Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PEDOMAN SUASANA AKADEMIK
(OTONOMI KEILMUAN , KEBEBASAN AKADEMIK, &
KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK)
AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA HUSADA
Jl. Letjend Ibrahim Adjie No 180, Sindang Barang, Kota Bogor
2
3
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4
A. Latar Belakang ........................................................................................ 4 B. Tujuan ..................................................................................................... 8
C. Sasaran .................................................................................................... 9
D. Landasan Yuridis .................................................................................... 10
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN ............................................................ 11
A. Visi ......................................................................................................... 11 B. Misi ......................................................................................................... 11
C. Tujuan ..................................................................................................... 12
D. Sasaran .................................................................................................... 13
BAB III SUASANA AKADEMIK .......................................................................... 14
A. Pengertian Suasana Akademik ............................................................... 14 B. Komponen-Komponen Suasana Akademik ............................................ 17
B.1 Otonomi Keilmuan ......................................................................... 18
B.2 Kebebasan Akademik .................................................................... 19
B.3 Kebebasan Mimbar Akademik ....................................................... 20
C. Budaya Akademik .................................................................................. 22
BAB IV KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUASANA AKADEMIK .............. 23
A. Kebijakan Suasana Akademik ....................................................................... 23 A.1 Otonomi Keilmuan ............................................................................... 24
A.2 Kebebasan Akademik ........................................................................... 25
A.3 Kebebasan Mimbar Akademik ............................................................. 27
B. Rencana Strategis Suasana Akademik ............................................................ 29
C. Pelaksanaan Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik
dan Otonomi Keilmuan ............................................................................... 30
D. Dukungan Institusi Terhadap Pelaksanaan Kebebasan Akademik,
Kebebasan Mimbar Akademik, dan Otonomi Keilmuan…………….. 33
BAB V Mekanisme Penetapan Standar Suasana Akademik ............................ 39
A. Standar Etika Akademika ....................................................................... 39 B. Standar Budaya Akademik ..................................................................... 42
C. Mekanisme Pemenuhan Standar ............................................................. 43
D. Organisasi Penjamin Mutu Suasana dan Budaya Akademik .................. 44
E. Perencanaan Standar Mutu Suasana dan Budaya Akademik……… 45
F. Standar Pelaksanaan Suasana Akademik………………………….. 49
BAB VI PENINGKATAN MUTU SUASANA AKADEMIK……………… 50
1. Pembinaan Suasana dan Budaya Akademik……………………….. 50 2. Strategi Peningkatan Suasana Akademik yang Kondusif ........................ 51
BAB VII KINERJA SUASANA AKADEMIK……………………………… 52
1. Pengukuran Kinerja Suasana Akademik…………………………… 53 2. Standar Monitoring dan Evaluasi………………………………….. 54
BAB VIII PENUTUP…………………………………………………………. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi
dapat berlangsung secara wajar, sehat dan produktif bila ditopang oleh adanya
kebijakan suasana akademik yang mencakup otonomi keilmuan, kebebasan
akademik dan kebebasan mimbar akademik . Adanya hubungan kondisional ini
menandakan bahwa kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan
otonomi keilmuan merupakan hal yang sangat esensial dalam kehidupan setiap
perguruan tinggi. Oleh karena itu, pimpinan perguruan tinggi berkewajiban
mengupayakan dan menjamin agar segenap anggota sivitas akademika di
lingkungan AKBID Wijaya Husada dapat melaksanakan kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan secara bertanggung jawab
dan mandiri.
AKBID Wijaya Husada bercita-cita menjadi Akademi Kebidanan yang
mampu mengembangkan ahli Madya Kebidanan yang professional, terampil
dan unggul dalam deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang anak di tingkat
nasional dan berorientasi global pada tahun 2024. Cita-cita ini memerlukan
iklim institusi yang memiliki budaya akademis dan menghargai nilai-nilai dan
etika akademis. Untuk mencapai cita-cita tersebut telah ditetapkan Kebijakan
Suasana Akademik dan Standar Mutu Suasana Akademik sebagai acuan yang
harus dipenuhi oleh semua unit kerja yang terkait dengan penciptaan susana
akademik yang kondusif di lingkungan AKBID Wijaya Husada. Penetapan
standar mutu suasana akademik dimaksudkan sebagai acuan dalam merancang,
6
merumuskan dan menetapkan berbagai standar di tingkat, akademi, dan unit
terkait.
Misi terpenting AKBID Wijaya Husada yaitu:Meningkatkan mutu
pendidikan agar memiliki kemampuan professional bidan yang beretika dan
bertanggung jawab dengan kekhasan deteksi dini dan stimulasi tumbuh
kembang anak, Mengembangkan program akademik dan non akademik yang
menunjang standar kompetensi bidan dengan keunggulan deteksi dini dan
stimulasi tumbuh kembang anak. Mengembangkan kompetensi Sumber Daya
Manusia (SDM), sarana dan pra sarana agar menghasilkan pelayanan
pendidikan berkualitas. Mengembangkan penelitian dalam bidang kesehatan
khususnya kebidanan yang bermanfaat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam ruang
lingkup kebidanan dengan pendekatan kepedulian terhadap masyarakat.
Mengembangkan kerjasama kemitraan, baik di tingkat lokal, nasional, dan
internasiona. Menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran secara
profesional dalam bidang kesehatan yang mandiri, bermoral, dan berbudaya,
didukung oleh staf profesional dengan standar nasional dan internasional,
Mengembangkan penelitian dan memanfaatkan teknologi secara arif serta
mengupayakan penggunaannya untuk membantu dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, Mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa
pelayanan pendidikan secara edukatif, konsisten, dan terprogram dalam bidang
ilmu kesehatan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat dan terapan
teknologi kesehatan tepat guna, Memberikan fasilitas-fasilitas untuk mendukung
kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat bagi sivitas
7
akademika dan masyarakat sekitar, Melakukan kerjasama dengan lembaga
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang
kesehatan berskala nasional. Misi tersebut memerlukan peningkatan suasana
akademik yang pada akhirnya berkembang menjadi budaya akademik.
Suasana akademik, seperti halnya komponen input dan proses lainnya,
merupakan salah satu komponen di dalam menghasilkan kualitas keluaran.
Suasana akademik merupakan komponen evaluasi diri yang harus selalu
diperbaiki dan ditingkatkan secara sistematis, berkelanjutan serta dipergunakan
sebagai salah satu komponen penjaminan mutu. Suasana akademik memang
bukan sebuah komponen fisik yang memiliki dimensi yang bisa diukur dengan
suatu tolok ukur yang jelas, namun suasana akademik yang bermutu akan
mampu dikenali dan dirasakan.
Kehidupan perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi
dapat berlangsung secara wajar, sehat dan produktif jika ditopang oleh adanya
kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan.
Adanya hubungan kondisional ini menandakan bahwa kebebasan
akademik,kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan merupakan tiga
hal yang sangat esensial dalam kehidupan setiap perguruan tinggi. Oleh karena
itu, pimpinan berkewajiban mengupayakan dan menjamin agar segenap anggota
sivitas akademika di lingkungan AKBID Wijaya Husada dapat melaksanakan
kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan
secara bertanggung jawab dan mandiri.
Sejalan dengan diakuinya otonomi keilmuan, maka kalangan para
ilmuwan bukan saja mengharapkan diakuinya kebebasan akademik sebagai hak
8
sivitas akademika, melainkan juga berlakunya kebebasan mimbar akademik
bagi mereka yang memenuhi prasyaratnya. Kebebasan akademik berlaku bagi
sivitas akademika, baik para dosen maupun mahasiswa. Kebebasan akademik
berlaku bagi setiap anggota sivitas akademika untuk melakukan studi,
penelitian serta pembelajaran ilmu kepada dan antara sesama warga sivitas
akademika. Kebebasan akademik inilah yang harus menjadi semangat dalam
penyelenggaraan berbagai bentuk komunikasi di antara sesama warga sivitas
akademika.
Kebebasan mimbar akademik memang merupakan hak bagi kalangan
terbatas di antara para akademisi, yaitu mereka yang diakui memiliki
wewenang dan wibawa ilmiah untuk menyatakan pikiran dan pendapatnya dari
mimbar akademik mengenai sesuatu yang berkenaan dengan disiplin ilmunya.
Diakuinya wewenang dan wibawa itu tentunya didasarkan pada terpenuhinya
berbagai persyaratan serta reputasi yang bersangkutan sebagai akademika.
Dengan berlakunya asas kebebasan mimbar akademik maka para ilmuwan dan
akademisi memperoleh kesempatan dan kebebasan untuk menyatakan pikiran
dan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kebebasan
mimbar akademik merupakan lisensi bagi akademisi yang berhak
menyandangnya, namun lisensi ini tidak terlepas dari pertanggungjawaban;
kebebasan mimbar akademik dalam lingkup kebebasan akademik dipandu oleh
etika akademik, moral akademik dan norma akademik. Jadi kebebasan
akademik dan kebebasan mimbar akademik merupakan kebebasan yang
bermitra etik karena serentak disertai oleh kesadaran bertanggungjawab oleh
pelakunya.
9
Dengan berlakunya kebebasan akademik dan kebebasan mimbar
akademik serta diakuinya otonomi keilmuan, maka lengkaplah landasan untuk
menjadikan setiap unit kerja di lingkungan AKBID Wijaya Husada sebagai
wahana pembelajaran dengan ciri khasnya masing-masing. Kebebasan
akademik dan kebebasan mimbar akademik sekaligus membuka kesempatan
bagi sivitas akademika untuk saling menguji pikiran dan pendapat. Keterbukaan
ini penting dijadikan sebagai semangat dalam segala bentuk komunikasi antara
sesama warga masyarakat akademik, karena betapapun hebatnya seseorang
dalam penguasaan disiplin ilmunya, tak ada alasan baginya untuk beranggapan
bahwa pikiran dan pendapatnyalah yang benar. Keterbukaan dalam komunikasi
menjauhkan seorang dari arogansi akademik dan menghidupkan sikap saling-
toleransi dalam perbedaan pendapat.
Dengan pertimbangan hal-hal tersebut diatas maka AKBID Wijaya
Husada menetapkan kebijakan dan standar mutu suasana akademik yang akan
menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan institusi, dan dosen serta
mahasiswa untuk bertanggung jawab dalam menciptakan suasana akademik
yang kondusif.
B. Tujuan
Pedoman Peningkatan Suasana Akademik disusun agar menjadi acuan
peningkatan suasana akademik di akademi dengan menerapkan siklus mutu yang
berupa alur perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi. Pedoman
ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Mendorong, mengakomodasi, dan memfasilitasi tumbuh kembangnya
budaya akademik.
10
2. Meningkatkan kualitas interaksi dosen dan mahasiswa dalam
kegiatankegiatan akademik.
3. Mendorong sivitas akademika untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan
akademis.
4. Mendorong tumbuhnya sikap dan kepribadian ilmiah di kalangan sivitas
akademika.
C. Sasaran
1. Meningkatkan penerapan pembelajaran yang interaktif, holistik, integratif,
saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada
mahasiswa dalam seluruh mata kuliah agar tercipta interaksi akademik yang
kondusif antara dosen dan mahasiswa.
2. Meningkatkan keterlibatan sivitas akademika dalam penelitian untuk
pengembangan IPTEKS yang inovatif dan penyampaian hasilnya dalam
berbagai seminar ilmiah dan jurnal ilmiah yang bereputasi baik pada tingkat
nasional maupun internasional.
3. Meningkatkan keiikutsertaan sivitas akademika dalam berbagai kegiatan
akademik baik pada pada tingkat nasional maupun internasional.
4. Meningkatkan keterlibatan sivitas akademika dalam mengimplementasikan
hasil penelitian kepada masyarakat dalam rangka transformasi ilmu
pengetahuan dan hasil penelitian yang bermanfaat langsung bagi kepada
masyarakat.
5. Taat azas dan tidak melanggar hukum serta tidak menganggu kepentingan
umum
D. Landasan Yuridis
11
1. Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat 1 tentang
penyelenggaraan dan pengembangan ilmu pengetahuan pada perguruan
tinggi berlaku kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan
otonomi keilmuan.
2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
Pasal 8 dan Pasal 9;
3. Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan
Tinggi
11
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
A. Visi
Menjadi Akademi Kebidanan yang mampu mengembangkan ahli madya
kebidanan yang professional, terampil dan unggul dalam deteksi dini dan stimulasi
tumbuh kembang anak ditingkat nasional dan berorientasi global pada tahun 2024
B. Misi
1. Meningkatkan mutu pendidikan agar memiliki kemampuan professional bidan
yang beretika dan bertanggung jawab dengan kekhasan deteksi dini dan stimulasi
tumbuh kembang anak dan berdasarkan indikator SDG’s ke 4 yaitu pendidikan
yang berkualitas dan berdaya saing Internasional
2. Mengembangkan program akademik dan non akademik yang menunjang standar
kompetensi bidan dengan keunggulan deteksi dini, stimulasi tumbuh kembang
anak kewirausahaan dan IPTEK untuk masa depan
3. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) , sarana dan
Prasarana agar menghasilkan pelayanan pendidikan berkualitas
4. Mengembangkan penelitian dalam bidang kesehatan khususnya kebidanan yang
bermanfaat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
5. Melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam ruang lingkup
kebidanan dengan pendekatan kepedulian terhadap masyarakat
6. Mengembangkan kerja sama kemitraan , baik ditingkat lokal, nasional dan
internasional dengan penambahan mata kuliah bahasa asing
12
C. Tujuan
1. Menghasilkan akademi kebidanan yang memiliki kemampuan akademik,
memiliki integritas kepribadian tinggi dan dapat menerapkan, mengembangkan,
memperluas ilmu kesehatan secara profesional serta lulusan yang berdaya saing
internasional
2. Terlaksananya program akademik dan non akademik yang menunjang standar
kompetensi tenaga kesehatan yang terampil dan mampu mengantisipasi
kebutuhan masa kini dan masa depan
3. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang kompeten dan sarana
prasarana dalam pelayanan pendidikan kesehatan
4. Menghasilkan lulusan yang mampu mengadakan penelitian dalam bidang ilmu
kesehatan, yang hasilnya diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
5. Menghasilkan lulusan yang mampu mengabdikan dan mengimplementasikan
pengetahuan dan keterampilanya dalam bidang ilmu kesehatan secara profesional
krpada masyarakat
6. Menghasilkan lulusan yang mampu berwirausaha mandiri salah satunya dengan
pengembangan UMKM, untuk meningkatkan Nation Economic Development
7. Terwujudnya Kerja Sama Kemitraan baik ditingkat lokal, Nasional dan
Internasional
13
D. Sasaran
1. Organisasi
2. Akademik
3. Sumber daya manusia
4. Kemahasiswaan
5. Sarana prasarana;
6. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
7. Kerja sama
14
BAB III
SUASANA AKADEMIK
A. Pengertian Suasana Akademik
Proses Pendidikan Tinggi (PT) adalah sebuah proses transformasi-
produktif yang intinya untuk menghasilkan lulusan yang kompeten,
berkualitas dan mampu memenuhi kepuasan dari mereka (user) yang akan
memanfaatkannya sebagai sumber daya produksi aktif di industri ataupun
lapangan kerja yang lain. Proses transformasi ini memerlukan berbagai
macam prasyarat agar mampu menghasilkan luaran akhir (finished goods
output) yang berkualitas dan mampu menjamin tercapainya standar kinerja
yang ditetapkan. Secara sistematis proses transformasi-produktif yang
berlangsung di Perguruan Tinggi dapat dilihat dalam bagan Gambar 1.
Suasana akademik, seperti halnya komponen-komponen masukan dan
proses lainnya, merupakan salah satu komponen yang akan memberi pengaruh
signifikan di dalam menghasilkan kualitas keluaran (lulusan, dll). Suasana
akademik merupakan komponen evaluasi diri yang harus selalu diperbaiki dan
ditingkatkan secara sistematis, berkelanjutan serta dipergunakan sebagai salah
satu komponen penjamin mutu.
15
Gambar 1. Proses Transformasi-Produktif di Perguruan Tinggi
(Sumber : Buku Pedoman Evaluasi-Diri Akademi– BAN PT, 2002)
Suasana akademik memang bukan sebuah komponen fisik yang
memiliki dimensi yang bisa diukur dengan suatu tolok ukur yang jelas,
namun suasana akademik yang berkualitas. akan mampu dikenali dan
dirasakan. Identifikasi serta daya upaya untuk melakukan perubahan dan
perbaikan dari komponen pendukung terbentuknya suasana akademik yang
kondusif akan menghasilkan proses pembelajaran (transformasi-produktif)
yang berkualitas.
16
Gambar 2. Obyek dan Komponen Evaluasi Diri
(Sumber : Buku Pedoman Evaluasi-Diri BAN PT, 2002)
Suasana akademik atau sering juga disebut sebagai academic atmosphere
merupakan kondisi yang harus mampu diciptakan untuk membuat proses
pembelajaran di Perguruan Tinggi (PT) berjalan sesuai dengan visi, misi, dan
tujuannya. Suasana akademik menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan
akademik, interaksi antara dosen dan mahasiswa, antara sesama mahasiswa,
maupun antara sesama dosen untuk mengoptimalkan proses pembelajaran
17
B. Komponen-Komponen Suasana Akademik
Suasana akademik yang kondusif akan tercermin dari Proses
Pembelajaran yang berlangsung dalam sebuah suasana ”feeling at home”.
Proses tersebut akan melibatkan semua sumber daya pendidikan (dosen,
fasilitas/sarana-prasarana, laboratorium, perpustakaan, organisasi-manajemen
dan kurikulum) yang mampu memberikan kontribusi dukungan untuk
kelancaran proses pembelajaran. Komponen- komponen sumber daya
pendidikan yang dirancang dan dikelola dengan mengikuti standar kualitas
yang ditentukan akan mampu menciptakan suasana akademik yang kondusif,
sehingga menimbulkan kegairahan dalam proses pembelajaran.Dengan
mengacu pada indikator ini, diharapkan peranan manajemen PT dan sivitas-
akademikanya secara kelembagaan dapat meningkatkan motivasi, kreativitas,
kesungguhan dan keteraturan untuk menjamin tercapainya standar kualitas
proses pembelajaran.
Gambar 3. Komponen-Komponen Pendukung Suasana Akademik
Kondusif
(Sumber : Buku Pedoman Evaluasi Diri BAN-PT, 2002).
18
Sungguh tidak mudah untuk mendeskripsikan ”suasana” yang dapat
dikatakan baik maupun kondusif itu. Suasana tidak memiliki bentuk maupun
dimensi fisik dengan tolok ukur yang jelas. Suasana akademik yang kondusif
dapat dikenali dan dirasakan meskipun bersifat abstrak serta tidak berwujud
(intangible). Untuk memberikan gambaran tentang suasana akademik yang
kondusif, maka langkah praktis yang bisa dilakukan adalah dengan melihat
dan melakukan evaluasi terhadap komponen-komponen pendukungnya.
Metode pendekatan bisa terfokus pada berbagai hal seperti interaksi akademik,
kegiatan akademik, akses terhadap sumber belajar, kecukupan dan ketepatan
sumber belajar, keikutsertaan mahasiswa dalam aktivitas kurikuler (termasuk
penelitian) maupun ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler, dan lain- lain.
B.1 Otonomi Keilmuan
Otonomi keilmuan merupakan otonomi sivitas akademika pada suatu
cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam menemukan,
mengembangkan, mengungkapkan, dan/atau mempertahankan kebenaran
ilmiah menurut kaidah, metode keilmuan, dan budaya akademik.
Pelaksanaan Otonomi Keilmuan. Pelaksanaan otonomi keilmuan
terimplementasi melalui kemandirian dan kebebasan sivitas akademika dalam
menemukan, mengembangkan, mengungkapkan, dan/ atau mempertahankan
kebenaran menurut kaidah keilmuannya untuk menjamin keberlanjutan
perkembangan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/ atau olah raga.
19
B.2 Kebebasan Akademik
Kebebasan akademik merupakan kebebasan sivitas akademika (dosen
dan mahasiswa) dalam Pendidikan Tinggi untuk mendalami dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bertanggung jawab
melalui pelaksanaan Tridharma; Pelaksanaan Kebebasan Akademik
1) Kebebasan akademik dilaksanakan dalam upaya mendalami,
menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan/atau olah raga melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara
berkualitas dan bertanggung jawab;
2) Sivitas akademik mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pembelajaran dan/ atau
penelitian ilmiah dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat
manusia.
3) Dosen sebagai anggota sivitas akademika memiliki tugas mentrasformasi
ilmu pengetahuan dan/ atau teknologi yang dikuasainya kepada
mahasiswa dengan mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran
sehingga mahasiswa aktif mengembangkan potensinya;
4) Dosen sebagai ilmuwan memiliki tugas mengembangkan suatu cabang
ilmu pengetahuan dan/ atau teknologi melalui penalaran dan penelitian
ilmiah serta menyebarluaskannya kepada sesama dosen, mahasiswa dan
masyarakat luas secara bertanggung jawab dilandasi oleh norma dan
20
kaidah keilmuan, yaitu jujur, berwawasan luas, menghargai pendapat
akademisi lainnya dan tidak semata-mata untuk kepentingan pribadi;
5) Mahasiswa sebagai anggota sivitas akademika diposisikan sebagai insan
dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi
diri di perguruan tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi dan/
atau professional;
6) Mahasiswa secara aktif mengembangkan potensinya dengan melakukan
pembelajaran, pencarian kebenaran ilmiah, dan/ atau penguasaan,
pengembangan, dan pengamalan suatu cabang ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk menjadi ilmuwan, intelektual, praktisi, dan/ atau
professional yang berbudaya;
7) Mahasiswa memiliki kebebasan akademik dengan mengutamakan
penalaran dan ahlak mulia serta bertanggung jawab sesuai dengan
budaya akademik;
8) Mahasiswa berkewajiban menjaga etika dan mentaati norma pendidikan
tinggi untuk menjamin terlaksananya Tri Dharma dan pengembangan
budaya akademik;
9) Mahasiswa mengembangkan bakat, minat, dan kemampuannya melalui
kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler sebagai bagian dari proses
pendidikan;
B.3 Kebebasan Mimbar Akademik
Kebebasan mimbar akademik adalah wewenangan yang dimiliki guru besar
dan/atau dosen yang memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk menyatakan
21
secara terbuka dan bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan
dengan rumpun ilmu dan cabang ilmunya. Pelaksanaan Kebebasan Mimbar
Akademik
1) Kebebasan mimbar akademik merupakan wewenang guru besar dan/
atau dosen yang memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk menyatakan
secara terbuka dan bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan
dengan rimpun ilmu dan cabang ilmunya;
2) Dosen wajib menjunjung tinggi kebebasan mimbar akademik, yaitu
kebebasan menyampaikan pikiran dan pendapat dalam lingkungan serta
forum akademik dalam bentuk ceramah, seminar, dan kegiatan ilmiah
lainnya sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan
Dengan berlakunya asas kebebasan mimbar akademik maka para
ilmuwan dan akademisi memperoleh kesempatan dan kebebasan untuk
menyatakan pikiran dan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Kebebasan mimbar akademik merupakan lisensi bagi akademisi
yang berhak menyandangnya, namun lisensi ini tidak terlepas dari
pertanggungjawaban; kebebasan mimbar akademik dalam lingkup
kebebasan akademik dipandu oleh etika akademik. Jadi kebebasan
akademik dan kebebasan mimbar akademik merupakan kebebasan yang
bermitra etik karena serentak disertai oleh kesadaran bertanggung jawab
oleh pelakunya.
22
C. Budaya Akademik
Budaya Akademik adalah cara hidup dari masyarakat ilmiah yang
beranekaragam, majemuk, multikultural yang bernaung dalam sebuah institusi
yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kebenaran ilmiah dan obyektivitas.
Obyektivitas. budaya tersebut dibangun berdasarkan prinsip kebebasan
berpikir, berpendapat dan mimbar akademik dalam suasana akademik yang
dinamis, terbuka serta ilmiah. Hal yang disebut terakhir merupakan suatu
standar untuk menggambarkan suasana akademik yang kondusif, terutama
berkaitan dengan model interaksi dosen mahasiswa di dalam proses
pembelajaran maupun penelitian. Budaya akademik yang mengedepankan
kebebasan akademik, menjunjung tinggi kebenaran ilmiah, obyektivitas,
keterbukaan, serta otonom keilmuan, membuat perguruan tinggi tidak mudah
terpengaruh atau dikendalikan oleh pihak eskternal yang berkepentingan.
23
BAB IV
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUASANA AKADEMIK
A. Kebijakan Suasana Akademik
Akademi Kebidanan Wijaya Husada menciptakan suasana yang kondusif bagi
kegiatan akademik, interaksi antara dosen dan mahasiswa, antara sesama
mahasiswa, antara sesama dosen yang mendorong mereka menjadi pribadi yang
proaktif, kritis, inovatif, dinamis, dan etis.
Kebijakan Mutu Pendukung Suasana Akademik Akademi Kebidanan Wijaya
Husada yaitu:
a) Menjunjung tinggi etika akademis dan budaya akademis sebagai
pedoman berperilaku dan berinteraksi bagi sivitas akademika dalam
mewujudkan visi misi melalui kegiatan pembelajaran, penelitian, dan
pengabdian pada masyarakat;
b) Menjunjung tinggi kebebasan akademik, kebenaran ilmiah, obyektivitas,
keterbukaan, serta otonomi keilmuan dengan menyelenggarakan
kegiatankegiatan dan menyediakan fasilitas yang berkualitas;
c) Menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas untuk mendukung
keberhasilan akademik; dan
d) Mendorong kegiatan monitoring dan evaluasi untuk menjamin
akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan akademis.
24
A.1 Kebebasan Akademik
Kebebasan akademik Akademi Kebidanan Wijaya Husada adalah kebebasan
warga kampus Akademi Kebidanan Wijaya Husada untuk mendalami dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni secara bertanggungjawab
melalui pelaksanaan kegiatan tri dharma perguruan tinggi. Akademi Kebidanan
Wijaya Husada memberikan keleluasaan kepada seluruh warga kampusnya untuk
melaksanakan kegiatan tri dharma perguruan tinggi melalui kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat, secara bertanggungjawab.
a. Misi
Memberikan kebebasan akademik kepada sivitas akademika Akademi Kebidanan
Wijaya Husada yang dilaksanakan secara bertanggungjawab dalam upaya
penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
mendukung pembangunan nasional.
b. Tujuan
Kebebasan akademik bertujuan untuk pendalaman dan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pelaksanaan tridharma.
c. Program
Akademi Kebidanan Wijaya Husada memfasilitasi kebebasan akademik sivitas
akademika yang meliputi kebebasan menulis, meneliti, menghasilkan karya
keilmuan, menyampaikan pendapat, pikiran, gagasan sesuai dengan bidang ilmu
yang ditekuni, dalam kerangka akademis.
25
d. Pemanfaatan
Kebebasan akademik Akademi Kebidanan Wijaya Husada, dimanfaatkan oleh
seluruh Institusi serta civitas untuk melindungi dan mempertahankan serta
meningkatkan mutu kekayaan intelektual untuk memperkuat daya saing bangsa
dan negara Indonesia.
e. Penjaminan
Kebebasan akademik di Akademi Kebidanan Wijaya Husada merupakan
tanggungjawab pribadi warga kampus yang wajib dilindungi dan di fasilitasi oleh
Akademi Kebidanan Wijaya Husada. Pimpinan mengupayakan dan menjamin
agar setiap warga kampus melaksanakan kebebasan akademik secara
bertanggungjawab.
A.2 Kebebasan Mimbar akademik
Kebebasan mimbar akademik Akademi Kebidanan Wijaya Husada adalah
kewenangan yang dimiliki dosen yang memiliki otoritas dan wibawa ilmu untuk
menyatakan secara terbuka dan bertanggungjawab mengenai sesuatu yang
berkenaan dengan rumpun ilmu yang dikembangkan di Akademi Kebidanan
Wijaya Husada. Dalam melaksanakan kebebasan akademik dan kebebasan
mimbar akademik setiap anggota warga kampus di Akademi Kebidanan Wijaya
Husada, dalam melaksanakan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar
akademik setiap anggota sivitas akademika di Akademi Kebidanan Wijaya
Husada
o Mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya dapat meningkatkan mutu
akademik ,
26
o Mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya, bermanfaat bagi masyarakat ,
bangsa , negara dan umat manusia ;
o Bertanggungjawab secara pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya serta
akibatnya pada diri sendiri atau orang lain ;
o Melakukannya dengan cara yang tidak bertentangan nilai agama, nilai etika,
dan kaidah akademik ;
o Tidak melanggar hukum dan tidak mengganggu kepentigan umum
a. Misi
Akademi Kebidanan Wijaya Husada memberikan wewenang kebebasan mimbar
akademik sepenuhnya kepada dosen yang memiliki otoritas dan wibawa ilmiah
untuk menyatakan secara terbuka dan bertanggungjawab mengenai sesuatu yang
berkenaan dengan rumpun ilmu dan cabang ilmunya.
b. Tujuan
Kebebasan Mimbar akademik bertujuan untuk meningkatkan peluang
penyampaian gagasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni melalui
pelaksanaan tridharma.
c. Program
Kebebasan mimbar akademik sivitas akademika disalurkan dengan
mengembangkan kegiatan seminar ilmiah, diskusi ilmiah, bedah buku, ataupun
pertunjukan seni.
27
d. Pelaksanaan
Melakukannya dengan cara yang tidak bertentangan nilai etika/akhlak dan kaidah
akademik serta tidak melanggar hukum dan tidak mengganggu kepentingan
umum.
e. Pemanfaatan
Mengupayakan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dan
hasilnya dapat meningkatkan mutu akademik Akademi Kebidanan Wijaya Husada
dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia;
f. Penjaminan
Kebebasan mimbar akademik di Akademi Kebidanan Wijaya Husada merupakan
tanggungjawab pribadi warga kampus yang wajib dilindungi dan difasilitasi oleh
Akademi Kebidanan Wijaya Husada. Pimpinan mengupayakan dan menjamin
agar setiap warga kampus melaksanakan kebebasan mimbar akademik secara
bertanggungjawab.
A.3 Otonomi Keilmuan
Akademi Kebidanan Wijaya Husada memberikan keleluasaan kepada sivitas
akademika (dosen dan mahasiswa) untuk mengembangkan keilmuan sesuai
dengan perkembangan ilmu kesehatan dewasa ini. Otonomi keilmuan juga
diberikan seluas-luasnya sesuai dengan bidang minat ilmu Kesehatan secara
bertanggungjawab diantaranya, etika, analisis, desain dan implemetasi sistem.
Hasil penerapan kebijakan otonomi keilmuan adalah adanya peningkatan
partisipasi dosen dan mahasiswa dalam berbagai kegiatan ilmiah. Pada dosen
terjadi peningkatan dalam kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat dan
28
pada mahasiswa dalam mengembangkan penerapan keilmuan dalam kegiatan
PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) serta berbagai aktivitas keilmuan lain.
Dan Akademi Kebidanan Wijaya Husada memberikan keleluasaan kepada warga
kampus untuk menemukan, mengembangkan, mengungkapkan, dan
mempertahankan kebenaran ilmiah menurut kaidah metode keilmuan. Otonomi
keilmuan juga diberikan seluas-luasnya sesuai dengan bidang ilmu yang
dikembangkan di Akademi Kebidanan Wijaya Husada. Hasil penerapan kebijakan
otonomi keilmuan adalah adanya peningkatan partisipasi dosen dan mahasiswa
dalam berbagai kegiatan ilmiah.
a. Misi
Otonomi keilmuan Akademi Kebidanan Wijaya HusadaMedan dilaksanakan oleh
sivitas akademika sesuai kaidah, metode keilmuan, dan budaya akademik.
b. Tujuan
Otonomi keilmuan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan,
mengungkapkan, dan/atau mempertahankan kebenaran ilmiah pada suatu cabang
ilmu pengetahuan dan/atau teknologi.
c. Program
Pelaksanaan otonomi keilmuan diarahkan untuk memantapkan terwujudnya
penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
bertanggunngjawab
d. Pemanfaatan
Otonomi keilmuan di Akademi Kebidanan Wijaya Husada, dimanfaatkan oleh
seluruh institusi serta civitas untuk: melindungi menambah dan
29
meningkatkan mutu kekayaan hak kekayaan intelektual guna memperkuat daya
saing bangsa dan negara Indonesia.
e. Penjaminan
Otonomi keilmuan di Akademi Kebidanan Wijaya Husada merupakan
tanggungjawab pribadi warga kampus yang wajib dilindungi dan difasilitasi oleh
Akademi Kebidanan Wijaya Husada. Pimpinan mengupayakan dan menjamin
agar setiap warga kampus melaksanakan otonomi keilmuan secara
bertanggungjawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan dilandasi
dengan nilai-nilai keislaman
B. Rencana Strategis Suasana Akademik
Indikator pencapaian sasaran Tercapainya Suasana Akademik yang kondusif
Sasaran
Indikator
Tahun
2020 2021 2022 2023 2024
Tercapainya
Suasana
Menyelenggarakan
Kegiatan Kebersamaan
Terlaks
ana
Terla
ksana
Terl
aksa
na
Terl
aksa
na
Terla
ksana
Akademik
yang kondusif
Penghargaan untuk
mahasiswa berprestasi
Terlaks
ana
Terla
ksana Terl
aksa
na
Terl
aksa
na
Terla
ksana
Melakukan rapat rutin Terlaks ana
Terla ksana
Terl aksa na
Terl aksa na
Terla ksana
Seminar
dosen-mahasiswa
Terlaks
ana
Terla
ksana
Terl
aksa
na
Terl
aksa
na
Terla
ksana
Mahasiswa terlibat dalam
pengabdian masyarakat
Terlaks
ana
Terla
ksana
Terl
aksa
na
Terl
aksa
na
Terla
ksana
oleh dosen di industri
30
atau mitra
Mahasiswa terlibat dalam
penelitian oleh dosen di
Terlaks ana
Terla ksana
Terl aksa
na
Terl aksa
na
Terla ksana
industri atau mitra
Rencana pembelajaran 100% 100% 100 %
100 %
100%
berjalan dengan baik
C. Pelaksanaan Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik dan
Otonomi Keilmuan
1. Pelaksanaan Kebebasan Akademik
a. Akademi Kebidanan Wijaya Husada menjamin kebebasanakademik
kepada seluruh civitas akademika (baik dosen maupun mahasiswa)
untuk melahirkan inovasi pembelajaran, melakukan investigasi
penelitian dan menyebarluaskan hasilnya melalui presentasi,
peragaan, dan publikasi karya ilmiah.
b. Kebebasan akademik dilaksanakan dalam upaya mendalami,
menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,
melalui kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat yang berkualitas dan betanggungjawab.
c. Pelaksanaan kebebasan akademik tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai agama, etika, dan kaidah akademik, serta tidak
melanggar hukum dan tidak menggangu kepentingan umum.
d. Pelanggaran terhadap kebebasan akademik menjadi tanggung
31
jawab pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya, serta akibatnya pada
diri sendiri atau orang lain.
e. Kebebasan akademik dilaksanakan untuk mendorong
berlangsungnya proses penelitian, pembelajaran dan publikasi
ilmiah di Akademi Kebidanan Wijaya Husada.
f. Kebebasan akademik yang diberikan benar-benar dapat
meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
kegiatan kecendekiawanan di Akademi Kebidanan Wijaya Husada,
maka pada kebebasan akademik melekat tanggung jawab pribadi
dan institusi.
g. Dosen dan mahasiswa sebagai warga masyarakat kampus
mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Pelaksanaan hak dan
kewajiban dosen dan mahasiswa selalu terukur relevansi dan
urgensinya dari sudut pandang tanggung jawab terhadap disiplin
keilmuan, kedudukan sebagai dosen, dan/atau mahasiswa, serta
terhadap repuatsi Akademi Kebidanan Wijaya Husada.
h. Akademi Kebidanan Wijaya Husada mengupayakan kebebasan
akademik agar kegiatan dan hasilnya dapat meningkatkan mutu
akademik.
i. Akademi Kebidanan Wijaya Husada mengupayakan kebebasan
akademik agar kegiatan dan hasilnya bermanfaat bagi masyarakat,
bangsa, negara, dan kemanusiaan.
j. Akademi Kebidanan Wijaya Husada melakukan kebebasan
32
akademik dengan cara yang tidak bertentangan dengan nilai- nilai
agama, nilai-nilai etika, dan akidah akademik, dan tidak melanggar
hukum dan tidak melanggar kepentingan umum.
2. Pelaksanaan Kebebasan Mimbar Akademik.
a. Kebebasan mimbar akademik menjadi tanggung jawab institusi
atau unit organisasi di bawahnya, apabila institusi unit organisasi
tersebut secara resmi terlibat dalam pelaksanaannya dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perudang-undangan, dan dilandasi
etika dan norma/ kaidah kelimuan.
b. Kebebasan mimbar akademik dilakukan dalam rangka
mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya dapat meningkatkan
mutu akademik di Akademi Kebidanan Wijaya Husada.
c. Kebebasan mimbar akademik dilakukan dalam rangka
mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya bermanfaat bagi
masyarakat, bangsa, negara dan kemanusiaan.
d. Kebebasan mimbar akademi dilakukan dengan cara yang tidak
bertentangan dengan nilai agama, etika, dan kaidah akademik; dan
tidak melanggar hukum dan tidak mengganggu kepentingan umum.
3. Pelaksanaan Otonomi Keilmuan.
a. Akademi Kebidanan Wijaya Husada mendukung otonomi
keilmuan yang dimiliki oleh civitas akademika berdasarkan cabang ilmu,
teknologi, manajemen dan atau seni dan desain dalam menemukan,
mengembangkan, mengungkap, dan/atau mempertahankan kebenaran
33
ilmiah menurut kaidah, metode kelimuan, dan budaya akademik.
b. Pelaksanaan otonomi keilmuan Civitas akademika mempertimbangkan
kesesuaiannya dengan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, manajemen
dan / atau seni dan desain yang menjad cakupan perhatian dalam visi,
misi, dan tujuan Akademi Kebidanan Wijaya Husada.
c. Dalam pelaksanaan otonomi keilmuan civiats akademika
memperhatikan koordiansi dari kemungkinan kolaborasi jika terdapat
sumber daya dan/ atau kelompok keilmuan lain yang telah
mengembangkan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, manajemen dan/
atau seni dan desain di lingkungan Akademi Kebidanan Wijaya Husada.
d. Dalam pelaksanaan otonomi keilmuan civitas akademika dapat
memanfaatkan keberadaan sumberdaya yang telah tersedia di lingkungan
Akademi Kebidanan Wijaya Husada dan dapat memahami
keterbatasannya, serta dapat memanfaatkan sumberdaya di luar Akademi
Kebidanan Wijaya Husada dalam suatu kerangka secara kelembagaan.
D. Dukungan Institusi Terhadap Pelaksanaan Kebebasan Akademik,
Kebebabasn Mimbar Akademik, dan Otonomi Keilmuan.
1. Pendidikan dan Pengajaran
a. Menerapkan sistem penerimaan mahasiswa yang bermutu dan
berkeadilan dengan selalu mengutamakan prestasi akademik dan
kesetaraan akses yang dilengkapi dengan memperhatikan kompetensi,
transparansi, dan akuntabilitas.
34
b. Mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum bebasis KKNI
yang didasarkan pada nilai-nilai moral dan akademik.
c. Melaksanakan dan mengembangkan proses pembelajaran yang inovasi
dan kondusif yang dilengkapi dengan mendorong terwujudnya interaksi
akademik yang bertanggung jawab, santun, dan bermoral.
d. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada rasa tanggung
jawab keilmuan yang tinggi.
e. Mendorong mahasiswa untuk selalu proaktif dalam kegiatan akademik
melalui proses belajar- mengajar yang interaktif, inovatif, dinamis, dan
mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat (life long leraning) dalam
upaya peningkatan kompetensi dan pengkayaan wawasan.
f. Mengikutsertakan dosen dalam kegiatan workshop pembuatan silabus,
SAP, dan pembuatan bahan ajar. Usaha ini dapat meningkatkan
keterampilan dan wawasan dosen dalam proses belajar mengajar sesuai
dengan mata kuliah yang diampuhnya.
g. Melibatkan dosen-dosen dalam tugas seminar proposal, bimbingan
penulisan skripsi dan menguji skripsi. Dengan tugas-tugas tersebut,
dosen dan mahasiswa bisa berdialog dan berinteraksi lebih luas untuk
menambah wawasan dalam bidang keilmuan yang bersifat empiris dan
dinamis.
h. Melibatkan dosen-dosen dalam penasehat akademik. Penasehat
akademim adalah tenaga pengajar tetap yang diberi tugas oleh pudir 1
melalui usaha akademi untuk kegiatan pengarahan,
35
bimbingan dan konsultasi akademik kepada mahasiswa yang bersifat
produktif dalam rangka mencapai prestasi studi yang optimal. Proses
bimbingan akademik dilaksanakan dengan cara komunikasi pribadi oleh
seorang pembimbing akademik dengan mahasiswa bimbingan, bisa
secara langsung berhadapan (tatap muka), bisa juga dengan memakai
alat komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi.
i. Mengirim dosen-dosen mengikuti pelatihan, seminar, lokakarya,
workshop, dan kegiatan ilmiah yang lain, baik lokal, nasional, maupu
internasional. Usaha ini akan membawa wawasan yang lebih luas bagi
dosen.
2. Sumber daya
a. Menyelenggarakan penerimaan dosen secara terbuka dengan
mempertimbangkan derajad akademik tertinggi.
b. Mendorong dan memberi kesempatan kepada segenap staf pengajar untuk
selalu meningkatkan kompetensinya, baik dalam penguasaan
materi/substansi bahan ajar maupun metode pengajarannya, dan
pencapaian derajad akademik tertinggi sehingga mampu melakukan
berbagai inovasi yang dapat menjamin terbentuknya kompetensi
mahasiswa untuk setiap maka kuliah yang diampuhnya.
c. Mengembangkan program akademik yang mengedepankan konsep
integrasi antar bidang ilmu melalui pengembangan klaster yang
dilengkapi dengan mengurangi pengembangan program akademik yang
bersifat fragmental, jangka pendek, dan tidak terstruktur.
36
d. Mempercepat pengembangan berbagai sarana dan prasarana akademik
berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang bertujuan untuk
peningkatan mutu akademik.
3. Penelitian
a. Merencanakan dan mengarahkan penelitian yang berwawasan global
dan bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia yang dapat dilakukan
secara perorangan, kelompok, ataupun kelembagaan untuk mengangkat
citra kampus.
b. Mengembangjan kegiatan penelitian yang bersinergi dengan industri,
institusi penelitian dalam dan luar negeri.
c. Mengembangkan sistem penghargaan yang memadai bagi segenap
civitas akademik untuk mendorong terciptanya lingkungan penelitian
yang kondusif.
d. Mendorong pengembangan sarana penelitian yang pemanfatannya
mudah diakses oleh segenap civiats akademika dan masyarakat
pengguna.
e. Peningkatan keterlibatan mahasiswa dalam semua kegiatan
penelitian sebagai pemenuhan persyaratan akademik, arena
pembelajaraan, aktualisasi kompetensi bidang keilmuan dan
pengembangan pribadi.
f. Mendorong, memberdayakan, dan memfasilitasi peneliti untuk
mempublikasi hasil penelitian, baik dalam jurnal internasional maupun
jurnal nasional terakreditasi.
37
g. Mendorong dan memfasilitasi setiap civitas kademika untuk terus
menerus berpartisipasi dalam pengembangan kegiatan penelitian
kolaboratif dan / atau kompetitif baik nasional maupun internasional
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
h. Mengembangkan mekanisme kerja yang menjamin kesinambungan
proses registrasi dalam penelitian.
i. Mengikutsertakan dosen-dosen untuk mengikuti kursus metodologi
penelitian dalam mengembangkan ilmunya. Dosen akan bertambah
peka terhadap problem-problem yang terjadi dalam realitas kehidupan
maupun yang ada dalam teks.
j. Memberi dorongan dan membuka kesempatam bagi dosen dan
mahasiswa mengadakan penelitian, baik penelitian individu maupun
kelompok.
k. Mengikutsertakan mahasiswa pada penelitian yang dilakukan oleh
dosen. Dengan diikutsertakannya mahasiswa dalam penelitian, maka
akan terlatih mengaitkan teori-teori yang diperoleh dalam kuliah
dengan problem-problem yang terjadi dimasyarakat. Mahasiswa yang
ikut penelitian akan terbangun kreativitasnya dan sekaligus termotivasi
sehingga memunculkan dinamika perkembangan pemikiran mahasiswa.
4. Pengabdian Kepada Masyarakat.
a. Penyebarluasan hasil-hasil penelitian di masyarakat lewat inovasi
ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
38
b. Pelayanan yang memiliki keunggulan kompetitif sehingga mampu
memberdayakan masyarakat secara optimal dan mengubah perilaku
masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat
c. Melibatkan mahasiswa secara aktif dalam kegiatan pengabdian kepada
masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) tingkat lokal,dan
nasional.
d. Memberi kesempatan kepada dosen mejadi Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) dalam pelaksanaan KKN, desa binaan, atau menjadi
narasumber dalam pelaksanaan berbagai kegiatan. Dosen- dosen
tersebut selain membawa visi dan misi AKBID Wijaya Husada juga
menapaki situasi atau permasalahan kongrit dan aktual di masyarakat
yang kemudian akan dibawa ke kampus untuk bahan kajian dalam
pembelajaran maupun penelitian. Dengan demikian, suasana akademik
tidak hanya teoritik semata. Tetapi juga terkait dengan problem dan
kebutuhan masyarakat yang sedang terjadi (From reflectin to action).
e. Memberi kesempatan dan dorongan dosen-dosen untuk mengadakan
pengabdian kepada amsyarakat baik dengan biaya sendiri maupun
dengan biaya institusi, Ristekdiksi, dan sumber-sumber lainnya.
Adapun bantuk-bentuk pengabdian kepada masyarakat dapat dulakukan
misalnya ceramah, penyuluhan, kesehatan, pelatihan, pengelolaan dan
sebagainnya.
39
BAB V
MEKANISME PENETAPAN STANDAR SUASANA AKADEMIK
Keberhasilan Suasana Akademik yang berdasarkan Tingkat Kualitas dalam
sebuah Perguruan Tinggi bisa diukur dengan diwujudkannya budaya akademik
yang mengedepankan nilai-nilai dan etika akademik dari seluruh sivitas
akademika perguruan tinggi
A. Standar Etika Akademika
Etika dan atau moral akademik adalah menjunjung tinggi kebenaran
ilmiah. Kata-kata etika, etik dan moral merujuk ke persoalan baik-buruk,
lurus-bengkok, benar-salah dan adanya penyimpangan ataupun pelanggaran
praktek tidak lagi disebabkan oleh faktor yang bersifat di luar kendali
manusia (force majeur), tetapi lebih diakibatkan oleh semakin kurangnya
pemahaman etika-moral yang melandasi perilaku manusia lembaga
pendidikan agar tidak hanya memberi bekal pengetahuan (knowledge)
ataupun ketrampilan (skill) saja kepada anak didik, melainkan juga
pemahaman dan pembentukan soft skill seperti watak, sikap dan perilaku
(attitude) di dalam kehidupan sehari-hari .
Etika akademik dapat diartikan sebagai ketentuan yang menyatakan
perilaku baik atau buruk dari para anggota sivitas akademika PT, ketika
mereka berbuat atau berinteraksi dalam kegiatan yang berkaitan dengan
ranah dalam proses pembelajaran. Etika akademik perlu ditegakkan untuk
menciptakan suasana akademik yang kondusif bagi pengembangan PT sesuai
40
standar yang telah ditetapkan. PT merupakan masyarakat akademik yang
mekanisme kerjanya akan terikat pada etika-moral untuk melaksanakan misi
dan tugas Tridharma PT yang disandangnya. Di dalam melaksanakan ketiga
dharma PT (pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat), maka seluruh unsur sivitas akademika akan terikat pada etika
akademik.standar etika akademik, direpresentasikan sebagai etika dosen dan
etika mahasiswa, yang akan memberikan jaminan mutu proses interaksi
dosen-mahasiswa dan suasana akademik yang kondusif, seperti berikut :
1. Etika Dosen
Dosen adalah sebuah pilihan profesi mulia dan secara sadar diambil
oleh seseorang yang ingin terlibat dalam proses mencerdaskan anak bangsa.
Untuk itu dosen wajib untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan
kualitas- nya dalam kerangka melaksanakan Tridharma PT secara
berkelanjutan dan bertanggungjawab.seorang dosen harus mematuhi
beberapa etika akademik yang berlaku bagi dosen pada saat melaksanakan
kewajiban serta tanggung-jawabnya. Kalau perlu etika akademik (dosen)
ini diabarkan menjadi peraturan atau kontrak kerja yang mengikat, serta
diikuti dengan sanksi akademik maupun kepegawaian bagi mereka yang
melakukan pelanggaran
2. Etika Mahasiswa
mahasiswa sebagai salah satu unsur sivitas akademika yang
merupakan obyek dan sekaligus subyek dalam proses pembelajaran juga
perlu memiliki, memahami dan mengindahkan etika akademik khususnya
41
pada saat mereka sedang berinteraksi dengan dosen maupun sesama
mahasiswa yang lain pada saat mereka berada dalam lingkungan kampus.
Mahasiswa PT memiliki sejumlah hak, berbagai kewajiban dan beberapa
larangan (plus sanksi manakala dilanggar) selama berada di lingkungan
akademik. Mahasiswa tidak cukup hanya memiliki pengetahuan
(knowledge), ketrampilan (skill), tetapi juga sikap mental (attitude) yang
baik.
Segala bentuk vandalisme tidak saja menunjukkan perilaku yang
menyimpang, melanggar norma/etika maupun tata krama, tetapi juga
mencerminkan sikap (attitude) ketidakdewasaan yang bisa mengganggu
terwujudnya suasana akademik yang kondusif.
Suasana akademis dalam realitas sehari-hari dapat dengan mudah
dikenali melalui berbagai interaksi yang terjadi, khususnya antara dua
unsur sivitas akademika yaitu dosen dan mahasiswa. Proses Pembelajaran
merupakan interaksi yang paling sering terjadi dan selama proses
berlangsung dosen wajib menempatkan mahasiswa sebagai subyek dan
memeperlakukan secara manusiawi. Dengan etika ini, dalam kegiatan
akademik seorang dosen tidak sepatutnya memperlakukan mahasiswa
sebagai obyek atau alat untuk memenuhi kepentingan atau keuntungan
pribadi dosen. Dosen harus mampu berperan sebagai fasilitator, memberi
bimbingan dan kebebasan sepenuhnya kepada mahasiswa dalam kegiatan
akademik. Segala macam bentuk paksaan yang mengarah pada
kepentingan subyektif dosen merupakan pelanggaran etika akademik
42
B. Standar Budaya Akademik
Budaya akademik adalah cara hidup dari masyarakat ilmiah yang
beranekaragam, majemuk, multikultural yang bernaung dalam sebuah institusi
yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kebenaran ilmiah dan obyektivitas.
Budaya tersebut dibangun berdasarkan prinsip kebebasan berpikir, berpendapat
dan mimbar akademik dalam suasana akademik yang dinamis, terbuka serta
ilmiah. Hal yang disebut terakhir merupakan suatu standar untuk
menggambarkan suasana akademik yang kondusif, terutama berkaitan dengan
model interaksi dosen-mahasiswa di dalam proses pembelajaran maupun
penelitian.
Budaya akademik yang mendasari suasana akademik menempatkan
dosen bukan sebagai pemegang kebenaran mutlak, yang dapat menihilkan
pendapat mahasiswa secara semena-mena. Mahasiswa ditempatkan sebagai
sparring- partner in progress dan secara bersama-sama diajak menemukan
kebenaran ilmiah melalui sebuah proses pengkajian dan diskusi yang dilakukan
secara terbuka. Budaya akademik sebenarnya merupakan budaya yang bersifat
universal dan hanya bisa dijumpai di dunia PT. Artinya, budaya tersebut
dimiliki oleh setiap orang yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik di
PT manapun.
Contoh baik (best practice) dari upaya mewujudkan budaya akademik di
PT adalah melalui kegiatan membaca, meneliti dan menulis. Kegiatan ini akan
membentuk perilaku skolar bagi dosen maupun mahasiswa. Fasilitas
perpustakaan yang lengkap dengan berbagai buku teks, referensi, jurnal dan
43
sumber informasi lainnya akan memberikan motivasi dan gairah yang tinggi
untuk memperoleh nilai tambah dari aspek kognitif. Laboratorium, studio
dan/atau bengkel kerja akan memungkinkan pengembangan aspek
psikomotorik (skill), serta untuk melakukan berbagai penelitian maupun
eksperimen dalam kerangka pengembangan ilmu. Kegiatan menulis hasil
penelitian yang kemudian disosialisasikan ke berbagai forum ilmiah (diskusi,
seminar, simposium, dll) atau diterbitkan dalam jurnal ilmiah merupakan salah
satu standar budaya akademik yang harus dipenuhi oleh sivitas akademika
(dosen maupun mahasiswa).
C. Mekanisme Pemenuhan Standar (Praktek Baik)
Seberapa jauh PT telah mampu menjalankan fungsi dan peranannya sebagai
agen perubahan (agent of change) maupun agen pembangunan (agent of
development), antara lain terbentuk melalui suasana akademik.
Suasana akademik harus mampu diwujudkan, dipelihara dan ditingkatkan
secara persuasif, dinamis, serta berkelanjutan dengan memperbaiki segala
kekurangan yang ada. Beberapa parameter seperti sarana/prasarana akademik,
mutu dan kuantitas interaksi kegiatan, rancangan kegiatan, ketelibatan sivitas
akademika dalam berbagai kegiatan, dan pengembangan kepribadian ilmiah akan
dijadikan sebagai tolok ukur pemenuhan standar terwujudnya suasana akademik
yang diharapkan (BAN PT, 2003), Dalam upaya terus menerus mengembangkan
mutu suasana akademik,
AKBID Wijaya Husada menetapkan kebijakan mutu pendukung suasana
akademik, yaitu:
44
1. Menjunjung tinggi etika akademik sebagai pedoman berperilaku dan
berinteraksi bagi sivitas akademika dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan
budaya organisasi melalui kegiatan tri dharma perguruan tinggi
2. Menjunjung tinggi kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, serta
otonomi keilmuan dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan akademik
serta kemahasiswaan yang terjadwal
3. Menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas untuk mendukung
keberhasilan akademik
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi untuk menjamin akuntabilitas
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan akademis.
5. memfasilitasi pembentukan kepribadian ilmiah sivitas akademika secara
berkelanjutan. Kepribadian ilmiah akan terwujud, apabila sivitas akademika
dalam melaksanakan aktivitas akademik berpijak pada etika akademik dan
budaya akademik. Kepribadian ilmiah akan muncul dari mereka yang
memiliki perilaku dan kepribadian dalam koridor komunitas intelektual yang
santun, jujur, memiliki budi pekerti, bermoral/ akhlak mulia dan mampu
bertindak profesional. Berbagai kegiatan seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN),
Kerja Praktek (KP), magang atau cooporative education juga merupakan
program yang dapat mengembangkan kepribadian ilmiah mahasiswa.
D. Organisasi Penjaminan AKBID Wijaya Husada
Akbid Wijaya Husada berkomitmen untuk memenuhi seluruh peraturan dan
undang-undang pemerintah di bidang pendidikan. Dalam melaksanakan tridarma
perguruan tinggi dalam suasana akademik yang kondusif berlandaskan kode etik
45
dosen, tenaga kependidikan. Dalam meningkatkan mutu Akbid Wijaya Husada
secara berencana dan berkelanjutan sebagai amanah undang-undang, telah dibentuk
Pusat Penjaminan Mutu. Akbid Wijaya Huasada berkomitmen melaksanakan
Sistem Penjaminan Mutu Internal, yang merupakan kegiatan sistemik untuk
meningkatkan mutu Akbid Wijaya Husada. Walau demikian, penjaminan mutu
internal tetap merupakan bagian dari tanggung jawab dari seluruh Pimpinan, Dosen,
serta Tenaga Kependidikan.
E. Perencanaan Standar Mutu Suasana dan Budaya Akademik
Peningkatan suasana akademik merupakan sebuah proses berkelanjutan yang
harus dilaksankan secara simultan oleh segenap sivitas akademika dan tentunya peran
dan dukungan organisasi dalam menyediakan segala sumber daya pendidikan yang
dibutuhkan baik sumber daya manusia yang berkualitas, dosen maupun tenaga
kependidikan, dukungan fasilitas fisik, pendanaan, organisasi, pengelolaan,
ketersediaan pustaka serta kurikulum.
Kondisi dan suasana akademik yang kondusif yang melibatkan komponen-
komponen sumber daya pendidikan yang terkait harus melalui mekanisme PDCA
(Plan, Do, Check, Action) dilaksanakan dengan sistematis, tahap demi tahap, dan
berkelanjutan.yang akan menghasilkan pengembangan dan perbaikan secara
berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu suasana akademis di PT
(lihat Buku Pedoman Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, Depdiknas-Dikti, 2003).
Suasana akademik yang kondusif dapat disimpulkan dari derajat kepuasan dan
derajat motivasi sivitas akademika dalam berperilaku untuk mencapai tujuan pribadi,
sebagai fungsi dari tujuan PT. Dalam pengertian tersebut, kinerja pribadi anggota
46
sivitas akademika (yang tidak terlepas dan dilandasi dengan tujuan pribadi) terkait
dan menunjang kinerja kelembagaan. Oleh karena itu, manajemen PT harus mampu
melakukan sinkronisasi antara tujuan pribadi dengan visi, misi dan tujuan lembaga.
Langkah pengembangan dan perubahan suasana akademik bisa diawali dengan
mengidentifikasi masalah utama dan pemetaan, yang dalam hal ini dapat dijadikan
sebagai tolok ukur kondisi suasana akademis yang diharapkan. Langkah yang
biasanya diambil adalah dengan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity,
threat). Berdasarkan hasil analisis tersebut kemudian dibuat strategi dan langkah
perbaikan terhadap faktor-faktor yang secara signifikan bisa menghasilkan perubahan
suasana akademik yang lebih kondusif.Berdasarkan hasil analisis tersebut kemudian
dibuat strategi dan langkah perbaikan terhadap faktor-faktor yang secara signifikan
bisa menghasilkan perubahan suasana akademik yang lebih kondusif.
Adapun standar mutu suasana akademik di AKBID Wijaya Husada dikembangkan
melalui perencanaan sebagai berikut :
1. Akbid Wijaya Husada merencanakan dan menyediakan sarana dan prasarana
akademik yang dapat mendukung terlaksananya peningkatan suasana akademik.
2. Meningkatkan mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik. Diantaranya
dengan
a. Menerapkan pembelajaran student centered learning dimana kegiatan
akademik tidak hanya dapat merubah ranah kognitif peserta didik akan tetapi
meliputi ranah afektif, psikomotorik dan kooperatif;
b. Melakukan pemantauan secara berkala terhadap kegiatan pembelajaran baik
terhadap kesesuaian kehadiran dosen/ mahasiswa
47
c. Kesesuaian materi perkuliahan dengan rancangan pembelajaran;
d. Kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat bersama dosen dan
mahasiswa
e. Melaksanakan kegiatan non-akademik (ko-kurikuler/ ekstra-kurikuler,
penalaran, daln lain-lain).
3. Kegiatan pendidikan/ pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
dilaksanakan secara terintegrasi dengan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan
tersebut.
4. Keterlibatan sivitas akademika dalam kegiatan akademik melalui kegiatan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain :
a. Perkuliahan,
b. Academic advising,
c. Kelompok studi (study club).
d. Melaksanakan Berbagai kegiatan akademik seperti diskusi, seminar,
simposium, konferensi, workshop, pelatihan dimana mahasiswa dilibatkan
sebagai panitia dan/atau penyaji makalah dalam sesi khusus untuk peneliti
muda;
5. Pengembangan kepribadian ilmiah, yaitu segala kegiatan akdemik berpijak pada
etika akademik dan budaya akademik. Kepribadian ilmiah muncul dari mereka
yang memiliki perilaku dan kepribadian dalam koridor intelektual yang santun,
jujur, memiliki budi pekerti, memiliki ahlak mulia dan mampu bertindak
professional
48
Banyaknya keluhan dari sivitas akademika (dosen/mhs)
Jumlah karya ilmiah mahasiswa
Jumlah PPM dosen
Jumlah penelitian, penulisan buku dan jurnal dosen
Jumlah seminar oleh dosen dan mahasiswa
Jumlah rasio dosen S1, S2 dan S3
Banyaknya sanksi akademik yang diberikan
Kondisi sarana dan prasarana akademik
Indeks Prestasi Dosen (IPD)
Prosentase kehadiran dosen/mahasiswa
Jumlah buku teks, referensi, jurnal, CD-Rom, dan lain-lain
6. Menetapkan etika akademik sebagai pedoman berperilaku dan berinteraksi bagi
sivitas akademika.
Gambar 7.
Langkah Perbaikan Berkelanjutan Menuju Suasana Akademik
Berkualitas
Continuous Improvement
(Kaizen)
Sarana & Prasarana
Interaksi Kegiatan
Rancangan
Pengembangan
Keterlibatan Sivitas
Akademika
Peta
Perm
asa
lah
an
F
ok
us P
erbaik
an
49
F. Standar Pelaksanaan Suasana Akademik
1. Suasana akademik yang kondusif diciptakan melalui hubungan dosen dan mahasiswa yang
terbuka, dialogis, harmonis, dan profesional dengan sarana kegiatan yang dapat
mengintensifkan interaksi dosen-mahasiswa serta monitoring dan evaluasi yang transfaran dan
obyektif
2. Kegiatan penelitian dan pengabdian dosen dengan melibatkan mahasiswa.
3. Dosen dan tenaga kependidikan berusaha maksimal untuk menciptakan lingkungan sosial dan
psikologis yang kondusif untuk meningkatkan suasana akademik sehingga mendukung proses
pembelajaran.
4. Dosen meningkatkan kompetensi akademik, ketrampilan interaktif dan kualitas personalnya.
5. Mendorong tumbuh kembangnya sikap kepribadian ilmiah melalui keaktifan mahasiswa dalam
seluruh kegiatan yang bersifat akademik baik kurikuler maupun ko-kurikuler.
6. Dosen dan mahasiswa mematuhi dan menjunjung tinggi kode etik
50
BAB VI
PENINGKATAN MUTU SUASANA AKADEMIK
A. Pembinaan Suasana dan Budaya Akademik
Suasana akademik di lingkungan Akademi Kebidanan Wijaya Husada tidak akan bisa
terwujud dengan sendirinya, melainkan harus direncanakan, diorganisasikan, dioperasikan dan
dikendalikan dengan model manajemen tertentu. Suasana akademik juga dapat dikendalikan
melalui penggunaan PDCA, yang akan menghasilkan pengembangan dan perbaikan secara
berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu suasana akademik. Secara sederhana,
suasana akademik yang kondusif dapat disimpulkan dari derajat kepuasan dan derajat motivasi
sivitas akademika dalam berperilaku untuk mencapai tujuan pribadi, sebagai fungsi dari tujuan
perguruan tinggi. Dalam pengertian tersebut, kinerja pribadi anggota sivitas akademika (yang
tidak terlepas dan dilandasi dengan tujuan pribadi) terkait dan menunjang kinerja kelembagaan.
Oleh karena itu, Akademi Kebidanan Wijaya Husada harus mampu melakukan sinkronisasi antara
tujuan pribadi dengan visi, misi dan tujuan lembaga.
Dimensi yang digunakan sebagai komponen perencanaan dalam program pembinaan
suasana akademik, adalah :
1. Tata hubungan antar pribadi;
2. Kepedulian mengenai tujuan kelembagaan;
3. Kemampuan inovasi
4. Kepedulian pada peningkatan kualitas berkelanjutan, serta
5. Kenyamanan suasana kerja.
51
B. Strategi Peningkatan Suasana Akademik yang Kondusif
1. Peningkatan suasana akademik dapat dicapai melalui strategi sebagai berikut;
2. Direktur menyediakan sarana dan prasarana pendukung pengembangan suasana akademik yang
kondusif di akademi.
3. Direktur menyelenggarakan koordinasi dengan dosen dan perwakilan mahasiswa untuk
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pendukung pengembangan suasana akademik
yang kondusif ditingkat akademi
52
BAB VII
KINERJA SUASANA AKADEMIK
A. Pengukuran Kinerja Suasana Akademik
Peningkatan mutu suasana akademik dapat dilakukan melalui kegiatan pengukuran
kinerja yang ditujukan terhadap komponen yang relevan. Berdasarkan standar yang telah
ditetapkan, kemudian dapat dilakukan langkah perencanaan untuk meningkatkan mutu secara
berkelanjutan dan mengimplementasikannya melalui tindakan-tindakan nyata. Pencapaiaan
standar mutu suasana akademik dapat dipetakan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi.
Komponen-komponen pengukuran kinerja suasana akademik mencakup input, proses
kegiatan akademik, output, dan indikator kinerja (tolak ukur).
1. Input, yang terdiri dari:
a. Mahasiswa
b. dosen dan tenaga pendidikan
c. c) sarana dan prasarana akademik
d. d) kurikulum
2. Proses/kegiatan akademik, yang menekankan interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam
melaksanakan kegiatan tri dharma perguruan tinggi
3. Output, yaitu terciptanya suasana akademik yang kondusif
Indikator kinerja sesuai dengan standar mutu suasana akademik, yang mencakup :
1. Ketersediaan sarana dan prasarana akademik
2. Mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik;
3. Kegiatan tri dharma perguruan tinggi yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan
melibatkan mahasiswa
53
4. Terlaksananya berbagai kegiatan akademik seperti diskusi, seminar, simposium, konferensi,
workshop, pelatihan dimana mahasiswa dilibatkan sebagai panitia dan/atau penyaji makalah;
5. Pengembangan kepribadian ilmiah
6. Menetapkan etika akademik sebagai pedoman berperilaku dan berinteraksi bagi sivitas
akademika.
B. Standar Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi terhadap standar mutu suasana akademik dilakukan melalui audit mutu
internal. Temuan mayor dan minor untuk setiap butir mutu sebagai tindakan koreksi disampaikan
kepada pimpinan unit kerja terkait. Mekanisme tersebut merupakan perbaikan berkelanjutan terhadap
peningkatan mutu suasana akademik untuk menumbuhkembangkan budaya akademik dilingkungan
Akademi Kebidanan Wijaya Husada
54
BAB VIII
PENUTUP
Suasana akademik yang kondusif tidak dapat dicapai tanpa melalui kebebasan akademik.
Kebebasan akademik yang dimaksudkan di sini adalah kebebasan untuk menentukan materi/substansi
pembelajaran, penelitian serta metode penyampaian dan publikasi hasil-hasil penelitian yang telah
dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan dorongan bagi setiap PT untuk
mengembangkan dan menjaga tradisi maupun budaya akademik yang mereka miliki. Jadi, jelas
bahwa akan dijumpai variasi akibat perbedaan budaya akademik yang dimiliki oleh masing- masing
PT. Hal tersebut bisa dipahami mengingat keberadaan PT didasarkan pada latar belakang yang
berbeda dalam hal ukuran maupun kompleksitasnya. Pentingnya kultur/budaya akademik yang
berbeda, juga ditujukan agar PT yang baru tumbuh dan berusaha untuk mencapai keunggulan dengan
cara yang berbeda. Oleh karena itu, kebebasan akademik merupakan prinsip dasar, bersifat universal
dan sangat diperlukan bagi PT yang kemungkinan akan mempunyai peran berbeda dalam melayani
dan memuaskan stakeholder mereka yang lebih spesifik.
Pemberian otonomi yang lebih besar dipandang dapat memberikan iklim yang lebih kondusif
untuk menunjangkebebasan akademik. Otonomi PT harus dilihat sebagai kebebasan untuk mengelola
PT tanpa harus banyak campur tangan pihak lain, termasuk dalam hal ini pemerintah. Dasar tujuan
pemberian otonomi di PT adalah penyelenggaraan kegiatan akademik yang ditujukan untuk
meningkatkan kreativitas, kemurnian, dan produktivitas dari sivitas akademika, sehingga dapat
menghasilkan kinerja yang tinggi. Secara lebih spesifik, otonomi yang dimaksud merupakan hak atau
kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pada perguruan tinggi untuk menyelenggarakan
fungsinya secara mandiri, sejauh hal tersebut tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku, serta etika umum dalam masyarakat, khususnya masyarakat
akademik. Selain itu, otonomi harus senafas dengan akuntabilitas perguruan tinggi. Lebih dari itu,
55
otonomi PT diharapkan bisa menghasilkan peningkatan suasana akademik yang lebih kondusif bagi
pengembangan ilmu, teknologi maupun seni bagi kemaslahatan manusia (the benefits for mankind).
56
DAFTAR PUSTAKA
Buku VI Suasana Akademik : Praktek Baik dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. DepDikNas,
DepDikNas, Jakarta. 2005.
Buku Pedoman Evaluasi Diri. 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi. 2003. Direktorat Jenderal
Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
Martin J.Campbell. 1993. The Successful Engineer: Personal and Personal Skills : a Source book. New
York: McGraw-Hill International Editions.
McCuen, Richard H. 1996. The Elements of Academic Research. New York: ASCE Press. Pedoman
Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi. 2003. Departemen Pendidikan Nasional–
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 Tentang Perguruan Tinggi dan No. 61 Tahun 1999 Tentang
Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara.
Popon Sjarif Arifin. 2000. Etika Profesi Sebagai Pengajar : Suatu Pemikiran Ke Arah Pengembangan
Profesionalisme Staf Pengajar (Dosen) Seni Rupa . Jurnal Seni Rupa dan Desain, Volume 1, 1 Agustus
2000. Penerbit Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat – Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain,
Bandung.
Praktek Baik dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi – Buku I Proses Pembelajaran. 2004.
Departemen Pendidikan Nasional – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan
Akademik dan Kemahasiswaan.
57
LAMPIRAN
Lampiran 1 :
KODE ETIK DOSEN
PRINSIP DASAR
1. Dosen PT adalah warganegara yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berpendidikan tinggi, serta sadar bahwa kinerja dan kegiatan profesinya berpengaruh
penting dan menjadi tolok ukur bagi masyarakat luas.
2. Dosen PT merupakan pilihan profesi dengan semangat kepahlawanan mencerdaskan anak
bangsa dalam bentuk pendidikan dan pengajaran tinggi yang bermutu, berkelanjutan dan
penuh tanggung jawab.
3. Dosen PT wajib menyajikan standar kemampuan, kejujuran dan keteladanan yang tinggi
dalam melaksanakan Tri Dharma PT sesuai dengan kompetensinya, dan hasilnya dapat
membawa perbaikan pada mutu sumber daya masyarakat.
4. Dosen PT mempunyai keterikatan dan setia untuk melaksanakan peraturan perundangan
yang berlaku khususnya dalam bidan pendidikan tinggi.
PRINSIP UTAMA
1. Dosen PT selalu jujur dan adil dalam tindakannya, serta menjadi contoh bagi mahasiswa
dalam sikap kejujuran dan keadilannya serta menjauhkan diri dari sifat membeda- bedakan
atas dasar apapun.
2. Dosen PT menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran ilmiah serta menghindarkan diri dari
perbuatan yang melanggar norma masyarakat ilmiah seperti penjiplakan, pemalsuan data
dan sebagainya.
58
3. Dosen PT melaksanakan tugas pendidikan dengan semangat dan kecintaan tinggi terhadap
ilmu pengetahuan yang dibinanya, terus mengembangkan atau meningkatkan
kemampuannya serta mengutamakan peningkatan kemampuan dan kecerdasan anak didik.
4. Dosen PT sebagai anggota masyarakat terhormat dengan harga diri yang tinggi selalu
menghindarkan diri dari perbuatan tercela, dan tidak menyalah-gunakan institusi PT- nya
untuk kepentingan pribadi.
5. Dosen PT dalam melaksanakan tugasnya untuk masyarakat, berperilaku sebagai professional
yang terpercaya penuh, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, serta selalu
menegakkan kehormatan dan nama baik almamater.
59
Lampiran 2 :
ETIKA DAN TATA KEHIDUPAN MAHASISWA DALAM KAMPUS
KAMPUS DAN SIVITAS AKADEMIKA
Kampus merupakan tempat proses belajar dan tempat berlangsungnya misi dan fungsi PT
sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi. Prestasi dan prestise kampus sangat ditentukan oleh
potensi sivitas akademika yang terdiri atas dosen dan mahasiswa.
Yang dimaksudkan dengan dosen adalah staf PT yang bertugas mengajar dan membimbing para
mahasiswa. Sedangkan mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di PT.
Selama menempuh pendidikan, setiap mahasiswa didampingi oleh dosen wali
(pembimbing akademik) yang memberikan pelayanan konsultatif akademik dan mengikuti
perkembangan mahasiswa sejak memasuki dunia kampus hingga masa studi berakhir.
60
POTENSI MAHASISWA
Sebagai peserta didik yang terpilih melalui seleksi, mahasiswa PT mempunyai
potensi sebagai pemikir, tenaga ahli dan tenaga profesional, serta sekaligus sebagai
penopang pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
Sebagai bagian dari generasi muda, mahasiswa dijadikan panutan, tumpuan dan
harapan para pelajar, pemuda dan masyarakat di sekitarnya.
Mahasiswa memiliki kebebasan akademik yang memberi peluang untuk menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penguasaan metoda dan berbagai teori.
FASILITAS PENUNJANG
Untuk menunjang kegiatankemahasiswaan, sebuah PT sebaiknya
dilengkapi dengan fasilitas penunjang antara lain :Masjid dan Mushalla,
Gelanggang OR, Kantin, Apotik, Koperasi, Asrama Mahasiswa,klinik, Konsultasi
Psikologi, Bank, Kantor Pos, Student Center, Student Advisory Center,
laboratorium, dll.
HAK DAN KEWAJIBAN MAHASISWA
Hak Mahasiswa :
Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung- jawab untuk menuntut
ilmu, sesuai dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan
akademik.
Memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik sesuai
dengan minat, bakat, kegemaran dan kemampuan.
Memanfaatkan fasilitas institut dalam rangka kelancaran proses belajar.
61
Mendapatkan bimbingan dari dosen yang bertanggung- jawab atas akademi
yang diikuti dalam penyelesaian studinya.
Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan akademi yang
diikutinya serta hasil belajarnya.
Menyelesaikan studi lebih awal dari jadwal yang ditetapkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
Memperoleh layanankesejahteraan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Memanfaatkan sumber daya PT melalui perwakilan/organisasi
kemahasiswaan.
Pindah ke PT lain atauprogramstudi lain apabila memenuhi
persyaratan.
Ikut serta dalam organisasi kemahasiswaan.
Memperoleh layanan bilamana menyandang cacat.
Kewajiban :
Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi yang
dibebaskan sesuai dengan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku.
Mematuhi semua peraturan, ketentuan dan tradisi akademik yang berlaku di PT.
Memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban
dan keamanan di lingkungan PT.
Menjaga kewibawaan dan nama baik almamater/PT.
Menjunjung tinggi kebudayaan nasional.
Memohon izin ke pimpinan PT (Rektor) apabila mengadakan kegiatan-kegiatan
yang mengatas-namakan institusi PT.
62
Menjaga integritas kepribadiannya sebagai calon intelektual dan generasi penerus
masa depan.
LARANGAN
Mahasiswa dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut :
Menghalang-halangi berlangsungnya kegiatan kurikuler, ko-kurikuler maupun
extra kurikuler di lingkungan kampus.
Menghalang-halangi staf administrasi, dosen, pimpinan PT, atau petugas
pemerintah yang sah lainnya untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya di
lingkungan kampus.
Ikut mencampuri urusan administratif pendidikan, penelitian dan pelayanan
pada masyarakat serta kegiatan lainnya tanpa persetujuan tertulis dari pimpinan
PT.
Melakukan kegiatan yang mengatas-namakan atau menggunakan nama institusi
PT tanpa seizin Rektot.
Melakukan perbuatan yang tidak terpuji, kriminal dan/atau mencemarkan nama
baik almamater.
SANKSI
Mahasiswa bisa dikenakan sanksi bila melanggar ketentuan dan peraturan tata
tertib yang berlaku di PT. Sanksi akademis dapat berupa :
Peringatan lisan/tertulis.
Peringatan dengan masa percobaan.
Pembayaran denda/ganti kerugian.
63
Pencabutan sebagian atau seluruh hak untuk memperoleh pendidikan menurut
bidang ilmu dan minatnya sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan .
Penundaan penyerahan ijazah.
Skorsing atau pemecatan.
Bentuk sanksi-sanksi lain yang ditetapkan oleh peraturan tersendiri yang berlaku di
lingkungan PT.
KIAT MENJADI MAHASISWA TERPUJI
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
Menghargai dosen, karyawan dan sesama mahasiswa.
Senantiasa membina sikap ilmiah, yaitu antara lain berupa hasrat ingin tahu dan
belajar terus menerus, daya analisis yang tajam, jujur, tanggung jawab tinggi,
terbuka dan kritis terhadap pendapat yang berbeda, bebas dari prasangka; serta
menghargai nilai, norma, kaidah dan tradisi keilmuan.
Senantiasa membina sikap profesional, yaitu keinginan untuk mencapai tingkat
kecanggihan yang lebih tinggi, kemandirian dan kemahiran sesuai bidang ilmu
dan bakat, etika profesi yang tinggi , serta kesejawatan yang tinggi.
Tidak membawa dan menyalah-gunakan minuman keras, narkotika, obat terlarang,
senjata tajam, bahan peledak gambar/buku/rekaman pornografi dan alat bantu
perjudian kedalam lingkungan kampus.
Tidak melakukan tindak pelecehan dan pelanggaran seksual.
Tidak memakai sandal dan kaos oblong di dalam kampus.
Tidak menggunakan ruang maupun fasilitas lain di dalam lingkungan kampus untuk
melakukan kegiatan tanpa izin pimpinan atau pejabat yang berwenang.
64
Mematuhi ketentuan yang berkaitan dengan tata tertib lalu- lintas di dalam
lingkungan kampus.
Catatan :
Lampiran ini dikutip dengan perbaikan/penyesuaian seperlunya dari buku
“Etika dan Tata Kehidupan Mahasiswa dalam Kampus” – Bidang
Kemahasiswaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), 1997.
65
La
mpi
ran
3 :
Kinerja Suasana Akademik
Kinerja
INPUT
PROSES/
KEGIATAN
AKADEMIK
OUTPUT
INDIKATOR
KINERJA
(Tolok Ukur)
Suasana
Akademik
1. Mahasiswa
2. Dosen dan
Tenaga
Pendukung
3. Sarana dan
Prasarana
Akademik
4. Kurikulum
Interaksi
Dosen-Mhs
dalam
Kegiatan
Akademik
(Tridharma
PT)
Suasana
Akademik
Kondusif
1. Banyaknya keluhan siv
akademika (dosen/mah
2. Jumlah karya ilmiah m
3. Jumlah PPM dosen
4. Jumlah penelitian, pen
buku dan jurnal dosen
5. Jumlah seminar/ simpo
yang diselenggarakan d
diikuti dosen/mhs
6. Jumlah (rasio) dosen S
dan S3
7. Banyaknya sanksi akad
yang diberikan
8. Kondisi sarana dan pra
akademik
9. Indeks Prestasi Dosen (
10. Prosentase kehadiran
66
dosen/mahasiswa
11. Jumlah buku teks/ref, j
CD-Rom, dll