen dan

mahasiswa

e. Melaksanakan kegiatan non-akademik (ko-kurikuler/ ekstra-kurikuler,

penalaran, daln lain-lain).

3. Kegiatan pendidikan/ pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

dilaksanakan secara terintegrasi dengan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan

tersebut.

4. Keterlibatan sivitas akademika dalam kegiatan akademik melalui kegiatan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain :

a. Perkuliahan,

b. Academic advising,

c. Kelompok studi (study club).

d. Melaksanakan Berbagai kegiatan akademik seperti diskusi, seminar,

simposium, konferensi, workshop, pelatihan dimana mahasiswa dilibatkan

sebagai panitia dan/atau penyaji makalah dalam sesi khusus untuk peneliti

muda;

5. Pengembangan kepribadian ilmiah, yaitu segala kegiatan akdemik berpijak pada

etika akademik dan budaya akademik. Kepribadian ilmiah muncul dari mereka

yang memiliki perilaku dan kepribadian dalam koridor intelektual yang santun,

jujur, memiliki budi pekerti, memiliki ahlak mulia dan mampu bertindak

professional

Page 49: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

48

Banyaknya keluhan dari sivitas akademika (dosen/mhs)

Jumlah karya ilmiah mahasiswa

Jumlah PPM dosen

Jumlah penelitian, penulisan buku dan jurnal dosen

Jumlah seminar oleh dosen dan mahasiswa

Jumlah rasio dosen S1, S2 dan S3

Banyaknya sanksi akademik yang diberikan

Kondisi sarana dan prasarana akademik

Indeks Prestasi Dosen (IPD)

Prosentase kehadiran dosen/mahasiswa

Jumlah buku teks, referensi, jurnal, CD-Rom, dan lain-lain

6. Menetapkan etika akademik sebagai pedoman berperilaku dan berinteraksi bagi

sivitas akademika.

Gambar 7.

Langkah Perbaikan Berkelanjutan Menuju Suasana Akademik

Berkualitas

Continuous Improvement

(Kaizen)

Sarana & Prasarana

Interaksi Kegiatan

Rancangan

Pengembangan

Keterlibatan Sivitas

Akademika

Peta

Perm

asa

lah

an

F

ok

us P

erbaik

an

Page 50: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

49

F. Standar Pelaksanaan Suasana Akademik

1. Suasana akademik yang kondusif diciptakan melalui hubungan dosen dan mahasiswa yang

terbuka, dialogis, harmonis, dan profesional dengan sarana kegiatan yang dapat

mengintensifkan interaksi dosen-mahasiswa serta monitoring dan evaluasi yang transfaran dan

obyektif

2. Kegiatan penelitian dan pengabdian dosen dengan melibatkan mahasiswa.

3. Dosen dan tenaga kependidikan berusaha maksimal untuk menciptakan lingkungan sosial dan

psikologis yang kondusif untuk meningkatkan suasana akademik sehingga mendukung proses

pembelajaran.

4. Dosen meningkatkan kompetensi akademik, ketrampilan interaktif dan kualitas personalnya.

5. Mendorong tumbuh kembangnya sikap kepribadian ilmiah melalui keaktifan mahasiswa dalam

seluruh kegiatan yang bersifat akademik baik kurikuler maupun ko-kurikuler.

6. Dosen dan mahasiswa mematuhi dan menjunjung tinggi kode etik

Page 51: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

50

BAB VI

PENINGKATAN MUTU SUASANA AKADEMIK

A. Pembinaan Suasana dan Budaya Akademik

Suasana akademik di lingkungan Akademi Kebidanan Wijaya Husada tidak akan bisa

terwujud dengan sendirinya, melainkan harus direncanakan, diorganisasikan, dioperasikan dan

dikendalikan dengan model manajemen tertentu. Suasana akademik juga dapat dikendalikan

melalui penggunaan PDCA, yang akan menghasilkan pengembangan dan perbaikan secara

berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu suasana akademik. Secara sederhana,

suasana akademik yang kondusif dapat disimpulkan dari derajat kepuasan dan derajat motivasi

sivitas akademika dalam berperilaku untuk mencapai tujuan pribadi, sebagai fungsi dari tujuan

perguruan tinggi. Dalam pengertian tersebut, kinerja pribadi anggota sivitas akademika (yang

tidak terlepas dan dilandasi dengan tujuan pribadi) terkait dan menunjang kinerja kelembagaan.

Oleh karena itu, Akademi Kebidanan Wijaya Husada harus mampu melakukan sinkronisasi antara

tujuan pribadi dengan visi, misi dan tujuan lembaga.

Dimensi yang digunakan sebagai komponen perencanaan dalam program pembinaan

suasana akademik, adalah :

1. Tata hubungan antar pribadi;

2. Kepedulian mengenai tujuan kelembagaan;

3. Kemampuan inovasi

4. Kepedulian pada peningkatan kualitas berkelanjutan, serta

5. Kenyamanan suasana kerja.

Page 52: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

51

B. Strategi Peningkatan Suasana Akademik yang Kondusif

1. Peningkatan suasana akademik dapat dicapai melalui strategi sebagai berikut;

2. Direktur menyediakan sarana dan prasarana pendukung pengembangan suasana akademik yang

kondusif di akademi.

3. Direktur menyelenggarakan koordinasi dengan dosen dan perwakilan mahasiswa untuk

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pendukung pengembangan suasana akademik

yang kondusif ditingkat akademi

Page 53: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

52

BAB VII

KINERJA SUASANA AKADEMIK

A. Pengukuran Kinerja Suasana Akademik

Peningkatan mutu suasana akademik dapat dilakukan melalui kegiatan pengukuran

kinerja yang ditujukan terhadap komponen yang relevan. Berdasarkan standar yang telah

ditetapkan, kemudian dapat dilakukan langkah perencanaan untuk meningkatkan mutu secara

berkelanjutan dan mengimplementasikannya melalui tindakan-tindakan nyata. Pencapaiaan

standar mutu suasana akademik dapat dipetakan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi.

Komponen-komponen pengukuran kinerja suasana akademik mencakup input, proses

kegiatan akademik, output, dan indikator kinerja (tolak ukur).

1. Input, yang terdiri dari:

a. Mahasiswa

b. dosen dan tenaga pendidikan

c. c) sarana dan prasarana akademik

d. d) kurikulum

2. Proses/kegiatan akademik, yang menekankan interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam

melaksanakan kegiatan tri dharma perguruan tinggi

3. Output, yaitu terciptanya suasana akademik yang kondusif

Indikator kinerja sesuai dengan standar mutu suasana akademik, yang mencakup :

1. Ketersediaan sarana dan prasarana akademik

2. Mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik;

3. Kegiatan tri dharma perguruan tinggi yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan

melibatkan mahasiswa

Page 54: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

53

4. Terlaksananya berbagai kegiatan akademik seperti diskusi, seminar, simposium, konferensi,

workshop, pelatihan dimana mahasiswa dilibatkan sebagai panitia dan/atau penyaji makalah;

5. Pengembangan kepribadian ilmiah

6. Menetapkan etika akademik sebagai pedoman berperilaku dan berinteraksi bagi sivitas

akademika.

B. Standar Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi terhadap standar mutu suasana akademik dilakukan melalui audit mutu

internal. Temuan mayor dan minor untuk setiap butir mutu sebagai tindakan koreksi disampaikan

kepada pimpinan unit kerja terkait. Mekanisme tersebut merupakan perbaikan berkelanjutan terhadap

peningkatan mutu suasana akademik untuk menumbuhkembangkan budaya akademik dilingkungan

Akademi Kebidanan Wijaya Husada

Page 55: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

54

BAB VIII

PENUTUP

Suasana akademik yang kondusif tidak dapat dicapai tanpa melalui kebebasan akademik.

Kebebasan akademik yang dimaksudkan di sini adalah kebebasan untuk menentukan materi/substansi

pembelajaran, penelitian serta metode penyampaian dan publikasi hasil-hasil penelitian yang telah

dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan dorongan bagi setiap PT untuk

mengembangkan dan menjaga tradisi maupun budaya akademik yang mereka miliki. Jadi, jelas

bahwa akan dijumpai variasi akibat perbedaan budaya akademik yang dimiliki oleh masing- masing

PT. Hal tersebut bisa dipahami mengingat keberadaan PT didasarkan pada latar belakang yang

berbeda dalam hal ukuran maupun kompleksitasnya. Pentingnya kultur/budaya akademik yang

berbeda, juga ditujukan agar PT yang baru tumbuh dan berusaha untuk mencapai keunggulan dengan

cara yang berbeda. Oleh karena itu, kebebasan akademik merupakan prinsip dasar, bersifat universal

dan sangat diperlukan bagi PT yang kemungkinan akan mempunyai peran berbeda dalam melayani

dan memuaskan stakeholder mereka yang lebih spesifik.

Pemberian otonomi yang lebih besar dipandang dapat memberikan iklim yang lebih kondusif

untuk menunjangkebebasan akademik. Otonomi PT harus dilihat sebagai kebebasan untuk mengelola

PT tanpa harus banyak campur tangan pihak lain, termasuk dalam hal ini pemerintah. Dasar tujuan

pemberian otonomi di PT adalah penyelenggaraan kegiatan akademik yang ditujukan untuk

meningkatkan kreativitas, kemurnian, dan produktivitas dari sivitas akademika, sehingga dapat

menghasilkan kinerja yang tinggi. Secara lebih spesifik, otonomi yang dimaksud merupakan hak atau

kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pada perguruan tinggi untuk menyelenggarakan

fungsinya secara mandiri, sejauh hal tersebut tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku, serta etika umum dalam masyarakat, khususnya masyarakat

akademik. Selain itu, otonomi harus senafas dengan akuntabilitas perguruan tinggi. Lebih dari itu,

Page 56: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

55

otonomi PT diharapkan bisa menghasilkan peningkatan suasana akademik yang lebih kondusif bagi

pengembangan ilmu, teknologi maupun seni bagi kemaslahatan manusia (the benefits for mankind).

Page 57: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

56

DAFTAR PUSTAKA

Buku VI Suasana Akademik : Praktek Baik dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. DepDikNas,

DepDikNas, Jakarta. 2005.

Buku Pedoman Evaluasi Diri. 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi. 2003. Direktorat Jenderal

Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.

Martin J.Campbell. 1993. The Successful Engineer: Personal and Personal Skills : a Source book. New

York: McGraw-Hill International Editions.

McCuen, Richard H. 1996. The Elements of Academic Research. New York: ASCE Press. Pedoman

Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi. 2003. Departemen Pendidikan Nasional–

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 Tentang Perguruan Tinggi dan No. 61 Tahun 1999 Tentang

Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara.

Popon Sjarif Arifin. 2000. Etika Profesi Sebagai Pengajar : Suatu Pemikiran Ke Arah Pengembangan

Profesionalisme Staf Pengajar (Dosen) Seni Rupa . Jurnal Seni Rupa dan Desain, Volume 1, 1 Agustus

2000. Penerbit Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat – Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain,

Bandung.

Praktek Baik dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi – Buku I Proses Pembelajaran. 2004.

Departemen Pendidikan Nasional – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan

Akademik dan Kemahasiswaan.

Page 58: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

57

LAMPIRAN

Lampiran 1 :

KODE ETIK DOSEN

PRINSIP DASAR

1. Dosen PT adalah warganegara yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berpendidikan tinggi, serta sadar bahwa kinerja dan kegiatan profesinya berpengaruh

penting dan menjadi tolok ukur bagi masyarakat luas.

2. Dosen PT merupakan pilihan profesi dengan semangat kepahlawanan mencerdaskan anak

bangsa dalam bentuk pendidikan dan pengajaran tinggi yang bermutu, berkelanjutan dan

penuh tanggung jawab.

3. Dosen PT wajib menyajikan standar kemampuan, kejujuran dan keteladanan yang tinggi

dalam melaksanakan Tri Dharma PT sesuai dengan kompetensinya, dan hasilnya dapat

membawa perbaikan pada mutu sumber daya masyarakat.

4. Dosen PT mempunyai keterikatan dan setia untuk melaksanakan peraturan perundangan

yang berlaku khususnya dalam bidan pendidikan tinggi.

PRINSIP UTAMA

1. Dosen PT selalu jujur dan adil dalam tindakannya, serta menjadi contoh bagi mahasiswa

dalam sikap kejujuran dan keadilannya serta menjauhkan diri dari sifat membeda- bedakan

atas dasar apapun.

2. Dosen PT menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran ilmiah serta menghindarkan diri dari

perbuatan yang melanggar norma masyarakat ilmiah seperti penjiplakan, pemalsuan data

dan sebagainya.

Page 59: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

58

3. Dosen PT melaksanakan tugas pendidikan dengan semangat dan kecintaan tinggi terhadap

ilmu pengetahuan yang dibinanya, terus mengembangkan atau meningkatkan

kemampuannya serta mengutamakan peningkatan kemampuan dan kecerdasan anak didik.

4. Dosen PT sebagai anggota masyarakat terhormat dengan harga diri yang tinggi selalu

menghindarkan diri dari perbuatan tercela, dan tidak menyalah-gunakan institusi PT- nya

untuk kepentingan pribadi.

5. Dosen PT dalam melaksanakan tugasnya untuk masyarakat, berperilaku sebagai professional

yang terpercaya penuh, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, serta selalu

menegakkan kehormatan dan nama baik almamater.

Page 60: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

59

Lampiran 2 :

ETIKA DAN TATA KEHIDUPAN MAHASISWA DALAM KAMPUS

KAMPUS DAN SIVITAS AKADEMIKA

Kampus merupakan tempat proses belajar dan tempat berlangsungnya misi dan fungsi PT

sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi. Prestasi dan prestise kampus sangat ditentukan oleh

potensi sivitas akademika yang terdiri atas dosen dan mahasiswa.

Yang dimaksudkan dengan dosen adalah staf PT yang bertugas mengajar dan membimbing para

mahasiswa. Sedangkan mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di PT.

Selama menempuh pendidikan, setiap mahasiswa didampingi oleh dosen wali

(pembimbing akademik) yang memberikan pelayanan konsultatif akademik dan mengikuti

perkembangan mahasiswa sejak memasuki dunia kampus hingga masa studi berakhir.

Page 61: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

60

POTENSI MAHASISWA

Sebagai peserta didik yang terpilih melalui seleksi, mahasiswa PT mempunyai

potensi sebagai pemikir, tenaga ahli dan tenaga profesional, serta sekaligus sebagai

penopang pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

Sebagai bagian dari generasi muda, mahasiswa dijadikan panutan, tumpuan dan

harapan para pelajar, pemuda dan masyarakat di sekitarnya.

Mahasiswa memiliki kebebasan akademik yang memberi peluang untuk menguasai

ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penguasaan metoda dan berbagai teori.

FASILITAS PENUNJANG

Untuk menunjang kegiatankemahasiswaan, sebuah PT sebaiknya

dilengkapi dengan fasilitas penunjang antara lain :Masjid dan Mushalla,

Gelanggang OR, Kantin, Apotik, Koperasi, Asrama Mahasiswa,klinik, Konsultasi

Psikologi, Bank, Kantor Pos, Student Center, Student Advisory Center,

laboratorium, dll.

HAK DAN KEWAJIBAN MAHASISWA

Hak Mahasiswa :

Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung- jawab untuk menuntut

ilmu, sesuai dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan

akademik.

Memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik sesuai

dengan minat, bakat, kegemaran dan kemampuan.

Memanfaatkan fasilitas institut dalam rangka kelancaran proses belajar.

Page 62: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

61

Mendapatkan bimbingan dari dosen yang bertanggung- jawab atas akademi

yang diikuti dalam penyelesaian studinya.

Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan akademi yang

diikutinya serta hasil belajarnya.

Menyelesaikan studi lebih awal dari jadwal yang ditetapkan sesuai dengan

persyaratan yang berlaku.

Memperoleh layanankesejahteraan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Memanfaatkan sumber daya PT melalui perwakilan/organisasi

kemahasiswaan.

Pindah ke PT lain atauprogramstudi lain apabila memenuhi

persyaratan.

Ikut serta dalam organisasi kemahasiswaan.

Memperoleh layanan bilamana menyandang cacat.

Kewajiban :

Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi yang

dibebaskan sesuai dengan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku.

Mematuhi semua peraturan, ketentuan dan tradisi akademik yang berlaku di PT.

Memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban

dan keamanan di lingkungan PT.

Menjaga kewibawaan dan nama baik almamater/PT.

Menjunjung tinggi kebudayaan nasional.

Memohon izin ke pimpinan PT (Rektor) apabila mengadakan kegiatan-kegiatan

yang mengatas-namakan institusi PT.

Page 63: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

62

Menjaga integritas kepribadiannya sebagai calon intelektual dan generasi penerus

masa depan.

LARANGAN

Mahasiswa dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut :

Menghalang-halangi berlangsungnya kegiatan kurikuler, ko-kurikuler maupun

extra kurikuler di lingkungan kampus.

Menghalang-halangi staf administrasi, dosen, pimpinan PT, atau petugas

pemerintah yang sah lainnya untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya di

lingkungan kampus.

Ikut mencampuri urusan administratif pendidikan, penelitian dan pelayanan

pada masyarakat serta kegiatan lainnya tanpa persetujuan tertulis dari pimpinan

PT.

Melakukan kegiatan yang mengatas-namakan atau menggunakan nama institusi

PT tanpa seizin Rektot.

Melakukan perbuatan yang tidak terpuji, kriminal dan/atau mencemarkan nama

baik almamater.

SANKSI

Mahasiswa bisa dikenakan sanksi bila melanggar ketentuan dan peraturan tata

tertib yang berlaku di PT. Sanksi akademis dapat berupa :

Peringatan lisan/tertulis.

Peringatan dengan masa percobaan.

Pembayaran denda/ganti kerugian.

Page 64: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

63

Pencabutan sebagian atau seluruh hak untuk memperoleh pendidikan menurut

bidang ilmu dan minatnya sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan .

Penundaan penyerahan ijazah.

Skorsing atau pemecatan.

Bentuk sanksi-sanksi lain yang ditetapkan oleh peraturan tersendiri yang berlaku di

lingkungan PT.

KIAT MENJADI MAHASISWA TERPUJI

Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.

Menghargai dosen, karyawan dan sesama mahasiswa.

Senantiasa membina sikap ilmiah, yaitu antara lain berupa hasrat ingin tahu dan

belajar terus menerus, daya analisis yang tajam, jujur, tanggung jawab tinggi,

terbuka dan kritis terhadap pendapat yang berbeda, bebas dari prasangka; serta

menghargai nilai, norma, kaidah dan tradisi keilmuan.

Senantiasa membina sikap profesional, yaitu keinginan untuk mencapai tingkat

kecanggihan yang lebih tinggi, kemandirian dan kemahiran sesuai bidang ilmu

dan bakat, etika profesi yang tinggi , serta kesejawatan yang tinggi.

Tidak membawa dan menyalah-gunakan minuman keras, narkotika, obat terlarang,

senjata tajam, bahan peledak gambar/buku/rekaman pornografi dan alat bantu

perjudian kedalam lingkungan kampus.

Tidak melakukan tindak pelecehan dan pelanggaran seksual.

Tidak memakai sandal dan kaos oblong di dalam kampus.

Tidak menggunakan ruang maupun fasilitas lain di dalam lingkungan kampus untuk

melakukan kegiatan tanpa izin pimpinan atau pejabat yang berwenang.

Page 65: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

64

Mematuhi ketentuan yang berkaitan dengan tata tertib lalu- lintas di dalam

lingkungan kampus.

Catatan :

Lampiran ini dikutip dengan perbaikan/penyesuaian seperlunya dari buku

“Etika dan Tata Kehidupan Mahasiswa dalam Kampus” – Bidang

Kemahasiswaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), 1997.

Page 66: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

65

La

mpi

ran

3 :

Kinerja Suasana Akademik

Kinerja

INPUT

PROSES/

KEGIATAN

AKADEMIK

OUTPUT

INDIKATOR

KINERJA

(Tolok Ukur)

Suasana

Akademik

1. Mahasiswa

2. Dosen dan

Tenaga

Pendukung

3. Sarana dan

Prasarana

Akademik

4. Kurikulum

Interaksi

Dosen-Mhs

dalam

Kegiatan

Akademik

(Tridharma

PT)

Suasana

Akademik

Kondusif

1. Banyaknya keluhan siv

akademika (dosen/mah

2. Jumlah karya ilmiah m

3. Jumlah PPM dosen

4. Jumlah penelitian, pen

buku dan jurnal dosen

5. Jumlah seminar/ simpo

yang diselenggarakan d

diikuti dosen/mhs

6. Jumlah (rasio) dosen S

dan S3

7. Banyaknya sanksi akad

yang diberikan

8. Kondisi sarana dan pra

akademik

9. Indeks Prestasi Dosen (

10. Prosentase kehadiran

Page 67: PEDOMAN SUASANA AKADEMIK (OTONOMI KEILMUAN , …

66

dosen/mahasiswa

11. Jumlah buku teks/ref, j

CD-Rom, dll